Materi Simak Bmn Mepugm
-
Upload
alfa-farlian -
Category
Documents
-
view
636 -
download
7
Transcript of Materi Simak Bmn Mepugm
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSIDAN AKUNTANSI
BARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARA
• Sistim berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengolah data menjadi informasi yang lebih bermanfaat bagi pengguna dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
• Kombinasi antara pengguna (end-user), perangkat keras (hardware) dan lunak (software), serta jaringan komunikasi (communication networks)
SISTIM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Komponen MIS
MIS Activities
• MIS is activities to manage information for problem solving and decision making in an entity by managed the following activities:– Acquiring information by gathering data and
processed the data to be the valuable information efficiently
– Using the information in the most effective way
– Discarding the information at the proper time
Information Specialists • System analyst is an expert who works
with user in developing system at defining problems and in preparing written documentation of how the computer will assist in solving the problem.
• Database administrator works with user and system analyst in creating the data needed to produce the information needed by users
Information Specialists
• Network specialist works with user and system analyst in establishing the data communication network that ties together widespread computing resources
• Programmers use the documentation prepared by the system analyst to create the software program that lead the computer to transform data into information needed by users
• Operators operates the computing equipment and using software program
MIS SKILL
1. Computer literacy – Memahami terminologi komputer– Memahami kekuatan dan kelemahan pengunaan
komputer– Memiliki kemampuan dalam penggunaan komputer
2. Information literacy – Memahami penggunaan informasi pada setiap
tahapan problem solving– Memahami sumber informasi yang dibutuhkan– Memahami pendistribusian informasi kepada pihak
yang membutuhkan
8
MANAJEMEN ASET
• Asset management is a systematic process of maintaining, upgrading, and operating physical assets cost-effectively.
• It combines engineering principles with sound business practices and economic theory,
• it also provides tools to facilitate a more organized, logical approach to decision-making.
• Asset management provides a framework for handling both short- and long-range planning.”
(Asset Management: Advancing the State of the Art Into the 21st Century Through Public-Private Dialogue. Federal Highway Administration and the American Association of State Highway and Transportation Officials, 1996
9
TEKNIK MANAJEMEN ASET
Asset management decisions are to be
based on evaluations of alternatives that
take into account full life cycle costs,
benefits and risks of assets
Ownership, control, accountability and
reporting requirements for assets are to be established, clearly communicated and
implemented
Asset management activities are to be
undertaken within an integrated
Government asset management policy
framework
10
Aktivitas Utama dalam Manajemen Aset
• Analisis Kebutuhan (Needs Analysis)• Penilaian Ekonomis (Economic Appraisal)• Perencanaan (Planning)• Penganggaran (Budgeting)• Penentuan Harga (Pricing)• Pengadaan dan Penghapusan (Acquisition and
Disposal)• Pencatatan, Penilaian, dan Pelaporan
(Recording, Valuation, and Reporting)• Manajemen dalam Penggunaan (Management in
Use)
11
SIMAK-BMNadalah subsistem dari SAI yang
merupakan rangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah
dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk
penyusunan neraca dan laporan BMN serta laporan manajerial
lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
13
Kebutuhan Informasi Aset
Informasi yang komprehensif, akurat, dan up-to-date atas suatu aset merupakan sesuatu yang vital bagi perencanaan aset yang efektif.
14
Informasi Asset diperlukan untuk:
Mendukung keputusan yang jelas tentang aset terkait dengan kapasitas pemberian pelayanan, pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan; dan
Memenuhi kewajiban pelaporan keuangan sesuai dengan undang-undang.
DASARDASAR HUKUMHUKUMDASARDASAR HUKUMHUKUM Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
Keputusan Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara
Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Peraturan Menteri Keuangan No.91PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar
Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
Barang Milik Negara
Barang Milik Negara (BMN) meliputi
semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Barang Milik Negara (BMN) meliputi
semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
Tidak termasuk dalam pengertian BMN:
(1) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
(2) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki BUMN/BUMD.
(3) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
Tidak termasuk dalam pengertian BMN:
(1) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
(2) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki BUMN/BUMD.
(3) Barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
Perolehan Lainnya yang sah :
• Hibah / sumbangan
• BMN dari pelaksanaan perjanjian/ kontrak
• BMN yang diperoleh berdasar ketentuan UU
• BMN yang diperoleh berdasar keputusan pengadilan
18
Siklus Pengelolaan Barang Milik Negara
APBN
PEROLEHAN LAIN YANG
SAH
BARANG MILIK
NEGARA
DEFINISI BMN
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
PENGGUNAAN
PEMANFAATAN
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
PENATAUSAHAAN
PENILAIAN
PENGHAPUSAN
PEMINDAHTANGANAN
UU No. 1 Tahun 2004 Pasal 49 Ayat (6)
PENGADAAN
PENGAWASAN/PENGENDALIAN
UU No. 1 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat (10)
HIBAH RAMPASAN LAIN-LAIN
Organisasi Akuntansi BMN K/L
Tingkat Kementerian Negara/Lembaga
Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)Tingkat Eselon 1
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1)
Tingkat Wilayah
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W)
Tingkat Satuan Kerja
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
Klasifikasi Barang Milik Negara(PMK 97/PMK.06/2007)
BMN diklasifikasikan berdasarkan golongan, bidang, kelompok BMN diklasifikasikan berdasarkan golongan, bidang, kelompok sub kelompok dan sub-sub kelompok barangsub kelompok dan sub-sub kelompok barang
GolonganGolongan
BidangBidang
KelompokKelompok
Sub KelompokSub Kelompok
Sub–sub KelompokSub–sub Kelompok
SemakinGlobal/ Ringkas
SemakinGlobal/ Ringkas Semakin
rinci/ detail
Semakin rinci/ detail
Barang Milik NegaraGOL. BID. KEL. SUB
KEL. SUB SUB KEL.
URAIAN
1 00 00 00 000 BARANG TIDAK BERGERAK 1 01 00 00 000 TANAH 1 01 01 00 000 Tanah Persil 1 01 01 01 000 Tanah Bangunan Perumahan/G. Tempat Tinggal 1 01 01 01 001 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan I 1 01 01 01 002 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan II 1 01 01 01 003 Tanah Bangunan Rumah Negara Golongan III 1 01 01 01 004 Tanah Bangunan Rumah Negara Tanpa Golongan
1 02 00 00 000 JALAN DAN JEMBATAN 1 02 01 00 000 Jalan 1 02 01 01 000 Jalan Nasional 1 02 01 01 001 Jalan Nasional Arteri 1 02 01 01 002 Jalan Nasional Kolektor 1 02 01 01 003 Jalan Nasional Bernilai Strategis Nasional
Registrasi BMNKode Registrasi diterakan pada BMN terdiri dari Logo Departemen/Lembaga, Kode Lokasi + Tahun
Perolehan dan Kode Barang + Nomor Urut Pendaftaran dengan susunan sbb:
XXX . XX . XX. XXXXXX . XXX. XXXXXXX . XX . XX. XXXXXX . XXX. XXXX
UAKPBUAKPBUAPPB-WUAPPB-WUAPPB-E1UAPPB-E1
UAPBUAPB
Tahun PerolehanTahun Perolehan
X . XX . XX. XX . XXX. XXXXXXX . XX . XX. XX . XXX. XXXXXX
Sub-sub Kelompok BarangSub-sub Kelompok BarangSub Kelompok BarangSub Kelompok Barang
Kelompok BarangKelompok Barang
Bidang BarangBidang Barang
Golongan BarangGolongan Barang
Nomor Urut PendaftaranNomor Urut Pendaftaran
UAPKPBUAPKPB
Kondisi BMN: Barang Bergerak
Baik (B)
Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
Rusak Ringan (RR)
Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/komponen pokok.
Rusak Berat (RB)Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi.
Kondisi BMN: TanahBaik (B)
Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
Rusak Ringan (RR)
Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab tidak dapat dipergunakan dan/atau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahan/perlakuan (misalnya pengeringan, pengurugan, perataan dan pemadatan) untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.
Rusak Berat (RB)Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.
Kondisi BMN: Jalan & Jembatan
Baik (B)
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
Rusak Ringan (RR)
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memerlukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
Rusak Berat (RB)
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan tidak utuh/tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar.
Kondisi BMN: BangunanBaik (B)
Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin.
Rusak Ringan (RR)
Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama.
Rusak Berat (RB)
Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak dapat
dipergunakan lagi.
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun
Neraca
Aset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
1.01—Tanah
dengan biaya perolehan > Rp 1 Dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan dalam
Neraca
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun Neraca
Aset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
2.01—Alat Besar 2.11—Alat Persenjataan2.02—Alat Angkutan 2.12—Komputer 2.03—Alat Bengkel dan Alat Ukur 2.13—Alat Eksplorasi2.04—Alat Pertanian 2.14—Alat Pemboran2.05—Alat Kantor dan Rumah Tangga 2.15—Alat Produksi & Pemurnian2.06—Alat Studio, Komunikasi dan 2.16—Alat Bantu Eksplorasi Pemancar 2.17—Alat Keselamatan Kerja 2.07—Alat Kedokteran dan Kesehatan 2.18—Alat Peraga
2.08—Alat Laboratorium 2.19—Unit Peralatan Proses Produksi•biaya perolehan > Rp 300.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan dilaporkan
dalam Neraca•Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel
Mapping Klasifikasi BMN ke Akun Neraca
Aset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
1.06—Bangunan Gedung1.08—Bangunan Menara1.09—Rambu-rambu1.10—Tugu Titik Kontrol/Pasti
•biaya perolehan > Rp 10.000.000, yang diperoleh sebelum 1/1/2002, dan yang berasal dari transfer/hibah dicatat dalam BI Intrakomptabel dan
dilaporkan dalam Neraca•Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel
Mapping Klasifikasi BMN dalam KMK 97/2007 ke Akun
NeracaAset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
1.02—Jalan dan Jembatan1.03—Bangunan Air1.04—Instalasi1.05—Jaringan
dengan biaya perolahan > Rp 1
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun
NeracaAset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
Golongan 5 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 97/2007 ke Akun
NeracaAset TetapTanah Peralatan
dan MesinGedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi,dan Jaringan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Tetap Lainnya
2.09—Koleksi Perpustakaan/Buku2.10—Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga3.01—Hewan 3.02—Ikan3.03—Tanaman dengan biaya perolehan > Rp 1 Intrakomptabel-Neraca
Kecuali: untuk Peralatan Olah Raga yang diperoleh sejak 1 Januari 2002 > Rp 300.000,00 dan yang diperoleh dari
pengalihan=Intrakomptabel -Neraca, di luar itu Ekstrakomptabel.
yang diperoleh sebelum 1 Januari 2002
Kebijakan Akuntansi—Tanah
PengakuanKepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah.
PengukuranTanah dinilai dengan biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai
Pengungkapan•disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
•Dasar penilaian yang digunakan,
•Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menurut jenis tanah yang menunjukkan:
-Penambahan;-Pelepasan;-Mutasi Tanah lainnya.
Kebijakan Akuntansi—Peralatan dan Mesin
Pengakuan•Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut
•Donasi:diakui pada saat Peralatan dan Mesin tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah
Pengukuran• Pembelian: harga pembelian,
biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
• Kontrak: nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.
• Swakelola: biaya langsung (tenaga kerja dan bahan baku) dan biaya tidak langsung (biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut ).
Pengungkapan• Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan.
• Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Peralatan dan Mesin.
Kebijakan Akuntansi—Jalan, Irigasi dan
Jaringan Pengakuan•Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut
•Donasi:diakui pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah
Pengukuran•Kontrak: biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.
•Swakelola: biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
Pengungkapan• Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan.
• Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Jalan, Irigasi dan Jaringan.
Kebijakan Akuntansi—Aset Tetap Lainnya
Pengakuan•Non-donasi: diakui pada periode akuntansi ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut
•Donasi:diakui pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah
Pengukuran•Kontrak: pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan.
•Swakelola: biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.
Pengungkapan• Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
• Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai.
• Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan, Pengembangan dan Penghapusan.
• Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset Tetap Lainnya.
Kebijakan Akuntansi—Konstruksi dalam Pengerjaan Pengakuan
•Aset tersebut dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional pemerintah/ dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.
•Biaya perolehannya dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan.
•Dipindahkan ke aset tetap setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
Pengukuran• Swakelola: biaya yang
berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi dan biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi
•Kontrak: termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan dan pembayaran klaim kepada kontraktor/pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.
Pengungkapan• Disajikan di Neraca
sebesar nilai moneternya,
• Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;Uang muka kerja yang diberikan; dan Retensi.
Kebijakan Akuntansi—Perolehan Aset Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh
secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
Aset Bersejarah
Karakteristik•Nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar;
•Peraturan dan hukum yang berlaku melarang atau membatasi secara ketat pelepasannya untuk dijual;
•Tidak mudah untuk diganti dan nilainya akan terus meningkat selama waktu berjalan walaupun kondisi fisiknya semakin menurun;
•Sulit untuk mengestimasikan masa manfaatnya. Untuk beberapa kasus dapat mencapai ratusan tahun.Pengungkapan
• Disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan tanpa nilai.
• Aset bersejarah yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan diperlakukan sebagaimana Aset Tetap pada umumnya.
Aset Bersejarah1.07 Monumen/Bangunan Bersejarah
Jenis Transaksi BMN
Perolehan•Pembelian•Transfer masuk•Hibah•Rampasan•Penyelesaian Pembangunan
•Pembatalan Penghapusan
•Reklasifikasi Masuk
•Pelaksanaan Perjanjian/kontrak
Perubahan•Pengurangan kw/nilai
•Pengembangan•Perubahan Kondisi
•Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
Penghapusan•Penghapusan•Transfer Keluar•Reklasifikasi Keluar
•Koreksi Pencatatan
•Hibah
Transaksi: Saldo Awal
Saldo Awal
Digunakan untuk menginput semua BMN yang telah dimiliki Satker sebelum tahun anggaran berjalan tetapi belum pernah diinput dalam aplikasi SIMAK-BMN.
Transaksi: Perolehan>>Pembelian
PerolehanPembelian
• Digunakan untuk menginput BMN yang diperoleh pada tahun berjalan melalui pembelian.
• Pembelian yang dilakukan pada tahun sebelum tahun anggaran berjalan tetapi belum diinput dalam SIMAK-BMN dibukukan sebagai saldo awal pada tahun berjalan.
Transaksi: Perolehan >> Transfer Masuk & Penghapusan >>
Transfer Keluar
Perolehan•Transfer masuk
Penghapusan•Transfer Keluar
PEMERINTAHPUSAT
PB/KPB 2PB/KPB 1
Transaksi: Perolehan >> Hibah & Penghapusan >>
Hibah
PerolehanHibah
PenghapusanHibah
PEMERINTAH
PUSAT PEMERITAH
PUSAT
PIHAK III
Pihak III
Transaksi: Perolehan >> Rampasan
PerolehanRampasan
Digunakan untuk menginput perolehan BMN yang berasal dari rampasan yang telah mendapatkan keputusan hukum tetap.
Transaksi: Perolehan >> Penyelesaian
PembangunanPerolehanPenyelesaian Pembangunan• Digunakan untuk merekam perolehan BMN pada tahun
berjalan atas aset yang dibangun lintas tahun anggaran
• Contoh: Bangunan Gedung Tempat Kerja mulai dibangun pada Agustus 2005. Pada 31 Desember 2005 bangunan tersebut belum selesai sehingga disajikan sebagai KDP di Neraca. 1 Februari 2006 Gedung tersebut telah selesai dan diserahterimakan dari kontraktor kepada Satker.
Transaksi: Perolehan >> Pembatalan Penghapusan
PerolehanPembatalan Penghapusan• Digunakan untuk megoreksi kesalahan dalam penghapusan
BMN.
• Contoh: Pada 6/6/2006, P.C Unit dengan NUP 100 berdasarkan SK Penghapusan dihapuskan. Petugas akuntansi melakukan perekaman transaksi tersebut dalam jenis transaksi penghapusan untuk P.C Unit dengan NUP 25. Pada 8/7/2006 ditemukan kesalahan tersebut. Solusi: P.C Unit dengan NUP 25 direkam di Perolehan: Pembatalan Penghapusan, P.C Unit NUP 100 direkam di Penghapusan.
Transaksi: Perolehan >>Reklasifikasi Masuk
Penghapusan >> Reklasifikasi Keluar
PenghapusanReklasifikasi Keluar
PerolehanReklasifikasi Masuk
PerolehanSo Awal, Pembelian;Hibah; Transfer Masuk; Rampasan1010301005 Tanah Lapangan Sepak Bola
1010301005 Tanah Lapangan Sepak Bola
1010104001 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah
Transaksi: Perubahan >> Pengurangan
Kuantitas/Nilai
PerubahanPengurangan kw/nilai• Digunakan untuk merekam pengurangan nilai/kuantitas BMN.
• Contohnya: BMN Tanah yang terkena penggusuran
Transaksi: Perubahan >>
PengembanganPerubahanPengembangan
PerolehanSo Awal, Pembelian, Transfer Masuk, Hibah, Rampasan1060101001--Bangunan Gedung Kantor Permanen, NUP 1
1060101001--Bangunan Gedung Kantor Permanen, NUP 1
Rp. 1 MRp. 1 M Rp. 200 jtRp. 200 jt
Rp. 1,2 MRp. 1,2 M
Transaksi: Perubahan >> Perubahan
Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Transaksi: Perubahan >> Koreksi
Perubahan Nilai/KuantitasDicatat: So. AwalFakta: Tanah Bangunan
Gedung Perpustakaan, 400 m2 Rp 120.000.000
Tanah Bangunan Gedung Perpustakaan, 410 m2 Rp 123.000.000
Perolehan: Koreksi Perubahan Nilai/KuantitasTanah Bangunan Gedung Perpustakaan, 400 m2 Rp 120.000.000
Transaksi: Penghapusan >>
Penghapusan
Perolehan
P.C Unit NUP 10 biaya perolehanRp 4 jt
SK Penghapusan
Penghapusan >> Penghapusan
P.C Unit NUP 10
Transaksi: Penghapusan >> Koreksi
Pencatatan
Aktual: Satker Xmemiliki 5 Sepeda Motor
So. Awal/Perolehan
Direkam6 Sepeda Motor
Penghapusan >> Koreksi Pencatatan
Direkam1 Sepeda Motor
Proses Pengolahan Data BMN
BAST
Bukti Kepemilikan
SPM/SP2D
Faktur Pembelian
Kuitansi
SK Penghapusan
DS lainnyayang sah
Input
Proses
•Inputing
•Verifikasi
•Pencetakan
LaporanBMN
Buku Inventaris
Output
Lap. Kondisi Barang
DIR
KIB
DIL
Lap. Brg. Bersejarah
ADK
Alur akuntansi BMNAlur akuntansi BMN
BMNBMN
A
Persediaan
B
KDP
C
BMN Bersejarah
D
Non A, B, dan C
Kartu Persediaan
Kartu Persediaan
Kartu Persediaan
Kartu KDPKartu KDPKartu KDP
Buku Barang
Bersejarah
Buku Barang
Bersejarah
Buku Barang
Bersejarah
I
Tanah, Gedung, Alat Angkut Bermotor,
Senjata Api
II
Non I: berada di dlm ruangan
III
Non I dan II
Memenuhi syarat kapitalisasi
Tidak memenuhi syarat kapitalisasi
SAKPB
KIB KIB KIB
DIR DIR DIR
DILDILDIL
BI Intrakomtabel
BI Intrakomtabel
BI Intrakomtabel
BI Ekstrakomtabel
BI Ekstrakomtabel
BI Ekstrakomtabel
SAKPASAKPA
LBMN Intrakomtabel
LBMN Ekstrakomtabel
LBMN Gabungan
Laporan Kondisi Barang
CRBMN
Laporan BMNPersediaan- Rincian PersediaanTanah- Rincian TanahPeralatan dan Mesin-Rincian Peralatan dan MesinGedung dan Bangunan- Rincian Gedung dan BangunanJalan Irigasi dan Jaringan- Rincian Jalan, Irigasi dan JaringanAset Tetap Lainnya- Rincian Aset Tetap LainnyaKonstruksi Dalam PengerjaanAset Lainnya- Rincian BMN RB
Laporan BMNPersediaan- Rincian PersediaanTanah- Rincian TanahPeralatan dan Mesin-Rincian Peralatan dan MesinGedung dan Bangunan- Rincian Gedung dan BangunanJalan Irigasi dan Jaringan- Rincian Jalan, Irigasi dan JaringanAset Tetap Lainnya- Rincian Aset Tetap LainnyaKonstruksi Dalam PengerjaanAset Lainnya- Rincian BMN RB
SAPPB-W/E1SAPPB-W/E1