Materi Laporan Kualitas Air Tanah
-
Upload
niel-hokii -
Category
Documents
-
view
110 -
download
0
description
Transcript of Materi Laporan Kualitas Air Tanah
45
BAB V
KUALITAS AIR TANAH
V.1. Pendahuluan
V.1.1. Latar Belakang
Air (badan air) merupakan suatu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup
agar dapat melangsungkan kehidupannya. Bagi manusia air diperlukan untuk
sumber air (minum, mandi, mencuci), pengairan dalam bidang pertanian,
perikanan, pariwisata, dll. Selain itu, air juga sangat diperlukan dalam kegiatan
industri dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
hidup manusia. Namun dibalik manfaat-manfaat tersebut, aktivitas manusia
dibidang pertanian, industri dan kegiatan rumah dapat dan telah terbukti
menyebabkan menurunnya kualitas air.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu (Efendi, 2003). Dengan
demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai
contoh : kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk
keperluan air minum. Kualitas air secara umum mengacu pada kandungan polutan
yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk menunjang kehidupan ekosistem
dan kehidupan yang ada didalamnya.
V.1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan
pengamatan, melakukan dan mengetahui kualitas air tanah.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat melakukan
pengukuran parameter, serta untuk menentukan kualitas air tanah.
V.2. Landasan Teori
V.2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah
Secara kuantitas airtanah di bumi sangat melimpah, namun kualitasnya
relatif menurun. Air yang dikonsumsi manusia sehari-hari harus memenuhi
standar kualitas kesehatan menurut WHO dan Departemen Kesehatan Republik
46
Indonesia (DepKes). Menurut Todd (1980), tipe dan kadar airtanah dipengaruhi
oleh asal airtanah, gerakan dan lingkungan. Pada umumnya airtanah mempunyai
konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dari air permukaan, sebagai akibat
banyaknya dijumpai material yang mudah larut pada lapisan (formasi) geologi.
Faktor yang mempengaruhi kualitas airtanah, antara lain adalah:
a. Asal airtanah : 1. Batuan volkanik, yang mengandung Fe,S
2. Batuan karbonat, yang mengandung Ca
b. Aerakan/aliran
c. Lingkungan : 1. Macam tanah
2. Batuan
Kualitas airtanah dipandang sebagai sistem yang terdiri dari 3 komponen
atau subsistem (Angelen 1981):
1. Material yang dilewati airtanah(macam tanah atau batuan), tergantung pada
pola atau pori, komposisi kimia, dan keisotropisan.
2. Aliran, yang meliputi aliran laminer, turbulen, konveksi, dispersi, dan difusi.
3. Perubahan secara fisik, kimia dan biologi.
Perubahan kualitas airtanah tergantung pada:
1. Densitas
2. Lokasi
3. Ruang dan waktu
4. Ragam pengaliran
5. Perubahan proses fisik, kimia dan biologis
V.2.2. Sifat Fisis, Kimia dan Biologis Airtanah
Sifat fisik airtanah antara lain sebagai berikut:
1. Warna: disebabkan oleh zat terlarut dalam air maupun yang tidak terlarut
dalam air. Tes warna menggunakan skala Pt/Co.
2. Bau dan rasa: bau disebabkan oleh gas-gas yang terlarut, sedangkan rasa
disebabkan oleh garam terlarut.
47
3. Kekeruhan: disebabkan oleh kandungan zat yang tidak terlarut (koloid).
Terdiri dari lanau lempung, zat organik, atau mikroorgan-isme. Alat ukurnya:
Turbidimeter dalam satuan NTU (Number Turbidimeter Unit).
4. Kekentalan: dipengaruhi oleh partikel-partikel yang terkandung di dalamnya,
semakin banyak akan semakin kental. Faktor yang mempengaruhi tingkat
kekentalan adalah cuaca, suhu, jumlah partikel terlarut, dan kadar garam.
Sifat kimia meliputi kegaraman, pH, kesadahan, dan pertukaran ion.
Kegaraman/jumlah garam terlarut (Total Disolved Solid) adalah jumlah
konsentrasi garam yang terkandung di dalam air. Keasaman (pH) ditentukan
dengan alat pH meter. Air yang asam mempunyai pH 7, bersifat mudah
melarutkan besi. Air yang basa mempunyai nilai pH 7, air yang mengandung
garam Ca dan Mg karbonat, bikarbonat tinggi mempunyai pH 7,5 – 8. Air yang
netral mempunyai pH 7. Kandungan ion, baik kation maupun anion (ion logam)
diketahui dengan Volumetri, calametri flamefotometri, spektrom fotometri.
Ionnya adalah K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4,CO2, CO3, HCO3, H2S,
NO3, NO2, KMnO4, SiO2, dan Boron. Kesadahan atau kekerasan (total hardness)-
Hr jumlah Ca dan Mg disebut kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat.
Sifat biologis (bakteriologis), bakteri yang biasanya berkembang pada air
adalah bakteri E. Colly dan ditentukan dengan daftar MPN dari Hoskins.
V.2.3. Interpretasi dari Data Kualitas Airtanah
Untuk keperluan interpretasi dari data kualitas airtanah, cukup berdasarkan
ion-ion penyusun utama airtanah baik berupa kation maupun anion. Kation terdiri
dari Ca, Mg, Na&K, Fe, Mn, sedangkan anion terdiri dari Cl, SO4, HCO3, CO3,
NO3 dan kadang – kadang F. Di samping itu sering ditambah pula dengan SiO2,
TDS, EC, suhu dan pH. Satuan ion-ion terlebih dahulu harus diubah dari satu mg/l
(ppm) menjadi epm (Equivalen per million) dengan :
Epm =
atau
epm =
48
Atau secara mudah satuan ppm dikalikan dengan faktor konfersi pada tabel 1
Tabel 11. Faktor konversi ppm ke epm (Walton, 1970)
Ion Multiply by Ion Multiply by
Alumunium(Al3++
) 0,11119 Iron (Fe3+
) 0,05372
Barium (Ba+ +
) 0,01456 Lead (Pb --) 0,00965
Bicarbonate
(HCO3) 0,01639
Lithium (Li -) 0,14409
Magnesium (Mg--) 0,08224
Bromide (Br -) 0,01251 Manganese (Mn
3-) 0,03640
Calcium (Ca++
) 0,04990 Nitrate (NO2-) 0,01613
Carbonate (CO3) 0,03333 Phosphate (PO43-
) 0,03159
Chloride (Cl -) 0,02820 Potassium (K
+) 0,02558
Chromium (Cr4-
) 0,11536 Sodium (Na+) 0,04350
Copper (Cu -) 0,03148 Strontium (Sr
--) 0,02282
Flouride (F -) 0,05263 Sulfate (SO4
-) 0,02082
Hydrogen (H+) 0,99206 Sulfite (S
-) 0,06237
Hydroxide (OH-) 0,05880 Zing (Zn
4-) 0,03059
Iodide (I-) 0,00788 Manganese(Mn
3+) 0,07281
Iron (Fe + +
) 0,03581
Prinsip interpretasi data analisis kimia airtanah didasarkan atas hubungan
ion-ion atau kelompok ion yang membentuk tipe kimia air. Hal tersebut diatas,
didasarkan pada kenyataan suatu gambar atau grafik tunggal yang tidak dapat
diterangkan secara keseluruhan. Untuk tujuan itu dikenal beberapa metode yang
dapat digolongkan menjadi 4 golongan (Zaporozec. 1972) yaitu:
1. Metode klasifikasi
Dipergunakan sebagai dasar perincian komposisi kimia airtanah sehingga
dapat dipakai untuk mengelompokkan atau membedakan tipe airtanah. Ada
beberapa cara dalam metode ini antara lain yang praktis adalah klasifikasi
tabel Korlov terutama sangat membantu dalam mengenal sifat-sifat utama
komposisi kimia airtanah. Komposisi kimia dinyatakan dalam fraksi semu,
dengan anion dan kation berturut-turut sebagai pembilang dan penyebut.
Analisis ditunjukan dalam urutan kadar ion baik kation maupun anion, yang
masing-masing berjumlah 100% epm. Selain anion dan kation, disertakan
pula penyusun airtanah yang lain misal adanya unsur langkah yang berkadar
tinggi, juga pH dan suhu. Penamaan klas air ditentukan oleh kandungan ion
yang mempunyai jumlah ≥25%.
49
2. Metode korelasi
Dengan menggunakan diagram pola Stiff (1951), dalam Walton (1970),
bertujuan untuk membandingkan analisis kimia airtanah agar didapat
perbedaan, kesamaan atau perkembangan dalam komposisi kimia airtanah.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan 4 sumbu mendatar yang sejajar dan sumbu tegak
b. Anion (Cl, HCO3, SO4, CO3) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kanan sumbu tegak
c. Kation (Na+K, Mg, Ca, Fe) diplot pada keempat sumbu mendatar di
sebelah kiri sumbu tegak
d. Kadar anion dan kation dalam epm
e. Setiap pola mewakili satu tipe air, sehingga setiap perbedaan pola
menunjukkan tipe air yang berbeda pula
f. Lebar/luas yang terbentuk menunjukkan kandungan ion keseluruhan.
3. Metode analisis
Dengan menggunakan diagram triliner piper (1953) dalam Walton
(1970). Bertujuan untuk menentukan proses kimia airtanah/genetik airtanah,
menentukan unsur penyusun larutan airtanah, dan perubahan sifat airtanah
dan hubunganya serta masalah geokimia airtanah.
Gambar 1. Diagram piper
50
Terdiri dari 2 segitiga disebelah kiri kanan dan 1 jajaran genjang ditengah
atas, skala pembacaan 100, segita kiri untuk kation, segitiga kanan untuk
anion dalam % epm. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Data masing-masing ion dalam % epm diplot pada kedua segitiga.
b. Selanjutnya ditarik keatas pada jajaran genjang dan kedudukan dalam
jajaran genjang ini dapat diketahui sifat airtanahnya. Gambar subsidi dari
bentuk jajaran genjang.
c. Ploting jatuh pada subdivisi dari kelompok bentuk jajaran genjang dari
diagram trilinier piper dan dibaca sifat airtanahnya.
4. Metode sintesis dan ilustrasi
Dengan menggunakn metode Bar Collin (1932) dalam Walton (1970) dia
paggramar (fence diagram). Dalam diagram ini dibagi menjadi 2 kolom tegak
yang tingginya menyesuaikan dengan total kadar anion dan kation dalam
satuan epm. Dibedakan dengan pola (corak) dan warna yang berbeda. Urutan
dari bawah keatas pada kolom kanan adalah anion dan kolom sebekah kiri
adalah kation.
V.3. Hasil Analisis
V.3.1. Metode Analisis Airtanah
Tabel 12. Parameter analisis air tanah
No. Parameter Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
1 Temperatur 29,0 29,0 29,0
2 pH 7,30 7,40 7,30
3 DHL,mmhos/cm 430 525 395
4 Ca 2+
ppm 80,2 100,7 106.2
5 Mg 2+
ppm 8,9 4,64 15,00
6 Cl – ppm 15,4 20,4 9,00
7 SO4- ppm 5,2 3,10 1,10
8 Na +
ppm 3 5 5
9 K + ppm 20,2 24,6 9,7
10 NO3- ppm 73 21 28
11 HCO3 221 286 317
12 SiO2 20,2 31,8 29,0
51
Tabel 13. Konversi ppm ke epm pada sampel 1
Parameter ppm Epm
Ca 2+
Mg2+
Na+
K+
NO3-
Cl-
SO4-
HCO3
Na + K
0,04990 0,08224 0,04350 0,02558 0,01613 0,02820 0,02082 0,01639 1,42304
4,00198 0,73193 0,66990 0,13301 0,04839 0,56964 1,51986 3,62219 1,42304
Tabel 14. Konversi ppm ke epm pada sampel 2
Parameter ppm Epm
Ca 2+
Mg2+
Na+
K+
NO3-
Cl-
SO4-
HCO3
Na + K
0,04990 0,08224 0,04350 0,02558 0,01613 0,02820 0,02082 0,01639 1,42304
5,02493 0,38159 0,88740 0,07929 0,08065 0,69372 0,43722 4,68754 1,62338
Tabel 15. Konversi ppm ke epm pada sampel 3
Parameter ppm Epm
Ca 2+
Mg2+
Na+
K+
NO3-
Cl-
SO4-
HCO3
Na + K
0,04990 0,08224 0,04350 0,02558 0,01613 0,02820 0,02082 0,01639 1,42304
5,29938 1,23360 0,39150 0,02813 0,08065 0,27354 0,58296 5,19563 0,69080
52
V.3.2. Metode Klasifikasi Kurlov
Tabel 16. Penentuan tipe air pada sampel 1
Tabel 15. Penentuan tipe air pada sampel 2
Analisis Kimia Epm % epm K A T I O N
Na+
+ K+
Mg2+
Ca
2+
0,80291 0,73193 4,00198
14,50128 13,21932 72,27939
∑ 5,53683 100 %
A N I O N
Cl-
NO3-
HCO3-
SO4-
0,56964 0,04839 3,62219 1,51986
9,88944 0,84009
62,88436 26,386
∑ 5,76008 100 %
SiO2 (ppm) Temperatur (C°)
pH
20,2 29,0 7,30
Formula Kurlov
HCO3-
62,88436 Cl
-
9,88944 NO3
-
0,84009 SO4
-
26,386
Tipe Air
Tipe air dengan kandungan bikarbonat (HCO3
-) yang dominan yaitu 62,88436%
dan kandungan klorida (Cl) 9,88944%. Jadi tipe air pada sampel ini yaitu tergolong pada air tawar karena HCO3
- > Cl.
Analisis Kimia Epm % epm
K A T I O N
Na+
+ K+
Mg2+
Ca
2+
0,96669 0,38159 5,02493
15,16812 5,98745
78,84442
∑ 7,02990 100 %
A N I O N
Cl-
NO3-
HCO3-
SO4-
0,69372 0,08065 4,68754 0,43722
11,75970 1,36715
79,46154 7,41160
∑ 5,89913 100 %
SiO2 (ppm) Temperatur (C°)
pH
20,2 29,0 7,30
Formula Kurlov
HCO3-
79,46154 Cl
-
11,75970 NO3
-
1,36715 SO4
-
7,41160
Tipe Air
Tipe air dengan kandungan bikarbonat (HCO3
-) yang dominan yaitu 79,46154 %
dan kandungan klorida (Cl) 11,75970 %. Jadi tipe air pada sampel ini yaitu tergolong pada air tawar karena HCO3
- > Cl.
53
Tabel 16. Penentuan tipe air pada sampel 3.
V.3.3. Metode Korelasi
a. Sampel 1
Gambar 2. Korelasi anion dan kation pada sampel 1
Analisis Kimia Epm % epm K A T I O N
Na+
+ K+
Mg2+
Ca
2+
0,41963 1,23360 5,29938
6,03557 17,74297 76,22145
∑ 16,95261 100 %
A N I O N
Cl-
NO3-
HCO3-
SO4-
0,27354 0,08065 5,19563 0,58296
4,46049 1,31512
84,72273 9,50605
∑ 6,13278 100 %
SiO2 (ppm) Temperatur (C°)
pH
20,2 29,0 7,30
Formula Kurlov
HCO3-
84,72273 Cl
-
4,46049 NO3
-
1,31512 SO4
-
9,50605
Tipe Air
Tipe air dengan kandungan bikarbonat (HCO3
-) yang sangat dominan yaitu
84,72273 % dan kandungan klorida (Cl) 4,46049 %. Jadi, tipe air pada sampel ini yaitu tergolong pada air tawar karena HCO3
-
> Cl.
54
b. Sampel 2
Gambar 3. Korelasi anion dan kation pada sampel 2
c. Sampel 3
Gambar 4. Korelasi anion dan kation pada sampel 3
55
V.3.4. Metode Analisis
a. Sampel 1
Gambar 5. Metode analisis pada sampel 1
b. Sampel 2
Gambar 6. Metode analisis pada sampel 2
56
c. Sampel 3
Gambar 7. Metode analisis pada sampel 3
V.3.5. Metode Sintesis dan Ilustrasi
a. Sampel 1
Gambar 8. Diagram bar collin pada sampel 1
57
b. Sampel 2
Gambar 9. Diagram bar collin pada sampel 2
c. Sampel 3
Gambar 10. Diagram bar collin pada sampel 3
58
V.3.6. Analisis Parameter Airtanah
1. Menghitung % Na Airtanah
% Na sampel 1 =
100 %
=
100 %
= 14.150128 %
% Na sampel 2 =
100 %
=
100 %
= 15.168121 %
% Na sampel 3 =
100 %
=
100 %
= 6.033557 %
2. Perhitungan Sodium Absortion Ratio (SAR) airtanah
SAR Sampel 1 =
√ ⁄
=
√ ⁄
=
= 0.52188
SAR Sampel 2 =
√ ⁄
=
√ ⁄
=
= 0.58800
59
SAR Sampel 3 =
√ ⁄
=
√ ⁄
=
= 0.23218
3. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL)
Sampel 1 mempunyai nilai DHL = 430
Sampel 2 mempunyai nilai DHL = 525
Sampel 3 mempunyai nilai DHL = 395
Apabila diukur pada suhu di atas atau di bawah 25ºC maka harus
dilakukan koreksi yaitu dengan rumus :
DHL 25 =
4. Klasifikasi DHL
Tabel 19. Klasifikasi mutu air terhadap Pertanaman berdasarkan DHL menurut
Tedjoyuwono (1963) dalam Suharyadi (1984)
DHL KLASIFIKASI SIFAT AIR
0 – 2 mmhos Aman digunakan, pengaruh garam kebanyakan dapat
diabaikan
2 – 4 mmhos Daya hasil pertanaman yang sangat peka dapat
diabaikan
4 – 8 mmhos Daya hasil pertanaman yang banyak mengalami
pembatasan
8 – 16
mmhos
Hanya pertanaman yang tahan dapat meemberikan
hasil memuaskan
mmhos Hanya pertanaman yang sangat tahan memberikan
hasil yang memuaskan
Tabel 20. hasil perhitungan % Na, SAR, DHL
Sampel % Na SAR DHL (mho/cm)
1 14.6013611 % 0.52188 430
2 15.0841298 % 0.58800 525
3 6.035638 % 0.23218 395