MASA ANAK SEKOLAH

download MASA ANAK SEKOLAH

of 14

Transcript of MASA ANAK SEKOLAH

MASA ANAK SEKOLAH

1.

LATAR BELAKANG

Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau juga masa menjelang sekolah. Ada juga yang menyebut masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia disekitarnya terasa serba indah. Mulai umur 6 tahun misalnya, seorang anak pertumbuhan badannya relatif seimbang, sehingga anak senang bermain keseimbangan dan penguasaan badan. Pertumbuhan fisik yang berlangsung secara baik itu sudah barang tentu ikut berpengaruh terhadap perkembangan psikis anak itu sendiri. Pada masa tersebut anak sudah matang untuk masuk sekolah. Walaupun dalam praktek sering kali diadakan seleksi mencari anak yang sudah matang jiwanya. Namun kenyatannya ternyata masih banyak orang tua yang masih kurang memahami dan memperhatikan proses perkembangan kejiwaan anaknya. Hal itu disebabkan karena minimnya pengetahuan atau karena kesibukan orang tua, sehingga kurang memperhatikan perkembangan kejiwaan anaknya. Dengan penulisan makalah Masa Anak Sekolah ini diharapkan membantu memberikan pemahaman bagi kita semua terutama bagi para orang tua tentang perkembangan kejiwaan anak dalam rangka mewujudkan yang terbaik bagi anak-anaknya. 2. PERKEMBANGAN JIWA MASA ANAK SEKOLAH

Masa anak sekolah pada umumnya ketika anak berusia 6 7 tahun, karena pada usia ini secara umum kejiwaan anak sudah matang dan sudah siap untuk masuk sekolah. Untuk mengetahui apakah anak sudah matang jiwanya atau belum, disamping dengan cara diadakan seleksi dengan mencari anak yang sudah matang jiwanya, juga dengan mengetahui beberapa kriteria kematangan anak. Kriteria kematangan anak dalam hal ini antara lain : 1. Anak harus sudah dapat bekerja sama dalam suatu kelompok anak-anak lainnya, serta tidak lagi banyak bergantung dengan ibunya dalam kegiatannya. 2. Anak harus sudah mampu mengamati secara terurai terhadap bagian-bagian dari objek pengamatan. 3. Anak harus sudah mampu menyadari akan kepentingan orang lain, to take and give. Bagi Indonesia kriteria umur yang ditetapkan adalah sekitar 7 tahun, untuk dapat masuk pada Sekolah Dasar (SD).

Adapun perkembangan jiwa anak pada masa sekolah ini yang menonjol antara lain :

a. Adanya keinginan yang cukup tinggi, terutama yang menyangkut perkembangan intelektual anak, biasanya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, senang melakukan pengembaraan atau percobaan-percobaan. b. Energi yang melimpah, sehingga kadangkala anak itu tidak memperdulikan bahwa dirinya telah lelah atau capek. Dengan energi yang sangat cukup inilah nantinya sebagai sumber potensi dan dorongan anak untuk belajar. c. Perasaan kesosialan yang berkembang pesat, sehingga anak menyukai untuk mematuhi grup teman sebayanya (peer group), malah terkadang anak lebih mementingkan peer group nya dibanding orang tuanya. Hal itu disebabkan karena anak sudah banyak temannya disekolah. d. Sudah dapat berpikir secara abstrak, sehingga memungkinkan anak untuk menerima hal-hal yang berupa teori atau norma-norma tertentu. e. Minat istimewanya tertuju kepada kegemaran dirinya (misalnya gemar bermain gitar, sepak bola, memelihara binatang atau yang lainnya) yang mengakibatkan anak melalaikan tugas belajarnya. f. Adanya kekejaman yaitu : Perhatian anak ditujukan kepada dunia luar, akan tetapi dirinya tidak mendapat perhatian, saat itu juga anak belum mengenal jiwa orang lain. Pada masa anak sekolah ini sebenarnya anak telah tumbuh sikap objektifnya, yang menyangkut tentang : 1. Kenyataan : anak mempunyai sikap yang serius kepada dunia nyata (realistis). : sikap anak terhadap norma susila sudah juga, meskipun terkadang acuh tak

2. Kesusilaan acuh.

3.

TEORI PERKEMBANGAN JIWA ANAK

Proses tumbuh kembang anak terkadang hanya dipahami bahwa anak secara naluri atau kodrati akan tumbuh dan berkembang secara sendirinya seiring dengan perkembangan fisik maupun psikis anak. Pertanyaannya benarkah anggapan seperti itu? Untuk menjawab sekaligus mengetahui perkembangan kejiwaan anak pada masa sekolah dapat diketahui dengan beberapa teori tentang fase, sebagai berikut :

1)

Fase Pengamatan

Pada fase pengamatan ini ada beberapa pendapat, diantaranya :

a.

Menurut Meuman

Meuman membagi-bagi pengamatan kedalam tiga masa, yaitu :

1. Masa sintesis fantasi : 7 sampai dengan 8 tahun. Pada masa ini pengamatan anak masih sangat global belum tampak jelas dan masih kabur. Bagian yang kabur itu ditambahnya dengan fantasinya, sehingga disebut sintesis fantasi. 2. Masa analisis : 8 sampai 12 tahun.

Pada masa ini anak sudah bisa membedakan sifat dan bagian-bagiannya. Fantasinya berkurang diganti dengan pengamatan yang nyata (realitas). 3. Masa logis : 12 tahun keatas.

Pada masa ini anak sudah dapat berpikiran yang logis, pengertian dan kesadarannya semakin sempurna.

b.

Menurut William Stern

Stern membagi-bagi pengamatan kedalam empat masa, yaitu : 1. Masa mengenal benda : sampai 8 tahun.

Pada masa ini pengamatannya masi global dan tetapi telah dapat membedakan benda-benda tertentu, misalnya : manusia, hewan. 2. Masa mengenal perbuatan : 8 sampai 9 tahun.

Dalam masa ini anak telah memperlihatkan perbuatan manusia dan hewan. 3. Masa mengenal hubungan : 9 sampai 10 tahun.

Anak mulai mengenal hubungan antara waktu, tempat dan sebab akibat. 4. Masa mengenal sifat : 10 tahun keatas.

pada usia ini anak mulai menganalisis pengamatannya sehingga ia mengenal sifat-sifat benda, manusia dan hewan.

c.

Menurut Oswald Kroh

Oswald membagi pengamatan kedalam empat taraf, yaitu : 1. Sintesis fantasi : 7 sampai 8 tahun.

Pada masa ini pengamatannya masih dipengaruhi oleh fantasinya 2. Masa realisme naif : 8 sampai 10 tahun.

Semua yang diamati diterima begitu saja tanpa ada kecaman atau kritik, sehingga masa ini disebut juga masa mengumpulkan ilmu pengetahuan.

3.

Masa relisme kritis : 10 sampai 12 tahun.

Dalam masa ini anak mulai berfikir kritis dan mulai mencapai tingkat berpikir abstrak. 4. Masa subjektif : 12 sampai 14 tahun.

Pada masa ini anak berpaling pada dunianya sendiri. Perhatiannya ditujukan pada dirinya sendiri. Hidupnya mulai gelisah, ragu-ragu, timbul rasa malu dan hidup perasaan tidak nyaman.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas bila diperhatikan ada beberapa persamaan yang secara garis besar dapat dirangkum bahwa, dalam masa anak sekolah perkembangan pengamatan merupakan peralihan dari keseluruhan menuju pada bagian-bagiannya, menerima tanpa kritik menuju kearah pengertian dari alam khayal (fantasi) menuju alam kenyataan.

2)

Perkembangan Fantasi

Sejak anak berumur lima atau enam tahun, perhatiannya mulai ditujukan ke dunia luar, ke alam kenyataan. Tetapi bukan berarti fantasinya menjadi lenyap, fantasi itu masih terus hidup. Fantasi yang senantiasa hidup itu akan mencari lapangan penyaluran lain, misalnya membuat hiburan seperti membaca buku-buku, mendengarkan cerita, membuat sesuatu, dan sebagainya. a. 1. Beberapa Masa Fantasi Masa dongeng : 4 sampai 8 tahun.

Masa ini bertepatan waktunya dengan perkembangan anak ke arah kenyataan. Anak suka mendengarkan cerita kehidupan seperti : anak yang lucu, anak yang rajin, anak yang durhaka dan lain sebagainya. Termasuk cerita raja-raja yang arif bijaksana, dan sebagainya. 2. Masa robinson crusoe : 8 sampai 12 tahun.

Pada masa ini anak mengalami realisme naif, kemudian memasuki masa realisme krisis. Anak sudah tidak lagi menyukai cerita atau dongeng yang fantastis (tidak masuk akal). Sekarang ia lebih menyukai cerita yang sebenarnya, cerita yang masuk akal seperti : cerita perjalanan, cerita roman dan sebagainya. 3. Masa pahlawan : 12 sampai 15 tahun.

Anak lebih suka membaca cerita atau buku perjuangan yang benar-benar pernah terjadi.

b.

Beberapa Nilai Fantasi

Ada beberapa nilai fantasi, yang terutama adalah : 1. Fantasi dapat dipergunakan sebagai hiburan.

2. 3.

Fantasi dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran. Fantasi membentuk budi pekerti anak.

c.

Beberapa Keburukan Berfantasi

Selain memiliki nilai-nilai manfaat, dari sisi lain fantasi itu menimbulkan dampak yang tidak baik, yaitu : 1. Anak sering tenggelam kedalam dunia fantasinya. Tampaknya ia suka melamun.

2. Anak takut menghadapi kenyataan. Ia menjadi orang yang pemalu atau menjadi seorang pembual dikalangan teman-temannya.

3)

Perkembangan pikiran dan akal

Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar berkembang secara berangsur-angsur dan tenang. Disamping keluarga, sekolah memberikan pengaruh yang sistematis terhadap pembentukan akal budi anak.pola pikir dan perkembangannya berubah, dari iklim yang egosentris memasuki realitas benda dan dunia pikiran orang lain. Dari kehidupan fantasi (dengan menyukai cerita atau dongeng) berubah menjadi menyukai kehidupan yang nyata. Ingatan anak pada usia 8 12 tahun mencapai insensitas tinggi dan paling kuat. Daya menghafal (memorisasi) adalah paling kuat.

4)

Kehidupan perasaan.

Pada umumnya anak lebih emosional dibanding dengan orang dewasa. Sifatnya optimistis dn kurang dirisaukan oleh rasa penyesalan. Kesengsaraan, kepedihan dan kegembiraan orang lain kurang dipahami dan dihayati oleh anak. Perasaan intelektuan anak pada periode ini sangat besar, sehingga menyukai sesuatu yang menantang, misalnya soal-soal matematika, fisika dan perhitungan yang sulit terutama ang berkaitan dengan angka. Pada masa ini perasaan religiusnya menipis seiring dengan berubahnya tidak lagi menyukai cerita fantasi. Hal ini bukan berarti perasaan religius anak hilang sama sekali, tetapi tidak menonjol. Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya pendidikan agama pada anak usia 6 12 tahun mendapat perhatian yang serius dari orang tuanya. Namun metode yang digunakan tidak dilaksanakan dengan kekerasan, dan ancaman, akan tetapi diberikannya untuk melakukan perkembangan psikis, kebutuhan dan keinginan anak. Disamping itu juga diperlukan sikap orang dewasa atau orang tua yang arif dan bijaksana. Tuntunan (uswatun hasanah) dan pemberian keyakinan akan tuangan kasih sayang orang tua akan menguatkan kepercayaan pada diri anak.

KESIMPULAN Dari paparan diatas dapat disimpulkan, bahwa pertumbuhan fisik yang berlangsung secara baik itu sudah barang tentu ikut berpengaruh terhadap perkembangan psikis anak itu sendiri. Dalam masa anak sekolah perkembangan pengamatan merupakan peralihan dari keseluruhan menuju pada bagian-bagiannya, menerima tanpa kritik menuju kearah pengertian dari alam khayal (fantasi) menuju alam kenyataan. Sikap yang arif bijaksana dan tuntunan (uswatun hasanah) dari orang dewasa atau orang tua sangat diperlukan dalam rangka mendampingi anak untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usianya.

------ mas -----

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, Drs. H. dan Sholeh, Muhammad, Drs. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA Jalaludin, Prof. Dr. H. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

PERKEMBANGAN ANAK PADA MASA SEKOLAH 11 01 2010 Oleh : Kang Taher

A. Karakteristik Anak Masa Sekolah Ada yang berpendapat bahwa masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk bersekolah , karena mereka sudah menginginnkan kecakapankecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah. Proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas manusia. Fungsi motivasi dalam proses pendidikan adalah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas dalam pendidikan. Keaktifan dapat menghasilkan perubahan dalam kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Perubahan relatif konstan dan terbatas. Perumusan ini berlaku bagi setiap pembelajaran dalam proses belajarmengajar. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan model pembelajaran yang diterangkan. Secara umum masa sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yang berusia antara 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun. Sedangkan masa kelas tinggi berusia antara 9 atau 10 sampai 12 tahun. Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar : Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan tradisional. Adanya kecenderungan memuji sendiri. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain. Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu soal. Menghendaki nilai rapor yang baik. Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar : Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. Ada kecenderungan berminat pada salah satu pelajaran. Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi sekolah Gemar membentuk kelompok sebaya Masa sekolah diakhiri dengan masa Pueral, yaitu mempunyai karakteristik tersesuai dan banyak menarik perhatian pendidik. Ada beberapa ciri yang menonjol seperti sifat yang ekstravers, berkuasa, saing kompetisi, idealis. Dari segi lainnya akan menerima otoritas orang tua dan guru dengan wajar. Aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah yaitu : Intelektual, kognitif, motorik, verbal dan emosi. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Perkembangan fisik anak merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan orang lain di sekitarnya. Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis. 2. Faktor Eskternal Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik. Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam, antara lain : Faktor Pembawaan Pada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah : Kecerdasan Bakat-bakat khusus Jenis kelamin Jenis ras Sifat-sifat fisik

Sifat-sifat kepribadian Dorongan-dorongan Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu. Selama perkembangannya individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu. Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya. Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak-anak awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dan orangtua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak. 2. Faktor Lingkungan Kehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkunagn fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.

Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni masuk dunia kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat pertumbuha intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia ini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

DAFTAR PUSTAKA

Conny Semiawan, dkk. Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini PT Remaja Rosda Karya , Bandung. Tini Sumartini, S.Pd. Perkembangan Belajar Anak Usia Prasekolah Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (PPGT), Bandung.

PERKEMBANGAN DALAM MASA ANAK SEKOLAH ngatilah Psikologi Perkembangan December 1, 2011

Apakah perlu masuk taman kanak kanak sebelum sekolah dasar?

TK adalah jembatan antara rumah dan sekolah.TK merupakan transisi dalam proses pendidikan anak. Walaupun ada perbedaan antara anak yang pernah masuk TK dengan anak yang langsung masuk SD, pada dasarnya tidak ada ketentuan yang mengharuskan agar anak lebih dahulu masuk TK sebelum ia belajar di SD. Mereka lebih betah duduk, mengenal disiplin, perkembangan sosialnya lebih matang di banding dengan anak yang langsung masuk SD.

Di TK anak anak dibimbing untuk melepaskan dirinya dari kebiasaan di rumah. Banyak aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan, tidak seperti kebiasaan kalau ia berada di rumahnya. Di TK lebih di utamakan kegiatan bermain dari pada belajar. Dengan demikian mereka lebih banyak mengenal benda benda, bergaul dengan teman sebaya, saling menghargai sebagai suatu hal yang berguna bagi perkembangan sosialnya.Alasan itulah yang mendorong orang tua untuk cenderung memasukan anaknya ke TK.

Setelah anak mencapai usia enam atau tujuh tahun perkembangan jasmani dan rohaninya mulai sempurna. Anak keluar dari lingkungan keluarga dan memasuku lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya.Mereka mengenal lebih banyak teman dalam lingkungan social yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ia ingin mengetahui segala sesuatu di sekitarnay sehingga bertambah pengalamanya. Semua pengalaman baru itu akan membantu dan mempengaruhi proses perkembangan berfikirnya.

Anak anak yang berumur enam atau tujuh tahun dianggap matang untuk belajar di sekolah dasar jika : Kondisi jasmani cukup sehat dan kuat untuk melakukan tugas di sekolah. Ada keinginan belajar Fantasi tidak lagi leluasa dan liar. Perkembangan perasaan social telah memadai.

Selain syarat syarat yang telah di kemukakan diatas, masih ada beberapa syarat tambahan yang harus di penuhi untuk mengikuti pelajaran, yaitu : Fungsi fungsi jiwa ( daya ingatan, cara berfikir, daya pendengaran ) harus sudah berkembang baik karena kematangan fungsi fungsi itu di perlikan untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Anak trelah memperoleh cukup pengalaman dalam rumah tangga untuk dipergunakan sebagai dasar bagi pengajaran permulaan karena pengajaran berpangkal pada apa yang telah diketahui oleh anak anak.

Kekurangan dari salah satu dari syarat syarat yang disebut diatas akan menimbulkan kesukaran ketika mengikuti pelajaran di sekolah.

DRS. ZULKIFLI L.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Masa Anak sekolah umur 6-12 tahun Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan yakni : 1. Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa 2. Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri 3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya 4. Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya 5. Membentuk keterampilan dasar : membaca, menulis dan berhitung 6. Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari 7. Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial 8. Memperoleh kebebasan pribadi 9. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.-lembaga Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis di sekolah dan mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku bila prestasi-prestasinya yang baik, baik di rumah maupun di sekolah. Anak tetap memerlukan pengarahan dan pengawasan dari guru dan orang tua untuk memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan keterampilan-keterampilan baru. Pengawasan yang terlalu ketat atau persyaratan yang terlalu luas bisa berakibat kurangnya inisiatif untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya.

Masa Pra Remaja Masa pra remaja ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Anak tanggung selalu menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat dengan cara menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional dengan teman sebaya yang sejenis. Minat dan aktivitas mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas. Pengendalian emosi dan kesediaan bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan. Perkembangan anak berlangsung dengan cepat, disertai dorongan kuat untuk ekspansi diri dan berpetualang karena merasa bisa dan tangkas. Pengaruh kelompok sebaya sangat besar, sedangkan pengendalian dari pihak orang tua dan orang dewasa berkurang. Anak tanggung sering menolak segala hal yang dianggap baik oleh orang tua. Perilaku mengritik orang tua menyusahkan orang tua. Namun demikian anak tanggung tetap memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah dan membutuhkan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam pergaulan. Pengertian orang tua sangat dibutuhkan justru pada saat ia mengalami kepahitan hidup karena kegagalannya, menyesuaikan dalam kelompok sebaya. Dalam hubungannya dengan saudarasaudara di rumah, mereka lebih memperoleh kesan dari saudara yang lebih tua.

Pada masa ini, anak laki-laki dan perempuan senang bergabung dengan mereka yang sebaya, jenis dan status yang sama. Mereka cepat membentuk hubungan-hubungan emosional dan membanggakan temannya atau kelompok mereka. Permainan kelompok, tim, kegiatan olahraga musiman sangat menarik baginya. Persahabatan teman sebaya sangat dibutuhkan, sehingga mereka seolah-olah hanya ke sekolah karena ingin bermain dengan kawan-kawannya. Mereka tertarik pada kelompok anak dengan minat, patokan dan harapan yang sama. Sering kali terlihat dua anak atau lebih mempunyai kebutuhan atau minat yang sama, lalu bergabung. Mereka saling mengerti keinginan-keinginannya dan memperoleh kepuasan dari persahabatan tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ekspansi diri dan perasaan aman terbentuklah kelompok (gang), yang memungkinkan melatih diri mengenai hubungan-hubungan sosial. Demikian pula kerja sama dengan mereka yang sebaya meinungkinkan terbinanya keterampilan berkomunikasi. Keinginan untuk membentuk kelompok dapat disalurkan melalui perkumpulan yang disponsori orang dewasa dengan memperhatikan 2 aspek: 1. cukup bimbingan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang wajar 2. cukup kebebasan untuk memuaskan kebutuhan anak Seorang anak yang belajar berperilaku berdasarkan aturan atau patokan di perkumpulan di bawah pengawasan orang dewasa, diharapkan kelak dibimbing oleh patokan-patokan tersebut bila sudah mandiri. Masa anak tanggung berakhir pada umur 10 tahun, 11 tahun lalu mulai persiapan untuk tugas-tugas perkembangan masa remaja.

Prestasi sekolah penting bagi mereka, karena mereka ingin membanggakan hasil usahanya. Kerinduan akan prestasi yang lebih baik menambah usahanya. Akan dicarinya tempat di mana ia bisa berhasil baik pada prestasi akademis atau non-akademis. Perasaan berguna akan memperkuat kemantapannya, sehingga menutupi perasaan tidak sesuai (inadekwat), yang cepat mempengaruhinya.

Mengingat pentingnya keberhasilan anak pada masa anak tanggung, perlu diberi dorongan, semangat, pengawasan dan pengarahan.

Sebagai persiapan untuk tahap perkembangan berikutnya, dengan tercapainya kematangan seks, maka pada masa ini perlu diberi penerangan tentang perkembangan yang akan dialami. Saat yang tepat untuk memberikan penerangan tergantung dari kebutuhan dan minat anak. Tanda yang jelas, yakni pada pertumbuhan tinggi badan dan berat badan yang mendahului kematangan seks, menunjukkan saatnya yang tepat untuk memberi penerangan seks meliputi pengetahuan tentang perkembangan dan perubahan seks yang segera akan dialami, sikap-sikap yang sehat dan wajar, terutama segi-segi moralitas sebagai dasar penerangan tersebut. Perlu diberi keterangan tentang

pertimbangan moral dalam hubungan dengan teman sebaya, kegiatan-kegiatan dan apa yang bisa merugikan orang lain, dan analisa tentang perilaku bermoral dan kaidah-kaidah agama. Diterbitkan di: 16 April, 2012