Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

31
Sag 1 KEBIJAKAN NASIONAL TTG PEREDARAN OBAT TERLARANG dr. Ketut Suarayasa, M.Kes

description

NAPZA

Transcript of Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Page 1: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 1

KEBIJAKAN NASIONAL TTGPEREDARAN OBAT

TERLARANG

dr. Ketut Suarayasa, M.Kes

Page 2: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

2

Learning objective:

Mhs dapat menyebutkan peraturan perundang-undangan internasional dan Indonesia

Mhs dpt memahami dan menjelaskan UU 22/1997 yang berhubungan dg profesionalisme dokter

Page 3: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 3

Substance abuse crime

• Tanpa korban kejahatan:

-Judi

-Pornografi

-Alkohol

-Prostitusi

• Kejahatan terorganisir

Page 4: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 4

International Problem

• Peredaran gelap dan penyalahgunaan obat-obatan narkotika dan psikotropika mengancam dan menjadi persoalan : individu, keluarga, sosial, nasional dan internasional Bencana Kesehatan

• Diperlukan upaya bersama (kerjasama internasional) utk mencegah dan mengatasinya

Page 5: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 5

LEGISLATIONS(Under United Nations)

• CONVENTION ON NARCOTICS, 1961• UU 8/1976 (RATIFICATION)

• UU 9/1976 UU NARKOTIKA

• CONVENTION ON PSYCHOTROPIC SUBSTANCES, 1971

• UU 8/1996 (RATIFICATION)

• UU 5/1997UU PSYKOTROPIKA

• U N CONVENTION AGAINST ILLICIT TRAFFIC IN NARCOTIC DRUGS & PSYCHOTROPIC SUBSTANCES, 1988

• UU 7/1997 (RATIFICATION)

• UU 22/1997UU NARKOTIKA

Page 6: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 6

Peraturan Hukum di indonesia

• UU 9/1976 UU NARKOTIKA ( 1st )• UU 5/1997 UU PSYKOTROPIKA• UU 22/1997 UU NARKOTIKA ( 2nd )

• KUHP,1946• Ordonansi Obat Keras,1949• UU 23/1992 UU KESEHATAN

Page 7: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

7

• Ordonansi Obat Keras, 1949, Staadblad 419

Threat of condemnation of offender: 6 months/

5000 gulden• KUHP pasal 204 ayat 1 & 2:

1. Barang siapa menjual & menawarkan, memberi makan atau membagi-bagikan barang, & sifat-sifat yg berbahaya tsb didiamkan, dikurung penjara selama-lamanya 15 tahun.

2. Kalau ada orang mati karena perbuatannya itu, si tersalah dihukum penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun.

* Circulator

* Producer

* Trader

who had studied

Proffession: Physician, Pharmacy

Page 8: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

8

• UU No. 23 Th. 1992 UU KESEHATAN- Pasal 80 ayat 4 huruf b:Barang siapa dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau bahan obat yg tidak memenuhi standar Farmakope Indonesia dan atau buku standar lainnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 40 ayat 1, dipidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,-

Produsen & circulator N A P A S abuse * “Drugs street” putauw * Ecstacy

Page 9: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 9

• Pasal 81 ayat 2 huruf c:Barang siapa dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa ijin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat 1, dikenakan pidana penjara paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 140.000.000,-

Circulator (subject)

Page 10: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 10

Indonesian act of narcotics: UU 22/1997: UU

Narkotika

Page 11: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 11

KonsideranU U 22/1997

• Narkotika memiliki manfaat untuk pengobatan obat dan tujuan ilmiah, tetapi di samping yang memiliki penderitaan ketergantungan syndrom yang mengancam dan berbahaya jika tidak dikendalikan dijaga ketat dan menyeluruh.

Page 12: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 12

KETENTUAN UMUM

• Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau sintetik atau semi-sintetik yang dapat menyebabkan degradasi atau hilang kesadaran, hilangnya rasa, kira-kira sampai hilang rasa sakit, bisa menyebabkan kecanduan lainnya, dibagi menjadi beberapa kelompok basis di dalam pelayanan kesehata

Page 13: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 13

• Seorang pecandu adalah ...

• Kecanduan narkotika adalah ...

• Penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa pengamatan dokter

• Rehabilitasi medis adalah proses kegiatan medis komprehensif untuk mengatur membebaskan pelaku narkoba dalam kecanduan narkotika.

Page 14: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 14

Penyimpanan dan Pelaporan

• Narkotika yang berada di bawah otoritas importir, eksportir, perusahaan obat, farmasi, penyimpanan pemerintah fasilitas apotek yang disediakan, toko obat, rumah sakit, kesehatan masyarakat, yayasan medis swasta, dokter dan ilmu lembaga harus disimpan secara khusus.

• Harus membuat, menyampaikan laporan berkala

Page 15: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 15

• Pelanggaran dari aturan mendapatkan sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan yaitu: nasihat, peringatan, denda administrasi, kegiatan sementara dan mencabut izin / lisensi.

Page 16: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 16

• Kewajiban dokter yang membuka praktek pribadi untuk membuat laporan catatan tentang kegiatan yang berhubungan dengan narkotika yang sudah terikat pada laporan medis dan basis penyimpanan pada resep waktu penyimpanan selama 3 tahun

Page 17: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 17

Pengiriman narkotika

1. Pengiriman narkotika hanya dapat dilakukan oleh: toko obat / apotik, rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan masyarakat, lembaga medis dan dokter praktis.

2. Apotik hanya bisa delivere narkotika ke: rumah sakit, pelayanan kesehatan masyarakat pusat, lembaga medis, dokter dan pasien.

3. Rumah sakit, apotek, pusat pelayanan kesehatan masyarakat dan lembaga medis hanya dapat narkotika pengiriman ke dasar pasien dengan resep dokter.

Page 18: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 18

4. Narkotika pengiriman oleh dokter bisa dilakukan dalam kondisi:

    a. Melakukan praktek swasta dan diberikan melalui suntikan,

      b. Membantu pasien melalui suntikan dalam keadaan darurat, atau

   c. Bertugas di daerah terpencil tanpa apotek.

5. Narkotika Injeksi dalam jumlah tertentu yang diberikan oleh dokter sebagai disebutkan dalam ayat di atas, hanya dapat diperoleh dari apotek.

Page 19: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 19

• Narkotika pengiriman oleh dokter yang bertugas di daerah terpencil tanpa apotek, membutuhkan narkotika izin penyimpanan dari menteri kesehatan atau petugas yang bertanggung jawab. Izin disebutkan di / sertifikat penempatan dia di daerah terpencil tanpa fasilitas apotek.

Page 20: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 20

Narcotics publication

• narkotika hanya dapat dipublikasikan pada obat-obatan dan / atau farmasi jurnal ilmiah.

• Publikasi adalah orang-orang dengan kebutuhan ilmiah dan komersial untuk narkotika, sebagai obat atau bahan baku, dalam bidang kedokteran dan farmasi komunikasi terbatas

Page 21: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 21

Treatment and rehabilitation

• Untuk pengobatan dan / atau perawatan, pengguna narkotika dapat memiliki, menyimpan dan / atau membawa narkotika.

• Pengguna Narkotika sebagaimana disebutkan di atas, harus memiliki bukti bahwa narkotika yang dimiliki, disimpan dan / atau membawa, diperoleh secara legal.

Page 22: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 22

• Orang tua atau wali dari pecandu narkotika di bawah umur, harus melaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan / atau perawatan.

• Narkotika dewasa pecandu, harus melaporkan dia / dirinya, atau dilaporkan oleh / keluarganya kepada petugas yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan / atau perawatan.

Page 23: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 23

• Pengobatan dan / atau perawatan pecandu obat berada di fasilitas rehabilitasi.

• Kegiatan rehabilitasi mencakup rehabilitasi medis dan sosial.

• Rehabilitasi untuk obat pecandu dilakukan dengan tujuan untuk menyembuhkan dan / atau untuk mengembangkan fisik, mental dan keterampilan sosial pasien.

Page 24: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 24

• Rehabilitasi pecandu narkoba dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

• Berdasarkan perjanjian, lembaga rehabilitasi Menteri Kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis untuk pecandu narkoba.

• Selain rehabilitasi medis dari pengobatan dan perawatan, obat pecandu proses penyembuhan dapat diselenggarakan oleh masyarakat dengan menggunakan pendekatan keagamaan dan tradisional.

Page 25: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 25

• Menteri Kesehatan bertanggung jawab dalam memuji dan mengendalikan importir, eksportir, perusahaan obat, penjualan farmasi, fasilitas penyimpanan obat farmasi, dokter, lembaga ilmiah dan lembaga rehabilitasi medis.

• Mengontrol petugas telah dipersiapkan dengan sertifikat tugas.

Page 26: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 26

Badan Narkotika Nasional (BNN) (Kepres 17/2002)

• Pemerintah mendirikan organisasi koordinasi narkotika di tingkat nasional yang bertanggung jawab langsung kepada presiden

• Organisasi memiliki tugas untuk mengkoordinasikan pasokan, pencegahan dan melawan untuk menghilangkan penyalahgunaan dan lalu lintas ellicit dari narkotika.

• Pembentukan, posisi organisasi dan metode kerja organisasi narkotika nasional dibentuk berdasarkan keputusan presiden

Page 27: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 27

B N NCOMPOSITION

NATIONAL CHAIRMAN: Kepala Kepolisian Negara RIMEMBER: 1. Dirjen Kesatuan Bangsa, Depdagri2. Dirjen Multilateral Politik, Sosial & Keamanan, Deplu3. Dirjen Kekuatan Pertahanan, Dephan4. Dirjen Imigrasi, Depkeh dan HAM5. Dirjen Pemasyarakatan, Depkeh dan HAM6. Dirjen Bea & Cukai, Depku7. Sekjen Dephub8. Dirjen Pelayanan & Rehabilitasi Sosial, Depsos9. Sekjen Depag10. Dirjen Pelayanan Medik, Depkes11. Sekjen Depdiknas

Page 28: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 28

12. Dirjen Kimia Dasar, Agro & Hasil Hutan, Depperindag13. Dirjen Perdagangan Luar Negri, Depperindag14. Dirjen Bina Produksi Holtikultura, Deptan15. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial & Pengawasan

Ketenagakerjaan, Depnakertrans16. Dirjen Perlindungan Hutan & Konservasi Alam, Dephut17. Sekretaris Utama Menteri Negara Komunikasi &

Informasi18. Jaksa Agung Muda Bidang Intelejen, Kejagung19. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum,

Kejagung20. Kepala Korp Reserse, Polri21. Direktur Binmas, Deputi Operasi Polri, Polri22. Kepala Badan Intelejen Keamanan, Polri23. Direktur Kedokteran & Kesehatan Polri24. Deputi Bidang Penyelidikan Dalam Negri, BIN

Page 29: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 29

25. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik & NAPZA, Badan Pengawasan Obat & Makanan

BNN BADAN NARKOTIKA PROPINSI GUBERNUR

BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA BUPATI/

WALIKOTA

Page 30: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

Sag 30

• Dalam sistem hukum di Indonesia, penyalahgunaan narkotika dikualifikasi sebagai kejahatan di bidang narkotika yang diatur dalam UU No. 22 tahun 1997 tentang narkotika.

• Selanjutnya klasifikasi megenai terpidana Narkotika pada dasarnya mengklasifikasi pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika menjadi dua, yaitu : pelaku tindak pidana yang berstatus sebagai pengguna dan bukan pengguna narkotika.

Page 31: Materi 6 Kebijakan Peredaran Narkoba

TERIMA KASIH

Sag 31