Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen ...

3
40 K ita tahu bahwa pertahanan negara mempunyai dua fungsi yaitu pertahanan militer dan fungsi pertahanan nirmiliter. Organisasi kemasyarakatan merupakan salah satu fungsi dari pertahanan nirmiliter sebagai bagian dari komponen pendukung. Untuk mempersiapkan komponen pendukung perlu penataan dan pembinaan dalam mendukung pertahanan nirmiliter, oleh sebab itu salah satu penataan dan pembinaan tersebut melalui pembangunan organisasi kemasyarakatan secara dini yang muaranya adalah untuk mempersiapkan komponen pertahanan dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa dan Negara. 1. Militansi Bela Negara Secara hukum, bahwa Komponen Pertahanan Negara adalah amanat dari UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang bersifat semesta atau sistem pertahanan total (total defense system). Secara umum sistem ini memiliki dua fungsi yakni pertahanan militer dan nirmiliter. Di dalamnya, seluruh ancaman, gangguan atau rintangan terhadap penegakan kedaulatan NKRI, integritas wilayah dan keselamatan segenap penduduknya diantisipasi dan ditanggulangi 1 . Fungsi pertahanan militer dilaksnakan oleh TNI melalui operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Sedangkan fungsi pertahanan 1 Budi Susilo Soepandji, Bangga Indonesia Menjadi Komponen Cadangan Tanah Air. Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen Organisasi Masyarakat Oleh : Drs. Panca Mugi Priyatno, M. MHan *) nirmiliter mencakup pertahanan sipil dan kekuatan pertahanan nirmiliter yang dilaksanakan oleh segenap unsur kekuatan bangsa sesuai fungsinya termasuk elemen organisasi masyarakat. Membangun sistem pertahanan Negara harus dilandasi pemahaman sebagai bagian dari membangun bangsa yang bermartabat, besar, kuat dan terhormat. Oleh karena itu sistem pertahanan bersifat semesta, seperti halnya system kesejahteraan, juga dilandasi oleh pilar kebangsaan dan bela Negara yang meliputi patriotisme, Pancasila, NKRI, Pembukaan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Wawasan Nusantara. Bahwa perlu disadari landasan pilar kebangsaan itu tidak dapat tumbuh secara instan, akan tetapi melalui suatu proses yang dilakukan secara terus menerus seiring perjalanan waktu. Untuk menghadapi perubahan masyarakat yang demikian cepat terutama pada jaringan informasi global maka sebagai organisasi kemesyarakatan mempunyai kewajiban mendidik kesadaran politik umat dan masyarakatnya harus cepat tanggap mengisi peluang yang dapat mewujudkan cita-cita luhur bangsa dalam mensejahterakan rakyatnya. Upaya membangun ketahanan masyarakat untuk membela negara, karena situasi dan kondisi masyarakat yang sedang mengalami krisis multi dimensi, sikap apatis dan nasionalisme, lunturnya rasa persatuan, tumbuh suburnya egoism dan hedonism, keburnya pemahaman tentang bela negara yang pada tahap selanjutnya mengarah kepada disintegrasi bangsa. Untuk itu kiranya sangat perlu dan mendesak dalam mencegah kerawanan tersebut. Organisasi kemasyarakatan melalui para tokohnya sebagai salah satu komponen bangsa, kiranya sangat strategis dalam menanamkan nilai- nilai luhur kebangsaan, agar tercipta militansi tinggi dalam bela Negara. 2. Disintegrasi Disintegrasi merupakan terpecahnya suatu struktur dari suatu tatanan Negara. Sadar atau tidak bahwa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yang paling mendasar sifatnya adalah adanya arus globalisasi dan liberalisasi yang mengalir deras. Indikasi adanya pengaruh globalisasi

Transcript of Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen ...

Page 1: Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen ...

40

Kita tahu bahwa pertahanan negara mempunyai dua fungsi yaitu pertahanan militer dan fungsi pertahanan nirmiliter.

Organisasi kemasyarakatan merupakan salah satu fungsi dari pertahanan nirmiliter sebagai bagian dari komponen pendukung. Untuk mempersiapkan komponen pendukung perlu penataan dan pembinaan dalam mendukung pertahanan nirmiliter, oleh sebab itu salah satu penataan dan pembinaan tersebut melalui pembangunan organisasi kemasyarakatan secara dini yang muaranya adalah untuk mempersiapkan komponen pertahanan dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa dan Negara.

1. Militansi Bela NegaraSecara hukum, bahwa Komponen Pertahanan Negara adalah amanat dari UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang bersifat semesta atau sistem pertahanan total (total defense system). Secara umum sistem ini memiliki dua fungsi yakni pertahanan militer dan nirmiliter. Di dalamnya, seluruh ancaman, gangguan atau rintangan terhadap penegakan kedaulatan NKRI, integritas wilayah dan keselamatan segenap penduduknya diantisipasi dan ditanggulangi1. Fungsi pertahanan militer dilaksnakan oleh TNI melalui operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Sedangkan fungsi pertahanan 1 Budi Susilo Soepandji, Bangga Indonesia Menjadi Komponen Cadangan Tanah Air.

Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen

Organisasi MasyarakatOleh : Drs. Panca Mugi Priyatno, M. MHan *)

nirmiliter mencakup pertahanan sipil dan kekuatan pertahanan nirmiliter yang dilaksanakan oleh segenap unsur kekuatan bangsa sesuai fungsinya termasuk elemen organisasi masyarakat.

Membangun sistem pertahanan Negara harus dilandasi pemahaman sebagai bagian dari membangun bangsa yang bermartabat, besar, kuat dan terhormat. Oleh karena itu sistem pertahanan bersifat semesta, seperti halnya system kesejahteraan, juga dilandasi oleh pilar kebangsaan dan bela Negara yang meliputi patriotisme, Pancasila, NKRI, Pembukaan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Wawasan Nusantara. Bahwa perlu disadari landasan pilar kebangsaan itu tidak dapat tumbuh secara instan, akan tetapi melalui suatu proses yang

dilakukan secara terus menerus seiring perjalanan waktu. Untuk menghadapi perubahan masyarakat yang demikian cepat terutama pada jaringan informasi global maka sebagai organisasi kemesyarakatan mempunyai kewajiban mendidik kesadaran politik umat dan masyarakatnya harus cepat tanggap mengisi peluang yang dapat mewujudkan cita-cita luhur bangsa dalam mensejahterakan rakyatnya.

Upaya membangun ketahanan masyarakat untuk membela negara, karena situasi dan kondisi masyarakat yang sedang mengalami krisis multi dimensi, sikap apatis dan nasionalisme, lunturnya rasa persatuan, tumbuh suburnya egoism dan hedonism, keburnya pemahaman tentang bela negara yang pada tahap selanjutnya mengarah kepada disintegrasi bangsa. Untuk itu kiranya sangat perlu dan mendesak dalam mencegah kerawanan tersebut. Organisasi kemasyarakatan melalui para tokohnya sebagai salah satu komponen bangsa, kiranya sangat strategis dalam menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan, agar tercipta militansi tinggi dalam bela Negara. 2. DisintegrasiDisintegrasi merupakan terpecahnya suatu struktur dari suatu tatanan Negara. Sadar atau tidak bahwa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yang paling mendasar sifatnya adalah adanya arus globalisasi dan liberalisasi yang mengalir deras. Indikasi adanya pengaruh globalisasi

Page 2: Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen ...

41

adalah bahwa kita justru semakin melupakan Pancasila, mengabaikan ketahanan nasional, meninggalkan wawasan nusantara, mencabik-cabik persatuan dan kesatuan nasional, meremehkan kewaspadaan nasional, meliberalisasikan sistem ekonomi nasional, melepasbebaskan sistem sosial budaya hingga nyaris tanpa batas serta mengesampingkan upaya penerapan konkrit sishankamrata.

Sesungguhnya, bahwa sishankamrata merupakan konsepi strategi pertahanan “rakyat bersenjata”, sebagai sistem penyangga kekuatan angkatan perang yang terbatas kekuatannya, yang secara universal telah dikembangkan sejak zaman Napoleon Bonaparte, dimana seluruh warga negara wajib berjuang membela negaranya. Sishankamrata yang telah membuktikan keampuhannya di masa lalu dalam menegakkan kedaulatan dan integritas wilayah, harus diupayakan pengembangannya menghadapi tantangan zaman. Strategi akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan kondisi dan situasi, namun semangat bela negara harus delalu berkobar di dada rakyat. Di masa

damai sekalipun, diperlukan semangat bela negara dalam bentuk semangat membangun.

Indonesia teleh berhasil merebut kemerdekaan dan telah berhasil mempertahankannya. Letaknya yang strategis, bentuk wilayah maupun corak penduduknya yang unik merupakan kekuatan, namun juga sekaligus mengandung potensi kerawanan. Bahkan ada pakar yang menyebutkan bahwa secara geografis, Indonesia sesungguhnya merupakan negeri paling tidak integratif. Dengan wawasan kebangsaan yang tepat dengan semangat bela negara yang tinggi kita telah lewati hari demi hari membangun masa depan bangsa.

Masalah yang paling mendasar dalam membangun pertahanan terutama sumber daya manusia adalah semangat bela negara, rakyat sebagai pelaku sishankamrata. Lebih-lebih menghadapi perkembangan yang mengarah pada situasi di mana medan perang berada dalam alam pikiran manusia2 . Bukan hanya rakyat saja namun organisasi kemasyarakatan juga

2 Hary Bagyo, Perang Abad-21 dan Sishankam-rata, Jakarta, Gramedia,1996.

sangat berperan dalam bangkitnya semangat persatuan dan kesatuan. 3. Pemberdayaan MasyarakatOrganisasi masyarakat sebagai basis kekuatan merupakan unsur strategis untuk sarana melakukan rekonsiliasi semangat kebangsaan. Untuk itu setiap organisasi masyarakat melalui basis masanya melakukan usaha menanamkan kembali nilai-nilai dasar bela negara. Disamping itu organisasi masyarakat dapat memberikan dorongan untuk dapat melakukan penyebarluasan konsep wawasan nusantara ataupun wawasan kebangsaan dan strategi pertahanan nasional kepada seluruh pengikutnya.

Satu hal lagi bahwa organisasi masyarakat dapat menyelenggarakan penyebarluasan konsep wawasan kebangsaan dan strategi pertahanan, para pengurus juga dapat ikut serta mengembangkan berbagai rekayasa sosial dalam usaha mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk bela negara, melalui cara:• Rekayasa sosial yang positif untuk

menemukan kembali semangat persatuan dan kesatuan yang dilandasi dengan ketulusan akan makna sebagai bangsa;

• Meningkatkan wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara;

• Melakukan pembinaan terhadap kelestarian nilai-nilai wawasan kebangsaan sehingga wawasan kebangsaan tetap memiliki eksistensi (survival) dan mampu tumbuh kembang (progres) sehingga dapat melahirkan sikap patriotisme, nasionalisma dan semangat bela negara.

Menanamkan rasa bela negara tidak terlepas dari usaha pembudayaan dan pemberdayaan bela negara. Kita tahu bahwa pembudayaan merupakan upaya pemberian pengertian, pemahaman mengenai

Page 3: Membangun Komponen Pertahanan Negara pada Elemen ...

42

bela negara agar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Namun demikian, pembudayaan bela negara perlu memperhatikan perbedaan budaya masyarakat setempat untuk menanggapi tantangan globalisasi. Untuk keberhasilan pembudayaan, perlu diciptakan kondisi dan pengembangan nilai budaya serta pranata sosial yang mendukung pengembangan kesadaran dan kepedulan masyarakat terhadap hak dan kewajiban bela negara. Pembudayaan bela negara dalam aktualisasinya perlu memeperhatikan metode dan cara pendekatan kepada berbagai lapisan masyarakat.

Di sisi lain, bahwa pemberdayaan bela negara dimaksudkan sebagai pemberian kekuatan dan daya kemempuan kepada masyarakat untuk dapat melaksanakan bela negara. Masyarakat yang mempunyai kemampuan bela negara adalah masyarakat yang memiliki kemampuan dan kesadaran melaksanakan hak dan kewajiban dalam berbagai kegiatan sebagai mahluk sosial dan sebagai warga negara. Tentu saja pemberdayaan bela negara perlu diimbangi dengan keteladanan sikap

moral dan rasa kebanggaan nasional.

4. Wawasan KebangsaanPada tahun-tahun terakhir ini telah terjadi berbagai peristiwa politik dan kebudayaan yang pengarunya cukup signifikan dalam membangun organisasi masyarakat yang berwawasan kebangsaan. Akibat yang dirasakan adalah kurangnya tercipta rasa aman dan kegelisahan menghidupkan kegiatan ekonomi. Apakah ini artinya pengembangan karakter bangsa semakin tertinggal, sehingga wawasan kebangsaan (nationhood) dan kemanusiaan tergeser oleh kepentingan ideologi kelompok.Pengembangan organisasi masyarakat sesungguhnya merupakan agenda seluruh bangsa, sejarah juga kebudayaan dan pendidikan dalam arti luas. Pendekatannya sekaligus antara paradigma kesejarahan dan pendekatan pendidikan. Di antara aset budaya yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter bangsa datang dari tradisi agama yang jangkauannya melewati batas generasi dan batas bangsa/negara. Salah satu perubahan yang agaknya sulit dibendung adalah bertemunya

berbagai arus perubahan yang datang dari pengaruh global dan kebangkitan daerah sehingga melahirkan benturan budaya.

Untuk merajut masyarakat yang berwawasan kebangsaan kita perlu membangun dan memelihara nilai-nilai, tradisi, cita-cita bangsa ini yang telah tumbuh dan yang kita sepakati sangat positif nilainya untuk masa depan bangsa dan aset pengembangan peradaban sebuah bangsa. Dalam bahasa manajemen, sebuah masyarakat akan maju dan bertahan jika tumbuh beberapa prinsip, antara lain: integrity, competency (skill), commitment, continuous learning dan visionary. Perpaduan antara integritas dan kompetensi sangat vital untuk membangun kultur yang sehat. Tokoh masyarakat yang menduduki posisi penting sudah seharusnya memiliki kedua kualitas tersebut. Selanjutnya diperlukan prinsip continuous learning dan commitment karena ada tantangan dan perubahan sosial yang berjalan begitu cepat sehingga jika berhenti belajar pasti akan kehilangan kompetensi.

Supaya wawasan kebangsaan terpatri di sanubari perlu pembelajaran yang terus menerus. Mengutip dari Muladi, bahwa proses pendidikan pada dasarnya selalu mengajarkan secara sadar dan terencana paling tidak 3 (tiga) hal yakni mengajarkan ilmu pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan perilaku yang baik (attitude). Di era demokrasi transfer ketiga hal tersebut agar memiliki kesadaran (awareness), menguasai pendalaman (acquaiantance), memiliki kemampuan bersikap (attitude) atau menilai (assesment), dan akhirnya berpengaruh terhadap perilakunya (pattern of behavior).

*) Penulis adalah Kasi Warga Negara Lainnya Subdit SDM Direktorat Komponen Pendukung.