MANAJEMEN RISIKO K3

23
MANAJEMEN RISIKO K3 Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Pembangunan Ruko Johanes Susanto (2012-21-046)

description

MANAJEMEN RISIKO K3. Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Pembangunan Ruko. ABSTRAK - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MANAJEMEN RISIKO K3

Page 1: MANAJEMEN RISIKO K3

MANAJEMEN RISIKO K3Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Pembangunan Ruko

Johanes Susanto (2012-21-046)

Page 2: MANAJEMEN RISIKO K3

ABSTRAK Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) yang berkaitan dengan kegiatan proyek pembangunan Ruko dan penilaian risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).Penelitian ini menggunakan metode penilaian risiko dengan menggunakan matriks penilaian risiko. Setelah diidentifikasi, risiko-risiko tersebut akan dilakukan penilaian untuk mengetahui seberapa besar risiko yang terjadi dalam proyek pembangunan ruko tersebut. Dari penelitian ini diperoleh Kriteria kecelakaan tertinggi yaitu terjatuhnya pekerja dengan Risk Level L (Low) sebesar 52% dan sub-kriteria kecelakaan tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Untuk kriteria faktor utama penyebab kecelakaan tertinggi adalah faktor manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan sub-kriteria faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.

Page 3: MANAJEMEN RISIKO K3

TUJUAN PENELITIAN:

Mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada pekerjaan di tempat tinggi yang dapat terjadi pada kegiatan proyek pembangunan Ruko.

Memberikan penilaian atas risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada proyek pembangunan Ruko.

Memberikan penangan/solusi dari risiko – risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut.

Page 4: MANAJEMEN RISIKO K3

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Dengan adanya informasi ini dapat digunakan untuk mengurangi penyebab kecelakaan kerja pada proyek pembangunan.

Pihak perusahaan/Kontraktor dapat menerapkan manajemen risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) untuk mengurangi kecelakaan kerja.

Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk menekan angka kecelakaan pada proyek pembangunan.

Page 5: MANAJEMEN RISIKO K3

• Risiko

Sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakkan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya.

• Manajemen Risiko

Organisasi yang dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih prioritas dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang.

PENGERTIAN

Page 6: MANAJEMEN RISIKO K3

KLASIFIKASI AKTIVITAS

KERJA

IDENTIFIKASI BAHAYA

MEMBERIKAN

PENILAIAN SASARAN

MENENTUKAN RISIKO

MEMBUAT PROGRAM

MENYUSUN PRIORITAS

MENERAPKAN

PROGRAM

MEMILIH SASARAN PENTING

MELAKUKAN TINJAUAN

BAGAN MANAJEMEN RISIKO

Page 7: MANAJEMEN RISIKO K3

LANGKAH PENGELOLAAN RISIKO

Page 8: MANAJEMEN RISIKO K3

IDENTIFIKASI BAHAYA1. Pertimbangan :Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahayaJenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi

2. Aktifitas yang digunakan dalam idenifikasi bahaya:Konsultasi dengan pekerjaKonsultasi dengan tim K3Melakukan pertimbanganMelakukan safety auditMelakukan pengujianEvaluasi teknis dan keilmuanAnalisis rekaman dataMengumpulkan informasi dari desaigner, konsumen, suplier

dan organisasiPemantauan lingkungan dan kesehatanMelakukan survey terhadap karyawan

Location

People Meth

od

Hazard?

Page 9: MANAJEMEN RISIKO K3

MENILAI RISIKO DAN SELEKSI PRIORITASMetode Penilaian Risiko1. Untuk setiap risiko :

Menghitung setiap insidenFaktor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden:Frekuensi situasi terjadinya, berapa orang yang terpapar, keterampilan & pengalaman orang yang terkena, Karakteristik yang terlibat, durasi paparanPengaruh posisi terhadap bahaya, distraksi, jumlah material, kondisi lingkungan, kondisi peralatan.

Menghitung konsekuensiKonsentrasi substansi, volume material, kecepatan proyektil & pergerakan bagiannya, ketinggian benda, jarak pekerja dari bahaya potensial, berat pekerja, tingkat gaya & energi.

Kombinasi perhitungan keduanya

2. Menggunakan rating setiap resiko, mengembangkan daftar prioritas risiko kerja.

Gambar Matriks Tingkat Risiko

Sumber: Data Proyek PT CBM

Keterangan Tingkat Risiko: •Negligible (N), dengan Nilai Risiko 1 •Low (L), dengan Nilai Risiko 2 – 4 •Moderate (M), dengan Nilai Risiko 5 – 8 •High (H), dengan Nilai Risiko 9 – 15 •Extreme (E), dengan Nilai Risiko 16 – 25

Page 10: MANAJEMEN RISIKO K3

MENETAPKAN PENGENDALIAN 1. Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi

eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi.

2. Pendidikan dan pelatihan3. Pembangunan kesadaran motivasi4. Evaluasi melalui internal audit5. Penegakan hukum

Page 11: MANAJEMEN RISIKO K3

PENERAPAN LANGKAH PENGENDALIANTahapan – Tahapan Pengendalian1. Mengembangkan Prosedur Kerja

Tujuannya, sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya yang kita pilih.

2. KomunikasiMenginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan penggunaannya.

3. Menyediakan PelatihanAgar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan.

4. PengawasanMemastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar.

Page 12: MANAJEMEN RISIKO K3

MONITOR & TINJAUANPemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah terakhir dalam proses ini dan harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi.Untuk menentukan periode monitoring dan tinjauan risiko tergantung pada :

1. Sifat dari bahaya2. Magnitude risiko3. Perubahan Operasi4. Perubahan dari metode kerja5. Perubahan peraturan dan organisasi.

Page 13: MANAJEMEN RISIKO K3

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi langsung ke lokasi proyek konstruksi. Pengambilan data dilakukan dengan proses wawancara pada pihak kontraktor, dan pengisian kuesioner Identifikasi Kecelakaan Kerja dan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja pada Proyek Kontstruksi.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, RAB, network planning, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan gambar proyek. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berupa sejumlah pernyataan yang harus ditanggapi oleh pekerja sebagai responden.

Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik persentase.

Page 14: MANAJEMEN RISIKO K3

DATA RESPONDEN

Pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 25 responden dengan kategori usia responden, jabatan/bagian responden pada proyek yang semntara dikerjakan, lama pengalaman responden bekerja pada bidang konstruksi serta latar belakang pendidikan responden. Adapun data–data 25 responden tersebut adalah sebagai berikut: 1. Umur:

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pekerja yang berada di kelompok :umur ≤ 20 tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8% umur 21 – 25 tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12%umur 26 – 30 tahun adalah sebanyak 4 orang atau 16% umur 31 – 35 tahun adalah sebanyak 6 orang atau 24 % umur 36 – 40 tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12%umur 41 – 45 tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12% umur 46 – 50 tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8% umur ≥ 51 tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8%.

Page 15: MANAJEMEN RISIKO K3

DATA RESPONDEN

2. Tingkat Pendidikan:

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerja yang memiliki tingkat pendidikan:SD hanya 1 orang atau 4%SMP adalah yang terbanyak yaitu 13 orang atau 52%, dan sisanya pekerja yang memiliki tingkat pendidikan SMA adalah sebanyak 11 orang atau 44%.

Page 16: MANAJEMEN RISIKO K3

DATA RESPONDEN

3. Pengalaman Kerja:

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel tersebut ada sebanyak:7 orang atau 28% yang memiliki pengalaman kerja ≤ 5 tahun3 orang atau 12% yang memiliki pengalaman kerja 6 – 10 tahun7 orang atau 28% yang memiliki pengalaman kerja 11 – 15 tahun3 orang atau 12% yang memiliki pengalaman kerja 16 – 20 tahun2 orang atau 8% yamng memiliki pengalaman kerja 21 – 25 tahun dan 26 – 30 tahunsedangkan untuk 31 – 35 tahun tidak adadan 1 orang atau 4% untuk pangalaman kerja sebanyak ≥ 36 tahun.

Page 17: MANAJEMEN RISIKO K3

DATA RESPONDEN

4. Status Kerja:

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 1 orang atau 4% adalah mandorsebanyak 15 orang atau 60% adalah tukang, dan sebanyak 9 orang atau 36% adalah pembantu tukang.

Page 18: MANAJEMEN RISIKO K3

PENENTUAN TINGKAT RISIKO

Sumber : Hasil Penelitian

Tingkat risiko pada setiap kriteria ditentukan dengan rumus:

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜= 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 Setelah kuesioner diolah, maka didapatkan Risk Rating dan Risk Level dari masing – masing kriteria dan sub kriteria yang ditampilkan dalam tabel–tabel berikut. Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria Utama kecelakaan Kerja

Sumber : Hasil Penelitian

Page 19: MANAJEMEN RISIKO K3

PENENTUAN TINGKAT RISIKO

Sumber : Hasil Penelitian

Risk Rating dan Risk Level dari Sub-Kriteria Utama kecelakaan Kerja

Page 20: MANAJEMEN RISIKO K3

PENENTUAN TINGKAT RISIKO

Sumber : Hasil Penelitian

Risk Rating dan Risk Level dari Sub-Kriteria Utama kecelakaan Kerja

Page 21: MANAJEMEN RISIKO K3

PENENTUAN TINGKAT RISIKO

Sumber : Hasil Penelitian

Risk Rating dan Risk Level dari Sub-Kriteria Utama kecelakaan Kerja

Page 22: MANAJEMEN RISIKO K3

KESIMPULAN:Berdasarkan pengolahan data dan analisa dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko maka diperoleh Kriteria kecelakaan kerja tertinggi yaitu terjatuh-nya pekerja dengan Risk Level L (Low) sebesar 52 % dan sub kriteria kecelakaa kerja tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%.

2. Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko juga diperoleh kriteria faktor penyebab kecelakaan kerja tertinggi adalah faktor manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan subkriteria faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai APD dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.

3. Berdasarkan analisa lapangan dan studi literatur, diperoleh alternatif pengen-dalian risiko yang dapat dilakukan pada risiko terjatuhnya pekerja, pengendalian risikonya adalah inspeksi K3 harian untuk pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) lengkap, memperketat pengawasan manajemen terhadap pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri, menyedia-kan dan melengkapi rambu–rambu keselamatan di proyek konstruksi jika tidak ada atau tidak lengkap.

SARAN:Pihak perusahaan/Kontraktor sudah seharusnya menerapkan manajemen risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) dengan sebaik–baiknya untuk mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi di proyek. Reference: Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

Rudi Suardi. 2005. “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Edisi I. PPM. Jakarta

Page 23: MANAJEMEN RISIKO K3

THANK YOU