Materi Papan Info K3

9
PROGRAM ZERO ACCIDENT (KECELAKAAN NIHIL) DI TEMPAT KERJA (PERUSAHAAN/ORGANISASI) Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah tanda penghargaanKeselamatan dan Kesehatan Kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakanprogram Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai nihil kecelakaan (zero accident). Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja . Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam bentuk piagam dan plakat yang ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. Dasar Hukum pelaksanaan program zero accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain : 1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 2. Undang-Undang No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. 3. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 4. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. 5. Kepmenaker RI no 463 Tahun 1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kriteria/kategori/kelompok Perusahaan peserta program zero accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain : 1. Perusahaan Besar : jumlah tenaga kerja keseluruhan lebih dari 100 (seratus) orang. 2. Perusahaan Menengah : jumlah tenaga kerja keseluruhan antara 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus) orang. 3. Perusahaan Kecil : jumlah tenaga kerja keseluruhan sampai dengan 49 (empat puluh sembilan) orang. Kriteria/kategori/kelompok kecelakan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut program zero accident (kecelakaan nihil) antara lain : 1. Kecelakaan kerja yang menyebabkan tenaga kerja tidak dapat kembali bekerja dalam waktu 2 x 24 jam. 2. Kecelakaan kerja ataupun insiden tanpa korban jiwa (manusia/tenaga kerja) yang menyebabkan terhentinya proses/aktivitas kerja maupun kerusakan peralatan/mesin/bahan melebihi shift kerja normal berikutnya. Tidak termasuk dalam kriteria/kategori/kelompok kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut program zero accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain : 1. Kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja karena perang, bencana alam ataupun hal-hal lain di luar kendali perusahaan. 2. Kehilangan waktu kerja karena proses medis tenaga kerja. Perhitungan kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja menurut program zero accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Kehilangan waktu kerja karena bagian tubuh cacat tetap (permanen) 2. Kehilangan waktu kerja dimana tenaga kerja tidak mampu bekerja kembali pada shift normal berikutnya sesuai jadwal kerja. Perhitungan keseluruhan jam kerja dimulai sejak terjadinya kecelakaan kerja (insiden) yang dapat mengakibatkan angka perhitungan jam kerja menjadi 0 (nol) yaitu kriteria kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja, dan bertambah secara kumulatif sesuai jam kerja yang dicapai. Perhitungan jam kerja keseluruhan meliputi semua jam kerja nyata tenaga kerja yang melaksanakan kegiatan perusahaan termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya pada masing-masing bidang pekerjaan. Ketentuan pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) antara lain :

description

materi

Transcript of Materi Papan Info K3

Page 1: Materi Papan Info K3

PROGRAM ZERO ACCIDENT (KECELAKAAN NIHIL) DI TEMPAT KERJA (PERUSAHAAN/ORGANISASI)

Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah tanda penghargaanKeselamatan dan Kesehatan Kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakanprogram Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai nihil kecelakaan (zero accident).

Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja.

Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam bentuk piagam dan plakat yang ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Dasar Hukum pelaksanaan program   zero accident   (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain  :

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.2. Undang-Undang No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.3. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.4. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.5. Kepmenaker RI no 463 Tahun 1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kriteria/kategori/kelompok Perusahaan peserta program   zero accident   (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain  :

1. Perusahaan Besar : jumlah tenaga kerja keseluruhan lebih dari 100 (seratus) orang.2. Perusahaan Menengah : jumlah tenaga kerja keseluruhan antara 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100 (seratus)

orang.3. Perusahaan Kecil : jumlah tenaga kerja keseluruhan sampai dengan 49 (empat puluh sembilan) orang.

Kriteria/kategori/kelompok kecelakan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut program   zero accident   (kecelakaan nihil) antara lain :

1. Kecelakaan kerja yang menyebabkan tenaga kerja tidak dapat kembali bekerja dalam waktu 2 x 24 jam.2. Kecelakaan kerja ataupun insiden tanpa korban jiwa (manusia/tenaga kerja) yang menyebabkan terhentinya

proses/aktivitas kerja maupun kerusakan peralatan/mesin/bahan melebihi shift kerja normal berikutnya.Tidak termasuk dalam kriteria/kategori/kelompok kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja menurut program   zero accident   (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain  :

1. Kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja karena perang, bencana alam ataupun hal-hal lain di luar kendali perusahaan.

2. Kehilangan waktu kerja karena proses medis tenaga kerja.Perhitungan kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja menurut program   zero accident   (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kehilangan waktu kerja karena bagian tubuh cacat tetap (permanen)2. Kehilangan waktu kerja dimana tenaga kerja tidak mampu bekerja kembali pada shift normal berikutnya sesuai jadwal

kerja.Perhitungan keseluruhan jam kerja dimulai sejak terjadinya kecelakaan kerja (insiden) yang dapat mengakibatkan angka perhitungan jam kerja menjadi 0 (nol) yaitu kriteria kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja, dan bertambah secara kumulatif sesuai jam kerja yang dicapai.

Perhitungan jam kerja keseluruhan meliputi semua jam kerja nyata tenaga kerja yang melaksanakan kegiatan perusahaan termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya pada masing-masing bidang pekerjaan.

Ketentuan pemberian penghargaan   zero accident   (kecelakaan nihil) antara lain  :

1. Bagi perusahaan besar : tidak terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai 6.000.000 (enam juta) jam kerja tanpa kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja.

2. Bagi perusahaan menengah : tidak terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai 1.000.000 (satu juta) jam kerja tanpa kecelakaan kerja (inseden) yang menghilangkan waktu kerja.

3. Bagi perusahaan kecil : tidak terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai 300.000 (tiga ratus ribu) jam kerja tanpa kecelakaan kerja (inseden) yang menghilangkan waktu kerja.

4. Bagi perusahaan sektor konstruksi : perusahaan kontraktor utama yang telah selesai melaksanakan pekerjaan tanpa terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja dengan waktu pelaksanaan kegiatan minimal 1 (satu) tahun. Perusahaan sub-kontraktor merupakan pendukung data bagi perusahaan kontraktor utama. Apabila terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menyebabkan hilangnya waktu kerja baik pada perusahaan kontraktor utama maupun pada perusahaan-perusahaan sub-kontraktor, maka seluruh jam kerja yang telah dicapai menjadi 0 (nol) secara bersama.

Tata cara pengajuan serta penilaian untuk memperoleh penghargaan   zero accident   (kecelakaan nihil) antara lain  :

Page 2: Materi Papan Info K3

1. Perusahaan telah melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama 3 (tiga) tahun.

2. Mengajukan permohonan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia c.q. Direktur Jenderal Binawas melalui Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

3. Melengkapi data pendukung sebagai berikut :o Jumlah jam kerja nyata keseluruhan tenaga kerja selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan diperinci dalam jumlah

jam kerja tahunan.o Jumlah jam kerja lembur nyata keseluruhan tenaga kerja selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan diperinci dalam

jumlah jam kerja lembur tahunan.o Jumlah jam kerja nyata keseluruhan tenaga kerja kontaktor maupun sub-kontraktor (yang dianggap bagian dari

perusahaan) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan diperinci dalam jumlah jam kerja kontraktor dan atau sub-kontraktor tahunan.

o Jumlah jam kerja lembur nyata keseluruhan tenaga kerja kontaktor maupun sub-kontraktor (yang dianggap bagian dari perusahaan) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan diperinci dalam jumlah jam kerja lembur kontraktor dan atau sub-kontraktor tahunan.

4. Panitia (tim penilai) melaksanakan pemeriksaan terhadap data-data yang diajukan perusahaan.5. Panitia (tim penilai) melaksanakan pemeriksaan ke lokasi perusahaan meliputi :

o Dukungan dan kebijakan manajemen secara umum terhadap program K3 di dalam maupun di luar perusahaan.o Organisasi dan administrasi K3.o Pengendalian bahaya industri.o Pengendalian kebakaran dan hygiene industri.o Partisipasi, motivasi, pengawasan dan pelatihan.o Pendataan, pemeriksaan kecelakaan, statistik dan prosedur pelaporan.

6. Hasil penilaian dilaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia untuk selanjutnya ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.

7. Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ataupun pejabat lain yang ditunjuk.

8. Biaya yang timbul sebagai akibat pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) menjadi beban perusahaan bersangkutan.

9. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saran-saran dari perusahaan bersangkutan.

Page 3: Materi Papan Info K3

Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa latin; ergon (kerja) dan nomoi (hukum alam). Secara sederhana ergonomi berarti ilmu yang mempelajari bagamana pekerjaan seharusnya dilakukan agar sesuai dengan kondisi alamiah manusia. Ergonomi jelas penting untuk dipertimbangkan dalam merancang setiap pekerjaan. Pekerjaan yang dirancang dengan mempertimbangkan faktor ergonomi dapat menghindari terjadinya cepat lelah dan cedera otot, yang akhirnya meningkatkan produktifitas pekerja.

Hal mendasar dalam ergonomiHal mendasar dalam ergonomi adalah mengupayakan agar sikap badan selalu dalam posisi atau mudah kembali dalam posisi netral. Yang dimaksud posisi netral adalah posisi dimana otot dalam posisi yang cenderung relax.

Sikap netral dasar: Kepala tegak dan menghadap ke depan. Punggung dalam posisi tegak Lengan atas terjuntai dengan siku mendekat samping badan dengan nyaman. Lengan bawah paralel dengan lantai Tangan membentuk satu garis lurus dengan lengan bawah Kaki terbuka selebar bahu bila bekerja sambil berdiri Paha sejajar lantai, lutut membentuk 90 derajat dan kaki menapak lantai bila bekerja sambil duduk.

Bekerja sambil berdiri:

Bekerja sambil berdiri dalam waktu beberapa jam, walaupun dalam poisisi yang baik tetap akan menimbulkan kelelahan lebih cepat daripada duduk. Pada lantai yang keras, berjalan sama dengan memukul palu di telapak kaki di setiap langkah. Beberapa hal yang dapat mengurangi kelelahan dan menjaga agar pekerja dalam kondisi yang baik pada saat bekerja sambil berdiri dalam waktu yang lama:

Pemakaian sepatu yang baik: Sepatu yang baik adalah sepatu yang pas dengan gesekan minimal dan sol yang baik.Menggunakan anti fatigue mat: Anti fatigue mat bisa karpet, karet, kayu atau bentuk lain yang dapat memberikan sedikit elastisitas pada lantai. Perlu diperhatikan bahwa pemasangan anti fatique mat dapat menimbulkan bahaya baru seperti tersandung bila tidak dipasang dengan baik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah anti fatique mat berbeda dengan anti slip mat. Anti slip mat membuat sepatu selalu berhati dengan tiba tiba saat melangkah dan menyebabkan gesekan lebih besar antara kaki dan sepatu yang dapat menimbulkan masalah baru.

Perancangan kerja yang memungkinkan pekerja dapat merubah posisi berdirinya dengan bebas.

Bekerja dengan komputer:Bekerja dengan komputer harus dirancang sesuai dengan 7 sikap netral dasar diatas:

Tinggi keyboard dan kursi, dan lengan kursi diatur agar siku dapat membentuk kurang lebih 90 derajat dengan lengan pekerja didukung oleh lengan kursi.

Paha sejajar dengan lantai. Telapak kaki menyentui lantai dengan nyaman. Bila diperlukan, footrest disediakan

sulit untuk mengatur ketinggian meja. Sandaran kursi harus memungkinkan agar badan dalam posisi yang tegak. Tinggi monitor diatur agar kepala tetap tegak.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan komputer:

Jarak monitor dengan mata kurang lebih sama dengan jarak jangkauan tangan. Tidak ada lampu yang langsung mengarah mata atau terpantul ke mata lewat layar

monitor.  Ergonomi dalam sistem manajemen keselamatan kerja:Dalam standar OHSAS-18001, salah satu persyaratan adalah organisasi harus mengidentifikasi bahaya, menilai resiko dari bahaya dan menerapkan kontrol yang diperlukan. Secara umum, bahaya terkait dengan ergonomi adalah sikap kerja. Akibat yang mungkin muncul adalah gangguan muscoskeletal (musculoskeletal disorders – MSDs) yang mencakup gangguan pada otot, sendi, tendon, ligamen dan saraf). Besarnya resiko bahaya tentu harus memperhatikan berapa sering pekerjaan dilakukan dan tingkat keparahan dari muscoloskeletal disorders.

Page 5: Materi Papan Info K3

Unsafe Action & Unsafe Condition

Adapun penyebab tingginya angka kecelakaan ditempat

kerja ada dua hal yaitu : Unsafe Action dan Unsafe

Condition.

a. Unsafe Action : tindakan – tindakan yang tidak aman

dan berbahaya bagi para pekerja.

- Adanya Percampuran Bahan- Bahan Kimia.

Bahan – bahan kimia sangat berbahaya bagi para pekerja,

dimana jika sampai bercampur baur antar sesama bahan

kimia dapat menyebabkan keracunan dan bahkan ledakan

yang sangat dahsyat sehingga akan dapat merugikan para

pekerja itu sendiri. Contoh : Jika bahan kimia Natrium

bercampur dengan H2O dapat menyebabkan ledakan yang

sangat dahsyat. Apalagi jika kadar Natriumnya cukup tinggi

dan sangat banyak.

- Membuang Sampah Sembarangan Tempat

Hal seperti ini sungguh sangat sering ditemukan di berbagai

tempat kerja. Masih banyaknya para pekerja yang kurang

sadar akan pentingnya kebersihan tempat kerja. Namun

disini bukan hanya melihat dari segi kebersihan tetapi juga

melihat segi keamanan dalam melakukan pekerjaan. Jika

sampai sampah- sampah tersebut tidak dibuang pada

tempatnya akan dapat menyebabkan kerugian bagi pihak

perusahaan khususnya bagi para pekerja sendiri. Sebagai

contoh : jika membuang kulit pisang dan oli bekas

disembarang tempat akan menyebabkan para pekerja

menjadi terpeleset sehingga akan terjatuh. Apalagi jika

sampai ada anggota tubuhnya yang terluka, seperti patah

tangan dan kaki. Dengan demikian para pekerja tidak dapat

melakasanakan tugasnya sebagaimana mestinya sehingga

akan dapat menurunkan produksi dan produktivitas dari

perusahaan sehingga perusahaan akan merugi.

- Bekerja Sambil Bercanda dan Bersenda Gurau.

Ini merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena

dapat mengakibatkan kejadian yang sangat fatal sehingga

tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapai juga

dapat menyebabkan kerugian non material. Contoh : ketika

para pekerja sedang melakukan tugasnya menuangkan

semen kedalam mesin pencetak, tiba- tiba ada salah

seorang pekerja lainnya mengejutkannya dari belakang

sehingga secara tidak sengaja dia tersentak hebat dan tanpa

dia sadari tangannya masuk kedalam mesin pencetak.

Mungkin bisa kita tebak apa yang terjadi selanjutnya. Benar,

tangan para pekerja tersebut patah dan terputus sehingga

akan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi

para pekerja itu sendiri, dimana kerugian yang diderita

bukan merupakan kerugian material melainkan kerugian non

material.

- Mengerjakan Pekerjaan Yang Tidak Sesuai Dengan

Skill / Keterampilan

Dalam melaksanakan pekerjaan, kita harus menguasai

bidang pekerjaan tersebut. Hal ini dikarenakan agar dapat

mencegah terjadinya kesalahan dan kecelakaan dikemudian

hari. Contoh : Seorang petugas mesin harus mampu

menguasai segala macam bagian pada mesin seperti tombol

kerja alat dan mengetahui fungsinya masing- masing.

Jangan sampai salah tekan karena akan mengakibatkan

kecelakaan yang sangat fatal bagi para pekerja lainnya.

- Tidak Melaksanakan Prosedur Kerja dengan Baik

Para pekerja yang tidak melaksanakan prosedur kerja

dengan baik akan dapat menyebabkan kerugian bagi

perusahaan tempat ia bekerja khususnya bagi para pekerja

itu sendiri. Contoh : para pekerja pada bagian las besi di

haruskan menggunakan kaca mata pelindung, tetapi para

pekerja tersebut tidak menghiraukannya sehingga percikan

api yang berasal dari besi yang dilas mengenai matanya dan

menyebabkan kebutaan.

b. Unsafe Condition : kondisi – kondisi yang tidak aman

dan berbahaya bagi para pekerja.

- Tempat Kerja Yang Tidak Memenuhi Standar / Syarat.

Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat

kesehatan dan keselamatan kerja dapat mengakibatkan

penurunan daya produksi dan produktifitas. Selain itu juga

dapat mengakibatkan dampak yang negative bagi para

pekerja itu sendiri. Contoh : kurangnya ventilasi udara yang

cukup sehingga tidak adanya pergantian udara didalam

ruangan kerja dan membuat para pekerja kekurangan

oksigen dan dapat mengakibatkan pingsan ketika sedang

bekerja. Selain itu, pencahayaan dan penerangan yang

kurang dapat menggangu para pekerja dalam melaksanakan

tugas sebagai mana mestinya. Bahkan dengan

pencahayaan yang terlalu berlebih juga akan dapat merusak

mata. Oleh karena itu, dalam pencahayaan harus biasa-

biasa saja, jangan sampai terlalu terang dan jangan sampai

terlalu redup.

- Alat Pelindung Diri Yang Tidak Sesuai Dengan Standar

Yang Telah di Tetapkan.

Perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri ( APD )

yang cukup dan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Jika Alat Pelindung Diri ( APD ) yang disediakan

tidak memenuhi standar, maka akan mengakibatkan

kecelakaan yang dapat merugikan pihak perusahaan dan

para pekerja. Contoh : Helm yang digunakan oleh para

pekerja harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap

benturan benda keras. Misalkan helm tersebut tahan

terhadap benturan balok maupun batu bata. Jika helm yang

digunakan tidak tahan terhadap bahan- bahan yang telah

tersebut diatas maka akan mengakibatkan kerugian yang

sangat besar khususnya bagi para pekerja itu sendiri karena

dapat mengakibatkan geger otak.

Page 6: Materi Papan Info K3

- Kebisingan di Tempat Kerja.

Suara yang berlebihan dan dapat menggangu konsentrasi

para pekerja dalam melaksanakan tugasnya disebut dengan

kebisingan. Kebisingan pada sebuah tempat kerja memang

tidak dapat dihindarkan apalagi jika bergerak dalam bidang

permesinan. Oleh karena itu pihak perusahaan harus

mencari solusi yang tepat sehingga hal tersebut dapat diatas

dengan baik tanpa adanya masalah dikemudian hari. Contoh

: Untuk mencegah kebisingan, maka pihak perusahaan

memberikan alat pelindung telinga ( pendengaran ) seperti

Handsfree. Adapun Handsfree yang diberikan harus sesuai

dengan standar, dimana setelah menggunakan alat tersebut

tidak akan dapat menimbulkan efek samping terhadap

pendengaran.

- Waktu kerja atau Jam Terbang Yang Berlebihan.

Para pekerja yang bekerja pada sebuah perusahaan harus

menjaga waktu dan jam terbangnya. Jangan terlalu

memforsir pekerjaannya sehingga lupa dengan hal- hal yang

lainnya. Pihak perusahaan pun jangan memaksa para

pekerjanya agar bekerja lembur dan melebihi jam kerja

seperti biasanya. Hal ini dikarenakan akan membuat para

pekerja merasa lelah dan letih sehingga tidak dapat bekerja

secara maksimal. Contoh : Para pekerja bekerja lembur

sampai jam 2 malam.

- Perlakukan Yang Tidak Menyenangkan Dari Atasan

Seorang pimpinan yang baik adalah pimpinan yang dapat

memanage anak buahnya agar dapat bekerja dengan baik

dan professional. Pimpinan jangan merendahkan anak

buahnya dihadapan anak buahnya yang lain karena akan

membuat minder anak buah tersebut. Dengan demikian para

pekerja tidak dapat bekerja dengan baik dan produktif.

Jangan pernah membentak maupun mengunakan

kekerasaan fisik dalam mneghadapi para pekerja karena hal

ini bukan mencerminkan kita sebagai seorang pimpinan.

Contoh : pimpinan menampar salah seorang pekerja di

hadapan para pekerja lainnya.

Page 7: Materi Papan Info K3

Bahaya Rokok

Tahukah anda, dalam Rokok mengandung lebih dari empat ribu zat-zat dan dua ribu diantaranya telah dinyatakan berdampak tidak

baik bagi kesehatan kita. Di antaranya adalah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat

(acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-

anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah

yang menjalani hukuman mati, serta masih banyak lagi. Dan zat pada rokok yang

palingberbahaya adalah Tar, Nikotin dan Karbon Monoksida. Tar mengandung kurang lebih empat

puluh tiga bahan yang menjadi penyebab kanker atau yang disebut dengan karsinogen. Nikotin

mempunyai zat dalam rokok yang dapat menyebabkan ketagihan, ini yang menyebabkan para

pengguna rokok sulit sekali untuk berhenti merokok. Nikotin merupakan zat pada rokok yang

beresiko menyebabkan penyakit jantung, 25 persen dari para pengidap penyakit jantung

disebabkan oleh kegiatan merokok.

Berikut ini adalah bahaya rokok terhadap kesehatan kita

1. rokok dapat menyebabkan Kanker pundi kencing,

2. Kanker perut,

3. Kanker usus dan rahim ,

4. Kanker mulut ,

5. Kanker Esofagus,

6. Kanker tekak,

7. Kanker pankrias,

8. Kanker payudara,

9. Kanker paru-paru,

10. Penyakit saluran pernafasan kronik

11. Strok,

12. pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan

osteoporosis

13. Penyakit jantung,

14. Kemandulan,

15. Putus haid awal,

16. Melahirkan bayi yang cacat

17. Keguguran bayi,

18. Bronkitis,

19. Batuk,

20. Penyakit ulser peptik,

21. Emfisima,

22. Otot lemah,

23. Penyakit gusi,

24. Kerusakan mata

Yang tersebut diatas adalah bahaya rokok bagi perokok

aktif, apa itu perokok aktif ? perokok aktif adalah orang yang

merokok secara langsung menghisapnya rokok, sedangkan

perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung

menghisap rokok, tetapi menghisap asap rokok yang

dikeluarkan dari mulut orang yang sedang merokok.

Di bawah ini merupakan bahaya asap rokok bagi

perokok pasif.

1. Meningkatkan risiko kanker paru-paru dan penyakit

jantung

2. Masalah pernafasan termasuk radang paru-paru

dan bronkitis

3. Sakit atau pedih mata

4. Bersin dan batuk-batuk

5. Sakit kerongkong

6. Sakit kepala

Zat Yang terkandung dalam asap rokok adalah :

1. 2 kali lebih banyak nikotin

2. 5 kali lebih banyak karbon monoksida

3. 3 kali lebih banyak tar

4. 50 kali lebih zat kimia yang berbahaya bagi

kesehatan

Bahaya asap rokok terhadap ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

1. Keguguran janin

2. Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi

3. Kematian janin dalam kandungan

4. Pendarahan dari uri (abruption placenta)

5. Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

Bahaya asap rokok terhadap bayi

1. Masalah dan penyakit pernafasan

2. Mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan

3. Jangkitan telinga

4. Leukeamia

5. Kanker otak 22%

6. Cepat lelah

7. Sindrom kematian secara mendadak