Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

12
PENDAHULUAN TATA KOTA ISLAMI KELOMPOK 2 FERDIAN RAFA FIRDAUS SYAHRUL RAMADHAN KHADAFI DWI ANUGRAH JUNIOR JUSUF ISLAM RIZKI MUHAMMAD DINAR SUDRAJAT ABDURAHMAN

description

tentangt tata kota islam

Transcript of Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Page 1: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

PENDAHULUAN TATA KOTA ISLAMI

KELOMPOK 2FERDIAN RAFA FIRDAUS

SYAHRUL RAMADHANKHADAFI DWI ANUGRAH

JUNIOR JUSUF ISLAMRIZKI MUHAMMAD DINARSUDRAJAT ABDURAHMAN

Page 2: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Fiqih menurut bahasa berarti faham atau tau.Menurut istilah fikih berarti ilmu yang

menerangkan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dengan amal perbuatan manusia yang didapat dari dalil-dalil tafsil (jelas).

Memahami Fikih Islam

Page 3: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Fikih Islam bukanlah pemikiran yang berangkat dari hawa nafsu, melainkan dirumuskan demi mencapai tujuan syariat Islam, yakni syariat teologis dan syariat praktis. Itulah sebabnya fikih Islam biasanya membahas masalah hukum-hukum praktis dan aplikatif semata, sementara masalah teologi (tauhid) akan dikupas dalam ilmu tauhid (ilmu kalam).

Page 4: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Fikih Islam sebenarnya sangat luas mengatur segi-segi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pidana, perdata, manajemen, kesehatan dan bahkan masalah tata kota. Demikian pula fikih Islam dan planologi (perencanaan kota) adalah dua hal yang saling mendukung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan fikih Islam.

Ilmu pengetahua dan teknologi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sementara fikih lama (klasik) masih berpijak pada pengetahuan yang terbatas ihwal metode perumusan sistem hukum yang mempunyaoi relevansi dengan raelitas alam dan norma-norma sosial. Di lain pihak ilmu tekstual yang dimiliki kaum muslimin di masa lalu sangat minim sarana untuk menelaah, meneliti, dan menyebarkan ilmu juga masih sulit (Hasan At-Turabi, fiqih demokrasi, 2003:51).

Page 5: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Sebagai ilmu rasional modern, planologi (perencanaan kota) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat demikian pula ilmu-ilmu lainnya seperti psikologi sosial, sosiologi, teknik transportasi dan ekonomi. Oleh karena itu, sudah selayaknya kaum muslimin mengkaji kembali fikih Islam dengan persepsi baru, memanfaatkan segala ilmu rasional sebagai sarana ibadah kepada Allah, serta membuat format baru yang menyatakan antara ilmu tekstual dan ilmu rasional yang selalu mengalami pembaruan dan kesempurnaan lewat eksprimental, observasi, dan studi pustaka. Dengan integrasi ilmu-ilmu itu, kita akan dapat memperbaharui pemahaman agama kita dan memenuhi tuntutan kehidupan modern perkotaan dewasa ini.

Page 6: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Fikih perkotaan dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang seluk beluk pengaturan kepentingan umat manusia pada umumnya dan yang bermukiman di kota pada khususnya, berupa hukum, peraturan, dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan (pemerintah kota) yang bernapaskan ajaran Islam untuk mewujudkan kepentingan orang banyak yang bermukim di perkotaan.

Sedangkan pengertian perkotaan (urban) menurut kamus tata kota ruang yang diterbitkan oleh Dirjen Cipta Karya (1997:81) adalah daerah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di luar batas administrasinya, yangh berupa daerah pinggirang sekitarnya (daerah suburban).

Page 7: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Kharakteristik Kota IslamiSecara umum ciri-ciri dan

perkembangan kota-kota Islam memperlihatkan ciri dan perkembangan dari: bagian-bagian kota, komunitas, keagamaan, kemakmuran, kedudukan/keadaan dan selera- selera dari penghuni yang bersangkutan.

Page 8: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Pada dasarnya terdapat dua pusat perhatian bagi siapa pun yang mengkaji kota-kota Islam awal. Kedua pusat perha.tian teraebut, ialah:

mesjid besar di mana dilakukan sholat Jum'at, dan pasar di mana terdapat toko-toko memperlihatkan kecenderungan keletakan yang hierarkis terhadap masjid dan pada jarak terjauh dari mesjid terdapat bagian untuk kedudukan karavan-karavan di mana bertempat tinggal para pengunjung/pedagang.

Page 9: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Kota-kota Islam juga memiliki karakteristik sesuai dengan pola- pola dan mekanisme penduduknya dalam mengelola alam dan sumberdaya alam. Kota Islam tertua, adalah kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw., yang dengan missi kerasulannya, membentuk dan membangun kota atas dasar konsep ummah dalam tata ukhuwah Islamiyah. Sebagai designer dan arsitek kota, Rasulullah juga menyediakan data bagi ilmu arkeologi, yang masih dapat dikaji lagi dengan sumber-sumber tulisan, terutama hadits-hadits yang menggambarkan pengertian kota baik secara langsung, maupun tak langsung.

Page 10: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Ciri utama kota-kota Islam adalah kehadiran unsur-unsur arsitektural mesjid, istana, pasar, (dan kemudian) tembok pertahanan, lapangan, bangunan audiensi, pelabuhan dan sebagainya. Etnisitas penduduk kota-kota Islam juga semakin beragam, akibat meningkatnya aktivitas perdagangan regional mau pun internasional.

Page 11: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Fungsi Perkotaan DinamisSebagai tempat tinggal (wisma);Sebagai tempat pekerjaan (karya);Mempunyai system lalulintas yang baik

(marga);Memiliki cukup obyek-obyek rekreasi (suka)

Page 12: Memahami Fikih Islam: Pendahuluan Tata Kota Islami

Sarana dan prasana perkotaan•Prasana ekonomi : pasar, perkotaan, mall, plaza, restoran, hotel, dsb;•Permukiman penduduk;•Perkantoran : pemerintahdanswasta•Jaringan jalandan pedestrian;•Drainase : sanitasidanpenyalurannlimbah;•Prasarana transportasi : terminal, stasiun, halte, dsb;•Sarana transportasi : keretaapi, bus, taksi, dsb;•Jaringan listrik serta jaringan telekomunikasidan internet;•Jaringan air minum/ air bersih;•Prasarana kesehatan : puskesmas, apotek/took obat, rumahsakit;•Prasarana social dan keagamaan : makam, masjid, pantijompo, dsb;•Prasarana pendidikan : sekolah, pesantren, madrasah, universitas, dsb;•Prasarana pengolahan limbah dan sampah;•Prasarana hiburandan rekreasi.