MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI …jokok.8m.net/materi_files/download_files/Membangun...

25
MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: STUDI KASUS DI PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE KABUPATEN SRAGEN OLEH JOKO WARSITO

Transcript of MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI …jokok.8m.net/materi_files/download_files/Membangun...

MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI:

STUDI KASUS DI PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE

KABUPATEN SRAGEN

OLEH JOKO WARSITO

Pendahuluan A.1. Latar Belakang

Koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian Indonesia masih sangat

tertinggal jika dibandingkan dengan BUMN dan swasta. Dengan melihat keadaan

koperasi sekarang dimana campur tangan pemerintah telah menipis, Bank Indonesia

tidak lagi menyediakan kredit program melalui KLBI. Departemen Koperasi dan

UKM telah direduksi peranannya menjadi Kantor Menteri Negara. Bahkan Badan

Pengembangan Koperasi dan UKM yang tadinya berfungsi operasional dan dibiayai

dengan APBN telah dihapus juga, maka koperasi harus bangkit melalui mekanisme

pasar bukan lagi bantuan pemerintah yang bersifat regulation dan develoment.

Koperasi harus kembali pada jatidirinya yaitu self-help and corporation atau

induvidualitet and solidaritet yaitu tumbuh dan berkembang daya swadaya koperasi

itu sendiri. Prinsip-prinsip koperasi harus berpegang teguh dalam mengahadapi

tantangan pasar, dimana harus dibuktikan bahwa nilai-nilai etik, prinsip demokrasi

dan pengawasan bersama atas keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela

mampu menjadi modal utama bagi koperasi dalam membentuk gerakan yang bersifat

global.

Koperasi Indonesia memang tidak tumbuh secemerlang sejarah koperasi di

Barat dan sebagian lain tidak berhasil ditumbuhkan dengan percepatan yang

beriringan dengan kepentingan program pembangunan lainnya oleh Pemerintah.

Krisis ekonomi telah meninggalkan pelajaran baru, bahwa ketika Pemerintah tidak

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

1

berdaya lagi dan tidak memungkinkan untuk mengembangkan intervensi melalui

program yang dilewatkan koperasi justru terkuak kekuatan swadaya koperasi.

Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia

tercatat sebanyak 103.000 unit lebih,dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak

26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibandingkan dengan jumlah koperasi per-

Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi

aktif juga mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan. Jumlah koperasi

aktif per-November 2001 sebanyak 96.180 unit (88,14 persen) dimana sebagian besar

bercorak usaha dengan skala kecil. Peningkatan jumlah koperasi hingga dua kali lipat

dari tahun 1998 sampai dengan 2001, merupakan respon dari terbuka luasnya

pembukaan koperasi yang tidak tergantung pada penjenisan maupun usaha koperasi,

yaitu dengan pencabutan inpres 4/1984 dan lahirya inpres 18/1998, sehingga

dimungkinkan koperasi dapat melakukan aliansi usaha baik secara vertikal maupun

horizontal. Dan jika melihat perkembangan koperasi hingga saat ini, koperasi

memang masih memberikan harapan cukup besar bagi kita.

Secara umum koperasi di dunia akan menikmati manfaat besar dari adanya

perdagangan bebas, karena pada dasarnya perdagangan bebas akan membawa pada

persaingan yang lebih baik dan membawa pada tingkat keseimbangan harga yang

wajar dan efisien. Secara teoritis sumber kekuatan koperasi sebagai badan usaha

dalam konteks kehidupan perekonomian, dapat dilihat dari kemampuan koperasi

untuk menciptakan monopoli dengan derajat monopoli tertentu, tetapi ini kekuatan

semu dan sifatnya merugikan masyarakat bukan anggota koperasi. Sumber kekuatan

lainnya adalah kemampuan dalam memanfaatkan berbagai potensi external

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

2

economies yang timbul di sekitar kegiatan ekonomi para anggotanya. Dan kehematan

tersebut hanya dapat dinikmati secar bersama-sama, termasuk dalam hal menghindari

diri dari adanya external diseconomies itu (padangan secara sosioekonomi).

Kehematan-kehematan yang dapat menjadi sumber kekuatan koperasi memang

tidak terbatas pada nilai ekonomis semata. Kekuatan itu juga dapat menjadi sumber

dari faktor non ekonomis yang berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi anggotanya.

Koperasi juga memberikan keuntungan yang bersifat sosial, selain memberikan

manfaat ekonomi koperasi juga memiliki perhatian terhadap aspek sosial seperti

pendidikan, suasana sosial kemasyarakatan, lingkungan hidup(dibahas dari manfaat

mekanisme koperasi).

Kemanfaatan dan kehematan yang dimiliki koperasi menjadi modal utama

koperasi untuk lebih unggul jika dibandingkan badan usaha lainnya. Keunggulan

koperasi menjadi sesuatu yang unik dan tidak gampang untuk ditiru oleh badan usaha

lainnya dalam perekonomian global.

Menyambut pengeseran tatanan ekonomi dunia yang terbuka dan bersaing

secara ketat, gerakan koperasi dunia telah menetapkan prinsip dasar untuk

membangun tindakan bersama. Tindakan bersama tersebut terdiri dari tujuh garis

perjuangan sebagai berikut :

1. Koperasi akan mampu berperan secara baik kepada masyarakat ketika

koperasi secara benar berjalan sesuai jati dirinya sebagai suatu organisasi

otonom, lembaga yang diawasi anggotanya dan bila mereka tetap berpegang

pada nilai dan prinsip koperasi.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

3

2. Potensi koperasi dapat diwujudkan semaksimal mungkin hanya bila

kekhususan koperasi dihormati dalam peraturan perundangan.

3. Koperasi dapat mencapai tujuannya bila mereka diakui keberadaannya dan

aktifitasnya;

4. Koperasi dapat hidup seperti layaknya perusahaan lainnya bila terjadi "fair

playing field".

5. Pemerintah harus memberikan aturan main yang jelas, tetapi koperasi dapat

dan harus mengatur dirinya sendiri di dalam lingkungan mereka (self-

regulation).

6. Koperasi adalah milik anggota dimana saham adalah modal dasar, sehingga

mereka harus mengembangkan sumberdayanya dengan tidak mengancam

identitas dan jatidirinya, dan

7. Bantuan pengembangan dapat berarti penting bagi pertumbuhan koperasi,

namun akan lebih efektif bila dipandang sebagai kemitraan dengan

menjunjung tinggi hakekat koperasi dan diselenggarakan dalam kerangka

jaringan.

A.2. Profil Primer Koperasi Tahu/Tempe Indonesia (PRIMKOPTI) Sragen

A.2.1 Sejarah Singkat

Profil Primer Koperasi Tahu/Tempe Indonesia (PRIMKOPTI) Sragen

merupakan satu dari sekian puluh koperasi yang berkecimpung dalam bidang usaha

yang sama, dimana berada dalam koordinasi Sekunder Koperasi Tahu/Tempe

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

4

Indonesia (KOPTI). PRIMKOPTI Sragen didirikan pada tanggal 15 Juni 1986, dan

berkantor di Jl. Diponegoro No. 15 Sragen Jawa Tengah.

Koperasi yang mengayomi 215 anggota yang bergerak dalam usaha pembuatan

tahu dan tempe yang tersebar di 13 kecamatan di kabupaten Sragen ini, Seperti

halnya Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh Indonesia, PRIMKOPTI Sragen juga

lahir dari pembinaan pemerintah, sehingga pada masa lalu keberadaanya sangat erat

hubungannya dengan program pemerintah.

A.2.2. Usaha koperasi

Usaha yang dijalankan oleh PRIMKOPTI Sragen adalah sebagai berikut:

1. Usaha pengadaan bahan baku produksi tahu dan tempe (sebagai usaha pokok

koperasi) untuk mendukung usaha para anggota.

2. Usaha simpan pinjam, untuk membantu kelancaran modal usaha anggota.

3. Usaha koperasi kosumsi, usaha melayani masyarakat.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

5

A.2.3. Struktur organisasi koperasi

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

PENGAWAS

BAGIAN PERSONALIA

BAGIAN TATA USAHA DAN

ADMINISTRASI

BAGIAN PENGADAAN DAN

SIRKULASI BARANG

KOPTI PUSAT

KARYAWAN

MANAJER

BAG IAN KEUANGAN

BAGIAN PEMASARAN

DISTRIBUTOR KECAMATAN (ANGGOTA)

Keterangan:

(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kedaulatan tertinggi dalam koperasi. (2) KOPTI Pusat merupakan sekunder Koperasi Tahu/Tempe Indonesia yang mengkoordinasi seluruh primer

Koperasi Tahu/Tempe Indonesia yang berpusat di Samarang. (3) Pengawas, merupakan badan yang dibentuk oleh rapat anggota yang bertugas menjalankan pengawasan

terhadap kinerja pengurus koperasi dan kegiatan usahanya. (4) Pengurus, merupakan anggota koperasi yang dipilih oleh rapat anggota dengan tugas organisasi koperasi. (5) Manajer, merupakan orang yang bertanggungjawab terhadap jalannya usaha koperasi secara profesional

(anggota maupun non anggota). (6) Bagian, merupakan bidang yang dikepalai oleh seorang kepala bagian dengan tanggungjawab menjalankan

usaha masing-masing bidang yang telah ditentukan. Manajer dipilih dan diperhentikan oleh pengurus dari anggota maupun non anggota.

(7) Karyawan, merupakan orang (anggota maupun nonanggota) yang berkerja pada perusahaan koperasi. (8) Distributor Kecamatan, merupakan bagian koperasi yang sifatnya tidak tetap dalam struktur organisasi,

dimasukan dalam struktur organisasi karena dianggab sangat berperan dalam saluran pemasaran di tingkat kecamatan. Yang menjadi distributor adalah anggota dan tuganya melayani anggota di tingkat kecamatan.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

6

Membangun Keunggulan Kompetensi Koperasi

Ketika koperasi dihadapkan secara langsung pada mekanisme pasar, maka

untuk menjamin koperasi dapat bersaing dan meneruskan usahanya dibutuhkan

strategi usaha yang jitu. Koperasi memiliki kemampuan dalam memanfaatkan

berbagai potensi external economies yang timbul di sekitar kegiatan ekonomi para

anggotanya. Dan kehematan tersebut hanya dapat dinikmati secara bersama-sama,

termasuk dalam hal menghindari diri dari adanya external diseconomies itu

(padangan secara sosioekonomi). Dalam menghadapi era globalisasi ditegaskan

pentingnya nilai etik yang harus dijunjung tinggi berupa: kejujuran, keterbukaan,

tanggungjawab sosial, dan kepedulian pada pihak lain (honesty, openness, social

responsibility and caring the others: ICA 1995), dimana dijadikan filosofi bagi

koperasi dalam menjalankan kinerjanya.

Potensi-potensi yang dimiliki koperasi dapat digunakan sebagai modal utama

bagi koperasi untuk dapat bersaing dalam pasar, potensi koperasi tersebut akan

membentuk keunggulan kompetensi secara alamiah. Keunggulan kompentensi yang

dimaksud adalah kemampuan yang memungkinkan organisasi dalam memberikan

manfaat kepada pelanggang secara fundamental (Gary Hamal & Prahalad :1994). Jika

kita melihat keunggulan kompetensi yang dimiliki koperasi dapat bersumber dari

beberapa hal sebagai berikut:

1. Keunikan koperasi dalam bersaing tidak dapat ditiru oleh badan usaha apapun

dalam perekonomian Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kriteria identitas

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

7

dimana anggota merupakan pemilik usaha dan pelanggan bagi koperasi

(monopolistik semu).

2. Koperasi mampu memberikan kontribusi kepada konsumen (anggota maupun

non-anggota) dalam bentuk nilai dan biaya atas produk yang lebih baik, contoh:

untuk anggota koperasi dapat memperoleh produk koperasi dengan harga yang

lebih murah karena orientasi dari koperasi adalam melayani anggota dengan

baik bukan penumpukan modal.

3. Low cost strategy, koperasi mengandalkan keunggulan biaya rendah dalam

menghasilkan produk. Biaya yang rendah didapat dari; pekerjaan berskala

ekonomis, EOQ dalam fungsi pengadaan bahan baku yang efisisen.

4. Nilai-nilai jatidiri dalam bentuk prinsip koperorasi yang mendasari kinerja

koperasi, hal ini lebih memungkinkan koperasi diterima oleh masyarakat karena

dinilai lebih bermasyarakat, tanggungjawab sosial yang tinggi, kekeluargaan

dan lain-lain.

Untuk membangun keunggulan kompentensi koperasi diperlukan tatanan koperasi

yang kuat baik secara organisasi maupun manajemen usaha koperasi itu sendiri.

B.1. Manajemen Sumberdaya Manusia

Menurut Prof. Mubyarto bahwa koperasi merupakan kumpulan orang bukan

kumpulan modal, dan dalam prinsip koperasi telah diterangkan bahwa koperasi lebih

mengutamakan anggota daripada modal dan perlunya penddikan bagi para anggota,

koperasi. PRIMKOPTI menempatkan manajemen sumberdaya manusia (anggota)

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

8

sebagai program utama dalam pengembangan koperasi, dan disadari bahwa kekuatan

koperasi terletak pada anggota.

PRIMKOPTI Sragen sadar bahwa untuk membangun koperasi yang kuat secara

organisasi maupun usaha koperasi dan untuk memaksimalkan fungsi dan kinerja

koperasi, maka diperlukan pelatihan dan pengembangan bagi sumberdaya manusia

bagi:

1. Pengurus dan Pengawas

a) Pelatihan pengetahuan berkoperasi dengan mengikut sertakan dalam

seminar dan lokakarya koperasi.

b) Pelatihan kepemimpinan

2. Manajer

a) Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan dengan pelatihan dan

pengembangan keterampilan melakukan manajemen koperasi melalui

seminar dan workshop.

3. Karyawan

a) Pendidikan keterampilan kerja oleh manajer tiap bidang.

b) Membina dan mengembangkan serta memantapkan prestasi yang baik

dalam karier.

c) Pelatihan tim kerja untuk memantapkan kinerja dan pengabdian bagi

koperasi.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

9

4. Anggota

a) Penyuluhan teknik produksi tahu dan tempe oleh badan pemerintah terkait

(LIPI), untuk meningkatkan produktivitas anggota (pengusaha tahu/tempe)

serta peningkatan mutu hasil pertanian.

b) Pendidikan koperasi bagi para anggota melalui sarasean maupun rembuk

desa.

B.2. Manajemen Pengadaan

Jika kita melihat secara lebih eksplisit peran dari PRIMKOPTI secara

sosioekonomi adalah membantu unit usaha anggota dengan cara menyediakan atau

menyuplai kebutuhan bahan baku produksi. Pembelian bahan baku produksi yang

teratur akan membawa akibat-akibat yang positif bagi usaha anggota antara lain

berupa:

1. Hubungan yang baik dengan suplier bahan baku dapat berlangsung secara

berkesinambungan (continue) ndan pengurusanya lebih mudah. Hal ini akan

menimbulkan ketepatan penyerahan bahan, mutu barang yang selalu terjaga.

2. Harga dari pembelian bahan baku dapat lebih ditekan, dengan sistem pembayaran

yang baik.

3. Adanya hubungan yang baik dengan anggota. Pengadaan yang ekonomis akan

berdampak secara langsung pada kelancaran kegiatan usaha anggota, karena

anggota dapat memperoleh bahan baku secara lancar dengan harga yang lebih

murah.

Dalam proses pengadaan bahan perlu memperhatikan beberapa hal:

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

10

1. Standardisasi bahan baku, menjelaskan standar barang yang akan digunakan.

2. Suplier bahan baku, menjelaskan tentang dimana saja bahan baku dapat diperoleh.

3. Syarat pembelian, menjelaskan syarat pembelian yang diberikan oleh suplier dan

mengukur kemampuan keuangan anggota.

4. Cara penyimpanan, menjelaskan bagaimana penyimpanan bahan baku disertai

biaya yang dikeluarkan ubtuk penyimpanan barang. Perencanaan kapasitas ruang

dan letak gudang.

5. Kapasitas produksi anggota, menjelaskan kapasitas produksi usaha anggota,

informasi ini dilakukan dengan melakukan peramalan terhadap produksi anggota

dengan data produksi anggota sebelumnya dan analisis ekonomi lainnya.

B.2.1. Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity merupakan volume atau jumlah pembelian yang

paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap pembelian. Dengan EOQ koperasi

dapat meminumkan biaya yang dikeluarkan dalam hal biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan. Adapun alasan digunakannya metode ini oleh PRIMKOPTI adalah:

1. Tidak tersedianya dana atau kapital yang besar untuk mendukung pengadaan yang

besar.

2. Kebutuhan bahan baku yang relatif stabil untuk periode tertentu.

3. Harga bahan baku relatif stabil untuk periode tertentu.

4. Bahan baku kemungkinan besar tersedia di pasar input.

5. Bahan baku tidak terikat dengan dengan bahan lainya, terkecuali bahan tersebut

diperhitungkan tersendiri dalam EOQ.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

11

B.3.2 Hubungan manajemen pengadaan dengan manajemen pemasaran

MEKANISME ALUR PENGADAAN BAHAN BAKU

PRIMKOPTI SRAGEN

Fungsi Pengadaan

Fungsi Pemasaran

KEPUTUSAN PENGADAAN BARANG

BAGIAN GUDANG (PERSEDIAN)

BAGIAN PEMASARAN

DISTRIBUTOR KECAMATAN (ANGGOTA)

DISTRIBUTOR KECAMATAN (ANGGOTA)

• FORECAST KEBUTUHAN PRODUKSI ANGGOTA

• KAPABILITAS KOPERASI (KEMAMPUAN MODAL USAHA KOPERASI)

• BIAYA OPERASIONAL PENGADAAN

• BIAYA PENYIMPANAN • METODE EOQ

MASYARAKAT (NON ANGGOTA)

• STANDAR BAHAN BAKU • MEKANISME PEMBAYARAN • KUALITAS BARANG • KETERSEDIAN BARANG

KONSUMEN (ANGGOTA)

PASAR INPUT

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

12

B.3. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,

penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi1.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa koperasi akan menghadapi mekanisme pasar

yang mengisyarakat pertumbuhan global. Pergerasan orientasi produk ke orientasi

pasar juga berlaku bagi koperasi.

Dalam manajemen pemasaran yang dilakukan oleh PRIMKOPTI menyangkut

beberapa konsep penting:

B.3.1. Konsep produk

Konsumen atau anggota koperasi akan lebih menyukai produk-produk yang memiliki

ciri yang bermutu, berkinerja, dan inovatif. jika mengingat fungsi utama dari

PRIMKOPTI adalah membantu para anggota dalam menjalakan usahanya (seperti hal

dalam sosioekonomi koperasi), maka Untuk mampu memberikan produk yang

bermutu kepada anggota maka dilakukan proses sebagai berikut:

1. Menentukan pasar sasaran, pasar sasarannya adalah anggota koperasi yang

memiliki usaha produksi tahu atau tempe.

2. Menentukan, berikut kebutuhan produksi tahu dan tempe

Jenis Produksi Bahan Baku Bahan Pendukung Tempe Kedelai US Kencana

Alternatif bahan baku: US Super 01 US Super 02

Ragi tempe/ Inokulum tempe (prosuksi LIPI)

Plastik pembungkus

Tahu Kedelai H 37 (kedelai lokal)

1 Philip Kotler , Manajemen Pemasaran, PT Prenhalindo, Jakarta, Jilid 1, Hal 9

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

13

B.3.2. Konsep penjualan

Konsep penjualan berkeyakinan bahwa konsumen (anggota) dan perusahaan

bisnis (koperasi), jika dibiarkan, tidak akan teratur membeli cukup banyak produk

yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu diperlukan usaha penjualan

dan promosi yang lebih agresif. Dari konsep ini anggota dianggab menunjukan

kelembaman atau penolakan untuk membeli produk koperasi. Hal ini bisa saja

berlaku walaupun kriteria indentitas sudah memastikan adanya monopolistik semu,

tapi anggota sebagai unit produksi akan cenderung mencoba mencari pemuasan

dalam pembelian, dan kadang mereka tidak menghiraukan koperasi dimana ikut

dimilikinya, kencenderungan ini dapat dikarenakan oleh: harga yang kurang

ekonomis, pelayanan yang kurang memuaskan, kualitas produk yang buruk, dan lain-

lain.

Permasalahan seperti di atas harus dijawab oleh PRIMKOPTI dengan cara

mengatur mekanisme penjualan yang baik dan promosi langsung kepada anggota.

Adapun cara yang ditempuh dengan:

1. Mengefektifkan partisipasi anggota dalam kebijaksanaan penentuan produk yang

akan dijual oleh koperasi.

2. Melakukan strategi biaya terendah dalam pengadaan produk (berkaitan dengan

EOQ dalam manajemen pengadaan). Hal ini bertujuan untuk menekan harga

produk.

3. Menganalisis lingkungan untuk mengenal ancaman dan peluang yang timbul dari

saingan bisnis, hal ini bertujuan untuk menganalisa ancaman yang mungkin

muncul untuk dapat segera diantisipasi dan peluang yang harus segera disikapi.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

14

Analisis lingkungan sangat berguna sebagai referensi dalam strategi penentuan

harga produk.

4. Menentukan sistem pembelian yang lunak kepada anggota, hal ini dimaksudkan

untuk memacu pertumbuhan produksi anggota yang pada akhirnya memacu

pertumbuhan koperasi.

B.3.3. Konsep Pemasaran Terpadu

Konsep pemasaran terpadu mengisyaratkan bahwa pemasaran merupakan suatu

sistem yang terpadu, dimana seluruh bagian (departemen /unit kerja) koperasi

memiliki agar memiliki dayaguna terhadap proses pemasaran, sehingga kegiatan

dapat berjalan secara efektif dan efisien.

PELANGGAN (ANGGOTA)

MANAJEMEN MENENGAH

PETUGAS LINI DEPAN

MANAJEMEN PUNCAK

Bagan ini cukup menjelaskan bahwa koperasi harus berorientasi pada pelanggan

anggota, kerena keberlangsungan koperasi sangat tergantung dari usaha dan produksi

anggota.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

15

B.3.4. Konsep kemampuan menghasilkan keuntungan

Tujuan akhir dari proses pemasaran adalah membantu koperasi mencapai

tujuan, adapun tujuan utama dari koperasi selain melayani anggota, koperasi

membutuhkan laba atau keuntungan mengembangkan usaha koperasi. Untuk

mengetahui kemampuan dalam menghasilkan modal dapat dihitung dengan

Rentabilitas modal koperasi.

B.4. Manajemem Pembelajaan

Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi yang penting dalam menjalankan

roda perusahaan dalam aktivitas perusahaan untuk mencari dan memperoleh dana

untuk digunakan secara efisien. Seiring dengan adanya alibi bahwa semakin besar

modal maka semakin besar usaha yang dijalankan, hal ini juga berlaku bagi

PRIMKOPTI dimana manajemen pembelanjaan diterapkan seefisien mungkin.

Pembelajaan yang dilakukan oleh dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Pembelanjaan Internal PRIMKOPTI

Pembelanjaan internal merupakan usaha yang dilakukan dengan efisien agar

pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari

dalam perusahaan koperasi sendiri. PRIMKOPTI memperoleh dari dana internal dari

berbagai sumber:

• Simpanan-simpanan anggota, berupa simpanan pokok dan simpanan

wajib, dimana semakin banyak anggota koperasi maka semakin besar

modal yang akan diperoleh.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

16

• Sisa Hasil Usaha yang tidak dibagikan dan cadangan-cadangan dana usaha

yang tidak terpakai.

• Simpanan sukarela anggota yang sifatnya hutang usaha.

• Simpanan wajib khusus bagi anggota yang berpenghasilan besar dalam

koperasi.

2. Pembelanjaan Eksternal PRIMKOPTI

Pembelanjaan eksternal merupakan usaha pemenuhan kebutuhan dana dari

sumber luar koperasi. PRIMKOPTI memperoreh dalam pengembangan usahanya

praktis membutuhkan bantuan dana sektor eksternal, adapun jenis pembelanjaan

eksternal yang diusahakan:

• Bantuan dari pemerintah dalam bentuk pinjaman jangka panjang dengan

bunga rendah.

• Kredit perbankan yang menawarkan program pinjaman lunak koperasi.

• Hutang usaha dari pembeli dan mitra usaha.

• Pinjaman dari sektor lainnya yang sifatnya tidak bertentangan dengan

AD/ART PRIMKOPTI.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

17

Analisis Sebuah Kasus Pengadaan di PRIMKOPTI

C.1. Kasus Manajemen Pengadaan Data produksi tahu/tempe anggota PRIMKOPTI Januari s/d November 2001

No Bulan Produksi Tempe (Y1)

Produksi Kedelai (Y2) x 2x XY1 XY2

1 Jan 95850 112685 0 0 0 02 Feb 93950 110300 1 1 93950 1103003 Mar 92683 109435 2 4 185366 2188704 Apr 90595 105246 3 9 271785 3157385 May 92595 102325 4 16 370380 4093006 Jun 92650 108542 5 25 463250 5427107 Jul 95698 107365 6 36 574188 6441908 Aug 90765 106253 7 49 635355 7437719 Sep 93682 107236 8 64 749456 857888

10 Oct 93285 106325 9 81 839565 956925∑ 931753 1075712 45 285 4183295 4799692

Forecast produksi tahu/tempe untuk bulan Desember 2001

Produksi tempe

Y = a + bx

(setelah dilakukan olah data diperoleh nilai a = 93698.58 ; b = -116.285)

Forecast produksi tempe untuk bulan Desember 2001 => x = 11

Y = a + bx

Y = 93.698,58 –116,285 (11)

= 92.419,45 Kg = 93.000 Kg

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

18

Produksi tahu

Y = a + bx

(setelah dilakukan olah data diperoleh nilai a = 109808,2 ; b = -497,115)

Forecast produksi tempe untuk bulan Desember 2001 => x = 11

Y = a + bx

Y = 109.808,2 - 497,115 (11)

= 104.340 Kg = 105.000 Kg

Data Perubahan Harga Bahan Baku Produksi Tahu/Tempe per-31 Oktober 2001

No Harga Kedelai (BB Tempe)

Harga Kedelai (BB Tahu) Kurs $ (x)

1 2250 2550 82402 2300 2650 83203 2350 2850 84604 2450 2850 84755 2550 2900 84806 2750 3050 85107 2850 3150 85208 2900 3450 86409 3050 3500 8780

10 3250 3650 8950Jumlah 26700 30600 85375

Forecast Harga Bahan Baku Produksi Tempe (US Kencana)

Y = a + bx

(setelah dilakukan olah data diperoleh nilai a = -10490,32; b = 1,54)

Forecast untuk bulan Desember 2001 => x = 8420 atau $1 = Rp 8420,-

Y = a + bx

Y = -10490,32 + 1,54 (8420)

= Rp 2488,- = Rp 2500,-

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

19

Forecast Harga Bahan Baku Produksi Tahu (Kedelai H 37)

Y = a + bx

(setelah dilakukan olah data diperoleh nilai a = -11585.10; b = 1.71)

Forecast untuk bulan Desember 2001 => x = 8420 atau $1 = Rp 8420,-

Y = a + bx

Y = -11585.10+ 1.71 (8420)

= Rp 2858,- = Rp 2900,-

Economic Oreder Quantity (EOQ)

Asumsi yang digunakan:

1. Biaya penyimpanan (biaya tempat penyimpanan, biaya pemeliharaan

bahan, biaya asuransi, administrasi gudang) ditetapkan 25% dari harga

produk per-kwuintal (1 Kw = 100 Kg).

2. Biaya pemesanan Rp. 1.500,- per-Kuintal (biaya transportasi, administrasi

pemesanan, biaya bongkar muat)

3. EOQ dihitung dengan periode 1 bulan

4. Mekanisme pembayaran 20% pembayaran di muka dan 80% dibayar

dalam pemesannya berikutnya.

EOQ pengadaan bahan baku produksi tempe (kedelai US kencana)

768.6%25250000

150093022====

xxx

PxIxRxSEOQ

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

20

Jadi Pembelian dilakukan adalah 7 x yaitu 13.500 Kg untuk pemesanan ke-1 s/d

ke-6 dan 12.000 Kg untuk pemesanan ke-7

EOQ pengadaan bahan baku produksi tahu (kedelai H37)

759,6%25290000

1500105022====

xxx

PxIxRxSEOQ

Jadi pembelian diadakan sebanyak 7 x atau 150.000 kg sekali pemesanan

Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulan Desember 2002

Biaya Pemesanan 1500Biaya Penyimpanan 25%Pelunasan hutang pembelian akhir november 2002 94500000 US Kencana 98000000 H 37

Jenis Keterangan Tahap 1 Tahap 2 Total (Desember)Pembelian 46500 4650 51150Pembayaran Awal 20% 23250000 2325000 25575000Pelunasan hutang 94500000 93000000 187500000 Biaya Pemesanan 232500 23250 255750

Kedelai US Kencana

Biaya Penyimpanan 29062500 2906250 31968750Total 147045000 98254500 245299500

Pembelian 52500 52500 105000Pembayaran Awal 20% 30450000 30450000 60900000Pelunasan hutang 98000000 9300000 107300000 Biaya Pemesanan 262500 262500 525000

Kedelai H 37

Biaya Penyimpanan 32812500 32812500 65625000Total 161525000 72825000 234350000Jumlah total 308570000 171079500 479649500

C.1. Analisis Kasus

C.2.1 Perkembangan usaha anggota

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

21

Dengan jumlah produksi anggota kita dapat melihat bahwa usaha koperasi dibangun

oleh usaha produksi anggota, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Forecast produksi anggota cenderung untuk naik walau terjadi fluktuasi

produksi anggota, baik untuk produksi tempe maupun tahu keduanya

memiliki hubungan positif terhadap nilai x atau perkembangan produksi

perbulan.

2. Jumlah produksi tiap bulan menunjukkan betapa besar potensi usaha anggota

yang akan perpengaruh langsung pada usaha koperasi, dan untuk

mempertahan dan meningkatkan konsisi ini koperasi harus meningkat

hubungan yang baik dengan anggota, karena diluar ada persaingan melalui

mekanisme pasar yang setiap saat mampu mengahancurkan usaha koperasi

3. Jika produktivitas anggota ditingkatkan dengan mengadakan penyuluhan

maka akan berdampak langsung terhadap usaha koperasi.

C.2.2. Perkembangan usaha koperasi

Perkembangan usaha koperasi menunjukkan perkembangan yang baik. Dari

forecast untuk bulan Desember 2002 perlu diperhatikan beberapa hal:

1. Adanya kecenderungan yang positif terhadap volume usaha yang dilihat dari

volume pembelian untuk pengadaan cenderung naik, hal ini akan berdampak

pada perkembangan koperasi dimasa yang akan datang.

2. Jika menggunakan EOQ diharap adanya penekanan terhadap harga pokok

produksi, karena hampir 70 % harga pokok produksi adalah bahan baku., hal

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

22

ini juga akan berdampak pada penekanan harga produk yang akan di bayar

konsumen dan akan berakibat positif terhadap produksi anggota.

3. Dengan EOQ diharapkan koperasi dapat bersaingan dalam mekanisme

pasar, karena selama ini koperasi pada umum diuntungkan dengan

persaingan monopolistik yang bersifat semu pada sistem koperasi (ingat

kriteria identitas koperasi).

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

23

Kesimpulan

1. Koperasi secara alamiah memliki keunggulan kompetensi, dimana menjadi

modal dasar bagi koperasi untuk menjamin tetap tegaknya usaha koperasi di

era globalisasi

2. Untuk membangun keunggulan kompentensi koperasi dibutuhkan manajemen

koperasi yang mampu memberikan koperasi keunikan dalam usaha yang

mampu menciptakan nilai atas produk ke anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya secara fundamental.

3. PRIMKOPTI memiliki usaha utama dalam hal pengadaan bahan baku

produksi tahu/tempe bagi anggotanya, dimana untuk memperoleh keunggulan

kompentensi dalam berusaha dilaksanakan kebijakan yang memberikan

pelayan yang terbaik bagi anggotanya dengan cara memberikan produk yang

terbaik melalui penekanan kualitas barang, kebijakan menekan harga dengan

metode usaha yang benar dan efisien dan membina relationship marketing

terhadap anggota melalui pembinaan anggota yang berkesinambungan baik

dalam hal produktivitas dan pegetahuan berkoperasi.

4. Fungsi-fungsi manajemen yang terpadu merupakan syarat utama

PRIMKOPTI dalam menciptakan usaha yang efektif dan efisien.

MENBANGUN KEUNGGULAN KOMPETENSI KOPERASI: BELAJAR AKAR RUMPUT PRIMER KOPERASI TAHU/TEMPE INDONESIA (KOPTI) SRAGEN

24