MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

70
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI 36 MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI MODUL 02 MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK POLRI 4 JP (180 menit) Pengantar Didalam modul ini membahas tentang pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri, Tugas dan fungsi Logistik, asas dan prinsip Logistik, mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Perpres No 54 tahun 2010, Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara sesuai Perpres Nomor 6 tahun 2006, proses administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri. Tujuan diberikannya materi ini agar peserta didik memahami tentang manajemen pengelolaan serta siklus sarana dan prasarana. Kompetensi Dasar Memahami manajemen pembinaan logistik Polri. Indikator hasil belajar: 1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri; 2. Menjelaskan tentang Tugas Logistik; 3. Menjelaskan asas dan prinsip Logistik; 4. Menjelaskan siklus pembinaan Logistik Polri; 5. Menjelaskan penerapan manajemen pembinaan Logistik; 6. Menjelaskan metode pembinaan logistik; 7. Menjelaskan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah; 8. Menjelaskan tentang Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara; 9. Menjelaskan administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri.

Transcript of MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

Page 1: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

36

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

MODUL 02

MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK

POLRI

4 JP (180 menit)

Pengantar

Didalam modul ini membahas tentang pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri, Tugas dan fungsi Logistik, asas dan prinsip Logistik, mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Perpres No 54 tahun 2010, Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara sesuai Perpres Nomor 6 tahun 2006, proses administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri.

Tujuan diberikannya materi ini agar peserta didik memahami tentang manajemen pengelolaan serta siklus sarana dan prasarana.

Kompetensi Dasar

Memahami manajemen pembinaan logistik Polri.

Indikator hasil belajar:

1. Menjelaskan pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri;

2. Menjelaskan tentang Tugas Logistik;

3. Menjelaskan asas dan prinsip Logistik;

4. Menjelaskan siklus pembinaan Logistik Polri;

5. Menjelaskan penerapan manajemen pembinaan Logistik;

6. Menjelaskan metode pembinaan logistik;

7. Menjelaskan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah;

8. Menjelaskan tentang Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara;

9. Menjelaskan administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri.

Page 2: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

37

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan:

Manajemen Pembinaan logistik Polri.

Sub Pokok Bahasan:

1. Pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri;

2. Tugas dan fungsi Logistik;

3. Asas dan prinsip Logistik;

4. Siklus pembinaan Logistik Polri;

5. Penerapan manajemen pembinaan Logistik;

6. Metode pembinaan logistik;

7. Mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah;

8. Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara;

9. Administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri.

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah.

Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang manajemen pembinaan perencanaan.

2. Metode Brain storming (curah pendapat).

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik membahas persoalan yang berkaitan dengan manajemen perencanaan anggaran Polri

3. Metode tanya jawab.

Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan ha-hal yang belum dipahami.

4. Metode penugasan.

Metode ini digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat resume.

Page 3: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

38

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/Media:

a. Whiteboard; b. Papan Flipchart; c. Kertas Flipchart; d. Slide; e. Laptop; f. LCD dan screen.

2. Bahan:

a. Kertas; b. Alat Tulis.

3. Sumber Belajar:

a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 tahun 2003 tentan pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah beserta perubahannya.

b. Peraturan Presiden RI Nomor 70 Th. 2012 dan petunjuk teknisnya perubahan kedua atas Perpres RI No. 54 Th 2010 tentang tata cara pengadaan barang/jasa pemerintah.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan / atau penerimaan hibah serta penerusan pinjaman dan / atau hibah luar negeri.

d. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/330/V/2005 tanggal 30 mei 2005 tentang tata cara pengelolaan barang milik Negara.

e. Peraturan Kapolri Nomor 12 tahun 2012 tentang tata cara pengadaan barang/jasa dilingkungan Polri.

f. Peraturan Kapolri Nomor 06 tahun 2017 tentang SOTK Tingkat Mabes Polri.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

a. Pendidik memperkenalkan diri kepada peserta didik;

b. Pendidik melakukan pencairan kelas;

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, pengantar mata pelajaran, kompetensi dan tugas peserta didik pada mata pelajaran ini;

2. Tahap inti : 160 menit

Page 4: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

39

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

a. Pendidik menyampaikan materi pelajaran.

b. Peserta didik memperhatikan, menyimak dan mencatat materi pelajaran;

c. Pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta pendidikan untuk bertanya/berkomentar terkait materi yang disampaikan;

d. Pendidik memfasilitasi jalannya praktik;

e. Pendidik menyimpulkan hasil praktik.

3. Tahap akhir : 10 menit

a. Cek penguatan materi

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi

Pendidik mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas

Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari materi pelajaran.

Tagihan/Tugas

Peserta didik mengumpulkan tugas individu tentang sejauh mana pandangan dan pendapat peserta didik tentang keberadaan Fungsi Pembinaan Sarana dan Prasarana (Logistik) di daerah masing-masing dan berperan secara optimal.

Lembar Kegiatan

Peserta didik membuat tugas individu tentang sejauh mana pandangan dan pendapat peserta didik tentang keberadaan Fungsi Pembinaan Sarana dan Prasarana (Logistik) di daerah masing-masing dan berperan secara optimal.

Page 5: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

40

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Bahan Bacaan

MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK POLRI 1. Pengertian yang berkaitan dengan Logistik Polri

a. Logistik Polri adalah proses dan kegiatan penentuan

kebijaksanaan, pengorganisasian, penggantian dan pengendalian serta pengawasan seluruh fungsi dalam lingkup logistik Polri yang bulat dan utuh terpadu dan terarah, dalam rangkaian upaya pengusahaan dan penyediaan serta pendayagunaan/pengarahan materiil, fasilitas dan jasa secara tepat, agar fungsi logistik Polri dapat diselenggarakan secara mantap, efektif dan efisien.

b. Pembinaan logistik Polri adalah segala usaha, tindakan, kegiatan yang terpadu dan terarah yang berhubungan dengan penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian/pelaksanaan dan pengendalian/pengawasan yang mencakup pembinaan materiil Polri dan pembinaan fungsi logistik Polri secara berdaya guna dan berhasil guna dengan menganut tatanan strategis, dukungan dan operasional.

c. Barang Milik Negara adalah semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya maupun sebagian dari APBN, APBD dan Hibah yang dikuasai oleh Polri.

d. Barang adalah bagian dari kekayaan Negara yang terdiri dari satuan-satuan tertentu yang dapat dihitung, diukur, ditimbang dan dinilai yang diperlukan untuk pembekalan, har dan dukungan bagi kegiatan Polri untuk menunjang operasional dan administrasi.

e. Barang Inventaris adalah barang yang merupakan bagian dari kekayaan Negara baik yang berupa barang bergerak maupun barang yang tidak bergerak serta hewan yang mendukung pelaksanaan tugas.

f. Barang bergerak adalah barang yang menurut sifat dan penggunaannya dapat dipindah-pindahkan, misalnya kendaraan bermotor, kendaraan tempur, kapal, pesawat terbang, senjata api dan amunisi.

g. Barang tidak bergerak adalah barang yang menurut sifat dan penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan atau menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku misalnya tanah dan bangunan.

Page 6: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

41

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

h. Materiil Top adalah materiil yang masuk dalam tabel organisasi dan peralatan yaitu materiil yang merupakan standar satuan untuk pelaksanaan tugas pokok sesuai spesifikasi /design dari satuan yang bersangkutan.

i. Bendaharawan materiil adalah orang yang karena jabatan diangkat dan diberhentikan oleh ordonatur materiil untuk melaksanakan pengurusan kebendaharaan dengan kewajiban untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh ordonatur materiil dan mempertanggung jawabkan tugas dan kepengurusannya berdasarkan undang-undang perbendaharaan, membuat dan mengirimkan perhitungan dan pertanggung jawaban serta melaporkan pelaksanaannya kepada ordonatur materiil atau instansi lain yang ditunjuk.

j. Ordonatur materiil adalah seseorang yang karena jabatannya diberi tugas pengurusan umum materiil dengan mendapatkan wewenang untuk menetapkan, memberi kuasa serta memerintahkan tindakan yang dapat mengakibatkan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran materiil serta pertanggung jawaban dalam pemakaian dan penghapusan.

k. Pengawasan materiil adalah pejabat-pejabat yang sengaja diangkat untuk mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan tugas pengurusan kebendaharaan materiil atau pejabat yang ditetapkan oleh peratuaran perundang-undangan.

l. Administrasi pergudangan adalah penyelenggaraan pengurusan kebendaharaan beserta administrasi pendukungnya, meliputi kegiatan-kegiatan penerimaan, penyimpanan/penimbunan, pengangkutan/ pengiriman, pengeluaran/penyaluran dan penghapusan materriil.

m. Barang Inventaris Polri adalah semua barang yang dibina dan digunakan oleh Polri berupa Barang Bergerak (BB) dan Barang Tidak Bergerak (BTB) seperti tanah bangunan dan konstruksi yang didapat melalui pengadaan dengan menggunakan dana APBN dan APBD serta hibah sebagai perlengkapan untuk pelaksanaan tugas pokok Polri.

n. Pencelaan adalah suatu pernyataan terhadap suatu kondisi atau kegunaan suatu barang karena barang tersebut sudah tidak lagi memenuhi fungsinya.

o. Penghapusan adalah segala usaha dan kegiatan untuk membebaskan barang inventaris dari pertanggung jawaban perbendaharaan Negara menurut ketentuan yang berlaku.

Page 7: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

42

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

2. Tugas Pokok Logistik Polri

a. Penyiapan atau perumusan kebijakan Kapolri,

pengkajiandan penyusunan strategi bidang logistik termasuk sarana/prasarana kesehatan, telekomunikasi dan informasi.

b. Perumusan dan pengembangan sistem metode dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan fungsi pembinaan logistik termasuk sarana/prasarana kesehatan, telekomunikasi dan informatika sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Polri serta pengawasan dan pengarahan atas pelaksanaannya.

c. Perencanaan kebutuhan pembangunan logistik bagi seluruh jajaran Polri dan pengendalian pelaksanaan program kerja dan anggaran bidang logistik oleh satuan kerja dalam lingkungan Polri.

d. Pelaksanaan program-program pengadaan, pemeliharaan, pendistribusian dan penghapusan, perbekalan umum, peralatan, fasilitas dan konstruksi sesuai lingkup tugas tanggung jawabnya.

e. Penyelenggraan pengawasan/pengendalian termasuk analisa dan evaluasi pelaksanaan program-program dan kegiatan bidang logistik dengan melakukan supervisi serta kegiatan lainnya.

3. Azas Dan Prinsip Logistik

a. Azas Logistik

Azas Logistik secara universal meliputi tiga hal yaitu :

1) Bahwa logistik akan senantiasa mengikuti dan menyesuaikan secara terus menerus terhadap kebutuhan operasional dan perkembangan teknologi.

2) Bahwa logistik harus senantiasa tertumpu pada kemampuan ekonomi atau mendasarkan pada anggaran yang disediakan oleh pemerintah.

3) Bahwa logistik harus senantiasa patuh dan mengikuti/mempedomani ketentuan/perundang-undangan yang berlaku.

b. Prinsip Logistik

1) Tepat Mutu : sebagai tolak ukur diperolehnya meteril, fasilitas dan jasa memenuhi persyaratan teknis dan operasional berdasarkan standar mutu yang telah

Page 8: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

43

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

ditetapkan. 2) Tepat Jenis : Setiap jenis kegiatan pembinaan Logistik

harus memenuhi yang dibutuhkan Polri baik dalam tugas operasional maupun pembinaan.

3) Tepat Jumlah : dalam pembinaan dukungan persiapan dan ketersediaan barang/jasa harus realitas dan sesuai dengan anggaran yang tersedia dan sesuai dengan kebutuhan dalam mendukung tugas operasional di lapangan.

4) Tepat Waktu : bahwa kesiapan dan tersedianya materil hasil pengadaan maupun dalam pelaksanaan pendistribusian harus tepat harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

5) Tepat Tempat : Teralokasinya materiil hasil pengadaan maupun dalam pelaksanaan pendistribusian harus tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.

6) Tepat Harga : Sebagai tolak ukur diperolehnya materiil dengan harga yang kompetitif dan sebanding dengan harga standar yang telah ditetapkan serta dapat dipertanggung jawabkan.

7) Tepat Guna : Pemakai yang tepat dan sesuai prosedur penggunaan sesuai dengan kebutuhan dilapangan guna terwujudnya dukungan logistik yang optimal.

4. Siklus Pembinaan Logistik Polri

a. Didalam penyelenggaraan logistik Polri keseluruhan proses

pembinaaan dilakukan melalui siklus logistik yang saling berkaitan sebagai berikut :

1) Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan untuk mengindentifikasi kebutuhan yang diperlukan guna pelaksanaan dukungan logistik dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan.Untuk perhitungan penentuan kebutuhan yang diperlukan adanya DSPP, indeks jatah yang ditentukan dan standarisasi. Perencanaan kebutuhan akan berlanjut kepada pembuatan rencana anggaran.

2) Pengadaan adalah segala usaha dan kegiatan untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang/jasa dan fasilitas berdasarkan pedoman yang berlaku dan menciptakan sesuatu yang baru (yang tadinya belum ada menjadi ada) pengadaan dapat dilakukan dengan cara : Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian (hibah), penukaran, pembuatan dan perbaikan.

Page 9: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

44

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

3) Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan dan pemeliharaan selama dalam penyimpanan terhadap materiil dengan memperhatikan sifatnya masing-masing, didalam penyimpanan perlu adanya pencatatan yang baik dan perawatan serta pemeliharaan selama dalam penyimpanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan agar materiil yang ada selalu dalam siap pakai.

4) Penyaluran/Distribusi adalah kegiatan pengeluaran materiil dari titik penyimpanan kepemakai guna pemenuhan kebutuhan sesuai DSP indeks jatah yang ditentukan.

5) Pemanfataan adalah kegiatan pemanfaatan sarana prasarana, bekal dan jasa oleh personil perorangan, badan-badan, komando satuan untuk pelaksanaan tugasnya, sampai kepada suatu tahap tertentu untuk mendapatkan penggantian atau pemeliharaan. Didalam pemakai ini serta, perlu diperhatikan pengetahuan pemakaian agar materiil tersebut dapat mencapai usia guna yang optimal.

6) Pemeliharaan/perawatan adalah merupakan kegiatan untuk mempertahankan atau mengusahakan sarana prasarana, bekal dan jasa dalam suatu kondisi siap pakai sampai kepada suatu tahap dimana dinyatakan tidakan ekonomis untuk diperbaiki/dipertahankan.

7) Penghapusan adalah kegiatan pengeluaran dari daftar inventaris dan pembebasan dari pertanggung jawaban atas materiil yang tidak dapat dimanfaatkan lagi ataupun sudah tidak ekonomis lagi untuk diperbaiki/dipelihara, sesuai kebutuhan yang berlaku. Penghapusan akan memberikan data-data untuk perencanaan kebutuhan yang akan datang.

Page 10: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

45

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

SIKLUS PEMBINAAN LOGISTIK POLRI

b. Pengelompokkan Materiil dalam pembinaan Logistik Polri

1) Kelompok Materiil Bekum

a) Gol I : Bekal Makanan b) Gol II : Bekal perlengkapan Perorangan

dan lapangan (Kaporlap) c) Gol III : Bekal Perminyakan d) Gol IV : Bekal Kantor e) Gol V : Bekal Inventaris Kantor f) Gol VI : Perbekalan umum lainnya

2) Kelompok Materiil Peralatan

a) Gol I : Kendaraan b) Gol II : Kapal dan alat apung c) Gol III : Pesawat terbang d) Gol IV : Senjata api e) Gol V : Amunisi f) Gol VI : Alat peralat khusus Polri g) Gol VII : Mesin Stationer h) Gol VIII : Alat berat i) Gol IX : Alat peralatan bengkel

REN

ADA

SIMPAN

LUR/DISIPAKAI

PERAWATAN

HAPUS

DAL

Page 11: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

46

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

j) Gol X : Peralatan lainnya

3) Kelompok Materiil Fasilitas konstruksi

a) Gol I : Tanah b) Gol II : Bangunan gedung c) Gol III: Bangunan Instalasi d) Gol IV: Bangunan prasarana e) Gol V : Peralatan dan bekal konstruksi

4) Kelompok Materiil Bekal kesehatan

1) Gol I : Obat dan bahan kimia 2) Gol II : Alat kesehatan

5) Kelompok Meriilt Bekal Komlek

a) Gol I : Radar dan alat deteksi bawah tanah. b) Gol II : Radio c) Gol III : Radio Direction Finder d) Gol IV : Peralatan Telepon e) Gol V : Telex dan Facsimile f) Gol VI : Sound System g) Gol VII : Generating Set h) Gol VIII : Alat ukur i) Gol IX : Alat komplek j) Gol X : Alat-alat penunjang

c. Sasaran Pembinaan fungsi Logistik Polri

Sasaran pembinaan fungsi logistik dilakukan agar upaya memenuhi kebutuhan logistik untuk mendukung tugas-tugas kepolisian baik operasional maupun pembinaan dapat diwujudkan secara maksimal. Adapun pendekatan dalam pembinaan disesuaikan dengan kelompok komoditas materiil logistik Polri

1) Perbekalan

a) Pembinaan fungsi pembekalan ditujukan untuk terselenggaranya kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian atas materiil bekal yang diperlukan untuk mendukung pembinaan kekuatan dan penggunaan Polri.

b) Termasuk bekal atau materiil bekal adalah semua barang yang diperlukan untuk kelengkapan, pemeliharaan dan operasi yang pengelompokan dan penggolongannya ditetapkan berdasarkan keputusan Ordonatur.

Page 12: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

47

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

2) Pemeliharaan

a) Pembinaan fungsi pemeliharaan ditujukan untuk terselenggaranya kegiatan pemeliharaan materiil agar minimal dapat digunakan dalam usia pakai yang layak.

b) Sasaran utama adalah terpeliharanya asset Polri yang berupa barang tidak bergerak dan barang bergerak, baik yang berstatus sebagai “Barang Komtabel” maupun sebagai “barang dalam pemakaian” (materiil in used).

3) Konstruksi

a) Pembinaan fungsi konstruksi ditujukan untuk terselenggaranya kegiatan pemeliharaan materiil agar minimal dapat digunakan dalam usia pakai yang layak.

b) Sasaran utamanya adalah tercukupinya fasilitas tanah, bangunan dan fasilitas umum serta instalasi yang diperlukan oleh Polri.

4) Kesehatan

a) Pembinaan fungsi kesehatan dalam kaitannya dengan pembinaan logistik ditujukan untuk terselenggaranya fungsi kedokteran Kepolisian dan kesehatan polisi.

b) Sasaran utamanya adalah tercukupinya sarana dan fasilitas yangdiperlukan untuk terselenggaranyafungsi kedoktreran kepolisian dan kesehatan.

5) Angkutan

a) Pembinaan fungsi angkutan ditujukan untuk terselenggaranya kegiatan angkutan secara hemat, cepat, tepat, selamat, berdaya dan berhasil guna.

b) Sasaran utamanya adalah terlaksananya pemindahan perorang/personel/pasukan maupun barang / materiil peralatan atau bekal dari suatu tempat tertentu ke tempat lain yang ditempuh baik melalui darat, laut, dan udara

6) Perawatan Personil

Page 13: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

48

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Berbagai upaya yang bertujuan mempertahankan kondisi mental fisik personil, agar tetap berfungsi sesuai dengan penugasannya.

Secara umumnya pengertiannya mempunyai ruang lingkup mengenai, penyediaan makanan/ransum, perlengkapan dan tempat tinggal personil, namun secara teknis dititik beratkan pada bidang penyediaan makanan.

5. Penerapan Manajemen Pembinaan Logistik a. Penyelenggaraan fungsi logistik Polri senantiasa berkaitan

dengan proses yang didalamnya akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan, dengan demikian maka misi ini tidak dapat direalisasikan tanpa ditetapkannya fungsi manajemen dalam penyelenggaraan logistik Polri.

b. Pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan logistik Polri adalah fungsi-fungsi manajemen yang bersifat umum dan mutlak diperlukan pada seluruh aspek kegiatan, meliputi :

1) Perencanaan

Perencanaan logistik merupakan dasar untuk pengarahan dan pengkoordinasian dalam pembinaan sumber-sumber dan pedoman bagi setiap tindak logistik, secara umum perencanaan logistik didasarkan pada :

a) Program pembangunan kekuatan jangka panjang (25 tahun)

b) Program pembangunan kekuatan jangka sedang (5 tahun)

c) Penajaman prioritas sasaran yang dikonsentrasikan pada kemampuan operasional yang diharapkan.

d) Hasil evaluasi data masukan dari satuan bawah dan fungsi-fungsi terkait yang diakomodasikan dalam evaluasi penyelenggaraan logistik Polri.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian setiap kegiatan pada dasarnya

Page 14: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

49

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

merupakan satu sistem atau tatanan yang harus berorientasi kepada tugas dengan proram yang jelas namun kenyal. Pengorganisasian logistik Polri dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai hal serta dengan pendekatan sebagai berikut :

a) Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan fungsi Matra.

b) Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan komoditi.

c) Pengorganisasian yang diselenggarakan dengan rentan kendali sependek mungkin.

d) Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan eselonisasi penanggung jawab pengemban fungsi logistik dilingkungan Polri sesuai struktur organisasi yang berlaku.

3) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan logistik Polri yang merupakan rangkaian upaya perusahaan dan penyediaan serta pendayagunaan/pengarahan materiil, fasilitas dan jasa secara tepat agar fungsi Polri dapat diselenggarakan secara mantap, efektif dan efisien maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

a) Pelaksanaan harus berdasarkan pada hasil perencanaan yang telah ditetapkan

b) Pelaksanaan harus antisipatif terhadap kemungkinan adanya perubahan perencanaan yang telah ditetapkan.

c) Pelaksanaan harus memperhatikan skala prioritas berkaitan dengan situasi taktis dan kendali sumber daya yang tersedia.

d) Dalam pelaksanaan pengadaan harus mengutamakan produk dan jasa dalam negeri.

4) Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian sebagai fungsi organik pembinaan, penyelenggaraan usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk menjamin tercapainya tujuan secara efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pemeriksaan dan tindakan pengendalian yang diperlukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin atau minimum dapat dikurangi. Dalam

Page 15: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

50

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian perlu memperhatikan hal - hal sebagai berikut :

a) Pengawasan dan pengendalian harus berdasarkan pada rencana yang telah ditetapkan.

b) Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan struktural maupun fungsional.

c) Pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai dengan strata demi tercapainya kesatuan dan keterpaduan upaya.

6. Metode Pembinaan Logistik

Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan logistik Polri berdasarkan kepentingannya dapat dibedakan :

a. Dalam rangka pembinaan logistik dipergunakan:

1) Metoda dipusatkan 2) Metoda organik

b. Dalam rangka dukungan-dukungan logistik dipergunakan:

1) Dukungan logistik untuk pembinaan kekuatan meliputi:

a) Metoda dipusatkan b) Metoda organik c) Metoda bina tunggal

2) Dukungan logistik untuk penggunaan kekuatan meliputi:

a) Metoda dipusatkan b) Metoda organik c) Metoda bina tunggal d) Metoda dukungan lintas sektoral

Page 16: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

51

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

PENDEKATAN PEMBINAAN FUNGSI LOGISTIK POLRI

a. Pembekalan b. Angkutan c. Pemeliharaan d. Konstruksi e. Wat pers

a. Perencanaan b. Organisasi c. Koordinasi d. Pelaksanaan e. Was / Dal

7. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

a. Pengertian dalam pengadaan barang/jasa pemerintah :

1) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat daerah/Istitusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

2) Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

Metode

Penyelenggaraan

Pendekatan

Manajemen

Page 17: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

52

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Daerah/Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/istitusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

3) Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.

4) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah Lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah.

5) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja perangkat daerah/atau pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBN/APBD.

6) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh kepala Daerah unntuk menggunakan APBD.

7) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

8) Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

9) Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan barang/Jasa.

10) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

11) Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

Page 18: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

53

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

12) Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/Pekerjaan Konstruksi/jasa Konsultansi/Jasa lainnya.

13) Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam pengadaan barang/Jasa.

14) Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,bergerak maupun tidak bergerak yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna Barang.

15) Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan fisik lainnya.

16) Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah piker (brainware).

17) Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.

18) Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta.

19) Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidang Pengadaan Barang/Jasa.

20) Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

21) Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang

Page 19: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

54

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

ditetapkan oleh ULP/ Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.

22) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/jasa atau pelaksana Swakelola.

23) Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

24) Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang komplek.

25) Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/ Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5,000.000.000,00 (Lima Miliar rupiah).

26) Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5,000,000,000,00 (Lima Miliar rupiah).

27) Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia

Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat.

28) Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.200,000,000,00 (dua ratus juta rupiah).

29) Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan orisinal,kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

30) Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

31) Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk

Page 20: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

55

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. 32) Pengadaan Langsung adalah Pengadaan

Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.

33) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha yang memenuhi criteria usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

34) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro,kecil dan menengah.

35) Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank umum/perusahaan penjamin/perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang diserahkan oleh penyedia Barang/Jasa kepada PPK/ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia Barang/Jasa.

36) Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi , mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai diatas Rp. 100,000,000,000,00 (seratus miliar rupiah).

37) Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

38) Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan system pelayanan pengadaan Barang/jasa secara elektronik.

39) E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

Page 21: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

56

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

40) Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia barang/Jasa pemerintah.

41) E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui system catalog elektronik.

42) Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang system informasi elektronik yang terkait dengan informasi Pengadaan Barang/Jasa secara nasional yang dikelola oleh LKPP.

b. Tujuan

1) Mengatur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari dana APBN/APBD.

2) Agar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.

c. Prosedur

1) Organisasi Pengadaan barang/Jasa untuk pengadaan melalui penyedia Barang/Jasa terdiri atas : PA/KPA, PPK,ULP/Pejabat Pengadaan (Panitia) dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).

2) Organisasi Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola terdiri atas : PA/KPA, PPK dan Panitia/Pejabat penerima hasil Pekerjaan (PPHP).

3) Perangkat Organisasi ULP ditetapkan sesuai kebutuhan yang paling kurang terdiri atas : Kepala,Sekretariat,Staf pendukung dan kelompok kerja.

4) Setiap Pengadaan Barang / Jasa mengacu ketentuan Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres No. 54 Tahun 2010.

5) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengeluarkan Surat Keputusan pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

6) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) membentuk Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan atau Tim Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (disesuaikan dengan kompleksitas pekerjaan bukan besarnya anggaran).

Page 22: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

57

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

7) Kuasa Pengguna Anggaran membentuk Panitia yang berjumlah gasal/ganjil disesuaikan dengan kompleksitas pekerjaan (bukan besarnya anggaran) dan membentuk pejabat Pengadaan untuk pekerjaan dengan nilai dibawah Rp. 200,000,000,00 ( dua ratus juta rupiah).

8) Setelah DIPA turun maka Pejabat Pembuat Komitmen dan Panitia akan memisahkan paket pekerjaan yang nilainya dibawah Rp. 200,000,000.00 dengan pengadaan langsung sedangkan nilai diatas Rp. 200.000.000.00 dengan pelelangan sederhana/seleksi sederhana/pelelangan umum dan dibuat rencana umum pengadaan untuk di umumkan pada Portal Pengadaan nasional /Website LPSE Polri.

9) Pejabat Pembuat Komitmen melakukan survey harga pasar minimal 3 (tiga) sebagai pembanding untuk digunakan sebagai dasar pembuatan Harga Perkiraan Sendiri (HPS),membuat Spesifikasi teknis barang/jasa dan membuat Rancangan kontrak.

10) ULP/Panitia membuat RKS, IKPP, Undangan kepada Peserta Lelang, contoh isian kualifikasi, Pakta Integritas dan ditayangkan di Portal pengadaan nasional/ Website LPSE Polri.

11) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Panitia pengadaan/Pejabat pengadaan, tim pejabat penerima hasil pekerjaan dan penyedia jasa yang akan ikut lelang menandatangani Pakta Integritas.

12) ULP/Panitia memberikan Penjelasan kepada peserta lelang tentang spektek barang/jasa bila diperlukan dibantu oleh aanwijzer (tenaga ahli pemberi penjelasan pekerjaan).

13) ULP/Panitia melakukan pemilihan penyedia barang / jasa terbuka untuk umum yang memenuhi syarat sesuai paket pekerjaan yang di lelang.

14) ULP/Panitia lelang menyeleksi penyedia barang / jasa sesuai prosedur yang diatur dalam Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010.

15) Setelah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga maka panitia akan menyusun peringkat untuk diundang evaluasi kualifikasi/pembuktian kualifikasi antara dok copy penawaran dengan dok asli perusahaan, kemudian akan disusun calon pemenang mulai dari penawaran terendah yang reponsif untuk

Page 23: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

58

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

ditetapkan sebagai calon pemenang dan bisa dengan cadangan calon pemenang 1 dan 2 .

16) ULP/Panitia menjawab sanggahan dari peserta lelang yang tidak puas atas putusan panitia pengadaan secara tertulis.

17) Pemenang lelang yang sudah ditetapkan oleh ULP/ Panitia lelang diumumkan di papan pengumuman resmi, website LPSE Polri dengan masa sanggah 3 (tiga) hari kerja, apabila dalam masa sanggah tidak ada peserta lelang yang menyanggah dan waktu sudah habis maka Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Keputusan Penunjukan Pemenang lelang (SPPBJ) paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang dan 2 (dua) hari kerja setelah adanya jawaban sanggahan banding dari menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah/pimpinan istitusi (untuk lelang sederhana & pemilihan langsung) , kemudian penandatanganan kontrak paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ, dengan tetap mengacu pada pasal 1338 KUH Perdata,dilanjutkan dengan Surat Perintah Mulai Kerja. (SPMK).

18) Pejabat pembuat Komitmen sebelum tandatangan kontrak meminta kepada penyedia Barang/Jasa untuk menyerahkan jaminan pelaksanaan untuk nilai terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) s/d 100% (seratus perseratus) dari nilai total HPS sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan untuk pengadaan Barang/Jasa nilai terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) dari nilai total HPS besarnya jaminan pelaksanaan 5% (lima Perseratus) dari nilai total HPS, dan untuk pekerjaan konstruksi menyerahkan jaminan pemeliharaan 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

19) Bila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dalam kontrak baik penghentian dan pemutusan kontrak mengacu pasal 93 Perpres No. 70 tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres No. 54 Tahun 2010.

20) Setelah tandatangan kontrak dan dikeluarkannya SPMK maka dilakukan serah terima lapangan / pekerjaan dan untuk pekerjaan pengadaan barang dengan surat pesanan barang.

21) Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi keterlambatan penyelesaian mengacu pasal 91 Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas

Page 24: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

59

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Perpres No. 54 tahun 2010.

22) Apabila dalam perjanjian kontrak terjadi perselisihan maka diselesaikan dengan jalan musyawarah, mengacu pasal 94 Perpres No. 70 Tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010.

23) Setiap kegiatan lelang / hasil lelang maka adanya tim pengawas / Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan yang dibentuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), pasal 18 Perpres No. 70 tahun 2012 perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010.

24) Setiap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa dibuatkan Berita Acara penyerahan pekerjaan yang ditandatangani oleh tim panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan dilaporkan kepada PPK.

d. Proses secara Makro 1) Bentuk ULP/panitia lelang dan Pejabat Pengadaan

a) Pengumuman pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik dilakukan dengan cara e-tendering atau e-purchasing, bertujuan untuk :

(1) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;

(2) Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;

(3) Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;

(4) mendukung proses monitoring dan audit; (5) (5) Memenuhi kebutuhan akses informasi

yang real time.

b) Fungsi pelayanan LPSE paling kurang meliputi:

(1) administrator sistem elektronik; (2) unit registrasi dan verifikasi pengguna; (3) unit layanan pengguna.

c) Pengadaan Barang/pekerjaaan konstruksi nilai

dibawah Rp. 200,000,000,00 (dua ratus juta rupiah) dan pengadaan jasa kolsultansi nilai dibawah Rp. 50,000,000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan sistem pengadaan langsung dilaksanakan dengan cara Pascakualifikasi sebagai berikut:

Page 25: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

60

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(1) Membuat RKS, IKPP, HPS,Spektek dan gambar-gambar, pakta integritas dan rancangan SPK;

(2) Mengundang peserta terpilih untuk

Aanwijzing dan memasukan dokumen

penawaran;

(3) Melakukan negosiasi teknis dan harga

penawaran;

(4) Menetapkan pemenang dan diumumkan

lewat papan pengumuman resmi dan portal

pengadaan Nasional /website LPSE

Polri;

(5) Menerbitkan SPPBJ;

(6) Penandatanganan SPK dan diterbitkannya

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);

(7) Membuat surat pesanan barang untuk

Pengadaan Barang;

(8) Melakukan Pemeriksaan barang hasil

pelaksanaan pekerjaan dan BA

pemeriksaan dilakukan oleh PPHP.

d) Pengadaan Barang/pekerjaan konstruksi Nilai

diatas Rp. 200,000,000,00 (dua ratus juta rupiah) dan pengadaan jasa konsultansi Nilai diatas Rp. 50,000,000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan sistem pelelangan umum/pelelangan sederhana/seleksi sederhana dan pemilihan langsung dilaksanakan dengan cara Pascakualifikasi sebagai berikut :

(1) Membuat RKS, IKPP,HPS, Spektek, gambar-gambar dan rancangan kontrak;

(2) Mengumumkan pelelangan lewat Portal pengadaan Nasional/Website LPSE Polri;

(3) Mengundang peserta untuk melakukan Aanwijzing dan memasukan penawaran;

(4) Melakukan Evaluasi penawaran dan menetapkan calon pemenang, cadangan pemenang 1 dan 2;

(5) Membuat undangan kepada calon pemenang, cadangan calon pemenang 1 dan 2 untuk dilakukan evaluasi kualifikasi/ pembuktian kebenaran dokumen, bisa dilakukan klarifikasi kepada pihak penjamin;

(6) Mengumumkan Calon pemenang lelang,

Page 26: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

61

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

cadangan pemenang 1 dan 2 pada Portal pengadaan Nasional/

(7) Website LPSE Polri; (8) Menjawab sanggahan apabila ada peserta

yang tidak puas atas putusan panitia secara tertulis;

(9) Menerbitkan SPPBJ ; (10) Meminta kepada pemenang untuk

menyerahkan Jaminan Pelaksanaan; (11) Penandatangan kontrak dan menerbitkan

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); (12) Melakukan Pemeriksaan barang hasil

pelaksanaan pekerjaan dan BA pemeriksaan dilakukan oleh PPHP.

2) Sistem Pemilihan Penyedia Barang/pekerjaan konstruksi /Jasa lainnya :

a) Pemilihan penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan:

(1) Pelelangan Umum; (2) Pelelangan Terbatas; (3) Pelelangan sederhana; (4) Penunjukan Langsung; (5) Pengadaan Langsung;atau (6) Kontes.

b) Pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dilakukan dengan:

(1) Pelelangan umum;

(2) Pelelangan Terbatas;

(3) Pemilihan Langsung;

(4) Penunjukan Langsung;

(5) Pengadaan langsung.

c) Pemilihan Penyedia jasa konsultansi dilakukan dengan : (1) Seleksi umum;

(2) Seleksi Sederhana;

(3) Penunjukan Langsung;

(4) Pengadaan Langsung.

d) Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya dilakukan dengan :

Page 27: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

62

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(1) Pelelangan Umum; Pelelangan Sederhana;

(2) Penunjukan Langsung; (3) Pengadaan Langsung;atau (4) Sayembara.

e) Metode Penyampaian Dokumen Penawaran:

(1) Metode 1 (satu) sampul;

(2) Metode dua sampul;

(3) Metode 2 (dua) Tahap.

f) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas : (1) Sistem Gugur;

(2) Sistem Nilai;

(3) Sistem Penilaian Biaya Selama Umur

Ekonomis.

g) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan penyedia barang/jasa, Konstruksi dan jasa Lainnya dengan: (1) Sistem Gugur; (2) Metode evaluasi berdasarkan sistem nilai

keunggulan teknis sepadan dengan harga, sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis;

(3) Sistem penilaian selama umur ekonomis yang memperhitungkan faktor-faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan jangka waktu operasi tertentu;

(4) Sistem nilai dengan bobot 70% s/d 90% dengan unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat dikuantitatifkan.

h) Metode Evaluasi Penawaran dalam pemilihan Penyedia jasa Konsultansi dengan: (1) Metode Evaluasi dengan berdasarkan

kualitas; (2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan

biaya; (3) Metode evaluasi berdasarkan Pagu

Anggaran;atau

Page 28: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

63

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(4) Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

e. Jenis - jenis Kontrak 1) Kontrak pengadaan Barang/Jasa meliputi :

a) Kontrak berdasarkan cara pembayaran;

b) Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun

Anggaran;

c) Kontrak berdasarkan sumber pendanaan;dan

d) Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.

2) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara

pembayaran terdiri atas :

a) Kontrak Lump Sum; b) Kontrak Harga Satuan; c) Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga

Satuan; d) Kontrak Persentase;dan e) Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

3) Kontrak pengadaan barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas :

a) Kontrak Tahun Tunggal;dan b) Kontrak Tahun Jamak.

4) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan terdiri atas :

a) Kontrak Pengadaan Tunggal; b) Kontrak Pengadaan Bersama;dan c) Kontrak Payung (Framework Contract)

5) Kontrak pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis

pekerjaan terdiri atas :

a) Kontrak pengadaan pekerjaan tunggal;dan b) Kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi.

6) Tanda Bukti Pembelian terdiri dari :

a) Bukti pembelian untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan Rp. 10.000,000.00 (sepuluh juta Rupiah)

Page 29: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

64

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

b) Kuitansi untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sampai dengan Rp. 50,000,000.00 (lima puluh juta rupiah);

c) SPK untuk pengadaan barang/jasa sampai dengan Rp. 200,000,000.00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi sampai dengan Rp. 50,000,000.00 (lima puluh juta rupiah);

d) Surat Perjanjian untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya dengan nilai diatas Rp. 200,000,000.00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi diatas Rp. 50,000,000.00 (lima puluh juta rupiah).

f. Pengadaan barang/jasa dengan Swakelola adalah pengadaan barang/jasa yang direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran,instansi pemerintah lain dan/atau Kelompok Masyarakat/LSM penerima Hibah.Dengan ketentuan yang dapat di swakelolakan meliputi kegiatan Perencanaan,Pelaksanaan,Pengawasan,penyerahan , Pelaporan dan pertanggung jawaban pekerjaan.

g. Pengadaan Barang/Jasa gagal bila :

1) Peserta lelang yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari 3 (tiga);

2) Peserta Peserta lelang yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga);

3) Sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar;

4) Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; 5) Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi

terjadi persaingan tidak sehat; 6) Harga penawaran terendah terkoreksi untuk kontrak

harga satuan dan kontrak gabungan lump sum dan harga satuan lebih tinggi dari HPS;

7) Seluruh harga penawaran yang masuk untuk kontrak lump sum diatas HPS;

8) Sanggahan hasil pelelangan dari peserta ternyata benar;atau

9) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

h. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:

Page 30: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

65

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

1) PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No 70 tahun 2012;

2) Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan ULP/panitia dan/atau PPK ternyata benar;

3) Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;

4) Sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;

5) Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012;

6) Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen pengadaan;

7) Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau

8) Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012.

i. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka

ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan: 1) evaluasi ulang; 2) penyampaian ulang Dokumen Penawaran; 3) pelelangan ulang; atau 4) penghentian proses pelelangan.

j. Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

1) PA/KPA, PPK dan/atau ULP melakukan evaluasi

penyebab terjadinya pelelangan gagal, antara lain: a) kemungkinan terjadinya persekongkolan;

b) adanya persyaratan yang diskriminatif;

c) spesifikasi teknis terlalu tinggi;

d) spesifikasi mengarah pada satu merek/produk

tertentu, kecuali suku cadang;

e) nilai total HPS pengadaan terlalu rendah;

f) nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu

luas/besar; dan/atau

g) kecurangan dalam pengumuman.

Page 31: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

66

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

2) Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal,mengharuskan adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka pelelangan diproses seperti pelelangan baru.

k. ULP/panitia menindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan sebagai berikut: 1) apabila jumlah peserta yang lulus prakualifikasi

kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman ulang prakualifikasi untuk mencari peserta baru selain peserta yang telah lulus penilaian kualifikasi.Peserta yang sudah lulus penilaian kualifikasi tidak perlu dilakukan penilaian kembali, kecuali ada perubahan Dokumen Kualifikasi;

2) Apabila jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru selain peserta yang telah memasukkan penawaran;

3) Apabila sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar, maka dilakukan penilaian kualifikasi ulang dan mengumumkan kembali hasil penilaian kualifikasi ulang;

4) Melakukan pelelangan ulang, apabila : a) Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi

penawaran; b) Dalam kontrak harga satuan serta kontrak

gabungan lump Sum dan harga satuan, semua penawaran terkoreksi yang disampaikan peserta melampaui HPS;

c) Dalam kontrak lump sum, semua penawaran di atas HPS;

d) Pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan Presiden No 70 Tahun 2012;

5) Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan tidak sehat, maka dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru selain peserta yang telah memasukkan penawaran. Peserta yang terlibat terjadinya persaingan tidak sehat, dikenakan sanksi dimasukkan dalam daftar hitam;

6) Apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan, maka dilakukan evaluasi ulang;

Page 32: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

67

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

7) Apabila sanggahan dari peserta atas kesalahan

substansi Dokumen pengadaan ternyata benar, maka setelah memperbaiki Dokumen Pengadaan, dilakukan pelelangan ulang dengan mengumumkan kembali dan mengundang peserta baru selain peserta lama yang telah masuk dalam daftar peserta;

8) Apabila calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima, maka ULP/Panitia: a) Mengundang ulang semua peserta yang

tercantum dalam daftar peserta kecuali peserta yang tidak hadir tersebut, untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan/atau

b) Melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru; dan

c) Memberikan sanksi kepada peserta yang tidak hadir tersebut berupa:

d) Jaminan Penawaran disita dan dicairkan untuk negara; dan

e) Dimasukkan dalam daftar hitam, baik badan usaha beserta pengurusnya.

9) Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dari calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 ternyata benar, diatur ketentuan sebagai berikut :

a) Apabila PA, KPA, PPK dan anggota ULP tidak terlibat KKN, maka ULP/Panitia: (1) Mengundang ulang semua peserta yang

tercantum dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga);

(2) Melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru.

b) Apabila PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP terlibat KKN, maka dilakukan penggantian pejabat dan/atau anggota ULP /Panitia yang terlibat KKN, kemudian:

Page 33: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

68

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(1) Mengundang ulang semua peserta yang

tercantum dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga);

(2) Melakukan pengumuman pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru.

c) Dalam hal ULP/panitia menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara para peserta, maka ULP/panitia: (1) Meneliti kewajaran penawaran dengan

cara memeriksa koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan dan alat serta membandingkan dengan harga satuan pekerjaan sejenis terdekat;

(2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN; dan

(3) Menghentikan proses pelelangan, apabila hasil penelitian dan pemeriksaan mengarah kepada terjadinya KKN.

d) Peserta yang terlibat KKN dikenakan sanksi : (1) Jaminan Penawaran disita dan dicairkan

untuk negara;

(2) Dimasukkan dalam daftar hitam, baik

badan usaha beserta pengurusnya; dan

(3) Pidana sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

e) PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP/panitia yang terlibat KKN, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

10) Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas terjadinya pelanggaran prosedur ternyata benar, maka dilakukan Penggantian pejabat dan/atau anggota ULP/panitia yang terlibat, kemudian: a) mengundang ulang semua peserta untuk

mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga); dan

b) PA, KPA, PPK dan/atau anggota ULP yang

Page 34: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

69

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

terlibat, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

11) Pelelangan gagal karena calon pemenang dan calon pemenang Cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri, dilakukan pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut :

a) Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru, apabila yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri);

b) Mengundang peserta lama dan mengumumkan kembali untuk mendapatkan peserta baru yang memenuhi syarat supaya mengajukan penawaran, apabila yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri);dan

c) Memberikan sanksi kepada peserta yang mengundurkan diri berupa: (1) jaminan penawarannya disita dan dicairkan

untuk negara; (2) dimasukkan dalam daftar hitam, baik

badan usaha beserta pengurusnya.

12) Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga),maka : a) proses pelelangan dilanjutkan dengan

melakukan negosiasi harga,dalam hal peserta yang memasukan penawaran hanya 2 (dua);atau

b) proses pelelangan dilanjutkan seperti proses Penunjukan langsung, dalam hal peserta yang memasukan penawaran hanya 1 (satu).

13) Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan, maka: a) anggaran dikembalikan ke negara dalam hal

waktu sudah tidak mencukupi; b) dapat dilakukan pelelangan kembali dengan

terlebih dahulu melakukan pengkajian ulang penyebab pelelangan ulang gagal apabila waktu masih mencukupi; atau

c) PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi dananya (revisi anggaran) untuk pekerjaan lain.

Page 35: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

70

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

14) PA/KPA, PPK dan/atau ULP/panitia dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta pelelangan apabila penawarannya ditolak atau pelelangan dinyatakan gagal.

l. Tugas dan wewenang Kuasa Pengguna Anggaran sebagai berikut: 1) Menetapkan Rencana Umum Pengadaan; 2) Mengumumkan secara luas Rencana Umum

Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I (portal pengadaan nasional/ LPSE Polri);

3) Menetapkan PPK; 4) Menetapkan panitia dan Pejabat Pengadaan; 5) Menetapkan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; 6) Menetapkan pemenang pada Pelelangan atau

penyedia pada penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau

7) Pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

8) Mengawasi pelaksanaan anggaran; 9) Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; 10) Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan

ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat;dan

11) Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewenangan diatas dalam hal diperlukan KPA dapat: 1) menetapkan tim teknis; 2) menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan

Pengadaan melalui Sayembara/Kontes. 3) mengangkat Tim/tenaga ahli untuk membantu PPHP.

m. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut: 1) menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa yang meliputi :

a) spesifikasi teknis Barang/Jasa;

Page 36: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

71

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

b) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan

c) rancangan Kontrak.

2) menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

3) menandatangani Kontrak; 4) melaksanakan Kontrak dengan Penyedia

Barang/Jasa; 5) mengendalikan pelaksanaan Kontrak; 6) melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan

Barang/Jasa kepada PA/KPA; 7) menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan

Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

8) melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan

9) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewewenangan Pejabat Pembuat Komitmen dalam hal diperlukan PPK dapat : 1) Mengusulkan kepada PA/KPA:

a) perubahan paket pekerjaan; dan/atau b) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

2) Menetapkan tim pendukung; 3) Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan

teknis (aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP;

4) Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa;

5) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

n. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk: 1) Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan

Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak;

2) Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/ pengujian;

3) Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil pekerjaan untuk selanjutnya diserahkan

Page 37: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

72

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

kepada PPK untuk ditindaklanjuti; 4) Melaksanakan tugas yang dibebankan oleh PPK

untuk melakukan pemeriksaan, pengujian, menerima dan melaporkan hasil pekerjaan kepada PPK untuk selanjutnya diserahterimakan kepada PA/KPA;dan

5) PPHP bertugas untuk memastikan barang/jasa yang diterima sesuai dengan Spesifikasi dan waktu yang telah ditetapkan sebagaimana ketentuan didalam kontrak beserta lampirannya.

o. Tugas pokok dan kewenangan ULP/Pejabat Pengadaan

meliputi:

1) Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa; 2) Menetapkan Dokumen Pengadaan; 3) Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; 4) Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;

5) Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui Prakualifikasi atau pascakualifikasi;

6) Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk.

Khusus untuk ULP/Panitia:

1) Menjawab sanggahan;

2) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk: a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk

paket pengadaan Barang /Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);atau

b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

3) Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/jasa kepada PPK;

4) Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

Khusus Pejabat Pengadaan:

Page 38: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

73

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

1) menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk: a) Penunjukan Langsung atau Pengadaan

Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah);

b) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

2) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA;

3) Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Menteri /Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi; dan

4) Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA.

p. Tahap pelaksanaan kontrak

1) Pengujian penerimaan materiil.

a) Pengadaan materiil dalam negeri

(1) Pengujian penerimaan materiil dilaksanakan oleh panitia pengujian penerimaan materiil atau seorang PPHP berdasarkan surat perintah PA/KPA.

(2) Berita Acara pengujian penerimaan materiil merupakan salah satu persyaratan didalam proses penagihan.

b) Pengadaan materiil luar negeri

(1) Pengujian penerimaan materiil dilaksanakan oleh panitia pengujian penerimaan materiil atau oleh PPHP berdasarkan surat perintah dari PA/KPA materiil.

(2) Berita Acara pengujian penerimaan materiil hanya merupakan dasar untuk diadakannya suatu claim (tuntutan) apabila ketidakcocokan dalam pelaksanaan suatu kontrak.

c) Pengadaan materiil luar negeri

Page 39: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

74

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(1) Proses pembayaran tagihan untuk

pengadaan materiil luar negeri dapat dilakukan dengan pencairan L/C oleh pihak Supplier 7 (tujuh) hari setelah penyerahan dokumen pengapalan kepada Bank Koresponden.

(2) Berita Acara pengujian penerimaan materiil hasil pengadaan luar negeri bukan merupakan dasar-dasar penagihan, melainkan hanya sebagai dasar untuk dapatnya diadakan/dilakukannya suatu Claim (tuntutan) apabila ada ketidakcocokan antara bunyi kontrak dengan penerimaan / penyerahan materiil.

q. Penggolongan Pengadaan Barang dan Jasa Pengadaan Barang jasa dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan pengalokasian anggaran yaitu :

a) Pengadaan dipusatkan pada Mabes Polri.

b) Pengadaan disalurkan kepada Satker Polri.

2) Berdasarkan sumber anggaran:

a) Pengadaan dalam negeri terdiri dari :

(1) sumber APBN/APBD

(2) Hibah

b) Pengadaan luar negeri terdiri dari : Hibah atau

pinjaman.

3) Pengadaan Barang/Jasa menurut jenisnya meliputi:

a) Barang; b) Pekerjaan Konstruksi; c) Jasa Konsultansi; dan d) Jasa Lainnya

r. Prinsip dan Etika dalam Pengadaan

1) Prinsip Pengadaan

a) efisien; b) efektif; c) transparan d) terbuka;

Page 40: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

75

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

e) bersaing; f) adil/tidak diskriminatif; dan g) akuntabel.

2) Etika Pengadaan

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

a) melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;

b) bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

c) tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

d) menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

e) menghindari dan mencegah terjadinya pertentangankepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;

f) menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;

g) menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

h) tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

s. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa

1) Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri atas:

Page 41: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

76

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

a) PA/KPA; b) PPK; c) ULP/Pejabat Pengadaan; dan d) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

2) Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui swakelola terdiri atas: a) PA/KPA; b) PPK; dan c) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

t. Tugas dan tanggung jawab PPK/Panitia Pengadaan Pejabat pembuat komitmen bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan dan fungsional atas pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan. 1) Pejabat pembuat komitmen

Dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia barang/jasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang akan mengakibatkan dilampuinya batas anggaran yang tersedia untuk kegiatan/proyek/yang dibiayai dari APBN/APBD.

2) Tugas pemilik pekerjaan (pejabat pembuat komitmen)

a) Tahap persiapan :

(1) Penyusunan rencana. (2) Mengangkat panitia (perpres 8/2006

dihapus). (3) Menetapkan paket pekerjaan. (4) Menetapkan HPS, rencana pelaksanaan

pengadaan.

b) Tahap pelaksanaan :

(1) Menetapkan hasil pengadaan. (2) Menetapkan besar uang muka. (3) Tanda tangan kontrak. (4) Melaporkan pada atasan. (5) Mengendalikan pekerjaan. (6) Menyerahkan asset. (7) Menandatangani fakta integrasi.

3) Panitia Pengadaan

Page 42: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

77

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

a) Tim yang diangkat pengguna untuk memilihpenyedia: (1) Wajib untuk mengadakan > Rp. 200 juta. (2) PNS dari instansi pengguna/instansi lain. (3) Memenuhi persyaratan sebagai anggota

panitia.

b) Pengadaan s/d Rp.200 juta dapat dilakukan oleh seorang pejabat pengadaan.

4) Anggota Panitia Pengadaan

a) 3 orang anggota : sampai dengan Rp. 500 juta

untuk barang/jasa pemborong, sampai dengan Rp. 200 juta untuk jasa konsultansi.

b) 5 orang anggota :> Rp. 500 juta untuk barang/jasa pemborong, > Rp. 200 juta untuk jasa konsultasi.

c) Optional : 1 orang pejabat pengadaan untuk pengadaan di bawah Rp. 100 juta.

5) Tugas wewenang dan tanggung jawab panitia/pejabat

pengadaan

a) Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan

b) Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri (HPS)

c) Menyiapkan dokumen pengadaan d) Mengumumkan barang atau jasa melalui media

cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika memungkinkan melalui media elektronik

e) Menilai kualifikasi penyedia melalui pasca kualifikasi atau prakualifikasi

f) Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk

g) Mengusulkan calon pemenang h) Membuat laporan mengenai proses dan hasil

pengadaan kepada pengguna barang/jasa i) Menandatangani Fakta integritas sebelum

pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.

6) Larangan menambah persyaratan di antaranya:

a) Panitia dilarang menambah persyaratan diluar yang telah ditetapkan dalam Keppres atau

Page 43: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

78

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

perundang-undangan yang lebih tinggi. b) Larangan membuat kriteria dan persyaratan yang

diskriminatif dan tidak objektif. c) Larangan kepada departemen /lembaga

/pemerintah daerah menambah persyaratan yang bertentangan dengan keppres.

u. Metode pengadaan barang/jasa

1) Cara pemilihan penyedia pengadaan barang jasa

a) Pengadaan yang dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa:

(1) Jasa konstruksi:

(a) Pelelangan umum. (b) Pelelangan terbatas. (c) Pemilihan langsung. (d) Penunjukan langsung.

(2) Jasa konsultan :

(a) Seleksi umum. (b) Seleksi terbatas. (c) Seleksi langsung. (d) Penunjukan langsung.

b) Pengadaan dengan swakelola

(1) Swakelola oleh pengguna barang/jasa (2) Swakelola oleh instansi pemerintah lain (3) Swakelola oleh kelompok masyarakat/LSM

Penerima Hibah

2) Pemaketan Pekerjaan

a) Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri.

b) Perluasan kesempatan bagi usaha kecil. c) Menetapkan sebanyak-banyaknya paket untuk

usaha kecil. d) Dilarang memecah paket agar tidak lelang. e) Dilarang menyatukan atau memusatkan yang

tersebar di beberapa daerah. f) Dilarang menyatukan atau menggabungkan

paket pekerjaan yang menurut sifat dan besarannya seharusnya untuk usaha kecil.

3) Metode penyampaian dokumen penawaran

Page 44: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

79

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

a) Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya :

(1) Metode satu sampul. (2) Metode dua sampul. (3) Metode dua tahap.

b) Jasa konsultan

(1) Metode sepatu sampul. (2) Metode dua sampul. (3) Metode dua tahap.

4) Metode evaluasi penawaran

a) Barang/jasa pemborongan atau jasa lainnya

(1) Sistem gugur. (2) Sistem nilai. (3) Sistem penilaian biaya selama umur

ekonomis.

b) Jasa konsultan (1) Metode evaluasi kualitas. (2) Metode evaluasi kualitas dan biaya. (3) Metode evaluasi pagu anggaran. (4) Metode evaluasi biaya terendah. (5) Metode evaluasi penunjukan langsung.

5) Jenis kontrak

a) Berdasarkan bentuk imbalan :

(1) Lump sum. (2) Harga satuan. (3) Gabungan lump sum dan harga satuan. (4) Terima jadi (trun-key). (5) Presentasi.

b) Berdasarkan jangka waktu :

(1) Tahun tunggal. (2) Tahun jamak (multiyear).

c) Berdasarkan jumlah penggunaan :

(1) Kontrak pengadaan tunggal. (2) Kontrak pengadaan bersama.

6) Alokasi waktu

a) Pengumuman minimal 7 hari kerja b) Ambil dokumen minimal 1 hari sebelum akhir

Page 45: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

80

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

pemasukan dokumen c) Pemasukan dokumen kualifikasi minimal 3 hari

setelah akhir penayangan pengumuman. d) Penjelasan minimal 7 hari sejak tanggal

pengumuman. e) Pengambilan dokumen penawaran 1 hari setelah

dikeluarkan undangan, sampai dengan 1 hari sebelum pemasukan

f) Pemasukan penawaran dimulai 1 hari setelah penjelasan dan minimal 7 hari setelah pengumuman

v. Persyaratan penyediaan barang/jasa

1) Memenuhi persyaratan aspek hukum

a) Memenuhi ketentuan menjalankan usaha b) Secara hukum dapat menandatangani kontrak c) Memiliki NPWP d) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,

tidak sedang dihentikan, tidak kena sanksi pidana

2) Memenuhi persyaratan kompentensi

a) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan

teknis dan manajerial. b) Tidak kena backlist. c) Memeliki SDM, modal, peralatan, dan fasilitas

yang diperlukan. d) Pernah memiliki kontrak/sub kontrak dalam 4

tahun terakhir. e) Memiliki alamat tetap.

3) Persyaratan Dasar Penyedia Jasa Konstruksi

a) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang

diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten. b) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diterbitkan

oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. c) Sertifikat tenaga ahli/terampil yang diterbitkan

oleh Lembaga Jasa Konstruksi. d) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi

tinggi/kompleks Pejabat Eselon I dapat menambahkan persyaratan memilki sertifikat manajemen mutu ISO. Persyaratan ini harus ditetapkan pada awal proses pengadaan.

Page 46: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

81

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

w. Tahapan dalam Pengadaan Barang/Jasa

1) Merencanakan pengadaan

a) Merencanakan pemaketan pekerjaan. b) Melaksanakan jadwal pelaksanaan. c) Biaya pengadaan. d) Pelaksanaan pengadaan. e) Mengumumkan paket-paket pengadaan.

2) Membentuk panitia

a) Panitia pengadaan diangkat oleh pengguna jasa b) Unsur panitia:

(1) Personel yang memahami tatacara pengadaan

(2) Subtansi pekerjaan dan (3) Hukum-hukum perjanjian/kontrak

3) Menetapkan system pengadaan

a) Metode pemilihan penyedia barang/jasa b) Metode penyampaian dokumen penawaran c) Metode evaluasi penawaran d) Ringkasan pengadaan barang/jasa

4) Menyusun jadwal pengadaan

a) Pembuatan jadwal disesuaikan dengan waktu

yang diperlukan dan memperhatikan alokasi waktu yang diperlukan untuk tiap tahapan proses pengadaan.

b) Jadwal pengadaan mulai dari pengumuman s/d penunjukan penyedia barang/jasa.

5) Menyusun HPS/Owners’Estimate

a) Pembuatan/penyusunan oleh panitia personel

yang memahami dan disahkan oleh pengguna jasa.

b) Sudah harus diperhitungkan penggunaan produksi dalam negeri.

6) Menyusun Dokumen Pengadaan

a) Dokumen pengadaan disiapkan oleh panitia dan

Page 47: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

82

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

disahkan oleh pengguna jasa. b) Nilai jaminan penawaran ditetapkan panitia (1% -

3%). c) Kepmen 257 pengadaan jasa konstruksi.

7) Melaksanakan Pengadaan

a) Fakta integrasi. b) Pengumuman pengadaan disurat kabar

kabupaten/kota untuk paket kecil dan surat kabar propinsi untuk paket besar.

c) Menghapuskan segmentasi. d) Memperluas kompetisi.

8) Menyusun Kontrak

a) Dokumen kontrak harus berbahasa Indonesia b) Kontrak > Rp. 50 milyar perlu pertimbangan ahli

hukum kontrak c) Jangka waktu pelaksanaan tidak boleh

melampaui akhir tahun anggaran d) Untuk kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya

melampaui akhir tahun anggaran perlu izin multiyear dari Menkeu cq. DJ Anggaran

e) Masa pemeliharaan boleh melampaui tahun anggaran

9) Melaksanakan Kontrak

a) Penandatanganan kontrak. b) Pelaksanaan kontrak barang/jasa.

10) Biaya Pengadaan

Departemen/pemda dan lain-lain wajib menyediakan biaya untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa :

a) Honorarium penggunaan barang/jasa,

panitia/pejabat pengadaan. Bendaharawan dan staf proyek.

b) Pengumumman pengadaan barang/jasa. c) Penggandaan dokumen pengadaan dan atau

dokumen prakualifikasi. d) Administrasi lainnya.

11) Pengumuman Rencana Pengadaan

Page 48: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

83

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Penggunaan b/j wajib mengumumkan secara luas paket pekerjaan dan rencana pelaksanaan pengadaan sebelum proses pemilihan penyedia b/j dimulai :

a) Pengumuman sekurang-kurangnya memuat :

(1) Jenis pekerjaan yang akan diadakan

(barang/kontraktor/konsultan) (2) Pekiraan nilai pekerjaaan (3) Sumber dana (4) Rencana waktu pengadaan (pemilihan

penyedia b/j) (5) Metode pemilihan penyedia b/j

b) Dalam pengumuman rencana pengadaan :

(1) Didalam pelaksanaan pengumuman

rencana pengadaan jasa konstruksi secara terbuka melalui media elektronik, media cetak dan papan pengumuman resmi untuk menerangkan umum.

(2) Untuk dilingkungan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah pengumuman tersebut juga harus ditayangkan dalam website www.kimpraswil.go.id dan untuk instansi lain menggunakan website yang ada diinstansi yang bersangkutan.

c) Pengumuman Rencana Pengadaan APBN Th

……. pada Kantor/Satuan Kerja/proyek/unit kerja………………….

No Uraian

Pekerjaan Nilai Rp juta

Rencana Pengadaan

Metode Pengadaan

1 Paket A 1.000 1 April Lelang pasca kwalifikasi

2 Paket B 400 1 April Lelang pasca kwalifikasi

3 Paket C 900 31 Maret Lelang pasca kwalifikasi

4 Paket D 6.000 1 April Penunjukan langsung

5 Paket E 300 5 Juli Lelang pasca kwalifikasi

6 Paket F 50.000 31 Maret Lelang terbatas

7 ……….DST ……… ………. ………….

12) Pengumuman Lelang

a) Pengumuman dilaksanakan sekurang-kurangnya

selama 7 (tujuh) hari kerja di :

Page 49: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

84

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(1) Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum.

(2) Internet.

b) Penayangan pengumuman lelang yang dilaksanakan melalui media cetak, radio atau televisi minimal dilakukan 1 (satu) kali.

c) Nama dan alamat penggunaan barang/jasa yang akan mengadakan pelelangan umum.

d) Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang yang akan dibeli.

e) Perkiraan nilai pekerjaan. f) Syarat-syarat peserta lelang umum. g) Tempat, tanggal, lahir dan waktu untuk

mengambil dokumen pengadaan.

x. Dokumen Kontrak Pengadaan 1) Isi Dokumen Kontrak

a) Surat perjanjian b) Surat penunjukan penyedia jasa c) Surat penawaran d) Addendum dokumen lelang (bila ada) e) Syarat-syarat khusus kontrak f) Syarat-syarat umum kontrak g) Spesifikasi teknis h) Gambar-gambar i) Daftar kuantitas dan harga j) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran

kontrak Instruksi kepada peserta lelang dan analisis harga satuan mata pembayaran utama tidak menjadi bagian dari dokumen kontrak.

2) Surat Perjanjian

Kerangka surat perjanjian terdiri dari : a) Pembukaan (Komparisi), meliputi :

(1) Judul kontrak (2) Nomor kontrak (3) Tanggal kontrak (4) Kalimat pembuka (5) Para pihak dalam kontrak

Page 50: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

85

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(6) Penandatanganan kontrak

b) Isi, meliputi : (1) Pernyataan bahwa para pihak sepakat

untuk mengadakan kontrak (2) Pernyataan bahwa para pihak menyetujui

besarnya harga kontrak (3) Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan

dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak

(4) Pernyataan bahwa kontrak meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan kontrak

(5) Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak, yang dipakai dokumen urutannya lebih dulu

(6) Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing

(7) Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, kapan dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut

(8) Pernyataan mengenai kapan mulai efektif berlakunya kontrak

c) Penutup, meliputi :

(1) Pernyataan bahwa para pihak dalam

perjanjian ini telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal penandatanganan perjanjian tersebut

(2) Tandatanganan para pihak dalam surat perjanjian bermeterai dan tanggal pada materai.

d) PenandatangananKontrak

Setelah SPPJ diterbitkan, dananya cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Penandatanganan kontrak dilakukan paling

Page 51: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

86

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

lambat 14 hari setelah SPPJ dan setelah di serahkan jaminan pelaksanaan dengan ketentuan sebagai berikut : (a) Nilai jaminan dalam bentuk jaminan

bank atau surety bond sesuai ketentuan dokumen Kontrak.

(b) Masa berlakunya jaminan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak s/d 14 hari setelah tanggal masa pemeliharaan terakhir.

(2) Apabila penyediaan jasa yang ditunjuk menolak atau mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau gagal untuk menandatangani kontrak, maka pengguna jasa membatalkan SPPJ, mencairkan jaminan penawaran dan penyedia jasa dikenakan sanksi dilarang mengikuti pengadaan jasa di instansi pemerintah selama 2 (dua) tahun.

e) Pelaksanaan Kontrak

(1) Direksi pekerjaan, Direksi teknis, wakil

penyedia jasa, panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan panitia penerima pekerjaan

(2) Wewenang dan keputusan pengguna jasa (3) Hak dan kewajiban para pihak (4) Resiko pengguna jasa dan penyedia jasa (5) Jaminan (6) Asuransi (7) Perpajakan (8) Pembayaran (9) Penyerahan lapangan (10) Surat perintah mulai kerja (11) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak (Pre

Construction Meeting) (12) Proram mutu (13) Pemeriksaan lapangan bersama (14) Perubahan kegiatan pekerjaan (15) Pembayaran untuk perubahan (16) Amandemen kontrak (17) Mobilisasi (18) Pelaksanaan pekerjaan

Page 52: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

87

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

f) Tahap setelah pelaksanaan kontrak (1) Pengujian penerimaan materiilPengadaan

dalam negeri (a) Pengujian penerimaan materiil

dilaksanakan oleh panitia pengujian penerimaan materiil atau seorang GECOMMINTEERDE berdasarkan surat perintah KPA materiil.

(b) Berita acara pengujian penerimaan materiil merupakan salah satu persyaratan didalam proses penagihan.

(2) Pengadaan materiil luar negeri

(a) Pengujian penerimaan materiil

dilaksanakan oleh panitia pengujian penerimaan materiil atau oleh GECOMMINTERRDE berdasarkan surat perintah dari KALAKBINGAL materriil.

(b) Beriata acara pengujian penerimaan materiil hanya merupakan dasar untuk diadakannya suatu klaim (tuntutan) apabila ketiadak cocokan dalam pelaksanaan suatu kontrak.

g) Pembayaran tagihan

Pengadaan materiil dalam negeri (1) Pembayaran tagihan dapat dilaksanakan

apabila materiil yang dimaksud dalam kontra/SPK telah selesai diserahkan dari pihak kedua (pelaksana pekerjaan) kepada pihak kesatu (Polri) berdasarkan BeritaAcara Pengujian materiil atau system termin bahwa pembayaran dilaksanakan sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dibuktikan dengan Berita Acara penerimaan materiil/penguji materiil.

(2) Persyaratan lain dalam tagihan adalah :

Page 53: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

88

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(a) Kontrak / SPK yang asli. (b) Faktur. (c) Kwintansi. (d) Dokumen lainnya yang dianggap

perlu.

8. Pengelolaan dan Inventarisasi Barang Milik Negara

a. Pengertian

1) Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

2) Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

b. Barang milik negara/daerah meliputi:

1) Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban

APBN/APBD; 2) Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang

sah;

c. Perolehan barang milik negara meliputi:

1) Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atauyang sejenis;

2) Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dariperjanjian/kontrak;

3) Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuanundang-undang; atau

4) Barang yang diperoleh berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap.

d. Asas-asas dalam pengelolaan barang milik Negara

Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara/daerah diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik negara/daerah. Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006 dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut:

Page 54: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

89

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

1) Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan

pemecahan masalahmasalah di bidang pengelolaan barang milik negara/daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing;

2) Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan;

3) Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.

4) Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;

5) Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;

6) Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah

e. Lingkup Pengelolaan Barang milik negara

1) Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi:

a) perencanaan kebutuhan dan penganggaran; b) pengadaan; c) penggunaan; d) pemanfaatan; e) pengamanan dan pemeliharaan; f) penilaian; g) penghapusan; h) pemindahtanganan; i) penatausahaan; j) pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

2) Perencanaan Kebutuhan, Penganggaran, dan

Page 55: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

90

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Pengadaan Barang Milik Negara/Daerah Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah harus mampu menghubungkan antara ketersediaan barang sebagai hasil dari pengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar tindakan yang akan datang dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas pengelolaan barang milik negara/daerah. Hasil perencanaan kebutuhan tersebut merupakan salah satu dasar dalam penyusunan perencanaan anggaran pada kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Perencanaan anggaran yang mencerminkan kebutuhan riil barang milik negara/daerah pada kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah selanjutnya menentukan pencapaian tujuan pengadaan barang yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah

3) Penggunaan Barang Milik Negara/Daerah

Pada dasarnya barang milik negara/daerah digunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004. Oleh karena itu, sesuai Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugaspemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan. Dalam rangka menjamin tertib penggunaan, pengguna barang harus melaporkan kepada pengelola barang atas semua barang milik negara/daerah yang diperoleh kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah untuk ditetapkan status penggunaannya.

4) Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah

Penatausahaan barang milik negara/daerah meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. barang milik negara/daerah yang berada di bawah penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harus dibukukan melalui proses pencatatan dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna oleh kuasa pengguna barang, Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang dan Daftar Barang Milik

Page 56: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

91

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Negara/Daerah oleh pengelolabarang. Proses inventarisasi, baik berupa pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah merupakan bagian dari penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan dan inventarisasi diperlukan dalam melaksanakan proses pelaporan barang milik negara/daerah yang dilakukan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, dan pengelola barang. Hasil penatausahaan barang milik negara/daerah digunakan dalamrangka:

a) penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah

setiap tahun; b) perencanaan kebutuhan pengadaan dan

pemeliharaan barang milik negara/daerah setiap tahun untuk digunakan sebagai bahan penyusunan rencana anggaran ;

c) pengamanan administratif terhadap barang milik negara/daerah.

5) Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik

Negara/Daerah

Pengamanan administrasi yang ditunjang oleh pengamanan fisik danpengamanan hukum atas barang milik negara/daerah merupakanbagian penting dari pengelolaan barang milik negara/daerah. Kuasapengguna barang, pengguna barang dan pengelola barang memilikiwewenang dan tangung jawab dalam menjamin keamanan barang miliknegara/daerah yang berada di bawah penguasaannya dalam rangkamenjamin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintah.

f. Ketentuan dalam Inventarisasi barang milik negara

1) Merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan,

pencatatan,dan pelaporan hasil pendataan BMN/D, meliputi : a) Penggunaan barang = sekurang-kurangnya

sekali dalam 5 tahun (kecuali berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, dilakukan setiap tahun).

Page 57: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

92

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

b) Penggunaan barang = menyampaikan laporan hasil inventarisasi tersebut kepada pengelola barang selambat-lambatnya 3 bulan setelah selesainya inventarisasi.

c) Pengelola barang = khusus berupa tanah dan bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun.

2) Ketentuan umum inventarisasi barang milik negara

a) Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam

waktu sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik.

b) Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk tim Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit peñatausahaan pada Penggunaan Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

c) Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan / atau Bangunan Idel,Penggunaan/Kuasa Penggunaan Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah danatau Bangunan Idel.

d) Dalam pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit penatausahaan pada penggunabarang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.

e) Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi.

f) Penaggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada pengguna barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa tanah

Page 58: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

93

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

danatau bangunan Idelpada pengelola barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.

g. Tujuan dan Sasaran Inventarisasi Barang Milik Negara

1) Tujuan

a) Agar semua BMN dapat terdata dengan baik

dalam upaya mewujudkan tertib administrasi. b) Mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.

2) Sasaran

a) Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi

yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

(1) Prosedur Inventarisasi Barang

MilikNegara

(2) Dokumen Sumber Inventarisasi BMN Pada UPKPB (a) Daftar Barang Kuasa Pengguna (b) Buku Barang (c) Kartu Identitas Barang (d) Daftar Barang Ruangan (e) Daftar Barang Lainnya (f) Laporan barang kuasa pengguna

semesteran dan tahunan (g) Dokumen kepemilikan BMN (h) Dokumen pengelolaan dan

panatausahaan (i) Dokumen lainnya yang dianggap

perlu

b) Produk Keluaran Inventarisasi Barang Milik Negara

(1) Laporan hasil inventarisasi BMN (2) Surat pernyataan kebenaran hasil

pelaksanaan

Page 59: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

94

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(3) Blanko label semestreran dan permanen (4) Kertas kerja inventarisasi (5) Daftar barang hasil inventarisasi

(a) Baik dan rusak ringan (b) Rusak berat (c) Tidakdiketemukan/hilang (d) Berlebih

c) Prosedur dan Tahapan Inventarisasi BMN pada

UPKPB

(1) Persiapan dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di bawah koordinasi UPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada penggunaan barang dan pengelolaan barang. (a) Menyusunrencanakerjapelaksanaan

inventarisasi. (b) Mengumpulkan dokumen sumber. (c) Melakukan pemetaan pelaksanaan

inventarisasi, antara lain : (d) Menyiapkan denah lokasi. (e) Memberi nomor/nama ruangan dan

penanggung jawab ruangan pada denah lokasi.

(f) Menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan ditempelkan pada BMN yang bersangkutan.

(g) Menyiapkan data awal. (h) Menyiapkan kertas kerja inventarisasi

beserta tata cara pengisiannya.

(2) Pelaksanaan

(a) Tahap pendataan. (b) Menghitung jumlah barang. (c) Meneliti kondisi barang. (d) Menempelkan label registrasi,

sementara pada BMN yang telah dihitung

(e) Mencatat hasil inventarisasi tersebut pada kertas kerja inventarisasi

Page 60: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

95

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(3) Tahap identifikasiPemberian nilai BMN sesuai standar akuntasipemerintahan. Berikutnya yaitu pengelompokan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi barang serta pemisahan barang-barang berdasarkan kategori kondisi :

(a) Barang dan baik rusak ringan. (b) Barang rusak berat/tidak dapat

dipakai lagi. (c) Meneliti kelengkapan/ eksistensi

barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dan data awal/dokumen sumber barang yang tidak diketemukan/hilang barang yang berlebih.

(4) Pelaporan

(a) Menyusun daftar barang hasil inventarisasi (DBHI) yang telah diinventarisasikan berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria : barang dan baik rusak ringan, barang rusak berat/tidak dapat dipakai lagi, barang yang tidak diketemukan/hilang dan barang yang berlebih.

(b) Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi

(c) Menyusun laporan hasil inventarisasi BMN

(d) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta DBHI dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPKPB

(e) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL.

d) Tindak lanjut

(1) Membukukan dan mendaftarkan data hasil

Page 61: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

96

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

invetarisasi pada buku barang, kartu identitas barang (KIB) dan daftar barang kuasa pengguna.

(2) Memperbaharui DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.

(3) Menempelkan blanko label permanen pada masing-masing barang yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi.

(4) Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan rekonsiliasi atau pemuktakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPBUPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.

(5) Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

9. Proses Administrasi Penerimaan, Pengeluaran dan

Penghapusan Materiil Polri

a. Administrasi dibidang Peralatan Administrasi Penerimaan dan pendistribusian peralatan (Ranmor, Alsus, Senpi). 1) Tata cara pengelolaan administrasi penerimaan

barang/materiil dan pendistribusian mencakup:

a) Penerimaan materiil dari Mabes Polri: Sprin Kapolri, SPPM (Surat Penerima/Pengeluaran Materiil), Bukti pengeluaran materiil.

b) Penerimaan di Polda: BA komisi pengujian

materiil sari pengiriman

(1) Bila barang/materiil yang diterima cocok buat bentuk 005/Log/Polri

(2) Bila barang/materiil yang diterima kurang buat bentuk 006/Log/Polri

(3) Materiil diserahkan kepada KA gudang (4) SPPM penerimaan barang

c) Pendistribusian di Polda

(1) Rencana ditribusi yang ditanda tangani oleh Karo Logistik

Page 62: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

97

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(2) Prin Log pelaksanaan pendistribusian materiil oleh Kapolda

(3) SPPM pengeluaran barang (4) Bukti pengeluaran materiil

d) Penerimaan materiil di Satwil

(1) BA Komisi pengujian materiil dari pengiriman: Bila barang/materiil yang diterima cocok buat bentuk 005/Log/Polri, Bila barang/materiil yang diterima kurang/rusak buat bentuk 006/Log/Polri

(2) BA kirim ke : Koro Log sebagai laporan,

Untuk Polres tembusan ke Polwil, (3) Print Log distribusi : materiil oleh Ka

Satker, buat nominatife kepada anggota yang menerima barang/materiil baik barang/materiil yang pakai habis maupun barang inventaris perorangan

(4) Khusus bagi Satwil yang menerima Senpil/Amonisi agar dalam pengambilannya membawa kendaraan dinas dan dikawal

(5) Memasukan dalam Simak BMN bagi barang yang tidak pakai habis/inventaris

b. Administrasi materiil Swadaya

1) Materiil Swadaya Kesatuan

a) Surat kontrak pengadaan barang/materiil

antara Kasatker dan rekanan b) BA penyerahan barang/materiil dari rekanan c) BA penerimaan barang/materiil dari Kasatker d) Foto kopy surat tersebut diatas dilampiri surat

pengantar Kasatker dikirim ke Kapolda Cq.Karo Logistik. sebagai laporan. bagi Polres yang mengadakan barang/materiil serta memasukan dalam Simak BMN bagi barang atau materiil yang tidak pakai habis

2) Materiil Swadaya Masyarakat

a) BA penyerahan barang/materiil b) BA penerimaan barang/materiil c) Foto kopy surat tersebut diatas dilampiri surat

Page 63: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

98

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

pengantar Kasatker dikirim ke Kapolda Cq. Karo Logistik sebagai laporan. bagi Polres yang menerima barang memasukan dalam Simak BMN

3) Buku-buku sebagai catatan administrasi logistik

a) Buku penerimaan materiil b) Buku pengeluaran materiil c) Kartu stock gudang d) Buku pertanggung jawaban materiil (buku

gabungan penerimaan dan pengeluaran materiil)

c. Administrasi Perbekalan umum (Bekum)

1) Penerimaan dan Pendistribusian Kaporlap

a) Penerima dari Mabes Polri

(1) Barang datang per ex pedisi/diambil ke gudang Logistik Mabes Polri

(2) Ordonatur menunjuk Team Komisi yang terdiri dari Ketua Team dan 2 orang anggota

(3) Setelah barang datang Team Komisi bersama-sama Bendaharawan Materiil/Ka Gudang mengadakan penghitungan, memeriksa dan mencocokan jumlah barang dengan Dokumen peserta (SPPM) dari Domat

(4) Dibuatkan Berita Acara dalam penerimaan 055/Log/Polri apabila barang yangditerima sesuai dengan dokumen yang menyertai (dalam BA harus ada tanda tangan)

(a) Anggota Team Komisi (b) Ka Gudang (c) Kasatker An. Ordonatur

(5) Apabila barang yang diterima tidak sesuai maka dituangkan dalam BA

(6) Team Komisi dan disahkan oleh Karo Logistik. An. Ordonatur

(7) BA dikirimkan ke Domat Polri (Depo materiil) dengan Surat Pengantar yang ditanda tangani oleh Karo Logistik

Page 64: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

99

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

b) Penyaluran Kaporlap

(1) Dibuatkan Rendis yang ditanda tangani Karo Logistik

(2) Dibuatkan Sprin (surat perintah) oleh Kapolda untuk Kadit Log dan Kasatwil/Res dengan dilampiri Rendis tersebut

(3) Dibuatkan SPPM (Surat Perintah Penerima/Pengeluaran Materiil 3, bentuk 007/Log/Polri rangkap 5 ditanda tangani Ordonatur /Kredit Log :

(a) Lembar I : Untuk Ka Gudang (b) Lembar II : Untuk Kasatwil/Res (c) Lembar III/IV : Untuk Tembusan (d) Lembar V : Untuk arsip

(4) Membuat Bukti Pengeluaran (BP) bentuk

001/Log/Polri untuk pengiriman ke Satwil/Res dilengkapi dengan surat jalan dan BA Penyertaan Materiil.

c) Penerimaan

(1) Barang diantar dari Polda ke Polwil (2) Barang dicocokan dengan jumlah SPPM

dari Polda bentuk 007/Log/Polri (3) Dibuatkan Berita Acara dalam bentuk

055/Log/Polri, apabila barang yang diterima sesuai dengan dokumen yang menyertai dan dikirim ke Polda Up.Karo Logistik , dalam BA harus ada tanda tangan: Anggota Team Komisi, Ka Gudang, Ordonatur (Kapolwil/Kapolres An. Ordonatur)

(4) Apabila barang yang diterima tidak sesuai,

maka dibuat BA sesuai dengan bentuk 006/Log/Polri dan dikirim ke Polda Up. Karo Logistik, BA tersebut harus ditanda tangani oleh Team Komisi, Kapolres selaku ordonatur, Kasubbag Logistik

(5) Dibuatkan Sprin Kapolwil/Kapolres untuk

memerintahkan Kabag Min/Kabag Min (untuk menertibkan SPPM), Kasat Fung dan Kapolsek (menerima Kaporlap dimaksud)

Page 65: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

100

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

(6) Surat perintah tersebut dilampiri dengan

Rendis untuk tiap-tiap Satfung/Kapolsek dan per jenis materiil yang diterima ditanda tangani oleh Kabag Min dan diketahui oleh Kasatker.

(7) Membuat bukti pengeluaran (BP) bentuk

001/Log/Polri yang ditanda tangani oleh Anggota yang menerima barang, Team Komisi, Ordonatur.

(8) Penyaluran kepada anggota Polres

dibuatkan daftar nama-nama anggota untuk ditanda tangani

d) Penyaluran ke Polsek

(1) Dibuatkan, Sprin Kapolres untuk para Kapolsek dengan dilampiri Rendis per Polsek untuk tiap-tiap jenis materiil yang diterima

(2) Dibuatkan SPPM (Surat Perintah Pengeluaran Materiil) bentuk 007/Log/Polri yang ditanda tangani oleh Kapolres selaku Ordonatur

2) Proses Penerimaan dan Penyaluran BMP

a) Penerima dan Penyaluran BMP

(1) Satkai I Polda membuat SP2M BBM dan Pelumas

(2) Surat perintah penyaluran BMP (SP2M) dari Satkai I kemudian dilaporakan kepada Kasatker selaku Ka Satkai

(3) Memasukan kedalam Buku Penerimaan dan Pengeluaran BMP

(4) Membuat Rendis per Triwulan untuk seluruh Satkai III & Jajaran

(5) Membuat Surat Perintah pengeluaran BMP yang dilampiri Rendis per triwulan ditanda tangani Kapolda

(6) Membuat Daftar Penyaluran SP3M untuk Satkai II BMP per bulan ditanda tangani Ka Satkai II

(7) Membuat Surat Perintah pelaksanaan

Page 66: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

101

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

pengambilan BMP ditanda tangani Ka Satkai

(8) Memasukan nomor SP3M kedalam buku penyaluran untuk Satkai III

(9) Pelaksanaan BMP Satkai III mengambil SP3M dan ditanda tangani pada buku penyaluran SP3M

b) Penerimaan dan Penyaluran Satkai III

(1) Satkai III BMP menerima Surat Perintah pelaksanaan pengambilan BMP (SP3M) dari Satkai II

(2) Memasukan kedalam buku penerima dan pengeluaran BMP

(3) SP3M dibawa ke Pertamina untuk mendapatkan pengesahan bahwa SP3M tersebut dapat ditukar dengan DO/Faktur (PNBP-Log) Faktur Nota Bom penyerahan Log

(4) Berdasarn PNBP Log tersebut Depot Pertamina menyerahkan BMP kepada petugas yang ditunjuk oleh Satkai III yang bersangkutan

(5) Selesai penyerahan dan penerimaan BMP, petugas Depot Pertamina dan petugas Satkai III menandatangani PNBP Log dan menyerahkan (dua) lembar kepada Satkai untuk lembar kedua dan kelima

(6) Lembar kedua dipakai sebagai dasar pembukuan, lembar kelima dikirim ke Satkai II sebagai Lampiran Lap Kal SP3M dan formulir pengawasan SP3M

(7) Membuat Berita Acara Pengujian penerimaan BMP

(8) Memasukan ke dalam daftar bukti penerimaan/penyaluran BMP

(9) Satkai III Res membuat rencana pendistribusian BMP milik ABRI di Satkai III sebagai berikut :

(a) Dilayani dengan bentuk Kartu Rajen

BMP dan berlaku hanya satu bulan (b) Untuk mendukung tambahan kegiata

rutin/Operasi dengan menggunakan kupon dukungan

(c) Pemakai kendaraan bermotor

Page 67: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

102

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

menumbuhkan tanda tangan pada bukti pengeluaran harian BBM

c) Laporan dan Pertanggung jawaban

(1) Pelaksanaan pelayanan harian BMP kepada Pa perminyakan Satkai III setiap hari

(2) Dibuat rekapitulasi yang disampaikan kepada Pimpinan Satkai III

(3) Satkai III membuat laporan kepada Satkai II:

(a) Laporan Mingguan yang merupakan

rekapitulasi dari Laporan Harian dibuat setiap hari pertama minggu berikutnya

(b) Laporan Triwulan tentang pelaksanaan SP3M dengan dilampiri bentuk 32-1200 dan PNBP 109 paling lambat diterima tanggal 15 bulan pertama triwulan berikutnya

(4) Satkai II membuat laporan kepada Satkai I:

(a) Laporan Bulanan yang merupakan

rekapitulasi dari Laporan Mingguan Satkai III

(b) Laporan Triwulan tentang pelakasanaan SP2M.

(5) Setiap hari petugas Pompa membuat

pertanggung jawaban pengelolaan BMP sebagai bahan pembukuan

(6) Buku pertanggung jawaban BMP di tutup dalam 1 tahun Anggaran ( akhir bulan Desember).

d. Penghapusan

1) Penghapusan meliputi segala usaha, kegiatan dan

pekerjaan untuk membebbasakan materiil yang telah berubah keadaannya dan atau tidak memenuhi syarat lagi dari pertanggung jawaban bendaharawan Negara menurut peraturan yang berlaku. Dalam pembinaan materiil, penghapusan merupakan salah satu tahap yang perlu diatur secara cermat mengingat bahwa setiap materiil mempunyai nilai ekonomis yang

Page 68: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

103

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

berkaitan dengan usia barang. Hal ini akan meningkatkan tercapainya sasaran berupa kesiapan dan kesiagaan Polri secara efektif dan efisien.

2) Tujuan penghapusan adalah untuk membebasakan bendaharawan atau pengurtus perlengkapan dari pertanggung jawaban atau materiil yang bersangkutan.

3) Matreriil dapat dihapuskan dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Telah dinyatakan rusak dan tidak dapat

diperbaiki lagi b) Sudah tidak mmemenuhi syarat dari segi teknis

dan ekonomis c) Berlebih (surplus dan ekses) d) Hilang dan atau susut e) Tua / cacat / mati (bagi hewan ternak) f) Terjadi keadaan memaksa (force majeur) g) Adanya peraturan khusus h) Hal-hal lain berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Rangkuman

1. Pembinaan logistik Polri adalah segala usaha, tindakan, kegiatan yang terpadu dan terarah yang berhubungan dengan penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian/pelaksanaan dan pengendalian/pengawasan yang mencakup pembinaan materiil Polri dan pembinaan fungsi logistik Polri secara berdaya guna dan berhasil guna dengan menganut tatanan strategis, dukungan dan operasional.

2. Barang Milik Negara adalah semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya maupun sebagian dari APBN, APBD dan Hibah yang dikuasai oleh Polri.

3. siklus logistik yang saling berkaitan sebagai berikut:

a. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan untuk

mengindentifikasi kebutuhan yang diperlukan guna pelaksanaan dukungan logistik dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan.Untuk perhitungan penentuan kebutuhan yang diperlukan adanya DSPP, indeks jatah yang ditentukan dan standarisasi. Perencanaan kebutuhan akan berlanjut

Page 69: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

104

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

kepada pembuatan rencana anggaran.

b. Pengadaan adalah Segala usaha dan kegiatan untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang/jasa dan fasilitas berdasarkan pedoman yang berlaku dan menciptakan sesuatu yang baru (yang tadinya belum ada menjadi ada) pengadaan dapat dilakukan dengan cara : Pembelian, Penyewaan, Peminjaman, Pemberian (hibah), penukaran, pembuatan dan perbaikan.

c. Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan dan pemeliharaan selama dalam penyimpanan terhadap materiil dengan memperhatikan sifatnya masing-masing, didalam penyimpanan perlu adanya pencatatan yang baik dan perawatan serta pemeliharaan selama dalam penyimpanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan agar materiil yang ada selalu dalam siap pakai.

d. Penyaluran/Distribusi adalah kegiatan pengeluaran materiil dari titik penyimpanan kepemakai guna pemenuhan kebutuhan sesuai DSP indeks jatah yang ditentukan.

e. Pemanfataan adalah kegiatan pemanfaatan sarana prasarana, bekal dan jasa oleh personil perorangan, badan-badan, komando satuan untuk pelaksanaan tugasnya, sampai kepada suatu tahap tertentu untuk mendapatkan penggantian atau pemeliharaan. Didalam pemakai ini serta, perlu diperhatikan pengetahuan pemakaian agar materiil tersebut dapat mencapai usia guna yang optimal.

f. Pemeliharaan/perawatan adalah merupakan kegiatan untuk mempertahankan atau mengusahakan sarana prasarana, bekal dan jasa dalam suatu kondisi siap pakai sampai kepada suatu tahap dimana dinyatakan tidakan ekonomis untuk diperbaiki/dipertahankan.

g. Penghapusan adalah kegiatan pengeluaran dari daftar inventaris dan pembebasan dari pertanggung jawaban atas materiil yang tidak dapat dimanfaatkan lagi ataupun sudah tidak ekonomis lagi untuk diperbaiki/dipelihara, sesuai kebutuhan yang berlaku. Penghapusan akan memberikan data-data untuk perencanaan kebutuhan yang akan datang.

Page 70: MANAJEMEN PEMBINAAN LOGISTIK MODUL POLRI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

105

MANAJEMEN PEMBINAAN POLRI PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Latihan

1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkait dengan Logistik Polri!

2. Jelaskan tentang Tugas dan fungsi Logistik!

3. Jelaskan asas dan prinsip Logistik!

4. Jelaskan mekanisme pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai Perpres No. 54 tahun 2010!

5. Jelaskan tentang Pengelolaan dan inventarisasi Barang milik Negara sesuai Perpres Nomor 6 tahun 2006!

6. Jelaskan proses administrasi penerimaan, pengeluaran, dan penghapusan materiil Polri!