materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

12
Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA Return on Investment Apabila ROI digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi, maka Laba pusat investasi dibagi dengan Investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian investasi. Contoh: Laporan keuangan PT. MAJU tahun 2000 ( dalam jutaan) Penjualan Rp 10.000,-- Harga Pokok Penjualan 6.000,-- Laba Kotor 4.000,-- Beban Operasional : Beban pemasaran Rp 1.000,-- Beban administrasi dan umum 1.000 Total Beban Operasional 2.000,-- Laba operasional 2.000,-- Neraca per 31 Desember 2000 Kas Rp 500,- Piutang Usaha 700,- Persediaan 300,- Aktiva Tetap bersih 3.500,- Total Aktiva 5.0 00,- Kewajiban lancar: Utang usaha 1.000 Utang gaji 500,- Utang pajak 500,- Total kewajiban lancar 2.000,- Modal pemegang saham 3.000 Total Kewajiban dan Modal 5.000,- Beban modal = 10% ROI (1) Return on Investment = Laba operasional / Total Aktiva = Profit Margin X Asset Turnover = (Laba / Penjualan) X (Penjualan / Total Aktiva) = Rp 2.000,- / Rp 10.000,- = 20% X ( Rp 10.000,-- / Rp 5.000,- = 2 ) = 40% ROI (2) Return on Investment = Laba operasi / Total Aktiva – Kewajiban Lancar = Rp 2.000,-- / ( Rp 5.000,- - Rp 2.000,-- = Rp 3.000,--) X 100% = 66,67% Apabila target ROI pada periode tersebut adalah misalnya, 20 %,

Transcript of materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Page 1: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROI dan EVA

Return on Investment

Apabila ROI digunakan dalam mengukur kinerja pusat investasi, maka Laba pusat investasi

dibagi dengan Investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian investasi.

Contoh: Laporan keuangan PT. MAJU tahun 2000 ( dalam jutaan)

Penjualan Rp 10.000,-- Harga Pokok Penjualan 6.000,-- Laba Kotor 4.000,--

Beban Operasional :

Beban pemasaran Rp 1.000,-- Beban administrasi dan umum 1.000 Total Beban Operasional

2.000,-- Laba operasional 2.000,-- Neraca per 31 Desember 2000 Kas Rp 500,-

Piutang Usaha 700,- Persediaan 300,- Aktiva Tetap bersih 3.500,- Total Aktiva 5.0 00,- 

Kewajiban lancar: Utang usaha 1.000 Utang gaji 500,-

Utang pajak 500,- Total kewajiban lancar 2.000,- Modal pemegang saham 3.000

Total Kewajiban dan Modal 5.000,- Beban modal = 10%

ROI (1)

Return on Investment = Laba operasional / Total Aktiva

= Profit Margin X Asset Turnover

= (Laba / Penjualan) X (Penjualan / Total Aktiva)

= Rp 2.000,- / Rp 10.000,- = 20% X ( Rp 10.000,-- / Rp 5.000,- = 2 ) = 40%

 

ROI (2)

Return on Investment = Laba operasi / Total Aktiva – Kewajiban Lancar

= Rp 2.000,-- / ( Rp 5.000,- - Rp 2.000,-- = Rp 3.000,--) X 100% = 66,67%

Apabila target ROI pada periode tersebut adalah misalnya, 20 %, maka kinerja perusahaan

tersebut BAIK.

 

Economic Value Added ( EVA)

EVA = Laba operasi – beban modal

= Rp 2.000,- - (10% X Rp 3.000,- = Rp 300,--) = Rp 1.700,--

EVA yang baik harus di atas Rp 0,-- ( > Rp 0,- )

 

 EVA vs. ROI 

Page 2: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Ada tiga keuntungan dari ROI:

1.      ROI merupakan pengukuran yang kompherensif dimana semua mempengaruhi laporan

keuangan tercermin dari rasio ini.

2.      ROI mudah dihitung, mudah dipahami,dan sangat berarti dalam pengertian absolute.

3.      ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung

jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya/

 

EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga

memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI:

•  Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan

investasi.

•  Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba

keseluruhan.

•  Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.

•  EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-

perubahan dalam nilai pasar perusahaan.

 

Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting bagi

perusahaan:

•  Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover)

•  Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akusisi

•  Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk

pertumbuhan masa depan.

 

Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha adalah meminta para

manajer unit usaha untuk menciptakan dan meningkatkan EVA.

EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-

tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dapat dipahami

dengan melihat pada cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai

berikut:

EVA = Laba operasional – Beban modal

Dengan:

Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)

Cara lain untuk menyatakan persamaan (1) adalah :

Page 3: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

EVA = Modal yang digunakan X (ROI- biaya modal) (2)

 

Tindakan-tindakan berikut akan meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan

(2): (i) peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains , tanpa

menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan atau bisnis yang ROI-nya kurang dari

biaya modal; (iii) investasi agresif yang baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya

melebihi biaya modal dan (iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio

penjualan terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya modal tanpa

mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2). Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan

yang terbaik bagi kepentingan perusahaan.

EVA memecahkan permasalan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam

unit usaha yang berbeda dan tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut

memungkinkan untuk memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan

dalam proses perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan,

semakin rumit juga perhitungan EVA-nya

 

Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer

Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas.

Diketahui dalam pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja

adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha.

 

Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas 

Secara konsep nilai suatu usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini

dihitung dengan mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan

setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk

lima ,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.

 

Pusat investasi memiliki semua masalah pengukuran yang terlibat dalam menentukan beban dan

pendapatan. Pusat investasi menimbulkan permasalahan baru mengenai bagaimana cara

mengukur aktiva yang digunakan, khususnya aktiva mana yang akan dimasukkan, bagaimana

menilai aktiva tetap dan aktiva lancar, metode penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva

tetap, aktiva perusahaan mana yang harus dialokasikan, dan kewajiban mana yang harus

dikurangi.

Page 4: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Suatu tujuan penting dari suatu organisasi bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat

pengembalian atas ekuitas pemegang saham (yaitu, nilai sekarang bersih dari arus kas di masa

depan). Sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini guna mengevaluasi

kinerja para manajer unit usaha per bulanan atau kuartal. Menghitung tingkat pengembalian

adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit usaha. Nilai tambah ekonomis

(economic value added-EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengembalian

investasi (return on investment-ROI) dalam mengevaluasi kinerja dari para manjer unit usaha.

Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika menetukan tujuan laba tahunan harus ada tariff bunga

yang akan eksplisit terhadap saldo yang akan diproyeksikan atas pos modal kerja yang dapat

dikendaliakan khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang yang cukup alot

mengenai pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva tetap.

Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja

menajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.

Page 5: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Menghitung PBP, BEP, dan ROI (Rumus Wajib Pengusaha) Browse » Home » Entrepreneurship » Menghitung PBP, BEP, dan ROI (Rumus Wajib Pengusaha)

BEP (Break Even Point) adalah jumlah produk yang harus dijual untuk memenuhi

penutupan modal

PBP =   Total Investasi (Penanaman Modal) /  Laba Per Bulan

PBP (Pay Back Period) ini adalah jangka waktu pengembalian modal dalam usaha

kita

Contoh =  = 100 Juta : 15 Juta =6,7 Bulan

ROI (Return On Investment) =  (Laba per Bulan /  Total Investasi) x 100 %

Contoh=  (15 Juta : 100 Juta) x 100% = 15%

Note: ROI seharusnya diatas 5%

Page 6: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Contoh Kasus:

Ada sebuah usaha nasi goreng dengan rincian sebagai berikut:

Harga Jual      = 15.000

Harga Produksi          = 5.000

Investasi Dana            = 50 Juta

Sewa Tempat = 10 Juta/ Tahun

Gaji Pegawai  = 1,5 Juta/Bulan

Biaya lain-lain            = 500 ribu/Bulan

Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya, maka

Berapa BEP,PBP, dan  ROI nya?

BEP

Jumlah Pengeluaran per Hari :

Sewa Tempat             = 10 Juta / 366 Hari    = 28 Ribu

Gaji Pegawai  = 1,5 Juta / 30 Hari     = 50 Ribu

Biaya Lain-Lain          = 500 Ribu / 30 Hari  = 17 Ribu

Total investasi = 50 Juta / 365 Hari    = 137 Ribu

Total Pengeluaran = 232.000/Hari

Page 7: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Maka untuk BEP nya :

Laba per piring = Harga Jual -  Harga Produksi = 15.000-5.000 = 10.000

Dengan Laba sejumlah tersebut, BEP = 232 ribu : 10 ribu =23 Piring

Jadi, jumlah produk (nasi goreng) yang harus terjual setiap harinya untuk memenuhi

penutupan modal adalah sebanyak 23 Piring Nasi Goreng

PBP

Dengan soal yang menyatakan bahwa setiap harinya, usaha tersebut memiliki

target untuk menjual setidaknya 30 piring setiap harinya, maka laba/bulannya

adalah

10ribu x 30 piring x 30 hari = 9 Juta

Jadi, PBP = 50 Juta : 9 Juta = 5,5 Bulan

ROI =  (9 Juta / 50 Juta) x 100% = 18%

Wih, mantep kan ROI nya J untuk contoh studi kasus diatas

Note: Semakin besar ROI maka semakin besar peluang untuk menarik perhatian

investor

Sekian sharing ilmu dari saya, jika ada pertanyaan atau mau sharing-sharing juga,

silahkan J

Page 8: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) atau Laba atas investasi dapat didefinisikan sebagai sebuah perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Salah satu cara untuk menghitung ROI dilakukan dengan cara laba bersih (earning after tax) dibagi dengan total aktiva. Dengan mengetahui rasio ini bisa dinilai apakah perusahaan efisien memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi ROI semakin efektif manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan.

Cara Menghitung ROI (Return On Investment)By andheek on May 15, 2013

Dalam suatu usaha tentunya kita harus cermat dan jeli dalam melihat peluang usaha mana yang lebih menjanjikan dan menguntungkan atas uang yang akan kita tanamkan. Juga kita harus bisa menghitung apakah suatu usaha yang kita jalankan tersebut akan memberikan keuntungan seperti yang kita harapkan. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengetahui tingkat keuntungan atas investasi yang telah kita lakukan dalam suatu usaha. Pun hal ini berlaku bagi investor sebelum melakukan investasi atas dana yang mereka miliki, perlu untuk mempertimbangkan tingkat ROI yang ditawarkan oleh rekan bisnis kita. Apa itu ROI?

Page 9: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Pengertian ROI

ROI (singkatan bahasa Inggris : return on investment) atau ROR (singkatan bahasa Inggris: rate of return) – dalam bahasa Indonesia disebut laba atas investasi – adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau laba/rugi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal. ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan sering juga dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal. (wikipedia) ROI juga dikenal sebagai tingkat laba (rate of profit) atau hasil suatu investasi pada saat ini, masa lampau atau prediksi di masa mendatang. Atau bahasa sederhananya ROI merupakan pengembalian keuntungan atas investasi.

Cara menghitung ROI

ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut :

ROI = ( Total Penjualan – Investasi ) / Investasi x 100%

Misalnya, jika investasi sebesar Rp 10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp 15.000.000, berarti diperoleh laba sebesar Rp 5.000.000

Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah = ((Rp 15.000.000 – Rp 10.000.000) / Rp 10.000.000) x 100% adalah sebesar 50%. Maka dapat disimpulkan tingkat ROI nya adalah sebesar 50%

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan. Sebagai contoh adalah investasi A sebesar Rp 1000 menghasilkan untung

Page 10: materi ttg analisa ekonomi ROI dan BEP dll..docx

Rp 100 (ROI = 10%) dibandingkan dengan investasi B Rp 100 menghasilkan untung Rp 50 (ROI = 50%). Investasi B memberikan jumlah/nominal lebih kecil namun rasio ROI nya jauh lebih besar daripada investasi A. Bisa kita katakan dalam hal ini investasi B lebih baik dibandingkan dengan investasi A.