Materi Kuliah Petrologi T.geologi
-
Upload
arif-zainudin -
Category
Documents
-
view
213 -
download
46
description
Transcript of Materi Kuliah Petrologi T.geologi
BAB I
BAB I BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan
larutan silikat cair liat, pijar, bersifat mudah
bergerak yang dikenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada berbagai hal, seperti genesanya, senyawa kimianya, mineraloginya atau tempat terbentuknya.Batuan beku dapat di bagi menjadi :
1. Batuan beku ekstrusi : batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi baik di darat maupun di bawah muka air laut. Pada saat mengalir dipermukaan masa tersebut membeku secara relatif cepat dengan melepas kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma yang keluar di permukaan atau lava setidaknya ada 2 jenis : Lava AA dan Lava Pahoehoe . Lava AA terbentuk dari masa yang kental sedangkan lava pahoehoe terbentuk dari masa encer.
2. Batuan beku intrusi : batuan hasil pembekuan magma didalam perut bumi. Ukuran mineralnya kasar, > 1 atau bahkan 5 mm. Ada beberapa bentuk batuan beku intrusi.
Berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak diketahui batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran > 100 km di sebut batolith , yang kurang dari 100 km di kenal dengan stock sedangkan yang lebih kecil dan membulat di sebut boss.
Intrusi membentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan) disebut dyke/korok sedangkan yang konkordan di sebut sill atau lakolit kalau cembung keatas.
Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau pipa.
Gambar 2.1 Type intrusi (AWR.Potter & H. Robinson )
PENGERTIAN MAGMA Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobil , bersuhu antara 900 , 1200 atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau kerak bumi bagian atas.( lihat F.F. Grouts, 1947; Turner dan Verhoogen, 1960; H Williams, 1962 )
Komposisi kimiawi magma dari contoh-contoh batuan beku terdiri dari :
a. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99 % dari seluruh isi magma , sehingga merupakan mayor elemen, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.
b. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak ( trace element ) dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Ni, Co, V, Li, Cr, S, dan Pb.
Bunsen ( 1951, W.T. Huang ) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer , yaitu basaltis dan dan granites, dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.
Dally 1933, Winkler ( Vide W.T. Huang 1962 ) berpendapat lain yaitu magma asli (primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma yang bersifat lain.
Magma basa bersifat encer ( viskositas rendah ), kandungan unsur kimia berat, kadar H+ , OH dan gas tinggi , sedangkan magma asam sebaliknya.
EVOLUSI MAGMA
Sekurang-kurangnya genesa batuan beku , vulkanik maupun plutonik harus di tinjau dari tiga segi :
1. Faktor yang memerikan bagaimana dan dimana larutan bergenerasi di dalam selubung atau pada kerak bumi bagian bawah.
2. Kondisi yang berpengaruh terhadap larutan sewaktu naik ke permukaan.
3. Proses-proses di dekat permukaan yang menyempurnakan generasi.Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai berikut :
- Hibridisasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenis.- Sinteksis : Pembentukan magma baru karena
proses asimilasi dengan batuan samping.- Anateksis : Proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar .
Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magmatik. Diferensiasi magmatik ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal yang homogen dalam skala besar menjadi massa batuan beku dengan komposisi yang bervariasi.
Proses-proses differensiasi magma meliputi :
Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma, karena proses kristalisasi berjalan tidak setimbang atau kristal-kristal pada pendinginan tidak dapat mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.
Crystal setting / Gravitational setting adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak di bawah mineral silikat ringan. Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang heterogen. Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma. Vesiculation adalah proses di mana magma yang mengandung komponen seperti CO2, H2S, Cl2 dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan membawa serta komponen volatil Sodium (Na) dan Potasium (K). Diffusion adalah bercampunya batuan-batuan dinding dengan magma didalam waduk magma secara lateral.
Gambar 2.2. Skema Differensisasi magma
(Altlas of Volcanic USGS)
I.1. JENIS BATUAN BEKU
1. Klasifikasi berdasarkan tekstur dan komposisimineral. Berdasarkan ukuran besar butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua : yaitu Batuan beku volkanik dan Batuan beku plutonik. a. Batuan Beku Volkanik
Batuan beku volkanik adalah batuan beku yang terbentuk di atas atau di dekat permukaan bumi (intrusi dangkal). Menurut Williams,1983, batuan beku yang berukuran kristal kurang dari 1 mm adalah kelompok batuan volkanik, terutama kehadiran masa gelas.b. Batuan Plutonik
Batuan beku yang terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan mempunyai ukuran kristal lebih dari 1 mm.2. Klasifikasi berdasarkan kimiawiKlasifikasi ini telah lama menjadi standar dalam Geologi (C.J Hughes , 1962 ), dan dibagi dalam empat golongan , yaitu :a. Batuan beku asam, bila batuan beku tersebut mengandung lebih 66 % SiO2.Contoh batuan ini Granit dan Rhyolit.b. Batuan beku menengah atau Intermediet , bila batuan tersebut mengandung 52% -66% SiO2.Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit.c. Batuan beku basa, bila batuan tersebut mengandung 45% - 52% SiO2. Contoh batuan ini adalah Gabro dan Basalt.d. Batuan beku ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung kurang dari 45% SiO2 . Contoh batuan tersebut adalah Peridotit dan Dunit. Discontinuous Series Continuous Series 12000COlivin
(Mg-Fe Silikat)
Anortit (Ca-Al Silikat)
Piroksen
Bitownit (Ca-Na-Al Silikat)
(Ca-Mg-Fe-Na-Al-Ti Silikat)
Labradorit (Ca-Na-Al Silikat)
Andesin (Na-Ca-Al Silikat)9000C
Hornblende
(Ca-Na-Mg-Fe-Al-OH Silikat) Oligoklas (Na-Ca-Al Silikat)
Biotit Albit (Na-Al Silikat)
(K-Mg-Fe-Al-F-OH Silikat)
K-Felspar
(K-Al Silikat)
Muskovit
6000C
(K-Al-Cr Silikat)
Kuarsa
(SiO2)
Gambar 2.3. Skema yang menunjukkan seri reaksi Bowen.
Garis putus merupakan batasan golongan batuan yang ditandai dengan komposisi Mineral yang dominan dalam pembatasannya. Misalnya Kuarsa, Muskovit, Biotit, K. Felspar tergolong ke dalam Batuan Asam. Selanjutnya amati apakah batuan tersebut Plutonik atau Vulkanik, lalu perhatikan antara perbandingan Plagioklas dengan Kalium Felspar.
I.2. STRUKTUR BATUAN BEKUStruktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. Macam-macam struktur batuan beku adalah :a.Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.b.Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu , yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini adalah umumnya 30 - 60 cm dan jaraknya bedekatan, khas pada vulkanik bawah laut .c. Joint, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.d. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.e.Skoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnnya).f. Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-mineral sekunder seperti zeolit, karbonat dan bermacam silika.g. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.h. Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
I.3. TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan masa gelas yang membentuk masa yang merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur dipengarui oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada suhu, komposisi kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian tekstur tersebut merupakan fungsi dari sejarah pembentukan batuan beku. Dalam hal ini tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree of crystallinity), ukuran butir (grain size), granularitas dan kemas (fabric), (Williams, 1982 ; W,T.Huang, 1962)
1. Derajat kristalisasi
Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara masa kristal dan masa gelas dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu :a) Holokristalin: apabila batuan tersusun seluruhnya oleh massa kristal
b) Hipokristalin: apabila batuan tersusun oleh massa kristal dan gelas
c) Holohylalin: apabila batuan seluruhnya tersusum oleh massa
2. Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya dikenal dua kelompok ukuran butir, yaitu afanitik dan fanerik.a. Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjangb. Fanerik
Kristal individu yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :
- Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm
- Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm 5 mm
- Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm 30 mm
- Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm
3. Kemas
Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan.a. Bentuk kristalDitinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
- Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral
mempunyai bidang kristal yang sempurna
Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna
Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang tidak sempurna
Secara tiga dimensi dikenal :
- Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi lain.
- Iregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.b. Relasi
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari ukuran dikenal :
1) Granularitas atau Equiqranular, apabila mineral mempunyai ukuran butir yang relatif seragam, terdiri dari :
Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-mineral yang terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang tersedia masih sangat luas sehingga mineral-mineral tersebut sampai membentuk kristal secara sempurna. Hipiodiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau kurang sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk, maka rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak memadai untuk memadai untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama sekali merupakan pertanda bahwa bahwa pada saat mineral-mineral penyusun ini terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral tersebut terbentuk paling akhir dari rangkaian proses pembentukan batuan beku.
2) Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama , antara lain terdiri dari :
Porfiritik , adalah tekstur batuan beku dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar kristal yang lebih halus.
Vitroverik , apabila fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas.
I.4. KOMPOSISI MINERAL
Menurut Walker T. Huang, 1962, komposisi mineral
dikelompokkan menjadi tiga kelompok mineral yaitu :A. Mineral Utama
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi
magma dan kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan. 1. Mineral felsic ( mineral berwarna terang dengan densitas
rata-rata 2,5 - 2,7 ), yaitu :
- Kwarsa ( SiO2 )
- Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (K, Na) ALSi3O8. Seri feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit, biwtonit dan anortit.
- Kelompok feldspartoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari
nefelin, sodalit, leusit. 2. Mineral mafik (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dan densitas rata-rata 3,0 - 3,6), yaitu :
- Kelompok olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite
- Kelompok piroksen, terdiri dari Enstatite, Hiperstein, Augit, Pigeonit, Diopsid.
- Kelompok mika, terdiri dari Biotit, Muscovit, Plogopit.
- Kelompok Amphibole, terdiri dari Anthofilit, Cumingtonit, Hornblende, Rieberkit,
Tremolit, Aktinolite, Glaukofan, dll. B. Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, hidrotermal maupun metamorfisma terhadap mineral-mineral utama. Dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma (non pirogenetik).
Mineral sekunder terdiri dari :
- Kelompok kalsit (kalsit, dolomit, magnesit, siderit), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
- Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan piroksen).
- Kelompok klorit (proktor, penin, talk), umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok plagioklas.
- Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.
- Kelompok kaolin (kaolin, hallosyte), umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan beku.C. Mineral Tambahan (Accesory Mineral)Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam jumlah sedikit. Termasuk dalam golongan ini antara lain :- Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit dan lain-lain.Tabel 2.1 Pengenalan Mineral dan Sifatnya
Nama MineralWarnaBentuk dan Perawakan KristalBelahanKeterangan
OlivinHijauTidak teratur, membutir dan massifTidak sempurnaKilap kaca
PiroksenHijau tua - HitamPrismatik pendek, massif, membutir2 arah saling tegak lurusKilap kaca dan permukaannya halus
AmfibolHitam - coklatPrismatik panjang, menyerat dan membutir2 arah membentuk sudut lancipKilap arang
BiotitHitam - coklatTabular, berlembar (memika)2 arahKilap kaca
Feldspar AlkaliMerah jambu/putih/hijauPrismatik, tabular panjang, massif, membutir2 arahKilap kaca/lemak
PlagioklasPutih susu, abu-abuPrismatik/tabular panjang. Massif, membutir3 arahKilap kaca/lemak
MuskovitPutih transparanTabular, berlembar (memika)1 arahKilap kaca/mutiara
KuarsaTidak berwarnaTidak teratur, membutir dan massif3 arahKilap kaca/lemak
KalsitTidak berwarna, putihRombohedral, massif, membutirSempurnaKilap kaca, berbuih dengan HCl
KloritHijauBerlembar, memikaSempurnaUmumnya pada batuan metamorfik dan lapukan batuan beku basa
SerisitTidak berwarna, putihTabular, berlembarSempurnaKilap kaca berukuran halus
Asbes Putih, abu-abu kehijauanMenyerat, masa fiber asbestosKilap lemak
GarnetCoklat merah-hitamPoligonal, membutirTidak adaKilap kaca/mutiara
HalitTidak berwarna, putih kekuningan, merahKubus, masif, membutirSempurnaSebagai garam evaporite
GypsumTidak berwarna, putihMemapan, membutir, menyeratSempurnaLembar-lembar tipis terjadi karena evaporasi
AnhidritPutih, abu-abu, biru pucatMassif, membutirSempurnaKarena evaporasi
DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU
Tabel 2.2 . Dasar Penamaan Batuan Beki Asam Intermediet
Berdasarkan Perbandingan K. Felspar Dengan Total PlagioklasBatuan Beku Asam
KF >2/3 PlagioklasKF > 2/3< PlagioklasKF< 1/3 Plagioklas
VulkanikRiolitRiodasitDasit
PlutonikGranitAdamelitGranidiorit
Batuan Beku Intermediet
KF >2/3 PlagioklasKF > 2/3< PlagioklasKF< 1/3 Plagioklas
VulkanikTrachytTrachyandesitAndesit
PlutonikSyenitMonzonitDiorit
Pengelompokan berdasarkan Teksturnya
Batuan Beku Basa
VulkanikBasalt
PlutonikGabro
Batuan Beku Ultrabasa
PlutonikPeridotite dan Dunite
Tabel 2.3 Pembagian Batuan Beku dari Berbagai AspekVARIABEL DASARULTRABASABASAINTERMEDIETASAM
SiO2< 45%45 52%52 66%>66%
WarnaGelapGelapAbu-abuTerang
Indeks warnaUltra mafik > 70%Mafik (40 70%)Mafelsik (10 40%)Felsik 10%
MineralogiHipermelanik (90% mafik)Melanokratik (60-90%
mafik)Mesokratik (30% mafik)Leukokratik
(30% mafik)
VOLKANIK
Magma / lava-EncerKental
Kecenderungan tekstur
-Holo-hipokristalinHipokristalinHolohialin
-Vesikuler-skoria (kand. gas tinggi)Vesikuler (kand.gas sedang)Vesikuler (kand. gas rendah)
-Tak ada-sedikit gelasGelas umumGelas umum-banyak
-Afirik-porfiritikPorfiritikPorfiritik;vitroverik
Fenokris-Olivin;piroksen;plagioklas basa;feldspatoidPiroksen;hornblende;biotit; plagioklasBiotit; 15%) semen tidak adaMatrik rombakan tak ada / jarang ( 75% -
< 95%> 95%
CONTOH DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
1. Jenis Batuan: Batuan Sedimen Klastik
2. Warna
: Coklat
3. Struktur
: Laminasi
4. Tekstur
: - Ukuran butir: Pasir Halus (0,125 0,25 mm)
- Derajat pembundaran: Rounded
- Derajat pemilahan: Baik
- Kemas
: Tertutup
5. Komposisi
: - Fragmen : Kuarsa
a. Matrik
: Hornblende
b. Semen : Silika
6. Nama Batuan: Batupasir Silikaan
CONTOH DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Non Klastik
2. Warna
: Coklat
3. Struktur
: Masif
4. Tekstur
: Amorf
5. Komposisi
: Monomeneralik Silika
6. Nama Batuan
: Rijang ( SiO2 )CONTOH DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KARBONAT KLASTIK1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Karbonat Klastik
2. Warna
: Coklat
3. Struktur
: Masif
4. Tekstur
: - Ukuran butir : Arenite ( 0,062 1 mm )
- Derajat pembundaran : Rounded
- Derajat pemilahan
: Baik
- Kemas
: Tertutup
5. Komposisi: - Allochem : Interclast
c. Mikrit
: Kalsit
d. Sparit
: Karbonat
6. Nama Batuan: KalkareniteCONTOH DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN KARBONAT NONKLASTIK
1. Jenis Batuan
: Batuan Sedimen Karbonat Non Klastik
2. Warna
: Coklat
3. Struktur
: Fossiliferous
4. Tekstur
: Amorf
5. Komposisi
: Monomeneralik Karbonat
6. Nama Batuan
: Batugamping Berfosil
BAB VI BATUAN METAMORF
Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan perubahan fundamental batuan yang sebelumnya telah ada. Proses metamorf terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan kimiawi dalam batas- batas tertentu saja dan meliputi proses proses rekristalisasi, orientasi dan pembentukan mineral mineral baru dengan penyusunan kembali elemen elemen kimia yang sebenarnya telah ada.
Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3 20km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Proses metamorfosa suatu proses yang tidak mudah untuk dipahami karena sulitnya menyelidiki kondisi di kedalaman dan panjangnya waktu.
Proses perubahan yang terjadi di sekitar muka bumi seperti pelapukan, diagenesa, sementasi sedimen tidak termasuk ke dalam pengertian metamorfosa.
VI.1. TIPE-TIPE METAMORFOSAA. Metamorfosa Lokal Metamorfisme Kontak/thermalPanas tubuh batuan intrusi yang diteruskan ke batuan sekitarnya, mengakibatkan metamorfosa kontak dengan tekanan berkisar antara 1000 3000 atm dan temperatur 300 8000C. Pada metamorfisme kontak, batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels atau hornstone (batutanduk). Susunan batu tanduk itu sama sekali tergantung pada batuan sediment asalnya (batulempung) dan tidak tergantung pada jenis batuan beku di sekitarnya. Pada tipe metamorfosa lokal ini, yang paling berpengaruh adalah faktor suhu disamping faktor tekanan, sehingga struktur metamorfosa yang khas adalah non foliasi, antara lain hornfels itu sendiri. Metamorfisme dislokasi/dinamik/kataklastik
Batuan ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, seperti di sekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan akibat sesar memungkinkan akan menghasilkan breksi sesar dan batuan metamorfik dinamik. B. Metamorfosa regional Metamorfisme Regional DinamotermalMetamorfosa regional terjadi pada daerah luas akibat orogenesis. Pada proses ini pengaruh suhu dan tekanan berjalan bersama-sama.Tekanan yang terjadi di daerah tersebut berkisar sekitar 2000 13.000 bars ( 1 bar = 10 6 dyne/cm2), dan temperatur berkisar antara 200 8000.C. Metamorfisme Beban
Metomorfisme regional yang terjadi jika bauan terbebani oleh sedimen yang tebal di atasnya. Tekanan mempunyai peranan yang penting daripada suhu. Metamorfisme ini umumnya tidak disertai oleh deformasi ataupun perlipatan sebagaimana pada metamorfisme dinamotermal. Metamorfisme regional beban, tidak berkaitan dengan kegiatan orogenesa ataupun intrusi magma. Temperatur pada metamorfisma beban lebih rendah daripada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400 450 oC. gerak-gerak penetrasi yang menghasilkan skistositas hanya aktif secara setempat, jika tidak, biasanya tidak hadir. Metamorfisme Lantai Samudera
Batuan penyusunnya merupakan material baru yang dimulai pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan mineralogy dikenal juga metamorfisme hidrotermal (Coomb), 1961. dalam hal ini larutan panas (gas) memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan metasomatisme.
VI.2. PEMERIAN BATUAN METAMORF
A. StrukturStruktur dalam batuan metamorf dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :1. Struktur Foliasi (schistosity) :
Dimana mineral baru menunjukkan penjajaran mineral yang planar. Seringkali terjadi pada metamorfisme regional dan kataklastik. Struktur foliasi yang menunjukkan urutan derajad metamorfosa dari rendah ke tinggi :a. Slatycleavage
Berasal dari batuan sedimen (lempung) yang berubah ke metamorfik, sangat halus dan keras, belahannya rapat, mulai terdapat daun-daun mika halus, memberikan warna kilap, klorit dan kuarsa mulai hadir. Umumnya dijumpai pada batuan sabak/slate.b. Filitik/PhylitikRekristalisasi lebih kasar daripada slatycleafage, lebih mengkilap daripada batusabak, mineral mika lebih banyak dibanding slatycleafage. Mulai terdapat mineral lain yaitu tourmaline. Contoh batuannya adalah filit.
c. Schistosa
Merupakan batuan yang sangat umum dihasilkan dari metamorfose regional, sangat jelas keping-kepingan mineral-mineral plat seperti mika, talk, klorit, hematit dan mineral lain yang berserabut. Terjadi perulangan antara mineral pipih dengan mineral granular dimana mineral pipih lebih banya daripada mineral granular. orientasi penjajaran mineral pipih menerus
d. Gneistosa
Jenis ini merupakan metamorfosa derajad paling tinggi, dimana dimana terdapat mineral mika dan mineral granular, tetapi orientasi mineral pipihnya tidak menerus/terputus.2. Struktur Non Foliasi :
Dimana mineral baru tidak menunjukkan penjajaran mineral yang planar. Seringkali terjadi pada metamorfisme kontak/termal. Pada struktur non foliasi ini hanya ada beberapa pembagian saja, yaitu :a. Granulose/HornfelsikMerupakan mozaik yang terdiri dari mineral-mineral equidimensional serta pada jenis ini tidak ditemukan tidak menunjukkan cleavage (belahan). Contohnya antara lain adalah marmer, kuarsit.
b. Liniasi
Pada jenis ini, akan ditemukan keidentikan yaitu berupa mineral-mineral menjarum dan berserabut, contohnya seperti serpentin dan asbestos.
c. KataklastikSuatu struktur yang berkembang oleh penghancuran terhadap batuan asal yang mengalami metamorfosa dynamo.
d. MilonitikHampir sama dengan struktur kataklastik, hanya butirannya lebih halus dan dapat dibelah-belah seperti skistose. Struktur ini sebagai salah satu ciri adanya sesar.e. FilonitikHampir sama dengan struktur milonitik, hanya butirannya lebih halus lagi.
f. FlaserSeperti struktur kataklastik, dimana struktur batuan asalberbentuk lensa tertanam pada masa dasar milonit.
g. AugenSuatu struktur batuan metamorf juga seperti struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir feldpar, dalam masa dasar yang lebih halus.B. Tekstur
Mineral batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Tekstur pada batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu :a. Kristaloblastik
Yaitu tektur pada batuan metamorf yang samasekali baru terbentuk pada saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan.1. Porfirobalstik
Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat masa dasar dan fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut porfiroblast.
2. Granoblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana butirannya seragam.
3. LepidoblastikDicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling sejajar dan terarah, bentuk mineralnya tabular.
4. Nematoblastik
Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineral-mineralnya berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum.
5. IdioblastikTektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya berbentuk euhedral (baik).
6. Hipidiobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya berbentuk subhedral (sedang).
7. Xenobalstik Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-
mineral pembentuknya berbentuk anhedral(buruk).b. Palimsest (Tekstur Sisa)1. BlastoporfiritikSisa tektur porfiritik batuan asal (batuan beku)
yang masih nampak.
2. BlastofitikSisa tektur ofitik pada batuan asal (batuan beku)
yang masih nampak.
3. Blastopsepit
Tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lebih besar dari pasir (psepit).
4. BlastopsamitSuatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir (psemit).
5. BlastopellitSuatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lempung (pelit).
VI.3. KOMPOSISI MINERALBerdasarkan bentuk kristal / mineralnya, dibagi menjadi :
1. Mineral StressAdalah mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana mineral ini berbentuk pipihatau tabular, prismatik. Mineral ini tumbuh memanjang dengan kristal tegak lurus gaya.
Contohnya : Mika, Zeolit, Tremolit, Aktinolit, Glaukofan, Horblende, Serpentin, Silimanit, Kyanit, Antofilit.2. Mineral AntistressAdalah mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan, umumnya berbentuk equidimensional.
Contohnya : Kuarsa, Garnet, Kalsit, Staurolit, Feldpar, Kordierit, Epidot.
Berdasarkan jenis metamorfismenya mineral ini khas muncul pada jenis metamorfisme tertentu seperti :
a. Pada metamorfisme regional
Kyanit, Staurolit, Garnet, Silimanit, Talk, Glaukofan.
b. Pada metamorfisme termal
Garnet, Andalusit, Korondum.VI.4. PENAMAAN BATUAN METAMORF
Penamaan batuan metamorfik dimaksudkan untuk mengenali dan memberikan informasi yang berarti pada batuan tersebut. Ada 5 kriteria utama dalam penamaannya, yaitu :1. Asal batuan semula
2. Mineralogi batuan metamorf
3. Tektsur
4. Penamaan secara khusus
5. Tekstur dan mineralogyIstilah metabasit, metapelit adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku dan batuan sedimen, metasedimen, metabatupasir, metagranit, semua mengisyaratkan batuan semula. Skis, Gneis, Hornfels, filit adalah penamaan berdasarkan pada terktur batuan metamorf tersebut. Kuarsit, Serpentinit, adalah penamaan berdasarkan mineralogi. Slate adalah batuan metamorf derajad sangat rendah, disusun oleh mineral pilosilikat sangat halus tersusun membentuk orientasi kesejajaran yang memperlihatkan lembaran. Filit adalah bertektur skistose tetapi disusun oleh mineral pilosilikat yang halus (dalam ukuran 0,1-1 mm) Sekis ditandai dengan penjajaran mineral pipih berukuran >1 mm sehingga mudah dikenali dengan mata telanjang. Pada sekis tampak kehadiran mineral pipih lebih melimpah daripada mineral granular. Genes berkristal sangat besar, dapat mencapai beberapa milimeter dan mineral tabularnya memperlihatkan foliasi. Batuan ini didominasi oleh mineral granular daripada mineral pipih (tabular/prismatik) yang menjajar. Istilah ortogenes dipakai untuk genes yang berasal dari batuan beku dan paragenes untuk genes yang berasal dari batuan sedimen. Milonit merupakan batuan metemorf kataklastik yang disusun oleh matrik antara 50 hingga 90 % dan sisanya berupa porfiroklas. Jika hampir keseluruhan terdiri dari matriks dan porfirokals kurang dari 10 % maka disebut ultra milonit. Pilonit adalah batuan metamorf kataklastik yang kaya akan mineral pilosilikat yang secara khas memperlihatkan seperti slate. Sedangkan batuan metamorfik yang bertekstur granoblastik di sekitar interusi dikenal dengan hornfels.Berikut adalah nama-nama batuan metamorf berdasarkan penamaan yang khas padanya :
Sekis Hijau adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, berwarna hijau, berfoliasi, berderajad endah, umumnua disusun oleh klorit, epidot, aktinolit. Sekis Biru adalah berasal dari batuan beku, berwarna gelap kebiruan, pada derajad sangat rendah, tekstur berfoliasi, warnanya berasal dari melimpahnaya amfibol Na terutana glaukofan dan krosit. Amfibolit utamanya disusun oleh mineral hijau gelap, horblende dan plagioklas dengan ditambah berbagai mineral aksesori. Serpentinit adalah batuan berwarna hijau, hitam atau kemerah-merahan, disusun secara mencolok oleh serpentin. Batuan ini berasal dari batuan beku ultrabasa. Eklogit adalah batuan metamorf berkomposisi utama garnet dan amfasit (piroksen klino hijau rumput) tanpa plagioklas dengan sedikit mineral aksesori kuarsa, kyanit, amfibol, zeosit dan rutile. Granulit adalah batuan metamorf dicirikan dengan tekstur granobalstik, berukuran butir seragam bahkan membentuk kristal yang sempurna (poligonal) dan mineral penyusunnya terbentuk pada temperatur tinggi seperti feldpar, piroksen, amfibol. Magmatit adalah pencampuran batuan metamorf, skis atau gneis pada derajad tinggi berselang seling dengan urat-urat batuan beku berkomposisi granitik hasil anateksis.
DAFTAR PUSTAKA1. Blatt, H. Middleton, dan G. murray.R., 1979, Origin of
Sedimentary Rock, Prentice-Hall, Englewood, Dlifs.
2. Fisher R.V. dan Schminche H.V., 1984, Pyroclastic Rock, Mc.
Graw Hill Book Company, New york.
3. Huang,W.T., 1962, Petrology, Mc.Graw Hill Book Company,
New york, San Fransisco, Toronto, London.4. Jackson K.C., 1970, Text Book of Lithology, Mc. Graw Hill
Book Company, New york.
5. Koesoemadinata, R.P., 1981, Prinsip-Prinsip Sedimentasi,
Departemen Teknik geologi, ITB.6. Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rocks, Third Edition,
Marker and Bow publisher.7. Turner, F.J..Verhoogen, 1960, Igneous and Metamorphic Rock, second Edition, Mc. Draw Hill Book Company.8. Williams,H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., 1982,
Petrography, W.M. Freeman and co.San Fransisco.
9. Winkler H.G.F., 1957, Petrogenesis of Metamorphic Rocks, second Edition, Springer-Verlag, New York Inc. 10. Yardley B.W.D, 1989, An Introduction to Metamorphic
Petrology, first edition, John Wiley and Sons Inc.
Ultrabasa
Basa
Intermediet
Asam
Warna :
Hitam bintik-bintik putih / hijau gelap dll (warna yang representatif)
Struktur :
Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan, dll.
Tekstur
Granulitas/Besar butir
Halus < 1 mm
Kasar 5 mm - 3 cm, Sedang 1 mm - 5 mm
Afanitik
Fanerik
Derajat Kristalisasi
Holokristalin/Hipokristalin/Hipohyalin
Holohyalin
Holokristalin
Keseragaman Butir/Kristal
Inequigranular
Porfiritik/Vitrofirik
Equigranular
Fenokris
Alotriomorfik Granular
(Anhedral)
Hipidiomorfik Granular
(Subhedral)
Panidiomorfik Granular
(Euhedral)
Komposisi Mineral :
Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll. (untuk % digunakan diagram perbandingan secara visual)
Nama Batuan :
Granitoid/Syenitoid/ Dioritoid, dll. (Gunakan diagram dari IUSGS)
Derajat sortasi batuan
_1049436140.unknown