175. Sepasang Arwah Bisu

download 175. Sepasang Arwah Bisu

of 92

Transcript of 175. Sepasang Arwah Bisu

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    1/92

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    2/92

    SEPASANG ARWAH BISU 2

    SEPASANGARWAH BISU

    e-Book & Setting :Begawan Alfarizi (abdulmadjid kaskuser)

    Cover : Kalapalima

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    3/92

    3 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITO

    Hak cipta dan copy right padapengarang dibawah lindungan

    undang-undang

    Wiro Sableng telah Terdaftar padaDept. Kehakiman R.I. Direktorat

    Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merekdibawah nomor 004245

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    4/92

    SEPASANG ARWAH BISU 4

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    1PADA MALAM menjelangdini hari itu beberapa orangmendatangi Bukit Batu Hangusdimana Sri Maharaja Mataramberada bersama ratusan orangpengungsi, menyelamatkan diri dariKotaraja yang tengah dilanda malapetaka.Selagi Raja menunggu kedatanganPendekar 212 Wiro Sableng yang dikalangan orang-orang Kerajaan disebutdengan nama Kesatria Panggilan,ternyata Sinuhun Muda Ghama Karadipasampai lebih dulu. Dia datang denganmenyamar sebagai Pendekar 212 WiroSableng, membawa batu segi tiga putihpalsu dengan niat sebenarnya bukanlain adalah untuk dapat menghabisi RajaMataram secepat mungkin.

    Namun niat jahat tersebut gagal dilaksanakan karenadihalangi oleh Sri Padmi Kameswari yang muncul dalambentuk seekor anjing betina, bersama anaknya seekoranjing jantan. Kalau sang ibu berhasil menyelamatkanRaja Mataram dari serangan delapan sinar merah yangkeluar dari batu segi tiga Putih di tangan Sinuhun Muda,maka anaknya, seekor anjing kecil jantan mampu pula

    menyelamatkan Ni Gatri.Seperti diceritakan dalam Rob Jemputan, meski SriPadmi Kameswari berniat jahat terhadapnya, RajaMataram bukan saja tidak membunuh perempuan itu,malah sewaktu sosok Sri Padmi Kameswari berubah

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    5/92

    5 SEPASANG ARWAH BISU

    menjadi seekor anjing betina yang bunting besar dankesulitan dalam melahirkan anaknya, Raja bertindakmenolong. Ada ubi ada talas. Ada budi ada balas.

    Ternyata kini Sri Padmi Kameswari muncul kembalidalam ujud anjing betina dan menyelamatkan RajaMataram dari serangan maut Sinuhun Muda walau diasendiri menderita cidera cukup parah. Sekujur tubuhmelepuh merah dan mengepulkan asap panas.Sementara itu anaknya, anjing kecil jantan menolong NiGatri.

    Sinuhun Muda juga batal menghabisi Sri PadmiKameswari dengan Pukulan Delapan Sukma Merah. Initerjadi setelah mendapat peringatan dan seorang anaklelaki yang tidak terlihat ujudnya karena muncul dalambayangan cahaya kuning kemerahan, yang oleh SinuhunMuda dipanggil dengan nama Sang Junjungan.

    Setelah diperingatkan Sinuhun Muda baru menyadarikalau saat itu di leher anjing betina yang hendakdibunuhnya melingkar seuntai kalung emas besar. Emasmerupakan benda pantangan bagi Sinuhun Muda GhamaKaradipa, juga bagi nyawa kembarannya yaitu SinuhunMerah Penghisap Arwah. Sebenarnya hanya sangatsedikit orang yang mengetahui kelemahan dua mahlukbernyawa kembar itu. Ini yang membuat Sinuhun Mudatersentak heran. Bagaimana mungkin Sri PadmiKameswari yang kini berujud seekor anjing betina itu bisamengetahui kelemahannya tersebut! Namun SinuhunMuda saat itu tidak bisa berpikir panjang. Meski dia tidakmerasa gentar tapi karena masih banyak urusan besaryang harus diselesaikan maka dia segera harusmeninggalkan Bukit Batu Hangus. Dia bermaksud hendak

    menemui Sang Junjungan. Dia juga berharap nyawakembarannya yaitu Sinuhun Merah Penghisap Arwahtelah bertemu dengan Kesatria Roh Jemputan dan siapdengan rencana semula yaitu membunuh Pendekar 212Wiro Sableng.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    6/92

    SEPASANG ARWAH BISU 6

    Pada saat Sinuhun Muda hendak bertindak pergiterjadilah satu kegemparan. Dari dalam gelap seorangperempuan melempar mayat Swara Pancala ke atassebuah batu besar.

    * * *

    SRI MAHARAJA Mataram Rakai Kayuwangimelompat ke arah batu di atas mana mayat SwaraPancala tergeletak. Sekujur tubuh penuh puluhan lubangluka dan bergelimang darah.

    Swara Pancala! Hyang Jagat Bathara, mengapa satulagi orang kepercayaanku harus menemui ajal!

    Baru saja Raja Mataram keluarkan ucapan tiba-tibaada suara perempuan berteriak.

    Yang Mulia Raja Mataram! Manusia satu itu memangpantas mati! Ketahuilah, dia telah berkhianat terhadap diriYang Mulia! Dia adalah kaki tangan Sinuhun MudaGharna Karadipa. Manusia keji penimbul malapetakaMalam Jahanam di Bhumi Mataram! Pemuda berpakaiandan berikat kepala hijau itu!

    Kegemparan di lereng Bukit Batu Hangus jadisemakin bertambah setelah terdengarnya suara teriakanperempuan tadi. Sinuhun Muda maupun Raja Mataramsama-sama tercekat.

    Yang jelas perempuan yang barusan berteriakbukanlah perempuan yang tadi melemparkan mayatSwara Pancala. Berarti ada dua orang perempuan ditempat itu. Dan keduanya sama-sama belummemperlihatkan diri!

    Selagi Raja Mataram mengalihkan pandangan ke

    arah pemuda berpakaian dan berikat kepala hijau yangtadi menyaru sebagai Kesatria Panggilan Pendekar 212Wiro Sableng, tiba-tiba di dalam gelap ada satu bayanganhijau berkelebat sangat cepat. Bau harum menebar.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    7/92

    7 SEPASANG ARWAH BISU

    Sinuhun Muda merasakan satu tepukan di punggungnyadisertai suara perempuan berkata.

    Sinuhun, cepat tinggalkan tempat ini! Sebentar lagikeadaan akan sangat tidak menguntungkan bagimu!

    Sinuhun Muda yang sedang terkesiap dan juga marahmelihat kematian Swara Pancala tersentak.

    Dewi Ular! Pasti dia yang barusan menepukpunggungku! Jahanam! Aku punya dugaan dia yangmembunuh Swara Pancala! Sekarang mengapa diaberbaik-baik terhadapku! Perempuan keparat! Aku akanmemecahkan kepalamu Jilka terbukti memang kau yangtelah membunuh anak buahku itu! Sinuhun Mudamenggeram marah dalam hati. Lalu dia ingat.

    Perempuan kedua yang tadi berteriak, suaranyaseperti suara Ratu Randang Sinuhun Muda membatin.Walau sebenarnya dia ingin membuktikan dugaan namuntidak menunggu lebih lama lagi Sinuhun Muda segeraberkelebat tinggalkan tempat itu ke arah lenyapnyabayangan perempuan yang tadi menepuk punggungnya.

    Tak lama setelah berada di kaki bukit sebelah selatan,Sinuhun Muda melihat ada seorang perempuan duduk diatas batu sambil bernyanyi-nyanyi perlahan.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    8/92

    SEPASANG ARWAH BISU 8

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    2RAHANG Sinuhun Mudamenggembung. Sepuluh jaritangan diremas hinggamengeluarkan suara bergemeletakan.

    Benar-benar mahluk jahanam!Habis membunuh masih bisa bernyanyinyanyi! Sinuhun Muda menyumpah.Sekejapan saja dia sudah berada di depanperempuan yang duduk di atas batu. Danternyata perempuan ini memang Dewi Ular!Berpakaian sutera hijau, lengkap denganmahkota perak di atas kepala!

    Perempuan iblis! Sinuhun Mudalangsung mendamprat.

    Orang yang dibentak hentikannyanyian, berpaling ke arah SinuhunMuda lalu tersenyum. Dia menunjuk ke langit.

    Malam begini indah. Di langit ada rembulan walausetengah lingkaran. Rasanya kurang pantas merusakkeindahan dan dengan ucapan kotor bentakan kasar.Apakah...

    Tutup mulutmu! Hardik Sinuhun Muda. Delapanbenjolan di kepalanya memancarkan cahaya terang. Apamatamu buta tidak melihat Bhumi Mataram dilandamalapetaka? Dan aku yang menciptakan malapetaka itu!

    Delapan cahaya merah mulai memancar keluar daridelapan benjolan di kening.Di atas batu Dewi Ular kembali mengulum senyum.Sinuhun, kau kelihatan begitu bangga dan merasa

    hebat karena telah menimbulkan bencana di Bhumi

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    9/92

    9 SEPASANG ARWAH BISU

    Mataram. Apa yang sesungguhnya kau cari? Hik ... hik.Sekarang aku melihat kau hendak membunuhku denganilmu Delapan Arwah Sesat Menembus Langit ... Apasalahku?!

    Kurang ajar! Bagaimana perempuan iblis ini tahunama ilmu yang aku miliki?! Sinuhun Muda menggeramdalam hati.

    Sinuhun, membunuhku tidak ada untungnya bagidirimu. Bukankah aku pernah berucap. Kalau kita berduabisa sating berbagi ilmu atau berbagi cinta.Bagaimanapun juga bersahabat adalah jauh lebih baikdari saling bermusuhan.

    Aku tidak tertarik pada ilmu kepandaianmu! Kau tidakpunya kemampuan apa-apa. Buktinya kau tidak sanggupmembunuh pemuda bernama Wiro Sableng itu!

    Hari selalu berubah. Hari kemarin tidak sama denganhari ini. Hari ini tidak sama dengan hari besok. Besoktidak sama dengan lusa....

    Perempuan setan! Mengaku kalau kau yang telahmembunuh anak buahku Swara Pancala! Sinuhun Mudamenghardik keras.

    Dewi Ular dongakkan kepala ke langit malam yangditerangi bulan setengah lingkaran lalu berkata. KalauSinuhun sudah tahu mengapa mesti bertanya lagi? Lagipula sebenarnya lelaki itu yang minta dibunuh danmemang harus dibunuh. Seharusnya Sinuhun berterimakasih karena aku telah membunuh seorang musuh dalamselimut. Lebih baik Sinuhun menanyakan bagaimana caraaku membunuhnya!

    Sinuhun Muda tidak dapat lagi menahan amarahnya.Kaki kanan menendang ke depan, Lima jari kaki

    memancarkan cahaya merah.Braaakkk!Batu yang diduduki Dewi Ular hancur membentuk

    keping-keping menyala merah. Sosok Dewi Ular sendiritelah lebih dulu melesat ke udara selamatkan diri.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    10/92

    SEPASANG ARWAH BISU 10

    Perempuan ini pindah berdiri ke atas batu lain. Lalu tanpaperdulikan kemarahan Sinuhun Muda dia tertawapanjang. Puas tertawa perempuan ini berkata.

    Di dalam gua dibelakang air terjun. Hikhik... hik.

    Sinuhun, dengar ceritaku. Mula-mula Swara Pancalamenanggalkan pakaian yang melekat di tubuhku. Sepertiini Dewi Ular memperagakan dengan membuka bajuhijaunya di bagian dada. Lalu dia memelukmenghangatkan tubuhku. Setelah itu dia membukapakaiannya pula. Lalu dia membuyarkan ilmu penyiraptubuh milik Sinuhun yang membuat diriku kaku tak bisabergerak. Ketika kami bercumbu dia bicara banyaktentang dirimu. Perihal dua nyawa kembar yang kaumiliki. Perihal pantangan Sinuhun yang tidak bolehbersentuhan dengan emas. Ah .... aku ingat. Itu sebabnyaSinuhun meminta mahkota emas kepala ular milikku laluditukar dengan mahkota perak bertabur batu permatayang ada di kepalaku saat ini. Sayang Swara Pancalatidak berumur panjang. Takdir menentukan dia mati ditanganku. Oh bukan .... bukan tanganku yangmembunuhnya. Tapi Nyi Jeneng Inten, ular hitam kepalaputih yang ada dalam perutku. Apa Sinuhun sempatmelihat puluhan lubang luka bekas patukan ular di tubuhlelaki itu? Hik ... hik! Sinuhun, ini dia ular yang membunuhSwara Pancala. Sinuhun pernah melihat sebelumnya.Pada pertemuan kita yang pertama ...

    Dewi Ular menahan nafas sambil perutdigembungkan. Saat itu juga dari perut yang tersingkap,dari arah pusar melesat keluar seekor ular besar hitamberkepala putih. Binatang ini tegakkan kepala lalumendesis panjang. Dewi Ular usap-usap kepala binatang

    itu beberapa kali. Setelah mendesis sekali lagi ular hitamkepala putih masuk lenyap ke dalam perut Dewi Ular.Walau saat itu boleh dikatakan sosok Dewi Ular

    sebelah depan tersingkap polos namun Sinuhun Mudasama sekali tidak menaruh perhatian. Yang jadi ingatan

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    11/92

    11 SEPASANG ARWAH BISU

    serta kekawatirannya adalah apa yang tadi dikatakanperempuan dari alam roh delapan ratus tahun mendatangitu.

    Terutama perihal Swara Pancala memberi tahukelemahannya terhadap emas.

    Aku harus segera menemui nyawa kembarankuSinuhun Merah Penghisap Arwah. Jika orang luar sudahmengetahui perihal pantangan emas itu, aku berduaharus segera menerapkan ilmu penangkal. Tapi apakahmasih ada waktu untuk meminta bantuan SangJunjungan dan pergi ke Gunung Mahameru?

    Sinuhun Muda menatap ke arah Dewi Ular.Aku harus mengambil keputusan! Perempuan iblis ini

    harus dihabisi sekarang juga! Kalau tidak bisa dibunuhaku harus mampu melemparnya kembali ke alam roh asalkedatangannya!

    Sinuhun! Apa yang ada di benakmu? Tiba-tiba DewiUlar berseru. Kau hendak membuat tubuhku kaku lagihingga tidak berdaya? Hik ... hik! Kau tidak mampu lagimelakukan. Swara Pancala telah memberi tahu caramenangkal ilmu murahanmu itu! Kalau tidak percayasilahkan mencoba! Hik ... hik ... hik!

    Tampang Sinuhun Muda tampak berubah. Terlebihketika dilihatnya Dewi Ular menusukkan telunjuk tangankiri dan kanan di atas pelipis. Ini memang adalah salahsatu cara menangkal ilmu kesaktian yang dimiliki SinuhunMuda. Dalam keadaan seseorang bersikap seperti ituilmu kesaktiannya memang tidak akan mampu membuatorang itu menjadi kaku tak berdaya.

    Kurang ajar! Perempuan iblis ini benar-benar telahmengetahui penangkal ilmu Hawa Bumi Menutup Jalan

    Darah Mencekal Urat. Swara Pancala! Syukur kau sudahmampus! Kalau tidak aku yang akan membongkar otakdalam batok kepalamu! Tapi aku tidak mau percaya kalautidak membuktikan sendiri! Bisa saja perempuan celakaini tahu sedikit lalu membual selangit!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    12/92

    SEPASANG ARWAH BISU 12

    Sinuhun Muda Ghama Karadipa lalu bantingkan kakikanan. Satu getaran hebat menggerus tanah, menjalar kearah sepasang kaki Dewi Ular. Namun tinggal dua jengkalhawa aneh itu akan memasuki tubuh Dewi Ular tiba-tibadess.... desss! Hawa sakti berbalik, menyerang ke arahSinuhun Muda.

    Jahanam Kurang ajar! Perempuan celaka ini ternyatabenar menguasai ilmu penangkal!. Sinuhun Muda,memaki keras. Tubuhnya terpental ke udara sampai satutombak. Ada hawa aneh membuat pori-pori di sekujurpermukaan kulit tubuhnya menguap. Celaka! ilmu yangdilepaskannya untuk membuat Dewi Ular tak berdaya kinimenyerang dirinya sendiri! Karenanya begitu melayangturun dia cepat lepaskan dua pukulan tangan kosong kearah tanah. Dua dentuman keras menggelegar. Tanahterbongkar membentuk dua lobang besar. Sinuhun Mudamelayang turun. Jejakkan kaki di tepi lobang. Memanghanya dengan dua pukulan mengandung tenaga dalamtinggi tadi itulah satu satunya cara dia bisamenyelamatkan diri dari serangan ilmu miliknya sendiri!

    Ketika Sinuhun Muda berpaling ke arah batu tempatDewi Ular tadi berdiri dalam keadaan setengah telanjang,ternyata perempuan itu tidak ada lagi di tempat itu.

    Perempuan iblis jahanam! Apa kau kira aku tidak bisamengejar kemana kau pergi?!

    Sinuhun Muda melompat ke atas batu. Dua telapaktangan di letakkan di bekas Dewi Ular menjejakkan duakakinya. Mulut komat kamit merapal mantera. Lalu diaberteriak keras.

    Arwah Menebar Racun Kelumpuhan! Lumpuh!Lumpuh

    Bekas injakan kaki Dewi Ular di atas batu yangditempeli telapak tangan kepulkan asap merah. Asap inikemudian bergulung dan siap melesat di udara ke arahlenyapnya Dewi Ular. Jika asap merah sampaimenyentuh tubuh yang jadi sasaran maka kejap itu juga

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    13/92

    13 SEPASANG ARWAH BISU

    Dewi Ular akan menjadi lumpuh seperti yang dialamiorang-orang di Bhumi Mataram! Namun apa yangdilakukan Sinuhun Muda jadi terganggu dan terhentiketika dari arah kegelapan di sebelah kiri kaki bukit batutiba-tiba terdengar suara tiupan seruling ditimpali tabuhantambur yang luar biasa keras hingga Sinuhun Mudamerasa kedua liang telinganya seperti hendak pecahmeledak! Cepat-cepat dia kerahkan tenaga dalam. Begiturasa sakit di telinga, hilang Sinuhun Muda segeraberkelebat ke balik sebuah batu besar, memandang kelereng bukit. Sepasang mata terpentang 1ebar. Takberkesip, tak percaya apa yang disaksikan!

    Kakek Nenek, mengapa menyiksa diri? BukannyaEyang berdua telah tentram di alam arwah? DewaBathara Agung, saya mohon

    Suara tambur ditabuh dan suling ditiup semakinmenjadi-jadi. Namun sampai saat itu Sinuhun Mudamasih belum melihat siapa adanya orang-orang yangmenabuh tambur dan meniup suling itu.

    Kalau bukan orang-orang berkepandaian tinggimustahil suara tambur dan tiupan suling bisa sepertihendak membongkar bumi menembus langit! Aku punyadugaan. Tapi bukankah mereka....

    Merasa tidak enak Sinuhun Muda berniat hendaktinggalkan Bukit Batu Hangus. Namun sepasang mahlukyang melayang di lereng bukit menatap denganpandangan mata menyorotkan amarah. Lalu dua mahlukini secara bergantian menggoyang-goyang dua tangan, jari-jemari digerak-gerakkan membentuk isyarat atautanda-tanda yang hanya bisa dimengerti oleh orang yangmengetahui. Melihat gerakan dua tangan dan sepuluh

    jari-jemari Itu Sinuhun Muda jadi berubah tampangnya.Muka yang ditumbuhi kumis, janggut dan cambangbawuk meranggas diusap berulang kali.

    Aku harus segera menemui Sang Junjungan! Duaorang tua ini agaknya tidak berpihak padaku! Eyang

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    14/92

    SEPASANG ARWAH BISU 14

    berdua kalau kalian sampai mencelakai cucumu ini, akubersumpah bersama nyawa kembarku akan membongkardan menghancurkan makam kalian! Mengapa dulu ketikamati kalian dikubur di tanah, tidak dibakar saja! Sekarangkalian muncul hendak mencelakai diriku!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    15/92

    15 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    3PENDEKAR 212 WiroSableng, hentikan lari dan dudukdi atas tumbangan batang kayu.Kepala digaruk-garuk lalumemandang ke arah Ratu Randangyang masih berlari berputar-putar.

    Ratu Randang, bagaimana ini. Dari tadisudah tiga kali kita berputar-putar di sini-sinijuga!

    Aku tahu ... aku tahu! Jawab RatuRandang sambil mengusap dagunya yangkeringatan. Aku rasa sebenarnya kitasudah dekat ke tujuan. Bukit Batu Hanguspasti ada disekitar sini. Tapi ada orangyang menghalangi langkah danpandangan kita. Pasti Sinuhun Mudasialan itu! Ilmunya dan ilmu nyawakembarannya memang tinggi dan aneh-aneh. Itusebabnya orang-orang pandai di Istana tidak berdaya. Itupula sebabnya aku menyusup pura-pura bercintadengannya agar bisa mengetahui kelemahannya

    Aku mendengar suara orang-orang berteriak. Adosuara perempuan. Sepertinya ada satu kejadian hebat disekitar sini ... Berkata Wiro.

    Kita memang tidak bisa melihat, mereka, tapi masih

    mampu mendengar suara. Walau sayup-sayup tadi akumendengar suara Raja Mataram. Sesuatu telah terjadidengan Swara Pancala. Orang itu telah menemui ajal. Itusebabnya tadi aku berteriak. Pengkhianat itu memangpantas mati. Ilmu kesaktian Sinuhun Muda membendung

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    16/92

    SEPASANG ARWAH BISU 16

    perasaan, menghambat penglihatan serta langkah kitetapi tidak menutup keseluruhan Pendengaran. Satu halyang aku yakini, sebenarnya kita sudah berada dekatdengan Bukit Batu Hangus.

    Ratu Rundang meneruskan lari satu kali lagi lalumendudukkan diri di atas batang kayu di samping Wiro.

    Sinuhun Muda. Dia punya ilmu yang disebut LangitTurun Ke Bumi. Pengaruh ilmu itu membuat kita tidakmengetahui jalan yang ditempuh. Itu sebabnya kita hanyaberputar putar disini. Aku bisa membuyarkan kekuatanilmu itu. Tapi aku merasa saat ini Sinuhun Muda tidakhanya menerapkan ilmu kesaktian itu, agaknya dia jugamenerapkan ilmu lain yang kalau aku tidak salahbernama Di Bumi Ada Enam Kesesatan. Di Langit AdaTujuh Kesesatan. Dalam Air Ada Delapan Kesesatan

    Panjang amat nama ilmunya. Aku jadi keburu pinginkencing mendengarnya! Kata Pendekar 212 pula. Laludia menambahkan. Namanya saja ilmu sesat-sesatan.Jelas sesat. Padahal kesesatan terbanyak ada dalam dirimanusta! Bukan cuma enam, tujuh atau delapan.Mungkin ribuan!

    Ratu Randang tertawa mendengar kata-kata sangpendekar.

    Aku pernah membujuk Sinuhun untuk memberikanilmu penyesat itu padaku. ilmu itu lebih hebat dari yangkumiliki yaitu ilmu bernama Sang Pencipta BerbuatPenuh Kuasa...

    Ilmu yang tadi bisa menciptakan telaga penyesatitu? Tanya Wiro.

    Ratu Randang mengangguk.Kau akhirnya berhasil mendapatkan ilmu sesat-

    sesatan itu dari Sinuhun Muda?Ratu Randang mencibir lalu menggeleng,Kalau begitu kau harus mencoba pada, Sinuhun

    yang satunya...

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    17/92

    17 SEPASANG ARWAH BISU

    Mereka sama cerdiknya. Sinuhun Muda menjanjikanilmu itu baru akan diberikan padaku asal aku bisamencari tahu dimana letak kelemahan Sri MaharajaMataram Rakai Kayuwangi. Aku berpura-pura akanmelakukan apa yang dimintanya. Tentu saja aku tidakmau mengkhianati Rajaku. Sementara itu dalam waktusingkat segala sesuatunya berubah.

    Terutama sejak kau dan dua orang lainnya itu beradadi Bhumi Mataram ini...

    Kurasa saat berduaan dengan Sinuhun Muda kaukurang hebat mencumbunya hingga dia tidak maumemberikan ilmu sesat-sesat itu. Menurutku dengankecantikan dan kebagusan tubuhmu kau bisa membuatdia menyembah kakimu...

    Oh, jadi aku ini cantik dan tubuhku bogus? Hik ... hik... hik. Rupanya kau memperhatikan juga. Hik ... hik ...hik. Aku merasa, kau pasti cemburu kalau aku bilangbercumbu dengan Sinuhun Muda. Nanti aku jelaskansiapa yang sebenarnya bercumbu dengan pemudakeparat itu....

    Ketika di telaga kau berteriak pada Sinuhun Mudakalau waktu bercinta yang kau berikan padanya bukantubuhmu tapi tubuh bangkai anjing. Bagaimanakejadiannya?

    Aku punya ilmu bisa merubah benda hidup atausetengah hidup menyerupai diriku ...

    Wiro tertegun lalu cepat-cepat berdiri. Diamemperhatikan bagian belakang tubuh Ratu Randang.

    Saat ini, apakah kau ujud beneran atau jejadian ... ?Bertanya Pendekar 212.

    Ratu Randang tertawa.Ada apa kau memperhatikan punggun

    gku? Biasanyalelaki lebih suka memperhatikan dada perempuan. Kauterbalik! Hikhik

    Aku mau tahu apakah punggungmu ada bolongnyaatau tidak. Di negeriku jika perempuan cantik

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    18/92

    SEPASANG ARWAH BISU 18

    punggungnya geroak berarti dia adalah hantu perempuanyang di sebut Kuntil Anak ...

    Apakah kau lihat punggungku bolong? Tanya RatuRandang sambil kedipkan sepasang matanya yang julingbagus.

    Tidak, mungkin belum, jawab Wiro sambi1 tertawa.Mengenai tubuh anjing yang kau berikan pada

    Sinuhun Muda...Nanti saja aku ceritakan. Kata Ratu Randang. Aku

    ingat sesuatu. Ketika di telaga kau lebih dulu mampumelihat Sinuhun Muda dan Swara Pancala. Katamu kaupunya sedikit ilmu. Coba kau pergunakan ilmu itu untukmemperhatikan keadaan sekitar sini. Siapa tahu kau bisamembuat buyar ilmu Sinuhun Muda.

    Wiro mengikuti ape yang dikatakan Ratu Randang.Tenaga dalam dialirkan ke arah sepasang mata. IlmuMenembus Pandang diterapkan. Namun sampai tiga kalidicoba dia tidak mampu menembus kegelapan, tidak bisamelihat apa-apa.

    Tidak bisa kutembus... Wiro memberi tahu.Kalau begitu ya sudah. Sekarang ayo duduk lagi di

    sebelahkuBegitu Wiro duduk kembali di atas batang kayu di

    sampingnya Ratu Randang bertanya. Sudah, sekarangkatakan tinggal berapa?

    Apanya yang tinggal berapa? Balik bertanya Wiro.Ratu Randang menggeser duduknya lebih dekat.

    Tiba-tiba perempuan ini merangkul leher song pendekar.Sesaat kemudian cuuppp .... cuuppp! Dia sudahmengecup bibir Wiro sampai due kali.

    Habis mencium Ratu Randang melompat berdiri den

    tertawa-tawa geli. Tinggal empat ratus sembilan puluh

    enam .... Empat ratus sembilan puluh enam kecupan!Masih banyak! Hik ... hik ... hik....

    Wiro geleng-geleng kepala. Belakang telapak tangankiri di dekatkan ke bibir yang barusan dikecup.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    19/92

    19 SEPASANG ARWAH BISU

    Hai! Awas kau hapus! Awas kalau kau usap bekaskecupanku! Kata Ratu Randang pula.

    Murid Sinto Gendeng garuk-garuk kepala. Hanya bisatertawa cengengesan.

    Aku rasa kau berpura pura sesat. Sebenarnyamemang sengaja membawaku ke tempat sunyi ini.Maksudmu mau...

    Ratu Randang cubit paha Pendekar 212. Tiba-tibaperempuan ini berkata. Astaga ...

    Eh, ada apa? Mau menciumku lagi? Tanya Wirosambil buru-buru menekap mulutnya.

    Tadi kau menyebut-nyebut soal kencing. Aku jadiingat. Aku pernah mendengar cerita Eyang Dukun UmbutWatukara. Kurasa Eyang Dukun kini berada di Bukit BatuHangus dalam keadaan lumpuh. Konon ilmu sesat-sesatSinuhun Muda itu memiliki satu pantangan. Kawasan,yang dilindungi oleh ilmu tidak boleh sampai terkena airkencing manusia. Kalau sampai ada yang kencing ilmu ituakan buyar...

    Hemm .... Kencing laki-laki atau perempuan? TanyaWiro yang mencurigai kalau Ratu Randang hendakmengerjainya.

    Itu tidak aku ketahui. Tapi mengapa tidak kau cobasaja? Agar kita bisa sampai ke bukit itu. Aku kawatir kalauterlambat...

    Bagusnya kau saja yang kencing. Kencingperempuan mancurnya lebih lebar den baunya lebihmantap! Kata Wiro pula dengan senyum-senyum.

    Ratu Randang terdiam lalu ikutan tersenyum.Kau pasti mau melakukannya.Nanti kau mengintip.Husss! Jangan ber

    pikir seperti itu. Ayo kencing saja.Aku akan berpaling ke tempat gelap sana... Kata Wiro.Ratu Randang tampak ragu-ragu.Sudah belum? Tanya Wiro.Kau belum membalikkan badan!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    20/92

    SEPASANG ARWAH BISU 20

    Ah! Wiro menahan tawa. Lalu balikkan tubuh,memandang ke arah kegelapan.

    Ratu Randang melangkah mendekati satu pohonbesar sambil menyingsingkan ke atas bagian bawahpakaiannya. Betisnya yang putih bagus tersingkap.

    Kencingnya biar banyak Ratu!Di depan pohon besar Ratu Randang berhenti.Kencingnya jongkok! Jangan berdiri seperti laki-laki!

    Wiro kembali keluarkan ucapan sambil senyum-senyum.Tak lama kemudian terdengar langkah Ratu Randang

    mendekati.Wiro berpaling.Sudah? Wiro bertanya sambil tertawa. Banyak

    kencingnya? Mengapa aku tidak mendengar suara merdusemburannya?

    Ratu Randang turunkan pakaian yang disingsingkan.Dengan wajah cemberut dia gelengkan kepala.

    Aku tidak jadi kencing ...Wah, kenapa?Tidak mau saja...Tidak mau karena apa?Aku takut...Takut sama apa? Takut sama siapa? Apa di dekat

    pohon besar itu banyak semut rangrang? Atau ada ularatau mungkin kalajengking? Kau takut diantuk?

    Ratu Randang goyangkan bahu. Aku mendengarkabar. Di kawasan ini banyak gentayangan mahluk halus.Siapa yang berbuat ulah yang tidak disenangi bisacelaka. Aku kawatir kalau kencing dianggap mengotoritempat kediaman mahluk halus gentayangan. Lalu anukudisumbat dipangpet. Celaka kalau aku tidak bisa kencingseumur umur...

    Wiro tercengang mendengar ucapan Ratu Randangnamun kemudian tertawa gelak-gelak.

    Jangan tertawa! Kau saja yang kencing agar kita bisasegera menemui Raja Mataram.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    21/92

    21 SEPASANG ARWAH BISU

    Wiro menggeliat, senyum-senyum.Aku .... Maksudku anuku....Kenapa anumu? Sebelumnya kau menantang mau

    memperlihatkan cara kencing di depanku. Ayo lakukansekarang, Atau mungkin kau minta aku yang membukacelanamu? Begitu ... ?

    Ratu Randang lalu melangkah mendekati Wiro sambildua tangan diulurkan ke arah pinggang sang pendekar.

    Eehhh....Wiro goyangkan tangan sambil mundur.Anu, maksudku bagaimana kalau mahluk halus juga

    memencet anuku hingga medel dan aku tidak bisakencing seumur-umur seperti yang tadi kau bilang!

    Ratu Randang mencibir.Mahluk halus hanya mengincar perempuan. Bukan

    laki-laki. Ayo kencing cepat!Aduh, bagaimana ini? Aku mana bisa kencing kalau

    dipaksa!Selagi murid Sinto Gendeng kebingungan tiba-tiba

    terdengar suara orang menabuh tambur dan suara tiupansuling luar biasa keras. Tanah bergetar dan kupingmengiang sakit seperti mau pecah! Wiro dan RatuRandang cepat menutupkan tangan masing-masing ketelinga.

    Ratu, jangan-jangan kau membawaku ke tempatyang salah. Ada orang pesta hajatan di sekitar sini. Kalautidak mengapa ada segala suara tambur dan suling...?

    Mana mungkin! Kalau orang hajatan yangkedengaran pasti suara sinden dan gamelan! JawabRatu Randang. Lalu perempuan ini memberi isyaratdengan gerakan tangan agar Wiro jangan bicara dulu.

    Ketika Ratu Randang memandang ke depan, perempuanini berseru.Wiro lihat!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    22/92

    SEPASANG ARWAH BISU 22

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU 4

    DALAM kegelapan malamRatu Randang dan Wirodapatkan diri mereka berada dilereng sebuah bukit batu. Udaradingin mencucuk jangat, tembussampai ke tulang, Perlahan-lahanmereka mulai mencium bau busuk.Memandang berkeliling Ratu Randangberbisik.

    Wiro, apa kataku! Kita sudah berada diBukit Batu Hangus. Ada satu kekuatan yangmembuyarkan sirapan Sinuhun Muda.Lihat ke sana...

    Wiro menatap ke arah yang ditunjukRatu Randang. Samar-samar dia melihatbagian lereng yang lain dari bukit dimanamereka berada. Dalam gelap tampakratusan orang berkaparan. Di samping sebuahbatu besar dimana tergeletak sosok manusia berdiriseorang lelaki. Di tanah di sampingnya berbaring seekoranjing betina yang tubuhnya tampak hangus kemerahan,lidah terjulur basah oleh lelehan darah. Lelaki tadiberulang kali membungkuk mengusap kepala anjingbetina.

    Semakin keras suara tambur dan suling, semakin jelas terlihat pemandangan di lereng bukit. Sepertinya

    kekuatan hentakan suara tambur dan tiupan suling itulahyang mengendurkan kekuatan ilmu Sinuhun Muda yangmembungkus kawasan Bukit Batu Hangus.

    Wiro kerahkan ilmu Menembus Pandang.Memperhatikan ke arah batu besar.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    23/92

    23 SEPASANG ARWAH BISU

    Ratu, aku mengenali orang yang terkapar di atasbatu. Seperti yang kau teriaki tadi dia memang SwaraPancala. Lelaki gagah tapi kelihatan letih yang berdiri disamping batu, siapakah dia?

    Dia Rakai Kayuwangi, Sri Maharaja Mataram. YangMaha Kuasa melindungi hingga Raja tidak terserang ilmujahat dua Sinuhun yang melumpuhkan.

    Seperti yang lain-lain aku lihat ada empat benjolanmerah di kening Raja.

    Tadinya ada delapan benjolan! Itu perbuatan kejiSinuhun Muda dan Sinuhun Merah. Aku pernahmenerangkan padamu. Beberapa waktu lalu ada satukejadian hebat. Atas kehendak Para Dewa delapanbenjolan berkurang menjadi empat. (Peristiwa yangdimaksudkan Ratu Randang adalah kejadian sewaktu SriMaharaja Mataram menolong anjing betina perujudan SriPadmi Kameswari melahirkan anaknya. Atas budikebajikan sang Raja yang luar biasa besar itu Sri PadmiKameswari dengan pertolongan Yang Maha Kuasaberhasil menghancurkan empat dari delapan benjolanmerah yang ada di kening mereka. Baca serialsebelumnya berjudul Roh Jemputan)

    Ratusan orang yang berkaparan di bukit sana.Mereka lumpuh semua. Orang- orang tua, anak-anak.Sungguh mengerikan. Aku tidak tega melihat mereka...

    Selain lumpuh mereka diserang demam panas.Kelaparan, pasti juga kehausan. Lalu hawa dingin dikalamalam seperti ini dan panas terik diwaktu siang. Jikatidak ada pertolongan, begitu siang datang akan banyakyang menemui ajal ...

    Wiro meraba tengkuknya yang mendadak terasadingin. Seumur hidup baru kali ini aku melihat kejadianseperti ini. Aku tidak habis pikir mengapa ada orang-orang jahat yang tega berbuat sekejam dan sekeji ini?Apa yang mereka inginkan?

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    24/92

    SEPASANG ARWAH BISU 24

    Setelah melihat beberapa kejadian, walau aku tidakberhasil mencari tahu dari Sinuhun Muda, aku hanyapunya satu dugaan. Sinuhun Muda dan nyawakembarnya Sinuhun Merah Penghisap Arwahmenginginkan tahta Kerajaan. Dia ingin berkuasa danmenjadi Raja

    Kalau cuma tahta dan kekuasaan mengapa sampaimenyengsarakan seluruh rakyat Mataram? Mengapatidak berlaku jantan. Melakukan perang atau bertarungsatu lawan satu?

    Wiro, kau berpikir menurut asal alammu. Delapanratus tahun mendatang. Orang-orang di sini berpikirdelapan ratus tahun terbelakang. Mereka lebihmengandalkan ilmu kesaktian hitam dari padakejantanan...

    Wiro hanya bisa mengangguk perlahan Lalu bertanya.Siapa sebenarnya dua Sinuhun bernyawa kembar itu?

    Itulah yang sampai saat ini menjadi satu teka-tekibesar. Namun cepat atau lambat kami orang-orangKerajaan akan mengetahui siapa adanya mereka.

    Wiro memandang ke arah timur Bukit Batu Hangus.Aku melihat seorang anak perempuan. Berjalan

    diantara sekelompok orang tua dan anak-anak yangterbujur di depan cegukan batu bukit. Ada seekor anjingkecil mengikuti kemana dia pergi. Astaga! Ni Gatri! Anakitu yang datang bersamaku. Aku tidak melihat gurukuEyang Sinto Gendeng. Mungkin dia juga berada di sini...

    Aku meragukan kalau gurumu ada di sini, menyahutiRatu Randang.

    Wiro meraba batu putih segi tiga yang ada dibalikdada pakaiannya.

    Ratu, saatnya kita segera menemui Raja. Bukankahaku harus memperlihatkan batu segi tiga putih padabeliau. Lalu seperti yang pernah diterangkan oleh SwaraPancala sewaktu datang ke alam asalku, Raja akan

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    25/92

    25 SEPASANG ARWAH BISU

    bicara denganku melalui anak perempuan bernama NiGatri itu, kata Wiro pula.

    Kita akan segera menemui Raja. Tapi aku ingin kaulebih dulu melihat sesuatu, jawab Ratu Randang. Lalu

    dia menunjuk ke arah selatan.Perempuan di dalam gelap sana. Lelaki yang bicara

    membentak-bentak di hadapannya ...Dewi Ular dan Sinuhun Muda!Benar sekali. Lihat, mereka berkelahi! Sinuhun Muda

    agaknya marah besar atas kematian Swara Pancala. Akumendengar teriakan Dewi Ular, mungkin sewaktumelempar mayat lelaki itu. Berarti Sinuhun tahu kalauDewi Ular yang telah membunuh anak buahnya.

    Dari tempatnya berada Wiro dan Ratu Randangmelihat bagaimana Dewi Ular akhirnya berkelebat pergi.Sinuhun Muda hendak mengejar tapi tidak jadi. Diasembunyi di balik batu besar. Menatap ke atas bukit.

    Aku lihat tampang Sinuhun Muda seperti ketakutan,Wiro memberi tahu Ratu Randang. Apa yangdilihatnya?!

    Suara tambur dan suling agaknya mempengaruhimanusia jahanam itu.

    Ada sesuatu yang lain, menyahuti Ratu Randang.Lalu dia memegang bahu Pendekar 212 den berkata.Lihat ke lereng, bukit sebelah kanan.

    Wiro alihkan pandangan ke arah yang dikataken RatuRandang.

    Di lereng bukit tampak satu pemandanganmenakjubkan bercampur aneh. Seorang lelaki gemukpendek bermuka bopeng berjalan mendaki bukit. Ditangan kiri orang ini memegang sebuah tambur. Tangan

    kanan memukul tambur tiada henti dalam irama yangteratur. Suara tambur yang dipukul bukan sajamembahana di udara malam, tapi menggetarkan lerengBukit Batu Hangus.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    26/92

    SEPASANG ARWAH BISU 26

    Semua orang yang ada di atas bukit termasuk SriMaharaja Rakai Kayuwangi sama palingkan kepala danbertanya-tanya dalam hati, ada apa. Apa yang terjadi.Mereka semua tengah menunggu kedatangan KesatriaPanggilan yang katanya akan menolong menyelamatkanRaja dan rakyat Mataram. Kenapa kini yang munculsuara tambur. Rasa heran itu masih belum berakhir.

    Di belakang si gemuk pendek bopeng yang memukultambur berjalan mengikuti seorang lelaki berbadan tinggikurus. Wajah penuh dengan bintik-bintik putih. Diamemegang suling dan meniup suling begitu asyik denganmata sesekali terpejam pejam. Suara suling yang ditiupmelengking keras di udara malam yang dingin, mencucukke bumi dan menggetar bukit batu. Semua orang yangada di bukit batu untuk beberapa lama terpaksa menekaptelinga masing-masing. Untung saja tangan merekabebas dari kelumpuhan. Kalau tidak berarti akanbertambah pula penderitaan orang-orang itu. Namunbelasan orang yang tidak tahan oleh hebatnya suaratambur dan suling merasakan kepala mereka pening.Lalu satu demi satu mereka terbaring jatuh dalamkeadaan setengah sadar.

    Siapakah adanya dua orang aneh itu. Sepertidiceritakan dalam serial Mimba Purana Satria LoncengDewa (baca Perawan Sumur Api, Arwah Candi Miring,Pangeran Bunga Bangkai, Dewi Tangan Jarangkongdst. karangan Bastian Tito) kedua orang ini dikenaldengan name Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik.Walau mereka sebenarnya adalah orang-orangberkepandaian tinggi namun berpenampilan lugu polos,terkadang lucu dan sesekali bisa konyol menjengkelkan

    orang.Hebatnya di depan Si Tambur Bopeng den Si SulingBurik, saat itu di udara malam yang dingin, tampakseorang kakek dan seorang nenek yang sama-samamengenakan pakaian selempang kain putih. Mereka

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    27/92

    27 SEPASANG ARWAH BISU

    melangkah melayang seolah mengikuti alun suara tamburden suling. Rambut putih disanggul di atas kepala. SiTambur Bopeng den Si Suling Burik di sebelah belakangbertindak seperti dua orang pengiring. Di satu tempathanya beberapa tombak dari beradanya Raja MataramRakai Kayuwangi, due kakek nenek berhenti berjalan tapitubuh masih tetap mengambang di udara malam.Sepasang mate menatap menyorotkan amarah ke lerengbukit sebelah bawah tempat Sinuhun Muda mengintai dibalik batu. Bergantian sepasang kakek nenek aneh inimenggerakkan tangan, membuat Isyarat bahasa yanghanya dimengerti oleh orang yang mengetahui.

    Walau Sinuhun Muda tidak mengetahui isyarat apayang dimaksudkan oleh sepasang kakek nenek yangdipangglinya Eyang itu, namun dia maklum kalaukeduanya tengah melontarkan hawa amarah besar.Karenanya setelah menyumpah-nyumpah sendiriSinuhun Muda tinggalkan tempat itu. Memutuskan untukmenemui nyawa kembarannya yaitu Sinuhun MerahPenghisap Arwah.

    Sesaat setelah Sinuhun Muda meninggalkan BukitBatu Hangus, Sri Maharaja Mataram menjadi terkesiapketika sepasang kakek nenek berselempang kain putihyang masih melayang di udara memalingkan dirt kearahnya lalu sama-sama membungkuk memberikanpenghormatan. Sementara itu Si Tambur Bopenghentikan menabuh tambur den Si Suling Burik turunkansuling yang ditiup.

    Rakai Kayuwangi segera pula membungkukmembalas penghormatan orang. Raja Mataram berusahamendekat namun gerakannya seperti terhalang tembok

    yang tidak kelihatan. Akhirnya Raja menyapa daritempatnya berdiri.Orang tua berdua, saya yakin kedatangan kalian

    merupakan rahmat Para Dewa atas diri saya dan rakyat

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    28/92

    SEPASANG ARWAH BISU 28

    Mataram. Kalau saya boleh tahu siapakah geranganorang tua berdua adanya?

    Atas pertanyaan Raja, kakek berselempang kain putihsegera gerakkan dua tangan dan jari-jarinya!. Setelah itunenek di sebelahnya bergantian melakukan hal yangsama.

    Melihat hat ini semua orang yang ada di situ termasukRaja Mataram segera maklum kalau sepasang kakeknenek itu tidak bisa bicara alias bisu. Raja mendekatibeberapa orang tokoh Istana, bicara dengan GarungParawata lalu Panglima Pasukan Kerajaan ini berserumenanyakan siapa diantara semua orang yang ada diBukit Batu Hangus tahu bahasa tangan dan isyarat orangbisu. Tidak ada seorangpun yang menjawab.

    Yang Mulia, kita harus mencari seorang bisu. Hanyaorang bisu Mau gagu yang tahu bahasa isyarat tanganitu... Berkata Soka Kandawa sambil batuk-batuk. Orangtua ini dialah salah seorang tokoh Istana yang dikenaldengan gelaran Tabib Sakti Sepuluh Jari Dewa yangseperti semua orang yang ada di situ berada dalamkeadaan lumpuh serta menderita demam panas.

    Tidak mungkin kita menemukan orang bisu dalamkeadaan seperti ini, jawab Raja Mataram.

    Eyang Dukun Umbut Watukura setengah berbisikberkata pada Raja Mataram. Yang Mulia, saya mendugadua kakek nenek itu bukan dari alam kita. Mereka datangdari alam arwah, alam roh. Lihat, sampai saat ini dua kakimereka tidak menginjak tanah atau batu bukit...

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    29/92

    29 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    5RAKAI KAYUWANGI DYAHLOKAPALA terperangahmenyadari kebenaran ucapan EyangDukun.

    Saya sependapat dengan EyangDukun. Mereka tidak mungkin munculbegitu saja. Ini semua pasti kehendak ParaDewa yang hendak menyelamatkanMataram, ucap Raja Mataram. Lalu diamengangkat tangan ke arah dua kakeknenek. Orang tua berdua, saya tahu kaliandatang dengan membawa maksud baik,hendak menyampaikan sesuatu yang baik.Namun sayang sekali antara kita tidak bisabertutur kata. Bahasa gerakan tanganorang tua berdua tidak kami ketahuiartinya. Kami mohon maaf. Kami mohonpetunjuk bagaimana caranya ..

    Belum habis Raja berucap tiba-tiba si nenekberselempang kain putih membalikkan tubuh danmeluruskan jari telunjuk tangan kanannya ke arahPendekar 212 Wiro Sableng.

    Ditunjuk begitu rupa Wiro yang baru saja datangbersama Ratu Randang tentu saja terkejut. SementaraRaja dan semua orang yang ada di Bukit Batu Hangus

    bertanya-tanya siapakah pemuda berambut panjangdisamping Ratu Randang, dari atas bukit Ni Gatri berlarimendatangi Wiro sambil berseru, Kakak!

    Raja dan orang-orang yang ada di Bukit Batu Hangussegera maklum kalau pemuda yang datang bersama

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    30/92

    SEPASANG ARWAH BISU 30

    Ratu Randang adalah Pendekar 212 Wiro Sableng yangmereka sebut sebagai Kesatria Panggilan. Walau dalamkeadaan lemah dan sakit hampir semua orang bersorakgirang. Banyak pula yang menampungkan tanganmengucapkan doa terima kasih pada Yang Maha Kuasa.Harapan mereka atas datangnya pertolongan sungguhsangat besar.

    Saat itu Sri Maharaja Mataram Ingin segera menemuisang pendekar namun Raja merasa tidak enak kalaumeninggalkan kedua orang tua dari alam arwah itu begitusaja. Apa lagi saat itu si nenek tengah menunjuk-nunjukke arah Wiro. Sekali menunjuk dia usapkan tangan kekening, tangan dikepretkan lalu menunjuk lagi danmengusap lagi, mengepret lagi. Melihat ini Wiro sendiri jadi ikut ikutan mengusap keningnya sambil berpikir pikirapa yang dimaksud si nenek.

    Aku ditunjuk-tunjuk. Memangnya ada apa di jidatku...pikir Wiro.

    Ketika Ni Gatri berdiri di hadapannya Wiro mengusapkepala anak perempuan ini. Di belakang Ni Gatri, anjing jantan kecil yang selalu mengikuti anak perempuan ini,tidak berhenti menyalak. Ni Gatri mendukung binatang ini,membelai tengkuknya agar tidak menyalak lagi. Namunanak anjing ini hanya diam dan tenang sebentar lalukembali menyalak.

    Wiro, anak anjing terus menyalak. Ada pertanda yangtidak baik, bisik Ratu Randang.

    Pendekar 212 maklum dan anggukkan kepala. Kitaharus waspada. Awasi semua orang yang ada di sinitermasuk pemukul tambur dan meniup suling. Jugakakek nenek aneh itu. Wiro lalu bertanya pada Ni Gatri.

    Kau baik-ba

    ik saja Ni Gatri?Si anak perempuan mengangguk. Lalu dia menunjuk

    ke arah nenek berjubah biru, bermuka bundar takmemiliki alis yang duduk di tanah, tersandar pada sebuahbatu. Nenek ini bukan lain adalah Rauh Kalidathi.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    31/92

    31 SEPASANG ARWAH BISU

    Nenek itu yang telah menyelamatkan Gatri ketika adaorang jahat hendak menculik Gatri... Si anak perempuanmemberi tahu.

    Wiro hendak bertanya perihal gurunya, Eyang SintoGendeng. Namun Ni Gatri mendahului berkata

    Kakak, sewaktu tadi ada orang bertanya siapa yangtahu bahasa gerak tangan Isyarat orang bisu sebenarnyaGatri mau menjawab kalau Gatri tahu sedikit bahasaorang bisu. Dulu Gatri punya teman anak lelaki gagu.Kalau bicara dia memakai bahasa gerakan tangan...

    Mendengar ucapan Ni Gatri Ratu Randang berkata.Kalau begitu lekas kita menemui Raja. Aku akan beritahukalau kau mengerti bahasa gerakan tangan orang bisu.Nanti kau bisa bicara dalam bahasa isyarat langsungpada sepasang kakek nenek itu Ratu Randang cepatpegang lengan Ni Gatri.

    Namun Wiro berkata.Gatri, kau tadi melihat nenek yang melayang itu

    menunjuk-nunjuk ke arahku. Lalu dia membuat gerakantangan mengusap kening dan mengepret beberapa kali.Kau tahu apa yang dikatakannnya...

    Kalau tidak salah Gatri mengira, nenek itu hendakmemberi tahu bahwa Kakak ...

    Belum sempat Ni Gatri menyelesaikan ucapan tiba-tiba terjadi dua hal hebat. Yang pertama dari lereng bukitsebelah selatan muncul getaran aneh. Ketika dengancepat getaran menyentuh tubuh Ni Gatri, tak ampun lagianak ini langsung terhuyung dan rubuh di atas bebatuan.Wajah pucat, mata nyalang tapi pandangan kosong.

    Hal kedua sebelum tubuh Ni Gatri jatuh menyentuhbebatuan, dari langit kelam berkelebat selarik sinar hijau.

    Sinar menyapu bagian alas kepala Ni Gatri. Saat itu jugatubuh Ni Gatri yang berada dalam keadaan kaku tak bisabergerak tak bisa bersuara kini seolah berubah menjadibatu, kulit berubah kehijau-hijauan! Anjing kecil yang adadalam gendongannya meraung keras lalu melompat.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    32/92

    SEPASANG ARWAH BISU 32

    Turun ke tanah dan berlari berputar putar mengelilingisosok Ni Gatri.

    Celaka! Apa yang terjadi! Ni Gatri! Wiro berteriak.Raja Mataram cepat mendatangi. Namun saat itu

    anjing betina yang cidera berat perujudan dari Sri PadmiKameswari berteriak.

    Tahan! Jangan sentuh tubuh anak itu sebelummemiliki benda penangkal. Dia terkena ilmu pembungkamtubuh yang dilepas Sinuhun Muda! Yang Mulia cepattanggalkan kalung emas di leher saya. Patahkan jadi dua.Yang pertama Yang Mulia simpan di saku pakaian.Patahan kedua berikan pada pemuda berambut gondrongyang barusan datang bersama Ratu Randang....

    Sri Maharaja Mataram terkesiap. Ratu Randangtercengang. Anjing betina telah membuka rahasiapenangkal atau kelemahan Sinuhun Muda! Wiro sendiridelikkan mata dan nekad hendak memegang tubuh NiGatri. Namun begitu tangan diulurkan hendak menyentuhNi Gatri tiba-tiba dari tubuh anak perempuan itu melesatkeluar selarik sinar merah, menyambar ke arah Pendekar212.

    Wiro kertakkan rahang, melompat mundur sambillepaskan pukulan Kincir Padi Berputar. Sambaran sinarmerah yang menyerang dalam bentuk garis lurus bukansaja berhasil di tahan namun kemudian dibuntalbergelung membentuk lingkaran berputar seperti kincirpadi. Begitu Wiro pukulkan tangannya ke bawah makaujung lingkaran merah ikut menghunjam ke tanah, amblasmasuk ke dalam celah-celah batu bukit dan buummm!

    Satu letusan keras menggelegar. Sebagian batu-batubesar yang ada di tempat itu hancur berkeping-keping.

    Wiro sendiri jatuh terduduk di tanah. Mukanya tampakpucat. Tubuh bergetar tergontai-gontai. Lengan bajusebelah kanan dikobari api!

    Ratu Randang berteriak. Dengan cepat perempuan inipergunakan ke dua tangannya untuk memadamkan api!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    33/92

    33 SEPASANG ARWAH BISU

    Wiro .... !Aku tak apa-apa... Berkata Pendekar 212 sambil

    berdiri. Tapi keningnya mengernyit tanda dia tengahmenahan sakit. Ratu Randang yang masih kawatir robeksalah satu bagian lengan baju yang terbakar. Di balikrobekan tampak kulit lengan mengelupas kehitam-hitaman.

    Sinuhun Muda. Tadi aku lihat dia sudah pergi. Pastimahluk jahanam itu kembali lagi. Dia menyerang anakperempuan itu dengan ilmu pembungkam Hawa BumiMenutup Jalan Darah Mencekal Urat. Celaka! Aku tidakmampu memusnahkan ilmu itu. Tapi ... Ni Gatri tidakhanya diserang ilmu Sinuhun Muda. Ada ilmu lain yangtadi memancarkan cahaya kehijauan menyerang anak ituhingga tubuhnya berubah sekeras batu! Berkata RatuRandang.

    Aku tahu, jawab Wiro. Dia menatap ke arah Ni Gatri.Wiro lebih mengawatirkan anak perempuan itu daridirinya sendiri. Di tanah tempat tubuhnya terkapar anjingbetina perujudan Sri Padmi Kameswari kembali berteriak.

    Yang Mulia! Cepat tanggalkan kalung di leher saya!Kali ini, tidak menunggu lebih lama Raja Mataram

    Rakai Kayuwangi segera mendatangi, membuka kalungemas besar yang melingkar di leher anjing betina. Lalukraakk! Kalung emas yang berbentuk lempengan cukuptebal itu patah dua. Raja Mataram menyimpan satupatahan di dalam saku celananya. Patahan yang laindiberikan kepada Wiro. Begitu Wiro memegang patahankalung emas saat itu juga cidera di lengan kanannyapupus lenyap!

    Sesaat setelah kalung emas besar tanggal dari

    lehernya tiba-tiba anjing betina yang tergeletak di tanahmeraung perlahan. Kepala diangkat, sepasang matamenatap ke arah Raja Mataram lalu jatuh terkulai. Secaraaneh tubuh anjing betina ini berubah jadi kepulan asaplalu lenyap dari pemandangan.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    34/92

    SEPASANG ARWAH BISU 34

    Sri Padmi Kameswari! Raja berseru. Dia mengusapkepala binatang itu namun si anjing betina sudah tidakbernafas lagi. Anjing kecil tahu kalau ibunya sudah matimenyalak panjang berhiba-hiba lalu menjilati tanah bekastubuh induknya tadi tergeletak.

    Wiro cepat menggendong tubuh Ni Gatri, dibaringkandi atas sebuah batu rata. Raja Mataram keluarkanpotongan kalung yang ada padanya. Benda itu kemudiandiusapkan di tubuh Ni Gatri, mulai dari kepala, kening,wajah terus turun ke dada dan sampai ke ujung kaki.Melihat hal ini Wiro keluarkan pula patahan kalung emasyang ada padanya dan melakukan hal yang sama.

    Desss! Desss! Desss!Asap merah mengepul keluar dari delapan bagian

    tubuh Ni Gatri namun anak perempuan ini tetap dalamkeadaan diam kaku tidak bergerak tidak bersuara.

    Ilmu Sinuhun Muda sudah musnah... bisik RatuRandang pada Wiro. Ilmu satunya masih membungkamanak perempuan itu. Siapa gerangan yang telahmenyerangnya...

    Tiba-tiba suara tambur dan tiupan suling kembaliterdengar di Bukit Batu Hangus. Si Tambur Bopeng dan &Suling Burik mulai berjalan menuruni lereng bukit.Sepasang kakek nenek ikut pula bergerak. Seperti tadikeduanya melangkah melayang dalam udara malam yangdingin. Si nenek kembali menunjuk-nunjuk ke arah Wiro.Usapkan tangan kanan di atas kening lalu dikepretkan.

    Di samping si nenek, kakek arwah bisu berulang kalimenggerakkan tangan dari pinggang ke atas Sepertigerakan orang mencabut senjata yang tersisip dipinggang. Lalu kakek ini menunjuk-nunjuk ke arah Si

    Tambur Bopeng dan Si Suling Burik.Wiro cepat mengejar. Dia menghampiri si gemukpendek si Tambur Bopeng.

    Sababat! Nenek alam arwah itu berulang kalimenunjuk ke arahku. Mengusap kening lalu tangan

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    35/92

    35 SEPASANG ARWAH BISU

    dikibaskan. Jika kau tahu apa arti tanda gerakan tanganyang dilakukan nenek itu harap kau mau mengatakan!

    Tam! Tam! Tam!Si Tambur Bopeng lalu membuka mulut.Aku Si Tambur Bopeng. Bersama temanku Si Suling

    Burik kami hanya berlaku sebagai pengantar. Kami tidaktahu apa arti gerakan tangan...

    Kalian mau memberi tahu siapa adanya dua kakeknenek itu? Wiro bertanya.

    Sepasang Arwah Bisu! Berkata Si Tambur Bopeng.Sepasang Arwah Bisu! Menirukan temannya Si

    Suling Burik.Kalian membawa Sepasang Arwah Bisu dari mana,

    mau di antar dipulangkan kemana? Kalau kami inginmenemui mereka harus mencari dimana?! RatuRandang kini yang mengajukan pertanyaan.

    Si Tambur Bopeng dan Si Suling Burik hentikanlangkah sebentar. Keduanya memandang pada RatuRandang. Lalu kedip kedipkan mata.

    Cantik sekali ... Cantik sekali! Hahaha! SiTambur Bopeng lalu kembali tabuh tamburnya dan mulaimelangkah lagi menuruni lereng bukit.

    Dadanya bagus ... Dadanya montok. Aku bisamelihat celah putihnya. Ha ... ha ... ha! Si Suling Burikkini yang bicara lalu tertawa gelak-gelak.

    Matanya juling bagus! Sungguh mempesona! SiTambur Bopeng kembali keluarkan ucapan.

    Bukan mempesona. Tapi menggairahkan! MenyahutiSi Suling Burik. Lalu kedua orang aneh ini tertawa gelak-gelak.

    Sialan! maki Ratu Randang. Kalian belummenjawab pertanyaanku!

    Memaki saja suaranya begitu merdu. Apa lagimerayu! Ha ... ha ... ha! Si Tambur Bopeng berucap lalupukul tamburnya.

    Tam! Tam! Tam!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    36/92

    SEPASANG ARWAH BISU 36

    Si Suling Burik tiup sulingnya kencang. kencanghingga Wiro dan Ratu Randang terpaksa hentikanlangkah dan tekap telinga musing-masing.

    Hai jangan pergi! Jawab dulu pertanyaanku! Di mana

    kami bisa menemui Sepasang Arwah Bisu. Kami butuhketerangannya!

    Alam arwah begitu luas. Datang dan pergi sulitdiketuhui. Sepasang, Arwah Bisu laksana dua buah jarumdi tengah padang pasir. Bagaimana kami bisa tahu.Bagaimana kami bisa menjawab!

    Kalau begitu kalian saja memberi tahu dimana kamibisa menemui kalian! Ratu Randang masih berusaha,

    Tam! Tam! Tam!Si Tambur Bopeng lalu menjawab.Kami dua sahabat yang tidak punya juntrungan,

    berarti tidak punya rumah kediaman. Kalau mau mencarikami dimana banyak mayat disitu kami biasa berkeliaran.Dunia mayat sejuk dan rukun tenteram tidak seperti duniamanusia yang selalu hidup dalam pertengkaran danpermusuhan, keserakahan, iri dengki, sombong dankebencian serta kejahatan penuh tipu muslihat!

    Wiro dan Ratu Randang sating berpandanganmendengar ucapan kedua orang itu. Ratu Randangpegang tangan Wiro.

    Sudah, tidak perlu diikuti lagi. Percuma saja. Hidup diBhumi Mataram tapi tidak mau menolong. Sudah burukrupa bertingkah pula!

    Oala! Kita dibilang buruk rupa. Berarti kita ini orang-orang jelek ya? Si Suling Burik berkata.

    Kasihan kita berdua! Ha... ha... ha! Si TamburBopeng menyahuti lalu tertawa mengekeh.

    Ratu, Kau tabu siapa sebenarnya dua kakek nenekdari alam arwah tadi itu?

    Ratu Randang menggeleng.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    37/92

    37 SEPASANG ARWAH BISU

    Kita akan tanyakan pada para tokoh di Bukit BatuHangus. Mungkin diantara mereka ada yang bisamemberi jawaban...

    Aku sempat melihat wajah Sinuhun Muda yang

    ketakutan ketika menatap ke arah sepasang kakeknenek.

    Aku juga memperhatikan, jawab Ratu Randang.Kita harus menolong Ni Gatri. Kalau anak itu bisa di

    sadarkan pasti dia akan memberi tahu apa arti semuagerak tangan Sepasang Arwah Bisu.

    Baru saja Wiro selesai berkata tiba-tiba di lereng bukitsebelah kanan terdengar suara tawa cekikikan.

    Tidak ada yang mampu menolong anak perempuanitu! Kecuali Sinuhun Merah Penghisap Arwah! Kepadanyasemua orang di muka Bhumi Mataram ini harus tunduk!

    Dewi Ular ...! Bisik Ratu Randang.Bukan, bukan Dewi Ular, jawab Pendekar 212 Wiro

    Sableng.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    38/92

    SEPASANG ARWAH BISU 38

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    6BEGITU pandangan mataPendekar 212 Wiro Sablengmembentur sosok tinggi kurus hitamyang kepalanya ditancapi empattusuk konde perak, dia langsungberteriak.

    Nek! Eyang SintoSinto Gendeng berdiri di atas sebuah

    batu besar, berkacak pinggang. Wajah yanghanya ditutupi kulit tipis dan sorotan matatampak galak. Mendadak sang muridtersentak heran ketika lebihmemperhatikan ternyata Eyang SintoGendeng muncul dengan beberapakeanehan.

    Di kening nenek kelihatan adadelapan benjolan merah. Lalu tidaktampak tongkat kayu butut yang selalu dibawa kemana-mana. Keanehan ke tiga Wiro tidak mencium bau pesing.Malah kini dia mencium bau harum begitu santar keluardari tubuh dan pakaian sang guru!

    Nek!Ratu Randang mendekati Pendekar 212 lalu berbisik.Aku dengar kau menyebut memanggil Nenek. Nenek

    siapa?Nenek guruku. Eyang Sinto Gendeng. Dia berdiri di

    atas batu sana. Bukankah aku pernah bercerita ketikadalang ke Bhumi Mataram aku ditemani guruku dan anakperempuan bernama Ni Gatri.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    39/92

    39 SEPASANG ARWAH BISU

    Ratu Randang kerenyitkan kening. Mata julingnyamenatap ke arah batu besar di seberang sana. Matadiusap beberapa kali lalu sambil geleng kepalaperempuan ini berkata.

    Aku belum buta. Yang berdiri di atas batu besar itubukan seorang nenek. Tapi seorang gadis. Di kepalanyamemang ada empat tusuk konde perak. Ngeri jugakarena tusuk konde itu sepertinya ditancap. Gadis iniberkulit hitam manis. Wajahnya memang cantik tapidandanannya seronok. Pupur tebal, alis mata mencongdan bibir berselomotan cairan warna merah!

    Ratu, kau jangan bergurau. Aku juga tidak buta! Akusudah bilang guruku seorang nenek-nenek jelek seram.Dan saat ini sosoknya aku lihat berdiri di atas batu sana.Cuma satu kelainan yang aku lihat pada dirinya. Biasanyatubuh dan pakaiannya bau pesing. Kini dia wangisekali...

    Aku juga mencium bau wangi itu! menyahuti RatuRandang. Kau ingat sewaktu aku bersama si kataiJambal Ungu alias Raja Dukun Batu Berlumut bertemudirimu pertama kali di tepi telaga? Waktu itu Raja Dukunmengatakan tidak ada nenek-nenek muncul di BhumiMataram. Yang ada seorang gadis cantik berkulit hitammanis yang tubuh serta pakaiannya harum selangit. Dikepalanya ada empat tusuk kundai! Nah, gadis di atasbatu itulah orangnya!

    Wiro menggaruk kepala. Mulut melongo.Bagaimana ini? Tidak mungkin! Mana mungkin aku

    punya guru seorang gadis yang mungkin seusiaku. Akumelihat nenek-nenek. Kau melihat gadis. Ada yang tidakberes! Ada yang tidak nyambung! Lalu mengapa adadelapan benjolan aneh di kepalanya....

    Wiro, aku punya dugaan siapapun perempuan yangberdiri di atas batu dia sudah berada di bawah kekuasaanSinuhun Merah Penghisap Arwah! Delapan benjolan itutanda yang tidak bisa disangsikan lagi! Jangan-jangan

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    40/92

    SEPASANG ARWAH BISU 40

    gurumu sudah kena disirap benaknya dengan ilmu yangdisebut Delapan Jalur Arwah, Pencuci Otak!

    Celaka guruku! Celaka Eyang Sinto Gendeng....Eyang Sinto Gendeng ... ? Itu berati Sinto gila atau

    sinting. Hik ... hik. Nama aneh. Setahu kabar yang akudengar dia mengaku bernama Sinto Weni...

    Itu nama aslinya. Jawab Wiro.Sementara itu semua orang yang ada di Bukit Batu

    Hangus termasuk Raja Mataram bertanya tanya siapagerangan adanya gadis cantik berdandan celemonganyang berdiri di atas batu. Kelihatannya gadis itu mengenalKesatria Panggilan Wiro Sableng. Namun sikapnya jelaskurang bersahabat.

    Selagi Wiro kebingungan tiba-tiba terdengarbentakan.

    Anak Setan! Lekas datang ke sini! Siapa perempuandi sampingmu? Rupanya kau sudah punya kekasih barudi negeri ini? Dasar pemuda mata bongsang!

    Wiro, kau dengar gadis di atas batu itu bicarapadamu? Mengapa kau dipanggilnya dengan sebutanAnak Setan? Kau juga disebut pemuda mata bongsang!Aku dikatakannya kekasih barumu. Aku sih mau-mau dansenang saja. Hik ... hik ... hik! Ratu Randang tertawacekikikan.

    Anak Setan! Apa telingamu tuli tidak mendengar akumenyuruhmu datang ke sini?!

    Wiro, kalau gadis di atas batu memang gurumu,sebaiknya kau lekas mendatangi. Jangan perdulikanperbedaan penglihatanmu dengan apa yang aku lihat.Mulut gadis itu seperti ember! Kita berdua bisa dibikinmalu!

    Mendengar ucapan Ratu Randang Wiro akhirnyaberanjak. Namun sebelum melompat ke atas batu dimanagurunya berdiri diam-diam Wiro selipkan batu segi tigapipih.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    41/92

    41 SEPASANG ARWAH BISU

    Ratu, kalau terjadi apa-apa dengan diriku, berikanbatu itu pada Raja.

    Ratu Randang jadi merasa tidak enak. Batu cepat-cepat dimasukkan ke balik pakaian.

    Wiro melompat ke atas batu besar, berdiri di sampingsang guru. Sambil membungkuk Wiro menyapa.

    Nek, aku sudah di sini. Anu, bajumu baru, bagusNek. Kau dapat dari mana? Bau tubuh dan pakaianmuharum sekali Nek, seperti wangi bidadari turun darikahyangan. Aku ...

    Sinto Gendeng delikkan mata.Apa?! Semua orang memanggil aku anak gadis

    cantik! Kau menyebut aku Nenek! Kau mau memberimalu diriku! Dasar murid kurang ajar!

    Plaakk!Satu tamparan melanda keras pipi Wiro hingga sudut

    bibirnya luka berdarah. Semua orang yang menyaksikanterutama Ratu Randang tentu saja jadi terkejut.

    Sambil usap darah di pinggir mulut sementaratelinganya masih berdenging saking kerasnya tamparanWiro bertanya.

    Nek, eh Eyang Sinto, kenapa kau jadi galak begini.Aku melihat ada delapan benjolan di keningmu. Akukawatir...

    Diami Hardik Sinto Gendeng. Mau delapan mauseratus benjolan di keningku bukan urusanmu! SinuhunMerah Penghisap Darah telah memberi ilmu kesaktianpadaku! Dan aku tahu kau menempatkan dirimu sebagaimusuh Sinuhun Merah Penghisap Darah! Kau bersekutudengan Raja Mataram.

    Eyang, sewaktu kita masih berada di alam delapan

    ratus tahun mendatang kau sudah tahu kalau kita datangke sini memang untuk menolong serta membela Raja danrakyat Mataram. Aku heran kalau Eyang tiba-tibaberubah. Apa yang terjadi dengan diri Eyang?

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    42/92

    SEPASANG ARWAH BISU 42

    Sinto Gendeng yang dimata Wiro ujudnya tetapterlihat seperti nenek tiba-tiba ulurkan tangan jambakrambut gondrong sang murid.

    Anak Setan! Kau dengar baik-baik! Yang pantasdibela adalah Sinuhun Merah Penghisap Arwah! BukanRaja Mataram! Kau dengar?!

    Hardikan keras Sinto Gendeng terdengar oleh semuaorang yang ada di Bukit Batu Hangus. Membuat merekajadi terkejut.

    Eyang, mahluk yang namanya Sinuhun PenghisapArwah justru biang racun semua malapetaka di negeri ini.Dia pasti telah menyirapmu dengan ilmu hitam. Otakmusudah dicuci. Eyang harus segera sadar...

    Sinto Gendeng tertawa panjang.Kau dari dulu memang anak badung! Tidak mau

    mendengar apa yang aku bilang! Sekarang mewakiliSinuhun Marah Penghisap Arwah sebaiknya otakmu akucuci juga!

    Habis berkata begitu Sinto Gendeng arahkankeningnya ke kepala sang murid. Delapan benjolanmerah pancarkan cahaya terang.

    Delapan jalur Arwah Pencuci Otak!Ratu Randang berteriak begitu menyadari serangan

    ilmu apa yang hendak dilancarkan Sinto Gendengterhadap Wiro.

    Wiro! Lekas melompat dari atas batu! Selamatkandirimu! Teriak Ratu Randang.

    Sementara itu di telinga Sinto Gendeng tiba-tibamengiang suara memperingatkan.

    Sinto Weni! Jangan kau serang pemuda itu! Diamembekal emas pantangan!

    Namun terlambat. Wiro terlambat melompatselamatkan diri. Sinto Gendeng terlambat mendengarsuara ngiangan. Delapan benjolan merah telah keburumenyemburkan delapan larik sinar merah yang langsungmenyambar ke arah kening Pendekar 212!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    43/92

    43 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    7DARI balik pakaian di bagianmana Wiro menyimpan sebagianpatahan kalung emas yangdiberikan Sri Padmi Kameswarimenderu sinar kuning bergemerlapyang dengan cepat membungkusseluruh kepala sang pendekar. Dari bagianbawah dada di atas perut memancar cahayaputih menyilaukan. ltulah cahaya hawa saktiyang keluar dari senjata sakti mandragunaKapak Maut Naga Geni 212!

    Blaaarrr!Delapan larik cahaya merah

    menghantam kening sang pendekar!Wiro berteriak keras. Kepalanya

    laksana meledak. Tubuh terpental dariatas batu lalu jatuh terkapar di atas batuyang lain. Tubuhnya mulai dari dada sampai kepala tidakkelihatan karena tertutup buntalan asap merah.

    Ratu Randang terpekik. Lalu menghambur memeluktubuh Pendekar 212. Kedua tangan mengusap ke dada,terus ke atas ke arah kepala. Perempuan ini merasa legakarena dia masih meraba dada dan kepala Wiro utuhwalau ada hawa panas seperti bara. Tadinya diamenyangka tubuh Wiro sudah hancur hanya tinggal

    bagian perut ke bawah! Semua orang di Bukit BatuHangus termasuk Sri Maharaja Mataram keluarkanseruan tertahan. Mereka sepertinya tidak memperdulikanapa yang terjadi dengan gadis cantik bertusuk kondeempat tapi lebih menaruh kawatir pada Wiro.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    44/92

    SEPASANG ARWAH BISU 44

    Ketika kepulan asap hitam membuntal ke atas danlenyap dalam kegelapan udara malam menjelang dini hariyang dingin Ratu Randang melihat kepala Pendekar 212merah seperti saga!

    Dewa Agung, Jagat Bathara! Teriak Ratu Randangsetengah meratap. Dua tangan ditekapkan ke pipi Wiro.

    Aku tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa... Wirokeluarkan ucapan.

    Jangan bicara! Ada racun jahat dalam tubuhmu!Tidak, tidak ada racun. Kalaupun ada semoga Yang

    Maha Kuasa melindungi diriku... Wiro mencoba bangun.Dibantu oleh Ratu Randang. Saat itu warna merah dikepala dan wajahnya perlahan-lahan mulai memudar danakhirnya lenyap.

    Guruku .... Eyang Sinto Gendeng, aku kawatir.Bagaimana keadaannya?

    Ratu Randang jadi marah besar mendengar ucapanWiro.

    Guru atau siapapun iblis perempuan itu! Dia hendakmembunuhmu! Paling tidak hendak mencelakaimu hinggamenjadi budak Sinuhun Merah Penghisap Arwah seumur-umur! Dan kau masih menanyakan bagaimanakeadaannya! Oala betapa setia dan berbaktinya muridyang teraniaya!

    Guruku tidak sejahat itu! Dia berbuat karena otaknyasudah keracunan. Dia tidak sadar apa yang dilakukannya.Aku harus menolongnya.

    Gurumu edan! Kau gila! Sama saja! teriak RatuRandang. Lalu dia ambil tangan Wiro dan tempatkan dibagian mana terletak patahan kalung emas. Wiro merasadenyutan sakit di kepalanya perlahan-lahan lenyap.

    Penglihatannya yang tadi agak buram kini mulai jelaskembali. Hawa panas jauh berkurang.Raja Mataram berlari menghampiri Wiro bermaksud

    hendak menolong. Wiro sendiri saat itu sudah berdiri. Diamemandang ke arah batu besar di atas mana tadi Sinto

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    45/92

    45 SEPASANG ARWAH BISU

    Gendeng berada. Dia melihat gurunya duduk terjengkangdi atas batu. Seluruh tubuh dan pakaian tampak diselimutijelaga hitam!

    Mata mendelik besar. Kepala menggembung danberdenyut-denyut seperti mau meledak. Dari telinga dansela bibir darah mengucur.

    Nek! Eyang! Teriak Wiro begitu melihat keadaangurunya. Eyang, maafkan aku!

    Edan! Kenapa minta maaf segala?! teriak RatuRandang. Bukan kau yang menyerang gurumu! Diadihantam balik oleh serangannya sendiri yang tadiditujukan padamu karena di tubuhmu ada lempengankalung emas!

    Wiro tidak perdulikan ucapan Ratu Randang. Diamelompat hendak menolong sang guru. Tapi tiba-tiba sinenek meraung dahsyat lalu kaki kanannya melesat keatas.

    Duukk!Tendangan keras berkekuatan tenaga dalam tinggi

    menghantam dada Pendekar 212 hingga terpental. SelagiWiro masih melayang di udara dilanda kesakitan luarbiasa, dada serasa jebol dan darah mengucur dari selabibir, Sinto Gendeng bangkit berdiri. Dua tangandipentang ke atas. Kepala digoyang. Mata dikedipi

    Wuuutt! Wuuutt!Dari mata Sinto Gendeng berkiblat dua larik cahaya

    biru menyilaukan hingga seluruh lereng Bukit BatuHangus menjadi terang benderang. Dua larik sinar inimenyambar laksana kilat ke arah Pendekar 212. Suaraderunya menggidikkan bulu roma! Dalam penguasaandan kendali ilmu hitam Sinuhun Merah Penghisap Darah,

    diluar sadarnya si nenek benar-benar hendak menghabisisang murid!Bukannya bergerak selamatkan diri, Wiro malah tegak

    tak bergerak. Sikap seperti orang terkesima, mulutberucap menyebut nama ilmu yang dipergunakan Sinto

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    46/92

    SEPASANG ARWAH BISU 46

    Gendeng untuk menghabisinya! Sepasang Sinar IntiRoh. Eyang Sinto tidak pernah mau memberikan ilmu itupadaku. Dia hendak membunuhku. Apa salahku ....

    Ketika Sinto Gendeng menyerang pertama kali, diamempergunakan ilmu dahsyat yang didapat dari SinuhunMerah Penghisap Arwah. Tapi ketika menendang danmenghantamkan serangan Sepasang Sinar Inti Roh, diamengandalkan ilmu kesaktian yang dimilikinya sendiri!ilmu kesaktian ini memang tidak diwariskannya kepadasang murid walau Wiro pernah menanyakan. Dan ilmukesaktian ini tidak bisa ditangkal oleh patahan kalungemas besar masih yang ada pada Wiro!

    Ratu Randang cepat dorong Pendekar 212 hingga jatuh ke tanah dan menggelinding di lereng bukit batu.Sementara dua larik sinar biru menderu di udara malamdengan cepat Ratu Randang selamatkan diri denganmelompat ke kiri sambil lepaskan pukulan bernama DiDalam Gelap Tangan Penghukum Membelah Jagat gunamenangkis sambaran dua larik cahaya biru yang luarbiasa ganas. Dengan pukulan inilah dalam jarak dekatRatu Randang memecahkan kepala si katai Raja DukunBatu Berlumut, dukun kepercayaan Sinuhun Muda danSinuhun Merah.

    Ternyata Ratu Randang tidak bertindak sendirian.Dari jurusan lain Sri Maharaja Mataram, Eyang DukunUmbut Watukura, Garung Parawata dan Soka Kandawaalias Tabib Sakti Sepuluh Jari Dewa serta beberapatokoh silat Istana lainnya yang ada di Bukit Batu Hangusikut melancarkan serangan ke arah dua larik cahaya biruyang keluar dari sepasang mata Sinto Gendeng dan saatitu siap membelah tubuh Kesatria Panggilan alias Wiro

    Sableng yang adalah muridnya sendiri!Gabungan pukulan sakti orang-orang di Bukit BatuHangus yang memancarkan berbagai warna cahaya sertabermacam deru menggidikkan membuat bukit batubergetar hebat. Meski terluka parah namun Wiro yang

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    47/92

    47 SEPASANG ARWAH BISU

    melihat apa yang terjadi dan maklum kalau gurunya tidakakan sanggup menghadapi sekian banyak seranganbalasan serta merta berteriak.

    Tidak! Jangan! Tahan serangan! Eyang Sinto lekas

    nienyingkir!Namun apa yang sudah diduga akan terjadi tidak

    dapat dihindarkan. Dentuman dahsyat menggelegarketika dua cahaya biru bentrokan di udara dengangabungan cahaya pukulan beberapa orang sakti! BukitBatu Hangus laksana dilanda gempa. Bebatuan besarlongsor menggelinding dari lereng ke kaki bukitmenimbulkan suara bergemuruh. Dua larik sinar biruserangan Sinto Gendeng bukan saja musnah berantakan,tapi taburan cahaya berbalik ke arahnya begitu gabungancahaya pukulan sakti lawan datang menghantam!

    Eyang!Wiro kembali berteriak. Dibawah kecamuk pukulan

    sakti yang laksana badai dia hendak menghamburmenolong sang guru namun Ratu Randang lebih cepatmemegang lengannya. Perempuan ini lalu menarik Wirokuat-kuat hingga keduanya jatuh ke tanah danbergulingan di antara bebatuan.

    Hanya sekejapan mata lagi Sinto Gendeng akandihajar oleh ilmu kesaktiannya sendiri dan cahayagabungan pukulan sakti orang-orang di Bukit BatuHangus, tiba-tiba dari atas langit yang diterangi rembulansetengah lingkaran ada cahaya kuning memancar terangdan melayang ke bawah. Jauh di atas langit terdengargenta lonceng membahana tiga kali berturut turut.

    Dari dalam cahaya kuning terdengar suara anak kecil.Kematian bagian semua insan. Nyawa manusia

    adalah semata milik Yang Maha Pencipta dan MahaKuasa yang patut dihormati. Mengapa manusia terkadangbertindak mendahului-Nya, membunuh manusia lainseolah dia yang menciptakan dan menghidupkannya?Jangan membuat sejuta alasan untuk menghalalkan

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    48/92

    SEPASANG ARWAH BISU 48

    kematian seorang insan. Sungguh besar tanggungjawabnya di dunia dan juga di akhirat.

    Suara anak kecil lenyap. Cahaya kuning melesat kelangit.

    Pada saat yang hampir bersamaan satu dentumandahsyat menggelegar. Separuh lereng Bukit Batu Hangusamblas. Ratusan keping batu sebesar-besar kepalamencelat ke udara yang berubah gelap pekat. Ketikakeadaan kembali terang, Wiro berteriak keras.

    Nek! Eyang Sinto!Batu di atas mana tadi Sinto Gendeng terkapar tak

    kelihatan lagi, sudah hancur bertabur ke udara. Di bekasbatu besar itu kini menganga sebuah lobang besar.Tanah berwarna merah tidak beda seperti kubangan tapiisinya bukan air atau lumpur melainkan tanah yang telahberubah menjadi bara panas!

    Pendekar 212 menjerit sekali lagi. Melompat dan jatuhberlutut di tepi lobang.

    Eyang, kau sudah mati atau bagaimana?! EyangSinto!

    Tangan kanan ditutupkan ke wajah, tangan kirimenggaruk kepala.

    Suara Wiro setengah sesenggukan. Ketika ada satutangan memegang bahunya, perasaan sedih itu berubahmenjadi ledakan amarah. Mulut berteriak. Tangan kanandipentang ke atas. Tangan itu mulai dari ujung jari sampaike siku serta merta kelihatan berubah seperti perakmenyilaukan! Pukulan Sinar Matahari!

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    49/92

    49 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    8WIRO balikkan tubuh.Tangan kanan yang sudah dialiritenaga dalam dan hawa saktiPukulan Sinar Matahari siapdihantamkan ke arah orang yangbarusan memegang bahunya.

    Wiro! Ini aku! Kau maumembunuhku?!

    Ratu Randang berteriak sambil cepatpergunakan ke dua tangan mencekal lengankanan Wiro. Namun begitu menyentuhlengan sang pendekar perempuan inimenjerit keras sambil kibas-kibaskankedua tangannya. Dia laksana memegangsepotong besi panas! Kawatir Wiro akantetap melepas pukulan sakti, dalammenahan sakit Ratu Randang gantimerangkul pinggang sang pendekar lalu jatuhkan diri ketanah. Keduanya bergulingan sebentar di lereng bukitsebelum tertahan oleh satu gundukan batu besar.

    Wiro berusaha lepaskan diri dari rangkulan RatuRandang.

    Wiro! Kau mau melakukan apa?!Kalian orang-orang Mataram telah membunuh guruku

    Eyang Sinto Gendeng!

    Sepasang mata Pendekar 212 membeliak takberkesip, berkilat kilat laksana dikobari api. Rahangmenggembung. Wiro jadi tambah beringas ketika SriMaharaja Mataram mendatangi dan berdiri disampingnya.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    50/92

    SEPASANG ARWAH BISU 50

    Wiro, dengar aku! Kata Ratu Randang pula sambilmenyeka noda darah di sudut bibir dan dagu Wiro. Tidakada yang membunuh gurumu! Gurumu tidak mati!

    Tidak mati?! Mayatnya memang tidak ada! Karena

    pasti sudah hancur lebur jadi bubuk dihajar sekianbanyak pukulan sakti ditambah dua larik cahaya biru yangberbalik menghantam dirinya sendiri.

    Tidak Wiro. Percaya apa yang aku katakan. Gurumusekarang pasti berada di satu tempat aman.

    Telah diselamatkan oleh Satria Lonceng Dewa MimbaPurana, anak keramat pilihan Para Dewa. (Mengenaisiapa adanya Mimba Purana harap baca serial SatriaLonceng Dewa, Pendekar Bhumi Mataram karanganBastian Tito)

    Pendekar 212 menyeringai.Anak keramat pilihan Para Dewa? Aneh

    kedengarannya. Apakah anak itu yang pernah masuk kedalam tubuh Ni Gatri dan bicara padaku sewaktu akutidak mau mengambil batu putih segi tiga dari tanganMayat Aneh Keempat ... ? (Baca serial sebelumnya RohJemputan)

    Aku mendengar kejadian itu dari Raja Dukun .... kata Ratu Randang pula. Diam-diam dia merasa legakarena amarah Wiro kini tampak mengendur dan cahayaputih perak yang membungkus tangan kanan sangpendekar perlahan lahan sirna.

    Kalau di Bhumi Mataram ini memang ada anakkeramat yang punya kesaktian hebat, mengapa aku jauh-jauh harus didatangkan ke sini? Suruh saja anak keramatitu menghabisi semua mahluk jahat terkutuk yang ada diBhumi Mataram ini! Yang katanya telah menimbulkan

    bencana Malam Jahanam! Air banjir merah busuk!Demam panas! Benjolan .... apa lagi?!Sri Maharaja Mataram dan Ratu Randang saling

    pandang mendengar ucapan Wiro.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    51/92

    51 SEPASANG ARWAH BISU

    Kesatria Panggilan. Ketahuilah, Satria Lonceng Dewapunya pantangan. Anak keramat itu tidak bolehmembunuh mahluk bernyawa. Binatang ataupunmanusia!

    Wiro berdiri, memandang Raja Mataram dan RatuRandang sejenak lalu sambil tertawa dia berkata.

    Di negeri ini rupanya ada hukum aneh. Seseorangboleh mencelakai bahkan membunuh puluhan sampairatusan rakyat Mataram. Tapi yang namanya anakkeramat yang konon sakti hanya berpangku tanganmembiarkan semua itu terjadi dengan berucap : Janganmembuat sejuta alasan untuk menghalalkan kematianseorang insan! Jika itu hukum yang berlaku di negeri inisampai kiamat mahluk- mahluk jahat akan terus menebarmalapetaka seenaknya! Tak ada rasa takut. Soalnyapembunuhan sudah seperti dihalalkan!

    Ratu Randang sampai pucat wajahnya mendengarkata-kata Wiro. Raja Mataram cepat-cepat berkata.

    Kesatria Panggilan. Jangan kau salah menduga.Tanggung jawab semua kejadian yang ada di BhumiMataram tidak di tangan Satria Lonceng Dewa yangbernama Mimba Purana itu. Tapi berada di ataspundakku. Aku tidak malu mengatakan bahwa aku dansemua orang pandai di negeri ini tidak sanggupmenumpas mahluk-mahluk jahat itu. Sesuai petunjukPara Dewa itu sebabnya kami mendatangkanmu ke siniguna dimintakan bantuan. Kuharap kau tidak merasamenyesal atas semua kejadian yang tidak terduga ini.Kami minta maaf...

    Yang Mulia, saat ini saya lebih mementingkanmencari guru saya lebih dulu! Jika memang beliau masih

    hidup bagaimana dan dimana keberadaannya. Kalausudah menemui ajal maka kewajiban bagi sayamengubur jenazahnya secara layak. Guru saya sebagaimanusia bisa saja bersifat dan bertindak jahat. Tapi

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    52/92

    SEPASANG ARWAH BISU 52

    sebagai seorang murid saya tetap punya kewajiban untukmengurus jenazahnya. Kalau memang dia masih hidup...

    Habis berkata begitu Wiro melompat ke tempat NiGatri tergeletak. Dengan mendukung anak perempuan inidi bahu kirinya dia tinggalkan tempat itu.

    Anjing kecil yang kelahirannya ditolong oleh RajaMataram menyalak panjang lalu melompat ke bahu kananPendekar 212,

    Raja Mataram terkesiap.Ratu Randang berteriak sambil coba mengejar.Wirol Tunggu!Namun sekali berkelebat sang pendekar sudah lenyap

    di kegelapan lereng timur Bukit Batu Hangus bersama NiGatri dan anjing kecil berbulu hitam anak Sri PadmiKameswari!

    Dewa Agung, bagaimana ini?! Ratu Randangtampak bingung. Rakai Kayuwangi masih tertegun ditempatnya berdiri.

    Ratu Randang lalu keluarkan batu putih segi tiga yangdiberikan Wiro padanya. Maksudnya segera hendakdiserahkan pada Raja Mataram. Namun RakaiKayuwangi Dyah Lokapala berkata.

    Aku tidak memerlukan batu itu lagi. Simpan saja.Mungkin lebih berarti jika kau yang Memiliki...

    Paras Ratu Randang agak berubah. Dalam hati diamenduga-duga jangan- jangan sang Raja sudah maklumbagaimana hubungannya dengan Pendekar 212 walaubaru mengenal belum satu harian!

    Aku yakin pemuda tadi adalah Kesatria Panggilanyang asli. Pendekar Dua Satu Dua Wiro Sableng yangberasal dari negeri delapan ratus tahun mendatang.

    Sekarang tugasmu adalah mengejar pendekar itu sampaidapat. Jangan berani kembali sebelum kau berhasilmendapatkannya! Dari sikap dan gerak-gerik kalianberdua aku bisa menduga kalau kalian saling menyukaisatu sama lain...

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    53/92

    53 SEPASANG ARWAH BISU

    Paras Ratu Randang tampak bersemu merah. Dintidak ingin Raja Mataram ini bicara lebih banyak lagitentang dirinya dan Wiro. Maka buru-buru dia berkata.

    Yang Mulia, sesuai perintah saya pergi sekarang.

    Tunggu. Ada satu hal yang aku ingin tanyakan.Waktu meninggalkan Kotaraja sebelum bencana MalamJahanam terjadi, kau mengatakan akan pergi menemuiArwah Ketua di Candi Miring. Apakah kau telahmenemuinya?

    Saya mohon maafmu Yang Mulia. Saya memangbelum menemui Arwah Ketua. Saya melakukan satu hallain yang menurut hemat saya lebih penting. Maafkankalau saya melangkahi Yang Mulia dan bertindak seorangdiri. Saya menjalin hubungan dengan Sinuhun MerahPenghisap Arwah.

    Saya berhasil membuat dia tertarik dan berpura puraberkhianat pada Yang Mulia. Bersama Raja Dukun BatuBerlumut saya ditugaskan untuk menghadang danmembunuh Kesatria Panggilan. Kemudian tidak terdugasaya menemui Kesatria Panggilan selagi dikeroyok olehSeratus Jin Perut Bumi. Kalau tidak salah sayamenghitung dia berhasil membunuh sekitar dua puluh JinPerut Bumi. Saat saya datang Kesatria Panggilan telahdililit Jin Ketua dengan lidah panjangnya...

    Ketika aku tersentuh lidah itu, tubuhku sepertiterpanggang. Cairan yang di lidah mengandung racun.Nyawaku hampir melayang kalau tidak ditolong olehSatria Lonceng Dewa Mimba Purana. Kesatria Panggilansendiri tidak mengalami cidera? Tidak keracunan?

    Tidak Yang Mulia. Saya rasa dia memiliki darah kebalracun atau ada ilmu kesaktian yang membendung hawapanas serta racun lidah...

    Senjata mustika sakti yang konon ada di dalamtubuhnya. Aku rasa senjata itu yang menyelamatkandirinya. Kata Raja Mataram pula,

    Raru Randang lanjutkan ceritanya.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    54/92

    SEPASANG ARWAH BISU 54

    Saya memerintahkan Jin Ketua untuk tidakmembunuh Kesatria Panggilan. Jin Ketua menurut dantampak takut. Mungkin karena mengetahui kalau sayaadalah kekasih Sinuhun Merah. Hikhik ... hik! Saya

    sendiri kemudian berhasil menghabisi Raja Dukun BatuBerlumut.

    Aku akan menceritakan pada para tokoh yang ada disini kalau Raja Dukun Batu Berlumut telah terbunuh.Mudah-mudahan kematiannya akan mengurangikekuatan sirap ilmu hitamnya. Sekarang pergilah. Waktukita semakin sempit. Tak lama lagi fajar akanmenyingsing.

    Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala melangkahmendekati Ratu Randang. Din memperhatikan sejenaknoda darah di lari-jari perempuan ini. Yaitu darahPendekar 212 Wiro Sableng yang menempel ditangannya ketika dia menyeka darah itu dari wajah Wiro.

    Ratu, tidak sulit bagimu untuk mencari dan mengejarKesatria Panggilan. Darahnya masih melekat ditanganmu. Lebih mudah bagimu menjajagi kemana dinpergi. Bukankah kau memiliki ilmu pencari jejak bernamaKaki Mengejar tangan Mencekal

    Saya tidak akan mempergunakan ilmu itu YangMulia. Menyahuti Ratu Randang.

    Raja Mataram kerenyitkan kening, tampak heran.Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Tanya Rakai

    Kayuwangi pula.Saya akan pergunakan ilmu Tanpa Mata

    Mengandalkan Penciuman. Jawab Ratu Randang.Astaga! Bukankah itu ilmu kesaktian yang dimiliki

    mahluk Sinuhun Merah Penghisap Arwah? Raja

    bertanya heran dari tidak percaya.Ratu Randang tersenyum.Saya berhasil menyiasati Sinuhun goblok itu. Dia

    memberikan ilmu itu pada saya.Raja pegang keningnya, Dia ingat sesuatu.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    55/92

    55 SEPASANG ARWAH BISU

    Kalau begitu, sewaktu masih di Istana kaumemperlihatkan tanda dun telapak tangan berjari empatdi dadamu. Berarti

    Itu pertanda dari Sinuhun Merah bahwa dia sangat

    menantikan kedatangankuRatu, kau benar-benar luar biasa. Tapi kalau Sinuhun

    memberikan ilmu kesaktiannya padamu lalu kaumemberikan apa padanya?

    Bangkai anjing! Hik ... hik ... hik! Jawab RatuRandang lalu tertawa panjang cekikikan. Perempuan inidekatkan tanganya yang bernoda darah Pendekar 212 kehidung lalu pejamkan mata dan mencium dalam-dalam.

    Sekali berkelebat sosok Ratu Randang lenyap kearahPendekar 212 Wiro Sableng.

    Raja Mataram menarik nafas Panjang. Dia menatapke arah rembulan setengah lingkaran di langit malamyang semakin mendekati ujungnya. Perlahan-lahanmulutnya berucap.

    Ananda Kesatria Lonceng Dewa, saya merasasangat perlu bertemu dengan Ananda. Rencana yangtengah dijalankan mendadak menyimpang dari yangdiharapkan. Saya benar-benar kawatir ......

    Baru saja Raja Mataram selesai berucap tiba-tiba adasuara mengiang di kedua telinganya. Suara anak kecillaki-laki.

    Yang Mulia Raja Mataram. Jangan ada kekawatirandalam diri Yang Mulia. Berdoalah bersama semua orangyang ada di Bukit Batu Hangus. Yang Maha Kuasa pastiakan menolong kita semua.

    Terima kasih Ananda. Ada satu hal yang terasamengganjal di hati saya,..

    Hal apakah itu Yang Mulia? Tanya suara mengiang.Apakah ... apakah Ananda mendengar semua

    ucapan Kesatria Panggilan yang tadi berada di bukit ini?Saya mendengar semua Yang Mulia.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    56/92

    SEPASANG ARWAH BISU 56

    Saya mohon maafmu. Mungkin pemuda itu bicaraterlalu lancang mengenai diri Ananda. Saya harapAnanda tidak marah.

    Suara mengiang terdengar tertawa.Kemarahan jauh dari dalam diri saya wahai Yang

    Mulia. Mudah-mudahan begitu seterusnya. Justru sayasuka pada pemuda itu. Dia bicara polos pertanda hatinyaputih. Dia bicara apa adanya, tidak ada yang dikarangtidak ada pula yang disembunyikan. Kita tidak salahmemilihnya untuk datang ke Bhumi Mataram. Saya akanmenemui Kesatria Panggilan melalui seseorang. Kalaukelak nanti Yang Mulia bertemu lagi dengan KesatriaPanggilan, Yang Mulia tidak perlu meminta pertolonganKakek Kumara Gandamayana sebagai perantara untukmasuk ke dalam tubuh anak perempuan bernama NiGatri.

    Ananda Mimba Purana, saya merasa sangat legamendengar semua kata-kata Ananda.

    Yang Maha Kuasa menciptakan langit, daratan danlautan begitu luas. Penuh kelegaan. Mengapa kita umatmanusia yang diciptakannya tidak bisa berhati lega?

    Terima kasih Ananda. Terima kasih... MengenaiKakek Kumara Gandamayana, apakah Anandamengetahui dimana keberadaannya?

    Orang yang ditanyakan telah berada di sampingYang Mulia, Jawab suara mengiang.

    Ada suara terpaan angin. Raja Mataram berpaling kekiri. Betul seperti yang dikatakan suara mengiang. Saatitu di samping Rakai Kayuwangi telah berdiri kakekbersorban dan berjubah kelabu Kumara Gandamayana.Orang tua ini tersenyum sedikit lalu membungkuk.

    Maafkan kalau saya datang terlambat wahai YangMulia. Satria Lonceng Dewa meminta saya mengantarkangadis dari alam delapan ratus tahun itu ke satu tempat.

    Raja terkejut.Maksud Kakek gadis bernama Sinto Weni itu?

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    57/92

    57 SEPASANG ARWAH BISU

    Betul sekali Yang Mulia.Berarti waktu tadi cahaya kuning turun dari langit,

    Kakek menyertai Satria Lonceng Dewa?Kumara Gandamayana mengangguk.Kalau begitu sekarang berada dimana gadis itu?

    Tanya Raja Mataram pula.Mohon maafmu Yang Mulia. Satria Lonceng Dewa

    berpesan untuk sementara jangan memberi tahu kepadasiapapun.

    Rakai Kayuwangi terdiam. Meski hatinya kurang enakmendengar ucapan Kumara Gandamayana namundengan tersenyum dia berkata.

    Saya Raja Mataram, apa Kakek tidak menaruh rasapercaya, pada, diriku? Kita menghadapi malapetaka inisecara bersama, Mengapa ada sesuatu yangdisembunyikan ... ?

    Si kakek membungkuk dalam-dalam.Mohon maaf Yang Mulia beribu maaf. Saya hanya

    melakukan apa yang dipesankan Satria Lonceng Dewa.Tapi terhadap Sri Maharaja mana saya berani menolakpermintaan. Gadis cantik bernama Sinto Weni, guruKesatria panggilan itu berada di Lalu KumaraGandamayana menyebutkan nama satu tempat.

    Raja Mataram anggukkan kepala. Kakek Kumara,mari kita temui para sahabat di atas bukit sana.

    Ketika hendak melangkah pergi Raja Matarammencium sesuatu. Dia bertanya pada kakek disebelahnya.

    Kakek Kumara, apa kau barusan mencium bauharum .... ?

    Kumara Gandamayana dongakkan kepala, hirup

    udara malam dalam-dalam lalu gelengkan kepala.Saya tidak mencium bau apa-apa, Yang Mulia.Raja Mataram memandang berkeliling.

    Memperhatikan terutama bagian-bagian lereng bukit yang

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    58/92

    SEPASANG ARWAH BISU 58

    gelap. Kedua orang itu kemudian melanjutkan melangkahmendaki lereng bukit.

    Di balik satu batu besar tak jauh dari tempat dimanaRaja dan pembantunya tadi bercakap-cakap, seseorangyang sejak tadi mendekam bersembunyi sunggingkansenyum. Mulut berucap perlahan.

    Mahluk dun nyawa kembar Sinuhun Muda SinuhunMerah. Aku tahu dimana nenek perot yang kalian lihatsebagai gadis cantik itu berada. Jika kalian maubersahabat dan menurut apa mauku, aku akan beritahutempatnya. Tapi kalau tidak silahkan cari sendiri. Dansampai kiamat kalian tidak bakal menemukan! Laludengan gerakan cepat tanpa suara orang ini segeraberkelebat pergi.

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    59/92

    59 SEPASANG ARWAH BISU

    BASTIAN TITOSEPASANG ARWAH BISU

    9SETELAH cukup lama berlariWiro menyadari kalau dia laritanpa tujuan mau pergi kemana.Sang pendekar hentikan langkah.Anjing kecil di bahu kanan menyalakperlahan. Sosok Ni Gatri di bahu kiriterasa hangat tapi diam tak bergerak.Memandang berkeliling Wiro dapatkan dirinyaberada dalam satu rimba belantara kecil yangcukup rapat pepohonannya. Hampir semuakulit pohon di sekitar situ tampak berwarnahijau, diselimuti lumut. Di sebelah kanan,tanah hutan kelihatan mendaki membentukbukit dan dipenuhi batu-batu besar yangjuga berwarna hijau karena tertutup lumut.

    Agaknya hutan ini jarang dimasukiorang. Perasaanku tidak enak. Jangan- jangan aku sudah kesasar. Aku harus segera keluar darisini.

    Agar tidak tersesat Wiro balik ke arah jalan yangditempuh sebelumnya. Namun sampai tiga kali dicobakembali lagi ke tempat semula, di bawah bukit kecil yangbanyak batunya.

    Celaka, aku benar-benar tersesat. Hutan aneh....Tiba-tiba anak anjing di bahu kanan Wiro menyalak

    keras berulang kali. Wiro Usap punggung binatang ini.Tapi anjing berbulu hitam masih terus menyalak.Sobat kecil. Kau mau-mauan ikut bersamaku. Ada

    apa, kau melihat sesuatu saat ini?

  • 8/3/2019 175. Sepasang Arwah Bisu

    60/92

    SEPASANG ARWAH BISU 60

    Anjing kecil menggereng halus, jilat bahu pakaianWiro lalu melompat turun ke tanah. Saat itulah Wiromelihat kalau sebagian dari tanah digenangi cairanmerah.

    Malapetaka Malam Jahanam rupanya sampai juga kesini. Tapi tidak seperti di tempat lain, cairan merah di sinitidak menebar bau busuk.

    Anjing kecil menyalak sekali lagi lalu lari ke arah bukitberbatu-batu.

    Hai! Kau mau kemana! Kalau kau tersesat aku tidakakan mencarimu!

    Seperti tahu kalau orang bicara padanya, anak anjingberhenti berlari. Dia memandang pada Wiro, menyalaksebentar lalu lari lag1 ke atas bukit.

    Mungkin binatang itu tahu jalan keluar dari hutan ini.Baiknya aku ikuti saja. Kata Wiro dalam hati.

    Ketika Wiro mencapai pertengahan bukit tiba-tibatelinganya menangkap suara perempuan menangis, tidakterlalu keras tapi cukup jelas dan berhiba-hiba. Wirohentikan langkah. Perasaan yang sejak tadi tidak enakkini berkembang menjadi perasaan bargidik!.

    Perempuan menangis di dalam rimba belantara. Dimalam buta menjelang pagi. Jangan-jangan hutan inidihuni demit perempuan. Berpikir sampai di situ Wiromemutuskan untuk kembali turun ke kaki bukit. Namunanak anjing malah terus lari ke atas bukit yangbebatuannya semakin b