membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

19
BAB II BUDAYA DEMOKRASI KD. 2.3 Menganalisis Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia sejak Orla, Orba dan Reformasi Indikator 2: Membandingkan demokrasi yang diterapkan di Indonesia pada masa Orla, Orba dan Reformasi Anggota: 1. Anna Amalia M (03) 2. Putri Diyant Astuti (25)

Transcript of membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Page 1: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

BAB II BUDAYA DEMOKRASI

KD. 2.3 Menganalisis Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia sejak Orla, Orba dan ReformasiIndikator 2: Membandingkan demokrasi yang diterapkan di Indonesia pada masa Orla, Orba dan Reformasi

Anggota:1. Anna Amalia M (03)2. Putri Diyant Astuti (25)

Page 2: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

PETA KONSEP:PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA,terdapat beberapa periode:Peride Orde Lama

(5 Juli 1959 - 11 Maret 1966)Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17

Agustus 1950)

Periode berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)

Periode berlakunya kembali UUD 1945 (5 Juli 1959 - sekarang)

Periode Orde Baru (11 Maret 1966 - 1998)

Periode Rerformasi (21 Mei 1998 - sekarang)

Page 3: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

A. Peride Orde Lama (5 Juli 1959 - 11 Maret 1966)

1. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)

Cara kerja:

a. Bentuk negara pada saat itu adalah kesatuan.

b. Negara yang bersatu kesatuan bangsa Indonesia dan satu kesatuan wilayah Indonesia.

c. Bentuk pemerintahan adalah republik.

d. Menganut prinsip pembagian kekuasaan (distribution of power), yaitu negara dikelola oleh 4 lembaga, sebagai berikut: Legislatif, yang dijalankan oleh DPR. Eksekutif, yang dijalankan oleh Presiden. Eksaminatif (mengevaluasi), kekuasaan inspektif

(mengontrol), atau kekuasaan auditatif (memeriksa), yang dijalankan oleh BPK.

Yudikatif, yang dijalankan oleh Mahkamah Agung.

Page 4: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kelemahan:

a. Belum terbentuk lembaga – lembaga negara seperti yang dikendaki UUD 1945, hanya ada presiden, wakil presiden, menteri – menteri serta Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

b. Segala kekuasaan dijalankan oleh presiden yang dibantu oleh KNIP.

c. Setelah muncul Maklumat Wakil Presiden No. X tgl 16 Oktober 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam 2 badan, yaitu kekuasaan legislatif dajalankan oleh KNIP dan kekuasaan – kekuasaan lainnya masih dipegang oleh presiden sampai tgl 14 Nopember 1945. Setelah keluar Maklumat pemerintah tgl 14 Nopember 1945, kekuasaan eksekutif yang semula berada di tangan presiden beralih ke tangan perdana menteri sebagai konsekuensi terbentuknya sistem pemerintahan parlementer.

(SUMBER: Grafindo hal 25 – 26/dengan perubahan)

Page 5: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kesimpulan: Pada tgl 18 Agustus 1945 berlaku demokrasi dengan

sistem presidensial dengan kekuasaan presiden yang cukup luas karena belum terbentuk lembaga – lembaga negara seperti halnya kekuasaan MPR, DPR, dan DPA. Saat itu hanya dibantu oleh wakil presiden dan KNIP dalam menjalankan pemerintahan.

Pada tgl 14 Nopember 1945 diberlakukannya demokrasi sistem parlementer sebagai awal tumbuhnya demokrasi liberal dengan sistem multipartai. Perubahan sistem demokrasi ini akibat dari adanya usulan memorandum dari beberapa anggota KNIP, yaitu sebagai berikut: Agar presiden menggunakan kekuasaan istimewanya

untuk membentuk MPR. Sebelum terbentuknya MPR, anggota KNIP

menginginkan perannya sebagi MPR, baik fungsi maupun tugas.(SUMBER: Yudhistira hal 30 – 31)

Page 6: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)

Cara kerja:

a. Perdana menteri bersama para menteri, baik secara bersama maupun sendiri – sendiri bertanggung jawab kepada parlemen.

b. Pembentukan kabinet didasarkan pada kekuatan – kekuatan yang ada dalam parlemen.

c. Para anggota kabinet seluruhnya atau sebagian dicerminkan kekuatan yang ada dalam parlemen.

d. Kabinet dapat dijatuhkan setiap saat oleh parlemen dan sebaliknya kepala negara dengan saran perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakanya pemilihan umum.

e. Masa jabatan kabinet tidak dapat ditentukan dengan pasti.

f. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat atau diminta pertanggung jawaban atas jalannya pemerintahan.

g. Terdapat 6 lembaga negara (alat – alat perlengkapan federal RIS):

Page 7: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Presiden Menteri –menteri Senat Dewan Perwakilan Rakyat Mahkamah Agung Indonesia Dewan Pengawas Keuangan

h. Terdapat pembagian kekuasaan yaitu sebagai berikut: Kekuasaan legislatif dijalankan oleh pemerintah bersama

– sama dengan DPR dan Senat. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah

Agung.

(SUMBER: Grafindo hal 26 – 27)

Page 8: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kelemahan: Usia (masa kerja) rata-rata kabinet yang pendek. Antara

17-8- 1950 sampai 1959 telah terjadi 7 kali pembentukan kabinet rata-rata berusia kurang lebih 1 1/4 tahun.

Terjadi ketidakserasian hubungan dalam tubuh angkatan bersenjata.

Telah terjadi perdebatan terbuka antara presiden Soekarno dengan tokoh masyumi, Isa Anhary tentang Pancasila dengan dasar negara yang islami.

Masa kegiatan kampanye pemilu yang ber- kepanjangan Kebijakan beberapa PM yg cenderung mementingkan

partainya sendiri sering menimbulkan kerugian bagi perekonomian nasional.

Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah – daerah seperti tampak dalam pemberontakan PRRI (di Sumatera) dan Permesta (di Sulawesi)

(SUMBER: Y. SUWARNO, S.Pd)

Page 9: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kelebihan: Menurut Herbert Feith, pada masa ini sebenarnya juga tercatat hal – hal yang positif,

yaitu: Badan – badan keadilan menikmati kebebasan dalam menjalankan fungsinya,

termasuk dalam kasus – kasu yang menyangkut menteri, pimpinan militer, ataupun pemimpin – pemimpin parpol.

DPR berfungsi dengan baik. Banyak ghal dapat diselesaikan bersama dengan pemerintah. Perdebatan –perdebatan dalam sidang DPR bermutu tinggi, dan hubungan persaudaraan antar sesama anggota DPR sangat baik.

Pers bebas sehingga banyak fariasi isi media massa, ada banyak kritik di surat kabar terutama dalam kolom kartun dan pojok.

Selama masa itu, pemerintah berhasil pula melaksanakan program – program seperti dalam pendidikan, peningkatan produksi, peningkatan ekspor, ataupun dalam mengendalikan inflasi.

Jumlah sekolah bertambah dengan pesat sehingga terjadi peningkatyan status sosial yang cepat pula.

Kabinet dan ABRI berhasil mengatasi pemberontakan – pemberontakan seperti Gerakan Merapi – Merbabu Complex, Republik Maluku Selatan (RMS) dan DI/ TII Jawa Barat.

Sedikit sekali terjadi ketegangan antara umat beragama. Minoritas Tionghoa mendfapat perlindungan dari pemerintah. Indonesia mendapat nama baik di dunia internasional sebagai pamimpin gerakan

Non Blok, sebagai mana tampak dari keberhasilan dari penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada bulan April 1955.

(SUMBER: Erlangga hal 42)

Page 10: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kesimpulan: Terbentuknya negara RIS yang secara otomatis mengubah

susunan konstitusi negara RI (UUD 1945) menjadi konstitusi RIS. Dalam konstitusi itu ditetapkan sistem parlementerisme dan federalisme. Dalam masa ini mekanisme hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (negara bagian) memiliki susunan dan kedudukan yang sederajat. Di dalam parlemen terdiri dari 2 badan, yaitu Senat ( mewakili negara bagian) dan DPR. Akibatnya terjadi quasi parlementer (parlementer semu).

(SUMBER: Yudhistira hal 31)

Page 11: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

3. Periode berlakunya UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)

Cara kerja:

a. Bentuk negara adalah kesatuan.

b. Sistem pemerintahan parlementer dengan: Kekuasaan eksekutuif dikakukan sepenuhnya oleh dewan menteri sehingga

kebijaksanaan pemerintah dipertanggungjawabkan oleh dewan menteri kepada DPR.

Kekuasaan legislatif dilakukan oleh pemerintah bersama DPR, kecuali dalam perubahan UUD. DPR memiliki hak untuk mengajukan rancangan UU.

Kekuasaan yudikatif sepenuhnya dilaksanakan oleh Mahkamah Agung.

c. Kedaulatan rakyat disalurkan melalui sistem multipartai. (SUMBER: Grafindo hal 28 – 29/dengan perubahan)

d. Terdapat beberapa kabinet yang melaksanakan pemerintahan selama berlakunya Demokrasi Liberal, diantaranya sebagai berikut:

Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951) Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952) Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955) Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (24 Maret 1956 – 9 April 1957) Kabinet Kerja / Djuanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959)

Page 12: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kesimpulan: Negara RIS dibubarkan dan kembali ke NKRI, dengan

sistem parlementer. Demokrasi Yang dijalankan tetap menggunakan liberal dengan multipartai. Namun, wakil partai di parlemen saling menjatuhkan mosi tidak percaya kepada kabinet yang berperan saat itu, sehingga sering terjadi pergantian kabinet.

Pemilu secara multipartai yang pertama pun berlangsung. Tanggal 29 september 1955 untuk pemilu legislatif dan tanggal 15 Desember 1955 untuk pemilu anggota konstituante.

(SUMBER: Yudhistira hal 31)

Page 13: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

4. Periode berlakunya kembali UUD 1945 (5 Juli 1959 - sekarang)

Pada periode ini masih dibagi ke dalam beberapa periode labi, yaitu sebagai berikut:

i. Periode Orde Lama (5 Juli 1959 - 11 Maret 1966) Cara kerja:

a. Periode ini disebut dengan periode demokrasi terpimpin, menurut Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:

Menetapkan pembubaran konstituante. Menetapkan bahwa UUD 1945 berlaku kembali bagi

segenap bangsa Indonesia. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara

(MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dalam waktu singkat.

Page 14: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Penyimpangan: Menafsirkan Pancasila terpisah – pisah, tidak dalam kesatuan bulat

dan utuh. Pengangkatan Presiden seumur hidup dan banyaknya jabatan yang

rangkap. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955. Konsep Pancasila bergeser menjadi konsep Nasakom (Nasionalis,

agama, dan Komunis). Bergesernya makna Demokrasi Terpimpin karena dalam

pelaksanaannya cenderung terjadi pemusatan kekuasaan pada Presiden/Pemimpin Besar Revolusi.

Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif yang cenderung memihak komunis.

Manipol USDEK (Manifesto Politik, UUD, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia) dijadikan GBHN tahun 1960. USDEK dibuat oleh presiden, sedangkan GBHN harus dibuat oleh MPR.

(SUMBER: Grafindo hal 31)  

Page 15: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kelebihan: Keberhasilan pemerintah menumpas pemberontakan DI/TII

yang telah berlangsung selama hampir 14 tahun. Keberhasilan pemerintah menyatukan Irian Barat ke dalam

pangkuan ibu pertiwi setelah cukup lama menjadi sengketa dengan pihak Belanda.

(SUMBER: Erlangga hal 44)   Kesimpulan: Adapun ciri – ciri Demokrasi terpimpin adalah sebagai berikut: Dominasi presiden. Artinya, presiden Soekarno sangat

berperan dan menentukan penyelenggaraan pemerintahan negara.

Terbatasnya peran partai politik. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan

sosial politik di Indonesia. (SUMBER: TS hal 51)

Page 16: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

B. Periode Orde Baru (11 Maret 1966 - 1998) Cara kerja: Sistem pemerintah Demokrasi Panacasila menurut prinsip –

prinsip yang terkandung dalam batang tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, yaitu sebagai berikut:

Negara Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum. Sistem konstitusional. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi

di bawah Majelis. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bergantung

jawab kepada DPR. Kekuasaan negara tidak tak terbatas. (SUMBER: Grafindo hal 31) Semangat yang menjiwai orde baru adalah tekad untuk

melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Page 17: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Penyimpangan: Pembatasan hak – hak politik rakyat. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Pemilu yang tidak demokratis. Pembentukan lembaga ekstrakonstitusional. Korupsi, Kolusi, dan Nepoteisme (KKN).   Kelebihan: Pengembangan budaya politik selama masa Orde Baru

bertumpu pada upaya penanaman nilai – nilai Pancasila kepada seluruh warga negara Indonesia melalui sistem indoktrin Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Berbagai lapisan masyarakat pun memperoleh pendidikan dan perantara (P4) dengan aneka ragam pola.

(SUMBER: Erlangga hal 45 – 46)

Page 18: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

Kesimpulan: Melihat pengalaman Orde Lama yang banyak menyimpang

dari sistem demokrasi Pancasila, timbul upaya – upaya politik untuk mengalihkan kekuasaan Presiden Soekarno ke dalam bentuk – bentuk politik yang lain. Kekeruhan politik memuncak ketika terjadi peristiwa G30S.

Dalam hal ini, Soeharto memiliki peranan untuk mengambil langkah – langkah penting untuk membubarkan PKI dan menciptakan stabilitas keamanan. Pada akhirnya ditetapkan ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubarab PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah RI. Dengan demikian, semakin kuatlah kedudukan Soeharto untuk melakukan tatanan pemerintahannya yang dinamakan pemerintahan Orde Baru.

(SUMBER: Yudhistira hal 31)

Page 19: membandingkan demokrasi yang diterapkan di indonesia pada masa orla, orba dan reformasi

C. Periode Rerformasi (21 Mei 1998 - sekarang) Cara kerja: Mundurnya Soeharto diikuti pengangkatan B.j Habibie

sebagai Presiden yang menjadi presiden hanya ± 18 bulan. Pemilu yang relatif

demokratis pada 7 Juni 1999 diikuti 48 parpol, dalam sidang MPR Abdulrahman Wahid terpilih sebagai presiden. Pada tahun 2001 Gus Dur dicopot digantikan oleh Megawati. Selama masa itu demokratisasi terus dilakukan salah satunya amandemen UUD 1945 sampai berjalan 4 kali. Pemilu demokratis dilaksanakan tahun 2004 oleh 24 parpol, melalui pemilu ini dipilih langsung wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR,DPRD I, II serta anggota DPD secara langsung, juga memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.

(SUMBER: Y. SUWARNO, S.Pd)