Kebijakan Air Tanah

51
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 2007 KEBIJAKAN DI BIDANG AIR TANAH

Transcript of Kebijakan Air Tanah

Page 1: Kebijakan Air Tanah

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI

2007

KEBIJAKAN DI BIDANG AIR TANAH

Page 2: Kebijakan Air Tanah

KONSEPSI PENGELOLAAN AIR TANAH

PENGERTIAN CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) :Suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung (Pasal 1 angka 12 UU No. 7 Tahun 2004).

Penetapan CAT oleh Presiden (Pasal 13 ayat (1) UU No. 7 / 2004) atas usul Menteri.

Page 3: Kebijakan Air Tanah

1. Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah (Pasal 12 ayat (2) UU No. 7 / 2004).

2. Cekungan air tanah di Indonesia meliputi:

DASAR PENGELOLAAN AIR TANAH

• cekungan air tanah lintas negara• cekungan air tanah lintas provinsi• cekungan air tanah lintas kabupaten/kota• cekungan air tanah dalam satu

kabupaten/kota

Pemerintah Pusat

Provinsi

Kab / Kota

Page 4: Kebijakan Air Tanah

STATUS CAT(hasil inventarisasi DESDM)

1. Dalam kabupaten/kota : 204 CAT (48 %)2. Lintas kabupaten/kota : 177 CAT (42 %)3. Lintas provinsi : 36 CAT (9 %)4. Lintas negara : 4 CAT (1 %)

Rakeppres tentang penetapan CAT Indonesia sudah disiapkan oleh DESDMSiap disampaikan kepada Presiden untuk ditetapkan. (Pasal 13 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2004)

Page 5: Kebijakan Air Tanah

1. Pengelolaan air tanah wajib mengacu kebijakan pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah.

2. Kebijakan pengelolaan air tanah ditetapkan oleh

Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

ARAHAN PENGELOLAAN AIR TANAH

o Kebijakan pengelolaan air tanah merupakan bagian dari

kebijakan sumber daya air (SDA).

o Kebijakan SDA disusun dan dirumuskan oleh wadah koordinasi

pengelolaan SDA (Dewan SDA) (Pasal 86 ayat (2) UU No. 7 /

2004) ditetapkan oleh Presiden.

Page 6: Kebijakan Air Tanah

1. Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan penghidupan rakyat Indonesia, mengingat fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup.

2. Air tanah harus dikelola secara bijaksana, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

3. Pengelolaan air tanah secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku air tanah meliputi keterdapatan, penyebaran, ketersediaan, dan kualitas air tanah serta lingkungan keberadaannya.

LANDASAN KEBIJAKAN

Page 7: Kebijakan Air Tanah

4. Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam kebijakan dan pola pengelolaan sumber daya air.

5. Kegiatan utama dalam pengelolaan air tanah yang mencakup konservasi dan pendayagunaan air tanah diselenggarakan untuk mewujudkan:

a. Kelestarian dan kesinambungan ketersediaan air tanah

b. kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan

sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Page 8: Kebijakan Air Tanah

KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH DISUSUN BERDASARKAN :

1. Potensi air tanah dalam CAT, mencakup kuantitas dan kualitas.

2. Kebutuhan air bagi penduduk dan berbagai sektor.

3. Rencana pengembangan wilayah.

Page 9: Kebijakan Air Tanah

1. Kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah;

2. Prioritas kebutuhan air pokok hidup sehari-hari dan pertanian rakyat;

3. Kesejahteraan masyarakat provinsi atau kabupaten/kota pada CAT;

4. Keadilan dalam memenuhi kebutuhan air;

5. Penggunaan yang saling menunjang antara air tanah dan air permukaan dengan mengutamakan penggunaan air permukaan;

6. Keseimbangan antara konservasi dan penggunaan air tanah.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN MEMPERHATIKAN PRINSIP :

Page 10: Kebijakan Air Tanah

STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH

1. Menyiapkan pengaturan dan perencanaan pengelolaan air tanah.

2. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan air tanah.3. Menyediakan data dan informasi air tanah.4. Melakukan pengendalian penggunaan air tanah.5. Menerapkan perizinan penggunaan air tanah.6. Melaksanakan kegiatan konservasi air tanah.7. Menyelesaikan sengketa dalam pengelolaan air tanah.8. Pemberdayaan masyarakat.

One Basin One Management

Page 11: Kebijakan Air Tanah

PERIZINAN PENGGUNAAN AIR TANAH

1. HAK GUNA AIR : - hak guna pakai

- hak guna usaha2. Secara prinsip HAK GUNA AIR

diperoleh dengan izin.

Page 12: Kebijakan Air Tanah

HAK GUNA PAKAI AIR TANAH DIPEROLEH TANPA IZIN

a. KEBUTUHAN POKOK SEHARI-HARI :

1. Penggunaan air tanah dari sumur bor dengan diameter < 2 inchi

2. Penggunaan air tanah dengan tenaga manusia dari sumur gali

3. Penggunaan air tanah kurang dari 100 m3/bulan per kepala keluarga, bukan sistem distribusi terpusat

Page 13: Kebijakan Air Tanah

b. PERTANIAN RAKYAT :

1. Pemakaian tidak lebih 2 liter/detik per kepala keluarga

2. Tidak mengganggu kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat

3. Sumur di areal pertanian jauh dari pemukiman

Page 14: Kebijakan Air Tanah

IZIN UNTUK MEMPEROLEH HAK GUNA AIR TANAH

1. Izin pemakaian dan izin pengusahaan air tanah dari Bupati / Walikota.

2. Izin pemakaian dan izin pengusahaan air tanah diterbitkan setelah memperoleh rekomendasi teknis dari Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya.

Page 15: Kebijakan Air Tanah

No Cekungan Air Tanah (CAT)

Perizinan

Pemberian Izin Rekomendasi Teknis

1 2 3 4

1. CAT dalam Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

2. CAT lintas Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

Provinsi

3. CAT lintas Provinsi Kabupaten/Kota

Pemerintah(DESDM)

4. CAT lintas negara Kabupaten/Kota

Pemerintah(DESDM)

PERIZINAN AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIR TANAH

Page 16: Kebijakan Air Tanah

HAK PEMEGANG IZIN

memperoleh hak guna pakai atau hak guna usaha air sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin :• jumlah air tanah• peruntukan penggunaan

Page 17: Kebijakan Air Tanah

KEWAJIBAN PEMEGANG IZINa. Memasang meteran airb. Membangun sumur resapanc. Berperan dalam menyediakan sumur pantaud. Melakukan upaya konservasie. Memberi air sekurang-kurangnya 10% bagi

masyarakatf. Membayar pajak pemanfaatan air tanah

g. Melaporkan - Hasil pengeboran- Jumlah air yang dipakai- Hal-hal yang membahayakan lingkungan

Page 18: Kebijakan Air Tanah

04/12/23

RINGKASANRINGKASAN

RPP TENTANG AIR TANAHRPP TENTANG AIR TANAH

2007

Telah selesai diharmonisasikan oleh Depkumham 3 Oktober 2007

Page 19: Kebijakan Air Tanah

04/12/23

LANDASAN YURIDISLANDASAN YURIDIS

Pasal 10: Ketentuan mengenai hak guna air.Pasal 10: Ketentuan mengenai hak guna air. Pasal 12 ayat (3): Ketentuan mengenai Pasal 12 ayat (3): Ketentuan mengenai

pengelolaan air permukaan dan pengelolaan air permukaan dan pengelolaan air tanah.pengelolaan air tanah.

Pasal 13 ayat (5): Ketentuan mengenai Pasal 13 ayat (5): Ketentuan mengenai kriteria dan tatacara penetapan wilayah kriteria dan tatacara penetapan wilayah sungai dan cekungan air tanah.sungai dan cekungan air tanah.

Pasal 37 ayat (3): Ketentuan mengenai Pasal 37 ayat (3): Ketentuan mengenai pengembangan air tanah.pengembangan air tanah.

Pasal 57 ayat (3): Ketentuan mengenai Pasal 57 ayat (3): Ketentuan mengenai pemulihan daya rusak air.pemulihan daya rusak air.

UU No. 7 Tahun 2004

Page 20: Kebijakan Air Tanah

Pasal 58 ayat (2): Ketentuan mengenai Pasal 58 ayat (2): Ketentuan mengenai pengendalian daya rusak air pada pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk, rawa, dan sungai, danau, waduk, rawa, dan cekungan air tanah.cekungan air tanah.

Pasal 60: Ketentuan mengenai Pasal 60: Ketentuan mengenai prosedur dan persyaratan prosedur dan persyaratan perencanaan pengelolaan sumber daya perencanaan pengelolaan sumber daya air.air.

Pasal 69: Ketentuan mengenai sistem Pasal 69: Ketentuan mengenai sistem informasi sumber daya air.informasi sumber daya air.

Pasal 76: Ketentuan mengenai Pasal 76: Ketentuan mengenai pemberdayaan dan pengawasan pemberdayaan dan pengawasan pengelolaan sumber daya air.pengelolaan sumber daya air.

Page 21: Kebijakan Air Tanah

SEKTORAIR PERMUKAAN

INTEGRASISUMBER DAYA AIR

SEKTORAIR TANAH

Kebijakan AP

Pola / StrategiPengelolaan AP

RencanaPengelolaan AP

Kebijakan SDA

PolaPengelolaan SDA

RencanaInduk SDA

Kebijakan Air Tanah

StrategiPengelolaan

Air Tanah

RencanaPengelolaanAir Tanah

INTEGRASI PENGELOLAAN AIR TANAH DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Integrasi dalam pengelolaan sumber daya air mencakup 3 komponen: kebijakan, strategi, dan rencana pengelolaan

Page 22: Kebijakan Air Tanah

Sistematika RPP tentang Air Sistematika RPP tentang Air Tanah Tanah

BAB I BAB I KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMBAB II BAB II KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAHKEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAHBAB III BAB III CEKUNGAN AIR TANAHCEKUNGAN AIR TANAH

1. Umum 1. Umum 2. Kriteria Cekungan Air Tanah2. Kriteria Cekungan Air Tanah3. Tata Cara Penetapan Cekungan Air Tanah3. Tata Cara Penetapan Cekungan Air Tanah

BAB IV BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAHSTRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAHBAB V BAB V PENGELOLAAN AIR TANAHPENGELOLAAN AIR TANAH

1. Umum1. Umum2. Perencanaan2. Perencanaan a. Umuma. Umum b. Inventarisasib. Inventarisasi

c. Penetapan Zonac. Penetapan Zona d. Penyusunan Rancangan Rencanad. Penyusunan Rancangan Rencana e. Penetapan Rencanae. Penetapan Rencana

Page 23: Kebijakan Air Tanah

BAB V PENGELOLAAN AIR TANAH (sambungan….)BAB V PENGELOLAAN AIR TANAH (sambungan….)3. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan 4. Pemantauan dan Evaluasi 4. Pemantauan dan Evaluasi 5. Konservasi5. Konservasi

a. Umuma. Umum b. Perlindungan dan Pelestarianb. Perlindungan dan Pelestarian

c. Pengawetanc. Pengawetan d. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian d. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian

Pencemaran Pencemaran e. Pengendalian Daya Rusak Air Tanahe. Pengendalian Daya Rusak Air Tanah

6. Pendayagunaan6. Pendayagunaan a. Penatagunaana. Penatagunaan b. Penyediaanb. Penyediaan c. Penggunaanc. Penggunaan d. Pengembangand. Pengembangan e. Pengusahaane. Pengusahaan

Page 24: Kebijakan Air Tanah

BAB VI PERIZINANBAB VI PERIZINAN 1. Tata Cara Memperoleh Izin1. Tata Cara Memperoleh Izin 2. Hak & Kewajiban Pemegang Izin2. Hak & Kewajiban Pemegang Izin 3. Berakhirnya Izin3. Berakhirnya IzinBAB VII BAB VII SISTEM INFORMASI AIR TANAHSISTEM INFORMASI AIR TANAHBAB VIII BAB VIII PEMBIAYAANPEMBIAYAANBAB IX BAB IX PEMBERDAYAAN, PENGENDALIAN, & PEMBERDAYAAN, PENGENDALIAN, & PENGAWASANPENGAWASANBAB X BAB X SANKSISANKSIBAB XI BAB XI KETENTUAN PERALIHANKETENTUAN PERALIHANBAB XII KETENTUAN PENUTUPBAB XII KETENTUAN PENUTUP

Page 25: Kebijakan Air Tanah

BAB I BAB I KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM

Sumber daya air adalah air, sumber air, Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.dan daya air yang terkandung di dalamnya.

Air adalah semua air yang terdapat pada, Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan di atas, ataupun di bawah permukaan tanah termasuk dalam pengertian ini air tanah termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, air laut permukaan, air tanah, air hujan, air laut yang berada di darat.yang berada di darat.

Air Tanah adalah air yang terdapat dalam Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanahpermukaan tanah

Page 26: Kebijakan Air Tanah

Cekungan air tanah adalah suatu wilayah Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsungdan pelepasan air tanah berlangsung

Pengelolaan air tanah adalah upaya Pengelolaan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan, merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi memantau, mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, penyelenggaraan konservasi air tanah, dan pendayagunaan air tanah.dan pendayagunaan air tanah.

Page 27: Kebijakan Air Tanah

Konservasi air tanah adalah upaya memelihara Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang akan datang

Pendayagunaan air tanah adalah upaya penatagunaan, Pendayagunaan air tanah adalah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan air tanah secara optimal agar berhasil guna pengusahaan air tanah secara optimal agar berhasil guna dan berdayaguna dan berdayaguna

Hak guna air dari pemanfaatan air tanah adalah hak Hak guna air dari pemanfaatan air tanah adalah hak guna air untuk memperoleh dan memakai atau guna air untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air tanah untuk berbagai keperluanmengusahakan air tanah untuk berbagai keperluan

Page 28: Kebijakan Air Tanah

BAB II BAB II KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAHKEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH

Kebijakan nasional air tanah ditetapkan Kebijakan nasional air tanah ditetapkan Menteri dengan mengacu kebijakan nasional Menteri dengan mengacu kebijakan nasional Sumber Daya Air (SDA)Sumber Daya Air (SDA)

Kebijakan air tanah provinsi ditetapkan Kebijakan air tanah provinsi ditetapkan Gubernur dengan mengacu kebijakan Gubernur dengan mengacu kebijakan nasional air tanah dan berpedoman pada nasional air tanah dan berpedoman pada kebijakan pengelolaan SDA provinsikebijakan pengelolaan SDA provinsi

Kebijakan air tanah kab/kota ditetapkan Kebijakan air tanah kab/kota ditetapkan Bupati/Walikota dengan mengacu kebijakan Bupati/Walikota dengan mengacu kebijakan air tanah provinsi dan berpedoman pada air tanah provinsi dan berpedoman pada kebijakan pengelolaan SDA kab/kotakebijakan pengelolaan SDA kab/kota

Page 29: Kebijakan Air Tanah

Kebijakan air tanah ditujukan sebagai arahan Kebijakan air tanah ditujukan sebagai arahan dalam penyelenggaraan konservasi air tanah, dalam penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian daya pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah, dan sistem informasi air rusak air tanah, dan sistem informasi air tanah di tingkat nasional, tanah di tingkat nasional, pprorovvinsi, dan insi, dan kab/kota bagi sebesar-besarnya kemakmuran kab/kota bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyatrakyat

Kebijakan air tanah menjadi landasan dalam Kebijakan air tanah menjadi landasan dalam penyusunan strategi pengelolaan air tanahpenyusunan strategi pengelolaan air tanah

Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan pada setiap CATpada setiap CAT

Page 30: Kebijakan Air Tanah

BAB III BAB III CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)

CAT ditetapkan dengan Keputusan Presiden CAT ditetapkan dengan Keputusan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan Dewan dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Sumber Daya Air Nasional Sumber Daya Air Nasional

Rancangan penetapan CAT dapat diusulkan Rancangan penetapan CAT dapat diusulkan oleh gubernur dan/atau bupati/walikotaoleh gubernur dan/atau bupati/walikota

Rancangan penetapan CAT yang telah Rancangan penetapan CAT yang telah mendapat pertimbangan Dewan Sumber Daya mendapat pertimbangan Dewan Sumber Daya Air Nasional disampaikan oleh Menteri Air Nasional disampaikan oleh Menteri kepada Presiden untuk ditetapkankepada Presiden untuk ditetapkan

Page 31: Kebijakan Air Tanah

BAB IV BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAHSTRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH

1.1. Kebijakan air tanah digunakan sebagai Kebijakan air tanah digunakan sebagai acuan dalam penyusunan strategi acuan dalam penyusunan strategi pengelolaan air tanahpengelolaan air tanah

2.2. Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan pada setiap pada setiap CATCAT

3.3. Strategi pengelolaan air tanah disusun Strategi pengelolaan air tanah disusun berdasarkan pola pengelolaan sumber daya berdasarkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutanair pada wilayah sungai yang bersangkutan

4.4. Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan Strategi pengelolaan air tanah ditetapkan oleh Menteri, gubernur, dan bupati/walikota oleh Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannyasesuai dengan kewenangannya

Page 32: Kebijakan Air Tanah

BAB V BAB V PENGELOLAAN AIR TANAHPENGELOLAAN AIR TANAH

1.1. PerencanaanPerencanaan2.2. PelaksanaanPelaksanaan3.3. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan Evaluasi

terhadap penyelenggaraan kegiatan:terhadap penyelenggaraan kegiatan:4.4. KonservasiKonservasi

Ditujukan untuk menjaga kelangsungan Ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, dan fungsi Air keberadaan, daya dukung, dan fungsi Air TanahTanah

5.5. PendayagunaanPendayagunaanDitujukan untuk memanfaatkan air tanah Ditujukan untuk memanfaatkan air tanah secara berkelanjutan dengan secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok hidup masyarakat secara adilpokok hidup masyarakat secara adil

Page 33: Kebijakan Air Tanah

4.4. KonservasiKonservasia.a. Perlindungan dan pelestarian air tanahPerlindungan dan pelestarian air tanah

Ditujukan untuk melindungi dan melestarikan kondisi Ditujukan untuk melindungi dan melestarikan kondisi dan lingkungan serta fungsi air tanah dan lingkungan serta fungsi air tanah

b.b. Pengawetan air tanahPengawetan air tanahDitujukan untuk menjaga kesinambungan keberadaan Ditujukan untuk menjaga kesinambungan keberadaan dan ketersediaan air tanah dan ketersediaan air tanah

c.c. Pengelolaan kualitas dan pengendalian Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanahpencemaran air tanahDigunakan untuk mempertahankan dan memulihkan Digunakan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air tanah sesuai dengan kondisi alaminya kualitas air tanah sesuai dengan kondisi alaminya

d.d. Pengendalian daya rusak air pada cekungan air Pengendalian daya rusak air pada cekungan air tanah.tanah.Upaya untuk mencegah, menanggulangi dan Upaya untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air tanah.disebabkan oleh daya rusak air tanah.

Page 34: Kebijakan Air Tanah

5. 5. PendayagunaanPendayagunaana.a. Penatagunaan Penatagunaan

Ditujukan untuk menata peruntukan, penggunaan dan Ditujukan untuk menata peruntukan, penggunaan dan pengembangan AT pada CATpengembangan AT pada CAT

b.b. PenyediaanPenyediaanDitujukan untuk memenuhi kebutuhan air berbagai Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air berbagai keperluan sesuai kuantitas dan kualitaskeperluan sesuai kuantitas dan kualitas

cc.. Penggunaan Penggunaan Ditujukan untuk pemanfaatan air tanah dan prasarananyaDitujukan untuk pemanfaatan air tanah dan prasarananya

d.d. PengembanganPengembanganDitujukan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi air Ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi penyediaan air tanahtanah guna memenuhi penyediaan air tanah

e.e. PengusahaanPengusahaanDitujukan untuk memenuhi kegiatan usaha, meliputi Ditujukan untuk memenuhi kegiatan usaha, meliputi bahan baku produksi, pemanfaatan potensi, media usaha, bahan baku produksi, pemanfaatan potensi, media usaha, dan bahan pembantudan bahan pembantu..

Page 35: Kebijakan Air Tanah

BAB VIBAB VIPERIZINAN AIR TANAHPERIZINAN AIR TANAH

Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah hanya dapat diterbitkan oleh bupati/walikota dengan ketentuan:a)pada setiap cekungan air tanah lintas

propinsi dan lintas negara setelah memperoleh rekomendasi teknis dari Menteri;

b)pada setiap cekungan air tanah lintas kabupaten/kota setelah memperoleh rekomendasi teknis dari gubernur; atau

c)pada setiap cekungan air tanah dalam wilayah kabupaten/kota berdasarkan zona konservasi air tanah dan/atau zona pemanfaatan air tanah.

Page 36: Kebijakan Air Tanah

BAB VIIBAB VIISISTEM INFORMASI AIR TANAHSISTEM INFORMASI AIR TANAH

Inventarisasi dataInventarisasi data Penyimpanan dan pengolahan Penyimpanan dan pengolahan

datadata Pembaharuan dataPembaharuan data Penerbitan serta penyebarluasan Penerbitan serta penyebarluasan

data dan informasi data dan informasi

Pengelolaan sistem informasi air tanah:Pengelolaan sistem informasi air tanah:

Page 37: Kebijakan Air Tanah

Jenis pembiayaan pengelolaan air tanah :Jenis pembiayaan pengelolaan air tanah : Sistem informasi Sistem informasi PerencanaanPerencanaan Pelaksanaan konstruksiPelaksanaan konstruksi Operasi dan pemeliharaanOperasi dan pemeliharaan Pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan Pemantauan, evaluasi, dan pemberdayaan

masyarakatmasyarakat Sumber dana untuk membiayai Sumber dana untuk membiayai

pengelolaan air tanah dapat berupa:pengelolaan air tanah dapat berupa: Anggaran Pemerintah/pemerintah daerahAnggaran Pemerintah/pemerintah daerah Anggaran swastaAnggaran swasta

BAB VIII PEMBIAYAANBAB VIII PEMBIAYAAN

Page 38: Kebijakan Air Tanah

BAB IX BAB IX PEMBERDAYAAN, PENGENDALIAN, & PEMBERDAYAAN, PENGENDALIAN, &

PENGAWASANPENGAWASAN

PEMBERDAYAANPEMBERDAYAAN

Menteri, gubernur, bupati/walikota Menteri, gubernur, bupati/walikota menyelenggarakan pemberdayaan kepada para menyelenggarakan pemberdayaan kepada para pemilik kepentingan untuk meningkatkan kinerja pemilik kepentingan untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan air tanah.dalam pengelolaan air tanah.

Pemberdayaan diselenggarakan dalam bentuk Pemberdayaan diselenggarakan dalam bentuk penyuluhan, pendidikan, pelatihan, pembimbingan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, pembimbingan, dan pendampingan.dan pendampingan.

Kelompok masyarakat atas prakarsa sendiri dapat Kelompok masyarakat atas prakarsa sendiri dapat melaksanakan upaya pemberdayaan untuk melaksanakan upaya pemberdayaan untuk kepentingan masing-masing.kepentingan masing-masing.

Pemberdayaan dapat diselenggarakan dalam bentuk Pemberdayaan dapat diselenggarakan dalam bentuk kerjasama yang terkoordinasi antara Pemerintah, kerjasama yang terkoordinasi antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota.pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota.

Page 39: Kebijakan Air Tanah

PENGENDALIANPENGENDALIAN

Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangnnya melakukan dengan kewenangnnya melakukan pengendalian penggunaan air tanah.pengendalian penggunaan air tanah.

Bupati/walikota menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan penyelenggaraan pengendalian penggunaan penyelenggaraan pengendalian penggunaan air tanah kepada gubernur dengan tembusan air tanah kepada gubernur dengan tembusan Menteri secara berkala.Menteri secara berkala.

Gubernur menyampaikan laporan Gubernur menyampaikan laporan penyelenggaraan pengendalian penggunaan penyelenggaraan pengendalian penggunaan air tanah kepada Menteri secara berkala.air tanah kepada Menteri secara berkala.

Page 40: Kebijakan Air Tanah

PENGAWASANPENGAWASAN

Pengawasan pengelolaan air tanah Pengawasan pengelolaan air tanah dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, dan dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, dan bupati/walikotabupati/walikota dengan mengikutsertakan dengan mengikutsertakan masyarakat.masyarakat.

Menteri melakukan pengawasan Menteri melakukan pengawasan penyelenggaraan pengelolaan air tanah di penyelenggaraan pengelolaan air tanah di tingkat nasional.tingkat nasional.

Gubernur melakukan pengawasan terhadap Gubernur melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan air tanah di penyelenggaraan pengelolaan air tanah di wilayahnyawilayahnya..

BupatiBupati/Walikota melakukan pengawasan /Walikota melakukan pengawasan atas atas penyelenggaraan pengelolaan air tanah penyelenggaraan pengelolaan air tanah di wilayahnyadi wilayahnya terutama berkaitan dengan terutama berkaitan dengan ketentuan dalam ketentuan dalam izin pemakaian atau izin izin pemakaian atau izin pengusahaan air tanahpengusahaan air tanah..

Page 41: Kebijakan Air Tanah

BAB XBAB X

SANKSISANKSI ADMINISTRATIF ADMINISTRATIF

Sanksi diberikan apabila terjadi pelanggaran Sanksi diberikan apabila terjadi pelanggaran ketentuan pengelolaan air tanah ketentuan pengelolaan air tanah Sanksi Sanksi AdministratifAdministratif

Sanksi Administratif meliputi :Sanksi Administratif meliputi :

a)a) peringatan tertulisperingatan tertulis

b)b) penghentian sementara seluruh kegiatanpenghentian sementara seluruh kegiatan

c)c) pencabutan izinpencabutan izin

Page 42: Kebijakan Air Tanah

BAB XIBAB XI

KETENTUAN PERALIHANKETENTUAN PERALIHAN

Pada saat Peraturan Pemerintah ini Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, semua perizinan di bidang air berlaku, semua perizinan di bidang air tanah yang telah diterbitkan sebelum tanah yang telah diterbitkan sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah ini tetap ditetapkan Peraturan Pemerintah ini tetap berlaku sampai habis masa berlakunya berlaku sampai habis masa berlakunya dan dapat diperpanjang sesuai dengan dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ketentuan dalam Peraturan Pemerintah iniini

Page 43: Kebijakan Air Tanah

BAB XIIBAB XIIKETENTUAN PENUTUPKETENTUAN PENUTUP

Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, Peraturan Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225) sepanjang mengatur Republik Indonesia Nomor 3225) sepanjang mengatur air tanah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.air tanah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan di bidang air semua peraturan perundang-undangan di bidang air tanah yang merupakan peraturan pelaksanaan dari tanah yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225) dinyatakan Negara Republik Indonesia Nomor 3225) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum dikeluarkan peraturan pelaksanaan yang baru belum dikeluarkan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Page 44: Kebijakan Air Tanah

PENENTUAN PAJAK PEMANFAATAN AIR TANAH

Pengenaan pajak pemanfaatan air tanah berdasarkan PP No 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

Dasar pengenaan pajak : Jenis sumber air Lokasi sumber air Volume air yang diambil/dimanfaatkan Kualitas air Luas areal tempat pemakaian air Musim pemanfaatan air Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh

pemanfaatan air

Page 45: Kebijakan Air Tanah

Pajak pemanfaatan air tanah

= 20% x Nilai Perolehan Air (NPA)

NPA = V x HDA

V = volume air tanah yang diambil

HDA = harga dasar air

HDA = (Faktor Nilai Air) x (Harga Air Baku)

Page 46: Kebijakan Air Tanah

Faktor Nilai Air

Sumberdaya alam = 60% x Bobot komp. sumberdaya alam

Kompensasi = 40% x Bobot komp. kompensasi

+Jumlah = Faktor Nilai Air

Page 47: Kebijakan Air Tanah

No Kriteria Peringkat Bobot

1

2

3

Air tanah, kualitas baik, ada sumber air alternatifAir tanah, kualitas baik, tidak ada sumber air alternatifAir tanah, kualitas jelek

321

941

Bobot komponen sumberdaya alam

Page 48: Kebijakan Air Tanah

No Peruntukan 0–50 m3

51–500 m3

501-1000 m3

1001-2500 m3

> 2500 m3

1 Non Niaga 1 1,1 1,2 1,3 1,4

2 Niaga Kecil 2 2,2 2,4 2,6 2,8

3 Industri Kecil

3 3,3 3,6 3,9 4.5

4 Niaga Besar 4 4,4 4,8 5,2 5,6

5 Industri Besar

5 5,5 6,0 6,5 7,0

Bobot komponen kompensasi

Page 49: Kebijakan Air Tanah

No. Komponen Bobot

1 Sumberdaya Alam 60 %

2 Kompensasi Pemulihan, Peruntukan dan Pengelolaan

40 %

Bobot komponen Harga Dasar Air

Page 50: Kebijakan Air Tanah

Harga Air Baku

Air baku : air yang berasal dari air tanah termasuk mata air yang telah diambil dari sumbernya dan telah siap untuk dimanfaatkan.

Harga air baku : nilai rupiah dari biaya eksploitasi atau investasi untuk mendapatkan air baku tersebut besarnya yang ditentukan oleh Daerah.

Page 51: Kebijakan Air Tanah

TERIMA KASIH