Masa modern  · Web viewperencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan. Administrasi. ......

19
KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN PENEGAK I. PENDAHULUAN 1. Keterampilan kepramukaan merupakan keterampilan yang didapat seseorang pramuka dari kegiatan kepramukaan yang diikutinya: keterampilan kepramukaan selalu siap untuk dimanfaatkan sewaktu - waktu dalam menghadapi tantangan. 2. Pemilikkan keterampilan kepramukaan pada seseorang pramuka banyak sedikitnya tergantung pada: a. golongan usia pramuka (S,G,T,D) b. berapa lama pramuka tersebut mengikuti kegiatan kepramukaan c. bagaimana kualitas pembinanya II. MATERI POKOK 1. Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan untuk dimiliki peserta didik/kaum muda/pramuka, karena masyarakat mempunyai asumsi bahwa seseorang pramuka pasti memiliki keterampilan kepramukaan yang dapat digunakan sebagai modal pramuka dalam kehidupanya sehari - hari di masyarakat. 2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut di atas, Pembina Pramuka dituntut agar memiliki seperangkat keterampilan kepramukaan. Keterampilan kepramukaan oleh Pembina Pramuka dapat difungsikan sebagai media pendidikan/pembinaan watak peserta didik. 3. Keterampilan kepramukaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Keterampilan Spiritual. b. Keterampilan Emosional. 121 BAHAN SERAHAN: 7.2.

Transcript of Masa modern  · Web viewperencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan. Administrasi. ......

KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN PENEGAK

I. PENDAHULUAN1. Keterampilan kepramukaan merupakan keterampilan yang

didapat seseorang pramuka dari kegiatan kepramukaan yang diikutinya: keterampilan kepramukaan selalu siap untuk dimanfaatkan sewaktu - waktu dalam menghadapi tantangan.

2. Pemilikkan keterampilan kepramukaan pada seseorang pramuka banyak sedikitnya tergantung pada:a. golongan usia pramuka (S,G,T,D)b. berapa lama pramuka tersebut mengikuti kegiatan kepramukaan c. bagaimana kualitas pembinanya

II. MATERI POKOK1. Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan untuk

dimiliki peserta didik/kaum muda/pramuka, karena masyarakat mempunyai asumsi bahwa seseorang pramuka pasti memiliki keterampilan kepramukaan yang dapat digunakan sebagai modal pramuka dalam kehidupanya sehari - hari di masyarakat.

2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut di atas, Pembina Pramuka dituntut agar memiliki seperangkat keterampilan kepramukaan. Keterampilan kepramukaan oleh Pembina Pramuka dapat difungsikan sebagai media pendidikan/pembinaan watak peserta didik.

3. Keterampilan kepramukaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :a. Keterampilan Spiritual.b. Keterampilan Emosional.c. Keterampilan Sosial (termasuk di dalamnya

keterampilan manajerial).d. Keterampilan intelektual, dane. Keterampilan fisik atau kinestetik.

4. Keterampilan SpiritualKeterampilan Spiritual ialah keterampilan sikap dan perilaku seseorang pramuka yang dalam keseharian mencerminkan perwujudan:

121

BAHAN SERAHAN: 7.2.

a. pengamalan kaidah - kaidah agama yang dianutnya.b. pengalaman Prinsip Dasar Kepramukaanc. pengamalan melaksanakan Kode Kehormatan Pramukad. pengamalan mengamalkan Pancasila.

5. Keterampilan EmosionalKeterampilan Emosional ialah keterampilan menata emosi, sehingga yang bersangkutan antara lain menjadi pramuka yang:a. cermat dalam menghadapi masalah,b. bijak dalam mengambil keputusan,c. sabar,d. tidak tergesa - gesa dalam menentukan sikap,e. menghormati lawan bicara, f. sopan,g. santun dalam berbicara,h. hormat kepada orang tua,i. ulet, tabah dan tangguh – pantang menyerah.j. Kreatif dan adaptif.

6 Keterampilan Sosial.Keterampilan sosial ialah keterampilan-keterampilan yang muncul/timbul karena dorongan kepeduliannya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya terhadap kebutuhan masyarakat, diantaranya:a. Keterampilan PPPK (Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan)diantaranya :1) keterampilan tentang kesehatan lapangan.2) keterampilan dapur umum.3) keterampilan tentang evakuasi.4) keterampilam Search And Rescue (SAR).

b. Keterampilan tentang kesehatan masyarakat.c. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat.

1) keterampilan pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara).2) keterampilan pemadam kebakaran.3) keterampilan konservasi tanah dan air.

4) Keterampilan tentang tanaman dan tanaman obat keluarga

(Toga). d. Pengetahuan dan penghayatan tentang belanegara.

Keterampilan Manajerial ialah keterampilan merencanakan dan mengelola kegiatan sehingga mencapai kesuksesan. Pramuka yang memiliki keterampilan manajerial, di antaranya memiliki keterampilan:a. Kepemimpinan. b. perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan.c. Administrasi.

122

d. hubungan antar insani (relationship).e. penyusunan pelaporan.

7. Keterampilan Fisik/KinestetikKeterampilan Pisik ialah keterampilan yang secara pisik menjadi kebutuhan peserta didik bekal dalam mengatasi tantangan/ rintangan. Yang tergolong keterampilan pisik, ialah:a. Tali - temali

ialah keterampilan dengan menggunakan dasar tali, dikelompokkan dalam :* SIMPUL, ialah ikatan pada tali, di antaranya :

- simpul ujung tali, simpul untuk menjaga agar tali tidak terurai.

- simpul matisimpul untuk menyambung dua tali yang sama besar.

- simpul anyamsimpul untuk menyambung dua tali yang tidak sama besarnya dalam kondisi kering.

- Simpul anyam bergandasimpul untuk menyambung dua tali yang tidak sama besarnya dalam kondisi basah atau kering.

123

- simpul eratuntuk memulai suatu ikatan.

- simpul pangkal simpul digunakan untuk permulaan ikatan.

- simpul tiangsimpul untuk mengikat leher binatang agar tidak terjerat dan masih dapat bergerak bebas.

- simpul tariksimpul digunakan untuk menuruni tebing/pohon dan tidak akan kembali.

- simpul kursigunanya untuk mengangkat dan menurunkan orang atau barang.

- simpul kembarsimpul untuk menyambung dua tali yang sama besar dan dalam kondisi licin atau basah.

- simpul jangkardigunakan untuk membuat tandu darurat

124

125

* IKATAN- ikatan palang

ikatan untuk membentuk palang yang bersudut 90 derajat.

- ikatan silangikatan untuk membentuk tongkat bersilangan dan talinya membentuk diagonal

- Ikatan Tusuk

* PIONEERING

126

Menara kaki empat, bisa digunakan untuk tiang gapura kiri kanan, sekaligus atasnya bisa untuk istirahat para Penegak.

127

Gubug dapur. Untuk meletakkan peralatan, dan untuk istirahat sejenak

Rak Piring, atau tempat menyimpan perkakas atau peralatan yang biasanya untuk dikeringkan. Dapat juga digunakan sebagai tempat duduk Penegak

Menara bertingkat, dapat digunakan untuk berbagai jenis permainan. Untuk melaakaukan pengamatan, untuk mengirim sandi. Bila dalam bentuk yang kecil sebagai rak untuk menyimpan barang.

Tiang bendera instan yang dapat dipindah-pindah dalam waktu cepat. Bisa digunakan di dalam dan di luar lapangan

128

Menara pengamatan, dan menara pengintai, dapat digunakan sebagai tempat untuk mengirim sandi dan untuk latihan menaksir.

Menara dengan bidang yang lebih luas, digunakan sebagai media pengamatan, dan menara pengintai, dapat digunakan sebagai tempat untuk mengirim sandi dan untuk latihan menaksir.

Kemah bertingkat, hutan wisata. Digunakan untuk menghindari gangguan binatang, namun juga untuk dapat menyaksikan pemandangan dari ketinggian secara beSangga.

Jembatan ayun, digunakan untuk bergantian menyeberang dari sisi yang satu ke sisi yang lain.

b. Memahami peta, kompas dan cara menggunakannya- membaca peta topografi- membuat peta pita- membuat panorama sket- memahami kompas dan cara penggunaannya

129

Jembatan tali yang biasa digunakan bagi Penegak untuk menyeberang..

Tangga tanpa sandaran, meskipun demikian demi keamanannya sebaiknya tetap dijaga.

c. Isyarat dan Sandi- membaca dan mengirim isyarat dengan semaphore

- membaca dan mengirim isyarat dengan morse, dengan menggunakan : peluit, bendera, senter, pesawat telegraph.

130

S e m a p h o r e

CARA MUDAH UNTUK HAFAL MORSE

- memecahkan/membaca macam-macam sandi. Pertama harus menemukan dan memahami terlebih dahulu kunci sandi yang ada. Contoh:

- Isyarat dengan jari

d. Menaksir- menaksir tinggi pohon/tiang.- menaksir lebar sungai.- menaksir berat, dll.

8. Pengetahuan tentang 9. Keterampilan Mengenal Alam

a. Kabut1) kabut tipis dan merata pertanda cuaca baik2) terang benderang di pagi hari pertanda buruk3) kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan4) udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda

akan turun hujan di siang hari.

131

A = MPS = AI

b. Matahari1) matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan

diliputi garis-garis awan hitam pertanda akan ada hujan

2) matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik

3) matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-kuningan pertanda akan hujan lebat

4) matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan ada hujan

5) warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin yang cukup kencang

c. Binatang1) semut, akan tetap berada dalam liangnya bila cuaca

akan buruk, tetapi akan keluar dari liangnya dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik

2) ayam, akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan bahwa hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi kalau ayam tersebut berteduh saat hujan turun pertanda bahwa hujan akan berlangsung lama

3) lalat, akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan; apabila beterbangan kian kemari pertanda cuaca cerah.

4) cacing, pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun pertanda akan datang hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.

5) tanda-tanda lain jika cuaca akan buruk :- kucing, duduk dengan membelakangi api sambil

mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.

- burung-burung, membasahi bulunya dengan paruhnya

- burung-burung laut, beterbangan menuju daratan

d. Pengetahuan sederhana tentang astronomiAstronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara

132

khususnya astrofisika teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis tengahnya sekitar 93 km.

Cara mendapat informasi dalam Astronomi:Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan, dalam waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian astronomi secara tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik yang diamati: Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan menganalisa cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh mata (sekitar 400 - 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop, dengan CCD dan spektrograf. Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang gelombangnya lebih panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir sama dengan astronomi optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra merah. Teleskop Ruang Angkasa digunakan untuk mengatasi gangguan pengamatan yang berasal dari atmosfer. Astronomi radio memakai alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan panjang gelombang mm sampai cm. Penerimanya mirip dengan yang dipakai dalam pengiriman siaran radio (yang memakai radiasi dari panjang gelombang itu).

Masyarakat tradisional

133

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya disebut sebagai Bimasakti.Masa modern

Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal abad-17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus pada 1769[1].Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar, dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena

134

pada masa tersebut belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti, karena penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi. Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara langsung terkait dengan penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, seperti Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta yang selalu ramai dipadati pengunjung.Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat pengakuan di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).

III. PENUTUPMasyarakat berasumsi bahwa setiap Pramuka pasti memiliki keterampilan Kepramukaan kiranya asumsi tersebut masuk akal juga, oleh karena itu menjadi kewajiban bagi kitalah untuk memberikan bekal keterampilan kepada Pramuka dengan sebanyak-banyaknya yang meliputi : keterampilan spiritual, keterampilan emosional, keterampilan manajerial,

135

keterampilan fisik, keterampilan mengenal alam dan keterampilan sosial.

KEPUSTAKAAN1. AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Tahun

1999 dan Kep.Ka Kwarnas No. 107 Tahun 1999. Kwarnas, Jakarta, 1999.

2. RENSTRA GERAKAN PRAMUKA PANCA KARSA UTAMA 1999 - 2004, Kep Ka. Kwarnas No. 72 Tahun 1999, Kwarnas, Jakarta, 1999.

3. PANDUAN KEGIATAN PERKEMAHAN DAN KETERAMPILAN PRAMUKA, Kwarda DKI Jakarta, 1999.

4. Powell, Lord Baden. MEMANDU UNTUK PRAMUKA, Kwarnas, Jakarta, 1998.

5. Aids to Scoutmastership, Panduan Pembina untuk Membina Penegak, Pustaka Tunas media, 2008.

6. The Boy Scout Handbook (Boy Scout of America).

136