Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...
Transcript of Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...
Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan
Ekstra Tinggi 275 kV Galang – Simangkuk)
Hilman Wardhana1, Syahrizal
2, Andy Putra Rambe
3
1Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia.
E-mail: [email protected] 2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155,
Indonesia.
E-mail: [email protected] 3Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155,
Indonesia.
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi selalu ada potensi bahaya atau risiko yang dapat menyebabkan kerugian
yang cukup banyak mengenai biaya, material, dan waktu. Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko kecelakaan
kerja yang dapat mengganggu aktivitas pekerjaan dalam sebuah proyek. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja adalah kurangnya pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
baik dan juga kurangnya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada
proyek. Pengerjaan proyek tower transmisi merupakan salah satu dari infrastruktur memiliki tingkat risiko yang
cukup tinggi dalam dunia konstruksi dikarenakan kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan APD dan
terlepas dari faktor peralatan dan mesin kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko K3,
penilaian risiko, dan menentukan pengendaliannya. Metode yang digunakan dalam penilaian risiko pada
penelitian ini adalah AS/NZS 4360. Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada
responden, dalam hal ini responden yang dituju adalah pihak kontraktor yang memiliki pengetahuan tentang K3
dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat 34 variabel risiko, dengan 4
variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, 20 variabel risiko yang termasuk dalam kategori
risiko sedang, dan 10 variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko rendah. Risiko tertinggi yang didapat
adalah terjatuh dari ketinggian dengan indeks risiko sebesar 10,439. Dengan adanya pengendalian, diharapkan
risiko – risiko yang ada mengalami penurunan dalam tingkatan indeks risiko sebesar 1 tingkatan, dengan indeks
risiko tertinggi sebesar 4,715 dengan tingkat risiko sedang.
Kata kunci: AS/NZS 4360, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dan Tower Transmisi
1. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan konstruksi di
Indonesia sangat cepat. Hal ini dapat terlihat
dari banyaknya pembangunan infrastruktur
seperti : hotel, perumahan, apartemen, irigasi,
dan tower transmisi. Dalam pelaksanaan
proyek konstruksi selalu ada potensi
bahaya/risiko yang dapat menyebabkan
kerugian. Setiap tempat kerja selalu memiliki
risiko kecelakaan kerja yang dapat
mengganggu aktivitas pekerjaan di proyek.
Untuk itu diperlukan sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) guna meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, yang juga dikenal dengan
istilah K3, merupakan suatu upaya yang
bertujuan untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan di lingkungan kerja, baik untuk
tenaga kerja, pengurus, dan orang - orang di
sekitar lingkungan kerja. Konstruksi tower
transmisi merupakan salah satu dari bangunan
infrastruktur yang ada di Indonesia. Pekerjaan
konstruksi tower transmisi merupakan
pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan
yang tinggi dikarenakan pekerjaan tersebut
berada pada ketinggian. Dalam pengerjaannya,
ada beberapa risiko yang dapat terjadi pada
konstruksi tower transmisi, misalnya terjatuh
dari ketinggian, tertimpa material besi atau
baut, dan juga tersandung material.
Manajemen risiko K3 yang direncanakan
dengan baik dapat mengurangi dan
mengendalikan risiko pada proyek tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahaya
Menurut OHSAS 18001:2007 hazard
(bahaya) adalah sumber, situasi atau
tindakan yang berpotensi menimbulkan
kerugian dalam hal luka-luka atau
penyakit terhadap manusia ataupun
kombinasi dari semuanya.
2.2 Risiko
Definisi risiko menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat
yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan. Sedangkan menurut AS/NZS
4360:2004, risiko adalah peluang
terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak terhadap sasaran, diukur dengan
hukum sebab akibat. Risiko diukur
berdasarkan nilai likelihood dan
consequence.
2.3 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
Di dalam OHSAS 18001:2007 dijelaskan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan kondisi – kondisi dan faktor –
faktor yang berdampak pada kesehatan
dan keselamatan karyawan atau pekerja
lain (termasuk pekerja kontrak dan
personel kontraktor, atau orang lain di
tempat kerja).
2.4 Manajemen Risiko
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya
mengelola risiko K3 untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komprehensif, terencana
dan terstruktur dalam suatu kesisteman
yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan
dengan bahaya dan risiko yang ada di
tempat kerja yang dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan (Ramli,
2010:39).
2.4.1 Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan kegiatan
menganalisa suatu risiko dengan
menentukan besarnya kemungkinan terjadi
dan tingkat dari penerimaan akibat suatu
risiko. Tujuannya adalah untuk
membedakan antara risiko kecil, risiko
sedang, dengan risiko besar dan
menyediakan data untuk membantu
evaluasi dan penanganan risiko (AS/NZS
4360). Dalam penilaian risiko dimana
risiko diformulasikan sebagai fungsi
dari kemungkinan terjadi (Likelihood) dan
dampak (Consequences), atau indeks
risiko sama dengan perkalian
kemungkinan dengan dampak (AS/NZS
4360 : 2004 Risk Management).
Indeks risiko (risk) = Likelihood x
Consequence
Setelah nilai indeks risiko diperoleh, maka
langkah selanjutnya adalah
pengelompokan level risiko berdasarkan
tabel matriks sehingga dapat diketahui
risiko tersebut masuk dalam kategori Very
High (VH), High (H), Moderate (M),
ataupun Low (L). Tingkat atau level dari
risiko merupakan alat yang sangat
penting pada manajemen dalam
pengambilan keputusan, karena melalui
peringkat risiko pihak manajemen dapat
menentukan prioritas dan penanganan
ketika risiko tersebut terjadi.
Nilai
Risiko
Kategori
Risiko Keterangan
1-3 L Low
4-9 M Moderate
10-16 H High
17-25 VH Very High
(Sumber : AS/NZS 4360 : 2004)
3.METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Secara umum data yang
diperoleh dari penelitian dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam kehidupan
manusia (Sugiyono, 2007). Menurut (J.R
Raco, 2010), menjelaskan metode penelitian
adalah sebagai suatu kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara bertahap dimulai dengan
penentuan topik, pengumpulan data dan
menganalisis data, sehingga nantinya
diperoleh suatu pemahaman dan pengertian
atas topik, gejala atau isu tertentu.
3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2007) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari
penelitian ini merupakan pihak pelaksana
(kontraktor) yang memiliki jabatan minimal
setingkat dengan mandor. Untuk
menentukan jumlah sampel digunakan
metode Slovin dengan taraf toleransi
kesalahan 5%. Semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin akurat sampel
menggambarkan populasi. Misalnya,
penelitian dengan batas kesalahan 5%
berarti memiliki tingkat akurasi 95%.
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error
tolerance).
3.3 Flowchart Penelitian
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer - Observasi dan
wawancara di
lapangan
- Kuesioner
Data Sekunder - Struktur organisasi
- SOP (Standar
Operasional
Prosedur)
Pengolahan
Data - Uji validitas dan
reliabilitas data
Pengendalian risiko –
risiko K3
Manajemen Risiko K3 Pada
Proyek Tower Transmisi
Analisa Data
Analisa tingkat risiko menggunaan matriks
risiko
Kesimpulan dan Saran
Ya
Tidak
4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Di dalam bab ini akan dibahas hasil analisis data untuk memperoleh jawaban (output) dari penelitian
ini berdasarkan data yang diperoleh serta hasil observasi lapangan yaitu dengan cara wawancara dan
menyebar kuesioner kepada responden sesuai struktur organisasi yang sudah berpengalaman dalam hal
K3, yang selanjutnya diolah berdasarkan teori-teori dari tinjauan kepustakaan. Kemudian dilakukan
pembahasan mengenai hasil dan pengendalian dari hasil yang diperoleh.
4.1 Data Responden Penelitian Data diperoleh dari hasil wawancara serta penyebaran kuesioner pada beberapa staf pihak kontraktor,
minimal setingkat mandor. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 14 orang responden. Dalam
praktiknya, responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan proyek.
Sebelum melakukan pengisian kuesioner, maksud dan tujuan dari penelitian ini akan dijelaskan
terlebih dahulu. Berikut data responden yang dikategorikan berdasarkan usia, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, dan jabatan. Adapun data – data dibawah ini akan dijelaskan dalam bentuk diagram.
1. Usia Responden
Gambar 4.1 Diagram Usia Responden
Berdasarkan gambar 4.1, hasil survei usia responden dengan total 14 orang, sebanyak 1 orang atau 7%
berusia ≤ 25 tahun, 9 orang atau 64% berusia 26 ≤ x ≤ 35 tahun, dan 4 orang atau 29% berusia ≥ 36
tahun.
2. Tingkat Pendidikan
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan gambar 4.2, hasil survei tingkat pendidikan responden dengan total 14 orang, sebanyak 2
orang atau 14% dengan tingkat pendidikan Strata 2 (S2), 7 orang atau 50% dengan tingkat pendidikan
Strata 1 (S1), 3 orang atau 22% dengan tingkat pendidikan Diploma 3 (D3), dan 2 orang atau 14%
dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat.
3. Pengalaman kerja
7%
64%
29%
≤ 25 tahun
26≤X≤35 tahun
≥36 tahun
14%
50%
22%
14% S2
S1
D3
SMA/sederajat
14%
86%
≤ 5 tahun
> 5tahun
Gambar 4.3 Diagram Pengalaman Kerja Responden
Berdasarkan gambar 4.3, hasil survei pengalaman kerja responden dengan total 14 orang, sebanyak 2
orang atau 14% dengan pengalaman kerja ≤ 5 tahun dan 12 orang atau 86% dengan pengalaman kerja >
5 tahun.
4. Jabatan
Gambar 4.4 Diagram Jabatan Responden
Berdasarkan gambar 4.4, hasil survei jabatan responden dengan total 14 orang, sebanyak 2 orang atau
13% dengan masing - masing jabatan Project Engineer, Site Manager, Site Engineer EM, dan Mandor.
Sebanyak 1 orang atau 7% dengan masing – masing jabatan Project Manager, Management Team,
Supervisor K3, Supervisor Sipil dan EM, Administrasi dan Keuangan, serta logistik.
4.2 Analisa Data Berikut ini adalah hasil penilaian risiko yang didapat dari perkalian nilai rata – rata kemungkinan dan
rata – rata dampak pada masing masing pertanyaan di setiap kegiatan.
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Risiko
No Kegiatan Potensi
Risiko
Indeks
Risiko
Katego
ri
Risiko
1 Proses
pemasangan
Leg Tower
Pekerja
terjatuh dari
ketinggian
10,439 H
2 Proses
pemasangan
Body Tower
Pekerja
terjatuh dari
ketinggian
10,357 H
3 Proses
pemasangan
Cross Arm
Pekerja
terjatuh dari
ketinggian
10,286 H
4 Proses
Penarikan
Kabel transmisi
Pekerja
terjatuh dari
ketinggian
10,235 H
5 Proses
pemasangan Cross Arm
Tersambar
petir
8,490 M
6
Proses pemasangan
Body Tower
Kaki
pekerja tersandung
material
besi
5,510 M
7 Proses
Penarikan
Kabel transmisi
Kaki
pekerja
tersandung kawat
5,429 M
7% 7%
15%
15%
7% 7% 7%
7%
14%
14%
konduktor
8 Proses
pemasangan
Leg Tower
Kaki
pekerja
tersandung
material besi
5,143 M
9 Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Isolator
terjatuh mengenai
pekerja
5,051 M
10 Proses pemasangan
Cross Arm
Kaki pekerja
tersandung
material besi
5,041 M
11 Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Tangan
terluka terkena tali
tambang
4,546 M
12 Proses pemasangan
Leg Tower
Mata rusak saat
pengelasan
4,510 M
13 Proses
pemasangan Leg Tower
Box Crane
manual terjatuh
mengenai pekerja
4,439 M
14 Proses
pemasangan Leg Tower
Material
besi terjatuh
4,439 M
15 Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Dehidrasi 4,429 M
16 Proses pemasangan
Body Tower
Material besi terjatuh
4,408 M
17 Proses pemasangan
Cross Arm
Dehidrasi 4,408 M
18 Proses
pemasangan
Leg Tower
Tali
terputus
mengenai
pekerja
4,286 M
19 Proses
pemasangan
Leg Tower
Peralatan
kerja
terjatuh mengenai
pekerja
4,270 M
20 Proses Penarikan
Kabel
transmisi
Tangan tertusuk
kawat
konduktor
4,270 M
21 Proses
Penarikan
Kabel transmisi
Roller
terjatuh
mengenai pekerja
4,133 M
22 Proses
pemasangan
Body Tower
Tali
terputus mengenai
pekerja
4,112 M
23
Proses
pemasangan
Cross Arm
Box Crane
manual
terjatuh
mengenai pekerja
4,112 M
24 Proses
pemasangan Leg Tower
Kulit
terkena percikan api
pada saat
pengelasan
4,082 M
25 Proses
Penarikan
Kaki
pekerja
3,995 L
Kabel
transmisi
tersandung
tali
tambang
26
Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Tangan
terkena peralatan
pada saat
pemotongan kawat
konduktor
3,995 L
27 Proses pemasanga
n Cross
Arm
Peralatan kerja
terjatuh
mengenai pekerja
3,980 L
28 Proses
pemasanga
n Body Tower
Box Crane
manual terjatuh
mengenai
pekerja
3,857 L
29 Proses
Penarikan
Kabel
transmisi
Kaki
terluka
terkena
cangkul
3,847 L
30 Proses
pemasangan Cross
Arm
Tali
terputus mengenai
pekerja
3,827 L
31 Proses
pemasanga
n Cross Arm
Material
besi
terjatuh
3,827 L
32 Proses
Penarikan
Kabel transmisi
Tangan
tergores ujung
kawat
konduktor
3,714 L
33 Proses
pemasanga
n Body Tower
Dehidrasi 3,699 L
34 Proses
pemasanga
n Body
Tower
Peralatan
kerja
terjatuh
mengenai
pekerja
3,480 L
Keterangan :
H (High) : Risiko Tinggi
M (Medium) : Risiko Sedang
L (Low) : Risiko Rendah
Setelah melakukan penilaian indeks risiko, kemudian dilakukan pengendalian risiko dengan
pendekatan sebagai berikut :
1. Menekan kemungkinan
2. Menekan dampak
3. Menghindari risiko
4. Pengalihan risiko
Dengan strategi pengendalian diatas, diharapkan dapat mengurangi nilai risiko yang ada. Dibawah ini
adalah tabel nilai indeks risiko dengan adanya pengendalian.
Tabel 4.12 Indeks Risiko Dengan Adanya Pengendalian
No
. Kegiatan
Potensi
Risiko
Indeks Risiko
Sebelum
Pengend
alian
Setelah
Pengendali
an
1 Proses
pemasang
an Leg Tower
Pekerja
terjatuh dari
ketingg
ian
10,439 4,653
2 Proses
pemasang
an Body
Tower
Pekerja
terjatuh
dari
ketingg
ian
10,357 4,715
3 Proses
pemasang
an Cross Arm
Pekerja
terjatuh
dari ketingg
ian
10,286 4,501
4 Proses Penarikan
Kabel
transmisi
Pekerja terjatuh
dari
ketinggian
10,235 4,593
5 Proses
pemasangan Cross
Arm
Tersam
bar petir
8,490 3,917
6 Proses
pemasang
an Body
Tower
Kaki pekerja
tersand
ung
materia
l besi
5,510 1,796
7 Proses Penarikan
Kabel transmisi
Kaki pekerja
tersandung
kawat
konduktor
5,429 1,714
8 Proses
pemasangan Leg
Tower
Kaki
pekerja tersand
ung
material besi
5,143 1,571
9 Proses
Penarikan
Kabel transmisi
Isolator
terjatuh mengen
ai
pekerja
5,051 1,551
10 Proses
pemasang
an Cross Arm
Kaki
pekerja
tersandung
materia
l besi
5,041 1,469
11
Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Tangan
terluka
terkena tali
tamban
g
4,546 1,261
12 Proses pemasang
an Leg
Tower
Mata
rusak
saat pengela
san
4,510 1,225
13 Proses pemasang
an Leg
Tower
Box Crane
manual
terjatuh
mengen
ai
pekerja
4,439 2,367
14 Proses
pemasang
an Leg Tower
Materi
al besi
terjatuh 4,439 1,224
15 Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Dehidra
si 4,429 2,428
16 Proses
pemasang
an Body
Tower
Materia
l besi
terjatuh 4,408 1,195
17 Proses pemasan
gan
Cross Arm
Dehidrasi
4,408 2,481
18 Proses
pemasangan Leg
Tower
Tali
terputus
menge
nai pekerja
4,286 1,143
19 Proses
pemasangan Leg
Tower
Peralat
an kerja
terjatuh
mengenai
pekerja
4,270 1,128
20 Proses
Penarika
n Kabel
transmisi
Tangan
tertusu
k
kawat konduk
tor
4,270 1,128
21 Proses
Penarika
n Kabel transmisi
Roller
terjatuh
mengenai
pekerja
4,133 1,062
22 Proses
pemasan
gan Body Tower
Tali terputu
s
mengenai
pekerja
4,112 1,040
23 Proses
pemasan
gan
Cross
Arm
Box Crane
manual
terjatuh
menge
nai
pekerja
4,112 1,040
24 Proses
pemasan
gan Leg Tower
Kulit
terkena
percikan api
pada
saat pengel
asan
4,082 1,011
25 Proses
Penarika
n Kabel transmisi
Kaki pekerja
tersand
ung tali tamban
g
3,995 0,995
26
Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Tangan terkena
peralat
an
pada
saat
pemotongan
kawat
konduktor
3,995 0,995
27 Proses
pemasangan
Cross
Peralat
an kerja
terjatuh
3,980 0,980
Arm menge
nai
pekerja
28
Proses
pemasangan Body
Tower
Box
Crane manual
terjatuh
mengenai
pekerja
3,857 0,929
29 Proses
Penarikan Kabel
transmisi
Kaki terluka
terkena
cangkul
3,847 0,918
30 Proses
pemasan
gan Cross
Arm
Tali
terputus
menge
nai pekerja
3,827 0,898
31 Proses
pemasan
gan
Cross
Arm
Materi
al besi
terjatuh 3,827 0,898
32
Proses Penarika
n Kabel
transmisi
Tangan
tergores ujung
kawat
konduktor
3,714 0,857
33 Proses
pemasangan Body
Tower
Dehidr
asi 3,699 0,842
34 Proses pemasan
gan Body
Tower
Peralatan
kerja
terjatuh menge
nai
pekerja
3,480 0,693
Berdasarkan tabel diatas, rata – rata indeks risiko setelah adanya pengendalian mengalami penurunan
dalam tingkatan indeks risiko sebesar 1 tingkatan. Sehingga indeks risiko tertinggi berada pada tingkat
risiko sedang, dengan indeks risiko sebesar 4,715 yaitu risiko pekerja terjatuh dari ketinggian dalam
kegiatan proses pemasangan body tower.
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Diperoleh potensi risiko yang teridentifikasi sebanyak 34 variabel, yang dapat terjadi pada proyek
pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 275 kV Galang – Simangkuk, dengan
potensi risiko terjatuh dari ketinggian adalah risiko yang paling tinggi sebesar 10,439 dengan
tingkat high risk.
2. Diperoleh level atau ranking menurut standar AS/NZS 4360 : 2004 yaitu terdapat 4 risiko tergolong
high risk, 20 risiko tergolong medium risk, dan 10 risiko tergolong low risk.
3. Strategi pengendalian risiko untuk mengurangi potensi risiko adalah dengan melakukan pencegahan
sedini mungkin, dengan cara :
a. Memasang rambu – rambu K3, menggunakan work permit, melakukan Safety Briefing dan
Safety Patrol serta memberikan pelatihan mengenai metode – metode penggunaan alat kerja,
pelaksanaan pekerjaan dan pelatihan tentang K3.
b. Selalu memakai alat pengaman diri (APD), merapikan peralatan kerja dan membersihkan lokasi
proyek dari sisa – sisa material.
c. Menghindari risiko dengan cara melakukan penggantian peralatan kerja dan APD yang tidak
layak pakai.
d. Pengalihan risiko (risk transfer) dengan memberikan asuransi kepada para pekerja.
6. SARAN
1. Melakukan pemeriksaan terhadap pemakaian APD yang digunakan oleh pekerja dan
pemasangan rambu – rambu K3 serta alat pelindung jatuh seperti safety net di lokasi kerja
guna mencapai target zero accident.
2. Perlu dilakukan pembaharuan SOP dengan menambahkan metode kerja dan juga uraian
kegiatan yang lebih detail agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengerjaannya.
3. Petugas K3 harus selalu berada di lapangan agar megawasi setiap pekerjaan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Fahmi Nurul, Ida Farida, dan Agus Ismail, 2014. Analisis Manajemen Risiko Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Upper Structure Gedung Bertingkat (Studi Kasus
Proyek Skyland City – Jatinangor). Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Vol.13
No. 1. Garut.
Arifin, Mohamad, 2014. Analisa Resiko dan Implementasi Metode HIRARC (Hazard Identification,
Risk Assessment and Risk Control) pada Satuan Penyelam di Dislambair Koarmatim. Tugas
Akhir. Surabaya.
[AS/NZS] The Australian And New Zealand Standard 4360, 2004. 3rd Edition The Australian And
New Zealand Standard on Risk Management. Broadleaf Capital International Pty Ltd. NSW
Australia.
[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2016. Laporan Keuangan. Jakarta.
[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2017. Laporan Keuangan. Jakarta.
Ervianto, Wulfram I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Andi. Yogyakarta.
K., Suma’mur P., 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Toko Gunung Agung.
Jakarta.
Marsden, Eric, (2017, 1 Augustus). Heinrich's domino model of accident causation: https://risk-
engineering.org/concept/Heinrich-dominos [04 Juli 2018].
[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18001, 2007. Occupational Health and
Safety Management System – Requirements.
[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18002, 2008. Occupational Health and
Safety Management System – Guidelines for the Implementation of OHSAS 18001: 2007.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2014. Pasal 1 No. 05 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 1980. No. 01 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan. Jakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, 1996. No. 05 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, 1994. No. 3 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja
Kontrak. Jakarta.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, 2016. No. 9 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Pekerjaan pada Ketinggian. Jakarta.
Ramli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Dian
Rakyat. Jakarta.
Ramli, Soehatman, 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management. Dian Rakyat. Jakarta.
Redja, George E., 2008. Principle of Risk Management and Insurance. 10th Edition. Pearson
Education. Boston.
Sepang, Bryan Alfons Willyam, 2013. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4.
Manado.
Soputan, Gabby E.M., 2014. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Study
Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.
4 No. 4. Manado.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Alfabeta. Bandung.
UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Jakarta.
UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta.
Wicaksono, I. K. dan Singgih, M. L., 2011. Manajemen Risiko K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS. Surabaya.