MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika...

14
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan April 2012 hingga Juni 2012. Materi Ternak Merpati yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 pasang atau 60 ekor berumur 9-12 bulan dengan kisaran bobot badan 200-405 g dan rataan bobot badan 322,93 g. Merpati diperoleh dari peternak dan pedagang merpati di sekitar lokasi penelitian. Kriteria merpati dalam penelitian ini yaitu merpati dalam kondisi sehat, memiliki jumlah bulu sayap primer dan bulu ekor yang lengkap, tidak memiliki cacat fisik dan mampu untuk dilatih terbang. Kandang Setiap pasang merpati ditempatkan dalam kandang utama berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm. Kandang berjumlah 17 unit dan terbagi dalam tiga blok yaitu blok A terdiri dari 4 unit kandang, blok B terdiri dari 5 unit kandang dan blok C terdiri dari 8 unit kandang. Setiap unit kandang dilengkapi tempat pakan dan tempat minum. Kandang yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Gambar 1. (a) (b) (c) Gambar 1. Kandang Merpati pada Blok A (a), Blok B (b) dan Blok C (c). Kandang lain yang digunakan dalam penelitian ini selain kandang utama yaitu kandang tempat penjodohan adalah kandang untuk betina saat di luar kandang

Transcript of MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika...

Page 1: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

8

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam

Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung

selama bulan April 2012 hingga Juni 2012.

Materi

Ternak

Merpati yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 pasang atau 60

ekor berumur 9-12 bulan dengan kisaran bobot badan 200-405 g dan rataan bobot

badan 322,93 g. Merpati diperoleh dari peternak dan pedagang merpati di sekitar

lokasi penelitian. Kriteria merpati dalam penelitian ini yaitu merpati dalam kondisi

sehat, memiliki jumlah bulu sayap primer dan bulu ekor yang lengkap, tidak

memiliki cacat fisik dan mampu untuk dilatih terbang.

Kandang

Setiap pasang merpati ditempatkan dalam kandang utama berukuran panjang

50 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm. Kandang berjumlah 17 unit dan terbagi dalam

tiga blok yaitu blok A terdiri dari 4 unit kandang, blok B terdiri dari 5 unit kandang

dan blok C terdiri dari 8 unit kandang. Setiap unit kandang dilengkapi tempat pakan

dan tempat minum. Kandang yang digunakan dalam penelitian disajikan pada

Gambar 1.

(a) (b) (c)

Gambar 1. Kandang Merpati pada Blok A (a), Blok B (b) dan Blok C (c).

Kandang lain yang digunakan dalam penelitian ini selain kandang utama

yaitu kandang tempat penjodohan adalah kandang untuk betina saat di luar kandang

Page 2: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

9

utama dan kandang untuk melepas merpati jantan. Kandang tempat penjodohan,

kandang untuk betina dan kandang untuk melepas merpati jantan disajikan pada

Gambar 2.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Kandang Penjodohan (a), Kandang Betina (b) dan Kandang Lepas (c).

Pakan dan Air Minum

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jagung kuning yang

berukuran kecil (jagung super) dengan diameter 0,5 cm. Pakan diberikan setiap pagi

dan hanya satu kali. Setiap pasang merpati diberikan pakan sebanyak 70 g,

sedangkan air minum diberikan ad libitum.

Prosedur

Proses Penjodohan

Proses penjodohan merpati dimulai dengan masa perkenalan. Merpati jantan

dipertemukan dengan merpati betina namun masih dalam kandang yang berbeda.

Kandang tersebut dibuat sekat untuk memisahkan merpati jantan dan merpati betina

agar tidak terjadi keributan dalam kandang, namun sepasang merpati tersebut masih

bisa saling melihat. Merpati jantan akan mengeluarkan suara bekur pada saat melihat

merpati betina, hal tersebut merupakan salah satu ciri untuk membedakan merpati

jantan dan merpati betina. Saat merpati jantan bekur yaitu menggelembungkan

bagian lehernya, yang diikuti dengan gerakan-gerakan yang khas untuk menggoda

merpati betina. Merpati betina juga bisa mengeluarkan suara bekur namun tidak

sekeras suara bekur merpati jantan dan bekur merpati betina tidak diikuti dengan

gerakan-gerakan seperti merpati jantan.

Ciri merpati yang sudah berjodoh yaitu saat merpati jantan dan betina

disatukan, merpati jantan akan mengeluarkan suara bekur dan menggelembungkan

Page 3: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

10

bagian lehernya serta menggoyang-goyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan

kemudian ke atas dan ke bawah yang diikuti dengan gerakan seperti tarian. Posisi

sayap dan ekor merpati jantan pada saat bekur akan lebih rendah bahkan hingga

terseret di tanah. Merpati betina mengangguk-anggukan kepalanya pada saat merpati

jantan mengeluarkan suara bekur.

Proses perkawinan diawali dengan percumbuan, merpati jantan maupun

merpati betina melakukan aktifitas telisik. Telisik merupakan salah satu tingkah laku

unggas untuk membersihkan bulu menggunakan paruh. Merpati betina memasukan

paruhnya ke dalam paruh merpati jantan. Saat paruh merpati betina berada dalam

paruh merpati jantan keduanya menggetarkan kepalanya seperti sedang meloloh,

setelah melakukan pelolohan maka betina akan merebahkan badannya agar dinaiki

merpati jantan. Jika pada saat merpati betina merebahkan badannya namun merpati

jantan tidak mau menaiki maka merpati betina akan meminta diloloh lagi sampai

merpati jantan mau menaikinya. Jika merpati jantan sudah menaiki merpati betina

dan merpati jantan pasangannya menggoyang-goyangkan ekor serta mengepak-

kepakan sayapnya maka proses perkawinan telah berhasil dilakukan. Setelah proses

perkawinan biasanya merpati jantan langsung terbang, namun ada juga beberapa

pasangan yang melakukan proses perkawinan secara bergantian. Pada saat merpati

jantan telah berhasil melakukan perkawinan maka giliran merpati betina yang

menaiki merpati jantan dengan gerakan yang sama.

Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sistem

pemeliharaan semi intensif. Sepasang merpati dikandangkan dalam kandang utama

dari sore hingga pagi hari. Selanjutnya setiap pagi merpati jantan dikeluarkan dari

kandang dan dibiarkan bebas, sedangkan merpati betina ditempatkan dalam kandang

khusus untuk betina. Merpati betina tidak dibiarkan bebas agar mempermudah dalam

penanganan. Merpati betina lebih cenderung senang di luar kandang, sedangkan

merpati jantan lebih sering masuk keluar kandang karena ingin menjaga kandangnya

atau daerah teritorialnya, sehingga merpati jantan lebih sering terlihat berkelahi

dibandingkan merpati betina. Perkelahian pada merpati bukan hanya masalah

kandang, ada juga perkelahian yang disebabkan karena memperebutkan pasangan,

merpati jantan yang mempunyai pasangan yang berwarna sama biasanya akan

Page 4: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

11

berkelahi ketika merpati betina yang berwarna sama tersebut dibiarkan bebas. Kedua

merpati jantan tersebut akan sama-sama mengejar merpati betina yang berwarna

sama dengan pasangannya sehingga terjadi perkelahian.

Pada saat merpati dikeluarkan dari kandang, tempat pakan dan tempat minum

dikeluarkan dan dibersihkan atau dicuci dan dilakukan setiap hari. Tempat pakan dan

tempat minum yang sudah dicuci kemudian dijemur. Saat menunggu tempat pakan

dan minum kering, kandang dibersihkan dengan menggunakan peralatan seperti

kape, koas dan serokan. Merpati jantan dan merpati betina dijemur 1-2 jam setiap

pagi agar memperoleh cahaya sinar matahari. Merpati yang terlihat kotor (terdapat

kotoran/feses pada bagian bulunya) dimandikan dan dijemur. Merpati dimandikan

dua hari sekali, merpati yang sudah dijemur kemudian dimasukan kembali dalam

kandang. Merpati dikeluarkan kembali pada sore hari, merpati jantan dan merpati

betina dibiarkan bebas. Hal ini bertujuan agar merpati tersebut dapat mencari grit

berupa batu-batu kecil atau kerikil, arang serta abu yang ada di sekitar kandang. Grit

ini merupakan pakan tambahan yang bertujuan untuk membantu proses pencernaan

dalam tembolok. Selain untuk mendapatkan grit, tujuan lain merpati jantan dan

betina dibiarkan bebas pada sore hari yaitu agar sepasang merpati tersebut dapat

melakukan perkawinan.

Cara Melatih

Merpati yang baru datang dikurung terlebih dahulu selama satu hari penuh

dengan tujuan agar sepasang merpati tersebut dapat beradaptasi dengan kandang atau

tempat tinggal barunya. Merpati mulai dikeluarkan dari kandang pada hari ke-dua,

namun merpati betina tetap berada di dalam kandang khusus betina (dongdang dalam

bahasa sunda) yang berada di dekat kandang utama. Jika sepasang merpati sudah

dapat beradaptasi, maka mulai dilepas bebas hanya pada sore hari sekitar pukul 17.00

atau ketika sudah mulai gelap agar merpati tidak terbang jauh.

Merpati jantan mulai dilatih terbang pada hari ke-tiga pemeliharaan. Latihan

terbang untuk merpati jantan dilakukan pada jarak tertentu dan bertahap. Selain itu

latihan terbang untuk merpati lokal tipe tinggian dilakukan pada satu arah, misalkan

barat ke timur. Jika merpati telah mengenal medan latihan, maka jarak latih terbang

ditambah. Pada setiap latihan terbang, merpati yang masih baru dibantu oleh merpati

yang telah mengenal medan (guide).

Page 5: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

12

Latihan terbang dilakukan secara bertahap, yaitu mulai dari jarak 100 m, 150

m dan 200 m. Latihan terbang dilakukan pagi hari karena kecepatan angin pada pagi

hari masih konstan, sehingga kondisi angin saat latihan maupun pengambilan data

kecepatan terbang seragam. Merpati diterbangkan pada jarak yang sama sebanyak

tiga kali atau sampai merpati tersebut dapat terbang tanpa salah arah. Jika merpati

sudah mengenal medan yaitu langsung pulang ke kandang ketika terbang berdua

dengan seekor guide, selanjutnya merpati dibiasakan terbang sendiri. Pencatatan

kecepatan terbang merpati dilakukan saat merpati terbang sendiri dan tidak dipandu

oleh guide.

Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara bertahap karena kapasitas kandang

terbatas. Pengambilan data dilakukan secara bergilir. Merpati yang dipelihara sudah

didapatkan seluruh datanya, maka merpati tersebut ditukar ke pasar atau ke peternak.

Setiap pasang merpati dipelihara selama 14 hari. Pemeliharaan di kandang

selama 3 hari dan latihan terbang untuk persiapan pengambilan data kecepatan

terbang dilakukan selama 9 hari, selanjutnya hari ke-13 dan ke-14 dilakukan

pengambilan data kecepatan terbang.

Pengamatan dilakukan setiap hari secara langsung meliputi manajemen

pemeliharaan, pengambilan data sifat kualitatif dan sifat kuantitatif, serta data rataan

kecepatan terbang. Pengambilan data sifat kualitatif dilakukan pada saat merpati

datang, sedangkan pengambilan data kuantitatif berlangsung selama 14 hari untuk

setiap pasang merpati.

Rancangan dan Analisis Data

Peubah

Peubah sifat kualitatif yang diamati antara lain warna bulu, warna iris mata,

tipe shank, tipe bulu sayap, tipe ujung bulu sayap, bentuk kepala dan bentuk badan.

1) Warna bulu. Warna bulu merpati bervariasi seperti hitam, putih, coklat,

megan, gambir, tritis, blantong, kelabu, batik dan blorok.

2) Warna iris mata. Warna iris mata merpati bervariasi. Warna iris mata merpati

yaitu kuning, putih (pillow) dan coklat (asem). Selain itu, ada juga merpati

yang memiliki warna iris mata yang berbeda pada kedua sisinya, misal iris

Page 6: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

13

mata kiri berwarna kuning dan iris mata kanan berwarna coklat (asem) yang

disebut iris mata liplap. Ada juga merpati yang memiliki warna iris mata

yang berbeda dalam satu mata seperti sebagian mata berwarna putih (pillow)

dan sebagian lagi berwarna coklat (asem).

3) Tipe shank. Tipe shank merpati terdiri dari dua jenis, yaitu tipe shank basah

dan tipe shank kering. Warna shank merpati yang kering terlihat lebih putih

dan seperti bersisik dibandingkan dengan warna shank basah.

4) Tipe bulu sayap. Tipe bulu sayap merpati ada dua jenis, yaitu bulu sayap

rapat dan bulu sayap renggang.

5) Bentuk ujung bulu sayap. Bentuk ujung bulu sayap ada dua jenis, yaitu ujung

bulu sayap tumpul dan ujung bulu sayap lancip.

6) Bentuk kepala. Bentuk kepala merpati ada tiga jenis, yaitu kepala jenong,

kepala perkutut dan kepala curut.

7) Bentuk tubuh. Bentuk tubuh merpati ada dua jenis, yaitu bentuk tubuh seperti

kapal dan bentuk tubuh seperti jantung pisang.

Peubah sifat kuantitatif yang diamati antara lain bobot badan, lingkar dada,

lebar dada luar, lebar dada dalam, dalam dada, panjang dada, panjang punggung,

jumlah bulu sayap primer, rentang sayap, panjang sayap, jumlah bulu ekor, panjang

bulu ekor, lebar pangkal ekor, lebar bulu ekor dan rataan kecepatan terbang serta pola

terbang.

1). Bobot badan. Penimbangan dilakukan pada hari pertama (sebelum dilatih

terbang) dan hari ke-14 (setelah pengambilan data kecepatan terbang).

Pengukuran bobot badan dilakukan pada pagi hari sebelum merpati diberi

makan. Timbangan dan penimbangan bobot badan disajikan pada Gambar 3.

(a) (b)

Gambar 3. Timbangan Digital (a) dan Penimbangan Bobot Badan (b)

Page 7: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

14

2). Ukuran-ukuran tubuh. Bagian tubuh yang diamati yaitu lebar dada luar, lebar

dada dalam, dalam dada, panjang dada, lingkar dada, panjang punggung,

rentang sayap, panjang sayap, lebar ekor, panjang bulu ekor, lebar pangkal

ekor, jumlah bulu sayap primer, dan jumlah bulu ekor. Pengukuran tersebut

dilakukan pada hari ke-3 (sebelum dilatih terbang) dan hari ke-14 (setelah

diperoleh data rataan kecepatan terbang) untuk merpati jantan. Pengamatan

ukuran tubuh pada merpati betina dilakukan hanya sekali yaitu pada hari

pertama, karena merpati betina tidak dilatih terbang. Pengukuran lebar dada

luar, lebar dada dalam, dalam dada, panjang dada, lebar ekor, dan lebar

pangkal ekor dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, sedangkan

pengukuran lingkar dada, panjang bulu ekor, panjang dada, panjang

punggung, panjang sayap dan rentang sayap dilakukan dengan menggunakan

pita ukur. Jangka sorong dan pita ukur yang dipakai untuk pengambilan data

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Jangka Sorong (a) dan Pita Ukur (b)

a). Lebar dada dalam diperoleh dengan mengukur jarak antara dada bagian kiri

dengan dada bagian kanan, sedangkan lebar dada luar diperoleh dengan cara

mengukur jarak antara sayap bagian kiri dan sayap bagian kanan. Cara

pengukuran lebar dada diperlihatkan pada Gambar 5.

(a) (b)

Gambar 5. Pengukuran Lebar Dada Luar (a) dan Lebar Dada Dalam (b)

Page 8: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

15

b). Panjang dada diperoleh dengan mengukur panjang tulang sternum. Cara

pengukuran panjang dada diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengukuran Panjang Dada

c). Lingkar dada diperoleh dengan mengukur pangkal sayap kanan melalui tulang

sternum hingga pangkal sayap kiri. Cara pengukuran lingkar dada

diperlihatkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Pengukuran Lingkar Dada

d). Dalam dada diperoleh dengan mengukur jarak antara tulang punggung hingga

tulang sternum. Cara pengukuran dalam dada diperlihatkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengukuran Dalam Dada

e). Panjang punggung diperoleh dengan mengukur jarak dari pangkal leher

hingga tulang pygostile. Cara pengukuran panjang punggung diperlihatkan

pada Gambar 9.

Page 9: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

16

Gambar 9. Pengukuran Panjang Punggung

f). Panjang sayap diperoleh dengan mengukur jarak dari tulang humerus hingga

perbatasan bulu primer ke-10 dan tulang sayap. Cara pengukuran panjang

sayap diperlihatkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengukuran Panjang Sayap

g). Rentang sayap diperoleh dengan mengukur jarak dari tulang humerus hingga

ujung bulu sayap ke-10. Cara pengukuran rentang sayap diperlihatkan pada

Gambar 11.

Gambar 11. Pengukuran Rentang Sayap

h). Jumlah bulu sayap primer diperoleh dengan menghitung jumlah bulu sayap

primer yang masih terdapat pada sayap. Cara menghitung jumlah bulu sayap

primer diperlihatkan pada Gambar 12.

Page 10: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

17

Gambar 12. Perhitungan Jumlah Bulu Sayap Primer

i). Jumlah bulu ekor diperoleh dengan menghitung jumlah bulu ekor yang masih

terdapat pada ekor. Cara menghitung jumlah bulu ekor diperlihatkan pada

Gambar 13.

Gambar 13. Perhitungan Jumlah Bulu Ekor

j). Panjang bulu ekor diperoleh dengan mengukur jarak antara pangkal bulu ekor

hingga ujung bulu ekor. Cara pengukuran panjang bulu ekor diperlihatkan

pada Gambar 14.

Gambar 14. Pengukuran Panjang Bulu Ekor

k). Lebar bulu ekor diperoleh dengan mengukur jarak antara bulu ekor sebelah

kiri dan bulu ekor sebelah kanan. Cara pengukuran lebar bulu ekor

diperlihatkan pada Gambar 15.

Page 11: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

18

Gambar 15. Pengukuran Lebar Bulu Ekor

l). Lebar pangkal ekor diperoleh dengan mengukur jarak antara sisi kiri hingga

sisi kanan tulang pygostile. Cara pengukuran pangkal ekor diperlihatkan pada

Gambar 16.

Gambar 16. Pengukuran Lebar Pangkal Ekor

3). Kecepatan terbang dilakukan dan diukur selama dua hari, yaitu pada hari ke-

13 dan hari ke-14. Pengukuran kecepatan terbang dilakukan pada jarak 100

m, 150 m dan 200 m dengan 3 kali pengulangan pada setiap jarak. Selain

catatan waktu, dilakukan pula pengamatan karakteristik dan pola terbangnya.

Pengambilan data kecepatan terbang dilakukan pada pagi hari sekitar pukul

09.00 hingga 11.00. Hal ini dikarenakan kecepatan angin pada waktu tersebut

masih seragam, sehingga perlakuan yang diberikan untuk semua merpati yang

dilatih terbang sama. Kecepatan terbang merpati diukur dengan menggunakan

stopwatch. Data rataan kecepatan terbang diperoleh dengan menghitung jarak

yang ditempuh dibagi dengan catatan waktu yang dibutuhkan untuk dapat

kembali pulang ke kandang setelah dilepas pada jarak yang telah ditentukan.

Jarak yang digunakan yaitu 100 m, 150 m dan 200 m dengan kondisi medan

latihan terbang berupa rumah-rumah penduduk, instalasi kabel listrik ke

rumah penduduk yang merupakan lintasan terbang merpati, pepohonan dan

kabel tegangan tinggi.

Page 12: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

19

Selain sifat kualitatif, kuantitatif dan kecepatan terbang, diamati juga

konsumsi pakan harian dari sepasang merpati. Konsumsi pakan diamati untuk

mengetahui seberapa banyak pakan yang dikonsumsi oleh sepasang merpati setiap

harinya. Konsumsi pakan harus sesuai dengan kebutuhan merpati. Pakan yang

diberikan tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak karena pakan yang dikonsumsi

merpati sangat mempengaruhi performa merpati tersebut.

Rancangan

1). Data manajemen pemeliharaan disajikan secara deskriptif.

2). Data sifat kualitatif disajikan secara deskriptif.

3). Data sifat kuantitatif disajikan secara deskriptif dan dianalisis rataan, simpangan

baku, koefesien keragaman, uji t antara merpati jantan dan betina, uji t merpati

jantan sebelum dan setelah dilatih terbang dan korelasi antara rataan kecepatan

terbang dengan ukuran-ukuran tubuh yang diamati. Model matematika yang

digunakan menggunakan model rancangan menurut Walpole (1992), yaitu :

Keterangan : = nilai rataan Xi = peubah yang diukur, dimulai dari individu ke-i,

i = 1, 2, …n n = jumlah ternak

Keterangan : sb = simpangan baku Xi = peubah sifat kuantitatif yang diukur, dimulai dari individu

ke-i, i = 1, 2, …, n = nilai rataan sifat kuantitatif yang diukur, dimulai dari

individu ke-i, i = 1, 2, … n n = jumlah ternak

Keterangan : KK = koefisien keragaman sb = simpangan baku

Page 13: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

20

= nilai rataan

Uji t merpati jantan sebelum dan setelah dilatih terbang yaitu:

Keterangan : Sd = standar deviasi v = derajat bebas n = jumlah ternak t = nilai hitung

di = selisih peubah yang diukur, dimulai dari individu ke-i, i = 1, 2, … n

Uji t antara merpati jantan dan betina yaitu:

Keterangan : Sp = standar deviasi v = derajat bebas n = jumlah ternak t = nilai hitung = nilai rataan

Korelasi antara rataan kecepatan terbang dan ukuran-ukuran tubuh yaitu:

Keterangan : r = korelasi

Page 14: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi · bahasa sunda) yang berada di dekat utamakandang. Jika sepasang merpati sudah ... kepala perkutut dan kepala . curut. 7) Bentuk tubuh.

21

Xi = peubah sifat kuantitatif yang diukur, dimulai dari individu ke - i, i = 1, 2, …, n

Yi = rataan kecepatan terbang yang diukur, dimulai dari individu ke - i, i = 1, 2, …, n

n = jumlah ternak

Uji lanjut untuk mengetahui keeratan nilai korelasi dengan menggunakan uji t

(Irianto, 2010) yaitu:

Keterangan : t = nilai hitung (t-hitung) r = nilai korelasi n = jumlah ternak

Glosarium

Batik : Warna bulu merpati dengan pola seperti batik berwarna kecoklatan. Bekur : Suara merpati jantan saat mendekati merpati betina. Blantong : Warna bulu merpati dengan dua pola warna, bagian kepala, dada dan

sayap berwarna putih. Blorok : Warna bulu merpati dengan dua pola warna, salah satu warna

menyebar dengan pola tidak beraturan. Curut : Bentuk kepala menyerupai curut (tikus), dengan permukaan paruh

atas dan dahi sejajar. Dondang : Kandang untuk merpati betina saat diluar kandang utama dan

kandang untuk membawa merpati jantan saat akan dilepas. Gambir : Warna bulu merpati dengan warna dasar coklat tua. Klepek : Aktifitas mengepakkan sayap merpati betina secara disengaja untuk

memancing merpati jantan. Giring : Kondisi pada saat merpati betina akan bertelur dan merpati jantan

selalu ingin dekat dengan merpati betina. Guide : Merpati jantan yang telah mengenal lokasi latihan terbang dan

memandu merpati lain pada saat dilatih terbang. Jenong : Bentuk kepala merpati dengan bagian dahi yang menonjol. Joki : Peternak yang melatih terbang merpati. Kelabu : Warna bulu merpati dengan warna dasar abu-abu. Liplap : Pola warna mata merpati yang berbeda pada kedua matanya. Megan : Warna bulu merpati dengan warna dasar biru keabu-abuan. Ring : Tempat merpati mendarat saat perlombaan. Telisik : Aktifitas merpati saat membersihkan bulu menggunakan paruh. Tritis : Warna bulu merpati dengan warna dasar biru keabu-abuan dan

memiliki corak hitam.