PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii...

62
i PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Pada Komunitas Artcans) Oleh MUHAMMAD FADHIL FADHURRAHMAN Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI Pada Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii...

Page 1: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

i

PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISMEDI BANDAR LAMPUNG

(Studi Kasus Pada Komunitas Artcans)

OlehMUHAMMAD FADHIL FADHURRAHMAN

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

ii

EMPOWERMENT OF YOUTH VANDALISM PLAYERSIN BANDAR LAMPUNG

(Case Studies on Artcans Communities)

byMuhammad Fadhil Fadhurrahman

Abstrack

This study aims to find out how to increase the enthusiasm of youngvandalism perpetrators in creativity in the field of painting and to find out how toempower youth vandalism in Bandar Lampung. This research was conducted atthe Bandar Lampung Art Cans community. The informants in this study consistedof 3 general public members and 3 members of the Artcans community. Thisstudy uses a qualitative approach. The data used is primary data through interviewtechniques and secondary data through photo documentation.

The results of this study are efforts made to improve the spirit ofvandalized youth, namely, first, participating actively in painting communities inBandar Lampung. Secondly, often exchanging ideas or making work withpainting activists. Third, take part in various painting competitions in BandarLampung or other. Fourth, doing mural or graffity activities together withinteresting content and adding to the beauty of the environment. Efforts toempower vandalized youth by the Art Cans community have the following stages:first, second, the group formation stage. Third, the identification stage. Fourth, theplanning phase of the activity, Fifth, the implementation phase.

Keywords: Vandalism, Painting, Empowerment

Page 3: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

iii

PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISMEDI BANDAR LAMPUNG

(Studi Kasus pada Komunitas Artcans)

olehMuhammad Fadhil Fadhurrahman

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkansemangat pemuda pelaku vandalisme dalam berkreatifitas di bidang seni lukisserta untuk mengetahui cara pemberdayaan pemuda pelaku vandalisme diBandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada komunitas Art Cans BandarLampung. Informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat umum yangberjumlah 3 orang dan anggota komunitas Artcans 3 orang. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berupa data primermelalui teknik wawancara dan data sekunder melalui dokumentasi poto.

Hasil penelitian ini adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkansemangat pemuda pelaku vandalis yaitu pertama, ikut serta aktif dalamkomunitas-komunitas seni lukis yang ada di Bandar Lampung. Kedua, seringbertukar pikiran atau membuat karya bersama para penggiat seni lukis. Ketiga,mengikuti berbagai kompetisi seni lukis yang ada di Bandar Lampung ataulainnya. Keempat, melakukan kegiatan mural atau graffity bersama dengankonten yang menarik dan menambah keindahan lingkungan. Upayapemberdayaan pemuda pelaku vandalis oleh komunitas Art Cans mempunyaitahap-tahp berikut yaitu pertama.. Kedua, tahap pembentukan kelompok.Ketiga, tahap identifikasi. Keempat, tahap merencanakan kegiatan, Kelima,tahap implementasi.

Kata kunci: Vandalisme, Seni Lukis, Pemberdayaan

Page 4: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas
Page 5: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas
Page 6: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas
Page 7: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

vii

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Fadhil Fadhurrahman, dilahirkan pada tanggal 06

September 1996 di Jakarta. Anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti Fathonah.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh yaitu: TK Qurrota

a’ayun Bandar Lampung pada 2001, SD Negeri 2 Labuhan

Ratu pada 2002, SMP Negeri 22 Bandar Lampung pada 2008, SMA Al-Kautsar

pada 2011 dan Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Sosiologi pada 2014.

Penulis terdaftar menjadi mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik melalui penerimaan mahasiswa jalur ujian mandiri. Pada periode

pertama Juli sampai dengan Agustus 2017 (selama 40 hari), penulis mengikuti

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat di Kecamatan Sidomulyo,

Kabupaten Lampung Selatan. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi kepala

bidang minat bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Selain itu, penulis

merintis sebuah usaha kreatif di bidang seni lukis yang dinamai Haluskasar.

Page 8: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

viii

MOTTO

“Dunia sementara, Akhirat selamanya”

“Hati dengki akan menderita di dunia dan akhirat”

Page 9: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT,skripsi ini Saya persembahkan kepada:

Ayah dan Ibuku TercintaBapak Muhammad Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti F

Istriku TercintaOktiana Sari

Dosen Pembimbing dan Dosen PembahasBapak Drs. Abdul Syani, M.IP dan Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M.Si

Kawan-kawan SeperjuangankuSosiologi 2014

AlmamaterkuKeluarga Besar Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Lampung

Dan semua orang-orang baik dan terkasih yang sudah membantu penulis hinggasampai tahap sekarang ini

Page 10: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

x

Terimakasih atas dukungan, doa, saran, kritik yang telah diberikan kepadaku,semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaiknya kepada kita semua,

Aamiin

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya

serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain

atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa

dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang

senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.

Skripsi ini berjudul “Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme di Bandar

Lampung (Studi Kasus Pada Komunitas Artcans)” merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,

kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,

penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya,

khususnya kepada :

Page 11: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xi

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini

dengan baik.

2. Kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayah Abdul Jabbar dan Ibu Ghina Siti

F. Terimakasih banyak atas cinta, kasih, dan sayang yang tak terhingga

untukku. Terimakasih untuk nasihat, bimbingan, dukungan, serta doa yang

selalu kalian panjatkan demi kelancaran segala urusanku. Maafkan Fadhil

yang belum bisa membalas budi baik kalian dan juga masih sering

membantah serta merepotkan. Semoga kelak kita berkumpul di Jannah-

Nya. Aamiin

3. Kepada Adikku Qonita Salsabila, terima kasih banyak atas dukungannya.

Semoga menjadi wanita yang shalehah, berbakti kepada orang tua dan

Allah selalu memberkahimu. Aamiin

4. Kepada Istriku tersayang, adinda Oktiana Sari. Terima kasih sudah selalu

setia menemani serta memberikan saran dan dukungan dalam pengerjaan

skripsi ini. Terima kasih sudah menjadi penyemangat di hari-hariku.

Semoga cinta kita terus tumbuh hingga surga-Nya nanti. Aamiin

5. Kepada Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Terimakasih pak sudah

menyetujui outline yang penulis ajukan sebagai tonggak awal bagi penulis

dalam menyusun skripsi ini.

6. Kepada Bapak Damar Wibisono, S.Sos.,M.A. selaku Sekretaris Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Page 12: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xii

Terimakasih sudah mendukung dan memperlancar proses penyelesaian

skripsi saya.

7. Kepada Bapak Teuku Fahmi, S.Sos, M.Krim selaku pembimbing

akademik. Terima kasih yang telah bersedia membimbing saya dari awal

hingga akhir perkuliahan. Terima kasih atas nasehat dan saran yang telah

bapak berikan kepada saya.

8. Kepada bapak Drs. Abdul Syani, M.IP selaku dosen dan pembimbing

skripsi ini. Terima kasih telah dengan sabar membimbing saya hingga

akhir proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan

keberkahan kepada bapak dan keluarga. Aamiin

9. Kepada ibu Dra, Yuni Ratnasari, M.Si selaku dosen pembahas dalam

skripsi ini. Terima kasih atas ketersediaan ibu dalam memberikan saran

dan masukan serta membimbing saya dalam proses penyelesaian skripsi

ini. Semoga Allah selalu memberkahi kehidupan ibu. Aamiin

10. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung. Terima kasih banyak atas ilmu yang

telah disampaikan kepada Peneliti. Semoga menjadi amal jariyah untuk

Bapak dan Ibu. Aamiin.

11. Kepada staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung. Terima kasih banyak sudah memperlancar dan

mendukung segala proses penyelesaian skripsi saya. Semoga Allah

menghadiahkan pahala berlipat bagi kerja kerasnya. Aamiin

12. Kepada Abang dan Mba Sosiologi. Terimakasih atas kritik dan saran

selama ini. Sukses selalu untuk kita semua. Aamiin.

Page 13: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xiii

13. Kepada teman-teman Sosiologi 2014 yang senantiasa berjuang bersama

selama empat tahun ini. Terima kasih atas solidaritas dan kepeduliannya.

Semoga kita bisa menjadi sarjana yang bermanfaat bagi masyarakat.

Aamiin

14. Kepada teman-teman Sosiologi 2015, 2016, 2017 dan yang akan datang,

sukses selalu untuk kita semua. Aamiin.

15. Kepada semua pihak yang telah membantu skripsi ini, semoga Allah

membalas kebaikan kalian, Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan

bagi para pembaca serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang akan

datang.

Bandar Lampung, September 2018

Tertanda,

Muhammad Fadhil FNPM. 1416011068

Page 14: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iABSTRACK .................................................................................................. iiABSTRAK ..................................................................................................... iiiHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ivHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vSURAT PERNYATAAN .............................................................................. viRIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viiMOTTO ......................................................................................................... viiiPERSEMBAHAN .......................................................................................... ixSANWACANA .............................................................................................. xiiiDAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan tentang Pemberdayaan Pemuda ......................................... 7

1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................ 72. Tujuan Pemberdayaan ................................................................. 93. Karakteristik Pemberdayaan ........................................................ 104. Tahap Pemberdayaan .................................................................. 125. Pengertian Pemuda ...................................................................... 136. Indikator Pemberdayaan Pemuda ............................................... 16

B. Kajian tentang Seni Lukis ................................................................. 181. Seni ............................................................................................... 192. Lukis ............................................................................................. 20

C. Kajian tentang Pelaku Vandalisme ................................................... 20D. Kesimpulan Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme ................. 22E. Kerangka Pikir .................................................................................. 22F. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 25

III. METODE PENELITIANA. Tipe Penelitian .................................................................................. 26B. Wilayah Penelitian ............................................................................ 26C. Fokus Penelitian dan Urgensi Penelitian .......................................... 27D. Sumber Data ...................................................................................... 28

Page 15: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xv

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28F. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Gambaran Umum Komunitas Artcans .............................................. 32B. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Artcans ............................... 39

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Profil Informan................................................................................... 41B. Pemahaman Mengenai Vandalisme .................................................. 47

1. Pemahaman mengenai Vandalisme .............................................. 472. Penyebab Melakukan Vandalisme ............................................... 493. Pembahasan .................................................................................. 51

C. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ......... 521. Potensi Seni Lukis di Bandar Lampung ....................................... 522. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ..... 543. Pembahasan .................................................................................. 58

D. Upaya Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme .......................... 611. Langkah Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme ................. 612. Pembahasan .................................................................................. 67

VI. PENUTUPA. Kesimpulan ........................................................................................ 72B. Saran ................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 16: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iABSTRAK ..................................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ivSURAT PERNYATAAN .............................................................................. vRIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viMOTTO ......................................................................................................... viiPERSEMBAHAN .......................................................................................... viiiSANWACANA .............................................................................................. ixDAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan tentang Pemberdayaan Pemuda ......................................... 7

1. Pengertian Pemberdayaan ............................................................ 72. Tujuan Pemberdayaan ................................................................. 93. Karakteristik Pemberdayaan ........................................................ 104. Tahap Pemberdayaan .................................................................. 125. Pengertian Pemuda ...................................................................... 136. Indikator Pemberdayaan Pemuda ............................................... 16

B. Kajian tentang Seni Lukis ................................................................. 181. Seni ............................................................................................... 192. Lukis ............................................................................................. 20

C. Kajian tentang Pelaku Vandalisme .................................................... 20D. Kesimpulan Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme ................. 22E. Kerangka Pikir .................................................................................. 22F. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 25

III. METODE PENELITIANA. Tipe Penelitian .................................................................................. 26B. Wilayah Penelitian ............................................................................ 26C. Fokus Penelitian dan Urgensi Penelitian .......................................... 27D. Sumber Data ...................................................................................... 28

Page 17: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

xiv

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28F. Analisis Data Kualitatif .................................................................... 30

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Gambaran Umum Komunitas Artcans .............................................. 32B. Gambaran Umum Kegiatan Komunitas Artcans................................ 38

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Profil Informan................................................................................... 43B. Pemahaman Mengenai Vandalisme .................................................. 46

1. Pemahaman mengenai Vandalisme .............................................. 462. Penyebab Melakukan Vandalisme ................................................ 483. Pembahasan .................................................................................. 50

C. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme .......... 511. Potensi Seni Lukis di Bandar Lampung ....................................... 512. Upaya Meningkatkan Semangat Pemuda Pelaku Vandalisme ..... 533. Pembahasan .................................................................................. 57

D. Upaya Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme .......................... 601. Langkah Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme.................. 602. Pembahasan .................................................................................. 65

VI. PENUTUPA. Kesimpulan ........................................................................................ 70B. Saran ................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 18: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era modern ini penyediaan lapangan kerja masih menjadi persoalan serius di

Indonesia. Sektor formal saja masih belum mencukupi, meski sudah dilengkapi

dengan sektor nonformal dan informal. Sangat tidak mudah untuk menjadi

pegawai, pengusaha, atau berjuang sendiri di berbagai sektor yang nampaknya

semakin kompetitif ini. Diperlukan terobosan baru sebagai alternatif lapangan

kerja, bukan sekadar menciptakan lapangan kerja semata, melainkan dapat

bermanfaat lebih banyak.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang sulit untuk masuk ke dalam dunia

kerja, yakni ketidaktepatan seseorang dalam menggali potensi yang ada pada

dirinya, ketidak tepatan seorang dalam mengenali minat dan bakatnya yang

berakibat pada sulitnya menghadapi persaingan dunia kerja setelah lulus

perkuliahan atau masa depan. Padahal menggali potensi, minat dan bakat adalah

keharusan bagi penerus bangsa demi kelangsungan hidup masa depan. Sebab

minat adalah sebagai sesuatu yang dapat memberi kepuasaan kepada seseorang

dikarenakan kesesuaian apa yang dilakukan dengan apa yang di kehendaki atau di

sukai, sedangkan bakat adalah karunia yang dimiliki seseorang sejak lahir hingga

Page 19: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

2

dan bakat adalah kemampuan belajar bagi seseorang yang pemahamannya

membutuhkan waktu yang relatif pendek, namun hasilnya jauh lebih baik.

Di Bandar Lampung khususnya banyak pemuda yang memiliki minat dan bakat

yang tentu bisa menjadi potensi diri salah satunya dalam dunia seni lukis. Namun

walau adanya banyak pemuda yang berbakat dan berminat dalam dunia seni lukis,

seni lukis di Bandar Lampung masih belum nampak dukungan terhadap potensi

pemuda. Padahal seni lukis adalah sesuatu yang sangat diminati oleh banyak

kalangan baik anak anak hingga orang dewasa.

Berkaitan dengan kurangnya dukungan tersebut, ada saja pemuda yang akhirnya

pada melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan atau menyimpang dari

aturan atau norma hukum yang berlaku di masyarakat. Contoh tindakan yang

berlawanan dengan norma hukum yang berlaku di masyarakat dari minat seni

lukis ini yaitu tindakan vandalisme. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

menjelaskan bahwa vandalisme adalah suatu kegiatan merusak dan

menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam,

dsb) atau perusakan secara kasar dan ganas (Tim penyusun KBBI, 2000 :1258).

Senada dengan apa yang dikatakan Goldstein (Wahyu Widiastuti, 2010: 104)

vandalisme adalah tindakan yang bertujuan untuk merusak benda-benda milik

orang lain. Kim & Bruchman (Natanael Simanjuntak, 2012: 15) mengungkapkan

bahwa vandalisme adalah penodaan atau perusakan yang menarik perhatian,

dan dilakukan sebagai ekspresi kemarahan, kreativitas, atau keduanya. Menurut

Ani Safitri (Kholid Masruri, 2011:19) vandalisme disebabkan oleh empat

faktor, yaitu faktor yang berasal dari teman sebaya, faktor yang berasal dari

Page 20: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

3

keluarga, faktor yang berasaal dari media masa, dan faktor yang berasal dari

lingkungan.

Menurut pengamatan sementara berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh

peneliti di Bandar Lampung ada banyak terpampang coretan-coretan aksi

vandalisme di tempat-tempat umum, hal ini menandakan memang ada aktivitas

kegiatan pemuda dalam aksi vandalisme. Peneliti menganggap perlunya ada

kelompok atau komunitas yang mengajak para pelaku vandalisme ini agar

berhenti melakukan aksi tersebut. Peneliti melihat salah satu komunitas graffity di

Bandar Lampung dapat dilibatkan pada pemberdayaan pemuda pelaku vandalisme

yang ada di kota Bandar Lampung. Komunitas tersebut bernama ArtCans.

Beberapa anggota seringkali mereka melakukan vandalisme tempat umum

sebelum bergabung dalam komunitas Artcans yang tindakan ini jelas kurang

terarah. Kelompok Artcans memang bukanlah kelompok yang melakukan

vandalisme mereka banyak bergerak dalam berkarya lukis khusus graffity atau

biasa dikenal dengan melukis menggunakan cat semprot dan jika ada pesanan

gambar-gambar oleh orang lain dikarenakan memang memang memiliki bakat

dalam berkarya seni lukis. Kemudian dari itu maka komunitas Artcans cocok

untuk keterlibatan dalam penelitian ini sebagai objek pemberdaya dari anak muda

pelaku vandalisme. Pada penelitian ini peneliti berusaha meneliti komunitas

Artcans dalam upaya mereka memberdayakan dan mengajak pemuda pelaku

vandalisme di Bandar Lampung agar merubah kebiasan mencoret-coret tempat

umum menjadi kegiatan melukis yang lebih relevan dan lebih indah di pandang

masyarakat lain.

Page 21: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

4

Dalam hal ini, seni lukis bukan hanya dapat menyalurkan ekspresi artistik dan

estetik, namun sesungguhnya memiliki potensi yang dapat menjawab kebutuhan

lapangan kerja, khususnya bagi pemuda yang memang senang dengan kegiatan

menggambar. Seni lukis adalah sebuah industri kreatif yang dapat memberikan

kesejahteraan batiniah, namun juga sekaligus kesejahteraan ekonomi yang dapat

menjadi sumber penghasilan baru di Lampung khususnya.

Namun yang menjadi persoalan adalah untuk mendapatkan kemampuan seni lukis

yang maksimal itu bukan perkara mudah. Lembaga pendidikan formal seni rupa di

Indonesia masih sangat terbatas apalagi di Lampung yang memang tidak ada sama

sekali lembaga atau institute yang bergerak dalam bidang seni lukis. Sementara

banyak pelukis tumbuh hanya melalui cara-cara yang otodidak yang pada

akhirnya seorang yang berbakat cenderung hanya bergelut di tempat yang tidak

ada wadahnya untuk ia mengembangkan potensi dan berujung pada

ketidakyakinan untuk mengembangkan potensi yang ada. Kondisi ini dapat

mengakibatkan keputusasaan bagi pemuda untuk mengembangkan keahlian seni

lukis di Bandar Lampung yang pada akhirnya bisa berdampak pada keinginan

untuk melakukan tindakan coret-coret fasilitas umum atau perilaku vandalisme.

Pada era modern ini pula jenis karya seni berkembang pesat, yang semula

masyarakat hanya mengenal bahwa lukis hanya identik dengan melukis di atas

kanvas atau kain, kini berkembang dengan beragam media seperti sepatu, helm,

jaket bahkan dinding sebagai penghias dekorasi ruangan. Namun, banyak pemuda

yang memiliki potensi kreatif dalam bidang seni lukis di Bandar Lampung juga

terbentur dengan tidak adanya modal untuk mengembangkan keahlian yang

Page 22: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

5

dimiliki, sehingga membuat pemuda cenderung tak berkembang dan kesulitan

dalam mengembangkan potensinya.

Berangkat dari pemikiran itulah peneliti memandang perlu melakukan penelitian

tentang “Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme di Bandar Lampung” sebagai

upaya mengoptimalkan minat dan bakat serta menciptakan lapangan kerja

alternatif, khususnya bagi generasi muda di Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya meningkatkan semangat pemuda pelaku Vandalisme dalam

berkreatifitas di Bandar Lampung?

2. Bagaimana memberdayakan pemuda pelaku Vandalisme di Bandar

Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara meningkatkan semangat pemuda pelaku vandalisme dalam

berkreatifitas di bidang seni lukis

2. Mengetahui cara pemberdayaan pemuda pelaku vandalisme di Bandar

Lampung

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Mengetahui cara menumbuhkan semangat pemuda pelaku vandalisme dalam

dunia seni lukis

Page 23: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

6

2. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi pemuda kreatif dan memberikan

pemahaman kepada pemuda di Bandar Lampung khususnya bahwa seni lukis

dapat bersaing sebagai potensi industri kreatif yang menjanjikan peluang

usaha bagi pemuda

Page 24: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Pemuda

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang

menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya

kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya

membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai

kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari

empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari

empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary

mengandung dua pengertian:

a. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai member

kecakapan/kemampuan atau memungkinkan

b. To give power of authority to, memberikan kekuasaan.

Proses pemberdayaan (empowering process) khususnya pemberdayaan

pemuda sangatlah penting agar pemuda ini dapat memiliki sumber daya

manusia yang berkemampuan dan bertanggung jawab sehingga tidak akan

menimbulkan masalah sosial dikemudian hari.

Pemberadayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat,

dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi

Page 25: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

8

yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata

(Eddy Ch. Papilaya, 2001:1).

Menurut Chambers, pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep

pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini

mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people-

centered”, participatory, epowering, and sustainable. Konsep pemberdayaan

lebih luas dari sekedar upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar atau sekedar

mekanisme untuk mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety net).

Untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang

pemberdayaan, secara teoretis berikut dikemukakan beberapa definisi

pemberdayaan dari para pakar sebagai berikut:

1. Upaya untuk membangun potensi (sumber daya) organisasi dengan cara

mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya

(Kartasasmita, dalam Prijono dan Pranarka, 1996:140)

2. Upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi

semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga,

masyarakat, negara, regional, internasional maupun dalam bidang politik,

ekonomi dan lain-lain (Pranarka dan Moeljarto, dalam Prijono dan

Pranarka, 1996:56).

3. Koeten (dalam Adimihardja, 2008:23) menyatakan bahwa pemberdayaan

masyarakat dan partisipasi dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh

Page 26: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

9

pemuda, merupakan salah satu strategi dalam paradigma pembangunan

yang berpusat pada masyarakat (peoplecentered Development) pendekatan

ini memperhatikan dan menyadari pentingnya kapasitas masyarakat dalam

hal ini pemuda untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal,

melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumber daya

materi dan non material.

4. Riyanti (2006:2) mengemukakan bahwa terkait dengan kegiatan

pemberdayaan pemuda, maka hal ini merupakan suatu keniscayaan yang

harus dilaksanakan. Konsep pemberdayaan sangat berkaitan dengan

kegiatan yang membebaskan seseorang dari pemikiran yang kaku karena

terikat oleh ketidak pahaman terhadap apa yang hendak diperbuat dan hal

ini dapat dilakukan melalui kegiatan yang mengandung pendidikan dan

sosial.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

merupakan suatu upaya meningkatkan potensi pemuda agar lebih mandiri,

memberikan kebebasan kepada seseorang, mampu mengembangkan gagasan,

memiliki tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih

berdaya guna dan ikut serta terlibat dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki, baik dalam pembangunan daerah maupun pembangunan jati diri.

2. Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan erat kaitannya dengan pembangunan. Menurut Ambar

(2004:80), tujuan pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan

Page 27: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

10

masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian

berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Pemberdayaan merupakan pembangunan berbasis masyarakat berarti sasaran

pemberdayaan itu sendiri adalah masyarakat dan pelaku utama dalam

kegiatan tersebut juga masyarakat. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat

adalah membentuk kemandirian. Kemandirian masyarakat adalah suatu

kondisi yang ditandai oleh kemampuan untuk berpikir, memutuskan suatu

hal yang dipandang tepat demi pemecahan masalah dengan menggunakan

kemampuan atau daya yang dimiliki.

Hal tersebut seperti diungkapkan oleh World Bank dalam Totok dan

Poerwoko (2013:27-28) menyebutkan bahwa pemberdayaan sebagai upaya

untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok

mayarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau

menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasannya, serta kemampuan dan

keberanian untuk memilih (choice) seseuatu (konsep, metode, produk,

tindakan, dll) yang terbaik bagi pribadi, keluarga, dan masyarakatnya.

3. Karakteristik Pemberdayaan

Karakteristik pemberdayaan dijabarkan oleh Mustofa Kamil (2011:56-57)

sebagai berikut:

a. Pengorganisasian masyarakat, ialah karakteristik yang mengarah pada

tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan

dan mengubah keadaan sosial ekonomi mereka.

Page 28: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

11

b. Kolaborasi dan pengelolaan diri, yaitu pendekatan dengan sistem

penyamarataan atau pembagian wewenang di dalam hubungan kerja atau

di dalam kegiatan.

c. Pendekatan partisipasif, yaitu pendekatan yang menekankan pada

keterlibatan setiap anggota (warga belajar) dalam keseluruhan

kegiatan, perlunya melibatkan para pemimpin serta tenaga-tenaga ahli

setempat.

d. Pendekatan yang menekankan terciptanya situasi yang memunkinkan

warga belajar tumbuh dan berkembang analisisnya serta memiliki

motivasi untuk ikut berperan.

Menurut Sunit Agus (2008: 11-12) prinsip-prinsip pemberdayaan sebagai

berikut:

a. Pembangunan yang dilaksanakan harus besifat lokal

b. Lebih mengutamakan aksi sosial

c. Menggunakan pendekatan organisasi komunitas atau

kemasyarakatan lokal

d. Adanya kesamaan kedudukan dalam hubungan kerja

e. Menggunakan pendekatan partisipasi, para anggota

kelompok sebagai subjek bukan objek

f. Usaha kesejahteraan sosial untuk keadilan

Program pemberdayaan masyarakat identik dikaitkan dengan organisasi atau

kelompok-kelompok yang dirasa lebih dekat dengan masyarakat, dengan

demikian, karakteristik pemberdayaan masyarakat yaitu dapat dilihat dengan

Page 29: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

12

adanya pengorganisasian masyarakat melalui organisasi sosial masyarakat

dan adanya pendekatan yang partisipatif.

4. Tahap Pemberdayaan

Proses pemberdayaan selalu dikaitkan dengan tahapan-tahapan. Anwar

(2007:31-32) menyebutkan 3 dimensi manajemen program pemberdayaan,

yaitu:

a. Kegiatan yang dilakukan oleh seorang pengelola (pemimpin, ketua)

bersama orang lain atau kelompok

b. Kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang itu mempunyai

tujuan yang akan dicapai

c. Dilakukan dalam organisasi, sehingga tujuan yang akan dicapai

merupakan tujuan organisasi.

Pemberdayaan melalui sebuah program tentulah menggunakan fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan yaitu bagaimana program tersebut

direncanakan agar sesuai dengan kebutuhan sasaran dan mencapai tujuan

yang diinginkan. Menurut Ambar Teguh (2004: 83) tahap-tahap

pemberdayaan yang harus dilalui meliputi:

a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan

peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri

b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan-ketrampilan agar terbuka berupa wawasan dan memberikan

ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dalam

pembangunan

Page 30: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

13

c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk

mengantarkan pada kemandirian.

Tahap yang pertama penyadaran dan pembentukan prilaku dengan

memberikan pemahaman mengenai kemampuan yang dimiliki. Kemudian

setelah diberikan pemahaman barulah melakukan transformasi kemampuan

menjadi sebuah wawasan agar kemampuan yang dimiliki seorang atau

pemuda mampu bermafaat bagi pembangunan. Setelah itu peningkatan

kemampuan intelektual untuk mengasah kemampuan dan wawasan yang

telah dimiliki menjadi suatu potensi perubahan yang benar benar layak

ditekuni.

Penumbuhan kepekaan dan kesadaran sosial merupakan satu paket yang

tidak dapat dipisahkan. Setiap proses pemberdayaan diupayakan untuk

mengawalinya dengan tahap tersebut, sebab jika belum ada kesadaran

dari dalam diri masyarakat maka akan lebih susah dalam dilakukannya

proses pemberdayaan yang selanjutnya.

5. Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami

perkembangandan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,

sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat

ini maupun masa datang.

Page 31: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

14

Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan

menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara

18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa

perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu

memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum.

Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat

pembaharu.

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan

generasi muda dan kaum muda. Afzalurrahman (2010:1) mengemukakan

bahwa pemuda dalam tiap masa selalu menjadi tulang punggung sebuah

perubahan. Apakah itu perubahan menuju lebih baik atau sebaliknya. Pemuda

dalam definisi sosial adalah generasi antara umur 20-40 tahun (atau 18-35

tahun dalam referensi lain). Dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan

peran publik seorang manusia ialah antara umur 40-60 tahun.

Mulyana (2011:1) mengemukakan bahwa pemuda lebih dari dilihat jiwa yang

dimiliki oleh seseorang. Jika orang tersebut memiliki jiwa yang suka

memberontak, penuh inisiatif, kreatif, anti kemapanan, serta ada tujuan lebih

membangun kepribadian, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai

pemuda. Acuan yang kedua inilah yang pada masa lalu digunakan, sehingga

pada saat itu terlihat bahwa organisasi pemuda itu lebih banyak dikendalikan

oleh orang-orang yang secara usia sudah tidak muda lagi, tetapi mereka

mempunyai jiwa pemuda. Oleh sebab itu kelemahan dari pemikiran yang

kedua itu organisasi kepemudaan yang seharusnya digunakan sebagai wadah

Page 32: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

15

untuk berkreasi dan mematangkan para pemuda dijadikan kendaraan politik,

ekonomi, dan sosial untuk kepentingan perorangan dan kelompok.

Lebih lanjut Mulyana (2011:1) mengemukakan bahwa selain didasarkan pada

usia pemuda juga dapat dilihat dari sifat/jiwa yang mengiringinya. Jika

didasarkan pada sifat maka pemuda mempunyai ciri-ciri :

1. Selalu ingin memberontak terhadap kemapanan. Hal ini lebih disebabkan

karena pada usia ini seorang pemuda sedang mencari identitas diri.

Keinginan untuk diakui dan ingin mendapatkan perhatian mendorong

pemuda untuk berbuat sesuatu yang ”tidak biasa-biasa saja dan sama

dengan yang lain”. Ditinjau dari sisi positif perilaku ini akan memunculkan

kreatifitas, akan tetapi disisi lain akan muncul penentangan dari pihak lain

khususnya pihak orang dewasa yang sudah mapan.

2. Bekerja keras dan pantang menyerah. Sifat kedua ini berhubungan erat

dengan sifat pertama. Kerja keras dan pantang menyerah inilah yang

mendorong pemuda berlaku revolusioner. Perilaku revolusioner inilah

yang memunculkan anggapan bahwa pemuda itu tidak berpikir panjang

sehingga akan berpotensi untuk menimbulkan konflik baik itu dengan

sesama pemuda maupun dengan orangtua.

3. Selalu optimis. Sifat ini sangat menunjang sifat kerja keras dan pantang

menyerah. Sifat optimis ini akan mendorong pemuda selalu bersemangat

berusahauntuk mencapai cita-citanya.

Berdasarkan tinjauan tersebut, mendefinisikan pemuda itu tidaklah mudah.

Hal ini disebabkan karena tidak hanya dari sisi usia bahwa seorang individu

Page 33: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

16

dikatakan muda, akan tetapi juga harus ditunjang oleh sifat/jiwa yang berbeda

dengan golongan usia lainnya. Seseorang yang berusia muda belum tentu

dapat dikatakan pemuda jika sifat/jiwanya tidak mencerminkan seorang

pemuda. Demikian juga sebaliknya seseorang yang sudah tidak masuk

kategori muda secara usia belum tentu tidak mempunyai sifat/jiwa seperti

pemuda pada umumnya.

Adanya kegiatan masyarakat yang melibatkan para pemuda diharapkan para

generasi muda dapat meningkatkan potensi sehingga dapat berpartisipasi

dalam pembangunan baik pembangunan jati diri maupun pembangunan

daerah.

6. Indikator Pemberdayaan Pemuda

Pemberdayaan pemuda mengacu pada makna luas yang terencana dan

sistematis untuk peningkatan potensi dan kualitas menuju kemandirian.

Ayusia (2011) menyebutkan dari prespektif kritis pemberdayaan pemuda,

ada enam dimensi berhasilnya proses pemberdayaan pemuda:

a. Lingkungan yang ramah dan aman

b. Keterlibatan dan komitmen

c. Distribusi kuasa yang adil

d. Keterlibatan terhadap refleksi dalm proses interpersonal dan sosial

politik

e. Keterlibatan secara sosoal politik untuk melakukan perubahan dan

f. Terintegrasi dalam pemberdayaan di level individual dan masyarakat

(http://sosbud.kompasiana.com diakses pada 28 Mei 2014 pukul 11.30 WIB)

Page 34: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

17

Syarat berhasilnya pemberdayaan Pemuda adalah dapat melibatkan

partisipasi aktif para pemuda dalam segala bidang serta meningkatkan level

maupun kemampuan secara individu maupun kelompok. Pemuda juga harus

saling berinteraksi agar saling mengenali masing-masing potensi yang

dimiliki.

Pemberdayaan pemuda erat dengan kegiatan kecakapan hidup kecakapan

hidup. Ditjen Diklusepa (2003:7) mengelompokkan indikator menjadi empat

yaitu kecakapan personal (Personal skills), kecakapan sosial (Sosial skills),

kecakapan akademik (Academic skills), kecakapan vokasional (vocational

skills). Seorang pemuda sebagai makhluk hidupp memerlukan kecakapan

sosial untuk memenuhi kebutuhan akan bersosialisasi dengan orang lain

dengan bagaimana seseorang ikut terlibat dalam kegiatan sosial dalam

masyarakat di sekitarnya.

Menurut Adhyaksa Dault (2008: 14) pemuda mandiri harus mempunyai

kepekaan yang tinggi bagaimana menjadi orang yang maju untuk masa

depannya, adanya pembangunan jiwa kewirausahaan, rasa kebersamaan dan

solidaritas. Artinya seorang pemuda harus benar-benar mampu

memberdayakan dirinya agar menjadi pribadi yang mandiri.

Tujuan dari pemberdayaan pemuda adalah membangun jiwa muda agar

semangat dan mandiri. Mandiri yang dimaksud adalah mempunyai kepekaan

yang tinggi terhadap diri sendiri atau orang lain agar lebih maju. Jika

pemuda lebih semangat dan mandiri maka akan tumbuh tunas-tunas muda

yang berdaya guna baik itu dalam kreatifitas, wirausaha dan sebagainya.

Page 35: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

18

Maka pemberdayaan pemuda dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan

potensi masyarakat dalam generasi umur 18–35 tahun agar lebih mandiri,

memberikan kebebasan kepada seseorang, agar memiliki semangat dalam

membangun kepribadian, memiliki jiwa yang kreatif, memiliki tanggung

jawab dalam kehidupan bermasyarakat agar lebih berdaya guna dan ikut

serta terlibat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki.

B. Kajian Tentang Seni Lukis

Seni lukis adalah bentuk rupa dari ungkapan emosional atau perasaan yang

dapat diartikan sebagai penyampaian pesan melalui media yang dapat melatih

individu agar jeli, cermat, teliti dan imajinasi dalam mengamati fenomena di

lingkungan sekitarnya. Media yang digunakan untuk melukis juga beragam

rupa, bisa berbentuk kanvas, papan, tembok jalan raya bahkan media digital

juga dapat diartikan sebagai media lukisan.

Menurut Soedarso Sp (Mike Susanto, 2002:101) Karya manusia yang

mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin

tersebut disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya pengalaman

batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.

Menurut Soedarso Sp (1990:11) Lukis merupakan cabang dari seni rupa yang

cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana

unsur-unsur pokok dalam karya dua dimensional ialah garis dan warna.

Page 36: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

19

1. Seni

Seni sudah menjadi salah satu bagian dalam kehidupan manusia dari

zaman ke zaman dari masa prasejarah hingga sekarang, keberadaan seni

sangat melekat dalam setiap sendi kehidupan dan jiwa manusia sehingga

tidak dapat terpisahkan sampai saat ini. Dengan adanya keterikatan antara

seni dan manusia, seni semakin menjadi sesuatu hal yang menarik bagi

sebagian besar orang baik dari negara dan suku manapun.

Seni menurut J.J Hogman memiliki tiga poin atau tiga pilar utama, yaitu

ideas, activities, dan artifact. Ideas bisa diartikan dengan wujud seni

sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan dan sebagainya. Sedangkan activities dapat

diartikan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari

manusia dalam berkesenian. Terakhir artifact dapat diterjemahkan sebagai

wujud seni melalui hasil karya yang dihasilkan oleh manusia.

Menurut Aristoteles seni merupakan peniruan terhadap alam tetapi sifatnya

harus ideal. Aristoteles menjelaskan dan memaparkan bahwa seni sejatinya

adalah sebuah peniruan terhadap alam yang memiliki sifat tepat guna atau

ideal, sesuai dengan proporsi alam. Akan tetapi pendapat ini bisa

menampik kekuatan seni yang sejatinya bisa diekspresikan bahkan jika

sebuah karya tersebut adalah hanya dimiliki oleh imajinasi seseorang dan

bersifat tidak mungkin.

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa menurutnya Seni merupakan

segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan & sifat indah,

Page 37: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

20

sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia. Ia menjelaskan

dengan detail bahwa seni adalah suatu tindakan atau aktifitas dari

perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang bermula dari perasaan, yang

diidentikan dengan perasaan yang indah-indah yang akhirnya dapat dan

sampai ke jiwa dan memiliki pengaruh emosional terhadap perasaan yang

ditimbulkan dari melihat atau mendengar sebuah seni.

2. Lukis

Menurut Soedarso Sp (1990: 11) lukis merupakan cabang dari seni rupa

yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua dimensional

dimana unsur - unsur pokok dalam karya dua dimensional adalah garis dan

warna.

Menurut Soni Ade & Imam R lukis merupakan kekuatan peradaban

manusia. Karena dalam melakukan lukis kita dilatih untuk jeli, cermat, dan

teliti dalam mengamati berbagai fenomena alam dan kehidupannya.

C. Kajian Tentang Pelaku Vandalisme

Vandalisme adalah tindakan merusak fasilitas umum yang dalam hal ini dapat

digambarkan berupa corat-coret di tempat umum. Kim & Bruchman (dalam

Natanael Simanjuntak, 2012:15) mengungkapkan bahwa vandalisme adalah

penodaan atau perusakan yang menarik perhatian dan dilakukan sebagai

ekspresi kemarahan, kreativitas, atau keduanya.

Page 38: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

21

Menurut Ani Safitri (Kholid Masruri, 2011:19) vandalisme disebabkan oleh

empat faktor, yaitu faktor yang berasal dari teman sebaya, faktor yang berasal

dari keluarga, faktor yang berasaal dari media masa, dan faktor yang berasal

dari lingkungan.

a. Bentuk-bentuk vandalism

Goldstein dan Stanley Cohen (Wahyu Widiastuti, 2010 : 104)

membedakan vandalisme dalam beberapa kategori yaitu pertama

acquisitive vandalism atau aksi vandalisme yang dilakukan untuk

memperoleh sesuatu seperti untuk mendapatkan uang atau hak milik,

misal merusak kotak telefon umum. Kedua yaitu tactical vandalism atau

aksi perusakan yang dilakukan secara sadar dan terencana. Aksi tersebut

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan yang ketiga adalah

ideological vandalism atau aksi perusakan yang didasarkan pada sebuah

ideologi, untuk menyampaikan sebuah pesan tertentu contohnya:

mengambar tembok dengan slogan-slogan tertentu. Vandalisme yang

keempat yaitu vindicate vandalism atau aksi perusakan yang bertujuan

untuk balas dendam, yang kelima yaitu play vandalism atau perusakan

yang sengaja dilakukan semata-mata untuk sebuah permainan dan

kesenangan semata. Jenis yang keenam adalah malicious vandalism yaitu

perusakan yang merupakan ekspresi dari keputusasaan, kemarahan dan

ketidakpuasan terhadap sesuatu.

Page 39: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

22

b. Penyebab prilaku vandalisme

Vandalisme adalah satu tindakan pengrusakan fasilitas umum di tengah-

tengah masyarakat dalam hal ini mencoret-coret tembok dengan tanda atau

simbol simbol. Tingkah laku ini merupakan bentuk reaksi yang salah atau

tidak rasional dari proses belajar, dalam bentuk ketidakmampuan remaja

dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar dan rendahnya

kontrol diri pada pemuda.

D. Kesimpulan Pemberdayaan Pemuda Pelaku Vandalisme

Penulis menyimpulkan bahwa Pemberdayaan Pemuda pelaku Vandalisme

adalah upaya mengoptimalkan potensi jiwa muda yang rajin dalam

keterampilan terutama bagi pemuda yang senang melakukan aksi corat-coret

fasilitas umum atau aksi vandalisme agar dapat diarahkan untuk melakukan

kegiatan yang lebih positif dan bernilai serta untuk membangun kemampuan

dengan memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki

dan berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan berupaya

untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata dengan berkarya

melalu seni lukis. Upaya tersebut untuk melatih pemuda agar menjadi pribadi

yang mandiri dan melatih diri agar menjadi individu yang jeli, cermat, teliti

dan berimajinasi dalam mengamati fenomena di lingkungan sekitarnya.

E. Kerangka Pikir

Pemikiran awal yang melandasi peneliti untuk melakukan penelitian ini

adalah akibat dirasa perlunya pemberdayaan pemuda dalam upaya

Page 40: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

23

pengoptimalan potensi kreatif yang dimiliki pemuda khususnya pelaku

vandalisme guna membangkitkan semangat pembangunan daerah.

Pemberdayaan pemuda adalah komitmen dalam memberdayakan pemuda

kreatif sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata bagi masa depannya.

Bandar lampung bukanlah kota berbasis seni, namun perlu diketahui bahwa

potensi pemuda di Bandar Lampung sangat besar, beragam jenis keahlian

dimiliki oleh banyak pemuda di Bandar Lampung seperti salah satunya

adalah mereka yang senang melakukan aksi corat-coret fasilitas umum atau

aksi vandalisme. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan oleh

peneliti terhadap lingkungan umum di Bandar Lampung banyaknya hasil

coretan di tempat-tempat umum yang kurang indah di pandang. Hasil coretan

tersebut beberapa diantaranya dilakukan oleh pemuda yang memang punya

minat dan bakat dalam dunia seni lukis. Padahal apabila minat serta bakat

seni lukis para pemuda ini dapat diarahkan dengan baik tentu hal ini bisa jadi

peluang mereka para pelukis muda di Bandar Lampung untuk pengembangan

dalam mencari keuntungan. Hal ini ditandai dengan mulai ramainya berbagai

tempat usaha yang memanfaatkan kreatifitas karya lukis sebagai objek

dekorasi tempat usahanya. Contohnya saja Kafe, Butik, Restoran, Barbershop

bahkan Mall dan beragam jenis tempat usaha lain yang di Bandar Lampung

yang dengan sengaja memanfaatkan karya seni lukis dinding sebagai

penghias ruangan.

Banyak hal yang menjadi keinginan pemuda pelaku khususnya mereka yang

senang melakukan aksi vandalisme yang ada di Bandar Lampung diantaranya

Page 41: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

24

ingin menunjukan kreatifitasnya kepada orang lain dan juga ingin mendapat

perhatian dari penikmati seni menggambar dari berbagai elemen.

Kendala pemuda di Bandar Lampung adalah tidak memiliki biaya untuk

memudahkan mereka dalam menyalurkan hobi melukis dan juga mereka tidak

memiliki tempat khusus untuk dapat berkumpul bersama sesama pecinta seni

lukis. Kendala tersebut membuat pemuda yang memiliki potensi dan bakat

dalam hal melukis kurang bersemangat untuk mengembangkan keahliannya

yang pada akhirnya melakukan sembarang aksi mencoret dinding.

Kondisi yang ada saat ini di Bandar Lampung yakni kurangnya fasilitator

dalam memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal pemuda juga menjadi

faktor penyebab maraknya aksi vandalisme. Tidak adanya dukungan fasilitas

dan juga modal membuat pemuda pesimis untuk mengembangkan potensi

yang ada pada dirinya. Padahal apabila suatu potensi pemudanya

dimanfaatkan dalam sebuah pemberdayaan akan senantiasa memajukan

perekonomian daerah bahkan potensi wisata daerah selain itu juga dapat

membukakan lapangan pekerjaan baru bagi pemuda kreatif.

Uraian di atas membuat peneliti tertarik untuk mendapatkan gambaran

mengenai potensi kreatif pemuda di Bandar Lampung sebagai sarana

pengembangan potensi atau bakat.

Page 42: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

25

F. Bagan Kerangka Pikir

BaganKerangka Pikir

Pelaku Vandalisme

Pemberdayaan

Komunitas Art Cans

Upaya MeningkatkanSemangat Pemuda PelakuVandalisme

Upaya PemberdayaanPemuda PelakuVandalisme

Page 43: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

26

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang ilmiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

Menurut Suharsimi A (1998:209) mendefinisikan metode kualitatif yaitu

pendekatan dengan cara memandang objek penelitian sebagai suatu sistem,

artinya objek kajian dilihat dari satuan yang terdiri dari unsur yang saling

terkait dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada.

B. Wilayah penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bandar Lampung. Alasan mengapa penelitian

dilakukan di Bandar Lampung ialah karena peneliti melihat ada banyaknya

di lingkungan umum hasil dari coret-coret pemuda pada bangunan umum di

Bandar Lampung atau lebih dikenal dengan aksi vandalisme, namun aksi

vandalisme ini tak lepas dari potensi pemuda pada dunia kreatif yakni seni

lukis. Pasti ada landasan mengapa para pemuda memilih melakukan aksi

mencoret bangunan umum tersebut. Pengamatan sementara yang dilakukan

oleh peneliti ada kemungkinan pemuda yang melakukan aksi vandalisme

disebabkan karena tidak memiliki modal, tempat berkarya, atau bahkan

Page 44: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

27

karena tak ada dukungan dari pemerintah untuk pemuda kreatif. Oleh karena

itu peneliti merasakan adanya daya tarik dari permasalahan ini agar

kedepannya pemuda kreatif di Bandar Lampung dapat dengan baik

menyalurkan hobi dan kreatifitasnya sehingga dapat membantu

pembangunan daerah.

C. Fokus Penelitian & Urgensi Penelitian

Fokus penelitian dilakukan kepada kelompok komunitas yang memiliki

potensi dalam berkarya seni gambar terhadap pemuda di Bandar Lampung

yang terindikasi melakukan aksi corat-coret bangunan umum atau aksi

vandalisme. Fokus kelompok yang terkait dilakukan salah pada kelompok

pemuda komunitas Artcans. Kelompok ini berbasis seni lukis graffity dan

beberapa kegiatan kreatif lain, pada beberapa anggota sebelum bergabung

dalam komunitas ini sering melakukan aksi vandalisme namun setelah

bergabung bersama komunita, kegiatan vandalisme mulai dihilangkan

dengan mengarah bagaimana cara untuk membuat atau melakukan kegiatan

yang lebih bermanfaat.

Nazir ( 1988:73) menyatakan bahwa fokus merupakan domain tunggal atau

beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Fokus juga merupakan

batasan masalah dalam penelitian kualitatif, yang berisi pokok masalah yang

bersifat umum dan masih bersifat sementara, serta dapat berkembang atau

berubah setelah peneliti turun ke lapangan. Fokus penelitian juga membantu

untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan

Page 45: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

28

menunjang peranan penting dalam memandu serta mengarahkan jalannya

penelitian.

Fokus penelitian terkait pada upaya mengangkat semangat pemuda pelaku

vandalisme di Bandar Lampung dan memberdayakan pemuda pelaku

vandalisme di Bandar Lampung oleh komunitas Artcans.

D. Sumber data

a. Data Primer

Data primer merupakan data data yang diperoleh langsung dari

narasumber. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan

dan wawancara peneliti dengan pemuda pelaku yang ada di Bandar

Lampung.

b. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain dari

narasumber. Data yang berupa dokumentasi dan notulensi penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan kepada pemuda yang giat dalam

kerajinan seni lukis di Bandar Lampung, untuk mengetahui lebih dalam

apa menjadi persoalan yang mereka hadapi sebagai seorang yang bergelut

di dalam seni lukis.

Page 46: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

29

Menurut Taylor (1984:77) Wawancara mendalam yaitu suatu wawancara

tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami informasi

dari seorang informan. Karena pewawancara perlu mendalami informasi

dari seorang informan. Pada penelitian ini akan dilakukan wawancara

dengan pihak-pihak yang terkait upaya pemberdayaan pemuda melalui

seni lukis.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari masyarakat umum dan pelaku.

Informan masyarakat umum sebagai masyarakat biasa yang sedikit banyak

memperhatikan tentang vandalisme dan karya seni lukis diambil secara

accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih

informan berdasarkan kedekatan dan aksesibilitas yang mudah dengan

peneliti. Sedangkan teknik pengambilan informan pelaku menggunakan

teknik purposive sampling dengan kriteria

1. Merupakan anggota komunitas Artcans

2. Pelaku vandalisme

b. Observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung di lingkungan tempat biasa para

pemuda berkumpul melukis agar mengetahui kondisi perubahan sejak awal

dilakukan penelitian.

Menurut Hadi (dalam Sugiyono 2013:203) obsevasi merupakan suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang penting adalah proses pengamatan dan ingatan. Pengamatan

Page 47: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

30

dilakukan sejak awal penelitian dengan mengamati keadaan yang terjadi di

lingkungan.

c. Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan metode bantu dalam upaya

memperoleh data gambar. Dokumentasi ini sangat penting untuk menjadi

acuan melihat kondisi yang ada sebagai mengamati perubahan sejak awal

penelitian ini dilakukan hingga penetian ini berhasil.

F. Analisis Data Kualitatif

Nazir (1988:211) menyatakan bahwa analisis data merupakan proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam

penelitian kualitatif meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan aktivitas yang dilakukan peneliti setelah melakukan

pengumpuan data dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, menemukan tema dan polanya.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan

dan keleluasaan serta kedalaman wawasan.

2. Penyajian data

Penyajian data dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melihat

gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian.

Penyajian dilakukan pada data yang telah direduksi dalam bentuk teks

Page 48: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

31

naratif. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil temuan

dalam wawancara terhadap informan dan menyertakan dokumen sebagai

penunjang data.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian kualitatif tidak selalu dapat

menjawab masalah yang dirumuskan sejak awal. Hal tersebut disebabkan

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan dapat berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan melalui pengambilan

intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi,

wawancara, serta dokumentasi hasil penelitian.

Page 49: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

32

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Komunitas Artcans

1. Sejarah Terbentuknya Artcans

Artcans awal terbentuk 31 oktober 2010. Kelompok ini berawal dari

kesamaan hobi antara Dwina dan Dasa yang sama sama menyukai dunia

gambar, pada saat itu berstatus sebagai siswa di SMA 7 Bandar Lampung.

Dasa adalah orang yang mengawali tercetusnya sebuah kelompok penggiat

seni menggambar yang pada awalnya bernama hallowen yang beranggotakan

lima orang. Kemudian dalam jarak retan waktu beberapa bulan mulai banyak

mendapat saran dan masukan dari salah seorang penggiat seni lukis graffity di

Lampung untuk merubah nama agar lebih singkat dan enak di dengar. Dasa

dan kawan kawan menyetujui masukan yang diterima dan dari berbagai

pertimbangan akhirnya terbentuklah nama Artcans.

Pada awal 2011 komunitas Artcans mulai mencoba mengikuti kompetisi

graffity di berbagai kompetisi. Kompetisi pertama yang diikuti yaitu

kompetisi graffity yang di selenggarakan oleh Yayasan Al-Kautsar. Setelah

cukup eksis mengikuti kompetisi dan kegiatan di sekolah-sekolah, pada

akhirnya komunitas ini mengajukan untuk membentuk sebuah ekstrakulikuler

baru yang berlandaskan keinginan membentuk wadah belajar design dan

Page 50: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

33

menggambar di SMA 7 Bandar Lampung. Tujuan dari dibentuknya

ekstrakulikuler di sekolah adalah untuk merangkul dan mewadahi para siswa

yang memiliki keinginan dan ketertarikan dalam hal seni menggambar

dengan harapan memperluas eksistensi seni menggambar di kalangan pemuda

khususnya di Bandar Lampung. Namun dikarenakan ketika itu Komunitas

Artcans adalah komunitas yang baru terbentuk maka Dasa dan Dwina

memilih untuk memulai mengembangkan potensi kreatif melalui lingkup

yang lebih kecil.

Setelah Dasa dan Dwina melakukan pengajuan pengadaan ekstrakulikuler

akhirnya disetujui oleh pihak sekolah dengan mengeluarkan SK pada bulan

agustus 2011. Ekstrakulikuler ini bernama desain grafis yang dibuat untuk

mengajak siswa yang tertarik dan memiliki hobi dalam dunia seni

menggambar belajar mengetahui dasar dasar dalam seni menggambar.

Anggota Artcans bergabung di dalam pengurus ekstrakulikuler tersebut

dengan status sebagai pengajar. Kemudian sejak saat itu Artcans mulai

berkembang di sekolah dan diikuti oleh bukan hanya laki-laki namun juga

para wanita.

Untuk tempat berdiskusi tidak menetap, namun hingga saat ini komunitas

Artcans masih terus aktif dalam mengelola ekstrakulikuler yang dibentuk

yaitu di SMA N 7 Bandar Lampung atau pada beberapa kesempatan mereka

berkumpul di rumah salah satu pengurus yaitu Septian di daerah Way Halim

dikarenakan alasan tempat yang paling strategis.

Page 51: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

34

Bagi anggota Artcans komunitas ini bukan sekedar sebuah kumpulan namun

juga dibentuk karena untuk menjalin hubungan yang baik antar penggiat seni

lukis dan sebagai bentuk keluarga bagi para pelukis yang ingin menyalurkan

hobinya. Dalam hal ini, Dasa adalah salah satu penggerak dari Artcans dalam

melaksanakan setiap kegiatan, atau bisa disebut sebagai kepala keluarga.

Selain graffity Artcans mempunyai berbagai macam kegiatan yaitu mural,

lukis sepatu. Bagi anggota Artcans setiap kegiatan yang mereka lakukan

adalah murni karena hobi dan kesamaan keinginan untuk memberdayakan

serta menjalin hubungan bersama sesama penggiat seni lukis yang ada di

Bandar Lampung.

Namun karena mengalami proses pekembangan, mereka para anggota lebih

banyak tergerak pada kegiatan berkarya yang menghasilkan. Menghasilkan

yang dimaksud adalah dalam bentuk uang oleh berbagai orang yang

menggunakan potensi seni lukis yang dimiliki oleh anggota kelompok

sebagai bahan: dekorasi ruang, pembuatan design dan bentuk kreatifitas seni

lukis lainnya yang beragam.

Selain itu anggota mulai meninggalkan kebiasaan vandalisme tersebut dan

mengajak anggota lain untuk lebih mencari kegiatan berkarya yang

menghasilkan dan berdampak positif.

Page 52: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

35

2. Visi dan Misi Artcans

1) Visi

a. Menyalurkan hobi seni lukis

Visi utama kelompok Artcans adalah menyalurkan hobi sebagai tujuan

untuk melatih kemapuan sesama penggiat seni lukis dalam kelompok.

Tujuan ini tidak hanya tertuju pada anggota Artcans namun juga membuka

kesempatan bagi masyarakat lain yang tertarik untuk bergabung dan

menyalurkan hobi bersama-sama.

b. Menjaga eksistensis seni lukis di Lampung

Dibentuknya kelompok penggiat seni lukis seperti Artcans di Bandar

Lampung ini memiliki tujuan agar mampu menjaga eksistensi para

penggiat seni lukis di Bandar Lampung, agar karya seni lukis tidak redup

dan terus di minati sebagai suatu potensi yang dimiliki anak muda. Sebab

Artcans yakin bahwa banyak pemuda di Bandar Lampung yang memiliki

ketertarikan dan potensi dalam dunia kreatif dan menggambar hanya saja

kurangnya fasilitas membuat para pemuda kurang dalam motivasi tersebut.

Oleh karena itu sangat penting bagi Artcans bentuk dari kelompok seperti

ini sebagai alat bantu wadah bagi pemuda yang ingin sharing ilmu terkait

dunia seni lukis.

c. Memberdayakan potensi muda

Salah satu upaya kelompok Artcans dalam mengelola potensi kreatif dari

seni lukis ini yaitu membentuk ektrakulikuler di SMA 7 Bandar Lampung.

Ekstrakulikuler yang dibentuk ditujukan bagi siswa yang memiliki minat

Page 53: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

36

dan keinginan terhadap karya seni lukis, dengan tujuan mengembangkan

potensi seni lukis bagi siswa di SMA 7 Bandar Lampung.

Namun upaya memberdayakan tidak hanya dilakukan dengan cara

membentuk kelompok dalam sekolah seperti ekstrakulikuler tapi juga

dengan tetap fokus mengembangkan kelompok Artcans sebagai sarana

umum bagi masyarakat yang tertarik bergabung untuk berbagi ilmu seni

lukis dan juga ingin mengembangkan postensi seni lukis yang dimiliki.

Kelompok Artcans juga tidak lepas terhadap siswa SMA 7 Bandar

Lampung yang telah bergabung dengan ekstrakulikuler di sekolah agar

tetap bisa bergabung dengan kelompok Artcans setelah para siswa yang

ikut dalam ekstrakulikuler lulus dari SMA 7 Bandar Lampung.

2) Misi

a. Mengembangkan potensi seni lukis di Lampung khususnya kota

Bandar Lampung

Membentuk suatu kelompok dengan basic seni lukis adalah upaya

menyatukan pemuda dalam minat dan hobi yang sama yaitu melukis dan

yang seragam dengan melukis. Melukis identik dengan pelaku lukis yang

disebut dengan seniman. Pelukis atau seniman di Bandar Lampung

bukanlah tidak ada namun yang dirasakan oleh kelompok ini adalah

perlunya kelompok muda yang memberi pergerakan dalam dunia seni

lukis di Bandar Lampung.

Artcans membentuk kelompok seniman muda ini dengan tujuan

mengembangkan potensi aliran seni lukis yang ada pada diri pemuda di

Page 54: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

37

Bandar Lampung. Hal tersebut diupayakan salah satunya dengan membuat

sebuah kelompok ekstrakulikuler dalam sekolah menengah atas di Bandar

Lampung yang bertujuan menjaring semangat muda bagi siswa yang

memiliki hobi dan keinginan dalam dunia seni lukis dan seragam

dengannya.

Hal lain yang diupayakan dalam sebuah pemberdayaan adalah dengan

mengajak teman teman pada lingkungan umum masyarakat di Bandar

Lampung untuk ikut terlibat dalam kegiatan kelompok Artcans dalam

berseni lukis. Kegiatan mengajak yang dimaksudkan adalah mengajak

orang lain untuk bergabung dalam kelompok apabila merasa ada hobi dan

keinginan yang sama dalam dunia seni lukis dan juga setiap kali kelompok

Artcans mengadakan kegiatan selalu berupaya mengajak pemuda di

Bandar Lampung untuk ikut serta dalam kegiatan.

Dalam kegiatan tersebut tentu kelompok ini tidak hanya mengajak namun

juga saling berbagi ilmu mengenai seni lukis guna memberdayagunakan

potensi pemuda yang ada di Bandar Lampung.

b. Mempererat rasa kekeluargaan antar pelukis

Kelompok Artcans juga memiliki misi menjaga persaudaraan antar teman

dan pemuda yang memiliki hobi dan keinginan yang sama. Bagi kelompok

ini setiap kegiatan yang dilakukan oleh Artcans bukan hanya sekedar

penyaluran hobi dan upaya memberdayakan potensi saja, namun juga

menguatkan upaya untuk menjalin hubungan dengan orang lain baik

dalamkelompok maupun dengan kelompok lain.

Page 55: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

38

Bentuk mempererat rasa kekeluargaan yang diupayakan seperti

mengadakan kegiatan yang mengajak pemuda di Bandar Lampung yang

memiliki hobi yang sama atau bahkan mengajak kelompok lain untuk ikut

serta dalam kegiatan. Namun tidak hanya itu, bentuk dari setiap pertemuan

dalam kegiatan melukis bersama tentu akan terjalin hubungan dan

komunikasi dikarenakan dalam sebuah kegiatan mereka akan saling

berkarya dan berbagi ilmu yang dimiliki masing – masing individu atau

kelompok. Hal tersebut adalah bentuk dari upaya mempererat rasa

persaudaraan dan kekeluargaan.

c. Regenerasi penerus seni lukis di Lampung

Hal yang sangat penting bagi kelompok Artcans dalam mebentuk

kelompok adalah mencari bibit baru dalam diri pemuda yang ada di

Bandar Lampung yaitu yang memiliki hobi, bakat dan keinginan kuat

dalam dunia seni lukis.

Kelompok Artcans menyadari bahwa ilmu seni lukis yang dimiliki harus

ditularkan bagi pemuda yang lain, agar terwujud visi dan kelompok.

Upaya yang dilakukan adalah memberdayakan anggota agar maksimal

dalam mewujudkan visi dan misi kelompok yaitu pemberdayaan pemuda

penggiat seni lukis yang pernah menggeluti aksi vandalisme kemudian

juga memberdayakan potensi pemuda dengan membentuk ekstrakulikuler

di SMA 7 Bandar Lampung.

Page 56: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

39

B. Gambaran umum kegiatan Artcans

1. Graffity

Graffity adalah seni melukis menggunakan cat semprot yang umumnya

diekspresikan pada media dinding daln beton-beton jalan raya. Serupa dengan

definisi graffity, kelompok Artcans melakukan kegiatan graffity dengan

meekspresikannya pada dinding jalan di Bandar Lampung, tak jarang di

ekspresikan pada jalan sempit atau gang kecil. Umumnya graffity adalah seni

melukis tulisan yang abstrak tak jarang yang memahi isi dari karya graffity

adalah pelaku nya sendiri.

Kelompok Artcans dalam mengekspresikan karya graffity dilakukan dalam

beragam kegiatan, selain menggambar liar pada dinding jalan umum di kota

Bandar Lampung, tidak jarang pula seni lukis graffity dilakukan pada acara

atau kompetisi graffity yang diadakan oleh event tertentu di Bandar Lampung.

Tidak jarang juga ada masyarakat umum yang berminat menghias dinding

ruangan dengan memanfaatkan jasa dari keahlian pelaku graffity dalam

anggota Artcans.

2. Mural

Pada umumnya mural tidak jauh berbeda dengan seni lukis graffity namun

yang membedakannya adalah mengenai alat yang digunakan. Bila graffity

lebih mengutamakan seni menggambar menggunakan cat semprot maka

mural adalah seni lukis yang mengutamakan menggunakan alat sejenis kuas.

Page 57: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

40

Kemudian selain itu, mural ditujukan sebagai sarana dalam mengekpresikan

dalam mengkritik dan sesuatu. Misal mural sebagai menyampaikan pesan dan

kritik terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat

atau lebih spesifik terhadap saran mengkritik pemerintah, memberi himbauan

akan kepedulian lingkungan dan segala bentuk pesan yang mengarah pada

suatu permasalahan yang ada dalam masyarakat.

Namun pada perkembangannya saat ini mural banyak digunakan sebagai

sarana dekorasi pada ruangan. Banyak ragam jenis ruangan yang ternyata bisa

memanfaatkan sebuah karya seni lukis mural sebagai bahan dekorasi guna

mempercantik kondisi dinding, misalnya kafe, restoran, butik, toko kue,

pangkas rambut bahkan taman dan rumah sebagai dekorasi ruang keluarga.

Hal ini membuat anggota dari kelompok Artcans mulai mencoba peluang ini

sebagai upaya yang baik dalam menyalurkan seni lukis dengan cara yang baik

dan juga sebuah upaya dalam memberdayakan potensi yang dimiliki pemuda

kreatif di Bandar Lampung untuk menyalurkan kemampuan dan bakatnya

dalam dunia seni lukis.

3. Melukis sepatu dan jaket

Perkembangan dalam dunia seni lukis juga membuat banyaknya ide dalam

memperluas fungsi dari sebuah potensi yang dimiliki dalam hal ini khususnya

pemuda kreatif yang ada di Bandar Lampung. Selain graffity dan mural

kegiatan lain yang diupayakan oleh anggota Artcans dalam menyalurkan hobi

seni lukis yaitu menyalurkan hobi pada media lain seperti sepatu dan jaket.

Page 58: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

41

Upaya yang dilakukan oleh anggota Artcans ini baik bagi meningkatkan

upaya pemberdayaan pemuda kreatif yang ada di Bandar Lampung dan juga

membuka sebuah peluang usaha khususnya dalam dunia seni lukis di Bandar

Lampung.

Page 59: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

72

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan semangat pemuda pelaku

vandalis yaitu pertama, ikut serta aktif dalam komunitas-komunitas seni

lukis yang ada di Bandar Lampung. Kedua, sering bertukar pikiran atau

membuat karya bersama para penggiat seni lukis. Ketiga, mengikuti

berbagai kompetisi seni lukis yang ada di Bandar Lampung atau lainnya.

Keempat, melakukan kegiatan mural atau graffity bersama dengan konten

yang menarik dan menambah keindahan lingkungan.

2. Upaya pemberdayaan pemuda pelaku vandalis oleh komunitas Artcans

mempunyai tahap-tahp berikut yaitu pertama, tahap perkenalan yaitu

saling bernunjukkan hasil karya guna menggali potensi dan menumbuhkan

semangat berkarya. Kedua, tahap pembentukan kelompok, pembentukan

kelompok ini diwadahi oleh komunitas Artcans sehingga setiap anggota

bisa merasakan manfaatnya. Ketiga, tahap identifikasi masalah yaitu tahap

untuk mengetahui kondisi permasalahan lingkungan atau setiap anggota

guna meningkatkan potensi seni lukisnya. Keempat, tahap merencanakan

kegiatan, yaitu sebagai salah satu upaya penyelesaian masalah yang ada

dalam komunitas tersebut. Kelima, tahap implementasi yaitu pelaksanaan

Page 60: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

73

kegiatan, dari kegiatan yang rutin dilaksanakan maka potensi dan bakat

para anggota komunitas Artcans lebih terasah dan bisa menghasilkan

inovasi baru dalam berkarya.

B. Saran

Berikut saran dalam penelitian ini:

1. Untuk komunitas agar bisa lebih mengembangkan lagi program

pemberdayaan sehingga bisa ditiru pada komunitas-komunitas yang lain

2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa bisa

meneruskan penelitian ini dengan mengukur tingkat keberhasilan

pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas.

Page 61: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

74

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja, Kusnaka. 2008. Dinamika Budaya Lokal. Bandung: CV. IndraPrahasta bersama Pusat Kajian LBPB.

Agus T. ,Sunit. 2008. Pemberdayaan Komunitas Terpencil di Provinsi NTTYogyakarta: B2P3KS Press.

Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.Yogyakarta: Gava Media.

Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan (PerubahanSosial Melalui Pembelajaran Vocational Skills Pada KeluargaNelayan). Bandung : Alfabeta.

A.M.W. Pranarka dan Vidhandika Moeljarto. 1996. “Pemberdayaan(Empowerment)”, dalam Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka (eds).

Kamil, Mustofa. 2011. Pendidikan Non formal Pengembangan Melalui PusatKegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (SebuahPembelajaran Dari Komikan Di Jepang). Bandung: Alfabeta.

Mulyana, Deddy 2011. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung: Rosda Karya

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PNBalai Pustaka.

Soedarso, Sp. 1990. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sarana.

Sumaatmadja, Nursid. 2008. Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu PengetahuanSosial. Karunika Universitas Terbuka. Jakarta.

Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa, Kanisius. Yogyakarta.

Totok M dan Poerwoko S. 2013. Pemberdayaan Masyarakat (DalamPerspektif Kebijakan Publik). Bandung: Alfabeta.

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta:Kencana.

Page 62: PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME …digilib.unila.ac.id/54784/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB...iii PEMBERDAYAAN PEMUDA PELAKU VANDALISME DI BANDAR LAMPUNG (S tudi Kasus pada Komunitas

75

Skripsi

Junior, Kamun. 2013. Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan dalam RangkaPelayanan Masyarakat.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/view/1124.Manado.

Natanael Simanjuntak, 2012. Kemunculan Vandalisme dan Seni Grafiti diRuang Bawah Jalan Layang. Depok: Skripsi Fakultas Teknik UI.

Jurnal

Widiastuti, Wahyu. 2010. Strategi Peningkatan Kepedulian MahasiswaTerhadap Fasilitas Belajar Mengajar. AKSES Vol 7 No 2