Masalah Stunting, dan upaya pencegahannya selama masa ... · Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan...
Transcript of Masalah Stunting, dan upaya pencegahannya selama masa ... · Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan...
Masalah Stunting, dan upaya
pencegahannya selama masa
kehamilan
Ova Emilia
FK-KMK
Universitas Gadjah Mada
Stunting adalah kondisi TINGGI BADAN anak lebih
pendek untuk usianya akibat masalah gizi kronis yang terjadi sejak bayi berada dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir sampai usia 2 tahun
SOSIALISASI GERMAS 2017 2
Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis
muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan,
perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang
karena higiene dan sanitasi yang kurang baik
1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting (pendek) (RISKESDAS
2013)
37,2%
Beban Permasalahan Gizi di Indonesia
37.2% Balita Pendek (Stunting)
12.1 % Balita Kurus (Wasting)
28,9% Kegemukan pada Penduduk >18 th
11,9 % Kegemukan pada Balita
Sumber: Bank Dunia (2016)
Sebanyak 159 juta anak stunting di seluruh dunia – 9 juta dari
mereka tinggal di Indonesia
Indonesia termasuk ke dalam 17
negara yang mengalami beban ganda
permasalahan gizi
(Global Nutrition Report, 2014)
37,1% Anemia pada Ibu Hamil
Sumber: Riskesdas 2013
1 2
Anak menjadi mudah sakit
Kemampuan Bersaing Rendah
Produktivitas Rendah
Kemampuan motorik rendah
Gangguan Kesehatan
Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM
Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity
with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org
Perkembangan Otak Anak
Stunting
Perkembangan Otak
Anak Sehat
Gagal tumbuh
Hambatan
perkembangan
kognitif & motorik
Gangguan
metabolik pada
usia dewasa
Berat Lahir Rendah, kecil,
pendek, kurus
Berpengaruh pada perkembangan
otak dan keberhasilan pendidikan
Meningkatkan risiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, penyakit
jantung)
1.
2.
3.
Kekurangan gizi tidak saja membuat
stunting, tetapi juga menghambat
kecerdasan, memicu penyakit, dan
menurunkan produktivitas
1 3
Membangun berat
badan potensial
““ ”” ““ ””
Membangun
tinggi badan
potensial
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
badan optimal
Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI
Butuh gizi
mikro & protein Butuh Kalori
KonsepsiKonsepsi 20 mg LAHIR 20 mg LAHIR 2 TAHUN2 TAHUN
KehamilanKehamilan & & PertumbuhanPertumbuhan JaninJanin PertumbuhanPertumbuhan BayiBayi & & AnakAnak
Pertumbuhan otak
Masa Emas dan Kritis
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
7
Provinsi Kabupaten
Aceh • Aceh Tengah, Pidie
Sumut • Langkat, Padang
Lawas, Nias Utara,
Gunung Sitoli
Sumbar • Pasaman, Pasaman
Barat
Riau • Rokan Hulu
Jambi • Kerinci
Sumsel • Ogan Komering Ilir
Bengkulu • Kaur
Lampung • Lampung Selatan,
Timur, Tengah
Babel • Bangka Barat
Kepri • Natuna
DKI
Jakarta
• Kepulauan Seribu
Provinsi Kabupaten
Jabar • Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut,
Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Sumedang,
Indramayu, Subang, Karawang, Bandung
Barat
Jateng • Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen,
Wonosobo, Klaten, Grobogan, Blora, Demak,
Pemalang, Brebes
DIY • Kulon Progo
Jatim • Trenggalek, Malang, Jember, Bondowoso,
Probolinggo, Nganjuk, Lamongan,
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep
Banten • Pandeglang
Bali • Gianyar
NTB • Lombok Barat, Tengah, Timur, Sumbawa,
Dompu, Lombok Utara
NTT • Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Lembata,
Ngada, Manggarai, Rote Ndao, Sumba
Tengah, Sumba Barat Daya, Manggarai Timur,
Sabu Raijua
Kalbar • Ketapang
Provinsi Kabupaten
Kalteng • Barito Timur
Kalsel • Hulu Sungai Utara
Kaltim • Penajam Paser Utara
Kaltara • Malinau
Sulut • Bolaang Mangondow Utara
Sulteng • Banggai
Sulsel • Enrekang
Sultra • Buton
Gorontalo • Boalemo, Gorontalo
Sulbar • Majene, Polewali Mandar,
Mamuju
Maluku • Maluku Tengah, Seram Bagian
Barat
Malut • Halmahera Selatan
Papua Barat • Sorong Selatan, Tambrauw
Papua • Jayawijaya, Tolikara, Nduga,
Lanny Jaya, Dogiyai, Intan
Jaya
100 Lokasi Tahun 2018 1 13
Intervensi Gizi Spesifik
(berkontribusi 30%)
Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek.
Intervensi Gizi
Sensitif
(berkontribusi 70 %)
Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan
pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya
adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000
HPK.
1
2
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja; Bina
Keluarga Balita (BKB), Parenting
NIK; Akta kelahiran; Fasilitasi program
& kegiatan gizi dalam APBD
Kursus calon pengantin;
Pendidikan kesehatan & gizi
untuk madrasah & pondok
pesantren; Mendorong peran
pemuka agama
Keamanan dan Standardisasi pangan;
Monitoring makanan terfortifikasi,
Labeling dan Iklan
Bantuan Pangan Non-Tunai (sumber protein) ;
PKH; dan pemanfaatan fasilitator untuk
pendidikan gizi
PAUD dengan muatan kesehatan & gizi; Pendidikan
kesehatan reproduksi dan gizi, Kelas Parenting
Ketahanan pangan; Pemanfaatan
pekarangan rumah tangga (KRPL)
Dana Insentif Daerah Penganggaran Dana Desa untuk
kegiatan desa
Suplementasi gizi; Promosi ASI, MP-ASI, fortifikasi;
Pendidikan gizi; Promosi & kampanye gizi seimbang;
Kecacingan; Tata Laksana Gizi; JKN
Pembinaan iodisasi garam; Pengawasan
fortifikasi garam, Fortifikasi Umum
Penyediaan sarana air
bersih dan sanitasi
Kegiatan Spesifik dan Sensitif Lintas K/L 1 10
Catatan: Tidak ada penambahan anggaran untuk intervensi terintegrasi, anggaran yang digunakan bersumber dari alokasi APBN dan pendanaan
dari mitra pembangunan (apabila dibutuhkan)
Jenis Intervensi dan Level Program 1 13
Spesifik Intervensi
Level Program
Desa Puskesmas (Kecamatan)
Keterangan
Ibu Hamil
1. Suplementasi besi-folat (TTD)
v Ditulis secara detail (juknis dan mekanismenya/ideal)
2. PMT Bumil KEK v
3. Suplementasi kalsium v
4. Kelambu & obat malaria v (daerah endemis)
Ibu Menyusui
1. Promosi menyusui (ASI eksklusif)
v
2. Promosi MP-ASI v
Bayi 0-23 bulan
1. Zink untuk manajemen diare
V
2. Suplementasi vitamin A v
3. Pencegahan kurang gizi akut
V
4. Pemberian obat cacing v
5. Fortifikasi besi (taburia) v (blm ada)
6. PMT balita kurus v
Jenis Intervensi
Level Program
Desa Puskesmas (Kecamatan)
Penyediaan air bersih dan sanitasi
1. STBM v
2. PAMSIMAS v
3. SANIMAS v
Ketahanan pangan dan gizi
1. KRPL v
2. Desa Mandiri Pangan v
Keluarga Berencana
1. Pelatihan dan penguatan PLKB v
2. Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin
v
Pendidikan Gizi Masyarakat
1. Kelas Ibu Hamil v
2. Penyelenggaraan PAUD v
3. Kelas Parenting v
4. Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan v
5. Bimbingan Keluarga Sakinah v
6. Bina Keluarga Baduta v
Jaminan Sosial
1. PKH Prestasi
Higher mortality
rate
Impaired mental
development
Increased risk of
adult chronic
disease
Untimely / inadequate weaning
Frequent
infections
Inadequate food,
health & care
Reduced mental
capacity
Inadequate food,
health & care
Reduced mental capacity Inadequate food, health & care
Higher maternal mortality
Inadequate food,
health
& care
Reduced capacity to care for
baby
Inadequate fetal
nutrition
Baby
Low Birth Weight
Inadequate catch up growth
Pregnancy Low Weight Gain
Micronutrient deficiencies
Woman Malnourished
Adolescent Stunted
Child Stunted
Elderly Malnourished
Anemia
Anemia Infection
e.g. malaria
Impaired
immunity
Cycle: Nutrition, Health and their Consequences
Definisi: ◦ Kondisi patologis kurangnya kapasitas RBC mengangkut oksigen yang dibutuhkan
tubuh
Diagnosis berdasarkan pada konsentrasi Hb: ◦ WHO: < 11g/dL selama hamil
◦ Clinicians:
Trim I dan III : < 11 g/dL
Trim II : < 10.5 g/dL
Masalah terbesar selama kehamilan
30-50% ibu hamil 90% iron deficiency
5% folate deficiency
Terutama karena anemi nutrisional, menyebabkan defisiensi besi
◦ Didapat
Nutrisional: Iron deficiency, Folate deficiency, Vit B12 deficiency
Perdarahan akut
Anemia karena inflamasi atau malignansi
Acquired hemolytic anemia
Anemia Aplastic atau hypoplastic
◦ Herediter
Thalassemia
Sickle-cell hemoglobinopathies
Hemoglobinopathies lain
Hereditary hemolytic anemias
Fetal ◦ Risiko meningkat untuk lahir prematur
dan JTL/IUGR
◦ Risiko meningkat status besi neonatal, kognitif terhambat, masalah perilaku bayi
Cadangan darah berkurang
Malas, lesu Low
Mudah terengah2
Mudah lelah
Sistem imun mudah terganggu
Mudah infeksi
Risiko tranfusi darah
Perubahan kebugaran
Masalah Cardiovascular
Risiko tranfusi darah
Morbiditas dan mortalitas Maternal
Mondok lebih lama
Asthenia: sulit menyusui
Pemberian tablet besi ◦ Efektif bila waktu cukup, max ↑ HB: 0.8 g/dL per mgg
◦ Saran dosis: 120-240 elemental iron per hari ◦ Ferrous salts diabsorbsi lebih baik daripada ferric salts ◦ Vit C membantu absorpsi besi ◦ 40% ada efek samping, utamanya gejala gastrointestinal
mempengaruhi ketaatan
Intramuscular Iron ◦ Iron sorbitol injection memiliki molekul kecil absorpsi cepat
Intravenous iron ◦ Iron sucrose diijinkan untuk penggantian besi di e trim 2 and 3. ◦ Lebih efektif dan efek samping kecil
Tranfusi darah ◦ Menjelang akhir kehamilan ◦ Kadar Hb naik cepat
Erythropoietin ◦ Dipakai untuk anemia dengan defisiensi eritropoetin pada CRF, tetapi dapat juga
dipakai meningkatkan produksi darah pada pasien normal
BB kurang terutama berhubungan dg:1
BMI pre-kehamilan rendah (kg/m2)
Pertambahan BB yang kurang
Pertumbuhan tsb mencerminkan masukan makanan yang kurang, yg mungkin berhubungan dg:2
Kemiskinan
Kriteria budaya tentang langsing/kurus
1. Ehrenberg HM, Dierker L, Milluzzi C, Mercer BM. Low maternal weight, failure to thrive in pregnancy, and adverse pregnancy outcomes. Am J
Obstet Gynecol 2003;198:1726-1730.
2. Moore VM, Davies MJ, Willson KJ, Worsley A, Robinson JS. Dietary composition of pregnant women is related to size of the baby at birth. J Nutr
2004;134:1820-1826.
Severe nutritional deprivation studies (Netherland 1944-1946): ◦ Periconception: fertility, NTD ◦ 1st t trimester: stillbirths, preterm births, early newborn
deaths.
◦ 2nd & 3rd trimester: LBW, SGA, preterm birth. ◦ BBL dipengaruhi kecukupan makanan ◦ Mortalitas perinatal tidak dipengaruhi ◦ Tidak meningkatkan malformasi
Ibu dengan defisit nutrisi dapat diatasi dengan suplementasi energi/protein yang berimbang
Cunningham et al 1997; Susser and Stein 1994.
Asam folat: neural tube defects.
Besi: anemia, haemorrhage.
Iodine: cretinism/kerdil
Calcium: hipertensi, preeklamsia
Zinc: anaemia, neural tube defects, low birth weight, anencephaly.
Vitamin A: Vertical transmission of HIV, Infant survival, Maternal anemia, infection, mortality.
• Vitamin D: neonatal hypocalcaemia.
• Vitamin K: haemorrhage.
• Copper : anaemia, anencephaly, BBLR
• Selenium: neural tube defect, dysfunction of brain, and cardiovascular system, abortion.
• Magnesium: increased blood coagulability, pre-eclampsia, preterm birth.
Nutrien Peran utama
Protein Pertumbuhan sel yang utama. Membantu memproduksi tambahan darah
ibu dan simpanan energi
Karbohidrat Menghasilkan energi bagi ibu dan bayi selama hamil
Lemak Menghasilkan energi jangka panjang untuk pertumbuhan. Harus
merupakan < 30% kalori harian
Asam lemak
esensial (EFAs)
Masuk dalam sistem saraf pusat, otak dan jantung janin. Penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan otak
Worthington-Roberts B, Williams SR. Maternal nutrition and the outcome of pregnancy. Nutrition in Pregnancy and Lactation, 4th ed.
College Publishing: St. Louis, Missouri, 1989.
Kline DA. Macronutrient requirements during pregnancy. Today’s Dietitian Jan 2004:20-24.
Nasi, gandum, gula
Sumber energi utama
Nasi, buah, roti, biji2an, susu (4 porsi/hari)
Kalori harian 60-70%
Dibakar saat aktifitas
Membuat kenyang
Membantu menyerap nutrien lain
Pilih yang sehat
20-25% total kalori
Ditemukan pada ikan, telur, daging, tahu, kacang, biji2an, daging, susu, keju
Perlu ditambah 10 gram/hari
10-20% kalori total
Nutrien Peran utama
Vitamin A Menjaga kesehatan mata, kekebalan, kulit , mukosa pencernaan, kd
kemih dan saluran nafas. Serta membantu pertumbuhan tulang dan
gigi
Vitamin C Menjaga kesehatan gusi, gigi dan tulang. Meningkatkan absorpsi
besi. Antioksidan
Vitamin E Mencegah oksidasi as lemak tak jenuh yg berperan membentuk
membran sel
Vitamin B6 Membantu membentuk sel darah merah, metabolisme asam amino,
asam lemak dan protein
Vitamin B12 Membantu membentuk sel darah merah, pertumbuhan dan
pemeliharaan sistem saraf
Asam folat Membantu produksi, perbaikan dan fungsi DNA . Membantu
pembentukan darah dan fungsi enzim
Nutrien Peran utama
Kalsium Kesehatan tulang dan gigi. Berpengaruh pada kontraksi dan
relaksasi otot, fungsi saraf, pembekuan darah, tekanan darah
dan kekebalan
Besi Membantu membentuk sel darah, mencegah kelelahan ibu, membantu
enzim dalam membuat asam amino, kolagen, hormon
Magnesium Kesehatan tulang dan gigi. Menjaga kadar insulin dan gula darah,
keseimbangan asam basa
Zinc Membantu pembentukan organ, tulang, saraf dan pembuluh darah.
Membantu pembentukan DNA, RNA, protein, dan penyembuhan luka.
Whitney EN, Rolfes SR. Understanding Nutrition, 9th ed. Wadsworth/Thomson Learning: Belmont, CA; 2002.
Kline DA. Macronutrient requirements during pregnancy. Today’s Dietitian Jan 2004:20-24.
Berlebihan: menghambat serapan lain, konstipasi krn grkan usus lambat, sebah krn gas, batu ginjal
Vit D berlebihan: serapan kalsium >>
Jumlah nutrien dan waktu konsumsi sangat penting untuk pertumbuhan janin
Trimester satu adalah waktu pembelahan sel, pembentukan organ dan persiapan pertumbuhan selanjutnya
Nutrien penting:
Protein
Folic acid
Vitamin B12
Zinc
King JC. Physiology of pregnancy and nutrient metabolism. Am J Clin Nutr 2000;71:1218S-1215S.
Masukan energi penting karena 90% pertumbuhan janin terjadi pada separuh akhir kehamilan
Nutrien penting: Protein Besi Kalsium Magnesium B vitamins Omega-3 fatty acid, docosahexaenoic acid (DHA)
King JC. Physiology of pregnancy and nutrient metabolism. Am J Clin Nutr 2000;71:1218S-1215S.
Kline DA. Macronutrient requirements during pregnancy. Today’s Dietitian Jan 2004:20-24.
Energi tambahan untuk BB normal:1
Trimester satu ~ 0 kilokalori Trimester dua ~ 350 kilokalori Trimester tiga ~ 500 kilokalori
Kebutuhan bergantung pada ukuran tubuh dan gaya hidup.1
Pertambahan BB dan nafsu makan merupakan indikator kecukupan energi yang lebih baik dibanding jumlah kilokalori.2
1. Butte NF, Wong WW, Treuth MS, Ellis KJ, Smith EO. Energy requirements during pregnancy based on total energy expenditure and
energy deposition. Am J Clin Nutr 2004;79:1078-1087.
2. Position of the American Dietetic Association: Nutrition and lifestyle for a healthy pregnancy outcome. J Am Diet Assoc
2002;102(10):1479-1490.
Hanya 30 - 40% ibu hamil yang BBnya bertambah sesuai anjuran.1
Kenaikan BB berlebih berhubungan dengan BB pasca salin yang lebih pula.2
1. Hickey CA. Sociocultural and behavioral influences on weight gain during pregnancy. Am J Clin Nutr 2000;71:1364S-
1370.
2. Position of the American Dietetic Association: Nutrition and lifestyle for a healthy pregnancy outcome. J Am Diet Assoc
2002;102(10):1479-1490.
Mual dan muntah
Ulu hati nyeri
Konstipasi
Konsumsi berlebih alkohol, minuman berkafein dan daging
Tidak mengkonsumsi susu, daging rendah lemak, hati
Cara makan buruk sebelum hamil: Tidak teratur
Riwayat diet, gangguan makan
Aktifitas fisik berlebihan
King JC. Physiology of pregnancy and nutrient metabolism. Am J Clin Nutr 2000;71:1218S-1215S.
Position of the American Dietetic Association: Nutrition and lifestyle for a healthy pregnancy outcome. J Am Diet Assoc
2002;102(10):1479-1490.
Snack kecil, makan porsi kecil dan sering
Serat yang cukup
Cairan yang cukup
Hindari perut kosong
Pilih makanan yang bisa ditoleransi
Food cravings – makanan dairy dan manis.1
Perilaku psikologis:2
◦ Kurang mengendalikan makan
◦ Kehamilan membolehkan makan lebih
Pengurangan aktifitas fisik3
1. King JC. Physiology of pregnancy and nutrient metabolism. Am J Clin Nutr 2000;71:1218S-1215S.
2. Clark M, Ogden J. The impact of pregnancy on eating behaviour and aspects of weight concern. Int J Obes Relat Metab Disor.
1999;23(1):18-24.
3. Butte NF, Wong WW, Treuth MS, Ellis KJ, Smith EO. Energy requirements during pregnancy based on total energy expenditure and energy
deposition. Am J Clin Nutr 2004;79:1078-1087.
Risiko BB berlebih vs risiko pertumbuhan janin terganggu bila BB kurang.1
Makanan harus kaya nutrisi untuk kecukupan pertumbuhan janin, karena kebutuhan janin akan nutrien dua kali lipat.2
Makanan dengan nutrien kurang adalah kontributor energi, lemak dan KH seperti biskuit, roti manis, susu fullcream, kentang goreng dan gorengan lain
KH yang kurang seratnya seperti soft drinks, biskuit, roti manis dan roti putih
Nutrien yang mengandung besi kurang dikonsumsi
Siega-Ritz AM, Bodnar LM, Savitz DA. What are pregnant women eating? Nutrient and food group differences by race. Am J
Obstet Gynecol 2002;186:480-486.
•Terlalu banyak total energy/kilocalories
•Kurang total energy/kilocalories
•Terlalu banyak konsumsi makanan kurang nutrien
•Kurang konsumsi nutrien yang padat nutrisi
• Energi dan nutrien tetap diperlukan pasca kehamilan terutama bila ibu menyusui atau SC
•Energi untuk produksi ASI sekitar 560 kkal.1
•Protein, zinc, dan vitamin C mempercepat penyembuhan luka.2
1. Worthington-Roberts B, Williams SR. Lactation and human milk: nutritional considerations. Nutrition in Pregnancy and Lactation, 4th ed.
College Publishing: St. Louis, Missouri, 1989.
2. Baranoski S, Ayello EA. Wound Care Essentials Practice Principles, pp. 157-160. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphis, PA; 2004.
Multivitamin Kelompok risiko tinggi
◦ Hamil kembar ◦ Perokok ◦ Pemakai alkohol dan obat
Menurunkan: ◦ Persalinan preterm, BBLR, kelainan bayi
Pesan 1: Stunting pada anak merupakan marker kuat perkembangan bangsa. Indikator utama SDG
Pesan 2: Stunting adalah bencana yang memerlukan respon segera krn merusak generasi yad dan bangsa
Pesan 3: Ciptakan kebiasan baik baru: makanan yang sesuai usia untuk anak2 termasuk kualitas, jumlah dan keamanan; makanan bergizi bagi ibu, tinggi dan berat normal, tidak anemia, hak membuat keputusan; higiene rumah tangga dan sanitasi termasuk akses air bersih, sanitasi, cuci tangan.
SOSIALISASI GERMAS 2017 49
Pesan 4: Indonesia bisa melakukan aksi aksi baik. Jangan hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi tetapi buat investasi untuk kehidupan generasi mendatang
Pesan 5: Seribu hari pertama dari konsepsi hingga usia 2 tahun adalah periode kunci untuk fokus intervensi stop stunting. Bukti menunjukkan dapat diperbaiki memakai intervensi kombinasi manfaatkan makan lokal, makanan fortifikasi dan suplemen makanan
Pesan 6: Lakukan sekarang dan untuk masa depan. Intervensi dasar: makanan bergizi untuk anak, wanita dan sanitasi rumah tangga. Intervensi pendukung: hindari perkawinan dan kehamilan remaja, butahuruf pada wanita, kuasa wanita untuk keputusan, kemiskinan rumah tangga dan keterasingan sosial.
SOSIALISASI GERMAS 2017 50
Pesan 7: Fokus dengan intervensi tertentu dan juga cakupan area intervensi. Program intervensi stop stunting: ANC, persalinan faskes, program khusus remaja, layanan KIA, home visits dan program komunitas, asuransi sosial, program mikro kredit, perbaiki sanitasi dan higiene, stop BAB sembarangan.
Pesan 8. Ketahui pola epidemi wilayah anda, sesuaikan respon. Ketahui dengan akurat apa yang menyebabkan gizi buruk pada anak dan wanita dan sanitasi/ higiene buruk. Selalu fokus pada anak2 yang plg muda, plg miskin dan terasing.
SOSIALISASI GERMAS 2017 51
Pesan 9: Implementasi dan terlibat secara strategis dan pantau sektor swasta. Swasta menjadi sektor terbesar yg mempengaruhi stunting: makanan, kesehatan, air, sanitasi, pendidikan, komunikasi dan lapangan kerja. Pemerintah harus membuat standard mutu, regulasi pelaksanaan dan tindakan hukum, bersaing sehat.
Pesan10: masalah serius memerlukan tindakan yang serius. Pantau data kegiatan dan data stunting sehingga kebijakan bersifat dinamis dan selalu update
52