MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

31
MUQODIMAH Hadits-hadits tentang Urgensinya Ikhlash

Transcript of MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Page 1: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

MUQODIMAH

Hadits-hadits tentang Urgensinya

Ikhlash

Page 2: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

DARI UMAR BIN KHOTOB

إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي . فمن كانت هجرته الي الله ورسوله

فهجرته الي الله ورسوله ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلي ما

هاجر إليه

Page 3: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Al-Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رجل عليه القيامة يوم يقضى الناس أول إن : فما قال فعرفها، نعمته فه فعر# به فأتي استشهد . : استشهدت حتى فيك قاتلت قال فيها؟ عملتفقد: جريء يقال ألن قاتلت ولكنك كذبت قالفي ألقي حتى وجهه على فسحب به أمر ثم قيل،فأتي القرآن، وقرأ وعلمه العلم تعلم ورجل النار، : فيها؟ عملت فما قال فعرفها، نعمه فعرفه به . القرآن: فيك وقرأت وعل#مته العلم تعلمت قالوقرأت: عالم ليقال تعلمت ولكنك كذبت قالفسحب به أمر ثم قيل، فقد قارئ هو ليقال القرآن

النار في ألقي حتى وجهه على

Page 4: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

"Sesungguhnya manusia yang pertama kali akan diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang dipersaksikan mati syahid, maka orang itupun didatangkan lalu dikenalkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya maka diapun mengenal dan mengakuinya. Allah berkata: "Untuk apa kamu berperang?" Dia menjawab: "Aku berperang karena Engkau sampai aku mati syahid." Allah membantahnya: "Kamu dusta, akan tetapi kamu berperang agar dikatakan sebagai seorang yang pemberani." Maka dikatakan kepadanya dan diperintahkan kemudian ditelungkupkan di atas wajahnya lalu dimasukkan ke dalam neraka.

Dan seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada yang lain serta membaca Al-Qur`an, maka orang inipun didatangkan lalu diperkenalkan nikmat-nikmat kepadanya maka diapun mengenal dan mengakuinya. Allah berkata kepadanya: "Untuk apa kamu melakukan semuanya ini?" Diapun menjawab: "Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur`an karena Engkau, Ya Allah." Allahpun membantahnya: "Kamu dusta, akan tetapi sebenarnya kamu mempelajari ilmu agar dikatakan sebagai orang yang berilmu dan kamu membaca Al-Qur`an agar dikatakan sebagai orang yang ahli membaca." Maka dikatakan kepadanya dan diperintahkan lalu dia ditelungkupkan di atas wajahnya sampai dilemparkan ke dalam neraka." (Riwayat Muslim)

Page 5: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Al-Imam Abu Dawud dan lainnya meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

> ال ج<ل@ و< ع<ز@ Bالله CهDو<ج BهB ب <غ<ى Dت Cب ي مBم@ا DمGا ل Bع @م< <ع<ل ت Dم<نف< Dع<ر DدBج> ي Dم> ل <ا Dي الدKن مBن< ضGا ع<ر< BهB ب Dب< CصBي Bي ل @ Bال إ CهCم@ <ع<ل <ت ي

Bام<ة> DقBي ال <وDم< ي Bة@ ن Dج< ال "Barangsiapa mempelajari ilmu yang

seharusnya dia mengharapkan Wajah Allah, akan tetapi dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan satu bagian dari dunia, maka dia tidak akan mendapatkan baunya surga pada hari kiamat."

(HR. Abu Dawud no.3664, Ibnu Majah 1/93, Al-Hakim 1/85 dan beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabiy serta dishahihkan oleh An-Nawawiy di dalam Al-Majmuu’ 1/23)

Page 6: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Dari Sufyan Ats-Tsauriy Bahwasanya beliau berkata: "Tidaklah

seorang hamba bertambah ilmunya lalu bertambah pula kecintaannya kepada dunia kecuali dia akan semakin bertambah jauh dari Allah." (Al-Majmuu’, 1/24)

Oleh karena itulah, para ulama penuh perhatian dalam membicarakan permasalahan ikhlash dan menekankan atasnya serta keharusan waspada dari riya` dan sum’ah terkhusus dalam permasalahan menuntut ilmu.

Page 7: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Istilah niat meliputi dua hal; menyengaja melakukan suatu amalan [niyat al-'amal] dan memaksudkan amal itu untuk tujuan tertentu [niyat al-ma'mul lahu].

Yang dimaksud niyatu al-’amal adalah hendaknya ketika melakukan suatu amal, seseorang menentukan niatnya terlebih dulu untuk membedakan antara satu jenis perbuatan dengan perbuatan yang lain.

Misalnya mandi, harus dipertegas di dalam hatinya apakah niatnya untuk mandi biasa ataukah mandi besar.

Dengan niat semacam ini akan terbedakan antara perbuatan ibadat dan non-ibadat/adat. Demikian juga, akan terbedakan antara jenis ibadah yang satu dengan jenis ibadah lainnya. Misalnya, ketika mengerjakan shalat [2 raka'at] harus dibedakan di dalam hati antara shalat wajib dengan yang sunnah. Inilah makna niat yang sering disebut dalam kitab-kitab fikih.

Macam-Macam Niat

Page 8: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Macam-Macam Niat

Sedangkan niyat al-ma’mul lahu maksudnya adalah hendaknya ketika beramal tidak memiliki tujuan lain kecuali dalam rangka mencari keridhaan Allah, mengharap pahala, dan terdorong oleh kekhawatiran akan hukuman-Nya.

Dengan kata lain, amal itu harus ikhlas. Inilah maksud kata niat yang sering disebut dalam kitab aqidah atau penyucian jiwa yang ditulis oleh banyak ulama salaf dan disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di dalam al-Qur’an, niat semacam ini diungkapkan dengan kata-kata iradah (menghendaki) atau ibtigha’ (mencari). (Diringkas dari keterangan Syaikh as-Sa’di dalam Bahjat al-Qulub al-Abrar, sebagaimana tercantum dalam ad-Durrah as-Salafiyah, hal. 36-37 dengan sedikit penambahan dari Jami’ al-’Ulum oleh Ibnu Rajab hal. 16-17)

Page 9: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

وما خلقت الجن واإلنس إال .ليعبدون

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.” (QS. Az-Zariyat : 56).

Ibadah, dalam ayat ini, artinya : Tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu : menyembah selain Allah di samping menyembahNya.

Page 10: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

  

Firman Allah Subhanahu wata’ala :

أنفسهم[ وال نصرا لهم يستطيعون وال يخلقون وهم شيئا يخلق ال ما أيشركونينصرون

 Apakah mereka mempersekutukan (Allah) dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatupun ? sedangkan berhala-

berhala itu sendiri buatan orang, dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah   penyembahnya

 dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al A’raf, 191-192).

Page 11: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

DEFINISI IBADAH Ibadah adalah puncak ketundukan dan

perendahan diri dan puncak kecintaan dan bergantungnya seseorang yang melakukan peribadahan tersebut.

  Dengan ungkapan yang lain, ibadah

adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai Allah dan yang diridhai-Nya berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir maupun yang batin.

Page 12: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Berapakah macam ibadah yang Allah perintahkan ?Jawaban :

Banyak sekali diantaranya : Islam, Iman, Ihsan, doa, khauf (rasa takut), Raja’ (rasa harap), Tawakkal, Raghbah, Rahbah, khusu’, Khasyah, Inabah, Isti’anah, Isti’adzah, Istighatsah dan menyembelih, Nadzar dan yang lainnya dari ibadah-ibadah yang Allah perintahkan. Kesemuanya itu khusus untuk Allah Ta’ala.

Page 13: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan menerima suatu amalan apapun dari siapa pun kecuali

setelah terpenuhinya dua syarat yang sangat mendasar dan prinsipil,

yaitu:

1.    Amalan tersebut harus dilandasi keikhlasan hanya kepada Allah, sehingga pelaku amalan tersebut sama sekali tidak mengharapkan dengan amalannya tersebut kecuali wajah Allah Ta’ala.

2.    Kaifiat pelaksanaan amalan tersebut harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah -Shallallahu alaihi wa ala alihi wasallam-.

Page 14: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan

Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang

saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang

pun dalam beribadat kepada Rabbnya”. (QS. Al-

Kahfi : 110)

Page 15: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Al-Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata dalam Tafsirnya (3/109)

menafsirkan ayat di atas, “ [Maka hendaklah ia mengerjakan amal

yang saleh], Yaitu apa-apa yang sesuai dengan syari’at Allah,

[dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya] yaitu yang hanya diinginkan

wajah Allah dengannya tanpa ada sekutu bagi-Nya.

Page 16: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Inilah dua rukun untuk amalan yang diterima,

harus ikhlas hanya kepada Allah dan benar di atas syari’at

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa ala alihi wasallam-”.

Page 17: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Dan juga Firman Allah Ta’ala:

“Dia lah yang menjadikan mati dan hidup, agar Dia menguji kalian, siapa di

antara kalian yang paling baik amalannya”. (QS. Al-

Mulk : 2)

Page 18: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Al-Fudhoil bin Iyadh -rahimahullah- sebagaimana dalam Majmu’ Al-Fatawa karya Ibnu Taimiah -rahimahullah- (18/250) berkata ketika menafsirkan firman Allah

["siapa di antara kalian yang paling baik amalannya”], “(Yaitu) Yang paling

ikhlas dan yang paling benar.

Page 19: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

“sesungguhnya amalan, jika ada keikhlasannya akan tetapi belum benar, maka tidak akan diterima.

Jika amalan itu benar akan tetapi tanpa disertai keikhlasan, maka juga

tidak diterima, sampai amalan tersebut ikhlas dan benar.

Page 20: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Yang ikhlas adalah yang hanya (diperuntukkan) bagi

Allah dan yang benar adalah yang berada di atas sunnah

(Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-)”.

Page 21: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Syarat Pertama: Pemurnian Keikhlasan Hanya Kepada Allah

Ini adalah konsekuensi dari syahadat pertama yaitu persaksian bahwa tidak

ada sembahan yang berhak untuk disembah dan diibadahi kecuali hanya Allah -Subhanahu wa Ta’ala- semata serta meninggalkan dan berlepas diri

dari berbagai macam bentuk kesyirikan dan penyembahan kepada selain Allah

Ta’ala.

Page 22: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

“Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. (QS.

Az-Zumar : 11)

Dan dalam firman-Nya:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali

supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya

dalam (menjalankan) agama dengan lurus”. (QS. Al-Bayyinah : 5)

Page 23: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

نزد\ ] اآلخرة ث حر\ cريدcي كان ن\ cريدcي كان ومن\ ثه حر\ في cله

cله وما من\ها ته نcؤ\ الدfن\يا ث حر\ gنصيب من\ اآلخرة في م

"Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia akan Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat." [Asy-Syuuraa:20]

Page 24: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Hadits : “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niatnya masing-masing, dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka, barangsiapa

yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.

Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena perempuan

yang hendak dia nikahi, maka hijrahnya kepada sesuatu yang dia hijrah kepadanya”.

(HR. Al-Bukhari no. 54, 2392 dan Muslim no. 1907 dari sahabat Umar bin Al-Khaththab -radhiallahu anhu-)

Page 25: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Keikhlasan yang diinginkandi sini adalah mencakup dua perkara: 1.    Lepas dari syirik ashgar (kecil)

berupa riya` (ingin dilihat), sum’ah (ingin didengar), keinginan mendapatkan balasan duniawi dari amalannya, dan yang semisalnya dari bentuk-bentuk ketidakikhlasan.

Karena semua niat-niat di atas menyebabkan amalan yang sedang dikerjakan sia-sia, tidak ada artinya dan tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala.

Page 26: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Hadits qudsi:” “Barangsiapa yang mengerjakan suatu

amalan apapun yang dia memperserikatkan Saya bersama selain Saya dalam amalan tersebut, maka akan saya tinggalkan dia dan siapa yang dia perserikatkan bersama saya”. (HR. Muslim no. 2985 dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu-)Kata “dia” bisa kembali kepada pelakunya dan bisa kembali kepada amalannya, Wallahu A’lam. Lihat Fathul Majid hal. 447.

Page 27: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Alloh berfirman:” “Barangsiapa yang menghendaki (dengan

ibadahnya) kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud : 15-16)

Page 28: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

2.    Lepas dari syirik akbar (besar), yaitu menjadikan sebahagian dari atau seluruh ibadah yang sedang dia amalkan untuk selain Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.

Perkara kedua ini jauh lebih berbahaya, karena tidak hanya membuat ibadah yang sedang diamalkan sia-sia dan tidak diterima oleh Allah, bahkan membuat seluruh pahala ibadah yang telah diamalkan akan terhapus seluruhnya tanpa terkecuali

Page 29: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat kesyirikan, niscaya

akan terhapuslah seluruh amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Az-Zumar : 65)

Page 30: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

Contoh : Seseorang yang mengerjakan haji

dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, hanya saja dia meyakini bahwa ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib. Maka hajinya pun tidak akan diterima karena dia telah meyakini keyakinan yang rusak lagi merupakan kekafiran.

Page 31: MATERI 3 IKHLASUNNIYAH

الحمد لله رب العالمين

والله أعـلــم