Manajemen Wilayah · Web viewManajemen wilayah adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan...
Transcript of Manajemen Wilayah · Web viewManajemen wilayah adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan...
MODUL PERKULIAHAN
SALESMANSHIP
MANAJEMEN WILAYAH
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
EKONOMI DAN
BISNIS
MANAJEMEN
S-114 HELSINAWATI,SE,MM
Abstract KompetensiManajemen Wilayah Mahasiswa diharapkan mengerti
tentang Manajemen Wilayah
Manajemen WilayahKita yang berkecimpung dalam dunia distribusi tentunya akan sangat berhubungan
dengan territory Sales atau Wilayah kerja penjualan. Territory sales adalah suatu bagian
yang sangat vital dalam menentukan sukses tidaknya penjualan kita sehingga diperlukan
suatu strategi yang terencana dalam menempatkan sales force kita dalam suatu wilayah
sehingga kita dapat benar-benar berhasil dalam menguasai pasar wilayah tersebut.
Kesalahan dalam menempatkan sales force dan pembagian wilayah kerjanya akan
berdampak pada membengkaknya cost per sales dan efektifitas kerja harian sales, yang
akhirnya berdampak pada peyebaran dan penjualan produk yang kita pasarkan.
Menghasilkan pelanggan baru adalah penting, tetapi kebanyakan manajer penjualan
dan pemasaran merasa bahwa perusahaan akan lebih untung jika dapat mempertahankan
loyalitas (kesetiaan) pelanggan. Pelanggan yang setia dipertimbangkan lebih
menguntungkan karena mereka kurang sensitif terhadap harga dan tetap bertahan dengan
penawaran pesaing. Tambahan $100 dalam penghasilan dari pelanggan yang sudah ada
sering kali lebih menguntungkan dari pada peningkatan yang sama dalam penghasilan dari
pelanggan baru karena sejumlah potongan harga atau insentif dibutuhkan untuk membujuk
pelanggan baru agar berganti pemasok.
Sebagaimana program tenaga penjual berubah dari tipe transaksional menjadi
hubungan pelanggan yang lebih konsultatif, maka tugas manajemen bergeser ke
memprioritaskan peluang dari pelanggan yang sudah ada dari pada menghasilkan
pelanggan baru (prospek).
Pada sesi ini akan dibahas bagaimana mengelola pelanggan yang sudah ada dengan
manajemen wilayah (teritorial). Pembahasan dimulai dengan menjelaskan manfaat
penggunaan teritorial penjualan. Selanjutnya pembahasan dilanjutkan dengan bagaimana
melakukan analisis besarnya ukuran minimum dari pelanggan (a minimum account size
analysis), serta apa saja yang menjadi bahan pertimbangan menyusun territorial penjualan,
dan bagaimana memperbandingkan kinerja teritorial penjualan.
Definisi Wilayah Penjualan
Menurut William J Stanton, definisi dari Wilayah Penjualan adalah:“Suatu daerah
geografis tertentu yang dipercayakan pada seseorang sales atau distributor dengan
mempertimbangkan jumlah customer atau calon customer di setiap daerah geografis atau
daerah tertentu yang sudah disepakati bersama”.
201 2 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum, Wilayah Penjualan adalah:Wilayah yang menjadi tanggungjawab
seorang wiraniaga atau seorang salesman untuk sejumlah pelanggan saat ini dan
pelanggan potensial yang diberikan kepadanya.
Definisi Manajemen Wilayah
”Manajemen wilayah adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan aktivitas-
aktivitas wiraniaga atau salesman dengan tujuan merealisasikan penjualan dan laba
potensial untuk wilayah mereka”.
Dimana manajemen wilayah atau pengaturan wilayah kekuasaan, merupakan suatu
metode penanganan wilayah dalam kaitannya dengan pemasaran dan distribusi produk.
Untuk perusahaan yang bergerak di consumer goods atau telco, manajemen
wilayah menjadi penting karena menjadi panduan kerja di lapangan. Manajemen wilayah
yang baik akan memandu kerja team dari sisi strategi, taktik, hingga teknis.
Untuk sebuah wilayah, apa saja yang kira - kira yang perlu dimanage dan
bagaimana memanagenya? Yang perlu di manage adalah: Management sales, jadwal
branding, jadwal promosi, etc.
Filosofi Manajemen Wilayah
1. Kalau anda mengenal musuh dan diri sendiri, anda tidak perlu takut terhadap 100
pertempuran.
2. Kalau anda mengenal diri sendiri tetapi tidak mengenal musuh, untuk setiap
kemenangan yang anda raih , anda juga akan menderita kekalahan.
3. Kalau anda tidak mengenal diri sendiri ataupun musuh, anda akan kalah dalam
setiap pertempuran.
4. William J Stanton op cit dalam Sutojo (2003 : 209) mendefinisikan territorial
penjualan sebagai sejumlah pelanggan dan calon pelanggan dalam satu daerah
geografis tertentu, yang dipercayakan pada seorang sales executives atau
distributor. Beliau menyarankan manajer penjualan juga memperhatikan jumlah
pelanggan dan calon pelanggan di tiap daerah geografis, tidak hanya
memperhatikan batas geografis. Hal itu disebabkan karena ditinjau dari segi
manajemen penjualan, yang dimaksud dengan pasar adalah pelanggan dan pembeli
(atau konsumen akhir). Dari segi manajemen penjualan besar kecilnya pasar diukur
dengan jumlah pelanggan dan konsumen akhir serta daya beli mereka, bukan
semata-mata dari luas area geografis.
201 3 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
5. Membagi seluruh pasar yang dilayani menjadi beberapa territorial penjualan
memberi manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi sales executives.
Manfaat bagi perusahaan 1. Meningkatkan mutu hubungan bisnis dengan pelanggan.
Sales executives mempunyai lebih banyak kesempatan mempelajari kebutuhan
spesifik tiap orang pelanggan di territorial penjualan yang berulang kali mereka
layani, sehingga memungkinkan mereka meningkatkan mutu layanan kepada tiap
pelanggan. Di lain pihak, banyak pelanggan lebih suka dilayani seorang sales
executives yang sama. Mereka segan bertransaksi dengan perusahaan yang terlalu
sering mengganti sales executives yang melayaninya. Karena dengan sering
bergantinya sales executives, mereka terpaksa mengulang keterangan atau
keinginan yang sama, yang berarti pemborosan waktu dan tenaga.
2. Membagi pasar menjadi beberapa territorial penjualan dapat menurunkan biaya
penjualan.
Apabila penjualan produk pada kelompok pelanggan dan calon pelanggan dalam
teritori geografis tertentu diserahkan kepada seorang sales executives tertentu,
duplikasi kunjungan pada pelanggan dan calon pelanggan yang sama oleh para
sales executives perusahaan dapat dihindari. Hal ini berarti penghematan tenaga,
waktu, dan biaya perjalanan.
3. Manajer penjualan juga lebih mudah mengendalikan kinerja masing-masing sales
executives.
Dengan daftar nama dan alamat pelanggan dan calon pelanggan yang ada di tiap
teritori geografis, manajer penjualan atau manajer cabang lebih mudah membantu
sales executives menyusun rute perjalanan penjualan. Mereka juga dapat
membimbing sales executives dalam menentukan frekuensi. Dengan pembagian
seluruh pasar menjadi beberapa territorial penjualan, penentuan kuota penjualan
dapat dilakukan secara lebih realistis. Evaluasi kinerja sales executives juga dapat
dilakukan secara lebih efektif dan adil.
Manfaat bagi Sales Executives 1. Karena mendapat kepercayaan melayani sejumlah pelanggan dan calon
pelanggan di teritori geografis tertentu, mereka akan berusaha ekstra untuk
memuaskan pelanggan dan calon pelanggan tersebut. Kepercayaan yang
diberikan perusahaan ini dapat menimbulkan kebanggaan dan keterkaitan
mereka dalam tugas.
201 4 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
4. Teritorial penjualan dapat mengalokasikan beban tugas sales executives secara
proporsional. Dengan pembagian teritorial penjualan, tiap orang sales executives
mengetahui apa yang diharapkan perusahaan dari mereka, dan apa yang dapat
mereka harapkan dari perusahaan (komisi, bonus, penghargaan, dsb).
5. Sales executives mengetahui batas-batas daerah geografis yang dipercayakan
kepada mereka dan yang dipercayakan kepada koleganya. Mereka mempunyai
kepastian pelanggan-pelanggan mana saja yang perlu dibina hubungan baiknya.
Oleh karena itu mereka merasa lebih mudah menyusun rencana kerja, perjalanan
dan kunjungan. Dengan bekerja secara berencana, mereka dapat lebih efektif dan
efisien mengelola jam-jam kerjanya.
Lingkup Manajemen Wilayah1. Menganalisis wilayah
2. Merencanakan secara komprehensif dan mempersiapkannya
3. Pengambilan keputusan secara hati-hati
4. Kemampuan menjalin hubungan
5. Komunikasi yang efektif
6. Efisiensi manajemen waktu
Design Wilayah Penjualan
Mendesain wilayah penjualan meliputi rincian yang didasarkan kepada data
pelanggan sehingga mereka dapat dilayani secara individual dengan baik oleh salesman.
Pembagian wilayah penjualan biasanya kombinasi dalam suatu daerah, beberapa daerah
dalam satu bagian, dan beberapa bagian dalam saru zona dan sejumlah zona dalam
wilayah nasional.
Langkah awal dalam mengelola pelanggan yang sudah ada adalah menentukan
peluang minimum dimana tenaga penjual dapat menghabiskan waktu mereka. Sebagai
contoh, tenaga penjual harus mengetahui potensi pertumbuhan jangka pendek dari
pelanggan, juga situasi persaingan dan permintaan mereka. Untuk itu, tenaga penjual harus
melakukan analisis besarnya ukuran minimum dari pelanggan (a minimum account size
analysis). Analisis ini meliputi dua langkah :
1. Menghitung biaya personal per panggilan penjualan (cost per call)
2. Volume penjualan pulang pokok (break even sales volume)
201 5 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Cost per Call Langkah pertama dalam menganalisis ukuran pelanggan minimum adalah dengan
menghitung biaya untuk melakukan panggilan penjualan. Biaya per panggilan (cost per call)
adalah fungsi dari jumlah panggilan yang anda buat per hari, jumlah hari yang tersedia untuk
memanggil pelanggan, dan pengeluaran penjualan langsung (direct selling expense). Direct
selling expense mencakup setiap pengeluaran seperti kompensasi, perjalanan, lodging
(penginapan), hiburan, dan komunikasi. Prosedur untuk menghitung average cost per call
diilustrasikan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Menghitung cost per call untuk tenaga penjual produk industri
Sumber : Cron & Decarlo (2010 : 93)
Break Even Sales Volume Break even volume adalah volume penjualan yang diperlukan untuk menutup direct selling
expense. Adalah penting untuk menentukan breakeven sales volume dalam rangka
menentukan ukuran minimum pelanggan yang harus dicapai. Menghitung breakeven volume
memerlukan pengetahuan tentang direct selling expense sebagai persentase dari total
penjualan.
Rumus dasar untuk menghitung breakeven sales volume per sales call adalah dengan
membagi cost per call dengan sales costs sebagai persentase dari sales. Selling cost
sebagai persentase dari sales, bervariasi antar industri.
Jika cost of sales call adalah $146, dan sales costs adalah 8% dari sales, maka breakeven
sales volume yang diperlukan untuk menutup sales cost adalah $1,825 ($146/0.08).
Prosedur untuk pengembangan wilayah1. Menetapkan tujuan dan kriteria pengembangan wilayah.
2. Menetapkan dasar-dasar wilayah, meliputi:
a. Geografi
b. Potensi
c. Permintaan Pelayanan
d. Beban kerja
e. Menugaskan wiraniaga ke wilayah yang sudah ditetapkan.
Model Manajemen Wilayah1. Analisis : Jumlah pelanggan, pelanggan potensial, permintaan pelayanan
2. Tujuan : Target penjualan, target laba, target bisnis baru
3. Strategi : Frekwensi panggilan, penawaran produk, harga
4. Taktik : Lingkup wilayah, rute, jadwal
201 6 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
5. Implementasi : Prospek yang ada, pelanggan yang terlayani, pelaporan
6. Pengawasan : Kuota, prosedur pelaporan, review dan revisi
Pertimbangan Perlunya Membentuk Wilayah Penjualan 1. Pengcoveran yang lebih baik
2. Mengurangi biaya penjualan
3. Meningkatkan pelayanan terhadap customer
4. Penilaian prestasi dan kinerja yang lebih akurat
Dasar Dalam Merancang Manajemen Wilayah
1. Potensi WilayahPotensi wilayah sangat berpengaruh terhadap pembagian territory terutama
dalam hal kontribusi omset dan penghasilan Sales :
a. Kapasitas suatu teritori yang diproyeksikan dapat mempengaruhi nilai penjualan.
b. Parameter yang dijadikan patokan adalah Batasan Geografis, Jumlah Penduduk,
Sumber daya ekonomi dan Sosial Budaya, Jumlah outlet (Customer dan Calon
customer), Internal data (omzet per Customer, Per Sales, Per Area, District, effective
Call).
2. Beban kerja SalesBeban kerja sales adalah seluruh kegiatan yang harus dilakukan Sales untuk
mencapai potensi permintaan penjualan di daerah teritorial yang dipercayakannya.
Ukurannya adalah:
a. Jumlah kunjungan yang harus dilakukan Sales dalam satu tahun, Siklus kunjungan
yang dilakukan serta Jumlah kunjungan max yang dapat dilakukan Sales dalam 1
hari dengan memperhitungkan waktu perjalanan, Jarak tempuh, pembuatan laporan,
menungu pelanggan dll.
b. Kemampuan Pengcoveran area (Jumlah customer yang dikunjungi), apakah sales
mampu melayani semua customernya pada hari itu dan mampu mencari customer
baru?
3. Jarak TempuhBagaimanakah Sales mengatur waktunya apakah waktu sales hanya dihabiskan
untuk perjalanan atau membuat sales call.
201 7 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
4. Kondisi Geografisa. Meminimumkan halangan/hambatan kondisi geografis.
b. Design pembagian wilayah harus memperhatikan sungai, pegunungan, lintasan
kereta api, dan lain lain agar pengcoveran territory dapat dilakukan secara optimum.
5. Cara Monitoring dan Kontrol Territorya. Kontrol teritori dilakukan secara berjenjang agar proses kontrol dapat berjalan
dengan baik dengan berdasar pada parameter Call, Effektif Call, Aktifitas transaksi,
Langganan Transaksi, Omset dan Tagihan.
b. Join visit secara rutin ke wilayah kerja Sales dengan acuan parameter diatas dan
standar yang ditetapkan perusahaan
Design TerritoryMenentukan batas coverage dan titik focus (Home Base)
Berdasar :
a. Batasan-batasan Politis/administratif ( status, kota, daerah/propinsi,Kab, Kec, dan
Kelurahan )
b. Wilayah perdagangan
c. Batasan-batasan alam : pegunungan, sungai, jalan kereta api, dan lain lain
Menentukan bentuk territory agar Waktu dan Routing dapat dilakukan secara efektif dan effisien
a. Wedge (Irisan dengan bentuk pastel)
b. Circle (lingkaran)
Petunjuk Routing (Membuat Rute)Hal-hal yang perlu dilakukan dalam Routing agar perjalanan dalam mencover area menjadi
lebih pendek dengan waktu sesingkat mungkin :
1. Perjalanan keliling harus berbentuk melingkar
2. Perjalanan keliling tidak boleh menyilang (cross)
201 8 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
3. Rute yang sama tidak boleh digunakan untuk pergi ke dan dari suatu pelanggan
(Harus cari jalur yang berbeda yang lebih dekat untuk kembali ke home base)
4. Pelanggan pada area yang berdekatan harus dikunjungi secara berurutan
Pola RoutingRute yang efisien biasanya mengikuti salah satu pola dibawah ini:
1. Hopscotch
2. Cloverleaf
Metode untuk mendevelop rute yang efisien :
1. Largest Angle Heuristic
Contoh :Sales telah menempuh perjalanan dari Titik A ke B. harusnya sales melanjutkan ke titik
C atau D?
201 9 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Jika menggunakan metode Sudut heuristik yang paling besar, sales harus
memilih untuk menuju D. Karena Ketika memilih suatu rute yang menggunakan Sudut
heuristik yang paling besar, sales harus selalu menuju ke suatu titik yang menghasilkan
penjuru/sudut yang paling besar untuk titik akhir yang dikunjungi.
Heuristik ini akan membantu memastikan bahwa rute berbentuk lingkar dan
menuju ke untuk menghasilkan rute yang efisien.
2. Closest Next HeuristicContoh :
Sales telah menempuh perjalanan dari Titik A ke B. harusnya sales melanjutkan ke titik C
atau D?
Jika menggunakan metode Closest Next Heuristic, Sales harus memilih untuk menuju
D. Karena jika design route menggunakan metode Heuristik berikutnya yang terdekat,
maka sales harus selalu menuju ke titik yang terdekat dari posisi sales terakhir.
Hubungan antara Territory Sales dan Fokus kerja Distributor company
Fokus kerja Distributor :1. MENGEMBANGKAN OUTLET PARETO (20%)
2. DISTRIBUSI/SPREADING PRODUK/JAGA KERAPATAN DISTRIBUSI
Fokus Territory Sales
Adalah pembuatan rute yang efektif dan efisienSehingga hubungannya adalah jika territory sales dibuat secara efektif dan efisien
maka akan berpengaruh dalam kecepatan operasional distributor tersebut dalam
menyebarkan produk-produknya, dan akan mempermudah distributor tersebut dalam
memanage atau mengelola customer-customernya baik itu dalam aspek penjualan, aspek
201 10 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
penagihan, aspek pengiriman, penambahan customer, atau review terhadap efektifitas
bisnis dengan customer tersebut.
1.Ilustrasi Design Territory management :
2.Ilustrasi Sales Activity
3.Ilustrasi Rute Sales
201 11 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Empat Metode Untuk menetapkan Prioritas Pelanggan Empat metode untuk menetapkan prioritas pelangan adalah : single-factor model, portfolio
model, decision model, dan sales process model.
1.Single-factor model Merupakan model yang termudah dan banyak digunakan untuk mengalokasikan waktu
tenaga penjual. Model ini menggunakan karakteristik pelanggan tunggal, biasanya yang
sering digunakan adalah sales volume (volume penjualan). Dasar alokasi dari single-factor
model dapat dilihat pada tabel 13.2. Pelanggan diatur berdasarkan total sales volume
mereka. Dalam kasus ini, 15% teratas dari seluruh pelanggan, diklasifikasikan sebagai
“pelanggan A”, 20% selanjutnya diklasifikasikan sebagai “pelanggan B”. dan pelanggan
sisanya diklasifikasikan sebagai “pelanggan C”. Berdasarkan pada survei dari sales
executives, model ini sesuai untuk digunakan di berbagai jenis bisnis. Perlu diperhatikan
bahwa jika tenaga penjual memperlakukan semua pelanggan sama, katakanlah dengan
melakukan panggilan pada setiap pelanggan dalam mingguan, maka tenaga penjual akan
menghabiskan 65% dari waktunya pada “pelanggan C”. Padahal, panggilan penjualan pada
“pelanggan A”, bagaimanapun juga secara rata-rata 20 kali lebih produktif dibandingkan
pelanggan C. Keterbatasan utama dari menggunakan volume penjualan dalam menetapkan
prioritas adalah faktor-faktor lainnya yang berkontribusi pada return on investment dari
waktu yang digunakan tidak dipertimbangkan, misalnya potensi penjualan. Jika ada dua
pelanggan yang membeli dalam volume penjualan yang sama tahun lalu, tetapi jika
pelanggan yang satu bertumbuh dua kali dari pada pelanggan yang lainnya, maka
pelanggan yang memiliki potensi penjualan lebih besar seharusnya membutuhkan perhatian
dan waktu yang lebih. Faktor lain yang juga tidak dipertimbangkan adalah keuntungan dari
setiap pelanggan (account profitability).
2.Portfolio model
201 12 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Portfolio model mempertimbangkan banyak faktor ketika menentukan daya tarik dari
pelanggan individual dalam suatu teritori. Usaha penjualan dialokasikan agar pelanggan
yang paling menarik mendapatkan usaha yang paling besar. Gambar 13.1 menunjukkan
portfolio model yang umum digunakan. Model ini mengklasifikasi pelanggan menjadi 4
kategori dengan menentukan daya tarik pelanggan berdasarkan pada dua kriteria yaitu : (1)
peluang pelanggan dan (2) posisi bersaing. Peluang pelanggan merujuk pada besarnya
kebutuhan pelanggan saat ini dan dimasa mendatang untuk penawaran tenaga penjual.
Tingkat peluang pelanggan didasarkan pada tingkat pertumbuhan pelanggan saat ini dan
tingkat proyeksi pertumbuhannya, kesehatan keuangannya, dan kekuatannya saat ini dan
masa mendatang di pasar. Sedangkan dimensi kedua yaitu posisi bersaing merujuk pada
kekuatan hubungan tenaga penjual dengan pelanggan. Posisi bersaing didasarkan pada
ukuran hasil seperti total gross profit dollar dari pelanggan, share of the account’s total
purchases, jenis kontrak / perjanjian, dan kontrak ijin pelaksanaan. Indikator tambahan
lainnya dari posisi bersaing menekankan pada hubungan pelanggan dan dapat meliputi
sikap pelanggan terhadap perusahaan dan keakrabannya dengan pengambil keputusan dari
perusahaan pelanggan. Jika semua pelanggan telah diberi peringkat pada kedua dimensi
tersebut, maka selanjutnya kita dapat memprioritaskan pada pelanggan-pelanggan kita
dengan memisahkan mereka dengan median dari kedua dimensi, sehingga membentuk
empat kisi kuadran seperti tampak pada gambar 13.1 Jika dibandingkan dengan single
factor model, maka portfolio model memberikan beberapa manfaat :
Membantu tim penjualan mengidentifikasi pelanggan yang penting dan isu-isu relationship
(hubungan).
Memfasilitasi komunikasi antara tenaga penjual dan manajer penjualan.
Membantu menutup kesenjangan informasi dan menetapkan prioritas untuk pengumpulan
data pelanggan dan analisisnya.
Mendorong tim penjualan untuk berpikir tentang masa mendatang dan
mempertimbangkan cara untuk mencapai konfigurasi portfolio yang lebih diharapkan.
Portfolio model untuk menetapkan prioritas pelanggan lebih banyak digunakan dalam
program tenaga penjualan dengan strategi hubungan pelanggan yang bertipe konsultatif.
Gambar 13.1. Portfolio Model (Cron & Decarlo (2010 : 97)
3.Decision model Meskipun portfolio model memiliki keunggulan dari menggunakan banyak karakteristik untuk
mengklasifikasikan pelanggan, beberapa kelemahan tetap muncul. Pertama, pelanggan
masih harus dikelompokkan ke dalam empat kuadran untuk tujuan mengalokasikan
201 13 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
panggilan penjualan. Perbedaan antara perusahaan yang berada pada kuadran yang sama,
oleh karenanya menjadi tidak dipertimbangan. Kedua, proses tidak menghasilkan alokasi
yang optimal dari panggilan penjualan. Decision model untuk mengalokasikan panggilan
penjualan dapat mengatasi kelemahan ini dengan memfokuskan pada respon dari setiap
pelanggan terhadap jumlah panggilan penjualan yang dibuat di sepanjang periode waktu.
Model ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah mengembangkan hubungan antara
jumlah panggilan penjualan dalam suatu periode waktu dan penjualan yang dihasilkan dari
pelanggan tertentu. Hal ini merujuk pada sales response function (fungsi tanggapan
penjualan). Fungsi respon ini diturunkan melalui analisis regresi pada data historis atau
berdasarkan perkiraan (judgementally). Dengan decision model yang didasarkan pada
perkiraan, tenaga penjual mendapatkan informasi pertama tentang berapa banyak waktu
yang mereka gunakan untuk melakukan panggilan pada pelanggan tertentu dalam suatu
periode waktu dan banyaknya penjualan yang dihasilkan. Tenaga penjual kemudian diminta
untuk memproyeksikan penjualan dalam periode waktu selanjutnya jika jumlah panggilan
yang sama dilakukan pada pelanggan tersebut, jika jumlah panggilan penjualan diturunkan
50%, jika tidak melakukan panggilan penjualan, dan jika mereka melakukan jumlah
panggilan maksimum yang mungkin. Perkiraan yang digunakan untuk membentuk sales
response function dapat dilihat pada gambar 13.2. Sebuah software tersedia untuk
membuat sales response function ini.
Gambar 13.2. Numbers of Sales Calls Response Function (Cron & Decarlo, 2010 : 98)
Sales response models akan lebih banyak membantu dalam menetapkan prioritas bila
digunakan pada program tenaga penjual yang lebih bersifat transaksional karena perkiraan
respon paling dapat diandalkan dalam situasi penjualan seperti ini. Namun jika strategi
hubungan pelanggan menjadi semakin kompleks dan melibatkan investasi yang besar dari
kedua belah pihak yaitu pemasok dan pelanggan, maka metode yang lebih menekankan
pada jumlah panggilan penjualan yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan menjadi
kurang sesuai untuk digunakan. Dalam situasi tertentu, sales process model akan lebih
sesuai.
4.Sales process model Meskipun keunggulan dari program alokasi panggilan yang lebih canggih digunakan, namun
model ini belum tentu sesuai dalam semua situasi. Dalam situasi penjualan yang lain, siklus
penjualan dapat sangat panjang karena komitmen dollar yang diasosiasikan dengan
penjualan. Hal ini biasanya terjadi pada barang industri dan pasar berteknologi tinggi, ketika
banyak orang terlibat dalam keputusan pembelian dan dimana strategi pelanggan
enterprise-type muncul. Dalam situasi ini, fokusnya adalah pada mengembangkan peluang
dalam satu atau beberapa pelanggan, maka fokus adalah tidak pada memprioritaskan
peluang dari banyak pelanggan, tetapi seluruhnya adalah berada pada pelanggan tunggal.
201 14 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Tidak seperti pendekatan sebelumnya yang fokus pada sales volume relatif atau peluang
keuntungan, sales process model memfokuskan pada dimana peluang ada pada proses
penjualan. Pada model ini, peluang ditentukan dari tahapan yang berbeda dari proses
penjualan, berdasarkan pada peluang yang mereka hasilkan dalam penjualan. Kategorisasi
peluang ini sangat sesuai digunakan ketika siklus penjualan adalah panjang dan bila
terdapat banyak kemungkinan yang timbul dari pelanggan yang sama.
Setiap peluang penjualan dikategorisasikan berdasarkan pada tingkat ketidakpastian dalam
memenuhi peluang :
1. Unqualified opportunities
Dalam kasus ini, data menyarankan bahwa kemungkinan kebutuhan ada, tetapi kebutuhan
ini tidak diverifikasi dengan orang kunci dari pelanggan.
2. Qualified opportunities
Qualified opportunities harus memenuhi 4 kriteria berikut ini :
Kebutuhan telah diverifikasi dengan minimal satu dari pemberi pengaruh pembelian
(contoh : teknisi, pengguna, pembeli ekonomis, yang telah kita bahas sebelumnya dalam
manajemen pelanggan).
Ada konfirmasi untuk membeli produk atau jasa baru untuk menggantikan pemasok yang
lama, atau berganti pemasok.
Pendanaan untuk pembelian telah disetujui atau sudah ada.
Ada kerangka waktu yang teridentifikasi dalam pembelian yang dibuat.
3. Best few opportunities
Semua pembeli sudah dikontrak dan kebutuhan mereka teridentifikasi dan dalam
perkiraan kita telah cukup dikembangkan untuk melakukan penjualan. Kita memiliki
semuanya tetapi menghilangkan faktor keberuntungan dan ketidakpastian dalam penjualan
dan sekurang-kurangnya 50% disepanjang siklus penjualan. Maka, harus mengambil
setengah dari lamanya waktu untuk menutup penjualan yang normal dalam teritori kita.
201 15 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Cron, W.L. & Decarlo, T.E., 2010, Sales Management : Concept and Cases, 10 edition, John
Willey & Sons (Asia) Pte Ltd.
Gwee, James, 2008. Setiap Orang Sales Harus Baca Buku Ini, Publishing One, Jakarta.
Sutojo, S., 2003.Salesmanship, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
201 16 Nama Mata KuliahPusatBahan Ajar dan eLearning
HELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id