Materi
-
Upload
inazayyan -
Category
Data & Analytics
-
view
177 -
download
1
Transcript of Materi
KELAS XI Semester 1
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Lanjutan….
SUMBER-SUMBER PENDAPATAN NEGARA
PENERIMAAN DALAM NEGERI
HIBAH
Penerimaan Dalam Negeri
Penerimaan dari Pajak
Penerimaan Bukan Pajak
PembelanjaanNegara
Belanja PemerintahPusat
Dana Perimbangan
Asas anggaran surplus: pemerintah memberlakukan anggaran dengan pendapatan lebih besar dari belanja negara
Asas anggaran defisit: pemerintah memberlakukan anggaran dengan pendapatan lebih kecil dari belanja negara
Asas anggaran berimbang: pemerintah memberlakukan anggaran dengan pendapatan sama dengan belanja negara
URAIANURAIAN APBN 2004APBN 2004
( dalam rupiah )( dalam rupiah )
APBN 2005APBN 2005
(dalam rupiah )(dalam rupiah )
A.A. Pendapatan Negara dan HibahPendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Dalam NegriI. Penerimaan Dalam Negri
II. HibahII. Hibah
B.B. Belanja NegaraBelanja Negara
I. Belanja Pemerintah PusatI. Belanja Pemerintah Pusat
II. Belanja DaerahII. Belanja Daerah
C.C. Keseimbangan PrimerKeseimbangan Primer
D.D. Surplus / Defisit Anggaran ( A – Surplus / Defisit Anggaran ( A – B )B )
E.E. PembiayaanPembiayaan
I. Pembiayaan Dalam NegeriI. Pembiayaan Dalam Negeri
II. Pembiayaan Luar NegeriII. Pembiayaan Luar Negeri
403.769,6403.769,6
403.031,8403.031,8
737,7737,7
430.041,2430.041,2
300.036,2300.036,2
130.005,0130.005,0
36.956,136.956,1
(26.271,6)(26.271,6)
26.271,626.271,6
50.050,550.050,5
(23.778,9)(23.778,9)
380.771,1380.771,1
379.627,1379.627,1
750,0750,0
397.769,3397.769,3
266.220,3266.220,3
131.549,1131.549,1
46.744,646.744,6
(17.392,2)(17.392,2)
17.392,217.392,2
37.585,837.585,8
(20.193,6)(20.193,6)
NoNo UraianUraian Dalam Dalam Jutaan Jutaan RupiahRupiah
1.1.
2.2.
Pendapatan NegaraPendapatan Negara
1.1. Penerimaan dalam negeriPenerimaan dalam negeri
2.2. HibahHibah
Belanja NegaraBelanja Negara
1.1. Belanja Pemerintah PusatBelanja Pemerintah Pusat
2.2. Anggaran Belanja Untuk Anggaran Belanja Untuk DaerahDaerah
300,19300,19
210,5210,5
0,300,30
327,86327,86
229,34229,34
98,5298,52
Data Pendapatan dan Pengeluaran Negara X Tahun 2004 (miliar rupiah)
Kebijakan defisit cenderung mendorong terjadinya kenaikan harga (inflasi)
Kebijakan surplus cenderung mendorong terjadinya penurunan harga (deflasi)
› Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain
› Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
› Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
BANGUNAN DIATAS YANG MERUPAKAN FASILITAS UMUM DIBANGUN DENGAN
UANG DARI PAJAK