Manajemen sanitasi dan limbah industri

31
Manajemen Sanitasi & Limbah Industri Nur Istianah,ST,MT,M.Eng

Transcript of Manajemen sanitasi dan limbah industri

Page 1: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Manajemen Sanitasi & Limbah Industri

Nur Istianah,ST,MT,M.Eng

Page 2: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Outline

• BLH(Badan Lingkungan Hidup) dan EPA (environmental protection agency)

• Perundang-undangan tentang limbah• Baku mutu limbah (air dan udara)• Potensi limbah industri pangan• AMDAL, UKL-UPL, RKL-RPL• Desain instalasi pengolahan limbah• Efisiensi pengelolaan limbah

Page 3: Manajemen sanitasi dan limbah industri

EPA

• sebuah lembaga pemerintah federal Amerika Serikat yang bertugas melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dengan merumuskan dan menerapkan peraturan berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres.

Page 4: Manajemen sanitasi dan limbah industri

EPA

Page 5: Manajemen sanitasi dan limbah industri

EPA

Page 6: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Program unggulan BLH

• Adipura• Balai Kliring Keanekaragaman Hayati• Kearifan Lingkungan• Kompetensi Bidang Lingkungan• Pelayanan Terpadu• Penegakan Hukum• Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya & Beracun• Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROP

ER)

Page 7: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Proper

• PROPER adalah upaya pemerintah untuk mengawal industri agar peduli terhadap lingkungan melalui citra atau reputasi.

• PROPER memanfaatkan masyarakat dan pasar untuk memberikan tekanan kepada industri agar meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan.

• Pemberdayaan masyarakat dan pasar dilakukan dengan penyebaran informasi  yang  kredibel, sehingga   dapat menciptakan pencitraan atau reputasi.

Page 8: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Kriteria Proper

a.      Persyaratan dokumen lingkungan dan pelaporannya

b.      Pengendalian Pencemaran Air

c.       Pengendalian Pencemaran Udara

d.      Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun (B3

e.      Pengendalian Pencemaran Air Lautf.        Potensi Kerusakan Lahan

Page 9: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Peringkat Proper

PROPER

Emas

Hijau

Biru Merah

Hitam

secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan

pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan

pengelolaan lingkungan sesuai yang dipersyaratkan

pengelolaan lingkungan belum sesuai yang dipersyaratkan

sengaja  melakukan  pencemaran  atau  kerusakan  lingkungan

Page 10: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Proper

Page 11: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Proper

Page 12: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Contoh ruang lingkup kerja BLH

Page 13: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Perundang-undangan Lingkungan

peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup

Page 14: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Penegakan Hukum Lingkungan (versi UU 32/2009)

Penegakan Hukum

Administrasi

Penegakan Hukum Perdata

Penegakan Hukum Pidana

“Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara

maksimal instrumen pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi,

perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.”

-Penjelasan Umum UU 32/2009-

Page 15: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Pelaksanaan Penegakan Hukum Administrasi merupakan Kewajiban Pemerintah

Pusat dan Pemda

Pemerintah Pusat Penetapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) NSPK sudah ditetapkan oleh KLH “PermenLH 19/2008 tentang Standar Pelayanan Minumum (SPM) Bidang LH Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota”

Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan per-uuan di bidang perlindungan dan pengelolaan LH

Memiliki kewenangan untuk melaksanakan penegakan hukum lingkungan dan menjatuhkan sanksi (termasuk sanksi administratif) terhadap pelanggaran ketentuan LH berdasarkan jurisdiksinya masing-masing

Pemda Memiliki kewenangan untuk melaksanakan penegakan hukum lingkungan dan menjatuhkan sanksi (termasuk sanksi administratif) terhadap pelanggaran ketentuan LH berdasarkan jurisdiksinya masing-masing

DesentralisasiLH menjadi Urusan Wajib Pemda

Page 16: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Jenis-Jenis Sanksi Administrasi

Tujuan Sanksi Administratif

(Permen 2/2013)

Melindungi LH dari pencemaran dan perusakan LH

Menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan LH

Memulihkan kualitas LH akibat pencemaran dan/atau perusakan LH

Memberi efek jera (deterrent) bagi penanggung jawab usaha

Pembekuan Izin

Lingkungan

Pencabutan Izin

Lingkungan

Paksaan Pemerintah

Teguran Tertulis

Page 17: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Teguran Tertulis (Warning Letter) [Ps. 76 ayat (2a) UU 32/2009]

• Sanksi yang diterapkan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pelanggaran per-uuan dan persyaratan & kewajiban yang tercantum dalam izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan LH

• Namun pelanggaran tersebut baik secara tata kelola LH yang baik maupun secara teknis masih dapat dilakukan perbaikan dan juga belum menimbulkan dampak negatif terhadap LH

Diterapkan terhadap Pelanggaran

Definisi

Bersifat administratif: Tidak menyampaikan laporan, tidak memiliki log book dan neraca limbah B3, dan tidak memiliki label

dan simbol limbah B3

Bersifat teknis, tetapi perbaikannya bersifat ringan (perbaikan yang dapat dilakukan secara langsung tidak memerlukan: waktu yang lama, penggunaan teknologi tinggi, penanganan oleh ahli, ataupun biaya tinggi):

Belum menunjukkan pelanggaran terhadap kriteria baku kerusakan LH

Terjadinya kerusakan/gangguan pada instalasi pengolahan air limbah dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaporkan kepada pejabat yang berwenang

Page 18: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Paksaan Pemerintah (Coercive Action) [Ps. 76 ayat (2b) dan 80 UU 32/2009]

• Sanksi administratif berupa tindakan nyata untuk menghentikan dan/atau memulihkan keadaan sebagaimana kondisi semula

• Penerapan sanksi paksaan pemerintah dapat dilakukan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dengan terlebih dahulu diberikan teguran tertulis, atau tanpa didahului teguran tertulis khusus bagi pelanggaran yang menimbulkan: – Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;– Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dan lebih luas

jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atau

– Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.

Definisi

Page 19: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Pembekuan Izin (License Suspension) [Ps. 76 ayat (2c) dan 79 UU 32/2009]

• Sanksi yang berupa tindakan hukum untuk tidak memberlakukan sementara izin lingkungan dan/atau izin yang terkait dengan perlindungan dan penglolaan LH yang berakibat pada berhentinya suatu usaha dan/atau kegiatan.

• Pembekuan izin ini dapat dilakukan dengan atau tanpa batas waktu.

Diterapkan terhadap Pelanggaran

Definisi

Tidak melaksanakan paksaan pemerintah

Melakukan kegiatan selain kegiatan yang tercantum dalam izin lingkungan dan/atau izin yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Pemegang izin lingkungan dan/atau izin yang terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup belum menyelesaikan secara teknis apa yang seharusnya menjadi kewajibannya

Page 20: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Pencabutan Izin (License Revocation) [Ps. 76 ayat (2d) dan 79 UU 32/2009]

• Sanksi yang berupa tindakan hukum untuk mencabut izin lingkungan dan/atau izin yang terkait dengan perlindungan dan penglolaan LH yang berakibat pada berhentinya suatu usaha dan/atau kegiatan

Diterapkan terhadap Pelanggaran

Definisi

Tidak melaksanakan sanksi administratif paksaan pemerintah

Memindahtangankan izin usahanya kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari pemberi izin usaha

Tidak melaksanakan sebagian besar atau seluruh sanksi administratif yang telah diterapkan dalam waktu tertentu

Terjadinya pelanggaran yang serius yaitu tindakan melanggar hukum yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang relatif besar dan menimbulkan keresahan masyarakat

Menyalahgunakan izin pembuangan air limbah untuk kegiatan pembuangan limbah B3

Menyimpan, mengumpulkan, memanfaatkan, mengolah dan menimbun limbah B3 tidak sesuai sebagaimana yang tertuang dalam izin

Page 21: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 22: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 23: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 24: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 25: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 26: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Standart baku mutu air limbah

Page 27: Manajemen sanitasi dan limbah industri
Page 28: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Potensi limbah industri pangan

• Potensi limbah terdapat mulai dari bahan baku, produksi, utilitas, hingga distribusi

• Potensi utama berada pada bagian produksi atau boiler

• Setiap industri memiliki potensi limbah masing-masing

• Karakteristik limbah setiap industri bervariasi

Page 29: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Potensi limbah industri pangan

Page 30: Manajemen sanitasi dan limbah industri

Potensi limbah industri pangan

Page 31: Manajemen sanitasi dan limbah industri

TERIMA KASIH