Manajemen SDM. skb kota sorong
-
Upload
aulia-hamunta -
Category
Education
-
view
228 -
download
0
Transcript of Manajemen SDM. skb kota sorong
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
1
I. PENDAHULUAN
Prioritas pembangunan daerah di Kota Sorong untuk melaksanakan misi yang telah
ditetapkan dan mewujudkan visi pembangunan daerah dengan mempertimbangkan
pengalaman membangun di masa lalu dan berbagai kemungkinan perkembangan
kesesuaian di masa depan. Prioritas pembangunan Kota Sorong periode 2007-2012
adalah meningkatkan Kinerja SDM dengan membuka lapangan pelatihan, serta
kegiatan-kegiatan yang melatih skill, kemampuan, keterampilan, dan kinerja dalam
bekerja. Salah satunya adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Sorong, dalam
melayani warga Sorong khususnya tenaga Non-Pekerja tetap untuk belajar supaya
tumbuh dan berkembang menjadi warga Sorong yang tahu, terampil, dan berkualitas
dalam berbagai bidang.
APAKAH SKB ITU :
Berdasarkan Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 023 / 0/ 1997 tanggal
20 Pebruari 1997 tentang Organisasi dan tatakerja SKB, sebagai Unit Pelaksana
Teknis ( UPT ) Dirjen PLS yang mempunyai Tugas yaitu melaksanakan Pembuatan
percontohan dan pengendalian Mutu Program PLS. SKB Sorong beroperasi
berdasarkan SK terbentuknya SKB Sorong SK MENDIKBUD No 0501/0 / 1992
tanggal 15 Desember 1992
Dan mulai beroperasi aktif sejak September 1993.
SANGGAR KEGIATAN BELAJAR SORONG DIRANCANG UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MASYARAKAT.
APAKAH LANDASAN YURIDIS SKB ITU ?
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 023/0 /1997
tanggal 20 Pebruari 1997 tentang organisasi dan tata kerja Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB ) menyatakan bahwa sanggar kegiatan belajar merupakan unit pelaksana teknis
(UPT) Direktorat Jendral PLS, Pemuda dan Olahraga.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
2
VISI :
Membentuk sumber daya manusia yang berkualitas didasari oleh buah pekerti yang
luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
MISI :
Melayani warga belajar supaya tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan
sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat hidupnya.
Membina warga beajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Memenuhi kebutuhan belajar yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan
sekolah.
STRUKTUR SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ( SKB ) KOTA SORONG
TERDIRI DARI :
1. Kepala
2. Pembantu Pimpinan
3. Staf Tata Usaha
4. Kelompok Jabatan Fungsional ( Pamong Belajar )
Keterangan :
Data tahun 2009
Kepala 1 orang
Pembantu Pimpinan 2 orang
Staf tata Usaha 2 Orang
Tenaga Fungsional 4 orang
Penjaga/Clereeng service 1 orang
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
3
ALAMAT SKB SORONG :
Data dan alamat SKB Sorong adalah terletak diwilayah Kota Sorong Jalan Trikora di
Kelurahan Klawasi ( Rufei) Distrik Sorong Barat.
Yang berdiri diatas areal tanah bersertifikat dengan luas 21.180 m 2 yang memiliki
gedung representatif :
Gedung Kantor, 1 buah
Ruang Belajar 2 kelas + 2 ruang kelas baru dibangun
Ruang Aula 1 ruang
Ruang Bengkel 2 Ruang
Ruang Makan 1 buah
Ruang Asrama 2 gedung terdiri dari ruang besar 5 buah(4 tempat tidur katil) dan
ruang sedang ( 2 tempat tiduk katil) kapasitas 50-60 orang.
Rumah Kepala 1 buah
Rumah Penjaga 1 buah.
Namun disadari bahwa masih ada keterbatasan infrastruktur, diharapkan instansi
PEMDA dapat menopang keberdaan Instansi yang memperdulikan
kepentingankesejahteran masyarakat yang kurang beruntung / golongan ekonomi
lemah,PERJUANGAN KITA UNTUK KESEJAHTERAN MASYARAKAT,
KHUSUSNYA PENDUDUK ASLI.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
4
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Literatur Penelitian dengan menggunakan
metode Edukatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan menggunakan literatur
(kepustakaan), baik berupa Buku, Artikel, maupun hasil penelitian dari beberapa hasil
penelitian terdahulu.
Penelitian ini berdasarkan sumber data yang diperoleh dari data skunder yang
umumnya berupa bukti,catatan,artikel atau laporan historis yang telah tersusun yang
dipublikasiskan maupun tidak dipublikasikan. Pengumpulan data skunder relatif lebih
mudah dan cepat, tetapi ada beberapa aspek yang harus dilewati dengan cermat dan
teliti. Penelitian ini difokuskan pada beberapa aspek yaitu :
A. Sumber Daya Manusia ( SDM )
B. Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB ) Kota Sorong :
1. Fungsi
2. Tugas
3. Sasaran
4. Program
Permasalahan dalam program peningkatan kerja sama antar pemerintah daerah
1. belum tersosialisasinya dengan baik PP No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Antar-Daerah yang diharapkan menjadi payung regulasi
penting dalam mendorong sinergi dan integrasi perda yang mengatur kebijakan
pengembangan kerja sama antardaerah/
2. belum ada model/format ideal dan instrumen kerja sama yang potensial
dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
3. belum ada insentif yang terukur untuk mendorong daerah dalam melakukan kerja
sama; serta.
4. secara umum pemda belum optimal memberdayakan potensi sumber daya yang ada
untuk mendatangkan manfaat yang lebih besar, yang dikelola secara bersama-sama
antar pemda.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
5
III. PEMBAHASAN HASIL
A. Sumber Daya Manusia ( SDM )
Prioritas pembangunan SDM di Kabupaten Sorong sangat mendesak untuk
dilaksanakan karena kualitas SDM yang dimiliki belum dapat secara optimal
dimanfaatkan dalam pembangunan karena :
1. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan terutama di wilayah Distrik dan
Kampung, serta seringnya para pendidik meninggalkan tempat tugas sehingga banyak
anak putus sekolah dan kualitas anak didik rendah ;
2. Sarana dan prasarana kesehatan kurang terutama di wilayah Distrik dan Kampung,
tidak disiplinnya para medis di dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, serta kurangnya obat-obatan yang mengakibatkan tingginya
angka kesakitan dari 10 penyakit utama di wilayah Distrik dan Kampung sehingga
derajat kesehatan masyarakat masih rendah;
3. Kurangnya sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman di wilayah Distrik dan
Kampung mengakibatkan rendahnya kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman,
kurangnya sarana air bersih, kurangnya sanitasi, dan banyaknya perumahan penduduk
yang tidak layak huni ;
4. Angkatan kerja terus meningkat sedangkan peluang kerja masih terbatas sehingga
pengangguran terus meningkat yang mengakibatkan kesejahteraan masyarakat
rendah;
5. Tingkat pelayanan air bersih di daerah perkotaan dan pedesaaan sangat terbatas
sehingga belum dapat mendukung kebutuhan konsumen dan kebutuhan industri yang
ada saat ini dan perkembangannya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu
pengadaan dan pemasangan sarana air bersih di daerah perkotaan dan pedesaan sangat
perlu dilakukan guna meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
6
Pertimbangan pembangunan penerobosan isolasi daerah dijadikan prioritas pembangunan
Kota Sorong pada periode 2007 – 2012, adalah :
1. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat, sungai, laut, dan udara masih
sangat terbatas terutama di Kota-Kota Distrik. Oleh karena pembangunan transportasi
perlu diprioritaskan pembangunannya terutama pembangunan pelabuhan ekspor-
impor di kawasan Industri Arar dan pelabuhan perintis di Distrik pesisir untuk dapat
melayani distribusi penumpang dan angkutan barang yang terus meningkat jumlahnya
serta perlu pula didukung dengan pengadaan sarana dan prasarana transportasi karena
belum memadai;
2. Infrastruktur ekonomi sebagian kota-kota Distrik dan di pusat-pusat pertumbuhan
baru perlu segera dibangun untuk menggerakkan pelaku ekonomi ke kota-kota Distrik
dan di pusat-pusat pertumbuhan baru sehingga kota-kota Distrik yang diharapkan
dapat tumbuh sebagai pusat distribusi barang dan jasa untuk melayani Kampung-
Kampung di sekitarnya dapat terwujud;
3. Infrastruktur sebagai pendukung dan penggerak pembangunan ekonomi dan
pemerataan pembangunan di daerah ini perlu segera direalisasikan melalui
pembangunan sarana jalan dan jembatan yang menghubungkan Ibu Kota Kabupaten
dengan kota Distrik, antarkota Distrik, dan antarkampung sehingga dapat berfungsi
dalam menunjang kelancaran arus barang dan penumpang dari pusat produksi serta
meningkatkan hasil produksi dan pendapatan masyarakat, dan mengurangi jumlah
penduduk miskin. Selain itu perlu juga direalisasikan pembangunan jaringan listrik di
kota-kota Distrik dan Kampung dengan daya pasang dan daya nyala yang maksimum
sehingga dapat berfungsi secara optimal di dalam menggerakan ekonomi lokal serta
pentingnya pembangunan telekomunikasi di kota-kota Distrik dan Kampung sehingga
memudahkan bagi masyarakat, dunia usaha, dan aparat pemerintah untuk
berkomunikasi baik dari Kabupaten Sorong maupun ke daerah lain;
4. Penataan ruang dan lingkungan hidup merupakan hal yang perlu dipertimbangkan di
dalam mengatur pemanfaatan ruang di dalam pembangunan, baik pembangunan yang
dilaksnakan pemerintah, swasta, dan masyarakat harus memperhatikan aspek tata
ruang dan lingkungan hidup sehingga pembangunan yang dilaksanakan tidak
membawa dampak yang negatif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Oleh sebab itu
penataan ruang darat dan kelautan perlu dilakukan dan kegiatan Amdal, UKL dan
UPL di dalam pembangunan mutlak dilaksanakan.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
7
Pemberdayaan ekonomi rakyat perlu diprioritaskan dalam pembangunan Kota Sorong
agar dapat segera mengatasi kesenjangan secara bertahap dan berkesinambungan.
Pemberdayaan ekonomi rakyat perlu mengambil langkah proteksi dan advokasi untuk
memajukan pelaku ekonomi lokal yang memiliki keterbatasan modal, keterbatasan
pengalaman berusaha atau bisnis serta perlu ditingkatkan pembinaan dari instansi
teknis sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antar pelaku ekonomi lokal yang
tertinggal dengan pelaku non lokal yang cukup maju.
Untuk mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat perlu ditingkatkan pembangunan
infrastruktur ekonomi yang merupakan penggerak utama di dalam memacu
pembangunan ekonomi, pemerataan pembangunan, menumbuhkembangkan
perekonomian rakyat, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan menunjang
kelancaran roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan
kemasyarakatan di daerah ini.
Selain itu penyediaan lembaga keuangan dan pasar yang memadai perlu disediakan
untuk dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah Distrik yang
kurang berkembang dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sorong.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
8
Kemampuan kapasitas daerah perlu dijadikan prioritas pembangunan agar dapat
mengantisipasi dimekarkannya wilayah Kabupaten Sorong menjadi 2 (dua) kabupaten
dan Kota, serta dimasa mendatang menjadi 4 (empat) kabupaten dan Kota . Oleh
karena itu ketersediaan sarana dan prasarana fisik pemerintah mutlak disiapkan.
Demikian pula kualitas sumber daya aparatur perlu terus ditingkatkan melalui
berbagai jenjang pendidikan mulai dari D1 sampai dengan S3, serta melalui
pendidikan teknis.
Selanjutnya meningkatkan disiplin dan efektivitas bekerja bagi pegawai Pemda Kota
Sorong perlu dibangun perumahan pegawai di Kota yang didukung oleh
pembangunan sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ekonomi dan infrastruktur
lainnya agar pegawai dapat bekerja lebih baik dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Dengan dilaksanakannya otonomi khusus, peranan keuangan daerah sangat penting di
dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan di daerah ini. Oleh sebab itu pengkajian keuangan daerah sangat
mutlak dilakukan, untuk mengetahui seberapa besar penerimaan asli daerah yang
bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, perimbangan
keuangan dan penerimaan lain-lain untuk menunjang kegiatan pemerinatahan,
pembangunan dan kegiatan pembinaan masyarakat.
Di dalam pengelolaan keuangan daerah sangat diperlukan aparatur yang
profesionalisme, jujur dan cekatan, sehingga di dalam menggali sumber-sumber
pendapatan asli daerah lebih efektif dan di dalam pengelolaan keuangan daerah dapat
lebih efisien dan di dalam pelayanan keuangan daerah dapat lebih efektif dan efisien.
Pengawasan terhadap penggunaan keuangan daerah harus lebih ditingkatkan, baik
untuk penggunaan kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pembinaaan
kemasyarakatan.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
9
Hal ini sangat penting untuk mencegah pengeluaran yang tidak efisien, terkesan boros
dan tidak mengena sasaran terhadap pengeluaran rutin dan pembangunan, sehingga
keuangan daerah ini dapat benar-benar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk jalannya
roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan demi
kemajuan dan kemakmuran rakyat di daerah ini.
Kondisi aman, damai, tertib, dan tertib perlu diprioritaskan oleh Pemerintah Kota
Sorong dalam pembangunan 2007 – 2012 mengingat masih terbatasnya kemampuan
aparatur hukum di dalam pelaksanaan tugas, baik sebagai penegak hukum maupun di
dalam penyuluhan hukum kepada masyarakat. Oleh sebab itu penegakan hukum dan
penciptaan kondisi aman menjadi perhatian utama untuk dilaksanakan.
Selain itu perlu juga dilaksanakan pembinaan politik dengan baik terhadap organisasi
masyarakat (ormas) dan organisasi sosial politik agar terbentuk ormas dan organisasi
sosial politik yang profesional sehingga kesadaran berbangsa dan bernegara dapat
lebih baik dalam alam demokrasi serta dikembangkan pembinaan generasi muda guna
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang cinta tanah air dan memiliki visi
mensejahterakan masyarakat Kota Sorong.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
10
Kabupaten di ujung barat Irian Jaya ini memang kaya akan sumber daya
alam. Lima puluh empat persen luas wilayahnya masih berupa hutan yang
tersebar merata di 17 kecamatan. Hasil hutan memberikan peranan
penting dalam perputaran roda perekonomian daerah. Hal ini tercermin
pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2000. Kehutanan
membukukan angka Rp 116,7 milyar. Bagaimana tahun 2001? Akan menjadi
lain ceritanya kalau penjarahan hutan tidak mampu dikendalikan oleh
Pemerintah Kabupaten Sorong.
Kandungan kekayaan alam yang ada di perut bumi Sorong sudah banyak
diketahui orang. Minyak bumi misalnya, menjadi salah satu contoh
eksploitasi sumber daya alam yang saat ini dilakukan oleh Pertamina
dan Santa Fe. Selain itu, tambang nikel juga sudah mengawali
aktivitasnya di Pulau Gag, Sorong. Eksploitasi tambang di Sorong tahun
2000 mampu memberikan andil sebesar 34,93 persen dari total kegiatan
ekonomi senilai Rp 1,06 trilyun. Sebagian besar tambang didominasi
minyak bumi.
Topografi wilayah Kota Sorong yang sebagian besar berupa
perbukitan tandus di bagian utara dan rawa-rawa di sisi selatan
menjadi persoalan tersendiri bagi pengembangan pertanian, terutama
tanaman bahan makanan. Meskipun telah diusahakan bertahun-tahun, namun
belum menunjukkan angka kemajuan yang signifikan.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
11
Tahun 2000 pendapatan per kapita kabupaten, yang masyarakatnya
menjadikan beras sebagai makanan pokok, mencapai Rp 6,9 juta. Beras
ini didatangkan dari Depot Logistik (Dolog) di Makassar.
Ketergantungan dari daerah lain dalam memenuhi konsumsi beras cukup
beralasan. Sebab Kecamatan Aimas-lokasi transmigran-sebagai penghasil
padi terbesar di Kabupaten Sorong masih belum mampu mencukupi
kebutuhan konsumsi beras keca-matannya sendiri.
Ketergantungan Kabupaten Sorong terhadap beras dari daerah lain
tercermin dalam PDRB tahun 2000. Pertanian memang menjadi penyumbang
terbesar, namun bukan dari tanaman bahan makanan. Sumbangan terbesar
datang dari perikanan dan kehutanan yang merupakan sumber daya alam
hayati. Oleh karena itu, sangat disayangkan pengurasan terhadap sumber
daya alam yang terjadi selama ini tidak di-barengi dengan upaya untuk
mencegah terjadinya kerusakan hutan dan punahnya biota laut.
Kekayaan alam yang menjadi penyumbang ekonomi terbesar Kabupaten
Sorong, tentunya tidak memberikan manfaat tanpa hadirnya investor
profesional yang mampu mengelola potensi alam menjadi kekayaan alam.
Disadari sepenuhnya, kelemahan sumber daya manusia (SDM) menjadi
persoalan serius. Da-lam hal ini, Kabupaten Sorong sedikit tertolong
dengan dirintisnya Akademi Perikanan di Kota Sorong.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
12
Selain kesiapan SDM, sarana penunjang lain juga menentukan, misalnya
lapangan terbang. Bank Dunia telah setuju mengucurkan dana sebesar 36
juta dollar AS untuk membiayai penyelesaian Bandar Udara Sorong yang
semula berada di Pulau Jefman di Kabupaten Sorong, namun kemudian
dipindahkan ke Kota Sorong karena lebih strategis-pada tahun 2002.
Dengan dibangunnya bandar udara terlengkap dan terbesar di Irian Jaya
ini, diharapkan kelak pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya bisa
terpacu.
Masa depan Sorong pun semakin jelas dengan adanya investor yang mulai
melirik untuk menanamkan modalnya. Paling tidak, masuknya investor
akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Satu investor perkebunan kelapa sawit dari Malaysia misalnya,
menginvestasikan dana sebesar Rp 2 trilyun di Kecamatan Teminabuan dan
Sawiat. Yang menarik, selain menanam sawit, investor juga membangun
in-dustri pengolahan. Dengan demikian, nilai tambah sawit bisa
dimaksimalkan di daerah kabupaten sendiri. Tahun 2001 baru terealisasi
100 hektar dari 50.000 hektar lahan sawit yang direncanakan digarap
investor ini. Dan dalam waktu dekat akan terserap sekitar 11.000
tenaga kerja di perkebunan dan industri pengolahan.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
13
B. SKB ( Sanggar Kegiatan Belajar ) Kota Sorong
1. FUNGSI
Pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka
terciptanya masyarakat gemar belajar.
Pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian mutu pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga.
Penyusunan dan pengadaan sarana belajar muatan lokal
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana pendidikan luar sekolah,
pemuda dan olah raga.
Penyusunan program dan pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga.
2. TUGAS
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dinas di bidang operasional pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga.
Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Sorong merupakan Unit Pelaksana Teknis
kegiatan belajar pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olah Raga, berada dibawah
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten.
Secara teknis edukatif bertanggung jawab kepada dan dibina oleh Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten.
Secara administrative bertanggung jawab kepada dan dibina oleh Ka subdin PLS
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
14
Dalam melaksanakan tugas, Sanggar Kegiatan Belajar menyelenggarakan fungsi :
a. Pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka
terciptanyamasyarakat gemar belajar.
b. Pemberian motivasi dan pembinaan masyarakat agar mau dan mampu menjadi
tenaga pendidik dalam pelaksanaan azas saling membelajarkan.
c. Pemberian pelayanan informasi kegiatan Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda
dan
olahraga.
d. Pembuatan percontohan berbagai program dan pengendalian mutu
pelaksanaan
program Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga.
e. Penyusunan dan pengadaan sarana belajar muatan lokal.
f. Penyediaan sarana dan fasilitas belajar.
g. Pengitegrasian dan penyinkronisasian kegiatan sektoral dalam Pendidikan
Luar
Sekolah Pemuda dan olahraga.
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana Pendidikan Luar
Sekolah,
Pemuda dan olahraga.
i. Pengelolaan urusan tata usaha sanggar
KWD
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
15
3. SASARAN
1. Putus Sekolah, tdk dapat melanjutkan
2. Belum memilki pekerjaan tetap
3. Berasal dari keluarga kurang mampu
4. Minimal lulus SLTP
5. Memilkili motivasi untuk berwirausaha
6. Berdomisili disekitar tempat kursus.
4. PROGRAM
a. PROGRAM KEGIATAN :
Sesuai dengan tugas SKB membuat percontohan program Diklusepa dan
pengendalian mutu pelaksanaan program teresebut maka petugas diklusepa harus
memahami dengan benar ruang lingkup garapan SKB yang meliputi Pendidikan Non
Formal dan Informal.
b. PROGRAM PEMBINAAN GENERASI MUDA :
Kelompok Pemuda Produktif
Kerlompok belajar usaha ( KBU)
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
16
PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL :
F Keaksaraan Fungsional ( KF)
KF adalah pembelajaran pengenalan huruf dan angka,dan dibarengi dengan
pendidikan keterampilan (merangkai bunga,memasak dll) ini melibatkan kelompok
masyarakat buta aksara angka dan latin, dan berhitung.
F Program Kesetaraan Paket A
Adalah pembelajaran secara kontinyu belajar setiap minggu 2-3 kali dikelompokan
pada pendidikan berjenjang, ( reguler) dan Putus kelas VI SD untuk ujian Kesetaraan
SD.
F Program Kesetaraan Paket B
Adalah pembelajaran secara kontinyu belajar setiap minggu 2-3 kali dikelompokan
pada pendidikan berjenjang, ( reguler) dan Putus kelas III SMP untuk ujian
Kesetaraan SLTP.
F Program Kesetaraan Paket C
Adalah pembelajaran secara kontinyu belajar setiap minggu 2-3 kali dikelompokan
pada pendidikan berjenjang, ( reguler) dan Putus kelas III SMU untuk ujian
Kesetaraan SMA.
F Pendidikan Anak Usia Dini
Kelompok Bermain adalah anak-anak usia dini yang taraf perkembangan IQ nya
sangat sensitif, sehinga anak tersebut perlu dibina / didik masuk dalam usia 4-6 Tahun
yang ditampung dalam kelompok bermain.
PAUD Sejenis. Adalah pendidikan pada anak usia dini yang terhimpun dalam suatu
kelompok Posyandu,anak sekolah minggu,pengajian TPA.
Penitipan Anak . ( belum dilaksanakan di SKB Sorong ).
F Kursus-Kursus
Menjahit
Sablon
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
17
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Pendidikan adalah suatu kebutuhan setiap insan manusia . Dalam UU No 20 th 2003
pendidikan Nasional dikenal 2 Jalur yaitu Formal dan Pendidikan Non Formal,
kebutuhan masyarakat dirasakan bahwa kebutuhan pendidikan Non Formal (PLS)
adalah yang langsung menyentuh kepada kebutuhan masyarakat ada istilah belajar
sambil bekerja dalam mengupayakan memperoleh suatu penghasilan . Dalam
mencermati kebutuhan masyarakat menyongsong era globalisasi, maka hal ini harus
di, miliki mengupayakan pendidikan keterampilan, skill sebagai bekal mengejar
keuntungan masa depan.
Hal ini kurang dipahami oleh masyarakat umum,kemana harus mendapatkannya.
Didalam SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) SORONG. Hadir ditengah-
tengan masyarakat untuk memfasilitasi, dan mengakomodir kepentingan tersebut dan
diharapkan akan bermanfat bagi kita.
2. SARAN
Saran saya, Perlu ditingkatkan kepedulian Pemerintah Kota Sorong, terkhususkan
kepada Pemerintah Pusat, untuk dapat melihat langsung setiap daerah dalam
pengembangan SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang ditinjau langsung dengan sarana
dan prasarana yang memadai untuk masyarakat dalam meningkatkan, SKB Kota
Sorong, demi terwujudnya Visi dan Misi Kota Sorong untuk mensejahterakan
masyarakatnya.
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
18
V. DAFTAR PUSTAKA
Diposkan oleh ibnu lasimi di 09:13
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Diposkan oleh daulah.alfarisi di 16:49
Jum'at, 25 November 2011 | 05:30 (MC.Sorong/suyati/rim/toeb)
Artikel.diposkan oleh (skb sorong/upt/program pls)
Ardhana,Wayan, 2001, Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta:
Depdikbud
Arikunto, Suharsimi, 2004, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik),
Jakarta: Rineka Cipta
Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Amirin, T. M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka,
Jakarta.
(Aritasius Sugiya/Litbang Kompas)
SKB ( SANGGAR KEGIATAN BELAJAR ) KOTA SORONG DALAM MEMANFAATKAN TENAGA NON-PEKERJA TETAP
19