Manajemen Resiko Klinik Ppt

17
MANAJEMEN RESIKO KLINIK Kelompok 4

description

patient safety

Transcript of Manajemen Resiko Klinik Ppt

MANAJEMEN RESIKO KLINIK

MANAJEMEN RESIKO KLINIKKelompok 4PengertianManajemen resiko klinik adalah manajemen klinik di pelayanan kesehatan. Manajemen risiko klinik adalah suatu upaya sistematis rumah sakit dalam rangka mengurangi risiko akibat pelaksanaan pelayanan medik. Manajemen resiko klinis merupakan perilaku dan intervensi proaktif untuk mengurangi kemungkinan cidera dan kehilangan.Proaktif : melalui program program yang dirancang untuk mencegah ,mengendalikan, dan membuat sedikit mungkin keterbukaan pasien terhadap resiko klinis. Reaktif : proses sistematis melakukan identifikasi, evaluasi, dan penanganan resiko klinis jika sudah terjadi (termasuk negosiasi besaran ganti rugi).

Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko berupa risiko klinis dan non klinis.

Risiko klinis adalah seluruh risiko yang dapat dikaitkan langsung dengan layanan medis, maupun layanan lain yang dialami pasien selama dalam institusi kesehatan.

Risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi, maupun risiko finansial.Tujuan Manajemen Resiko KlinikTerhadap pasien :Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan.Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan.

Terhadap staff :Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan staf.

Terhadap institusi :Menjaga reputasiMeminimumkan risiko financial dengan manajemen yang lebih baikMemenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sumber daya yang ada dengan sebaik baiknya

Terhadap publik :Meningkatkan kepercayaan public bahwa dengan program manajemen risiko klinik yang baik keamanan mereka lebih terjamin.

Proses Manajemen ResikoIdentifikasi resiko -> adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansialInstrument:Laporan KejadianReview Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan mencari penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)Pengaduan (Complaint) pelangganSurvey/Self Assesment, dan lain-lainPendekatan terhadap identifikasi risiko meliputi:BrainstormingMapping out proses dan prosedur perawatan atau jalan keliling dan menanyakan kepada petugas tentang identifikasi risiko pada setiap lokasi.Membuat checklist risiko dan menanyakan kembali sebagai umpan balik.

2. Analisa resikoMerupakan proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Sebuah resiko dianalisa untuk mengenali bahaya yang mungkin terjadi dan bagaimana potensi kegawatan yang ditimbulkan oleh bahaya tersebut. Analisa peluang dan dampak ini paling mudah jika dilakukan dengan cara kuantitatif dengan memberi skor satu sampai lima masing-masing pada peluang dan dampak. Makin besar angka, peluang makin sering atau dampak makin berat.

3. Evaluasi risiko -> proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau besarnya dapat diterima atau ditoleransi. Sedangkan kriteria risiko adalah kerangka acuan untuk mendasari pentingnya risiko dievaluasi.

Kategori ResikoWarna ResikoTinjauan penilaian resiko olehFrekuensi TinjauanEkstrim (15 - 25)MerahDirektur eksekutifBulananTinggi (8 - 12)JinggaKepala divisi2 bulanSedang (4 - 6)KuningManajer3 bulanRendah (1 - 3)HijauKepala unit6 bulan4. Pengelolaan Resiko -> Resiko dikelola berdasarkan hasil evaluasi dari setiap resiko yang ada. Pada tahap ini dibuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk menanggulangi resiko.

Bentuk-bentuk penanganan risiko diantaranya:Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau melanjutkan aktivitas yang menimbulkan risikoMengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapat peluang (lebih baik, lebih menguntungkan)Menghilangkan sumber risikoMengubah kemungkinanMengubah konsekuensiBerbagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan pembiayaan risiko)Mempertahankan risiko dengan informasi pilihan.

5. Evaluasi dan tindak lanjut (follow up)Evaluasi sangat penting dilakukan setelah adanya tindakan untuk mengelola resiko. Evaluasi dilaksanakan untuk menilai tindakan apakah sudah tepat atau belum.

Hal yang harus diperhatikan dalam Manajemen Risiko KlinikStandar Operasional Prosedur ( SOP ) dan menetapkan standard kinerja (performance standards) untuk keamanan pasien Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit Dan Pengukuran KinerjaPeraturan Internal Rumah SakitPersetujuan Tindakan Medik

MANAJEMEN RESIKO KLINIK : ASUHAN KEPERAWATAN

Prinsip manajemen resiko klinik merupakan bagian penting dari proses asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan profesional mensyarakatkan pengkajian tentang kondisi pasien, kebutuhannya dan menentukan tujuan-tujuan yang harus di capai. Perencanaan dalam asuhan keperawatan harus berdasarkan kebutuhan tersebut. Proses ini termasuk mengkaji resiko dari kemungkinan terjadinya bahaya.

Area praktek keperawatan untuk manajemen resiko klinik dan keselamatan pasien didasarkan pada proses keperawatan, yaitu :

Assesment/pengkajian : status kesehatan pasien, saat ini dan masa lalu potensi resiko keselamatan pasienDiagnosa Planning/rencana tindakan : rencana asuhanImplementasi : pelakasanaan asuhan sesuai rencanaEvaluation : evaluasi terhadap respon pasien dan outcome

Kesalahan (error) dalam keperawatan dapat diartikan sebagai kesalahan atau kekeliruan dalam melakukan praktek keperawatan atau memberikan pelayanan/asuhan keperawatan

Pada tahap Pengkajian Pengkajian yg menghasilkan yg kurang lengkap, kurang akurat dan kurang relevan dgn status kesehatan pasien dapat terjadi karena kegagalan menggunakan teknik wawancara pemecahan masalah , ketidaktrampilan, kegagalan mengenali gejala atau tanda mengancam pasien.

Pada tahap diagnosaKesalahan akibat gagal mengidentifikasi masalah asuhan keperawatan karena data yg dikumpulkan tidak lengkap sehingga interpretasi terhadap data yg terkumpul tidak tepat Over-diagnosis atau mendiagnosis masalah asuhan keperawatan yg sesungguhnya tidak ada.

Pada tahap pelaksanaan kesalahan memberikan obat, kegagalan menjaga keamanan pasien , kelalaian menggunakan aling-aling tempat tidur dan restrain dengan tepat sehingga terjadi luka lecet atau bahkan jatuh,gagal berespon terhadap permohonan bantuan pasien terjadi dekubitus, kegagalan menjaga rahasia pasien.

Standar praktek keperawatan klinik :

Ketrampilan yang memadaiPengetahuan yang memadaiBukti dari ilmu pengetahuan-keperawatan dasarDokumentasi : kelengkapan, ketepatan ,dan komprehensif, konsistensi pencatatan semua intervensi keperwatan-pelaporanTim kerja multidisiplin/professionalPromosi/pendidikan kesehatanMemelihara & mengembangkan lingkungan terapeutik AK & SOP

TERIMA KASIH