Materi laporan pbl2
-
Upload
previasari-zahra-pertiwi -
Category
Documents
-
view
15 -
download
4
Transcript of Materi laporan pbl2
1. INFO 1 dan 2 (anamnesis pasien)
Pasien: RK ,45 tahun,
Keluhan utama : batuk darah
Onset : sejak 3 hari
Frekuensi : berkali-kali
Kuantitas : batuk darah ± 2 sendok makan sehari
Kualitas : menggangu aktivitas
Kronologis : sejak 3 bulan sebelumnya mengalami batuk yang tak kunjung sembuh hingga
sepeti sekarang
Keluhan penyerta: demam ringan, berkeringat dimalam hari, tidak berselera makan, dan BB
menurun
RPD : belum pernah mendapat pengobatan lama yang menyebabkan kencing
berwarna merah
RPK :
- Istri mempunyai riwayat batuk lama sejak 1,5 bulan
- Anak nafsu makan kurang dan BB susah untuk naik
- Kakak mengalami keluhan yang sama
RPSos : - Tempat tinggal: di pemukiman padat penduduk di pinggiran kota
- Sudah menikah dan punya anak
2. Diagnosis Diferensial dan Hasil Anamnesis
TBC Pneumonia Bronkitiektasis
Definis
i
Tuberculosis paru
adalah suatu
penyakit menular
yang disebabkan
infeksi akut yang
menyerang jaringan
parenkin paru dari distal
sampai ke bronkilous
oleh M.
Tuberculosis .
terminalis yang jelas
secara mikroskopis dan
mikrobiologi dan tampak
adanya konsolidasi paru di
satu atau kedua sisi paru.
Etiolog
i
M. Tuberculosis agen infeksius bakteri ,
virus, parasit, maupun
jamur atau oleh debu-debu
iritan dan penggunaan
obat-obatan (Sylvia dan
Wilson, 2006).
Tanda
dan
gejala
1. Demam Hilang
timbul
2. Batuk lebih dari 2
minggu, batuk
dimulai dari batuk
kering, produktif,
dan berdarah
3. Malaise meliputi,
tidak nafsu
makan, BB turun,
sakit kepala
4. Nyeri dada
(Sudoyo,2009)
1. Demam
2. Batuk dengan dahak
mukoid atau purulen
kadang-kadang bisa
disertai darah
(hemoptisis)
3. Dispneu
4. Nyeri dada
RPD
RPK
3. Pemeriksaan fisik apakah yang perlu dilakukan?
a) Inspeksi anggota tubuh keseluruhan
b) Tanda vital
c) Pemeriksaan thorak: inspeksi, perkusi, palpasi,dan auskultasi
4. INFO 3
KU : baik,tenang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
- Tekanan darah 120/70 mmhg
- Nadi 92x/menit
- RR 22x/menit
- Suhu 37,5⁰
Kepala : normal
Mata : konjungtiva anemis +/+
Pemeriksaan thorax :
- Inspeksi : simetris kanan dan kiri
- Perkusi : sonor kedua lapang paru
- Palpasi : hantaran paru kanan = kiri
- Auskultasi:suara dasar vesikuler dan ronkhi di lapangan atas paru kanan.
Suara nafas amforik (+) di paru atas kanan
5. Diagnosis Diferensial dan Hasil Pemeriksaan Fisik
TBC Pneumonia Bronkitiektasis
1. Konjungtiva mata dan
kulit anemis
2. Suhu tubuh naik.
3. Berat badan turun
(Sudoyo,2009)
4. Pemeriksaan thoraks:
- Inspeksi : thoraks
simetris
- Palpasi : normal
- Perkusi : sonor
- auskultasi : suara nafas
amforik dan suara ronki
(Mansjoer, 2007)
1. Suhu tubuh dapat
melebihi 40 0C
2. Pemeriksaan thoraks:
- Inspeksi : bagian
yang sakit tertinggal
waktu bernafas
- palpasi fremitus
dapat mengeras
- Perkusi : redup
- auskultasi : suara
bronkovaskuler
sampai bronkial yang
mungkin disertai
ronki basah halus .
6. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu dilakukan?
a. Foto toraks, darah rutin, sputum BTA SPS, Uji mantoux
7. INFO 4
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin : Hb 9,5 grm %, leukosit 8500/mm3, hitung jenis 0/2/2/35/52/9,
LED 110/1 jam
Sputum BTA SPS : +/++/-
Rontgen toraks : infiltrat di lapangan atas paru kanan dan perhiler kanan,
kavitas ukuran > 2 cm di lapangan atas paru kanan
8. Diagnosis Diferensial dan Hasil Pemeriksaan Penunjang
TBC Pneumonia Bronkitiektasis
a. Rontgen: adanya
kavitas, fibrosis,
bayangan berawan,
dan bebercak,
bayangan lesi di atas
paru atau segmen
apikal lobus bawah
b. Sputum BTA SPS : +
c. Darah rutin:
peningkatan LED,
leukosit, Hb turun
(Asagaff et al., 2008).
a. Rontgen: infiltrat sampai
konsolidasi dengan ”air
bronchogram”, Penyebaran
bronkogenik, Interstitial,
tampak ada Kavitas.
b. Sputum BTA SPS : -
c. Darah rutin: peningkatan
LED, leukosit (Asagaff et
al., 2008).
9. Diagnosis Klinik
TB Paru Kasus Baru ; BTA (+), Ro (+)
*gold standard :
- test sputum BTA √
- Uji Mantoux (tidak diperiksa)
- Rontgen √
10. Tatalaksana
Non-farmakologis :
a. Jauhi dan bentuk lingkungan yang dapat meminimalisir faktor-faktor risiko
penyebab TB dan penyulit untuk penyembuhan TB, seperti keadaan rumah yang
lembab, asupan makanan yang bergizi, dsb.
b. Edukasi pasien agar selalu rutin meminum obat secara teratur .
c. Himbau pasien untuk tidak menularkan penyakitnya ke orang sekitarnya dengan
cara tidak batuk sembarangan, menutup mulut disaat batuk, dan tidak membuang
dahak ke sembarang tempat, dan alat makan yang dipisahkan
d. Edukasi agar istri pasien discreening sputum 3x dan foto rotgen , anak untuk
melakukan skoring test
Farmakologis :
a. Pemberian OAT Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3) untuk mengobati TBC
Obat Dosis (mg/kgBB
/Hari)
Dosis yang dianjurkan Dosis Maksimu
m
Dosis (mg) / BB (kg)
Harian (mg/kgBB/Ha
ri)
Intermitten (mg/kgBB/Ha
ri)< 40 40-60 > 60
R 8-12 10 10 600 300 450 600H 4-6 5 10 300 150 300 450Z 20-30 25 35 750 1000 150
0E 15-20 15 30 750 1000 150
0S 15-18 15 15 1000 Sesuai
BB750 100
0
b. Mukolitik/ dekongestan untuk melarutkan dahak dan viskositasnya pun
berkurang
Contoh: bromheksin
c. Vit B6 mengurangi anemia
DAPUS:
Asagaff, Hood, Mukty, H.Abdul. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga
University Press
Crofton, John et all.2002.Tuberkulosis Klinis Edisi 2.Jakarta:Widya Medika
Price, Sylvia, Wilson, Lorraine M.2006.Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta: InternaPublising.
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI