Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

32
Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 1 PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA ORDE LAMA Oleh : Moh. Mujib Zunun @lmisri I PENDAHULUAN Eksistensi pendidikan Islam di Indonesia adalah suatu kenyataan yang sudah berlangsung sangat panjang dan sudah memasyarakat. Pada masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang, pendidikan Islam diselenggarakan oleh masyarakat sendiri dengan mendirikan pesantren, sekolah dan tempat latihan-latihan lain. Setelah merdeka, pendidkan Islam dengan ciri khasnya madrasah dan pesantren mulai mendapatkan perhatian dan pembinaan dari pemerintah Republik Indonesia. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan generasi penerus bangsa yang siap melanjutkan estafet perjuangan bangsa Indonesia. Dalam perkembangan sejarah, pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI. Dalam banyak referensi desbutkan bahwa tonggak-tonggak sejarah pendidikan di Indonesia dimulai dari munculnya organisasi Budi Utomo (1908) Kebangkitan Nasional (1928), masa kemerdekaan (1945-1955), masa orde lama (1955-1967), masa orde baru (1967-1997) hingga masa reformasi saat ini. Pada masa pra-kemerdekaan, pendidikan Islam lebih banyak didominasi atau diselenggarakan dan diadakan di

description

islam jaman orla

Transcript of Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Page 1: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 1

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA ORDE LAMAOleh : Moh. Mujib Zunun @lmisri

I

PENDAHULUAN

Eksistensi pendidikan Islam di Indonesia adalah suatu kenyataan yang sudah

berlangsung sangat panjang dan sudah memasyarakat. Pada masa penjajahan Belanda

dan pendudukan Jepang, pendidikan Islam diselenggarakan oleh masyarakat sendiri

dengan mendirikan pesantren, sekolah dan tempat latihan-latihan lain. Setelah

merdeka, pendidkan Islam dengan ciri khasnya madrasah dan pesantren mulai

mendapatkan perhatian dan pembinaan dari pemerintah Republik Indonesia.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

mewujudkan generasi penerus bangsa yang siap melanjutkan estafet perjuangan

bangsa Indonesia. Dalam perkembangan sejarah, pendidikan di Indonesia telah

berlangsung sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI. Dalam banyak referensi

desbutkan bahwa tonggak-tonggak sejarah pendidikan di Indonesia dimulai dari

munculnya organisasi Budi Utomo (1908) Kebangkitan Nasional (1928), masa

kemerdekaan (1945-1955), masa orde lama (1955-1967), masa orde baru (1967-1997)

hingga masa reformasi saat ini.

Pada masa pra-kemerdekaan, pendidikan Islam lebih banyak didominasi atau

diselenggarakan dan diadakan di pesantren-pesantren. Setelah Indonesia merdeka,

dunia pendidikan Islam semakin menunjukkan eksistensinya, dan bahkan dalam

beberapa hal mengalami perubahan-perubahan. Sehingga dunia pendidikan Islam

yang berkembang saat ini, tidak sepatutnya melupakan atau menafikan keberadaan

pendidikan Islam pada masa Orde Lama.

Pemerintah pada masa Orde Lama yang dalam tulisan ini dimaksudkan

kepada rentang waktu 1950 sampai dengan 1966 diberi tugas oleh Undang-Undang

Dasar 1945 untuk mengusahakan agar terbentuknya suatu system pendidikan dan

pengajaran yang bersifat nasional. Oleh karena itu, pastilah sejarah mencatat

Page 2: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 2

bagaimana pemerintah Orde Lama memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap

perkembangan pendidikan Islam. Makalah ini dengan segala kekurangannya

dimaksudkan untuk memaparkan sejauh mana perkembangan pendidikan Islam pada

masa Orde Lama.

II

PEMBAHASAN

Pendidikan Islam pada masa Orde Lama

Penyelenggaraan pendidikan agama mendapat perhatikan serius dari

pemerintah setelah Indonesia merdeka, baik di sekolah negeri maupun swasta. Usaha

untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut

sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP)

tanggal 27 Desember 1945, yang menyebutkan bahwa : Madrasah dan pesantren pada

hakekatnya adalah satu alat dan sumber pendidian dan pencerdasan rakyat jelata yang

sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaklah pula

mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan dari pemerintah.1

Kenyataan ini timbul karena kesadaran umat Islam yang dalam, setelah sekian

lama mereka terpuruk di bawah kekuasaan penjajah. Sebab pada zaman penjajahan

Belanda pintu masuk pendidikan modern bagi umat Islam terbuka secara sangat

sempit. Dalam hal ini minimal ada dua hal yang menj adi penyebabnya, yaitu :

Sikap dan kebijaksanaan pemerintah kolonial yang amat diskriminatif

terhadap kaum muslimin.

1 A. Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan Agama, (Jakarta : Dermaga, 1980), hal. 135.

Page 3: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 3

Politik non kooperatif para ulama’ terhadap Belanda yang memfatwakan

bahwa ikut serta dlam budaya Belanda, termasuk pendidikan modernnya adalah suatu

bentuk penyelewengan agama.2

Demikianlah diantara beberapa factor yang menyebabkan mengapa kaum

muslimin Indonesia amat tercecer dalam segi intelektualitas ketimbang golongan lain.

Akan tetapi keadaan berbah secara radikal setelah kemerdekaan Indonesia tercapai,

seakan-akan merupakan ganjaran untuk para pahlawan nasional sepanjang sejarah

yang umumnya terdiri dari para ulama atau yang dijiwai oleh keislaman itu,

kemerdekaan membuahkan sesuatu yang luar biasa besar manfaatnya bagi kaum

muslimin, terutama di bidang pendidikan modern.

Dasar Negara yag telah disepakati bersama saat mendirikan Negara adalah

pancasila, yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan merupakan kesatuan yang

tak terpisahkan dengan Batang Tubuh UUD 1945. pancasila dan UUD 1945 inilah

yang kemudian dijadikan pangkal tolak pengelolaan Negara dalam membangun

bangsa Indonesia.

Tujuan nasional bangsa Indonesia adalah seperti yang dirumuskan dalam

Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut : Melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.3

Sesuai dengan sila pertama dari Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan

demikian berarti bahwa kehidupan beragama di Indonesia secara konstitusional

dijamin keberadaannya seperti termaktub pada pasal 29 UUD 1945. Sebagai jaminan

konstitusional ini membaa konsekuensi bahwa pemerintah tidak haya menjamin

kebebasan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah

2 A. Ridwan Saidi, Pemuda Islam dalam Dinamika Pokitik Bangsa 1925-1984, (Jakarta : CV. Rajawali, 1984), hal. 6

3 Endang Sudardja, UUD RI ’45 dalam hubungannya dengan Pendidikan Moral Pancasila, (Bandung : Ghalia Indonesia, 1984), hal 83.

Page 4: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 4

menurut agamanya dan kepercaannya itu yang secara kongkret telah disebutkan pada

pasal tersebut, melainkan juga sekaligus menjamin, melindungi, membina dan

mengembangkan serta memberi bimbingan dan pengarahan agar kehidupan beragama

lebih berkembang, bergairah dan semarak, serasi dengan kebijaksanaan pemerintah

dalam membina kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila.4

Meskipun Indonesa baru memproklamirkan kemerdekaannya dan tengah

menghadapi revolusi fisik, pemerintah Indonesia sudah berbenah diri turutama

memperhatikan masalah pendidikan yang dianggap cukup vital dan menentukan,

untuk itu dibentuklah Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan

K). Dengan terbentuknya Kementerian Pendidikan tersebut maka diadakanlah

berbagai usaha, terutama mengubah system pendidikan dan menyesuaikannya dengan

keadaan yang baru.

Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K) pertama, Ki

Hajar Dewantara mengeluarkan Instruksi Umum yang isinya memrintahkan kepada

semua Kepala Sekolah dan guru, yaitu :5

Mengibarkan Sang Merah Putih tiap-tiap hari di halaman sekolah

Melagukan lagu Keangsaan Indonesia Raya

Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan menghapuskanyanyian

Kimigayo lagu kebangsaan Jepang

Menghapuskan pelajaran Bahasa Jepang serta segala ucapan yang berasal dari

pemerintah Balatentara Jepang

Memberi semangat kebangsaan kepada semua murid-murid.

Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa dan Negara Indonesia sejak

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga sekarang, maka sejarah kebijakan

pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya pendidikan Islam, memang tidak bisa

4 Proyek Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama Depag RI., Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama, (Jakarta : tp., 1983/1984), hal. 4.

5 I. Djumhur dann Danasaputra, Sejarah Pendidikan, (Bandung : CV. Ilmu, 1979), hal. 200. Lihat juga : H. A. Mustofa dan Abdullah Aly, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), 111.

Page 5: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 5

lepas dari kurun waktu tertentu, yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting dan

tonggak-tonggak sejarah sebagai pengingat. Oleh karena itulah perjalanan sejarah

Pendidikan Islam di Indonesia sejak merdeka sampai tahun 1965 yang lebih dikenal

dengan nama masa Orde Lama.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebagaimana dikemukakan

perubahan-perubahan di berbagai aspek telah terjadi, tidak hanya dalam bidang

pemerintahan, tetapi juga dalam pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam bidang

pendidikan merupakan perubahan yang bersifat mendasar, yaitu perubahan yang

menyagkut penyesuaian kebijakan pendidikan dengan dasar dan cita-cita bangsa

Indonesia yang merdeka.

Untuk mengadakan penyesuaian dengan cita-cita tersebut, maka bidang

pendidikan mengalami perubahan terutama dalam landasan idiilnya, tujuan

pendidikan. System persekolahan dan kesempatan belajar yang diberikan kepada

rakyat Indonesia.

Tindakan pertama yang diambil oleh pemerintah Indonesia ialah

menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat, sebagaimana

tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi :

Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran

Pemerintah mengusahakan suatu system pengajaran nasional yang diatur

dengan undang-undang.

Oleh sebab itu, pembatasan pemberian pendidikan disebabkan perbedaan

agama, social, ekonomi dan golongan yang ada di masyarakat tidak dikenal lagi.

Dengan demikian, setiap anak Indonesia dapat memilih kemana dia akan belajar

sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.6

Pada periode Orde Lama ini, berbagai peristiwa dialami oleh bangsa

Indonesia dalam dunia pendidikan, yaitu :7

6 Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung : Angkasa, 1981), hal. 307 Ibid, hal. 31.

Page 6: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 6

Dari tahun 1945-1950 landasan idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan falsafah Pancasila.

Pada permulaan tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia

Serikat (RIS) di Negara bagian timur dianut suatu system pendidikan yang diwari

zaman pemerintahan Belanda

Pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan

RI, landasan idiil pendidikan UUDS RI

Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945 dan

menetapkan Manifesto politik RI menjadi Haluan Negara. Di bidang Pendidikan

ditetapkan Sapta Usaha Tama dan Panca Wardhana.

Pada tahun 1965 sesudah peristiwa G 30 S / PKI kita kembali lagi melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Perkembangan pendidikan Islam pada masa Orde Lama sangat terkait dengan

peran Departemen Agama yang mulai resmi berdiri 3 Januari 1946. lembaga ini

secara intensif memperjuangkan politik pendidikan Islam di Indonesia. Secara lebih

spesifik, usaha ini ditangani oleh suatu bagian khusus yang mengurusi masalah

pendidikan agama8

Dalam salah satu nota Islamic education in Indonesia yang disusun oleh

bagian pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1 September 1956, tugas bagian

pendidikan agama ada tiga, yaitu memberi pengajaran agama di sekolah negeri dan

partikulir, memberi pengetahuan umum di Madrasah, dan mengadakan Pendidikan

Guru Agama serta Pendidikan Hakim Islam Negeri. Tugas pertama dan kedua

dimaksudkan untuk upaya konvergensi pendidikan dualistis, sedangkan tugas yang

ketiga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pegawai Departemen Agama itu

sendiri9.

8 Maksum, Madrasah : Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm 123

Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, (Jakarta : PT. Puasaka LP3ES, 1994), hlm.87

Page 7: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 7

Berdasarkan keterangan di atas, ada dua hal yang penting berkaitan dengan

pendidikan islam pada masa Orde Lama, yaitu pengembangan dan pembinaan

madrasah dan pendidikan Islam di sekolah umum.

Perkembangan Madrasah

Mempelajari perkembangan madrasah terkait erat dengan peran Departemen

Agama sebagai andalan politis yang dapat mengangkat posisi madrasah sehingga

memperoleh perhatian yang terus menerus dari kalangan pengambil kebijakan.

Tentunya, tidak juga melupakan usaha-usaha keras yang sudah dirintis oleh sejumlah

tokoh seperti Ahmad Dahlan, Hasyim Asy’ari dan Mahmud Yunus. Dalam hal ini,

Departemen Agama secara lebih tajam mengembangkan program-program perluasan

dan peningkatan mutu madrasah.

Madrasah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan diakui oleh negara

secara formal pada tahun 1950. Undang-Undang No. 4 1950 tentang dasar-dasar

Pendidikan dan Pengajaran di sekolah pasal 10 menyatakan bahwa belajar di sekolah

agama yang telah mendapat pengakuan Departemen Agama, sudah dianggap

memenuhi kewajiban belajar10. Untuk mendapat pengakuan dari Departemen Agama,

madrasah harus memberikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran pokok paling

sedikit enam jam seminggu secara teratur disamping mata pelajaran umum11.

Dengan persyaratan tersebut, diadakan pendaftaran madrasah yang memenuhi

syarat. Pada tahun 1954, madrasah yang terdaftar di seluruh Indonesia berjumlah

13.849 dengan rincian Madrasah Ibtidaiyah 1057 dengan jumlah murid 1.927.777

orang, Madrasah Tsanawiyah 776 buah dengan murid 87.932 orang, dan Madrasah

Tsanawiyah Atas (Aliyah) berjumlah 16 buah dengan murid 1.881 orang. 12

Jenjang pendidikan dalam system madrasah terdiri dari tiga jenjang. Pertama,

Madrasah Ibtidaiyah dengan lama pendidikan 6 tahun. Kedua, Madrasah Tsanawiyah

10 Ibid., hlm 9811 Tim Penyusun Departemen Agama, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta :

DEPAG RI, 1986), hlm. 7712 Ibid., hlm. 78

Page 8: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 8

Pertama untuk 4 tahun. Ketiga, Madrasah Tsanawiyah Atas untuk 4 tahun.

Perjenjangan ini sesuai dengan gagasan Mahmud Yunus sebagai Kepala Seksi Islam

pada Kantor Agama Provinsi.13 Sedangkan kurikulum yang diselenggarakan terdiri

dari sepertiga pelajaran agama dan sisanya pelajaran umum. Rumusan kurikulum

seperti itu bertujuan untuk merespon pendapat umum yang menyatakan bahwa

madrasah tidak cukup mengajarkan agama dan untuk menjawab kesan tidak baik

yang melekat kepada madrasah, yaitu pelajaran umum madrasah tidak akan mencapai

tingkat yang sama bila dibandingkan dengan sekolah negeri/umum.14

Perkembangan madrasah yang cukup penting pada masa Orde Lama adalah

berdirinya madrasah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam

Negeri (PHIN). Tujuan pendiriannya untuk mencetak tenaga-tenaga profesional yang

siap mengembangkan madrasah sekaligus ahli keagamaan yang profesional. 15 PGA

pada dasarnya telah ada sejak masa sebelum kemerdekaan. Khususnya di wilayah

Minangkabau, tetapi pendiriannya oleh Departemen Agama menjadi jaminan strategis

bagi kelanjutan madrasah di Indonesia.

Sejarah perkembangan PGA dan PHIN bermula dari progam Departemen

Agama yang ditangani oleh Drs. Abdullah Sigit sebagai penanggung jawab bagian

pendidikan. Pada tahun 1950, bagian itu membuka dua lembaga pendidikan dan

madrasah profesional keguruan: (1) Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) dan Sekolah

Guru Hakim Agama Islam (SGHAI). SGAI terdiri dari dua jenjang: (a) jenjang

jangka panjang yang ditempuh selama 5 tahun dan diperuntukkan bagi siswa tamatan

SR/MI, dan (b) Jenjang jangka pendek yang ditempuh selama 2 tahun diperuntukkan

bagi lulusan SMP/Madrasah Tsanawiyah. Sedangkan SGHAI ditempuh selama 4

tahun diperuntukkan bagi lulusan SMP/Madrsah Tsanawiyah. SGHAI memilki empat

bagian:

Bagian “a” untuk mencetak guru kesusastraan

13 Deliar Noer, Administrasi Islam di Indonesia, (Jakarta : CV. Rajawali, 1983), hlm. 5514 Karel A. Steenbrink, Pesantren .........................., hal. 97-9815 Maksum, Madrasah ..................., hlm. 124

Page 9: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 9

Bagian “b” untuk mencetak guru Ilmu Alam/Ilmu Pasti

Bagian “c” untuk mencetak guru agama

Bagian “d” untuk mencetak guru pendidikan agama.16

Pada tahun 1951, sesuai dengan Ketetapan Menteri Agama 15 Pebruari 1951,

kedua madrasah keguruan tersebut di atas diubah namanya. SGAI menjadi PGA

(Pendidikan Guru Agama) dan SGHAI menjadi SGHA (Sekolah Guru Hakim

Agama). Pada tahun ini, PGA Negeri didirikan di Tanjung Pinang, Kotaraja, Padang,

Banjarmasin, Jakarta, Tanjung Karang, Bandung dan Pamekasan.17 Jumlah PGA pada

tahun ini sebanyak 25 dan tiga tahun kemudian, 1954, berjumlah 30. sedangkan

SGHA pada tahun 1951 didirikan di Aceh, Bukit Tinggi dan Bandung.18

Pada masa H. M. Arifin Tamyang menjadi kepala “Jawatan Pendidikan

Agama” adalah badan yang merupakan pengembangan dari bagian pendidikan di

Departemen Agama.Ketentuan-ketentuan tentang PGA dan SGHA diubah. PGA yang

5 tahun diubah menjadi 6 tahun, terdiri dari PGA Pertama 4 tahun dan PGA Atas 2

tahun. PGA jangka pendek dan SGHA dihapuskan. Sebagai pengganti SGHA bagian

“d” didirikan PHIN ( Pndidikan Hakim Islam Negeri) dengan waktu belajar 3 tahun

dan diperuntukkan bagi lulusan PGA pertama.19

Perguruan Tinggi Islam khusus terdiri dari fakultas-fakultas keagamaan mulai

mendapat perhatian pada tahun 1950. Pada tanggal 12 Agustus 1950, fakultas agama

UII dipisahkan dan diambil alih oleh pemerintah. Pada tanggal 26 September 1951

secara resmi dibuka perguruan tinggi baru dengan nama PTAIN ( Perguruan Tinggi

Agama Islam Negeri) dibawah pengawasan Kementerian Agama. Pada tahun 1957, di

Jakarta didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). Akademi ini bertujuan

sebagai sekolah latihan bagi para pejabat yang berdinas di penerintahan (

16 Ibid.17 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta : Mutiara Sumber Widya,

1968), h., 36118 Maksum, Madrasah ......................., hlm. 125-12619 Mahmud Yunus, Sejarah ............................., hlm. 363-365

Page 10: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 10

Kementerian Agama) dan untuk pengajaran agama di sekolah. Pada tahun 1960

PTAIN dan ADIA disatukan menjadi IAIN.20

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Khusus untuk mengelola pendidikan agama yang diberikan di sekolah-sekolah

umum tersebut, maka pada bulan Desember 1946 dikeluarkanlah Surat Keputusan

Bersama (SKB) antara Menteri PP dan K dengan Menteri Agama, yang mengatur

pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum (negeri dan swasta),

yang berada di bawah kementerian PP dan K.

Maka sejak itulah terjadi semacam dualisme pendidikan di Indonesia, yaitu

Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Di satu pihak Depertemen Agama

mengelola semua jenis pendidikan agama baik di sekolah-sekolah agama maupun di

sekolah-sekolah umum. Dan di pihak lain Departemen Pendidkan Pengajaran dan

Kebudayaan mengelola pendidikan pada umumnya dan mendapatkan kepercayaan

untuk melaksanakan system pendidikan nasional. Keadaan seperti ini sempat

ipertentangkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan adanya

pendidikan agama terutama golongan komunis, sehingga ada kesan seakan-akan

pendidikan agama khususnya Islam, terpisah dari pendidikan.

Selanjutnya pendidikan agama ini diatur secara khusus dalam UU Nomor 4

Tahun 1950 pada Bab XII padal 20, yaitu :21

Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid

menetapkan apakah aaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.

Cara penyelenggaraan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri diatur

dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan

Kebudayaan, bersama-sama dengan Menteri Agama.

20 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.313

21 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 77

Page 11: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 11

Sementara itu pada Peraturan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama

Nomor : 1432/Kab.tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan), Nomor K 1/652 tanggal 20

Januari 1951 (Agama), diatur tentang Peraturan Pendidikan Agama di sekolah-

sekolah, yaitu :22

Pasal 1 Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan

(umum dan kejuruan) diberi pendidikan agama.

Pasa l 2 Di seko lah - seko lah r endah pend id ikan agama

dimulai pada kelas 4, banyaknya 2 jam dalam satu

minggu.

Di lingkungan yang istimewa, Pendidikan

Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat

ditambah menurut kebutuhan. Tetapi tidak melebihi 4

jam seminggu, dengan ketentuan bahwa mutu

pengetahuan umum bagi sekolah-sekolah rendah itu

tidak boleh dikurangi dibandingkan dengan sekolah-

sekolah rendah di lain-lain lingkungan.

Pasal 3 Di sekolah-sekolah lanjutan tingkatan pertama

dan tingkatan atas, baik sekolah-sekolah umum

maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi pendidikan

agama 2 jam dalam tiap-tiap minggu.

Pasal 4 Pendidikan Agama diberikan menurut agama

murid masing-masing

Pendidikan Agama baru diberikan pada sesuatu

kelas yang mempunyai murid sekurang-kurangnya 10

orang, yang menganut satu macam agama.

Murid dalam satu kelas yang memeluk agama

lain daripada agama yang sedang diajarkan pada suatu

22 Ibid, hal. 77-78

Page 12: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 12

waktu,boleh meninggalkan kelasnya selama pelajaran

itu.

Di bidang kurikulum pendidikan agama diusahakan penyempurnaan-

pernyempurnaan, dalam hal ini telah dibentuk suatu kepanitiaan yang dipimpin oleh

KH. Imam Zarkasyi dari Pondok Gontor Ponorogo. Kurikulum tersebut disahkan oleh

Menteri Agama pada tahun 1952.

Pada Ketatanegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Negara

berdasarkan UUD 1945. Kedaulatan di tangan rakyat yaitu di tangan MPR. Sebelum

dibentuknya MPR menurut UUD 1945 di Indonesia pernah dibentuk MPRS pada

tahun 1959.

Pada bulan Desember 1960 saat sidang pleno MPRS, diputuskan sebagai

berikut : Manipol Usdek di bidang Mental/Agama/Kebudayaan dengan syarat

spiritual dan material agar setiap warga Negara dapat mengembangkan

kepribadiannya dan kebangsaan Indonesia, serta menolak pengaruh-pengaruh buruk

kebudayaan asing (Bab II pasal 2 ayat 1). Dalam ayat 3 dari pasal tersebut dinyatakan

bahwa pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai

Sekolah Rendah (Dasar) sampai Universitas, dengan pengertian bahwa murid berhak

tidak ikut serta dalam pendidikan agama jika wali murid atau murid dewasa

menyatakan keberatannya.23

Peraturan resmi pertama tentang pendidikan agama di sekolah umum,

dicantumkan dalam Undang-Undang Pendidikan tahun 1950 No. 4 dan Undang-

Undang Pendidikan tahun 1954 No. 20, (tahun 1950 hanya berlaku untuk Republik

Indonesia Serikat di Yogyakarta). Undang-Undang Pendidikan tahun 1954 No. 20

berbunyi :

a. Pada sekolah-sekolah negeri diselenggarakan pelajaran agama, orang tua murid

menetapkan apakah anaknya mengikuti pelajaran tersebut atau tidak.

23 Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), 155.

Page 13: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 13

b. Cara menyelenggarakan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri diatur

melalui ketetapan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PPK)

bersama dengan Menteri Agama.

Penjelasan pasal ini antara lain menetapkan bahwa pengajaran agama tidak

mempengaruhi kenaikan kelas para murid .24

Sebelumnya, telah ada ketetapan bersama Departemen PKK dan Departemen

Agama yang dikeluarkan pada 20 Januari 1951. ketetapan itu menegaskan bahwa

pendidikan agama diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat selama 2 jam per

minggu. Di lingkungan yang istimewa, pendidikan agama dapat dimulai pada kelas I

dan jam pelajarannya boleh ditambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak lebih dari 4 jam

per minggu, dengan syarat bahwa mutu pengetahuan umum di sekolah rendah itu

tidak boleh kurang bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah di lingkungan lain. 25 Di

Sekolah Menengah Pertama, pelajaran agama diberikan 2 jam per minggu, sesuai

dengan agama para murid. Untuk pelajaran ini, harus hadir sekurang-kurangnya 10

orang murid untuk agama tertentu. Selama berlangsungnya pelajaran agama, murid

yang beragama lain boleh meninggalkan ruang belajar. Sedangkan kurikulum dan

bahan pelajaran ditetapkan oleh Menteri Agama dengan persetuan Menteri PKK.26

Pada tahun 1960, sidang MPRS menetapkan bahwa pendidikan agama

diselenggarakan di perguruan tinggi umum dan memberikan kebebasan kepada

mahasiswa untuk mengikuti ataupun tidak. Namun, pada tahun 1967 (periode awal

Orde Baru), ketetapan itu diubah dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti mata

kuliah agama dan mata kuliah ini termasuk kedalam system penilaian.27

Beginilah keadaan pendidikan Islam dengan segala kebijaksanaan pemerintah

pada zaman Orde Lama. Pada akhir Orde Lama tahun 1965 lahir semacam kesadaran

baru bagi umat Islam, dimana timbulnya minat yang mendalam terhadap masalah-

masalah pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkuat umat Islam, sehingga

24 Karel A. Steenbrink, Pesantren ....................., 91-9225 Mahmud Yunus, Sejarah .........................., hlm. 35826 Karel A. Steenbrink, Pesantren ......................, hlm. 9227 Ibid., hlm. 93

Page 14: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 14

sejumlah organisasi Islam dapat dimantapkan. Dalam hubungan ini Kementerian

Agama telah mencanangkan rencana-rencana program pendidikan yang akan

dilaksanakan dengan menunjukkan jenis jenis pendidikan serta pengajaran Islam

sebagai berikut :28

Pesantren Indonesia Klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang

menyediakan asrama, yang sejauh mungkin memberikan pendidikan yang bersifat

pribadi, sebelumnya terbatas pada pengajaran keagamaan serta pelaksanaan ibadah.

Baik guru maupun para muridnya merupakan suatu masyarakat yang hidup serta

bekerja sama, mengerjakan tanah milik pesantren agar dapat memenuhi kebutuhan

sendiri.

Madrasah Diniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran

tambahan bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 ampaai 20 tahun. Pelajaran

berlangsung di dalam kelas, sekitar 10 jam dalam seminggu, di waktu sore, pada

Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah (4 tahun pada Sekolah Dasar dan 3 sampai 6

tahun pada Sekolah Menengah). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah negeri,

murid-murid ini akan dapat diterima pada pendidikan agama tingkat akademi.

Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern,

yang bersamaan dengan pengajran agama juga diberikan pelajaran umum. Biasanya

tujuannya adalah menyediakan 60%-65% dari jadwal waktu untuk mata pelajaran

umum, dan 35%-40% untuk mata pelajaran agama.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu Sekolah Dasar Negerienam tahun,

dimana perbandingan umum kira-kira 1:2. Pendidikan selanjutnya dapat diikuti pada

MTsN, atau (sekolah tambahan tahun ketujuh) murid-murid dapat mengikuti

pendidikan ketrampilan, misalnya pendidikan Guru Agama untuk Sekolah Dasar

Negeri, setelah itu dapat diikuti latihan lanjutan dua tahun untuk menyelesaikan

Kursus Guru Agama untuk Sekolah Menengah.

28 Ibid, hal. 79-80

Page 15: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Revisi Makalah Sejarah Pendidikan Islam Smt IIB, oleh Moh. Mujib Zunun @l -Misri@2008 15

Suatu percobaan baru telah ditambahkan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) 6 tahun, denganmenambahkan kursus selama dua tahun, yang memberikan

latihan ketrampilan sederhana. MIN 8 tahun ini merupakan pendidikan lengkap bagi

para murid yang biasanya akan kembali ke kampungnya masing-masing.

Pendidkan Teologi tertinggi, pada tingkat Universitas diberikan sejak tahun

1960 pada IAIN. Pada saat itu pendidikan Teologi diberikan di dua Fakultas IAIN

Yogyakarta dan dua Fakultas di Jakarta.

III

PENUTUP

Dengan paparan di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam

pada masa Orde Lama terfokus kedalam dua hal: Perkembangan dan peningkatan

mutu madrasah sehingga diharapkan mampu sejajar dengan sekolah umum dan

memperluas jangkauan pengajaran agama, tidak terbatas pada madrasah, tetapi

menjangkau sekolah umum bahkan perguruan tinggi umum. Kedua hal ini terkait erat

dengan upaya pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Departemen Agama melakukan

konvergensi dualisme pendidikan yang telah tumbuh sejak masa kolonial.

Jenis jenis pendidikan Islam pada masa orde lama adalah sebagai berikut :

Pesantren Indonesia Klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang

menyediakan asrama.

Madrasah Diniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran

tambahan bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 sampai 20 tahun.

Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern,

yang bersamaan dengan pengajaran agama juga diberikan pelajaran umum yang

menyediakan 60%-65% dari jadwal waktu untuk mata pelajaran umum, 35%-40%

untuk mata pelajaran agama.

Page 16: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu Sekolah Dasar Negeri enam tahun,

dimana perbandingan umum kira-kira 1:2.

Suatu percobaan baru telah ditambahkan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri

(MIN) 6 tahun, dengan menambahkan kursus selama dua tahun, yang memberikan

latihan ketrampilan sederhana.

Pendidkan Teologi tertinggi, pada tingkat Universitas diberikan sejak tahun

1960 pada IAIN.

Demikian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan

pengetahuan penulis. Oleh karena itu, tambahan dari semua pihak demik

kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Djaelani, A. Timur, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan

Agama, Jakarta : Dermaga, 1980.

Djumhur dan Danasaputra, Sejarah Pendidikan, Bandung: CV. Ilmu, 1979.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintasan Sejarah Pertumbuhan

dan Perkembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Idris, Zahara, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Angkasa, 1981.

Page 17: Sejarah Pendidikan Islam Masa Orla

Maksum, Madrasah : Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta : Logos Wacana Ilmu,

1999.

Mustofa, A dan Aly, Abdullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung :

Pustaka Setia, 1998.

Noer, Deliar A., Administrasi Islam di Indonesia, Jakarta : CV. Rajawali, 1983.

Proyek Pembinaan Kerukunan Hidup Beraga Depag RI, Pedoman Dasar Kerukunan

Hidup Beragama, Jakarta: tp., 1983/1984.

Saidi, A. Ridwan, Pemuda Islam dalam Dinamika Politik Bangsa 1958-1984, Jakarta:

CV. Rajawali, 1984.

Steenbrink, Karel A., Pesantren Madrasah Sekolah, Jakarta : PT. Pustaka LP3ES,

1994.

Sudardja, Endang, UUD RI ’45 dalam Hubungannya dengan Pendidikan Moral

Pancasila, Badung : Ghalia Indonesia, 1984.

Tim Penyusun Departemen Agama, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta :

DEPAG RI, 1986

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Mutiara Sumber

Widya, 1968.

Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.