maraknya vandalisme dikalangan remaja

download maraknya vandalisme dikalangan remaja

of 12

Transcript of maraknya vandalisme dikalangan remaja

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    1/12

    1

    MARAKNYA VANDALISME DIKALANGAN REMAJA

    Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas kuliah

    Dosen Pengampu: Renie Tri H. M.pd

    Di Susun Oleh :

    1.

    Arni Susanti (1115500013)

    2C

    BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

    2016

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    2/12

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa

    ini, remaja mencari jati diri dengan berusaha menguji segenap kemampuannya.

    apabila dalam menguji kemampuannya, remaja tidak dapat mengendalikan

    tindakan - tindakannya yang timbul malah akan menjerumuskan mereka pada

    tindakan kriminal.tidak hanya itu Masa remaja juga sering dikenal dengan istilah

    masa pemberontakan. Pada masa - masa ini, seorang anak yang baru mengalami

    pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi , menarik diri dari

    keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah , sekolah,atau

    dilingkungan pertemanannya.

    Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang

    sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba,

    Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Tak hanya itumaraknya lagi sekarang adalah kejahatan vandalisme oleh kaum remaja dengan

    mencoret - coret fasilitas umum yang ada disekitar mereka seperti wc sekolah ,

    jembatan ,bangku ,meja, dll. sungguh ironisnya remaja zaman sekarang.

    Berbagai perilaku diatas hakikatnya ekspresi dari ketegangan depresi atau setres

    berat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Secara

    spikologis, para remaja remaja ini tengah sakit keras . Mereka tidak bisa

    menerima kenyataan apa adanya .Akibatnya mereka terdorong untuk mengambil

    jalan pintas dengan prinsip asal gue senang sungguh ironis. Sementara para

    kriminolog menyebut periode yang kita hadapi sebagai periode eksploratif . lalu

    apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menangani ini ???? entahlah kita lihat

    saja apa yang mereka lakukan untuk generasi banga mereka. Harus kita akui, bahwa

    pergaulan remaja zaman modern sekarang ini yang sudah merembet pula pada

    remaja islami. Mereka sudah terseret pergaulan yang mereka anggap modern. Maka

    dari itu perbaikilah diri kita masingmasing sebelum terlambat.

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    3/12

    3

    b. Rumusan Masalah

    1.

    Apakah pengertian vandalisme?

    2. Apasajakah aspekaspek yang mempengaruhi perkembangan remaja?

    3. Apa saja macam-macam vandalisme?

    4. Bagaimana cara mengatasi vandalisme?

    c.

    Tujuan Masalah

    1. Mengetahui pengertian vandalisme .

    2.

    Mengetahui aspekaspek yang mempengaruhi perkembangan remaja.

    3. Mengetahui jenis vandalisme.

    4. Mengetahui cara mengatasi vandalisme.

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    4/12

    4

    Bab II

    LANDASAN TEORI

    1. Pengertian Vandalisme

    Vandalisme adalah tindakan pengrusakan terhadap lingkungan atau norma yang

    berlaku. Biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pelaku vandal itu sendiri

    umumnya tengah mengalami gangguan kejiwaan sebagai akibat kondisi sosial

    ekonomi yang tidak kondusif atau dapat juga diakibatkan oleh kurangnya perhatian

    orang-orang sekitarnya, terutama keluarga.

    Perilaku Vandalisme yang umum kita lihat seperti corat-coret di dinding kelas,

    wc ,bangku, meja ,dinding pertokoan, rambu lalu lintas serta tempat-tempatn lainnya .

    Anak-anak vandalisme menurut Dr. Ali Qaimi (2002) , lantaran mengalami

    kepribadian, memiliki tanda dan ciri khusus. Umumnya ,berupa ketidak seimbangan

    dalam perilaku dan kejiwaannya seperti :

    Tidak tenang , selalu merasa gelisah dan bingung .

    Tidak memperdulikan nilai nilai etika dan aturan sosial ,bahkan cenderung

    melakukan perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang Kehilangan sensitivitas dan emisi , sehingga cenderung bersikap acuh .ini

    daapat terlihat dengan jelas dari mereka.

    Adakalanya bersedia mendengar nasehat, namun tidak melaksanakannya. Bagi

    mereka , berbohong dan mengingkari janji merupakan hal biasa .

    Sebagian , setelah melakukan kejahatan ,menunjukan penyesalan yang

    mendalam .

    Selalu membuat buat alasan un tuk membenarkan perbuatan dan sepakterjangnya .

    Cenderung mencari lingkungan yang dapat memberikan kesenangan . untuk

    itu , mereka tidak akan memperdulikan peraturan dan undang undang

    yang berlaku .

    Sangat menginginkan pemenuhan tuntutan dan kebutuhann pribadi secara

    cepat .

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    5/12

    5

    Ditinjau dari sudut psikologi, perilaku mereka dilatar belakangi peniruan dari perilaku

    orang - orang barat yang mereka lihat dalam film atau sinetron televisi . mereka

    menganggap perilaku vandalisme bagian dari perilaku modern bahkan hak asasi

    manusia.

    2.Aspekaspek perkembangan remaja

    Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang

    meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama.

    1) Perkembangan fisik

    Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh

    berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan

    berkembangnya kapasitas reproduktif . dalam perkembangan seksualitas remaja, ditamdai

    dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri sekunder. secara fisik masa remaja ditandai dengan

    matangnya organ-organ seksual dimana remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ

    testis dan kelenjar prostart, matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria

    mengalami mimpi basah, sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vaginadan ovarium yang bisa menghasilkan sel telur yang membuat remaja putri mengalami haid.

    2) Aspek intlektual (kognitif)

    Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir oprasional formal, tahap ini

    ditandai dengan kemampuan berfikir afstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar),

    idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain dan masyarakat), dan logis

    (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).Tipe pemikiran logis ini.oleh plaget

    disebut juga pemikiran deduktif hipotatik (hypotatical-deductivereasoning),yaitu kemampuan

    koqnitif untuk mengembangkan hipotesis (dugaan-dugaan terbaik) tentang cara-cara

    memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan. Tahap berpikir oprasional formal ini

    ditandai juga dengan ciri-ciri:

    Cara berpikir yang tidak sebatas disini dan sekarang

    Kemampuan berpikir hipoteti

    Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizon berpikirnya

    semangkin luas seperti aspek-aspek sosial, moralitas dan keadilan.

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    6/12

    6

    3) Aspek emosi.

    Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, pertumbuhan organ-organ seksual

    mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti

    rasa cinta, rindu dan keinginan berkenalan lebih dekat dengan lawan jenis. Pada usia remaja

    awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan kritis yang sangat kuat

    terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial ,emosi yang sering bersifat negatif dan mudah

    tersinggung, marah dan sedih, kondisi ini terjadi terutama bila remaja itu hidup dilingkungan

    yang kurang harmonis.

    4)

    Aspek sosial.

    Pada masa ini berkembang sosial cognition yaitu kemampuan untuk memahami orang lain,

    kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya,

    pada masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikapcomformity yaitu kecendrungan

    untuk meniru, mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan orang

    lain.

    Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan remaja yang nakal, menjadi pecandu NAPZA,

    meminum minuman keras, free sek atau berprilaku kriminal, ini disebabka pada saat remaja

    itu mencontoh, dia kurang memperhitungkan baik buruknya sesuatu tindakan yang akan

    dilakukan, tapi pada saat remaja sudah menanjak dewasa maka kemampuan untuk menirunya

    berkurang karena kemampuan untuk berpikir sudah semangkin matang.

    5) Aspek kepribadian.

    Masa remaja merupakan saat berkembang self identity ( kesadaran akan identitas atau jati

    diri), remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan:

    Siapa saya ?

    Apa peran saya ?.

    Mengapa saya harus melakukan.?

    Apa bila remaja memahami dirinya, peran-peranya dalam kehidupan maka dia akan

    menemukan jati dirinya, dalam arti lain dia akan memiliki kepribadan yang sehat sebaliknya

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    7/12

    7

    apa bila ia gagal maka ia akan mengalami kebingungan atau kekacauan sehingga ia cendrung

    memiliki kepribadian yang kurang sehat. Remaja yang mempunyai kepribadian yang kurang

    sehat dia cendrung untuk melakukan tindakan tindakan atau prilaku yang menyimpang

    yang keluar dari aturan-aturan norma baik itu norma sosial maupun norma hukum seperti:

    remaja pria rambutnya di cat merah, memakai anting-anting, memakai gelang dan kalung,

    pakaian compang camping, bertato, merokok narkoba dan minum-minumam keras Prilaku

    nakal atau aneh-aneh itu berkembang karena dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya orang

    tua tidak memberikan ketauladanan dalam berakhlak mulia atau pengamalan ajaran agama,

    orang tua bersikap bebas, otoriter, maka anak mengalami pola asuh yang salah.

    6) Aspek Kesadaran beragama

    Pendapat william kay.yaitu bahwa tugas utama prkembangan remaja adalah memperoleh

    kematangan system moral untuk membimbing perilakunya.Kematangan remaja belumlah

    sempurna,jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Pendapat ini

    menunjukan tentang pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nlai

    moral, terutama yang bersumber dari agama.Terkait dengan kehidupan beragama remaja,

    ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang

    diharapkan. Kualitas kesadaran beragama remaja sangat diperbaharui oleh kualitas

    pendidikan atau pengalaman keagamaan yang diterimanya sejak usia dini, terutama di

    lingkungan keluarga.Proses kesadaran beragama remaja itu dipaparkan pada uraian berikut.

    a. Masa Remaja Awal (usia 13-16 tahun)

    Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat,yaitu dengan mulai tumbuhnya ciri-ciri

    keremajaan yang terkait dengan matangnya organorgan seks, yaitu:ciri primer (menstruasi

    pada anak wanita,dan mimpi pertama pada anak pria), ciri sekunder (tumbuhnya kumis,jakun, dan bulu-bulu disekitar kemaluan pada remaja pria dan membesarnya buah dada/payu

    dara, membesarnya pinggul, dan tumbuhnya bulu-bulu disekitar kemaluanpada remaja

    wanita).

    Pertumbuhan fisik yang terkaitan dengan seksual ini mengakibatkan keguncangan emosi,

    kecemasan, dan kehawatiran pada diri remaja.

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    8/12

    8

    Bahkan lebih jauhnya kondisi ini dapat mempengaruhi kesadaran beragamanya, apalagi jika

    remaja kurang mendapatkan pengalaman atau pendidikan agama sebelumnya, penghayatan

    rohaninya cenderung acuh tak acuh, cuek sehingga muncul keengganan atau kemalasan untuk

    melakukan berbagai ibadah ritual, seperti ibadah shalat..Kegoncangan dalam beragama ini

    bisamuncul karena adanya faktorfaktor :

    A. . Internal

    Faktor internal terkait dengan matangnya organ-organ sek ini mendorong remaja untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut, namun disisi lain dia tahu bahwa perbuatan itu dilarang oleh agama hal inilah

    yang membuat konflik didalam diri remaja dimana konflik ini kalau tidak cepat diselesaikan maka

    remaja akan jatuh keperbuatan nista. Remaja juga punya keinginan untuk hidup bebas dimana dia

    tidak mau terikat dengan norma-norma keluaraga, sekolah ataupun agama, bila orang tua dan guru

    tidak memahami dan melakukan pendekatan secara bijak maka sikap atau prilaku itu akan

    berdampak negatif terhadap pribadi remaja seperti

    membandel, menentang, menyendiri atau acuh tak acuh

    B. . Eksternal

    Terkait dengan sosial aspek-aspek perkembangan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat yang

    tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai agama namun sangat menarik minat remaja untuk

    mencobanya seperti beredarnya film-film atau foto-foto porno, pemjualan minuman-minuman

    keras dan alat-alat kontrasepsi yang bebas, semangkin maraknya peredaran narkoba dan obat-

    obatan terlarang lainnya.

    b. Masa remaja akhir (usia 17-21)

    Secara psikologis pada masa ini emosi remaja sudah mulai stabil dan pemikirannya mulai

    matang, dalam kehidupan beragama remaja sudah melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiatan

    keagamaan . Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia

    sebagai penganutnya dimana ada yang taat ada yang tidak taat, Kemampuan ini

    memungkinkan remaja untuk tidak terpengaruh oleh orang-orang yang mengaku beragama

    namun tidak melaksanakan ajaran agama atau prilakunya bertentangan dengan nilai agama.

    Remaja dapat menilai bahwa bukan ajaranya yang salah tapi orangnyalah yang salah.

    3. Macam-macam vandalisme

    Tiga jenis vandalisme yaitu:

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    9/12

    9

    Perlakuan

    Perbuatan ini dilakukan dengan sengaja semata-mata untuk mencari keuntungan dengan

    menjual harta benda yang dicuri. Perbuatan ini dilakukan sama ada dengan merosak atau

    memecahkan harta benda tersebut. Perbuatan ini dengan sendirinya telah mencacatkan bentuk

    harta benda dari yang asalnya. Dari segi perlakuan ini juga menunjukkan perbuatan suka-

    suka dan tunjuk berani dengan merosakkan harta benda tersebut dengan tidak mempunyai

    perasaan bersalah sekalipun.

    Dendam

    Berkaitan dengan kerusakkan harta benda yang melibatkan perasaan tidak puas hati,

    melepaskan geram atau kemarahan kepada pihak yang tertentu.

    Conteng atau Graffiti

    Menconteng harta benda awam atau harta peribadi orang awam juga dikatakan pemugut.

    Biasanya mereka ini akan menconteng di dinding-dinding bangunan, pagar konkrit, pondok-

    pondok berehat dan tempat kemudahan awam, di taman rekreasi dan sebagainya dengan

    mesej-mesej tertentu yang ada di antaranya tertulis perkataan berupa suatu pesanan danadakalanya juga contengan tersebut mengandungi perkataan-perkataan yang memalukan.

    Perbuatan contengan atau graffiti ini adalah hasil dari keinginan seseorang untuk mengatakan

    sesuatu untuk memberi komen, memberitahu, menghibur, meyakinkan, menyakiti ataupun

    sekadar untuk ia memberitahu akan kehadiran dan kewujudannya di bumi ini. Kamus Dewan

    (2007: 1787)

    Cara mengatasi vandalisme

    Penguat kuasaan Undang-undang

    Penguatkuasaan dan pelaksanaan undang-undang perlu dijalankan oleh pihak berkenaan.

    Di bawah Akta Kerajaan Tempatan 9 Undang-Undang Kecil Vandalisme1991), sesiapa

    yang didapati merosakkan harta benda awam boleh didenda membabitkan RM 2,000 atau

    penjara tidak lebih setahun jika sabit kesalahan.Pelaksanaan undang-undang baru

    menetapkan pesalah-pesalah vandalisme menjalankan kerja-kerja khidmat masyarakatdan mereka juga akan menggunakan pakaian seragam pesalah vandalisme.(kerja ini

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    10/12

    10

    dilakukan di tempat awam seperti pusat membeli-belah)Tindakan tegas perlu dikenakan

    kepada pesalah agar menjadi teladan kepada rakan-rakan.

    . Peranan Orang Tua

    Orang tua berperanan memberi arahan kepada remaja tentang falsafah kepentingan harta

    benda awam. Orang tua semestinya menerangkan kepada anak-anak tentang pentingnya

    menganggap harta benda orang lain sama seperti harta sendiri. Secara tidak langsung

    sekiranya anak sudah diingatkan dengan falsafah ini,maka sudah tentu masalah

    vandalisme tidak akan menggejolak seperti hari ini. Orang tua perlu mengasihi dan

    mendampingi anak-anak mereka supaya tidak berlaku kebosanan dan kekosongan di hati

    remaja. Kesedaran perlu diterapkan untuk membentuk jiwa remaja yang sehat dan fikiran

    yang matang sebelum melangkah ke alam dewasa.

    Peranan Masyarakat dan Pihak Sekolah.

    Setiap anggota masyarakat perlu bersikap prihatin dan memberi perhatian kepada anak

    mereka agar tidak melakukan perbuatan yang salah ini dan masyarakat perlu peka terhadap

    apa yang berlaku di sekeliling mereka. Masyarakat perlu proaktif terhadap gejala vandalisme

    yang berlaku di kawasan mereka. Selain itu anggota masyarakat boleh memainkan peranan

    penting memberikan kefahaman betapa buruknya akhlak vandalisme. Pihak sekolah patut

    memberi nasihat dan bimbingan kepada pelajar mengenai kepentingan harta awam .Generasi

    muda perlu diterangkan dengan mendalam tentang tanggungjawab mereka terhadap harta

    benda awam. Terangkan kepada pelajar apa perasaan mereka sekiranya beg sekolah mereka

    diconteng atau dicorat-coret oleh mereka tidak bertanggungjawab Kesedaran seumpama itu

    akan sedikit sebanyak memberi gambaran tentangpentingnya sikap dan tanggungjawab.

    Peranan Media Massa

    Selain berfungsi sebagai media hiburan dan sumber maklumat terkini, media massa juga

    seharusnya bertanggungjawab sosial kepada masyarakat. Media massa memainkan peranan

    dan mempunyai pengaruh kuat dari segi menanam kesedaran memperoleh kerjasama dan

    menyampai maklumat tentang vandalisme dalam apa bentuk rancaangan yang tersiar atau

    yang terdapat dalam media massa. Media massa juga berperananmembantu pihak kerajaan

    dari segi mengadakan kempen agar masyarakat faham dan menghayati kempen Harta

    Awam Milik Bersama kerana dengan adanya komitmen daripada media massa.

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    11/12

    11

    Bab III

    PENUTUP

    a) Simpulan

    .Tindakan vandalisme merupakan sebuah bentuk ekspresi para pelajar yang

    disalurkan secara negatif dengan aksi merusak keindahan lingkungan melalui

    corat-coret tembok di pinggir jalan. Penyebab tindakan tersebut adalah ajakan

    teman dan pergaulan di sekolah yang secara tradisi telah mempunyai nama

    'geng' sekolah. Vandalisme yang dilakukan para pelajar adalah bentuk ke-

    egoisan diri agar diakui keberadaannya. Para pelajar yang melakukan aksi

    corat-coret tembok bertujuan agar orang lain tau bahwa apa yang

    dituliskannya itu merupakan bentuk eksistensi atau menunjukkan kekuasaan

    pada geng dan komunitasnya tersebut.

    Kreatifitas para pelajar hendaknya bisa disalurkan melalui media yang secara

    khusus menyediakan tempat untuk grafiti dan mural. Melalui lomba grafiti

    atau mural, seni menggambar bisa disalurkan secara positif menjadi media

    grafis yang bermakna.Vandalisme bisa dicegah jika kesadaran akan keindahan

    lingkungan bisa terus dijaga. Selain itu diperlukan sosialisasi pada para pelajar

    jika tindakan tersebut adalah penyimpangan sosial dan merusak keindahan

    lingkungan.

    b) Saran

    Dalam menyikapi masalah remaja terutama vandalisme ada beberapa saran yang

    mungkin dapat di jadikan acuan diantaranya:

    Keluarga sebagai awal tempat pendidikan harus mampu membentuk pola fikir yang

    baik untuk para remaja.

    Masyarakat perlu menyadari akan perannya dalam penciptaan suasana yang kondusif.

    Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik

    untuk membantu remaja mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi

    yang ada dalam dirinya

  • 7/26/2019 maraknya vandalisme dikalangan remaja

    12/12

    12

    DAFTAR PUSTAKA

    Adib, Zaenal. (2011).Panduan dan aplikasi Pendidikan karakter. Bandung:Yramawidya

    Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Kartono, Kartini. (2008). Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

    Syamsu,Yusuf.L.N.(2012).Perkembangan peserta didik,Jakarta,Rajawali pers

    Sarlito W.Sarwono ,(2013),Psikologi Remaja,Jakarta,Rajawali pers

    Yutinus, Semiun.OFM. (2010). Kesehatan Mental I. Yogyakarta: Penerbit Kanisisus

    https://adeyuliakurnia.wordpress.com

    https://adeyuliakurnia.wordpress.com/https://adeyuliakurnia.wordpress.com/https://adeyuliakurnia.wordpress.com/