Materi IPS 2

download Materi IPS 2

of 25

Transcript of Materi IPS 2

Materi HidrosferHidrosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu Hidros = air dan Sphere = daerah atau wilayah. Hidrosfer diartikan sebagai perairan yang mengelilingi bumi . A. SIKLUS HIDROLOGI Di permukaan bumi air selalu berputar menurut siklus yang terjadi. Siklus hidrologi di bagi menjadi tiga yaitu : 1. Siklus pendek : yaitu air laut yag munguap, terkondensasi, membentuk awan dan turun hujan dilaut. Intinya air dari laut langsung kembali ke laut. 2. Siklus sedang : yaitu penguapan air laut, sungai, rawa, atau danau terkondensasi menjadi awan, terbawa kedaratan dan turun hujan lalu mengalir ke selokan, sungai, danau, dan kembali ke laut. Intinya air dari laut, turun di darat, kembali lagi ke laut. 3. 3. Siklus panjang : Ar laut, dan daratan, termasuk respirasi tumbuh tumbuhan menguap menjadi awan dan hujan. Air hujan sebagian masuk ke tanah menjadi air tanah, diserap tumbuh tumbuhan, ada yang turun hujan sebagai salju dan akan mencair sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama dan akhirnya kembali ke laut. Intinya air dari laut, turun di puncak gunung turun sebagai air tanah, ke darat dan kembali lagi ke laut. B. JENIS JENIS PERAIRAN. Perairan yang ada di permukaan bumi ada 2 yaitu perairan darat dan peraran laut.. Macam macam perairan darat sebagai berikut : 1. 1. Sungai Adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya, menempati bagian permukaan bumi yang lebih rendah dan bermuara pada laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. A.Jenis jenis sungai yang ada sebagai berikut : a. Berdasarkan sumbernya : 1. 2. 3. 4. Sungai mata air : sumbernya berasal dari mata air Sungai hujan : sumbernya berasal dari air hujan Sungai gletser : sumber airnya berasal dari es yang mencair Sungai campuran : sumber airnya berasal dari campuran mata air, gletser dan hujan.

b. Berdasar keadaan airnya : 1. Sungai permanen : sepanjang tahun airnya relatif tetap besar. 2. Sungai periodik : airnya pada musim hujan banyak sedangkan musim kemarau berkurang. 3. Sungai episodik : airnya kering pada musim kemarau dan ada pada musim hujan.

c. Berdasarkan struktur lapisan/geologi. 1. Sungai anteseden : sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan batuan yang ilaluinya dan dapat mempertahankan alirannya, karena erosi sungai lebih cepat dibandingkan dengan pengangkatan batuan. 2. Sungai epigenesa : sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya secara vertikal sehingga mencapai batuan induknya. d. Berdasarkan arah alirannya. 1. Sungai konsekuen : arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng yang dilaluinya. 2. Sungai subsekuen : arah alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen dan muaranya pada sungai konsekuen. 3. Sungai obsekuen : arah alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekuen ( kemiringan lereng) dan bermuara atau anak sungai subsekuen. 4. Sungai resekuen : arah alirannya mengikuti kemiringan lereng batuan tetapi bermuara di sungai subsekuen. 5. Sungai insekuen : arah dan pola alirannya tidak menentu, tidak mengikuti kemiringan lereng, B. Pola aliran sungai

1.Pola radial (menjari) di bagi menjadi dua :a. Radial sentrifugal : arah alirannya meninggalkan pusat atau menuruni lereng/kerucut gunung. b. Radial sentripetal : arah alirannya menuju pusat atau menuju pusat depresi / penurunan. 2.Pola pararel : pola aliran sungai berbentuk sejajar dengan sungai lainnya dan alirannya menyesuaikan dengan kemiringan lereng, 3. Pola rektangular : bentuknya siku siku atau hampir mendekati siku siku. 4. Pola trelis : berbentuk sirip daun, terjadi pada pegunungan lipatan. 5. Pola dendririk : berbentuk seperti pohon dengan cabang cabangnya. 6. Pola Anular : pada awalnya merupakan pola radial sentrifugal, kemudian timbul sungai subsekuen, obsekuen dan resekuen. C. DAS ( daerah aliran sungai) DAS adalah suatu kesatuan wilayah atau kawasan yang terdiri dari satu sungai induk / besar beserta anak anak sungainya. Contoh, Das Brantas, Das Bengawan Solo, Das Citarum dan sebagainya. Das berfungsi sebagai berikut : 1. Sebagai daerah penangkap air hujan.

2. Pengendali banjir pada musim hujan 3. Penyuplai air pada musim kemarau. Karena fungsi das yang sangat penting maka perlu pelestarian dari kerusakan dan perlu pengelolaan . D. Meander. Bentuk dari kelokankelokan sungai yang disebabkan oleh pengikisan air sungai di sebut meander. Meander di pengaruhi oleh kekuatan batuan yang dilalui aliran sungai. Dari mender ini bisa terbentuk danau tapal kuda (oxbow lake) , lebih jelasnya amati gambar berikut, E. Delta. Delta merupakan pengendapan material hasil erosi yang di endapkan di muara sungai. Besarnya delta tergantung dari jumlah material batuan yang tererosi di daerah hulu sungai. Delta hanya terjadi bila sungai bermuara di pantai yang gelombangnya tidak besar, terutama dipantai utara Pulau Jawa. Delta mempunyai bentuk bermacammacam, amati gambar berikut. F. Danau Danau adalah tempat berkumpulnya air pada cekungan tertentu yang berasal dari air hujan, sungai, gletser, air tanah, maupun mata air, dan sudah ada perbedaan suhu pada air tersebut. Jenis jenis danau sebagai berikut : a. Berdasarkan jenis airnya. 1. Danau air asin: danau yang airnya asin, terletak didaerah panas yang intensitas penguapannya sangat besar. Contoh : Danau Merah. 2. Danau air tawar : danau yang airnya berupa air tawar, terdapat pada daerah basah (banyak hujan). Contoh : danau danau yang ada di Indonesia ( Danau Toba, Danau Singkarak dan lain lain) b. Berdasarkan terjadinya 1. Danau tektonik : terjadi karena peristiwa tektonik sehingga mengakibatkan turunnya sebagian permukaan bumi sehingga terbentuk suatu cekungan yang terisi air. Contoh: Danau toba, Danau Singkarak dan sebagainya.. 2. Danaua Vulkanik : terjadi karena air tergenang pada lubang bekas kawah gunung meletus. Contoh: Danau Kalimutu (Flores), Danau Kelud (Jawa Timur) dan sebagainya. 3. Danau Karst : Danau yang terjadi di daerah kapaur. Terjadi akibat pengikisan kapur oleh air. Danau Karst yang berukuran kecil di sebut dolin, sedangkan yang ukuran besar disebut uvala. Contoh: danau ini banyak terdapat di pegunungan kapur Gunung Kidul Yogyakarta.

4. Danau Glasial : terbentuk akibat dari proses erosi dan pengendapan glasial, sehingga membentk cekungancekungan dan terisi air. Contoh: Danau di Norwegia dan Finlandia. 5. Danau Erosi Sungai : terbentuk dari meander sungai yang sudah sangat lama, sehingga terbentuk danau tapal kuda ( Oxbow lake). 6. Danau bendungan atau waduk : Danau yang terbentuk karena adanya pembendungan sungai baik dari peristiwa alam maupun oleh manusia. Contoh: Waduk Karang Kates, Waduk Jati Luhur, Danau Laut Tawar (Aceh). Danau sangat bermanfaat cukup besar bagi kehidupan manusia antara lain : 1. Sebagai sumber irigasi pertanian. 2. Sebagai tempat untuk perikanan air tawar. 3. Pembangkit tenaga listrik ( PLTA ). 4. Obyek pariwisata dan sarana olah raga. Sedangkan upaya pelestarian danau sebagi berikut : 1. Mengurangi erosi DAS dengan cara tidak menebang hutan sembarangan, reboisasi atau penghijauan pada tanah yang gundul. 2. Tidak membuang limbah sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah industri pada perairan. 3. Rawa. Rawa merupakan dataran rendah yang tergenang oleh air, baik air hujan, air tanah, maupun air sungai, yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air cukup tinggi. a.Ciri ciri rawa sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Air bersifat asam karena selalu tergenang air. Tanaman air banyak menutupi permukaannya. Airnya keruh dan warna mendekati merah. Pada dasar rawa terdapat tanaman gambut.

b. Penggolongan rawa : 1. Berdasar sifat airnya di bagi tiga yaitu : rawa air asin, air tawar, dan air payau. 2. Berdasar keadaan airnya dibagi menjadi dua yaitu : 1. Rawa pasang surut : terletak didekat sungai atau pantai yang terpengaruh oleh pasang surut sungai dan pantai. 2. Rawa genangan: rawa yang selalu tergenang air, airnya bersifat asam. c. Manfaat rawa : 1. Untuk menahan dan mengurangi erosi di daerah pasang surut. 2. Untuk areal pertanian ( sawah pasang surut)

3. Usaha perikanan darat. 4. Penghasil kayu bakau. 5. Untuk pupuk dan bahan bakar dengan melalui proses pengeringan terlebih dahulu ( tanah gambut). d.Usaha pelestarian rawa 1. Reboisasi didaerah rawa dengan menanam tanaman air untuk menahan erosi. 2. Tidak mencemari rawa. 3. Tidak merusak tanaman yang ada di rawa. 4. Air Tanah. Air tanah adalah bagian air yang berada di bawah lapisan tanah dan berada diatas lapisan kedap air. Kedalaman air tanah tidak sama di setiap tempat, hal ini tergantung dari tebal lapisan tanah . Asal air tanah sebagian besar dari air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah.. a. Penggolongan air tanah. 1. Berdasarkan kedalaman airnya : a. Air tanah dangkal : air tanah yang berada dibawah permukaan tanah dan berada diatas permukaan kedap air ( impermeabel). Air tanah ini disebut juga air freatis, contoh air ini adalah air sumur yang kita pakai sehari hari b.Air tanah dalam : air tanah yang berada diantara lapisan kedap air. Contoh air ini adalah air artesis, oase ( di padang pasir) 2. Berdasar asal airnya : 1. Air vados : sember airnya berasal dari air hujan. 2. Air Asin : air tanah yang terdapat dipinggir pantai dan sumber airnya berasal dari resapan air laut. 3. Air yuvenil : air berasal dari magma dan belum mengalami siklus hidrologi. b. Manfaat air tanah. 1. Untuk keperluan rumah tangga (mandi, memasak, mencuci dan sebagainya) 2. Untuk keperluan dalam perindustrian. 3. Sebagai cadangan air bersih. 4. Berguna dalam mengikat butiran butiran tanah. c. Pelestarian air tanah 1. Tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan air tanah.

2. Mengurangi kepadatan penduduk dengan cara program keluarga berencana dan transmigrasi. 3. Tidak merusak hutan dan menggalakkan program penghijauan. 4. Merencanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. 5. Mencegah pembuangan limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri sehingga tidak mencemari air tanah.

Pengertian Hidrosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi

Follow any responses to this article Subscribe to entry RSS 2.0 Subscribe to entry RSS 0.92 Subscribe to responses RSS

Posted by admin on 08 March 2012 | Pendidikan

(Pengertian Hidrosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi) Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer. Air di alam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut. Diwarta

Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa, salju, es, dan gletser. Air di udara, meliputi uap air, kabut, dan berbagai macam awan. Air di dalam tanah, meliputi air tanah, air kapiler, geiser, dan artois.

Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dangas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus/daur hidrologi. Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut:

Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar matahari. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat). Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya.

Energi matahari yang datang di permukaan bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan. Pemanasan oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya. Akibatnya, timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub. Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi organismeorganisme di laut. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau, gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer. Macam-macam bagian dari Hidrosfer: 1. Samudera-samudera dan laut-laut 2. Sungai 3. Danau 4. Air Tanah

Read more: Pengertian Hidrosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi | SmartClick Hidrosfer ini sering disebut "air ruang" karena mencakup semua air bumi ditemukan di lautan, gletser, sungai, danau, tanah, air tanah, dan di udara. Hidrosfer berinteraksi dengan,

dan dipengaruhi oleh, semua bidang bumi lainnya. Air hydrosphere didistribusikan di antara toko yang berbeda ditemukan di bidang lain. Air yang diselenggarakan di lautan, danau dan sungai di permukaan bumi. Air ditemukan dalam uap, menyatakan cair dan padat di atmosfer. Biosfer berfungsi sebagai interface antara lingkungan memungkinkan air untuk beralih antara litosfer, hidrosfer dan atmosfer seperti yang dilakukan dengan transpirasi tanaman. Para siklus hidrologi menelusuri pergerakan air dan energi antara berbagai toko dan lingkungan. Gambar Spheres Bumi 10,1 / Sistem Kriosfer adalah bagian dari hidrosfer bumi terdiri dari air beku. Hal ini memainkan peran integral dalam sistem iklim global melalui pengaruhnya terhadap anggaran energi permukaan, kelembaban atmosfer, hidrologi, dan sirkulasi atmosfer dan kelautan. Cyrosphere adalah elemen sensitif dari sistem iklim menyediakan indikator kunci dari perubahan iklim. Hilangnya peningkatan es laut Kutub Utara dan pecahnya rak Antartika es adalah dua contoh.

Read more: Pengertian Hidrosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi | SmartClick

Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan ma

mpu:

mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi. mengidentifikasi berbagai jenis perairan. mendeskripsikan Daerah Aliran Sungai (DAS). mendeskripsikan kejadian dan potensi air permukaan dan air tanah. mengidentifikasi penyebab dan dampak banjir serta usaha mengurangi resiko banjir

Hampir tiga perempat bumi tertutup oleh air. Kalian dapat menemukannya di samudera, laut, danau, sungai, rawa, kolam, penampungan air, dan sebagainya, termasuk di atmosfer dalam wujud gas. Jumlah total air di bumi termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik (1,4 miliar kilometer kubik), dan sebanyak 97,2% berada di samudera. Gejala air yang tersebar di permukaan bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan. Jadi, hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi kita. Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi. A. SIKLUS AIR (SIKLUS HIDROLOGI)

Tahukah kamu bahwa air yang kita manfaatkan sekarang ini terbentuk jutaan tahun silam oleh siklus air atau daur hidrologi? Air di permukaan bumi selalu mengalami perputaran. Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer. Siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut: 1 Siklus pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi. 2.Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut. Tekan disini siklus air menengah 3.Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi. Tekan disini siklus air panjang Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi, adalah sebagai berikut: 1 . Evaporasi (presipitasi), air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak

air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi. 2 . Kondensasi, uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan. 3 . Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya. 4. Infiltrasi (Perkolasi), air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah. 5 . Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

A. Peristiwa Alam di IndonesiaGejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesiaa. Gunung Meletus Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi, dan lain-lain.

b. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya. Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi:

1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi. 2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api. 3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah. Pada pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter. Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena tertimpa reruntuhan bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah lapang atau jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara. c. Tsunami Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter. d. Banjir Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti. Banjir merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di berbagai penampungan mulai terserang penyakit.

e. Angin Topan Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporakporandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006 terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak ke Australia.

f. Tanah Longsor Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan korban harta benda dan jiwa.

2. Sebab-sebab Terjadinya Gejala AlamGejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadangkadang bisa terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor. a. Gunung Meletus Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan. Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma meletus ke permukaan. Setelah magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang relatif lama. b. Gempa Bumi Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai dengan nama dan jenis gempa tersebut. 1) Gempa bumi tektonik Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung. Beberapa ahli menyatakan bahwa lempengan-lempengan ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. 2) Gempa bumi vulkanik

Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika gunung api akan meletus, pada saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya gempa hanya ada di sekitar gunung berapi. 3) Gempa tanah runtuh Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh, misalnya gua kapur atau lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya tanah tersebut. c. Tsunami

Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan terjadi di daratan dekat pantai. Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi. Perlu kalian ingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50 meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi kalian tidak perlu khawatir, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa. d. Banjir Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai penuh

dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman penduduk. e. Angin Topan

Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum. Penyebab terjadinya angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon. f. Tanah Longsor Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari luncuran tanah dan lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng, pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.

HIDROSFER1. PENGERTIAN HIDROSFER DAN SIKLUS AIR Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan di bumi. Contohnya, proses pembentukan muka bumi, erosi, pengangkutan, dan pengendapan. Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O. Air dapat ditemukan dalam tiga wujud, yaitu : padat, cair, dan gas. Lebih dari 70% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudra, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regerenasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung. Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang. 1. Siklus pendek

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,50C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan). 2. Siklus sedang

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut. 3. Siklus panjang

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristalkristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

2.

AIR DI DARATAN

Lapisan hidrosfer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air asin dan air tawar, dan masingmasing dibedakan sebagai berikut : 1. Air tawar 1. Rawa Rawa yaitu daerah dataran rendah yang tergenang air, baik yang berasal dari air hujan, air tanah maupun dari aliran air tawar yang menggumpal. 1. Jenis rawa

Berdasarkan sifat airnya, rawa dibedakan menjadi dua, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak. 1. Rawa pasang surut adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya pasang surut laut atau sungai. 2. Rawa lebak adalah rawa yang pengisian airnya dipengaruhi oleh adanya hujan, baik yang turun di sekitar rawa maupun di daerah hulu. Berdasarkan pergantian airnya, ada dua jenis rawa, yaitu :

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum, kadar keasaman air mencapai 4,5. Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme yang hidup. Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal. Rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Airnya tidak terlalu asam. Banyak organisme yang hidup. Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Manfaat rawa bagi kehidupan kita adalah : 1. Seperti enceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan bioas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding, dan lain-lain. 2. Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut. 3. Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat. 4. Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata. 5. Dapat menahan kerasnya terjangan gelombang tsunami.

1.

Potensi dan pengelolaan rawa

Rawa dapat menjadi tempat sumber cadangan air, yaitu dengan menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya. Rawa masih dapat diupayakan untuk kegiatan pertanian jika dilakukan reklamasi terhadap rawa tersebut. Kendala utama yang dihadapi dalam rangka reklamasi dan pengembangan wilayah rawa adalah tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan unsur hara dalam tanah yang rendah. 1. Danau Yaitu cekungan yang terisi oleh air dengan permukaan air lebih tinggi dari rata-rata permukaan air laut. 1. Jenis danau Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam, yaitu danau alam dan danau buatan. 1. Danau alam Danau alam merupakan danau yang terbentuk secara alami. Danau alam dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

Danau tektonik

Yaitu danau yang terbentuk sebagai hasil tenaga tektonik, contohnya danau Maninjau di Sumatera dan danau Poso di Sulawesi.

Danau vulkanik

Yaitu jenis danau yang terbentuk di daerah kawah bekas letusan gunung api akibat proses vulkanisme. Contohnya, danau kawah gunung Kelud dan danau Grati di Jawa Timur.

Danau tekton vulkanik

Merupakan jenis danau yang terbentuk akibat gabungan dari proses tektonik dan vulkanik, contohnya danau Toba di Sumatera Utara.

Danau glasial

Yaitu danau di daerah es/gletser seperti danau-danau besar di perbatasan antara USA dengan Canada.

Danau karst

Yaitu danau yang terbentuk di daerah kapur sebagai hasil pelarutan batu kapur. Contohnya Dolina, Polye, dan Lokva di daerah Gunung Kidul Jawa Tengah. 1. Danau buatan

Merupakan jenis danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Danau buatan juga disebut waduk atau bendungan. Contoh danau buatan antara lain waduk Jati Luhur, dan waduk Karang Kates di Jawa Timur. 1. Pemanfaatan Danau

Danau bermanfaat antara lain untuk berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. Air Tanah Irigasi atau pengairan Pembangkit tenaga listrik Pemeliharaan ikan Olahraga air Pencegah banjir Rekreasi atau pariwisata

Yaitu air yang terdapat pada pori-pori di bawah permukaan tanah. Bentuk tubuh air tanah antara lain berupa berikut ini : Air lebih tinggi dari rata-rata permukaan air laut.

Air tanah dangkal (air preatis)

Yaitu air tanah yang terdapat di atas lapisan yang kedap air dan dekat dengan permukaan bumi. Contohnya air sumur.

Air tanah dalam

Yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan yang mengandung air dan berada diantara dua lapisan kedap air. Contohnya sumber air artesis. Air permukaan mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting, antara lain : 1. Air sebagai sarana transportasi 2. Air sebagai sumber air bersih 3. Air sebagai kegiatan pertanian dan perikanan 4. Air sebagai sumber energi 5. Air sebagai sarana pariwisata dan olahraga 1. Sungai Sungai adalah bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya. Secara umum aliran sungai selalu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. 1. Ciri-ciri daerah bagian hulu sungai antara lain : 1. Berada di daerah yang tinggi 2. Aliran airnya sangat deras 3. Tenaga erosinya sangat kuat ke arah vertikal 4. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V

5. Terdapat air terjun 6. Terdapat batuan dengan ukuran yang besar 2. Ciri-ciri daerah bagian tengah sungai antara lain : 1. Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya berada di daerah kaki pegunungan hingga daerah dataran. 2. Erosi dapat ke arah vertikal dan horizontal. 3. Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk U. 4. Tidak terdapat air terjun. 3. Ciri-ciri daerah bagian hilir sungai antara lain : 1. Aliran airnya lambat dan tenang. 2. Erosi ke arah horizontal. 3. Tidak terdapat batuan yang berukuran besar. 4. Bentuk sungainya berkelok (meander). 5. Di muara sungainya banyak terdapat sedimen. Sungai mengalami masa muda, dewasa, dan tua. 4. Sungai muda Sungai muda (young) adalah apabila sedang aktif sungai tersebut dapat melakukan pengikisan saluran makin dalam. 5. Sungai dewasa Disebut sungai dewasa (mature) apabila sungai tersebut tidak mampu lagi mengikis saluran lebih dalam. 6. Sungai tua Disebut sungai tua (old) apabila sungai tersebut telah mempunyai daerah banjir yang luas, daerah meander yang lebar, dan lereng yang landai. 7. Jenis sungai Jenis sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber airnya, ketetapan alirannya, arah alirannya dan struktur geologinya. 1. Berdasarkan sumber airnya Sungai mata air adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari mata air. Contohnya sungai di pulau Jawa. Sungai hujan adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari air hujan. Contohnya : sungai-sungai di pulau-pulau di kawasan Nusa Tenggara. Sungai gletser adalah sungai yang sebagian besar sumber airnya berasal dari lapisan es atau gletser yang mencair. Contohnya sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich), bagian hulu sungai Gangga di India. Sungai campuran adalah sungai yang sumber airnya berasal dari aliran es atau gletser yang mencair dan bercampur dengan mata air serta air hujan. Contohnya sungai Digul. 1. Berdasarkan debit airnya

Sungai permanen (tetap) adalah sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya. Sungai periodik (tidak tetap) adalah sungai yang aliran airnya tidak tetap sepanjang tahun. Contohnya sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contohnya sungai Kalada di Pulau Sumba. Sungai emphemeral adalah sungai yang ada airnya hanya saat musim hujan. 1. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) Sungai konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal. Sungai subsekuen, atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan. Sungai obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai. Sungai resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen. Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi. 1. Berdasarkan struktur geologi wilayahnya Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap alirannya. Sungai superimposed adalah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran aluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. 1. Pola aliran sungai 1. Pola dendritik (tree like) Merupakan pola aliran sungai yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman. 2. Pola rectangular

Merupakan pola aliran sungai berbentuk empat persegi panjang. 3. Pola trellis

Merupakan pola aliran sungai berbentuk jaring. 4. Pola radial

Merupakan pola aliran sungai berbentuk jari-jari. 5. Pola pinate

Merupakan pola aliran dimana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip. 6. Pola annular

Merupakan pola aliran trellis khusus yang dibentuk oleh sungai subsekuen dalam lapisan yang agak lemah pada bukit berbentuk kubah. 2. Pemanfaatan sungai

Sungai memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1. Air minum 2. Pengairan (irigasi) 3. Pembangkit tenaga listrik 4. Rekreasi dan olahraga 5. Penghasil bahan bangunan 6. Sarana transportasi 7. Jamban Daerah Aliran Sungai (DAS) 1. Pengertian DAS Daerah Aliran Sungai adalah daerah di muka bumi yang airnya mengalir ke arah sebuah sungai apabila hujan turun. Contohnya DAS di Indonesia diantaranya DAS Citarum, DAS Brantas, dll. 2. Fungsi DAS

1.

Sebuah DAS dianggap berfungsi dengan baik apabila dapat menyediakan sumber daya air dengan jumlah dan kualitas yang relatif tetap dan dengan fluktuasi yang rendah, serta dapat diperkirakan sepanjang tahun. 3. Pengelolaan dan Usaha Konservasi DAS

Terdapat tiga dimensi pendekatan analisis dalam pengelolaan DAS, yaitu : 1. Sebagai proses dengan langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah, tetapi masih berkaitan. 2. Sebagai sistem perencanaan pengelolaan dan sebagai alat implementasi program pengelolaan DAS melalui kelembagaan yang terkait. 3. Sebagai rangkaian aktivitas yang masing-masing berkaitan dan memerlukan perangkat pengelolaan yang spesifik. BANJIR 1. Pengertian dan penyebab terjadinya banjir Banjir adalah tergenangnya daratan oleh air yang meluap dari tempat-tempat penampungan air bumi. Banyaknya air yang masuk ke penampungan melebihi kapasitas (daya tampungnya) sehingga air meluap. Luapan air dari penampungan ternyata juga melebihi daya serap daratan sehingga air tidak dapat lagi terserap ke dalam tanah. Akibatnya, air menggenangi daratan dalam waktu tertentu yang tidak terlalu lama. 1. Jenis banjir

1.

Jenis banjir dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. 2. 3. 4.

Banjir sungai Banjir danau, dan Banjir laut pasang Banjir sungai

Terjadi karena air sungai meluap, curah hujan yang tinggi serta mencairnya es atau gletser di kawasan hulu menjadi penyebab meluapnya sungai. 5. Banjir danau

Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Meluapnya air danau disebabkan oleh : 1. Terjadinya badai atau angin yang sangat kuat 2. Masuknya air ke dalam danau, baik curah hujan maupun dari sungai Banjir laut pasang

6.

Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi. Banjir yang merupakan gelombang pasang yang sampai ke daratan akibat gempa bumi disebut tsunami. 2. Penyebab banjir

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir adalah peristiwa alam, kondisi alam, dan aktivitas manusia. 1. Faktor peristiwa alam

Bersifat dinamis, kondisi iklim yang ekstrem, antara lain intensitas curah hujan yang tinggi, penurunan tanah, dan pendangkalan sungai. 2. Faktor kondisi alam

Bersifat statis, antara lain kondisi geografis, topografi, serta kondisi sungai yang meliputi kemiringan aliran, sedimentasi, dan bentuk aliran. 3. Faktor aktivitas manusia

Bersifat dinamis, antara lain melakukan pembangunan di kawasan daratan banjir, mendirikan pemukiman, dll. 2. Dampak terjadinya banjir 1. Dampak negatif bagi lingkungan fisik 1. Terkelupasnya lapisan tanah paling atas yang mengandung banyak unsur hara. 2. Vegetasi yang hilang bersamaan dengan terkelupasnya lapisan tanah. 3. Kondisi air tanah terganggu. 4. Terjadinya polusi di sekitar pemukiman penduduk.

2.

3.

4.

5.

Dampak negatif bagi lingkungan sosial 1. Tempat tinggal penduduk hilang 2. Jaringan transportasi terputus 3. Cadangan bahan makanan habis 4. Kondisi psikologis penduduk terganggu Usaha mengurangi resiko terjadinya banjir 1. Mengadakan reboisasi 2. Mempertinggi kemampuan sungai dalam menerima masukan air 3. Membuat kolam-kolam penampungan air 4. Tidak membuang sampah di sembarang tempat Usaha penanggulangan banjir 1. Membangun dam-dam darurat di sekitar lokasi rawan banjir 2. Memfungsikan pompa air Usaha perbaikan kerusakan akibat banjir 1. Bantuan darurat 2. Memperbaiki bersama fasilitas yang rusak