MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA...

106
MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN JAYANTI TAHUN 2014-2015 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: AYATULLAH QORI NIM. 1111053100015 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA...

Page 1: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN JAYANTI

TAHUN 2014-2015

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

AYATULLAH QORI NIM. 1111053100015

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015

Page 2: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN JAYANTI

TAHUN 2014-2015

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AYATULLAH QORI NIM. 1111053100015

Di Bawah Bimbingan

Dr. Wahyu Prasetyawan, MA NIP. 19661017 199403 1 003

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015

Page 3: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 4: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 5: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

i

ABSTRAK

Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan Jamaah Calon Haji (JCH) Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015, di bawah bimbingan Dr. Wahyu Prasetyawan, MA.

Manajemen Pembinaan Jamaah Haji Pada KUA Kecamatan Jayanti adalah salah satu tugas dan fungsi KUA dalam melaksanakan pembinaan haji untuk Jamaah Calon Haji (JCH) di wilayah Kecamatan Jayanti. Agar memudahkan para JCH dalam mendapatkan informasi pendaftaran haji dan pelaksanaan manasik haji. dan agar para Jamaah Calon Haji mendapatkan pemahaman tentang haji sehingga menjadi haji yang mabrur.

Pelayanan yang diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji pada Kantor Urusan Agama (KUA) adalah memberika informasi kepada warga di Kecamatan Jayanti mengenai tugas dan KUA Kecamatan Jayanti tidak hanya bertugas di pencatatan pernikahan saja seperti yang selama ini diketahui oleh masyarakat, akan tetapi KUA Kecamatan Jayanti juga dapat membantu memberikan informasi mengenai pendaftaran haji, membantu dalam pelaksanaan pendaftaran haji sampai dengan pelaksanaan manasik haji.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pembinaan haji pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti dalam memberikan pembinaan haji kepada Jamaah Calon Haji di wilayah Kecamatan Jayanti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif, yaitu penulis mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian dengan tujuan agar bisa memperoleh data-data dan informasi yang mendalam tentang manajemen pembinaan jama’ah calon haji di KUA Kecamatan Jayanti.

Melalui penelitian yang dilakukan, dengan ini dapat diketahui bahwa manajemen pembinaan haji pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti menggunakan 4 fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Keempat fungsi manajemen tersebut digunakan dalam melaksanakan pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti agar pelaksanaan pembinaan haji dapat berjalan dengan baik dan terarah.

Kata kunci : Manajemen, Pembinaan, Jamaah Calon Haji.

Page 6: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan karunia nikmat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir yang tidak mudah untuk

dikerjakan akan tetapi, berkat pertolongan Allah SWT penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW beserta para sahabatnya dan

keluarganya hingga akhir zaman, karena beliaulah suri tauladan terbaik bagi

ummat Muslim.

Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah

membantu kelancaran penulisan selembar demi selembar hingga menjadi

sebuah skripsi, baik berupa dorongan moril maupun materil, karena tanpa

dukungan tersebut penulis tida akan mampu menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil Dekan I, Dr.

Hj.Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II. Dan Dr. Suhaimi, M.Si

selaku Wakil Dekan III yang telah mendukung penulisan skripsi ini.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan dan Drs.

Sugiharto, MA. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah /

Manajemen Haji dan Umrah yang selalu memberikan dukungan dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Page 7: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

iii

3. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA. Selaku Dosen Pembimbing penulis yang

terus memberikan arahan kepada penulis.

4. Team penguji sidang munaqosah: Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku

Ketua sidang, Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris sidang, Dr.

Sihabudin Noor, MA dan Noor Bekti Negoro, SE, M.Si, selaku Penguji

yang telah banyak memberikan saran dan kritik sehingga penulisan

skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ayahanda Zuhri Al-Anshari dan Ibunda Nyai Shafwatun Nisa yang

selalu memberikan dukungan materi dan support yang sangat luar biasa,

dan menjadi motivator penulis karena tidak pernah mengeluh menyerah

dalam mendidik penulis dari sejak lahir sampai hari ini.

6. Untuk Istri tercinta Dede Zahrotun Nufus Bey yang selalu mendukung

kepada penulis dalam mengerjakan skripsi dan selalu menegur penulis

agar segera menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis persembahkan

skripsi ini untukmu sayang, semoga Allah menjadikan keluarga kita

yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

7. Teman-teman satu kosan: Ahmad Mujamiludin,S.Pd.I. Seorang sarjana

yang sudah tidak muda, semoga cepat diberikan jodoh dalam hidupnya.

Uwa Yadi Mulyadi, S,Th.I (Uduy) si ganteng asli dari Baduy Citorek

beliau sudah taubat dari perilaku buruk yang pernah dialami yang selalu

semangat meraih gelar Master di Fakultas Usuliddin. Akhi fillah

Fatahillah, S.Sos mantan team nasyid Daarul Falah yang selalu

semangat mencari kerjaan tetap untuk mengejar target menikah pada

Page 8: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

iv

tahun 2016, Firman Daiman ibnu Utel yang sudah sukses bakal calon

PNS dan sering minjam uang. Semoga Allah memberikan kesuksesan

kepada kita semua. Aamiin.

8. Teman-teman konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2011

semoga Allah berikan keberkahan ilmu yang kita dapatkan dan Allah

selalu mengeratkan tali persaudaraan kita. Untuk Adi Habibi Wirautama

yang selalu siap kemanapun bila penulis perlukan, Syamsul, Bendi, Aal,

Ari yang pernah umrah bareng penulis. Semoga umrah kita maqbul dan

mabrur.

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, do'a,

pengorbanan, yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

serta bermanfaat bagi KUA dan keluarga besar Manajemen Haji dan Umrah.

Jakarta, September 2015

Ayatullah Qori

Page 9: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………….... vii

DAFTAR GAMBAR ………………………………….……………….. xi

DAFTAR TABEL …………………………….………………………... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah………………………. 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian……………………………... 7

D. Metodologi Penelitian………………………………………. 8

E. Tinjauan Pustaka……………………………………………. 10

F. Sistematika Penulisan……………………………………….. 11

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen………………………………………………... 14

B. Pembinaan………………………………………………… 19

C. Haji………………………………………………………... 24

D. Sejarah KUA……………………………………………… 31

BAB III: GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN JAYANTI

A. Profil Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti… 35

B. Tugas Dan Fungsi KUA Kecamatan Jayanti…………….... 36

Page 10: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

vi

C. Visi, Misi KUA Kecamatan Jayanti……………………..... 37

D. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Jayanti…………….. 38

E. Jumlah Pegawai KUA Kecamatan Jayanti………………... 39

F. Jumlah Jama’ah Bimbingan Manasik KUA Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015…………………………………. 40

G. Anggaran Operasional………………………………….… 40

H. Sarana dan Prasarana KUA Kecamatan Jayanti………….. 41

BAB 1V: ANALISIS TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN JAMAAH PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN JAYANTI

A. Dasar Pembinaan Jama’ah Haji…………………………… 43

B. Manajemen Pembinaan Haji Pada KUA Kecamatan Jayanti................................................................................... 45

C. Analisis Manajemen………………………………..……... 60

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………….. 66

B. Evaluasi Bimbingan Haji…………….…………………… 67

C. Saran-Saran………………….………………………..…... 68

Daftar Pustaka………………..………………………………….. 70

LAMPIRAN………………………….………………………….. 72

Page 11: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1, Tujuh Data Jamaah Haji……………………………….. 5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1, Struktur KUA Kecamatan Jayanti………………….. 39

Gambar 4.1, Alur Pendaftaran Haji Reguler Tahun 2015………... 57

Page 12: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh

setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, bila sudah mampu.1

Ibadah haji adalah menziarahi Baitullah untuk menunaikan amalan-amalan

haji tertentu.2 Secara substansial haji merupakan ritual keagamaan kaum

Muslimin yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang sejarahnya

pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian Negara. Besarnya perhatian

Negara itu terutama karena haji melibatkan hubungan bilateral dua Negara, yaitu

Indonesia dan Arab Saudi. Disamping itu, banyak komponen yang menuntut

keterlibatan berbagai pihak dalam rangkaian proses ibadah haji. Komponen itu

mulai dari pendaftaran, transportasi, akomodasi, kesehatan, keamanan dan

sebagainya.3

Dasar dan payung hukum pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji

berdasarkan pada RUU No. 34 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan ibadah haji

dan umroh bahwa salah satu jaminan Negara atas kemerdekaan beribadah adalah

memberikan pelayanan bagi warga Negara untuk melaksanakan ibadah haji aman,

1 H.M. Isa Mansur, Upaya Menggapai Haji Mabrur, (Kudus: Menara Kudus, 1997), h.1

2 Nazwar Syamsu, Alqur’an tentang Mekkah dan Ibadah Haji, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 102

3 M. Basyuni, Muhammad, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK Press, 2008), h. 45

Page 13: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

2

nyaman dan tertib yang dilaksanakan pada waktu tertentu dengan jumlah jamaah

yang besar pada waktu yang bersamaan.

Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012 juga menjelaskan pola

pembinaan jamaah haji dilakukan dengan bimbingan manasik haji yang dimulai

dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota. Pola pembinaan jamaah haji oleh

pemerintah diawali dengan bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan dilakukan

oleh KUA Kecamatan dengan jumlah peserta satu kelompok 45 orang dengan

bimbingan sebanyak 10 kali pertemuan, dan tingkat Kabupaten / Kota bimbingan

manasik masal sebanyak 3 kali pertemuan.

Eksistensi RUU yang baru disahkan ini sekalipun sudah banyak perubahan

dari segi pelayanan namun belum menjawab sepenuhnya tuntutan dan harapan

masyarakat karena substansi dan cakupannya belum sepenuhnya dapat

mempresentasikan terselenggaranya ibadah haji secara paripurna (profesional).4

Minat ummat Islam di Kabupaten Tangerang untuk menunaikan ibadah

haji sangat tinggi, khususnya di wilayah Kecamatan Jayanti, meskipun wilayah

Kecamatan Jayanti dikenal sebagai wilayah yang banyak Ulama dan banyak

berdiri Pondok Pesantren baik salafi ataupun Pondok Pesantren Moderen salah

satunya Pondok Pesantren ternama Daar-El Qolam yang berada di Ds. Pasir

Gintung namun pada umumnya bekal ilmu tentang manasik haji masyarakatnya

masih sangat terbatas. Karena Pondok Pesantren tidak berperan melakukan

4Mustofa Kurdi, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan Solusinya,

2012, diakses dari http://www.iphi.web.id/wp-content/uploads/2012/07/Problematika-Manajemen-Pelaksanaan-Haji..pdf, pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 17.00

Page 14: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

3

bimbingan manasik haji untuk masyarakat sekitar seperti Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji (KBIH) yang diberikan legalitas oleh Kementrian Agama.

Peran KUA dalam pembinaan calon jama’ah haji berdampak, antara lain:

1. Meningkatkan kelancaran dan efektifitas pembinaan calon jama’ah,

khususnya di bidang manasik haji.

2. Mendekatkan dan memudahkan jama’ah mendapat informasi dan

pembinaan manasik kerena berada dalam satu wilayah (Kecamatan).

3. Membantu meringankan sebagian tugas Kandepag di bidang haji.

4. Ikut mensosialisasikan persoalan haji di kalangan masyarakat secara

langsung.

5. Mendapatkan aktivitas dan prestasi KUA.

Kantor Urusan Agama Kecamatan (KUA) juga berperan melakukan

pembinaan jama’ah calon haji. Menurut Ahmad Nijam (2002; 70) yang dikutip

dari website http://bdkpadang.kemenag.go.id/. Bahwa pembinaan dapat diartikan

sebagai rangkaian kegiatan yang mencakup penerangan, penyuluhan dan

bimbingan tentang ibadah haji yang dilakukan sejak jama’ah mendaftarkan diri

sampai kembali selesai menunaikan ibadah haji.5

Sebagai institusi yang menyelenggarakan tugas kepemerintahan di bidang

keagamaan ditingkat Kecamatan yang telah terstruktur, diantara tugasnya adalah

5 H. Basri Rasyidul, Manajemen Pembinaan Haji di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan, 2010, diakses dari http://bdkpadang.kemenag.go.id/, pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 17.25

Page 15: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

4

memberikan pembinaan jama’ah haji. Seperti yang dikemukakan oleh Iskandar

Idy (2007:1) bahwa pemberian peran Kantor Urusan Agama Kecamatan dalam

penyuluhan dan pembinaan haji merupakan pola strategis sesuai dengan tuntutan

dan dinamika masyarakat sekarang ini.6

Mencermati peran KUA Kecamatan Jayanti dalam membina jama’ah yang

dilaksanakan di KUA Kecamatan Jayanti 2 tahun terakhir yang jama’ahnya

berjumlah 49 orang pada tahun 2014, dan sebanyak 45 orang pada tahun 2015.

Permasalahannya mayoritas calon jama’ah haji di Kecamatan Jayanti tidak

termotivasi untuk mengikuti manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan tersebut. Hal ini terbukti, bahwa jama’ah lebih memilih pembelajaran

bimbingan manasik haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dari

pada di Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Manasik haji di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan hanyalah

menjadi sebagai formalitas, dan tempat manasik haji kelas dua, bukanlah tempat

manasik yang utama, hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan 7

(tujuh) jama’ah haji asal Kec. Jayanti yang melaksanakan ibadah haji pada tahun

2014 yaitu:

NO Porsi Nama Asal Alasan

1 2800080667 Husniah Jayanti Tidak Tahu

6 H. Basri Rasyidul, Manajemen Pembinaan Haji di Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan, 2010, diakses dari http://bdkpadang.kemenag.go.id/, pada tanggal 29 Juli 2015 pukul 17.27

Page 16: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

5

2 2800080668 Habib

Maksudi

Jayanti Tidak Tahu

3 2800082060 Dayat Jayanti Tidak ada

sosialisasi

4 2800080663 Iyah Mardiyah Jayanti Ikut perintah

KBIH

5 2800080664 Agus Rahmat Jayanti Tidak ada

sosialisasi

6 2800084891 Sukarna Jayanti Daftar langsung

melalui Depag

Kabupaten

7 2800084892 Haeriyah Jayanti Daftar langsung

melalui Depag

Kabupaten

Tabel 1.1 Tujuh Data Jamaah Haji Tahun 2014

Alasan mereka tidak mengikuti bimbingan manasik haji di Kecamatan

beragam seperti yang dijelaskan dalam tabel di atas.

Selain itu kendala yang penulis dapatkan karena kurangnya sosialisasi dari

KUA Kecamatan Jayanti mengenai peran dan fungsi Kecamatan dalam

memberikan pembinaan kepada masyarakat yang hendak mendaftar haji.

Sehingga yang mereka ketahui KUA hanya berfungsi untuk pelayanan pernikahan

Page 17: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

6

saja tidak untuk pelayanan pembinaan jamaah haji. Masyarakat hanya tahu KBIH

Nurul Haq yang berada di Kecamatan Balaraja yang dapat menerima pendaftaran

haji karena tidak adanya KBIH di wilayah Kecamatan Jayanti, akhirnya mereka

mengikuti pembinaan di KBIH Nurul Haq Kecamatan Balaraja mulai dari

pendaftaran sampai dengan pelaksanaan ibadah haji.

Selain itu, fasilitas yang ada di KUA Kecamatan Jayanti untuk pembinaan

jamaah haji belum memadai dan yang lebih ironinya lagi mayoritas SDMnya tidak

tahu persis tentang pelaksanaan ibadah haji karena belum pernah melasanakan

ibadah haji.

Oleh sebab itu, menurut hemat penulis hal ini sangat menarik untuk

dibahas pada sebuah penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi, dengan judul:

“Manajemen Pembinaan Jamaah Calon Haji Pada Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015”. Untuk mengetahui sejauh mana

pembinaan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti? dan bagaimana kinerja

KUA dalam memberikan pelayanan kepada calon jama’ah haji?.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat begitu luasnya permasalahan haji yang akan dibahas dan

karena keterbatasan pengetahuan penulis, maka penulis membatasi pada

Manajemen Pembinaan Jamaah Calon Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015.

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah yang

akan dibahas pada skripsi ini adalah:

Page 18: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

7

1. Apa saja tahap-tahap Manajemen yang dilakukan KUA Kecamatan Jayanti

pada pembinaan jamaah calon haji di wilayahnya?

2. Apa saja penyebab tidak berjalan maksimal pelaksanaan manasik haji pada

KUA Kecamatan Jayanti?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui manajemen pembinaan jamaah calon haji pada

KUA Kecamatan Jayanti dalam mengoptimalkan perannya dalam

membina jamaah calon haji.

b. Untuk mengetahui penyebab tidak terlaksananya pembinaan yang

maksimal pada KUA Kecamatan Jayanti.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis tentunya untuk mendapatkan gelar sarjana (S1)

jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Mengetahui kegiatan manajemen pembinaan jamaah yang dilakukan

oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti.

c. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu tambahan keilmuan

bagi mahasiswa tentang manajemen pengelolaan jamaah haji

khususnya di tingkat kecamatan.

d. Untuk meningkatkan kemampuan kepada penulis dalam melakukan

penelitian mengenai manajemen pembinaan yang efektif dan efisien.

D. Metodologi Penelitian

Page 19: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

8

Dalam studi ini, penulis akan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu

pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi, penulis akan

mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan

orang-orang di tempat penelitian dengan tujuan agar bisa memperoleh data-data

dan informasi yang mendalam tentang manajemen pembinaan jama’ah haji di

KUA Kecamatan Jayanti.untuk mendapatkan data-data tersebut, penulis akan

menggunakan cara:

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai

sumber informasi yang dicari7. Sumber data primer yang dimaksud di sini adalah

sumber data yang digali langsung dari obyek penelitian, dalam hal ini adalah

Kepala KUA, Staff Karyawan, calon jamaah dan jamaah haji di wilayah

Kecamatan Jayanti.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur terkait. Dalam hal ini data sekunder

7 Saifuddin. Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Page 20: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

9

diperoleh dari sumber buku, sumber data dari arsip, dokumen pribadi dan

dokumen resmi yang berkait dengan penyelenggaraaan pembinaan jama’ah haji di

KUA Kecamatan.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview (wawancara), pada wawancara ini penulis akan mengadakan

komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

Kepala KUA Kecamatan Jayanti baik secara lisan ataupun informasi

lainnya.

b. Dokumentasi, Penulis akan menggunakan metode ini untuk

memperoleh dokumen atau arsip yang ada guna mengetahui data-data

yang ada di KUA Kecamatan Jayanti.

c. Observasi, Dalam hal ini penulis akan menggunakan tehnik observasi

tidak langsung (observation non- participant) yaitu penulis tidak

terlibat langsung dalam manajemen penyelenggaraan bimbingan

manasik haji di KUA Kecamatan Jayanti.

3. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data interview, dokumentasi, dan observasi, langkah

selanjutnya adalah mengklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti,

kemudian data tersebut disusun dan dianalisis. Untuk menganalisis penerapan

manajemen dalam pembinaan jama’ah haji di KUA Kecamatan Jayanti, maka

penulis akan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan dan

menganalisis fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami

Page 21: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

10

dan disimpulkan8. Dalam hal ini menganalisis data berdasarkan informasi dari

hasil wawancara, buku-buku yang relevan dan berkaitan erat dengan penelitian.

4. Teknik Penulisan

Untuk Penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku pedoman

penulisan skripsi, tesis dan Desertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press

tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis mencari dan melihat judul skripsi yang terdapat di

Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ternyata belum ada satupun yang membahas

tentang Manajemen Pembinaan Jama’ah Calon Haji (JCH) Pada Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015.

Akan tetapi ada salah satu judul yang penulis temukan yang memiliki

keterkaitan dengan skripsi penulis, yaitu skripsi karya Tirta Wijaya Yang berjudul

Manajemen pembinaan jama'ah haji pada KBIH (kelompok bimbingan ibadah

haji) ulul albaab-Tangerang. Letak perbedaan pembahasannya terdapat pada

pembinaan yang dilakukak pada skripsi tersebut adalah pada KBIH sedangkan

penulis melakukan penelitian pada KUA Kecamatan yang berada di wilayah

Jayanti.

8Saifuddin. Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998). Hal.7

Page 22: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

11

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi adalah merupakan hal yang penting karena

mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab

yang saling berkaitan dan berurutan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

membagi pokok bahasan kedalam lima bab. Hal ini dimaksudkan untuk

memperjelas, mempermudah pembaca pada setiap permasalahan yang

dikemukakan. Adapun perincian lima bab tersebut adalah:

BAB I Pendahuluan. Bab ini didalamnya memuat Latar Belakang,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis. Bab ini berisi tentang a) Manajemen,

meliputi: Pengertian Manajemen, Fungsi Manajemen,

Tingkatan Manajemen, dan Proses Manajemen b)

Pembinaan, meliputi: Pengertian Pembinaan, Asas Atau

Dasar Pembinaan, Tujuan Pembinaan. c) Haji, meliputi:

Pengertian Haji, Latar Belakang Ibadah Haji, Adab-adab

Sebelum Menunaikan Ibadah Haji, dan Hikmah Ibadah

Haji.

BAB III Pada bab ini akan membahas tentang: a) Gambaran umum

tentang Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Jayanti yang

meliputi: Sejarah KUA, Profil KUA Kecamatan Jayanti,

Tugas dan Fungsi KUA, Vis-Misi KUA Kecamatan

Page 23: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

12

Jayanti, Struktur organisasi KUA Kecamatan Jayanti,

Jumlah Pegawai KUA Kecamatan Jayanti, Anggaran

Operasional Jumlah Jama’ah Haji di Kecamatan Jayanti

Tahun 2014-2015, Sarana dan Prasarana.

BAB IV Analisis tentang Manajemen Pelayanan Jama’ah Calon Haji

Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti

Memuat tentang a) Dasar Pembinaan Jamaah b)

Manajemen Pembinaan Haji Pada KUA Kecamatan

Jayanti, c) Analisis Manajemen.

BAB V Penutup. Kesimpulan dan saran-saran, bagian akhir memuat

daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

Page 24: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Secara bahasa, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu “to manage”

yang berarti mengatur.9 Demikian pula halnya, dalam mendefinisikan istilah

manajemen secara etimologi mempunyai arti pimpinan, direksi dalam mengurus

dan memerintah, memimpin atau dapat diartikan juga sebagai pengurusan.10

Sedangkan secara terminologi, menurut Miftah Thoha manajemen

merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi dengan tertib. Dengan kata

lain, manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip perencanaan, pengaturan,

motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan roda organisasi.11

Makna pokok manajemen adalah mencapai tujuan yang dikehendaki

dengan jalan menggunakan orang atau orang-orang lain bekerja guna

mendapatkan hasil yang dicita-citakan atau yang dikehendaki.12

Dalam bahasa Inggris, istilah manajemen diartikan sama dengan managing

di Indonesia, kata management (Inggris) diterjemahkan menjadi pelbagai istilah,

9Melayu SP Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Gunung

Agung, 1986), h. 2 10Abdul Sanie, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1992), h. 1

11 Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 10

12 Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani, 1996), h. 32

Page 25: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

14

misalnya; pengurusan, pengelolaan, ketatalaksanaan, kepemimpinan,

pembimbingan, penyelenggaraan, dam penanganan13

Manajemen terdapat dalam setiap kehidupan manusia, baik didalam

masjid, di pabrik, bengkel, sekolah, universitas, bank, kantor, hotel, rumah sakit,

maupun dalam kehidupan rumah tangga. Didalam Ensiklopedia Administrasi

dikatakan “manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang

dan menggerakan fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan

tertentu”. Dengan kalimat lain, dapat kita sederhanakan menjadi: manajemen

adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melelui kerjasama

dengan orang-orang lain.14

Menurut G.R Terry, manajemen adalah “proses atau kerangka kerja yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan kelompok orang ke arah organisasional

atau maksud yang nyata”.15.

Menurut James A.F. Stoner yang dikutip dari buku karangan Khaerul

Umam yang berjudul Manajemen Perkantoran disebutkan bahwa manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian

upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi

untukmencapai tujuanyang telah ditetapkan.16

13 Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid… h. 32 14 Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid… h. 32

15 G.R Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.14

16 Khaerul Umam, Manajemen Perkantoran, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 21-23

Page 26: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

15

2. Fungsi Manajemen

Sampai saat ini belum ada konsesnus di antara praktisi dan teoretis

mengenai fungsi-fungsi manajemen, yang sering disebut unsur-unsur manajemen.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut.

a. Planning (Perencanaan)

Secara sederhana perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, “perencanaan adalah

proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran

tersebut”.

Dalam buku pengantar ilmu manajemen, bahwa perencanaan

mempunyai empat tujuan penting, yaitu:

1) Mengurangi dan mengimbangi ketidak pastian dan perubahan-

perubahan diwaktu yang akan datang.

2) Memusatkan perhatian kepada sasaran.

3) Mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan.

4) Memudahkan pengawasan.17

17 AM. Adarman dan Yusuf Udaya, Pengantar lmu Manajemen, (Buku Panduan

Mahasiswa), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), h.47

Page 27: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

16

b. Organizing (Organisasi)

Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dengan

cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah

sasaran.

Ahmad Fadli HS. Memberikan definisi pengorganisasian yaitu

“keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,

tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.18

c. Leading

Leading merupakan serangkaian kegiatan yang mencakup:

1) Mengambil keputusan.

2) Mengadakan komunikasi sehingga terjalin pengertian antara manajer dan

bawahan.

3) Memberikan semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan untuk

bertindak.

4) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya serta

memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar terampil dalam

usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

18Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Manhalun Nasayiin Press,

2002), h. 30

Page 28: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

17

d. Directing/Commanding

Dirrecting atau commanding adalah fungsi manajemen yang

berhubungan dengan usaha memberikan bimbingan, saran, perintah, atau

intruksi, kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing sehingga

tugas tersebut dilaksanakan dengan baik dan tertuju pada tujuan yang telah

ditetapkan.

e. Motivating

Motivating atau pemotivasian merupakan salah satu fungsi manajemen

berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan agar

melakukan tugasnya secara suka rela sesuai dengan perintah atasan.

f. Coordinating

Coordinating atau pengoordinasian merupakan salah satu fungsi

manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan dalam rangka menghindari

kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan cara menghubungkan,

menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapatkerja sama

yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

g. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian,

merupakan salah satu fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, dan jika

perlu mengadakan koreksi sehingga pekerjaan bawahan menjadi terarah sesuai

dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan.

Page 29: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

18

h. Reporting

Reporting merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian

perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal

yang bertalian dengan tugas dan fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.

i. Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan

personalia pada suatu organisasi yang mencakup perekrutan tenaga kerja,

pengembangannya sehingga memberikan daya gunamaksimal kepada organisasi.

j. Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan

taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum rencana yang

lebih pasti dapat dilakukan.

3. Tingkatan Manajemen

Ada tiga tingkatan manajemen, yaitu:

a. Manajemen Tingkat Puncak (Top Management). Manajemen tingkat

puncak merupakan tingkatan tertinggi dalam manajemen. Biasanya yang

menduduki manajemen ini adalah direktur utama, presiden direktur, atau

wakil direktur, dan sebagainya. Jika di dalam kelas, maka yang menjadi

manajemen tingkat puncak adalah ketua dan wakil ketua. Tugas

manajemen tingkat puncak adalah membuat rencana jangka panjang,

Page 30: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

19

menetapkan tujuan dan misi organisasi, serta strategi yang digunakan.

Manajemen puncak juga harus dapat mengembangkan semua rencana

yang telah dibuat dan mengadakan hubungan dengan pihak luar.

b. Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management). Posisi manajemen

tingkat menengah berada di bawah manajemen puncak. Tugas manajemen

menengah adalah mengalihkan rencana, misi, dan tujuan yang dibuat oleh

manajemen puncak ke dalam program yang lebih spesifik. Biasanya yang

termasuk manajemen menengah adalah manajer, kepala devisi, kepala

cabang, dan sebagainya.

c. Manajemen Tingkat Pertama (First Line Management atau Supervisory).

Manajemen tingkat pertama merupakan tingkatan yang paling rendah.

Manajemen tingkat pertama dapat juga disebut supervisor. Tugas dari

manajemen ini adalah membawahi langsung pekerja dan bertanggung

jawab atas tugas mereka. Mereka juga yang selalu memberikan motivasi

pada karyawan dan menetapkan prestasi yang layak diterima karyawan.

Manajemen tingkat pertama terdiri atas supervisi, ketua kelompok, dan

sebagainya.19

4. Proses Manajemen

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia Proses manajemen adalah daur

beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang

dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses

19 Hirakos, Tingkatan dalam Manajemen, di akses dari

https://hyrra.wordpress.com/2011/01/07/tingkatan-dalam-manajemen/, pada tanggal 03 Agustus 2015, pukul 13.00

Page 31: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

20

pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka

mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu

merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai

manajemen.

a. Perencanaan

Meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai kondisi

seperti peluang dan kendala di masa depan, dan berusaha menetapkan lebih dulu

apa yang harus mereka lakukan dan apa yang akan mereka capai.

Empat langkah pokok perencanaan, yaitu:

1. Tetapkan tujuan

2. Rumuskan keadaan saat ini

3. Identifikasi pendukung dan penghambat tujuan

4. Kembangkan rangkaian tindakan untuk mencapai tujuan.

Tipe perencanaan antara lain:

1. Strategis (jangka panjang)

2. Taktis (menengan)

3. Operasional (rendah)

Manfaat perencanaan yaitu:

1. Mengurangi pengaruh ketidak pastian dan perubahan

Page 32: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

21

2. Memfokuskan perhatian pada tujuan

3. Mendapatkan operasi yang ekonomis

4. Memudahkan pengendalian

5. Memudahkan koordinasi

6. Memudahkan pemahaman keseluruh gambaran kerja.

b. Pengorganisasian

Ahmad Fadli HS. Memberikan definisi pengorganisasian yaitu “keseluruh

proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan

wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan”.20

Pengorganisasian menghasilkan struktur organisasi dengan unsur:

1. Pembagian kerja

2. Anggota organisasi

3. Lingkungan tempat pelaksanaan kerja

4. Keterkaitan antara anggota.

20 Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Manhalun Nasayiin Press,

2002), h.30

Page 33: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

22

c. Penggerakkan

Menurut Ahmad Fadli HS, penggerakan adalah keseluruhan proses

pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mau

bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi.21

d. Controlling

Controlling adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh

rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan

diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun

berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dihadapi.22

Kegiatan dalam fungsi pengawasan dan pengendalian, yaitu:

1. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target sesuai

dengan indikator yang telah ditetapkan.

2. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin ditemukan.

3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait

dengan pencapaian tujuan dan target.

21 Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, h.30 22 Kosasih, Konsep-konsep Dasar Manajemen, FPBS, hal. 13

Page 34: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

23

B. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan secara bahasa adalah berasal dari bahasa Arab “Bina” artinya

bangunan, diberikan awalam me dan menjadi kalimat membina yang dapat

diartikan membangun atau menjadikan lebih baik. Dengan demikian pembinaan

berarti proses, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan

berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.23

Pembinaan merupakan sebuah kegiatan atau keuntungan yang ditawarkan

oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen yang bersifat tidak berwujud

tapi mempunyai pengaruh untuk kesuksesan suatu program. Oleh karena itu, perlu

upaya peningkatan pembinaan kejada jema’ah haji sebagai program yang

memberikan kepuasan bagi pemakai jasa. Hal ini seperti diungkapkan Imam

Syaukani (2009; 12) bahwa dalam memberikan pembinaan pemerintah harus

memperhatikan keinginan masyarakat sebagai pelanggan. Hasil pembinaan dapat

memberikan bantuan moril dan semangat kepada orang yang akan

melakukan suatu pekerjaan yang telah diprogramkan.24

Dalam hal suatu pembinaan menunjukkan adanya suatu kemajuan

peningkatan, atas berbagai kemungkiinan peningkatan, unsur dari pengertian

23 Buku Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.134

24 H. Rasyidul Basri, Manajemen Pembinaan Jamaah Haji di KUA Kecamatan. diakses

dari http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view= article&id=505: manajemen- pembinaan-haji-di-kantor-urusan-agama-kuakecamatan&catid =41:top-headlines

Page 35: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

24

pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan

dan pembinaan menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu istilah pembinaan

hanya diperankan kepada unsur manusia, oleh karena itu pembinaan haruslah

mampu menekan dan dalam hal-hal persoalan manusia. Hal ini sejalan dengan

pendapat Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan Organisasi”

mendefinisikan, pengertian pembinaan bahwa:

1. Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih

baik.

2. Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem

pambaharuan dan perubahan (change).

3. Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni menjelaskan

bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana serta

pelaksanaannya.

4. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu

perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.

(Miftah 1997: 16-17).

Dalam buku Tri Ubaya Sakti yang dikutip oleh Musanef dalam bukunya

yang berjudul Manajemen Kepegawaian di Indonesia disebutkan bahwa, yang

dimaksud dengan pengertian pembinaan adalah:

“Segala suatu tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan,

penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta

Page 36: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

25

pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna”. (Musanef,

1991:11).

Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan

keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan instruksi-intruksi, dan

bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Usaha-usaha

pembinaan merupakan persoalan yang normatif yakni menjelaskan mengenai

bagaimana perubahan dan pembaharuan dalam pembinaan.25

Sedangkan pembinaan Jamaah merupakan totalitas kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah yang meliputi perencanaan, pengaturan dan pemberian

bekal terhadap Jama’ah Calon Haji (JCH) sehingga mereka memahami ilmu

perhajian dan mampu mengaplikasikan ilmu tersebut pada saat pelaksanaan haji

sehingga mencapai haji yang mabrur.

2. Asas atau Dasar Pembinaan

Asas atau dasar pembinaan calon jamaah haji adalah berdasarkan UU

Nomor 17/1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, pembinaan terhadap

jamaah haji mutlak dilakukan. Hal ini untuk mewujudkan kemandirian jamaah

haji dalam melaksanakan ibadah haji sejak pendaftaran hingga pelaksanaan ibadah

haji.26

Untuk membina dan membimbing jamaah haji ini, penyelenggara haji

dalam hal ini Departemen Agama harus melibatkan unsur masyarakat tidak cukup

dibina pada KUA saja. Dari sinilah kemudian lahir Kelompok Bimbingan Ibadah

25 diakses dari, http://xerma.blogspot.com/2014/05/pengertian-fungsi-pembinaan-menurut.html

26 Eva Kurniawaty, et.all, Sistem Informasi KBIH Menggunakan JSP, Surabaya.

Page 37: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

26

Haji (KBIH). Saat ini terdapat sekitar 1.800 KBIH di seluruh Indonesia, dan dari

jumlah tersebut sekitar 1.300 diantaranya telah terdaftar dan terakreditasi oleh

Departemen Agama untuk memberikan bimbingan manasik kepada para calon

jamaah haji. Ditambah dengan jumlah jamaah haji mengalami peningkatan pada

tiap tahunnya, sementara jumlah petugas yang ada di tiap-tiap KBIH terbatas.27

3. Tujuan Pembinaan Jamaah

Mengamati setiap jamaah haji yang berangkat dari tahun ke tahun

mayoritas adalah masyarakat dari desa terpencil, minim pengetahuan dan

pengalaman, belum pernah bepergian jauh, tidak dapat berbahasa selain bahasa

daerah dan tidak dapat berbahasa asing. Sedangkan pelaksanaan ibadah haji

kenyataannya mengharuskan mereka menghadapi kenyataan yang tidak pernah

terbayangkan oleh mereka.

Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan kekagetan budaya tersebut

sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jamaah haji mendaftarkan

dirinya untuk ibadah haji.28

Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran pelaksanaan ibadah

haji, tentu pada intinyapun untuk mendapatkan kemabruran haji yang

membutuhkan pembekalan ilmu pengetahuan dan gambaran yang akan

dilaksanakan selama ibadah haji.

27 Eva Kurniawaty, et.all, Sistem Informasi KBIH Menggunakan JSP… 28 Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Jakarta, 2001, Manajemen Haji: Studi Kasus dan

Telaah Implementasi Knowledge Workers, hal. 71-72

Page 38: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

27

Diadakannya pembinaan di masing-masing KUA di Kecamatan tujuannya

agar masyarakat tidak merasa jauh dari tempat tinggalnya untuk mengikuti

program-program pembinaan jamaah haji, sehingga mereka dapat meluangkan

waktunya untuk hadir pada pembinaan yang dilakukan sebanyak 10 kali di tiap-

tiap Kecamatan.

C. Haji

1. Pengertian Haji

Secara etimologi, haji adalah (رة����� maksud atau keinginan untuk (ا��

berkunjung. Atau ا�� وإ����� bermaksud/menuju dan mendatangi suatu

tempat.

Dari kata “haji” ) lahirlah hata mahajjah ا��� /�� ��� � ) yang berarti arah

/ tujuan; kata hujjah ( ���) yang berarti dalil / argumentasi; kata haajah (� (��ج

yang bermakna kebutuhan.

Di dalam Al-Qur’an, kata ��) dan berbagai bentuk turunannya disebut 18

kali.

( ��) Hijju – QS.Al Imran (3): 97

��)( Hajja – QS. Al-Baqarah (2): 158

( Alhajju – QS. Al-Baqarah (2): 197 (ا���

( Alhajja - QS. Al-Baqarah (2): 196-197 (ا���

Page 39: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

28

( :Alhajji – QS. Alhajj (22): 27 / QS. At-Taubah (9): 3/ QS. Al-Baqarah (2) (ا���

189,196,197

(� (ا��� Al-Hujjatu – QS. Al-An’am (6): 149

(� ��) Hujjatun – QS. Al-Baqarah (2): 150 / Qs. An-Nisa (4): 165

(� ��) Hujjata – QS. Asy-Syura (42): 15

(�'( ��) Hujjatuna – QS. Al-An’am (6): 83

()*( ��) Hujjatuhum – QS. Asy-Sura (42):16

()*( ��) Hujjatahun – QS. Al-Jatsiyah (45):25

Secara bahasa, haji berarti niat (Al Qashdu) sengaja atau menyengaja

melakukan sesuatu yang penting atau besar.

Sedangkan menurut syari’at haji berarti:

1. Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal khusus.

2. Menyengaja mengunjungi Ka’bah dengan niat untuk beribadah pada

waktu tertentu, syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu.

Tempat-tempat tertentu yang dimaksud adalah selain Ka’bah dan Mas’a

(tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan

Mina (tempat melontar jamrah).

Dengan kata lain haji adalah pergi dengan tujuan tertentu (yaitu Baitul

Haram dan Arafah) pada waktu tertentu (pada bulan-bulan haji) dan

Page 40: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

29

melaksanakan amal/perbuatan tertentu (yaitu wukuf di Arafah, thawaf, sa’i dan

lain-lain) dengan syarat-syarat tertentu pula.

Dalam hadits dari Ibn Abbas yang artinya “Siapa yang memiliki harta,

hendaklah ia berangkat menuju Baitullah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hajar, Ibnu

Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Thabrani, dan Ibnu Mardawih).

Terkait dengan pelaksanaan umrah, haji dibagi menjadi:

1. Haji Ifrad

Haji Ifrad adalah dengan melaksanakan secara terpisah antara haji dan

umrah, masing-masing dikerjakan tersendiri dalam waktu berbeda, tetapi masih

dalam satu musim haji.pelaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu beru

kemudian selanjutnya melakukan umrah.29

2. Haji Tamattu’

Haji tamattu’, yaitu berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji (Syawal,

Dzulqa’dah, dan delapan hari pertama bulan Dzulhijjah). Umrahnya diselesaikan

(tahallul) pada waktu-waktu tersebut. Kemudian berihram untuk haji dari Mekah

29 Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji & Umrah, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2014), h. 228

Page 41: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

30

atau sekitarnya pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari tarwiyah) pada tahun umrah

tersebut.30

3. Haji Qiran

Haji Qiran yaitu melaksanakan ibadah haji sekaligus melaksanakan ibadah

umrah. Jamaah yang menunaikan ibadah haji secara qiran diharuskan membayar

dam.31

2. Latar Belakang Ibadah Haji

Orang-orang Arab pada zaman jahiliyah telah mengenal ibadah haji ini

yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan

disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti

thawaf, sa’i, wukuf, dan melontar jamrah. Hanya saja pelaksanaannya benyak

yang tidak sesuai lagi dengan syari’at yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang

dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah

sesuai dengan petunjuk syara’ (syariat), sebagaimana yang diatur dalam Al-Quran

dan Sunnah Rasulullah SAW. Latar Belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada

ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama

Nabi Ibrahim a.s. Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan

oleh umat-umat sebelum Nabi Ibrahim a.s. Ritual sa’i, yakni berlari antara bukit

30 M.Julius St, Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu’, (Malang: Banyumedia

Publishing, 2007), h. 17

31 H. M. Isa Mansur, Upaya Menggapai Haji Mabrur, (Kudus: Menara Kudus, 1997), h. 82

Page 42: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

31

Shafa dan Marwah (daerah tinggi di sekitar Ka’bah yang sekarang sudah menyatu

dengan Masjidil Haram), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri Nabi

Ibrahim a.s yang bernama Siti Hajar ketika mencari air untuk anaknya, Nabi

Ismail a.s.

3. Adab-Adab Sebelum Menunaikan Ibadah Haji

Ada beberapa adab sebelum menunaikan ibadah haji yang perlu dipatuhi

agar dapat memperoleh haji yang mabrur.

a. Niat yang Ikhlas, Syarat penerimaan segala ibadah adalah niat. Niat

yang ikhlas untuk membersihkan jiwa dari segala sifat, seperti: riya,

ujub, sombong dan lain-lain, serta mengharap keridhoan Allah SWT.

b. Biaya haji berasal dari sumber yang halal, tidak mengandung syubhat

atau harta yang haram. Menurut Imam Syafii, Imam Malik dan Imam

Hanafi mengenai harta haram untuk pergi haji:”sah secara lahir, tetapi

tidak mabrur dan jauh dari penerimaan / ridha Allah SWT”. Imam

Ahmad bin Hanbal “tidak sah hajinya dengan harta haram”.

c. Penuhi hak-hak Allah; Shalat, Zakat, Nadzar, Kaffarat, Fidyah.

d. Bertaubat dengan taubatan nasuha (taubat yang sebenar-benarnya)

Hendaknya bersungguh-sungguh bertaubat dari maksiat dosa dan

segala yang dibenci oleh Allah SWT, baik dengan membiasakan

mengucapkan istighfar, berusaha serta bertekad untuk meninggalkan

Page 43: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

32

maksiat/dosa selama-lamanya serta memperbaiki diri dengan beramal

atau berbuat dengan amal shaleh.

e. Selesaikan hak-hak dengan manusia

1) Meminta maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan

2) Membayar hutang-hutang, serta yang terkait dengan mu’amalah

lainnya seperti urusan-urusan yang terkait dengan harta atau

kewajiban lain dengan saudara, tetangga atau rekan kerja.

3) Menyelesaikan urusan-urusan yang masih belum terselesaikan

dengan orang ataupun pihak lain

4) Menulis wasiat menyangkut hak-hak Allah maupun hak-hak

kerabat saudara dan keluarga.

5) Memberi bekal yang cukup untuk keluarga yang ditinggalkan

yang dapat mencukupi kebutuhan sampai dengan kembali dari

menunaikan ibadah haji.

f. Mohon keridhoan dan do’a

Berusaha memohon keridhoan dan do’a dari: orangtua, guru, kerabat /

keluarga, dan sahabat.

g. Mengaji dan mengkaji

1) Banyak membaca Al-Qur’an, berdo’a dan beri’tikaf

Page 44: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

33

2) Memahami maksud dan tujuan haji, fiqih haji dan umrah (tata cara

manasik dan lain-lain) serta hukum atau fiqih lainnya seperti

mengenal wudhu, tayamum, shalat dan juga adab dan akhlak selama

pelaksanaan dan selesainya ibadah haji dan umrah, sebagaimana

sabda Rosulullah SAW yang artinya “pelajarilah manasik haji

dariku, karena aku tidak tahu mungkin aku tidak lagi bisa berhaji

setelah tahun ini”.32

4. Hikmah Ibadah Haji

Haji adalah ibadah yang istimewa karena haji adalah ibadah fisik sekaligus

ibadah finansial. Shalat adalah ibadah fisik, puasa juga ibadah fisik, dan zakat

adalah ibadah finansial, maka haji adalah ibadah yang menghimpun fisik dan

finansial sekaligus. Sebab, selain harus mengerahkan jerih payah secara fisik,

orang yang menunaikan ibadah haji juga harus mengorbankan harta bendanya.

Harus melakukan perjalanan yang relative jauh dan lama, sehingga membutuhkan

biaya yang tidak sedikit. Itulah sebabnya kita melihat ibadah haji diwajibkan

Allah SWT hanya bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan itu,

sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya:

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (Ali

Imran: 97).

32 Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umroh, (Jakarta: Quanta. 2009), h.13-15.

Page 45: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

34

Ketika menyinggung tentang rukun Islam kelima, Nabi bersabda yang

artinya:

“Dan berhaji bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke

Baitullah”.

D. Sejarah KUA

Kantor Urusan Agama (KUA) mempunyai sejarah yang cukup panjang di

Indonesia, baik berkenaan dengan kelembagaan maupun peran dan fungsinya.

Keberadaannya dapat dilacak sejak permulaan Islam masuk ke Indonesia,

pertumbuhan dan perkembangan kerajaan / kesultanan Islam, masa kolonialisme,

hingga masa kemerdekaan. Sepanjang itu, KUA mengalami dinamika dalam

transformasi kelembagaan, peran, dan fungsinya. 33

Jauh sebelum bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya pada

tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah mempunyai lembaga

kepenghuluan yaitu semenjak berdirinya Kesultanan Mataram. Pada saat itu

Kesultanan Mataram telah mengangkat seseorang yang diberi tugas dan

wewenang khusus di bidang kepenghuluan. Pada masa Pemerintahan Kolonial

Belanda, Lembaga Kepenghuluan sebagai lembaga swasta yang diatur dalam

suatu Ordonansi, yaitu Huwelijk Ordonantie S. 1929 No. 348 jo S. 1931 No. 467,

Vorstenlandsche Huwelijk Ordonantie S. 1933 No. 98 dan Huwelijs Ordonantie

Bueten gewesten S 1932 No. 482. Untuk Daerah Vorstenlanden dan seberang

33 Imam Syaukani, Optimalisasi Peran KUA Melalui Jabatan Fungsional Penghulu, ( Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama 2007, h.23

Page 46: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

35

diatur dengan Ordonansi tersendiri. Lembaga tersebut dibawah pengawasan

Bupati dan penghasilan karyawannya diperoleh dari hasil biaya nikah, talak dan

rujuk yang dihimpun dalam kas masjid.34

Kemudian pada masa Pemerintah Pendudukan Jepang, tepatnya pada

tahun 1943 Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia mendirikan Kantor

Shumubu (KUA) di Jakarta. Pada waktu itu yang ditunjuk sebagai Kepala

Shumubu untuk wilayah Jawa dan Madura adalah KH. Hasyim Asy’ari pendiri

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Sedangkan untuk pelaksanaan tugasnya, KH. Hasyim Asy’ari menyerahkan

kepada putranya K. Wahid Hasyim sampai akhir pendudukan Jepang pada bulan

Agustus 1945.35

Sesudah merdeka, Menteri Agama H. M. Rasjidi mengeluarkan Maklumat

No. 2, tanggal 23 April 1946 yang isi maklumat tersebut mendukung semua

lembaga keagamaan dan ditempatkan kedalam Kementrian Agama.

Departemen Agama adalah departemen perjuangan. Kelahirannya tidak

dapat dipisahkan dengan dinamika perjuangan bangsa. Pada saat bangsa ini

berjuang mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan, maka

lahirlah Kementrian Agama. Pembentukan Kementrian Agama tersebut selain

untuk menjalankan tugasnya sebagai penanggungjawab realisasi Pembukaan UUD

1945 dan pelaksanaan pasal 29 UUD 1945, juga sebagai pengukuhan dan

34 Abdul Azim, di akses dari http://kuakecamatankumai.blogspot.com/2012/02/sekilas-

sejarah-berdirinya-kantor.html pada tanggal 12 Agustus 2015, Pukul 12.00 WIB.

35 Abdul Azim, di akses dari http://kuakecamatankumai.blogspot.com/2012/02/sekilas-sejarah-berdirinya-kantor.html pada tanggal 12 Agustus 2015, Pukul 12.00 WIB.

Page 47: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

36

peningkatan status Shumubu (Kantor Urusan Agama Tingkat Pusat) pada masa

penjajahan Jepang.

Berdirinya Departemen Agama Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal

3 Januari 1946. yang tertuang dalam Penetapan Pemerintah No. 1/SD Tahun 1946

tentang Pembentukan Kementrian Agama, dengan tujuan Pembangunan Nasional

yang merupakan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian,

agama dapat menjadi landasan moral dan etika bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Dengan pemahaman dan pengamalan agama secara benar diharapkan

dapat mendukung terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, mandiri,

berkualitas sehat jasmani rohani serta tercukupi kebutuhan material dan

spiritualnya.

Guna mewujudkan maksud tersebut, maka di Daerah dibentuk suatu

Kantor Agama. Untuk di Jawa Timur sejak tahun 1948 hingga 1951, dibentuk

Kantor Agama Provinsi, Kantor Agama Daerah (Tingkat Karesidenan) dan Kantor

Kepenghuluan (Tingkat Kabupaten) yang merupakan perpanjangan tangan dari

Kementrian Agama Pusat bagian B, yaitu : bidang Kepenghuluan, Kemasjidan,

Wakaf dan Pengadilan Agama.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan terbitnya Keputusan Menteri

Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor

Urusan Agama Kecamatan, maka Kantor Urusan Agama (KUA) berkedudukan di

wilayah Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Departemen

Agama Kabupaten/Kota yang dikoordinasi oleh Kepala Seksi Urusan Agama

Islam/Bimas dan Kelembagaan Agama Islam dan dipimpin oleh seorang Kepala,

yang tugas pokoknya melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama

Page 48: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

37

Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.

Dengan demikian, eksistensi KUA Kecamatan sebagai institusi pemerintah dapat

diakui keberadaannya, karena memiliki landasan hukum yang kuat dan

merupakan bagian dari struktur pemerintahan di tingkat Kecamatan.36

36 Abdul Azim, di akses dari http://kuakecamatankumai.blogspot.com/2012/02/sekilas-

sejarah-berdirinya-kantor.html pada tanggal 12 Agustus 2015, Pukul 12.00 WIB.

Page 49: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

38

BAB III

GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN JAYANTI

A. Profil KUA Kecamatan Jayanti

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jayanti beralamat di Kp.

Bakung Ds. Jayanti Kec. Jayanti Kabupaten Tangerang. Lokasinya sangat

strategis karena berjarak ± 100 Meter dari jalan utama Jl. Raya Serang-Jakarta.

KUA Kecamatan Jayanti berada ± 50 di belakang Kantor Kecamatan Jayanti

lokasinya berhadapan dengan PUSKESMAS Kecamatan Jayanti.

Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disebut KUA Kecamatan adalah

Instansi Kementerian Agama yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang urusan Agama

Islam dalam wilayah Kecamatan dan Kepala Kantor Urusan Agama yang

selanjutnya disebut Kepala KUA Kecamatan adalah Pegawai negeri sipil yang

diangkat oleh Menteri Agama yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Kontor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang urusan Agama

Islam dalam Wilayah Kecamatan ( KMA 477 tahun 2004).

Dari paradigma di atas, maka KUA secara kelembagaan paling tidak

mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai unit pelayanan publik sekaligus sebagai unit

teknis di Bidang Urusan Agama Islam di tingkat kecamatan dan bertanggung

jawab kepada Kepala Kantor Agama Kabupaten/Kota yang dikoordinasi oleh

Kepala Seksi Urusan Agama Islam. Dan sebagai wadah pembinaan keagamaan.

Dengan kata lain, KUA adalah penentu semarak dan tidaknya kehidupan

beragama di wilayah Kecamatan, dan diharapkan dapat mewarnai dan menumbuh

Page 50: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

39

kembangkan kehidupan keberagaman baik pada tatanan instansi pemerintah level

Kecamatan maupun masyarakat pada umumnya.37

Gedung KUA dibangun diatas tanah milik pemerintah Desa Jayanti seluas

1040 m2, Kecamatan Jayanti adalah Kecamatan baru, Kecamatan ini hasil

pemekaran dari Kecamatan Balaraja yang terlalu luas, akhirnya pada tahun 2003

dipecah menjadi tiga, yaitu Kecamatan Balaraja, Jayanti dan Cisoka.38 Gedung

KUA mulai dibangun pada tahun 2005, awal difungsikannya sejak tahun 2006

dengan luas bangunan 120 m2.

Dahulu awal terbentuknya kecamatan Jayanti, gedung KUA masih satu

atap dengan Kantor Kecamatan Jayanti, seiring bertambahnya waktu. Gedung

KUA Kecamatan Jayanti dibangun secara terpisah, akan tetapi lokasinya tidak

jauh dari kantor Kecamatan Jayanti. Kemudian pada tahun 2012 KUA Kecamatan

Jayanti mendapat sumbangan bangunan gedung Aula dari Pimpinan Pondok

Pesantren Dar-El Qolam39 yang diberi nama Aula Islamic Center.40

B. Tugas dan Fungsi KUA

Menurut Peraturan Mentri Agama No.39 tahun 2012 pasal 1 ayat (2)

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama, maka KUA Kecamatan

37 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Drs.Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan

Jayanti) di kantor KUA Tangal 27 Agustus 2015

38 Hasil wawancara dengan Ayahanda Ust. Zuhri Al-Anshari (Tokoh Masyarakat Ds. Dangdeur) salah satu Desa yang berada di Kecamatan Jayanti tanggal 29 Agustus 2015

39 Salah satu pesantren terbesar di provinsi banten, yang beralamat di Ds. Pasir Gintung Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang

40 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Drs.Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan Jayanti) di kantor KUA Tangal 27 Agustus 2015

Page 51: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

40

Jayanti selain mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian tugas kantor

Kementerian Agama Kabupaten/Kota dibidang urusan agama Islam, juga

melaksanakan fungsi lain diantaranya :

a. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan

rujuk

b. Penyusunan statistik, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi

manajemen KUA

c. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga KUA

d. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah

e. Pelayanan bimbingan kemasjidan

f. Pelayanan bimbingan pembinaan syari’ah, serta

g. Penyelenggaraan fungsi lain di bidang agama Islam yang ditugaskan oleh

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

C. Visi, Misi KUA Kecamatan Jayanti

Visi

Terwujudnya pelayanan yang bersih dan masyarakat Jayanti yang taat ber

agama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.

Misi

1) Meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman dan pelayanan

kehidupan beragama

2) Memberikan pelayanan yang prima dalam nikah dan rujuk

3) Meningkatkan pembinaan keluarga sakinah

4) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

Page 52: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

41

5) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan zakat dan wakaf

6) Memberdayakan lembaga keagamaan

7) Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan

8) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

D. Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Jayanti

: GARIS INTRUKSI : GARIS KOORDINASI

ADMINISTRASI TU

HAYATUNNISA

KEPALA

Drs. OIM ABDUROHIM PENYULUH AGAMA ISLAM

SAIFUDIN, S.Pd.I

PENGAWAS PENDAIS

Dra.AI NURHASANAH, M.Ag

Drs. IBROHIM, M.Pd.

ADM KEUANGAN

HJ. UMI LATIFAH, S.Ag

ADMINISTRASI UMUM

NURHASANAH

BP4 KELUARGA SAKINAH

AHMAD HAKIM, S.Ag.

ZAKAT, WAKAF & HAJI

ZAENAL ARIFIN. S.Pd.I.

J.F. PENGHULU

1. Drs. OIN ABDUROHIM

2. AHMAD HAKIM, S.Ag.

Page 53: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

42

Gambar 4.1 Foto Struktur Organisasi KUA Kecamatan Jayanti

E. Jumlah Pegawai KUA Kecamatan Jayanti

Jumlah pegawai pada KUA Kecamatan Jayanti sebanyak 9 orang terdiri

dari 1 orang Kepala KUA, 2 orang Pengawas Pendais, 1 orang Penyuluh Agama

Islam, 1 orang staf Administrasi TU, 1 orang staf Administrasi Keuangan, 1 orang

staf Administrasi Umum, 1 orang staf BP4 Keluarga Sakinah, 1 orang staf Zakat,

Wakaf & Haji.41

Dilihat dari pendidikan terakhir Kepala KUA sarjana S1 Fakultas Syari'ah

dan menurut informasi yang penulis dapatkan beliau sedang menyelesaikan S2,

pendidikan terakhir Pengawas Pendais adalah Master, pendidikan terakhir staf

41 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan

Jayanti) Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

Page 54: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

43

Penyuluh Agama Islam adalah sarjana S1, sementara 3 staf KUA yang lain

berpendidikan S1 dan 2 orang berijazah MA.

F. Jumlah jama’ah bimbingan manasik KUA Kecamatan Jayanti tahun

2014-2015

Jumlah jamaah yang terdaftar mengikuti bimbingan manasik haji pada

KUA Kecamatan Jayanti tahun 2014 adalah sebanyak 94 orang, jamaah tersebut

adalah gabungan dari 3 Kecamatan yaitu 49 berasal dari Kecamatan Jayanti, 34

berasal dari Kecamatan Balaraja dan 11 orang berasal dari Kecamatan

Sukamulya.42

Sedangkan pada tahun 2015 jumlah jamaah resmi terdaftar untuk

mengikuti manasik haji pada KUA Kecamatan Jayanti adalah 72 orang yang

terdiri dari 45 orang berasal dari Jayanti, 18 orang berasal dari Kecamatan

Balaraja, 9 orang berasal dari Kecamatan Sukamulya. 43

G. Anggaran Operasional

Anggaran operasional yang tersedia untuk program manasik haji tahun

2014-2015 sebesar Rp30.000 (tiga puluh ribu rupiah) per-jamaah yang di droping

dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerang untuk KUA Kecamatan

Jayanti.44

42 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Drs. Oim Abdurohim (Kepala KUA

Kecamatan Jayanti) Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

43 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Drs. Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan Jayanti) Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

44 Wawancara pribadi dengan Bapak Drs. Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan Jayanti) Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

Page 55: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

44

Sedangkan dana yang dianggarkan dari pusat untuk pembinaan calon

jamaah haji, yang disediankan bagi Kanwil untuk biaya monitoring belum

diketahui. Sementara untuk Kandepag Kabupaten 5 juta rupiah; dan untuk KUA

Kecamatan Rp2.000.000 (dua juta rupiah).

H. Sarana dan Prasarana KUA Kecamatan Jayanti

Guna menunjang kenyamanan dan kepuasan pelayanan, maka KUA

Kecamatan Jayanti juga menyediakan berbagai ruangan dan disetiap ruangan

dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung guna mempercepat akses dan

memberikan pelayanan yang cepat dan memuaskan serta tambahan beberapa

fasilitas lain yang mendukungnya.

Adapun sarana dan prasarana kerja yang dimiliki KUA Kecamatan Jayanti

meliputi:

a. Gedung Kantor : 1 buah

b. Ruang Kepala : 1 buah

c. Ruang Balai Nikah & Pertemuan : 1 buah

d. Ruang administrasi dan pelayanan : 1 buah

e. Ruang Tunggu : 1 buah

f. Ruang BP4, : 1 buah

g. Ruang Arsip : 1 buah

h. Amar mandi/WC : 1 buah

i. Dapur & Gudang : 1 buah

j. Aula Islamic Center : 1 buah

k. Komputer : 3 buah

Page 56: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

45

l. Leptop : 2 buah

m. Printer : 1 buah

n. Kursi & meja kerja : 8 buah

o. Seperangkat meja dan kursi tamu : 1 buah

p. Rak arsip besar : 2 buah

q. Rak arsip kecil : 3 buah

r. Papan pengumuman : 3 buah

s. Sound system : 1 buah

Page 57: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

46

BAB IV

ANALISIS TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN JAMAAH CALON HAJI (JCH) PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

JAYANTI

A. Dasar Pembinaan Jama’ah Haji

Dalam Al Qur’an Surat Al Hajj ayat 27 dan 28, Allah SWT Berfirman:

�9 78 6� 2�34 (٢٧) ��-*وا 9��:� ;�وأذن 6? ٱ�'�س Eٱ��� �:�Cك رج�A و7= ?�4 >�

... K ـ �C�M � 6? أ��م Pٱ )Qوا ٱ;=Rو� )*� ST ـ '�

Artinya: "Dan berserulah kepada manausia untuk mengerjakan haji, niscaya

mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang

kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan

berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada

hari yang telah ditentukan".45

Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 196

P 3;ةM�ا ٱ��� وٱC �9 ٱ�*ى وأ3� ;V�)Q( �36 ٱ�; و��� A�Cا رءوW6 X�Y� ?(� )ZQن أ�

��� ... ۥ ٱ�*ى

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu

terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah)

korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum

korban sampai di tempat penyembelihannya".46

45 Q.S Al Hajj ( 22: 27-28)

46 Q.S. Al-Baqarah (2:196)

Page 58: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

47

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Ambillah dari aku tatacara ibadah haji kalian (manasik haji), barang kali aku

tiadak berjumpa lagi dengan kalian setelah tahun ini”. (H.R Muslim)

RUU No. 34 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh

bahwa salah satu jaminan Negara atas kemerdekaan beribadah adalah memberikan

pelayanan bagi warga Negara untuk melaksanakan ibadah haji aman, nyaman dan

tertib yang dilaksanakan pada waktu tertentu dengan jumlah jamaah yang besar

pada waktu yang bersamaan.

Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012 juga menjelaskan pola

pembinaan jamaah haji dilakukan dengan bimbingan manasik haji yang dimulai

dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Rancangan Undang-Undang No. 34 Tahun 2014 dan PMA

Nomor 14 tahun 2012 serta mengacu pada ketentuan Al Qur’an maupun Al Hadits

tersebut diatas, maka Kementerian Agama dapat mengatur pembinaan manasik

dan perjalanan ibadah haji secara sitematis dan efektif dilaksanakan di tingkat

Kecamatan dan Kabupaten/Kota.

Dengan hal ini maka KUA Kecamatan Jayanti turut diberikan tugas oleh

Kementrian Agama dibawah tugas dan fungsi Departemen Bimbingan Masyarakat

Islam (Bimas Islam) dalam memberikan pembinaan pada calon jamaah haji di

wilayahnya.

KUA Kecamatan Jayanti berperan melakukan pembinaan haji yang

tujuannya agar memudahkan para calon jamaah haji untuk hadir pada pelaksanaan

manasik yang dilakukan di kecamatan, karena lokasi manasik ataupun

permasalahan lainnya jika dilakukan di Kecamatan akan memudahkan kepada

Page 59: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

48

calon jamaah, para calon jamaah tidak perlu jauh-jauh datang ke Kantor

Kementrian Agama pusat ataupun di Kabupaten/Kota.

B. Manajemen Pembinaan Haji Pada KUA Kecamatan Jayanti

Pembinaan haji diarahkan kepada kemandirian jamaah, baik kemandirian

dalam ibadah maupun perjalanan haji. Pembinaan ini dilakukan secara massal

pada tahun 2014 pembinaan dilaksanakan 10 kali pertemuan di Kecamatan, 4

pertemuan di Kabupaten Tangerang. Sementara pada tahun 2015 pembinaan

manasik haji dilaksanakan hanya 4 kali di Kecamatan dan 1 kali di Kabupaten

Tangerang. Masyarakat dapat memberikan bimbingan ibadah haji, baik dilakukan

secara perseorangan maupun dengan membentuk kelompok bimbingan haji.47

Manajemen yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti menggunakan 4

proses manajemen yaitu:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah fungsi paling mendasar dalam manajemen. Karena

proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan

dikerjakan dimasa yang akan datang ditentukan dalam tahap ini.48

KUA Kecamatan Jayanti dalam perencanaannya dalam memberikan

pembinaan jamaah calon haji menggunakan langkah-langkah kegiatan, seperti:

1) Perkiraan (forecasting)

47 Slamet Riyanto, Intisari Langkah-Langkah Pembenahan Haji, (Jakarta: Ditjen

Penyelenggara Haji dan Umrah, 2010), h.181-182

48 Maringan Marsy Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38

Page 60: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

49

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan,

yaitu satu keadaan yang penuh ketidak pastian baik pada kondisi internal maupun

kondisi eksternal, kondisi internal meliputi keadaaan organisasi, tenaga pelaksana,

serta pengadaan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

Contoh dari kondisi internal seperti ketika akan mengadakan pembinaan

jamaah seperti bimbingan manasik haji, apabila dalam kegiatan pembinaan

tersebut seorang narasumber tidak bisa hadir dikarenakan kepentingan lain, maka

Kepala KUA Kecamatan Jayanti sudah mengatisipasi dan menyiapkan

narasumber lain untuk tetap dilaksanakan pembinaan manasik haji.

Sedangkan pada kondisi eksternal, bahwa jamaah calon haji di wilayah

Kecamatan Jayanti adalah dari latar belakang yang berbeda, baik dari kondisi

ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan dan lain-lain. Dengan forecasting ini

diharapkan kondisi-kondisi tersebut dapat diantisipasi.

2) Penentuan dan Penetapan Tujuan (Objectives)

Tujuan diadakannya pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti adalah:

(a) Memberikan penjelasan kepada jamaah calon haji dalam proses

pendaftaran haji.

(b) Memfasilitasi masyarakat Kecamatan Jayanti yang akan mendafatar

haji.

(c) Mempermudah jamaah calon haji untuk hadir pada kegiatan manasik

dengan alasan jarak yang lebih dekat dari tempat tinggalnya.

Page 61: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

50

(d) Jamaah calon haji dapat memperagakan dan mempraktekan ilmu

manasik dari mulai berniat Ihram di Miqat sampai dengan Tawaf

Wada’.

(e) Jamaah haji dapat memperagakan dan mempraktekan proses

perjalanan Ibadah haji dari Tanah Air sampai dengan meninggalkan

Tanah Haram Makkah dan Madinah.

(f) Jamaah haji dapat mempraktekan salat Arba’in dan berziarah di

tempat- tempat bersejarah.

(g) Jamaah haji memahami fiqih haji dan mencapai haji yang mabrur.

(h) Menjalin tali persaudaraan selama pelaksanaan manasik dan selama

melaksanakan haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan

mengadakan amal soleh yang terorganisir.

3) Penentuan Perumusan Sasaran

Penentuan perumusan sasaran menjadi sangat penting dalam pembinaan

haji, sehingga pembinaan jamaah calon haji pada KUA Kecamatan Jayanti akan

berjalan dengan baik apabilia diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi sasaran

diadakannya pembinaan tersebut. Yang menjadi sasaran dari perencanaan

pembinaan pada KUA Kecamatan Jayanti adalah seluruh warga kecamatan

Jayanti, dan yang menjadai sasaran pada saat pelaksanaan manasik haji adalah

jamaah calon haji yang berangkat pada tahun tersebut.

Page 62: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

51

4) Penetapan Kebijakan (policies)

Penetapan kebijakan ini adalah merupakan kebijakan Kepala KUA dalam

rangka menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi terciptanya

pembinaan haji yang maksimal. Adapun kebijakan untuk pelaksanaan manasik

haji pada KUA Kecamatan Jayanti adalah mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan pada pelaksanaan bimbingan manasik haji dan membuat rancangan

materi bimbingan yang akan dibahas pada pelaksanaan manasik haji di KUA

Kecamatan Jayanti, yaitu:

(a) Persiapan bimbingan haji :

1. Alat bantu bimbingan, antara lain: LCD, laptop, projector, screeb

projector, white board, spidol, sound system, kertas flipchart, poster

proses perjalanan haji, kain ihram, miniatur ka'bah, VCD Manasik

dan Film Haji.

2. Buku paket bimbingan haji, terdiri dari: Tuntunan Manasik dan

Perjalanan Haji, Do’a, Zikir dan Hikmah Ibadah Haji.

3. Fiqih haji dan hasil muzakarah haji.

(b) Materi Bimbingan Haji

1. Manasik haji, dengan sub bahasan sebagai berikut :

a. Syarat, rukun dan wajib haji/umrah.

b. Ihram umrah/haji dan talbiyah.

c. Tatacara dan waktu pelaksanaan tawaf (Thawaf Qudum, Thawaf

Umrah dan Thawaf Ifadah).

Page 63: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

52

d. Tatacara dan waktu pelaksanaan wukuf di Arafah.

e. Tatacara dan waktu pelaksanaan mabit di Muzdalifah dan Mina.

f. Tatacara dan waktu melontar jamroh serta nafar.

g. Tahallul Awal dan Tahallul Tsani.

h. Dam, Kifarat dan Fidyah.

i. Tata cara dan waktu pelasksanaan Tawaf Wada’.

j. Permasalahan manasik dan solusi penyelesaiannya.

2. Perjalanan Ibadah Haji, dengan sub bahasan :

a. Mekanisme perjalanan ibadah haji Gelombang I dan II.

b. Shalat Safar, Tayamum dan Shalat dalam pesawat.

c. Salat Arba’in dan Ziarah.

d. Tarwiyah.

e. Akhlakul Karimah dan Adat Istiadat Bangsa Arab.

f. Etika dan prilaku jamaah dalam pemondokan/hotel.

g. Etika dan prilaku jamaah di masjid dan tempat-tempat umum.

h. Mengenal georafi dan Adat Istiadat Bangsa Arab.

3. Bimbingan Kesehatan

a. Kebugaran dan senam kesehatan haji.

b. Kiat menjaga kesehatan selama perjalanan haji.

4. Hak – hak Jemaah Haji, antara lain menerima:

a. Dokumen haji, gelang dan living cost.

Page 64: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

53

b. Akomodasi, konsumsi dan transportasi.

c. Pelayanan kesehatan, dan Safari Wukuf.

d. Badal haji bagi yang sakit di ICU dan yang wafat sebelum

Wukuf

e. Bimbingan dari petugas haji

f. Pengamanan dan perlindungan

g. Asuransi bagi yang wafat.

Materi-materi diatas disampaikan pada saat pelaksanaan manasik haji yang

dilaksanakan pada tahun 2015 sebanyak 4 kali pertemuan di KUA Kecamatan

Jayanti dan 1 kali pertemuan diadakan secara masal di Kantor Kementrian Agama

Kabupaten Tangerang yang berlokasi di Masjid Agung di Al-Amjad Komplek

Pemda Kabupaten Tangerang.

b. Pengorganisasian

Setelah perencanaan dibuat maka dibentuk organisasi yang bertanggung

jawab pada pengelolaan pembinaan haji. Pada pelaksanaan bimbingan manasik

haji, Ketua KUA membentuk panitia pelaksanaan bimbingan manasik haji yang

dipilih dari staf KUA Kecamatan Jayanti dan Kecamatan lain yang pelaksanaan

manasiknya bergabung dengan Kecamatan Jayanti, seperti Kecamatan Balaraja

dan Sukamulya.

Kepala KUA Kecamatan Jayanti membentuk 5 panitia pelaksanaan

manasik haji yaitu 3 panitia adalah staf dari KUA Kecamatan Jayanti dan 2 panitia

Page 65: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

54

adalah staf haji pada KUA Kecamatan Balaraja dan Kepala KUA Kecamatan

Sukamulya. Seluruh panitia tersebut bertanggung jawab dengan kinerja masing-

masing pada saat pelaksanaan manasik haji.

Narasumber pembinaan manasik haji tahun 2015 pada KUA Kecamatan

Jayanti berjumlah 4 orang, berasal dari latar belakang berbeda yang sesuai dengan

bidangnya masing-masing, narasumber pada materi fiqih haji adalah seorang

Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nurul Haq yang berada di

Kecamatan Balaraja. Narasumber materi kesehatan haji adalah orang yang dipilih

oleh staf Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerang yang berprofesi

sebagai dokter umum. Narasumber yang menjelaskan perjalanan ibadah haji dan

hak-hak bagi jamaah haji adalah staf Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Tangerang.49

Selain itu, ketika pelaksanaan manasik haji kepala KUA melibatkan

keamanan yang bekerjasama dengan kepolisian dan warga setempat yang bertugas

untuk menertibkan kendaraan-kendaraan peserta manasik haji.

c. Penggerakan

Setelah perancanaan dibuat dan pembagian tugas kerja telah ditentukan

maka tahap selanjutnya adalah penggerakan pembinaan. Pembinaan yang

dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti dimulai dari pendaftaran dan hanya

sampai pelaksanaan manasik haji.

49 Wawancara pribadi dengan Bapak Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan Jayanti)

Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

Page 66: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

55

Agar warga Kecamatan Jayanti mengetahui peran dan fungsi KUA dalam

membina jamaah calon haji, maka diadakan sosialisasi haji yang dilakukan oleh

petugas pembinaan haji KUA Kecamatan Jayanti. Sosialisasi tersebut dilakukan di

masjid-masjid yang terdapat di wilayah Kecamatan Jayanti. Selain itu, sosialisasi

juga dilaksanakan pada hari rabu di aula Kecamatan Jayanti di sela-sela kegiatan

pengajian mingguan yang dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Jayanti.

KUA Kecamatan Jayanti memberikan informasi mengenai pendaftaran

haji bagi warga Kecamatan Jayanti diantaranya informasi mengenai pendaftaran

haji, pembatalan haji, dan pelaksanaan manasik haji.

1. Waktu dan Tempat Pendaftaran

Pendaftaran haji dilakukan di Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Tangerang setiap hari kerja.

2. Persyaratan Pendaftaran Haji

a. Sehat jasmani dan rohani

b. Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP)

c. Memiliki tabungan minimal Rp25.000.000; (dua puluh lima juta

rupiah)

3. Cara Mendaftar

a. Melakukan pemeriksaan ke puskesmas setempat

b. Membuka tabungan pada BPS BPIH dengan saldo minimum

Rp25.000.000;

Page 67: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

56

c. Datang ke kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerangdengan

membawa Surat Keterangan Sehat, KTP, Buku Tabungan, Pasfhoto

terbaru ukuran 3x4 sebanyak 20 lembar.

d. Mengisi Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) dan disahkan oleh

petugas kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerang.

e. Membayar setoran awal sebesar Rp25.000.000; (dua puluh lima juta

rupiah) ke rekening Menteri Agama pada Bank Penerima Setoran

BPIH (BPS BPIH), adapun bank yang online dengan siskohat yaitu:

1) Bank BNI Syariah

2) Bank BRISyariah

3) Bank Syariah Mandiri

4) Bank Tabungan Negara Syariah

5) Bank Muamalat Indonesia

6) Bank Aceh

7) Bank Sumatera Utara

8) Bank DKI

9) Bank Jawa Timur

10) Bank NAGARI

11) Bank Riau Kepri

12) Bank Sumsel Babel

13) Bank Jawa Tengah

14) Bank Mega Syariah

15) Bank Permata

16) Bank Panin Syariah

Page 68: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

57

17) Bank CIMB Niaga.

f. Menerima bukti setoran awal BPIH yang terdapat nomor porsi

sebagai bukti telah sah terdaftar sebagai jamaah haji.

g. Melaporkan diri ke Kantor Kementrian Agama Kabupaten Tangerang

paling lambat 7 (tujuh) hari dan menyerahkan bukti setoran awal

warna kuning.

4. Pelunasan BPIH

a. Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul menteri setelah

mendapat persetujuan DPR yang digunakan untuk keperluan biaya

penyelenggaraan ibadah haji.

b. Prioritas pemberangkatan jamaah haji diberikan kepada calon jamaah

haji yang nomor porsinya masuk dalam alokasi porsi Provinsi dan

telah melunasi BPIH tahun berjalan, belum pernah haji dan berusia 18

tahun keatas dana tau sudah menikah.

c. Waktu dan tempat pelunasan

1) Waktu pelunasan BPIH tahun berjalan dilaksanakan setelah

ketetapan Presiden tentang penyelenggaraan ibadah haji dan

umrah.

2) Tempat pelunasan BPIH dilakukan pada BPS BPIH semula

menyetor.

Page 69: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

58

d. Syarat-syarat umtuk melunasi BPIH

Memiliki nomor porsi yang masuk dalam alokasi porsi Provinsi

dengan ketentuan:

1) Belum pernah haji

2) Berusia 18 tahun ke atas dana tau sudah menikah

3) Suami, anak kandung dan orangtua kandung yang pernah haji dan

akan bertindak sebagai mahrom bagi jamaah haji sebagaimana

dimaksud diatas, atau pembimbing ibadah haji yang ditetapkan

oleh kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi dan

diinformasikan ke dalam SISKOHAT sebelum pelunasan dimulai.

e. Cara Melakukan Pelunasan BPIH

1) Datang ke BPS BPIH dengan membawa bukti setoran awal

2) Menambah kekurangan BPIH tahun berjalan sesuai dengan besaran

yang ditetapkan oleh Presiden

3) Menerima bukti setoran pelunasan BPIH

4) Melaporkan diri ke Kantor Kementrian Agama Kab/Kota tempat

mendaftar paling lambat 7 (tujuh) hari dengan membawa dan

menyerahkan bukti setoran pelunasan warna merah dan kuning,

pasfoto terbaru ukuran 3x4 sebanyak 20 lembar dan ukuran 4x6

sebanyak 4 lembar.

5) Calon jamaah haji yang masuk dalam alokasi porsi Provinsi tetap

tidak melunasi BPIH tahun berjalan menjadi waiting list tahun

berikutnya.

Page 70: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

59

5. Pembatalan BPIH

a. Calon jamaah haji yang membatalkan pendaftaran hajinya karena

berbagai sebab, BPIH dikembalikan melalui BPS BPIH tempat setor

semula. Untuk setoran awal dan lunas, BPIH dikembalikan penuh

tanpa potongan.

b. Permohonan pengajuan pembatalan BPIH dilakukan melalui Kantor

Kementrian Agama Kabupaten Tangerang. Dengan melampirkan:

1) Bukti setoran BPIH asli lembar pertama dan keempat

2) Surat pernyataan bataldari calon jamaah haji bermaterai Rp6.000;

3) Surat kuasa bermaterai Rp6.000; dari calon jamaah haji yang

bersangkutan dan diketahui Kepala Desa setempat, apabila

pengambilan dikuasakan kepada orang lain.

4) Fotocopy surat kematian dan surat keterangan ahli waris bagi yang

batal karena meninggal dunia.

Penyelesaian proses pembatalan selanjutnya dilaksanakan secara

berjenjang mulai dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten, Kanwil Kantor

Kementrian Agama Provinsi, Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah, dan Bank

Penerima Setoran BPIH.

Page 71: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

60

Gambar. 4.1 Alur Pendaftaran Haji Reguler Tahun 2015

Sumber: Buku Panduan Informasi Administrasi Ibadah Haji Dan Umrah 2015

KUA Kecamatan Jayanti mengarahkan jamaah calon haji dalam

melakukan pendaftaran haji, rata-rata jamaah calon haji asal Kecamatan Jayanti

memanfaatkan fungsi KUA sebagai pusat informasi pendaftaran haji di wilayah

Kecamatan Jayanti, sehingga calon jamaah haji tersebut tidak terlibat dalam

pendaftaran sampai ke Kabupaten Tangerang, berkas-berkas pendaftaran haji

diserahkan kepada KUA Kecamatan Jayanti, selanjutnya pihak KUA Kecamatan

Jayanti yang menyerahkan berkas-berkas pendaftaran haji ke Kantor Kementrian

Agama Kabupaten Tangerang.

Setelah jamaah calon haji terdaftar, maka akan keluar nomor porsi yang

menjelaskan pada tahun berapa jamaah calon haji tersebut berangkat. Setelah itu

diadakan bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di KUA Kecamatan Jayanti.

Page 72: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

61

Untuk menggerakkan rencana-rencana yang akan dilaksanakan, pimpinan

harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan orang lain. Dalam hal ini

Kepala KUA Kecamatan Jayanti sebagai Ketua pelaksanaan bimbingan manasik

haji yang dilaksanakan di Kecamatan Jayanti, melibatkan orang lain diluar staff

KUA untuk memimpin pelaksanaan manasik haji.

Pembimbing manasik atau narasumber yang menjelaskan materi fiqih haji

adalah pimpinan KBIH Nurul Haq Kecamatan Balaraja. Memberikan bimbingan

kepada jamaah calon haji mengenai fiqih haji serta pengalaman perjalanan ibadah

haji agar jamaah calon haji mengetahui ilmu perhajian dan mendapatkan

gambaran mengenai pelaksanaan ibadah haji sehingga menjadi haji yang mabrur.

Pembimbing kesehatan adalah seorang dokter yang ditugaskan oleh

Kementrian Agama Kabupaten Tangerang untuk memberikan pengetahuan

tentang cara beradaptasi dengan suhu di Arab Saudi yang berbeda dengan suhu di

Indonesia serta memberikan tips-tips menjaga kesehatan jamaah calon haji agar

dapat melaksanakan ibadah haji dengan sempurna.

Pembimbing / Narasumber perjalanan ibadah haji dan hak-hak jamaah

calon haji adalah seorang petugas dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Tangerang yang bertugas untuk menjelaskan karakter masyarakat Arab Saudi dan

negara-negara lain yang berbeda dengan Indonesia, serta memberikan penjelasan

mengenai hak-hak yang didapatkan oleh jamaah haji.

Pelaksanaan bimbingan manasik haji dilaksanakan di KUA Kecamatan

Jayanti pada hari senin s/d kamis, tanggal 27-30 April 2015.

Jumlah minimum diadakannya pelaksanaan bimbingan manasik haji pada

KUA Kecamatan adalah 45 orang, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Agama

Page 73: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

62

(PMA) Nomor 14 tahun 2012 menjelaskan bahwa “Pola pembinaan jamaah haji

oleh pemerintah diawali dengan bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan

dilakukan oleh KUA Kecamatan dengan jumlah peserta satu kelompok 45 orang

dengan bimbingan sebanyak 10 kali pertemuan, dan tingkat Kabupaten / Kota

bimbingan manasik masal sebanyak 3 kali pertemuan.”

Pelaksanaan manasik haji pada KUA Kecamatan Jayanti tahun 2014

dengan jumlah peserta 92 orang, pelaksanaan manasik tersebut adalah gabungan

dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Balaraja dengan jumlah jamaah 25 orang,

Kecamatan Sukamulya 18 orang dan Kecamatan Jayanti 49 orang. Pada tahun

2015 pelaksanaan manasik haji pada KUA Kecamatan Jayanti juga dilaksanakan

secara gabungan dari 3 Kecamatan dengan jumlah total jamaah 75 orang. Dari

Kecamatan Jayanti sebanyak 45 orang, Kecamatan Balarja 23 orang dan

Kecamatan Sukamulya 7 orang.

d. Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk

mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di

mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk

mengatasinya.

Pengawasan dapat dilakukan dengan du acara, yaitu pengawasan langsung

dan pengawasan tidak langsung.

1. Pengawasan langsung yaitu pimpinan mengawasi secara langsung

pada saat pelaksanaan pembinaan.

Page 74: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

63

2. Pengawasan tidak langsung yaitu pimpinan mengawasi pelaksanaan

pembinaan dengan melalui laporan-laporan yang diterima.

Pada pelaksanaan pemberkasan data pendaftaran jamaah calon haji.

Kepala KUA Kecamatan Jayanti menggunakan pengawasan tidak langsung

dengan melihat laporan-laporan dari staf haji pada KUA tersebut.

Sedangkan pada pelaksanaan bimbingan manasik haji, pengawasan yang

dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti dilakukan secara langsung. Kepala KUA

bertindak sebagai Ketua pelaksanaan bimbingan manasik haji dan meninjau

langsung kegiatan pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan

Jayanti. Dengan pengawasan ini diharapkan dapat diketahui kekurangan yang

terjadi pada pelaksanaan manasik haji di KUA Kecamatan Jayanti, sehingga

menjadi pelajaran dan koreksi untuk pelaksanaan manasik haji pada tahun

berikutnya.50

C. Analisis Manajemen

Setelah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data melalui

wawancara, arsip-arsip, laporan kegiatan, dan data-data baik data primer maupun

data sekunder, akhirnya menulis melakukan analisis mengenai kegiatan

manajemen dan program-program pembinaan haji yang telah dilakukan oleh KUA

Kecamatan Jayanti.

Kegiatan manajemen yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti

merupakan aplikasi atau penerapan dari fungsi manajemen yang terdiri dari

50 Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Drs.Oim Abdurohim (Kepala KUA Kecamatan Jayanti) Pada Tanggal 20 Agustus 2015 di kantor KUA Kecamatan Jayanti

Page 75: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

64

Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating

(Penggerakkan), dan Controlling (pengawasan). Menurut peneliti secara umum

pelaksanaan manajemen pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti dapat

dikatakan baik hanya saja masih ada beberapa kekurangan yang menjadi perhatian

peneliti yang menjadi penghambat pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti.

Pada tahap perencanaan, Kepala KUA menggunakan 4 langkah

perencanaan yaitu Perkiraan (forecasting), Penentuan dan Penetapan Tujuan

(Objectives), Penentuan Perumusan Sasaran, dan Penetapan Kebijakan (policies).

Pada tahap forecasting, dari faktor internal Kepala KUA sudah

mengantisipasi dengan menyiapkan narasumber cadangan apabila narasumber inti

pada pelaksanaan bimbingan manasik dalam hal ini Ketua KBIH Kecamatan

Balaraja tidak dapat hadir maka penggantinya adalah Pimpinan Pondok Pesantren

Daarul Ahsan yaitu KH. Maman Lukman Hakim, MA. Namun Kepala KUA

Kecamatan Jayanti tidak mengantisipasi jumlah jamaah yang akan hadir sehingga

pada tahun 2014 dan 2015 terjadi miss komunikasi antara panitia pelaksana

bimbingan mansik di KUA Kecamatan Jayanti dengan KBIH. Peserta yang hadir

pada pelaksanaan manasik seharusnya hanya pesrta yang berada di wilayah tiga

Kecamatan yaitu Kecamatan Jayanti, Kecamatan Balaraja dan Kecamatan

Sukamulya, namun Ketua KBIH yang menjadi narasumber pada bimbingan

manasik tersebut membawa jamaahnya untuk mengikuti program manasik pada

KUA. Sehingga perhitungan jumlah peserta manasik pada tahun 2015 yang

seharusnya 75 orang menjadi 90 orang.

Pada tahap Penentuan dan Penetapan Tujuan (Objectives), Penentuan

Perumusan Sasaran, dan Penetapan Kebijakan (policies). Menurut peneliti,

Page 76: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

65

petugas pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti betul-betul memikirkan

dan membahas secara detail tentang kebutuhan para jamaah calon haji, sehingga

seluruh hal terkait pelaksanaan ibadah haji dapat disampaikan pada pelaksanaan

bimbingan manasik haji sehingga sasaran diadakannya pembinaan haji pada KUA

Kecamatan Jayanti dapat berjalan dengan baik.

Pada tahap Organizing (pengorganisasian), menurut peneliti dalam

melakukan pengorganisasian KUA Kecamatan Jayanti tidak secara ketat

menyeleksi staff yang bertanggung jawab pada bidang haji, staff pada bidang haji

di KUA Kecamatan Jayanti adalah seorang Sarjana Pendidikan dan tidak memiliki

pengalaman pada bidang haji, sehingga menurut peneliti, hal ini akan menjadi

kendala terhadap pelaksanaan pembinaan haji yang dikelola oleh orang yang tidak

berpengalaman pada bidangnya. Namun, pada saat pelaksanaan bimbingan

manasik haji, Kepala KUA melibatkan orang-orang yang berpengalaman pada

bidang haji sekalipun panitia manasik tersebut belum pernah melaksanakan ibadah

haji setidaknya para panitia berpengalaman dalam pembinaan manasik haji.

Pada tahap Actuating (penggerakkan), menurut peneliti Kepala KUA

Kecamatan Jayanti memiliki peran yang sangat penting dalam pembinaan haji

pada KUA Kecamatan Jayanti agar pelaksanaan pembinaan haji dapat terlaksana

dengan professional tanpa melibatkan orang lain diluar staff KUA.

Namun demikian peneliti melihat Kepala KUA Kecamatan Jayanti sudah

bekerja dengan maksimal dalam menggerakkan staffnya untuk bekerja secara

maksimal, professional dan amanah dalam membina jamaah calon haji.

Pada tahap Controlling (Pengawasan) Kepala KUA bekerja sama dengan

stafnya dalam melaksanakan pengawasan terkait pelaksanaan pembinaan haji

Page 77: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

66

pada KUA Kecamatan Jayanti, karena tidak mungkin Kepala KUA mengerjakan

pengawasan sendiri tanpa dibantu oleh stafnya. Menurut yang peneliti lihat,

Kepala KUA Kecamatan Jayanti menggunakan dua metode pengawasan yaitu

pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung, Kepala KUA Kecamatan

Jayanti mengadakan pengawasan langsung pada saat pelaksanaan manasik haji di

KUA Kecamatan Jayanti karena selain menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan

Jayanti dia juga sebagai ketua pelaksana bimbingan manasik haji. Pada

pengelolaan berkas pendaftaran jamaah calon haji, Kepala KUA menggunakan

pengawasan tidak langsung. Kepala KUA Kecamatan Jayanti hanya mengawasi

dengan cara melihat data-data dan laporan-laporan dari staf mengenai jamaah

yang mendaftar haji.

Peneliti pun melakukan analisis terhadap program-program pembinaan

jamaah calon haji yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Jayanti. Dimulai dari

pelayanan pendaftaran haji, KUA Kecamatan Jayanti menerapkan program

pembinaan haji dengan standar pembinaan yang telah ditentukan oleh Kementrian

Agama Pusat. Dengan difungsikannya KUA Kecamatan Jayanti sebagai pusat

informasi pendaftaran haji akhirnya warga Kecamatan Jayanti merasa lebih

mudah untuk mendaftar haji dengan alasan lebih dekat dari tempat tinggal warga.

Pada pelaksanaan bimbingan manasik haji, Kepala KUA Kecamatan

Jayanti menghadirkan narasumber yang berpengalaman pada pelaksanaan

manasik haji, baik narasumber dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Tangerang dan Ketua KBIH Nurul Haq Kecamatan Balaraja sehingga jamaah

calon haji mendapatkan pengetahuan mengenai perhajian dengan jelas.

Page 78: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

67

Namun peneliti sangat menyayangkan karena anggaran dana dari

pemerintah pusat sangat kecil hanya Rp30.000/jamaah untuk dilaksanakan 4 kali

bimbingan manasik di KUA Kecamatan Jayanti, sehingga pelaksanaan manasik

haji terkesan biasa-biasa saja dan tidak berjalan dengan maksimal.

Namun demikian menurut peneliti, secara keseluruhan pelaksanaan

pembinaan haji pada KUA Kecamatan Jayanti dapat dikatakan baik hanya saja

belum dapat dikatakan professional, karena masih banyak hal-hal yang belum

terpenuhi untuk menjadikan pembinaan haji di KUA Kecamatan Jayanti berjalan

maksimal. Seperti yang peneliti temukan beberapa kekurangan yang ada pada

KUA Kecamatan Jayanti dalam membina jamaah calon haji baik dari faktor

internal maupun eksternal, yaitu:

1. Keterlambatan droping dana dari Kementerian Agama

Pusat, menyebabkan pelaksanaan bimbingan manasik haji terkesan

dipadatkan dan tergesa-gesa.

2. Kecilnya biaya untuk manasik, yaitu Rp30.000 (tiga puluh ribu rupiah)

dari satu orang jamaah untuk dilaksanakannya manasik di KUA.

3. Keterlambatan menerima buku bimbingan manasik haji yang

diterbitkan dari Kementerian Agama.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KUA Kecamatan

Jayanti menjadi salah satu kendala dalam melaksanakan bimbingan

jama’ah haji.

5. Keterbatasan pengalaman dan ilmu perhajian para staf KUA di

Kecamatan Jayanti, sehingga harus mencari orang yang berpengalaman

di bidang haji diluar dari staf KUA.

Page 79: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

68

6. Keadaan lahan parkir yang kurang luas sehingga para calon jamaah haji

yang membawa kendaraan mobil terpaksa parkir di luar pagar bahkan

sampai ke pinggir jalan utama Jl. Raya Serang.

Demikian analisis yang peneliti dapatkan dalam Manajemen Pembinaan

Jamaah Calon Haji Pada KUA Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015.

Page 80: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan judul

"Manajemen Pembinaan Haji Pada KUA Kecamatan Jayanti Tahun 2014-2015"

dapat disimpulkan bahwa:

1. Manajemen pembinaan jamaah merupakan proses mengkoordinasi,

mengarahkan dan mengembangkan kemampuan secara bersama-sama

dalam kegiatan ibadah haji sehingga tercapainya haji yang mabrur.

KUA Kecamatan Jayanti melakukan pembinaan terhadap jamaah calon

haji di wilayah Kecamatan Jayanti. Pembinaan pada KUA Kecamatan

Jayanti dilakukan sejak pendaftaran sampai dengan pelaksanaan manasik

haji.

KUA Kecamatan Jayanti menggunakan 4 fungsi manajemen dalam

melakukan pembinaan pada jamaah calon haji, yang terdiri dari

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling).

KUA Kecamatan Jayanti memberikan berbagai fasilitas bagi warganya

dalam pelaksanaan ibadah haji dari proses pendaftaran sampai dengan

proses bimbingan manasik ketika akan berangkat. Selain itu rencana yang

akan diadakan oleh KUA Kecamatan Jayanti kedepannya adalah

mengadakan pembinaan pasca haji yang akan bekerjasama dengan Ikatan

Page 81: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

70

Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang berada di wilayah Kabupaten

Tangerang yang bertujuan untuk menjaga nilai-nilai kemabruran haji para

hujaj yang berada di wilayah Kecamatan Jayanti, dan memperkenalkan

kepada masyarakat akan eksistensi KUA yang tidak hanya bertugas pada

pencatatan pernikahan yang selama ini diketahui oleh masyarakat.

2. Penyebab terjadinya pembinaan yang tidak maksimal adalah karena

anggaran dana yang minim dari Kementrian Agama Pusat. Anggaran yang

di droping hanya sebesar Rp30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) untuk 4 kali

pelaksanaan manasik haji. Selain itu, tidak adanya staf yang berkompeten

dan berwawasan luas pada bidang haji menjadikan pelaksanaan pembinaan

pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Jayanti tidak berjalan secara

maksimal.

B. Evaluasi Bimbingan Haji

a. Evaluasi terhadap peserta calon Jemaah haji, masih banyak calon

jamaah haji yang belum peduli dengan pentingnya manasik haji,

sehingga ketika menjalankan haji di tanah suci mereka masih merasa

bingung dan akhirnya menyalahkan petugas haji ketika terjadi

kekurangan dari pelayanan.

b. Evaluasi terhadap penyelenggara, untuk mengetahui berjalananya

sistem, mekanisme dan pola bimbingan haji di Kecamatan (KUA) dan

Kabupaten.

Page 82: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

71

C. Saran-Saran

a. KUA hendaknya tidak bosan-bosan melakukan sosialisasi kepada

masyarakat mengenai tugas dan fungsi KUA yang dikenal masyarakat

hanya sebagai pencatatan pernikahan saja.

b. Kementrian Agama pusat sebaiknya memberikan droping dana untuk

pelaksanaan manasik, pengiriman buku panduan haji dan umrah

kepada KUA dengan cepat, sehingga acara bimbingan manasik pada

KUA dapat berjalan dengan lancar dan tidak terkesan dipadatkan.

c. Semakin disingkatnya pelaksanaan manasik haji yaitu 4 kali pertemuan

di KUA dan 1 kali di Kantor Kemenag Kabupaten akan dirasa kurang

bagi calon jamaah haji, karena mayoritas calon jamaah haji regular

adalah orang-orang yang baru melaksanakan haji satu kali.

d. Sebaiknya Kepala KUA Kecamatan Jayanti merekrut staf pada bagian

haji yang sudah berpengalaman, agar tidak merekrut orang lain dalam

pelaksanaan manasik haji, dengan demikian KUA akan dinilai lebih

oleh masyarakat karena mempunyai SDM yang menguasai pada

bidangnya.

e. KBIH Nuruh Haq sebaiknya tidak membawa calon jamaah haji diluar

Kecamatan Jayanti, Balaraja dan Sukamulya untuk mengikuti manasik

haji, karena dana dan konsumsi yang disiapkan sangat terbatas dan

hanya untuk peserta terdaftar.

f. Kementrian Agama pusat sebaiknya memberikan droping dana lebih

dari Rp30.000/jamaah untuk pelaksanaan manasik di KUA, Karena

Page 83: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

72

biaya tersebut masih sangat minim untuk 4 kali pertemuan manasik

pada KUA.

g. Diadakannya pengajian alumni haji, sebaiknya KUA segera

bekerjasama dengan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) dalam

pelaksanaan pembinaan pasca haji, sehingga mendapatkan ilmu dari

IPHI mengenai pembinaan pasca haji.

Page 84: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

73

DAFTAR PUSTAKA

Adarman AM, dan Yusuf Udaya. Pengantar lmu Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1994.

Arifin, Gus. Ensiklopedia Fiqih Haji & Umrah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014.

__________. Peta Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta: Quanta. 2009

Basyuni, Muhammad. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta: FDK Press, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

E. Ayub, Muhammad. Manajemen Masjid. Jakarta: Gema Insani. 1996.

Fadli, Ahmad. Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Manhalun Nasayiin Press. 2002.

Hasibuan, Melayu SP. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986.

Julius, M. Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamattu. (Malang: Banyumedia Publishing, 2007.

Kurniawaty, Eva, et.all. Sistem Informasi KBIH Menggunakan JSP, Surabaya.

Mansur, Isa. Upaya Menggapai Haji Mabrur, Kudus: Menara Kudus, 1997.

Marsy, Maringan. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004.

Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan. Manajemen Haji, Studi Kasus dan Telaah Implementasi Knowledge Workers, Jakarta: Zikrul Hakim, 2001.

Riyanto, Slamet. Intisari Langkah-Langkah Pembenahan Haji. Jakarta: Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah. Kementrian Agama. 2010.

R. Terry, George dan Leslie W. Rue. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. 1999.

Sanie, Abdul. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina Aksara, 1992.

Syamsu, Nazwar. Alqur’an tentang Mekkah dan Ibadah Haji. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983.

Syaukani, Imam. Optimalisasi Peran KUA Melalui Jabatan Fungsional Penghulu. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama. 2007.

Page 85: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan

74

Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen Suatu Pendekatan Perilaku.

1993.

Umam, Khaerul. Manajemen Perkantoran. Bandung: Pustaka Setia. 2014.

Wawancara

Abdurohim, Oim. Wawancara. Jayanti, 27 Agustus 2015.

Al-Anshari, Zuhri. Wawancara. Tangerang, 29 Agustus 2015.

Page 86: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 87: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 88: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 89: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 90: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 91: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 92: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 93: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 94: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 95: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 96: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 97: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 98: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 99: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 100: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 101: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 102: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 103: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 104: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 105: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan
Page 106: MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH CALON HAJI (JCH) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32345/1... · i ABSTRAK Ayatullah Qori, NIM: 1111053100015, Manajemen Pembinaan