Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010 - Badan Geologi · tahun 2010 ini tidak ada yang...

20
Naskah diterima 21 Oktober 2010, selesai direvisi 3 Desember 2010 Korespondensi, email: [email protected] Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149 131 Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010 Bethy C. Matahelumual Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122 SARI Air tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meskipun memerlukan waktu lama pulu- han hingga ribuan tahun. Apabila air tanah tersebut telah mengalami kerusakan kuantitas dan kualitasnya, maka proses pemulihannya selain memerlukan waktu lama juga biayanya tinggi dengan teknologi yang rumit. Itupun belum tentu kembali ke kondisi semula. Laju perkembangan Kota Jakarta yang pesat pada setiap sektor kehidupan menyebabkan meningkatnya kebutuhan air bersih, diperkirakan 70% berasal dari air tanah. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air tanah telah dianalisis sebanyak 70 (tujuh puluh) percontoh air tanah. Metode yang digunakan untuk mengetahui kuantitasnya adalah berdasarkan seba- ran kedalaman sumur dan kedudukan muka air tanah, sedangkan kualitasnya mengacu pada Surat Kepu- tusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 dan sistem STORET (Canter, 1977). Analisis percontoh air mengacu pada Standard Methods (APHA, 1995) dan Standard Nasional Indonesia (BAPEDAL, 1994). Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta tahun 2010 ini tidak ada yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Muka air tanah pada sistem akuifer tak tertekan adalah antara 0,48-12,14 m, pada akuifer tertekan atas antara 8,07-54,16 m, dan pada akuifer tertekan bawah antara 0,12-58,8 m. Kata Kunci: Kualitas dan kuantitas air tanah, sistem aquifer ABSTRACT Ground water includes to a renewable natural resources, even though it needs ten to thousand years. When the quality and the quantity of the ground water have been damaged, it needs high cost and sophisticated technology for restoration process to return to the previous condition. Rapid growing of Jakarta City in every life sector have caused the increase in clean water demand, of which about 70% is supplied from the ground water. Seventy samples of ground water had been analized to know quality and quantity of it in 2010. The method used to know the water quantity is based on the distribution of the well depth, and position of the surface of the ground water. The quality of the ground water on the other hand refers to the Decree of Public Health Minister for RI Number 907/MENKES/VII/2002 and STORET system (Canter, 1977). Water sample analysis was based on Standard Methods (APHA, 1995) and Standar Nasional

Transcript of Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010 - Badan Geologi · tahun 2010 ini tidak ada yang...

Naskah diterima 21 Oktober 2010, selesai direvisi 3 Desember 2010Korespondensi, email: [email protected]

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149

131

Kajian kondisi air tanah Jakarta tahun 2010

Bethy C. Matahelumual

Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122

SARI

Air tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meskipun memerlukan waktu lama pulu-han hingga ribuan tahun. Apabila air tanah tersebut telah mengalami kerusakan kuantitas dan kualitasnya, maka proses pemulihannya selain memerlukan waktu lama juga biayanya tinggi dengan teknologi yang rumit. Itupun belum tentu kembali ke kondisi semula. Laju perkembangan Kota Jakarta yang pesat pada setiap sektor kehidupan menyebabkan meningkatnya kebutuhan air bersih, diperkirakan 70% berasal dari air tanah. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas air tanah telah dianalisis sebanyak 70 (tujuh puluh) percontoh air tanah. Metode yang digunakan untuk mengetahui kuantitasnya adalah berdasarkan seba-ran kedalaman sumur dan kedudukan muka air tanah, sedangkan kualitasnya mengacu pada Surat Kepu-tusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 dan sistem STORET (Canter, 1977). Analisis percontoh air mengacu pada Standard Methods (APHA, 1995) dan Standard Nasional Indonesia (BAPEDAL, 1994). Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta tahun 2010 ini tidak ada yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Muka air tanah pada sistem akuifer tak tertekan adalah antara 0,48-12,14 m, pada akuifer tertekan atas antara 8,07-54,16 m, dan pada akuifer tertekan bawah antara 0,12-58,8 m.

Kata Kunci: Kualitas dan kuantitas air tanah, sistem aquifer

ABSTRACT

Ground water includes to a renewable natural resources, even though it needs ten to thousand years. When the quality and the quantity of the ground water have been damaged, it needs high cost and sophisticated technology for restoration process to return to the previous condition. Rapid growing of Jakarta City in every life sector have caused the increase in clean water demand, of which about 70% is supplied from the ground water. Seventy samples of ground water had been analized to know quality and quantity of it in 2010. The method used to know the water quantity is based on the distribution of the well depth, and position of the surface of the ground water. The quality of the ground water on the other hand refers to the Decree of Public Health Minister for RI Number 907/MENKES/VII/2002 and STORET system (Canter, 1977). Water sample analysis was based on Standard Methods (APHA, 1995) and Standar Nasional

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149132

Indonesia(BAPEDAL, 1994). Analysis result shows that the quality of GroundWater Basin of Jakarta in 2010 does not meet the requirement of drinking water. Groundwater surface at unconfined aquifer ranges between 0.48- 12.14 m, at upper confined aquifer ranges between 8.07-54.16 m and at under confined aquifer ranges between 0.12-58.8 m.

Keywords: ground water quality and quantity, aquifer system

PENDAHULUAN

Laju perkembangan Kota Jakarta yang pe-sat pada setiap sektor kehidupan dan meluas hingga kota-kota sekitarnya menyebabkan kebutuhan air bersih meningkat. Sekitar 70% kebutuhan air bersih tersebut masih menggan-tungkan kepada air tanah (Badan Pusat Statis-tik Jakarta, 2008). Hal ini disebabkan oleh terbatasnya penyediaan air bersih dari sumber bahan baku lainnya, di samping itu air tanah dapat dieksploitasi dengan mudah dan praktis.

Secara alami komposisi kimia air tanah di suatu daerah merupakan hasil kombinasi dari komposisi air yang meresap menjadi air ta-nah dan bereaksi dengan mineral penyusun batuan. Komposisi kimia air tanah dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan setempat, mi-salnya aktivitas penduduk yang dapat menye-babkan terjadinya pencemaran.

Hampir semua air tanah berasal dari hu-jan atau salju yang mencair dan meresap ke dalam tanah menuju sistem aliran yang dilapisi bahan-bahan geologi. Zona tanah mempunyai kemampuan kuat dan unik untuk mengubah kimia air, sebagai resapan yang terjadi melalui zona biologi aktif yang tipis. Pada daerah tangkapan (recharge) zona tanah mengalami kehilangan bahan-bahan mineral yang larut dalam aliran air. Ketika air tanah bergerak dalam jalur aliran dari daerah tang-

kapan menuju daerah lepasan (discharge), kondisi kimianya diubah oleh berbagai proses geokimia (Freeze and Cherry, 1979).

Air tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meskipun melalui proses yang lama dalam pembentukannya, puluhan bahkan hingga ribuan tahun. Apabila air ta-nah telah mengalami kerusakan baik kuantitas maupun kualitas, maka proses pemulihannya juga memerlukan waktu lama dengan biaya tinggi dan teknologi yang rumit. Itupun tidak menjamin kembali ke kondisi semula (Freeze and Cherry, 1979).

Ketika kesetimbangan neraca air suatu daerah terganggu, maka terjadi pergeseran pada sik-lus hidrologi yang terdapat di daerah tersebut. Pergeseran tersebut dapat terjadi dalam ben-tuk peningkatan dan pengurangan pada salah satu subsistemnya. Terganggunya subsistem air tanah di suatu daerah akan mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas air tanah di daerah tersebut, dan selanjutnya meng-akibatkan penurunan kesejahteraan hidup masya rakat.

Kualitas air tanah tidak dapat ditentukan ha nya dengan melihat tingkat kegaraman melalui perubahan nilai daya hantar listrik (DHL), kadar ion khlorida (Cl-), dan zat padat terlarut (ZPT) saja. Unsur fisika dan kimia lain-nya juga perlu diperhatikan. Agar kualitas air

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 133

tanah mencapai mutu baku sesuai dengan yang diharapkan, maka diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum.

Untuk mengetahui mutu air tanah di Kota Ja-karta dan sekitarnya, dalam tahun 2010 Pusat Lingkungan Geologi telah menurunkan Tim Kuantitas dan Kualitas Air Tanah. Daerah pemantauan mencakup seluruh wilayah Pro-vinsi Jakarta, sebagian Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, se-bagian Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan luas daerah 1.439 km2. Se- Se-cara geografis daerah terletak pada koordinat antara 106°35′59″ – 107°04′48″ Bujur Timur dan 06°00′17″ – 06°27′29″ Lintang Selatan.

MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan pengambilan percontoh air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta dimak-sudkan untuk mengetahui kondisi air tanah tahun 2010, dengan tujuan sebagai acuan bagi pemerintah daerah setempat dan instansi ter-kait lainnya dalam menentukan langkah pen-yelamatan air tanah.

METODOLOGI

Metode yang digunakan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas air tanah di CAT Jakar-ta ini adalah analisis data primer yang berasal dari tujuh puluh percontoh air pada Sistem Akuifer Tidak Tertekan (kedalaman sumur < 40 meter), Tertekan Atas (kedalaman sumur antara 40 dan140 meter) dan Tertekan Bawah (kedalaman sumur > 140 meter). Kuantitas air

tanah dilihat dari sebaran kedalaman sumur dan kedudukan muka air tanah, sedangkan kualitas air mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum dan sistem Storage and Retrieval (STORET) (Canter, 1977) tentang Klasifikasi Mutu Air Tanah. Analisis contoh air mengacu pada Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1995) dan Standard Nasional Indonesia (BAPEDAL, 1994).

HASIL ANALISIS DAN DISKUSI

Pengambilan percontoh air tanah untuk anali-sis fisika kimia dilakukan pada sistem akui-fer tidak tertekan (37 percontoh), akuifer ter-tekan atas (16 percontoh) dan akuifer tertekan bawah (17 percontoh), seperti terlihat pada Gambar 1 dan sebaran kedalaman sumur ber-dasarkan sistem akuifernya dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil analisis percontoh air dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.

Percontoh air tanah pada sistem akuifer tidak tertekan terlihat keruh (10 percontoh, antara 6,0 dan 100,0 NTU), berwarna (6 percontoh, antara 20,0 dan 40,0 TCU), berasa anta (2 percontoh) dan asin (1 percontoh), nilai pH rendah (25 percontoh, antara 4,75 dan 6,45 unit pH), kesadahan tinggi (2 percontoh, yaitu 528,1 dan 767,5 mg/l CaCO3, tinggi kadar besi (20 percontoh, antara 0,32 dan 6,86 mg/l), mangan (22 percontoh, antara 0,12 dan 3,56 mg/l), natrium (3 percontoh, antara 244,0 dan 576,0 mg/l), amonium (10 percontoh, antara 1,60 dan 10,80 mg/l), klorida (3 percontoh, antara 324,5 dan 994,7

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149134

mg/l), sulfat (1 percontoh, yaitu 35 1,6 mg/l), nitrat (1 percontoh, yaitu 79,0 mg/l), zat padat terlarut (5 percontoh, antara 1158 dan 2800 mg/l), dan logam timbal (20 percontoh, antara 0,02 dan 0,07 mg/l). Hasil analisis lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Percontoh air tanah pada sistem akuifer ter-tekan atas terlihat keruh (9 percontoh, antara 6,0 dan 120,0 NTU), berwarna (8 percontoh,

antara 20,0 dan 60,0 TCU), satu percontoh berasa anta dengan nilai daya hantar listrik 1970 μS/cm, mempunyai nilai pH rendah (2 percontoh yaitu 6,20 dan 6,36 Unit pH), berkadar besi tinggi (12 percontoh, antara 0,31 dan 28,21 mg/l), berkadar mangan tinggi (9 percontoh, antara 0,11 dan 1,29 mg/l), ka-dar natrium tinggi (3 percontoh, antara 210,0 dan 300,0 mg/l), satu percontoh masing-ma-sing berkadar amonium, klorida dan zat pa-

C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s C i k e a s

K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Cakung K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran K. Buaran

K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi K. Bekasi

K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter K. Sunter

Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi

Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung Ciliwung

Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane Cisadsane

K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol K. Grogol

CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG CILIWUNG

Marunda Marunda Marunda Marunda Marunda Marunda Marunda Marunda Marunda

B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I B E K A S I

Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun

Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan Bojongkaratan

Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun Tambun

Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung Telukpucung

Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati

Babelan Babelan Babelan Babelan Babelan Babelan Babelan Babelan Babelan

Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa Cibarusa

Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede Pondokgede

Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng Bojongmeneng

Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi Cileungsi

Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Cijantung Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana Ciangsana

Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung Pulogadung

Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati Kramatjati

Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu Pasarminggu

Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma Halim Perdana Kusuma

Matraman Matraman Matraman Matraman Matraman Matraman Matraman Matraman Matraman

Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Jatinegara Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit Duren sawit

Walang Walang Walang Walang Walang Walang Walang Walang Walang

Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok Tanjung Priok

Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran Kemayoran

Cakung Cakung Cakung Cakung Cakung Cakung Cakung Cakung Cakung

Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing Cilincing

Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina Pondok cina

Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong Cibinong

DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK DEPOK

Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur

Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo Pasarebo

Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa Jagakarsa

Ancol Ancol Ancol Ancol Ancol Ancol Ancol Ancol Ancol

T E L U K J A K A R T A

Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Kapuk Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke Muara angke

Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan Penjaringan

Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan Kemanggisan

Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran Kebayoran

J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A J A K A R T A

Gambir Gambir Gambir Gambir Gambir Gambir Gambir Gambir Gambir Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar Jelambar

Grogol Grogol Grogol Grogol Grogol Grogol Grogol Grogol Grogol

Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat Ciputat

Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung

Serpong Serpong Serpong Serpong Serpong Serpong Serpong Serpong Serpong

Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin Rumpin

Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang Pamulang

Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung Pondok Jagung

Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur Tegal Alur

Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir Tanjungpasir

Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran Salembaran

BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA BANDARA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA SUKARNO HATTA

Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara Kamal Muara

Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng Cengkareng

Joglo Joglo Joglo Joglo Joglo Joglo Joglo Joglo Joglo

T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G T A N G E R A N G

Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh Cipondoh

Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug Ciledug

109

75

81 74

11

32 99

103

59

2 31

106

104

97

107

51

115 115 115 115 115 115 115 115 115

80 80 80 80 80 80 80 80 80

77 77 77 77 77 77 77 77 77

6 6 6 6 6 6 6 6 6

134 134 134 134 134 134 134 134 134

117 117 117 117 117 117 117 117 117 118 118 118 118 118 118 118 118 118

116 116 116 116 116 116 116 116 116

5 5 5 5 5 5 5 5 5

121 121 121 121 121 121 121 121 121

122 122 122 122 122 122 122 122 122

125 125 125 125 125 125 125 125 125 119 119 119 119 119 119 119 119 119

120 120 120 120 120 120 120 120 120 63 63 63 63 63 63 63 63 63

66 66 66 66 66 66 66 66 66 24 24 24 24 24 24 24 24 24

57 57 57 57 57 57 57 57 57 123 123 123 123 123 123 123 123 123

101 101 101 101 101 101 101 101 101

124 124 124 124 124 124 124 124 124

61 61 61 61 61 61 61 61 61

48 48 48 48 48 48 48 48 48 21 21 21 21 21 21 21 21 21

71 71 71 71 71 71 71 71 71

67 67 67 67 67 67 67 67 67

128 128 128 128 128 128 128 128 128

131 131 131 131 131 131 131 131 131

126 126 126 126 126 126 126 126 126

127 127 127 127 127 127 127 127 127

129 129 129 129 129 129 129 129 129

130 130 130 130 130 130 130 130 130

132 132 132 132 132 132 132 132 132

133 133 133 133 133 133 133 133 133 44 44 44 44 44 44 44 44 44

47 47 47 47 47 47 47 47 47

39 39 39 39 39 39 39 39 39

108 108 108 108 108 108 108 108 108 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9

85 85 85 85 85 85 85 85 85

82 82 82 82 82 82 82 82 82 76 76 76 76 76 76 76 76 76

86 86 86 86 86 86 86 86 86

79 79 79 79 79 79 79 79 79

22 22 22 22 22 22 22 22 22

19 19 19 19 19 19 19 19 19 13 13 13 13 13 13 13 13 13 46 46 46 46 46 46 46 46 46

52 52 52 52 52 52 52 52 52

37 37 37 37 37 37 37 37 37 34 34 34 34 34 34 34 34 34 45 45 45 45 45 45 45 45 45

96 96 96 96 96 96 96 96 96

90 90 90 90 90 90 90 90 90

Lokasi Percontoh Akuifer Tak Tertekan (37 percontoh)Lokasi Percontoh Akuifer Tertekan Atas (16 percontoh)Lokasi Percontoh Akuifer Tertekan Bawah (17 percontoh)

Gambar 1. Lokasi Pemercontohan Sistem Akuifer Tidak Tertekan.

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 135

dat terlarut tinggi, dan lima belas percontoh berkadar timbal tinggi antara 0,03 dan 0,09 mg/l. Hasil analisis lengkap percontoh air dan akuifer tertekan atas dapat dilihat pada Tabel 2.

Percontoh air tanah pada sistem akuifer ter-tekan bawah umumnya keruh (12 percontoh, antara 7,0 dan 75,0 NTU), berwarna (12 per-contoh, antara 20,0 dan 200,0 TCU), berasa anta (1 percontoh) dan asin (1 percontoh), nilai pH rendah (1 percontoh, 5,80 Unit pH), kadar besi tinggi (9 percontoh, antara 0,34

dan 7,39 mg/l), mangan tinggi (6 percontoh, antara 0,11 dan 0,76 mg/l), natrium tinggi (7 percontoh, antara 240,0 dan 700,0 mg/l), amonium tinggi (4 percontoh, antara 2,30 dan 7,10 mg/l), klorida tinggi (2 percontoh, yaitu 445,4 dan 412,5 mg/l, zat padat terlarut tinggi (4 percontoh, antara 1010 dan 2484 mg/l) dan logam timbal tinggi (16 percontoh, antara 0,02 dan 0,08 mg/l). Hasil analisis lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 3 menunjukkan nilai daya hantar lis-trik yang dikelompokkan dalam kategori nor-

Gambar 2. Peta Sebaran Kedalaman Sumur CAT Jakarta Tahun 2010.

PETA SEBARAN KEDALAMAN SUMUR CAT JAKARTA TAHUN 2010

U

1050

Kilometer

KETERANGAN:

Kedalaman sumur 0 - 40 m

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

Kedalaman sumur 40 - 140 m

Kedalaman sumur >140 m

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149136

mal yaitu < 2000 μS/cm, payau yaitu antara 2000 dan 3000 μS/cm dan asin yaitu > 3000 μS/cm. Daerah Jakarta bagian utara ke arah pantai mempunyai nilai daya hantar listrik an-tara 2000 dan 3000 μS/cm atau anta, kecuali daerah Cilincing dan Walang hingga ke arah selatan masih normal, sedangkan satu percon-toh di Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi Utara berasa asin.

Gambar 4 menunjukkan kadar natrium yang umumnya masih normal yaitu < 200 mg/l. Di beberapa tempat sekitar Bandara Soekarno-

Hatta, Jakarta Utara, Marunda dan Tambun kadar natrium antara 200 dan 500 mg/l atau anta, dan di Kamal Muara kadar natrium > 500 mg/l atau asin.

Natrium adalah salah satu unsur alkali utama yang ditemukan di perairan dan merupak-an kation penting yang mempengaruhi ke-setimbangan keseluruhan kation di perairan. Hampir semua senyawa natrium mudah larut dalam air dan bersifat sangat reaktif. Hampir semua perairan alami mengandung natrium, dengan kadar bervariasi antara satu hingga

Gambar 3. Peta sebaran daya hantar listrik CAT Jakarta tahun 2010.

PETA SEBARAN DAYA HANTAR LISTRIK CAT JAKARTA TAHUN 2010

U

1050

Kilometer

KETERANGAN:

DHL < 200 ìS/cm, Normal

DHL 200-300 ìS/cm, Anta

DHL < 300 ìS/cm, Asin

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 137

ribuan mg/l.

Kadar natrium pada perairan laut dapat men-capai 10.500 mg/l atau lebih. Kadar natrium pada perairan tawar alami kurang dari 50 mg/l, sedangkan pada air tanah dalam dapat lebih dari 50mg/l (Effendi, 2003).

Natrium tidak terlalu penting dalam penggunaan air sehari-hari, tetapi kandungan natrium sebesar 500 mg/l bila bergabung dengan klorida dapat menimbulkan rasa asin,

sedangkan bila berikatan dengan ion sulfat akan membentuk garam sulfat dan dapat menimbulkan rasa mual dan ingin muntah. (Lehr et. al., 1980). Persyaratan air minum untuk kadar maksimum natrium adalah 200 mg/l (KEPMENKES 907/2002).

Gambar 5 menunjukkan kadar klorida yang umumnya masih normal, yaitu <100 mg/l, kecuali di beberapa tempat mencapai 250 mg/l dan di Kamal Muara kadar klorida > 250 mg/l.

Gambar 4. Peta sebaran kadar Natrium CAT Jakarta tahun 2010.

PETA SEBARAN KADAR NATRIUM CAT JAKARTA TAHUN 2010

1050

Kilometer

KETERANGAN:

Na < 200 mg/l, Normal

Na 200-500 mg/l, Anta

Na > 500 mg/l, Asin

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

U

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149138

No.

Uru

t

Koo

rdin

atN

oPe

rcon

toh

Kod

ePe

rcon

toh

Loka

si P

emer

cont

ohan

Ker

uhW

arna

Bau

Ras

aD

HL

pHK

esC

a 2+

Mg2+

Fe3+

Mn2+

K+

Na+

Li+

NH

4+C

O3=

HC

O3-

Cl-

SO4=

NO

2N

O3-

ZPT

Cr t

otal

PbC

u

XY

NTU

TCU

µS/c

m m

g/L

CaC

O3

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

Kad

ar M

aksi

mu

yang

dip

erbo

lehk

an (9

07/M

EN

KE

S/SK

/VII

/200

25,

015

,0tb

tb6,

5-8,

550

0,0

0,30

0,10

200

1,5

250,

025

0,0

3,00

50,0

1000

0,05

0,01

002,

00

171

2097

9310

381

5Su

mur

Pan

tek

Am

sari

2,0

0,0

tbtb

260

5,98

104,

230

,96,

50,

030,

000,

228

,00,

00,

60,

012

4,8

18,2

7,3

0,03

22,1

198

0,00

0,03

0,00

271

7242

9318

171

6Su

mur

Gal

iSD

Cak

ung

Tim

ur 0

28,

035

,0tb

tb11

647,

1613

0,3

25,2

16,2

0,55

0,06

0,8

244,

00,

40,

20,

066

3,3

78,1

68,9

0,77

0,0

884

0,00

0,03

0,00

370

6122

9302

721

24Su

mur

Pan

tek

PT. F

risia

n Fl

ag2,

00,

0tb

tb14

45,

4548

,614

,23,

10,

120,

030,

215

,00,

00,

30,

040

,916

,19,

20,

0113

,211

00,

000,

040,

00

469

0578

9319

303

39Su

mur

Pan

tek

PT. B

ASF

4,0

5,0

tbtb

880

6,39

115,

524

,612

,90,

320,

092,

213

0,0

0,0

0,6

0,0

60,8

101,

817

1,0

0,02

2,8

672

0,00

0,05

0,00

568

9699

9325

668

44Su

mur

Gal

iK

anto

r Kel

urah

an K

amal

Mua

ra6,

010

,0tb

paya

u19

926,

7936

4,4

65,0

48,4

0,23

0,14

4,0

160,

00,

00,

80,

029

2,3

324,

55,

90,

0025

,115

160,

000,

050,

00

669

1124

9323

853

47Su

mur

Pan

tek

PT. M

ulti

Meg

ah M

andi

ri10

,020

,0tb

paya

u25

107,

0752

8,1

68,4

85,7

0,35

0,70

4,8

576,

00,

01,

90,

055

7,8

994,

732

,81,

551,

919

080,

000,

050,

00

769

3170

9321

934

48Su

mur

Gal

iK

anto

r Kel

urah

an K

apuk

12,0

20,0

tbtb

1021

6,92

483,

013

2,0

36,7

0,24

0,26

1,6

100,

01,

20,

30,

065

4,1

59,4

53,7

0,01

0,7

776

0,00

0,06

0,00

870

2840

9295

448

57Su

mur

Gal

iH

. Tat

ang

0,0

0,0

tbtb

152

5,83

38,0

10,1

3,0

0,00

0,13

0,8

16,0

0,4

0,2

0,0

38,5

30,5

1,7

0,01

0,1

116

0,00

0,05

0,00

970

1597

9300

118

61Su

mur

Pan

tek

Kan

tor K

elur

ahan

Jaga

kars

a0,

00,

0tb

tb11

15,

8431

,79,

61,

90,

540,

080,

210

,01,

60,

30,

051

,817

,02,

00,

011,

584

0,14

0,04

0,02

1070

3029

9304

968

63Su

mur

Gal

iK

anto

r Cam

at P

asar

Min

ggu

10,0

10,0

tbtb

398

7,06

200,

761

,311

,41,

500,

090,

218

,00,

40,

70,

021

5,0

20,8

21,5

0,01

1,0

302

0,00

0,06

0,00

1169

8436

9303

142

66Su

mur

Gal

iSu

khya

r0,

00,

0tb

tb13

65,

7943

,012

,92,

60,

130,

040,

214

,00,

00,

40,

059

,79,

86,

20,

021,

010

40,

000,

050,

00

1269

8991

9308

241

67Su

mur

Pan

tek

PDA

M D

harm

awan

gsa

0,0

0,0

tbtb

227

5,59

71,8

22,7

3,6

0,20

0,05

0,2

20,0

0,0

0,6

0,0

63,7

20,8

2,0

0,02

31,3

172

0,00

0,06

0,03

1369

8918

9311

717

71Su

mur

Pan

tek

Sena

yan

0,0

0,0

tbtb

214

6,03

107,

730

,67,

50,

270,

002,

610

,00,

40,

80,

011

5,5

14,0

13,5

0,02

0,0

164

0,00

0,06

0,01

1471

0721

9322

526

77Su

mur

Gal

iTi

mur

Mus

ola A

l-Jih

ad9,

040

,0tb

tb87

07,

3829

8,5

41,9

46,5

1,70

0,37

1,6

132,

00,

88,

70,

058

8,8

47,9

40,4

0,34

1,7

662

0,00

0,07

0,00

1571

4879

9325

264

80Su

mur

Gal

iK

BN

Mar

unda

(GTM

-3)

100,

035

,0tb

tb15

237,

3415

7,0

36,9

15,5

6,86

0,91

0,8

320,

00,

80,

80,

061

3,9

54,7

351,

60,

050,

311

580,

000,

070,

01

1670

7627

9300

408

101

Sum

ur P

ante

kPT

. Cen

tex

0,0

0,0

tbtb

194

6,15

94,4

12,0

15,4

0,60

0,04

0,4

12,0

0,8

0,3

0,0

143,

48,

10,

00,

036,

614

80,

000,

070,

00

1770

0515

9322

163

21Su

mur

Pan

tek

Mes

s Ton

gkol

6,0

15,0

tbtb

606

6,92

214,

155

,518

,02,

261,

732,

272

,01,

82,

30,

039

9,5

29,7

32,2

2,25

16,2

460

0,00

0,01

0,00

1872

3775

9313

324

115

Sum

ur P

ante

kA

dim

2,0

0,0

tbtb

286

6,43

149,

333

,116

,00,

290,

250,

518

,00,

20,

10,

020

8,4

4,7

5,1

0,01

0,0

216

0,00

0,05

0,02

1972

6245

9318

604

116

Sum

ur G

ali

Kar

ya5,

05,

7tb

tb87

06,

4529

7,1

96,6

13,4

0,81

0,59

1,9

68,0

0,3

1,6

0,0

369,

052

,670

,00,

178,

366

00,

000,

050,

02

2072

8464

9324

527

117

Sum

ur P

ante

kSa

efud

in2,

00,

0tb

tb11

566,

6649

2,9

107,

553

,80,

480,

210,

271

,00,

33,

00,

051

7,7

74,7

64,8

0,05

3,0

880

0,00

0,01

0,00

2172

0490

9322

722

118

Sum

ur G

ali

Sahr

oni

10,0

39,0

tbas

in36

906,

8076

7,5

134,

610

3,4

1,06

0,46

7,4

180,

00,

95,

20,

048

9,8

438,

068

,60,

862,

528

000,

010,

020,

01

2272

0729

9309

754

119

Sum

ur P

ante

kN

unun

g2,

00,

4tb

tb37

76,

0017

4,6

33,1

22,0

0,34

0,99

0,4

22,0

0,2

0,9

0,0

104,

936

,136

,80,

0939

,829

60,

030,

010,

00

2371

7192

9303

829

120

Sum

ur P

ante

kM

arw

an0,

00,

0tb

tb27

35,

7912

6,7

31,7

11,4

0,18

0,24

0,4

12,0

0,1

0,8

0,0

107,

519

,116

,70,

0239

,420

80,

020,

010,

00

2471

5998

9301

892

121

Sum

ur G

ali

Saw

al0,

00,

0tb

tb17

05,

5549

,312

,94,

10,

380,

200,

019

,00,

20,

00,

025

,220

,45,

50,

0139

,913

60,

030,

010,

02

2571

2896

9298

103

122

Sum

ur G

ali

Wah

di0,

00,

0tb

tb17

65,

0554

,210

,96,

40,

280,

580,

012

,00,

20,

10,

017

,317

,86,

80,

0138

,013

60,

020,

010,

00

2670

8437

9295

432

123

Sum

ur P

ante

kSu

gim

in0,

00,

0tb

tb12

15,

4860

,619

,23,

00,

200,

040,

25,

00,

10,

00,

039

,88,

14,

90,

0332

,696

0,03

0,01

0,00

2770

5748

9290

719

124

Sum

ur G

ali

Dar

ma A

yu0,

00,

0tb

tb15

44,

8650

,013

,14,

10,

240,

730,

114

,00,

10,

10,

025

,214

,05,

80,

0048

,012

00,

020,

020,

00

2872

0586

9309

842

125

Sum

ur P

ante

kH

erm

an2,

00,

0tb

tb46

46,

3026

4,7

52,5

32,0

0,39

1,86

0,8

17,0

0,1

2,0

0,0

362,

415

,30,

00,

015,

136

00,

020,

010,

00

2969

3285

9301

466

126

Sum

ur G

ali

Ain

i0,

00,

0tb

tb33

85,

6087

,326

,55,

00,

240,

410,

322

,00,

10,

70,

022

,633

,10,

00,

0279

,026

00,

030,

010,

00

3069

1964

9298

149

127

Sum

ur G

ali

Eddy

0,0

0,0

tbtb

176

4,85

40,1

14,5

0,9

0,40

0,58

0,0

12,0

0,1

0,1

0,0

19,9

17,0

0,0

0,01

35,0

148

0,03

0,00

0,01

3169

3196

9293

914

128

Sum

ur G

ali

Rin

ce0,

00,

0tb

tb28

55,

2040

,815

,60,

40,

250,

930,

622

,00,

110

,80,

041

,121

,61,

70,

0335

,222

00,

030,

000,

00

3269

3371

9291

638

129

Sum

ur P

ante

kSa

rmili

h0,

00,

0tb

tb38

5,06

69,7

20,8

4,3

0,39

0,03

0,1

3,0

0,1

0,0

0,0

87,6

4,7

0,0

0,03

5,3

360,

030,

000,

00

3368

6790

9294

386

130

Sum

ur G

ali

Han

i0,

00,

0tb

tb11

34,

8529

,68,

81,

80,

210,

080,

012

,00,

10,

10,

023

,910

,60,

00,

0022

,488

0,03

0,00

0,00

3468

6633

9298

154

131

Sum

ur G

ali

Mad

ih2,

00,

0tb

tb16

74,

7543

,711

,23,

70,

270,

080,

112

,00,

10,

10,

026

,523

,34,

80,

027,

213

60,

030,

010,

01

3568

2279

9328

970

132

Sum

ur G

ali

Yudi

8,0

0,0

tbtb

965

6,25

336,

678

,034

,01,

173,

564,

650

,00,

43,

10,

035

9,7

96,3

13,5

0,04

7,1

764

0,03

0,01

0,01

3668

8568

9326

836

133

Sum

ur G

ali

Har

yana

2,0

0,0

tbtb

1650

6,85

375,

352

,358

,70,

860,

406,

418

0,0

0,6

3,9

0,0

677,

014

8,0

40,3

0,01

7,0

1228

0,03

0,01

0,01

3771

5641

9314

492

134

Sum

ur P

ante

kM

asjid

Al K

auts

ar4,

012

,4tb

tb70

57,

4338

,010

,42,

90,

400,

030,

014

8,0

0,3

0,8

0,0

411,

516

,524

,60,

020,

053

60,

030,

010,

01

Tabe

l 1. H

asil

Ana

lisis

Fis

ika/

Kim

ia P

erco

ntoh

Air

Asa

l con

toh:

Aku

ifer T

ak T

erte

kan

Cek

unga

n A

ir Ta

nah

Jaka

rta

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 139

No.

Uru

t

Koo

rdin

atN

oPe

rcon

toh

Kod

ePe

rcon

toh

Loka

si P

emer

cont

ohan

Ker

uhW

arna

Bau

Ras

aD

HL

pHK

esC

a 2+

Mg2+

Fe3+

Mn2+

K+

Na+

Li+

NH

4+C

O3=

HC

O3-

Cl-

SO4=

NO

2N

O3-

ZPT

Cr t

otal

PbC

u

B/T

U/S

NTU

TCU

µS/c

m m

g/L

CaC

O3

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

Kad

ar M

aksi

mum

yan

g di

perb

oleh

kan

(907

/ME

NK

ES/

SK/V

II/2

002

5,0

15,0

tbtb

6,5-

8,5

500,

00,

300,

1020

01,

525

0,0

250,

03,

0050

,010

000,

050,

0100

2,00

170

5543

9297

494

2B

or P

rodu

ksi

PT. Y

KK

Zip

per

2,0

5,0

tbtb

251

7,11

91,5

20,0

10,0

0,19

0,17

1,6

40,0

0,0

0,7

0,0

197,

57,

61,

20,

541,

319

20,

000,

030,

00

271

8205

9314

886

11B

or P

rodu

ksi

PT. S

inar

Sos

ro11

,040

,0tb

tb76

47,

9128

,29,

61,

00,

030,

012,

620

0,0

0,4

0,4

0,0

578,

120

,42,

61,

491,

458

00,

000,

040,

00

370

7038

9298

878

31B

or P

rodu

ksi

PT. I

ndol

akto

Fac

tory

Jk

t8,

010

,0tb

tb20

66,

5410

8,6

24,6

11,3

0,84

0,11

1,8

14,0

0,0

0,4

0,0

139,

412

,35,

90,

020,

015

60,

000,

040,

00

470

6725

9299

699

32B

or P

rodu

ksi

PT.K

hong

Gw

an B

iscu

it2,

05,

0tb

tb25

66,

8887

,326

,35,

20,

060,

151,

642

,00,

00,

40,

020

1,8

8,5

1,2

0,56

0,0

194

0,00

0,05

0,00

569

2320

9322

673

51B

or P

rodu

ksi

PT. C

ahay

a Pe

rdan

a Pl

astic

14,0

60,0

tbtb

987

8,05

31,0

7,7

2,8

0,18

0,00

1,8

300,

00,

41,

00,

072

2,1

35,6

3,6

0,24

0,0

756

0,00

0,06

0,00

670

2400

9294

377

59B

or P

rodu

ksi

Hot

el B

umi W

iyat

a6,

020

,0tb

tb30

06,

8968

,316

,76,

40,

500,

420,

258

,00,

00,

60,

023

8,3

6,8

2,3

0,03

0,0

228

0,00

0,05

0,00

770

6497

9319

451

74B

or P

anta

uM

asjid

Nur

us S

yifa

3,0

15,0

tbpa

yau

1970

7,62

97,9

15,3

14,3

0,31

0,07

3,2

420,

00,

40,

70,

066

7,7

252,

854

,20,

600,

814

980,

000,

060,

00

870

6500

9319

465

75B

or P

anta

uM

asjid

Nur

us S

yifa

2,0

10,0

tbtb

796

7,81

214,

863

,713

,30,

530,

262,

211

8,0

0,4

1,6

0,0

317,

212

5,6

15,7

0,02

0,0

606

0,00

0,07

0,00

971

4051

9320

400

81B

or P

anta

uK

BN

Cak

ung

3,0

5,0

tbtb

395

8,40

55,6

10,9

6,8

0,59

0,00

1,4

84,0

1,6

0,1

2,6

249,

513

,20,

00,

012,

730

00,

000,

080,

00

1070

7654

9300

468

99B

or P

rodu

ksi

PT. C

ente

x7,

040

,0tb

tb22

76,

9759

,83,

012

,61,

981,

011,

841

,00,

40,

60,

013

2,7

12,7

37,6

0,03

4,3

172

0,02

0,06

0,00

1171

9101

9314

468

109

Bor

Pro

duks

iPT

. Brid

gest

one

Tire

Ind

7,0

40,0

tbtb

852

7,65

57,0

17,8

3,0

0,63

0,04

3,0

210,

00,

81,

40,

060

5,3

12,3

18,3

0,36

30,2

648

0,02

0,07

0,00

1269

2448

9312

146

107

Bor

Pan

tau

Mes

s Jog

lo9,

030

,0tb

tb20

97,

8545

,88,

26,

10,

990,

331,

641

,00,

00,

10,

010

4,9

4,2

3,9

0,09

55,4

160

0,00

0,09

0,03

1370

1606

9315

785

106

Bor

Pan

tau

Ged

ung

Jaya

120,

050

,0tb

tb82

07,

0340

,15,

56,

328

,21

0,39

0,0

148,

01,

20,

50,

036

1,0

13,2

80,6

0,18

5,5

624

0,00

0,08

0,00

1470

2993

9311

465

104

Bor

Pan

tau

BPL

HD

Kun

inga

n12

0,0

70,0

tbtb

342

6,20

94,4

27,9

5,9

1,86

1,29

0,4

38,0

1,2

0,5

0,0

127,

419

,136

,80,

049,

626

00,

000,

080,

00

1570

7271

9299

700

103

Bor

Pro

duks

iPT

. SC

TI0,

00,

0tb

tb15

17,

1852

,88,

27,

70,

470,

030,

630

,00,

00,

20,

010

2,2

21,2

5,2

0,06

12,5

116

0,00

0,08

0,00

1670

3668

9307

256

97B

or P

rodu

ksi

Mes

s Kal

ibat

a0,

00,

0tb

tb33

86,

3613

7,3

38,3

10,0

0,67

0,06

0,6

20,0

0,0

0,2

0,0

131,

425

,010

,70,

0635

,925

80,

020,

010,

01

Tabe

l 2. H

asil

Ana

lisis

Fis

ika/

Kim

ia P

erco

ntoh

Air

Asa

l con

toh:

Aku

ifer T

erte

kan

Ata

s Cek

unga

n A

ir Ta

nah

Jaka

rta

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149140

No.

Uru

tK

oord

inat

No

Perc

onto

hK

ode

Perc

onto

hLo

kasi

Pem

erco

ntoh

anK

eruh

War

naB

auR

asa

DH

LpH

Kes

Ca

2+M

g2+Fe

3+M

n2+K

+N

a+Li

+N

H4+

CO

3=H

CO

3-C

l-SO

4=N

O2

NO

3-ZP

TC

r tot

alPb

Cu

B/T

U/S

NTU

TCU

µS/c

m m

g/L

CaC

O3

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

mg/

Lm

g/L

Kad

ar M

aksi

mum

yan

g di

perb

oleh

kan

(907

/ME

NK

ES/

SK/V

II/2

002

5,0

15,0

tbtb

6,5-

8,5

500,

00,

300,

1020

01,

525

0,0

250,

03,

0050

,010

000,

050,

0100

2,00

171

8416

9314

863

8B

or P

rodu

ksi

PT. A

qua

Gol

den

Mis

isip

i10

,010

,0tb

tb11

187,

7638

,71,

48,

50,

250,

002,

026

0,0

0,8

0,2

0,0

627,

863

,62,

30,

031,

885

20,

000,

020,

00

271

8470

9314

774

9B

or P

rodu

ksi

PT. A

qua

Gol

den

Mis

isip

i7,

030

,0tb

tb60

77,

8024

,67,

91,

20,

100,

021,

816

5,0

0,4

0,2

0,0

489,

711

,95,

61,

550,

646

20,

000,

030,

01

370

0505

9322

142

19B

or P

anta

uM

ess T

ongk

ol 1

050

,020

0,0

tbas

in32

707,

7977

,526

,03,

00,

050,

004,

670

0,0

0,0

2,5

0,0

1038

,744

5,4

9,7

0,09

0,0

2484

0,00

0,04

0,01

470

0507

9322

204

13B

or P

anta

uM

ess T

ongk

ol15

,020

,0tb

tb74

47,

1623

9,4

72,0

14,3

5,59

0,11

0,6

96,0

0,0

4,8

0,0

355,

256

,025

,91,

6636

,656

60,

000,

000,

01

570

6133

9302

782

22B

or P

rodu

ksi

PT. F

risia

n Fl

ag2,

00,

0tb

tb29

47,

6524

,69,

80,

00,

240,

000,

690

,00,

80,

30,

023

7,2

9,3

1,6

0,02

0,0

224

0,00

0,04

0,00

668

6495

9318

669

34B

or P

rodu

ksi

PT. M

ulti

Bin

tang

Ind

tbk

13,0

40,0

tbtb

1330

7,61

190,

122

,632

,10,

130,

033,

624

0,0

0,0

1,2

0,0

661,

711

8,8

5,2

0,01

0,0

1010

0,00

0,04

0,00

769

3699

9319

050

37B

or P

rodu

ksi

PT. A

BC

Bat

tery

55,0

20,0

tbpa

yau

2060

7,18

403,

184

,146

,33,

500,

554,

028

4,0

0,4

7,1

0,0

486,

341

2,5

8,4

0,00

0,2

1566

0,00

0,04

0,00

868

5610

9318

889

45B

or P

rodu

ksi

PT. C

usso

ns28

,010

0,0

tbtb

1544

7,36

52,8

20,5

0,4

2,80

0,04

4,2

368,

00,

01,

30,

097

6,8

82,7

31,1

0,49

0,0

1174

0,00

0,05

0,01

969

2416

9322

773

52B

or P

rodu

ksi

PT. C

ahay

a Pe

rdan

a Pl

astic

20,0

70,0

tbtb

1117

8,03

22,9

6,8

1,4

0,18

0,00

0,2

310,

00,

01,

00,

083

2,3

45,6

3,9

0,03

0,0

850

0,00

0,05

0,00

1071

4856

9325

238

79B

or P

anta

uK

BN

Mar

unda

(GTM

-3)

4,0

15,0

tbtb

560

7,69

181,

756

,99,

40,

630,

003,

480

,00,

00,

80,

024

5,6

26,3

146,

10,

010,

042

80,

000,

070,

01

1170

5177

9322

788

82B

or P

rodu

ksi

PT. D

iam

ond

Col

d St

orag

e16

,080

,0tb

tb89

38,

2032

,48,

82,

50,

340,

000,

826

0,0

1,2

0,7

5,3

609,

335

,67,

70,

050,

067

80,

000,

070,

00

1270

7767

9317

326

85B

or P

rodu

ksi

PT. S

iem

ens I

ndon

esia

3,0

10,0

tbtb

326

7,04

123,

916

,120

,10,

060,

160,

626

,01,

20,

80,

010

4,9

5,9

86,4

0,03

0,0

248

0,00

0,06

0,00

1370

9080

9320

645

86B

or P

rodu

ksi

PT. M

ando

m In

d Tb

k7,

030

,0tb

tb12

457,

8719

1,5

28,5

28,9

0,26

0,06

0,6

198,

01,

80,

30,

073

8,0

6,8

71,3

0,02

0,0

946

0,00

0,06

0,00

1469

1205

9306

507

90B

or P

rodu

ksi

Bin

taro

Sek

tor 5

2,0

20,0

tbtb

388

7,37

129,

627

,414

,70,

580,

110,

685

,00,

00,

20,

033

4,5

3,4

0,0

0,03

20,3

296

0,02

0,07

0,00

1568

6670

9303

340

96B

or P

rodu

ksi

Bum

i Ser

pong

Dam

ai16

,040

,0tb

tb20

67,

0949

,314

,03,

52,

300,

762,

056

,00,

00,

00,

017

9,2

8,9

0,0

0,04

23,4

156

0,00

0,08

0,01

1671

0927

9315

100

108

Bor

Pan

tau

Pulo

gadu

ng4,

010

,0tb

tb49

69,

9312

6,7

41,0

5,8

0,51

0,00

1,2

116,

00,

01,

125

,315

4,0

20,8

176,

60,

0715

,837

80,

000,

080,

01

1770

7293

9299

689

102

Bor

Pan

tau

PT. S

CTI

75,0

60,0

tbtb

137

5,80

40,1

5,2

6,5

7,39

0,53

2,2

28,0

1,8

2,3

0,0

39,8

29,7

53,0

2,25

5,5

104

0,00

0,08

0,00

Tabe

l 3. H

asil

Ana

lisis

Fis

ika/

Kim

ia P

erco

ntoh

Air

Asa

l con

toh:

Aku

ifer T

erte

kan

Baw

ah C

ekun

gan

Air

Tana

h Ja

karta

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 141

Gambar 5. Peta Sebaran Kadar Klorida CAT Jakarta Tahun 2010.

Klorida pada air tanah ditemukan dalam kisaran kadar yang cukup luas. Pada daerah lembab misal-nya, kadar klorida <30 mg/l dan dapat juga > 1000 mg/l; kadar klorida pada daerah kering dan air asin dapat mencapai 200.000 mg/l. Kadar klorida dalam air yang mencapai 250 mg/l dapat menim-bulkan rasa asin, dan direkomendasikan sebagai batas maksimum kadar klorida dalam air minum menurut KEPMENKES 907/2002. Pada beberapa kondisi misalnya bila kadar kalsium dan magne-sium tinggi pula, maka kiorida yang tinggi dapat menimbulkan korosi pada pipa-pipa air dan boiler (Lehr et. al., 1980).

Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmo-tik sel. Perairan yang diperuntukan bagi keperluan domestik seperti air minum, pertanian dan indus-tri, sebaiknya memiliki kadar klorida lebih kecil dari 100 mg/l (Davis and Comwell, 1998). Percon-toh air akan mulai berasa asin bila kadar klorida > 250 mg/l yang biasanya diikuti dengan nilai daya hantar listrik > 3000 μS/cm dan kadar natrium > 500 mg/l. Ion natrium bila berikatan dengan ion klorida dapat menimbulkan rasa asin dan merusak pipa-pipa logam (Lehr et. al., 1980).

PETA SEBARAN KADAR KLORIDA CAT JAKARTA TAHUN 2010

U

1050

Kilometer

KETERANGAN:

Cl < 100 mg/l, Normal

Cl 100-250 mg/l, Anta

Cl > 250 mg/l, Asin

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149142

Secara alamiah, tingkat kegaraman (salinitas) air tanah meninggi secara gradual ke arah garis pantai (utara). Pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang cenderung meningkat telah merubah kon-disi hidrolika air tanah, dan salah satu dampaknya adalah meningkatnya kegaraman air tanah terse-but.

Kualitas air yang telah mengalami intrusi air laut dan berasa payau hingga asin umumnya ditemu-kan di daerah pantai Jakarta Utara, baik pada akui-fer tidak tertekan, akuifer tertekan atas, maupun akuifer tertekan bawah, dan ada juga yang dite-mukan di Bekasi Utara dan Jakarta Barat (Gambar 6). Tingkat kegaraman air tanah pada setiap sistem akuifer di CAT Jakarta pada periode 2010 yang ditentukan berdasarkan angka daya hantar listrik, kadar ion natrium, khlorida, dan zat padat terlarut dapat dilihat sbb:

• Pada sistem akuifer tidak tertekan, air payau ditemukan pada Kantor Kelurahan Kamal Muara dan PT. Multi Megah Mandiri, dengan harga daya hantar listrik berturut-turut 1992 μS/cm dan 2510 μS/cm, kadar ion klorida 324,5 mg/l dan 994,7 mg/l, sedangkan kadar zat padat terlarut yaitu 1516 mg/l dan 1908 mg/l. Kedua sumur ini berada di Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Kapuk Jakarta Utara. Air yang berasa asin ditemukan pada sumur gali milik Sahroni, dengan nilai daya hantar listrik 3690 μS/cm, kadar ion klorida 438,0 mg/l, dan zat padat terlarut 2800 mg/l. Sumur ini terletak di Kelurahan Pantai Mak-mur, Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi Utara.

• Pada sistem akuifer tertekan atas, air payau ditemukan pada sumur bor pantau milik Mas-jid Nurus Syifa, Desa Sunter Jaya, Kecamatan Sunter, Jakarta Utara; harga daya hantar lis-

trik 1970 μS/cm, kadar ion natrium 420,0 mg/l, ion klorida 252,8 mg/l, sedangkan kadar zat padat terlarut yaitu 1498 mg/l.

• Pada sistem akuifer tertekan bawah, air payau ditemukan pada PT. ABC Batteiy, Kelura-han Kedaung Kali Angke, Kecamatan Ceng-kareng, Jakarta Barat dengan harga daya hantar listrik 2060 μS/cm, kadar natrium 284 mg/l, klorida 412,5 mg/l dan zat padat ter-larut 1566 mg/l. Percontoh air milik Mess Tongkol 10 yang berada di Kelurahan Ancol, Kecamatan Ancol, Jakarta Utara berasa asin, dengan harga daya hantar listrik 3270 μS/cm, kadar natrium 700 mg/1, klorida 445,4 mg/l dan zat padat terlarut 2484 mg/l.

Seluruh percontoh air yang diambil dan dianalisis tidak ada yang memenuhi persyaratan kualitas air minum secara fisika kimia yang mengacu pada su-rat keputusan MENKES No.9O7/MENKES/SK/Vll/2002.

Kualitas air tanah di CAT Jakarta kemudian dini-lai berdasarkan ketentuan sistem STORET yang dikeluarkan oleh EPA (Environmental Protection Agency, Canter, 1977) yang mengklasifikasikan mutu air ke dalam 4-kelas, yaitu:

Kelas A : Baik Sekali, Skor = 0B : Baik Skor = -1 s/d -10C : Sedang Skor = -11 s/d -30D : Buruk Skor ≥ -31

Penilaian sistem STORET untuk kualitas air CAT Jakarta dibagi berdasarkan akuifernya yaitu akui-fer tak tertekan (Tabel 4), tertekan atas (Tabel 5) dan tertekan bawah (Tabel 6).

Berdasarkan hasil analisis kualitas air tanah yang kemudian dinilai dengan penilaian Sistem STORET diperoleh skor -104 pada akuifer tak

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 143

UNSUR SATUAN BAKU MUTUHasil Pengukuran

SkorMaksimum Minimum Rata-rata

FISIKA,KekeruhanW a r n aB a uR a s aDaya Hantar ListrikTDS (Zat Padat Terlarut)

KIMIA,pHKesadahanCa2+ (Kalsium)Mg2+ (magnesium)Fe3+ (besi) jumlahMn2+ (mangan)K + (kalium)Na+ (natrium)Li+ (litium)NH4

+ (amonium)CO3

2-(karbonat)HCO3

-(bikarbonat)Cl- (khlorida) SO4

2-(sulfat) NO2

- (nitrit)NO3

- (nitrat)Cu (tembaga)Pb (timbal)Cr (krom total)

NTUTCU

--

µS/cmmg/L

unit pHmg/L CaCO3

mg/L""""""""""""""""

5,015,0

Tidak berbauTidak berasa

-1000

6,5-8,5500,0

--

0,30,1-

200-

1,5--

2502503,050,02,00,010,05

100,040,0

36902800

7,38528,1134,6103,46,863,567,4

576,01,810,80,0

677,0994,7351,62,2579,00,030,070,14

0,00,0

3836

4,8531,78,80,40,000,000,03,00,00,00,017,34,70,00,000,00,000,000,00

5,66,7

664507

6,10177,838,419,30,670,461,261,50,41,40,0

232,978,732,20,1815,70,010,030,02

-8-2

-2

-16-4

-16-16

-4

-4

-4-40-40

-16-4

Jumlah skor -104

tertekan (Tabel 4), skor -86 pada akuifer tertekan atas (Tabel 5), dan skor -70 akuifer tertekan bawah (Tabel 6). Skor yang diperoleh pada ketiga jenis akuifer melebihi -31 yang berarti masuk kelas D atau Buruk.

Jadi jika diurutkan skor Sistem STORET yaitu -104 > -86 > -70 maka secara berturut-turut mu-lai dari yang terburuk-lebih buruk-buruk yaitu sistem akuifer tak tertekan-akuifer tertekan atas-

akuifer tertekan bawah. Gambar 6 menunjukkan Peta Kualitas Air CAT Jakarta menurut sistem STORET.

Gambar 7 memperlihatkan hasil pengukuran muka air tanah terendah pada sistem akuifer tak tertekan yang dijumpai di wilayah pemercontohan Bekasi Utara yaitu di Kecamatan Babelan dan Tarumaja-ya dengan kedalaman hanya 0,48-0,50 m di bawah muka tanah. Muka air tanah terdalam dijumpai di

Tabel 4. Status Mutu Air pada Akuifer Tak Tertekan CAT Jakarta tahun 2010Menurut Sitem Nilai STORET (Canter, 1977)Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002)

trik 1970 μS/cm, kadar ion natrium 420,0 mg/l, ion klorida 252,8 mg/l, sedangkan kadar zat padat terlarut yaitu 1498 mg/l.

• Pada sistem akuifer tertekan bawah, air payau ditemukan pada PT. ABC Batteiy, Kelura-han Kedaung Kali Angke, Kecamatan Ceng-kareng, Jakarta Barat dengan harga daya hantar listrik 2060 μS/cm, kadar natrium 284 mg/l, klorida 412,5 mg/l dan zat padat ter-larut 1566 mg/l. Percontoh air milik Mess Tongkol 10 yang berada di Kelurahan Ancol, Kecamatan Ancol, Jakarta Utara berasa asin, dengan harga daya hantar listrik 3270 μS/cm, kadar natrium 700 mg/1, klorida 445,4 mg/l dan zat padat terlarut 2484 mg/l.

Seluruh percontoh air yang diambil dan dianalisis tidak ada yang memenuhi persyaratan kualitas air minum secara fisika kimia yang mengacu pada su-rat keputusan MENKES No.9O7/MENKES/SK/Vll/2002.

Kualitas air tanah di CAT Jakarta kemudian dini-lai berdasarkan ketentuan sistem STORET yang dikeluarkan oleh EPA (Environmental Protection Agency, Canter, 1977) yang mengklasifikasikan mutu air ke dalam 4-kelas, yaitu:

Kelas A : Baik Sekali, Skor = 0B : Baik Skor = -1 s/d -10C : Sedang Skor = -11 s/d -30D : Buruk Skor ≥ -31

Penilaian sistem STORET untuk kualitas air CAT Jakarta dibagi berdasarkan akuifernya yaitu akui-fer tak tertekan (Tabel 4), tertekan atas (Tabel 5) dan tertekan bawah (Tabel 6).

Berdasarkan hasil analisis kualitas air tanah yang kemudian dinilai dengan penilaian Sistem STORET diperoleh skor -104 pada akuifer tak

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149144

wilayah Jakarta Timur yaitu di PT. Frisian Flag, Kecamatan Kampung Rambutan dengan kedala-man mencapai 12,14 m di bawah muka tanah.

Gambar 8 menunjukkan hasil pengukuran muka air tanah pada sistem akuifer tertekan atas yaitu 8,07 m (bmt) berada di wilayah Jakarta Timur (PT. In-dolakto Factory Ind) dan muka air tanah terdalam

yaitu 54,16 m (bmt) di wilayah Bekasi Barat (PT. Sinar Sosro).

Sumur bor pantau yang berada di Kantor Kelura-han Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat menunjukkan kedudukan muka air tanah yang cu-kup dalam yaitu 53,60 m (bmt).

UNSUR SATUAN BAKU MUTUHasil Pengukuran

SkorMaksimum Minimum Rata-rata

FISIKA,KekeruhanW a r n aB a uR a s aDaya Hantar ListrikTDS (Zat Padat Terlarut)

KIMIA,pHKesadahanCa2+ (Kalsium)Mg2+ (magnesium)Fe3+ (besi) jumlahMn2+ (mangan)K + (kalium)Na+ (natrium)Li+ (litium)NH4

+ (amonium)CO3

2-(karbonat)HCO3

-(bikarbonat)Cl- (khlorida) SO4

2-(sulfat) NO2

- (nitrit)NO3

- (nitrat)Cu (tembaga)Pb (timbal)Cr (krom total)

NTUTCU

--

µS/cmmg/L

unit pHmg/L CaCO3

mg/L""""""""""""""""

5,015,0

Tidak berbauTidak berasa

-1000

6,5-8,5500,0

--

0,30,1-

200-

1,5--

2502503,050,02,00,010,05

100,040,0

36902800

7,38528,1134,6103,46,863,567,4

576,01,810,80,0

677,0994,7351,62,2579,00,030,070,14

0,00,0

3836

4,8531,78,80,40,000,000,03,00,00,00,017,34,70,00,000,00,000,000,00

5,66,7

664507

6,10177,838,419,30,670,461,261,50,41,40,0

232,978,732,20,1815,70,010,030,02

-8-2

-2

-16-4

-16-16

-4

-4

-4-40-40

-16-4

Jumlah skor -122

Tabel 5. Status Mutu Air pada Akuifer Tertekan Atas CAT Jakarta tahun 2010Menurut Sitem Nilai STORET (Canter, 1977)Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002)

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 145

Hasil pengukuran kedudukan muka air tanah pada sistem akuifer tertekan bawah dapat dilihat pada Gambar 9. Kedudukan muka air tanah terendah di-temukan di lokasi sumur bor pantau Mess Tongkol, Jakarta Utara dengan kedalaman 0,12 m bmt dan kedudukan muka air tanah terdalam ditemukan di

UNSUR SATUAN BAKU MUTUHasil Pengukuran

SkorMaksimum Minimum Rata-rata

FISIKA,KekeruhanW a r n aB a uR a s aDaya Hantar ListrikTDS (Zat Padat Terlarut)

KIMIA,pHKesadahanCa2+ (Kalsium)Mg2+ (magnesium)Fe3+ (besi) jumlahMn2+ (mangan)K + (kalium)Na+ (natrium)Li+ (litium)NH4

+ (amonium)CO3

2-(karbonat)HCO3

-(bikarbonat)Cl- (khlorida) SO4

2-(sulfat) NO2

- (nitrit)NO3

- (nitrat)Cu (tembaga)Pb (timbal)Cr (krom total)

NTUTCU

--

µS/cmmg/L

unit pHmg/L CaCO3

mg/L""""""""""""""""

5,015,0

Tidak berbauTidak berasa

-1000

6,5-8,5500,0

--

0,30,1-

200-

1,5--

2502503,050,02,00,010,05

75,0200,0

32702484

9,93403,184,146,37,390,764,6

700,01,87,10,0

1038,7445,4176,62,2536,60,010,080,02

2,00,0

137104

5,8024,61,40,40,050,000,626,00,00,00,0

104,93,40,00,010,00,000,000,00

19,244,4

960730

7,61114,626,411,71,470,141,9

197,70,51,40,0

477,181,437,30,376,10,000,000,00

-8-8

-2

-40

-16-16

-4

-4

-40000-40

Jumlah skor -70

Tabel 6. Status Mutu Air pada Akuifer Tertekan Bawah CAT Jakarta tahun 2010Menurut Sitem Nilai STORET (Canter, 1977)Peruntukan Air Minum (No. 907/MENKES/SK/VII/2002)

sumur bor produksi milik PT. Multi Bintang Ind Tbk, Tangerang dengan kedalaman 58,08 m bmt.

Gambar 10 menunjukkan sebaran muka air tanah di Jakarta yang dikelompokkan menjadi muka air tanah antara 0-10 m, 10-20 m, dan di atas 20 m.

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149146

Gambar 6. Peta kualitas air tanah CAT Jakarta tahun 2010 menurut Sistem STORET.

Gambar 7. Kedudukan Muka Air Tanah di Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tak Tertekan.

Kedudukan Muka Air Tanah

Tin

ggi M

uka

Air

Tana

h (m

,bm

t)

0

2

4

6

8

10

12

14

Jkt Utr Jkt Tim Jkt Sltn Jkt pst Jkt Brt TangerangDepokBogor

Bekasi UtrBekasi sltn

Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tak Tertekan

PETA KUALITAS AIR TANAH CAT JAKARTA TAHUN 2010

1050

Kilometer

KETERANGAN:

Buruk pada akuifer tertekan bawah

Lebih Buruk, pada akuifer tertekan atas

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

U

Sangat Buruk, pada akuifer tak tertekan

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 147

Gambar 8. Kedudukan Muka Air Tanah di Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tertekan Atas.

Gambar 9. Kedudukan Muka Air Tanah di Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tertekan Bawah.

Kedudukan Muka Air Tanah

0Jkt Utr Jkt Tim Jkt Sltn Jkt pst Jkt Brt

TangerangDepok

Bekasi UtrBekasi sltn

Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tertekan Atas

Tin

gg

i Mu

ka A

ir T

an

ah

(m

,bm

t)

10

20

30

40

50

60

Kedudukan Muka Air Tanah

0

Jkt Utr Jkt Tim Jkt Brt Tangerang BSD

Wilayah Pemercontohan Sistem Akuifer Tertekan Bawah

Ting

gi M

uka

Air

Tana

h (m

,bm

t)

10

20

30

40

50

60

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131 - 149148

Gambar 10. Peta Sebaran Muka Air Tanah CAT Jakarta Tahun 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

Muka air tanah pada sistem akuifer tak tertekan pada tahun 2010 terukur pada kedalaman antara 0,48 dan 12,14 meter, pada akuifer tertekan atas antara 8,07 dan 54,16 meter dan pada akuifer tertekan bawah antara 0,12-58,8 meter.

Hasil analisis kualitas air tanah di CAT Jakarta tahun 2010 menunjukkan bahwa tidak ada per-contoh air tanah yang memenuhi persyaratan kualitas air minum, baik itu sumur gali, sumur pantek, sumur bor produksi, maupun sumur bor pantau sebagai sumber air minum. Kuali-tas air tanah di CAT Jakarta berdasarkan sistem STORET berturut-turut mulai dari yang buruk,

lebih buruk dan sangat buruk adalah akuifer tertekan bawah, akuifer tertekan atas dan akui-fer tak tertekan.

Pemanfaatan air tanah harus dipertimbangkan dengan baik, untuk menjaga kuantitas dan kualitasnya. Untuk memperbaiki kondisi dan lingkungan air tanah yang telah mengalami kerusakan, perlu dilakukan upaya pemulihan dan dapat dilakukan dengan cara antara lain de-ngan mengurangi atau menghentikan pengam-bilan air tanah, dan mengusahakan pasokan air bersih yang berasal dari sumber air lain, dan membuat imbuhan air tanah buatan, pelestari-an hutan, danau dan situ, serta penataan ladang/kebun dan kavling perumahan.

0 - 10 m

10 - 20 m

> 20 m

Jalan Tol

Jalan Raya

Sungai

Kontur

Batas Cekungan Air Tanah (CAT)

Kilometer

0 5 10

U

PETA SEBARAN MUKA AIR TANAH CAT JAKARTA TAHUN 2010

KETERANGAN:

730000 mT680000 mT 720000 710000 690000 700000

933

mU

0000

929

0000

mU

90000

30

9310000

90

32000

Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta 2010 - Bethy C. Matahelumual 149

ACUAN

Anonymous. 1995, 19th Edition. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, APHA-AWWA-WPCF.

Badan Pusat Statistik Jakarta, 2008, dalam Penyelidikan Konservasi Air Tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta oleh Arismunandar dan Salahudin Arif tahun 2009.

Canter 1977, dalam makalah Kursus Laboratorium Lingkungan, 1998, kerjasama antara Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Lembaga Penelitian-Universitas Padjadjaran Bandung (PPSDAL, LP UNPAD) dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL).

Davis, M. L. and Cornwell, D. A., 1998, Introduction to Environmental Engineering, Third Edition, McGraw-Hill Companies, Inc. New York.

Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Freeze, R. A., and Cherry, J. A., 1979, Groundwater. Prentice-Hall, Inc. Englewood Clifts, New Jersey.

Lehr, J. H., Gass. T. E., Pettyjohn. W. A., and DeMarre, J., 1980, Domestic Water Treatment. McGraw-Hill Book Company. New York-Toronto.

Standar Nasional Indonesia, 1994, Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. Direktorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolahan Data. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL).

Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Standar Kualitas Air Minum.