Manajemen Waktu Pd Mhs Yg Bekerja

download Manajemen Waktu Pd Mhs Yg Bekerja

of 75

Transcript of Manajemen Waktu Pd Mhs Yg Bekerja

  • MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI

    MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA

    SKRIPSI

    Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2008

  • i

    MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI

    MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA

    SKRIPSI

    Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2008

  • ii

    MANAJEMEN WAKTU DITINJAU DARI

    MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna

    Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

    Kathie Purnamasari Kusuma 04.40.0036

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2008

  • iii

    Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

    Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    Dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna

    Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

    Pada Tanggal

    16 Juni 2008

    Mengesahkan

    Fakultas Psikologi

    Universitas Katolik Soegijapranata

    Dekan,

    ( Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si )

    Dewan Penguji Tanda Tangan

    1. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si

    .

    2. Dra. Lucia Hernawati, MS

    .

    3. Dra. Emmanuela Hadriami, MS

    .

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Karya skripsi ini saya persembahkan kepada:

    Tuhan Yesus Kristus,

    Papi, Mami, Kakak, Adik,

    Someone Special, dan

    Teman-teman

    yang selama ini telah mendukung dan memberikan semangat

    yang luar biasa besarnya

    I LOVE YOU ALL

  • v

    MOTTO

    Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi (Ayub 28:28) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15) Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b)

  • vi

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus penulis

    haturkan karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, akhirnya penulis telah

    berhasil menyelesaikan karya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima

    kasih kepada pihak-pihak yang berperan besar dalam terselesaikannya

    karya skripsi ini, yaitu:

    1. Th. Dewi Setyorini, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    2. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.Si, selaku dosen wali yang telah

    membantu dan memberikan bimbingan serta dukungan dari awal kuliah

    hingga lulus jenjang sarjana.

    3. Dra. Lucia Hernawati, MS, selaku dosen pembimbing yang telah

    bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh

    kesabaran, memberikan petunjuk dalam penulisan skripsi, dan

    mendorong penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    4. Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si dan Dra. Emmanuela Hadriami, MS,

    selaku dosen penguji yang telah membantu dalam penyempurnaan karya

    skripsi ini.

    5. Semua dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya sebagai

    pengetahuan baru kepada penulis.

    6. Semua staf TU (Tata Usaha) Fakultas Psikologi Universitas Katolik

    Soegijapranata Semarang yang telah banyak membantu dalam segala

    urusan administrasi maupun birokrasi.

  • vii

    7. Papi, Mami, Ko Kenny dan Kevin yang selama ini telah memberikan

    dukungan kepada penulis.

    8. Alfred Kusuma, my special person, yang selalu memberikan semangat

    dan dukungan serta doa kepada penulis dan yang sudah memberi banyak

    pelajaran tentang kehidupan serta saran dan masukan yang sangat

    berharga dan berguna.

    9. Trifena Fernandez, Hulda Gracia, Michally. C, Synthia, teman-teman

    kuliah, dan Meriska (teman SD) yang selalu mendukung dan

    memberikan semangat kepada penulis.

    10. Ko Otty, Ci Dian, Ci Lis, Nike, teman-teman komsel, dan teman-teman

    gereja Kristus Alfa Omega yang telah mendukung dan mendoakan

    penulis.

    11. Semua mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang

    telah membantu penulis dengan menjadi responden penelitian.

    12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam

    penyusunan skripsi ini.

    Semarang, Juni 2008

    Penulis

  • viii

    ABSTRAKSI

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada mahasiswa bekerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Subyek penelitian memiliki karakteristik, antara lain: mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata semester IV VI yang memiliki pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur skala manajemen waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disebar di Universitas Katolik Soegijapranata secara incidental sampling dan jumlah subyek didapat sebanyak 50 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis didapatkan r xy = 0,627 dengan p

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL... i

    HALAMAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA.. ii

    HALAMAN PENGESAHAN. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN.. iv

    HALAMAN MOTTO. v

    HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH. vi

    ABSTRAKSI... viii

    DAFTAR ISI... ix

    DAFTAR TABEL... xii

    DAFTAR LAMPIRAN... xiii

    BAB I PENDAHULUAN.. 1

    A. Latar Belakang Masalah 1

    B. Tujuan Penelitian... 9

    C. Manfaat Penelitian. 9

    1. Manfaat Teoritis 9

    2. Manfaat Praktis. 9

    BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.. 10

    A. Manajemen Waktu. 10

    1. Pengertian Manajemen Waktu.. 10

    2. Aspek-aspek Manajemen Waktu... 11

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

    Manajemen Waktu 13

    B. Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Bekerja 15

  • x

    1. Pengertian Motivasi Belajar pada

    Mahasiswa Bekerja... 15

    2. Aspek-aspek Motivasi Belajar.. 19

    C. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan

    Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Bekerja 20

    D. Hipotesis 23

    BAB III METODE PENELITIAN... 24

    A. Identifikasi Variabel Penelitian. 24

    B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 24

    1. Manajemen Waktu 24

    2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja... 24

    C. Subyek Penelitian... 25

    1. Populasi. 25

    2. Teknik Pengambilan Sampel. 25

    D. Metode Pengumpulan Data 26

    1. Metode Skala. 26

    2. Blue Print Skala Manajemen Waktu. 27

    3. Blue Print Skala Motivasi Belajar. 28

    E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur. 29

    1. Uji Validitas Skala 29

    2. Uji Reliabilitas Skala. 30

    F. Analisis Data.. 30

    BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN.. 31

    A. Orientasi Kancah Penelitian...31

    B. Persiapan Penelitian... 32

  • xi

    C. Pelaksanaan Penelitian... 36

    D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.. 38

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. 41

    A. Uji Asumsi. 41

    B. Uji Hipotesis.. 42

    C. Pembahasan 43

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.. 47

    A. Kesimpulan 47

    B. Saran...47

    DAFTAR PUSTAKA. 49

    LAMPIRAN 53

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen Waktu.. 27

    Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Belajar.. 28

    Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata

    Semarang 32

    Tabel 4 Sebaran item Skala Manajemen Waktu.. 34

    Tabel 5 Sebaran Item Skala Motivasi Belajar. 35

    Tabel 6 Jumlah Subyek Penelitian... 37

    Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu.. 39

    Tabel 8 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar.. 40

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A Skala Penelitian.. 54

    A-1 Skala Manajemen Waktu... 56

    A-2 Skala Motivasi Belajar... 59

    Lampiran B Data Tabulasi Skor. 62

    B-1 Data Tabulasi Skor Manajemen Waktu. 63

    B-2 Data Tabulasi Skor Motivasi Belajar. 67

    Lampiran C Data Validitas Item Skala.. 70

    C-1 Data Validitas Item Skala Manajemen Waktu... 71

    C-2 Data Validitas Item Skala Motivasi Belajar... 74

    Lampiran D Uji Validitas dan Reliabilitas. 76

    D-1 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala

    Manajemen Waktu. 77

    D-2 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Skala

    Motivasi Belajar. 84

    Lampiran E Uji Asumsi. 89

    E-1 Uji Normalitas 90

    E-2 Uji Linieritas.. 93

    Lampiran F Analisis Data.. 95

    Lampiran G Surat Keterangan Penelitian... 97

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa

    karena mereka telah ditempatkan sebagai generasi penerus cita-cita

    perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional. Oleh

    karena itu perlu ditingkatkan kualitas dan kemampuannya sehingga

    dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan

    di masa mendatang. Salah satunya dengan memberikan perhatian lebih

    pada pendidikan dan sumber daya manusia itu sendiri, yaitu dengan

    kesungguhan dalam belajar dan menyelesaikan pendidikan dengan hasil

    yang optimal untuk tercapainya suatu perubahan yang lebih maju.

    Menurut Indarjani dan Milwardani (dalam Handayani, 2002, h.

    1), sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan

    oleh indikator utama seperti disiplin, kreatif, dan memiliki etos kerja

    yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

    Sebagai tulang punggung bangsa, mahasiswa memikul tanggung

    jawab yang tidak ringan, yaitu mengusahakan agar bangsa dan negara

    ini mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

    mahasiswa harus menyadari setiap potensi yang ada pada dirinya dan

    mampu mengembangkan aktivitas dan kreativitasnya ke arah yang

    positif sehingga dapat meraih prestasi sesuai dengan potensi yang

    sesungguhnya dimiliki.

  • 2

    Pendidikan merupakan salah satu wadah pengembangan potensi

    yang dimiliki mahasiswa. Pendidikan nasional yang dilaksanakan

    bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat

    bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman

    dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri

    sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya

    serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan

    bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa (Wahyuni, 1997, h.

    2).

    Peranan sekolah sangat luas, didalamnya berlangsung beberapa

    bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan pada umumnya, yaitu

    pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan yang wajar, perangsang

    potensi-potensi, perkembangan dan kecakapan pada umumnya, belajar

    kerjasama dalam kelompok, memperoleh pengajaran, belajar menahan

    diri untuk kepentingan orang lain dan sebagainya yang kesemuanya ini

    dapat membentuk kecerdasan otak pada individu (Gerungan, 1996, h.

    194).

    Kegiatan belajar perlu dilakukan oleh setiap orang karena belajar

    adalah sesuatu yang memberikan berbagai informasi baru (Nasution dan

    Nasution, 1985, h. 16). Whittaker (dalam Djamarah, 2002, h. 12)

    merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan

    atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Winkel (1996, h.

    53), belajar adalah suatu aktivitas psikis yang berlangsung dalam

    interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam

  • 3

    pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap, dimana

    perubahan ini berlangsung relatif konstan dan berbekas.

    Belajar merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan

    manusia. Kegiatan belajar dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di

    kantor, di pabrik atau di berbagai lembaga pendidikan baik formal

    maupun informal. Belajar menuntut ilmu merupakan kegiatan yang

    paling pokok di dalam proses pendidikan.

    Soeharjono (1996, h. 185) mengatakan bahwa ciri-ciri belajar

    adalah sebagai berikut: a) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan

    perubahan kemampuan pada diri individu yang belajar, b) perubahan itu

    pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku

    dalam waktu yang relatif lama, c) perubahan itu terjadi karena usaha.

    Jadi, dengan kata lain, belajar membutuhkan usaha. Staton (dalam

    Setyobroto, 2003, h. 85) mengungkapkan bahwa seseorang akan belajar

    apabila ia mempunyai kemauan untuk belajar. Adanya kemauan untuk

    belajar tersebut menunjukkan bahwa individu yang bersangkutan

    mempunyai motivasi untuk belajar.

    Menurut Sardiman (2004, h. 75), motivasi belajar dapat

    dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa

    yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

    kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

    tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai. Hal ini

    menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan

    dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan tekun daripada yang

  • 4

    kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai motivasi untuk

    belajar.

    Setiap aktivitas yang dilakukan tentunya didasari oleh suatu

    alasan tertentu. Alasan yang mengarahkan tingkah laku untuk mencapai

    tujuan tertentu. Alasan merupakan suatu kekuatan dari dalam diri untuk

    melakukan sesuatu. Dengan kata lain, alasan merupakan sumber daya

    untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan

    motivasi adalah dorongan atau usaha yang dilakukan untuk mewujudkan

    perbuatan atau proses menggerakkan alasan-alasan menjadi perbuatan

    nyata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan atau mencapai suatu

    tujuan tertentu (Surya, 2003, h. 7).

    Menurut Ahmadi (1991, h. 79), motivasi sebagai faktor inner

    (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan

    belajar. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai

    tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar

    kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasinya akan giat

    berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku

    untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya

    lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak

    tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak

    mengalami kesulitan belajar.

    Mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda-beda ketika mereka

    belajar di perguruan tinggi. Beberapa diantara mereka datang dengan

    motivasi belajar yang tinggi, tetapi ada juga diantara mereka yang tidak

    memiliki motivasi apapun dan sekolah hanya mereka anggap sebagai

  • 5

    rutinitas yang harus mereka hadapi setiap hari. Bagi mahasiswa yang

    memiliki motivasi belajar tinggi mungkin hanya diperlukan sedikit

    bantuan untuk membangkitkan motivasinya. Kepada mahasiswa yang

    masuk sekolah tanpa memiliki tujuan apapun perlu diberikan banyak

    bantuan agar mereka melihat tujuan belajar yang bermakna bagi mereka.

    Motivasi mempunyai dua sifat, yaitu motivasi intrinsik, yaitu motivasi

    yang timbul dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan motivasi ekstrinsik,

    yaitu motivasi yang timbul karena faktor di luar diri mahasiswa tersebut

    (Winkel, 1991, h. 94).

    Mahasiswa merupakan suatu golongan yang sedang mengalami

    perkembangan dan yang sedang mempersiapkan diri untuk dapat

    menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa sepenuhnya. Salah

    satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas di luar tugas-tugas

    akademiknya secara kontinyu dan berdaya guna, misalnya dengan

    bekerja. Pada jaman sekarang ini telah banyak ditemukan mahasiswa

    yang selain kuliah juga melakukan kegiatan kerja dan umumnya

    pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan part time sehingga mahasiswa

    masih dapat membagi waktu untuk berkuliah serta bekerja. Bekerja

    selain merupakan aktivitas manusia untuk mencapai tujuan tertentu

    dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga

    dapat dijadikan sebagai ajang latihan untuk bertanggung jawab karena

    keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya (Orr, 1990,

    h. 3).

    Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa

    karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta keterampilan

  • 6

    dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada. Jadi,

    dengan bekerja mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan yang

    diperolehnya dari kampus sehingga dapat mendukung karir dan apa

    yang diperolehnya di dunia kerja dapat memperkaya ilmu

    pengetahuannya. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk

    mencoba hal-hal baru sehingga menambah pengalaman kerja yang

    berharga (Orr, 1990, h. 1).

    Di balik semua manfaat positif yang bisa didapatkan oleh

    mahasiswa guna mempersiapkan diri menjadi seorang intelektual muda,

    kegiatan kuliah sambil bekerja merupakan hal yang sulit dilakukan.

    Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya menjadi dua

    serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas

    tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang tinggi,

    terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi tujuan

    dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai

    tujuan tersebut. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan

    mahasiswa bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan

    mahasiswa bekerja untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan

    mengatur atau me-manage waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat

    waktu (Purwanto, 2000, h. 72).

    Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam

    menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang

    memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage

    waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya

    rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai

  • 7

    dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi

    belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya

    tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran

    (Ahmadi, 1991, h. 79).

    Manajemen waktu adalah suatu proses menjadikan waktu

    menjadi lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.

    Pada saat seseorang mempunyai niat untuk melakukan suatu pekerjaan

    yang belum pernah dilakukan, seseorang harus dapat menyediakan

    waktu sehingga pekerjaan tersebut dapat terlaksana. Semua itu berdasar

    pada sesuatu yang dikenal dengan manajemen waktu yang efektif

    (Taylor, 1990, h. 7).

    Faktor kemampuan mengatur waktu sangat berperan dalam

    berhasil atau tidaknya mahasiswa yang bekerja dalam mengerjakan

    semua tugas-tugasnya, baik tugas akademik maupun tugas pada

    pekerjaannya. Waktu adalah musuh tetap bagi mahasiswa yang kuliah

    sambil bekerja (Orr, 1990, h. 1). Tidak jarang mereka harus

    mengorbankan waktu untuk belajar dan kuliahnya ketika harus

    menyelesaikan pekerjaannya karena mereka sudah terikat dengan

    tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, misalnya bekerja lembur untuk

    sekedar membantu rekan kerja karena segan, sementara di sisi lain harus

    mengikuti kuliah, menghadiri beberapa pertemuan, dan sebagainya.

    Selain itu, banyak waktu seorang mahasiswa terbuang secara sia-sia

    terutama karena kebiasaan melakukan sesuatu yang kurang penting

    seperti mengobrol omongan-omongan kosong, jalan-jalan ke Mall,

    datang ke kafe, menonton televisi, bahkan bermalas-malasan dengan

  • 8

    menghabiskan waktu untuk tidur dan lain sebagainya yang seharusnya

    waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya

    (Gie, 1984, h. 69).

    Penulis sempat mewawancarai beberapa mahasiswa yang

    bekerja. Dari hasil wawancara, penulis mendapat kesimpulan bahwa ada

    sebagian mahasiswa yang merasa senang dan tidak bermasalah jika

    menjalani kuliah sembari bekerja karena dapat membagi waktunya

    dengan baik. Namun, ada juga sebagian mahasiswa yang akhirnya

    berhenti bekerja bahkan berhenti kuliah karena mereka merasa sulit

    untuk membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Mahasiswa yang

    berhenti bekerja lebih memilih menyelesaikan studinya terlebih dahulu.

    Mahasiswa yang berhenti kuliah lebih memilih pekerjaannya karena

    mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya mereka lebih senang

    bekerja dibandingkan belajar atau karena faktor keuangan keluarga.

    Inilah kenyataannya bahwa harapan dimana mahasiswa yang

    bekerja dapat lebih meningkatkan potensinya, baik dalam bidang

    pendidikan formal maupun bidang pekerjaannya tidak sesuai. Banyak

    mahasiswa yang bekerja justru kurang dapat meningkatkan manajemen

    waktunya karena motivasi belajar yang rendah. Mereka cenderung

    mengabaikan tugasnya sebagai mahasiswa, seperti malas membuat

    tugas, malas berlatih dan mempelajari kembali mata kuliah yang telah

    diperoleh, meninggalkan kuliah atau bahkan tidak berangkat kuliah

    selama beberapa hari karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan

    atau terlalu lelah menyelesaikan pekerjaannya sehingga saat mengikuti

    perkuliahan dan diskusi, mereka menjadi pasif. Akibatnya secara tidak

  • 9

    langsung akan mempengaruhi indeks prestasinya. Tentu saja hal ini

    sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan karena tidak

    mendapatkan hasil belajar yang maksimal (Orr, 1990, h. 4).

    Melihat kenyataan seperti tersebut di atas, jelas bahwa masalah

    motivasi belajar yang dihadapi mahasiswa harus diatasi agar dapat

    berhasil dalam belajar di perguruan tinggi. Berangkat dari permasalahan

    di atas maka timbul keinginan dari penulis untuk mengetahui Adakah

    hubungan antara manajemen waktu dengan motivasi belajar pada

    mahasiswa bekerja?.

    B. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris

    hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu pada

    mahasiswa bekerja.

    C. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

    ilmu psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku, khususnya

    psikologi pendidikan dalam kaitannya antara motivasi belajar dengan

    manajemen waktu.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

    khususnya mahasiswa yang bekerja tentang hubungan manajemen

    waktu ditinjau dari motivasi belajar.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    A. MANAJEMEN WAKTU

    1. Pengertian Manajemen Waktu

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 708),

    manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk

    mencapai sasaran. Terry (dalam Moekijat, 1984, h. 317)

    berpendapat, manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang telah

    ditentukan sebelumnya melalui usaha-usaha orang lain. Pendapat

    tersebut diperkuat oleh Brown yang mengatakan bahwa manajemen

    adalah penggunaan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan-bahan,

    dan metode-metode yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, h. 1267), waktu

    merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau

    keadaan berada atau berlangsung.

    Manajemen waktu adalah menyelesaikan sesuatu dengan

    lebih cepat dan bekerja lebih cerdas (Davidson, 2001, h. 6). Menurut

    Orr (dalam Saputro, 2006, h. 21), manajemen waktu diartikan

    sebagai penggunaan waktu seefisien dan seefektif mungkin untuk

    memperoleh waktu maksimal. Timpe (1999, h. 307) berpendapat

    bahwa manajemen waktu adalah memprioritaskan dengan strategis,

    merencanakan dengan efektif, mendelegasikan dengan cukup,

    memanfaatkan waktu sepi, dan menghindari penundaan waktu.

    Lebih lanjut Taylor (1990, h. 9) mengatakan bahwa manajemen

  • 11

    waktu adalah pencapaian sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari

    menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak berarti yang sering

    memakan banyak waktu.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

    waktu adalah proses pencapaian suatu sasaran atau tujuan tertentu

    yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu dengan

    menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien, seperti

    manusia, uang, perlengkapan, bahan-bahan, dan metode-metode

    tertentu serta dengan menyisihkan kegiatan-kegiatan yang memakan

    waktu dan tidak berarti sehingga tidak terjadi penundaan.

    2. Aspek-aspek Manajemen Waktu

    Menurut Timpe (1999, h. 11-19), ada lima aspek yang tidak

    boleh ditinggalkan jika hendak meningkatkan pengelolaan waktu,

    yaitu:

    a. Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu

    Kebiasaan melakukan pekerjaan yang dianggap tidak perlu dan

    tidak disadari telah membuang waktu sebaiknya digunakan untuk

    melakukan pekerjaan yang berguna.

    b. Menetapkan sasaran

    Dengan menetapkan sasaran maka orang menjadi lebih mengerti

    mengenai arah yang hendak dituju sehingga akan mempermudah

    dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian, akan terhindar

    dari pemborosan waktu.

  • 12

    c. Menetapkan prioritas

    Proses menentukan prioritas melibatkan perencanaan dengan

    memperingatkan menurut derajat kepentingan. Walaupun proses

    perencanaan tersebut menyita waktu, tetapi hal itu dapat

    memberikan hasil yang lebih baik karena dapat menghemat

    waktu.

    d. Komunikasi

    Dengan komunikasi yang baik akan tercapai kejelasan dari kedua

    pihak. Kejelasan dan pengertian yang sama akan membantu

    tercapainya sasaran dari suatu pekerjaan yang sudah ditentukan

    sebelumnya. Komunikasi hendaknya dilakukan secara singkat,

    padat, dan jelas karena hal ini dapat menghindarkan pemborosan

    waktu.

    e. Penundaan

    Penundaan mengakibatkan seseorang tidak dapat menyelesaikan

    pekerjaan tepat waktu. Ada tiga sebab yang mengarah ke

    penundaan, yaitu: tidak menyenangkan, proyek yang sulit, dan

    keraguan.

    f. Sikap asertif

    Sikap asertif diperlukan untuk menolak suatu permintaan maupun

    tugas yang akan mengurangi efektivitas. Dengan sikap asertif,

    individu dapat membatasi diri untuk hanya mengerjakan hal-hal

    yang penting saja yang mengarah pada tercapainya tugas akhir.

    Menurut Richards dan Mackenzie (dalam Timpe, 1999, h.

    188-189), ada beberapa aspek dalam manajemen waktu, antara lain:

  • 13

    a. Perencanaan: penetapan prioritas dan penetapan tujuan.

    b. Organisasi: penataan meja, penetapan wewenang dan tanggung

    jawab, dan pengaturan jadwal.

    c. Penetapan staf: terlatih atau tidak, jumlah kehadiran dan

    kemandirian staf.

    d. Mengarahkan: delegasi yang efektif, adanya koordinasi atau

    kerjasama.

    e. Pengendalian: gangguan telepon atau tamu, sulit menolak suatu

    tugas atau permintaan, informasi tidak lengkap.

    f. Komunikasi: rapat dan penyampaian instruksi yang jelas.

    Membuat keputusan: penundaan atau keraguan, keputusan yang

    tergesa-gesa.

    Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

    manajemen waktu memiliki tujuh aspek, yaitu: menghindari

    kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan

    prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif.

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

    Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang

    lain. Hal ini karena adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    manajemen waktu. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai

    berikut:

    a. Jenis kelamin

    Penelitian Macan dkk (1990, h. 71) telah membuktikan bahwa

    manajemen waktu mahasiswa wanita lebih baik dari pada

  • 14

    manajemen waktu pria. Hal ini ditunjang oleh pendapat yang

    mengatakan bahwa bila wanita mempunyai waktu luang, mereka

    lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan

    ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat

    dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan.

    Hal demikian berbeda dengan kaum pria yang lebih suka mengisi

    waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono, 1989, h. 185).

    b. Usia

    Hasil penelitian Macan dkk (1990, h. 760) juga menunjukkan

    bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen

    waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik

    pula manajemen waktunya.

    Menurut Hofer dkk (2007, h. 17-28), ada tiga faktor yang

    mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:

    a. Pengaturan diri (self-regulation)

    Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur

    waktunya dengan baik.

    b. Motivasi

    Seseorang yang bermotivasi tinggi memiliki manajemen waktu

    yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh penelitian Vansteenkiste dkk

    (2005, h. 472-473) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi

    internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya.

    c. Pencapaian tujuan

    Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat

    mengatur waktunya dengan baik.

  • 15

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    manajemen waktu pada mahasiswa dipengaruhi oleh lima faktor,

    yaitu jenis kelamin, usia, pengaturan diri (self-regulation), motivasi,

    dan pencapaian tujuan.

    B. MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA BEKERJA

    1. Pengertian Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja

    Banyak ahli mendefinisikan motivasi dengan cara dan gaya

    yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama.

    Kata dasar motivasi (motivation) adalah motif (motive) yang berarti

    dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Oleh

    karena itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau

    menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan yang

    berlangsung secara sadar (Suratman, 2003, h. 169-173).

    Makmun (1996, h. 37) mendefinisikan motivasi sebagai suatu

    kekuatan atau tenaga atau daya atau suatu keadaan yang kompleks

    dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan

    tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.

    Menurut Rivai (2004, h. 455-456), motivasi adalah

    serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

    mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan

    nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan

    kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam

    mencapai tujuan. Apabila individu termotivasi, maka individu akan

  • 16

    membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat

    memuaskan keinginannya.

    Kartono (1992, h. 290) berpendapat bahwa motivasi

    merupakan organisme untuk melakukan suatu sikap atau perilaku

    yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan pada tujuan tertentu

    yang telah direncanakan. Pendapat Kartono tersebut didukung oleh

    Ahmadi dan Supriyono (1991, h. 139) yang menyatakan kalau

    motivasi berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, yang

    sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi sangat

    penting dalam proses belajar karena motivasi menggerakkan dan

    mengarahkan suatu tindakan serta memilih tujuan yang dirasa paling

    berguna bagi mahasiswa.

    Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang sangat

    penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam penyesuaian diri

    dengan lingkungan. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi

    langsung dengan obyek dan menggunakan alat indera. Whittaker

    (dalam Djamarah, 2002, h. 12) merumuskan belajar sebagai proses

    dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

    pengalaman. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas psikis

    yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang

    menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

    keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan ini berlangsung relatif

    konstan dan berbekas (Winkel, 1996, h. 36).

    Sadli (1986, h. 127) mendefinisikan motivasi belajar sebagai

    suatu kecenderungan di dalam individu untuk bertindak mencapai

  • 17

    suatu tujuan yang konkrit guna memuaskan apa yang akan dicapai

    dalam belajar. Sadli juga mengatakan motivasi belajar merupakan

    suatu unsur dalam diri individu yang dapat memberikan dorongan

    bagi individu untuk bertindak mencapai hasil belajar yang lebih

    tinggi.

    Menurut Winkel (1996, h. 92), motivasi belajar adalah

    keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri seorang mahasiswa

    yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

    kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi

    mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi belajar memegang peranan

    penting dalam memberikan semangat dalam belajar sehingga

    seorang mahasiswa yang bermotivasi tinggi akan cenderung

    memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

    Prihartini (dikutip Noegroho, 2005, h. 7) menyatakan bahwa

    mahasiswa adalah suatu kelompok individu di lingkungan perguruan

    tinggi yang sedang mengalami proses belajar untuk mempersiapkan

    diri menjadi intelektual muda. Hal ini dapat dilakukan dengan

    memperluas intelektual, melatih keterampilan, menumbuhkan sikap

    positif, realistis, idealis, pragmatis, dan konseptual untuk mengatasi

    permasalahan yang dihadapi serta dapat menyesuaikan diri dengan

    perkembangan di berbagai bidang kehidupan maupun dalam

    lingkungan masyarakat sesuai dengan profesi yang dipilihnya di

    perguruan tinggi.

    Kerja memiliki arti melakukan suatu pekerjaan atau berbuat

    sesuatu yang digunakan untuk mencari nafkah (Badudu dan Zain,

  • 18

    1994, h. 488). Sedangkan menurut Ihromi (dalam Nurhayati, 1998,

    h. 5), bekerja mempunyai arti kegiatan yang dilakukan seseorang,

    baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mendapatkan

    penghasilan dalam bentuk uang ataupun barang, mengeluarkan

    energi dan mempunyai nilai waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (2002, h. 488) disebutkan bahwa bekerja mempunyai arti

    melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu. Sedangkan kerja

    part time itu sendiri berarti suatu pekerjaan sampingan selain

    pekerjaan utama atau yang biasa disebut kerja sambilan (dikutip

    Winarti, 2006, h. 13).

    Bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

    keluarga, melainkan juga untuk menerapkan keterampilan dan

    pengetahuan yang telah diperoleh serta untuk mengembangkan dan

    mengaktualisasikan diri (Winarti, 2006, h. 14). Hal ini didukung

    oleh pendapat Orr (1990, h. 3) bahwa bekerja selain digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis juga

    dapat dijadikan ajang latihan untuk bertanggung jawab karena

    keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosial.

    Setelah meninjau pengertian motivasi belajar dan mahasiswa

    bekerja di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa motivasi belajar

    pada mahasiswa bekerja adalah dorongan yang dapat menimbulkan

    kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi yang

    ada di dalam diri seorang mahasiswa yang sedang meningkatkan

    kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan tinggi dan

    melakukan aktivitas bekerja sambilan.

  • 19

    2. Aspek-aspek Motivasi Belajar

    Dalam penelitian ini aspek motivasi belajar sama dengan

    aspek motivasi pada umumnya. Menurut Purwanto (2000, h. 72),

    aspek dari motivasi adalah:

    a. Aspek menggerakkan

    Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan

    kekuatan belajar pada mahasiswa, memimpin seorang mahasiswa

    untuk bertindak dengan cara tertentu dalam kegiatan belajar.

    b. Aspek mengarahkan

    Aspek ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu

    orientasi tujuan dalam belajar, sehingga tingkah laku mahasiswa

    dapat diarahkan terhadap sesuatu.

    c. Aspek menopang

    Aspek ini digunakan untuk menjaga tingkah laku dalam belajar.

    Lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah

    dorongan-dorongan serta kekuatan-kekuatan mahasiswa.

    Menurut Siagian (1995, h. 138), aspek dari motivasi adalah:

    a. Kebutuhan

    Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya

    kekurangan dalam dirinya.

    b. Dorongan

    Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya

    menimbulkan dorongan. Dorongan merupakan usaha pemenuhan

    kekurangan secara terarah. Dorongan berorientasi pada tindakan

    tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang.

  • 20

    c. Tujuan

    Tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan

    mengurangi dorongan. Dengan kata lain, mencapai tujuan berarti

    mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang.

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek motivasi

    menurut Purwanto, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan

    menopang.

    C. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR PADA

    MAHASISWA BEKERJA DENGAN MANAJEMEN WAKTU

    Bekerja pada dasarnya mendidik seseorang menjadi kian dewasa

    karena ia terbebani oleh suatu tanggung jawab pekerjaan yang harus

    diselesaikan. Selain itu dengan bekerja, mahasiswa dapat

    mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya dari kampus sehingga

    dapat mendukung untuk berkarir dan apa yang diperolehnya dari dunia

    pekerjaan akan memperkaya pengetahuannya. Blum (1958, h. 553-555)

    mengatakan bahwa kerja adalah satu bentuk dari aktivitas yang

    mendapat dukungan sosial serta mendapatkan dukungan individu yang

    melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas sosial tersebut akan menjadi

    bentuk yang mantap dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dan

    tercapainya tujuan seseorang.

    Mahasiswa harus dapat membagi waktu dan konsentrasinya

    menjadi dua serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua

    aktivitas tersebut. Dalam menjaga komitmen dibutuhkan motivasi yang

    tinggi, terutama motivasi belajar karena motivasi belajar mempengaruhi

  • 21

    tujuan dalam berprestasi dan usaha-usaha yang dilakukan untuk

    mencapai tujuan tersebut. Motivasi belajar adalah dorongan yang dapat

    menimbulkan kegiatan belajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih

    tinggi. Dengan adanya motivasi belajar dapat menggerakkan mahasiswa

    bekerja untuk lebih rajin belajar dan mengarahkan mahasiswa bekerja

    untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengatur atau me-manage

    waktu agar dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu (Purwanto, 2000, h.

    72).

    Motivasi belajar mempengaruhi mahasiswa bekerja dalam

    menyeimbangkan antara kuliah dan pekerjaan. Mahasiswa bekerja yang

    memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu me-manage

    waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi belajarnya

    rendah biasanya kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai

    dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi

    belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya

    tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran

    (Ahmadi, 1991, h. 79).

    Motivasi belajar merupakan salah satu kendala yang sering

    dialami oleh remaja menjelang dewasa, dalam hal ini termasuk

    mahasiswa yang bekerja (Hurlock, 1996, h. 213).

    Hidup bagi kebanyakan orang dewasa adalah sangat sibuk.

    Kemampuan untuk mengatur waktu seefektif mungkin menjadi sangat

    penting jika menginginkan tercapainya sasaran atau tujuan (Brecht,

    2000, h. 33). Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang bekerja justru

    kurang mampu me-manage waktunya untuk meningkatkan prestasinya

  • 22

    di kampus. Mereka cenderung mengabaikan tugasnya sebagai

    mahasiswa. Hal ini dikarenakan apabila mahasiswa yang bekerja tidak

    dapat mengatur waktu dengan baik maka selain pekerjaan, tugas-tugas

    kuliah pun tidak dapat terselesaikan tepat waktu dan cenderung

    melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dalam

    waktu yang ada sehingga terjadilah pemborosan waktu dan tenaga

    (Hardjana, 1994, h. 47).

    Dua macam kebiasaan yang secara tetap melekat pada mahasiswa

    yang bekerja adalah suka membuang-buang waktu dan senang

    membolos (Taylor, 1990, h. 72). Mahasiswa juga suka menunda-nunda

    pekerjaan. Ada tiga sebab yang mengarah ke penundaan, yaitu pekerjaan

    yang tidak menyenangkan, pekerjaan yang sulit, dan keraguan. Dengan

    menunda-nunda pekerjaan yang semakin menumpuk akan menambah

    beban bagi mahasiswa tersebut di kemudian hari. Kondisi tersebut

    menyebabkan mahasiswa merasakan adanya tekanan karena terlalu

    banyak yang harus dilakukan dan waktu yang ada tidak cukup untuk

    mengerjakannya (Gitlin, 1991, h. 72).

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    dengan adanya motivasi belajar diharapkan mahasiswa yang bekerja

    dapat meningkatkan manajemen waktunya. Semakin tinggi motivasi

    belajar maka semakin tinggi kemampuan manajemen waktunya pada

    mahasiswa bekerja.

  • 23

    D. HIPOTESIS

    Dari uraian di atas, penulis mengajukan hipotesis bahwa ada

    hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja

    dengan manajemen waktu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi

    belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi

    kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah

    motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka

    semakin rendah kemampuan manajemen waktunya.

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

    Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Variabel Tergantung : Manajemen Waktu

    2. Variabel Bebas : Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja

    B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

    1. Manajemen Waktu

    Manajemen waktu adalah proses menjadikan waktu menjadi

    lebih produktif untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Untuk

    mengukur manajemen waktu dipersiapkan skala manajemen waktu

    yang tersusun atas beberapa aspek, yaitu: menghindari kebiasaan

    menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan prioritas,

    komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif. Semakin tinggi skor

    yang diperoleh maka semakin tinggi kemampuan mengelola waktu

    yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.

    2. Motivasi Belajar pada Mahasiswa Bekerja

    Motivasi belajar pada mahasiswa bekerja adalah dorongan

    atau keinginan yang ada dalam diri seorang mahasiswa yang sedang

    meningkatkan kualitas dirinya dengan pendidikan di perguruan

    tinggi dan melakukan aktivitas bekerja sambilan untuk rajin belajar

    demi mendapatkan prestasi yang memuaskan selama menjalani

  • 25

    proses belajar di Universitas. Untuk mengukur motivasi belajar

    dipersiapkan skala motivasi belajar yang tersusun atas beberapa

    aspek, yaitu: menggerakkan, mengarahkan, dan menopang. Semakin

    tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi motivasi belajar

    yang dimiliki oleh mahasiswa bekerja. Demikian sebaliknya.

    C. SUBYEK PENELITIAN

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang

    memiliki pekerjaan sampingan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    b. Tidak sedang cuti

    c. Semester IV VI

    d. Pekerja paruh waktu dengan jumlah jam kerja antara 5-7 jam per

    hari

    e. Pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.

    2. Teknik Pengambilan Sampel

    Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

    dengan menggunakan teknik Incidental Sampling, yaitu pencarian

    subyek dari individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat

    dijumpai saja yang diselidiki (Hadi, 2001, h. 80). Penulis memakai

    teknik ini karena tidak semua mahasiswa Universitas Katolik

    Soegijapranata Semarang melakukan aktivitas bekerja sambilan dan

  • 26

    penulis tidak mengetahui secara jelas jumlah mahasiswa yang

    bekerja.

    D. METODE PENGUMPULAN DATA

    1. Metode Skala

    Dalam penelitian ini pengambilan data akan dilakukan

    melalui teknik skala. Menurut Azwar (2000, h. 4), karakteristik skala

    sebagai alat ukur adalah: stimulusnya berupa pertanyaan atau

    pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak

    diukur dan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang

    bersangkutan.

    Skala selalu berisi banyak item. Jawaban subyek terhadap

    satu item baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai

    atribut yang diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu

    diagnosis baru dapat dicapai bila semua item telah direspon.

    Respon subyek tidak diklasifikasikan benar atau salah.

    Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan

    sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda akan

    diinterpretasikan berbeda pula.

    Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala

    manajemen waktu yang berisi 42 item dan skala motivasi belajar

    yang berisi 30 item.

  • 27

    2. Blue Print Skala Manajemen Waktu

    Blue print manajemen waktu diungkap berdasarkan aspek-

    aspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari

    kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran, menetapkan

    prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan asertif, berbentuk

    sebagai berikut:

    Tabel 1 Blue Print Skala Manajemen Waktu

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu 3 3 6

    Menetapkan sasaran 3 3 6 Menetapkan prioritas 3 3 6 Komunikasi 3 3 6 Penundaan 3 3 6 Organisasi 3 3 6 Asertif 3 3 6

    Jumlah 21 21 42

    Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat

    kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak

    sesuai). Pemberian skornya adalah:

    a. Item Favorable:

    Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3

    untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban

    Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak

    Sesuai.

  • 28

    b. Item Unfavorable:

    Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor

    3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori

    jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat

    Sesuai.

    3. Blue Print Skala Motivasi Belajar

    Blue print motivasi belajar diungkap berdasarkan aspek-aspek

    yang ada dalam motivasi belajar, yaitu: menggerakkan,

    mengarahkan, dan menopang, berbentuk sebagai berikut:

    Tabel 2 Blue Print Skala Motivasi Belajar

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menggerakkan 5 5 10 Mengarahkan 5 5 10 Menopang 5 5 10

    Jumlah 15 15 30

    Pada skala tersebut masing-masing item menyediakan empat

    kategori jawaban (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak

    sesuai). Pemberian skornya adalah:

    a. Item Favorable:

    Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Sesuai; skor 3

    untuk kategori jawaban Sesuai; skor 2 untuk kategori jawaban

    Tidak Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat Tidak

    Sesuai.

  • 29

    b. Item Unfavorable:

    Skor 4 untuk kategori jawaban Sangat Tidak Sesuai; skor

    3 untuk kategori jawaban Tidak Sesuai; skor 2 untuk kategori

    jawaban Sesuai; dan skor 1 untuk kategori jawaban Sangat

    Sesuai.

    E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

    1. Uji Validitas Skala

    Hadi (2001, h. 102) menyatakan bahwa validitas adalah

    seberapa cermat suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu

    gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur. Validitas

    dalam pengertian umum merupakan ketepatan dan kecermatan skala

    dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauhmana skala itu

    mampu mengukur atribut yang harus diukur (Azwar, 2000, h. 7). Uji

    validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product

    Moment dari Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu

    komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences

    (SPSS) for Windows Release 13.

    Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini

    masih perlu dikoreksi mengingat ada kelebihan bobot pada koefisien

    korelasi tersebut. Kelebihan bobot ini terjadi karena nilai butir item

    yang dikorelasikan dengan nilai total masih ikut sebagai komponen

    nilai total sehingga menyebabkan koefisien menjadi besar (Ancok,

    1987, h. 17). Untuk menghindari terjadinya hasil yang terlalu tinggi

    atau over estimate maka digunakan teknik korelasi Part Whole.

  • 30

    Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program

    Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release

    13.

    2. Uji Reliabilitas Skala

    Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauhmana hasil

    pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya atau diandalkan

    (Suryabrata, 2000, hal 29). Hal ini ditunjukkan dengan taraf

    keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subyek.

    Reliabilitas (keterandalan) suatu instrumen merupakan syarat dalam

    pengumpulan data sehingga dapat secara konsisten memberi hasil

    yang sama meskipun digunakan berulang kali pada waktu yang

    berbeda. Uji reliabilitas alat ukur penelitian ini menggunakan teknik

    koefisien Alpha Cronbach. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu

    komputer dengan program Statistical Packages for Social Sciences

    (SPSS) for Windows Release 13.

    F. ANALISIS DATA

    Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan untuk

    mencari hubungan antara motivasi belajar dengan manajemen waktu

    pada mahasiswa bekerja adalah teknik korelasi Product Moment dari

    Pearson. Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan

    program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows

    Release 13.

  • 31

    BAB IV

    PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. ORIENTASI KANCAH PENELITIAN

    Sebelum penelitian dilaksanakan, tahap awal yang harus

    dilakukan adalah menentukan tempat di mana penelitian akan

    dilakukan, serta mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan

    penelitian menjadi lancar. Dalam penelitian ini, penulis mengambil

    subyek penelitian pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang yang memiliki pekerjaan. Alasan penulis melakukan

    penelitian pada mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang adalah :

    1. Ciri-ciri subyek yang akan diteliti memenuhi syarat tercapainya

    tujuan penelitian.

    2. Jumlah subyek memenuhi syarat penelitian.

    3. Memfokuskan subyek penelitian.

    4. Memperoleh ijin dari pihak Rektorat Universitas Katolik

    Soegijapranata Semarang.

    Universitas Katolik Soegijapranata terletak di Jalan Pawiyatan

    Luhur IV no. 1, Bendan Dhuwur Semarang. Universitas Katolik

    Soegijapranata berdiri pada tanggal 5 Agustus 1982 berdasarkan

    keputusan koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Jawa Tengah

    No.059/K/22/Kop/VII/1982 yang dikuatkan dengan keputusan

    Mendikbud RI tanggal 24 September 1983 No.0400/0/1983. Lembaga

  • 32

    pendidikan ini berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Sandjaja

    No.175/YS/SK/VII/1981.

    Saat ini Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki

    sembilan fakultas, yaitu: Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Industri,

    Fakultas Sastra, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Psikologi,

    Fakultas Hukum, Fakultas Arsitektur, Fakultas Teknik, dan Fakultas

    Ilmu Komputer, yang terdiri dari 12 program studi, yaitu: Ekonomi

    Manajemen, Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Perpajakan, Teknik Elektro,

    Sastra Inggris, Bahasa Inggris, Teknologi Pangan, Psikologi, Hukum,

    Arsitektur, Teknik Sipil, dan Ilmu Komputer. Berdasarkan wawancara,

    pada umumnya di tiap fakultas terdapat mahasiswa yang berstatus

    kuliah sambil bekerja. Jumlah mahasiswa masing-masing fakultas

    terhitung tahun 2005 dan 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3 Jumlah Mahasiswa Program S1 Unika Soegijapranata Semarang

    Jumlah Mahasiswa No. Fakultas Tahun 2005 Tahun 2006 Jumlah

    1 Psikologi 148 190 338 2 Sastra Inggris 34 42 76 3 Ekonomi Akuntansi 183 193 376 4 Ekonomi Manajemen 149 151 300 5 Teknik Sipil 15 26 41 6 Teknik Elektro 19 21 40 7 Teknik Pangan 110 119 229

    Total 658 742 1400

    B. PERSIAPAN PENELITIAN

    Persiapan penelitian yang dilakukan mencakup dua tahap, yaitu

    penyusunan skala dan perijinan penelitian.

  • 33

    1. Penyusunan Skala

    Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat pengumpul

    data. Skala yang digunakan ada dua macam yaitu skala manajemen

    waktu dan skala motivasi belajar. Kedua skala tersebut disusun

    sendiri oleh penulis sehingga masih perlu diuji validitas dan

    reliabilitasnya.

    a. Skala Manajemen Waktu

    Skala manajemen waktu ini disusun berdasarkan tujuh

    aspek yang ada dalam manajemen waktu, yaitu: menghindari

    kebiasaan menghabiskan waktu, menetapkan sasaran,

    menetapkan prioritas, komunikasi, penundaan, organisasi, dan

    asertif. Jumlah item skala manajemen waktu yang akan

    digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 42 item. Dari 42

    item pernyataan ini terdiri dari 21 item pernyataan favorable dan

    21 item pernyataan unfavorable. Setiap item mempunyai empat

    kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

    Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

    Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable

    memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga

    untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai

    (TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

    Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable

    memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS);

    skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk

  • 34

    jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai

    (SS).

    Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek

    manajemen waktu dapat dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4 Sebaran Item Skala Manajemen Waktu

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu

    1, 15, 29 8, 22, 36 6

    Menetapkan sasaran 9, 23, 37 2, 16, 30 6 Menetapkan prioritas 3, 17, 31 10, 24, 38 6 Komunikasi 11, 25, 39 4, 18, 32 6 Penundaan 5, 19, 33 12, 26, 40 6 Organisasi 13, 27, 41 6, 20, 34 6 Asertif 7, 21, 35 14, 28, 42 6

    Jumlah 21 21 42

    b. Skala Motivasi Belajar

    Skala motivasi belajar ini disusun berdasarkan tiga aspek

    yang ada dalam motivasi belajar, yaitu: menggerakkan,

    mengarahkan, dan menopang. Jumlah item skala motivasi belajar

    yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 30 item.

    Dari 30 item pernyataan ini terdiri dari 15 item pernyataan

    favorable dan 15 item pernyataan unfavorable. Setiap item

    mempunyai empat kemungkinan jawaban, yaitu: Sangat Sesuai

    (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai

    (STS).

    Pernyataan yang bersifat mendukung atau favorable

    memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Sesuai (SS); skor tiga

  • 35

    untuk jawaban Sesuai (S); skor dua untuk jawaban Tidak Sesuai

    (TS); dan skor satu untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

    Pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau unfavorable

    memiliki skor empat untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS);

    skor tiga untuk jawaban Tidak Sesuai (TS); skor dua untuk

    jawaban Sesuai (S); dan skor satu untuk jawaban Sangat Sesuai

    (SS).

    Distribusi sebaran item dan jumlah item tiap-tiap aspek

    motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 5.

    Tabel 5 Sebaran Item Skala Motivasi Belajar

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menggerakkan 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 28 10 Mengarahkan 5, 11, 17, 23, 29 2, 8, 14, 20, 26 10 Menopang 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 30 10

    Jumlah 15 15 30

    2. Perijinan Penelitian

    Untuk dapat melakukan suatu penelitian, penulis terlebih

    dahulu harus mendapatkan ijin dari pihak yang terkait. Prosedur

    pembuatan surat permohonan diawali dengan membuat surat

    permohonan untuk dibuatkan surat permohonan ijin penelitian

    kepada Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang yang menyatakan bahwa penulis benar-benar mahasiswa

    Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    yang akan melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir atau

    skripsi. Selanjutnya, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik

  • 36

    Soegijapranata Semarang memohon ijin dengan surat No.

    892/B.7.3/FP/V/2008 tanggal 30 Mei 2008 kepada Wakil Rektor I

    Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Pada tanggal 04 Juni

    2008, Wakil Rektor I memberikan surat ijin No.

    1271/B.7.3/WR1/VI/2008 kepada penulis untuk melakukan

    penelitian di lingkungan Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarang dengan catatan tidak mengganggu aktivitas para

    narasumber dan setelah selesai mengadakan penelitian bersedia

    memberikan laporan.

    C. PELAKSANAAN PENELITIAN

    Penulis menggunakan try out terpakai, yaitu pengambilan data

    hanya dilakukan satu kali dan sekaligus dipergunakan sebagai data

    penelitian. Alasan penulis menggunakan try out terpakai adalah

    keterbatasan subyek penelitian dan juga mempertimbangkan efisiensi

    waktu, biaya, dan tenaga dalam pelaksanaan penelitian.

    Pengumpulan data penelitian dilakukan selama dua hari, yaitu

    pada tanggal 4-5 Juni 2008. Penelitian ini dilakukan dengan cara

    Incidental Sampling. Subyek yang dijadikan sampel untuk penelitian

    harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh penulis, yaitu:

    mahasiswa Unika Soegijapranata semester IV VI yang memiliki

    pekerjaan sampingan, jam kerja antara 5-7 jam per hari, tidak sedang

    cuti, dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.

    Sebelum pengisian dilakukan, penulis mendekati calon subyek,

    mengajaknya berkenalan dan menanyakan persyaratan yang telah

  • 37

    ditentukan penulis supaya calon subyek dapat menjadi subyek penulis.

    Setelah proses pengisian selesai, penulis menerima kembali skala yang

    telah diisi oleh subyek. Selama proses pengumpulan data, penyebaran

    angket dilakukan oleh penulis sendiri. Penelitian dilaksanakan pada 50

    mahasiswa yang sesuai dengan ciri-ciri penelitian, alasannya karena

    untuk penelitian minimal jumlah subyeknya 30 orang sehingga jumlah

    subyek 50 orang dianggap sudah mewakili sebagai sampel penelitian.

    Setelah pengumpulan data, penulis melakukan skoring terhadap

    jawaban subyek dan membuat tabulasi skor. Hasil tabulasi skor

    digunakan untuk melakukan uji alat ukur. Data selengkapnya dapat

    dilihat pada lampiran B. Setelah dilakukan uji validitas dan diketahui

    item yang valid dan gugur maka skor item yang gugur disisihkan dan

    skor item yang valid ditabulasi ulang. Hasil tabulasi ulang tersebut

    dijadikan data penelitian. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

    C dan D.

    Tabel 6 Jumlah Subyek Penelitian

    No. Fakultas Jumlah Subyek 1 Psikologi 34 2 Sastra Inggris 7 3 Ekonomi Akuntansi 4 4 Ekonomi Manajemen 2 5 Teknik Sipil 1 6 Teknik Elektro 1 7 Teknik Pangan 1

    Jumlah 50

  • 38

    D. HASIL UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS ALAT UKUR

    Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan

    dengan menggunakan program komputer Statistical Packages for Social

    Sciences (SPSS) for Windows Release 13 dengan menggunakan korelasi

    Product Moment yang kemudian dikoreksi dengan teknik korelasi Part

    Whole. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha

    Cronbach.

    1. Skala Manajemen Waktu

    Uji validitas pada skala manajemen waktu dengan r tabel =

    0,300 dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 42

    item yang ada, terdapat 20 item valid dan 22 item gugur. Koefisien

    validitasnya bergerak dari 0,325 sampai dengan 0,720. Rincian item

    yang valid dan gugur pada skala manajemen waktu dapat dilihat

    pada tabel 7.

    Pengujian reliabilitas untuk skala manajemen waktu

    dilakukan berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas

    skala manajemen waktu adalah = 0,884. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-1.

  • 39

    Tabel 7 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Manajemen Waktu

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menghindari kebiasaan menghabiskan waktu

    1*, 15, 29* 8, 22*, 36 6

    Menetapkan sasaran 9, 23, 37 2*, 16*, 30 6 Menetapkan prioritas 3*, 17*, 31* 10, 24*, 38* 6 Komunikasi 11*, 25*, 39* 4*, 18*, 32 6 Penundaan 5, 19, 33* 12, 26, 40 6 Organisasi 13*, 27, 41 6, 20, 34 6 Asertif 7*, 21*, 35* 14*, 28*, 42 6

    Jumlah 21 21 42 Keterangan : Tanda * = item yang gugur

    2. Skala Motivasi Belajar

    Uji validitas pada skala motivasi belajar dengan r tabel = 0,300

    dalam taraf signifikansi 5% dapat diketahui bahwa dari 30 item yang

    ada, terdapat 11 item valid dan 19 item gugur. Koefisien validitasnya

    bergerak dari 0,341 sampai dengan 0,507. Rincian item yang valid

    dan gugur pada skala motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 8.

    Pengujian reliabilitas untuk skala motivasi belajar dilakukan

    berdasarkan atas item yang valid. Hasil uji reliabilitas skala motivasi

    belajar adalah = 0,763. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran D-2.

  • 40

    Tabel 8 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Belajar

    Jumlah Item ASPEK favorable unfavorable Jumlah

    Menggerakkan 1*, 7, 13*, 19*, 25 4*, 10, 16*, 22*, 28* 10 Mengarahkan 5, 11, 17*, 23, 29 2*, 8, 14*, 20*, 26 10 Menopang 3*, 9*, 15*, 21*, 27 6*, 12*, 18*, 24*, 30 10

    Jumlah 15 15 30 Keterangan : Tanda * = item yang gugur

  • 41

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. UJI ASUMSI

    Setelah dilakukan penelitian, dilakukan beberapa tahapan uji

    asumsi untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data penelitian.

    1. Uji Normalitas

    Data setiap variabel diuji dengan program uji normalitas

    sebaran. Perhitungan normalitas sebaran dilakukan dengan

    menggunakan teknik analisis Kolmogorov Smirnov (K-S Z).

    Perhitungan dilakukan dengan alat bantu komputer dengan program

    Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release

    13.

    Hasil yang diperoleh menunjukkan K-S Z variabel

    manajemen waktu pada mahasiswa bekerja sebesar 0,761 dengan

    p>0,05. Sedangkan dari uji normalitas untuk variabel motivasi

    belajar pada mahasiswa bekerja adalah 0,755 dengan p>0,05.

    Berdasarkan kedua uji normalitas tersebut dapat disimpulkan bahwa

    variabel manajemen waktu dan motivasi belajar pada mahasiswa

    bekerja berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

    lampiran E-1.

    2. Uji Linieritas

    Pengujian linieritas dilakukan dengan alat bantu komputer

    dengan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for

    Windows Release 13 program linieritas. Hasil uji linieritas

  • 42

    menunjukkan korelasi yang linier antara manajemen waktu dengan

    motivasi belajar pada mahasiswa bekerja, hal ini ditunjukkan dengan

    F linier = 31,031 dengan p

  • 43

    C. PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini

    diperoleh koefisien korelasi yang positif antara manajemen waktu

    dengan motivasi belajar sebesar r xy = 0,627 dengan p

  • 44

    pekerjaannya. Mahasiswa bekerja yang tidak mampu mengatur

    waktunya akan mengalami kesulitan dalam studinya. Mahasiswa bekerja

    mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah,

    selain itu ia juga dituntut untuk menyelesaikan serentetan pekerjaan

    yang juga memerlukan banyak perhatian. Ketidakmampuan mahasiswa

    untuk mengatur waktu dengan baik akan menyebabkan keduanya tidak

    dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sehingga hasil yang

    diperoleh tidak maksimal (Hardjana, 1994, h. 47).

    Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi belajar tinggi mampu

    me-manage waktunya, sedangkan mahasiswa bekerja yang motivasi

    belajarnya rendah kurang mampu me-manage waktunya. Hal ini sesuai

    dengan teori yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi

    belajar rendah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya

    tidak tertuju pada pelajaran, dan sering meninggalkan pelajaran

    (Ahmadi, 1991, h. 79). Pernyataan ini juga didukung oleh Hofer dkk

    (2007, h. 18) yang mengatakan bahwa seseorang yang bermotivasi

    tinggi memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini ditunjang oleh

    penelitian Vansteenkiste dkk (2005, h. 472) yang menunjukkan semakin

    tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen

    waktunya. Di sini tampak kaitan antara motivasi belajar dengan

    manajemen waktu dan dari penelitian ini telah membuktikan adanya

    hubungan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan

    manajemen waktu.

    Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut, dari 50 mahasiswa bekerja

    di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, terdapat 3 mahasiswa

  • 45

    bekerja yang motivasi belajarnya tergolong sangat tinggi; 13 mahasiswa

    bekerja yang tergolong tinggi; 22 mahasiswa bekerja yang tergolong

    cukup; 9 mahasiswa bekerja yang tergolong rendah; dan 3 mahasiswa

    bekerja yang tergolong sangat rendah. Sedangkan untuk manajemen

    waktunya, terdapat 2 mahasiswa bekerja yang manajemen waktunya

    tergolong sangat tinggi; 14 mahasiswa bekerja yang tergolong tinggi; 22

    mahasiswa bekerja yang tergolong cukup; 9 mahasiswa bekerja yang

    tergolong rendah; dan 3 mahasiswa bekerja yang tergolong sangat

    rendah. Dengan demikian, motivasi belajar dan manajemen waktu pada

    mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang bekerja

    tergolong cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa bekerja

    di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang memiliki motivasi

    untuk belajar dan mampu mengelola waktunya dengan cukup baik

    apalagi pekerjaan yang mereka kerjakan sesuai dengan jurusan kuliah

    yang mereka ambil sehingga keduanya dapat saling mendukung.

    Ditinjau dari besarnya sumbangan efektif dari korelasi antara

    motivasi belajar pada mahasiswa bekerja terhadap manajemen waktu

    sebesar 39,3% terbukti bahwa sumbangan motivasi belajar cukup besar.

    Selain itu masih ada faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh

    terhadap manajemen waktu yaitu sebesar 60,7%.

    Dari hasil penelitian ini bagaimanapun juga belum bisa dikatakan

    sempurna. Masih banyak faktor-faktor lain yang luput dari perhatian

    penulis, termasuk di dalamnya item-item skala dalam penelitian ini

    kemungkinan mengandung social desirability yang secara sadar atau

    tidak sadar subyek penelitian memberikan respon sesuai dengan norma

  • 46

    yang berlaku di masyarakat sehingga jawaban tidak sesuai dengan

    keadaan dirinya (faking good or bad). Penggunaan try out terpakai

    dalam pengambilan data juga merupakan kelemahan dalam penelitian

    ini karena setelah diuji validitasnya banyak item yang tidak valid

    sehingga mengotori item-item yang valid.

  • 47

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah :

    1. Hipotesis penelitian diterima, yaitu ada hubungan positif yang

    signifikan antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan

    manajemen waktu. Ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang

    dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka semakin tinggi

    kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah

    motivasi belajar yang dimiliki seorang mahasiswa bekerja maka

    semakin rendah kemampuan manajemen waktunya. Dengan

    demikian, dapat diketahui manajemen waktu dan motivasi belajar

    pada mahasiswa bekerja tergolong cukup tinggi.

    2. Sumbangan efektif variabel motivasi belajar pada mahasiswa bekerja

    terhadap manajemen waktu adalah sebesar 39,3%. Dengan kata lain,

    ada variabel-variabel lain yang juga berpengaruh pada manajemen

    waktu sebesar 60,7%.

    B. SARAN

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis

    memberikan beberapa saran sebagai berikut :

    1. Bagi mahasiswa yang bekerja diharapkan untuk dapat

    mempertahankan motivasi belajarnya, lebih baik lagi jika

    ditingkatkan sehingga manajemen waktunya juga dapat lebih tinggi.

  • 48

    2. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan untuk memperhatikan

    faktor-faktor lain yang mempengaruhi manajemen waktu dan

    motivasi belajar. Disarankan pula untuk menggunakan try out tak

    terpakai dalam pengambilan data.

  • 49

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

    Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: Pusat

    Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty _______. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

    Offset Badudu, J.S. dan Zain, S.M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

    Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Brecht, G. 2000. Seri Mengenal Diri: Mengenal dan Menanggulangi Stres.

    Alih Bahasa: Tim Redaksi Mitra Utama. Jakarta: PT. Prenhaurdo Davidson, J. 2001. Penuntun 10 Menit Manajemen Waktu. Alih Bahasa:

    Niken Hindreswari. Yogyakarta: Andi Offset (Edisi pertama) Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Gie, T.L. 1984. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan

    Studi _______. 1991. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberti Gitlin, M. 1991. Kiat Membagi Waktu. Alih Bahasa: Daisy. Jakarta: Arcan

    (Edisi kedua) Hadi, S. 2001. Metodologi Riset: Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Handayani, M. 2002. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan

    Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:

    Kanisius

  • 50

    Hardjana, A.M. 1994. Stres tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius

    Hofer, M., Schmid, S., Fries, S., Dietz, F., Clausen, M., Reinders, H. 2007.

    Individual Values, Motivational Conflicts, and Learning For School. Journal Learning and Instruction. Elsevier Ltd. Vol. 17 (17-28)

    Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan

    Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga

    Kartono, K. 1989. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita

    Dewasa. Bandung: CV. Mandar Maju Macan, T.H., Shahani, C.R., Dipboye, R.L., Philips, A.P. 1990. College

    Students Time Management: Correlations With Academic Performance. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 4 (760-768)

    Makmun, A.S. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya Meichati, S. 1983. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

    Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Moekijat. 1984. Kamus Manajemen. Bandung: Alumni Nasution, T. dan Nasution, N. 1985. Peranan Orangtua Dalam

    Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia; dan Yogyakarta: Kanisius

    Noegroho, Y.A. 2005. Hubungan antara Problem Focused Coping dan

    Kecerdasan Emosional pada Mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Orr, F. 1990. Sukses Belajar Sambil Bekerja. Jakarta: Binarupa Aksara Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar

    Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka (Edisi ketiga) Rachmawati, W. 2001. Motivasi Belajar Siswa SLTP ditinjau dari Persepsi

    terhadap Penerimaan Teman Sebaya dan Persepsi terhadap Guru.

  • 51

    Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Rivai, V. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan:

    Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Rusyan, A.T. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya Sadli, S. 1986. Inteligensi, Bakat dan Tes IQ. Jakarta: PT. Dian Rakyat Saputro, M.F.D.A. 2006. Prestasi Kerja Ditinjau Dari Kemampuan

    Manajemen Waktu Pada Karyawan Bagian Marketing. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

    PT. Raja Grafindo Persada Setyobroto, S. 2003. Psikologi Olah Raga. Jakarta: Percetakan SOLO Soeharjono, L.B. 1996. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar.

    Anima. Vol.XI. No. 42, Januari Maret Surya, H. 2003. Kiat Mengajar Anak Belajar dan Berprestasi. Jakarta:

    Gramedia Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:

    Andi Offset Taylor, H.L. 1990. Manajemen Waktu: Suatu Pedoman Pengelolaan Waktu

    Yang Efektif dan Produktif. Jakarta: Binarupa Aksara Timpe, A.D. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Mengelola

    Waktu. Alih Bahasa: Susanto Budidharmo. Jakarta: Gramedia Vansteenkiste, M., Zhou, M., Lens, W., Soenens, B. 2005. Experiences of

    Autonomy and Control Among Chinese Learners: Vitalizing or Immobilizing?. Journal of Educational Psychology. Washington: American Psychological Association. Vol. 97. No. 3 (468-483)

  • 52

    Wahyuni, S. 1997. Stress Kerja Wartawan TV Ditinjau Dari Manajemen Waktu dan Rasa Aman. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Winarti, P.R. 2006. Problem Focused Coping pada Mahasiswa yang

    Bekerja ditinjau dari Self Efficacy dan Jenis Kelamin. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata (tidak diterbitkan)

    Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

  • 53

    LAMPIRAN

  • 54

    LAMPIRAN A

    SKALA PENELITIAN

  • 55

    No. : Jurusan : Semester : Pekerjaan :

    PETUNJUK PENGISIAN SKALA

    1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.

    2. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

    3. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini.

    4. Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang paling sesuai dengan memberi tanda silang (X). Pilihan jawaban yang tersedia sebanyak empat buah, yaitu : SS : Bila pernyataan tersebut SANGAT SESUAI S : Bila pernyataan tersebut SESUAI TS : Bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI STS : Bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI

    5. Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret jawaban tersebut dengan memberikan tanda dua garis horisontal (=) pada pilihan jawaban yang salah dan menggantinya dengan jawaban yang baru / benar. Contoh : SS S TS STS SS S TS STS

    6. Periksalah kembali semua jawaban dan pastikan telah terisi semua. 7. Kerahasiaan jawaban Anda terjamin. Hasil skala ini hanya digunakan untuk

    penelitian skripsi. 8. Atas partisipasi dan kerjasama yang baik dari Anda, saya ucapkan terima

    kasih.

    SELAMAT MENGERJAKAN &

    TERIMA KASIH

  • 56

    LAMPIRAN A-1

    SKALA

    MANAJEMEN WAKTU

  • 57

    Skala I

    No. Pernyataan SS S TS STS

    1 Saya memanfaatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan bila ada mata kuliah kosong.

    2 Ketika ke toko buku, saya sering tidak tahu judul ataupun nama pengarang dari buku yang hendak saya beli.

    3 Saya lebih suka menyelesaikan tugas-tugas terlebih dahulu baru bersantai.

    4 Saya lebih suka bertanya pada teman daripada dosen jika ada materi kuliah yang tidak saya mengerti.

    5 Saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

    6 Pada saat diskusi kelompok, pembahasan sering menyimpang dari materi yang sebenarnya.

    7 Saya dengan mudah menolak permintaan tolong teman jika itu mengganggu waktu belajar saya.

    8 Saya suka menghabiskan waktu dengan tidur.

    9 Sebelum tidur, saya selalu mempersiapkan perlengkapan yang saya perlukan untuk kegiatan esok pagi.

    10 Pembuatan jadwal kegiatan bagi saya hanya membuang waktu saja.

    11 Dalam waktu singkat saya mampu memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen.

    12 Jika merasa bosan, saya akan menghentikan pekerjaan itu kemudian mencari hiburan.

    13 Sebelum mengambil mata kuliah tertentu, saya pastikan dahulu jadwal kuliahnya tidak berbenturan satu sama lain.

    14 Saya sulit menolak teman yang meminta bantuan walaupun saya sedang sibuk.

    15 Saya suka berdiskusi tentang pelajaran bersama teman-teman.

    16 Saya sering bingung dengan apa yang harus saya kerjakan setelah selesai mengikuti kuliah.

    17 Tugas kuliah yang dikejar deadline akan lebih saya utamakan.

    18 Saya lebih suka menyampaikan sesuatu secara panjang lebar pada teman kuliah.

    19 Saya tidak membiarkan pekerjaan menumpuk terlalu lama.

    20 Kegiatan yang saya atur sebelumnya seringkali tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang sudah ada.

    21 Saya akan mengutarakan bahwa waktu saya terbatas untuk melakukan suatu pekerjaan.

    22 Saya suka menghabiskan waktu di kantin kampus sembari menunggu jam kuliah selanjutnya.

  • 58

    23 Saya sudah mempelajari terlebih dulu materi yang akan diberikan oleh dosen pada kuliah esok hari.

    24 Saat tugas sudah menumpuk, saya sering tidak tahu mana yang harus saya dahulukan.

    25 Saya akan bertanya pada dosen jika tidak mengerti materi yang sedang dijelaskan.

    26 Saya baru menyelesaikan tugas atau pekerjaan jika sudah mendekati deadline.

    27 Saya berusaha untuk tidak terlalu lama melakukan aktivitas yang tidak penting.

    28 Ketika sedang kuliah, saya sering merasa segan untuk mengakhiri pembicaraan dengan teman meskipun itu tidak penting.

    29 Usai kuliah biasanya saya langsung pulang. 30 Saya tidak mencatat jadwal kegiatan yang sudah saya susun

    sehingga saya sering lupa.

    31 Saya akan menyelesaikan tugas-tugas kuliah dari yang paling sedikit jumlahnya dulu baru kemudian yang banyak.

    32 Saya lebih suka sms daripada telepon untuk menanyakan tentang tugas kuliah pada teman.

    33 Saya tetap menyelesaikan tugas-tugas saya meskipun acara televisi favorit saya sudah mulai.

    34 Saya kurang mampu memisahkan antara tugas kuliah dengan pekerjaan.

    35 Pekerjaan tambahan akan saya tolak jika pekerjaan lama belum selesai.

    36 Saya suka berbagi cerita pada teman tentang apa saja sembari menunggu dosen yang belum datang di kampus.

    37 Saya selalu mencatat apa yang harus saya selesaikan dalam satu hari.

    38 Saya memulai menyelesaikan pekerjaan darimanapun yang saya suka.

    39 Saya sering bertanya pada dosen tentang tugas yang diberikan supaya tidak salah dalam mengerjakan.

    40 Saya bersedia menunda pekerjaan saya untuk pergi bersenang-senang dengan teman-teman.

    41 Saya mengatur jadwal saya setiap hari.

    42 Saya tetap menerima telepon dari siapapun meski sedang sibuk.

  • 59

    LAMPIRAN A-2

    SKALA

    MOTIVASI BELAJAR

  • 60

    Skala II

    No. Pernyataan SS S TS STS

    1 Saya berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

    2 Saya menjadi malas belajar karena sering mendapatkan nilai ujian jelek.

    3 Saya tetap belajar dengan giat walaupun jauh dari orang tua. 4 Membaca buku pelajaran membuat saya bosan.

    5 Saya belajar dengan tekun agar mendapatkan nilai yang memuaskan.

    6 Menurut saya tidak perlu belajar setiap hari apalagi kalau yang dipelajari hanya pelajaran yang membosankan.

    7 Saya menghabiskan banyak waktu untuk belajar sebelum ujian.

    8 Tugas dari dosen yang terlalu banyak membuat saya malas untuk mengerjakannya.

    9 Saya akan tetap gigih berusaha untuk belajar meskipun sering mendapat nilai jelek dalam ujian.

    10 Saya hanya belajar apabila besok ada ujian.

    11 Saya suka membaca buku-buku pengetahuan umum agar mendapat tambahan ilmu pengetahuan.

    12 Bagi saya tidak masalah apabila lupa mengerjakan tugas dari dosen.

    13 Saya tidak mengeluh tentang kegiatan di kampus yang sangat melelahkan karena saya menyukainya.

    14 Saya merasa bosan jika harus belajar tiap hari.

    15 Kritikan dari dosen mendorong saya untuk belajar lebih giat.

    16 Saya bosan dengan kegiatan sehari-hari di kampus.

    17 Saat kurang memahami materi pelajaran, saya akan bertanya pada dosen.

    18 Suasana dalam lingkungan keluarga tidak mendukung saya untuk belajar.

    19 Saya akan mencari cara yang baik agar dapat mengerti materi kuliah yang dipelajari di kampus.

    20 Saya tidak akan belajar sebab nilai ujian saya sudah baik.

    21 Dukungan dari orang tua membuat saya semangat untuk belajar.

    22 Kalau ada tugas dari dosen, saya minta bantuan teman untuk mengerjakan.

    23 Saya mencari buku yang direferensikan oleh dosen di perpustakaan.

    24 Terlalu banyak materi yang harus dipelajari membuat saya

  • 61

    stress untuk mempelajarinya. 25 Saya selalu meluangkan waktu untuk belajar.

    26 Materi kuliah yang sulit dimengerti membuat saya malas untuk belajar.

    27 Saya memiliki teman-teman yang rajin belajar sehingga memacu semangat saya untuk belajar.

    28 Saya jarang mengulangi kembali materi kuliah yang telah disampaikan di kampus.

    29 Saya belajar tiap hari supaya nilai ujian saya tidak jelek.

    30 Saya mudah terpengaruh dengan teman-teman untuk tidak menyelesaikan tugas-tugas kampus.

    logo: