PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK ... · pembimbing klinik terhadap kinerjanya...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK ... · pembimbing klinik terhadap kinerjanya...

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA PEMBIMBING PRAKTEK KLINIK
DI RSUD KABUPATEN SRAGEN
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama
Pendidikan Profesi Kedokteran
Oleh :
Heri Martono
S540907007
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
MINAT UTAMA PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009

ii
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA PEMBIMBING PRAKTEK KLINIK
DI RSUD KABUPATEN SRAGEN
Disusun oleh :
Heri Martono
S540907007
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal :
Pembmbing I Pembimbing II
Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, SpPA(K) Dr. Sri Haryati, MPdNIP. 130 543 977 NIP. 130 818 782
Mengetahui
Ketua Minat Utama
Prof. Dr. dr Didik Tamtomo, PAK, MM, MKKNIP. 130 543 994

iii
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA PEMBIMBING PRAKTEK KLINIK
DI RSUD KABUPATEN SRAGEN
OLEH :
Heri Martono
S540907007
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal :
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. dr Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK .... ............
NIP. 130 543 994
Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ................
NIP. 131 918 507
Anggota Penguji 1. Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, SpPA(K) ................. NIP. 130 543 977
2. Dr. Sri Haryati, MPd ................. NIP. 130 818 782
Surakarta,Mengetahui
Direktur Program Pasca Sarjana Ketua Prgram Studi MKK
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, M.Kes, MM, PAKNIP. 131 472 192 NIP. 130 543 994

iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : Heri Martono
NIM : S540907007
menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul PENGARUH
KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP
KINERJA PEMBIMBING PRAKTEK KLINIK DI RSUD KABUPATEN
SRAGEN adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya
dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyaataan
Heri Martono

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Pengaruh
Kompetensi dan Motivasi pembimbing klinik terhadap kinerja Pembimbing
praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen ”.
Dalam penyusunan tesis ini penulis memperoleh arahan, bimbingan dan
masukan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. HM. Syamsulhadi, Sp.KJ(K), selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr.dr. Didik Tamtomo, M.Kes, MM,PAK, selaku Ketua Program Studi
Kedokteran Keluarga beserta seluruh staff yang telah membantu selama masa
perkuliahan dan menyusun tesis ini.
4. dr. Murdani K, MHPED, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan besarta seluruh staff yang telah membantu selama masa perkuliahan
dan menyusun tesis ini.
5. Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo,SpPA(K), pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan tesis ini.
6. Dr. Sri Haryati, MPd, pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan
dengan penuh kesabaran dalam penyusunan tesis ini.
7. dr. Farid Anshori, MM, selaku Direktur RSUD Kabupaten Sragen yang telah
memberikan ijin penelitian untuk menyusun tesis ini.

vi
8. Rekan-Rekan Mahasiswa Program Pasca Sarjana MKK Minat Utama PPK
Universitas Sebelas Maret yang memberikan dukungan dan semangat dalam
menyusun tesis ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan dalam bentuk apapun kepada penulis.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan
mendapatkan balasan selayaknya dari Allah SWT serta selalu mendapatkan
bimbingan, pertolongan – Nya dalam tugas sehari – hari.
Surakarta,
Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN ……………….……………………………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS…………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………….… v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. ix
ABSTRAK ………………………………………………………………. x
ABSTRACT……………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian ……………………………………... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori ………………………………………… 7
B. Penelitian Relevan……………………………………. 20
C. Kerangka Pikir…………………………………………. 22
C. Hipotesis………………………………………………. 25

viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ……………………………….…. 26
B. Tempat dan Jadual Penelitian ………………………….. 26
C. Populasi ………….. …………………………………… 27
D. Variabel Penelitian …………………………………….. 27
E. Definisi Operasional …………………………………… 28
F. Tehnik Pengumpulan Data …………………………….. 29
G. Instrumen Penelitian………………………………….… 30
H. Tehnik Analisa Data …………………………………... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data…………………………………………. 37
B. Analisis Data…………………………………………… 41
C. Pembahasan…………………………………………….. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………..
B. Impilkasi………………………………………………...
C. Saran ……………………………………………………
52
52
53
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 54
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 55

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Kisi kisi instrument penelitian……………………….
Instrumen penelitian………………………………….
Validitas dan reliabilitas instrument…………………
Data Penelitian……………………………………….
56
57
62
67
Lampiran 5 Hasil analisis deskriptif…… ………………………... 69
Lampiran 6 Hasil uji prasyarat dan uji Regresi............................... 73
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Direktur Pasca Sarjana.. 74
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian dari Kesbanglinmas Kabupaten
Karanganyar………………………............................ 75
Lampiran 9
Lampiran 10
Surat keterangan uji coba instrument di RSUD
Kabupaten Karanganyar …………………………......
Surat keterangan telah melakukan penelitian di RSUD
Kabupaten Sragen.........................................................
76
77

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jadual Penelitian………………………………………… 26
Tabel 2 Hasil Uji reliabilitas instrument penelitian……………… 33
Tabel 3 Klasifikasi kompetensi pembimbing klinik……………... 38
Tabel 4 Klasifikasi motivasi pembimbing klinik………………... 39
Tabel 5 Klasifikasi kinerja pembimbing klinik………………….. 41
Tabel 6 Hasil Uji normalitas…………………………………...... 42
Tabel 7 Hasil Uji Durbin Watson……………………………….. 43
Tabel 8 Hasil Analisa Regresi………………………………….... 44

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik.............................................. 24
Gambar 2 Batas kritis uji Durbin Watson……………………….. 34
Gambar 3 Histogram kompetensi pembimbing klinik……………. 39
Gambar 4 Histogram motivasi pembimbing klinik………………. 40
Gambar 5 Histogram kinerja pembimbing klinik……………….. 41
Gambar 6 Batas kritis uji Durbin Watson……………………… 43

xii
ABSTRAK
Heri Martono, S 540907007, PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PEMBIMBING KLINIK TERHADAP KINERJA PEMBIMBING PRAKTEK KLINIK DI RSUD KABUPATEN SRAGEN. Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kinerja pembimbing klinik yang optimal akan berkontribusi menghasilkan lulusan pendidikan keperawatan yang berkualitas. Namun saat ini masih dijumpai adanya lulusan pendidikan keperawatan yang belum dapat dipergunakan sebagai tenaga profesional. Hal ini dapat disebabkan kinerja pembimbing klinik yang belum optimal.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik (2) mengetahui pengaruh motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik (3) mengetahui pengaruh kompetensi dan motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di RSUD kabupaten Sragen.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik non exsperimendengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini yaitu perawat pembimbing klinik RSUD kabupaten Sragen. Metode analisis data dengan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan (1) dijumpai pengaruh positif kompetensi, pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik dengan nilai koefisien regresi sebesar 1.164 dan nilai uji t–statistik sebesar 8,024, (2)dijumpai pengaruh positif motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanyadalam membimbing praktek klinik dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.266 dan nilai uji t–statistik sebesar 4.060 dan (3) dijumpai pengaruh positif kompetensi dan motivasi pembimbing klinik secara bersama sama terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen dengan nilai R2 = 0.818 dan nilai uji F statistik sebesar 105.276 lebih besar dari batas kritisnya (3,20).
Kata Kunci : Kompetensi, Motivasi, Kinerja, Pembimbing klinik

xiii
ABSTRACT
Heri Martono, Sari 540907007, THE EFECT OF COMPETENCY AND MOTIVATION OF CLINICAL INSTRUCTORES TOWARD JOB EFFORT IN THE GUIDANCE OF CLINICAL PLACEMENT AT SRAGEN DISTRICT GENERAL HOSPITAL (RSUD KABUPATEN SRAGEN). Thesis: Post Graduate Program, Sebelas Maret University.
Optimally of job effort of clinical instructor will contribute to outcome the qualified of nursing graduates. However, now there are many numbers of nursing graduates who are not qualified as professional. This condition can be caused by the low of the clinical instructors’ job effort.
The purpose of this study is (1) to explore the effect of competency of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement (2) to explore the effect of motivation of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement (3) to explore the effect of competency and motivation of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement at Sragen District General Hospital (RSUD Kabupaten Sragen).
This study utilized the non experimental analyzed description with the cross sectional approach. The subject of this the study is nurses who became as clinical instructor at Sragen District General Hospital (RSUD Kabupaten Sragen).The analyzing of data in this study utilized the regression test.
The result of this study shows that there is (1) a positive effect of competency of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement with regression coefficient value of 1.164 and t-test value 8.024. Moreover there is (2) a positive effect of motivation of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement with regression coefficient value of 0.266 and t-test value 4.060. Futhermore, there is (3) a positive effect of competency and motivation of clinical instructors toward job effort in the guidance of clinical placement at Sragen District General Hospital (RSUD Kabupaten Sragen) with R2 value = 0.818 and statistic F test = 105.275 > critically level (3.20).
Keywords: Competency, Motivation, Job Effort, Instructor clinical.

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja pembimbing praktek klinik yang optimal akan berkontribusi
menghasil lulusan pendidikan keperawatan yang dapat dipergunakan menjadi
tenaga profesional bidang keperawatan. Namun saat ini masih dijumpai adanya
kendala mengenai lulusan pendidikan keperawatan. Dikemukakan Budiarja, 2004
“ Kualitas lulusan pendidikan keperawatan saat ini masih belum seperti yang
diharapkan karena belum dapat dipergunakan secara langsung menjadi tenaga
professional “
Menurut Simanjuntak (2004 : 6) “ perawat yang lulus dari program pendidikan
keperawatan belum memiliki kompetensi yang sesuai standar bertaraf
Internasional, sehingga perlu pembenahan di dalam institusi pendidikan
keperawatan” .
Hal ini dapat disebabkan kinerja pembimbing praktek klinik dan dosen belum
optimal, kurikulum dan pengelolaan pendidikan keperawatan yang belum seperti
yang diharapkan, kegiatan pembelajaran praktek klinik belum efektif.
Kegiatan pembelajaran praktek klinik sangat penting bagi mahasiswa
program pendidikan keperawatan. Pembelajaran praktek klinik adalah kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan nyata di
rumah sakit. Menurut Ewan, R, (1994 : 23) pembelajaran klinik merupakan
jantungnya proses pendidikan pada program pendidikan keperawatan. Kegiatan
ini memungkinkan mahasiswa keperawatan menerapkan berbagai dasar macam
pengetahuan, ketrampilan yang sebelumnya sudah dipelajari dalam pembelajaran

2
dikelas dan laboratorium. Bahkan dapat juga mahasiswa memperoleh berbagai
macam pengetahuan dan ketrampilan secara praktis dari tempat praktek.
Dalam kegiatan praktek klinik terjadi proses interaksi antara mahasiswa,
pasien dan pembimbing klinik. Mahasiswa belajar memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien dirumah sakit. Selama memberikan pelayanan kepada
pasien, telah terjadi proses belajar yang sangat komplek. Mahasiswa belajar
mengidentifikasi keluhan dan tanda penyimpangan kesehatan sebagai data pasien,
menganalisa data, menentukan masalah, menetapkan rencana tindakan,
melakukan tindakan dan menilai efektifitas tindakan yang telah dilakukan. Dalam
memberikan pelayanan kepada pasien diperlukan berbagai jenis ketrampilan
keperawatan, sehingga kegiatan pembelajaran praktek klinik dapat menumbuh -
kembangkan kemampuan melakukan berbagai jenis ketrampilan profesional.
Peran pembimbing praktek klinik dalam kegiatan pembelajaran praktek
klinik sangat berarti sekali agar pelaksanaan pembelajaran menjadi efektif.
“ Dikemukakan Ewan, R, (1994 :23) bahwa pembelajaran praktek klinik
merupakan masa transisi dari situasi belajar dikelas ke situasi pelayanan yang
sesungguhnya, yang memungkinkan mahasiswa mengalami kecemasan yang
tinggi, keragu - raguan dan kebingungan “.
Untuk mengatasi permasalahan pada diri mahasiswa, maka diperlukan kinerja
pembimbing praktek klinik yang baik.
Pembimbing praktek klinik memiliki berbagai peran dan dapat menjadi
indikator kinerja pembimbing praktek klinik. Peran pembimbing praktek klinik
tersebut meliputi peran manajer, peran konselor, peran instruktur, peran observer,
peran feedback dan peran evaluator. Bilamana pembimbing praktek klinik mampu
memberikan perannya tersebut, kinerja pembimbing praktek klinik menjadi baik

3
dan pembelajaran praktek klinik akan menjadi efektif yang artinya pembelajaran
praktek klinik dapat mencapai tujuan, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas
lulusan pendidikan keperawatan.
Pembimbing praktek klinik mempunyai kontribusi meningkatkan kualitas
pembelajaran praktek klinik, karena memiliki berbagai peran mulai dari
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran praktek klinik.
Sehingga untuk meningkatkan mutu pembelajaran praktek klinik, dapat ditempuh
dengan cara meningkatkan kinerja pembimbing praktek klinik.
Kinerja pembimbing praktek klinik dipengaruhi kompetensi profesional
yang dimiliki, motivasi berprestasi yang dapat mendorong perilaku pembimbing
praktek klinik dalam proses pembelajaran praktek.
Menurut Ewan, R (1994 :26) “ Pembimbing praktek klinik harus memiliki
kompetensi memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, mulai dari
mengkaji masalah masalah pasien sampai memberikan tindakan mengevaluasi
efektifitas tindakan tersebut, sehingga dapat menjadi contoh bagi mahasiswa
ditempat pelayanan tersebut ”.
Kompetensi ini dapat dipertahankan dengan cara pembimbing praktek klinik
senantiasa secara rutin melakukan kegaiatan memberikan pelayanan kepada
pasien di rumah sakit bila mana tidak ada kegiatan mengajar di kelas.
Motivasi sangat diperlukan bagi pembimbing praktek klinik melakukan
aktivitas membimbing mahasiswa. Orang yang memiliki motivasi tinggi biasanya
lebih gigih, realistis, agresif dan cenderung bertindak, sehingga motivasi ini
sangat diperlukan bagi pembimbing klinik yang membutuhkan inisiatif dan kreatif
serta keahlian tertentu.

4
Berdasarkan survay pendahuluan terhadap 15 orang perawat di bangsal
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sragen tempat praktek mahasiswa
keperawatan, sebagian besar (75 %) melaporkan bahwa frekwensi kehadiran
pembimbing dari akademik sangat jarang, umumnya datang ketika hari pertama
dan hari terakhir periode praktek klinik. Sedangkan pembimbing praktek klinik
dari tempat praktek (ruangan praktek) banyak disibukkan dengan aktivitas
pelayanan perawatan, bahkan sering kurang memperhatikan mahasiswa yang
sedang menjalankan praktek. Hal ini dapat mengindikasikan kurangnya motivasi
pembimbing praktek klinik untuk membimbing mahasiswa di rumah sakit.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang
Pengaruh kompetensi dan motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam
membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan kondisi pada latar belakang diatas, masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh kompetensi dan motivasi pembimbing
klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik?. Secara rinci
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh yang signifikan kompetensi pembimbing klinik terhadap
kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen ?
2. Adakah pengaruh yang signifikan motivasi pembimbing klinik terhadap
kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen ?

5
3. Adakah pengaruh yang signifikan kompetensi dan motivasi pembimbing
klinik secara bersama–sama terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek
klinik di RSUD Kabupaten Sragen ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerjanya
dalam membimbing praktek klinik RSUD Kabupaten Sragen.
2. Mengetahui pengaruh motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam
membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen.
3. Mengetahui pengaruh kompetensi dan motivasi pembimbing klinik secara
bersama-sama terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di
RSUD Kabupaten Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dari segi ilmiah diharapkan dapat menambah
khasanah pengetahuan di bidang manajemen pendidikan, khususnya berkaitan
dengan pengembangan sumberdaya pendidikan keperawatan: pembimbing
praktek klinik.
Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Para pembimbing praktek klinik RSUD Kabupaten Sragen dalam rangka
meningkatkan kompetensinya untuk meningkatkan kinerja pembimbing
praktek klinik.

6
2. Pihak Diklat RSUD Kabupeten Sragen dalam upaya menyelenggarakan
kegiatan–kegiatan yang bertujuan meningkatkan kinerja pembimbing praktek
klinik.
3. Para peneliti yang ingin meneliti faktor–faktor lain yang berkaitan dengan
kinerja pembimbing praktek klinik.

7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Pembimbing klinik adalah seseorang yang diangkat dan diberikan tugas
oleh institusi pelayanan/ pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan
kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran praktek klinik
di Rumah Sakit (Pusdiknakes, 2004: 8). Menurut Baillie (1994: 1) pembimbing
klinik (Clinical teacher) adalah pembimbing/guru perawat (Nurse teacher).
Kegiatan pembelajaran klinik merupakan suatu bentuk kegiatan belajar mengajar
dalam konteks pelayanan nyata. Maksudnya mahasiswa belajar memberikan
pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut.
Mahasiswa belajar bekerja sesuai dengan standar pelayanan profesi keperawatan.
Selama proses pembelajaran klinik keperawatan terjadi proses interaksi antara
pembimbing klinik – mahasiswa dan pasien. Ketiga komponen ini akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran praktek klinik
keperawatan. Penelitian ini memfokuskan perhatian terhadap komponen
pembimbing klinik yang meliputi kompetensi dan motivasi pembimbing klinik
pengaruhnya terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
1. Kinerja Pembimbing Klinik
Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan dan kemampuan kerja. Thomas C. (dalam Timpe, 1999 : 224)
menyatakan bahwa “kinerja merupakan akumulasi tiga elemen yang saling

8
berkaitan, yakni ketrampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal “. Tingkat
ketrampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seorang karyawan ke
tempat kerja seperti pengetahuan kemampuan, kecakapan – kecakapan teknis.
Menurut manajemen istilah performance atau disebut juga kinerja. Kinerja
dapat berupa proses dan hasil kerja secara individu maupun organisasi. Hal ini
berguna bagi pengukuran keefektifan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana.
Longenecker & Pringle (dalam Bacal, 2001: 4) mengemukakan bahwa
pengendalian kinerja berarti pemantauan organisasi terhadap penetapan
pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Keefektifan penetapan tujuan dan
pelaksanaan rencana ini relatif tergantung kepada sumberdaya manusia dalam
organisasi. Dengan demikian kinerja berupa kemampuan individu dalam
melaksanakan rencana menurut standart tertentu untuk mencapai tujuan.
Menurut Winardi (1989: 328) kinerja berhubungan dengan aspek tugas
pokok yaitu perilaku, hasil dan keefektifan organisasi. Perilaku menunjukkan
kegiatan dalam pencapaian tujuan. Sementara hasil menunjukkan keefektifan
perilaku individu, yang bersifat obyektif maupun subyektif, sedangkan keefektifan
organisasi merupakan langkah – langkah dalam pertimbangan hasil kerja
organisasi, menekankan pada aspek proses.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja sebagai perilaku
kerja seseorang untuk mencapai tujuan. Hasil yang dicapai menunjukkan
keefektifan perilaku kerja yang bersangkutan. Perilaku kerja seseorang
dipengaruhi dua faktor (1) faktor dalam diri individu seperti ketrampilan dan

9
upaya yang dimiliki dan (2) faktor luar diri invidu seperti keadaan ekonomi,
kebijakan pemerintah, terlambatnya bahan mentah dan sebagainya.
a. Tugas Pembimbing Klinik
Pembimbing klinik adalah seseorang yang diberikan tugas untuk
memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan
pembelajaran praktek klinik di Rumah Sakit (Pusdiknakes, 2004: 8). Makna kata
bimbingan dalam pembelajaran praktek klinik indentik dengan proses kegiatan
belajar mengajar.
Pusdiknakes (2004 : 9) menetapkan tugas yang dapat dikerjakan
pembimbing klinik dalam rangka kegiatan pembelajaran praktek klinik yaitu : (a)
merumuskan tujuan pembelajaran praktek klinik, (b) menentukan indikator
pencapaian target kompetensi praktek, (c) mengidentifikasi tempat praktek klinik,
(d) mengidentifikasi dan menentukan peralatan/sumber yang diperlukan selama
pembelajaran praktek klinik, (e) memfasilitasi mahasiswa memperoleh target
kompetensi dan alat – alat yang digunakan (f) memecahkan masalah belajar
praktek, (g) membangkitkan dan mendorong semangat mahasiswa selama
mengikuti pembelajaran praktek klinik dan menghargai kerja mahasiswa, (h)
memberikan contoh pelayananan keperawatan terhadap pasien secara nyata
kepada mahasiswa, (i) melakukan penilaian kepada mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran praktek klinik, (j) membuat laporan pembelajaran praktek klinik.
Menurut Turney (dalam Ewan, 1994: 115) peran yang diharapkan dari
pembimbing klinik agar pembelajaran klinik efektif dan efisien adalah peran

10
manajerial, konselor, evaluator, memberikan penilaian, observer dan memberikan
umpan balik terhadap pencapaian tugas mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pembimbing
klinik dalam kegiatan penyelenggaraan pembelajaran klinik adalah merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran praktek klinik.
b. Penilaian Kinerja Pembimbing Klinik
Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang
diharapkan pemimpin untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama
lain. Penilai kinerja harus dapat mengenali prestasi karyawan dan dapat membuat
rencana untuk meningkatkan kinerja karyawan. Penilaian kinerja harus
memungkinkan pekerjaan dapat diorganisasikan dengan baik serta memberikan
kepuasan, pencapaian dan pemerkayaan jabatan lebih besar. Penilaian kinerja
harus mengkaji kinerja karyawan. Bila penilaian kinerja mengkaji kepribadian
karyawan, maka penilaian tersebut tidak dapat mengukur tingkat produktifitas
kerja karyawan atau besarnya kontribusi karyawan dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dengan menggunakan standart
yang telah ditetapkan dapat mendorong karyawan berusaha melakukan tindakan
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Timpe,
1999:244).
Lebih lanjut Timpe menyampaikan, bahwa pemimpin dapat melakukan
penilaian dengan tepat melalui penilaian secara teratur, sistematis, dan konsisten.
Selama penilaian, pemimpin harus menciptakan suasana santai bukan suasana
tegang dan mengkaji keseluruhan kinerja dengan menyebutkan contoh–contoh

11
spesifik serta mengarahkan kritik kepada kinerja, bukan kepada pribadi karyawan.
Agar dapat bersikap terus terang dan bijaksana dalam membahas kekurangan –
kekurangan karyawan, pemimpin harus merujuk faktor - faktor yang dapat diukur
dalam mengevaluasi kinerja. Karyawan didorong untuk mengutarakan
kegagalannya dalam bekerja, supaya pemimpin dapat memahami penyebab –
penyebabnya, mereka dapat meningggalkan pertemuan tersebut berbekal langkah
– langkah khusus untuk memperbaikinya dan pemimpin dapat mengikuti
penilaian tersebut dengan tugas – tugas kerja yang didesain untuk memperbaiki
kinerja.
Penilaian adalah waktu ideal untuk memusatkan perhatian kepada sasaran
sasaran individu, bukan sasaran unit. Ini adalah peluang untuk menyentuh bagian
dasar dan membandingkan hasil – hasil kerja dengan tolok ukur yang telah
disepakati sebelumnya. Pemimpin memberikan pengharapan atas prestasi dan
pekerjaan yang dilakukan dengan memuaskan. Karyawan diberi peluang untuk
mengatakan kepada pengawas, alasan mereka tidak berprestasi seperti yang telah
disepakati. Kemudian akan ada penelitian timbal balik mengapa sasaran dapat
dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi.
Sasaran penilaian adalah untuk membuat pandangan tentang diri mereka
sendiri seperti apa adanya. Orang yang dinilai harus mengenali kebutuhan untuk
memperbaiki kinerja dan memberikan komitmen terhadap suatu rencana
perbaikan kinerja. Harus ada kesepakatan bersama tentang rencana pengembangan
untuk masa penilaian mendatang. Pengawas harus tetap waspada terhadap
kemajuan karyawan sepanjang tahun pada saat rencana pengembangan tersebut

12
dilaksanakan. Karyawan berada pada posisi yang jauh lebih baik untuk
menentukan kemajuan individu ke arah tingkat kinerja yang lebih tinggi bila dia
terlibat dalam penulisan standar kinerja untuk kinerja kerja yang akan datang serta
menggunakan ukuran–ukuran yang telah saling disepakati dengan pengawas.
Berkaitan dengan penilaian kinerja, Bacal (2001:116) membahas tiga
metode penilaian kinerja, yaitu sistem penilaian, sistem perangkat dan
berdasarkan tujuan. Sistem penilaian dideskripsikan sebagai “buku rapor tempat
kerja hampir serupa yang digunakan guru–guru di sekolah terhadap murid–
muridnya. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu suatu daftar karakteristik,
bidang ataupun perilaku yang akan dinilai dan sebuah skala ataupun cara lain
untuk menunjukkan tingkat kinerja dari tiap hal.
Sistem peringkat meliputi membandingkan orang satu dengan orang lain
dan menentukan apakah seseorang lebih baik, setara ataupun kurang baik
dibandingkan rekan sekerjanya. Hal ini dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang
sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan penilaian berdasarkan tujuan mengukur
kinerja seseorang berdasarkan standar ataupun target yang dirundingkan secara
perorangan. Sasaran dan standar yang ditetapkan semasa perencanaan penilaian
kinerja ditetapkan secara perorangan agar memiliki fleksibilitas yang
mencerminkan tingkat perkembangan serta kemampuan setiap karyawan.
Relenvasinya dengan sasaran penilaian pembimbing klinik adalah untuk membuat
pembimbing klinik yang dinilai memandang diri mereka sendiri seperti apa
adanya, mengenali kebutuhan perbaikan kinerja dan untuk berperan serta dalam
membuat rencana perbaikan kerja.

13
Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud kinerja pada penelitian ini
adalah kinerja pembimbing klinik yaitu perilaku kerja pembimbing klinik dalam
kegiatan pembelajaran praktek klinik. Indikator kinerja pembimbing klinik
meliputi perilaku (a) merencanakan pembelajaran praktek, (b) melaksanakan (c)
melakukan evaluasi pembelajaran praktek (d) membuat laporan pembelajaran
praktek klinik yang merupakan tugas pembimbing klinik.
2. Kompetensi Pembimbing Klinik
Untuk dapat memenuhi peranan dan melaksanakan tugasnya sebagai
pembimbing klinik dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
membuat laporan pembelajaran praktek klinik diperlukan kemampuan atau
kompetensi tertentu, sehingga akan menghasilkan pembelajaran praktek klinik
yang efektif. Banyak yang mendefinisikan tentang kompetensi diantaranya yaitu:
a. Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan (Muhibbin Syah, 2004 :
229). Lebih lanjut Muhibbin Syah menyatakan kompetensi adalah
keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.
b. Menurut McAshan (dalam Mulyasa, 2004 : 38) kompetensi adalah
pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dirinya, sehingga ia dapat melakukan tindakan
dengan sebaik-baiknya.
c. Menurut Ewan, R (1994: 35) kompetensi adalah kemampuan sekelompok
aktivitas yang baik sesuai dengan perannya.

14
d. Menurut National Training Board Australia (dalam Pusdiknakes, 2003 :
6), “ Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan
serta penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu
pekerjaan atau perusahaan atau lintas industri, sesuai dengan standar
kinerja yang disyaratkan”.
e. Menurut Johnson (dalam Uzer Usman, 2004 : 14) menyatakan bahwa:
“ Competency as a rational performans wich satisfactorily meets the
objective for a desired condition.” Kompetensi merupakan perilaku yang
rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Lebih lanjut Uzer Usman menyatakan bahwa kompetensi
guru merupakan kemampuan dan kewenangan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
persyaratan kemampuan minimal dan kewenangan yang harus dimiliki seseorang
untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan agar menghasilkan hasil kerja sesuai
standar. Relevansinya dengan kompetensi pembimbing klinik adalah persyaratan
kemampuan minimal dan kewenangan yang harus dimiliki pembimbing klinik
untuk dapat melaksanakan pekerjaan sebagai pembimbing praktek klinik agar
menghasilkan hasil kerja sesuai standar pembelajaran praktek klinik. Berdasarkan
definisi tersebut bila dikaitkan dengan pembimbing klinik agar dapat melakukan
pekerjaan pembimbing klinik dengan baik dan benar, maka pembimbing klinik
perlu memiliki : (1) pengetahuan tentang tugas yang akan dilakukan dan
bagaimana mengerjakannya, (2) ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan

15
tugasnya, (3) sikap kerja yang dibutuhkan untuk dapat mengerjakan tugas dengan
baik dan benar, dan (4) kekuatan fisik yang cukup.
Kompetensi sebagai pembimbing klinik diperoleh seseorang tidak secara
kebetulan melainkan diperoleh melalui proses pendidikan yaitu pendidikan profesi
keperawatan dan pendidikan profesi keguruan atau kependidikan. Pendidikan
profesi keperawatan untuk mendapatkan kompetensi pembimbing klinik dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dan merupakan materi yang
akan diberikan dalam pembelajaran klinik. Pendidikan profesi keguruan/
kependidikan untuk mendapatkan kompetensi mengenai pembelajaran.
Berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki pembimbing klinik,
Pusdiknakes RI (2004: 8) menetapkan persyaratan - persyaratan menjadi
pembimbing klinik yaitu:
a. Memiliki latar belakang pendidikan profesional yang sesuai.
b. Memiliki pengalaman bekerja memberikan pelayanan keperawatan di
klinik selama tiga tahun. Menurut Alspach, Griff (1994 : 203)
pengalaman bekerja sebagai perawat klinik selama 2-3 tahun
memungkinkan individu tersebut menjadi kompeten dalam bidang
pelayanan keperawatan.
c. Memiliki ijin praktek yang diterbitkan oleh organisasi profesi.
d. Memiliki latar belakang pendidikan kependidikan/keguruan (akta
mengajar, perkerti).
e. Memiliki pengalaman mengikuti pelatihan pembimbing klinik.

16
Persyaratan tersebut bila dicermati kompetensi pembimbing klinik terdiri
kompetensi sebagai seorang dosen/pengajar dan kompetensi sebagai seorang
perawat. Kompetensi sebagai seorang dosen/pengajar meliputi kemampuan
merencanakan pembelajaran praktek klinik, kemampuan melaksanakan
pembelajaran praktek klinik, kemampuan menyusun alat evaluasi pembelajaran
praktek klinik, kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran praktek klinik.
Kompetensi sebagai perawat meliputi kemampuan melakukan pengkajian
keperawatan (Nursing assessment), kemampuan menganalisis fakta atau data
pasien dan menentukan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis), kemampuan
menyusun perencanaan (Nursing plan), kemampuan melaksanakan tindakan
keperawatan (Nursing implementation) dan kemampuan mengevaluasi
keperawatan (Nursing evaluation).
Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud kompetensi pembimbing
klinik dalam penelitian ini adalah kemampuan minimal pembimbing klinik yang
digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran praktek klinik. Sebagai
indikator kompetensi pembimbing klinik yaitu kemampuan profesi keperawatan
dan kemampuan keguruan / kependidikan. Kemampuan profesi keperawatan dapat
diukur dengan latar belakang pendidikan profesi keperawatan, pengalaman
bekerja di tempat pelayanan klinik, pendidikan /pelatihan pengembangan
ketrampilan khusus, masa berlakunya surat ijin praktek perawat (SIP), lamanya
waktu praktek. Kemampuan keguruan atau kependidikan diukur dengan latar
belakang pendidikan kependidikan atau keguruan, pelatihan atau kursus
ketrampilan pembimbing klinik, pengalaman menjadi pembimbing klinik.

17
3. Motivasi Pembimbing Klinik
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus ada
dalam setiap usaha untuk mewujudkan tujuan organisasi yang lebih efektif,
efisien, produktif dan berkualitas. Hal ini karena motivasi merupakan proses
psikis yang akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan.
Menurut para pakar motivasi, para pejabat pada tingkat - tingkat jabatan
tertentu umumnya manajer madya keatas memiliki motivasi diri yang lebih tinggi
dibandingkan dengan manajer dibawahnya. Semakin tinggi jabatan seseorang,
semakin tinggi motivasi dirinya. Hal ini dikarenakan aktualisasi dirinya semakin
berkembang dan semakin stabil. Sebaliknya semakin rendah jabatan seseorang
akan semakin rendah pula motivasi dirinya, karena kebutuhan primernya masih
dominan. Para ahli psikologi berbeda–beda dalam mendefinisikan tentang
motivasi, tetapi perbedaan–perbedaan tersebut justru saling melengkapi, berikut
pendapat para ahli psikologi tentang motivasi.
Kreitner (2003 :248) menyatakan motivasi berasal dari bahasa latin yaitu
Movere yang artinya “ pindah”. Motivation berarti menggerakkan. Motivasi dapat
juga diartikan tujuan, keinginan, hasil kerja, dorongan, gejala, obyektif dan
maksud. Motivasi adalah kondisi internal yang spesifik dan mengarahkan
perilaku seseorang ke suatu tujuan. Achievement atau prestasi diartikan sebagai
kesuksesan setelah didahului oleh suatu usaha. Prestasi merupakan dorongan
untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan
sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin. (Lefton, 1982: 156).

18
Moekijat (2001:10) mengemukakan bahwa motivasi merupakan proses
atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak/berperilaku dengan cara
tertentu. Proses motivasi mencakup tiga hal yaitu pengenalan dan penilaian
kebutuhan yang belum terpuaskan, penetuan tujuan yang akan menentukan
kepuasan dan penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
Menurut Buchari Zainun (1997:103) motivasi adalah suatu konsep yang
diutarakan sebagai kebutuhan (needs) dan rangsangan (incentives) yang keduanya
tidak ubahnya seperti kedua sisi mata uang logam. Selanjutnya Berelson dan
Steiner (dalam Sinungan, M, 1997:104) mengatakan bahwa motivasi dapat
ditimbulkan oleh kebutuhan, daya dorong, keinginan dan keamanan yang
merupakan penyebab yang mendasari perilaku seseorang. Perilaku seseorang
dalam proses motivasi di konsep manajemen didorong adanya kebutuhan.
Kebutuhan tersebut akan menimbulkan daya dorong dalam diri seseorang
sehingga menimbulkan keinginan, harapan dan cita–cita. Perilaku seseorang
selalu berorientasi kepada harapan atau tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan.
Bilamana kebutuhan terpenuhi akan menimbulkan kepuasan.
McClelland (dalam Kreitner, Robert, 2003 : 255) mengemukakan tiga teori
kebutuhan manuasia yaitu kebutuhan prestasi (need of achievment), kebutuhan
afiliasi (needs of affiliation) dan kebutuhan akan kekuasaan (needs of power).
Teori tiga kebutuhan McClelland tersebut dikembangkan oleh tim AMT
(Achievment Motivation Trainning) yang menyatakan bahwa perilaku yang
berhubungan dengan ketiga motivasi kebutuhan tersebut memiliki tiga dimensi
yaitu motif berprestasi, motif bersahabat, motif berkuasa.

19
Natoatmojo, Sukijo (2000: 75) menyatakan motif adalah suatu dorongan
dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motif tidak dapat diamati, tetapi dapat
ditanyakan alasan – alasan individu melakukan tindakan tersebut.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
kekuatan yang dapat mendorong individu untuk melakukan suatu perbuatan atau
perilaku tertentu untuk mencapai suatu tujuan pemenuhan kebutuhan. Motivasi
tidak dapat diamati, tetapi dapat diketahui melalui alasan–alasan individu
melakukan tindakan.
Motivasi sebagi proses batin/psikologi yang terjadi pada diri seseorang,
sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Secara garis besar ada dua faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi individu yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi dapat ditimbulkan kondisi
lingkungan seperti lingkungan tempat bekerja. Dalam hal ini meliputi kebijakan
kebijakan, standart kerja, program kerja, sarana prasarana.
Faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap motivasi antara lain
pembawaan, pendidikan, pengalaman masa lalu, keinginan, harapan masa depan.
Faktor internal dapat menimbulkan berbagai karakteristik pada individu seperti
kemampuan kerja, semangat kerja, rasa kebersamaan dalam kelompok, prestasi
atau produktivitas kerja.
Dengan demikian relevansinya dengan motivasi pembimbing klinik adalah
kekuatan yang mendorong pembimbing klinik melakukan kegiatan pembelajaran
praktek klinik bagi mahasiswa di rumah sakit. Dalam konteks ini yang dimaksud

20
dengan motivasi pembimbing klinik adalah motivasi berprestasi pembimbing
klinik yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di
dalam proses pembelajaran praktek klinik meliputi kegiatan merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran praktek klinik. Sebagai indikator
motivasi berprestasi pembimbing klinik yaitu semangat kerja pembimbing klinik,
melakukan pemeliharaan, berorientasi kualitas dan berorientasi prestasi
B. Penelitian Penelitian yang relevan
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian mengenai
pembimbing klinik sekarang ini, sesuai dengan hasil penelusuran penulis antara
lain yang dilakukan oleh :
1. Widodo, 2002 dengan judul penelitian “ A survey of the roles of the clinical
teachers in the clinical setting. Tempat penelitian ini di Politeknik Kesehatan
Surakarta dan yang menjadi populasi penelitian atau responden penelitiannya
yaitu dosen atau pembimbing yang memperoleh tugas membimbing
Mahasiswa keperawatan yang sedang praktek klinik di Rmah Sakit. Hasil
penelitian dilaporkan bahwa sebagian besar (75 %) pembimbing klinik
mengatakan berperan menjadi manajerial, konselor, evaluator, memberikan
penilaian, observer dan memberikan umpan balik terhadap pencapaian tugas
Mahasiswa, dan sebagian kecil (10 %) yang berperan memberikan pelayanan
kepada pasien secara penuh.
2. Siti Lestari, 2002 dengan judul penelitian “ Nursing student’s perception of the
characteristics of effective clinical. Hasil penelitian ini dilaporkan bahwa

21
sebagian besar responden (Mahasiswa keperawatan yang sedang praktek)
mengatakan praktek klinik yang efektif diperlukan pembimbing klinik yang
cukup dan memiliki kompetensi untuk menjadi instruktur tindakan
keperawatan, juga diperlukan jumlah kasus penyakit serta peralatan yang
memadai. Sebagaian responden juga mengharapkan adanya dukungan dari
rumah sakit untuk memfasilitasi kegiatan praktek klinik.
3. Harnanto, A.M, 2003 dengan judul “ The specific continuing Education Needs
Perceived by Nurses at dr. Moewardi Hospital, Surakarta, Central Java,
Indonesia. Hasil penelitian sebagian responden mengharapkan adanya kegiatan
pelatihan tentang pembimbing klinik secara berkesinambungan, dan sebagian
besar juga mengharapkan adanya program peningkatan strata pendidikan bagi
para perawat yang menjadi pembimbing/instruktur agar kompetensinya
mengikuti perkembangan dan dapat melaksanakan tugas sebagai pemberi
pelayanan kepada pasien maupun membimbing mahasiswa yang sedang
praktek.
4. Sudiro, 2004, Kompetensi, Motivasi dan Kepemimpinan kontribusinya
terhadap kinerja pembimbing klinik. Hasil penelitian dilaporkan bahwa
kompetensi, motivasi dan kemimpinan memiliki kontribusi secara positif dan
signifikan terhadap kinerja pembimbing klinik Poltekkes Surakarta. Kemudian
direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja pembimbing klinik diperlukan
peningkatan kompetensi dosen pembimbing, peningkatan motivasi dan
meningkatkan kualitas kepemimpinan dalam penyelenggaraan praktek klinik.

22
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing
praktek klinik.
Kompetensi pembimbing klinik adalah kemampuan minimal pembimbing
klinik yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran praktek klinik.
Kompetensi pembimbing klinik meliputi kemampuan profesi keperawatan yang
merupakan materi yang akan diberikan kepada peserta didik dalam kegiatan
praktek klinik dan kemampuan keguruan /kependidikan yang merupakan
kemampuan atau ketrampilan untuk memberikan materi atau ilmu keperawatan
klinik kepada peserta praktek klinik. Terkait dengan konsep kinerja, yang dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan
kemampuan kerja. Kinerja merupakan akumulasi tiga elemen yang saling
berkaitan, yakni ketrampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal. Kinerja
pembimbing klinik merupakan sebagai perilaku kerja pembimbing klinik untuk
mencapai tujuan kegiatan praktek klinik. Hasil yang dicapai menunjukkan
keefektifan perilaku kerja pembimbing klinik. Perilaku kerja pembimbing klinik
dipengaruhi faktor dalam diri individu pembimbing klinik seperti ketrampilan
atau komptensi keperawatan dan keguruan.
Uraian diatas mengindikasikan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja pembimbing klinik adalah kompetensi pembimbing klinik. Sehingga patut
diduga kompetensi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pembimbing
praktek klinik. Dengan perkataan lain, makin tinggi kompetensi pembimbing
klinik, maka makin tinggi kinerja pembimbing klinik.

23
2. Pengaruh motivasi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus ada
dalam setiap usaha untuk mewujudkan tujuan organisasi yang lebih efektif,
efisien, produktif dan berkualitas. Motivasi merupakan proses psikis yang akan
mendorong seseorang melakukan tindakan untuk mencapai tujuan. Para ahli
berpendapat bahwa motivasi menjadi bentuk kekuatan yang dapat mendorong,
mengarahkan tindakan atau perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan
individu yang bersangkutan. Fungsi motivasi bagi pembimbing klinik adalah
bahwa motivasi akan mendorong pembimbing klinik melakukan tindakan-
tindakan tertentu dalam kegiatan praktek klinik. Tindakan pembimbing klinik
dalam kegiatan praktek klinik disebut kinerja pembimbing klinik.
Uraian diatas mengindikasikan bahwa motivasi pembimbing klinik
menjadi salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kinerja pembimbing klinik.
Patut diduga bahwa motivasi pembimbing klinik mempuyai pengaruh yang positif
terhadap kinerja pembimbing klinik artinya bila pembimbing klinik mempunyai
motivasi yang tinggi, akan menjadi tinggi juga kinerja pembimbing klinik.
3. Pengaruh kompetensi dan motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik.
Kinerja merupakan akumulasi tiga elemen yang saling berkaitan, yakni
ketrampilan, upaya dan keadaan eksternal. Ketrampilan dapat berupa kompetensi
kompetensi tertentu yang diperlukan melakukan pekerjaan atau tugas pokok
ditempat kerja. Upaya merupakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan.

24
Dalam usaha diperlukan adanya dorongan psikologis yang disebut dengan
motivasi. Elemen kondisi eksternal yang ikut terlibat dalam kinerja pembimbing
klinik adalah faktor kepemimpinan. Bilamana ketiga elemen tersebut dalam
kondisi optimal akan menghasilkan kinerja pembimbing klinik yang optimal pula.
Uraian diatas mengambarkan bahwa vasriabel kompetensi, motivasi
pembimbing klinik dan kepemimpinan tidaklah merupakan variabel yang berdiri
sendiri-sendiri dalam mempengaruhui kinerja pembimbing praktek klinik. Patut
diduga bahwa terdapat pengaruh positif secara bersama-sama dari kompetensi,
motivasi pembimbing klinik dan kepemimpinan terhadap kinerja pembimbing
praktek klinik. Artinya makin tinggi kompetensi, motivasi pembimbing klinik dan
kepemimpinan yang berlangsung secara bersama-sama, maka makin tinggi pula
kinerja pembimbing praktek klinik. Secara skematis dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Kompetensi Pembimbing
Klinik
Motivasi Pembimbing
Klinik
Kinerja dalam membimbing praktek klinik
X 1
X 2
Y
KepemimpinanInsentif
Penghargaan

25
D. Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif dari kompetensi pembimbing klinik terhadap
kinerjanya dalam membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen.
2. Terdapat pengaruh positif dari motivasi pembimbing klinik terhadap kinerjanya
dalam membimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen.
3. Terdapat pengaruh positif dari kompetensi dan motivasi pembimbing klinik
secara bersama–sama terhadap kinerjanya dalam membimbing praktek klinik
di RSUD Kabupaten Sragen.

26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik non exsperimen
karena tidak melakukan perlakuan subyek melainkan meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan tidak melakukan kontrol terhadap variabel penelitian, melihat variabel
sebagaimana adanya. Pendekatan yang dipergunakan adalah cross sectional yaitu
variable bebas dan terikat diamati atau diukur dalam waktu bersamaan.
B. Tempat dan Jadual Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini di RSUD Kabupaten Sragen. Satuan pengamatan yang
akan diteliti adalah para pembimbing klinik RSUD Kabupaten Sragen.
2. Jadual Penelitian
Jadual penelitian merupakan rangkaian kegiatan penelitian meliputi tahap
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan, seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Jadual Penelitian
No Tahap 2008 2009Sept Okto Nop Des Jan
1 Persiapana. Penyusunan proposal ٧ ٧
b. Seminar proposal ٧
c. Uji coba Instrumen penelitian ٧
d. Perijinan penelitian ٧
2 Tahap Pelaksanaan a. Pengambilan data peneltian ٧ ٧
b. Pengolahan data penelitian ٧
3 Pelaporan a. Penyusunan laporan ٧ ٧
b. Sidang hasil penelitian ٧

27
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pembimbing klinik keperawatan
RSUD Kabupaten Sragen. Besar populasi penelitian ini adalah 54 orang
pembimbing praktek klinik terdiri dari 22 orang jenis kelamin laki – laki, 32 orang
perempuan. Sampel yang dipergunakan total sampling yaitu seluruh pembimbing
klinik diambil menjadi responden penelitian dengan pertimbangan jumlah
populasi pembimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen berada dalam
satu lokasi, sehingga dapat terjangkau sebagai subyek pengamatan dan data yang
diperoleh menjadi ideal dan akan lebih akurat Dari 54 pembimbing klinik yang
dapat dijadikan responden penelitian ada 50 orang, sedangkan yang 4 orang tidak
dapat menjadi responden karena pada saat penelitian sedang cuti dan berada diluar
kota.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang menjadi titik perhatian pada penelitian ini terdiri
dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu kompetensi
pembimbing praktek klinik (X1) dan motivasi pembimbing praktek klinik (X2).
Sedangkan variabel terikat yaitu kinerja pembimbing klinik (Y).
Sumber data penelitian ini berasal dari jawaban responden (pembimbing
praktek klinik) dan dokumen kepegawaian & laporan kerja. Sumber data yang
berasal dari responden pembimbng praktek klinik meliputi kompetensi, motivasi
dan kinerja. Sedangkan data yang berasal dari dokumen kepegawaian dan laporan
kerja (bukti fisik) meliputi kompetensi dan kinerja yaitu pembimbing praktek
klinik.

28
E. Definisi Operasional
1. Kinerja Pembimbing Klinik
a. Definisi Konseptual Kinerja Pembimbing Klinik
Kinerja Pembimbing Praktek Klinik adalah suatu perbuatan atau tindakan
yang dilakukan pembimbing praktek klinik dalam rangka melaksanakan
pembelajaran praktek klinik. Perilaku pembimbing praktek klinik berupa aktivitas
pembimbing praktek klinik sehubungan dengan hal – hal yang dikerjakan.
b. Definisi Operasional Kinerja Pembimbing Klinik
Indikator kinerja pembimbing praktek klinik meliputi empat dimensi yaitu
(1) merencanakan pembelajaran praktek klinik (2) melaksanakan pembelajaran
praktek klinik, (3) mengevaluasi pembelajaran praktek klinik, (4) menyusun
laporan pembelajaran praktek klinik.
2. Kompetensi Pembimbing Klinik
a. Definisi Konseptual Kompetensi Pembimbing Klinik
Kompetensi Pembimbing Praktek klinik adalah kemampuan pembimbing
praktek klinik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan proses
pembelajaran praktek klinik di rumah sakit.
b. Definisi Operasional Kompetensi Pembimbing Klinik
Sebagai indikator kompetensi pembimbing klinik dalam penelitian ini
adalah (1) kemampuan profesi keperawatan dan (2) kemampuan kependidikan
atau keguruan.

29
3. Motivasi Pembimbing Klinik
a. Definisi Konseptual Motivasi Pembimbing Klinik
Motivasi adalah suatu keinginan internal yang mendorong seseorang
melakukan tindakan. Motivasi berprestasi pembimbing klinik adalah kekuatan
yang mendorong pembimbing praktek klinik berusaha mencapai hasil tertinggi
dalam pembelajaran praktek klinik tanpa mengharapkan imbalan atau
penghargaan.
b. Definisi Operasional Motivasi Pembimbing Klinik
Sebagai indikator motivasi berprestasi pembimbing praktek klinik adalah
(1) semangat kerja tinggi dalam melakukan pembelajaran praktek klinik (2)
melakukan pemeliharaan dalam proses pembelajaran praktek klinik (3) orientasi
kualitas pembelajaran praktek klinik (4) orientasi prestasi pembelajaran praktek
klinik.
F. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
metode angket dan dokumentasi.
1. Angket
Metode angket digunakan untuk mengungkapkan data tentang kompetensi
pembimbing klinik, motivasi pembimbing klinik, dan kinerja pembimbing praktek
klinik berdasarkan keterangan/jawaban responden.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi untuk mengungkap data pendukung variabel
kompetensi pembimbing klinik dan kinerja pembimbing klinik secara administrasi

30
(bukti fisik). Kompetensi pembimbing praktek klinik meliputi (a) dokumen strata
pendidikan profesi keperawatan/kesehatan, (b) sertifikat pelatihan pengembangan
profesi keperawatan, (c) sertifikat/ surat ijin praktek perawat, (d) akta mengajar,
(e) sertifikat pelatihan kependidikan (f) sertifikat pelatihan pembimbing klinik.
Kinerja Pembimbing klinik meliputi: (a) dokumen perencanaan
pembelajaran praktek klinik, (b) dokumen pelaksaaan pembelajaran praktek
klinik, (c) dokumen evaluasi pembelajarn klinik, (d) dokumen laporan
pembelajaran klinik.
G. Instrumen Penelitian
1. Bentuk
Bentuk intrumen penelitian ini adalah kuesioner dan ceklist. Kuesioner
digunakan untuk metode angket. Jenis kuesioner pada penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden hanya
memilih jawaban dengan bentuk pilihan ganda. Adapun cheklist digunakan untuk
untuk mendapatkan data pendukung dengan metode dokumentasi.
Mengenai kisinya sebagai dasar menyusun kuisioner dan instrument
penelitian disajikan pada lampiran 1 dan 2.
2. Norma Penilaian
Semua item pertanyaan (instrumen) dalam penelitian in dikembangkan
melalui skala sikap Likert dengan empat gradasi pilihan jawaban, dengan
ketentuan skoring sebagai berikut : Pilihan jawaban A skore :3, jawaban B skore :
2, jawaban C skore : 1, jawaban D skore : 0, untuk pertanyaan positif. Sedangkan

31
pertanyaan negative ketentuan skoring yaitu pilihan jawaban A skore : 0, jawaban
B skore : 1, jawaban C skore : 2, jawaban D skore : 3 (Azwar, 2007 : 99)
3. Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian ini diujicobakan kepada 30 orang pembimbing klinik
RSUD Kabupaten Karanganyar, dengan pertimbangan karakteristik pembimbing
pratek kliniknya mendekati karakteristik populasi pembimbing praktek klinik di
RSUD Kabupaten Sragen. Setiap respoden diberikan kuisioner yang terdiri dari
kuisioner kompetensi pembimbing klinik, kuisioner motivasi pembimbing klinik,
dan kuisioner kinerja pembimbing praktek klinik.
a. Uji Validitas Instrumen
Setelah instrumen penelitian diuji cobakan kemudian dilakukan analisis
untuk mengetahui validitas item – item angket. Rumus yang digunakan adalah
rumus Korelasi Product Moment dari Pearson yaitu :
r x y i =
222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
r = Koefisien
N= Jumlah sampel
X= Skore setiap pertanyaan
Y=Skore total pertanyaan.

32
Ketentuan : Jika r x y > r tabel pada taraf signifikansi 5 % berarti item
kuisioner valid, dan jika r x y < r tabel pada taraf signifikansi 5 % item kuisioner
tersebut tidak valid.
1) Kompetensi
Hasil dari r tabel dengan N = 30 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh batas
penolakan sebesar 0,361. Dari analisis semua item variable kompetensi pada
lampiran 3, diperoleh r hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa item
instrumen untuk mengukur kompetensi pembimbing klinik semua valid.
2) Motivasi
Hasil dari r tabel dengan N = 30 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
penolakan sebesar 0,361. Dari analisis item variabel motivasi pada lampiran 3,
diperoleh r hitung > r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 19 item
instrumen untuk mengukur motivasi semua valid.
3) Kinerja
Hasil dari r tabel dengan N = 30 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
penolakan sebesar 0,361. Dari analisis semua item varibel kinerja pada lampiran
3, diperoleh r hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa item instrumen
untuk mengukur kinerja pembimbing klinik semua valid. Selengkapnya seluruh
perhitungan uji validitas lihat lampiran 3.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas kuisioner digunakan tehnik Alfa Cronbah. Setiaji,B( 2004:
60) rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah:

33
R I =
2
2
11 St
Si
k
k
Keterangan:
K = banyaknya item
Si2 = Jumlah varian item
St2 = Varian total
Rumus varian total dan varian item :
St2 =
2
22
n
xt
n
xt
Si2 =
2n
JKs
n
JKi
Keterangan :
Jki = Jumlah seluruh skore
Jks = Jumlah kuadrat subyek
Setelah harga r 1 diketahui, kemudian diinterpretasikan dengan indeks
korelasi : 0,800 < r 11 1,00 berarti sangat tinggi; 0,600 < r 11 0,800 berarti
tinggi ; 0,400 < r 11 0,600 berarti cukup ; 0,200 < r 11 0,400 berarti rendah ;
0,00 < r 11 0,200 berarti sangat rendah. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
tersaji dalam tabel 2 dibawah ini. Perhitungan selengkapnya lihat lampiran 3.
Tabel 2. Hasil uji reliabilitas instrument penelitian
No. Variabel Cronbach Alpha Keterangan
1 Kompetensi (X1) 0,8367 Reliabel
2 Motivasi (X2) 0,9055 Reliabel
3 Kinerja (Y) 0,9453 Reliabel

34
Dari tabel diatas menunjukkan perhitungan nilai Cronbach Alpha dari item
pertanyaan variabel kompentensi pembimbing klinik (X1), motivasi pembimbing
klinik (X2) dan kinerja pembimbing praktek mendekati angka 1.
H. Teknik Analisa Data
1. Uji Persyaratan analisis
a. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas data dengan
tujuan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak
(Setiaji, 2004: 7). Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan Lilliefors Significance Correction yang dihitung
dengan program SPSS 11. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas
yaitu jika probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika probabilitas
< 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Autokorelasi
Tujuan uji otokorelasi untuk mengetahui autokorelasi positif maupun
autokorelasi negatif pada data. Otokorelasi merupakan masalah serius dalam
analisa, yaitu berkorelasi dengan dirinya sendiri. Pengujian otokorelasi salah
satunya dengan Durbin Watson.
Batas kritis uji Durbin–Watson dapat dilihat dalam tabel gambar berikut :
Otokorelasi + Ragu tidak ada Ragu Otokokorelasi - Ragu otokorelasi ragu
dL dU 4-dU 4-dL 1.48 1.69 2.41 2.62
Gambar 2. Batas Kritis Uji Durbin Watson

35
Kriteria hasil uji Durbin–Watson tidak ada masalah otokorelasi jika
nilainya berada antara 1.5 sampai 2.5.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh kompetensi (X1), motivasi pembimbing
praktek(X2) terhadap kinerja pembimbing praktek klinik(Y) digunakan analisis
regresi ganda dengan dua predictor (Setiaji, B, 2004 : 72).
Model persamaan rumus regresi adalah sebagai berikut:
Kin = a + b1 Komp + b 2 Motiv. + e
Keterangan :
Kin = Kinerja Pembimbing Klinik
Kompet = Kompetensi Pembimbing klinik
Motiv = Motivasi Pembimbing Klinik
e = Error Term (kesalahan penaksiran)
a = konstanta (intersep)
b1, b 2, = koefisien
Secara teknis untuk mempermudah dan mengurangi human error dalam
perhitungan statistik digunakan bantuan program SPSS 11.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh semua variabel
bebas secara bersama sama terhadap variabel terikat (Setiaji, B, 2004 : 21). Dilihat

36
dari perbandigan F hitung dan F tabel. Adapun tingkat signifikansi yang digunakan
dalam penelitian ini sebesar 5 %
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial, yakni dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel (Setiaji, B, 2004 : 13). Uji signifikansi
dalam penelitian ini adalah sebesar 5 %, dengan ketentuan jika t hitung > t tabel,
berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima Ha
ditolak.
d. Koefisien Diterminasi (R2)
Koefisien ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kekuatan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Setiaji, B, 2004: 19).
Rumus sebagai berikut:
Y= Y estimasi
Y= Y rata-rata
Nilai R2 berkisar 0 sampai 1, jika nilai koefisien R2 hitung semakin
mendekati angka 1 maka variabel independennya semakin kuat kontribusinya
terhadap variabel denpenden.
e. Menentukan Sumbangan Efektif (SE)
Rumus Sumbangan Efektif (SE) yaitu:
SE% x = SR % R2
(Y – Y) 2
R2 = --------------- (Y – Y) 2

37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari 50 responden dengan
menggunakan kuisioner kompetensi pembimbing klinik, motivasi pembimbing
klinik dan kinerja pembimbing klinik. Deskripsi data yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekwensi dan grafik histogram distribusi frekwensi
masing – masing variabel. Pengelompokan gejala yang diamati dari keempat
variabel tersebut dibedakan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan
rendah. Pengelompokan didasarkan pada mean (rerata) ideal dan standar
deviasi ideal yang diperoleh. Dalam penelitian ini digunakan pendapat Sutrisno
Hadi (2001 : 26) sebagai berikut:
Tinggi : > Mi + 0,5 SDi
Sedang : Mi – 0,5 SDi hingga Mi + 0,5 SDi
Rendah : < Mi – 0,5 SDi
Keterangan:
Mi = (Nt + Nr)/2
SDi = (Nt – Nr)/6
Mi = Rerata Ideal
SDi = Simpangan baku ideal
Nt = Nilai tertinggi
Nr = Nilai terendah

38
Data hasil penelitian ini secara lengkap disajikan pada lampiran 4.
Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka klasifikasi penggolongan dari ke 3
(tiga) variabel penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kompetensi Pembimbing Klinik
Data skor kompetensi pembimbing klinik diperoleh menggunakan
kuisioner dengan jumlah 8 butir item pertanyaan dengan skor yang digunakan
adalah 0- 3, berdasarkan ketentuan tersebut, maka skor tertinggi yang mungkin
dicapai (ideal) adalah 24, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 0.
Maka Mean ideal (Mi) yang diperoleh adalah (24 +0) / 2 = 12. Standar deviasi
ideal adalah (24 – 0) / 6 = 4.
Hasil analisis deskriptif variabel kompetensi diperoleh skor tertinggi =
20, skor terendah = 8, rerata = 14,08, standar deviasi 3,17. Data tersebut
diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi.
Atas dasar rumus diatas hasil selengkapnya seperti terlihat pada tabel 3 dan
gambar 3 dibawah ini.
Tabel 3. Klasifikasi Kompetensi Pembimbing Klinik
Interval Frekuensi Persentase Kategori> 14 20 40,00 Tinggi
10 - 14 24 48,00 Sedang< 10 6 12,00 Rendah
∑ 50 100
Berdasarkan tabel 3, sebagian besar atau 48 % ( 24 orang) pembimbing
klinik memiliki kompetensi kategori sedang, dan sebagian kecil atau 12 % ( 6
orang) yang memiliki kompetensi kategori rendah. Dan sisanya 40 % memiliki

39
kompetensi kategori tinggi. Bila digambarkan dalam bentuk histogram pada
gambar 3.
0
5
10
15
20
25
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3. Histogram Kompetensi Pembimbing Klinik
2. Motivasi Pembimbing Klinik
Data skor motivasi pembimbing klinik diperoleh menggunakan
kuisioner dengan jumlah 19 butir item pertanyaan dengan skor yang digunakan
adalah 0- 3, berdasarkan ketentuan tersebut, maka skor tertinggi yang mungkin
dicapai (ideal) adalah 57, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 0.
Maka Mean ideal (Mi) yang diperoleh (57 + 0)/2 = 28,5. Standar deviasi ideal
(57 – 0)/ 6 = 9.
Hasil analisis deskriptif variabel mootivasi diperoleh skor tertinggi =
48, skor terendah = 21, rerata= 34,28 standar deviasi = 7.02. Data
diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi.
Atas dasar rumus diatas hasil selengkapnya seperti terlihat pada tabel 4 dan
gambar 4.
Tabel. 4. Klasifikasi Motivasi Pembimbing KlinikInterval Frekuensi Persentase Kategori
> 33 27 54,00 Tinggi24 – 33 19 38,00 Sedang
< 24 4 8,00 Rendah∑ 34 100

40
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar atau 54 % (27 orang) pembimbing
klinik memiliki motivasi kategori tinggi, dan sebagian kecil atau 8,00 % ( 4
orang) yang memiliki motivasi kategori rendah. Dan sisanya 38 % atau 19
orang memiliki motivasi kategori sedang. Bila digambarkan dalam bentuk
histogram seperti pada gambar 4.
0
5
10
15
20
25
30
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 4. Histogram Motivasi Pembimbing Klinik
3. Kinerja Pembimbing Praktek Klinik
Data skor kinerja pembimbing klinik diperoleh menggunakan kuisioner
dengan jumlah 13 butir item pertanyaan dengan skor yang digunakan adalah 0-
3, berdasarkan ketentuan tersebut, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai
(ideal) adalah 39, dan skor terendah yang mungkin diperoleh adalah 0. Maka
Mean ideal (Mi) yang diperoleh (39 + 0) / 2 = 19,5. Standar deviasi ideal (39 –
0) / 6 = 6,5.
Hasil analisis deskriptif variabel kinerja diperoleh skor tertinggi = 36,
skor terendah = 12, rerata = 23,24, standar deviasi = 5.63. Data tersebut
diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi.
Atas dasar rumus diatas hasil selengkapnya pada tabel 5 dan gambar 5.

41
Tabel 5. Klasifikasi Kinerja Pembimbing Klinik
Interval Frekuensi Persentase Kategori> 22 28 56,00 Tinggi
15 - 22 18 36,00 Sedang< 15 4 8,00 Rendah∑ 34 100
Berdasarkan tabel 5, sebagian besar atau 56 % (28 orang) pembimbing
klinik memiliki kinerja kategori tinggi, dan sebagian kecil atau 8,00 % ( 4
orang) yang memiliki kinerja kategori rendah. Dan sisanya 36 % atau 18 orang
memiliki kinerja kategori sedang. Bila digambarkan dalam bentuk histogram
seperti pada gambar 5. Hasil analisa deskriptif variable kompetensi, motivasi
dan kinerja pembimbing klinik lihat lampiran 5.
0
5
10
15
20
25
30
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 5. Histogram Kinerja Pembimbing Klinik
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji statistik terhadap variabel penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat untuk mengetahui ketepatan model yang
ditetapkan. Uji prasyarat dalam penelitian ini meliputi : uji normalitas
(Kolmogorov-Smirnov) dan uji otokorelasi (Durbin - Watson).

42
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov yang dihitung dengan program SPSS 11. Pengambilan keputusan
berdasarkan nilai probabilitas yaitu jika probabilitas > 0,05 maka data
berdistribusi normal dan jika probabilitas < 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal. Hasil perhitungan uji statistik normalitas Kolmogorov - Smirnov data
variabel dependen penelitian (kinerja pembimbing klinik) ada pada lampiran 6,
diperoleh harga koefisien probabilitas (Sig) = 0,953 atau p > 0,05, maka data
variabel dependen (kinerja pembimbing klinik) berdistribusi normal dan
memenuhi syarat pemakaian uji statistik parametrik. Uji normalitas data
Kolmogorov - Smirnov disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
50
23.24
5.63
.073
.066
-.073
.515
.953
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
KINJ
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
b. Uji Otokorelasi
Tujuan uji otokorelasi untuk mengetahui autokorelasi positif maupun
autokorelasi negatif pada data. Otokorelasi merupakan masalah serius dalam

43
analisa, yaitu e (residual) berkorelasi dengan dirinya sendiri. Pengujian
otokorelasi dalam penelitian ini dengan Durbin Watson.
Batas kritis uji Durbin–Watson dapat dilihat dalam tabel gambar
berikut :
Otokorelasi + Ragu tidak ada Ragu Otokokorelasi -Ragu otokorelasi Ragu
dL dU 4-dU 4-dL 1.48 1.69 2.41 2.62
Gambar 7. Batas Kritis Uji Durbin - Watson
Tidak adanya masalah otokorelasi jika nilai Durbin-Watson berada
antara 1.5 sampai 2.5. Hasil uji otokorelasi (Durbin Watson) penelitian ini pada
lampiran 6, dan menunjukkan nilai D-W 1.663 yang artinya bahwa model yang
digunakan tidak mengalami masalah otokorelasi (positif maupun negatif).
Hasil uji otokorelasi penelitian (Durbin Watson) ini disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Durbin - Watson
Model Summaryb
.904a .818 .810 2.46 1.663Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), MOTIV, KOMPTa.
Dependent Variable: KINJb.

44
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi
Penelitian ini mengukur pengaruh kedua variabel bebas (independen)
kompetensi (X1), motivasi pembimbing klinik (X2) terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik keperawatan (Y). Untuk mempermudah penelitian,
varibel penelitian diubah dengan menggunakan notasi matematika seperti
dibawah ini.
Kin = a + b1 Komp + b2 Motiv. + e
Keterangan :
Kin = Kinerja Pembimbing Praktek Klinik
Kompet = Kompetensi Pembimbing Praktek Klinik
Motiv = Motivasi Pembimbing Praktek Klinik
e = Error term (kesalahan penaksiran)
a = konstanta (intersep)
b1, b2 = koefisien
Pengolahan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan komputer
program SPSS11. Hal ini dilakukan untuk memperkecil kesalahan perhitungan
(Human Error). Hasil analisis regresi pada lampiran 6, disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisa Regresi
Prediktor Koefisien Uji t-Statistik SignifikansiKonstanta -2.258 (-1.222) .228Kompetensi 1.164 (8,024) .000Motivasi 0.266 (4.060) .000
R2 = 0.818F-Statistik = 105.276Durbin Watson Test = 1.663Normalitas Kolmogorov-S = 0.953

45
Hasil perhitungan regresi pada tabel 8 di atas menunjukkan bahwa ada
pengaruh dari variabel kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik yaitu sebesar 1,164. Tanda parameter positif pada
angka 1,164 dapat dimaknakan bahwa ada pengaruh positif variabel
kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Variabel motivasi pembimbing klinik memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja pembimbing klinik sebesar 0,266.
b. Uji t –Statistik
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
bebas (kompetensi dan motivasi pembimbing klinik) terhadap variabel terikat
(kinerja pembimbing praktek klinik) secara individual atau sendiri - sendiri.
Hasil t-hitung variabel kompetensi pembimbing klinik sebesar 8,024. Nilai t –
tabel dengan derajat kepercayaan 95 % = 1,684 dan dengan kepercayaan 99 %
= 2,423. Maka t-hitung 8,024 > 2,423 sehingga dapat diartikan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan kompetensi pembimbing klinik terhadap
kinerja pembimbing praktek klinik.
Nilai t - hitung variabel motivasi pembimbing klinik sebesar 4,060 >
2,423 (t-tabel dengan derajat kepercayaan 99 %), sehingga dapat dimaknakan
bahwa ada pengaruh positif variabel motivasi pembimbing praktek klinik
terhadap kinerja pembimbing klinik.

46
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variasi dari variabel bebas (independen) dapat menjelaskan variabel
terikat (dependen). Nilai koefisien determinasi ini, berkisar anatar 0 sampai 1,
semakin mendekati angka satu dapat dikatakan bahwa model yang digunakan
semakin baik.
Hasil regresi total (variabel kompetensi dan motivasi) menunjukkan
nilai R2 sebesar 0.818 artinya sebesar 81,8 % variabel kompetensi, motivasi
pembimbing praktek klinik menerangkan kinerja pembimbing praktek klinik.
Sisanya sebesar 18,2 % diterangkan oleh variabel lain di luar model yang
digunakan.
Untuk mengetahui seberapa besar variasi tiap - tiap variabel independen
dalam menerangkan kinerja pembimbing praktek klinik, perlu dilakukan
penghitungan R2 masing–masing variabel independen (kompetensi dan
motivasi,) terhadap kinerja pembimbing klinik (Pramesti, G, 2002).
Dari perhitungan statistik diperoleh R2 total dari prediktor
kompetensi(X1), motivasi (X2) = 81,8 %. R2 dari prediktor variabel kompetensi
(X1) = 75,3 % dan R2 dari prediktor variabel motivasi ( X2 ) = 81,8 % - 75,3 %
= 6,50 %.
d. Uji F-Statistik
Tujuan pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel kompetensi,
dan motivasi pembimbing klinik (independen) secara bersama – sama mampu
berpengaruh terhadap variabel kinerja pembimbing praktek klinik (dependen).

47
Apabila F-hitung > F-tabel berarti secara bersama – sama variabel kompetensi
dan motivasi pembimbing praktek klinik (independen) mampu berpengaruh
terhadap kinerja pembimbing praktek klinik (dependen).
Perhitungan F-tabel yaitu membandingkan nilai numerator dengan
denumerator. Nilai numerator yaitu k - 1 (parameter dikurangi 1 = 2),
sedangkan nilai denumerator adalah n – k (sample dikurangi parameter = 50 –
3 = 47). Dapat disimpulkan nilai F- tabel adalah numerator = 2 dan
denumerator 47, dengan derajat keyakinan 5 % maka nilai F - tabel adalah
3,20.
Pengujian secara simultan dilakukan dengan uji F-statistik. Pengujian
ini menunjukkan angka sebesar 105.276 lebih besar dari batas kritis (F tabel)
yang mensyaratkan batas kritis F-tabel sebesar 3,20. Jika dibandingkan maka
Fhitung > Ftabel (105.276 > 3,20). Dengan demikian secara simultan variabel
kompetensi dan motivasi pembimbing praktek klinik (independen) dapat
menerangkan kinerja pembimbing praktek klinik (variabel dependen) di RSUD
Kabupaten Sragen.
D. Pembahasan
1. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pembimbing klinik.
Kompetensi pembimbing klinik adalah persyaratan kemampuan
minimal dan kewenangan yang harus dimiliki pembimbing klinik untuk dapat
melaksanakan tugas / pekerjaan sesuai standar pembelajaran praktek klinik.
Dengan demikian kompetensi pembimbing klinik mempunyai andil atau

48
kontribusi terhadap kinerja seorang pembimbing klinik dalam kegiatan
pembelajaran praktek klinik.
Berdasarkan hasil uji statistik variabel kompetensi pembimbing klinik
terhadap kinerja pembimbing praktek klinik diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 1,164, artinya setiap kenaikan 1 % kompetensi pembimbing klinik akan
diikuti dengan kenaikan kinerja pembimbing praktek klinik sebesar 1,164 %
karena parameter pada nilai koefisien tersebut positif. Pada uji t diperoleh nilai
t hitung 8,024 > 2,423 t tabel dengan tingkat kepercayaan 99 % atau α = 1 %.
Sehingga dapat menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan
kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan McAshan (dalam Mulyasa 2004:38)
yang menyatakan bahwa kompetensi yang berupa pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan tertentu yang dikuasai oleh seseorang akan menyebabkan
orang tersebut dapat melakukan tindakan dengan sebaik-baiknya. Sesuai pula
dengan Mustakim (dalam Pusdiknakes, 2004) yang menyatakan kompetensi
merupakan persyaratan minimal untuk dapat bekerja pada profesi tertentu
dengan hasil kerja standart. Kinerja pembimbing klinik akan meningkat
bilamana kompetensi pembimbing klinik meningkat, hal ini membuktikan
bahwa adanya hubungan yang linier antara kompetensi dengan kinerja.
Hasil penelitian ini juga ada relevansinya dengan standart kompetensi
pembimbing klinik yang ditetapkan oleh Pusdinakes RI , bahwa agar proses
pembelajaran praktek berkualitas ditetapkan persyaratan menjadi pembimbing
klinik yaitu (1) memiliki latar belakang pendidikan profesional yang sesuai, (2)

49
memiliki pengalaman bekerja memberikan pelayanan keperawatan di klinik 3
tahun, (3). memiliki ijin praktek yang diterbitkan oleh organisasi profesi,(4)
memiliki latar belakang pendidikan kependidikan/keguruan (akta mengajar,
perkerti) dan (5) memiliki pengalaman mengikuti pelatihan pembimbing klinik.
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik di
RSUD Kabupaten Sragen.
2. Pengaruh motivasi terhadap Kinerja Pembimbing Praktek Klinik
Berdasarkan hasil uji statistik variabel motivasi pembimbing klinik
terhadap kinerja pembimbing praktek klinik diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 0,266 artinya setiap kenaikan 1 % motivasi pembimbing klinik akan
diikuti dengan kenaikan kinerja pembimbing praktek klinik sebesar 0,266 %
karena parameter pada nilai koefisien tersebut positif. Pada uji t diperoleh nilai
t hitung 4.060 > 2,423 t tabel dengan tingkat kepercayaan 99 % atau α = 1 %.
Sehingga dapat menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan motivasi
pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.
Menurut Moekijat (1991 : 10) mengemukakan bahwa motivasi
merupakan proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak/
berperilaku. Menurut Barelson dan Steiner (Depdikbud 1997:104) bahwa
motivasi dapat ditimbulkan oleh kebutuhan, daya dorong, keinginan dan
keamanan yang merupakan penyebab yang mendasari perilaku seseorang.
Perilaku seseorang dalam proses motivasi di konsep manajemen didorong

50
adanya kebutuhan. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan daya dorong dalam
diri seseorang sehingga menimbulkan keinginan, harapan dan cita – cita.
Keinginan akan menimbulkan ketegangan dan selanjutnya memicu timbulnya
perilaku sesorang. Sedangkan perilaku seseorang selalu berorientasi kepada
harapan atau tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan. Bilamana kebutuhan
terpenuhi akan menimbulkan kepuasan.
Relevansinya dengan kinerja pembimbing klinik berdasarkan dengan
pendapat tersebut, motivasi menjadi bentuk kekuatan yang mendorong
pembimbing klinik melakukan pekerjaan sebagai pembimbing klinik.
Pembimbing klinik melakukan tindakan tersebut dengan didasari keinginan
memenuhi kebutuhan. Sedangkan kebutuhan pembimbing klinik berdasarkan
teori Maslow terdiri physiological needs, safety needs, belongingness and love
needs, esteem needs, cognitive needs, aesthetics needs dan self actualization
Perilaku manusia bergerak kearah pemenuhan kebutuhan. Setiap orang
(pembimbing klinik) mempunyai motif bawaan yang selalu diperjuangkann
untuk penuhi mulai dari yang paling dasar sampai pada yang paling tinggi yaitu
aktualisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh positif motivasi
pembimbing klinik terhadap kinerja pembimbing klinik di RSUD Kabupaten
Sragen.
3. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja pembimbing
praktek klinik
Kompetensi dan motivasi pembimbing klinik secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pembimbing praktek klinik.

51
Secara bersama sama kompetensi dan motivasi mampu menjelaskan variasi
kinerja pembimbing klinik.
Hasil perhitungan statistik pada tabel 4.6 diatas peroleh nilai R2 sebesar
0.818 dan nilai F hitung = 105.276. Makna R2 = 0.818 adalah sebesar 81,8 %
variasi kinerja pembimbing praktek klinik dijelaskan oleh variabel kompetensi
dan motivasi pembimbing klinik. Sisanya 18,2 % ditentukan oleh faktor lain.
Nilai F-hitung = 105.276 > 3,20 F tabel dengan tingkat kepercayaan 99 %,
maka dapat dikatakan bahwa kompetensi dan motivasi pembimbing klinik
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen.
Besarnya pengaruh masing–masing variabel kompetensi, motivasi dan
kepemimpinan dalam menjelaskan variabel kinerja pembimbing klinik yaitu
pengaruh kompetensi (R2 X1,Y) = 75,3 %, pengaruh motivasi (R2 X2,Y) =
6,50 %. Dari hasil uji statistik ini dapat disimpulkan bahwa variabel yang
paling tinggi pengaruhnya terhadap kinerja pembimbing klinik adalah variabel
kompetensi yaitu 75,3 %, kemudian variabel motivasi sebesar 6,50 %.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Thomas C (dalam Timpe,
1999 : 224) yang menyatakan bahwa kinerja merupakan akumulasi dari
keterampilan dan upaya. Keterampilan diidentikkan dengan kompetensi
pembimbing klinik dan upaya merupakan motivasi berprestasi pembimbing
klinik dalam pembelajaran praktek klinik.

52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh positif kompetensi pembimbing klinik terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen dengan nilai koefisien
regresi sebesar 1.164 dan nilai uji t – statistik sebesar 8,024.
2. Terdapat pengaruh positif motivasi pembimbing klinik terhadap kinerja
pembimbing praktek klinik di RSUD Kabupaten Sragen dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0.266 dan nilai uji t – statistik sebesar 4.060.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi, motivasi pembimbing
klinik secara bersama-sama terhadap kinerja pembimbing praktek klinik di
RSUD Kabupaten Sragen dengan nilai R2 = 0.818 dan nilai uji F statistik
sebesar 105.276 lebih besar dari batas kritisnya (3,20).
B. Implikasi
1. Kualitas kinerja pembimbing klinik dalam memberikan bimbingan klinik
terhadap Mahasiswa dipengaruhi oleh kompetensi. Upaya untuk memperoleh
kinerja yang baik dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi
pembimbing klinik.
2. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pembimbing klinik. Upaya
peningkatan motivasi merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kinerja
pembimbing klinik.

53
3. Peningkatan kompetensi dan motivasi secara bersama-sama dapat dilakukan
dalam upaya perbaikan kinerja pembimbing klinik.
C. Saran
1. Pembimbing klinik yang masih memiliki kompetensi rendah dan sedang
diharapkan meningkatkan kompetensinya. Sedangkan yang memiliki
kompetensi tinggi diharapkan senantiasa mempertahankan dan atau
meningkatkannya sehingga akan dapat meningkatkan kinerjanya sebagai
pembimbing klinik.
2. Bagian pendidikan dan latihan (Diklat) RSUD kabupaten Sragen diharapkan
melakukan upaya atau kegiatan peningkatan kinerja pembimbing klinik
melalui peningkatan kompetensi dan motivasi pembimbing klinik. Upaya
peningkatan kompetensi perlu menjadi prioritas utama karena pengaruhnya
cukup kuat dalam meningkatkan kinerja pembimbing klinik.
3. Para peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian kinerja pembimbing
klinik atau sejenis dengan metode yang lebih kompleks serta populasi yang
lebih luas sehingga akan diketahui berbagai variabel independen yang
berpengaruh terhadap kinerja pembimbing klinik.

54
DAFTAR PUSTAKA
Alspach, Grif (1994), The Educational Process in Nursing Staff Development, ST
Louis : Mosby-Year Book. Inc.
Azwar.S. (2007), Metode Penelitian, Yogyakarta : Puskata Pelajar.
Bacal. R. (2001), Performance Management: Terjemahan, Jakarta : Gramedia,
Pustaka Utama.
Baillie (1994). “ Nurse teachers’ fellings abaout participating in clinical practice :
an explanatory study ”. Journal of Advanced Nursing, 20, 150-159.
Buchari Zainun (1997), Manajemen dan Motivasi, Jakarta : Balai Aksara.
Budiarja (2004) Strategi Implementasi Sumberdaya Kesehatan Menembus
Peluang Kerja Internasional (Seminar Nasional: Poltekkes Surakarta)
Depdikbud, (1997) Pengelolaan Kelas, Jakarta : Depdikbud
Ewan, R. (1994), Teaching Nursing:Self-Instructional Handbook, London :
Croom Helm.
Kreitner, Robert, (2003), Perilaku Organisasi: terjemahan Jakarta : Salemba
Lefton (1982), Mastering Psychology, Boston: Allyn and Bacon.
Moekijat, (2001), Manajemen dan Motivasi, Bandung: Pionir Jaya.
Muhibbin Syah (2004), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Notoatmojo, Sukijo (2007), Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Rineka Cipta.
Pusdiknakes RI. (2004), Pengelolaan Pembelajaran Praktek Klinik,. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Pusdiknakes RI, (2003) Penyusunan Standart Kompetensi. Makalah WorkShop,.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Setiaji, Bambang (2004)Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta:
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

55
Simanjuntak (2004) Strategi menembus peluang kerja Internasional (Seminar
Nasional : Poltekkes Surakarta)
Sinungan, Muchandarsyah (1997), Produktivitas : Apa dan Bagaimana, Jakarta:
Bumi Aksara.
Timpe, A.Dale (1999), Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, Jakarta:
Media Komputindo.
Uzer Usman, M. (2004), Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Winardi, (1989), Perilaku Organisasi, Bandung : Tarsito

56
Lampiran 1
KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN
NO VARIABEL KOMPONEN ITEM
1 Kinerja 1. Merencanakan Pembelajaran praktek.klinik 1,2,3,4,5
2. Melaksanakan pembelajaran praktek klinik. 6,7,8,9
3. Mengevaluasi pembelajaran praktek 10,11,
4. Menyusun laporan pembelajaran praktek 12,13
2 Kompetens 1. Kemampuan profesional 1,2,3,4.5
2. Kemampuan kependidikan 6,7,8
3 Motivasi 1. Semangat kerja 1,2,7,13,19
2. Orientasi kualitas 3,4,6,8,10
3. Melakukan pemeliharaan 17,20
4. Orientasi prestasi 9,11,16,18

57
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
I. Identifikasi Responden
Nama : ………………………………
No. Responden :………………………………
II. Petunjuk
Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bagian A tentang Kinerja Pembimbing Klinik.
2. Bagian B tentang komptensi pembimbing klinik
3. Bagian C tentang motivasi pembiming klinik
Kami menjamin bahwa penelitian ini tidak ada kaitannya dengan penilaian
kerja bapak/ibu/saudara dan kami menjamin kerahasian identitas bapak /ibu /
saudara.
Kami mohon kepada bapak / ibu/ saudara Pembimbing klinik menjawab
kuisioner sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dengan memberikan tanda
silang (X) pada option jawaban yang disediakan.
A. Kinerja Pembimbing Klinik.
1. Saudara menyusun tujuan bimbingan / pembelajaran praktek klinik
sebelum melakukan bimbingan praktek.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
2. Saudara menyusun materi bimbingan / pembelajaran praktek klinik
sebelum melakukan bimbingan praktek.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
3. Saudara menetapkan metode bimbingan / pembelajaran praktek klinik
sebelum melakukan bimbingan praktek.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
4. Saudara tidak mengidentifikasi alat alat yang diperlukan untuk
pembelajaran praktek klinik sebelum melakukan bimbingan praktek.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah

58
5. Saudara tidak menyiapkan alat evaluasi ketrampilan pembelajaran
praktek klinik sebelum melakukan bimbingan praktek.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
6. Saudara mendemonstrasikan pelayanan kepada pasien dihadapan
peserta praktek klinik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
7. Saudara memberikan kesempatan kepada peserta praktek klinik untuk
mencoba memberikan pelayanan terhadap pasien.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
8. Saudara membantu peserta praktek klinik mencapai target ketrampilan
yang ditetapkan.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
9. Saudara membantu memecahkan masalah – masalah peserta praktek
klinik berkaitan dengan perbedaan situasi tempat praktek klinik dengan
akademik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
10. Saudara melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran
praktek klinik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
11. Saudara tidak memberikan informasi hasil evaluasi pembelajaran
praktek klinik kepada peserta praktek klinik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
12. Saudara mendokumentasikan tiap pelaksanaan bimbingan /
pembelajaran praktek klinik dalam bentuk journal bimbingan praktek
klinik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah
13. Saudara membuat laporan pelaksanaan pembelajaran praktek klinik
kepada pimpinan penyelenggaraan praktek klinik.
a. Selalu b. sering c. Jarang d. tidak pernah

59
B. Kompetensi Pembimbing Klinik
1. Saudara memiliki pendidikan profesi kesehatan tertinggi :
a. S2 b. S1/DIV c. D III d. SPK / bidan
2. Saudara mengikuti pendidikan/ pelatihan/ kursus ketrampilan profesi
khusus dalam waktu 5 tahun terakhir :
a. > 5 kali b. 4 – 5 kali c. 2-3 kali d. 0-1 kali
3. Pengalaman saudara bekerja diklinik sebagai tenaga pelayanan
kesehatan selama
a. > 5 tahun b. 4 – 5 tahun c. 2-3 tahun d. 0-1 tahun
4. Surat Ijin Praktek saudara sejak diterbitkan organisasi profesi sampai
sekarang :
a. 0-1 tahun b. 2 – 3 tahun c. 4 -5 tahun d. > 5 tahun
5. Saudara tidak melakukan praktek memberikan pelayanan kesehatan
setiap minggu selama :
a. > 5 hari b. 4 – 5 hari c. 2 - 3 hari d. 0-1 hari
6. Saudara memiliki dasar pendidikan atau pengetahuan tentang
kependidikan/keguruan :
a. Pekerti b. Akta III c. Pelatihan d. Belanjar mandiri
7. Saudara mengikuti pelatihan khusus sebagai pembimbing klinik dalam
waktu 5 tahun terakhir :
a. > 5 kali b. 4 – 5 kali c. 2-3 kali d. 0-1 kali
8. Saudara memiliki pengalaman menjadi pembimbing klinik selama:
a. > 5 tahun b. 4 – 5 tahun c. 2-3 tahun d. 0-1 tahun
C. Motivasi Pembimbing Klinik
1. Saudara sungguh sungguh dalam menyusun perencanaan pembelajaran
/ bimbingan praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
2. Saudara berusaha menyusun perencanaan pembelajaran / bimbingan
praktek klinik secepat mungkin.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah

60
3. Saudara kurang berusaha selengkap mungkin dalam menyusun
perencanaan pembelajaran / bimbingan praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
4. Saudara berusaha menyusun rencana pembelajaran / bimbingan
praktek klinik yang sistematis.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
5. Saudara berusaha menyusun rencana pembelajaran / bimbingan
praktek klinik yang dapat dilaksanakan.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
6. Saudara berusaha menyusun rencana pembelajaran / bimbingan
praktek klinik menjadi yang terbaik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
7. Saudara secara sungguh sungguh dalam mendemonstrasikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dihadapan mahasiswa praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
8. Saudara tidak berusaha dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa mencoba memberikan pelayanan kesehatan terhadap
pasien.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
9. Saudara berusaha dapat membantu mahasiswa mencapai tujuan
pembelajaran praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
10. Saudara berusaha menjadi yang terbaik dalam membangkitkan
semangat mahasiswa mengikuti pembelajaran praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
11. Saudara tidak berusaha melakukan evaluasi pembelajaran praktek
klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
12. Saudara berusaha tidak memberikan informasi hasil evaluasi
pembelajaran praktek klinik kepada mahasiswa.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah

61
13. Saudara berusaha mendokumentasikan proses kegiatan pembelajaran
praktek ke dalam bentuk journal bimbingan.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
14. Saudara berusaha melaksanakan pembelajaran praktek secara
sistematis.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
15. Saudara berusaha menjadi yang terbaik dalam menjalankan
pembelajaran praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
16. Saudara berusaha meningkatkan kemampuan melakukan pembelajaran
praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
17. Saudara tidak berusaha mencari metode terbaik dalam melakukan
pembelajaran praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
18. Saudara berusaha membuat laporan pembelajaran praktek klinik secara
cepat.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah
19. Saudara berusaha menggunakan hasil pembelajaran sebagai dasar
memperbaiki / meningkatkan kemampuan melakukan pembelajaran
praktek klinik.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. tidak pernah

62
Lampiran 3
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
VALIDITAS
1. Kompetensi Pembimbing klinik
No. Item r hitung r tabel Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
0.504
0.528
0.551
0.528
0.554
0.534
0.570
0.447
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
2. Motivasi
No. Item r hitung r tabel Keterangan
12345678910111213141516171819
0.5630.6730.5630.6730.7900.7210.7920.7160.6730.8540.7090.4000.6730.6760.7860.6160.5720.6130.676
0.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.3610.361
ValidValid
ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid

63
3. Kinerja
No. Item r hitung r tabel Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0.400
0.665
0.400
0.665
0.824
0.705
0.786
0.674
0.467
0.870
0.643
0.471
0.467
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
valid
Valid
Valid
Valid
Valid
RELIABILTAS
1. Kompetensi Pembimbing Klinik
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. IT1 2.1000 .4807 30.0 2. IT2 2.2000 .4842 30.0 3. IT3 2.1333 .4342 30.0 4. IT4 2.2000 .4842 30.0 5. IT5 2.1667 .4611 30.0 6. IT6 2.2000 .4842 30.0 7. IT7 2.2000 .4842 30.0 8. IT8 2.1667 .4611 30.0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 17.3667 6.6540 2.5795 8

64
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
IT1 15.2667 5.3057 .5046 .8255IT2 15.1667 5.2471 .5285 .8224IT3 15.2333 5.3575 .5513 .8195IT4 15.1667 5.2471 .5285 .8224IT5 15.2000 5.0621 .6647 .8048IT6 15.1667 5.0402 .6344 .8083IT7 15.1667 4.9713 .6707 .8033IT8 15.2000 5.4759 .4474 .8321
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 8
Alpha = .8367
2. Kinerja Pembimbing Klinik
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases
1. IT1 2.1000 .4807 30.0 2. IT2 2.2000 .4842 30.0 3. IT3 2.1000 .4807 30.0 4. IT4 2.2000 .4842 30.0 5. IT5 2.1667 .4611 30.0 6. IT6 2.2000 .4842 30.0 7. IT7 2.2000 .4842 30.0 8. IT8 2.1333 .4342 30.0 9. IT9 2.2333 .4302 30.010. IT10 2.1333 .5074 30.011. IT11 2.1667 .5307 30.012. IT12 2.2667 .4498 30.013. IT13 2.2333 .4302 30.0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 28.3333 17.7471 4.2127 13

65
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
IT1 26.2333 15.9782 .4002 .9078IT2 26.1333 15.0161 .6652 .8963IT3 26.2333 15.9782 .4002 .9078IT4 26.1333 15.0161 .6652 .8963IT5 26.1667 14.6264 .8245 .8895IT6 26.1333 14.8782 .7052 .8945IT7 26.1333 14.6023 .7864 .8908IT8 26.2000 15.2690 .6748 .8963IT9 26.1000 15.9552 .4676 .9044IT10 26.2000 14.1655 .8703 .8864IT11 26.1667 14.8333 .6439 .8974IT12 26.0667 15.8575 .4710 .9045IT13 26.1000 15.9552 .4676 .9044
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 13
Alpha = .9055
3. Motivasi Pembimbing Klinik
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. IT1 2.1000 .4807 30.0 2. IT2 2.2000 .4842 30.0 3. IT3 2.1000 .4807 30.0 4. IT4 2.2000 .4842 30.0 5. IT5 2.1667 .4611 30.0 6. IT6 2.2000 .4842 30.0 7. IT7 2.2000 .4842 30.0 8. IT8 2.1333 .4342 30.0 9. IT9 2.2000 .4842 30.010. IT10 2.1333 .5074 30.011. IT11 2.1667 .5307 30.012. IT12 2.2667 .4498 30.013. IT13 2.2000 .4842 30.014. IT14 2.1667 .5307 30.015. IT15 2.1667 .5307 30.016. IT16 2.0667 .5208 30.017. IT17 2.0667 .5208 30.018. IT18 2.1333 .5074 30.019. IT19 2.1667 .5307 30.0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 41.0333 44.5851 6.6772 19

66
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation DeletedIT1 38.9333 40.8920 .5632 .9442IT2 38.8333 40.2126 .6738 .9424IT3 38.9333 40.8920 .5632 .9442IT4 38.8333 40.2126 .6738 .9424IT5 38.8667 39.7747 .7905 .9405IT6 38.8333 39.9368 .7212 .9416IT7 38.8333 39.5230 .7929 .9404IT8 38.9000 40.4379 .7169 .9418IT9 38.8333 40.2126 .6738 .9424IT10 38.9000 38.9207 .8540 .9392IT11 38.8667 39.5678 .7093 .9418IT12 38.7667 42.0471 .4004 .9467IT13 38.8333 40.2126 .6738 .9424IT14 38.8667 39.7747 .6766 .9424IT15 38.8667 39.0851 .7865 .9403IT16 38.9667 40.2402 .6165 .9434IT17 38.9667 40.5161 .5728 .9442IT18 38.9000 40.3690 .6139 .9434IT19 38.8667 39.7747 .6766 .9424
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 19
Alpha = .9453

67
Lampiran 4
DATA PENELITIAN
NO Resp Kinerja Kompetensi Motivasi1 20 12 282 33 20 433 19 14 364 14 9 235 18 13 246 36 20 487 17 10 308 27 16 379 29 17 44
10 14 9 2111 30 17 4212 12 9 2313 28 16 3914 17 8 3315 23 13 3516 15 12 2817 13 8 3018 25 15 4119 19 9 3220 25 14 3821 27 17 4222 22 12 3423 26 17 3924 22 14 2725 33 18 4226 25 11 3827 24 14 2428 32 19 4429 20 11 2430 24 17 3831 17 12 4432 29 17 4133 15 10 2334 27 15 3735 21 14 3636 17 13 2837 26 18 4138 22 15 2539 28 16 3340 23 14 3241 27 17 3242 22 14 2943 23 16 38

68
44 29 18 3445 22 15 3346 29 13 4847 24 12 3148 20 13 3149 27 18 3650 25 13 35

69
Lampiran 5
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
1. Distribusi frekwensi
Frequencies
Statistics
50 50 50
0 0 0
2.46 2.28 2.48
9.13E-02 9.49E-02 9.14E-02
.65 .67 .65
.42 .45 .42
2 2 2
1 1 1
3 3 3
Valid
Missing
N
Mean
Std. Error of Mean
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
MOTIVASI KOMPTSI KINJA
Frequency Table
MOTIVASI
4 8.0 8.0 8.0
19 38.0 38.0 46.0
27 54.0 54.0 100.0
50 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KOMPTSI
6 12.0 12.0 12.0
24 48.0 48.0 60.0
20 40.0 40.0 100.0
50 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KINJA
4 8.0 8.0 8.0
18 36.0 36.0 44.0
28 56.0 56.0 100.0
50 100.0 100.0
Kurang
Cukup
Baik
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent

70
FrequenciesStatistics
50 50 50
0 0 0
23.24 14.08 34.28
.80 .45 .99
5.63 3.17 7.02
31.74 10.03 49.27
24 12 27
12 8 21
36 20 48
Valid
Missing
N
Mean
Std. Error of Mean
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
KINJ KOMPT MOTIV
Frequency Table
KINJ
1 2.0 2.0 2.0
1 2.0 2.0 4.0
2 4.0 4.0 8.0
2 4.0 4.0 12.0
4 8.0 8.0 20.0
1 2.0 2.0 22.0
2 4.0 4.0 26.0
3 6.0 6.0 32.0
1 2.0 2.0 34.0
5 10.0 10.0 44.0
3 6.0 6.0 50.0
3 6.0 6.0 56.0
4 8.0 8.0 64.0
2 4.0 4.0 68.0
5 10.0 10.0 78.0
2 4.0 4.0 82.0
4 8.0 8.0 90.0
1 2.0 2.0 92.0
1 2.0 2.0 94.0
2 4.0 4.0 98.0
1 2.0 2.0 100.0
50 100.0 100.0
12
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
32
33
36
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent

71
KOMPT
2 4.0 4.0 4.0
4 8.0 8.0 12.0
2 4.0 4.0 16.0
2 4.0 4.0 20.0
5 10.0 10.0 30.0
6 12.0 12.0 42.0
7 14.0 14.0 56.0
4 8.0 8.0 64.0
4 8.0 8.0 72.0
7 14.0 14.0 86.0
4 8.0 8.0 94.0
1 2.0 2.0 96.0
2 4.0 4.0 100.0
50 100.0 100.0
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
MOTIV
1 2.0 2.0 2.0
3 6.0 6.0 8.0
3 6.0 6.0 14.0
1 2.0 2.0 16.0
1 2.0 2.0 18.0
3 6.0 6.0 24.0
1 2.0 2.0 26.0
2 4.0 4.0 30.0
2 4.0 4.0 34.0
3 6.0 6.0 40.0
3 6.0 6.0 46.0
2 4.0 4.0 50.0
2 4.0 4.0 54.0
3 6.0 6.0 60.0
2 4.0 4.0 64.0
4 8.0 8.0 72.0
2 4.0 4.0 76.0
3 6.0 6.0 82.0
3 6.0 6.0 88.0
1 2.0 2.0 90.0
3 6.0 6.0 96.0
2 4.0 4.0 100.0
50 100.0 100.0
21
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
41
42
43
44
48
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent

72
Crosstabs
Case Processing Summary
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
KINJA * KOMPTSI
KINJA * MOTIVASI
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
KINJA * KOMPTSI Crosstabulation
Count
4 4
2 14 2 18
10 18 28
6 24 20 50
Kurang
Cukup
Baik
KINJA
Total
Rendah Sedang Tinggi
KOMPTSI
Total
KINJA * MOTIVASI Crosstabulation
Count
3 1 4
1 12 5 18
6 22 28
4 19 27 50
Kurang
Cukup
Baik
KINJA
Total
Rendah Sedang Tinggi
MOTIVASI
Total

73
Lampiran 6
HASIL UJI PRASYARAT DAN UJI REGRESI
Uji PrayaratDescriptive Statistics
50 23.24 5.63 12 36KINJN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
50
23.24
5.63
.073
.066
-.073
.515
.953
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
KINJ
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Uji Regresi
Descriptive Statistics
23.24 5.63 50
14.08 3.17 50
34.28 7.02 50
KINJ
KOMPT
MOTIV
Mean Std. Deviation N
Model Summaryb
.904a .818 .810 2.46 .818 105.276 2 47 .000 1.663Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), MOTIV, KOMPTa.
Dependent Variable: KINJb.
Coefficientsa
-2.258 1.848 -1.222 .228 -5.974 1.459
1.164 .145 .654 8.024 .000 .872 1.456 .868 .760 .500 .584 1.713
.266 .065 .331 4.060 .000 .134 .397 .753 .510 .253 .584 1.713
(Constant)
KOMPT
MOTIV
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: KINJa.

74
Model Summaryc
.868a .753 .748 2.83 .753 146.726 1 48 .000
.904b .818 .810 2.46 .064 16.487 1 47 .000 1.663
Model1
2
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), KOMPTa.
Predictors: (Constant), KOMPT, MOTIVb.
Dependent Variable: KINJc.
ANOVAc
1171.782 1 1171.782 146.726 .000a
383.338 48 7.986
1555.120 49
1271.331 2 635.665 105.276 .000b
283.789 47 6.038
1555.120 49
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Model1
2
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), KOMPTa.
Predictors: (Constant), KOMPT, MOTIVb.
Dependent Variable: KINJc.
Coefficientsa
1.504 1.838 .818 .417
1.544 .127 .868 12.113 .000
-2.258 1.848 -1.222 .228
1.164 .145 .654 8.024 .000
.266 .065 .331 4.060 .000
(Constant)
KOMPT
(Constant)
KOMPT
MOTIV
Model1
2
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: KINJa.
Excluded Variablesb
.331a 4.060 .000 .510 .584MOTIVModel1
Beta In t Sig.Partial
Correlation Tolerance
CollinearityStatistics
Predictors in the Model: (Constant), KOMPTa.
Dependent Variable: KINJb.
Charts

75
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KINJ
Observed Cum Prob
1.00.75.50.250.00
Exp
ecte
d C
um P
rob
1.00
.75
.50
.25
0.00