Mekanisme Pernapasan Dan Bagiannya
-
Upload
richard-simak -
Category
Documents
-
view
51 -
download
5
description
Transcript of Mekanisme Pernapasan Dan Bagiannya
Mekanisme Pernapasan dan Bagiannya
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Richard Simak
102011051
Pendahuluan
Semua makhluk hidup pasti memerlukan napas untuk mempertahankan kehidupannya.
Makhluk hidup memerlukan bernafas untuk mendapatkan energi dari hasil proses
pembakaran makanan dalam tubuhnya. Oleh karena itu, jika terjadi masalah pada proses
pernafasan maka akan sangat mengganggu proses pembentukan energi. Dalam proses
pernafasan, terdapat mekanisme dan organ-organ yang dibutuhkan untuk bernafas. Sehingga
jika terjadi gangguan di organ-organ tersebut dapat menghambat proses masuknya oksigen.
Dari skenario 2 diketahui seorang anak berusia 12 tahun datang berobat dengan keluhan
sering pusing, batuk pilek sejak 4 bulan yang lalu, sulit bernafas, anak tersebut didiagnosa
terkena radang rongga sinus (sinusitis). Hipotesis yang sudah disusun adalah sinusitis
disebabkan karena adanya peradangan pada sinus paranasalis.
Isi
Fungsi utama sistem pernafasan adalah penyediaan oksigen untuk kelangsungan proses
metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 hasil metabolisme secara terus menerus.
Sistem respirasi ini mencakup 2 proses yang terpisah tetapi berkaitan, yaitu respirasi internal
dan respirasi eksternal:
1. Respirasi internal atau respirasi sel merujuk kepada proses-proses metabolik intrasel
yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2
selagi mengambil energi dari molekul nutrien.
2. Respirasi eksternal meliputi seluruh rangkaian kejadian dalam pertukaran O2 dan CO2
antara lingkungan erksternal dan sel tubuh , respirasi eksternal ini meliputi empat
langkah yaitu:
- Udara secara bergantian dimasuk-keluarkan dari paru sehingga udara dapat
dipertukarkan antara atmosfer dan kantung udara paru (alveolus), pertukaran ini
dilaksanakan oleh tindakan mekanis pernafasan, atau ventilasi. Ventilasi ini
melibatkan beberapa organ yang sangat penting antara lain hidung, faring, laring
trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, dan paru. Kecepatan ventilasi diatur utuk
menyesuaikan aliran udara antara atmosfer dan alveolus sesuai kebutuhan
metabolik tubuh akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2.
- O2 dan CO2 dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler
paru melalui proses difusi.
- Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.
- Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara jaringan dan darah melalui proses difusi
menembus kapiler jaringan.1-3
Dalam proses bernapas, udara melewati beberapa organ-organ pernapasan. Organ-organ
pernapasan yang dilalui tersebut antara lain:
- Hidung yang berfungsi antara lain sebagai mekanisme pertahaan terhadap benda
asing, memanaskan udara pernapasan sesuai suhu tubuh , dan melembabkan
udara pernapasan dan mencegah membran alveol kering.
- Faring (tenggorokan), yang berfungsi sebagai saluran pernapasan dan saluran
pencernaan. Terdapat dua saluran yang berasal dari faring, yaitu trakea yang
dilalui udara menuju paru, dan esofagus yang dilalui makanan menuju lambung.
- Laring, atau voice box yang berperan dalam mengatur suara, menerima udara dari
faring, dan mencegah makanan dan ai masuk ke trakea
- Trakea, bertugas untuk menyalurkan udara ke bronkus kanan dan kiri
- Bronkus, bertugas menyalurkan udara ke bronkiolus untuk diteruskan ke alveolus
- Bronkiolus, sebagai saluran udara terakhir ke alveolus
- Alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas antara O2 dan CO2, mulai terlihat di
ujung bronkiolus terminalis/bronkiolus respiratorius.
Sedangkan struktur saluran pernapasan adalah sebagai berikut 1-5 :
- Anatomi:
1. Cavum Nasi: terdiri dari septum nasal, vestibulum yang mengandung rambut-
rambut yang menyaring benda-benda asing,nares nasi, tulang-tulang di
posterior yang terdiri dari os vomer dan perpendicular os ethmoidalis, dan di
lateral terdapat concha nasalis superior, medius, inferior, juga terdapat meatus
nasi superior, medius, inferior, dan juga terdapat sinus paranasalis seperti
sinus frontalis, sinus maxillaris, sinus sphenoidalis, sinus ethmoidalis. Jika
terjadi infeksi di sinus paranasalis maka dapat menyebabkan sinusitis.
2. Faring: terdiri dari nasofaring yang didalamya terdapat tuba eustachius,
orofaring yang di dalamnya terdapat tonsila palatina, dan laringofaring yang
menuju laring.
3. Laring, terdiri dari epiglotis, plica ventricularis, plica vocalis
4. Trakea, panjangnya antara 10-20 cm, dibentuk oleh kurang lebih sekitar 20
lapis kartilago yang berbentuk huruf C
5. Bronkus, bronkus kanan lebih tebal dan lurus dibanding bronkus kiri, sehingga
jika ada benda asing yang masuk kemungkinan terbesar benda tersebut masuk
adalah di bronkus kanan, bronkus dibagi menjadi dua bagian, yaitu bronkus
ekstrapulmonal yang sebelum masuk ke paru, dan intrapulmonal setelah
masuk ke paru.
6. Bronkiolus, merupakan cabang-cabang bronkus yang lebih kecil yang
bercabang-cabang seperti percabangan sebuah pohon, bronkiolus memiliki
bagian yang di dindingnya terdapat alveolus yaitu bronkiolus respiratorius.
7. Alveolus, merupakan sekelompok kantong udara berdinding tipis setebal
selapis sel dan dikelilingi pembuluh darah paru.
- Histologi
1. Cavum nasi:
Vestibulum nasi: terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Fossa nasalis
Sinus paranasalis
Concha nasalis superior: terdapat sel olfaktorius, sel penyokong, sel
basal
Concha nasalis medius: terbentuk dari epitel bertingkat torak bersilia
bersel goblet
Concha nasalis inferior: terbentuk dari epitel bertingkat torak bersilia
bersel goblet
2. Faring:
Nasofaring: memiliki lamina propria dan jaringan limfoid
Orofaring
Laringofaring
3. Laring:
Epiglotis : katup kartilago yang menutup dan membuka selama
menelan
Glotis: lubang antara pita suara dan laring
Gambar 1.
Sumber: Google
Kartilago tiroid: merupakan kartilago terbesar pada trakea, terdapat
bagian yang membentuk jakun
Kartilago krikoid: cincin katilago yang terletak dibawah kartilago
tiroid
Kartilago aritenoid: diunakan pada pergerakan pita suara bersama
dengan kartilago tiroid.
Pita suara: merupakan sebuah ligamen yang dikontrol oleh pergerakan
otot yang menghasilkan suara dan menempel pada lumen laring.
4. Trakea:
Lapisan luar terdiri atas jaringan ikat
Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan
Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel bertingkat torak bersilia
bersel goblet
5. Bronkus
Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya saja dindingnya lebih
halus dari dinding trakea.
6. Bronkiolus
Epitel selapis torak bersilia bersel torak
Tidak ada tulang rawan
Lamina propia
7. Duktus alveolaris:
Jaringan ikat fibroelastis
Masih ada otot polos
8. Sakus alveolaris
Terdiri dari serat elastin dan serat retikulin
Sudah tidak ada otot polos
9. Alveolus
Dinding tipis
Berlekatan dengan pembuluh darah
Serat elastin dan serat kolagen
Mekanisme pernapasan terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Kedua proses ini memanfaatkan
otot diafragma dan otot-otot interkostalis. Berikut adalah penjelasan mengenai inspirasi dan
ekspirasi.
Inspirasi merupakan proses aktif, dimana proses ini memanfaatkan kontraksi otot-otot
inspirasi. Otot-otot yang berkontraksi saat proses inspirasi tenang adalah otot diafragma dan
otot-otot interkostalis, dan jika terjadi inspirasi kuat, otot yang berkontraksi bisa bertambah
seperti otot sternokleidomastoideus, pektoralis major, dll. Saat otot-otot tersebut berkontraksi,
maka volume paru akan meningkat, sehingga tekanan intrapulmonal akan menjadi lebih
rendah dari tekanan atmosfer, sehingga udara akan mengalir masuk kedalam paru-paru.
Oksigen yang terhirup kemudian diangkut dengan 2 cara yaitu secara fisika dan kimia. 98,5%
O2 diangkut dengan cara kimia yaitu dengan berdifusi ke dalam sel darah merah dan terikat
secara kimiawi dengan hemoglobin. Oksigen yang bereaksi dengan deoksihemoglobin
membentuk oksihemoglobin sambil melepaskan H+. Saat Hb jenuh dengan O2, maka afinitas
Hb terhadap CO2 menurun, sehingga CO2 yang terikat di Hb akan terdisosiasi dan berdifusi
keluar dari sel darah merah melalui plasma menuju alveolus. Ion H+ yang dilepaskan oleh
hemoglobin berikatan dengan ion HCO- 3 yang berasal dari plasma masuk ke sel darah merah
dan membentuk H2CO3 yang kemudian dipecah oleh enzim karbonat anhidrase menjadi H2O
dan CO2. CO2 kemudian akan berdifusi keluar dari sel darah merah menuju plasma lalu ke
alveolus untuk dikeluarkan pada proses ekspirasi.
Gambar 2. Sumber: Google
Ekspirasi tenang merupakan proses pasif, karena terjadi relaksasi otot inspirasi yang
sebelumnya berkontraksi, sehingga jaringan paru kembali kekedudukan semula sesudah
terenggang, kemampuan ini disebut daya recoil. Saat otot inspirasi relaksasi, maka volume
paru berkurang dan tekanan paru menjadi lebih tinggi dari tekanan atmosfer sehingga udara
mengalir keluar dari paru dan mengeluarkan CO2 yang sudah terkumpul di alveolus paru-
paru. 2,5,6
Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pernapasan adalah antara lain2:
- Tinggi suatu tempat
- Tekanan
- Adanya sumbatan
- Penyakit
Kesimpulan
Melalui penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa udara masuk melewati hidung, faring,
laring, bronkus, bronkiolus untuk sampai di paru-paru. Dan dalam proses bernapas,
diperlukan otot untuk mengembangkan paru-paru agar terjadi pertukaran udara di paru-paru.
Dari skenario 2 dapat diketahui bahwa anak tersebut mengalami sesak nafas dan sinusitis
karena adanya infeksi pada sinus paranasalisnya, yang mana penyakit merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2007;6 th ed.h.497-
507.
2. Buku ajar bahan kuliah blok 7. Sistem respirasi 1.3. Asmadi. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba
Medika;2008;h.14-15.
4. Putz R, Pabst R. Sobotta : tabel otot, sendi, dan saraf. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2007.h.62-4.
5. Djojodibroto RD. Respirologi. Jakarta : EGC;2007;h.5-10.
6. Suryo J.Herbal penyembuh gangguan sistem pernapasan. Yogyakarta : B
First;2010.h. 5-9.