Materi Pendidikan Pancasila - Copy

download Materi Pendidikan Pancasila - Copy

of 127

description

009

Transcript of Materi Pendidikan Pancasila - Copy

Slide 1

PENDIDIKAN PANCASILAOlehMulyono, S. Sos, MSi1BAB IPENDAHULUANnegara Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interprestasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera diakhiri, kemudian dunia pendidikan tinggi memiliki tugas untuk mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah dan objektif.Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa lalu, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan lebel politik Orde Baru.

Sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era Reformasi dewasa ini akan sangat berakibat fatal bagi bangsa Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan terhadap ideologi negara yang kemudian pada gilirannya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah lama dibina, dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.

1. Landasan Pendidikan Pancasilaa.Landasan HistorisBangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang sejak jaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datang bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia. Beratus ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Setelah melalui suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain,

5

yang oleh para pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang meliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.

b.Landasan KulturalBangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Sepomo serta para tokoh pendiri negara lain.c.Landasan YuridisLandasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendididikan nasional berdasarkan Pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa secara material Pancasila merupakan sumber hukum pendidikan nasional.

d. Landasan FilosofisPancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai nilai yang tertuang dalam sila sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.2. Tujuan Pendidikan PancasilaTujuan materi Pancasila dalam rambu rambu Pendidikan Kepribadian mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam mengusai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab dan bermoral. Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing.

Beberapa Pengertian Pancasila1.Pengertian Pancasila secara Etimologis Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari Sanksekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sanksekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu :Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan susila yang memiliki hubungan dengan moralitas, Oleh karena itu secara etimologis kata Pancasila yang dimaksudkan adalah istilah Panca Syilapanca artinya limasyila vokal i pendek artinya batu sendi , alas , atau dasar syila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.

Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha India. Ajaran Budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka yang terdiri atas tiga macam buku besar yaitu : Suttha Pitaka, Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai Nirwana dengan melalui Samadhi, dan setiap golongan berbeda kewajiban moralnya. Ajaran-ajaran moral tersebut adalah sebagai berikut :

DasasyiilaSaptasyiilaPancasyiila

Ajara Pancasyiila menurut Budha adalah lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa atau awam.2.Pengertian Pancasila secara HistorisProses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang BPUPKI Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks memberikan nama Pancasila yang artinya lima dasar.Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudia keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945.Sejak saat itulah perkataan Pancasila telah menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.3.Pengertian Pancasila secara TerminologisProklamsi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 tersebut terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayatBAB IIPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIAA.PengantarPancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. 19Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.Berdasarkan kenyataan tersebut maka untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitanya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara berdasarkan Pancasila.B.Zaman KutaiIndonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk., 1977 : 33-32). Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para BrahmanaC.Zaman SriwijayaMenurut Mr. M. Yamin bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : petama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yaitu bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan Indonesia lama. Kemudian ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara Proklamasi 17 Agustus 1945) (Sekretariat Negara RI., 1995 : 11). Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya, di bawah kekuasaan wangsa Syailendra.23D.Zaman Kerajaan-kerajaan sebelum MajapahitSebelum kerajan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada abad ke VIII. Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunya candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX), dan candi prambanan (candi agama Hindu pada abad ke X) E.Kerajaan Majapahit Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasanya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memeimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.

F. Zaman PenjajahanSetelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pulalah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang Sepanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.

Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan di antara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C., (Verenigde Oost Indische Compagnie),yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah Kompeni.Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung (1628-1629) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun yangGubernur Jendra J.P. Coen tewas dalam serangan Sultan Agung kedua itu.27Beberapa saat setelah Sultan Agung mangkat maka Majapahit menjadi bagian kekuasaan kompeni. Bangsa belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan licik di Indonesia. Di Makasar juga di kuasai oleh kompeni tahun 1667 di bawah Hasanudin.Pada abad itu sejarah mencatat bhwa belanda berusaha dengan keras memperkuat dan mengintesifkan kekuasaan di seluruh Indonesia. Mereka ingin membulatkan hegemoninya sampai kepelosok-pelosok nusantara kita. Melihat praktek-praktek penjajah Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah nusantara.G.Kebangkitan NasionalPada abad xx di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatanya sendiri.Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera segera setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakan nasional itu antara lain : Serekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Serekat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.

29Berikutnyan munculah Imdische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu : Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryoningrat ( yang kemudian lebih dikenal dengan Ki. Hajar Dewantoro).H.Zaman Penjajahan JepangFasis jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia. Akan tetapi dalam perang melawan sSekutu Barat yaitu ( Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, Belanda dan negara Sekutu lainya) nampaknya jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bagsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka di kelak di kelak kemudian hari.

Pada tanggal 29 April 1945 bersama dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa kemerdekaan tanpa syarat. Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia seminggu sebelum Jepang menyerah.1. Sidang BPUPKI pertamaSidang BPUPKI pertaman dilaksanakan selama empat hari, berturut-turut yang tampil untuk berpidato menyampaikan ususlanya adalah sebagai berikut :a.Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh Yaminb.Tanhhal 31 Mei 1945 Prof. Soepomoc.Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno1. Sidang BPUPKI kedua (10-16 Juli 1945)Hari pertama sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, diumumkan oleh ketua penambahan 6 anggota baru Badan penyelidik yaitu : (1) Abdul Fatah Hasan, (2) Asikin Natanegara, (3) Soerjo Hamidjojo, (4) Muhammad Noor, (5) Besar, dan (6) Abdul KaffarMereka membentuk panitia kecil yang terdiri atas 9 orang dan populer disebut Panitia Sembilan yang anggotanya adalah sebagai berikut:

341. Ir. Soekarno6. Mr. Soebardjo2. Wachid Hasyim7. Kyai Abdul Kahar Moezakir3. Mr. Muh. Yamin8. Abikoesno Tjokrosoejoso4. Mr. Maramis9. Haji Agus Salim5. Drs. Moh. HattaBeberapa keputusan penting yang patut diketahui dalam rapat BPUPKI kedua adalah sebagai berikut: dalam rapat tanggal 10 Juli antara lain diambil keputusan tentang bentuk negara.Pada tanggal 11 Juli 1945 keputusan yang penting adalah tentang luas wilayah negara baru.Keputusan keputusan lain adalah untuk membentuk panitia kecil yaitu1.Panitia perancang Undang undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno,2. Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta, dan3. Panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoejoso.K. Prolamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKIKemenangan sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Pada pertengahan bulan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.Untuk keperluan membentuk panitia itu pada tanggal 8 Agustus Ir. Soekarno , Drs. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas panggilan Jendral Besar Terauchi.37Menurut Soekarno, Jendral Terauchi pada tanggal 9 Agustus memberikan kepadanya 3 cap yaitu:1. Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan, Moh. Hatta sebagai Wakil ketua, Rajiman sebagai Anggota. 2. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus itu.3. Cepat atau tidaknya pekerjaan Panitia diserahkan sepenuhnya kepada Panitia.38a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut maka pada tengah malam Soekarno Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol no. 1)Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia Barat (jam 11.30 waktu Jepang), Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan diawali dengan pidato sebagai berikut: P R O K L A M A S IKami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.Jakarta, 17 Agustus 1945Atas Nama Bangsa IndonesiaSoekarno Hattab. Sidang PPKISehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Sebelum sidang resmi dimulai, kira kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah Panitia Pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta.41(1) Sidang Pertama (18 Agustus 1945) Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan keputusan sebagai berikut:Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.(2) Sidang Kedua (19 Agustus 1945)(1) Tentang daerah Propinsi

(a) Jawa Barat(b) Jawa Tengah(c) Jawa Timur(d) Sumatera(e) Borneo(f) Sulawesi(g) Maluku(h) Sunda Kecil

(2) Untuk sementara waktu kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan seperti sekarang.(3) Untuk sementara waktu kedudukan kota dan Gemeente diteruskan seperti sekarang.(3) Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta. (4) Sidang Keempat (22 Agustus 1945)Agenda tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang. Adapun keputusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut Badan Keamanan Rakyat (BKR).Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) maka ditandatangani suatu persetujuan (Mantelresolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan Wakil Pemerintah RI di kota Den Haag pada tanggal 27 Desember 1949.a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 negara bagian (pasal 1 dan 2)b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal dimana menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen (Pasal 118 ayat 2).c) Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi Pembukaan UUD 1945, Proklamasi Kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci.

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950 Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Pemilu tahun 1955 dalam kenyataanya tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidak stabilan pada bidang politik, ekonomi, sosial maupun hankam.Pengertian Dekrit Dekrit adalah suatu putusan dari organ tertinggi (kepala negara atau organ lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila mana negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan hukum Dekrit adalah Hukum DaruratMasa Orde BaruOrde Baru, yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculnya Orde Baru diawali dengan munculnya aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Keasatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dan lain sebagainya.Dengan suatu tuntutan yang terkenal dengan\Tritura atau (Tiga Tuntutan Hati Nurani Rakyat) Adalah sebagai berikut:1) Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya2) Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI3) Penurunan hargaKarena Orde Lama akhirnya tidak mampu lagi menguasai pimpinan negara, maka Presiden/Panglima Tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto, yaitu dalam bentuk suatu Surat Printah 11 Maret 1996 (Super Semar). Tugas pemegang Super Semar cukup berat, yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya, membubarkan PKI dan ormas-ormasnya serta mengamankan menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30 S PKI dan lain-lainnya (Mardoyo, 1978 : 200). Orde baru kemudian melaksanakan Pemilu pada tahun 1973 dan terbentuknya MPR tahun 1973.BAB IIIPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATA. Pengertian Filsafat Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom (Nasution, 1973). Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul pula filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama, dan bidang-bidang ilmu lainnya.

Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut.Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian1.Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu.2.Filsafat sebagai suatu jenis problema yang di hadapi oleh manusia sebagi hasul dari aktivitas berfilsafat.Kedua : Filsafat sebagai suatu proses, yang dalam hal ini filsafat diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknyaB.Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, salaing berkerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuhSistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :1. Suatu kesatuan bagian-bagian2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974)C. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa Negara Republik Indonesia1.Dasar FilosofiDasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagi berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

2. Nilai-nilai Pancasila

Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental. Adapun Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung Empat Pokok Pikiran yang bilamana dianalisis makna yang terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.Pokok Pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan. Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok Pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat.Pokok Pikiran keempat menyatakan bahwa, negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap.Hal itu dapat disimpulkan bahwa keempat pokok pikiran tersebut tidak lain merupakan perwujudan dari sila-sila Pancasila.BAB IVPANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIKPengertian Etika

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987) B. Pengertian, Nilai, Norma dan Moral 1. Pengertian NilaiDidalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok, (The believed capacity of any object to statisfy a human desire).Hubungan Nilai, Norma dan MoralSebagaimana dijelaskan di atas bahwa nilai adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak.

Etika Politik Etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika.1. Pengertian PolitikPengertian Politik berasal dari kosa kata Politics, yang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan atau decisionmaking mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.2. Dimensi Politis Manusiaa. Manusia sebagai Makhluk Individu-SosialBerbagai paham antroplologi filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia, dari kaca mata yang berbeda-beda . Paham individualisme yang merupakan cikal bakal paham liberalisme, memandang manusia sebagai makhluk individu yang bebas.Segala hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan tujuan berdasarkan paradigma sifat kodrat manusia sebagai individu. Sebaliknya kalangan kolektivisme yang merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial saja.b. Dimensi Politis Kehidupan ManusiaDimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental, yaitu pengertian dan kehendak untuk bertindak, dua aspek ini yang senantiasa berhadapan dengan tindakan moral manusia. Manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat yang ditimbulkan karena tindakannya, akan tetapi hal ini dapat dihindarkan karena kesadaran moral akan tanggung jawabnya terhadap orang lain. Akan tetapi sering dijumpai karena keterbatasan pengertian atau bahkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap manusia lain dan masyarakat.Merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.BAB VPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONALA. Pengertian Asal Mula PancasilaSecara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Secara kausalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.1. Asal Mula yang LangsungAdalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan oleh para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama, Panitia Sembilan, sidang BPUPKI kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya.2. Asal Mula yang Tidak LangsungAdalah terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia.B. Kedudukan dan Fungsi PancasilaSebagai dasar negara Republik Indonesia, hal ini sesuai dengan kausa finalis Pancasila yang dirumuskan oleh pembentuk negara pada hakikatnya adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia, adalah dagali dari unsur-unsur yang berupa pandangan hidup bangsa Indonesia.1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup BangsaPandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitar.2.Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaDalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan Pancasila merupakan dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.3.Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara IndonesiaSebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahas) Pancasila.a. Pengertian IdiologiIstilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos, yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk. Disamping itu ada kat idein yang artinya melihat. Maka secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.b. Ideologi Terbuka dan ideologi TertutupIdeologi terbuka itu merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi tertutup itu merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Suatu ideologi tertutup dapat dikenali dari beberapa ciri khas.Ciri ideologi tertutup bahwa atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat. Demi ideologi masyarakat harus berkorban, dan kesediaan untuk menilai kepercayaan ideologis para warga masyarakat serta kesetiaannya masing-masing sebagai warga masyarakat.

Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara

Manusia dalam mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya, dalam kenyataannya senantiasa membutuhkan orang. Oleh karena itu manusia membutuhkan suatu lembaga bersama untuk melindungi haknya, dan dalam pengertian inilah manusia membentuk suatu negara. Negara sebagai lembaga kemasyarakatan, sebagai organisasi hidup manusia senantiasa memiliki cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang secara bersama merupakan suatu orientasi yang bersifat dasariah bagi semua tindakan dalam hidup kenegaraan.C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar lainnya di Dunia

Ideologi PancasilaSuatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri.Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa.Negara PancasilaBangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh keanekaragaman, sifat dan karakternya, maka bangsa ini mendirikan suatu negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, suatu Negara Kebangsaan serta suatu Negara yang Bersifat Integralistik. Hakikat serta pengertian sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut.1. Paham Negara PersatuanBangsa dan negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam unsur yang membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan serta agama yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila sebagai suatu negara persatuan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945, Negara Persatuan Republik yang Berkedaulatan Rakyat.Bhinneka Tunggal IkaHakikat makna Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan itu adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia sebagaimakhluk Tuhan yang Maha Esa.2.Paham Negara KebangsaanDalam upaya untuk merealisasikan harkat dan martabat secara sempurana maka manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki suatu tujuan tertentu. Dalam pengetian inilah maka manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengetian ini disebut sebagai negara.a. Hakikat BangsaBangsa pada hakikatnya adalah merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaanya3. Paham Negara IntegralistikNegara integralistik sebagaimana dikembangkan oleh Spinaza, Adam Muller dan Hegel. Bangsa Indonesia terdiri atas manusia-manusia sebagai individu, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok, golongan-golongan, suku bangsa-suku bangsa,Yang hidup dalam suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam, keseluruhanya itu merupakan suatu kesatuan integral baik lahir maupun batin (Kaelan, 1996 : 132). Kesatuan integral bangsa dan negara Indonesia tersebut dipertegas dalam pokok Pikiran pertama .... Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.4Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha EsaDalam pengertian inilah maka negara Pancasila pada hakikatnya adalah negara Kebangsaan yang Ber-Ketuhanan yang Maha Esa. Landasan pokok sebagai pangkal tolak paham tersebut adalah Tuhan adalah sebagai Sang Pencipta segala sesuatu.a.Hakikat Ketuhanan Yang Maha EsaSila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan sumber nilai, dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik yang bersifat material maupun spiritual. Dengan lain perkataan bahwa segala aspek penyelengaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan baik material maupun spiritual.b.Hubungan Negara dengan AgamaNegara adalah merupakan produk manusia sehingga merupakan hasil budaya manusia, sedangkan agama adalah bersumber pada wahyu Tuhan yang bersifat mutlak. Dalam hidup keagamaan manusia memiliki hak-hak dan kewajiban yang didasarkan atas keimanan dan ketaqwaannya terhadap Tuhannya, sedangkan dalam negara manusia memiliki hak dan kewajiban secara horisontal dalam hubungannya dengan manusia lain.(1)Hubungan Negara dengan Agama Menurut PancasilaMenurut Pancasila negara adalah berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa atas dasar Kemanusiaan yang adil dan Beradab. Hal ini termuat dalam Penjelasan Pembukaan UUD 1945 yaitu Pokok Pikiran keempat. Rumusan yang demikian ini menunjukkan pada kita bahwa negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah bukan negara sekuler yang memisahkan negara dengan agama, karena hal ini tercantum dalam pasal 29 ayat (1), bahwa negara adalah berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.Hal ini berarti bahwa negara sebagai persekutuan hidup adalah Berketuhanan yang Maha Esa. Konsekuensinya segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan.(2)Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham TheokrasiHubungan negara dengan agama menurut paham Theokrasi bahwa antara negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara didasarkan atas firman-firman tuhan.(a) Negara Theokrasi langsungDalam sistem negara Theokrasi langsung, kekuasaan adalah langsung merupakan otoritas Tuhan.Adanya negara didunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan yang memerintah adalah Tuhan. Dalam sejarah Perang Dunia II, rakyat jepang rela mati berperang demi Kaisarnya, karena menurut kepercayaanya Kaisar adalah sebagai anak Tuhan. Negara Tibet dimana pernah terjadi perebutan kekuasaan antara Pancen lama dan Dalai Lama, adalah sebagai penjelmaan otoritas Tuhan dalam negara (Kusnadi, 1995:60)(b) Negara Theokrasi Tidak langsungNegara Theokrasi tidak langsung bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara, melainkan Kepala Negara atau Raja, yang memiliki otoritas atas nama Tuhan. Kepala Negara atau Raja memerintah negara atas kehendak Tuhan sehingga kekuasaan dalam negara merupakan suatu karunia dari Tuhan. Dalam sejarah kenegaraan kerajaan Belanda, raja mengemban tugas suci yaitu kekuasaan yang merupakan amanat dari Tuhan (mission sacr). Raja mengemban tugas suci dari Tuhan untuk memakmurkan rakyatnya. Politik yang demikian inilah yang diterapkan Belanda terhadap wilayah jajahanya sehingga dikenal dengan Ethische Politik (politik atis).Kerajaan Belanda mendapat amanat dari Tuhan untuk bertindak sebagai wali dari wilayah jajahan Indonesia (Kusnadi, 1995:63)(3) Hubungan Negara dengan Agama menurut SekulerismePaham sekulerisme membedakan dalam memisah antara agama dan negara. Oleh karena itu dalam suatu negara yang berpaham sekulerisme bentuk, sistem, serta segala aspek kenegaraan tidak ada hubungannya dengan agama. Sekulerisme berpandangan bahwa negara adalah masalah-masalah keduniawian hubungan manusia dengan manusia, adapun agama adalah urusan akherat yang menyagkut hubungan manusia dengan Tuhan.Ideologi LiberalPada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadi suatu revolusi dibidang ilmu pengetahuan kemudian berkembang kearah revolusi teknologi dan industri. Perubahan tersebut membawa perubahan orientasi kehidupan masyarakat baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik. Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia), serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara.Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalisme

Negara liberal hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Negara adalah merupakan alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam negara sangat ditentukan oleh kebebasan individu. Paham liberalisme dalam pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh paham rasionalisme yang mendasarkan atas kebenaran rasio. Materialisme yang mendasarkan atas hakikat materi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran pengalaman indra serta individualisme yang mendasarkan atas kebebasan individu (Soeryanto, 1989:185).Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun dalam negara liberal juga diberi kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan atau atheis, bahkan negara liberal memberi kebebasan warganya untuk menilai dan mengkritik agama misalnya tentang Nabi, Rasul, Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun. Misalnya Salman Rusdi yang mengkritik kitab suci dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut paham liberal bahwa kebenaran individu adalah sebagai sumber kebenaran tertinggi.Ideologi Sosialisme KomunisBerkembangnya paham individualisme liberalisme yang berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham ini mengakibatkan penderitaan rakyat, sehingga komunisne muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan yang didukung pemerintah.Bertolak belakang dengan paham liberalisme individualisme, maka komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas. Hak milik pribadi tidak ada karena hal ini akan menimbulkan kapitalisme yang pada gilirannya akan melakukan penindasan pada kaum proletar.

Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham KomunismeMenurut Komunisme yang dipelopori oleh K. Marx, menyatakan bahwa manusia adalah merupakan suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan menghasilkan sarana-sarana kehidupan sehingga sangat menentukan dalam perubahan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan bahkan agama. Dalam pengertian ini maka komunisme berpaham atheis, karena manusia ditentukan oleh dirinya sendiri. Agama menurut komunisme adalah suatu kesadaran diri bagi manusia yang kemudian menghasilkan masyarakat negara. Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia, agama adalah keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama adalah merupakan candu masyarakat (Marx, dalam Louis Leahy, 1992:97,98). Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.97BAB VIPANCASILA DALAM KONTEKSKETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAA. PengantarDalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.Dalam konteks inilah maka Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian negara, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam negara Republik Indonesia.B. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Konsekuensinya keduanya memiki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya terjalin dalam suatu hubungan kesatuan yang kausal dan organis.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea, dan setiap alinea memiliki spesifikasi jikalau ditinjau berdasarkan isinya. Alinea pertama. Kedua dan ketiga memuat segolongan pertanyaan yang tidak memiliki hubungan kausal organis dengan pasal-pasalnya. Bagian tersebut memuat serangkaian pertanyaan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara Indonesia, adapun bagian keempat (alinea IV) memuat dasar-dasar fundamental negara yaitu : tujuan negara, ketentuan UUD negara, bentuk negara dan dasar filsafat negara Pancasila.1.Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum TertinggiKedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertip hukum Indonesia memiliki dua aspek yang sangat fundamental yaitu : pertama, memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia, dan kedua, memasukkan diri dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. 2.Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum IndonesiaAdapun syarat-syarat tertib hukum yang di maksud adalah meliputi empat hal yaitu : 1. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum.2. Adanya kesatuan asas kerokhanian, yang merupakan suatu dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum.3. Adanya kesatuan daerah, dimana peratuaran-peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh kalimat seluruh tumpah darah Indonesaia, sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.4. Adanya kesatuan waktu, dimana seluruh pearaturan- pearaturan hukum itu berlaku. Hal ini terpenuhi dengan kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD 1945, ..... Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaa Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.3.Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara FundamentalUUD sebagai hukum dasar tertulis mempunyai dasar-dasar pokok, yang pada hakikatnya bersifat tidak tertulis dan terpisah dari UUD, dan dalam hal ini yang dimaksudkan adalah Pembukaan UUD 1945 itu sendiri yang berkedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental (staatsfundamentalnorm).4.Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945Pembukaan UUD 1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat bahkan secara yuridis tidak dapat diubah, terlekat pada kelangsungan hidup negara. Hal ini berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :a. Menurut tata hukum suatu peraturan hukum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa atau peraturan hukum yang lebih tinngi tingkatannya dari pada penguasa yang menetapkannya.b. Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi di negara Republik Indonesia. Dalam ilmu hukum tata negara, suatu ketentuan hukum di bawah pembukaan UUD 1945, secara yuridis tidak dapat meniadakan Pembukaan UUD 1945. c. Selain dari segi yuridis formal bahwa Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak dapat diubah, secara materiel yaitu hakikat isi yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, senantiasa terletak pada kelangsungan hidup negara Republik Indonesia. 5.Pengertian Isi Pembukaan UUD 19451.Alinea Pertama Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilanDalam alinea pertama tersebut terkandung suatu pengakuan tentang nilai hak kodrat, yaitu yang tersimpul dalam kalimat Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.... Hak kodrat adalah hak yang merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa, yang melekat pada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dalam pernyataan tersebut ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, bukan hak individu saja sebagaimana deklarasi negara liberal.2. Alinea Kedua Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia di samping sebagai suatu bukti objektif atas perjalanan pada bangsa Indonesia, juga sekaligus mewujudkan suatu hasrat yang kuat dan bulat untuk menentukan nasib sendiri, terbebas dari kekuasaan bangsa lain.

3.Alinea KetigaAtas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya.Pernyataan kembali Proklamasi yang tercantum dalam alinea III tidak dapat dilepaskan dengan pernyataan alinea I dan II, sehingga alinea III merupakan suatu titik kulminasi, yang pada akhirnya dilanjudkan pada alinea IV yaitu tentang pendirian negara Indonesia.Pegakuann Nilai religius , yaitu dalam pernyataan, Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini mengandung makna bahwa negara Indonesia mengakui nilai-nilai religius, bahkan merupakan suatu dasar negara (Sila pertama), sehingga konsekuensinya merupakan dasar dari hukum positif negara maupun dasar moral negara.Secara filosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kemerdekaan dan negara Indonesia disamping merupakan hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, juga yang terpenting adalah merupakan rakhmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. 4. Alenia KeempatKemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pemerintahan dalam susunan kalimat Pemerintahan Negara Indonesia, hal ini dimaksudkan dalam pengertian sebagai penyelenggara keseluruhan aspek kegiatan negara dan segala kelengkapannya (goverment) yang berbeda dengan pemerintahan negara yang hanya menyangkut salah satu aspek saja dari kegiatan penyelenggaraan negara yaitu aspek pelaksaanaan (executive)(Sulandra, 1979:230)Tentang Tujuan Negara(1) Tujuan Khusus(a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini dalam hubungannya dengan tujuan negara hukum adalah mengandung pen gertian negara hukum formal(b) Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dalam hubunganya dengan pengertian tujuan negara hukum adalah mengandung pengertian negara hukum material.(2) Tujuan UmumTujuan negara dalam anak kalimat ini realisasinya adalah hubungannya dengan politik luar negeri Indonesia, yaitu di antara bangsa-bangsa di dunia ikut melaksanakan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan pada prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial. Hal inilah yang merupakan dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.BAB VIIIPANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARAA.Pengertian ParadigmaIstilah Paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The structure of Scientific Revolution (1970:49). Inti sari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehinnga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehinnga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri115B.Pancasila sebagai Paradigma PembangunanSecara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasrkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai sila-sila Pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila sekaligus sebagai pendukung pokok negara.1.Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan IptekAtas dasar kreativitas akalnya manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu tujuan yang essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek demi kesejahteraan hidup manusia.2.Pancasila sebagai Paradigma pembangunan POLEKSOSBUD HANKAM

Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek negara, oleh karena itu kehidupan politik dalam negara harus benar-benar untuk merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan EkonomiPengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan (Mubyarto, 1999). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera. Oleh karena itu ekonomi harus mendasar pada kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan.Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan HankamPertahan dan keamanan negara bukanlah hanya untuk sekelompok warga ataupun kelompok politik tertentu, sehingga berakibat negara menjadi totaliter dan otoriter. Oleh karena itu pertahan dan keamanan negara harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (Sila I dan II). Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Kehidupan BeragamaSuatu tugas berat bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan suasana kehidupan beragama yang penuh perdamaian saling menghargai, saling menghormati dan saling mencintai sebagai sesama umat manusia yang beradab. Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragaman di negara Indonesia tercinta ini.C.Pancasila sebagai Paradigma ReformasiKetika gelombang gerakan reformasi melanda Indonesia maka seluruh aturan main dalam wacana politik mengalami keruntuhan terutama praktek-praktek elit politik yang dihinggapi penyakit KKN. Bangsa Indonesia ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu menata kembali kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera, masyarakat yang bermatabat kemanusiaan yang menghargai hak-hak asasi manusia, masyarakat yang demokratis yang bermoral religius serta masyarakat yang bermoral kemanusiaan dan beradab.Dalam kenyataannya gerakan reformasi ini harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia yaitu dampak sosial, politik, ekonomi terutama kemanusia. Para elit politik memanfaatkan gelombang reformasi ini demi meraih kekuasaan, sehingga tidak mengherankan jikalau banyak terjadi pembenturan kepentingan politik. Berbgai gerakan muncul disertai dengan akibat tragedi jiwa dari anak-anak bangsa sebagai rakyat kecil yang tidak berdosa dan mendambakan perdamaian ketentraman serta kesejahteraan. Tragedi sangat memilukan itu antara lain peristiwa Amuk Masa di Jakarta, Tangerang, Solo, Jawa Timur, Kalimantan, serta daerah-daerah lainnya. Bahkan tragedi pembersihan etnis ala Rezim Serbia di Balkan terjadi di berbagai daerah antara lain di Dili, Kupang, Ambon, Kalimantan Barat, serta berbagai daerah lainnya. Ancaman disintegrasi dan sentimen SARA semakin merongrong eksistensi bangsa Indonesia, aparat keamanan diletakkan dalam posisi yang sangat sulit bahkan krisis kepatuhan terhadap hukum semakin merosot sehingga hukum seakan-akan sudah tidak berfungsi lagi.Gerakan ReformasiPelaksanaan GBHN pada PJP II Pelita ke tujuh ini bangsa Indonesia menghadapi bencana hebat, yaitu dampak krisis ekonomi Asia terutama Asia Tenggara sehingga menyebabkan stabilitas politik menjadi goyah. Terutama praktek-praktek pemerintahan di bawah orde baru hanya membawa kebahagiaan semu, ekonomi rakyat menjadi semakin terpuruk sistem ekonomi menjadi kapitalis dimana kekuasaan ekonomi di Indonesia hanya berada pada sebagian kecil penguasa dan konglomerat.Terlebih lagi merajalelanya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme pada hampir seluruh instansi serta lembaga pemerintahan, serta lembaga pemerintahan, serta penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang di kalangan para penjabat dan pelaksana pemerintahan negara membawa rakyat semakin menderita.Terimakasih