PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEANEKARAGAMAN SUKU...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEANEKARAGAMAN SUKU...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEANEKARAGAMAN SUKU
DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN
TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ATQIYA’ AL’ ALAWI
NIM. 23040160087
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEANEKARAGAMAN SUKU
DAN BUDAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DAN
TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV MA’ARIF TINGKIR LOR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ATQIYA’ AL’ ALAWI
NIM. 23040160087
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Sesunggunghnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS. Ar Ra’d: 11)
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnyayang
ditunjukkan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya
surga nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah RA)”
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahku Abdur Rofiq yang selalu dalam do’a setiap saat, dan Ibuku
Durotul Bahiyyah, terimakasih telah senantiasa selalu
menyemangati, memberi kekuatan, membimbing kepadaku, serta
do’a-do’a yang engkau panjatkan untuk anakmu, sehingga saya bisa
seperti sekarang ini.
2. Adik-adikku Umro Nadia, dan Ziyadatul terimakasih atas dukungan
dan motivasinya. Serta adikku Fauzun Nashihatul Alawiyah yang
selalu ku do’akan.
3. Kakekku KH. Karomi dan Paman Alim Mustamid yang telah
memberikan arahan serta membimbingku setiap saat.
4. Keluarga besarku yang telah mendo’akan, memotivasiserta
mendukungku tiada hentinya.
5. Teman teman Cah-cahe Dewe (Agus, Alfarobi, Alamil, Bahrudin,
Fajar, Irfan, Maulvi, Salim, dan Zainul) yang telah memberikan
dukungan semangat dan motivasinya untuk terus melangkah dan
menjadi lebih baik kedepannya.
6. Teman-teman Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah Kota Salatiga
yang telah memberikan pencerahan dan mendukung untuk selalu
terus berjuang tanpa henti.
ix
7. Teman-teman KKN IAIN Salatiga Posko 205, 206, dan 207 yang
telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Teman-teman Jurusan PGMI Angkatan 2016 yang banyak
membantu, mendukung dan selalu memberikan semangat.
9. Teman teman PPL MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga yang selalu
memberi dukungan dan memotivasi kepadaku.
10. Teman-teman Pengurus HMJ PGMI 2018 yang telah memberikan
saya ilmu, dan pengalaman serta mensuport kepadaku.
11. Teman-teman Pengurus DEMA FTIK 2019 yang selalu
menyemangati dan memotivasiku tanpa bosan.
12. Teman-Teman Pengurus DEMA IAIN SALATIGA 2020 yang selalu
mendukung dan mensuportku sehingga saya dapat seperti ini.
13. Segenap Keluarga Besar Bidikmisi IAIN Salatiga, yang telah
memberikan sertifikat gratis dengan kegiatan-kegiatan yang sangat
bermanfaat. Serta saya mengucapkan terimakasih telah memberikan
dan membantu saya meringankan beban orang tua, sehingga saya
dapat selesaikan jenjang Strata 1 ini.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu
memberikan nikmat, karunia, taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga Penulis dapat
menyelesikan skripsi ini tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat,
serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang
mana beliaulah satu-satunya manusia yang dapat mereformasi umat manusia
dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya
agama islam.
Skripsi ini Penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Adapun Judul
Skripsi ini adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
KENEKARAGAMAN SUKU DAN BUDAYA MEMLAUI MODEL PEMBELAJARAN
WORD SQUARE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF
TINGKIR LOR KOTA SALATIGATAHUN PELAJARAN 2019/2020.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
xi
4. Bapak Dr. Rasimin, M.Pd.,selaku pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan segala tenaga, pikiran dan bimbingannya dengan penuh
kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama 4 tahun menjadi mahasiswa IAIN
Salatiga.
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
telah mendidik dan membekali ilmu pengetahuan selama penulis menimba
ilmu di IAIN Salatiga.
7. Bapak AhmadMuniri, S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Tingkir
Lor yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian.
8. Ibu Rahmawati, S.Pd.I., selaku wali kelas VI MI Ma’arif Tingkir Lor yang
telah membantu jalannya proses penelitian serta memberikan arahan.
9. Siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor yang telah membantu berpartisipasi
atas penelitian ini.
10. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan setiap
saat.
11. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan penelitian ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
xii
Demikan ucapan terimakasih penulis sampaikan.Penulis hanya bisa berdoa
kepada Allah SWT, semoga jasa dan amal kebaikan yang sudah diberikan
diridhai oleh Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat
ganda.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.Dengan banyaknya
keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu terbuka luas dan penulis
harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 13 April 2020
ATQIYA’AL’ALAWI
(23040160087)
xiii
ABSTRAK
Alawi,atqiya’. 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya
Melalui Model Pembelajaran Word Square dan Talking Stick Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Salatiga: Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rasimin,
M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar IPS, Model Pembelajaran Word Square dan Taking Stick
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan Model
Pembelajaran Word Square dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
Keanekaragaman Suku dan Budaya Pada Siswa kelas IV MI Ma’arif Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.Dengan jumlah 22 siswa
yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.Instrumen penelitian
ini berupa lembar pengamatan, soal tes dan dokumentasi.Teknik pengumpulan
data yang digunakan berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Secara
analisis data dilakukan dengan cara membandingkan pencapaian nilai hasil belajar
setiap siklus dengan ditandai hasil peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal. Dan
secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas
belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penggunaan Model
Pembelajaran word Square dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar belajar IPS
materi Keanekaragaman Suku dan Budaya Pada Siswa kelas IV MI Ma’arif Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari
Pra Siklus ke Siklus I 13,64% dan Siklus I ke Siklus II 40,91%. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan nilai pada setiap siklusnya. Dari 22 siswa, pada pra siklus
terdapat 7 siswa (31,81%) yang tuntas belajar, 15 siswa (68,18%) tidak tuntas
belajar. Siklus I terdapat 10 siswa (45,45%) yang tuntas belajar, 12 siswa
(54,54%) tidak tuntas belajar. Siklus II terdapat 19 siswa (86,36%) yang tuntas
belajar, 3 siswa (13,63%) tidak tuntas belajar. Siswa yang tidak tuntas belajar
pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa pengayaan dan remidial
yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR .............................................................................. i
LEMBAR BERLOGO IAIN ................................................................................ ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................................................... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ..xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 9
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...................................... 10
xv
F. Definisi Operasional ................................................................................. 11
G. Metode Penelitian ................................................................................... 14
H.Sistematika Penulisan .............................................................................. 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ..........................................................................................
1. Hasil Belajar ........................................................................................ 24
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 24
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 26
c. Macam-macam Belajar .................................................................... 31
2. Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................................................... 32
a. Pengertian IPS ................................................................................. 32
b. Ruang Lingkup IPS ......................................................................... 34
c. Tujuan IPS ....................................................................................... 35
d. Fungsi IPS ....................................................................................... 36
3. Materi IPS Keanekaragaman Suku dan Budaya ................................. 38
a. Bhineka Tunggal Ika ....................................................................... 38
b. Ragam Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia .............................. 39
c. Keragaman Budaya ......................................................................... 42
d. Menghargai Keragaman .................................................................. 44
B. Model Pembelajaran Word Square dan Talking Stick ........................ 45
a. Pengertian Model Pembelajaran ..................................................... 45
b. Pengertian Model Pembelajaran Word Square ............................... 48
1) Kelebihan dan Kekurangan Word Square .................................. 49
xvi
2) Langkah-langkah Word Square ................................................. 49
c. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick ............................... 50
1) Kelebihan dan Kekurangan Talking Stick .................................. 52
2) Langkah-langkah Talking Stick ................................................. 52
C. Kajian Pustaka ....................................................................................... 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus ....................................................... 55
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I ................................................................................................. 56
2. Siklus II ................................................................................................ 63
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................................... 70
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal Pra Siklus ............................................ 71
2. Deskripsi Hasil Kondisi Siklus I .......................................................... 73
a. Hasil Belajar Lembar Siklus I .......................................................... 71
b. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................ 74
b. Lembar Observasi Siswa Siklus I .................................................... 76
d. Lembar Observasi Guru Siklus I...................................................... 78
3. Deskripsi Hasil Kondisi Siklus II ........................................................ 80
a. Hasil Belajar Lembar Siklus II ......................................................... 81
b. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II ........................................... 83
b. Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................... 85
d. Lembar Observasi Guru Siklus II .................................................... 83
xvii
B. Pembahasan .............................................................................................. 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 91
B. Saran......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................
xviii
DAFTAR TABEL
3.1.Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus ........................................................... 11
4.1.Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus ........................................................... 11
4.2.Data Pra Siklus ....................................................................................... 11
4.3.Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................................... 11
4.4.Data Siklus I ........................................................................................... 11
4.5.Lembar Pengataman Siswa Siklus I ....................................................... 11
4.6.Lembar Pengamatan Guru Siklus I ......................................................... 11
4.7.Prestasi Belajar Siswa Siklus II .............................................................. 11
4.8.Data Siklus II .......................................................................................... 11
4.9. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ..................................................... 68
4.10. Lembar Pengamatan Guru Siklus II .................................................... 72
4.11Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ........................................................... 79
4.12Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar ................................................ 81
xix
DAFTAR GAMBAR
1.1. Bagan Rancangan PTK .......................................................................... 14
xx
DAFTAR LAMPIRAN
1. SKK
2. RPP Siklus 1
3. Soal evaluasi siklus 1
4. RPP Siklus 2
5. Soal evaluasi siklus 2
6. Lembar Observasi guru siklus 1
7. Lembar Observasi guru siklus 2
8. Lembar Observasi Siswa siklus 1
9. Lembar Observasi Siswa siklus 2
10. Hasil pekerjaan siswa
11. Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
12. Surat ijin Penelitian
13. Surat Keterangan Penelitian
14. Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya
15. Nota Pembimbing
16. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sarana untuk belajar. Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh adanya pengalaman.
Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan,
sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Selain itu, belajar adalah
proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari. Dengan
demikian, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu, baik yang
dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan
(Suprihatiningrum, 2016: 14-15).
Pendidikan menggambarkan interaksi pendidik dengan peserta didik
guna mencapai visi pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan
forman maupun nonformal. Pendidikan yang dilaksanakan pada dasarnya
semua sama, yakni memberi bimbingan agar peserta didik dapat hidup
mandiri sehingga dapat melanjutkan dan melestarikan tradisi serta nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat (Zaman, 2018: 130).
Melalui pendidikan yang terprogram dan terkelola dengan baik dan
intensif, titik optimum usaha pendidikan akan terwujud. Pendidikan dikatakan
2
berhasil apabila mampu mengubah tingkah laku manusia ke arah yang positif
(Rochimah, N.A & Zaman, 2018: 31).
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) No.20 tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kastolani, 2014: 1-2).
Dalam hal ini seorang guru secara langsung akan membantu dalam
pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan telah menjadi bagian dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya untuk menjadi lebih baik dan
bermanfaat serta bermartabat, tanpa pendidikan, manusia tidak akan jauh
berbeda dengan keadaan pendahulu yaitu masa purbakala (Kastolani, 2014:
2).
Pembelajaran IPS adalah suatu pembelajaran yang bertujuan untuk
mendidik dan memberi bekal dan kemampuan dasar kepada siswa agar dapat
mengembangkan ilmunya sendiri dalam masyarakat dan dapat berinteraksi
sosial yang benar.Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan
dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan
memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan
3
serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya (Sapriya, 2009: 98).
Sedangkan IPS yaitu sebuah mata pelajaran yang diajarkan di MI/SD.
Pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa tentang gejala atau
masalah sosial yang ada di sekitar siswa. Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
merupakan penggabungan dari cabang-cabang ilmu sosial yang mengkaji
seperangkat ekonomi (Sumaadmadja, 2010: 11). Jadi pembelajaran IPS
adalah suatu pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan konsep-konsep
sosial dan membekali siswa agar dapat berinteraksi dengan masyarakat secara
baik dan benar.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui hasil belajar
yang sudah diperoleh siswa.Pada saat kegiatan belajar mengajar prestasi
siswa merupakan bagian yang terpenting untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya
melalui belajar. Selanjutnya tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu (Rusman, 2015: 67). Hasil belajar IPS dapat diartikan sebagai
tingkat pencapaian keberhasilan siswa dalam memahami dan mempelajari
4
materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru diperoleh dari hasil hasil
tes yang dinyatakan dalam skor.
Berdasarkan hasil survei ditemukan permasalahan dari pembelajaran
IPS masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan di sekolah yaitu 70. Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran IPS
di kelas IV yaitu 59,54 dan dari 22 siswa hanya 7 siswa (31,8%) yang telah
mencapai KKM, sedangkan 15 siswa (68,1%) yang belum tuntas atau belum
mencapai standar KKM yang telah ditetapkan.
Selain itu peneliti melakukan observasi pada pelajaran IPS, dalam
proses pembelajaran IPS tersebut penerapan metode ceramah pun masih
mendominasi, sehingga pembelajaran seperti ini cepat menimbulkan
kebosanan pada diri siswa, kondisi yang menekan, dan akhirnya proses
belajar bermakna tidak akan diciptakan dan dianggap belum maksimal.
Dikarenakan kemampuan dan daya serap siswa itu berbeda-beda, ada siswa
yang sudah paham hanya dengan dijelaskan tanpa diperlihatkan gambar,
adapun siswa yang paham saat mengerjakan sesuatu dengan mandiri dan
harus melihat gambar, sehingga berdampak pada aktivitas belajar siswa
dimana proses pembelajaran berpusat dengan guru, padahal yang seharusnya
dalam proses pembelajaran harus berpusat dengan siswa. Maka hal itu akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Menurut Sapriya (2014: 146) penggunaan model dan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat menumbuhkan keterampilan
berfikir siswa secara kritis dalam pembelajaran IPS atau ilmu sosial serta
5
dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan dalam ilmu sosial, jadi
peserta didik dapat membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat,
membedakan informasi yang relevan dari yang tidak relevan,
menngidentifikasi penyimpangan, mengakui perbuatan yang salah dan tidak
konsisten,serta siswa dapat membedakan antara pendapat yang tidak dan
dapat dipertanggung jawabkan, dan menentukan kekuatan argumen.
Dari permasalahan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran pelajaran IPS siwa kurang antusias dan
kurang bersemangat dalam proses belajar dikarenakan siswa cenderung
beranggapan bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sulit karena
banyaknya materi pelajaran yang harus dihafalkan. Hal ini disebakan materi
tersebut disajikan guru melalui ceramah satu arah dari guru atau dibaca
langsung dari buku, sehingga kegiatan di kelas menjadi monoton dan kurang
menarik. Keadaan ini akan diperparah dengan kurangnya sarana prasarana
atau media penunjang dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
menimbulkan kejenuhan pada pebelajaran IPS, dan akhirnya berdampak
negatif pada hasil belajar yang diperoleh siswa.Maka dari itu dirasa perlu
adanya sebuah model dan metode pembelajaran yang kreatif, di antara model
dan media yang berkreatif adalah model pembelajaran Word Square dan
Talking Stick.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 97) Model membelajaran word
square adalah sebuah model yang berorientasi terhadap ketelitian
siswa.Model ini melatih kejelian dan mengasah kemampuan siswa dalam
6
mencocokan huruf yang tersedia dalam kotak jawaban menjadi sebuah kata
yang tepat.Dalam kotak jawaban terdapat banyak huruf yang disamarkan
dengan maksud sebagai pengecoh. Keistimewaan dari model Word Square
adalah model ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran. Tinggal
bagaimananya seorang guru memprogram proses pembelajaran dengan
pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk berpikir secara efektif.
Metode talking stickadalah metode yang pada mulanya digunakan
oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum.Kini metode itu sudah di
gunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas sebagaimana namanya,
talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan
tongkat atau stick. Kelompok yang memegang tongkat atau stick terlebih
dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari
materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua
kelompok menendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru (Huda,
2014: 224).
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11
yang berbunyi:
لكم وإذا قيل حوا ف المجالس فافسحو ا ي فسح الله ي أي ها الهذين آمنوا إذا قيل لكم ت فسه
ر و با ت عم م درجات والله الهذين آمنوا منكم والهذين أوتوا الع انشزوا فانشزوا ي رفع الله
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”. Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
7
“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha mengetahui apa yang harus dikerjakan”. (Al Mujadalah : 11)
Dari ayat di atas maka disimpulkan bahwa pendidikan yang
berkualitas berdampingan dengan kesadaran tentang pentingnya pendidikan
bagi manusia, dengan demikian pendidikan berkualitas merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan kualitas hidup yang memiliki sebuah
inti.Sehingga dengan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang
kreatif dan berkualitas mereka terdorong untuk menerima dan mengamalkan
pesan yang terkandung dalam ungkapan ayat tersebut.
Dari pemaparan di atas peneliti penulis harus menciptakan dan
memilih metode atau model pembelajaran sebagai jalannya pendukung
pembelajaran, karena metode atau model pembelajaran menjadi penting
terhadap pelengkap alat bantu pembelajaran yang harus dilengkapi sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial jika hanya menggunakan metode
ceramah atau tanya jawab maka peserta didik akan bosan serta tidak
termotivasi dalam pembelajaran, maka berdampak pada hasil belajar peserta
didik akan mengalami penurunan. Serta dalam tujuan pembelajaran tidak
akan tercapai.
Dengan demikian, peneliti sudah memiliki cara untuk mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran. Memperhatikan model pembelajaran yang digunakan guru dan
bagaimana dampaknya terhadap perkembangan hasil belajar siswa. Suasana
8
belajar dan hal lain juga tak luput dari perhatian. Dalam hal ini yang dianggap
dapat mengatasi rendahnya hasil belajar tersebut adalah pemilihan model
pembelajaran yang tepat.Maka dari itu dipilihlah model pembelajaran word
square dan talking stick sebagai alteratif model peningkatan hasil belajar
siswa.Dengan adanya permasalahan ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hal tersebut. Oleh sebab itu penulis ingin melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar
IPS Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya Melalui Model Pembelajaran
Word Square dan Talking Stick Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah penerapan model pembelajaran word square dan talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi keanekaragaman suku dan budaya
pada siswa IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPS melalui penerapan model pembelajaran word square dan talking stick
materi keanekaragaman suku dan budaya pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
9
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan
membantu memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
b. Penelitian ini diharapkan akan mengkaji metode pembelajaran yang
sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran word square dan talking stickpada kelas IV semester 2
mata pelajaran IPS Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya MI
Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Dengan
demikian penelitian ini akan menambah khasanah pengetahuan baru
dibidang metode dan strategi pembelajaran sebagai pendukung
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
c. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu
meningkatkan hasil belajar dan mempermudah siswa dalam memahami
materi keanekaragaman suku dan budaya, sehingga siswa termotivasi
untuk semangat belajar.
b. Bagi Guru
10
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi guru untuk mengetahui kemampuannya, sehingga membantu guru
lebih kreatif dalam mengemas dan mengembangkan proses
pembelajaran IPS terutama materi keanekaragaman suku dan budaya
melalui model pembelajaran word square dan talking stick.
c. Bagi Sekolah
Dijadikan acuan untuk memberikan masukan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatan mutu keberhasilan
melalui menyajikan metode pembelajaran yang efektif dan efisien di
sekolah.
d. Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa
pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi belajar
putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para orang tua
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam rangka menyukseskan
pendidikan putra-putrinya.
e. Bagi Peneliti
Memberikan gambaran yang jelas tentang efektifitas
pembelajaran IPS melalui model pembelajaran word square dan talking
stick sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
11
E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat
teoritis. Dalam metode penelitian adalah alat yang mempunyai kekuatan
dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori
relevan dengan kenyataan yang ada atau fakta, jadi suatu hipotesis akan
diterima jika disertai dengan adanya fakta-fakta yang membenarkan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan
model pembelajaran word square dan talking stick dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPS materi keanekaragaman suku dan budaya
pada siswa kelas IV Mi Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model pembelajaran word square dan talking stick
dalam penelitian tindakan kelas sini dapat di katakan efektif apabila tujuan
belajar yang telah ditetapkan oleh guru dapat tercapai. Adapun indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Secara Individual
Siswa mendapatkan nilai melebihi atau sama dengan mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah.
yaitu ≥70.Sedangkan guru memberikan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) ≥75.Siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi KKM
yang telah ditentukan guru yaitu ≥75.
12
b. Secara Klasikal
Siswa yang mendapatkan nilai melebihi atau sama dengan
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥75 dengan
kriteria kentuntasan Klasikal Presentase (KKK) ≥85%.Dari seluruh
siswa dalam satu kelas, Siklus akan berhenti apabila tercapainya
Kriteria Ketuntasan klasikal (KKK) dari jumlah seluruh siswa ≥85%
(Trianto. 2009: 241).
F. Definisi Operasional
Untuk mengatasi adanya salah pemahaman tentang judul dan istilah
dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan tentang makna definisi
operasional sebagai berikut:
1. Hasil Belajar IPS
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
pentingg dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui belajar.
Selanjutnya tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan
siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu
(Rusman, 2015: 67).
Jadi Hasil Belajar IPS yaitu Kemampuan pengalaman-pengalaman
belajar siswa untuk pencapaian bentuk perubahan tingkah laku yang
13
mencakup keranah kodnitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses
belajar.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS yaitu sebuah mata pelajaran yang diajarkan di MI/SD.
Pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa tentang gejala atau
masalah sosial yang ada di sekitar siswa . Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
merupakan penggabungan dari cabang-cabang ilmu sosial yang mengkaji
seperangkat ekonomi (Sumaadmadja, 2010: 11).
IPS bagi pendidikan dasar merupakan hasil perpaduan dari mata
pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,
antropologi, psikologi, dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata
pelajaran tersebut memiliki objek material kajian yang sama yaitu manusia
(Nurdianti, 2016). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah
Ibtidaiyah yang diajarkan umumnya diarahkan dalam rangka menyiapkan
siswa untuk belajar lebih lanjut ke jenjang berikutnya dan mempersiapkan
siswa untuk terjun ke masyarakat serta memasuki dunia kerja yang
tersedia.
3. Keanekaragaman Suku dan Budaya
Dalam pelajaran IPS Indonesia kaya dengan suku bangsa dan
budaya.Indonesia memiliki 33 provinsi.Setiap provinsi memiliki suku
bangsa serta budaya yang berbeda.
14
Selain itu, Keragaman budaya dapat menarik wistawan luar
negeri.Oleh karena itu, kita wajib melestarikannya.Untuk mengetahui
keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
4. Model Word Square dan Talking Stick
Model Pembelajaran Word Square adalah salah satu model yang
dapat digunakan guru dalam pembelajaran model ini membutuhkan suatu
kejelian dan ketelitian siswa, sehingga dapat merangsang siswa untuk
berpikir efektif melalui permainan acak huruf dalam pembelajaran.
Winataputra (2009) mengemukakan pada e-journal PGSD (Ngurah, 2016)
bahwa model pembelajaran word square merupakan model pembelajaran
yang dapat memadukan kemampuan menjawa pertanyaan dengan kejelian
dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban dan mirip seperti
teka-teki silang bedanya, jawaban sudah ada namun disamarkan dengan
menambah kotak penyamar atau pengecoh.
Suprijono (2015: 128) menambahkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick adalah pembelajaran yang mendorong siswa
untuk berani mengemukakan pendapat. Kurniasih (2015: 82)
mengemukakan model pembelajaran talking stick merupakan satu dari
sekian banyak model pembelajaran kooperatif.
15
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana yang akan dilaksanakan oleh
seorang peneliti dalam penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas atau classrom action research yaitu
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik
praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Mahmud dan Tedi,
2008: 19). Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk memecahkan
masalah masalah yang ada di kelas diaplikasikan kemudian secara
langsung di dalam kelas.
Salah satu masalah dalam pembelajaran IPS ini adalah interaksi
belajar siswa yang bersifat satu arah yang mengakibatkan kreativitas
belajar siswa menjadi menurun. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran
yang diterapkan cenderung monoton tanpa adanya inovasi penggunaan
metode pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS, dikarenakan guru
kurang terampil mengembangkan metode dalam melakukan pendekatan
terhadap siswa. Akibatnya siswa hanya diberikan hafalan yang membuat
mereka jenuh dan tidak tertarik pada mata pelajaran IPS. Selain itu,
sumber belajar yang dipakai guru dalam proses pembelajaran hanya buku
yang ada di sekolah tidak menyarankan kepada siswa untuk membeli buku
16
yang lain. Dalam pemberian latihan kebanyakan menggunakan LKS atau
latihan yang ada di buku. Sebaiknya guru meminta siswa untuk melakukan
percobaan atau pengamatan agar siswa lebih aktif dalam setiap proses
pembelajaran. Dengan begitu siswa lebih mudah untuk memahami setiap
materi yang telah diajarkan.
Oleh sebab itu, guru di tuntut dapat memilih model pembelajaran
yang dapat memicu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat
dalam pengalaman belajarnya.Salah satu alternatif model pembelajaran
yang memungkinkan dikembangkanya keterampilan bepikir siswa dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan model pembelaran word
square dan talking stick.Dengan menggunakan model pembelaran word
square dan talking stick ini, diharapkan mampu membuat perubahan pada
diri siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS,
pada kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Penelitian dikakukan di MI Ma’arif Tingkir Lor, yang beralamat di desa
Cengek, Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
b. Peneletian dilaksanakan pada bulan Februari 2020
c. Subyek penelitian yaitu siswa MI Ma’arif Tingkir Lor yang berjumlah
22 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 14 perempuan.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti ditunjukkan
pada Gambar 1. Tahapan-tahapan penelitian pada tiap siklus pembelajaran
17
sesuai dengan Berdasarkan langkah-langkah penelitian tersebut siklus PTK
dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto,dkk., 2007: 1) :
Gambar 1.1.diuraikan sebagaiaman tertulis dibawah ini:
a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus
dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Pada
tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
Membuat skenario pembelajaran dengan penggunaan
pembelajaran word square dan talking stick.
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Mempersiapkan sumber belajar
c. Menyusun soal evaluasi untuk siswa
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
?
18
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan
kelas.Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran
yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan.Penelitian tindakan kelas
ini dilaksankan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk
mengetahui prestasi belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran word square dan talking stick.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:
pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segela aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dimulai, kemudian
dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
kreaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh
berbagai data baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif.Selanjutnya data tersebut dikelompokkan dan di analisis
dengan tenik yang sesuai.
Adapun kegiatan guru selama proses ini adalah:
a. Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa.
19
b. Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-langkah
tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan tindakan lagi
secara lebih terfokus
c. Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai
d. Menindaklanjuti hasil pencapaian siswa
e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas
yaitu:
a. Observasi yaitu suatu kegiatan memperhatikan dengan cara
menyaksikan langsung. Yang dipusatkan Pada obyek yang ingin di tuju
dengan menggunakan alat indra (Sutrisno, 1997: 56). Jadi dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas teknik pengumpulan data dengan
mengamati kegiatan selama pembelajaran berlangsung teknik ini
digunakan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan hasil belajar
siswa (Poerwanti, 2008: 34).
b. Tes/Evaluasi
Teknik tes adalah teknik yang digunakan sebagai alat
pengukuran berupa pertanyaan, perintah, danpetunjuk yang ditujukan
kepada test untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu .Pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
20
pengajaran sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2012:
35).
Dalam teknik ini akan mendapatkan data yang berupa nilai
siswa yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS yang meggunakan model pembelajaran word square
dan talking stick. Dokumentasi yaitu suatu pengambilan data dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses
pembelajaran ips menggunakan pembelajaran word square dan talking
stick, seperti Silabus yang merupakan rencana dan pengaturan kelas
dalam pebelajaran dan sebagai pedoman dalam penyusunan RPP.
Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam
tiap-tiap putaran pembelajaran.Nilai siswa sebelum penggunaan strategi
peta konsep pada mata pelajaran IPS penulis gunakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan salah satu alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah oleh peneliti (Arikunto, 2007: 101).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa tes dan
lembar observasi.
21
a. Tes tertulis/soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang terkait dengan materi
suber daya alam dan masalah sosial di lingkungan setempat.
b. Lembar observasi, pada lembar observasi ini digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data terkaitkinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar
afektif, dan hasil belajar psikomotor siswa. Instrumen penilaian ini
dirancang oleh peneliti bersama dengan guru kelas untuk menilai
kinerja guru, aktivitas siswa, hasil belajar afektif, dan hasil belajar
psikomotor siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap
kegiatan yang diamati dicatat dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
5. Analisis Data
Analisis data sangat penting untuk digunakan dalam mengetahui
hasil dan untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang
telah dikumpulkan pada setiap siklusnya.Analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan soal tes formatif pada
setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang telah terkumpul tadi lalu
dianalisis per siklus untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa.Hal ini membuktikkan hipotesis tindakan
maka hasil penelitian analisis pengunaan statistik untuk meghitung
ketuntasan klasiskal.Apabila hasil belajar yang diperoleh siswa klasikal
mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk meghitung
presentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut: (Sam’s, 2010: 94).
22
a. Penilaian Ketuntasan Belajar
Penilaian ketuntasan belajar dapat menggunakan rumus
berikut:
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
N = Jumlah keseluruhan
F = Frekuensi (Djamarah, 2000: 226).
b. Penilaian Rata-rata Kelas
Penilaian rata-rata kelas dapat menggunakan rumus:
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa
N = Banyaknya siswa (Djamarah, 2000: 264).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memperjelas dan
mempermudah gambaran umum tentang isi penyajian data pada penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
Bagian awal ini meliputi sampul, lembar logo IAIN, halaman judul,
lembar persetujuan pembimbing, lembar pernyataan keaslian tulisan, lembar
P =
M = ∑
23
pengesahan kelulusan, moto hidup dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.
BAB I Pendahuluan yaitu berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, metode penelitian yang berisi rancangan penelitian,
subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan serta sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori yaitu berisi tentang kajian teori yang berisi
peningkatan, belajar, hasil belajar, hakikat belajar, tujuan belajar, prinsip
belajar, ciri-ciri belajar.Kajian Materi berisi tentang mata pelajaran, materi
penelitian dan model pembelajaran, dan terakhir yaitu Kajian Pustaka.
BAB III Deskripsi Penelitian yaitu berisi tentang deskripsi
pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan
siklus II.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yaitu berisi mengenai
pembahasan hasil penelitian deskripsi pelaksanaan persiklus.
BAB V Penutup yaitu berisi kesimpulan saran, dan juga kata penutup.
Bagian akhir dalam penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari daftar
pustaka, daftar riwayat hidup penulis, dan lampiran-lampiran.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotor (Sudjana, 2009: 3).
Sedangkan menurut Suprijono (2013: 7) Hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Selain itu Asep dan Haris (2012: 14) juga berpendapat
bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku
yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris
dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan
pentingg dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui belajar.
Selanjutnya tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-
kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu (Rusman, 2015: 67).
25
Badrus Zaman (2013: 32) mendefinisikan hasil belajar adalah suatu
hasil akhir yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan proses
belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan tersebut dapat diperinci
sebagai berikut: a). Tingkah laku, b). Sistem Nilai, c). Perbendaharaan
konsep, d). Kekayaan informasi.
Dari beberapa teori pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi
dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung
kepada apa yang telah diketahui pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan
motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.Guru
memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas pengajaran yang
dilaksanakannya. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dan meningkatkan kemampuan belajar bagi
siswanya dan untuk memperbaiki mutu mengajarnya (Sayid, 2015.
Penerapan Model Pembelajaran Word Square Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Pengawu
(Online).http://media.neliti.com.diakses 31 Mei 2020).
Dengan demikian guru harus dapat mengamati terjadinya
perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian.Tolak ukur
keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai
itudiperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu
tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru
menentukan prestasi belajar siswa.
26
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt (dalam Ahmad Susanto, 2013: 12)
belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara
kodrati jiwa raga siswa mengalami perkembangan. Perkembangan
sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa
sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu siswa itu sendiri
dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik
jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan; kreativitas guru, sumber-
sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan
lingkungan.
Adapun faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun
eksternal. Secara perinci,uraian mengenai faktor internal dan eksternal,
sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya.Faktor internal ini meliputi; kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
27
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil beajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang
terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang
kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari
berpengaruh dalam belajar peserta didik (Susanto, 2013: 12).
Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa sebagai berikut:
a) Kecerdasan Anak
Kecerdasan yang dimiliki oleh sesorang sangat
mempengaruhi cepat lambatnya penerimaan informasi serta
terselesaikan tidaknya suatu permasalahan. Alfred Binnet
membagi inteligensi ke dalam tiga aspek kemampuan, yaitu:
kemampuan dalam memuaskan kepada suatu masalah yang
dipecahkan, kemampuan beradaptasi terhadap suatu masalah
yang dihadapinya secara fleksibel dalam menghadapi masalah,
dan kemampuan untuk untuk mengritik, baik terhadap masalah
yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
28
b) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat
perkembangan dimana individu atau organ-organ sudah
berfungsi sebagaimana mestinya.Hal ini menjadi salah satu
penentu keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu setiap
upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu.
c) Bakat Anak
Bakat merupakan memapuan atau potensi yang dimiliki
seorang untuk belajar lebih cepat.Kemampuan ini dimiliki
seorang sebagai bawaan sejak lahir.Jika seseorang
menggunakan kemampuanya secara maksimal dapat
mempengaruhi hasil belajar yang didapat.
d) Kemauan Belajar
Kemauan belajar merupakan tingkat enggan tidaknya
seseorang berkeinginan untuk belajar, tinggi rendahnya
kemauan belajar dapat mempengaruhi hasil belajar yang diraih
sesorang.
e) Minat
Minat merupakan kecenderungan atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Seorang peserta didik yang mearuh
minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya
lebih banyak daripada peserta didik lainya. Sehingga karena
29
pemusatan perhatian tersebut memungkinkan peserta didik
untuk belajar lebih giat lagi dan akhirnya mencapai prestasi
yang diinginkan.
f) Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama yang
mempunyai kewajiban bagi pembentukan kepribadian
anak.Keadaan keluarga berpengaruh pada hasil belajar peserta
didik, perhataian yang kurang terhadap anak, kurangnya
ekonomi, serta kebiasaan perilaku orang tua yang kurang baik
dapat menghambat dan megurangi minat belajar seorang anak.
g) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat
pembinaan peserta didik. Sekolah hendaknya bekerja sama
dengan instansi-instansi yang memiliki tujuan yang sama
dalam memperbaiki pendidikan. Sekolah juga dihimbau untuk
menyediakan fasilitas pengembangan ketrampilan peserta
didik, contoh adanya latihan kepramukaan, kesenian, olahraga
dll.Hal ini dapat membantu menunjang pendidikan anak-anak
di sekolah.
h) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada
model penyajian materi.Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, danmudah
30
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif
terhadap keberhasilan belajar.
i) Pribadi dan Sikap Guru
Siswa, begitu juga manusia pada umumnya dalam
melakukan belajar tidak hanya melalui bacaan atau melalui
guru saja, tetapi bisa juga melalui contoh-contoh yang baik dari
sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Kepribadian dan sikap guru
yang kreatif dan penuh inovatif, maka siswa akan meniru
gurunya yang aktif dan kreatif ini.
j) Suasana Pengajaran
Faktor lain yang ikut menetukan keberhasilan siswa
dalam belajar adalah suasana pengajaran yang tenang,
terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan
menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya
akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkatkan secara
maksimal.
k) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah
laku dan latar belakang pendidikan.Hal ini dapat
mempengaruhi kondisi seorang terutama peserta didik.
31
l) Kompetensi Pendidik
Pendidik memiliki peran yang penting dalam berhasil
tidaknya suatu proses pembelajaran. Kualitas pengajaran
disekolah sangat ditentukan oleh pendidik. Pendidik yang
profesional adalah pendidik yang memiliki kompetensi dalam
bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar yang tepat bagi
peserta didiknya (Susanto, 2013: 15).
b. Macam-macam Hasil Belajar
Susanto (2013: 6) menyatakan bahwa hasil belajar sebagai
berikut:
1) Pemahaman Konsep
Menurut Bloom pemahaman adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap, memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh ,mana siswa
dapat memahami serta mengerti apa yang baca, yang dilihat,
yang dialami, atau yang rasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang dilakukan.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 6)
mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
32
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam individu siswa.
Keterampilan ini berarti kemampuan mengunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efesien untuk mencapai
hasil tertentu.
3) Sikap
Lange dalam Azwar sikap tidak hanya merupakan
aspek mental, melainkan mencakup pula aspek respon
fisik.Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan
fisik secara serentak. Selanjutnya Azwar mengungkapkan
tentang struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling
menunjang yaitu: komponen kognitif, afektif, dan konatif.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran IPS adalah suatu pembelajaran yang bertujuan
untuk mendidik dan memberi bekal dan kemampuan dasar kepada
siswa agar dapat mengembangkan ilmunya sendiri dalam masyarakat
dan dapat berinteraksi sosial yang benar.Pembelajaran IPS lebih
menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep karena
dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap,
nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya (Sapriya,2009: 98).
33
Sedangkan IPS yaitu sebuah mata pelajaran yang diajarkan di
MI/SD. Pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa
tentang gejala atau masalah sosial yang ada di sekitar siswa . Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) merupakan penggabungan dari cabang-
cabang ilmu sosial yang mengkaji seperangkat ekonomi
(Sumaadmadja, 2010: 11).
IPS bagi pendidikan dasar merupakan hasil perpaduan dari
mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,
antropologi, psikologi, dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata
pelajaran tersebut memiliki objek material kajian yangsama yaitu
manusia (Nurdianti, 2016). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
Madrasah Ibtidaiyah yang diajarkan umumnya diarahkan dalam rangka
menyiapkan siswa untuk belajar lebih lanjut ke jenjang berikutnya dan
mempersiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat serta memasuki
dunia kerja yang tersedia.
Dengan demikian pembelajaran IPS harus mampu memberikan
motivasi ke peserta didik bersifat aktif, kreatif, inovatif, yang
sesuaikan dengan tingkat pengetahuandan perkembangan peserta didik.
Selama proses pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di
madrasah/sekolah lebih banyak menekankanpada penguasaan materi
sebanyak mungkin,sehingga proses belajar yang dilakukan lebih
cenderung bersifat kaku dan terpusat pada satu.
34
b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai program pendidikan tidak
hanya menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus
diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga
negara yang memiliki tanggungjawab atas kesejahteraan bersama.
Oleh karena itu, siswa dibina tidak hanya cukup berpengetahuan dan
berkemampuan berpikir tinggi semata, melainkan harus memiliki
kesadaran dan tanggugjawab tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat,
bangsa, dan negara (Arif, 2009: 45).
Menurut Sardiyo dalam buku Rasimin mengatakan bahwa
ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan
manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Secara sederhana dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan
sosial, diadaptasi kedalam organisasi professional yang secara khusus
membina dan mengembangkan semacam ilmu pengetahuan sosial pada
tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta
keterkaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu
pendidikan (Rasimin, 2013: 38).
Dengan memantapkan ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial
perlu diketahui beberapa ciri-cirinya.Salah satu ciri utamanya yaitu
bekerja samanya antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-
ilmu soaial untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin
35
ilmu pendidikan yang dimaksud adalah adanya seperangkat
kemampuan yang berguan sebagai berikut
a. Memilih bahan pendidikan dari disiplin-disiplin ilmu sosial dan
humanitis untuk tujuan pendidikan mengorganisasikan bahan
pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
b. Mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.
c. Menyajikan metode pendidikan secara ilmiah dan psikologi untuk
tujuan pendidikan
d. Menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Setiap suatu pembelajaran memiliki tujuan yang akan dicapai
terutama dalam kegiatan pembelajaran IPS. Pada dasarnya tujuan
pendidikan IPS secara umum adalah unum adalah untuk mendidik, dan
memberi bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan
ketrampilan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri
sesuai dengan bakat, minat, karakter, kemampuan, dan lingkungannya,
serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan tujuan diatas, maka tujuan pendidikan IPS di
madrasah ibtidaiyah adalah:
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
36
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta
bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk
warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan masyarakat,
jugamemilikifungsi aplikatif.Fungsi yang dimaksud adalah ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan.
Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain
memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan sosial dlam
kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud ketrampilan sosial yaitu
ketrampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan
hidup bermasyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong
37
menolong sesame umat manusia, melakukan tindakan dalam
memecahkan persoalan sosial masyarakat.
Sedangkan ketrampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan
sosial adalah ketrampilan berpikir, kecepatan, dalam memanfaatkan
pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di
masyarakat. Menurut Sumaatmadja pada buku Rasimin, dikatakan
bahwa fungsi ilmu pengetahuan sosial sebgai program pendidikan
adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial siswa
terhadap kehidupan di masyarakatdan bermasyarakat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu
pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi
warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan
kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan negara. Mengingat bahwa kehidupan dimasyarakat dan
masyarakat berkembang secara terus menerus, maka landasan
pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan
harus disesuaikan dengan tuntunan dan perubahan sekaligus kemajuan
masyarakat.
3. Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya
Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku
Indonesia kaya dengan suku bangsa dan budaya.Indonesia
memiliki 33 provinsi.Setiap provinsi memiliki suku bangsa serta budaya
yang berbeda.
38
Selain itu, Keragaman budaya dapat menarik wisatawan luar negeri.Oleh
karena itu, kita wajib melestarikannya.Untuk mengetahui keragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia.
a. Bhineka Tunggal Ika
1) Makna Bhineka TungglIka
Indonesia adalah negara kepulauan.Pulau-pulaunya
didiami oleh berbagai suku bangsa.Keragamnnya menyebabkan
keragaman adat dan budayanya.
Keanekaragaman suku bangsa tidak menyebabkan
perpecahan.Akan tetapi, semakin memperkokoh dan memperkuat
bangsa kita.Hal ini tercermin dalam semboyan negara kita.Kamu
tentu pernah ataupun sering mendengarkan kalimat
“BhinekaTunggal Ika”.Artinya walaupun berbeda-beda suku,
adat, agama, budaya dan bahasa daerahnya, tetapitetap satu yaitu
bangsa Indonesia.Bhineka TunggalIka diambil bukusutasoma
karangan Empu Tantular.
2) Persatuan dan Kesatuan
Bagaiamana bunyi sila ketiga dari Pancasila?Sila ketiga
dilambangkan dengan “Pohon Beringin”.
Keragaman suku bangsa dan budaya merupakan kekuatan.Hal ini
tidak terpisahkan dalam kehidupan bernegara.Sejarah telah
membuktikan persatuan dan kesatuan bangsa, ternyata dapat
mengusir penjajah.Ketika bangsa Indonesia mengalami
39
kegagalan.Dikarenakan kita belum bersatu.Pada saaat itu masih
bercerai-cerai.Keadaan tersebut menyebabkan perjuangan mudah
untuk dipatahkan dan berkembang sejak dahulu.
b. Ragam Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
1) Suku Bangsa Jawa
Suku jawa tersebesar di seleruh wilayah
Indonesia.Namun aslinya mereka menempati Jawa Tengah,
D.I.Yogyakarta, dan Jawa Timur.Bahasa yang mereka gunakan
adalah bahasa jawa.Masyarakt hidup bertani.Ketrampilan khas
yang mereka miliki, yaitu membatik, menganyam, dan
memahat.Masyarakat Jawa memiliki budi bahasa yang
halus.Mereka adalah pekerja keras dan hormat kepada tradisi
leluhur.
2) Suku Bangsa Sunda
Suku sunda kita temui di Jawa Barat dan
Sekitarnya.Mereka menggunakan Bahasa sunda. Bahsa Sunda.
Bahasa Sunda hampir sama dengan Bahasa Jawa. Suku Sunda
memiliki karya sastra yang terkenal.Diantaranya adalah cerita
pantun, cerita tentang kepahlawanan di Sunda.Masyarakat Sunda
umumnya bekerja sebagai petani. Selain itu juga berkebun, hasil
perkebunan yang banyak dihasilkan, yaitu teh dan sayur-sayuran.
40
3) Suku Bangsa Batak
Suku bangsa ini menempati wilayah Sumatra Utara.Suku
bangsa terdiri atas berbagai kelompok. Diantaranya Batak Karo,
Mandailing, Toba, Angkola, dan Simalungun. Masyarakat batak
hidup bertani dan bertenak.
4) Suku Bangsa di KalimantanTengah
Suku bangsa dayak menempati wilayah Kalimantan
Tengah. Bahasa yang mereka dunakan adalah bahasa dayak dan
bahasa Nguju. Masyarakat dayak hidup bertani, berburu ke hutan,
dan menangkapikan. Selain itu, para ibu-ibu di rumah
mengerjakan anyaman rotan.Hasilnya berupa tikar topi, dan alat-
alat rumah tangga lainnya. Keharingan adalah kepercayaan
adanya roh-roh yang menempati alam semesta, keharingan adalah
kepercayaaan asli suku dayak. Meskipun kita dibedakan oleh
bangsa.
5) Suku Bangsa di Maluku
Di Maluku terdapat banyak suku diantaranya morotai,
lada, tadore, nusa laut, ternate, tanibor, saparna, dan ambon. Suku
bangsa ambon terletak di pulau ambon, provinsi Maluku,
penduduk ambon dibedakan menjadi dua yaitu: penduduk yang
tinggal di pantai dan penduduk asli tinggaldi pegunungan,
sedangkan penduduk yang di pinggir pantai adalah suku campuran
seperti orang bugis, buton Makassar dan jawa.
41
6) Suku Bangsa di Papua
Di pulau papua banyak suku bangsa diantaranya walgeo,
bantata, salawati, biak, suku bangsa di papua bertempat
tinggaltersebar, seperti penduduk daerah di cendrawasih,
penduduk rawa-rawa di daerah pantai utara, mereka mnggunakan
bahasa malanesia, amata pencahariannya meramu sagu yang
dimasak menjadi bubuk, atau semacam roti bakar, pekerjaan
mencari sagu adalah pekerjaan kaum perempuan, sedangkan para
laki-laki biasanya berburu dan mencari hasil hutan, agama yang
mereka anut sebagian besar adalah percaya adanya roh-roh
leluhur.
7) Suku Bangsa di Bali
Suku bali terdapat di pulau bali, suku bali dibagi menjadi
dua yaitu suku bali alga dan bali majapahit, suku bali alga terkenal
keunikan budayanya, mereka sangat tekun dengan ibadah agama
merekayaitu hindu. Orang hindu percaya trimurti yang memiliki
tiga wujud yaitu dewa brahmana, dewa wisnu, dan dewa siwa,
semua ajarannya terdapat didalam kitab weda. Bahasa sehari-hari
adalah bahasa bali, mata pencaharian sebagian besar mereka
adalah bertani, berternak, perikanan, dan perajin patung, ukir dan
lukisan. Upacara yang terkenaldi bali adalah upacara ngaben yaitu
upacara pembakaran mayat yang telah meninggal dimaksudkan
agar mayat telah meninggal ruh mereka nirwana.
42
c. Keragaman Budaya
Keragaman suku bangsa menghasilkan budaya yang
beragam.Bentuk keragaman itu berupa bahasa daerah, pakaian adat,
rumah adat, tarian daerah, lagu daerah, alat music daerah, adat istiadat
setempat/upacara adat, serta makanan khas daerah.
1. Bahasa Daerah
Setiap suku bangsamempunyai bahasa daerah yang
khas.Ada bahasa jawa, bahasa minangkabau, bahasa sunda,
bahasa batak, bahasa Madura, dan lain sebagainya.
2. Adat istiadatnya
Ada bermacam-macam adat istiadat.Contohnya upacara
adat yang diapaki waktu orang menikah, waktu orang melahirkan,
waktu orang meninggal, dan masih banyak lagi yang
lainnya.Sebagian besar upacara-upacara ini dipadukan dalam
agama yang dianut masyarakat.Meskipun berbeda-beda, adat
istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang sangat indah
yang dimiliki bngsa Indonesia.
3. Bentuk Rumah Adat
Bentuk rumah suku-suku bangsa yang ada di Indonesia
juga bermacam-macam. Misalnya:
a) Rumah adat Sumatra barat disebut rumah gadang.
b) Rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut rumah
joglo.
43
c) Rumah adat Sulawesi Utara disebut rumah pewaris.
d) Rumah adat suku Toraja disebut rumah tongkanan.
e) Rumah betang di Kalimantan Tengah.
f) Rumah lobo di Sulawesi Tengah.
4. Pakaian Adat
Pakaian adat dipakai pada acara khusus.Salah satunya
berupa pesta perkawinan, upacara adat, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh pakaian adat yang ada di provinsi Indonesia
sebagai berikut:
5. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional sangat beragam.Alat musik berguna
mengiringi lagu dan tarian.Selain itu, alat musik juga untuk
menghibur. Berikut adalah alat musik tradisional antara lain:
boning (Jawa), cengceng (Bali), gambus (Jambi), kolintang
(Sulawesi), sasando (Maluku), dan tifa (Papua).
6. Tarian dan Lagu
Tarian Daerah Setiap daerah mempunyai jenis tarian yang
khas.Tarian di pertunjukkan pada saat tertentu, seperti saat
upacara adat, menerima tamu agung, dan menjamu para
wisatawan. Adapaun beberapa macam tarian daerah antara lain:
a) Seudati, Marhaban Nanggroe Aceh Darussalam
b) Tortor, Sigalegale Sumatera Utara
c) Piring, Lilin, Serampang Dua Belas Sumatera Barat
44
d) Gitek Balen, Yapong, Jaipong DKI Jakarta
e) Serimpi, Gambyong, Golek Jawa Tengah
f) Maengket Sulawesi Utara
g) Pendet, Kecak, Legong Bali
h) Tari Perang Nusa Tenggara Timur
i) Lenso, Cakalele Maluku Utara
j) Gale-gale, Yosin Papua
d. Menghargai Keragaman
Budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Menghargai
keragaman budaya akan memperkokoh persatuan dan kesatuan dan
kesatuan bangsa. Kekuatan itu untuk menuju kearah
kemajuan.Perbedaan masing-masing daerah wajib kita hargai.Baik
dalam kehidupan dilingkungan rumah sekolah, masyarakat. Cara
menghargai keragaman diantaranya sebagai berikut:
1) Senang belajar budaya daerah lain.
2) Gemar melihat petunjukan atau pentas budaya daerah
3) Tidak menganggap rendah budaya daerah lain.
4) Menghindari sikap kedaerahan.
5) Menghormati budaya secara positif
45
B. Model Pembelajaran Word Square dan Talking Stick
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Joyce dan Weil
menyatakan bahwa model pembelajaran ialah suatu rencana atau pola
yang dapat di gunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pelajaran dikelas atau yang lain (Rusman, 2013: 133).
Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa
yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan,
prinsip-prinsip dasar pembelajaran dengan reaksi guru dan siswa serta
sistem penunjang yang disyaratkan.
Menurut Arends dalam Suprijono (2013: 46). Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
46
Menurut Amri (2013: 34) model pembelajaran kurikulum 2013
memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau
prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:
1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta
ataupengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar(tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapatdilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Metode pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah
metode ceramah. Metode ceramah dilakukan dengan penuturan bahan
pembelajaran secara lisan (Mulyono, 2018 : 82). Hal ini menyebabkan
peserta didik bosan dan pada akhirnya tidak memperhatikan guru
menerangkan meteri pembelajaran.Jika guru hanya menggunakan metode
ceramah saja dalam pembelajaran peserta didik kurang menarik serta
kurang termotivasi dalam dalam mengikuti pembelajaran. Agar Ilmu
Pengetahuan Sosial tercapai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu
memahami dan menguasai materi apa yang akan disampaikan, serta guru
harus memilih metode apa yang cocok untuk digunakan dalam
menyampaikan materi yang akan disampaikannya.
47
Istilah pembelajaran mengarahkan pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya.Lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang
lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, atau prosedur.Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer,
kurikulum, dan lain-lainnya.Model berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran serta serta para guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Strategi, metode, teknik, pendekatan, dan model memiliki
hubungan yang saling terkait, karena berpatokan pada tujuan
pembelajaran, pemilihan strategi, teknik, dan perumusan tujuan yang
kemudian diimplementasikan kedalam metode yang relevan selama
proses pembelajaran yang dapat menarik perhatian sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pola pembelajaran yang
bergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru,
dimana didalamnya melibatkan strategi, teknik, pendekatan dan metode
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dan keberhasilan peserta
didik.
48
2. Model Pembelajaran Word Square
Menurut Kurniasih dan Sani (2015: 97) model membelajaran
word square adalah sebuah model yang berorientasi terhadap ketelitian
siswa.Model ini melatih kejelian dan mengasah kemampuan siswa dalam
mencocokan huruf yang tersedia dalam kotak jawaban menjadi sebuah
kata yang tepat.Dalam kotak jawaban terdapat banyak huruf yang
disamarkan dengan maksud sebagai pengecoh. Keistimewaan dari model
Word Square adalah model ini bisa digunakan untuk semua mata
pelajaran. Tinggal bagaimananya seorang guru memprogram proses
pembelajaran dengan pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk
berpikir secara efektif.
Model Pembelajaran Word Square adalah salah satu model yang
dapat digunakan guru dalam pembelajaran model ini membutuhkan suatu
kejelian dan ketelitian siswa, sehingga dapat merangsang siswa untuk
berpikir efektif melalui permainan acak huruf dalam pembelajaran.
Winataputra (2009) mengemukakan pada e-journal PGSD (Ngurah.2016)
bahwa model pembelajaran word square merupakan model pembelajaran
yang dapat memadukan kemampuan menjawa pertanyaan dengan kejelian
dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban dan mirip seperti
teka-teki silang bedanya, jawaban sudah ada namun disamarkan dengan
menambah kotak penyamar atau pengecoh.
49
1. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran word square
Kelebihan
a) Mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
b) Siswa akan terlatih untuk disiplin.
c) Sebagai latihan sikap teliti dan kritis.
d) Merangsang jiwa untuk berpikir efektif.
Kekurangan
1) enguji kesiapan peseta didik dalam pembelajaran.
2) Siswa tinggal menerima bahan mentah
3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimiliki. (Imas,2015:97).
2. Langkah-langkah model pembelajaran word square
1) Guru menyampaikan materi yang sesuai dengan tujuan dan
kompetensi yang akan dicapai.
2) Guru membagikan lembaran kegiatan siswa sesuai contoh.
3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai dengan jawaban.
4) Guru memberikan point dari setiap jawaban yang ada di dalam
kotak. (Tukiran, 2015: 115)
Adapun dalam penelitian ini, model pembelajaran word square
dikombinasikan dengan media gambar, sehingga langkah-langkah pun
berkembang dan berbeda dari langkah-langkah yang tercantum
50
diatas.Akan tetapi tidak sampai keluar jauh dari konteks yang
sesungguhnya. Di antaranya sebagai berikut:
1) Guru menempelkan media gambar di papan tulis berupa gambar.
2) Guru menjelaskan materi dengan menggunakan bantuan gambar.
3) Guru memberikan lembar kerja siswa yang berupa sebuah soal
dan jawaban berupa kotak-kotakyang didalamnya terdapat huruf
yang diacak.
4) Siswa dimintai mengamati soal dan siswa dimintai untuk
mengarsir jawaban yang mereka temukan pada kotak-kotak yang
telah disediakan.
5) Siswa menuliskan kembali kata yang sengaja dihilangkan di
sebuah teks yang tersedia di dalam lembar kerja siswa.
6) Guru meberikan points dan mengevaluasi.
3. Model Pembelajaran Talking Stick
Belum banyak referensi yang dapat dijadikan pegangan khusus
dalam membahas model pembelajaran talking stick. Namun demikian,
talking stick salah satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif
yang dapat menciptakan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Suprijono (2015: 128) menambahkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick adalah pembelajaran yang mendorong siswa
untuk berani mengemukakan pendapat.Kurniasih (2015: 82)
mengemukakan model pembelajaran talking stick merupakan satu dari
sekian banyak model pembelajaran kooperatif.
51
Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan
tongkat.Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat
atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pelajaran. Sejalan dengan Kurniasih, Huda (2014: 224) menyatakan
talking stick merupakan model pembelajaran kelompok dengan bantuan
tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi
pokok.
Jadi, pada mulanya talking stick (tongkat berbicara) adalah model
yang digunakan oleh penduduk asli Amerika (suku Indian) untuk
mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam
suatu forum (pertemuan antar suku).Kini model itu sudah digunakan
sebagai model pembelajaran di ruang kelas.Sebagaimana namanya,
talking stick merupakan model pembelajaran kelompok dengan
berbantuan tongkat.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah
pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok dimana guru
menggunakan tongkat sebagai media agar mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
52
1. Kelebihan dan kekurangan talking stick
Kelebihan
1) Mengujikesiapan peseta didik dalam pembelajaran.
2) Melatih peserta didik memahami materi dengan cepat.
3) Memacu agar peserta didik lebih giat belajar.
4) Peserta didik berani mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan
a) Membuat peserta didi menjadi senam jantung.
b) Peserta didik tidak siap tidak bisa berbicara.
c) Membuat peserta didik tegang.
2. Langkah-langkah talking stick
a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
b) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya +20 cm.
c) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
d) Guru memanggil perwakilan kelompok untuk satu materi tugas
sehingga kelompok mendapat satu materi/tugas yang berbeda
dari kelompok lain.
e) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada
secara kooperatif.
f) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua/perwakilan
kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya.
g) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpuan.
53
h) Evaluasi.
i) Penutup (Huda, 2013: 225).
C. Kajian Pustaka
1. Dwi Rahmawati, 2019. “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Kenampakan Alam wilayah Daratan dan Perairan Menggunakan Model
Talking Stick dan Media Gambar Pada Siswa Kelas V MI Tholabiyah,
Krajon, Banyubiru, Semarang, tahun Pelajaran 2018/2019” bahwa
pengunaan Model Talking Stick dan Media Gambar Materi Kenampakan
Alam wilayah Daratan dan Perairan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang ditandai dengan ketuntasan belajar siswa, yaitu pra siklus
(47,61%), 10 siswa yang tuntas, Siklus I (66,67%) 14 siswa yang tuntas,
dan pada akhir siklus II mengalami peningkatan menjadi (90,47%) 19
siswa yang tuntas. Dan dinyatakan hasil belajar secara klasikal(90,47%).
2. Menurut Husnawati, (2011). Dalam skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada Murid Kelas IV
SD Inpres Biringkaloro Kabupaten Gowa Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yaitu
pada siklus I mencapai nilai rata-rata 52,24, pada siklus II nilai rata-rata
mencapai 75,06. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas IV
di SD Inpres Biringkaloro Kabupaten Gowa.
54
3. Eka Wijana, (2011) dengan judul “Penerapan Model Belajar Word
Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas VIII-C SMP AL-Falah Karangwangi Depok
Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar yaitu pada siklus I mencapai rata-rata 73,3 %
dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 86,67 %, sedangkan keaktifan
klasikal pada siklus I 51,7 % dan siklus II 66,67 %. Berdasrkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar
Word Square dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII-C SMP AL-Falah Karangwangi Depok Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan dari ketiga kajian pustaka diatas terdapat persamaan
dan perbedaan antara yang dilakukan peneliti dengan peneliti
sebelumnya.Persamaannya yaitu penelitiannya menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dan Word Square untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.Perbedaan terletak pada objek yang
diteliti, dan sasaran penelitian serta media pembelajaran yang digunakan.
Peneliti mengambil judul yaitu “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Keanekaragaman Suku dan Budaya Melalui Model Pembelajaran Word
Square dan Talking Stick Pada Kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.
55
BAB III
DESKRIPSI PENELITIAN
A. Diskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan tindakan ini dimulai dengan mempersiapkan RPP
yang telah dibuat, disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta perangkat pembelajaran meliputi absensi, lembar observasi,
lembar penilaian dan soal tes, lembar pengamatan siswa dan gruru dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan
program pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini peneliti menggunakan nilai ulangan
harian atau hasil belajar mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga. Sebagai bahan perencanaan penelitian tindakan kelas
ini.
Berikut hasil perolehan nilai ulangan harian sebelum menggunakan model
pembelajaran Word Square dan Talking Stick.
56
Tabel 3.1
NILAI ULANGAN HARIAN PRA SIKLUS
MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR
NO NAMA SISWA KKM NILAI KETRANGAN
1 SR 70 65 Belum Tuntas
2 MJAPS 70 48 Belum Tuntas
3 MZAP 70 45 Belum Tuntas
4 UMZ 70 40 Belum Tuntas
5 LEPN 70 73 Tuntas
6 ZNSP 70 54 Belum Tuntas
7 AFD 70 55 Belum Tuntas
8 AFM 70 65 Belum Tuntas
9 LAZS 70 63 Belum Tuntas
10 JKH 70 75 Tuntas
11 SS 70 74 Tuntas
12 AMA 70 45 Belum Tuntas
13 BCFY 70 76 Tuntas
14 KPA 70 65 Belum Tuntas
15 ZKT 70 78 Tuntas
16 AMAIM 70 73 Tuntas
17 AMD 70 62 Belum Tuntas
18 NGZ 70 50 Belum Tuntas
19 PAF 70 75 Tuntas
20 NNM 70 49 Belum Tuntas
21 YNN 70 43 Belum Tuntas
22 ASW 70 50 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata 70 56,46
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Ma’arif Tingkir
lor.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I
Pada Tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan guru untuk
berdiskusi dan bertanya-tanya tentang mempersiapan penelitian tersebut.
Kemudian dilanjutkan mempersiapkan materi pelajaran, sumber belajar,
dan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan
57
Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran,
sumber pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, dan tentunya menyusun soal evaluasi pembelajaran siswa.
Penelitian ini juga menyiapkan lembar-lembar soal yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai tolak ukur hasil belajar siswa
dan kemampuan belajar siswa di sekolah. Selain itu, juga menyiapkan
lembaran observasi aktivitas guru untuk merekam jalannya pembelajaran
yang berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus 1 dilaksanakan
pada hari, Senin, 3 Februari 2020.Target yang ingin dicapai adalah siswa
mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Kriteria
Ketuntasan Minimal ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan
guru kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor. Adapun untuk kegiatan
pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur tahap perencanaan (planning), tahap implementasi
tindakan (acting), tahap observasi dan interprestasi (observing), dan tahap
refleksi (reflecting),secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus dilakukan
peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Pada tahap ini,
peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa,
58
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut :
Membuat skenario pembelajaran dengan penggunaan pembelajaran
Word Square dan Talking Stickantara lain:
1) Menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan. Yaitu
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.
2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
3) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan strategi pembelajaran, media pembelajaran,
metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.
5) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui dan
mengasahkan kemampuan siswa.
6) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk
guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
7) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan pengembangan.
8) Menyusun soal-soal evaluasi pembelajaran untuk siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan kelas.Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap
59
perencanaan.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama
pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk mengetahui prestasi
belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran word square dan talking stick. Adapun
kegiatan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Guru mengucapkan salam, lalu berdo’a bersama dengan
dipimpin oleh salah satu siswa.
b. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
c. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
hari ini.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada hari ini.
e. Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan belajar
tentang keragaman suku bangsa di Indonesia.
f. Guru menanyakan kepada siswa “Apakah kalian sudah makan
pagi sebelum berangkat ke sekolah ?”.
g. Guru menerima jawaban siswa yang beragam dan
menyampaikan pentingnya makan pagi sebelum berangkat ke
sekolah.
h. Guru memperlihatkan media pembelajaran kepada siswa untuk
menggali rasa penasaran dan ingin tahu siswa.
60
i. Guru membagi siswa menjadi siswa menjadi 5 kelompok
berdasarkan urutan tempat duduk.
2. Elaborasi
a. Guru mengulas sedikit tentang materi pelajaran yang kemarin
b. Guru memberi instruksi kepada siswa untuk membuka buku
paket tematik tema 7 indahnya keragaman di negeriku, subtema
1 tentang keragaman suku bangsa, di negeriku kelas IV
semester II.
c. Guru menjelaskan tetang pengertian keragaman suku, agama
di indonesia
d. Guru mengajukan pertanyaan “Bentukkeragaman sukubangsa
yang terdapat di indonesia?
e. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab
“Bentukkeragaman suku bangsa yang terdapat di indonesia?
f. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran word
square dan talking stick
g. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok
h. Siswa mengamati gambar dan berpendapat tentang gambar.
Kemudian, memberi siswa waktu untuk menyampaikan hasil
diskusinya keragaman suku bangsa yang terdapat di indonesia?
i. Guru memberikan soal pada siswa
j. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan
soal.
61
k. Siswa menjawab di dalam kotak kolom yang tertera.
l. Guru mengambil stick dan diberikan pada siswa
m. Siswa menjalankan stick nyasambil diiringi dengan lagu
“Balonku ada lima”
n. Siswa yang terakhir membawa stick diberi tantangan guru
untuk menjawab materi pelajaran pada hari ini.
o. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah paham tentang
keragaman suku, budaya, agama yang terdapat di indonesia?
3. Konfirmasi
a. Guru memberi penguatan umpan balik dan penguatan terhadap
hasil pembelajaran peserta didik.
b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang keragaman
agama di Indonesia.
c. Guru mengapresiasi pekerjaan siswa dengan memberikan tepuk
tangan, pujian kepada siswa dan mengkonfirmasi cerita siswa.
d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif dan memberikan
semangat.
4. Penutup
a. Guru memberikan penguatan materi tentangmateri hari ini
tentang keragaman suku, budaya, dan agama di Indonesia
b. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi
untuk menambah semangat belajar sisa.
62
c. Guru memberikan pesan-pesan supaya rajin belajar supaya
pandai dan tetap semangat belajar.
d. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
e. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius)
f. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segela aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dimulai, kemudian
dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
kreaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran, dan
untuk mengamati aktivitas peneliti/guru dalam kegiatan belajar
mengajar berlangsung, antara lain:
1. Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati
partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk
mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh berbagai
data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.Selanjutnya data
tersebut dikelompokkan dan di analisis dengan tenik yang sesuai.
63
Adapun kegiatan guru selama proses ini adalah :
f. Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana
kompetensi yang telah dikuasai oleh siswa
g. Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-
langkah tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan
tindakan lagi secara lebih terfokus
h. Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai
i. Menindaklanjuti hasil pencapaian siswa
j. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
Pada siklus 1 ini. Guru dituntut tidak hanya monoton dengan
melakukan kegiatan belajar mengajar dari buku panduan saja, sehingga
menyebabkan siswa mudah bosen dan tidak memperhatikan pembelajaran
di kelas. Disini tugas guru harus bisa kreatif dalam menggunakan teknik
pembelajaran yang baru agar siswa memperhatikan dan fokus dalam
pembelajaran karena pembelajaran yang menyenangkan serta hasil belajar
meningkat.
2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari, Selasa,
10 Februari 2020 selama kurang lebih 1 jam mata pelajaran 2 x 35 menit.
Pada siklus II ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi
RPP, lembar soal, lembar soal observasi, lembar evaluasi dan menambah
materi pembelajaran.Dan guru harus mempersiapkan strategi
pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran dan sumber
64
pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan
menyenangkan.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini
dilakukan 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning),
implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing),
dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti
berupaya meningkatkan keaktifan, perhatian, dan hasil belajar, serta
prestasi siswa dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus
ini masih sama yaitu keragaman suku, budaya agama di indonesia.
Dalam perencaaan penelitian tindakan dalam siklus II ini kegiatan
yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPS yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran word square dan talking stick.
Adapun materi yang dibahas adalah keragaman suku, budaya
agama di indonesia.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti media
pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan.
65
3) Menyiapkan bahan ajar tentang keragaman budaya dan agama di
indonesia.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan/
aktivitas guru dan mengamati siswa dalam proses pembelajaran
dikelas.
5) Menyiapkan instrumen penilaian untuk menggali data hasil siswa
berupa lembar soal tes evaluasi.
6) Peneliti berkoordinasi dengan guru kelas selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal
a) Guru memberikan salam pembuka.
b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin do’a belajar.
c) Guru mengecek kehadiran siswa pada hari ini.
d) Guru memberikan apreasiasi dan motivasi siswa supaya lebih
bersemangat dalam belajarnya.
e) Siswa mendengar penjelasan guru tentang tujuan dan kegiatan
yang akan dilakukan.
f) Siswa mengamati berbagai gambar tentang keragaman budaya
dan agama yang terdapat di Indonesia?
g) Guru mengingatkan kembali tentang materi pelajaran
pertemuan kemarin.
66
h) Siswa mengamati penjelasan guru mengenai materi keragaman
budaya dan agama yang terdapat di Indonesia?
2. Kegiatan Inti
Elaborasi
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum dipahami.
b) Guru menjawab pertanyaan siswa.
c) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok.
d) Guru memberikan gambar dan siswa mengamati gambar
tersebut.
e) Siswa membuat soal perkelompok.
f) Guru mengambil soal dan mengacak soal tersebut.
g) Setiap kelompok diberi waktu untuk menjawab soal tersebut.
h) Perwakilan kelompok menuliskan jawaban di kolom yang telah
disediakan, dan mengasirnya.
i) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai materi yang
dibahas
j) Guru menyebutkan salah satu nomor
k) Guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab
pertanyaan
l) tersebut
m) Kelompok lain menanggapi jawaban dari temannya
n) Guru mengambil stick dan diberikan pada siswa
67
o) Siswa menjalankan Stick nyasambil diiringi dengan lagu “satu
nusa satu bangsa”
p) Kelompok yang terakhir membawa stick diberi tantangan
berupa permainan dari kesepakatan antar kelompok.
Konfirmasi
a) Guru memberikan penjelasan kembali tentang materi yang
telah di sampaikan pada hari ini.
b) Guru meminta siswa menyebutkan keragaman budaya, dan
agama yang terdapat di Indonesia?
Kegiatan Penutup
a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
hari ini.
b) Guru memberikan apreasi, pujian dan perhatian terhadap
kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan
tepat.
c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar
siswa dalam menerima materi pada hari ini.
d) Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan
datang.
e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a bersama.
f) Guru mengucap salam dan memberikan semangat kepada siswa
untuk selalu semangat belajar.
68
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung proses pembelajaran, peneliti
mengamati selam proses pembelajaran dengan mengunakan model
pembelajaran word square dan talking stick dalam meningkatkan hasil
belajar. Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut :
1. Digunakan lembar observasi untuk mengamati partisipasi dan
perhatian peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
2. Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati
aktivitas dan kinerja peneliti dalam mengelola pembelajaran
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan metode pembelajaran word square dan talking stick
yang sedang berlangsung.
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru
serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran
kedepannya.
5. Guru memberi bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang
masih kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya ataupun
siswa yang kurang antusias dan keaktifan di dalam proses
belajar mengajar.
69
d. Tahap Refleksi
Pada siklus II ini jumlah siswa yang belum mencapai target
KKM sudah berkurang atau menurun jika dibanding dengan siklus I.
Hal dikarenakan guru sudah menggunakan model pembelajaran yang
sesuai, sehingga peserta didik banyak yang memperhatikan seksama
dan tidak bosan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan ini karena guru sudah tidak menggunakan metode ceramah
dan diskusi. Selain itu bimbingan dan motivasi guru cukup untuk
mereka mengerti akan materi yang akan disajikan, sehingga peserta
didik semangat dengan rasa senang dalam mengikuti kegiatan belajar
tersebut. Melalui model pembelajaran word square dan talking
stick.Dari hasil tes evaluasi dan kinerja siswa juga menunjukkan
perubahan dan peningkatan.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Didalam penelitian ini langkah yang ditempuh peneliti adalah
menetapkan keberhasilan belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran word square dan talking
stick di MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Upaya tersebut ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan hasil. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti
menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh
siswa dengan mendapatkan nilai melebihi atau sama dengan mencapai
pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal >70.
Berdasarkan pada tahap pra siklus ini peneliti menggunakan nilai
ulangan harian atau hasil belajar mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial) untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga masih dikatakan rendah, yaitu 22 siswa yang
mencapai KKM sebanyak 31,81% atau 7 siswa sedangkan yang belum
mencapai KKM adalah 12 siswa sebanyak 61,18% atau 15 siswa. Sebagai
bahan perencanaan penelitian tindakan kelas ini. Berikut hasil perolehan
nilai ulangan harian sebelum menggunakan model pembelajaran word
square dan talking stick.
71
Tabel 4.1
NILAI ULANGAN HARIAN PRA SIKLUS
MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR
NO NAMA SISWA KKM NILAI KETRANGAN
1 SR 70 65 Belum Tuntas
2 MJAPS 70 48 Belum Tuntas
3 MZAP 70 45 Belum Tuntas
4 UMZ 70 40 Belum Tuntas
5 LEPN 70 73 Tuntas
6 ZNSP 70 54 Belum Tuntas
7 AFD 70 55 Belum Tuntas
8 AFM 70 65 Belum Tuntas
9 LAZS 70 63 Belum Tuntas
10 JKH 70 75 Tuntas
11 SS 70 74 Tuntas
12 AMA 70 45 Belum Tuntas
13 BCFY 70 76 Tuntas
14 KPA 70 65 Belum Tuntas
15 ZKT 70 78 Tuntas
16 AMAIM 70 73 Tuntas
17 AMD 70 62 Belum Tuntas
18 NGZ 70 50 Belum Tuntas
19 PAF 70 75 Tuntas
20 NNM 70 49 Belum Tuntas
21 YNN 70 43 Belum Tuntas
22 ASW 70 50 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata 70 56,46
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Ma’arif
Tingkir lor
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
N = Jumlah keseluruhan
F = Frekuensi
P =
72
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa
N = Banyaknya siswa
Tabel 4.2 Data Pra Siklus
Siklus Rata rata Kategori Jumlah Siswa Presentase
Pra
Siklus
56.46 Tuntas 7 31,81%
Tidak Tuntas 15 68,18%
Diagram Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus
Berdasarkan hasil table daftar nilai siswa pra siklus diatas
ditemukan bahwa siswa yang belum memenuhi kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 70. Nilai Nilai
rata-rata kelas pada mata pelajaran IPS di kelas IV yaitu 56,46 dan dari
22 siswa hanya 7 siswa (31,8%) yang telah mencapai KKM, sedangkan
15 siswa (68,1%) yang belum tuntas atau belum mencapai standar KKM
yang telah ditetapkan.
M = ∑
73
1. Deskripsi Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka atau (2 X 35 menit).Pada
siklus I Peneliti bertindak sebagai pengamat.Peneliti mengamati
seluruh kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I
diantaranya hasil belajar siswa, aktivitas kegiatan belajar siswa, dan
aktivitas kegiatan guru. Adapun hasil dari pengamatan peneliti pada
siklus I Sebagai berikut :
a. Hasil Belajar siswa
Berdasarkan hasil tes siklus I mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada siklus I terdapat 22
siswa tuntas dan yang lain belum tuntas, dengan demikian baru
35% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ada siklus I belum
memenuhi target yang peneliti tentukan yaitu 70% dari jumlah
seluruh siswa yang mencapai nilai KKM.
74
Tabel 4.3
NILAI EVALUASI SIKLUS I
MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR
NO NAMA SISWA KKM NILAI KETRANGAN
1 SR 70 80 Tuntas
2 MJAPS 70 64 Belum Tuntas
3 MZAP 70 48 Belum Tuntas
4 UMZ 70 64 Belum Tuntas
5 LEPN 70 76 Tuntas
6 ZNSP 70 64 Belum Tuntas
7 AFD 70 52 Belum Tuntas
8 AFM 70 56 Belum Tuntas
9 LAZS 70 60 Belum Tuntas
10 JKH 70 84 Tuntas
11 SS 70 56 Belum Tuntas
12 AMA 70 84 Tuntas
13 BCFY 70 88 Tuntas
14 KPA 70 72
Tuntas
15 ZKT 70 88 Tuntas
16 AMAIM 70 72 Tuntas
17 AMD 70 68 Belum Tuntas
18 NGZ 70 76 Tuntas
19 PAF 70 76 Tuntas
20 NNM 70 72 Tuntas
21 YNN 70 64 Belum Tuntas
22 ASW 70 32 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata 70 68.00
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Ma’arif
Tingkir lor
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
N = Jumlah keseluruhan
F = Frekuensi
P =
75
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa
N = Banyaknya siswa
Tabel 4.4 Data Siklus I
Siklus Rata rata Kategori Jumlah Siswa Presentase
Siklus I 68.00 Tuntas 10 45,45%
Tidak Tuntas 12 54,54%
b. Refleksi Hasil Siklus I
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai
hasil belajar pada siklus I ini, presentase siswa indikator
keberhasilan 70 dari KKM, yang mencapai KKM sebanyak
45,45% atau 10 siswa sedangkan yang belum mencapai KKM
adalah 12 siswa sebanyak 54,54%. Jadi pada siklus I hasil belajar
siswa mengalami peningakatan sebanyak 13,64% yang sebelumnya
pada pra siklus hasil siswa yang tuntas belajar sebanyak 31,81%
.Sebab itu, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran
pada siklus I ini, terdapat kekurangan pada siklus I ini, maka akan
diadakan perbaikan di siklus selanjutnya
M = ∑
76
Kendala pada siklus I ini, siswa banyak yang belum
memperhatikan dengan model yang diterapkan oleh peneliti, dan
siswa malu untuk bertanya ketika ada materi pelajaran yang belum
dipahami, sehingga pada siklus I ini, siswa yang tuntas KKM
meningkat sedikit dari hasil pra siklus.Jadi pada siklus berikutnya
peneliti akan berupaya meningkat hasil pencapaian siswa sesuai
KKm yang ditentukan. Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan
siswa.
c. Kegiatan Belajar Siswa Siklus I
Kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel di
bawah ini
Tabel 4.5
Lembar Observasi Siswa Siklus II
NO
NO
NAMA
Nama
Sikap
Aktif Bertangg
ungjawa
b
Jawab
Kerjasa
ma
Simpati
B C K B C K B C K B C K
1 Siti Rahmawati ˅ ˅ ˅ ˅
2 M Jason Ariel P.
Sadewa
˅ ˅ ˅ ˅
3 M. Zain A’raf Praditya ˅ ˅ ˅ ˅
4 Umam Mi’rojul Zuhda ˅ ˅ ˅ ˅
5 Lilis Erlina Putri .N ˅ ˅ ˅ ˅
6 Zafia Nada S.P ˅ ˅ ˅ ˅
7 Ahmad Faqih
Dzulfiqor
˅ ˅ ˅ ˅
77
8 April Fairuz Mazaya ˅ ˅ ˅ ˅
9 Latifa Az Zahra
Sukoco
˅ ˅ ˅ ˅
10 Jaziela Keisya Haque ˅ ˅ ˅ ˅
11 Safira Stradani ˅ ˅ ˅ ˅
12 Afida Milati Auliya ˅ ˅ ˅ ˅
13 Brillian Cantika F.Y ˅ ˅ ˅ ˅
14 Keyla Putri Assifa ˅ ˅ ˅ ˅
15 Zahra Kharema
Tegarani
˅ ˅ ˅ ˅
16 A. Mujtahidul
Amali I.M.
˅ ˅ ˅ ˅
17 Anita May Dina ˅ ˅ ˅ ˅
18 Nazril Gita
Zulkarnaen
˅ ˅ ˅ ˅
19 Putri Alda Fuadiyah ˅ ˅ ˅ ˅
20 Nayla Nuril Milah v ˅ ˅ ˅
21 Yusadin Nur Ngalyaa ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
22 Afiek Sekti Wibowo ˅ ˅ ˅ ˅
Keterangan :
B : Baik ( Skor 3 )
C : Cukup ( Skor 2 )
K: Kurang ( Skor 1 )
78
d. Kegiatan Guru Siklus I
Tabel 4.6
Lembar Observasi Guru Siklus I
No
Aspek yang Diamati
Nilai 1 2 3 4
1 Membuka pelajaran dengan salam pembuka dan
berdo’a.
˅
2 Memeriksa kehadiran siswasebagai sikap
disiplin.
˅
3 Melakukan apersepsi, guru bertanya jawab
mengaitkan materi dengan pengalaman siswa
˅
4 Menyampaikan tujuan danlangkah-langkah
pembelajaran yang akan di capai.
˅
5 GuruMemberikan penjelasanpadasiswa
tentangmodel
pembelajaranWord Square dan Talking Stick
˅
6 Guru menempelkan gambar ke papan tulis
sebagai media pembelajaran hari ini
˅
7 Guru menjelaskan materi keanekaragaman suku
dan budaya, guru menjelaskan materi dengan
media gambar yang di tempelkan di papan tulis
˅
8 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang disampaikan
˅
9 Guru membagi siswa dalam 5 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
˅
10 Guru mengambil stick dan siswa menjalankan
stick dengan diringi lagu “Naik-naik ke Puncak
Gunung”
˅
11 Gurumenjelaskan bagaimana kerjakelompok dan ˅
79
membagi soal dan kunci jawaban
12 Masing-masingkelompok memulai Tanyajawab
Masing masing siswa bertukar peran sebagai
pembaca soal dan penjawab.
˅
13 Gurumembimbingsiswaselamakengiatan
berlangsung
˅
14 Masing-masingkelompokmelaporkan
hasilTanyajawab
˅
15 Guru membagikansoal evaluasi . ˅
16 Guru membimbing Siswamengerjakansoal
evaluasi
˅
17 Denganbimbinganguru,siswamenyimpulkan
materi pelajaran
˅
18 Guru memberi salam penutup dan mengajak
siswa berdoa
˅
Skor
Keterangan:
1. Kurangbaik
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
80
Deskripsi siklus II
PenelitianTindakan Kelas siklus II dilaksanakan pada penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka atau (2 X 35 menit).Pada siklus I
Peneliti bertindak sebagai pengamat.Peneliti mengamati seluruh kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I diantaranya hasil
belajar siswa, kegiatan belajar siswa, dan kegiatan guru. Adapun hasil dari
pengamatan peneliti pada siklus I Sebagai berikut :
a. Hasil Belajar siswa
Berdasarkan hasil tes siklus II mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan nilai siklus I. Pada siklus I terdapat 10 siswa
tuntas dan yang lain belum tuntas, dengan demikian baru 45,45% dari
jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM. Sedangkan pada
siklus II Siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 86,36 % Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ada siklus II telah memenuhi
target yang peneliti tentukan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang
mencapai nilai KKM.
81
Tabel 4.7
NILAI EVALUASI SIKLUS II
MATA PELAJARAN IPS KELAS IV MI MA’ARIF TINGKIR LOR
NO NAMA SISWA KKM NILAI KETRANGAN
1 SR 70 84 Tuntas
2 MJAPS 70 80 Tuntas
3 MZAP 70 56 Belum Tuntas
4 UMZ 70 72 Tuntas
5 LEPN 70 92 Tuntas
6 ZNSP 70 76 Tuntas
7 AFD 70 76 Tuntas
8 AFM 70 80 Tuntas
9 LAZS 70 64 Belum Tuntas
10 JKH 70 88 Tuntas
11 SS 70 76 Tuntas
12 AMA 70 84 Tuntas
13 BCFY 70 88 Tuntas
14 KPA 70 88 Tuntas
15 ZKT 70 92 Tuntas
16 AMAIM 70 80 Tuntas
17 AMD 70 76 Tuntas
18 NGZ 70 80 Tuntas
19 PAF 70 80 Tuntas
20 NNM 70 88 Tuntas
21 YNN 70 76 Tuntas
22 ASW 70 48 Belum Tuntas
Nilai Rata-rata 70 78,36
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Ma’arif
Tingkir lor
Keterangan:
P = Nilai dalam persen
N = Jumlah keseluruhan
F = Frekuensi
P =
82
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah nilai keseluruhan siswa
N = Banyaknya siswa
Tabel 4.8 Data Siklus II
Siklus Rata rata Kategori Jumlah Siswa Presentase
Siklus II 78.36 Tuntas 19 86,36%
Tidak Tuntas 3 13,63%
b. Refleksi Hasil Siklus II
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai
hasil belajar pada siklus II ini, presentase siswa indikator
keberhasilan 70 dari KKM, yang mencapai KKM sebanyak
86,36% atau 19 siswa sedangkan yang belum mencapai KKM
adalah 3 siswa sebanyak 13,63%. Untuk mengatasi siswa yang
tidak tuntas dalam siklus ini harus di adakan dengan cara di private
langsung setiap siswa, agar siswa tersebut bisa mengimbangi
pemikiran siswa yang lain dan bisa meningkatkan hasil belajarnya.
Kendala pada siklus II ini yaitu terdapat siswa 3 yang tidak
tuntas KKM, dikarenakan siswa tersebut sulit dikendalikan saat di
kelas, dan daya serap pemikiran berbeda dengan yang lain. Cara
M = ∑
83
mengatasi siswa yang tidak tuntas KKM tersebut, harus dengan
private mandiri, dengan cara itu siswa akan mudah memahami
pelajaran daripada saat pelajaran di kelas.
Jadi pada siklus II hasil belajar siswa mengalami
peningakatan sebanyak 40,91% yang sebelumnya pada siklus I
hasil siswa yang tuntas belajar sebanyak 45,45%. Hal ini
menunjukkan hasil belajar siswa siklus II sesuai indikator
keberhasilan sehingga dinyatakan hasil belajar pada siklus II ini di
anggap sudah berhasil atau tuntas.
c. Kegiatan Belajar Siswa Siklus II
Kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Tabel 4.9
Lembar Observasi Siswa Siklus II
NO
NO
NAMA
Nama
Sikap
Aktif Bertangg
ungjawab
Jawab
Kerjasa
ma
Simpati
B C K B C K B C K B C K
1 Siti Rahmawati ˅ ˅ ˅ ˅
2 M Jason Ariel P.
Sadewa
˅ ˅ ˅ ˅
3 M. Zain A’raf
Praditya
˅ ˅ ˅ ˅
4 Umam Mi’rojul
Zuhda
˅ ˅ ˅ ˅
5 Lilis Erlina Putri .N ˅ ˅ ˅ ˅
84
6 Zafia Nada
Salsabila .P
˅ ˅ ˅ ˅
7 Ahmad Faqih
Dzulfiqor
˅ ˅ ˅ ˅
8 April Fairuz
Mazaya
˅ ˅ ˅ ˅
9 Latifa Az Zahra
Sukoco
˅ ˅ ˅ ˅
10 Jaziela Keisya
Haque
˅ ˅ ˅ ˅
11 Safira Stradani ˅ ˅ ˅ ˅
12 Afida Milati Auliya ˅ ˅ ˅ ˅
13 Brillian Cantika
F.Y
˅ ˅ ˅ ˅
14 Keyla Putri Assifa ˅ ˅ ˅ ˅
15 Zahra Kharema
Tegarani
˅ ˅ ˅ ˅
16 A. Mujtahidul
Amali I.M
˅ ˅ ˅ ˅
17 Anita May Dina ˅ ˅ ˅ ˅
18 Nazril Gita
Zulkarnaen
˅ ˅ ˅ ˅
19 Putri Alda
Fuadiyah
˅ ˅ ˅ ˅
20 Nayla Nuril Milah ˅ ˅ ˅ ˅
21 Yusadin Nur
Ngalyaa
˅ ˅ ˅ ˅
22 Afiek Sekti
Wibowo
˅ ˅ ˅ ˅
85
Keterangan :
B : Baik ( Skor 3 )
C : Cukup ( Skor 2 )
K: Kurang ( Skor 1 )
d. Kegiatan Guru Siklus II
Tabel 4.10
Lembar Observasi Guru Siklus II
NO
Aspek yang Diamati
Nilai 1 2 3 4
1 Membuka pelajaran dengan salam pembuka
dan berdo’a.
˅
2 Memeriksa kehadiran siswasebagai sikap
disiplin.
˅
3 Melakukan apersepsi, guru bertanya jawab
mengaitkan materi dengan pengalaman siswa
˅
4 Menyampaikan tujuan danlangkah-langkah
pembelajaran yang akan di capai.
˅
5 GuruMemberikan penjelasanpadasiswa
tentangmodel
pembelajaranWord Square dan Talking Stick
˅
6 Guru menempelkan gambar ke papan tulis
sebagai media pembelajaran hari ini
˅
7 Guru menjelaskan materi keanekaragaman
suku dan budaya, guru menjelaskan materi
dengan media gambar yang di tempelkan di
papan tulis
˅
8 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
materi yang disampaikan
˅
86
9 Guru membagi siswa dalam 5 kelompok setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
˅
10 Guru mengambil stick dan siswa menjalankan
stick dengan diringi lagu “Balonku Ada Lima”
˅
11 Gurumenjelaskan bagaimana kerjakelompok
dan
membagi soal dan kunci jawaban
˅
12 Masing-masingkelompok memulai
Tanyajawab Masing masing siswa bertukar
peran sebagai pembaca soal dan penjawab.
˅
13 Gurumembimbingsiswaselamakengiatan
berlangsung
˅
14 Masing-masingkelompokmelaporkan
hasilTanyajawab
˅
15 Guru membagikansoal evaluasi . ˅
16 Guru membimbing Siswamengerjakansoal
evaluasi
˅
17 Denganbimbinganguru,siswamenyimpulkan
materi pelajaran
˅
18 Guru memberi salam penutup dan mengajak
siswa berdoa
˅
Skor
Keterangan:
1. Kurangbaik
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
87
B. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas IV MI Ma’arif
Tingkir Lor Kota Salatiga ini didasarkan oleh pembelajaran yang
dilaksanakan pada kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga.Dalam
penerapan model pembelajaran word square dan talking stick materi
keanekaragaman suku dan budaya pada kelasIV MI Ma’arif Tingkir Kota
Salatiga. Siswa sudah mulai merasakan kenyamaan dalam kegiatan proses
pembelajaran dan tidak bosan kembali.
Sebelumnya proses pembelajaran berpusat pada guru, dan guru kurang
bervariasi dalam menggunakan strategi pembelajaran, serta hasil belajar IPS
siswa pada materi keanekaragaman suku dan budaya masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai harian anak yang memenuhi nilai KKM adalah
dari total 22 siswa, yang berarti hanya 7 siswa yang mencapai nilai tuntas
KKM, sedangkan siswa yang belum memenuhi nilai KKM sebanyak atau 15
siswa. Padahal hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menilai
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Setelah diterapkan model
pembelajaran word square dan talking stickini, siswa dapat meningkatkan
hasil belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan. dibandingkan dengan
sebelumnya.
88
Berikut rekapitulasi Hasil belajar siswa kelas IV pada pra siklus,
siklus I dan siklus II :
Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
NO NAMA Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 SR 65 80 84
2 MJAPS 48 64 80
3 MZAP 45 48 56
4 UMZ 40 64 72
5 LEPN 73 76 92
6 ZNSP 54 64 76
7 AFD 55 52 76
8 AFM 65 56 80
9 LAZS 63 60 64
10 JKH 75 84 88
11 SS 74 56 76
12 AMA 45 84 84
13 BCFY 76 88 88
14 KPA 65 72
88
15 ZKT 78 88 92
16 AMAIM 73 72 80
17 AMD 62 68 76
18 NGZ 50 76 80
19 PAF 75 76 80
20 NNM 49 72 88
21 YNN 43 64 76
22 ASW 50 32 48
Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
PTK dengan penggunaan melalui Model Pembelajaran Word Square dan
Talking Stick.berhasil meningkatkna hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian
tindakan kelas ini memperoleh hasil seperti tabel diatas. Berikut penjabaran
hasil penelitian dari siklus ke siklus.
1. Siklus I
89
Nilai hasil belajar siswa proses pembelajaran pada siklus I, peneliti
dengan penggunaan melalui Model Pembelajaran Word Square dan
Talking Stick. Adapun dalam penelitian mencakup 4 tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.Setelah
dilakukan penelitian ke Sekolah MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga.Pada tahap ini hasil tes evaluasi menunjukkan hasil siswa yang
tuntas (10 siswa) dan yang belum tuntas (12 siswa).
2. Siklus II
Pelaksaan pembelajaran pada siklus II peneliti mempertimbangkan
beberapa kekurangan maupun kendala yang muncul selama proses
pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran yang dilakukan masih
sama dengan siklus I yaitu dengan penggunaan melalui Model
Pembelajaran Word Square dan Talking Stick. Nilai Hasil Belajar Siswa
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan kekurangan dan
kendala yang muncul pada siklus I. Untuk proses pembelajaran masih
sama dengan siklus I yaitu menggunakan Model Pembelajaran Word
Square dan Talking Stick. Melalui data yang diperoleh dari siklus II dapat
dilihat terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa.
Hasil evaluasi yang diperoleh dari siklus II yaitu (19 siswa) tuntas,
sedangkan (3 siswa) tidak tuntas. Dengan demikian presentase nilai yang
dipeoleh dari siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan
90
peneliti yaitu 85% siswa tuntas atau mencapai KKM yang telah ditetapkan
MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Tabel 4.12 Rekapitulasi data pra siklus, siklus I, siklus II
Siklus Rata rata Kategori Jumlah Siswa Presentase
Pra
Siklus
56.46 Tuntas 7 31,81%
Tidak Tuntas 15 68,18%
Siklus I 68.00 Tuntas 10 45,45%
Tidak Tuntas 12 54,54%
Siklus II 78.36 Tuntas 19 86,36%
Tidak Tuntas 3 13,63%
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan
Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman Suku dan Budaya Melalui Model
Pembelajaran Word Square dan Talking Stick Pada Siswa Kelas IV MI
Ma’arif Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Peningkatan hasil belajar pada pra siklus, siklus I, siklus II adalah
sebagai berikut, dengan jumlah siswa kelas IV MI Ma’arif Tingkir Lor Kota
Salatiga sejumlah 22 siswa dengan KKM penetapan sekolah yaitu 70. Pada
kegiatan pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 7 siswa (31,81%),
sedangkan siswa yang belum tuntas 15 siswa (68,18%). Dengan nilai rata-rata
56.46. Pada siklus I siswa mengalami peningkatan jumlah siswa yang tuntas
10 siswa (45,45%), sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 12 siswa
(54,54%) dengan nilai rata-rata 68.00. Kemudian pada siklus II ini
mengalami peningkatan yang sangat tinggidibandingkan dengan siklus
sebelumnya yaitu siswa yang sudah mencapai kriteria katuntasan klasikal
(KKM)berjumlah 19 siswa (86,36%), sedangkan siswa yang belum tuntas
berjumlah 3 siswa (13,63%) dengan nilai rata-rata 78.36.
Dalam penerapan model word square dan talking stick ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan target pencapaian KKM yang telah
ditetapkan. Pada Mata Pelajaran IPS Materi Keanekaragaman Suku dan
92
Budaya Melalui Model Pembelajaran Word Square dan Talking Stick Pada
Siswa Kelas IV MI Ma’arif Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai KKM. Hal ini dapat dilihat dari
pencapaian hasil belajar siswa dari 22siswa yang nilainya mencapai KKM
sebanyak 19 siswa (86,36%) dengan nilai rata-rata 78.36. Jadi persentase
ketuntasan belajar siswa secara beruntun pada pra siklus ke siklus I sebanyak
13,64% dan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak
40,91%.Maka PTK ini dinyatakan berhasil karena hasil belajar yang
diperoleh siswa klasikal mencapai (88,23% ≥ 85%).
B. SARAN
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti
memberikan masukan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran
b. Lebih aktif dan antusias dalam kegiatan di dalam kelas maupun diluar
kelas
c. Berkerjasama saat mengerjakan tugas kelompok ataupun berdiskusi
d. Percaya diri dan berani bertanya daripada berdiam diri tetapi tidak
paham apa yang dijelaskan guru.
93
2. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya harus kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran
dengan menggunakan model atau metode pembelajaran untuk
mendukung jalannya proses pembelajaran.
b. Guru perlu memotivasi siswa agar siswa dapat bersemangat kembali
dan memgikuti proses pembelajaran dengan baik.
c. Guru dapat mempertimbangkan dengan memilih model atau metode
pembelajaran agar siswa tidak mudah jenuh dan bosan saat proses
pembelajaran berlangsung.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan fasilitas yang memadai untuk guru dalam melakukan
variasi proses pembelajaran
b. Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model pembelajaran word
square dan talking stick menjadikan siswa lebih aktif dan semangat
untuk belajar, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menunjang mutu
pendidikan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sayid. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Word Square Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Pengawu.Jurnal
Kreatif Tadulako, (Onine), Vol.4. No.11, (http://media.neliti.com.diakses
31 Mei 2020).
Agung, Swapranata Ngurah. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Word Square
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA siswa Kelas V semester Genap. e-
Journal PGSD FIP, (Online), Vo.4. No.1. (http://ejournal.undiksha.ac.id.
diakses 31 Mei 2020).
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bahruddin dan Wahyuni, Esa Nur.2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:BumiAksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Husnawati, 2011.Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada Murid
Kelas IV SD Inpres Biringkaloro Kabupaten Gowa Tahun Pelajaran
2010/2011.
Kastolani, 2014.Model Pembelajaran Inovatif Teori dan Aplikasi.Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
95
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.2015. Ragam Pengembangan Model
Pembelajaran.Jakarta: Kata Pena.
Mahmud dan Tedi Priyatna. 2008. Penelitian tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Bandung: Tsabita
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD.Jakarta: Direktorat
Jendral.
Rahmawati, Dwi, 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kenampakan Alam
wilayah Daratan dan Perairan Menggunakan Model Talking Stick dan
Media Gambar Pada Siswa Kelas V Mi Tholabiyah, Krajon, Banyubiru,
Semarang, Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi Salatiga: Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS, Teori, Aplikasi, dan Evaluasi. Salatiga: Stain
Salatiga Press.
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak
Jalanan. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Rosma, Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses
Offset.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.Bandung: Alfabeta.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana Nana. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
___________.2012.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran. Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Suprijono Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM.Yogyakarta: Pusaka Karya
Supriya. 2014. Pendidikan IPS. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
96
Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suyono, dan Hariyanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wijina, Eka. 2019. Penerapan Model Belajar Word Square Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII-
C SMP AL-Falah Karangwangi Depok Tahun Pelajaran 2010/2011.
Yamin, Moch. 2014. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani.
Zaman, Badrus. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih melalui
Penerapan Metode CTL dan Pemberian Motivasi Belajar pada Siswa Kelas
VII A MTs Negeri Teras, Boyolali Tahun 2012. Tesis: Pascasarjana UMS.
. 2018. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan di Surakarta.
Jurnal Inspirasi Vol. 2 No. 2 Undaris Ungaran.
Lampiran 1
SATUAN KREDITKEGIATAN
Nama : ATQIYA’ AL’ ALAWI Jurusan : PGMI
Nim : 23040160087 Dosen P.A : Imam Mas Arum,
M.Pd.
NO Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai 1 OPAK IAINSalatiga
“Reaktualisasi Gerakan
Mahasiswa Menuju Era Kompetisi
Global”
18-19 Agustus 2016
Peserta 3
2 OPAK FTIK “Peranan Budaya di
Perguruan Tinggi dalam
Membentuk Karakter Pendidik
yang Profesional dan
Bermartabat”
22-23 Agustus 2016
Peserta 3
3 UPT Perpustakaan IAIN Salatiga
“ Library User Education”
30 Agustus 2016 Peserta 3
4 Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega (PLCPP)
XXVI
30 September - 02 Oktober 2016
Peserta 3
5 Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) “Mahasiswa sebagai Intelektual yang Berwawasan dan terampil dalam Menulis”
20 April 2017 Peserta 3
6 Scholarship Seminar “Unlocking The Future Through Scholarships”
23 Mei 2017 Peserta 3
7 Seminar Nasional “Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Membangun Mindset Anti Hoax”
24 Mei 2017 Peserta 8
8 Ramadhan In Campus “Bersahabat dengan Al-qur’an, menjadi Keluarga terdekat Sang Maha Rahman”
16 Juni 2017 Panitia 4
9 Malam Keakraban PGMI dengan tema “Wahana Raketing Memitra”
16 - 17 September 2017
Panitia 4
10 Seminar Kebudayaan “ngudi kaweruh hayuning Budaya Jawi”
30 September 2017
Peserta 3
11 Training Entrepreneurship Youth
Association of Bidikmisi
Limardhotillah “Kiat
Berwirausaha Sukses dan
Mandiri melalui Bisnis Online”
30 Oktober
2017
Peserta 3
12 Panitia Kegiatan Jalan Sehat
Semarak Festifal Hari Jadi PGMI
ke 10 “Bersama Kita Bisa”
15 November 2017
Panitia 4
13 Surat Keterangan Panitia
Kegiatan Jalan Sehat Semarak
Festifal Hari Jadi PGMI ke 10
“Bersama Kita Bisa”
15 November 2017
Panitia 8
13 Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus HMJ PGMI 2018
14Februari 2018
Panitia 8
14 Scholarship Seminar “Drawing
The Future Through Schplarship”
20 April 2018
Peserta 3
15 Festival Ramadhan HMJ PGMI 23Mei 2018
Peserta 3
16 Surat Keterangan Fasilitator
Penyelenggaraan Pengenalan
Budaya Akademik Kampus IAIN
SALATIGA 2018
31Juli 2018
Panitia 4
17 Seminar Terbatas Public
Speaking “Gali Potensi,
Tunjukkan Kepercayaan Diri”
20 Agustus 2018
Peserta 3
18 Seminar Nasional “Peran
Mahasiswa Bidikmisi dalam
Mewujudkan SDGS 2030”
24Agustus 2018
Peserta 8
19 Seminar Nasional Kewirausahaan
“Membangun Jiwa Pendidik yang
Berenterpreneurship”
19Oktober 2018
Panitia 8
20 Seminar Nasional Advokasi
“Pentingnya Advokasi bagi
Mahasiswa di Kalangan Kampus”
27November 2018
Panitia 8
21 Kilau Raya PGMI 2018 dalam
Rangka Memperingati Hari AIDS
Sedunia
01 Deseember
2018
Panitia 4
23 Musyawarah Besar (MUBES)
HMJ PGMI 2018
15 Desember
2018
Peserta 3
24 Surat Keterangan Panitia
Penyelenggara Kegiatan
Pengenalan Budaya Akademik
Kampus FTIK IAIN Saatiga 2019
07 - 08 Agustus
2019
Panitia 8
25 Seminar Nasional “SDM Unggul: Peluang dan Tantangan Pemuda untukEkonomi Indonesia”
07 November
2019
Peserta 8
Jumlah 119
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI MA’ARIF TINGKIR LOR
Mata Pelajaran : IPS
Kelas / Semester :4 /2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1xPertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
Muatan :IPS
Kompetensi Indikator
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya etnis, dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia serta hubungannya dengan
karakteristik ruang.
3.1.1 Menyebutkan keragaman
suku bangsa, sosial, dan agama, di
Indonesia.
3.1.2 Mengetahui macam-macam
keragaman suku bangsa, sosial dan
agama di Indonesia.
4.2. Menyajikan hasil identifikasi mengenai
keragaman sosial, ekonomi, budaya etnis,
dan agama di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik ruang.
4.2.1 Menyebutkan dan
menjelaskan maca-macam
keragaman suku bangsa, sosial dan
agama di Indonesia.
4.2.2 Menyebutkan keragaman
suku bangsa, sosial, dan agama di
lingkungan sekitar siswa.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan keragaman
suku bangsa, sosial dan agama di Indonesia.
2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui dan mampu menyebutkan
keragaman suku bangsa, sosial dan agama di Indonesia.
3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan keragaman suku bangsa, sosial dan agama yang ada di lingkungan
sekitar siswa.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Ragam Suku Bangsa di Indonesia
6) Suku Bangsa Jawa
Suku jawa tersebesar di selruh wilayah Indonesia.Namun aslinya
mereka menempati Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, dan Jawa Timur.Bahasa
yang mereka gunakan adalah bahasa jawa.Masyarakt hidup
bertani.Ketrampilan khas
yang mereka miliki, yaitu membatik, menganyam, dan
memahat.Masyarakat Jawa memiliki budi bahasa yang halus.Mereka adalah
pekerja keras dan hormat kepada tradisi leluhur.
7) Suku Bangsa Sunda
Suku sunda kita temui di Jawa Barat dan Sekitarnya.Mereka
menggunakan Bahasa sunda. Bahsa Sunda. Bahasa Sunda hampir
samadengan Bahasa Jawa. Suku Sunda memiliki karya sastra yang
terkenal.Diantaranya adalah cerita pantun, cerita tentang kepahlawanan di
Sunda.Masyarakat Sunda umumnya bekerja sebagai petani.Selain itu juga
berkebun. Hasil perkebunan yang banyak dihasilkan, yaitu the dan sayur-
sayuran
8) Suku Bangsa Batak
Suku bangsa ini menempati wilayah Sumatra Utara.Suku bangsa
terdiri atas berbagai kelompok. Diantaranya Batak Karo, Mandailing,
Toba, Angkola, dan Simalungun. Masyarakat batak hidup bertani dan
bertenak.
9) Suku Bangsa di KalimantanTengah
Suku bangsa Dayak menempati wilayah Kalimantan
Tengah.Bahasa yang mereka dunakan adalah bahasa Dayak dan bahasa
Nguju.Masyarakat Dayak hidup bertani, berburu ke hutan, dan
menangkapikan.Selain itu, para ibu-ibu di rumah mengerjakan anyaman
rotan.Hasilnya berupa tikar topi, dan alat-alat rumah tangga lainnya.
Keharingan adalah kepercayaan adanya roh-roh yang menempati alam
semesta, keharingan adalah kepercayaaan asli suku dayak. Meskipun kita
dibedakan oleh bangsa.
10) Suku Bangsa di Maluku
Di Maluku terdapat banyak suku diantaranya morotai, lada,
tadore, nusa laut, ternate, tanibor, saparna, dan ambon. Suku bangsa ambon
terletak di pulau ambon, provinsi Maluku, penduduk ambon dibedakan
menjadi dua yaitu: penduduk yang tinggal di pantai dan penduduk asli
tinggaldi pegunungan, sedangkan penduduk yang di pinggir pantai adalah
suku campuran seperti orang bugis, buton Makassar dan jawa.
11) Suku Bangsa di Papua
Di pulau papua banyak suku bangsa diantaranya walgeo, bantata,
salawati, biak, suku bangsa di appua tbertempat tinggaltersebar, seperti
penduduk daerah di cendrawasih, penduduk rawa-rawa di daerah pantai
utara, mereka mnggunakan bahasa malanesia, amata pencahariannya
meramu sagu yang dimasak menjadi bubuk, atau semacam roti bakar,
pekerjaan mencari sagu adalah pekerjaan kaum perempuan, sedangkan para
laki-laki biasanya berburu dan mencari hasil hutan, agama yang mereka
anut sebagian besar adalah percaya adanya roh-roh leluhur.
12) Suku Bangsa di Bali
Suku bali terdapat di pulau bali, suku bali di bagi menjadi dua
yaitu suku bali alga dan bali majapahit, suku bali alga terkenal keunikan
budayanya, mereka sangat tekun dengan ibadah agama merekayaitu hindu.
Orang hindu percaya trimurti yang memiliki tiga wujud yaitu dewa
brahmana, dewa wisnu, dan dewa siwa, semua ajarannya terdapat didalam
kitab weda. Bahasa sehari-hari adalah bahasa bali, mata pencaharian
sebagian besar mereka adalah bertani, berternak, perikanan, dan perajin
patung, ukir dan lukisan. Upacara yang terkenaldi bali adalah upacara
ngaben yaitu upacara pembakaran mayat yang telah meninggal
dimaksudkan agar mayat telah meninggal ruh mereka nirwana.
6. Kepercayaan yang ada Di Indonesia
a) Agama Islam
Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Tempat Beribadah : Masjid
Hari Besar : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun
Baru Hijriah, Isra’ Mi’raj
b) Agama Katolik
Kitab Suci : Al Kitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah,
Kenaikan Isa Almasih
c) Agama Kristen
Kitab Suci : Al Kitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah,
Kenaikan Isa Almasih
d) Agama Hindu
Kitab suci : Weda
Nama Pembawa : --
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar : Hari Nyepi, Hari Pagerwesi, Hari Saraswati
e) Agama Buddha
Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar : Hari Raya Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
f) Konghucu
Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Tempat Ibadah : Klenteng/ Li Tang
Hari Besar : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Model : Word Square
Metode : Talking Stick
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Aloka
si
Wakt
u
Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam, lalu berdo’a bersama
dengan dipimpin oleh salah satu siswa.
2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
3. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan hari ini.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada hari ini.
5. Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan
belajar tentang Keragaman suku bangsa, sosial dan
budaya.
6. Guru menanyakan kepada siswa “Apakah kalian
sudah makan pagi sebelum berangkat ke sekolah ?”.
7. Guru menerima jawaban siswa yang beragam dan
menyampaikan pentingnya makan pagi sebelum
berangkat ke sekolah.
8. Guru memperlihatkan media pembelajaran kepada
siswa untuk menggali rasa penasaran dan ingin tahu
siswa.
9. Guru membagi siswa menjadi siswa menjadi 5
kelompok berdasarkan urutan tempat duduk.
10 me
nit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Aloka
si
Wakt
u
Kegiatan
Inti
A. Mengamati
1. Guru menjelaskan tetang pengertian keragaman
suku bangsa, sosial dan agama di Indonesia
2. Siswa mengamati gambar dan berpendapat tentang
gambar. Kemudian, memberi siswa waktu untuk
menyampaikan hasil diskusinya keragaman suku,dan
agama, yang terdapat di indonesia?
. Menanya
1. Guru mengajukan pertanyaan “Bentukkeragaman
suku bangsa, sosial, dan agama, yang terdapat di
indonesia?
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab
“Bentukkeragaman suku bangsa, sosial, dan agama
yang terdapat di indonesia?
3. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami
4. Guru menjelasakan pertanyaan siswa
Mencoba
1. Guru menjelaskan langkah-langkah model
pembelajaran word square dan talking stick
2. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok
3. Guru memberikan soal pada siswa
4. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengerjakan soal.
45 me
nit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Aloka
si
Wakt
u
Menalar
1. Siswa menjawab di dalam kotak kolom yang tertera.
2. Guru mengambilstick dan diberikan pada siswa.
3. Siswa menjalankan stick nyasambil diiringi dengan
lagu “Balonku ada lima”.
4. Siswa yang terakhir membawa stick diberi tantangan
guru untuk menjawab materi pelajaran pada hari ini.
Mengkomunikasikan
1. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah
paham tentang keragaman suku bangsa, sosial, dan
agama yang terdapat di indonesia?
2. Guru memberi penguatan umpan balik dan
penguatan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
keragaman agama di Indonesia.
4. Guru mengapresiasi pekerjaan siswa dengan
memberikan tepuk tangan, pujian kepada siswa dan
mengkonfirmasi cerita siswa.
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
yang yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dan
memberikan semangat.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Aloka
si
Wakt
u
Kegiatan
Penutup
1. Guru memberikan penguatan materi tentangmateri
hari ini tentang keragaman suku bangsa, sosial, dan
agama di Indonesia
2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan
memberikan motivasi untuk menambah semangat
belajar sisa.
3. Guru memberikan pesan-pesan supaya rajin belajar
supaya pandai dan tetap semangat belajar.
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa. (Religius)
6. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap
salam.
15 m
e
n
i
t
G. SUMBER PEMBELAJARAN, ALAT DAN MEDIA
1. Buku Pedoman Guru Tema 7 SD/MI Kelas 4
2. Spidol, gambar-gambar, stick. Ptongan bambu, gunting, kertas warna-warni, lem,
benang.
3.
H. PENILAIAN
1. Jenis Penelitian
Tes tertulis
4. Instrumen Penelitian
a. Soal (Terlampir)
b. Jawaban (Terlampir)
c. Nilai = Jawaban benar pilihan ganda x 4
Lampiran 3
A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C ATAU D PADA
JAWABAN YANG BENAR!
1. Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan yang beragam, karena memiliki…
a. Satu suku c. Banyak undang-undang
b. Ribuan suku d. Laut yang luas
2. Bhineka Tunggal Ika mempunyai arti…
a. Beragam dan selalu bersatu
b. Berbeda-beda namun tetap satu
c. Berbeda-beda suku namun satu kebudayaan
d. Keberagaman yang membawa kebahagiaan
3. Keragaman suku bangsa dan agama di Indonesia tidak perlu dijadikan masalah, justru
merupakan salah satu…
a. Kekayaan bangsa c. Budaya luar negeri
b. Kelemahan bangsa d. Kehebatan dunia
4. Salah satu penyebab banyaknya suku bangsa yang ada di Indonesia adalah ....
a. Indonesia merupakan negara di katulistiwa
b. Indonesia memiliki ribuan pulau
c. Indonesia memiliki penduduk yang ramah
d. Indonesia memiliki lautan yang luas
5. Di bawah ini yang bukan merupakan bagian keragaman di Indonesia adalah ....
a. Suku bangsa c. Bendera bangsa
b. Bahasa d. Agama
6. Suku terbanyak di Indonesia adalah suku ....
a. Sunda b. Batak c. Toraja d. Jawa
7. Suku Asmat dan Suku Dani berasal dari ....
a. Sumatra b. Sulawesi c. Kalimantan d. Papua
8. Suku-suku di bawah ini yang tidak berasal dari pulau Kalimantan adalah ....
a. Suku Dayak b. Suku Minahasa c. Suku Banjar d. Suku Kutai
9. Suku Osing dan Suku Tengger berasal dari provinsi ....
a. Jawa Tengah c. Jawa Timur
b. Sulawesi Utara d. Nusa Tenggara Timur
10. Siapakah pencipta Lagu Satu Nusa Satu Bangsa …
a. L. Papua b. L. Manik c. Hamiedan Ac d. Ibu Sud
11. Tanda tempo cepat mempunyai arti …
a. Moderato b. Allegro c. Largo d. Libero
12. Masyarakat di pegunungan lebih memilih bekerja berkebun atau bertani sayur,
sedangkan masyarakat di pesisir pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan. Hal ini
menunjukkan bahwa keragaman masyarakat dapat disebabkan oleh ....
a. Kondisi alam c. Jumlah suku
b. Jumlah penduduk d. Kondisi pemerintahan
13. Bahasa daerah akan terjaga dan tidak punah jika kita ....
a. Suka berbahasa asing
b. Mengutamakan bahasa luar negeri
c. Turut serta memakai dan melestarikannya
d. Menggunakan bahasa yang sedang viral
14. Indonesia mempunyai berapa provinsi…
a. 32 b. 33 c. 34 d. 35
15. Indonesia merupakan negara yang letaknya strategis, karena Indonesia berada di antara
dua benua yaitu ....
a. Asia dan Eropa c. Afrika dan Amerika
b. Asean dan Australia d. Asia dan Australia
16. Suku dayak adalah suku yang menempati wilayah …
a. Kalimantan Tengah c. Jawa Barat
b. Jawa Tengah d. Sumatra Utara
17. Kitab Suci Islam adalah…
a. Al Qur’an
b. Alkitab
c. Si Shu Wu Ching
d. Tripitaka
18. Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dengan keragaman agama, maka kita perlu
menjunjung tinggi ....
a. Toleransi c. Modernisasi
b. Konsumsi d. Egoisme
19. Siapa pembawa agama buddha ke Indonesia…
a. Yesus Kristus
b. Siddharta Gautama
c. Kong Hu Cu
d. Nabi Muhammad SAW
20. Pura yaitu tempat ibadahnya agama…
a. Hindu c. Konghucu
b. Protestan d. Buddha
B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN
BENAR!
1. Suku Batak berasal dari provinsi ....
2. Suku Bugis, Toraja dan Mandar berasal dari pulau ....
3. Lagu suwe ora jamu berasal dari ....
4. Indonesia adalah negara yang terletak di antara dua samudra yaitu ....dan ....
5. Keragaman suku bangsa dan agama akan menjadi penguat bangsa, jika kita selalu
menjunjung tinggi rasa ....
Lampiran 4
Kunci jawaban
A. Pilihan Ganda
1. b. Ribuan suku
2. b. Berbeda-beda namun tetap satu
3. a. Kekayaan bangsa
4. b. Indonesia memiliki ribuan pulau
5. c. Bendera bangsa
6. d. Jawa
7. d. Papua
8. b. Suku Minahasa
9. c. Jawa Timur
10. b. L Manik
11. b. Mengubah bentuk benda
12. a. Kondisi Alam
13. c. Turut serta memakai dan melestarikannya
14. b. 33
15. d. Asia dan Australia
16. a. Kalimantan Tengah
17. a. Al Qur’an
18. a. Tolerasi
19. b. Siddharta Gautama
20. a. Hindu
B. Essay
1. Sumatra Utara
2. Sulawesi
3. Yogyakarta
4. Samudra Hindia dan Samudra pasifik
5. Persatuan / toleransi
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI MA’ARIF TINGKIR LOR
Mata Pelajaran : IPS
Kelas / Semester :4 /2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1xPertemuan)
I. KOMPETENSI INTI
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
J. KOMPETENSI DASAR
Muatan :IPS
Kompetensi Indikator
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya etnis, dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa
Indonesia serta hubungannya dengan
karakteristik ruang.
3.1.1 Menyebutkan keragaman
budaya di Indonesia.
3.1.2 Mengetahui macam-macam
keragaman budaya di Indonesia.
4.2. Menyajikan hasil identifikasi mengenai
keragaman sosial, ekonomi, budaya etnis,
dan agama di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik ruang.
4.2.1 Menyebutkan dan menjelaskan
keragaman budaya di Indonesia.
4.2.2 Menyebutkan keragaman
budaya di lingkungan sekitar siswa.
K. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan keragaman
budaya di Indonesia.
5. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui dan mampu menyebutkan
keragaman budaya di Indonesia.
6. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan keragaman budaya yang ada di lingkungan sekitar siswa.
L. MATERI PEMBELAJARAN
Keragaman Budaya
Keragaman suku bangsa menghasilkan budaya yang beragam.Bentuk
keragaman itu berupa bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, lagu
daerah, alat music daerah, adat istiadat setempat/upacara adat, serta makanan khas
daerah.
7. Bahasa Daerah
Setiap suku bangsamempunyai bahasa daerah yang khas.Ada bahasa
jawa, bahasa minangkabau, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa Madura, dan
lain sebagainya.
8. Adat istiadatnya
Ada bermacam-macam adat istiadat.Contohnya upacara adat yang
diapaki waktu orang menikah, waktu orang melahirkan, waktu orang meninggal,
dan masih banyak lagi yang lainnya.Sebagian besar upacara-upacara ini
dipadukan dalam agama yang dianut masyarakat.Meskipun berbeda-beda, adat
istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang sangat indah yang dimiliki
bngsa Indonesia.
9. Bentuk Rumah Adat
Bentuk rumah suku-suku bangsa yang ada di Indonesia juga bermacam-
macam. Misalnya:
1) Rumah adat Sumatra barat disebut rumah gadang.
2) Rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut rumah joglo.
3) Rumah adat Sulawesi Utara disebut rumah pewaris.
4) Rumah adat suku Toraja disebut rumah tongkanan.
5) Rumah betang di Kalimantan Tengah.
6) Rumah lobo di Sulawesi Tengah.
10. Pakaian Adat
Pakaian adat dipakai pada acara khusus.Salah satunya berupa pesta
perkawaninan, upacara adat, dan lain sebagainya.
11. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional sangat beragam.Alat musk berguna mengiringi
lagu dan tarian.Selain itu, alat musik juga untuk menghibur. Berikut adalah alat
musik tradisional antara lain: boning (Jawa), cengceng (Bali), gambus (Jambi),
kolintang (Sulawesi), sasando (Maluku), dan tifa (Papua).
12. Tarian dan Lagu
Tarian Daerah Setiap daerah mempunyai jenis tarian yang khas.Tarian di
pertunjukkan pada saat tertentu, seperti saat upacara adat, menerima tamu
agung, dan menjamu para wisatawan. Adapaun beberapa macam tarian daerah
antara lain:
a. Seudati, Marhaban Nanggroe Aceh Darussalam
b. Tortor, Sigalegale Sumatera Utara
c. Piring, Lilin, Serampang Dua Belas Sumatera Barat
d. Gitek Balen, Yapong, Jaipong DKI Jakarta
e. Serimpi, Gambyong, Golek Jawa Tengah
f. Maengket Sulawesi Utara
g. Pendet, Kecak, Legong Bali
h. Tari Perang Nusa Tenggara Timur
i. Lenso, Cakalele Maluku Utara
j. Gale-gale, Yosin Papua
k. Tari Seudati dan Tari Saman dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
l. Tari Piring dan Tari payung dari Provinsi Sumatera Barat
m. Tari Serampang Dua Belas dan Tari Tor-tor Provinsi Sumatera Utara
n. Tari Tandak dan Tari Makan Sirih dari Provinsi Riau diantaranya
o. Tari Serampang Dua belas dari Provinsi Kepulauan Riau
p. Tari Andun dan Tari Bidadari Teminang Anak dari Provinsi Bengkulu
q. Tari Sekapur Sirih dan Tari Selampir Delapan dari Provinsi Jambi
b. Menghargai Keragaman
Budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Menghargai keragaman
budaya akan memperkokoh persatuan dan kesatuan dan kesatuan bangsa. Kekuatan
itu untuk menuju kearah kemajuan.Perbedaan masing-masing daerah wajib kita
hargai.Baik dalam kehidupan dilingkungan rumah sekolah, masyarakat. Cara
menghargai keragaman diantaranya sebagai berikut:
1) Senang belajar budaya daerah lain.
2) Gemar melihat petunjukan atau pentas budaya daerah
3) Tidak menganggaprenddah budaya daerah lain.
4) Menghindari sikap kedaerahan.
5) Menghormati budaya secara positif
M. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Model : Word Square
Metode : Talking Stick
N. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
10. Guru mengucapkan salam, lalu berdo’a bersama
dengan dipimpin oleh salah satu siswa.
11. Guru melakukan presensi kehadiran siswa.
12. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi Indonesia
raya
13. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan hari ini.
14. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai pada hari ini.
15. Guru menyampaikan bahwa hari ini mereka akan
belajar tentang Keragaman suku bangsa, sosial dan
budaya.
16. Guru menanyakan kepada siswa “Apakah kalian
sudah makan pagi sebelum berangkat ke sekolah ?”.
17. Guru menerima jawaban siswa yang beragam dan
menyampaikan pentingnya makan pagi sebelum
berangkat ke sekolah.
18. Guru memperlihatkan media pembelajaran kepada
siswa untuk menggali rasa penasaran dan ingin tahu
siswa.
19. Guru membagi siswa menjadi siswa menjadi 5
kelompok berdasarkan urutan tempat duduk. 10 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Inti
A. Mengamati
3. Guru menjelaskan tetang pengertian keragaman,
agama di Indonesia
4. Siswa mengamati gambar dan berpendapat tentang
gambar. Kemudian, memberi siswa waktu untuk
menyampaikan hasil diskusinya keragaman budaya
yang terdapat di indonesia?
. Menanya
5. Guru mengajukan pertanyaan “Bentukkeragaman,
budaya yang terdapat di indonesia?
6. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab
“Bentukkeragaman agama yang terdapat di
indonesia?
7. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami
8. Guru menjelasakan pertanyaan siswa
Mencoba
5. Guru menjelaskan langkah-langkah model
pembelajaran word square dan talking stick
6. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok
7. Guru memberikan soal pada siswa
8. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengerjakan soal.
Menalar
1. Siswa menjawab di dalam kotak kolom yang tertera.
2. Guru mengambilstick dan diberikan pada siswa.
3. Siswa menjalankan stick nyasambil diiringi dengan 45 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung” disertai tepuk
tangan.
4. Siswa yang terakhir membawa stick diberi tantangan
guru untuk menjawab materi pelajaran pada hari ini.
Mengkomunikasikan
6. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah
paham tentang keragaman budaya yang terdapat di
indonesia?
7. Guru memberi penguatan umpan balik dan
penguatan terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
8. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
keragaman agama di Indonesia.
9. Guru mengapresiasi pekerjaan siswa dengan
memberikan tepuk tangan, pujian kepada siswa dan
mengkonfirmasi cerita siswa.
10. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
yang yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dan
memberikan semangat.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Penutup
7. Guru memberikan penguatan materi tentang materi
hari ini tentang keragaman budaya di Indonesia
8. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan
memberikan motivasi untuk menambah semangat
belajar sisa.
9. Guru memberikan pesan-pesan supaya rajin belajar
supaya pandai dan tetap semangat belajar.
10. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
11. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa. (Religius)
12. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap
salam.
15 m
e
n
i
t
O. SUMBER PEMBELAJARAN, ALAT DAN MEDIA
5. Buku Pedoman Guru Tema 7 SD/MI Kelas 4
6. Spidol, gambar-gambar, stick.
P. PENILAIAN
1. Jenis Penelitian
Tes tertulis
2. Instrumen Penelitian
d. Soal (Terlampir)
e. Jawaban (Terlampir)
f. Nilai = Jawaban benar x 4
Lampiran 6
A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C ATAU D PADA
JAWABAN YANG BENAR!
1. Salah satu hal yang menyebabkan keragaman budaya di Indonesia adalah ….
a. Indonesia terdiri beragam suku
b. Indonesia negara dengan banyak gunung api
c. Indonesia bekas dijajah bangsa lain
d. Indonesia terletak di iklim tropis
2. Keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia merupakan ….
a. Kelemahan bangsa Indonesia
b. Kemunduran bangsa Indonesia
c. Kekayaan bangsa Indonesia
d. Kerukunan bangsa Indonesia
3. Yang bukan merupakan keragaman budaya di Indonesia yaitu ….
a. Pakaian Adat b. Bahasa Daerah
c. Alat Musik d. Olahraga
4. Rumah adat jobo berasal dari listrik ….
a. Sulawesi Tengah b. Kalimantan Timur
c. Bali d. Jawa Barat
5. Rumah adat Sumatra barat disebut ….
a. Rumah Adat Joglo b. Rumah Adat Gadang
c. rumah Adat Betang d. Rumah Adat Pewaris
6. Tari Saman dari aceh adalah contoh tarian daerah yang menggunakan pola lantai ….
a. Vertikal b. Diagonal
c. Oval d. Horizontal
7. Tarian yang berasal dari balikecuali yaitu ….
a. Tari Kecak b. Tari Serimpi
c. Tari Pendet d. Tari Legong
8. Provinsi Papua memiliki alat musik khas dari daerahnya yaitu ….
a. Fu b. Tifa
c. Nafiri d. Sampe
9. Kolintang adalah alat musik dari daerah ….
a. Sumatra b. Maluku
c. Jawa d. Sulawesi
10. Berikut ini yang bukan termasuk alat musik daerah dari Indonesia adalah ….
a. Serunai b. Kolintang
c. Piano d. Tifa
11. Alat musik daerah berikut ini yang cara memainkannya dengan ditiup adalah ….
a. Angklung b. Panting
c. Sasando d. Serunai
12. Rumah Gadang adalah rumah adat dari daerah ….
a. Sumatra Barat b. Jawa Barat
c. Kalimantan Barat d. Sulawesi Barat
13. Gapura Candi Bentar adalah nama rumah adat dari daerah ….
a. Jawa Tengah b. Bali
c. Maluku d. Papua
14. Nama rumah adat di bawah ini berasal dari pulau Sulawesi, kecuali ….
a. Tongkonan b. Mandar
c. Baileo d. Tambi
15. Setiap rumah adat di Indonesia memiliki keunikannya sendiri, hal ini menunjukkan
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sangat pandai dalam bidang ….
a. Maritim b. Arsitektur
c. Irigasi d. Bisnis
16. Sikap-sikap yang tepat dalam menghadapi keberagaman budaya di Indonesia kecuali?
a. Saling menghargai b. Saling mendukung
c. Saling menghormati d. Saling bersaing
17. Tari kipas dan dari Bosara berasal dari provinsi ….
a. Sumatra Utara b. Sulawesi Selatan
c. Nusa Tenggara Timur d. Kalimantan Utara
18. Tarian daerah yang beragam dari setiap daerah di Indonesia menggambarkan ….
a. Corak kehidupan tiap daerah
b. Jenis kehidupan yang dimiliki negeri lain
c. Suasana laut dan pantai Indonesia
d. Kekayaan alam dari setiap daerah
19. Tarian daerah di bawah ini yang berasal dari Provinsi Jambi adalah ….
a. Tari Gambyong b. Tari Jaipong
c. Tari Balumpa d. Tari Sekapur Sirih
20. Salah satu manfaat yang dirasakan bangsa Indonesia karena keberagaman budayanya
adalah ….
a. Banyak wisatawan manca negara yang datang ke Indonesia
b. Banyak hasil budaya bangsa yang diakui menjadi milik negara lain
c. Banyak negara luar negeri yang ingin bergabung dengan Indonesia
d. Banyak hasil karya kesenian yang diselundupkan ke luar negeri
B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN BENAR!
1. Indonesia memang memiliki kebudayaan yang beragam, sikap kita terhadap budaya
daerah lain adalah ….
2. Rumah adat dari daerah Papua adalah ….
3. Tari Piring dan tari Payung berasal dari provinsi ….
4. Sasando adalah alat musik dari provinsi ….
5. Alat musik seperti gambar di atas berasal dari provinsi ….
Lampiran 7
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. a. Indonesia terdiri beragam suku
2. c. Kekayaan bangsa Indonesia
3. d. Olahraga
4. a. Sumatra
5. b. Rumah Adat Betang
6. d. Horizontal
7. b. Tari Serimpi
8. b. Tifa
9. d. Sulawesi
10. c. Piano
11. d. Serunai
12. a. Sumatra Barat
13. b. Bali
14. c. Baileo
15. b. Arsitektur
16. d. Saling bersaing
17. b. Sulawesi Selatan
18. a. Corak kehidupan tiap daerah
19. d. Tari Sekapur Sirih
20. a. Banyak wisatawan manca negara yang datang ke Indonesia
B. Essay
1. Saling menghargai / saling menghormati
2. Honai
3. Sumatra Barat
4. Nusa Tenggara Timur
5. Jawa Barat
Lampiran
Foto Dokumentasi Siklus 1
Siklus II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya mencantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama Lengkap : ATQIYA’ AL’ ALAWI
2. NIM : 23040160087
3. TTL : Semarang, 04 Desember 1999
4. Jenis Kelamin : Laki Laki
5. Agama : Islam
6. Alamat : Pengkol RT 02/RW 07 Rowosari Tembalang Kota Semarang
7. E-mail : [email protected]
8. Nama Ayah : Abdur Rofiq
9. Nama Ibu : Durotul Bahiyyah
10. Riwayat Pendidikan :
a. RA Husnul Khatimah 02 Lulus : 2004
b. MI Al-Ghozali Lulus : 2010
c. MTs Husnul Khatimah 02 Lulus : 2013
d. MA Al-Hadi Lulus : 2016
e. IAIN Salatiga 2016 - sekarang
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 13 April 2020
Penulis
ATQIYA’ AL’ ALAWI
NIM.23040160087