Master Planning 2

39
CILILITAN KONDISI EKSISTING : TAPAK STUDI Lokasi : Kelurahan Cililitan TAPAK PROYEK Batasan : - Utara : Direktorat Kesehatan TNI AD - Barat : Sungai - Selatan : PGC - Timur : Jalan Lingkungan Luas : 1,27 Ha LOCATIO N LEGEND : : Tapak Studi : Tapak Proyek

Transcript of Master Planning 2

Page 1: Master Planning 2

CILILITAN

KONDISI EKSISTING :

TAPAK STUDI

Lokasi : Kelurahan Cililitan

TAPAK PROYEK

Batasan : - Utara : Direktorat

Kesehatan TNI AD

- Barat : Sungai

- Selatan : PGC

- Timur : Jalan Lingkungan

Luas : 1,27 Ha

LOCATION

LEGEND :

: Tapak Studi

: Tapak Proyek

Page 2: Master Planning 2

PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK AREA

Karakter aera terbentuk akibat cara

pembentukannya yang tidak dikelola atau

dirancang dengan baik sehingga tidak

terbentuk zoning, grid dan peruntukan yang

baik.

Pola jalan tidak terbentuk dengan jelas

masih merupakan pola jalan yang terbentuk

karena alam ataupun pembangunan secara

liar.

Dalam area studi, sektor permukiman,

komersil, dan pemerintahan menjadi fungsi

dominan. Ini dapat menjadi referensi

penentuan fungsi dalam perencanaan

kedepan.

Terminal, UKI

Site Area

Direktorat Kesehatan TNI AD

BPHN

Badan Kepegawaian Negara Pusat

PLN Pusat

PGC

Pombensin

Halte Busway

Halte Busway

Jalan

Uta

ma M

ayjen

Suto

yo

Jala

n U

tam

a D

ewi S

artik

a

Jalan Sekunder

Jalan Lingkungan

Jalan Lingkungan

Jala

n Li

ngku

ngan

Sungai

Pasar Keramat Jati

Page 3: Master Planning 2

No Ukuran Luas KDB KLB

1 51,5 m x 28,5 m 1467,75 m² 587,1 m² 1174,2 m²

2 64,5 m x 49,5 m 3192,75 m² 159,64 m² 319,28 m²

3 43,5 m x 45 m 1957,5 m² 783 m² 2349 m²

4 61,5 m x 78 m 4818 m² 1927,2 m² 14454 m²

5 23,5 m x 54m 1260 m² 0 0

Total 18296,48 m²

Ssi T 2

40 0,8

Phr T 2

5 0,1

Spd T 3

40 1,2

Wkt T 16

Wdg 40 3

Phu

PENDAHULUAN

UKURAN DAN PERUNTUKAN TAPAK

Page 4: Master Planning 2

PERATURAN DKI JAKARTA

• Pada RTRW DKI Jakarta Cilitan termasuk

dalam zona Pengendalian

pengembangan

• Pada RTRW DKI Jakarta Cilitan termasuk

dalam kawasan perkantoran,

perdagangan dan jasa serta kawasan

permukiman

• Pada peta rencana pola ruang jakarta

timur kawasan cililitan merupakan pusat

kegiatan tersier

• Pada peta rencana pola ruang jakarta

timur kawasan cililitan merupakan

kawasan perkantoran, perdagangan dan

jasa; kawasan permukiman dan

fasilitasnya; serta kawasan

pemerintahan daerah.

PENDAHULUAN

Page 5: Master Planning 2

STANDAR BANGUNAN HIJAU• Lokasi bangunan yang terbaik adalah lokasi yang dekat dengan pelayanan publik dan

transportasi.• Minimalisasi dampak terhadap lingkungan dengan menghindari pembukaan lahan baru

dan area hijau.

1.500 m

Fasilitas Umum dalam Radius 1,500 M

PENDAHULUAN

Page 6: Master Planning 2

PERATURAN DKI JAKARTA GREEN ARCHITECTURE

PENDAHULUAN

Kebersinambungan: Sebuah gedung harus dibuat menggunakan

teknologi dan material yang berkesinambungan.

Kesetaraan: Segala desain yang dibuat harus menunjukkan rasa hormat

kepada komunitas di sekitar area konstruksi dan menghargai segala

budaya yang dipercaya masyarakat sekitar. Dan segala bentuk

perencanaan harus mempertimbangkan segala aspek sosial ekonomi.

Keterbukaan: USGBC mengajak masyarakat sekitar untuk ikut terlibat

dalam hal desain dan pembangunan.

Progress: Desain harus memiliki hasil terukur dari dampak bangunan

terhadap masyarakat, lingkungan dan ekonomi daerah.

Keterikatan: Desain bangunan hijau harus menghargai hubungan antara

manusia dengan alam dan mengenali kewajiban manusia terhadap alam.

US Green Building Council (USGBC) adalah otoritas terdepan dalam pelaksanaan standar bangunan hijau di Amerika

Serikat. Mereka telah berkomitmen untuk mematuhi 5 prinsip dasar di bawah ini:

Beberapa bangunan yang mematuhi standar green building menggunakan pemanasan panas bumi dan sistem pendingin, daur ulang air abu-abu atau air hitam,

skylight atau pencahayaan alam lainnya, tenaga surya atau angin, ventilasi meningkat, produk kayu yang berkelanjutan dan udara dua kali disaring. Puing dari

konstruksi sering didaur ulang untuk pembangun lain untuk digunakan dalam proyek-proyek masa depan.

Page 7: Master Planning 2

PERATURAN DKI JAKARTA RUANG TERBUKA HIJAU

PENDAHULUAN

Prinsip Ruang Terbuka Hijau

Secara Fungsional:

•Pelestarian ruang terbuka kawasan

•Aksesibilitas publik /umum

•Keragaman fungsi dan aktivitas

•Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi

pejalan kaki (dan penyepeda)

•Sebagai pengikat lingkungan/bangunan

•Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan

bagi pejalan kaki (dan penyepeda)

Secara Fisik dan Nonfisik:

•Peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan

•Kualitas fisik

•Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan

Dari Sisi Lingkungan:

•Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar

•Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan

•Kelestarian ekologis kawasan

•Pemberdayaan kawasan

Jenis-jenis RTH :

1.Taman Kota

2.Taman Wisata Alam

3.Taman Rekreasi

4.Taman Lingkungan Perumahan dan Permukiman

5.Taman Lingkungan Perkantoran dan Gedung Komersial

6.Taman Hutan Raya

7.Hutan Kota

8.Hutan Lindung

9.Bentang Alam, seperti gunung, bukit, lereng dan lembah

10.Cagar Alam

11.Kebun Raya

12.Kebun Binatang

13.Permakaman Umum

14.Lapangan Olah Raga

15.Lapangan Upacara

16.Parkir Terbuka

17.Lahan Pertanian Perkotaan

18.Jalur di bawah Tegangan Tinggi (SUTT dan SUTET)

19.Sempadan Sungai, Pantai, Bangunan, Situ dan Rawa

20.Jalur Pengaman Jalan, Median Jalan, Rel Kereta Api, Pipa Gas dan

Pedestrian

21.Kawasan dan Jalur Hijau

22.Daerah Penyangga (buffer zone) Lapangan Udara

23.Taman Atap (roof garden

Page 8: Master Planning 2

PERATURAN DKI JAKARTA RUANG TERBUKA HIJAU

PENDAHULUAN

Pada peta

infrastruktur hijau

kawasan cililitan

tidak banyak

mendapatkan

perencanaan ruang

terbuka hijau

Page 9: Master Planning 2

EKSISTING

Land Use

Komersial

Permukiman

Perkantoran Pemerintahan

Aliran Sungai

Jalan

Keterangan

Site AreaPada keadaan eksisiting are tapak terletak

diantara kantor pemerintahan di bagian utara

dan komersil di bagian selatan dan dikelilingi

dengan perumahan padat.

Karater peruntukan lahan pada area :

-Area permukiman 70 %

-Area pemerintahan 25 %

-Area komersil 5 %

Page 10: Master Planning 2

EKSISTING

Building Form and Massing

Site Area

Secara visual siluet kota tapak proyek terapit bangunan tinggi

sehingga membentuk gunung dan lembah perkotaan.

Bentuk bangunan yang terletak disekeliling tapak proyek hampir

semua berbentuk geometri dan simetris. Tidak terdapat bentuk

bangunan yang tidak teratur.

Page 11: Master Planning 2

EKSISTING

Building Form and MassingKondisi Bangunan

Site Area

Permanen

Semi-Permanen

Temporar

Keterangan

Pada keadaan eksisiting area tapak, sudah

dipenuhi dengan bangunan permanen

Karater peruntukan lahan pada area :

-Bangunan permanen 80 %

-Bangunan semi-permanen 15 %

-Bangunan temporar 5 %

Page 12: Master Planning 2

Pada jalan cililitan besar sekitar tapak banyak terdapat

signage sebagai penanda arah jalan, tanda peringatan,

dan tanda nama bangunan.

EKSISTING

Signage

Page 13: Master Planning 2

Pada perumahan TNI terdapat

pendukung aktivitas yang cukup

memadai untuk penduduk

setempat juga didukung oleh

fasilitas pendukung transportasi di

sekeliling perumahan TNI.

12

3

1

1

2 2 3

EKSISTING

Activity Support

Page 14: Master Planning 2

1

23

1

2

3

Terminal transportasi

Penjual makanan kaki lima

Perkantoran

pemerintahan

EKSISTING

Activity Support

Page 15: Master Planning 2

EKSISTING

Open Space

Pada sekitar area tapak tidak terdapat open space untuk umum.

Semua ruang terbuka hijau di sekitar tapak merupakan ruang

terbuka privat. Hal ini dapat menjadi landasan referensi kebutuhan

publik dalam perencaan area tapak.

Site Area

Preservation

Tidak terdapat bangunan preservasi di sekitar tapak

area, sehingga perencanaan di tapak proyek tidak

harus mengikti atau melindungi bangunan

preservasi.

Page 16: Master Planning 2

EKSISTING

Circulation and Parking

Site Area

Jalan

Uta

ma M

ayjen

Suto

yo

Jala

n U

tam

a De

wi S

artik

a

Jalan Utama Condet Raya

Jalan Sekunder Jambul Larna

Jalan Utama Cililitan Besar

Jalan SekunderJa

lan Se

kunder

PLN

Jalan Sekunder

Jalan Sekunder

Site Area

Jalan Kendaraan Pedestrian Ways

Jalan Utama

Jalan Sekunder

Sungai

Pada area tapak terdapat jalan untuk pedestrian, hal ini dapat menjadi

landasan bukaan tapak untuk menjadi main entrance.

Page 17: Master Planning 2

IDENTIFIKASI MASALAH

Pusat kemacetan

Perpindahan dari busway ke transportasi umum lainnya

Polusi air

Permaslaahan lingkungan

Pedestrian tidak nyaman

Masalah lingkungan hidup

Masalah lingkungan hidup

permasalahan lingkungan dan polusi air

Pada bagian ini merupakan bagian dari permasalahan umum yang terdapat di apak studi berdasarkan survey

lapangan. Permasalahan umum pada tapak studi :

- Masalah Lingkungan hidup misalnya tidak adanya fasum, permukiman yang padat, pedestrian yang

tidak memenuhi standar, dan tidak tersedianya parkir dll

- Terjadinya pencemaran

air disepanjang sungai

oleh permukiman

sekitar.

- Permasalahan transisi

antar moda mass

transportation

- Adanya titik - titik

kemacetan pada

persimpangan jalan.

Page 18: Master Planning 2

KARAKTER AREA DAN PERMASALAHAN

Permukiman permanen dengan fasilitas jalan

setapak

Permukiman temporer dengan fasilitas jalan

utama

Permukiman temporer dengan fasilitas jalan

utama

Permukiman temporer dengan fasilitas jalan sekunder

Permukiman permanen dengan fasilitas jalan sekunder

Permukiman permanen dengan fasilitas jalan

setapak

Permukiman permanen dengan fasilitas jalan

lingkungan

Fasilitas pemerintahan, permanen

Fasilitas pemerintahan, permanen

Halte busway

Terminal

Permukiman temporer dengan fasilitas jalan

utama

Permukiman, semi permanen, jalan setapak

Komersial, permanen, polusi air

Sungai

Pusat Kemacetan

Permukiman permanen dengan fasilitas jalan setapak, polusi air

Page 19: Master Planning 2

MATRIK POTENSI DAN PERMASALAHAN

Objek Tema

Elemen perkotaan Potensi Permasalahan Walkable Neighborhood Aksesibilitas Biolclimatic

Land Use • Peruntukan menjadi wisma dagang

• Maksimal 16 lantai• Tapak yang luas• Pusat pengembangan tersier

jakarta timur• Kawasan perdagangan,

perkantoran dan jasa

• Peruntukan menjadi taman umum

• KDB yang diperbolehkan hanya sekitar ± 30 %

• Kawasan permukiman dalam RTRW jakarta

Building Form and

Massing

• Skyline tapak diantara

bangunan tinggi

• Bentuk bangunan sekeliling

geometris

• Bangunan sekeliling

merupakan bangunan

rendah

• Bentuk ruang kota yang

tidak jelas

Sirculation and

Parking

• Intensitas kendaraan

diperkirakan akan

meningkat.

• Membuat lahan parkir di

dalam tapak (atau dalam

bangunan)

• Kemacetan diakibatkan

pengeteman angkot

disepanjang jalan utama.

• Pelanggaran parkir di

sepanjang jalan utama

menjadi penyebab

keramaian baru di sekitar

tapak.

Signage • Tidak adanya peraturan yang

mengatur peletakan

penanda

• Kurangnya penanda

kawasan, fasilitas

Page 20: Master Planning 2

MATRIK POTENSI DAN PERMASALAHAN

Objek Tema

Elemen perkotaan Potensi Permasalahan Walkable Neighborhood Aksesibilitas Biolclimatic

Activity Support • Pendukung aktifitas hanya

tinggal pengembangan

• Banyak kegiatan yang belum

terwadahi

• Pendukung aktifitas yang

hanya berlaku untuk

penghuni perumahan TNI

• Kegiatan memakan lahan

publik

Open Space • Sebagai penunjang kegiatan,

berupa tempat rekreasi

(taman), menambah

presentase lahan hijau di

kawasan tersebut, serta

lahan parkir.

• Open space berupa

taman tidak ada pada

kawasan tersebut.

Pedestrian ways • Sudah tersedianya jalur

pedestrian di pinggir jalan-

jalan besar

• Jalur pedestrian dipakai

untuk parkir, pedegang

kaki lima

- Berdasarkan tabel matrik diatas dari tiga tema yang ada, maka tema yang dapat mengakat potensi dan

menyelesaikan masalah di tapak studi adalah walkable neigborhood.

Page 21: Master Planning 2

PENDEKATAN TEMA

ECO CITY

WALKABLE NEIGHBORHOOD

MIXED USE

City of accessibility for everyone

Minimalisir waste outputs

Integrasi fisik dan kegiatan

Saling terhubung

WALKABLE

Memusat pada pusat kawasan

Ada berbagai jenis hunian - biasanya rumah, rowhouses , dan apartemen 

Di pinggir lingkungan itu, terdapat toko-toko dan kantor

Parkiran terletak dibelakang bangunan

Jalan-jalan dalam lingkungan itu membentuk jaringan yang terhubung, yang menyebarkan lalu lintas dengan

menyediakan berbagai pejalan kaki dan rute kendaraan untuk tujuan apapun.

Saling terhubung antar fasilitas bangunan

Page 22: Master Planning 2

TEMA

Penyeimbang kawasan

Sebuah desain komunitas yang kompak, lebih condong kepada pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk perjalanan jarak

dekat dengan menyediakan area khusus bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.

ECO CITY

WALKABLE NEIGHBORHOOD

MIXED USE

City of accessibility for everyone

Minimalisir waste outputs

Integrasi fisik dan kegiatan

Saling terhubung

TUJUAN PENGEMBANGAN

• Lingkungan memiliki pusat jelas.

• Sebagian besar tempat tinggal berada dalam berjalan kaki lima menit dari pusat, rata-rata sekitar 0,25

kilometer (1.300 ft; 0,40 km).

• Ada berbagai jenis hunian - biasanya rumah, rowhouses , dan apartemen

• Di pinggir lingkungan itu, terdapat toko-toko dan kantor

• Jalan-jalan dalam lingkungan itu membentuk jaringan yang terhubung, yang menyebarkan lalu lintas dengan

menyediakan berbagai pejalan kaki dan rute kendaraan untuk tujuan apapun.

• Parkir diturunkan ke bagian belakang bangunan.

Page 23: Master Planning 2

ANALISIS TAPAK

Site Area

Land UseLand Use Eksiting Land Use LRK

Peruntukan pada eksisiting sebagai

permukiman

Peta Rencana Pola Ruang Jakarta Timur

kawasan cililitan merupakan

kawasan perkantoran,

perdagangan dan jasa;

kawasan permukiman dan

fasilitasnya; serta kawasan

pemerintahan daerah.

kawasan cililitan merupakan pusat kegiatan tersier

Peta Rencana Pola Ruang Jakarta Timur

Peruntukan pada LRK sebagai

wisma dagang, Phu, Ssi, Phr

Walkable NeigborhoodFungsi :

Permukiman, Perkantoran, Retail

Sarana Pendukung :

Terminal, Park and Ride, Taman Publik

Page 24: Master Planning 2

ANALISIS TAPAK

Building Form and Massing

Site Area

Kemungkinan Skyline Tapak Area

Berdasarkan skyline kota

bangunan pada tapak

menjadi lembah kota

sedangkan di apit gunung

kota di bagian utara dan

selatan.

Walkable Neigborhood•Memiliki pusat yang jelas

•Toko dan kantor terletak di pinggir lingkungan

•Garasi terletak di belakang hunian

•Bangunan menciptakan ruang luar yang jelas

Berdasarkan Tujuan :

•Sebagai penyeimbang maka skyline pada

tapak dibentuk tinggi agar menjadi seimbang

•Mengikuti bentuk bangunan sekitar agar

membentuk ruang kota yang jelas.

Bentuk bangunan – bangunan penting berbentuk geometris

sehingga menjadi pengaruh besar terhadap bentukan denah

bangunan nantinya.

Page 25: Master Planning 2

ANALISIS TAPAK

Open Space

Objek Potensi Masalah

Open Space

Sebagai penunjang kegiatan, berupa tempat rekreasi (taman), menambah presentase lahan hijau di kawasan tersebut, serta lahan parkir.

Open space berupa taman tidak ada pada kawasan tersebut.

Untuk kawasan di Kota Jakarta harus disediakan ruang terbuka hijau 30% terhadap luas kawasan secara keseluruhan.

Pada kawasan tapak hanya terdapat open space yang bersifat privat yang diperuntukkan bagi instasi pemerintah

Page 26: Master Planning 2

Di dekat tapak terdapat halte bus transjakarta dan terminal angkot, yang menyebabkan keramaian. Ini dapat menjadi sebuah ancaman yang akan menimbulkan kemacetan menuju tapak di jam-jam sibuk.

Jalan utama

Jalan penghubung

Jalan kecil (Pedestrian)

keramaian

KendalaKemungkinan kemacetan yang diakibatkan pengeteman angkot disepanjang jalan mayor jendral sutoyo.

Potensi

• Intensitas kendaraan diperkirakan

meningkat pada saat bangunan sudah

dibangun sehingga akan berpeluang

menambah kemacetan.

• Trotoar sepanjang jalan mayor jendral

sutoyo dapat dijadikan sebagai akses

pejalan kaki (yang bersifat rekreatif atau

pertokoan) menuju tapak

Trotoar yang berada di

sepanjang jalan mayor

jendral sutoyo, disertai

dengan toko-toko kecil.

Circulation and Parking

ANALISIS TAPAK

Page 27: Master Planning 2

Jalan utama

Jalan penghubung

Jalan kecil (Pedestrian)

keramaian

Di dekat tapak tidak terdapat

lahan parkir, karena tapak tepat

berada dekat dengan jalan

utama, di samping itu sepanjang

jalan ini merupakan area dilarang

parkir

Potensi

Membuat lahan parkir di dalam tapak (atau

dalam bangunan)

Kendala

Adanya pelanggaran parkir di sepanjang jalan

mayor jendral sutoyo, menjadi penyebab

keramaian baru di sekitar tapak.

ANALISIS TAPAKCirculation and Parking

Page 28: Master Planning 2

ANALISIS TAPAKPedestrian Ways

Object Potensi Permasalahan

Pedestrian

ways

• Terdapat jembatan

penyeberangan yang

juga terhubung ke

halte busway

• Banyak pedagang

kaki lima yang

mengambil alih

trotoar

• Tidak ada penanda

jalur penyeberang

disimpangan lampu

merah

Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :

•Menyediakan jalur pedestrian dari dan yang melewati tapak

untuk mencapai kawasan lain

•Menjadikan pedestrian yang layak, aman dan nyaman

Page 29: Master Planning 2

ANALISIS TAPAK

SIGNAGE

Object Potensi Permasalahan

Signage • Tidak adanya peraturan yang

mengatur peletakan penanda

• Tidak ada papan iklan seperti

reklame, baliho

• Kurangnya penanda

kawasan, fasilitas

• Visualisasi terhadap

penanda terbatas karena

terhalang pohon

Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :

•Menyediakan prasarana yang layak bagi pejalan kaki

•Memberikan informasi yang mudah dilihat dan dimengeri oleh

pejalan kaki

Page 30: Master Planning 2

ANALISIS TAPAK

ACTIVITY SUPPORT

12

3

1

1

2

2

3

Object Potensi Permasalahan

Activity

Support

• Pendukung aktifitas

hanya tinggal

pengembangan

• Banyak kegiatan yang

belum terwadahi

• Pendukung aktifitas

yang hanya berlaku

untuk penghuni

perumahan TNI

• Kegiatan memakan

lahan publik

Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :

•Membuat ruang hijau publik

•Membuat bangunan yang berfungsi untuk publik

Page 31: Master Planning 2

KONSEP

Kawasan Permukiman

Kawasan Permukiman

Perkantoran

Kawasan Permukiman

HALTE

Dengan bentuk sirkulasi ini, bisa memfasilitasi

orang yang ingin ke halte.

Kawasan Permukiman

Kawasan Permukiman

Perkantoran

HALTE

Dibuat jalur sirkulasi pada bangunan yang

dapat dilalui secara publik orang.Komersial

Page 32: Master Planning 2

KONSEP

Kawasan Permukiman

Kawasan Permukiman

Perkantoran

Kawasan Permukiman

HALTE

Pusat Lingkungan

Memanfaatkan jalur pedestrian untuk

meramaikan bangunan publik

Akses ke halte

Komersial

Jalan publik diturunkan agar lebih

mengedepankan workable

Jalur Pedestrian

Page 33: Master Planning 2

REKOMEN MASTERPLAN

ALOKASI LAHAN

25 %

Hunian

dan Retail

25 %

Kantor dan

Retail

50 % Ruang

Terbuka Hijau

Publik

Fungsi :

Sesuai dengan tujuan

membentuk kawasan yang

kompak dan sesuai dengan

karakter desain dari walkable

neighborhood, sehingga

fungsi utama yaitu :

Hunian

Kantor

Retail

Pendukung :

Ruang Terbuka Hijau

Taman Rekreasi

Page 34: Master Planning 2

REKOMEN MASTERPLAN

ALOKASI LANTAI DAN LUAS

2 lantai retail : 5040 m²

8 lantai kantor : 5760 m² 10 lantai hunian : 7200 m²

3 lantai retail : ± 9000 m²

Page 35: Master Planning 2

KONSEP MASTERPLAN

ZONING FUNGSI

Hunian dan Retail,

hunian diletakan

dibagian pojok

belakang agar lebih

privasi

Kantor dan Retail,

diletakan dibagian depan

dekat dengan main

entrance agar lebih

terlihat dari jalan

Ruang Terbuka

Hijau Publik,

sebagai buffer

kebisingan

untuk

bangunan dan

kawasan

dibelakang

tapak

Zona Service, diletakan

dibelakang dan langsung

mengkases ke basmen

Page 36: Master Planning 2

KONSEP MASTERPLAN

STRUKTUR RUANG KAWASAN

Sturktur ruang kawasan dibagi 4

ruang yang terpusat plasa di

tengah sebagai pusat interasi

antara blok yang terpisah oleh

jalan raya publik.

Pembagian struktur ruang juga

dibagi oleh jalur pedestrian dari

satu kawasan ke kawasan lain.

Ini juga dimanfaatkan untuk

kawasan retail sehingga lebih

ramai.

Page 37: Master Planning 2

KONSEP MASTERPLAN

POLA PERGERAKAN

Retail integrasi

dapat dipindahkan

ke bawah dan

keatas sesuai

dengan desain

masing-masing

Tower dapat

diputar sesuai

dengan orientasi

desain namun lebih

condong orientasi

ke timurRetail integrasi

dapat dimaju

mundurkan sesuai

dengan desain.

Page 38: Master Planning 2

KONSEP MASTERPLAN

SARANA DAN PRASARANA

Sirkulasi service

terletak

dibelakang

bangunan namun

berada di lapisan

bawah yang

langsung

terhubung ke

basemen

Sirkulasi publik

utama terletak

ditengah namun

ditembus ke lapisan

bawah yang

langsung terhubung

ke basemen untuk

parkir

Sirkulasi pedestrian

menghubungkan

kawasan ke

kawasan lain dan

menghubungkan

sekeliling tapak

Main Entrance

Side Entrance

Service Entrance

Page 39: Master Planning 2

KONSEP MASTERPLAN

REKOMEN MASTERPLAN