mekanisme merkuri cadmiuum
Transcript of mekanisme merkuri cadmiuum
MEKANISME LOGAM MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd) DAN ARSEN (As)
DALAM TANAH
Oleh:
Siti Rizki Amalia H1E107045
Ratri Tri Hapsari H1E107046
Putri Rachmalia K. H1E107048
A. Logam Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd)
Mekanisme merkuri dan kadmium di dalam tanah ada yang terjadi secara alamiah dan
juga akibat aktivitas manusia. Secara alami yaitu longgokan alami di dalam bumi tersingkap,
sehingga berada dipermukaan bumi dan adanya pelapukan batuan yang mengandung merkuri
maupun kadmium yang melonggokkan logam itu sendiri secara residual secara saprofit dan
selanjutnya berada di dalam tanah. Sedangkan yang akibat aktivitas manusia adalah
pembuangan sisa limbah pertambangan, kegiatan industri maupun limbah domestik yang hasil
pembuangannya mengandung merkuri dan kadmium. Mekanisme paparan logam masuk di
dalam tanah,air dan udara sangat berhubungan langsung dengan siklus hidrologi dan sifat fisik,
kimia dan biologi tanah . Yaitu apabila adanya pelarut yang baik maka logam itu sendiri mudah
terinfiltrasi kedalam tanah, fungsi tanah itu sendiri yaitu sebagai media penyaring. Merkuri dan
kadmium memiliki sifat mudah mengkristal, sehingga pada saat terjadi pengkristalan dapat
menyebabkan merkuri dan kadmium terakumulasi di dalam tanah. Berbagai kemungkinan
reaksi yang terjadi terhadap logam berat (Kadmium dan merkuri) di dalam tanah adalah
(Babich dan Stotzky, 1978).
Membentuk senyawa larut, komples dari berbagai macam molekul;
Presipitasi atau kopresipitasi
Terinkorporasi kedalam struktur mineral;
Terakumulasi atau terfiksasi ke dalam bahan biologi;
Dikompleks dengan agen pengkhelat;
Diadsobsi dalam mineral liat atau koloid organic
Tingkat ketersediaan logam berat tergantung pada pH lingkungan. Menurut Babich
dan Stotzki, (1978) pada pH dibawah 8 Cd misalnya terdapat terutama dalam bentuk bebas,
Cd+2 dan Cd (OH)+ mulai terbentuk pada pH 7 – 7.5, sedangkan Cd (OH)2 mulai terbentuk pada
pH 9.0. Klein dan Trayer (1995) mengemukakan bahwa pH adalah faktor penting yang
menentukkan tranformasi logam. Penurunan pH secara umum meningkatkan ketersediaan
logam berat kecuali Mo dan Se.
Makin halus tekstur makin tinggi kekuatan untuk mengikat logam berat. Oleh karena
itu tanah yang bertekstur liat mempunyai kemampuan untuk mengikat logam berat lebih tinggi
dari tanah berpasir. Jenis mineral liat juga berpengaruh terhadap pengikatan logam berat oleh
tanah. Umumnya kemampuan mengikat logam berat vermikulit > illit > montmorillonit >
kaolinit (Babich dan Stotzki, 1978).
Di dalam perairan seperti sungai, logam berat banyak ditemukan pada sedimen. Karena
logam berat yang semula terlarut dalam air sungai diadsorbsi oleh partikel halus (suspended
solid) dan oleh aliran air sungai dibawa ke muara. Air sungai bertemu dengan arus pasang di
muara sungai, sehingga partikel halus tersebut mengendap di muara sungai. Hal inilah yang
menyebabkan kadar logam berat dalam sedimen muara lebih tinggi dari laut lepas. Pada
umumnya muara sungai mengalami proses sedimentasi, dimana logam yang sukar larut
mengalami proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun ke dasar
dan mengendap dalam sedimen (Rochyatun, 2006).
kisaran logam berat merkuri dan kadmium dalam sedimen yaitu Cd = 0,02-0,03 ppm
Hasil alisis kimia unsur merkuri dalam contoh sedimen sungai menunjukkan nilai minimum 0,01
ppm Hg an maksimum 97,84 ppm (Setiabudi, 2005).
B. Logam Arsen (As)
Seperti yang kita ketahui bahwa arsen merupakan mineral yang ada dalam tanah.
Proses arsen dalam mencemari air tanah dapat dilihat pada siklus hidrologi yang mana pada
saat air hujan masuk kedalam tanah. Air yang masuk tersebut akan membawa/melarutkan zat-
zat yang ada dalam tanah, seperti arsen dalam hal ini. Air yang mengandung arsen tersebut
akan terus merembes ke dalam lapisan-lapisan tanah sampai pada air tanah dan mencemari air
tanah.
Suatu bahan pencemar khususnya air dengan kadar arsen yang tinggi lama kelamaan
akan berkurang selama air tersebut terus merembes melewati lapisan tanah. Hal tersebut
terjadi karena adanya sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang mana tanah dapat
digunakan membersihkan zat-zat terlarut dalam air yang mengandung pencemar dari bahan
atau zat pencemarnya. Dengan struktur yang dimilikinya, tanah dapat menyaring bahan
pencemar yang tersuspensi dalam air rembesan. Dengan kemampuan menukar ion pada
mineral lempung dan bahan humus yang dikandungnya, tanah dapat menyerap zat pencemar
berupa ion yang terlarut dalam air rembesan tersebut. Dengan populasi jasad renik pengurai
yang hidup di dalamnya, tanah dapat menguraikan senyawa anorganik pencemar menjadi
senyawa organik sederhana atau senyawa mineral yang tidak berbahaya.
Jadi dari penjelasan di atas, mekanisme arsen sebagai bahan pencemar terdapat pada
lapisan dalam tanah. Karena arsen memang merupakan mineral yang terdapat dalam tanah.
Berbeda dengan zat pencemar lain yang mana mekanisme pencemarannya seringkali terdapat
pada hamparan tanahnya.
Kawasan yang rawan berpotensi tinggi terancam tercemar arsenik yakni daerah dengan
karakteristik biologis dengan lapisan tanah yang kaya akan sedimenorganik /humus yang
mengandung komposisi tanah liat berlumpur. Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada
deposit/sedimen, dan akan stabil bila berada di lingkungan.
Secara kasar arsen berada dalam bumi berkisar antara 1,5-2 mg/kg, dengan rincian di
batuan andesitas yang merupakan kadar terendah adalah 0,5-5,8 mg/kg dan tertinggi di batuan
shale and clay 0,3 - 490 rng/kg.
Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240
mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari 550 mg/kg
(Walsh & Keeney, 1975).
Kadar As terendah adalah jenis andesitas yang merupakan batu api dengan kadar
antara 0,5-5,8 mg/kg. Sedangkan kadar As tertinggi adalah pada jenis shales and clay jenis
batuan sedimen dengan kadar antara 0,3-490 mg/kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsentrasi arsen sebagai bahan pencemar
1. Intensitas hujan
Semakin besar intensitas hujan, semakin banyak air yang masuk ke dalam tanah yang mana
kemudian air tersebut membawa/melarutkan arsen, tetapi semakin sedikit kadar arsennya.
2. Kandungan arsen dalam tanah
Dengan konsentrasi air yang sama, semakin banyak arsen yang terkandung dalam tanah,
maka semakin besar pula kadar arsen dalam air yang melarutkan arsen tersebut
3. Porositas dan permeabilitas tanah
Merupakan faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya air yang mengandung arsen untuk
dapat masuk ke dalam air tanah.
REFERENSI
Sukar. Sumber Dan Terjadinya Arsen Di Lingkungan (Review)
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/sukar2_2.pdf
Diakses 20 Februari 2009
Babich, H. and G. Stotzky. 1878. Effects of cadnium on the biota : influence of environmental factors.
Edv. Appl. Microbiol. 23 : 55 – 117
Setiabudi. 2005. Ekologi Mikroba Pada Tanah Terkontaminasi Logam Barat .
http://tumoutou.net/3_sem1_012/budi_nugroho.htm. Diakses 24 Februari 2009
Rochyatun . 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air dan Sedimen Di Perairan Muara Sungai Cisadane .
Makara, Sains, Vol. 10, No. 1: 35-40. Di akses tanggal 27 Februari 2009