Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

12
Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 275 kV Galang Simangkuk) Hilman Wardhana 1 , Syahrizal 2 , Andy Putra Rambe 3 1 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia. E-mail: [email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia. E-mail: [email protected] 3 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia. E-mail: [email protected] ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi selalu ada potensi bahaya atau risiko yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup banyak mengenai biaya, material, dan waktu. Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko kecelakaan kerja yang dapat mengganggu aktivitas pekerjaan dalam sebuah proyek. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah kurangnya pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik dan juga kurangnya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada proyek. Pengerjaan proyek tower transmisi merupakan salah satu dari infrastruktur memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi dalam dunia konstruksi dikarenakan kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan APD dan terlepas dari faktor peralatan dan mesin kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko K3, penilaian risiko, dan menentukan pengendaliannya. Metode yang digunakan dalam penilaian risiko pada penelitian ini adalah AS/NZS 4360. Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada responden, dalam hal ini responden yang dituju adalah pihak kontraktor yang memiliki pengetahuan tentang K3 dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat 34 variabel risiko, dengan 4 variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, 20 variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko sedang, dan 10 variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko rendah. Risiko tertinggi yang didapat adalah terjatuh dari ketinggian dengan indeks risiko sebesar 10,439. Dengan adanya pengendalian, diharapkan risiko risiko yang ada mengalami penurunan dalam tingkatan indeks risiko sebesar 1 tingkatan, dengan indeks risiko tertinggi sebesar 4,715 dengan tingkat risiko sedang. Kata kunci: AS/NZS 4360, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Tower Transmisi

Transcript of Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Page 1: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan

Ekstra Tinggi 275 kV Galang – Simangkuk)

Hilman Wardhana1, Syahrizal

2, Andy Putra Rambe

3

1Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155, Indonesia.

E-mail: [email protected] 2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155,

Indonesia.

E-mail: [email protected] 3Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara, Padang Bulan, Medan 20155,

Indonesia.

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi selalu ada potensi bahaya atau risiko yang dapat menyebabkan kerugian

yang cukup banyak mengenai biaya, material, dan waktu. Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko kecelakaan

kerja yang dapat mengganggu aktivitas pekerjaan dalam sebuah proyek. Faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja adalah kurangnya pemahaman tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang

baik dan juga kurangnya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada

proyek. Pengerjaan proyek tower transmisi merupakan salah satu dari infrastruktur memiliki tingkat risiko yang

cukup tinggi dalam dunia konstruksi dikarenakan kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan APD dan

terlepas dari faktor peralatan dan mesin kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko K3,

penilaian risiko, dan menentukan pengendaliannya. Metode yang digunakan dalam penilaian risiko pada

penelitian ini adalah AS/NZS 4360. Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada

responden, dalam hal ini responden yang dituju adalah pihak kontraktor yang memiliki pengetahuan tentang K3

dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat 34 variabel risiko, dengan 4

variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, 20 variabel risiko yang termasuk dalam kategori

risiko sedang, dan 10 variabel risiko yang termasuk dalam kategori risiko rendah. Risiko tertinggi yang didapat

adalah terjatuh dari ketinggian dengan indeks risiko sebesar 10,439. Dengan adanya pengendalian, diharapkan

risiko – risiko yang ada mengalami penurunan dalam tingkatan indeks risiko sebesar 1 tingkatan, dengan indeks

risiko tertinggi sebesar 4,715 dengan tingkat risiko sedang.

Kata kunci: AS/NZS 4360, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja, dan Tower Transmisi

Page 2: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

1. LATAR BELAKANG

Pada saat ini perkembangan konstruksi di

Indonesia sangat cepat. Hal ini dapat terlihat

dari banyaknya pembangunan infrastruktur

seperti : hotel, perumahan, apartemen, irigasi,

dan tower transmisi. Dalam pelaksanaan

proyek konstruksi selalu ada potensi

bahaya/risiko yang dapat menyebabkan

kerugian. Setiap tempat kerja selalu memiliki

risiko kecelakaan kerja yang dapat

mengganggu aktivitas pekerjaan di proyek.

Untuk itu diperlukan sistem Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) guna meminimalisir

terjadinya kecelakaan kerja. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, yang juga dikenal dengan

istilah K3, merupakan suatu upaya yang

bertujuan untuk memelihara kesehatan dan

keselamatan di lingkungan kerja, baik untuk

tenaga kerja, pengurus, dan orang - orang di

sekitar lingkungan kerja. Konstruksi tower

transmisi merupakan salah satu dari bangunan

infrastruktur yang ada di Indonesia. Pekerjaan

konstruksi tower transmisi merupakan

pekerjaan yang memiliki risiko kecelakaan

yang tinggi dikarenakan pekerjaan tersebut

berada pada ketinggian. Dalam pengerjaannya,

ada beberapa risiko yang dapat terjadi pada

konstruksi tower transmisi, misalnya terjatuh

dari ketinggian, tertimpa material besi atau

baut, dan juga tersandung material.

Manajemen risiko K3 yang direncanakan

dengan baik dapat mengurangi dan

mengendalikan risiko pada proyek tersebut.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahaya

Menurut OHSAS 18001:2007 hazard

(bahaya) adalah sumber, situasi atau

tindakan yang berpotensi menimbulkan

kerugian dalam hal luka-luka atau

penyakit terhadap manusia ataupun

kombinasi dari semuanya.

2.2 Risiko

Definisi risiko menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat

yang kurang menyenangkan (merugikan,

membahayakan) dari suatu perbuatan atau

tindakan. Sedangkan menurut AS/NZS

4360:2004, risiko adalah peluang

terjadinya sesuatu yang akan mempunyai

dampak terhadap sasaran, diukur dengan

hukum sebab akibat. Risiko diukur

berdasarkan nilai likelihood dan

consequence.

2.3 Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

Di dalam OHSAS 18001:2007 dijelaskan

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja

merupakan kondisi – kondisi dan faktor –

faktor yang berdampak pada kesehatan

dan keselamatan karyawan atau pekerja

lain (termasuk pekerja kontrak dan

personel kontraktor, atau orang lain di

tempat kerja).

2.4 Manajemen Risiko

Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya

mengelola risiko K3 untuk mencegah

terjadinya kecelakaan yang tidak

diinginkan secara komprehensif, terencana

dan terstruktur dalam suatu kesisteman

yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan

dengan bahaya dan risiko yang ada di

tempat kerja yang dapat menimbulkan

kerugian bagi perusahaan (Ramli,

2010:39).

2.4.1 Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan kegiatan

menganalisa suatu risiko dengan

menentukan besarnya kemungkinan terjadi

dan tingkat dari penerimaan akibat suatu

risiko. Tujuannya adalah untuk

membedakan antara risiko kecil, risiko

sedang, dengan risiko besar dan

menyediakan data untuk membantu

evaluasi dan penanganan risiko (AS/NZS

4360). Dalam penilaian risiko dimana

risiko diformulasikan sebagai fungsi

dari kemungkinan terjadi (Likelihood) dan

dampak (Consequences), atau indeks

risiko sama dengan perkalian

kemungkinan dengan dampak (AS/NZS

4360 : 2004 Risk Management).

Indeks risiko (risk) = Likelihood x

Consequence

Setelah nilai indeks risiko diperoleh, maka

langkah selanjutnya adalah

pengelompokan level risiko berdasarkan

tabel matriks sehingga dapat diketahui

risiko tersebut masuk dalam kategori Very

High (VH), High (H), Moderate (M),

ataupun Low (L). Tingkat atau level dari

risiko merupakan alat yang sangat

penting pada manajemen dalam

pengambilan keputusan, karena melalui

peringkat risiko pihak manajemen dapat

menentukan prioritas dan penanganan

ketika risiko tersebut terjadi.

Page 3: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Nilai

Risiko

Kategori

Risiko Keterangan

1-3 L Low

4-9 M Moderate

10-16 H High

17-25 VH Very High

(Sumber : AS/NZS 4360 : 2004)

3.METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Secara umum data yang

diperoleh dari penelitian dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam kehidupan

manusia (Sugiyono, 2007). Menurut (J.R

Raco, 2010), menjelaskan metode penelitian

adalah sebagai suatu kegiatan ilmiah yang

dilakukan secara bertahap dimulai dengan

penentuan topik, pengumpulan data dan

menganalisis data, sehingga nantinya

diperoleh suatu pemahaman dan pengertian

atas topik, gejala atau isu tertentu.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2007) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Sampel dari

penelitian ini merupakan pihak pelaksana

(kontraktor) yang memiliki jabatan minimal

setingkat dengan mandor. Untuk

menentukan jumlah sampel digunakan

metode Slovin dengan taraf toleransi

kesalahan 5%. Semakin kecil toleransi

kesalahan, semakin akurat sampel

menggambarkan populasi. Misalnya,

penelitian dengan batas kesalahan 5%

berarti memiliki tingkat akurasi 95%.

dimana

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error

tolerance).

3.3 Flowchart Penelitian

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer - Observasi dan

wawancara di

lapangan

- Kuesioner

Data Sekunder - Struktur organisasi

- SOP (Standar

Operasional

Prosedur)

Pengolahan

Data - Uji validitas dan

reliabilitas data

Pengendalian risiko –

risiko K3

Manajemen Risiko K3 Pada

Proyek Tower Transmisi

Analisa Data

Analisa tingkat risiko menggunaan matriks

risiko

Kesimpulan dan Saran

Ya

Tidak

Page 4: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Di dalam bab ini akan dibahas hasil analisis data untuk memperoleh jawaban (output) dari penelitian

ini berdasarkan data yang diperoleh serta hasil observasi lapangan yaitu dengan cara wawancara dan

menyebar kuesioner kepada responden sesuai struktur organisasi yang sudah berpengalaman dalam hal

K3, yang selanjutnya diolah berdasarkan teori-teori dari tinjauan kepustakaan. Kemudian dilakukan

pembahasan mengenai hasil dan pengendalian dari hasil yang diperoleh.

4.1 Data Responden Penelitian Data diperoleh dari hasil wawancara serta penyebaran kuesioner pada beberapa staf pihak kontraktor,

minimal setingkat mandor. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 14 orang responden. Dalam

praktiknya, responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan proyek.

Sebelum melakukan pengisian kuesioner, maksud dan tujuan dari penelitian ini akan dijelaskan

terlebih dahulu. Berikut data responden yang dikategorikan berdasarkan usia, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, dan jabatan. Adapun data – data dibawah ini akan dijelaskan dalam bentuk diagram.

1. Usia Responden

Gambar 4.1 Diagram Usia Responden

Berdasarkan gambar 4.1, hasil survei usia responden dengan total 14 orang, sebanyak 1 orang atau 7%

berusia ≤ 25 tahun, 9 orang atau 64% berusia 26 ≤ x ≤ 35 tahun, dan 4 orang atau 29% berusia ≥ 36

tahun.

2. Tingkat Pendidikan

Gambar 4.2 Diagram Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan gambar 4.2, hasil survei tingkat pendidikan responden dengan total 14 orang, sebanyak 2

orang atau 14% dengan tingkat pendidikan Strata 2 (S2), 7 orang atau 50% dengan tingkat pendidikan

Strata 1 (S1), 3 orang atau 22% dengan tingkat pendidikan Diploma 3 (D3), dan 2 orang atau 14%

dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat.

3. Pengalaman kerja

7%

64%

29%

≤ 25 tahun

26≤X≤35 tahun

≥36 tahun

14%

50%

22%

14% S2

S1

D3

SMA/sederajat

14%

86%

≤ 5 tahun

> 5tahun

Page 5: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Gambar 4.3 Diagram Pengalaman Kerja Responden

Berdasarkan gambar 4.3, hasil survei pengalaman kerja responden dengan total 14 orang, sebanyak 2

orang atau 14% dengan pengalaman kerja ≤ 5 tahun dan 12 orang atau 86% dengan pengalaman kerja >

5 tahun.

4. Jabatan

Gambar 4.4 Diagram Jabatan Responden

Berdasarkan gambar 4.4, hasil survei jabatan responden dengan total 14 orang, sebanyak 2 orang atau

13% dengan masing - masing jabatan Project Engineer, Site Manager, Site Engineer EM, dan Mandor.

Sebanyak 1 orang atau 7% dengan masing – masing jabatan Project Manager, Management Team,

Supervisor K3, Supervisor Sipil dan EM, Administrasi dan Keuangan, serta logistik.

4.2 Analisa Data Berikut ini adalah hasil penilaian risiko yang didapat dari perkalian nilai rata – rata kemungkinan dan

rata – rata dampak pada masing masing pertanyaan di setiap kegiatan.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Risiko

No Kegiatan Potensi

Risiko

Indeks

Risiko

Katego

ri

Risiko

1 Proses

pemasangan

Leg Tower

Pekerja

terjatuh dari

ketinggian

10,439 H

2 Proses

pemasangan

Body Tower

Pekerja

terjatuh dari

ketinggian

10,357 H

3 Proses

pemasangan

Cross Arm

Pekerja

terjatuh dari

ketinggian

10,286 H

4 Proses

Penarikan

Kabel transmisi

Pekerja

terjatuh dari

ketinggian

10,235 H

5 Proses

pemasangan Cross Arm

Tersambar

petir

8,490 M

6

Proses pemasangan

Body Tower

Kaki

pekerja tersandung

material

besi

5,510 M

7 Proses

Penarikan

Kabel transmisi

Kaki

pekerja

tersandung kawat

5,429 M

7% 7%

15%

15%

7% 7% 7%

7%

14%

14%

Page 6: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

konduktor

8 Proses

pemasangan

Leg Tower

Kaki

pekerja

tersandung

material besi

5,143 M

9 Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Isolator

terjatuh mengenai

pekerja

5,051 M

10 Proses pemasangan

Cross Arm

Kaki pekerja

tersandung

material besi

5,041 M

11 Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Tangan

terluka terkena tali

tambang

4,546 M

12 Proses pemasangan

Leg Tower

Mata rusak saat

pengelasan

4,510 M

13 Proses

pemasangan Leg Tower

Box Crane

manual terjatuh

mengenai pekerja

4,439 M

14 Proses

pemasangan Leg Tower

Material

besi terjatuh

4,439 M

15 Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Dehidrasi 4,429 M

16 Proses pemasangan

Body Tower

Material besi terjatuh

4,408 M

17 Proses pemasangan

Cross Arm

Dehidrasi 4,408 M

18 Proses

pemasangan

Leg Tower

Tali

terputus

mengenai

pekerja

4,286 M

19 Proses

pemasangan

Leg Tower

Peralatan

kerja

terjatuh mengenai

pekerja

4,270 M

20 Proses Penarikan

Kabel

transmisi

Tangan tertusuk

kawat

konduktor

4,270 M

21 Proses

Penarikan

Kabel transmisi

Roller

terjatuh

mengenai pekerja

4,133 M

22 Proses

pemasangan

Body Tower

Tali

terputus mengenai

pekerja

4,112 M

23

Proses

pemasangan

Cross Arm

Box Crane

manual

terjatuh

mengenai pekerja

4,112 M

24 Proses

pemasangan Leg Tower

Kulit

terkena percikan api

pada saat

pengelasan

4,082 M

25 Proses

Penarikan

Kaki

pekerja

3,995 L

Page 7: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Kabel

transmisi

tersandung

tali

tambang

26

Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Tangan

terkena peralatan

pada saat

pemotongan kawat

konduktor

3,995 L

27 Proses pemasanga

n Cross

Arm

Peralatan kerja

terjatuh

mengenai pekerja

3,980 L

28 Proses

pemasanga

n Body Tower

Box Crane

manual terjatuh

mengenai

pekerja

3,857 L

29 Proses

Penarikan

Kabel

transmisi

Kaki

terluka

terkena

cangkul

3,847 L

30 Proses

pemasangan Cross

Arm

Tali

terputus mengenai

pekerja

3,827 L

31 Proses

pemasanga

n Cross Arm

Material

besi

terjatuh

3,827 L

32 Proses

Penarikan

Kabel transmisi

Tangan

tergores ujung

kawat

konduktor

3,714 L

33 Proses

pemasanga

n Body Tower

Dehidrasi 3,699 L

34 Proses

pemasanga

n Body

Tower

Peralatan

kerja

terjatuh

mengenai

pekerja

3,480 L

Keterangan :

H (High) : Risiko Tinggi

M (Medium) : Risiko Sedang

L (Low) : Risiko Rendah

Setelah melakukan penilaian indeks risiko, kemudian dilakukan pengendalian risiko dengan

pendekatan sebagai berikut :

1. Menekan kemungkinan

2. Menekan dampak

3. Menghindari risiko

4. Pengalihan risiko

Dengan strategi pengendalian diatas, diharapkan dapat mengurangi nilai risiko yang ada. Dibawah ini

adalah tabel nilai indeks risiko dengan adanya pengendalian.

Tabel 4.12 Indeks Risiko Dengan Adanya Pengendalian

No

. Kegiatan

Potensi

Risiko

Indeks Risiko

Sebelum

Pengend

alian

Setelah

Pengendali

an

1 Proses

pemasang

an Leg Tower

Pekerja

terjatuh dari

ketingg

ian

10,439 4,653

Page 8: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

2 Proses

pemasang

an Body

Tower

Pekerja

terjatuh

dari

ketingg

ian

10,357 4,715

3 Proses

pemasang

an Cross Arm

Pekerja

terjatuh

dari ketingg

ian

10,286 4,501

4 Proses Penarikan

Kabel

transmisi

Pekerja terjatuh

dari

ketinggian

10,235 4,593

5 Proses

pemasangan Cross

Arm

Tersam

bar petir

8,490 3,917

6 Proses

pemasang

an Body

Tower

Kaki pekerja

tersand

ung

materia

l besi

5,510 1,796

7 Proses Penarikan

Kabel transmisi

Kaki pekerja

tersandung

kawat

konduktor

5,429 1,714

8 Proses

pemasangan Leg

Tower

Kaki

pekerja tersand

ung

material besi

5,143 1,571

9 Proses

Penarikan

Kabel transmisi

Isolator

terjatuh mengen

ai

pekerja

5,051 1,551

10 Proses

pemasang

an Cross Arm

Kaki

pekerja

tersandung

materia

l besi

5,041 1,469

11

Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Tangan

terluka

terkena tali

tamban

g

4,546 1,261

12 Proses pemasang

an Leg

Tower

Mata

rusak

saat pengela

san

4,510 1,225

13 Proses pemasang

an Leg

Tower

Box Crane

manual

terjatuh

mengen

ai

pekerja

4,439 2,367

14 Proses

pemasang

an Leg Tower

Materi

al besi

terjatuh 4,439 1,224

15 Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Dehidra

si 4,429 2,428

Page 9: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

16 Proses

pemasang

an Body

Tower

Materia

l besi

terjatuh 4,408 1,195

17 Proses pemasan

gan

Cross Arm

Dehidrasi

4,408 2,481

18 Proses

pemasangan Leg

Tower

Tali

terputus

menge

nai pekerja

4,286 1,143

19 Proses

pemasangan Leg

Tower

Peralat

an kerja

terjatuh

mengenai

pekerja

4,270 1,128

20 Proses

Penarika

n Kabel

transmisi

Tangan

tertusu

k

kawat konduk

tor

4,270 1,128

21 Proses

Penarika

n Kabel transmisi

Roller

terjatuh

mengenai

pekerja

4,133 1,062

22 Proses

pemasan

gan Body Tower

Tali terputu

s

mengenai

pekerja

4,112 1,040

23 Proses

pemasan

gan

Cross

Arm

Box Crane

manual

terjatuh

menge

nai

pekerja

4,112 1,040

24 Proses

pemasan

gan Leg Tower

Kulit

terkena

percikan api

pada

saat pengel

asan

4,082 1,011

25 Proses

Penarika

n Kabel transmisi

Kaki pekerja

tersand

ung tali tamban

g

3,995 0,995

26

Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Tangan terkena

peralat

an

pada

saat

pemotongan

kawat

konduktor

3,995 0,995

27 Proses

pemasangan

Cross

Peralat

an kerja

terjatuh

3,980 0,980

Page 10: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Arm menge

nai

pekerja

28

Proses

pemasangan Body

Tower

Box

Crane manual

terjatuh

mengenai

pekerja

3,857 0,929

29 Proses

Penarikan Kabel

transmisi

Kaki terluka

terkena

cangkul

3,847 0,918

30 Proses

pemasan

gan Cross

Arm

Tali

terputus

menge

nai pekerja

3,827 0,898

31 Proses

pemasan

gan

Cross

Arm

Materi

al besi

terjatuh 3,827 0,898

32

Proses Penarika

n Kabel

transmisi

Tangan

tergores ujung

kawat

konduktor

3,714 0,857

33 Proses

pemasangan Body

Tower

Dehidr

asi 3,699 0,842

34 Proses pemasan

gan Body

Tower

Peralatan

kerja

terjatuh menge

nai

pekerja

3,480 0,693

Berdasarkan tabel diatas, rata – rata indeks risiko setelah adanya pengendalian mengalami penurunan

dalam tingkatan indeks risiko sebesar 1 tingkatan. Sehingga indeks risiko tertinggi berada pada tingkat

risiko sedang, dengan indeks risiko sebesar 4,715 yaitu risiko pekerja terjatuh dari ketinggian dalam

kegiatan proses pemasangan body tower.

5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Diperoleh potensi risiko yang teridentifikasi sebanyak 34 variabel, yang dapat terjadi pada proyek

pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 275 kV Galang – Simangkuk, dengan

potensi risiko terjatuh dari ketinggian adalah risiko yang paling tinggi sebesar 10,439 dengan

tingkat high risk.

2. Diperoleh level atau ranking menurut standar AS/NZS 4360 : 2004 yaitu terdapat 4 risiko tergolong

high risk, 20 risiko tergolong medium risk, dan 10 risiko tergolong low risk.

3. Strategi pengendalian risiko untuk mengurangi potensi risiko adalah dengan melakukan pencegahan

sedini mungkin, dengan cara :

a. Memasang rambu – rambu K3, menggunakan work permit, melakukan Safety Briefing dan

Safety Patrol serta memberikan pelatihan mengenai metode – metode penggunaan alat kerja,

pelaksanaan pekerjaan dan pelatihan tentang K3.

b. Selalu memakai alat pengaman diri (APD), merapikan peralatan kerja dan membersihkan lokasi

proyek dari sisa – sisa material.

c. Menghindari risiko dengan cara melakukan penggantian peralatan kerja dan APD yang tidak

layak pakai.

d. Pengalihan risiko (risk transfer) dengan memberikan asuransi kepada para pekerja.

Page 11: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

6. SARAN

1. Melakukan pemeriksaan terhadap pemakaian APD yang digunakan oleh pekerja dan

pemasangan rambu – rambu K3 serta alat pelindung jatuh seperti safety net di lokasi kerja

guna mencapai target zero accident.

2. Perlu dilakukan pembaharuan SOP dengan menambahkan metode kerja dan juga uraian

kegiatan yang lebih detail agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengerjaannya.

3. Petugas K3 harus selalu berada di lapangan agar megawasi setiap pekerjaan.

7. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Fahmi Nurul, Ida Farida, dan Agus Ismail, 2014. Analisis Manajemen Risiko Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Upper Structure Gedung Bertingkat (Studi Kasus

Proyek Skyland City – Jatinangor). Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Vol.13

No. 1. Garut.

Arifin, Mohamad, 2014. Analisa Resiko dan Implementasi Metode HIRARC (Hazard Identification,

Risk Assessment and Risk Control) pada Satuan Penyelam di Dislambair Koarmatim. Tugas

Akhir. Surabaya.

[AS/NZS] The Australian And New Zealand Standard 4360, 2004. 3rd Edition The Australian And

New Zealand Standard on Risk Management. Broadleaf Capital International Pty Ltd. NSW

Australia.

[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2016. Laporan Keuangan. Jakarta.

[BPJS] Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, 2017. Laporan Keuangan. Jakarta.

Ervianto, Wulfram I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Andi. Yogyakarta.

K., Suma’mur P., 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Toko Gunung Agung.

Jakarta.

Marsden, Eric, (2017, 1 Augustus). Heinrich's domino model of accident causation: https://risk-

engineering.org/concept/Heinrich-dominos [04 Juli 2018].

[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18001, 2007. Occupational Health and

Safety Management System – Requirements.

[OHSAS] Occupational Health and Safety Assesment Series 18002, 2008. Occupational Health and

Safety Management System – Guidelines for the Implementation of OHSAS 18001: 2007.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2014. Pasal 1 No. 05 tentang Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta.

Page 12: Manajemen Risiko K3 Pada Proyek Tower Transmisi (Studi ...

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 1980. No. 01 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja pada Konstruksi Bangunan. Jakarta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja, 1996. No. 05 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja, 1994. No. 3 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja

Kontrak. Jakarta.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, 2016. No. 9 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

Pekerjaan pada Ketinggian. Jakarta.

Ramli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Dian

Rakyat. Jakarta.

Ramli, Soehatman, 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk

Management. Dian Rakyat. Jakarta.

Redja, George E., 2008. Principle of Risk Management and Insurance. 10th Edition. Pearson

Education. Boston.

Sepang, Bryan Alfons Willyam, 2013. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4.

Manado.

Soputan, Gabby E.M., 2014. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Study

Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.

4 No. 4. Manado.

Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Alfabeta. Bandung.

UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Jakarta.

UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta.

Wicaksono, I. K. dan Singgih, M. L., 2011. Manajemen Risiko K3 (Kesehatan dan Keselamatan

Kerja) pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS. Surabaya.