Mata Merah Tanpa Penurunan Penglihatan

4
Mata merah tanpa penurunan penglihatan : 1. Subkonjungtival bleeding Terapi : kompres dingin 3-5 hari, lanjutkan kompres hangat dan vasokonstriktor topikal Causa : trauma, penggunaan obat-obatan antikoagulan, batuk, hipertensi, anemia 2. Konjungtivitis Bakteri : sekret biasanya mukopurulen sampai purulen, terapi antibiotik spektrum luas, lege artis nya sesuai hasil kultur dan sensitivitas tes Virus : sekret biasanya serous, terapi kompres dingin, self limitting disease(sembuh sendiri dengan memperkuat imunitas tubuh, istirahat cukup dan makan cukup) Vernal : rekasi hipersensitivitas type 1, biasanya kedua mata, terapi kompres dingin dan steroid topikal terkontrol Mata merah dengan penglihatan turun mendadak : Prinsipnya pada penurunan penglihatan, berarti mengenai media refrakta (kornea,HA, lensa, CV) Pemeriksaan dasar adalah Fluorescein tes untuk mengetahui letak lesi pada kornea. Khas pada keratitis adalah adanya infiltrat pada kornea 1. Keratitis Bakterial : pada Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan ulkus dalam waktu yang sangat cepat(kurang dari 24 jam), pengobatan pertama kali sebelum mengetahui jenis bakteri dengan antibiotik topikal spektrum luas, setelah diketahui jenis bakterinya diberikan antibiotika yang sesuai. Diagnosa pasti dengan pemeriksaan lab dengan materi scrapping kornea. Sikloplegik ditambahkan untuk mengistirahatkan mata sehingga mengurangi rasa nyeri, dan mencegah resiko adanya sinechia akibat adanya uveitis anterior Jamur : khas onsetnya lama 5 hari sampai 3 minggu setelah pasien mengeluh kelilipan atau rasa tidak enak pada mata. Diagnosa pasti dengan pemeriksaan lab dengan materi scrapping kornea. Terapi dengan antijamur oral dan sikloplegikum

description

Mata Merah Tanpa Penurunan PEngelihatan

Transcript of Mata Merah Tanpa Penurunan Penglihatan

Page 1: Mata Merah Tanpa Penurunan Penglihatan

Mata merah tanpa penurunan penglihatan :

1. Subkonjungtival bleedingTerapi : kompres dingin 3-5 hari, lanjutkan kompres hangat dan vasokonstriktor topikalCausa : trauma, penggunaan obat-obatan antikoagulan, batuk, hipertensi, anemia

2. KonjungtivitisBakteri : sekret biasanya mukopurulen sampai purulen, terapi antibiotik spektrum luas, lege artis nya sesuai hasil kultur dan sensitivitas tesVirus : sekret biasanya serous, terapi kompres dingin, self limitting disease(sembuh sendiri dengan memperkuat imunitas tubuh, istirahat cukup dan makan cukup)Vernal : rekasi hipersensitivitas type 1, biasanya kedua mata, terapi kompres dingin dan steroid topikal terkontrol

Mata merah dengan penglihatan turun mendadak :

Prinsipnya pada penurunan penglihatan, berarti mengenai media refrakta (kornea,HA, lensa, CV)

Pemeriksaan dasar adalah Fluorescein tes untuk mengetahui letak lesi pada kornea.

Khas pada keratitis adalah adanya infiltrat pada kornea

1. Keratitis Bakterial : pada Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan ulkus dalam waktu yang sangat cepat(kurang dari 24 jam), pengobatan pertama kali sebelum mengetahui jenis bakteri dengan antibiotik topikal spektrum luas, setelah diketahui jenis bakterinya diberikan antibiotika yang sesuai. Diagnosa pasti dengan pemeriksaan lab dengan materi scrapping kornea. Sikloplegik ditambahkan untuk mengistirahatkan mata sehingga mengurangi rasa nyeri, dan mencegah resiko adanya sinechia akibat adanya uveitis anteriorJamur : khas onsetnya lama 5 hari sampai 3 minggu setelah pasien mengeluh kelilipan atau rasa tidak enak pada mata. Diagnosa pasti dengan pemeriksaan lab dengan materi scrapping kornea. Terapi dengan antijamur oral dan sikloplegikumVirus : penyebab yang paling sering adalah herpes virus. Pada keratitis herpes simpleks terjadi penurunan penglihatan dan penurunan sensibilitas kornea (jadi biasanya pasien tidak merasa nyeri seperti pada keratitis lainnya). Terapi dengan antiviral dan meningkatkan pertahanan tubuh. Pada keratitis herpes zooster, khas adalah letaknya dermatomal , dan adanya hutchinson sign(lesi diujung hidung). Hati hati bila ada lesi tersebut, karena dapat berlanjut menjadi uveitis. Terapi dengan antiviral oral sedini mungkin(13 hari sesudah ada makulopapula)

2. Glaukoma akutBiasanya terjadi karena glaukoma sudut tertutup (Primary angle closure Glaucoma). Khas pada glukoma adalah pupil dilatasi, selain tekanan intraokular yang tinggi. Pasien biasanya mengeluh mual muntah, melihat hallo, sakit kepala dan mata cekot-cekot. Pemeriksaan fisik selain ditemukan pupil dilatasi adalah kornea oedem, coa dangkal, iris bowing, RP turun.

Page 2: Mata Merah Tanpa Penurunan Penglihatan

Terapi dengan menurunkan tekanan intraokular terlebih dahulu, baru dilakukan terapi bedah.

3. Uveitis anteriorKeluhan pasien biasanya nyeri, fotofobia, kabur, nrocos. Khas biasanya pupil miosis, bisa terjadi sinechia posterior yang bila tidak ditindaklanjuti komplikasinya adalah glukoma sekunder. Terapi adalah steroid oral dan sikloplegikum untuk mencegah sinechia atau melepaskan sinechia.

4. EndoftalmitisPeradangan dalam bola mata, bisa faktor eksogen atau endogen. Terapi adalah antibiotik oral dan sistemik

5. Oftalmia simpatikaUveitis anterior pada mata yang disebabkan reaksi hipersensitivitas akibat trauma tembus yang mengenai jaringan uvea pada mata kontralateral. Anda khas awal oftalmia simpatika adalah fotofobi pada mata yang sehat. Terapi enukleasi bulbi pada mata yang terkena trauma, steroid sistemik, dan sikloplegikum pada mata yang sehat untuk mencegah sinechia.

Penglihatan turun mendadak tanpa mata merah

1. Neuritis optik2. Ablatio retina3. Obstruksi vena retina sentral4. Oklusi arteri retina sentral5. Uveitis posterior

Penglihatan turun perlahan tanpa mata merah

1. KatarakKongenital : terjadi di usia di bawah 1 tahun. Pada ibu biasanya ada riwayat Rubella atau pemakaian obat-obatan tertentu. Bila katarak disertai uji reduksi urine yang positif, kemungkinan akibat galaktosemia. Tanda klinis, pupil berwarna putih(leukokoria). Terapi pembedahan Juvenile : terdapat pada orang muda, terjadi sesudah usia 1 tahunSenilis : Pada usia tua. Terdapat beberapa stadium yaitu insipien, immatur, matur, hipermatur. Pada stadium immatur, bisa terjadi intumesensi lensa akibat penyerapan cairan yang berlebihan pada lensa, menyebabkan lensa membengkak dan COA dangkal dibanding keadaan normal, sehingga terjadi glukoma sekunder. Pada stadium matur, kekeruhan mengenai seluruh lensa(merata). Pada stadium hipermatur, massa lensa mencair dan bisa keluar dari kapsul, menyebabkan keadaan katarak morgagni, dimana nukleus terbenam kebawah.

Katarak komplikata : terjadi akibat adanya penyakit sistemik lainnya.

Page 3: Mata Merah Tanpa Penurunan Penglihatan

Katarak sekunder : terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat terlihat sesudah 2 hari post EKEK.

2. Glaukoma sudut terbuka(kronis)Pada anamnesis didapatkan penderita sering terantuk meja atau kursi bila berjalan, atau tersandung. Pada pemeriksaan TIO penderita sangat tinggi. Terjadi penurunan penglihatan perlahan tanpa disertai mata merah, dimana terjadi excavatio glukomatosa(degenerasi papil n II), dan penyempitan lapang pandang.

3. Retinopati Kelainan pada retina akibat penyakit sistemik seperti anemia, hipertensi, DM, leukemia, dll