Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup...

26
Mata Diklat TEKNIK PENGELOLAAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI OLEH : Ir. SUPRAYITNO DEPARTEMEN KEHUTANAN PUSAT DIKLAT KEHUTANAN BOGOR Desember, 2008

Transcript of Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup...

Page 1: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

Mata Diklat

TEKNIK PENGELOLAAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN

HAYATI O

LEH : Ir. SU

PRAYITN

O

DEPARTEMEN KEHUTANAN PUSAT DIKLAT KEHUTANAN

BOGOR

Desember, 2008

Page 2: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

TEKNIK KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Batasan dan Pengertian 1. Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis

tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya baik di dalam maupun di luar

habitatnya tidak punah.

2. Populasi adalah kelompok individu dari jenis tertentu di tempat tertentu

yang secara alami dan dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan

untuk mencapai keseimbangan populasi secara dinamis sesuai dengan

kondisi habitat beserta lingkungannya.

3. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya adalah upaya

menjaga keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa agar tidak punah.

4. Lembaga Konservasi adalah lembaga yang bergerak di bidang konservasi

tumbuhan dan atau satwa di luar habitatnya (ex situ), baik berupa

lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

5. Identifikasi jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya untuk mengenal jenis,

keadaan umum, status populasi dan tempat hidupnya yang dilakukan di

dalam habitatnya.

6. Inventarisasi jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya mengetahui kondisi

dan status populasi secara lebih rinci serta daerah penyebarannya yang

dilakukan di dalam dan di luar habitatnya maupun di lembaga konservasi.

7. Jenis tumbuhan atau satwa adalah jenis yang secara ilmiah disebut

species atau anak-anak jenis yang secara ilmiah disebut sub-species baik

di dalam maupun di luar habitatnya.

8. Pemanfaatan jenis adalah penggunaan sumber daya alam baik tumbuhan

maupun satwa liar dan atau bagian-bagiannya serta hasil dari padanya

dalam bentuk pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran,

perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-

obatan, dan pemeliharaan untuk kesenangan.

Page 3: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

9. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan

pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan

kemurnian jenisnya.

10. Pembesaran adalah upaya memelihara dan membesarkan benih atau

bibit dan anakan dari tumbuhan dan satwa liar dari alam dengan tetap

mempertahankan kemurnian jenisnya.

11. Penandaan adalah pemberian tanda bersifat fisik pada bagian tertentu

dari jenis tumbuhan dan satwa liar atau bagian-bagiannya serta hasil dari

padanya baik dari hasil penangkaran atau pembesaran.

12. Sertifikasi adalah keterangan tertulis tentang ciri, asal-usul, kategori, dan

identifikasi lain dari jenis tumbuhan dan satwa liar atau bagian-bagiannya

serta hasil dari padanya baik dari penangkaran atau pembesaran.

13. Penangkapan satwa liar adalah kegiatan memperoleh satwa liar dari

habitat alam untuk kepentingan pemanfaatan jenis satwa liar di luar

perburuan.

14. Pengambilan tumbuhan liar adalah kegiatan memperoleh tumbuhan liar

dari habitat alam untuk kepentingan pemanfaatan jenis tumbuhan liar.

15. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri

dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani

(satwa) yang bersama dengan unsur non hayati di sekitarnya secara

keseluruhan membentuk ekosistem.

16. Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya

alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

17. Ekosistem sumber daya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik

antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang saling

tergantung dan pengaruh mempengaruhi.

18. Tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup

di darat maupun di air.

Page 4: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

19. Satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat,

dan atau di air, dan atau di udara.

20. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau

dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya.

21. Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan

atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup

bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

22. Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan

berkembang secara alami.

23. Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di

darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya

yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

24. Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna

and Flora (CITES) adalah konvensi (perjanjian) internasional yang

bertujuan untuk membantu pelestarian populasi di habitat alamnya melalui

pengendalian perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa

liar.

25. Ketentuan-ketentuan CITES adalah seluruh ketentuan yang mengikat

negara pihak dari CITES yang berupa teks konvensi, resolusi dari

Konferensi Para Pihak (resolutions of the Conference of the Parties) dan

keputusan dari Konferensi Para Pihak (decisions of the Conference of the

Parties) serta rekomendasi dari komisi tetap CITES yaitu Standing

Committee, Animals Committee, dan Plants Committee, yang diantaranya

dituangkan dalam Notifikasi Sekretariat CITES.

26. Jenis tumbuhan atau satwa liar adalah jenis yang secara ilmiah disebut

species atau anak-anak jenis yang secara ilmiah disebut sub-species baik

di dalam maupun di luar habitat aslinya.

27. Appendiks I adalah daftar di dalam CITES yang memuat jenis-jenis yang

telah terancam punah (endangered) sehingga perdagangan internasional

spesimen yang berasal dari habitat alam harus dikontrol dengan ketat dan

Page 5: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

hanya diperkenankan untuk kepentingan non-komersial tertentu dengan

izin khusus.

28. Appendiks II adalah daftar di dalam CITES yang memuat jenis-jenis yang

saat ini belum terancam punah, namun dapat menjadi terancam punah

apabila perdagangan internasionalnya tidak dikendalikan.

29. Appendiks III adalah daftar di dalam CITES yang memuat jenis-jenis yang

oleh suatu negara tertentu pemanfaatannya dikendalikan dengan ketat

dan memerlukan bantuan pengendalian internasional.

30. Spesimen adalah fisik tumbuhan dan satwa liar baik dalam keadaan hidup

atau mati atau bagian-bagian atau turunan-turunan dari padanya yang

secara visual maupun dengan teknik yang ada masih dapat dikenali, serta

produk yang di dalam label atau kemasannya dinyatakan mengandung

bagian-bagian tertentu spesimen tumbuhan dan satwa liar.

31. Inventarisasi populasi adalah kegiatan mengumpulkan data lapangan

yang bertujuan untuk mengetahui atau menduga populasi suatu jenis, di

tempat tertentu, pada waktu tertentu dengan metoda yang secara ilmiah

berlaku.

32. Monitoring populasi adalah kegiatan mengumpulkan data lapangan yang

bertujuan untuk mengetahui kecenderungan naik atau turunnya populasi

akibat adanya pengambilan atau penangkapan pada populasi suatu jenis

di tempat tertentu, yang dilakukan secara berulang dan teratur dengan

metoda yang secara ilmiah berlaku.

33. Pengambilan spesimen tumbuhan liar adalah kegiatan memperoleh

tumbuhan liar dari habitat alam untuk kepentingan pemanfaatan jenis

tumbuhan liar.

34. Penangkapan spesimen satwa liar adalah kegiatan memperoleh satwa liar

dari habitat alam untuk kepentingan pemanfaatan jenis satwa liar di luar

perburuan.

35. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan atau

pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan

kemurnian jenisnya.

Page 6: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

36. Kuota adalah batas maksimum ukuran dan satuan tumbuhan dan satwa

liar dari alam untuk setiap jenis yang dapat dimanfaatkan selama satu

tahun takwim.

37. Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar adalah kegiatan mengedarkan

spesimen tumbuhan dan satwa liar berupa mengumpulkan, membawa,

mengangkut, atau memelihara, spesimen tumbuhan dan satwa liar yang

ditangkap atau diambil dari habitat alam atau yang berasal dari hasil

penangkaran, termasuk dari hasil pengembangan populasi berbasis alam,

untuk kepentingan pemanfaatan.

38. Ekspor adalah kegiatan membawa atau mengirim atau mengangkut dari

wilayah Republik Indonesia ke luar negeri spesimen tumbuhan dan satwa

liar yang diambil atau ditangkap dari habitat alam atau merupakan hasil

penangkaran, termasuk hasil pengembangan populasi berbasis alam di

wilayah Republik Indonesia baik untuk tujuan komersial maupun non-

komersial;

39. Impor adalah kegiatan memasukkan ke wilayah Republik Indonesia

spesimen jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar dari luar wilayah Indonesia

baik untuk tujuan komersial maupun non-komersial;

40. Re-ekspor adalah kegiatan pengiriman kembali ke luar negeri spesimen

jenis tumbuhan dan satwa liar yang sebelumnya diimpor atau diintroduksi

dari laut masuk ke wilayah Republik Indonesia baik untuk tujuan komersial

maupun non-komersial;

41. Introduksi dari laut (Introduction from the Sea) adalah kegiatan

memasukkan spesimen jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar yang

termasuk dalam Appendiks CITES ke wilayah Republik Indonesia dari

habitatnya di wilayah laut yang bukan merupakan yurisdiksi dari negara

manapun;

42. Asosiasi pemanfaat tumbuhan dan satwa liar adalah perhimpunan nirlaba

beranggotakan perusahaan-perusahaan dan unit-unit usaha pemegang

izin usaha peredaran atau penangkaran tumbuhan dan satwa liar yang

Page 7: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

memanfaatkan tumbuhan dan satwa liar untuk tujuan komersial baik untuk

kepentingan di dalam negeri maupun ke luar negeri.

43. Lembaga Swadaya Masyarakat, adalah organisasi non-pemerintah yang

bergerak di bidang konservasi sumberdaya alam hayati.

44. Otoritas Keilmuan (Scientific Authority) adalah Otorita yang mempunyai

kewenangan berdasar peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

di dalam memberikan pendapat ilmiah dalam rangka pemanfaatan jenis

tumbuhan dan satwa liar secara berkelanjutan, untuk selanjutnya ditunjuk

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

45. Otoritas Pengelola (Management Authority) adalah Otorita yang

mempunyai kewenangan berdasar peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku di dalam mengatur dan mengelola pemanfaatan tumbuhan

dan satwa liar secara berkelanjutan, untuk selanjutnya ditunjuk Direktorat

Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam-Departemen

Kehutanan.

46. Specimen adalah fisik tumbuhan dan satwa liar baik dalam keadaan hidup atau

mati atau bagian-bagian atau turunan-turunan dari padanya, yang secara

visualmaupun dengan teknik yang ada masih dapat dikenali, serta produk yang

di dalam label atau kemasannya dinyatakan mengandung bagian-bagian tertentu

specimen tumbuhan dan satwa liar. B. Kebijakan Konservasi Keanekaragaman Hayati

1. Memulihkan Populasi Spesies Langka Dan Terancam Punah Secara In Situ dan Eks Situ.

Akibat kerusakan habitat dan perburuan liar banyak spesies saat ini

populasinya dalam kondisi kritis, yang apabila tidak ada campur tangan

pengelolaan yang intensif maka peluang untuk menjadi punah dalam

waktu dekat menjadi besar. Populasi jenis-jenis ini ini harus dipulihkan ke

tingkat aman dan secara alami dapat bertahan hidup dalam jangka

panjang di habitatnya. Pemulihan populasi dilaksanakan untuk

mengeliminasi faktor-faktor penghambat maupun penyebab turunnya

populasi dan mempromosikan peningkatan faktor-faktor yang mendukung

Page 8: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

meningkatnya populasi. Faktor-faktor di atas dapat berupa faltor alami

maupun faktor kegiatan manusia, termasuk faktor peran pemerintah dan

organisasi non pemerintah.

Dengan memanipulasi faktor-faktor di atas, maka diharapkan populasi

dapat berkembang kembali secara alami (in situ). Namun apabila

dipandang perlu maka untuk memulihkan populasi dapat dibantu melalui

pelepasan kembali ke alam hasil penangkaran maupun hasil operasi

penegakan hukum yang telah direhabilitasi atau dikondisikan untuk dapat

dilepas kembali ke alam. Selain itu kegiatan-kegiatan seperti

memindahkan populasi yang terisolasi dan populasinya kecil ke habitat

yang lebih memadai juga perlu dilakukan untuk memperbaiki ketahanan

genetik dari populasi jenis yang bersangkutan.

Saat ini banyak spesies yang populasinya di alam telah berada dalam

kondisi kritis. Dari spesies-spesies tersebut, banyak diantaranya

merupakan speseis yang prestisius atau merupakan fleagship species dan

mengundang perhatian internasional, sehingga pelaksanaan pemulihan

populasi menjadi sangat penting. Jenis-jenis tersebut diantaranya adalah

gajah (Elephas maximus), Orang Utan (Pongo pigmaeus), Harimau

Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Badak Sumatera (Dicerorhinus

sumatrensis), Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), dan satwa endemik

Indonesia lainnya.

2. Mengelola Dan Mengendalikan Pemanfaatan Spesies Terancam Punah Dan Spesies Yang Populasinya Melimpah Di Alam maupun Di Dalam Penangkaran.

Indonesia saat ini menganut azas pemanfaatan spesies berkelanjutan

(sustainable utization). Pemanenan secara berkelanjutan ini dilaksanakan

dalam arti pemanfaatan dapat dilakukan dalam bentuk pemanenan dari

alam berdasarkan kuota dan pemanfaatan dari jasa yang ditimbulkan oleh

spesies tersebut.

Pemanfaatan dalam bentuk perdagangan, secara internasional diatur

melalui konvensi yang dikenal dengan CITES (Convention on International

Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Untuk

Page 9: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

melaksanakan ini Indonesia menerapkan prinsip-prinsip pemanfaatan

berkelanjutan yang berdasar pada :

a. Prinsip pemanfaatan tidak merusak (non detriment findings)

b. Prinsip kehati-hatian (precautionary principle)

Prinsip-prinsip tersebut selalu mendasari pengembangan kebijakan

pengelolaan spesies yang berkelanjutan.

Salah satu dasar ilmiah pelaksanaan prinsip non detriment findiings dan

prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan teori Maximum

Sustainable Yield (MSY). Indikator MSY dikembangkan berdasarkan

konsep ekologi yang dikenal dengan Daya Dukung (Carryng Capacity).

Daya dukung pada dasarnya mempresentasikan jumlah individu dari suatu

spesies yang dapat ditopang hidupnya oleh suatu habitat. Dengan

demikian apabila daya dukung suatu kawasan terlampaui, maka populasi

dari suatu spesies akan terbatasi oleh keadaan kurangnya sumberdaya,

seperti: makanan, air minum, energi dan sebagainya.

Dengan demikian konsep MSY merupakan jumlah maksimum spesies atau

biomas kelompok individu yang dapat diambil dari suatu ekosistem tanpa

mengakibatkan populasinya jatuh. Angka maksimum tersebut merupakan

surplus produksi yang dapat dipanen dan dapat dipakai untuk menetapkan

laju pemanenan, yang ditetapkan dalam bentuk kuata pemanenan yang

tetap (fixed quota harvest).

Kuota yang ditetapkan secara tetap umumnya lebih memudahkan bagi

pemanfat karena pemanfaat tahu apa dan berapa yang dapat dipanen

sehingga suplai dapat dikontrol. Selain itu fixed quota lebih mudah di

monitor. Untuk lebih menjamin pemanfaatan spesies dari alam secara

berkelanjutan maka dalam penetapan quota tetap terlebih dahulu

dilakukan penelitian secara ilmiah yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI)

3. Mengembangkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Dan Pengendalian Pemanfaatan Jenis

Page 10: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

Ketidakberhasilan program konservasi sering diakibatkan oleh tidak

adanya peran serta yang baik dari masyarakat. Padahal masyarakat,

terutama yang berada di sekitar habitat adalah unsur strategis dari

pengelolaan konservasi. Karena itu pelibatan masyarakat sebagai unsur

penting dalam pengelolaan konservasi sangat penting. Kendala utama

dalam masyarakat adalah rendahnya tingkat sosial ekonomi yang

berimplikasi pada rendahnya pendidikan. Hal tersebut yang pertama-tama

harus diatasi agar masyarakat dapat berperan secara lebih besar.

Pola pendekatan atau konsep pengelolaan kolaborasi, perlu

diimplementasikan dan mewarnai kebijakan konservasi spesies. Konsep

pengelolaan kolaboratif ini diharapkan merupakan jawaban bagi

permasalahan pemanfaatan keanekaragaman hayati hutan. Dengan

pengelolaan kolaboratif masyarakat menjadi bagian yang setara dengan

pemangku kepentingtan lainnya, mempunyai kekuatan dalam proses

pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumberdaya alam serta

mendapatkan keuntungan yang adil dan sesuai dengan perannya di dalam

pengelolaan sumberdaya alam hayati.

4. Mengendalikan Populasi Jenis Dan Mengelola Habitat

Dalam kondisi habitat yang terbatas dan populasi berkembang dengan

baik karena pengelolaan yang baik maka populasi dapat lebih besar dari

kemampuan habitat untuk mendukungnya. Namun demikian untuk jenis-

jenis yang secara global maupun nasional terancam bahaya kepunahan,

populasi seperti itu perlu dikendalikan dengan hati-hati dan perhitungan

yang cermat. Pemanenan harus didasarkan pada kaidah non detriment

findings dan precautionary principle

Perburuan mungkin dapat dibuka secara lokal untuk musim-musim

tertentu dan dengan metoda tertentu pula dalam pengelolaan spesies-

spesies yang terancam punah. Selain itu perburuan perlu juga

dikembangkan bagi spesies-spesies eksotik, yang walaupun dilindungi

namun di suatu daerah tertentu merupakan jenis asing yang dapat

Page 11: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

mengganggu keberadaan jenis asli, misalnya: Rusa timor dan Monyet

ekor panjang di Irian.

Kegiatan ini selain secara ekologis membantu lingkungan secara

ekonomis dapat membantu masyarakat sekitar untuk mengembangkan

sosial ekonominya. Bahkan apabila dikelola dengan cara profesional

dapat menjadi obyek yang mendatangkan pendapatan bagi pemerintah.

5. Mempertahankan Keanekaragaman Genetik Dan Kemurnian Jenis

Selama ini konservasi terhadap keanekaragaman genetik hampir

terlupakan. Kebijakan yang mengarah pada konservasi genetik baik in-situ

maupun ex-situ kondisinya sangat tersebar dan bersifat sektoral yang

dilaksanakan oleh berbagai instansi tanpa ada koordinasi dan strategi

yang jelas. Sebagai contoh spesies kayu-kayu komersial banyak yang

sudah terancam punah sementara itu konservasi terhadap keungulan-

keunggulan genetiknya belum dilaksanakan. Sedangkan habitat huta alam

akan habis dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Sehubungan dengan itu harus segera dikembangkan strategi yang jelas

bagi konservasi genetik jenis-jenis kayu komersial dan jenis lain yang

sedang mengalami ancaman degradasi genetik. Kebijakan konservasi

genetik harus diarahkan pada tahapan berikut :

a. Penetapan jenis-jenis target, yaitu jenis-jenis komersial, jenis-jenis

langka, dan jenis-jenis untuk mendukung budidaya pertanian,

peternakan, perikanan, serta untuk mendukung tanaman obat.

b. Inventarisasi jenis-jenis target, baik di dalam maupun di luar kawasan

KPA dam KSA

c. Konservasi in situ dan ex situ jenis-jenis target melalui berbagai

kemungkinan kegiatan.

6. Mengendalikan Akses Terhadap Sumberdaya Genetik Untuk Menunjang Budidaya Dan Menjamin Kepemilikan Sumberdaya

Kebijakan pengendalian akses terhadap sumberdaya genetik telah

dimanatkan dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on

Biological Diversity – CBD). Sumberdaya genetik di sini juga termasuk

Page 12: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

pengetahuan lokal (tradisional) dan jasad renik (micro organisme). Selama

ini banyak sekali sumberdaya genetik Indinesia yang dikembangkan di luar

negeri dan kembali ke Indonesia dalam bentuk produk genetik bermutu

tinggi yang harus dibeli, apabila Indonesia menginginkan untuk

menggunakannya. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan kebijakan

yang melindungi sumberdaya genetik nasional dan mempromosikan

masyarakat peneliti dan pengembang nasional untuk mengembangkan

sumberdaya genetik tumbuhan dan hewan. Hak-hak Negara dan Warga

Negara Indonesia yang mempunyai sumberdaya harus dipertahankan

melalui kebijakan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan internasional.

7. Mempertahankan Keterwakilan Tipe Tipe Ekosistem Di Luar Kawasan Konservasi

Pada level ekosistem Indonesia telah mencanangkan 20 juta hektar

kawasan konservasi. Namun demikian kawasan konservasi tersebut

belum meliputi seluruh tipe ekosistem yang ada. Tipe-tipe ekosistem

dataran rendah masih banyak yang belum terwakili di dalam jaringan

kawasan konservasi yang ada.

Sedangkan ekosistem dataran rendah tersebut merupakan ekosistem yang

kaya akan keanekaragaman hayati, namun saat ini merupakan yang paling

terancam keberadaannya karena konversi hutan dan lahan. Kondisi

kerusakan hutan dataran rendah saat ini telah diperparah dengan

maraknya illegal loging yang telah merambah ke dalam kawasan-kawasan

konservasi, serta kejadian kebakaran hutan dan lahan yang berlangsung

setiap tahun dengan luasan sangat besarsehingga keanekaragaman hayati

Indonesia sangat terancam.

Menurut Word Bank apabila kondisi pengelolaan hutan masih tetap seperti

sekarang ini, maka hutan dataran rendah di Sumatera akan habis dalam

kurun waktu 10 tahun dan di Kalimantan dalam waktu 15 tahun. Untuk itu

perlu segera diinventarisasi daerah-daerah di dataran rendah termasuk

lahan basah yang masih dapat ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Apabila penetapan menjadi kawasan konservasi sudah tidakm

Page 13: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

memungkinkan maka perlu disusun strategi pengelolaan dan penggunaan

lahan sehingga kawasan-kawasan tersebut dapat berfungsi sebagai

ekosistem esensial yang perlu dilindungi.

8. Mengembangkan Jaringan Sistem Kawasan Ekosistem Esensial Dan Pendekatan Pengelolaannya

Agar proses-proses ekologis esensial dan sistem penyangga kehidupan

dapat berfungsi secara alami maka perlu dikembangkan konsep

pengelolaan bio region dimana pengelolaan lahan diarahkan pada satu

kesatuan wilayah bio-geografi secara terintegrasi. Dengan konsep ini

maka diperlukan konsep pengembangan wilayah dan penggunaan lahan

yang sesuai. Pada tahap pertama diperlukan identifikasi dan inventarisasi

ekosistem esesnsial penyangga kehidupan di luar KPA dan KSA. Setelah

itu perlu dikembangkan konsep pengelolaan yang terintegrasi untuik

dibakukan ke dalam kebijakan nasional.

Pengembangan jaringan ekosistem esensial perlu diarahkan di daerah-

daerah dataran rendah, yang mempunyai keterwakilan KPA dan KSA

sengat rendah, namun memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

9. Mengembangkan Sistem Informasi Melalui Pengelolaan Penelitian, Pengembangan Sistem Inventarisasi Serta Monitoring Populasi Dan Habitat dan Ekosistem Esensial

Pengembangan sistem informasi merupakan misi yang sangat mendesak

untuk dilaksanakan karena sistem informasi yang baik dan berdasar

kaidah-kaidah ilmiah merupakan dasar yang sangat relevan bagi

penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam konservasi

sumberdaya alam hayati. Selama ini sistem informasi untuk pengambil

kebijaksanaan di bidang konservasi sangat didasarkan pada prinsip kehati-

hatian dan intuisi yang mungkin tidak selalu benar. Dalam kondisi dimana

informasi yang akurat sangat kurang, prinsip kehati-hatian sangat relevan

untuk dilakukan.

Pengembangan sistem informasi yang termutakhirkan setiap saat dapat

mengumpulkan data dan informasi yang berserak akan sangat bermanfaat

untuk mengetahui pada bagian mana masih kekurangan informasi.

Page 14: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

Didukung dengan pengembangan riset dan studi melalui kerjasama

dengan institusi ilmiah, maka sistem informasi yang handal akan dapat

diperoleh.

10. Menyempurnakan dan Mengembangkan Peraturan Perundang-undangan

Sistem peraturan perundang-undangan merpakan dasar melakukan

tindakan sehari-hari agar strategi dan kebijakan pengelolaan

keanekaragaman hayati dapat sesuai dengan tujuan konservasi

keanekaragaman hayati. Beberapa peraturan perundang-undangan perlu

segera disempurnakan karena sudah tidak sesusai dengan perkembangan

jaman dan beberapa hal masih belum diatur secara baik dalam sistem

peraturan perundangan.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 memerlukan revisi terutama pada

pengaturan yang berhubungan dengan pembagian status hukum spesies,

pengenaan sanksi terhadap aturan bagi setiap status spesies, pengaturan

mengenai pengelolaan kolaborasi dengan masyarakat dan sebagainya.

11. Mengembangkan Jaringan Kerja Dengan Stake Holders

Pelaksanaan konservasi tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah

saja tetapi harus dilaksanakan oleh seluruh unsur masyarakat termasuk

pemerintah daerah, organisasi non pemerintah dan masyarakat sekitar

habitat maupun masyarakat luas. Kerjasama ini perlu dikembangkan ke

arah kerjasama mengenai tekniknis-teknis konservasi, perbaikan sistem

administrasi pemerintahan yang ramah terhadap lingkungan, penegakan

hukum, sistem informasi, dan sebagainya. Selain itu pengembangan

jaringan kerja perlu diarahkan bagi pembinaan masyarakat sekitar habitat

dalam pengembangan sosial ekonomi yang berdampak pada semakin

efektifnya konservasi.

Kerjasama antar pemerintah perlu dilakukan di tingkat pelaksana,

misalnya dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Karantina dalam

rangka meningkatkan kontrol peredaran tumbuhan dan satwa liarserta

pelaksanaan CITES yang lebih efektif.

Page 15: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

Kerjasama dengan organisasi non pemerintah juga perlu dilakukan karena

pemerintah tidak akan dapat melaksanakan pekerjaan konservasi sendiri.

Banyak sekali kegiatan dan kewenangan yang dalam tahap tertentu dapat

dilimpahkan kepada organisasi-organisasi non pemerintah, sedangkan

organisasi non pemerintah sering mempunyai akses terhadap pendanaan

yang cukup memadai sehingga kerjasama perlu ditingtkatkan.

12. Mengoptimalkan Pelaksanaan Konvensi Yang Berhubungan Dengan Keanekaragaman Hayati

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi atau mengikatkan diri dalam

beberapa konvensi dan perjanian internasional yang berhubungan dengan

konservasi keanekaragaman hayati, diantaranya: CITES, CBD, Ramsar,

MoU IOSEA Marine Turtle dan sebagainya. Dengan ratifikasi dan

penandatanganan konvensi tersebut Indonesia terikat pada komitmen-

komitmen yang dihasilkan darim keputusan di dalam konvensi yang sering

berdampak langsung pada pelaksanaan konvensi tersebut di dalam negeri.

Konvensi CITES bahkan mengharuskan negara anggota untuk

mengembangkan sistem legislasi nasional yang dapat melaksanakan

konvensi secara efektif, selain penegakan terhadap legislasi yang sudah

dikembangkanya. Untuk itu pengembangan kebijakan dan legislasi

nasional yang diturunkan dari keputusan-keputusan di tingkat internasional

akan menjadi penting untuk dilakukan.

13. Mengembangkan Potensi SDM Di Bidang Pengelolaan Konservasi Spesies, Genetik, Ekosistem Esensial dan Penegakan Hukum

Dalam memasuki millenium ketiga yang ditandai dengan era perdagangan

bebas dan teknologi informasi, serta prediksi terjadinya krisis hidupan liar

dalam jangka 50 tahun akan datang, maka diperlukan sumber daya

manusia yang profesionalbagi pengelolaan konservasi termasuk

penegakan hukumnya. Profesionalisme sumber daya manusia untuk

pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati perlu dikembangkan

melalui sistem rekrutmen dan mutasi yang terarah dengan pola pelatihan

yang berkesinambungan mulai dari pelatihan konservasi bagi pegawai baru,

Page 16: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

pelatihan bagi pejabat struktural, pelatihan bagi pejabat fungsional

konservasi dan pelatihan bagi petugas penegak hukum mengenai

konservasi dan kejahatan dalam bidang hidupan liar (wildlife crime) serta

pelatihan bagi pegawai lain dan masyarakat.

Dalam jangka panjang mungkin diperlukan senacam pusat pendidikan dan

latihan khusus untuk konservasi seperti yang ada di Amerika Serikat

dengan national Conservation Training Centre yang digunakan untuk

pelatihan seluruh pegawai yang berhubungan dengan konservasi.

C. Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa 1. Penetapan Golongan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

Jenis tumbuhan dan satwa ditetapkan berdasarkan dua golongan, yaitu:

a. tumbuhan dan satwa yang dilindungi;

b. tumbuhan dan satwa yang tidak dilindungi.

Suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang

dilindungi apabila telah memenuhi kriteria: mempunyai populasi yang kecil;

adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam; daerah

penyebaran yang terbatas (endemik).

Perubahan dari jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi menjadi tidak

dilindungi dan sebaliknya ditetapkan dengan Keputusan Menteri setelah

mendapat pertimbangan Otoritas Keilmuan (Scientific Authority).

2. Pengelolaan Jenis Tumbuhan Dan Satwa Serta Habitatnya

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa sebagaimana diatur dalam

ketentuan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tidak mengurangi arti

ketentuan tentang pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa pada kawasan

suaka alam dan kawasan pelestarian alam sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai kawasan suaka alam dan

kawasan pelestarian alam. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa

dilakukan melalui kegiatan pengelolaan di dalam habitatnya (in situ).

Dalam mendukung kegiatan pengelolaan in situ dilakukan kegiatan

pengelolaan di luar habitatnya (ex situ) untuk menambah dan memulihkan

populasi.

Page 17: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa di dalam habitatnya (in situ)

dilakukan dalam bentuk kegiatan: Identifikasi; Inventarisasi; Pemantauan;

Pembinaan habitat dan populasinya; Penyelamatan jenis; Pengkajian,

penelitian dan pengembangannya.

Pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya (ex situ)

dilakukan dalam bentuk kegiatan: Pemeliharaan; Pengembangbiakan;

Pengkajian, penelitian dan pengembangan; Rehabilitasi satwa;

Penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa.

Dalam pengelolaan in situ Pemerintah melaksanakan identifikasi di dalam

habitat untuk kepentingan penetapan golongan jenis tumbuhan dan satwa.

Pemerintah melaksanakan inventarisasi untuk mengetahui kondisi

populasi jenis tumbuhan dan satwa. Inventarisasi meliputi survei dan

pengamatan terhadap potensi jenis tumbuhan dan satwa.

Pemerintah melaksanakan pemantauan untuk mengetahui

kecenderungan perkembangan populasi jenis tumbuhan dan satwa dari

waktu ke waktu.

Pemerintah melaksanakan pembinaan habitat dan populasi untuk

menjaga keberadaan populasi jenis tumbuhan dan satwa dalam keadaan

seimbang dengan daya dukung habitatnya. Pembinaan habitat dan

populasi dilaksanakan melalui kegiatan:

a. Pembinaan padang rumput untuk makan satwa;

b. Penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung dan sarang satwa,

pohon sumber makan satwa;

c. Pembuatan fasilitas air minum, tempat berkubang dan mandi satwa;

d. Penjarangan jenis tumbuhan dan atau populasi satwa;

e. Penambahan tumbuhan atau satwa asli;

f. Pemberantasan jenis tumbuhan dan satwa penggangggu.

Pemerintah melaksanakan tindakan penyelamatan jenis tumbuhan dan

satwa, terhadap jenis tumbuhan dan satwa yang terancam bahaya

kepunahan yang masih berada di habitatnya. Penyelamatan jenis

Page 18: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

tumbuhan dan satwa dilaksanakan melalui pengembangbiakan,

pengobatan, pemeliharaan dan atau pemindahan dari habitatnya ke

habitat di lokasi lain.

Pemerintah melaksanakan pengkajian, penelitian dan pengembangan

jenis tumbuhan dan satwa untuk menunjang tetap terjaganya keadaan

genetik dan ketersediaan sumber daya jenis tumbuhan dan satwa secara

lestari. Pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan dan

satwa dilaksanakan melalui pengkajian terhadap aspek-aspek biologis

dan ekologis baik dalam bentuk penelitian dasar, terapan dan ujicoba.

3. Pemeliharaan Dan Pengembangbiakan (Pengelolaan Ex-Situ)

Pemeliharaan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya dilaksanakan

untuk menyelamatkan sumber daya genetik dan populasi jenis tumbuhan

dan satwa.

Pemeliharaan meliputi juga koleksi jenis tumbuhan dan satwa di lembaga

konservasi. Pemeliharaan jenis di luar habitat wajib memenuhi syarat:

a. memenuhi standar kesehatan tumbuhan dan satwa;

b. menyediakan tempat yang cukup luas, aman dan nyaman;

c. mempunyai dan mempekerjakan tenaga ahli dalam bidang medis dan

pemeliharaan.

Pengembangbiakan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitatnya

dilaksanakan untuk pengembangan populasi di alam agar tidak punah.

Kegiatan pengembangbiakan dilaksanakan dengan tetap menjaga

kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik.

Pengembangbiakan jenis di luar habitatnya wajib memenuhi syarat:

a. menjaga kemurnian jenis;

b. menjaga keanekaragaman genetik;

c. melakukan penandaan dan sertifikasi;

d. membuat buku daftar silsilah (studbook).

Pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan dan satwa di

luar habitatnya dilakukan sebagai uapaya untuk menunjang tetap

terjaganya keadaan genetik dan ketersediaan sumber daya jenis

Page 19: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

tumbuhan dan satwa secara lestari. Kegiatan pengkajian, penelitian dan

pengembangan jenis tumbuhan dan satwa dilaksanakan melalui

pengkajian terhadap aspek-aspek biologis dan ekologis baik dalam bentuk

penelitian dasar, terapan dan ujicoba.

Rehabilitasi satwa di luar habitatnya d dilaksanakan untuk

mengadaptasikan satwa yang karena suatu sebab berada di lingkungan

manusia, untuk dikembalikan ke habitatnya. Rehabilitasi dilakukan

melalui kegiatan-kegiatan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit,

mengobati dan memilih satwa yang layak untuk dikembalikan ke

habitatnya.

Penyelamatan jenis tumbuhan dan satwa di luar kawasan habitatnya

dilaksanakan untuk mencegah kepunahan lokal jenis tumbuhan dan satwa

akibat adanya bencana alam dan kegiatan manusia. Penyelamatan jenis

tumbuhan dan satwa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan:

a. memindahkan jenis tumbuhan dan satwa ke habitatnya yang lebih baik;

b. mengembalikan ke habitatnya, rehabilitasi atau apabila tidak mungkin,

menyerahkan atau menitipkan di Lembaga Konservasi atau apabila

rusak, cacat atau tidak memungkinkan hidup lebih baik

memusnahkannya dengan syarat :

1) habitat pelepasan merupakan bagian dari sebaran asli jenis yang

dilepaskan;

2) tumbuhan dan satwa yang dilepaskan harus secara fisik sehat dan

memiliki keragaman genetik yang tinggi;

3) memperhatikan keberadaan penghuni habitat.

4. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Dan Sarwa Liar

Bentuk kegiatan pemanfaatan tumbuhan dan satwaliar yang dapat

dilaksanakan berupa: Pengkajian, penelitian, dan pengembangan,

penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran, budidaya

tanaman obat-obatan, dan pemeliharan untuk kesenangan.

a. Pengkajian, Penelitian, Dan Pengembangan

Page 20: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

1) Pengkajian, penelitian dan pengembangan dapat dilakukan terhadap

jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi atau tidak dilindungi.

2) Penggunaan jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi untuk

kepentingan pengkajian, penelitian dan pengembangan harus

dengan izin Menteri

3) Pengkajian, penelitian dan pengembangan terhadap jenis tumbuhan

dan satwa liar Indonesia yang dilakukan di luar negeri dapat

dilakukan setelah memperoleh rekomendasi otoritas keilmuan (LIPI).

4) Hasil pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan dan

satwa liar yang dilindungi wajib diberitahukan kepada Pemerintah.

b. Penangkaran

Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan

dan perbesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap

mempertahankan kemurnian jenisnya. Penangkaran dapat dilakukan

terhadap jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi atau yang tidak

dilindungi. Penangkaran untuk tujuan pemanfaatan jenis dilakukan

melalui kegiatan :

1) pengembangbiakan satwa atau perbanyakan tumbuhan secara

buatan dalam lingkungan yang terkontrol, penetasan telur dan atau

perbesaran anakan yang diambil dari alam.

2) Jenis tumbuhan dan satwa liar untuk keperluan penangkaran

diperoleh dari habitat alam atau sumber-sumber lain yang sah

menurut peraturan pemerintah ini. Satwa liar yang dilindungi yang

diperoleh dari habitat alam untuk keperluan penangkaran

dinyatakan sebagai satwa titipan negara.

Hasil penangkaran tumbuhan yang dilindungi dinyatakan sebagai

tumbuhan yang tidak dilindungi dan dapat digunakan untuk keperluan

perdagangan. Hasil penangkaran satwa liar yang dapat digunakan

untuk keperluan perdagangan adalah satwa liar generasi kedua dan

generasi berikutnya. Generasi kedua dan generasi berikutnya dari hasil

Page 21: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

penangkaran jenis satwa liar yang dilindungi, dinyatakan sebagai jenis

satwa liar yang tidak dilindungi.

c. Perburuan

Perburuan adalah sesuatu yang bersangkut paut dengan kegiatan

berburu. Sedangkan berburu adalah menangkap dan/atau membunuh

satwa buru termasuk mengambil atau memindahkan telur-telur dan/atau

sarang satwa buru. Kegiatan perburuan diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 13 tahun 1994 tentang Perburuan Satwa Buru

Perburuan satwa buru diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian

manfaat dengan memperhatikan populasi, daya dukung habitat, dan

keseimbangan ekosistem dan pada dasarnya satwa yang dapat diburu

adalah satwa liar yang tidak dilindungi. Satwa buru tersebut

digolongkan menjadi : burung, satwa kecil,satwa besar. Menurut

jenisnya perburuan satwa buru digolongkan mejadi :

1) berburu untuk keperluan olah raga dan trophy

2) berburu tradisional, yaitu kegiatan perburuan yang dilaksanakan oleh

pemburu tradisional dengan menggunakan alat berburu tradisional.

3) berburu untuk keperluan lain-lain, yaitu perburuan yang dilakukan

oleh pemburu atau petugas yang ditunjuk berdasarkan surat perintah

dari Menteri Kehutanan, diantaranya :

a) tujuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

b) pengendalian hama penyakit

c) pengendalian populasi

d) penanggulangan gangguan satwa yang membahayakan

kehidupan upah manusia

e) kepentingan khusus antara lain hadiah pemerintah RI kepada

negara lain.

Lokasi berburu dapat dilakukan di beberapa lokasi, yaitu :

1) Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat

penyelenggaraan perburuan secara teratur.

Page 22: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

2) Kebun buru adalah lahan di luar kawasan hutan yang diusahakan

oleh badan usaha dengan sesuatu alas hak untuk kegiatan

perburuan.

3) Areal buru adalah areal di luar taman buru dan kebun buru yang

didalamnya terdapat satwa buru yang dapat diselenggarakan

perburuan.

Untuk dapat melaksanakan perburuan di taman buru, kebun buru dan

areal buru, pemburu memerlukan: 1) akta buru dan/atau 2) surat izin

berburu dan/atau 3) surat perintah berburu,

d. Perdagangan

Tumbuhan dan satwa liar yang dapat diperdagangkan adalah jenis

satwa liar yang tidak dilindungi, dan diperoleh dari hasil penangkaran

dan pengambilan atau penangkapan dari alam

Perdagangan jenis tumbuhan dan satwa liar hanya dapat dilakukan

oleh Badan usaha yang didirikan menurut hukum Indonesia setelah

mendapat rekomendasi menteri, kekecualian dari ketentuan di atas

adalah perdagangan dalam skala terbatas dapat dilakukan oleh

masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar areal buru dan di sekitar

taman buru sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan

perundangan tentang perburuan satwa (PP 13 Tahun 1994;SK Dirjen

PHPA No.99/Kpts/DJ-VI/1996)

e. Peragaan

Peragaan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat berupa koleksi hidup

atau koleksi mati termasuk bagian-bagiannya serta hasil daripadanya.

Peragaan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat dilakukan oleh lembaga

konservasi dan lembaga-lembaga pendidikan formal. Peragaan yang

dilakukan oleh orang atau Badan di luar lembaga sebagaimana

dimaksud harus dengan izin Menteri.

Lembaga, badan atau orang yang melakukan peragaan tumbuhan

dan satwa liar bertanggung jawab atas kesehatan dan keamanan

tumbuhan dan satwa liar yang diperagakan.

Page 23: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

f. Pertukaran

Pertukaran jenis tumbuhan dan satwa liar dilakukan dengan tujuan

untuk : mempertahankan atau meningkatkan populasi, memperkaya

keanekaragaman jenis, penelitian dan ilmu pengetahuan, dan atau

penyelamatan jenis yang bersangkutan. Kegiatan ini hanya dapat

dilakukan terhadap jenis tumbuhan dan satwa liar yang telah

dipeliharan oleh lembaga konservasi dan poertukarannya hanya dapat

dilakukan oleh dan antara lembaga konservasi dan pemerintah.

Pertukaran tersebut di atas hanya dapat dilakukan antara satwa

dengan satwa dan tumbuhan dengan tumbuhan atas dasar

keseimbangan nilai konservasi jenis tumbuhan dan satwa liar yang

dipertukarkan. nBeberapa jenis tumbuhan dan satwa liar, hanya dapat

dipertukarkan dengan izin dari Presiden, yaitu :

1) Tumbuhan liar : dari genus jenis Raflesia

2) Satwa liar jenis : Anoa (Anoa depressicornis, Anoa quarlesi), Babi

rusa ( Babyrousa babyrussa), Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus),

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Biawak komodo

(Varanus komodoensis), Cendrawasih (seluruh jenis dari famili

Paradiseidae), Elang jawa, elang garuda (Spizaetus bartelsi),

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), Lutung Mentawai

(presbytis potenziani), Orang utan (Pongo pygmaeus), Owa jawa

(Hylobates moloch)

g. Budidaya Tanaman Obat Pemanfaatan jenis tumbuhan liar yang berasal dari habitat alam untuk

keperluan budidaya tanaman obat-obatan dilakukan dengan tetap

memelihara kelangsungan potensi, populasi, daya dukung, dan

keanekaragaman jenis tumbuhan liar.

h. Pemeliharaan Untuk Kesenangan

Setiap orang dapat memelihara jenis tumbuhan dan satwa liar untuk

tujuan kesenangan. Tumbuhan dan satwa liar untuk keperluan

pemeliharaan untuk kesenangan hanya dapat dilakukan terhadap jenis

Page 24: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

yang tidak dilindungi. Tumbuhan dan satwa liar untuk keperluan

pemeliharaan untuk kesenangan diperoleh dari hasil penangkaran,

perdagangan yang sah, atau dari habitat alam.

5. Lembaga Konservasi

Lembaga Konservasi adalah lembaga yang bergerak di bidang

konservasi tumbuhan dan atau satwa liar secara ex-situ (diluar habitat

aslinya), baik yang berbentuk lembaga pemerintah maupun lembaga

pemerintah. Termasuk didalamnya adalah Kebun Binatang, Museum

Zoologi dan Taman Satwa Khusus. Sedangkan Lembaga Konservasi

Tumbuhan meliputi Kebun Botani dan Taman Tumbuhan Khusus.

Lembaga-lembaga berikut ini tidak tergolong dalam lembaga konservasi,

yaitu: Museum Zoologi Bogor, Herbarium Bogoriensis, Kebun Raya Bogor,

Kebun Raya Purwodadi-Malang, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Eka

Karya-Bedugul-Bali, karena lembaga-lembaga tersebut pengelolaan dan

tanggung jawabnya dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Lembaga Konservasi bertujuan untuk memelihara dan atau mengkoleksi

dan atau membiakkan jenis tumbuhan dan atau satwa liar di luar habitat

aslinya, untuk menghindari bahaya kepunahan. .Fungsi utamanya yaitu

pengembangbiakan dan atau penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan

tetap mempertahankan kemurnian jenisnya serta sebagai tempat

pendidikan, peragaan dan penelitian serta pengembangan ilmu

pengetahuan.

a. Bentuk Lembaga Konservasi

Bentuk Lembaga Konservasi ditetapkan dalam Surat Keputusan

Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor: 479/Kpts-II/1998 tentang

Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar, yang ditetapkan di

Jakarta, tanggal 8 Juni 1998, yaitu : Kebun Binatang, Taman Safari,

Taman Satwa, Taman Satwa Khusus, Pusat Latihan Satwa Khusus,

Pusat Penyelamatan Satwa, Pusat Rehabilitasi Satwa, Museum Zoologi,

Kebun Botani, Taman Tumbuhan Khusus, Herbarium.

b. Kriteria Lembaga Konservasi

Page 25: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

1) Kebun Binatang.

a) sebagai lembaga konservasi ex-situ yang melakukan usaha

perawatan/pemeliharaan dan koleksi berbagai jenis satwa, baik

yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan

atau ketentuan CITES dalam rangka upaya pelestarian.

b) Sebagai tempat penangkaran jenis satwa liar dalam rangka

pelestarian, khususnya untuk jenis yang terancam punah.

c) Sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam, pendidikan,

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian serta sarana

rekreasi yang sehat.

2) Museum Zoologi

a) Sebagai tempat koleksi berbagai jenis satwa liar dan atau bagian-

bagiannya dalam bentuk mati, seperti tulang atau rangka, kulit,

gading, cula, gigi dan lain-lainnya, baik yang dilindungi maupun

yang tidak dilindungi undang-undang.

b) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan dalam bidang

zoologi.

c) Sebagai pusat penelitian atau riset dan informasi dalam bidang

zoologi.

3) Taman Satwa Khusus, antara lain mempunyai kriteria:

a) Sebagai tempat mengkoleksi satu atau berbagai jenis, suku atau

kerabat, marga satwa yang bersifat khusus.

b) Sebagai sarana informasi, pendidikan dan rekreasi khusus.

4) Kebun Botani, antara lain mempunyai kriteria:

a) Sebagai tempat mengkoleksi berbagai jenis tumbuhan alam hidup,

dilindungi maupun tidak dilindungi undang-undang dan atau

ketentuan CITES, baik dalam bentuk taman yang tertutup atau

terbuka. ketentuan CITES, baik dalam bentuk taman yang

tertutup atau terbuka.

Page 26: Mata Diklat - · PDF fileTumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup ... Indonesia saat ini menganut azas ... prinsip precautionary adalah pemanenan berdasarkan

b) Sebagai tempat untuk memelihara berbagai jenis tumbuhan alam

dalam tempat yang luas dan memadai untuk

perkembangbiakannya.

c) Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan penangkaran jenis

tumbuhan alam dalam upaya pelestarian, khususnya untuk jenis

yang terancam punah.

d) Sebagai sarana pendidikan, penelitian dan pengembangan dalam

bidang botani.

e) Sebagai sarana rekreasi yang sehat.

5) Museum Botani, antara lain mempunyai kriteria:

a) Sebagai tempat untuk mengkoleksi berbagai jenis tumbuhan dan

atau bagian-bagiannya dalam bentuk mati atau specimen , seperti

batang, daun, kulit kayu, buah, bunga, biji, akar, dan lain-lainnya,

baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang.

b) Sebagai sarana penelitian dan pengembangan dalam bidang

botani.

c) Sebagai pusat penelitian atau riset dan informasi dalam bidang

botani.

6) Taman Tumbuhan Khusus, antara lain mempunyai kriteria:

a) Sebagai tempat mengkoleksi satu atau berbagi jenis, suku atau

kerabat, marga tumbuhan alam yang bersifat khusus.

Sebagai sarana informasi, pendidikan dan rekreasi khusus.