Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

36
Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembuatan Pestisida Alami Oleh : Widya Saraswati. R Kelas : XI IPA 3 TAHUN AJARAN 2011/2012 PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT 1

Transcript of Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Page 1: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembuatan Pestisida Alami

Oleh : Widya Saraswati. R

Kelas : XI IPA 3

TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

SMA NEGERI 4 LAHAT

Jalan RayaTanjung Payang Lahat Telp (kantor) 0731-326660

Fax : 326662 website : www.sman4lahat.sch.id

1

Page 2: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembuatan . Pestisida Alami

NAMA : Widya saraswati. R

KELAS : XI. IPA 3

Disahkan pada tanggal 04 Juni 2012

Koordinator Karya tulis Guru Pembimbing

Desismi Hartini, S.Pd. Marta Beni Widyanti, S.Si.

NIP 197812162008012003 NIP 197701212009032001

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 4 Lahat

Drs. Syahfiral Syamsuar

NIP 196708211992203804

2

Page 3: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah yang Maha Esa kerena

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

dengan tepat waktu yang berjudul “Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai

Pembuatan Pestisida Alami”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru Kimia yang telah

memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian

dalam karya tulis ini. Penulis menyadari dengan adanya masukan dari para guru

yang terlibat, karya tulis ini menjadi lebih lengkap untuk dikembangkan kembali

Karya tulis ini dibuat dengan salah satu persyaratan untuk nilai muatan lokal

bagi para siswa SMA Negeri 4 Lahat, khususnya dalam bidang studi Kimia.

Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Drs. Syahfiral Syamsuar sebgaia Kepala SMA Negeri 4 Lahat

2. Orang tua sebagai sumber inspirasi

3. Ibu Srihandayani selaku pembimbing kayra tulis Kimia

4. Teman-teman yang memberikan bantuan untuk membuat karya tulis ini.

Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. Sehingga

mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua demi perbaikan karya

ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Lahat,

Penulis

3

Page 4: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................41.2 Rumusan Masalah .........................................................................................51.3 Batasan Masalah ...........................................................................................51.4 Hipotesis .......................................................................................................51.5 Tujuan Penelitian ..........................................................................................51.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................7

2.1 Pengertian Kulit Bawang Merah ..................................................................72.2 Kandungan Kulit Bawang Merah .................................................................82.3 Pengertian Pestisida ......................................................................................92.4 Klasifikasi Tanaman Jambu Air ...................................................................112.5 Penyakit Tanaman Jambu Air ......................................................................11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................13

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................13 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................13 3.3 Metode Penelitian ........................................................................................13 3.4 Cara Kerja ...................................................................................................14 3.5 Analisa Data ................................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................16

4.1 Hasil ...........................................................................................................16 4.2 Pembahasan ................................................................................................17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................20

5.1 Kesimpulan ................................................................................................20 5.2 Saran ..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................21

LAMPIRAN.....................................................................................................22

4

Page 5: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu dalam mengembangkan kreativitas baik secara

individual ataupun secara berkelompok orang-orang di dunia terus bersaing

dalam bidang industri, pertanian dan perekonomian. Salah satunya di bidang

pertanian yakni para petani yang sedang gencar dalam memproduksi panennya

supaya menghasilkan hasil panen yang berkualitas serta bernutrisi tinggi dan

pastinya menghasilkan keutungan.

Akan tetapi, dalam proses produksi panen ini tidak menutup kemungkinan

apabila tumbuhan atau produk panen setiap harinya dihinggapi oleh berbagai

jenis hama, ulat maupun serangga. Apalagi selama ini, petani Indonesia telah

beberapa kali mengalami kerugian karena rusaknya hasil panen akibat hama.

Kemudian para petani itu lebih memilih jalan lain dengan cara

menyemprotkan tanaman mereka dengan pestisida berbahan kimia. Menurut

mereka pestisida berbahan kimia lebih efektif dalam membasmi hama pada

tanaman. Namun mereka tidak mengetahui akan adanya dampak negatif  bagi

tumbuhan yang mereka tanam dari pestisida berbahan kimia tersebut.

Penggunaan pestisida, khususnya pestisida sintetis atau kimia memang

memberikan keuntungan secara ekonomis, karena harganya jauh lebih terjangkau

dari pada pestisida yang alami, namun memberikan kerugian negatif

didalamnya, diantaranya residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tetapi

juga air, tanah, dan udara.

Penggunaan pestisida sintetis secara terus-menerus akan mengakibatkan

efek resistensi dan resurjensi atau timbul kembali dari   berbagai jenis hama ulat.

Akibatnya, kualitas pangan yang dihasilkan menurun. Pangan yang seharusnya

berkualitas dan bernutrisi tinggi, menjadi racun karena tercemar dengan pestisida

kimia dan dapat mengakibatkan bahaya bagi siapapun yang mengonsumsinya.

5

Page 6: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Maka dari itu, penulis memberikan inovasi baru terkait penggunaan

pestisida yang aman dan mudah didapatkan yaitu dengan memanfaatkan kulit

bawang merah yang selama ini hanya dianggap limbah, tapi untuk kali ini kulit

bawang merah digunakan sebagai alternatif pestisida alami atau organik pada

hama tanaman. 

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Pembuatan Ekstrak Kulit Bawang Merah Sebagai Pestisida

Alami pada daun jambu air” sebagai judul karya ilmiah penulis, guna

meningkatkan kualitas hasil pangan yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kulit bawang merah bisa menghasilkan pestisida yang alami?

2.  Dampak yang ditimbulkan saat menggunakan pestisida kulit bawang ...

merah?

1.3 Batasan Masalah

Dalam percobaan karya tulis ini, penulis hanya menggunakan hama ulat

sebagai objek uji coba dari pestisida kulit bawang merah.

1.4 Hipotesis

Bawang merah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin atau

mineral dan senyawa yang berfungsi sebagai anti-mutagen dan anti-karsinogen,

sehingga fungsi dari kandungan bawang merah dapat membantu proses

pembuatan pestisida alami dengan anti-mutagen dan anti-karsinogen untuk hama.

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui racikan kulit bawang merah untuk dijadikan pestisida alami.

2.  Mengetahui dampak setelah menggunakan pestisida kulit bawang merah.

6

Page 7: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kandungan

yang   terdapat pada kulit bawang merah yang berpotensi dapat membunuh

hama ulat.

2.      Bagi kalangan akademis, dapat menambah referensi tentang ilmu

pengetahuan mengenai penggunaan pestisida alami menggunakan kulit

bawang merah.

3.      Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dengan

menyemprotkan tanaman dengan ekstrak kulit bawang merah.

7

Page 8: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kulit Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang

berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder

berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang

yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi

bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.

Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas (di

akses pada http://kimia.unp.ac.id/?p=716april 2012 Pukul 10.15 wib).

Bawang merah juga mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin

atau mineral dan senyawa yang berfungsi sebagai anti-mutagen dan anti-

karsinogen. Di dalam bawang merah terdapat asam amino yang tidak berbau, tak

bewarna dan dapat larut dalam air. Ikatan asam amino ini disebut aliin. Kemudian

senyawa tersebut dapat berubah menjadi alicin. Bersama dengan tiamin, alicin

dapat membentuk allitiamin, senyawa bentukan ini ternyata iserap oleh tubuh

daripada viamin B sendiri. Dengan demikian, alicin dapat membuat vitamin B

lebih efisien oleh tubuh. Berikut merupakan klasifikasi dari bawang merah.

Kingdom: Plantae

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Sub Kelas: Liliidae

Ordo: Liliales ...........

Famili: Liliaceae 

Genus: Allium ..

Spesies: Allium cepa var. aggregatum L

(di akses pada http://susanharsawardana.wordpress.com/2011/10/10/manfaat-

kulit-bawang-merah/april 2012 Pukul 10.20 wib).

8

Page 9: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Dalam klasifikasi ilmiah botani, bawang merah termasuk ordo

aspalagales, family aliaceae, genus allium, dan spesies A. ascalonicum. Tetapi,

dalam penelitian ini yang digunakan bukan bawang merah, melainkan bagian

terluar dari bawang merah yaitu kulit bawang merah.

Menurut admin (2010:28) kulit bawang merah adalah bagian terluar dari

bawang merah yang diambil dagingnya. Biasanya, kulit bawang merah tidak

pernah dimanfaatkan, melainkan langsung dibuang setelah didapatkan

isinya. Kulit bawang merah ini sangat berguna sekali, terutama untuk makanan.

Paling sering kulit bawang merah digunakan untuk membuat telur pindang. Selain

digunakan sebagai penyedap makanan, kulit bawang merah juga mengandung zat

dan senyawa yang berpotensi dapat membunuh hama ulat (Fatmah, 2005:69).

2.2 Kandungan Kulit Bawang Merah

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu,

bawang merah yang diambil kulitnya. Kulit bawang merah adalah bagian terluar

atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama

serangga pada tanaman, kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin.

Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-

feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu

makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian

tanaman yang disukainya.

Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa

mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi

daun yang mengandung senyawa   acetogenin konsentrasi rendah, akan

menyebabkan terganggunya  proses pencernaan dan merusak organ-organ

pencernaan, yang  mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).

Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung

senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin  mampu menghambat transport

elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama

serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya.

9

Page 10: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar

oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti tidak memakan apapun,

karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak

tersalurkan keseluruh tubuh. Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan.

Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga

memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang

terdapat pada kulit bawang merah memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga

dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal, 2008).

2.3 Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk

mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.

Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi").

Sasarannya.bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia,

ikan, ataupun kikrobi yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak

selalu, beracun, pestisida seringkali disebut sebagai "racun". (diakses dalam

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agricultur/-pengertian-pestisida/).

Pestisida dapat berperan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang

mengatur atau menstimulirpertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.

Dalam  pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai

alternatif pestisida. Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-

jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam

bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya,

dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular)

penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam

bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga

yang lain (Mulsa Plaktis).

Menurut Zulkarnaen (2010:50) pestisida dibagi menjadi dua, yaitu

pestisida sintetis atau kimia dan pestisida organik atau alami(Pengendalian Hama

Terpadu). Sekilas pandang, pestisida kimia dengan pestisida alami sama saja.

Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan kedua jenis pestisida tersebut

dibedakan.10

Page 11: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Pestisida berbahan kimia memberikan resiko  yang serius dengan

terancamnya kesehatan populasi organisme (burung, amfibi, reptil, dan lain-lain)

akibat dari penggunaan pestisida berbahan kimia. 

Bahan aktif yang terkandung dalam pestisida berbahan kimia akan menjadi

racun bagi yangpengonsumsi hasil pertanian, bukan hanya itu, lingkungan akan

menjadi sasaran utama atas penggunaan bahan berbahaya ini. Sehingga, tidak

hanya hasil panen yang tercemar, melainkan meliputi udara dan efek negatif

terhadap tumbuhan itu sendiri. Bahan yang secara umum yang sering digunakan

oleh masyarakat dalam penggunaan pestisida berbahan kimia seperti

DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane), endrin (cairan yang biasa dipakai

sebagai racun pembunuh tikus), lindane, dan endosulfan (Aditya, 2010:17).

Pestisida alami jelas berbeda dengan pestisida kimia, walaupun tujuan

keduanya sama yaitu memberantas hama ulat yang hinggap pada

tumbuhan. Beberpa keuntungan dalam penggunaan pestisida alami (organik) yaitu

zat dan senyawa yang terdapat pada pestisida berbahan alami dapat menolak

kehadiran hama ulat dengan bau yang tidak disukainya, dapat merusak

perkembangan telur, larva, dan pupa pada hama serangga, menghambat

reproduksi serangga betina dan menghancurkan hormon di dalam tubuh hama

serangga. (diakses dalam http://antojulay.blogspot.com/2010/05/pengertian-

pestisida.html).

Beberapa bahan dari tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pestisida

alami adalah daun papaya (mengandung zat aktif “papain”), biji jarak

(mengandung senyawa reisin dan alkaolit), daun sirsak (mengandung

senyawa annonain dan resin), rimpang jeringau (mengandung senyawaArosone,

Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol), pacar cina

(mengandung senyawa minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoin, dan tannin),

dan lain-lain (Andri, 2010:23).

11

Page 12: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

2.4 Klasifikasi Tanaman Jambu Air

Tanaman jambu air merupakan tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau

myrtacae. Berikut merupakan Klasifikasi tanaman jambu air.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosida

Ordo : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Eugenia

Spesies : Eugenia Aquea Burm F

2.5 Penyakit pada daun tanaman Jambu air

Menurut Nurwansyah (2010) Tanaman itu bagaikan manusia, ia bisa hidup

sehat atau subur, bisa juga sakit akibat terserang penyakit yang mengakibatkan

berkurangnya kesuburan pada tanaman. Banyak sekali penyakit yang dapat

menyerang  tanaman. Salah satunya adalah ulat. Ulat merupakan bagian dari biang

keladi perusak tanaman. Kehadiran ulat memang membawa kerisauan bagi

pemilik tanaman jenis hortikultura. Mahkluk kecil pengacau merusak kesehatan

tanaman, sehingga tidak sedikit yang menggunakan alternatif semprotan racun

pestisida untuk melindungi tanaman dari jangkauan hama, penyakit, dan binatang.

Beberapa Kerusakan fisik yang terjadi pada tumbuhan adalah daun-daun

dipenuhi oleh banyak lubang berbekas, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu

(hal ini dapat terjadi dikarenakan hama serangga dapat meyebabkan pertumbuhan

tanaman menjadi terhambat dan bahkan tidak jarang mengalami stagnan

pertumbuhan atau kerdil.

12

Page 13: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Menurut Nurwansyah (2010) Menurunnya jumlah produksi tanaman

dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman tidak

akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya

pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal

ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun dan

batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama secara tidak

langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan

produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentesis.

13

Page 14: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 19 April 2012 di rumah penulis di Jalan

Pertiwi 1 no.80D RD.PJKA Lahat.

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat

1. Botol sprey

2. Kompor

3. Panci

b. Bahan

1. Air 200 ml

2. Garam secukupnya

3. Kulit Bawang Merah 1 gram

3.3 Metode Penelitian

Dalam penelitian karya tulis ini penulisannya menggunakan metode

penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang tidak disertai

dengan angka-angka statistik melainkan hanya menjelaskan dan menarik

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode eksperimen

14

Page 15: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

3.4 Cara Kerja

1. Di pisahkan daging bawang merah dengan kulitnya, kumpulkan kulit

bawang . merah sebanyak kurang lebih 1 gram.

2. Di keringkan kulit bawang merah dengan cara dijemurdi bawah terik

.........matahari selama satu jam.

3. Di siapkan air dalam panci sebanyak 200 ml.

4. Di masukkan kulit bawang merah sebanyak 1 gram. Tunggu hingga mendidih

5. Setelah mendidih, lihatlah ekstraks yang di hasilkan kulit bawang merah,

........apabila warnanya telah berubah menjadi merah tua dan beraroma tajam dari

........bawang merah, maka matikan kompor dan dinginkan.

Dari takaran yang digunakan diatas dalam pembuat ekstrak kulit bawang

merah akan menghasilkan ekstrak kurang lebih sebanyak 80 ml kemudian ekstrak

tersebut di letakkan dalam sebotol sprey 80 ml. Percobaan ini dilakukan sebanyak

2 kali, yakni ekstrak pertama digunakan untuk satu minggu pertama dan ekstrak

kedua digunakan untuk satu minggu berikutnya.

3.5 Sumber dan Literatur Data

Data-data yang diperoleh merupakan data yang diperoleh dari percobaan serta

analisis sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pendukung dan penunjang

penulisan setelah data dan literature terkumpul dilakukan penyusun rencana

penulisan bersama guru pembimbing.

3.6 Analisa data

Hasil yang didapatkan dalam pembuatan ekstrak kulit bawang merah ini

dilakukan dengan cara eksperimen dan secara kuantitatif. Untuk mengamati

keadaan yang akan terjadi nantinya pada daun tanaman yang diuji cobakan pada

eksperimen kali ini, penulis membuat bagan penyemprotan pada tanaman pohon

jambu air. Kemudian penulis mengambil 4 sampel daun untuk di teliti dengan

bagan sebagai berikut.

15

Page 16: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

a. Tabel banyaknya dan lamanyanya penyemprotan pada daun jambu air

No.

Daun yang di ujikan

Perlakuan dalam dua mingguKeterangan

Banyak ekstrak yang digunakan

Banyak Hari penyemprotan

1 Daun 1

2 Daun 2

3 Daun 3

4 Daun 4

b. Tabel perubahan dan pertumbuhan pada daun jambu air

Daun

Perubahan

PertumbuhanDaun berlubang bintik-bintikwarna

hilang ber - tetap hilang ber - tetap

Daun 1

Daun 2

Daun 3

Daun 4

16

Page 17: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada eksperimen pembuatan kulit bawang merah sebagai bahan alami

pembuat pestisida pada tanaman yang berpenyakit ini menggunakan 4 sampel

dari tanaman yang sama yaitu tanaman jambu air. Dalam percobaan ini

menghasilkan ekstrak kulit bawang merah sebanyak 80 ml. Kemudian ekstrak

tersebut di letakkan dalam sebotol sprey 80 ml. Percobaan ini dilakukan sebanyak

2 kali, yakni ekstrak pertama digunakan untuk satu minggu pertama dan ekstrak

kedua digunakan untuk satu minggu berikutnya.

Penulis mengamati dedaunan itu menggunakan dua tabel berikut:

a. Tabel banyaknya dan lamanyanya penyemprotan pada daun jambu air

No.

Daun yang di ujikan

Perlakuan dalam dua mingguKeterangan

Banyak ekstrak yang digunakan

Banyak Hari penyemprotan

1 Daun 1 2 percikan 1 x 1 Baik

2 Daun 2 5 percikan 1 x 1 Lebih baik

3 Daun 3 2 percikan 3 x 1 Tetap

4 Daun 4 5 percikan 3 x 1 Sedikit berubah

b. Tabel perubahan dan pertumbuhan pada daun jambu air

Daun

Perubahan

PertumbuhanDaun berlubang bintik-bintikwarna

hilang ber - tetap hilang ber - tetap

Daun 1  -

-   -

 -  Hijau  Baik

Daun 2

 -  -  -

 -  Hijau  Baik

Daun 3  -

 -  -  -

 Hijau coklat  Stagnan

Daun 4  -

 - - 

 -  Hijau coklat  stagnan

17

Page 18: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

4.2 Pembahasan

Dalam pembuatan ekstrak kulit bawang merah sebagai bahan alami

pembuat pestisida ini tidak membutuhkan banyak waktu dan proses

pembuatannya pun sederhana serta menghemat biaya pengeluaran.

Dalam penelitian ini, ekstrak kulit bawang merah diproses menggunakan

kulit bawang merah yang telah dikeringkan (untuk mengurangi kadar air).

Pembuatan ekstrak kulit bawang merah dilakukan dengan cara perebusan. Setelah

ekstrak kulit bawang merah mendidih, akan berubah warna menjadi merah

kecoklatan yang dihasilkan dari ekstrak kulit bawang merah berasal dari senyawa

flangfolikosida, senyawa ini sangat ampuh dalam membunuh bakteri. 

Hal ini menunjukan, semakin banyak kulit bawang merah yang digunakan,

semakin lama waktu perebusan yang dibutuhkan untuk menghasilkan banyak

senyawa flangfolikosida yang didapat dari diekstrak. Sebaliknya, semakin sedikit

kulit bawang merah yang digunakan, semakin singkat waktu perebusan yang

dibutuhkan. Maka ekstrak kulit bawang merah yang diperoleh kurang berwarna

coklat dan aroma bawang merah tidak kuat.

Menurut bagan di atas, kita mengetahui bahwa sampel dari ke 4 daun yang

diujikan terdapat perubahan berdasarkan pengonsumsian ekstrak pestisida alami

dan jumlah hari yang di butuhkan dalam proses penyemprotan. Berikut penjelasan

yang didapat dari tabel diatas selama 2 minggu pengamatan.

Daun 1 membutuhkan 2 percikan sprey dan waktu penyemprotan 1 x 1

hari, hal ini menunjukkan kondisi daun yang didapatkan selama 2 minggu

mengalami perubahan, yakni daun yang sebelumnya banyak terdapat lubang

berbekas dan beberapa bintik-bintik akibat hama kini lubang-lubang tersebut

sedikit demi sedikit menutup dan lubang serta bintik-bintiknya pun berkurang.

Daunnya yang dahulu nampak hijau kecoklatan akibat hama, kini warna coklat

menghilang, tetapi masih bersisa dibagian tengan daun. Dan daun pun mengalami

pertumbuhan dari sebelumnya.

18

Page 19: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Daun 2 membutuhkan 5 percikan sprey dan waktu penyemprotan 1 x 1

hari, hal ini menunjukkan kondisi daun yang didapatkan selama 2 minggu

mengalami perubahan, yakni daun yang sebelumnya banyak terdapat lubang

berbekas dan beberapa bintik-bintik akibat hama kini lubang-lubang dan beberapa

bintik-bintik tersebut menutup. Daunnya yang dahulu nampak hijau kecoklatan

akibat hama, kini warna coklat menghilang, tetapi masih bersisa di bagian tengan

daun. Dan daun pun mengalami pertumbuhan yang baik dari sebelumnya.

Daun 3 membutuhkan 2 percikan sprey dan waktu penyemprotan 3 x 1

hari, hal ini menunjukkan kondisi daun yang didapatkan selama 2 minggu kurang

mengalami perubahan, yakni daun yang sebelumnya banyak terdapat lubang

berbekas dan beberapa bintik-bintik akibat hama kini lubang-lubang tersebut

hanya sedikit sekali yang berkurang (hanya dibagian beberapa tepi daun) dan

bintik-bintiknya pun tetap ada. Daunnya yang dahulu nampak hijau kecoklatan,

kini warna coklat seakan tidak mau menghilang dan tetap menetap selama 2

minggu penyemprotan. Daun mengalami pertumbuhan stagnan atau kerdil.

Daun 4 membutuhkan 5 percikan sprey dan waktu penyemprotan 3 x 1

hari, hal ini menunjukkan kondisi daun yang didapatkan selama 2 minggu kurang

mengalami perubahan, yakni daun yang sebelumnya banyak terdapat lubang

berbekas dan beberapa bintik-bintik akibat hama kini lubang-lubang tersebut

hanya berkurang dibagian beberapa tepi daun dan bintik-bintiknya pun tetap ada.

Daunnya yang dahulu nampak hijau kecoklatan akibat hama, kini warna coklat

sedikit berkurang dan sebagian tetap menetap selama 2 minggu penyemprotan.

Daun pun mengalami pertumbuhan stagnan atau kerdil.

Dari pernyataan diatas, didapatkan hasil bahwa daun 3 lah yang sedikit

mengalami perubahan dikarenakan jumlah penyemprotan dan waktu

penyemprotannya kurang memadai. Hal ini disebabkan karena pestida alami dari

kulit bawang merah mengadung mineral dan senyawa yang berfungsi sebagai

anti-mutagen sehingga waktu yang di butuhkan dalam penyemprotan sangat

rentan dan memerlukan banyak waktu dalam penyemprotan.

19

Page 20: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Sedangkan Daun 2 merupakan daun yang takarannya pas atau sesuai

takaran dalam pengonsumsian jumlah dari pestisida kulit bawang merah ini.

Sehingga daun berlubangpun menghilang, bintik-bintik pada daun berkurang dan

menghasilkan warna hijau tua netral seperti daun sehat biasanya serta

perumbuhannyapunmembaik, maksud nya tidak mengalami stagnan atau

kekerdilan akibat hama yang menggagu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak ekstrak yang digunakan

dan semakin sering melakukan penyemprotan pada daun jambu air, maka daun

jambu air yang rusak akibat hamapun akan mengalami kondisi yang jauh lebih

baik dari sebelumnya. Beda halnya dengan pembuatan pestisida berbahan kimia

yang sering digunakan para petani, yakni penggunaannya hanya membutuhkan

dua sampai tiga kali penyemprotan dalam satu minggu. Akan tetapi daun yang

disemprotkan oleh pestisida berbahan kimia sedikit banyak mengandung DDT

yaitu racun atau bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama tikus. Oleh

karena itu mengajak masyarakat untuk mengurangi penyemprotan menggunakan

bahan kimia karena akan berdampak buruk terhadap tanaman dan pengonsumsi

tanaman yang digunakan.

20

Page 21: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kulit bawang merah dapat dijadikan sebagai pestisida alami dengan cara

mengambil ekstraknya. Takaran yang tepat dalam pembuatan ekstrak kulit

bawang merah yakni menghasilkan 80 ml.

Ternyata ekstrak kulit bawang merah tidak memberikan efek negatif pada

tumbuhan itu sendiri dan ekosistem sekitar. Hasil pengamatan menunjukan,

ekstrak kulit bawang merah membuat daun pada tumbuhan menjadi tampak lebih

segar dibandingkan daun yang disemprotkan dengan pestisida berbahan kimia.

5.2 Saran

kulit bawang yang digunakan untuk pembuatan ekstrak harus kering atau

tidak basah dan tidak lembab, untuk mengurangi kadar air. Karena kadar air

tersebut akan membusuk dan menghasilkan aroma yang tidak sedap serta dapat di

tumbuhi oleh bakteri. Oleh karena itu, penulis menyrankan agar dalam melakukan

percobaan ini dilaksanakan dengan segera tanpa mengulur-ulur waktu supaya

terhindar dari tumbunya bakteri pada kulit bawang merah.

21

Page 22: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Pangestu. 2010. Bercocok Tanam. Jakarta: Erlangga

Admin, Surapraja. 2010. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: PT Pustaka

Andri. 2010. Cara Membasmi Hama: Erlangga

Fatmah, wati. 2005. Manfaat Umbi dan Tanaman Jagung. Jakarta: PT Pustaka

http://antojulay.blogspot.com/2010/05/pengertian-pestisida.html).

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agricultur/-pengertian-pestisida/).

http://kimia.unp.ac.id/?p=716april 2012 Pukul 10.15 wib)

http://susanharsawardana.wordpress.com/2011/10/10/manfaat-kulit-bawang-merah/april 2012 Pukul 10.20 wib).

Nurwansyah. 2010. Flora dan Fauna. Surabaya : Erlangga

Plantus, Sumarji. 2008. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: PT Pustaka

Rizal, Efendi. 2008. Membasmi Hama. Jakarta: Erlangga

Zulkarnaen.2010. Pestisida Alami Pembasmi Hama. Surabaya: PT Pustaka

22

Page 23: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

LAMPIRAN

Gambar 1. Kulit bawang merah dikeringkan

Gambar 2. Kulit bawang merah di rebus dengan air 100 ml

23

Page 24: Manfaat bawang merah sebagai pembuat pestisida alami

Gambar 3. Kulit bawang merah dan ekstraknya

Gambar 4. Ekstrak kulit bawang merah

24