Manajemen Sistem Transportasi (MST)

39
MANAJEMEN SISTEM TRANSPORTASI (MST) Budi Yulianto, ST, MSc, PhD Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia Mata Kuliah: Sistem Transportasi

description

Mempelajari tentang manajemen sistem transportasi (MST)

Transcript of Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Page 1: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

MANAJEMEN SISTEM TRANSPORTASI (MST)

Budi Yulianto, ST, MSc, PhD Fakultas Teknik - Universitas Sebelas Maret Surakarta - Indonesia

Mata Kuliah: Sistem Transportasi

Page 2: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Suatu proses yang tidak hanya menyempurnakanperencanaan transportasi dan teknik lalu lintas, tetapi jugamenitikberatkan pada terwujudnya suatu mobilitas,keamanan, penghematan energi, serta perlindungankualitas lingkungan melalui suatu penerapan metodeilmiah berdasarkan pada prinsip-prinsip teknik danperencanaan sistem.

Dengan perkataan lain MST adalah proses yangmelibatkan perencanaan dan operasi dari suatu kesatuansistem transportasi perkotaan.

Definisi

Page 3: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Tujuan MST dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok:1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas jasa

pelayanan transportasi yang ada,2. Mempertinggi efisiensi transportasi yang ada,3. Menekan beaya peningkatan kwalitas dan efisiensi

sistem transportasi yang ada,4. Meminimkan dampak lingkungan dari adanya jasa

transportasi dan fasilitas transportasi yang ada, dan5. Informasi dampak sosial dan ekonomi yang positif dan

mengurangi dampak negatif dari fasilitas transportasiyang ada.

Tujuan

Page 4: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

1. Peningkatan kwalitas jasa pelayanan memperpendek waktu tempuh pergerakan, mengurangi beaya tempuh pergerakan, mempertinggi keselamatan pergerakan, mempertinggi keamanan, memperbaiki kenyamanan dan kemudahan fasilitas

transportasi yang ada, dan memperbaiki kehandalan fasilitas transportasi yang ada.

Page 5: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

2. Mempertinggi efisiensi mengurangi pemakaian kendaraan/ mobil pribadi pemakaian kendaraan umum ditingkatkan pemakaian sepeda angin dan pejalan kaki mempertinggi kapasitas transportasi yang ada

Page 6: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

3. Menekan beaya dan efisiensi sistem menekan beaya investasi / capital, dan menekan beaya operasi .

4. Meminimkan dampak lingkungan mengurangi kebisingan mengurangi polusi udara mengurangi penggunaan energi / penghematan BBM

Page 7: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

5. Informasi dampak sosial yang positif pelayanan transportasi khusus pada segolongan masyarakat

yang kurang beruntung (misal: penyandang cacat), distribusi pelayanan dan beaya transportasi yang lebih

merata dan adil, dan mengurangi penggusuran.

Page 8: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Proses MST berikut dapat diterapkan untuk daerahperkotaan, yang meliputi:

1. Organisasi

a. Organisasi yang bertanggung jawab teradappengaturan sistem transportasi dalam hal ini adalah Dishub.

b. Masukan dan partisipasi dari organisasi terkaityang berhubungan dengan masalah perencanaan wilayah(Bappeda), pengembangan jalan (Dinas PU), dll.

Garis Besar Proses MST

Page 9: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

2. Merumuskan strategi kebijaksanaan secara menyeluruh dan tujuanpengembangan jangka pendek yang ingin dicapai, contoh:(a). Efisiensi dengan menggunakan fasilitas yang ada(b). Meningkatkan mobilitas perkotaan(c). Pertimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan(d). Mobilitas dan aksesibilitas bagi orang yg berusia lanjut dan cacat(e). Perbaikan kualitas udara(f). Dampak tataguna lahan(g). Aksesibilitas(h). Biaya(i). Keselamatan

Tujuan jangka pendek harus konsisten dengan tujuan jangka panjang.

Page 10: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

3. Pengumpulan data untuk mengidentifikasi karakteristiksistem yang ada, contoh:

(a). Karakteristik fisik

(b). Karakteristik operasi

(c). Karakteristik manajemen

4. Identifikasi masalah dan defesiensi yang dihasilkan daripenggunaan sistem transportasi yang tidak efisien, contoh:

(a). Kemacetan

(b). Layanan transit

Page 11: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

5. Pengembangan kemungkinan alternatif pemecahan darisetiap masalah, contoh:(a). Efisiensi penggunaan jalan yang ada(b). Pengurangan penggunaan kendaraan di daerah yang

macet(c). Memperbaiki layanan transit(d). Meningkatkan efisiensi internal manajemen transit

6. Pengembangan kriteria evaluasi sesuai dengan tujuanjangka pendek, contoh:

(a) kecelakaan, (b) waktu tempuh, (c) tingkat pelayanan

Page 12: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

7. Evaluasi kemungkinaan pemecahan dari setiap masalahterhadap kriteria sebelumnya

8. Pemilihan penyelesain tertentu dari setiap masalah9. Menyusun penyelesai terpilih dari setiap masalah10. Dokumentasi proses dalam bentuk kaporan MST

11. Pelaksanaan proyek

Page 13: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

A.Pembatasan Lalu Lintas (Traffic Restrictions) Traffic restriction adalah metoda yang mencegah lalu lintas

kendaraan memasuki, berhenti, ataupun melintasi rute/area tertentu. Cara ini ditujukan hanya untuk suatu kendaraan dengan kategori tertentu. Contoh:- Penutupan jalan secara permanen atau temporer,- Penerapan sistem pembuntuan jalan,- Larangan penggunaan kendaraan berat

berdasarkan area atau waktu, dan- Pembatasan parkir di jalan.

Contoh Cara Pelaksanaan MST

Page 14: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Traffic restriction measures on the OldNorwich Road. The width of the cobbledpatch prevents cars from crossing. Busesonly are allowed.

Page 15: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

B.Pengendalian Lalu Lintas (Traffic Restraint) Metoda ini digunakan untuk mengendalikan lalu lintas

kendaraan dengan menerapkan suatu konsekuensi bagipengguna sistem transportasi. Konsekuensi tersebut dapatberupa pembayaran atau penalti.Contoh:Jika tidak mau membayar bea masuk suatu area makakendaraan akan memilih rute memutar, sehingga jaraktempuhnya lebih panjang.Penggunaan metoda ini akan berpengaruh terhadappemilikan moda serta pemilihan rute.

Page 16: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Contoh penerapan metoda traffic restraints:

B.1. Penerapan Road/Congestion PricingBertujuan untuk mengurangi total biaya perjalanan, dengancara mengurangi kemacetan dan mengefisienkanpenggunaan angkutan umum dengan cara menarik bayarankepada pengguna rute/area yang padat.Contoh:- Pengoperasian jalan tol dan- Area licencing menarik bayaran kepada kendaraan yang

masuk area tertentu yang padat.

Page 17: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Congestion pricing is a concept from market economicsregarding the use of pricing mechanisms to charge the usersof public goods for the negative externalities generated bythe peak demand in excess of available supply. Its economicrationale is that, at a price of zero, demand exceeds supply,causing a shortage, and that the shortage should becorrected by charging the equilibrium price rather thanshifting it down by increasing the supply. Usually this meansincreasing prices during certain periods of time or at theplaces where congestion occurs; or introducing a new usagetax or charge when peak demand exceeds available supplyin the case of a tax-funded public good provided free at thepoint of usage.According to the economic theory behind congestion pricing,the objective of this policy is the use of the price mechanismto make users more aware of the costs that they imposeupon one another when consuming during the peakdemand, and that they should pay for the additionalcongestion they create, thus encouraging the redistributionof the demand in space or in time, or shifting it to theconsumption of a substitute public good; for example,switching from private transport to public transport.

Page 18: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

This pricing mechanism has been used in several public utilities and publicservices for setting higher prices during congested periods, as a means tobetter manage the demand for the service, and whether to avoidexpensive new investments just to satisfy peak demand, or because is noteconomically or financially feasible to provide additional capacity to theservice. Congestion pricing has been widely used by telephone and electricutilities, metros, railways and autobus services, and has been proposed forcharging internet access. It also has been extensively studied andadvocated by mainstream transport economists for ports, waterways,airports and road pricing, though actual implementation is rather limiteddue to the controversial issues subject to debate regarding this policy,particularly for urban roads, such as undesirable distribution effects, thedisposition of the revenues raised, and the social and political acceptabilityof the congestion charge.Congestion pricing is one of a number of alternative demand side (asopposed to supply side) strategies offered by economists to address trafficcongestion. Congestion is considered a negative externality by economists.An externality occurs when a transaction causes costs or benefits to athird party, often, although not necessarily, from the use of a public good.For example, if manufacturing or transportation cause air pollutionimposing costs on others when making use of public air. Congestionpricing is an efficiency pricing strategy that requires the users to pay morefor that public good, thus increasing the welfare gain or net benefit forsociety.

Page 19: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

The transport economics rationale for implementing congestion pricingon roads, described as "one policy response to the problem ofcongestion", was summarized in a testimony to the United StatesCongress Joint Economic Committee in 2003: "congestion is consideredto arise from the mis-pricing of a good; namely, highway capacity at aspecific place and time. The quantity supplied (measured in lane-miles)is less than the quantity demanded at what is essentially a price of zero.

If a good or service is provided free of charge, people tend to demandmore of it – and use it more wastefully – than they would if they had topay a price that reflected its cost. Hence, congestion pricing is premisedon a basic economic concept: charge a price in order to allocate a scarceresource to its most valuable use, as evidenced by users' willingness topay for the resource".

http://en.wikipedia.org/wiki/Congestion_charging

Page 20: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Singapore and Stockholm charge a congestion fee every timea user crosses the cordon area, while London charges a dailyfee for any vehicle driving in a public road within thecongestion charge zone, regardless of how many times theuser crosses the cordon.

Electronic Road Pricing - Singapore

Congestion Charging - London

Page 21: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

B.2. Penerapan Kontrol Perparkiran (Parking Control)Bertujuan untuk membatasi jumlah kendaraan yang parkir diarea pusat kegiatan serta untuk membatasi volume lalulintas di perkotaan.

Caranya: Membatasi jumlah tempat parkir dan

lokasi perparkiran, Pembatasan durasi penggunaan

tempat parkir, dan Penarikan ongkos parkir berdasarkan

waktu penggunaan (contoh: pagi/siang,jam sibuk).

Page 22: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 23: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

C. Sistem Fiskal/Keuangan (Fiscal Measures)Kebijaksanaan fiskal ini berkenaan dengan penerapanpajak terhadap hal hal yang berhubungan langsungdengan transportasi, yang akan membatasi penggunaandan pemilikan kendaraan bermotor lebih dari jumlahtertentu.

Sistem ini diterapkan dengan cara:- Pajak pembelian kendaraan- Pajak import kendaraan

Page 24: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

D. Sistem Insentif (Incentives System)Merupakan suatu sistem dimana pengguna transportasi akanmendapatkan keuntungan tambahan langsung sebagaiakibat dari penerapan sistem tersebut, yang dapat berupa:- Pengaturan jam kerja secara bergiliran (staggered work

hours) yang mengurangi volume lalu lintas pada jam sibuk- Pemberlakuan kebijaksanaan pd pengoperasian kendaraan

umum.Contoh: subsidi penumpang usia lanjut dan pelajar,penerapan flat fare (ongkos sama untuk semua variasijarak), penggunaan kartu langganan.

Page 25: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

E. Perbaikan Layanan Transit / Kendaraan Umum

E.1. Memberikan perlakuan khusus bagi kendaraan umum

Contoh: Pemberian proritas bagi bus pd persimpangan (bus priority) Penerapan jalur berlawanan khusus untuk bus (contra flow

bus lanes) Penerapan jalur khusus bus (exclusive bus lanes)

Page 26: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Traffic Signal Priority Special treatment to transit vehicles at signalized intersections. Preferential treatment of buses at intersections can involve the extension of green time or

actuation of the green light at signalized intersections upon detection of an approachingbus

Passive priority: timing signal lights with respect to avg. bus speed rather than avg. vehiclespeed.

Active priority: uses chips on the bus and light to calculate the speed of bus and time ofapproach, and depending on traffic situation at the time, to either give an early greensignal or hold one that is being displayed.

Queue jumpers: short stretch of bus lane combined with traffic signal priority to cutqueues of traffic and receive a green signal.

Page 27: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Batik Solo Trans Bus Priority

Page 28: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Contra-Flow Bus Lanes

A contraflow lane is a bus lane that runs in the oppositedirection in what would otherwise be a one-way street.

These contraflow lanes can be used during peak times of theday to avoid traffic congestion or can be permanent.

They have a physical divide to only allow authorized vehiclesthrough.

Page 29: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Exclusive Bus Lane

Giving buses priority to lanes, speeds travel time.

Page 30: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

E.2. Penyediaan fasilitas untuk kenyamananpengguna kendaraan umum.

Contoh:- Fasilitas di dalam kendaraan umum: AC, toilet, dll.- Halte bus, tram, trolleybus dan kelengkapannya:

informasi rute, jadwal keberangkatan/ kedatangan, dll.- Pengadaan terminal transit yang merupakan titik

pertemuan semua jenis transit yang ada, dan- Penyediaan fasilitas Park & Ride.

Page 31: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 32: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 33: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Park and ride facilities are car parks with connections to public transportthat allow commuters and other people wishing to travel into city centres toleave their vehicles and transfer to a bus, rail system (rapid transit, light railor commuter rail), or carpool for the rest of their trip. The vehicle is storedin the car park during the day and retrieved when the owner returns. Parkand rides are generally located in the suburbs of metropolitan areas or onthe outer edges of large cities.

Many railway stations and airports feature an area in which cars can discharge andpick up passengers. These "kiss and ride" facilities allow drivers to stop and parktemporarily.

Page 34: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

F. Sistem Lampu Lalu Lintas (Traffic Signal Control)Bertujuan meningkatkan kapasitas dan keselamatanpengguna jalan (road user) di persimpangan berlampu lalulintas.

Contoh: updating SLLL di persimpangan (isolated junction) koordinasi SLLL pada jalan arteri (> 2 junctions) koordinasi SLLL pada pusat kota (network), and

SLLL untuk peralihan rute.

Page 35: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

G.Fasilitas Pejalan Kaki dan SepedaUsaha untuk mengurangi penggunaan kendaraan mobilpribadi.

Contoh: Pembangunan trotoar (pedestrian area, city walk), Jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki dan sepeda, Fasilitas keselamatan pejalan kaki (pedestrian crossing), Jalur khusus untuk sepeda, dan Parkir khusus untuk sepeda.

Page 36: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 37: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 38: Manajemen Sistem Transportasi (MST)
Page 39: Manajemen Sistem Transportasi (MST)

Thanks……….