Medikolegal Kematian Mendadak Tia

download Medikolegal Kematian Mendadak Tia

If you can't read please download the document

description

medikolegal

Transcript of Medikolegal Kematian Mendadak Tia

TINDAKAN PADA KASUS KEMATIAN MENDADAKSetiap kemematian mendadak harus diperlakukan sebagai kematian yang tidak wajar, sebelum dapat dibuktikan bahwa tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya. Dengan demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik pada kematian yang mendadak atau terlihat seperti wajar, alasan yang sangat penting dalam otopsi adalah menentukan apakah terdapat tindak kejahatan. Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus kematian mendadak adalah menentukan cara kematian korban.Pemeriksaan kasus kematian mendadak perlu beberapa alasan, antara lain:Menentukan adakah peran tindak kejahatan pada kasus tersebut.Klaim asuransi.Menentukan apakah kematian tersebut karena penyakit akibat industri atau merupakan kecelakaan belaka, terutama pada pekerja industri.Adakah factor keracunan yang berperan.Mendeteksi epidemiologi penyakit untuk pelayanan kesehatan masyarakat.Pada kasus kematian yang terjadi seketika atau tidak terduga, khususnya bila tidak ada tanda-tanda penyakit sebelumnya dan kemungkinan sakit sangat kecil, untuk menentukan penyebabnya hanya ada satu cara yaitu dilakukannya pemeriksaan otopsi pada jenazah, bila perlu dilengkapi dengan pemeriksaan tambahan lain seperti pemeriksaan toksikologi. Hal ini sangat penting untuk menentukan apakah termasuk kematian mendadak yang wajar.Kepentingan otopsi:Untuk keluarga korban: dapat menjelaskan sebab kematian.Untuk kepentingan umum: melindungi yang lain agar dapat terhindar dari penyebab kematian yang sama.Penentuan kasus kematian berdasarkan proses interpretasi meliputi:Perubahan patologi anatomi, bakteriologi, dan kimia.Pemilihan lesi yang fatal pada korban.Pada kasus kematian mendadak yang sering dihadapi, tindakan yang mampu dilakukan adalah:Semua keterangan tentang jenazah dikumpulkan baik dari keluarga, teman, polisi, atau saksi-saksi yang meliputi: usia, penyakit yang pernah diderita, pernah berobat dimana, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tingkah laku yang aneh.Keadaan korban dan sekitar korban saat ditemukan, pakaian yang ditemukan, tanda-tanda kekerasan atau luka, posisi tubuh, temperatur, lebam mayat, kaku mayat, situasi tempat kejadian perkara rapi atau berantakan, adanya barang-barang yang mencurigakan.Keadaan sebelum korban meninggal.Bila kematian tidak pasti, sarankan kepada keluarga untuk melaporkan kepada polisi, jika polisi tidak meminta visum et repertum dapat diberi surat kematian.Dalam mengisi formulir B, pada sebab kematian bila tidak diketahui sebab kematiannya ditulis tidak diketahui atau mati mendadak.Bila dilakukan pemeriksaan dalam, buat preparat histopatologi bagian organ-organ tertentu diperiksa dan pemeriksaan toksikologi.Jangan menandatangani surat kematian tanpa memeriksaan korban dan jangan menyentuh apapun terutama yang dipakai sebagai barang bukti.Dari hasil pemeriksaan:Korban meninggal secara wajar dan sebab kematian jelas, misalnya coronary heart disease, maka diberikan surat kematian dan dikuburkan.Sebab kematian tidak jelas: keluarga atau dokter lapor kepada polisi, kemudian polisi minta visum et repertum, setelah surat permintaan visum et repertum dating maka korban diotopsi untuk menetukan sebab kematian korban.Korban meninggal secara tidak wajar, misalnya ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke polisi.Korban diduga meninggal secara wajar, misalnya: karena penyakit jantung tetapi juga ditemukan tanda-tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor kepolisi.