Materi Umum

50
Materi kuliah: ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Drs. G. M. Saragih, M.Si Program Studi Teknik Lingkungan Fak. Teknik Univ. Batanghari

description

materi ini menjelaskan tentang dampak lingkungan terhadap pembangunan masa kini yang sering sekali tidak digubris oleh pelaksana maupun perencana kontruksi sehingga perlu dipelajari

Transcript of Materi Umum

  • Materi kuliah: ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

    Drs. G. M. Saragih, M.Si Program Studi Teknik LingkunganFak. Teknik Univ. Batanghari

  • ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (A M D A L)

    Menurut UU No. 32 Thn 2009 Bab I Pasal 1 ayat 11 :AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

    Tujuan :Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi sekecil mungkin dan dampak positifnya menjadi besar.

  • Masalah LH timbul karena :1. Dinamika Penduduk2. Pemanfaatan dan pengelolaan SD yang kurang bijaksana.3. Kurang terkendalinya pemanfaatan akan ilmu pengetahuan dan teknologi maju.4. Dampak negatif yang timbul dari kemajuan ekonomi yg seharusnya positif.5. Benturan tata ruang.

  • PPRI No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2Setiap usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki izin lingkungan.Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi :a. Penyusunan Amdal dan UKL-UPLb. Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPLc. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

  • Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan proses kajian identifikasi, prediksi, dan evaluasi dampak kegiatan pembangunan terhadap lingkungan bio-geo-fisik-kimia, kesejahteraan manusia, dan kesehatan masyarakat.

  • Setiap kegiatan yang kemungkinan berdampak penting WAJIB diumumkan terlebih dahulu kepada masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun AMDAL

  • Hasil kajian AMDAL harus dikomunikasikan tidak hanya kepada pemrakarsa, tetapi juga kepada pemerintah dan masyarakatDeputi Penaatan Lingkungan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup

  • Sasaran Amdal :

    adalah menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan.

    Karena apa ?

    Ada pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

  • BAKU MUTU LINGKUNGANKRITERIA BAKUKERUSAKANDiukur melaluiair;air limbah;air laut;udara ambien;emisi;gangguan;Baku mutu lain sesuai dengan.Perkembangan IPTEKEKOSISTEM PERUBAHANIKLIMTanah untuk biomassaTerumbu karangMangrovepadang lamunGambutKarstKebakaran HutanBK ekosistem lainnya sesuai dengan perkembangan IPTEK

    Deputi Penaatan Lingkungan, Kementerian Negara Lingkungan HidupPENCEMARAN / KERUSAKAN LINGKUNGAN

  • Pembangunan berwawasan lingkungan tidak hanya mengutamakan ekonomi, tetapi aspek kelestarian Fungsi lingkungan hidup.Setiap pembangunan harus dilakukan dengan berwawasan lingkunganSetiap Pembangunan yang akan menimbulkan perubahan aspek bentang alam & ekologiUU No. 32 Th 2009 Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup; Permen LH No. 11 Tahun 2006 Jenis rencana kegiatan wajib AMDALLATAR BELAKANG

  • LingkunganBenturanPertemuan 2 Kepentingan tersebut Menimbulkan BENTURAN yang disebut DAMPAK (terhadap lingkungan)DAMPAK yang bersifat PENTINGWAJIB DIKELOLA melalui STUDI AMDAL.Studi AMDAL Merupakan persyaratan yg ditetapkan

  • PENGERTIAN DAMPAK LINGKUNGANTanpa ProyekDampak : diartikan sebagai perbedaan antara keadaan lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya proyek atau kegiatan dan yang diprakirakan akan ada dengan adanya proyek atau kegiatanDengan ProyekKualitas LingkunganT0T1DampakPerubahan tanpa proyekGaris dasar

  • Jumlah manusia yang terkena dampak.Luas wilayah persebaran dampakLamanya dampak berlangsungIntensitas dampakBanyaknya komponen yang terkena dampakSifat komulatif dampak Berbalik/ tidaknya dampakKriteria Dampak Penting(Bapedal No. 056 Tahun 1994)

  • DASAR HUKUM STUDI AMDAL1. UU. No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup2. UU. No. 32 (2004) Tentang Pemerintahan Daerah 3. PP. No. 27 (1999) Tentang AMDAL4. Permen LH. No. 11 (2006) Tentang jenis Kegiatan yang wajib AMDAL5. Berbagai Peraturan lain yang terkait

  • Tujuan Studi AMDALMengidentifikasi rencana kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan baik yang bersifat positif maupun negatif.Mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan yang diprakirakan terkena dampak penting.Memprakirakan dan mengevaluasi segenap dampak penting yang akan timbul akibat adanya rencana kegiatan sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan.Menyusun rencana atau langkah-langkah untuk mencegah dan menanggulangi serta memantau dampak penting yang akan timbul.

  • PENGERTIAN dan DEFINISI AMDALAMDAL adalah: Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL Terdiri Atas 3 Dokumen: KA-ANDAL (Kerangka Acuan-ANDAL)ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) Dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan

  • ANDAL adalah: Dokumen Kedua yang berisi tentang kajian secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana kegiatan terhadap LH. RKL adalah: Dokumen Ketiga yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang berbagai alternatif rencana upaya pengelolaan lingkungan yang perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan menanggulangi dampak negatif penting yang diprakirakan terjadi dan mendorong dampak positif penting yang diprakirakan terjadi.RPL adalah: Dokumen Keempat yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang berbagai alternatif rencana upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan dalam rangka melihat efektifitas RKL dan kecenderungan perubahan lingkungan yang terjadi sekaligus sebagai early warning system. KA - ANDAL adalah: Dokumen pertama yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun studi ANDAL.

  • PROSEDUR PENYUSUNAN AMDAL(PP. 27/1999)IJIN USAHA/KEGIATAN(INSTANSI YANGBERWENANG)

  • Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan AMDAL :Pemrakarsa/ Proponen (Penanggungjawab Kegiatan) /Konsultan LingkunganPemerintah yg berwenang/Tim Teknis/Komisi Penilai AMDAL (Pusat, Propinsi, Kab./Kota)4. Masyarakat sekitar

  • KEGUNAAN STUDI AMDALa. Bagi PemrakarsaSebagai masukan bagi penyempurnaan desain teknis rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pemrakaarsa.Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Sebagai salah satu persyaratan bagi diterbitkannya surat perijinan yang diperlukan.Sebagai bukti kesadaran, ketaatan, dan kepedulian pemrakarsa terhadap ketentuan hukum yang berlaku.

  • c. Bagi Masyarakat :Mengetahui informasi lebih dini tentang adanya rencana kegiatan, sehingga dapat mengantisipasi resiko negatip yang akan dihadapi dengan adanya proyek dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada sehubungan dengan adanya kegiatan tersebut, seperti : kesempatan kerja dan peluang berusahaTurut berperan serta dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang diprakirakan terjadi.b. Bagi Pemerintah :Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan bagi rencana penbangunan oleh pemrakarsa.Menjadi bahan acuan dalam pengawasan terutama dalam pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.Menyediakan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah di Kabupaten/Kota.

  • Pengesyahan Dokumen AmdalDokumen AMDAL : a) Ka-ANDAL Putusan dari Tim Teknisb) ANDAL; RKL dan RPL. Putusan dari Komisi AMDALAkan disyahkan oleh Instansi yang ber-tanggungjawab bila telah dibahas oleh Tim Teknis AMDAL dan telah diterima oleh Komisi Penilai AMDAL

  • Komisi Penilai AMDAL terdiri atas :Instansi yang bertanggungjawab (bidang LH)Instansi terkaitWakil Pakar (LSM/Perg.Tinggi /Pemerhati LH)Wakil Masyarakat (sekitar lokasi)Sejak berlakunya UU tentang Pemerintah Daerah ( 1999 dan 2004)Komisi AMDAL berada di : Pusat, Propinsi dan Kab/ Kota, sesuai dengan kewenangan masing -masing

  • Pembagian Instansi Yang Bertanggungjawab.Bila lokasi di dalam 1 Kabupaten/Kota : BLHD Kab/Kota (bila di Kab/Kota belum ada Komisi AMDAL BLHD Provinsi.2. Bila lokasi pada 2 Kab/Kota : Wewennang di BLHD Provinsi3. Bila lokasi pada 2 Provinsi : Wewenang di Kement. LH (Jakarta)4. Kegiatan B3; Wewenang Kement. LH

  • Terdapat 3 jenis AMDAL, yaitu :

    AMDAL Tunggal (Sektor)

    AMDAL Kawasan

    AMDAL Terpadu (Multisektor)

  • RUANG LINGKUP STUDI AMDALPerbaikan dokumen ANDAL, RKL dan RPL (masukan dari Komisi Penilai AMDAL Kabupaten atau kota)Perbaikan Draft Dokumen KA ANDAL (masukan dari Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota)

    PersiapanSosialisasi & Konsultasi PublikPengumpulan data sekunder & Survei lap. awalPengolahan & Analisis DataDraft Dokumen KA - ANDALPresentasi draft KA - ANDALSurvei Lapang Utama Pengolahan dan analisis data Draft Dokumen ANDAL, RKL dan RPL & Ringkasan EksekutifPresentasi Draft Dokumen ANDAL, RKL & RPLPersetujuan dokumen ANDAL, RKL dan RPL di Komisi Penilai AMDAL Kabupaten atau kota

  • Penerimaan tenaga kerja Pembangunan Sarana penambangan(jalan, base camp dsb)3. Mobilisasi peralatan4. Pembukaan dan Pembersihan LahanPenerimaan Tenaga KerjaPengadaan dan Mobilisasi PeralatanPengupasan dan penggalian tanahPenimbunan tanah galian Penambangan batu bara Pencucian batubara Pentirisan dan Penimbunan batu bara Pengangkutan batu baraSurvei potensi deposit batu bara2. Sosialisasi dan negoisasi dengan masyarakat3. Penetapan batas wilayah penambangan4. Aspek Legal dan Perizinan lokasi penambanganTAHAPAN RENCANA KEGIATAN Contoh PERTAMBANGAN BATU BARAB. Tahap KontruksiC.Tahap OperasiA. Tahap Pra KontruksiD.Tahap PascaoperasiPengembalian tanah Rehabilitasi lahan bekas tambangPemutusan hubungan kerja

  • RONA LINGKUNGAN AWALA. FISIKA KIMIA Iklim dan Curah HujanTata Ruang dan Penggunaan TanahKualitas Air Kualitas UdaraKebisinganBentang AlamTinggi Muka Air Erosi dan Banjir

    B. BIOLOGI1. Vegetasi2. Satwa

    C. SOSIAL1. Tingkat Pengangguran2. Mata Pencaharian3. Tingkat PAD4. Persepsi masyarakat6. Budaya MasyarakatD. KESLINGMAS1. Tingkat Kesehatan Masyarakat2. Kondisi Sanitasi E. KAMTIBMAS1. Tingkat Kriminalitas2. Kondisi Lalu Lintas

    F. HANKAMNAS Penyelundupan

  • Contoh MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

    Komponen LingkunganPrakonKonstruksiOperasiPasopKet. Rencana Kegiatan

    1

    2

    3

    1

    2

    344

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    1

    2

    3A. Tahap Pra KonstruksiPenyelidikan geologiSosialisasi&NegoisasiPerizinan

    B. Tahap KonstruksiRekruitmen tenaga kerjaMobilisasi peralatan&material Pembersihan lahan Pembangunan sarana&prasarana C. Tahap OperasiRekruitmen tenaga kerjaMobilisasi peralatanPengupasan lahanPenimbunan tanah galianPenggalian batubaraPencucian batubaraPenirisan & penimbunan batubaraPengangkutan batubara

    D. Tahap Pasca OperasiPengembalian tanah galianReklamasi lahan bekas tambangPemutusan hubungan kerjaFISIK KIMIA1Kualitas udaraXXXXXXXX2.KebisinganXXXXXX3Kualitas airXXXXXXX4.Bentuk lahanXXXXXX5Kualitas tanahXXXXXXX6Permukaan air tanahXXX7Genangan/banjirXXXXX8ErosiXXXXXBIOLOGI1Vegetasi budidayaXX2SatwaXXXSOSEKBUD1.Kesempatan KerjaXXX2.Peluang UsahaX3.Peningkatan PADXX4.Kecemburuan sosialXXXX5.Persepsi MasyarakatXXXXXXXXXXXXXX6.Perubahan gaya hidupXXKESLINGMAS1.Sanitasi LingkunganXXXXX2Kesehatan MasyarakatXXXKAMTIBMAS1 KriminalitasXX2Gangguan lalu lintasXXX3Kecelakaan lalu lintasXXX

  • FOCUSSINGRONA LINGKUNGAN

    A. FISIKA KIMIA B. BIOLOGIC. SOSEKBUDD. KESLINGMASE. KAMTIBMAS

    DAMPAK POTENSIALA. FISIKA KIMIA 1. Kualitas Air 2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Bentuk Wilayah5. Kualitas Tanah6. Perubahan Muka Air 7. Erosi8. Banjir

    B. BIOLOGI1. Vegetasi2. Satwa

    C. SOSIAL1. Kesempatan Kerja2. Peluang Usaha3. Peningkatan PAD4. Kecemburuan Sosial5. Persepsi masyarakat6. Perubahan Gaya Hidup

    D. KESLINGMAS1. Gangguan kesehatan2. Sanitasi E. KAMTIBMAS1. Kriminalitas2. Kecelakaan Lalin3. Gangguan Lalu Lintas

    Metode MatriksDAMPAK PENTING HIPOTETIK

    A. FISIKA KIMIA 1. Kualitas Air 2. Kualitas Udara3. Kuantitas Air4. Bentuk Wilayah5. Erosi6. Kualitas tanah

    B. BIOLOGI1. Vegetasi

    C. SOSIAL1. Kesempatan Kerja2. Peluang Usaha3. Peningkatan PAD4. Kecemburuan Sosial5. Persepsi masyarakat

    C. KESLINGMAS1. Gangguan kesehatan

    E. KAMTIBMAS1. Kriminalitas2. Gangguan Lalu Lintas

    ISU POKOK1. Perubahan bentang alam2. Penurunan Kualitas Lingkungan3. Peingkatan perekonomian daerah4. Keresahan masyarakatDiskusi antar pakarStudi pustakaSurvei lapangProfesional judgmentKonsultasi publik

    Metode analisis keterkaitanRENCANA KEGIATAN:. PRAKONSTRUKSI. KONSTRUKSI. OPERASI. PASCA OPERASI

    Identifikasi Dampak PotensialBagan Alir Pelingkupan Rencana Penambangan Batubara Oleh PT di KabupatenEvaluasi Dampak Potensial

  • METODE STUDII. Metode Pengumpulan dan Analisis DataII. Metode Prakiraan Dampak PentingIII. Metode Evaluasi Dampak Penting

  • I. Metode Pengumpulan dan Analisis Data2. Kualitas UdaraA. FISIKA KIMIA1. Kualitas air permukaan (Kep.Men.LH No. 113/2003)

    NoParameterMetode/Alat1DebuGravimetri2KebisinganSound level meter

    NoParameterMetode/Alat1Suhu Pemuaian2Padatan tersuspensiGravimetri3Padatan terlarut Spektrofotometer4pHpH meter5Besi total (Fe)AAS6Mangan (Mn)AAS

  • 4. Erosi tanah (Pendekatan USLE) A = R K LS C P A adalah rata-rata erosi (t/ha/th) R adalah faktor erosivitas hujan K adalah faktor erodibilitas tanahLS adalah faktor panjang dan kemiringan lerengC P adalah faktor pengelolaan tanah

    3. Bentuk Wilyah Bentuk Wilayah diukur dengan melihat topografi

  • 4. Kualitas tanahSampling tanah kompositAnalisis LaboratoriumSifat Fisik kimia tanah:-Berat jenis-Tekstur-Kandungan hara N, P, K dan unsur-unsur mikro

  • B. Biologi : Survai lapangan metode kuadran/transekVegetasi :Kepadatan JenisDominasi RelatifKeragaman RelatifIndeks Nilai Penting

  • C. Sosek-bud dan KeslingmasKonsultasi dan diskusi dgn key-personWawancara dgn penduduk ( 45 org responden)Observasi lapanganData sekunderAnalisis statistik deskriptif:* Peluang kerja* Peluang berusaha* Peningkatan PAD* Persepsi masyarakat* Peluang insiden penyakit tertentu

  • D. Kamtibmas (Kriminalitas dan Gangguan Lalin)Data sekunder mengenai kriminalitas dan kepadatan lalu lintas jalanKonsultasi/wawancara dengan key-personObservasi lapangan/pencatatan : kapasitas dan kondisi jalan, kepadatan lalin.Analisis statistik deskriptif:*Peluang terjadinya kriminalitas*Level of service jalan

  • II. Metode Prakiraan Dampak Penting1. KepKa Bapedal No. 056 /1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting 2. Model Matematik (Simulasi) (1). Jumlah manusia yang terkena dampak (2). Intensitas berlangsungnya dampak(3). Luas penyebaran dampak (4). Lamanya dampak berlangsung(5). Sifat kumulatif dampak (6). Berbalik atau tidaknya dampak (7). Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampak

  • III. Metode Evaluasi Dampak PentingMetode MatriksBagan Alir Overlay peta sebaran dampak pentingBerpedoman pada KepKa Bapedal No. 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting 3. Baku Mutu Lingkungan 4. Analog

  • Sheet1

    Matrik Evaluasi Dampak Penting Penambangan Batu bara

    7 Kriteria Dampak PentingFisik - KimiaBioSosek- BudKeslingKamtibKomponen Lingkungan

    A1A2A3A4A5A6A7A8B1C1C2C3C4C5C6D1D2E1E2A1 = Kualitas udara

    1. Jumlah manusia terkena dampak- P-P- P- P- P- P- P- P-TP+P+ P+P- P- P- P-P-P-P-PA2 = Kebisingan

    2. Intensitas dampak- P- P- P- P-TP- PT PTP+ P+ P+ P- P- P- P-TP-TP- PTPA3 = Kualitas air

    3. Luas sebaran dampak- P-P- P- PTP-TPT PT PTP+ P+ P+ PT PTP-TP-TP-PTPA4 = Kuantitas air

    4. Lamanya dampak- P-P- P- P-TPT PT P-TP+ P+ P+ P- P- P-TP-TP-TPTPA5 = Kualitas tanah

    5. Sifat kumulatif dampak- P-TP- P- PTP-TP- P- P-TP+ P+ P+ P- PTp-P-TPTPTPA6 = Fisiografi Lahan

    6. Berbalik tidaknya dampak- P-TP- P- PTP-TPT P- P-TP+ P+ P+ P- PTP-TP-TP-PTPA7 = Banjir dan Erosi

    7. Komponen lain terkena dampak- P-P- P- P- P- P- P-P+ P+ P+ P- PTP-TP-P-P-PA8 = Longsor

    Derajat kumulatif dampak- P- P- P- P- P- P- P- P- P+ P+ P+ P- P- P- P-P-P-P-PB1 = vegetasi

    Sumber dampak pentingC1 = Kesempatan kerja

    Tahap PrakonstruksiC2 = Peluang usaha

    1. Penyelidikan GeologiXXC3 = Peningkatan PAD

    2. Sosialisasi & NegoisasiXC4 = Kecemburuan sosial

    3. Perizinan & Penetapan batas lokasiXXC5 = Persepsi Masyarakat

    Tahap KonstruksiC6 = Situs/Keramat

    1. Penerimaan tenaga kerjaXD1 = Sanitasi Lingkungan

    2. Pembangunan sarana & prasaranaXXXXXXXD2 = Gangguan kesehatan

    3. Mobilisasi peralatan & materialXXXXE1 = Gangguan lalu lintas

    4. Pembukaan dan pembersihan lahanXXXXXXE2 = Kecelakaan lalu lintas

    Tahap Operasi

    1. Penerimaan tenaga kerjaXXXX

    2. Pengadaan & mobilisasi peralatanXX

    3. Pengupasan & penggalian tanahXXXXXXXXXX

    4. Penimbunan Tanah galianXXXXX

    5. Penambangan batu baraXXXXXXXX

    6. Pencucian, pentirisan & penimb. bt baraXXXXXXX

    7. Pengangkutan batu baraXXXXXX

    Tahap pasca operasi

    1. Pengembalian tanah & reklamasi lahanXXXXXXXX

    2. Pemutusan hubungan kerjaX

    VII-2

    Sheet2

    Sheet3

  • Luasan diusahakan sama

  • Tabel 3.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Batubara d Kabupaten Lebak

    TahapanKomptkena dmpakSmber dmpkTolok ukur dampakTujuan Rencana PengelolaanUpaya PengelolaanLokasi pengelolaanPeriode pengelolaanInstitusi PengelolaSmber dnaTahap Prakonstruksi a. komponen Sosiala.1. Persepsi masyarakatKegiatan sosialisasi dan penetapan batas wilayah penambangan (KP) eksploitasi batubara yang mencakup beberapa desa di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.Adanya ketidakpuasan para pemilik/penggarap lahan atas bentuk kerjasama dan konpensasi yang ditawarkan oleh pemrakarsa.Adanya penolakan dari pemilik/penggarap lahan untuk ditambang sedemikian banyaknya sehingga merubah batas-batas wilayah KP eksploitasi yang telah diajukan oleh pemrakarsa atau merubah keputusan pemrakarsa mengenai rencana penambangan tersebut. Agar masyarakat mengetahui dengan jelas tentang rencana kegiatan penambangan batubara beserta dampaknya yang dapat terjadi, baik yang positif maupun negatif sehingga masyarakat setempat dapat mengambil keputusan yang terbaik sehubungan dengan rencana kegiatan tersebut. Agar masyarakat mengetahui dan memahami batas wilayah rencana penambangan batubara yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak kepada pemrakarsa, sehingga komitmen dan menghargai keputusan yang diambil sehubungan dengan rencana kegiatan tersebut. 1.Melakukan sosialisasi secara memadai dalam rangka menjelaskan rencana kegiatan penambangan kepada masyarakat, khusunya mereka yang akan terkena dampak, baik langsung maupun tidak langsung. 2. Melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat berkaitan dengan masalah kerjasama dan konpensasi kepada pemilik/penggarap lahan dan masyarakat setempat sehubungan dengan dampak negative dari rencana kegiatan.3. Melibatkan berbagai pihak yang terkait dan disepakati oleh para pemilik/penggarap lahan dalam penentuan batas wilayah penambangan batubara di lapangan.4. Mempertimbangkan permintaan masyarakat tentang dana kompensansi dan berbagai permintaan lainnya oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan perusahaan baik dari segi finansial maupun segi teknik.5. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lebak dan instansi terkait lainnya, dan tokoh masyarakat di desa-desa sekitar dalam upaya merumuskan program community development di desa-desa yang termasuk wilayah KP. Desa Bojongmanik, Desa Bojongmanik, Desa Mekarmanik dan Desa Cempaka dan Desa Cempaka, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.Kegiatan sosialisasi minimal dilakukan satu kali di setiap desa selama tahap prakontruksi atau sebelum dilakukan kegiatan penentuan batas-batas wilayah KP di lapangan. Pelaksana : PT. .Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Sosial Kab. Lebak, Camat Bojongmanik dan Aparat Pelaporan : Bupati Kabupaten Lebak Pemrakarsa

  • Ta-ha-panKompo-nen kena dam-pakSumber dampakTolok ukur dampakTujuan Rencana PengelolaUpaya PengelolaanLokasi pengelo laanPeriode pengelola-anInstitusi PengelolaSumber penda-naanOperasi Komponen Fisik-kimiaPenurunan Kualitas UdaraSumber dampak peningkatan partikulat (debu) di udara selama tahap operasi penambangan batubara di Kecamatan Bojongmanik adalah debu tanah akibat adanya pwnimbunan tanah, penumpukan batubara hasil olahan untuk dipasarkan), dan pembukaan lahan batubara untuk pit tambang. Selain itu penyebaran debu juga dapat berasal dari kendaraan yang melewati jalan-jalan yang belum mengalami pengaspalan serta gas buang dari kendaaran angkutan batu bara. Tolok ukur untuk mengklaim bahwa telah terjadi peningkatan kadar debu di udara selain visual juga adalah baku mutu yang digunakan sebagai tolok ukur dampak adalah SK Gubernur Jawa Barat No. 660.31/694-BKPMD/82 tahun 2000, tentang baku mutu udara ambient danTujuan pengelolaan dampak peningkatan debu adalah untuk meminimalisasi peningkatan kadar debu di udara hingga berada dibawa baku mutu kualitas udara.1. Luas lahan yang dibuka untuk pit dibuka secara bertahap2. Lakukan penyiraman secara periodik atau setiap hari terhadap lahan-lahan gundul hasil kupasan dan jalan pengangkutan batu bara dari mulai tambang hingga stock pile 3. Posisi lahan pit tambang memperhatikan arah angin yang dominan di Kecamatan Bojongmanik. 4. Posisi lahan yang segera dibuka disesuaikan dengan pemukiman penduduk, lahan-lahan kebun milik masyarakat terutama yang masih produktif.5. Mempercepat proses reklamasi setelah tambang selesai dimanfaatkan6. Menutup bak angkutan batu bara dengan terpal, sehingga debu batu bara yang diangkut tidak berterbangan.Pengelolaan dilakukan pada pit, jalan tambang dan jalan angkutan Selama tahap operasi, sejak lahan mulai ditambang dan pada saat pengangkutan batu bara dari tambang hingga stock pilePelaksana : PT.Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pertambangan dan Energi, Kab. Lebak, Camat Bojongmanik dan Aparat Desa Pelaporan : Bupati Kabupaten Lebak Pemrakarsa PT

  • Tabel 3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Pertambangan Batubara di Kabupaten Lebak

    TahapanKomponen kena dmpakSumber dampakTolok ukur dampakTujuan Rencana PemantauanUpaya PemantauanLokasi PemantauanPeriodePemantauanInstitusi PengelolaSumber danaTahap Prakonstruksia. komponen Sosiala.1. Persepsi masyarakatKegiatan sosialisasi dan penetapan batas wilayah penambangan (KP) eksploitasi batubara yang mencakup beberapa desa di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.Adanya ketidakpuasan para pemilik/penggarap lahan atas bentuk kerjasama dan konpensasi yang ditawarkan oleh pemrakarsa.Adanya penolakan dari pemilik/penggarap lahan untuk ditambang sedemikian banyaknya sehingga merubah batas-batas wilayah KP eksploitasi yang telah diajukan oleh pemrakarsa atau merubah keputusan pemrakarsa mengenai rencana penambangan tersebut. Mengetahui jumlah atau proporsi penduduk pemilik/penggarap lahan dan masyarakat yang menolak rencana penambangan batubara oleh pemrakarsaMengetahui jenis tuntutan kompensasi yang diajukan oleh masyarakat setempat dan konpensasi yang dipenuhi oleh pemrakarsaMengetahui kesungguhan respon pemrakarsa dan masyarakat dalam kesepakatan kerjasama penambangan batubara di lokasi.Melakukan wawancara dengan penduduk pemilik/penggarap lahan dan masyarakat setempat.Melakukan wawancara dengan penanggungjawab dan pelaksana kegiatan penambangan batubara (pihak pemrakarsa dan kontraktornya, jika ada).Desa Bojongmanik, Mekarmanik dan Cempaka dan sekitarnya, Kecamatan Bayat, Kabupaten Lebak.Kegiatan pemantauan minimal dilakukan satu kali di setiap desa selama tahap prakontruksi atau sebelum dilakukan kegiatan penentuan batas-batas wilayah KP di lapangan.Pelaksana :PT. ..Pengawas :DinasLingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Sosial Kab. Lebak, Camat Bojongmanik dan AparatPelaporan :Bupati Kabupaten LebakPemrakarsa .

  • Pertambangan Batubara

    *