MANAJEMEN WAKTU-BIAYA
Transcript of MANAJEMEN WAKTU-BIAYA
4.1. Manajemen Waktu
4.1.1. Lingkup Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah hal yang sangat penting dalam suatu
pelaksanaan proyek untuk mencegah terjadinya kemunduran waktu
penyelesaian pembangunan (project delay) karena berbagai sebab yang
mungkin terjadi saat pelaksanaan. Manajemen dari mulai tahap perencanaan
sampai dengan tahap akhir konstruksi.
Manajemen Waktu Dalam PMBOK
a) Define Activity, yaitu proses mendefinisikan kegiatan secara spesifik
untuk menghasilkan deliverable poryek
b) Sequence Activity, yaitu proses mengidentifikasi dan
mendokumentasikan keterkaitan suatu kegiatan dan kegiatan lainnya
c) Estimate Activity Resoruce, yaitu proses memperkirakan tipe dan
jumlah dari sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
masing-masing jadwal kegiatan
d) Estimate Activity Duration, yaitu proses memperkirakan durasi dari
suatu kegiatan untuk dapat selesai dengan sumber daya yang ada
e) Develop Schedule, yaitu proses menganalisa keterkaitan antarkegiatan,
keperluan sumber daya, dan batasan jadwal untuk menghasilkan
penjadwalan proyek
f) Control Schedule, yaitu proses memonitoring proyek untuk
memperbarui progress dari proyek dan mengatur perubahan-perubahan
yang terjadi pada jadwal
Manajemen waktu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk memastikan waktu atau durasi untuk penyelesaian proyek. Kegiatan yang
dilakukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu perencanaan dan
pengendalian waktu proyek.
Gambar Bagan Kegiatan Manajemen Waktu Proyek
Perencanaan dan penjadwalan Proyek Konstruksi
Perencanaan adalah alat atau teknik manajemen yang digunakan untuk masa
persiapan, pengorganisasian dan pengendalian lingkup, waktu, biaya dan
organisasi suatu proyek.Dalam perencanan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kulitas perencanaan, antara lain:
Definisi lingkup proyek
Interaksi beberapa komponen proyek
Waktu pelaksanaan dan kegiatan kritis
Anggaran dan biaya proyek
Alur dokumentasi pada organisasi proyek
Penjadwalan adalah perhitungan pengalokasian waktu yang tersedia kepada
pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan atau kegiatan, dalam rangka
penyelesaian suatu proyek sedemikian rupa, sehingga tercapai hasil yang
optimal, dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Tujuan utama dari penjadwalan yang detail biasanya ialah untuk
mengkoordinasikan aktivitas kedalam master plan untuk menyelesaikan proyek
dengan :
Waktu yang singkat
Biaya optimal
Kualitas sesuai dengan perencanaan
Risiko terendah
Keamanan yang terjaga
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun penjadwalan proyek, antara
lain:
Durasi rincian kegiatan
Sequence atau urutan dan ketergantungan antar tiap kegiatan
Metode pelaksanaan yang direncanakan untuk pelaksanaan
proyek
Peralatan yang digunakan dalam metode konstruksi
Sumberdaya yang dialokasikan dalam pelaksanaan proyek.
Mendefinisikan Kegiatan
Langkah pertama dari persiapan dari seluruh jenis jadwal adalah
menguraikankomponen-komponen pekerjaan seluruh lingkup pekerjaan. Hal ini
bertujuan untuk membagi setiap aktivitas pekerjaan kedalam skala pekerjaan
yang semakin detail dan kecil sehingga pengendalian akan lebih mudah untuk
dilakukan. Ukuran dari setiap aktivitas itu tergantung oleh bagaimana si
penjadwal menyusun jadwal kegiatannya. Selain itu ukuran aktivitas ini juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti waktu kegiatan, hubungannya
dengan aktivitas lainnya dan kapan kegiatan ini harus disiapkan, perdagangan,
subkontraktor dan desain.
Data Input
Kegiatan ini didasarkan pada:
a. Dokumen kontrak
b. Hasil survey
c. Spesifikasi
d. Kebijakan perusahaan
e. Faktor-faktor lingkungan perusahaan
f. Proses-proses yang dimiliki organisasi perusahaan
Kemampuan / alat yang digunakan
Proses dalam menentukan aktivitas pekerjaan meliputi:
a. Menguraikan paket pekerjaan menjadi aktivitas-aktivitas
b. Menguraikan aktivitas-aktivitas utama menjadi sub-sub
aktivitas (apabila diperlukan)
c. Menentukan milestone tiap-tiap aktivitas
Output / hasil
Hasil dari kegiatan ini meliputi:
a. Daftar aktivitas (meliputi: kode, PIC dan deskripsi aktivitas)
Daftar Kegiatan adalah daftar lengkap termasuk semua
kegiatan yang diperlukan pada pembuatan jadwal proyek.
Daftar kegiatan mencakup pengenalan kegiatan dan deskripsi
dari ruang lingkup kerja untuk setiap aktivitas dalam detail
yang memadai untuk memastikan bahwa anggota tim proyek
bekerja dan mengerti apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan pelaksanaan proyek
b. Daftar milestone tiap-tiap aktivitas
Milestone atau tingkat kejadian penting adalah titik signifikan
atau peristiwa dalam proyek. Daftar tiap aktivitas ini
mengidentifikasi semua dan menunjukkan apakah sebuah
kejadian adalah wajib, seperti yang diperlukan oleh kontrak,
atau opsional, seperti yang didasarkan pada informasi historis
Urutan Kegiatan
Proses urutan kegiatan adalah menentukan jenis ketergantungan
(dependency) atau hubungan (relationship) antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya. Sehingga interaksi antar kegiatan dapat diketahui dengan jelas.
Terkadang terdapat jenis ketergantungan yang ditentukan dalam kontrak, tetapi
bila tidak, maka yang digunakan adalah data pengalaman proyek yang lalu atau
pertimbangan pakar.
Berdasarkan PMBOK 2008 proses keterkaitan kegiatan (sequence activity)
dengan proses lainnya dalam manajemen waktu proyek dapat digambarkan
dengan bagan sebagai berikut:
Gambar Proses sequence activities
4.1.2. Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu pada proyek pembangunan Gedung Fasilkom
Universitas Indonesia ini, dibagi menjadi 3 bagian antara lain :
Tahap perencaanaan (Planning)
Tahapan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunan
yang akan dibangun, termasuk penjadwalan kegiatan kegiatan yang akan
dilaksanakan di lapangan dan pembuatan gambar – gambar perencanaan
lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan. Kegiatan
perencanaan diaplikasikan dengan menentukan metode pelaksanaan yang
tepat sehingga pekerjaan yang sudah direncanakan dapat diselesaikan
sesuai dengan perencanaan.
Tahap pengoraganisasian
Tahap pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun
organisasi yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur
hubungan kerja di antara unsur – unsur organisasi. Penyusunan organisasi
akan melibatkan unsur – unsur pelaksana pembangunan yang terdiri dari
pemberi tugas (owner), konsultan (designer, supervisor) dan pelaksana
(kontraktor), yang masing – masing mempunyai tugas, kewajiban,
tanggung jawab, wewenang sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Tahap pelaksanaan dan pengendalian
Tahapan pelaksanaan dan pengendalian merupakan kegiatan
pengimplementasian dan pengawasan suatu perencanaan yang dibuat
pada proses perencanaan di lapangan. Segala kegiatan dan hubungan
antar kegiatan dalam pelaksanaan diatur dan diawasi sehingga tepat sesuai
dengan apa yang di rencanakan dan meminimalisir sekecil mungkin
terjadinya penyimpangan yang akan menghambat proses pelaksanaan
konstruksi dan juga dapat berpengaruh pada biaya dan mutu.
Kemajuan dari tiap pekerjaan yang dilaksanakan dan akan dilaksanakan
dilaporkan secara berkala (harian, mingguan, dan bulanan) melalui
laporan kerja. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Fasilkom
Universitas Indonesia, diadakan rapat rutin untuk membahas kemajuan
proyek yang dilaksanakan setiap hari Senin.
Manfaat dan Tujuan Manajemen Waktu
Berikut merupakan manfaat dan tujuan dengan adanya manajemen waktu
Sebagai pedoman pada proses pelaksanaan konstruksi di lapangan
Sebagai acuan pengawasan terhadap kegiatan yang merupakan
kegiatan kritis pada proyek yang dapat membuat keterlambatan
pelaksanaan jika terjadi kendala pada pelaksanaanmya
Dapat digunakan sebagai strategi pendanaan proyek, penyusunan
cashflow, dan payment request pada saat konstruksi
Mendefinisikan hubungan antar kegiatan-kegiatan, kapan suatu
pekerjaan dapat dimulai dan kapan suatu pekerjaan harus selesai.
Sehingga tidak ada ketidak pastian waktu pelaksanaan suatu kegiatan
Sebagai pengendalian kegiatan konstruksi yang ada dan menentukan
kegiatan kegiatan yang mungkin harus dipercepat dalam
hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan (project crashing)
Jadwal yang selalu diperbaruia selain untuk tindakan koreksi,
berfungsi pula sebagai dokumentasi adanya perubahan-perubahan di
dalam pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan yang tidak diharapkan,
perubahan waktu penyelesaian kegiatan, dan adanya change order,
maka pen-dokumentasi-an jadwal awal berikut perubahan
perubahannya dapat dipakai sebagai dokumen historis proyek.
Pelaksanaan Manajemen Waktu dan Pengendalian
Agar proyek tidak mengalami keterlambatan perlu adanya suatu
monitoring dan pengendalian pada pelaksanaan konstruksi. Time scheduling
merupakan cara pengendalian waktu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
pada masa konstruksi. Dari jadwal yang telah disusun dapat dilihat kapan
pekerjaan harus mulai dan kapan pekerjaan harus selesai.
Bentuk progres kegiatan dari awal proyek hingga akhir proyek dapat
disajikan dalam kurva s (S-Curve). Kurva s ini dibuat berdasarkan akumulasi
pembobotan kegiatan dari waktu ke waktu. Pembobotan pekerjaan didapatkan
dari biaya kegiatan per biaya total keseluruhan kegiatan.
Beberapa fungsi dari kurva S ini antara lain
Menentukan lama waktu penyelesaian tiap pekerjaan
Melihat progres/kemajuan proyek apakah sesuai dengan jadwal
rencana atau tidak
Menentukan banyaknya sumber daya yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan
Kurva S Gedung Fasilkom Universitas Indonesia
Sehingga dengan adanya kurva s ini, dapat terlihat kemajuan progres tiap
waktunya. Dan kumulatif bobot dari waktu ke waktu harus terus ditingkatkan
dan selalu berada diatas garis kurva.
4.1. Manajemen Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah
dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini
dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui
apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya
atau cost overrun akibat biaya contingency pada setiap item pekerjaan sehingga dapat
dilakukan evaluasi biaya. Evaluasi biaya dilaksanakan secara periodik, dalam hal ini
setiap bulannya. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana, penyimpangan itu
dibahas dan dipelajari penyebabnya oleh tim proyek, kemudian dibuat rencana tindak
lanjut untuk memperbaikinya.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya
yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan
pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja
selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji
pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat
digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase
pekerjaan proyek yang telah dicapai.
REKAPITULASI BILL OF QUANTITYPROYEK GEDUNG FASILKOM UNIVERSITAS INDONESIA
REKAPITULASI
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG FASILKOM UI
TAHAP 2
I PEKERJAAN ARSITEKTUR Rp 2,478,973,816.00
II PEKERJAAN STRUKTUR Rp 17,235,589,830.98
III PEKERJAAN MEKANIKAL Rp 538,984,440.00
IV PEKERJAAN ELEKTRIKAL Rp 352,511,250.00
V PEKERJAAN IT Rp 27,573,750.00
SUB JUMLAH Rp 20,633,633,086.98
PPN 10% Rp 2,063,363,308.70
JUMLAH TOTAL (termasuk pajak) Rp 22,696,996,395.68
GRAND TOTAL TAHAP 2 Rp 22,696,990,000.00 Jakarta, 25 Mei 2011 PT. PP (Persero) Tbk Divisi Operasi II Ir. Harry Nugroho, MM. Kepala Divisi
Proses Pembayaran
Proses pembayaran secara khusus dibahas dalam RKS, berikut merupakan
kutipan secara singkat tentang pembayaran prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
pengguna jasa, apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukans senilai
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat
yang ada di lapangan;
Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah
mengajukan surat permintaan pembayaran;
Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam
syarat-syarat khusus kontrak;
Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran tidak akan
menjadi alas an untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat
meminta penyedia jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar
setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam dalam syarat-syarat
khusus kontrak;
Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran
uang muka, denda (bila ada), dan pajak;
Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran
kepada pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub kontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan.
Sistem Pembayaran dari Owner ke Kontraktor
Berdasarkan Nilai Kontrak (NK) yang distujui, owner memberikan Down
Payment (DP) sebesar 20% dari NK. DP ini akan dikembalikan oleh KSO
secara mengangsur dan dipotongkan ke tagihan. Adapun tagihan dari KSO
dilakukan bulanan, dengan besar tagihan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan
pada bulan tersebut. Namun tagihan yang telah dilakukan KSO adalah pada
bulan Desember (tagihan November Desember), Maret (tagihan Januari,
Februari, Maret), Mei (tagihan April Mei), dan seterusnya dilakukan secara
bulanan hingga proyek selesai 100%. Retensi yang disepakati adalah sebesar
5% dari NK. Retensi tidak per tagihan, namum dilakukan langsung pada awal
masa pemeliharaan. Retensi tersebut akan dibayarkan pada akhir masa
pemeliharaan. Masa pemeliharaan disepakati 180 hari.Sistem pembayaran
tersebut tidak terpengaruh harga dan bunga bank berlaku. Sistem penagihan
adalah sebagai berikut:
1. KSO membuat laporan progress bulanan.
2. KSO mengajukan tagihan bulanan kepada Owner dengan
melampirkan laporan progress bulanan.
3. Owner menyerahkan tagihan kepada KPN (Kantor Perbendaharaan
Negara).
4. KPN membayar tagihan bulanan kepada rekening KSO.
Sistem Pembayaran ke Subkontraktor dan Supplier
Sistem pembayaran ke subkontraktor dan supplier telah ditentukan oleh
kebijakan perusahaan-perusahaan yang terikat dalam KSO, dalam hal ini adalah
PT PP dan PT Brantas Abipraya. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada DP kepada subkontraktor/supplier atas jasa pelaksanaan
dan material konstruksi.
2. Masalah perpajakan ditanggung oleh perusahaan
subkontraktor/supplier masing-masing.
3. Penagihan dilakukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan.
4. Tagihan diajukan dengan melampirkan progress, berita acara
pekerjaan, dan faktur pajak.
5. KSO membayarkan tagihan ke rekening perusahaan terkait.
6. Pembayaran akan diproses dan akan cari secepat-cepatnya 2 bulan
terhitung dari pengajuan tagihan
Sistem Pembayaran Tenaga Kerja
Pembayaran terhadap tenaga kerja dilakukan KSO terhadap subkontraktor
yang menyediakan tenaga kerja. Pembayaran dilakukan secara transfer ke
rekening Ricky Parulian Malau (15008116) – Adrian Akbar Pratama
(15008124) 70 perusahaan terkait. Pembayaran ke masing-masing pekerja
dilakukan intern perusahaan terkait.
Gambar V.1 Contoh Surat Permohonan Pembayaran