Manual Ddt Reguler 2010

79
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran Unhas UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

description

manual reguler

Transcript of Manual Ddt Reguler 2010

Page 1: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN DASAR DIAGNOSTIK & TERAPI

Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran Unhas

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2010

Page 2: Manual Ddt Reguler 2010

KATA PENGANTAR

Buku Manual CSL ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi

Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan medis.

Di dalamnya terdapat manual CSL meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik,

menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial, teknik menyuntik, mengganti pembalut

kering, radiodiagnostik, dan teknik cuci tangan rutin

Terima kasih kepada FK UNHAS khususnya Tim Sistem Dasar Diagnostik dan

Terapi yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita

semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Page 3: Manual Ddt Reguler 2010

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..………………………………………………..

Daftar isi ………………………………………………………………………….

Tata tertib ……………………………………………………………………......

Kelompok CSL …………………………………………………………………..

Jadwal CSL ……………………………………………………………………...

Manual CSL

Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan Tanda

Vital…………

Keterampilan Melakukan Pemeriksaan Fisik

………………………

Keterampilan Menyiapkan Obat suntikan dari ampul dan

vial ....................................................................................

.....

Lampiran referensi keterampilan menyiapkan obat

suntikan dari ampul dan

vial ................................................................

Keterampilan Menyuntik

Intrakutan ......................................

Keterampilan Menyuntik

Subkutan ......................................

Keterampilan Menyuntik

Intramuskuler .................................

Lampiran referensi keterampilan

menyuntik .........................

Keterampilan Menyuntik

Intravena .......................................

Keterampilan Mengganti Pembalut Kering dan

Basah ........

Radiologi ...........................................................................

....

Page 4: Manual Ddt Reguler 2010

TATA TERTIB UMUM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNHAS harus

mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :

1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya

seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans,

baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.

2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.

3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan

berlangsung.

4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan FK UNHAS.

5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan FK UNHAS.

6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan

berjalan.

7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari FK UNHAS di setiap kegiatan

akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam proses

pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian

pendidikan.

8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib

memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran

keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah

tanggal sakit).

TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL)

Sebelum pelatihan

1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang

bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan

dilakukan.

Pada saat pelatihan

1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.

2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang

telah ditentukan.

3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada

setiap kegiatan CSL.

5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek

api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah

tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus

dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan

untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah

tajam.

6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.

7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian

tubuh manusia.

8. Bekerja dengan hati-hati.

Page 5: Manual Ddt Reguler 2010

9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa

ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.

10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat

dan bahan yang telah digunakan.

11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan

tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang

dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari

pelaksanaan.

b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan

dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.

c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.

Tata tertib ujian alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)

1. Mengikuti kegiatan CSL dengan minimal kehadiran adalah 75%.

2. Mengikuti brifing pelaksanaan ujian CSL bersama koordinator CSL dan atau

sekretaris sistem.

3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih selama proses ujian berlangsung.

5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,

dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar

(sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke

tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk

didekontaminasi

6. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh

manusia

7. Bekerja dengan hati-hati.

8. Mengikuti ujian CSL sesuai daftar urut, penguji dan waktu yang telah ditentukan.

Tata tertib ujian remedial alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)

1. Ujian remedial CSL dilaksanakan pada akhir semester atau sistem.

2. Peserta ujian remedial CSL adalah Mahasiswa yang tidak lulus ujian CSL

( Nilai < 80% ).

3. Bagi mahasiswa yang tidak ujian CSL karena sakit, maka mahasiswa tersebut

berhak mengikuti ujian remedial CSL dengan syarat wajib memberitahu bagian

pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti

diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).

4. Bila mahasiswa yang remedial tidak hadir pada pelaksanaan ujian remedial CSL,

maka tidak akan diadakan ujian remedial susulan.

SANKSI-SANKSI

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

Page 6: Manual Ddt Reguler 2010

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti

setiap kegiatan akademik.

2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh

pelayanan akademik.

3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya

(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak

boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.

4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka

mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal

berikutnya untuk materi tertentu tersebut.

2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai

dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.

3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh jumlah

tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.

4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi

karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang

bersangkutan.

5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin

setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan

mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari

seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.

Page 7: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

TANDA VITAL

Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran UNHAS

Tim Penyusun

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR

2010

Page 8: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Pengertian

Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus

melakukan komunikasi antara dokter (pemeriksa) dengan pasien yang biasa kita kenal

sebagai anamnesis. Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat

membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Anamnesis

harus dilakukan secara sistematis, oleh karena riwayat penyakit dari seorang penderita

kadang-kadang lebih menentukan daripada pemeriksaan fisik, tetapi kadang-kadang

keduanya saling membantu.

Segera setelah anamnesis selesai, pemeriksaan fisik biasanya diawali dengan

obyektif tentang hal-hal yang terukur yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu

dan tingkat kesadaran.hal ini yang biasa disebut sebagai tanda –tanda vital (vital sign).

Tujuan

1. Melakukan anamnesis secara sistematis.- Membina hubungan dokter dan pasien.- Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.- Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu.- Membuat rumusan masalah klinik pasien.

2. Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.- .Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan dan

benar sejak persiapan sampai selesai.- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan benar.- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.

Media dan alat Bantu Pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis dan pemeriksaan tanda vital.2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manikin.3. Status penderita, pulpen, pensil

Metode Pembelajaran :

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 9: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

I. ANAMNESIS

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2.Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Dua orang instruktur memberikan

contoh bagaimana cara melakukan

anamnesis secara sistematis. Satu

orang sebagai dokter dan satu

sebagai pasien. Mahasiswa

menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk bertanya dan

instruktur memberikan penjelasan

tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan

dan menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti dan instruktur

menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu

orang sebagai dokter (pemeriksa)

dan satu orang sebagai pasien

3. Instruktur memberikan tema khusus

atau keluhan utama kepada pasien

dan selanjutnya akan ditanyakan oleh

si pemeriksa.

4. Instruktur berkeliling diantara

mahasiswa dan melakukan supervisi

menggunakan check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit

berlatih satu kali.

4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang

dirasa mudah , apa yang sulit.

Menanyakan bagaimana perasaan

mahasiswa yang berperan sebagai

pasien. Apa yang dapat dilakukan

oleh dokter agar pasien merasa lebih

nyaman

Page 10: Manual Ddt Reguler 2010

2. Instruktur menyimpulkan dengan

menjawab pertanyaan terakhir dan

memperjelas hal-hal yang masih

belum dimengerti.

Total waktu 150 menit

II. PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Dua orang instruktur memberikan

contoh bagaimana cara melakukan

pemeriksaan tanda vital dalam hal

ini pemeriksaan tekanan darah,

nadi, pernapasan dan suhu. Satu

orang sebagai dokter dan satu

sebagai pasien. Mahasiswa

menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk bertanya dan

instruktur memberikan penjelasan

tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti dan

instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan-

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu

orang sebagai dokter (pemeriksa)

dan satu orang sebagai pasien

3. Instruktur berkeliling diantara

mahasiswa dan melakukan

supervisi menggunakan check list

4. Setiap mahasiswa paling sedikit

berlatih satu kali.

4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang

dirasa mudah , apa yang sulit.

Menanyakan bagaimana perasaan

mahasiswa yang berperan sebagai

pasien. Apa yang dapat dilakukan

oleh dokter agar pasien merasa

lebih nyaman

Page 11: Manual Ddt Reguler 2010

2. Instruktur menyimpulkan dengan

menjawab pertanyaan terakhir dan

memperjelas hal-hal yang masih

belum dimengerti.

Total waktu 150 menit

Page 12: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

TANDA VITAL

A. ANAMNESIS

NO LANGKAH KLINIK KASUS

1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat

tangan

2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan

3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa

4. Menjaga suasana santai dan rileks

5. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa

yang dipahami

6. Menanyakan identitas: nama , umur, alamat dan pekerjaan.

7. Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan pertanyaan

8. Menanyakan keluhan utama dan berusaha memastikannya

9. Menggali riwayat penyakit sekarang dengan keterangan yang

teratur, sedapat mungkin secara kronologis berkenaan dengan

perkembangan penyakit yang diderita, mulai dari timbulnya gejala

permulaan sampai sekarang.

10. Melakukan anamnesis sistem yang berkaitan

11. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan, untuk

menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya dengan

penyakit terdahulu

12. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan cara

menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita /pernah

menderita penyakit / gangguan yang sama

13 Melakukan cek silang

Page 13: Manual Ddt Reguler 2010

B. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI, PERNAPASAN DAN SUHU

NO LANGKAH KLINIKKASUS

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1. Siapkan tensimeter dan stetoskop2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien/ keluarga untuk diperiksa3. Pemeriksa disebelah kanan pasien.4. Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang

akan dilakukan5. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring6. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan

oleh karena pakaian7. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas

secara rapi dan tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 – 5 cm di atas siku.

8. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo biseps.

9. Dengan tiga jari meraba a. brachialis, pompa manset dengan cepat sampai kira-kira 30 mmhg di atas tekanan ketika pulsasi a. brachialis menghilang.

10. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a. brachialis teraba kembali. Inilah tekanan sistolik palpatoir.

11. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop pada a. Brachialis

12 Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir

13 Secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmHg perdetik. Perhatikan saat dimana denyutan A. brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik. Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolic

14. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu vertikal, dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris horisontal dengan level air raksa.

15. Dapat melaporkan tekanan darah sistolis dan diastolis16. Melepas manset dan mengembalikannya dan disimpan selalu

dalam keadaan tertutupB. PEMERIKSAAN NADI

1. Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring. 2. Lengan dalam posisi bebas (relaks), perhiasan dan jam tangan di

lepas3. Periksalah denyut nadi pergelangan tangan (a. radialis) dengan

menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan anda pada sisi fleksor bagian lateral dari tangan penderita.

Page 14: Manual Ddt Reguler 2010

4. Hitunglah berapa denyutan dalam satu menit dengan cara menghitung denyutan dalam 30 detik, kemudian hasilnya dikalikan dengan dua

5. Perhatikan pula irama dan kualitas denyutannya. 6. Catatlah hasil pemeriksaan tersebut.

C. PEMERIKSAAN PERNAFASAN1. Penderita diminta melepaskan baju2. Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan

pernafasan penderita, kadang diperlukan cara palpasi, untuk sekalian mendapatkan perbandingan antara kanan dan kiri

3. Pada inspirasi, perhatikanlah: gerakan ke samping iga, pelebaran sudut epigastrium dan penambahan besarnya ukuran anteroposterior dada.

4. Pada ekspirasi, perhatikanlah: masuknya kembali iga, penyempitan sudut epigastrium dan penurunan besarnya ukuran anteroposterior dada.

5. Perhatikan pula adanya penggunaan otot bantu pernafasan6. Menghitung gerakan pernafasan minimal selama satu menit7. Catatlah irama, frekuensi dan adanya kelainan gerakan

D. PEMERIKSAAN SUHU1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C. 2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex

fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal.3. Tunggu 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan.4. Catat dan laporkan hasil pembacaan tersebut

Page 15: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK UMUM

Diberikan pada Mahasiswa Semester I Fak. Kedokteran UNHAS

Tim Penyusun

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPIMAKASSAR

2010

Page 16: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK UMUM

Pengertian

Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-

kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba

(palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).

Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi. Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya

auskultasi dilakukan sebelum palpasi.

Tujuan

Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.- Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik.- Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan pasien.- Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun dengan kedua

telapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.- Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan yang

jelas.- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.

Media dan alat Bantu Pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisik dasar.2. Stetoskopdan manikin.3. Status penderita, pinsil, pulpen

Metode Pembelajaran :

- Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.- Ceramah.- Diskusi- Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)- Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 17: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

PEMERIKSAAN FISIK DASAR

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Dua orang instruktur memberikan

contoh bagaimana cara melakukan

pemeriksaan fisik dasar dalam hal ini

inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi. Satu orang sebagai dokter

dan satu sebagai pasien. Mahasiswa

menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk bertanya dan

instruktur memberikan penjelasan

tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan

dan menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti dan instruktur

menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan -

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu

orang sebagai dokter (pemeriksa)

dan satu orang sebagai pasien

3. Instruktur berkeliling diantara

mahasiswa dan melakukan supervisi

menggunakan check list

4. Setiap mahasiswa paling sedikit

berlatih satu kali.

4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang

dirasa mudah , apa yang sulit.

Menanyakan bagaimana perasaan

mahasiswa yang berperan sebagai

pasien. Apa yang dapat dilakukan

oleh dokter agar pasien merasa lebih

nyaman

2. Iinstruktur menyimpulkan dengan

Page 18: Manual Ddt Reguler 2010

menjawab pertanyaan terakhir dan

memperjelas hal-hal yang masih

belum dimengerti.

Total waktu 150 menit

PEMERIKSAAN FISIK DASAR ( INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI DAN

AUSKULTASI)

NO LANGKAH KLINIK KASUS

A. INSPEKSI: Perhatikan dan catatlah1. Bentuk tubuh penderita: apakah kurus, atletis atau gemuk.2. Perbandingan ukuran kepala dan panjang anggota badan3. Cara berjalan dan gerakannya4. Adanya deformitas atau kelainan bentuk5. Keadaan kulit,rambut, mukosa mata dan kuku6. Ekspresi wajah, apakah cemas, tertekan, malu, kesakitan, dll7. Ciri-ciri lain yang didapatkan.

B. PALPASI1. Pemeriksa berada disebelah kanan penderita.2. Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian3. Yakinkan bahwa tangan anda tidak dingin4. Cara meraba dapat memakai:

- Jari telunjuk dan ibu jari: untuk menentukan besarnya benda- Jari 2,3 dan 4 bersama dapat digunakan untuk menentukan konsistensi atau kualitas benda- Seluruh telapak tangan dapat merasakan adanya getaran

5. Sedikit tekanan dengan ujung jari atau telapak jari dapat menemukan adanya rasa sakit yang dapat dilihat dari perubahan mimik muka atau mendengarkan keluhan pasien.

C. PERKUSI1. Jari tengah dari tangan kiri dalam posisi hiperekstensi diletakkan

pada permukaan yang akan diperkusi . 2. Tekankan persendian interfalang pada permukaan yang akan

diperkusi, dan hindarkan kontak antara permukaan yang diperkusi dengan bagian lain dari tangan kiri .

3. Tempatkan tangan kanan ke dekat daerah yang akan diperkusi dalam posisi menekuk ke atas

4. Jari tengah dalam sikap fleksi, relaks dan siap untuk mengetuk.5. Dengan gerakan yang cepat, tapi relaks dari pergelangan tangan

kanan, ketuklah jari tengah tangan kiri yang menempel pada bidang yang diperiksa dengan jari tengah tangan kanan.

6. Gunakan ujung jari yang sedapat mungkin tegak lurus 7. Buatlah ketukan seringan mungkin yang dapat menghasilkan

suara yang jelas.D. AUSKULTASI

1. Gunakan stetoskop dengan pipa pendek (25-30 cm). 2. Pasangkan kedua ear pieces ke dalam telinga, sehingga betul-

betul masuk, tetapi tidak menekan3. Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk memeriksa toraks dan

bagian diafragma untuk memeriksa abdomen

Page 19: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DAN VIAL

]

Diberikan pada Mahasiswa Semester I

Tim Penyusundr. Rini Rachmawarni Bachtiar

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

2010

Page 20: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL DAN VIAL

PENGERTIAN

Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian leher menyempit. Wadah ini

berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair. Untuk mengunakan obat daari wadah ampul

ini, harus mematahkan leher ampul.

Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan penutup karet di atasnya.

Cap logam melindungi penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi

dalam bentuk cair dan atau kering. Vial merupakan sistem tertutup dan harus

menyuntikkan udara ke dalam vial untuk memudahkan mengambil cairan di dalamnya.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat

menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial.

TARGET PEMBELAJARAN

Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat:

- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk persiapan obat suntikan dari ampul dan

vial.

- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari ampul,

- Melakukan prosedur persiapan obat suntikan dari vial.

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Daftar panduan belajar untuk mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan vial

2. Bak steril yang dialasi kasa

3. Spoit 1 cc , 5cc dan 10 cc, sertajarum steril berdiameter 21-25.

4. Selembar kain kasa & kikir ampul.

5. Kapas alkohol

6. Tempat sampah tajam dan tempat sampah non-medis.

Page 21: Manual Ddt Reguler 2010

METODE PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.

2. Ceramah.

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara

mempersiapkan obat suntikan dari ampul dan vial

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang

mempersiapkan obat suntikan dan satu orang sebagai pengamat/asisten

3. Mahasiswa bergantian melakukan persiapan obat suntikan dari ampul dan vial

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.

4. Curah pendapat/ diskusi

15 menit Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 22: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL

DAN VIAL(digunakan oleh Mahasiswa)

NO LANGKAH KLINIK KASUS

MELAKUKAN PERSIAPAN 1 2 31. Lakukanlah persiapkan alat-alat yang akan digunakan2. Lakukanlah cuci tangan

MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL 1 2 33. Campurlah cairan obat dalam ampul dengan cara menyentil

bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat dengan ujung salah satu jari.

4. Letakkanlah bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi leher ampul.

5. Patahkankanlah leher ampul ke arah menjauhi tangan. Jika leher ampul tidak patah, gunakan metal file untuk mengikir salah satu sisi leher.

6. Peganglah ampul, dengan posisi menjorok atau tegak.7. Masukkanlah jarum spoeit ke dalam lubang ampul, ujung jarum

jangan menyentuh pinggiran ampul.8. Isaplah cairan obat pelan-pelan ke dalam spoeit dengan menarik

pengisap ke belakang.9. Pertahankanlah ujung jarum di bawah permukaan cairan, yang

memungkinkan semua cairan masuk ke dalam spoeit.Catatan : Jika terisap gelembung udara, janganlah mendorong udara ke dalam ampul.Untuk mengeluarkan gelembung udara : Pegang spoeit dengan jarum mengarah ke atas, sentil bagian barrel, tarik bagian pengisap sedikit, dorong ke atas untuk mengeluarkan udara.

MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI VIAL 1 2 31. Lepaskanlah penutup logam untuk memajang penutup karetnya.2. Usaplah permukaan penutup karet dengan alkohol 70%3. Lepaskanlah penutup jarum, lalu tariklah pengisap pelan-pelan ke

belakang untuk mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume medikasi yang akan diaspirasikan.

4. Tusukkanlah ujung jarum, dengan bevel jarum mengarah ke atas, menembus bagian tengah penutup karet. Keluarkanlah udara ke dalam vial (jangan biarkan  pengisap kembali ke atas)

5. Baliklah vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada spoeit dan pengaisap (pegang vial antara ibu jari dan jari tengah pada tangan yang dominan, meraih bagian ujung barrel dengan pengisap dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang dominan)

6. Pertahankanlah bagian ujung jarum di bawah ketinggian cairan, agar tekanan udara bisa secara bertahap mengisi spoeit dengan cairan obat, tarik kembali pengisap jika perlu.

7. Sentillah bagian barrel dengan hati-hati untuk melepaskan semua gelembung udara yang terdapat di atas spoeit ke dalam vial.

8. Setelah dosis terpenuhi/sesuai, tariklah jarum dari dalam vial dengan menarik ke belakang barrel spoeit.

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak

sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan

urutannya, tetapi tidak efisisen3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan

efisien.TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

Page 23: Manual Ddt Reguler 2010

9. Keluarkanlah kelebihan gelembung udara.10. Tutuplah jarum dengan penutupnya.

SETELAH PENGISIAN SELESAI 1 2 31. Letakkanlah spoeit yang sudah diisi pada satu bak yang dialasi

kain kasa.2. Lakukanlah cuci tangan rutin.

Page 24: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAKUTAN

Diberikan pada Mahasiswa Semester I

Tim Penyusun

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

2010

Page 25: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAKUTAN

PENGERTIAN

Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.

Suntikan intra kutan adalah menyuntik obat ke dalam jaringan kulit. Tujuan suntikan intra kutan:

1. Mendapatkan reaksi setempat2. Mendapatkan atau menambah kekebalan, misalnya suntikan BCG

TUJUAN

- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intra kutan.

- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intra kutan.

- Melakukan prosedur menyuntik intra kutan secara benar.

Media dan alat bantu pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intra kutan.

2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan

3. Bak steril yang dialasi kasa

4. Spoit 1 cc dan jarum no. 18 atau no. 20 berisi cairan suntikan.

5. Kapas alkohol

6. Wadah pembuangan

Metode pembelajaran

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.

2. Ceramah.

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 26: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Instruktur memberikan contoh bagaimana

cara melakukan suntikan intra kutan pada

manikin. Mahasiswa menyimak dan

mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk bertanya dan instruktur memberikan

penjelasan tentang aspek-aspek yang

penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang

sebagai penyuntik dan satu orang sebagai

pengamat/asisten penyuntik.

3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan

intra kutan pada manikin.

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa

dan melakukan supervisi menggunakan

check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu

kali.

4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa

mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala

yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 27: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA KUTAN

NO LANGKAH KLINIK KASUS

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

2. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan

yang akan dilakukan.

3. Mengatur posisi pasien.

4. Mencuci tangan

5. Menentukan tempat penyuntikkan :

- Lengan bawah : Bagian depan lengan bawah sepertiga dari

lekukan siku (2/3 dari pegelangan tangan). Tentukan pada kulit

yang sehat dan bukan pada pembuluh darah. Tempat ini untuk skin

tes dan Mantoux test.

- Lengan atas : tiga jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah

muskulus deltoideus. Tempat ini untuk suntikan BCG.

6. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.

7. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,

membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai

kulit kering dari alkohol.

8. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.

9. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas.

10. Jarum dan permukaan kulit membentuk sudut 15o – 20o

11. Memasukkan/menyemprotkan cairan dari spoit sampai terjadi

gelembung pada kulit.

12. Menarik jarum dengan cepat, tidak dihapushamakan dengan kapas

alkohol dan tidak boleh dilakukan pengurutan (massage).

13. Merapikan pasien

14. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.

15. Mencuci tangan

Page 28: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN

Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

Tim Penyusun

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2010

Page 29: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN

PENGERTIANMenyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat

melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.

Untuk suntikan subkutan, medikasi dimasukkan ke dalam jaringan ikat jarang di bawah dermis. Jaringan subkutan tidak mempunyai banyak pembuluh darah maka absorpsi obat agak sedikit lambat dibandingkan suntikkan intramuskuler. Jaringan subkutan mengandung reseptor nyeri, jadi hanya obat dalam dosis kecil yang larut dalam air, yang tidak mengiritasi yang dapat diberikan melalui cara ini.

IndikasiTujuan suntikan subkutan: Memasukkan cairan medikasi ke jaringan di bawah kulit. Jenis obat yang sesuai adalah dosis kecil, larut dalam air dan tidak mengiritasi.

Tujuan pembelajaranTujuan instruksional umum

Setelah melakukan latihan menyuntik subkutan diharapkan mahasiswa: - Mampu menyuntik subkutan sesuai dengan prosedur yang benar.

Tujuan instruksional khususSetelah melakukan latihan menyuntik subkutan diharapkan mahasiswa mampu:

- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan subkutan.- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan subkutan.- Melakukan prosedur menyuntik subkutan secara benar.

Media dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan subkutan.2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan3. Bak steril yang dialasi kasa4. Spoit 1 cc dan jarum no. 18 atau no. 20 berisi cairan suntikan.5. Kapas alkohol/antiseptik6. Wadah pembuangan

Metode pembelajaran1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.2. Ceramah.3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 30: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Instruktur memberikan contoh bagaimana

cara melakukan suntikan subkutan pada

manikin. Mahasiswa menyimak dan

mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk bertanya dan instruktur memberikan

penjelasan tentang aspek-aspek yang

penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang

sebagai penyuntik dan satu orang sebagai

pengamat/asisten penyuntik.

3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan

subkutan pada manikin.

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa

dan melakukan supervisi menggunakan

check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu

kali.

4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa

mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala

yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 31: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK SUBKUTAN

NO LANGKAH KLINIK KASUS

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

2. Mengkaji allergi dari skin test

3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan

yang akan dilakukan.

4. Mengatur posisi pasien.

5. Mencuci tangan

6. Menentukan tempat penyuntikkan :

- Lengan : pasien duduk atau berdiri

- Abdomen : pasien duduk atau berbaring

- Tungkai : pasien duduk di tempat tidur atau kursi.

6. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.

7. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol,

membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai

kulit kering dari alkohol.

8. Untuk pasien dengan ukuran sedang, meregangkan kedua sisi kulit

tempat suntikkan dengan kuat. ATAU mencubit kulit yang akan

menjadi tempat suntikkan

Untuk pasien obesitas: mencubit kulit tempat suntikkan dan

menyuntikkan di bawah lipatan kulit.

9. Menusukkan jarum dengan lubang jarum mengarah ke atas.

10. Menyuntikkan jarum pada sudut 450

11. Menyuntikkan cairan medikasi

12. Menarik jarum dengan cepat, meletakkan swab antiseptik tepat di

bawah suntikkan

13. Merapikan pasien

14. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.

15. Mencuci tangan

Page 32: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAMUSKULER

Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

Tim Penyusun

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, SpPD-KGHdr. Rini Rachmawarni Bachtiar

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2010

Page 33: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAMUSKULER

PENGERTIAN

Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan penyerapan obat dan awitan kerja obat,oleh karenanya sebelum menyuntik obat harus diketahui volume obat yang akan diberikan, karakteristik obat dan letak/anatomi tempat yang akan disuntik.

Suntikan intra muskuler memberikan absorpsi obat lebih cepat karena vaskularitas otot. Bahaya kerusakan jaringan menjadi lebih sedikit jika obat diberikan jauh ke dalam otot

TUJUAN

- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan suntikan intra

muskuler.

- Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan intra muskuler.

- Melakukan prosedur menyuntik intra muskuler secara benar.

Media dan alat bantu pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intra muskuler.

2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan

3. Bak steril yang dialasi kasa

4. Spoit 1 cc - 10 cc dan jarum no. 1 – 2, berisi cairan suntikkan

5. Kapas alkohol

6. Wadah pembuangan

Metode pembelajaran

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.

2. Ceramah.

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 34: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Instruktur memberikan contoh bagaimana

cara melakukan suntikan intra muskuler

pada manikin. Mahasiswa menyimak dan

mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk bertanya dan instruktur memberikan

penjelasan tentang aspek-aspek yang

penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-

pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang

sebagai penyuntik dan satu orang sebagai

pengamat/asisten penyuntik.

3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan

intra muskuler pada manikin.

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa

dan melakukan supervisi menggunakan

check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu

kali.

4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa

mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala

yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 35: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA MUSKULER

NO LANGKAH KLINIK KASUS

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

2. Mengkaji allergi dari skin test

3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.

4. Mengatur posisi pasien.

5. Mencuci tangan

6. Menentukan tempat penyuntikkan :- Muskulus Gluteus Maximus (otot bokong) kanan dan

kiri. Tempat : 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke os Coxygeus.

- Muskulus Quadriceps Femoris (otot paha bagian luar)- Muskulus Deltoideus (otot pangkal lengan)

7. Membebaskan daerah yang akan disuntikkan dari pakaian.

8. Menghapushamakan kulit pasien dengan kapas alkohol, membuang kapas ke dalam wadah pembuangan. Tunggu sampai kulit kering dari alkohol.

9. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri pada daerah bokong, atau mengangkat otot pada muskulus quadricep femoris/ muskulus deltoideus.

10. Menusukkan jarum ke dalam bokong tegak lurus dengan permukaan kulit sedalam ¼ panjang jarum.

11. Menarik pengisap sedikit untuk memeriksa apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada darah, semprotkan cairan obat perlahan-lahan sampai cairan obat masuk seluruhnya

12. Menekan daerah penusukan jarum dengan kapas alkohol, jarum ditarik keluar dengan cepat.

13. Tempat penyuntikan dimassage

14. Merapikan pasien

15. Membawa alat-alat ke meja suntikan untuk dibereskan.

16. Mencuci tangan

Page 36: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRAVENOUS

Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

Tim Penyusun

dr. Rini Rachmawarni Bachtiar

Editordr. Baedah Madjid, Sp.MK

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2010

Page 37: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN MENYUNTIK INTRA-VENA

PENGERTIAN

Teknik Penusukan vena secara transkutan dengan jarum tajam yang kaku ( wing needle,

abbocath, jarum yang dilekat pada spoeit atau vakutainer) disebut punksi vena. Tujuan

umum punksi vena salah satunya untuk pemberian cairan obat intra-vena.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat

melakukan penyuntikan intra-vena.

TARGET PEMBELAJARAN

Setelah selesai melakukan latihan keterampilan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat:

- menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan penyuntikan

intravena

- menentukan lokasi-lokasi vena untuk penyuntikan

- menyuntik intra-vena dengan prosedur yang benar dan efisien.

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan intravena

2. tempat cuci tangan dengan air mengalir, sabun dan antiseptik untuk cuci

tangan.

3. Spoeit 1 cc, dan jarum suntik No. 8 dengan obat di dalamnya.

4. Kapas

5. Alcohol 70%

6. Larutan Betadine

7. Sarung tangan

8. Plester dan gunting

9. Karet pembendung/turniket

10. Larutan khlorin 0,5%

11. Tempat sampah medis dan sampah tajam

METODE PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.

2. Ceramah.

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 38: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar2. Bermain peran

tanya jawab30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa

2. Instruktur memberikan contoh bagaimana cara melakukan suntikan intravena pada manikin. Mahasiswa menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai penyuntik dan satu orang sebagai pengamat/asisten penyuntik.

3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan intra vena pada manikin.

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.

4. Curah pendapat/ diskusi

15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 39: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN MENYUNTIK INTRA-VENA

(digunakan oleh Mahasiswa)

NO LANGKAH KLINIKKASUS

1 2 3

1. Lakukanlah persiapan alat-alat yang akan digunakan.

2. Mengkaji allergi dari skin test

3. Jelaskanlah pada klain mengenai tindakan yang akan dilakukan, cara, manfaat dan faktor keamanan dari tindakan tersebut.

4. Aturlah posisi pasien, lepaskan pakaian pada daerah yang akan disuntik.

5. Lakukanlah cuci tangan rutin

6. Pasanglah pengalas pada di bawah siku dimana akan di adakan penyuntikan intravena

7. Pasanglah bendungan pada lengan di bagioan atas dari lipatan siku dimana akan diadakan penyuntikan.

8. Kenakan/pasanglah sarung tangan.

9. Lakukan disinfeksi area kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, melingkar dari tempat tusukan ke luar dengan diameter kira-kira 5 cm.

10. Buanglah kapas tersebut ke dalam tempat sampah medis.

11. Ulangi disinfeksi dengan cara yang sama tapi dengan larutan bethadine.

12. Buanglah kapas tersebut ke dalam tempat sampah medis.

13. Rabalah dengan salah satu jari tangan untuk menentukan letak v. Cubiti

14. Ambillah spoeit yang telah diisi dengan obat yang akan disuntikkan dan cek ada tidaknya udara dalam spoeit.

15. Bukalah penutup jarum spoeit dan dengan lubang jarum menghadap ke atas tusukkanlah jarum ke arah atas dan dengan letak spoeit mendatar pada lengan bawah.

16. Lepaskanlah turniket

17. Tariklah pengisap sedikit ke belakang untuk melihat apakah jarum sudah tepat masuk ke dalam vena.

18. Suntikkanlah isi spoeit ke dalam vena dengan mendorong pengisap pelan-pelan ke depan tanpa mengubah posisi jarum.

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau

tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.

2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen

3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan efisien.

TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

Page 40: Manual Ddt Reguler 2010

19. Setelah semua obat sudah masuk ke vena, letakkanlah kaps steril di atas jarum.

20. Tariklah spoeit ke arah belakang sampai jarum ke luar dari vena, sambil menekankan kapas pada lubang di kulit untuk mencegah perdarahan..

21. Bilaslah spoeit dengan khlorin 0,5%, lalu lepaskan jarum dengan hati-hati jangan sampai tertusuk.

22. Buanglah jarum ke tempat sampah tajam, dan spoeit ke tempat sampah medis.

23. Lepaskanlah sarung tangan.

24. Lakukanlah cuci tangan asepsis

Page 41: Manual Ddt Reguler 2010

KETERAMPILAN PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS INTRAVENA

PENGERTIAN

Menyuntik obat adalah prosedur invasif yang mencakup memasukkan obat

melalui jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh. Pemberian larutan obat

langsung ke dalam vena dengan teknik bolus adalah metode dimana obat yang diberikan

bekerja dengan cepat karena langsung masuk ke dalam sirkulasi pasien. Efek samping

yang serius dapat terjadi dalam beberapa detik. Obat diberikan perintravena melalui infus

Intravena (IV) yaang sudah ada atau langsung melalui vena.

Obat IV sering diberikan dengan bolus pada situasi kedaruratan ketika diperlukan

kerja obat yang cepat.

TUJUAN

- Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemberian obat

dengan bolus Intravena.

- Menentukan lokasi pemberian obat dengan bolus Intravena

- Melakukan prosedur pemberian obat dengan bolus Intravena secara benar.

Media dan alat bantu pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk penyuntikan Intravena.

2. Wadah untuk cuci tangan dan sabun/desinfektan

3. Bak steril yang dialasi kasa

4. Spoit 1 cc - 10 cc dan jarum steril berdiameter 21-25, berisi cairan

suntikkan

5. Selang IV dengan port injeksi.

6. Kapas alkohol atau antiseptik

7. Wadah pembuangan

Metode pembelajaran

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.

2. Ceramah.

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Page 42: Manual Ddt Reguler 2010

DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit Pengantar

2. Bermain peran tanya

jawab

30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa2. Instruktur memberikan contoh bagaimana

cara pemberian obat dengan bolus intravena pada manikin. Mahasiswa menyimak dan mengamati.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan instruktur memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting.

4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan instruktur menanggapinya.

3. Praktek bermain peran

dengan umpan balik

50 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai penyuntik dan satu orang sebagai pengamat/asisten penyuntik.

3. Mahasiswa bergantian melakukan suntikan Intravena pada manikin.

4. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan check list

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu kali.

4. Curah pendapat/diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang dirasa mudah, apa yang sulit dan kendala-kendala yang dialami.

Total waktu 100 menit

Page 43: Manual Ddt Reguler 2010

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS

INTRAVENA

NO LANGKAH KLINIK KASUS

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan

2. Mengkaji allergi dari skin test

3. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.

4. Mencuci tangan

5. Memasang sarung tangan

6. Menyiapkan obat yang akan disuntikan

7. Menentukan tempat penyuntikkan yaitu port infus IV

8. Membersihkan port penyuntikan dengan kapas alkohol. Membuang kapas ke dalam wadah pembuangan.

9. Menyuntikan jarum berdiameter kecil yang mengandung obat yang telah disiapkan melalui bagian tengah port.

10. Menghambat aliran IV dengan menekuk selang tepat di atas port suntikan.

11. Menarik plunger dengan perlahan untuk mengaspirasi darah.

12. Setelah melihat darah, menyuntik obat dengan perlahan dalam beberapa menit (biasanya tidak lebih dari 1 ml per menit)

13. Menarik spuit dan periksa kembali kecepatan infus.

14. Membereskan alat dan bahan.

15. Melepaskan sarung tangan

16. Mencuci tangan

Page 44: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN MERAWAT LUKA

Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

Tim Penyusun

dr. Rini Rachmawarni Bachtiar

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2010

Page 45: Manual Ddt Reguler 2010

MERAWAT LUKAPENGERTIAN

suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut luka

sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

TUJUAN :

· menjaga luka dari trauma

· immobilisasi luka

· mencegah perdarahan

· mencegah kontaminasi oleh kuman

· mengabsorbsi drainase

· meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

INDIKASI PERAWTAN LUKA :

· balutan kotor dan basah akibat eksternal

· ada rembesan eksudat

· ingin mengkaji keadaan luka

· dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.

MENGGANTI BALUTAN KERING

TUJUAN :

Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi

mikroorganisme.

INDIKASI :

Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.

PERSIAPAN ALAT :

· Set balutan steril dalam bak instrumen steril

* Sarung tangan steril

* Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)

* Gunting (menyesuaikan kondisi luka)

* Balutan kasa dan kasa steril

* Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih

* Lidi waten

- Salep antibiotik (bila diperlukan)

· Gunting perban

· Larutan garam fisiologis

· Sarung tangan sekali pakai

· Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan

· Kantung tanah air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan kosong)

· Perlak pengalas

PROSEDUR PELAKSANAAN :

NO LANGKAH KEGIATAN KASUS

1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah

Page 46: Manual Ddt Reguler 2010

perawatan luka2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan

membuka peralatan)3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja.

4 Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur.

5 Bantu klien pada posisi nyaman. Istruksikan pasien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.

6 Cuci tangan secara menyeluruh

7 Pasang perlak pengalas

8 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau balutan dengan pingset.

9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan

10 Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,

11 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl.

12 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan

13 Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang tepat.

14 Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.

15 Kenakan sarung tangan steril

16 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan karakter drainase.

17 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diserapkan atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang basahi dalam larutan dengan pinset. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi. Gerakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka.

18 Gunakan kasa baru untuk mengeringi luka atau insisi. Usap dengan cara seperti pada langkah 18

19 Berikan salep antibiotik bila diperlukan, gunakan teknik seperti langkah pada pembersihan. Jangan di oleskan ditempat drainase

20 Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka. Pasang satu kasa setiap kali. Pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben

21 Gunakan plester di atas balutan, amankan dengan ikatan atau balutan.

22 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan

23 Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.

24 Cuci tangan

25 Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.

Page 47: Manual Ddt Reguler 2010

MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING

PENGERTIAN :

Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen.

INDIKASI :

Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.

TUJUAN :

· Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik

· Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka

· Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.

PERSIAPAN ALAT :

· Set balutan steril dalam bak instrumen steril :

* Sarung tangan steril

* Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)

* Lidi waten

* Balutan kasa dan kasa steril

* Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih

- Salep antiseptik (bila diperlukan)

· Larutan pembersih

· Normal salin

· Sarung tangan sekali pakai

· Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan

· Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)

· Bantalan tahan air/perlak pengalas

· Gunting perban

Page 48: Manual Ddt Reguler 2010

PROSEDUR PALAKSANAAN

NO LANGKAH KEGIATAN KASUS

1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.

2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.

3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja

4 Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.

5 Bantu pasien pada posisi nyaman

6 Cuci tangan.

7 Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas.

8 Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau perban.

9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit dan kearah balutan.

10 Angkat balutan.

11 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.

12 Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, Lepaskan sarung tangan sekali pakai.. Buang pada tempat yang telah disediakan.

13 Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil.

14 Kenakan sarung tangan

15 Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutupan kulit, dan krakteristik drainase.

16 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin.

17 Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kasa basah.

18 Pasang kasa steril kering diatas kasa basah.

19 Tutup dengan kasa, pasang plester di atas bantalan atau amankan dengan, perban, atau pengikat.

20 Cuci tangan

Page 49: Manual Ddt Reguler 2010

BUKU PANDUAN KERJA

RADIOLOGI

Diberikan pada Mahasiswa Semester Satu

BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2010

Page 50: Manual Ddt Reguler 2010

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang penting dalam membantu menegakkan diagnosa penyakit, sehingga kita harus mengetahui dengan baik pemeriksaan yang sesuai untuk masing-masing organ dan bagaimana teknik pemeriksaannya serta apa yang akan diharapkan tampak pada pemeriksaan tersebut.

Tujuan Instruksional Umum :Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis pemeriksaan radiologi yang ada dan mengetahui densitas-densitas yang pada masing-masing pemeriksaan tersebut .

Tujuan Instruksional khusus :1. Mengetahui posisi-posisi yang diperlukan pada masing-masing pemeriksaan

radiologi.2. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada foto X-Ray 3. Mampu mengidensitifkasi densitas yang ada pada foto dengan kontras (IVP,

Colon in Loop, MD Foto, Oesofagografi,Arteriografi, dan Cor Analisa)4. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan mammografi5. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan Ultrasonografi6. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan CT-Scan7. Mampu mengidentifikasi densitas yang ada pada pemeriksaan MRI

Media dan alat bantu pembelajaran1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto2. Light box3. Hasil-hasil (foto-foto) pemeriksaan Radiologi

Metode Pembelajaran1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar2. Ceramah3. Diskusi4. Partisipasi aktif dalam skill lab5. Evaluasi melalui check list

Page 51: Manual Ddt Reguler 2010

LANGKAH KLINIK

1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto : Nama Umur Jenis Kelamin Tanggal

2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu No foto Marker dari foto berupa R – L atau D – S

3. Memasang foto di light – box dengan beranggapan pasien berhadapan dengan pemeriksa

4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral dekubitus (R/L) atau oblik

5. Mengidentifikasi jenis pemeriksaan radiologi meliputi :- foto X-ray (toraks, extremitas,BNO dll)- foto Colon in Loop- Foto MD- Foto Oesofogografi- Foto IVP- Foto mammografi- Pemeriksaan USG- Pemeriksaan CT Scan- Pemeriksaan MRI

6. Mengenal densitas yang ada pada masing-masing pemeriksaan yangmeliputi :Foto Konvensional ( Foto X Ray dan Foto Kontras) densitasnya :

- Radiopak- Hiperradiopak (metal density)- Intermediate

Pemeriksaan Ultrasonografi dengan densitas :- Hiperekoik- Hipoekoik- Normoekoik (isoekoik)

Pemeriksaan CT-Scan dengan densitas :- Hiperdens- Hipodens- Isodens

Pemeriksaan MRI (T1 & T2) dengan densitas :- Hiperintens- Hipointens- Isointens

Page 52: Manual Ddt Reguler 2010