MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI ...repository.uinjambi.ac.id/2900/1/HERDIANSYAH...
Transcript of MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI ...repository.uinjambi.ac.id/2900/1/HERDIANSYAH...
MANAJEMEN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI PONDOK
PESANTREN JAUHARUL FALAH AL-ISLAMY DESA
SUNGAI TERAP KECAMATAN KUMPE ULU
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan
OLEH:
HERDIANSYAH
NIM:IPT.131402
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah
kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.2Q.S. Al-Mujadalah (50) ayat: 11.
2Anonim, Al-Quran dan Terjemah, (Jakarta: Karya Insan Indonesia, 2004), 336.
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tuaku yang sangat aku
hormati dan sangat kucintai yaitu Ayahanda Muhsin dan Ibunda Yanti yang telah
melahirkan, membesarkan serta mendidik aku dengan penuh kasih sayang. Karena
berkat do‟a dan petuahmu aku dapat menghadapi kenyataan hidup, berkat
dorongan kasih dan tetesan keringatmu membangkitkan semangatku untuk terus
memperjuangkan cita-citaku. Semoga kebaikan dan keikhlasannya semua
mendapat pahala dari Allah SWT Amin Ya Rabbal ‟Alamin...
vii
ABSTRAK
Herdiansyah. Manajemen Pelayanan Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi. Jurusan Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab-Sastra dan Kebudayaan
Islam. Pembimbing I Dr.Raudhoh, S.Ag, SS.M.Pd.I. Pembimbing II
Masyrisal Miliani, SS, M.Hum
Pentingnya manajemen perpustakaan sekolah karena manajemen
perpustakaan menjadi kunci utama dalam segala aktifitas perpustakaan, seperti
dalam sirkulasi pelayanan, pengembangan koleksi, dan tata kelola gedung dan
lain-lain. Skripsi ini bertujuan mengetahui manajemen pelayanan
perpustakaan, hambatan dan strategi Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif
deskriptif, dengan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi, sedangkan untuk analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa layanan Curreat Awarness
Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan sebagai
berikut: meningkatkan pelayanan sumber-sumber informasi perpustakaan
melalui pelayanan sumber informasi perpustakaan terhadap pemustaka,
pelayanan perawatan sumber-sumber informasi, pelayanan pemeliharaan
sumber-sumber informasi, pelayanan pengembangan sumber-sumber
informasi, melakukan inventarisasi agar perpustakaan sekolah benar-benar
terawat dan koleksi-koleksi bahan pustakanya dapat terjaga. Memaksimalkan
pemakaian bahan pustaka, melakukan penempatan bahan serta pengawasan
pustaka perpustakaan. Hambatan yang dihadapi yaitu kendala kerusakan
bahan pustaka atau sumber-sumber informasi, minat pemustaka terhadap
perpustakaan relatif kurang, kondisi dan layanan perpustakaan masih kurang
maksimal. Strategi yang dilakukan diantaranya mengembangkan minat
membaca pada siswa, menyediakan sarana dan prasarana pendukung dalam
pelayanan perpustakaan, mengadakan program pembinaan pelayanan
perpustakaan dan meningkatkan kemampuan profesional pustakawan
Kata Kunci: Manajemen, Pelayanan Perpustakaan dan Pengelolaan
Perpustakaan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta
teriring salam pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW karena dengan perjuangan-
Nya seluruh umat manusia dibawa menuju dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis sadari banyak hambatan dan
rintangan yang penulis hadapi, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu hal yang pantas penulis ucapkan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Ibu Dr.Raudhoh, S.Ag. SS.M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing I
dan Ibu Masyrisal Miliani., SS. M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi, serta semua
pihak yang turut membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini, terutama kepada
yang terhormat:
1. Bapak DR. H. Hadri Hasan, MA Selaku rektor UIN STS Jambi
2. Ibu Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I, Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN STS Jambi.
3. Bapak Dr. Alfian, M.Ed., Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik di
lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
4. Bapak Dr. H. Fadhil, M.Ag, Selaku Wakil Dekan II di lingkungan Fakultas
Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
5. Bapak Muhammad Rum, S.Ag, SS, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan Adab Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
ix
6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
7. Kepala Sekolah, guru dan siswa di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,
yang telah memberikan informasi berhubungan dengan penelitian.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Selain itu dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis
mengharapkan kepada semua pihak agar dapat memberikan kontribusi pemikiran
yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini, kepada Allah SWT
penulis memohon ampun-Nya, semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.
Amin...
Jambi,
Desember 2018
Penulis
HERDIANSYAH
NIM:IPT.131402
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... ............. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
PENGESAHAN................................................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN................................................................................................ vi
ABSTRAK........................................................................................................... vii
ABSTRACT......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Batasan Masalah ................................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian................................................................................... 11
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11
F. Kerangka Teori ..................................................................................... 12
1. Pengertian Manajemen Pelayanan Perpustakaan .............................. 12
2. Tujuan Manajemen Pelayanan Perpustakaan .................................... 15
3. Pengelolaan Pelayanan Perpustakaan ............................................... 18
G. Studi Relevan ........................................................................................ 24
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 27
B. Setting Penelitian .................................................................................. 28
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 29
D. Subjek Penelitian .................................................................................. 30
E. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................. 32
xi
F. Analisis Data .......................................................................................... 33
G. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................. 34
H. Tahap-Tahap Penelitian......................................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Visi dan Misi Perpustakaan ................................................... 36
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 37
C. Struktur Organisasi ............................................................................... 37
D. Koleksi Perpustakaan ........................................................................... 38
E. Layanan Perpustakaan .......................................................................... 40
F. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 42
G. Sistem Layanan ..................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Layanan Curreat Awarness di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi ................................................. 45
B. Hambatan yang dihadapi dalam Meningkatkan Pelayanan
Perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi......................................................................................... 63
C. Strategi yang dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan
Perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi......................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................……………………………………….. 78
B. Rekomendasi………………………………………………….............. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan informasi akan memiliki
kinerja yang baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai.
Dengan adanya manajemen, seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada
upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen
dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha untuk memfungsikan diri sesuai
dengan ketentuan lembaga/perpustakaan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja
dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka,
baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang
diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.3
Perpustakaan sekolah merupakan satu dari beberapa jenis perpustakaan
yang berkembang karena kebutuhan dan pengetahuan yang terus bertambah
hingga saat ini. Perpustakaan sekolah merupakan sebuah elemen pendukung
yang sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar dan rasa ingin tahu
siswa yang terus bertambah. Perpustakaan sekolah yang terawat dan
terorganisasi dengan baik akan dapat memberikan perannya secara maksimal
dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebaliknya
perpustakaan yang tidak memiliki kepengurusan yang baik, dan tidak dikelola
3Ibrahim Bafadal, (2009), Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 3
2
dengan benar maka akan membuat perpustakaan tidak dapat berperan
sebagaimana mestinya.
Manajemen pelayanan merupakan suatu proses pengarahan para anggota
dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, apabila dalam sistem manajemen perpustakaan itu
kurang baik, maka proses manajemen perpustakaan secara keseluruhan juga
kurang baik. Karena pada dasarnya manajemen adalah usaha pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan keahlian orang lain. Oleh
karena itu dalam melakukan manajemen perpustakaan sangat diperlukan
karena kaitannya dalam pembagian tugas yang harus benar-benar disesuaikan
dengan keahlian dan agar tidak terjadi tumpah tindih tugas oleh sumber daya
manusianya.
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien.4 Melalui manajemen ataupun pengelolaan
perpustakaan yang efektif, perlu diatur dan ditata dengan baik, sehingga
pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efesian dan efektif, suatu
perpustakaan memiliki tata tertib dan pemeliharaan/perawatan perpustakaan
yang baik itu merupakan persyaratan yang harus dipengaruhi oleh sumber
daya manusia perpustakaan yang memiliki kompetensi memungkinkan setiap
jenis pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran dan
sebanding antara biaya dan hasil yang diperoleh.
4Husaini Usman, (2009), Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, hal. 5
3
Perpustakaan sekolah perlu mendapatkan perhatian dari pengelola
sekolah, kekurangan-kekurangan dalam perpustakaan hendaknya dipikirkan
untuk diperbaiki, penyempurnaan perpustakaan sebagai wahana untuk
menambah wawasan siswa mutlak diperlukan. Perpustakaan merupakan unit
yang mempunyai peran strategis dalam mendukung kegiatan pendidikan,
perpustakaan juga sebagai salah satu unit penunjang kegiatan pembelajaran.
Perpustakaan merupakan pusat dan sumber belajar serta sarana pembelajaran
yang mempunyai tugas pokok dalam penyediaan, pengelolaan, dan pelayanan
informasi bagi pengguna di lingkungan perpustakaan.
Mengacu pada peran perpustakaan tersebut, juga dijelaskan bahwa
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No. 20
tahun 2003 pasal 45 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,
dan kejiwaan peserta didik.5
Manajemen dan pengelolaan yang ada di perpustakaan diantaranya
layanan locker, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan penelusuran
informasi, layanan informasi koleksi terbaru, layanan koleksi, dan layanan
bimbingan. Agar layanan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan kondisi
perpustakaan, maka perlu suatu sistem pengelolaan dan layanan yang jelas.
Sistem pengelolaan ataupun manajemen perpustakaan juga dijelaskan dalam
Al-Quran, Surat As Sajadah ayat 5-6:
5Anonim, (2006), UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar Grafika,
hal.5-6
4
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu, yang demikian itu ialah Tuhan yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang.6
Ayat di atas menjelaskan bahwa pengelolaan ataupun manajemen yang
baik merupakan salah satu sarana yang sangat menunjang tercapainya tujuan
yang diharapkan. Keteraksesan bahan bacaan di perpustakaan sekolah
mempengaruhi minat baca siswa. Semakin terakses bahan bacaan di
perpustakaan sekolah semakin tinggi minat baca siswa. Koleksi pada sistem
ini harus disusun dengan suatu cara yang dapat memudahkan pengguna
mencari dan menemukan koleksi yang diinginkan. Sistem tertutup adalah
sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil
sendiri koleksi yang dibutuhkan. Pengguna bisa memilih koleksi melalui
katalog, dan selanjutnya petugas perpustakaan akan mengambilkan.
Selanjutnya pelayanan Perpustakaan sekolah akan lebih bermanfaat
apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar
di sekolah, indikator manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi
siswa tetapi lebih jauh lagi tetapi terlatih kearah tanggung jawab, dan selalu
6Anonim, (2010), Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI: Syaamil Cipta
Media, hlm. 597
5
mengikuti ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pentingnya ilmu pengetahuan
juga dijelaskan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut:
Artinya: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga, sesungguhnya para malaikat
menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu
karena senang terhadap apa yang diperbuat.7
Hadist di atas menjelaskan bahwa orang yang suka mencari ilmu akan
dimudahkan jalannya menuju surga dan dinaungi oleh para malaikat, Maka
orang yang menelaah kitab-kitab untuk mengetahui dan mendapatkan hukum
permasalahan syari‟at walaupun dia duduk di atas kursinya maka ia telah
menempuh satu jalan mendapatkan ilmu. Dalam hadits ini terdapat dorongan
semangat untuk tholabul ilmi (mencari ilmu) tanpa diragukan oleh
seorangpun. Maka sudah sepantasnya bagi manusia untuk segera
mempergunakan kesempatan. Terlebih bagi perpustakaan yang harus
memberikan pelayanan secara optimal sehingga para siswa bisa
memanfaatkan dengan maksimal maka sudah sepantasnya untuk bersegera
menggunakan perpustakaan sebagai media untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Selain itu, mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia nomor 43
Tahun 2007 tentang pengelolaan perpustakaan terdapat pada Bab VI tentang
Pembentukan, Penyelenggaraan, Pengelolaan dan Pengembangan
7Anonim, H.R. Muslim Kitab Ath-Taghieb Juz I hal : 321
6
Perpustakaan yang dijelaskan pada bagian ketiga pasal 18 bahwa: “setiap
perpustakaan dikelola sesuai dengan standar nasional purpustakaan”, pasal 19
ayat 1 menyatakan:”pengembangan perpustakaan merupakan upaya
peningkatan sumber daya, pelayanan dan pengelolaan perpustakaan baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas”.8 Undang-undang di atas merupakan
sumber hukum tertinggi sehingga hal di atas dapat dijadikan acuan bagi para
pengelola dan tenaga perpustakaan.
Pengelolaan perpustakaan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
menyiapkan segala sarana (fisik dan non fisik) untuk mempermudah perolehan
informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan siswa sebagai pengguna
perpustakaan.9 Pengelolaan perpustakaan diusahakan agar tersedia ruang baca
yang memadai, adanya petugas yang terampil, buku-buku tersusun baik,
mudah ditemukan, terpelihara dan dapat difungsikan setiap saat serta
mengupayakan penambahan buku-buku melalui dana yang ada maupun
melalui partisipasi peserta didik/orang tua peserta didik dan masyarakat.
Pentingnya manajemen perpustakaan sekolah karena manajemen
perpustakaan menjadi kunci utama dalam segala aktifitas perpustakaan, seperti
dalam sirkulasi pelayanan, pengembangan koleksi, dan tata kelola gedung dan
lain-lain. Hal ini menjadi pemicu munculnya sebuah manajemen modern di
lembaga perpustakaan, dengan mengembangkan manajemen, maka
8Anonim, (2015), (Juknis) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, hlm. 173-175 9Darmono, (2012), Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
Op.cit,. hal. 34
7
perpustakaan sekolah diaharapkan bisa lebih berkembang dan maju dalam
segala hal baik dari segi teknis maupun non teknis. Manajemen perpustakaan
sekolah berhubungan dengan perencanaan (planning) menunjukan bahwa para
manajer memikirkan tujuan dan kegiatannya sebelum melaksanakannya.
Kegiatan mereka biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan
asal tebak saja. Pengorganisasian (organization) berarti para manajer itu
mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki
organisasi. Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung pada
kemampuannya untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam mencapai
tujuannya. Tentu saja, dengan makin terpadu dan makin terarahnya pekerjaan
akan menghasilkan makin efektifnya organisasi. Mendapatkan koordinasi
yang sedemikian itu adalah salah satu tugas manajer. Memimpin (to lead)
menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan dan mempengaruhi
bawahannya, menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu,
Dengan menciptakan suasana tepat, mereka membantu bawahannya bekerja
sebaik mungkin. Pengendalian (controlling) berarti para manajer berusaha
untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan. Apabila
salah satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer
berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke
tujuan yang benar.
Hasil grandtour penulis di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, penulis
melihat bahwa siswa sebagai pengguna perpustakaan masih terlihat kurang,
8
belum seluruhnya siswa memahami pentingnya pemanfaatan buku-buku di
perpustakaan, masih ada beberapa siswa yang belum mampu memanfaatkan
perpustakaan secara maksimal. Selain itu, kurangnya pemahaman siswa
terhadap perpustakaan dikarenakan kurangnya koordinasi terhadap siswa
dalam pelaksanaan penggunaan perpustakaan, kurangnya dana dan fasilitas
yang ada di perpustakaan, masih banyak siswa yang mengenal dan mengetahui
fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan tetapi masih belum seluruhnya
mampu memanfaatkan perpustakaan untuk kegiatan belajar, siswa kurang
mengenal bagian-bagian layanan perpustakaan, kurang memahami prosedur
layanan transaksi sesuai dengan tata tertib yang ada, kurang mengenal koleksi
perpustakaan yang beragam, dan bermanfaat bagi dirinya, siswa kurang
memahami adanya layanan-layanan khusus yang telah disediakan, kebijakan-
kebijakan di perpustakaan sehingga para siswa masih kurang termotivasi
untuk datang dan akan kembali keperpustakaan menggunakan sumber-sumber
pustaka yang ada. Sehingga perpustakaan belum dimanfaatkan dan digunakan
secara maksimal oleh para pemakainya.
Observasi awal peneliti melihat bahwa manajemen pelayanan
perpustakaan sekolah kurang dilaksanakan dengan maksimal, pelayanan
perpustakaan juga kurang diperhatikan keberadaannya, padahal sebagai salah
satu elemen penting dalam strategi pendidikan dan pembelajaran di sekolah,
pelayanan perpustakaan perlu mendapat perhatian, sebab dijadikan sebagai
salah satu sarana untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan siswa.
Pada dasarnya penanggung jawab dan pengelola pelayanan perpustakaan
9
harus bekerjasama dalam memberikan pelayanan, namun kondisi saat ini
masih belum dilakukan sepenuhnya oleh pengelola di perpustakaan. Hal ini
dikarenakan hanya ada satu pengelola saja yang melaksanakan peran atau
tugas secara aktif. Padahal dalam membangun perpustakaan untuk menjadi
lebih baik dibutuhkan kerjasama yang baik juga antar para pengelola. Dengan
kondisi yang ada mengakibatkan pelayanan yang diberikan kurang maksimal
sehingga siswa jarang berkunjung ke perpustakaan. Sarana dan prasarana yang
ada saat ini belum mencukupi. Ini dilihat dari ketersediaan tempat duduk yang
belum mencukupi dimana sebagian besar siswa yang berkunjung di
perpustakaan ada yang tidak mendapatkan tempat duduk.
Perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi kondisinya
perlu mendapatkan perhatian serius, karena sekolah ini memiliki perpustakaan
tetapi kondisi penyelenggaraan dan pengelolaannya jauh dari memadai
sebagai suatu perpustakaan. Kondisi tersebut disebabkan oleh ketiadaan ruang
khusus yang bisa dipergunakan untuk perpustakaan. Masalah ini diperbesar
pula oleh ketiadaan sumber daya dan dana dan juga disebabkan oleh ketiadaan
sumber daya manusia yang memahami tatacara (sistem) pengelolaan
perpustakaan dan mampu mengelolanya sebagaimana mestinya.10
Untuk itu,
perlu diadakan penelitian tentang bagaimana cara mengelola perpustakaan
sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itu penulis
bermaksud mengangkat sebuah kajian terhadap program di sekolah yang
10Sumber Data: Praobservasi di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, Januari 2018
10
diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa dengan judul:“Manajemen
Pelayanan Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai
fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang
saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai
penyebab maupun sebagai akibat. Adapun rumusan masalah yang penulis
ajukan adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana layanan Curreat Awarness di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi?.
2. Apa hambatan dalam meningkatkan pelayanan perpustakaan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
3. Apa strategi yang dilakukan untuk meningkatkan manajemen pelayanan
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pemusatan masalah kepada intisari penelitian
yang akan dilakukan. Masalah penelitian harus dilakukan dengan cara
eksplisit agar kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau
11
melakukan observasi/pengamatan. Batasan masalah penelitian merupakan
garis terbesar dalam penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian
akan menjadi lebih terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
penulis memfokuskan pada: pelayanan perpustakaan yang dimaksud yaitu
layanan Curreat Awarness.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan, penulis
menentukan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui layanan Curreat Awarness di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi.
2. Ingin mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pelayanan perpustakaan
di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
3. Ingin mengetahui strategi yang dilakukan dalam meningkatkan pelayanan
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
E. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang:
1. Manfaat tentang sistem pengelolaan perpustakaan yang mengarah pada
kemudahan dalam penemuan kembali, penyimpanan yang terstruktur dan
keakuratan informasi itu sendiri.
12
2. Manajemen perpustakaan yang kurang baik dalam pengelolaannya
berdampak pada proses pelayanan perpustakaan kepada pengguna.
3. Dengan memberikan pelayanan secara optimal sehingga para siswa bisa
memanfaatkan dengan maksimal maka sudah sepantasnya untuk bersegera
menggunakan perpustakaan sebagai media untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Manajemen Pelayanan Perpustakaan
Manajemen pelayanan perpustakaan pada dasarnya menjalankan suatu
unit kerja perpustakaan untuk melayani pemakainya pada hakikatnya sama
dengan menyelenggarakan dan mengoperasikan lembaga pada umumnya, oleh
karena itu diperlukan pengelolaan dengan baik yang berpedoman pada sistem
manajemen.11
Manajemen/pengelolaan perpustakaan dapat dilakukan dalam
bentuk program yang akan dilaksanakan beserta sasaran yang konkrit dan
operasional, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan maka kegiatan
manajemen atau pengelolaan diperpustakaan secara garis besar dapat
dilaksanakan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen pada umumnya.12
Untuk
mencapai manajeman pengelolaan perpustakaan yang maksimal diperlukan
sumber daya manusia dan non manusia berupa sumber dana, teknik, fisik,
pelengkapan, alam, informasi, ide, peraturan-peraturan dan teknologi dimana
11Hartono, (2016), Manajemen Perpustakaan Sekolah: Menuju Perpustakaan Modern dan
Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 45 12
Darmono, (2007), Perpustakaan Sekolah:Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
Jakarta: Grasindi Anggota IKAPI, hal. 125-25
13
dikelola melalui proses manajemen atau pengelolaan yang meliputi
perencanaan mampu mengeluarkan produk berupa barang dan jasa.
Jika dikaitkan dengan proses belajar, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengawasan yang diharapkan pengajar di sekolah, perpustakaan sekolah
memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya sumbangan yang
sangat besar dan berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas peserta didik
serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan
perpustakaan, peserta didik dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik
secara fisik maupun mental dalam proses belajar.
Berbagai unsur terlibat dalam manajemen pengelolaan perpustakaan
antara lain sumber daya manusia, pengguna, sarana dan prasarana, berbagai
fasilitas pendukung, dan yang penting adalah koleksi yang disusun
berdasarkan sistem tertentu. Manajemen ataupun pengelolaan perpustakaan
adalah upaya mencapai tujuan dengan pemanfaatan sumber daya manusia
informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan
memperhatikan fungsi manajemen peran dan keahlian.13
Tujuan manajemen
perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan
memberikan kesempatan dengan dorongan melelui jasa agar mereka dapat:
1. Mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan,
2. Tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan,
kehidupan sosial dan politik,
3. Memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota
keluarga dan masyarakat yang lebih baik,
13Lasa, (2009), Manajemen Perpustakaan Sekolah: ditulis Secara Teknis dan dilengkapi
oleh seorang Pustakawan Senior yang Berpengalaman Mengelola Perpustakaan dan Pendidikan
Pustakawan, Jakarta: Pinus Book Publisher, hal. 18
14
4. Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat
menggunakan kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan
budaya manusia,
5. meningkatkan taraf kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaannya,
6. Menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif
dalam pembangunan nasional
7. Menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.
Selanjutnya, tujuan fungsional dan tujuan khusus manajemen
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan
informasi
3. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri
5. Memupuk minat dan bakat masyarakat
6. Menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan
mengembangkan kemampuan membaca masyarakat
7. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang
menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai
kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
Tugas pengelolaan perpustakaan atau manajemen berhubungan dengan
hal-hal teknis operasional sebuah perpustakaan yang dimulai dari proses
perencanaan atas seluruh kegiatan, termasuk peralatan, waktu, sumber daya
manusia, biaya dan lain sebagainya. Tujuan umum perpustakaan sebagai
sumber informasi diantaranya membina dan mengembangkan kebiasaan
membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur
hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan
layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan
martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam
15
menunjang pembangunan nasional. Perpustakaan pada hakekatnya merupakan
pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya.
2. Tujuan Manajemen Pelayanan Perpustakaan
Manajemen pelayanan di perpustakaan mempunyai beberapa sasaran
utama yaitu menyediakan control dalam proses manajemen, sebagai dasar
referensi dan bahan dialog antara staf perpustakaan, lembaga induk dan
masyarakat pemakai serta menyiapkan analisis kompratif terhadap pelayanan
beberapa perpustakaan dan jasa informasi yang mempunyai misi atau sasaran
yang identik.14
Indikator pengelolaan ataupun manajemen perpustakaan dapat
digunakan secara efektif dalam melakukan evaluasi perpustakaan. Dalam
proses ini, kualitas dan efektivitas layanan dan kegiatan lain dari
perpustakaan, serta efisiensi penggunaan sumber daya perpustakaan,
dievaluasi terhadap misi, tujuan dan sasaran dari perpustakaan itu sendiri.
Keberhasilan perpustakaan sangat tergantung kepada bagaimana
manajemen mengelola dan memperdayakan sumber daya manusia, dan
terutama terletak pada semangat, dedikasi dan sumbangan serta darma bakti
secara tulus ikhlas, oleh karena itu penempatan orang-orang di perpustakaan
semestinya menurut prinsip “the right man on the right place” adalah sangat
penting.15
Pengelolaan sumber-sumber informasi pada perpustakaan pada dasarnya
adalah untuk mengupayakan agar sumber-sumber informasi dapat tertata
14Buchari Katutu, (2011), Manajemen Pelayanan Perpustakaan: Menelisik Pelayanan
Perpustakaan IAIN STS Jambi, Jambi: CV. Bonanza, hal. 7 15
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009), hal. 109
16
dengan rapi, terkelompokkan, mudah dicari, dan tercatat. Melalui pengelolaan
perpustakaan yang baik diharapkan tujuan perpustakaan sekolah dapat
tercapai, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta nilai
dan sikap siswa dan guru dalam meningkatkan mutu lulusan melalui
penyediaan bahan pustaka dan fasilitas lainya, seperti ruang baca, bantuan
pencarian informasi ilmiah dan sebagainya.16
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan
pembinaan terhadap tenaga pengelola perpustakaan adalah kurangnya
literature teknis mengenai pengelolaan perpustakaan, apalagi pengelolaan
perpustakaan yang mestinya dibedakan dari penyelenggaraan perpustakaan-
perpustakaan sekolah yang lainya.17
Terkait manajemen pelayanan perpustakaan kepala sekolah dan guru
melakukan pemakaian, dari segi pemakaian/penggunaan terutama alat
perlengkaan dapat dibedakan atas barang habis pakai dan barang tidak habis
pakai. Penggunaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan
dipertanggungjawabkan pada tiap triwulan.18
Kepemimpinan sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal, mengelola
perubahan dan pengembangan sekolahmenuju organisasi pembelajaran yang
efektif.19
16Darmono, (2012), Perpustakaan Sekolah:Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
Jakarta: Grasindi Anggota IKAPI, hal. 25 17
Yaya Suhendar, (2014), Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada
Media Group, hal. viii 18
Kompri, (2014, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung: Alfabeta, hlm10 19
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, (2014), Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, hal. 58
17
Aktifitas layanan di perpustakaan sekolah beraneka ragam jenisnya.
Tapi kebanyakan perpustakaan sekolah yang ada, hanya memberikan layanan
berupa peminjaman bahan pustaka berupa buku. Berikut adalah berbagai
aktifitas layanan pada perpustakaan sekolah diantaranya sebagai berikut:
1. Peminjaman bahan pustaka (buku) baik buku-buku yang menunjang
kegiatan belajar mengajar ataupun buku-buku fiksi seperti cerita adat dan
novel.
2. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai bidang
ilmu pengetahuan.
3. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik
ditempatkan dalam ruangan yang cukup
4. Melayani kebutuhan pelajar dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan,
bila guru kelas memerlukan bahan-bahan dari perpustakaan untuk
membantu pelajarannya.
5. Memberikan pelatihan kepada anak (pendidikan pemakai) supaya mereka
dapat menggunakan bahan perpustakaan secara mahir
6. Bimbingan minat baca. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan
sekolah memegang peranan penting dalam peningkatan minat baca.
7. Layanan pemesanan buku, yaitu merupakan layanan bagi pengguna yang
menginginkan suatu buku bacaan namun perpustakaan tersebut tidak
memilikinya.
8. Layanan fasilitas computer dan internet seiring berkembangnya jaman.
9. Layanan audiovisual, yaitu layanan yang dapat membantu pengguna untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan melalui media berupa TV kabel,
VCD/DVD, dan kaset.
10. Peminjaman majalah, merupakan salah satu layanan yang bertujuan
sebagai media rekreasi bagi pengguna yang telah seharian penuh
melakukan kegiatan belajar.
11. Layanan story telling, merupakan layanan yang dapat membantu para
murid untuk belajar mendengarkan, menagkap, dan mengerti apa yang
seseorang bicarakan.20
Pengelolaan perpustakaan menjadi sangat penting karena berdasarkan
tujuan dan fungsi pelayanan perpustakaan diantaranya sebagai berikut:
20Pawit Rahayu, (2007), Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah, Jakarta:
Kencana, hal. 22-30
18
1. Pelayanan perpustakaan meliputi layanan: pada layanan berbagai jenis
perpustakaan, ruang baca, sirkulasi bahan pustaka, rujukan, abstrak dan
indeks,informasi mutakhir dan literatur dan sebagainya.
2. Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan berarti kesibukan. Bahan-bahan
pustaka sewaktu-waktu harus tersedia bagi mereka yang memerlukannya.
3. Suatu tanda yang menunjukkan profesi pustakawan adalah kegiatan
layanan dan pustakawan harus selalu memperhatikan kebutuhan
pembacanya dalam bidang literatur.
4. Tujuan utama perpustakaan ialah melayani pembaca memperoleh bahan
perpustakaan yang mereka perlukan.
5. Perpustakaan sekolah memberikan pelayanan kepada guru, murid, dan
orang tua murid.
6. Layanan kepada masyarakat tidak memandang perbedaan ras, umur, jenis
kelamin, dan dasar pendidikan. Karena itu cakupan koleksi luas sekali.
7. Pelayanan pada perpustakaan khusus diberikan kepada sekelompok
pemakai khusus dalam bidang yang khusus pula.
8. Layanan ruang baca merupakan bagian pokok dalam kegiatan layanan
perpustakaan, selain layanan sirkulasi dan layanan teknis.
9. Sirkulasi Bahan Pustaka menyangkut masalah peredaran bahan-bahan
perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan dengan para pemakainya.21
Peran pustakawan bervariasi tergantung pada kondisi saat ini. Di dalam
konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan
mengembangkan dan mengoperasikan jasa perpustakaan yang efektif: yaitu
mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta
pengajaran.
3. Pengelolaan Pelayanan Perpustakaan
Efektivitas pengelolaan perpustakaan sekolah berhubungan dengan
indikator kinerja perpustakaan. Kinerja perpustakaan adalah efektivitas jasa
yang disediakan perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang digunakan
untuk menyiapkan jasa. Konsep teori digunakan untuk menilai efektivitas
21Ibid,. hlm. 223
19
pengelolaan perpustakaan sekolah melalui pengukuran terhadap akses, biaya,
kepuasan pemakai, rasio biaya dan keuntungan, dan penggunaan.22
Melalui pengelolaan perpustakaan yang tepat, perpustakaan sekolah
diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu
menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan
multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan
untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang
tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah.23
Menyikapi hal ini pustakawan
sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali
jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber
informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang
literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid
diarahkan untuk meningkatakn minat bacanya dan memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya.
a. Indikator Perencanaan Pengelolaan Manajeman Perpustakaan
Indikator pengelolaan perpustakaan yang bisa diukur sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan perpustakaan. Perlu dipilih indikator pengelolaan
perpustakaan yang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat bagi perpustakaan.
Dalam implementasinya maka pengukuran indikator kinerja ini tidaklah
mudah. Perlu pencatatan data yang konsisten dan teliti untuk menghasilkan
pengukuran yang baik. Bila pengukuran kinerja ini dilakukan dengan baik,
22Ibnu Ahmad Saleh, (2014), Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Rosda
Karya Agung, hal. 87. 23
Wahyudin, (2009), Kompetensi Pustakawan khusus: Pengelolaan Perpustakaan di Abad
ke-21, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 34-35
20
akan memberikan hasil yang dapat mencerminkan manajemen perpustakaan
yang efektif.
Indikator pengelolaan perpustakaan sekolah mempunyai beberapa sasaran
utama yaitu menyediakan kontrol dalam proses manajemen, sebagai dasar
referensi dan bahan dialog antara staf perpustakaan, lembaga induk dan
masyarakat pemakai serta menyiapkan analisis kompratif terhadap pelayanan
beberapa perpustakaan dan jasa informasi yang mempunyai misi atau sasaran
yang identik.24
Indikator pengelolaan ataupun manajemen perpustakaan dapat
digunakan secara efektif dalam melakukan evaluasi perpustakaan. Dalam
proses ini, kualitas dan efektivitas layanan dan kegiatan lain dari
perpustakaan, serta efisiensi penggunaan sumber daya perpustakaan,
dievaluasi terhadap misi, tujuan dan sasaran dari perpustakaan itu sendiri.
Tujuan umum perpustakaan sebagai sumber informasi diantaranya
membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu
proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan
rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang
daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap
warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan
nasional. Perpustakaan pada hakekatnya merupakan pusat sumber belajar dan
sumber informasi bagi pemakainya.25
24Buchari Katutu, (2011), Manajemen Pelayanan Perpustakaan: Menelisik Pelayanan
Perpustakaan IAIN STS Jambi, (Jambi: CV. Bonanza, hal. 7 25
Hartati Sukirman, (2015), Pengelolaan, Administrasi dan Supervisi Perpustakaan
Sekolah, Yogyakarta:UNY.PRES, hal. 60
21
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkattkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang
terorganisir secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak
langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di
sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan
bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar
yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan
sarana pendidikan.
Manajemen ataupun pengelolaan perpustakaan adalah upaya mencapai
tujuan dengan pemanfaatan sumber daya manusia informasi, sistem dan
sumber dana dengan tetap memperhatikan memperhatikan fungsi manajemen
peran dan keahlian.26
Tugas pengelolaan perpustakaan atau manajemen adalah yang
berhubungan dengan hal-hal teknis operasional sebuah perpustakaan yang
dimulai dari proses perencanaan atas seluruh kegiatan, termasuk peralatan,
waktu, sumber daya manusia, biaya dan lain sebagainya.27
Keberhasilan perpustakaan sangat tergantung kepada bagaimana
mengelola dan memperdayakan sumber daya manusia, dan terutama terletak
pada semangat, dedikasi dan sumbangan serta darma bakti secara tulus ikhlas,
oleh karena itu penempatan orang-orang di perpustakaan semestinya menurut
prinsip “the right man on the right place” adalah sangat penting.
26Lasa, (2009), Manajemen Perpustakaan Sekolah: ditulis Secara Teknis dan dilengkapi
oleh seorang Pustakawan Senior yang Berpengalaman Mengelola Perpustakaan dan Pendidikan
Pustakawan, Jakarta:Pinus Book Publisher, hal. 18 27
Sutarno, (2006), Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Sagung Seto, hal. 89-90
22
b. Langkah-langkah Pengelolaan Layanan Perpustakaan
Pengelolaan sumber-sumber informasi pada perpustakaan pada dasarnya
adalah untuk mengupayakan agar sumber-sumber informasi dapat tertata
dengan rapih, terkelompokkan, mudah dicari, dan tercatat. Melalui
pengelolaan perpustakaan yang baik diharapkan tujuan perpustakaan sekolah
dapat tercapai, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan, keterampilan
serta nilai dan sikap siswa dan guru dalam meningkatkan mutu lulusan melalui
penyediaan bahan pustaka dan fasilitas lainnya, seperti ruang baca, bantuan
pencarian informasi ilmiah dan sebagainya.
Terkait pengelolaan perpustakaan kepala sekolah dan guru melakukan
pemakaian, dari segi pemakaian/penggunaan terutama alat perlengkaan dapat
dibedakan atas barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Penggunaan
barang habis dipakai harus secara maksimal dan dipertanggungjawabkan pada
tiap triwulan.28
Kepemimpinan sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah secara optimal, mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan
pembinaan terhadap tenaga pengelola perpustakaan adalah kurangnya
literature teknis mengenai pengelolaan perpustakaan, apalagi pengelolaan
perpustakaan yang mestinya dibedakan dari penyelenggaraan perpustakaan-
28Kompri, (2014), Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung: Alfabeta, hal. 110
23
perpustakaan sekolah yang lainya.29
Oleh karena itu sangat diperlukan
pengelolaan ataupun manajemen perpustakaan yang tepat.
Manajeman ataupun pengelolaan perpustakaan yang juga merupakan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan (perpustakaan) untuk memberikan kontribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti.30
Pengelolaan dalam
Layanan di perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna
kepentingan peningkatan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi
bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka yang
dimilikinya. Sebagai suatu lembaga jasa, keberhasilan perpustakaan sangat
tergantung dari sistem dan pelaksanaan aspek layanannya kepada para
pemakainya. Secara umum, perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan
yang banyak dikunjungi oleh masyarakat pemakainya untuk memanfaatkan
sumber-sumber informasi yang ada di dalamnya.
Tugas pokok perpustakaan adalah mengumpulkan bahan pustaka dari
masa lalu dan sekarang serta menyimpan dan menyediakanya untuk keperluan
pemakai kini dan masa mendatang.31
Oleh karena itu sebuah perpustakaan
sangat memerlukan pengelolaan tepat.
Manajemen ataupun pengelolaan merupakan serangkaian berbagai
kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang
29Yaya Suhendar, (2014), Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada
Media Group, hal. viii 30
Hamdani, (2011), Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, hal. 191 31
Blasius Sudarsono, (2010), Antologi Kepustakawanan Indonesia, Jakarta: Sagung Seto,
hal.9
24
telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memiliki hubugan dan saling
keterkaitan.32
Pengelolaan pelayanan perpustakaan merupakan proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap perpustakaan yang dikelola
menyangkut sumber daya manusia, informasi, sistem, dan sumber pembiayaan
serta sarana dan prasarana perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan indikator pengelolaan pelayanan perpustakaan
meliputi perencanaan yang meliputi: a) kesesuaian antara jumlah buku dan
jumlah murid, b) sumber daya manusia, c) informasi, d) sistem dan sumber
pembiayaan dan e) sarana dan prasarana. Pelaksanaan meliputi: kesesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi meliputi: a) adanya kontrol, b)
adanya pelaporan, c) adanya tanggung jawab, d) adanya penilaian.
G. Studi Relevan
Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan
seidentik dengan hasil penelitian yang dilakukan, beberapa hasil penelitian
diantaranya:
1. Hasil penelitian Diana Arum Pratiwi mahasiswa program Studi
Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Manajemen
Perpustakaan di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: perencanaan perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan
berbasis elektronik meliputi perangkat lunak dan perangkat keras, SDM,
32Engkoswara dan Aan Komariah, (2012), Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
hal. 86
25
anggaran dan sarana prasarana. Pengorganisasian perpustakaan meliputi
struktur organisasi dan kesatuan dalam memberikan komando serta SDM
yang berjumlah dua orang dengan kualifikasi yang memenuhi persyaratan.
Penggerakan perpustakaan berupa job description yang dijelaskan oleh
Kepala Sekolah dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah untuk tenaga
perpustakaan. Belum ada standar yang mengikat dengan objek
pengawasan. Namun demikian, sebagai bentuk tanggung jawab kepala
perpustakaan adalah dengan membuat laporan pelaksanaan perpustakaan
elektronik secara berkala di SMA N 8 Yogyakarta. Kendala yang dihadapi
dalam manajemen perpustakaan meliputi SDM dan fasilitas.33
2. Hasil penelitian Miftah Rahmawati mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007. Hasil penelitian yaitu pengelolaan
perpustakaan yang dilakukan oleh perpustakaan SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta adalah adanya perencanaan sekali pakai dan rencana tetap,
pengadaan bahan pustaka, pengolahan dan perawatan dengan sistem
komputerisasi (barcode) dan meningkatkan pelayanan. Upaya
perpustakaan yang dilakukan oleh perpustakaan SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah: melengkapi
koleksi yang mendukung PBM dan koleksi menunjang sesuai
perkembangan IPTEK, penyediaan media pcngajaran dan usaha
perpustakaan dalam memotivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan
33Diana Arum Pratiwi, Manajemen Perpustakaan di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Skripsi
Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2014
26
dengan pemberitahuan buku baru, display buku koleksi, kotak saran,
perlombaan saran kritik dan pengadaan internet dengan fasilitasnya.34
3. Hasil penelitian Noaqifah mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitian:
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh
terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu, unsur-unsur penting dalam
proses pendidikan yang mcliputi sarana dan prasarana pendidikan harus
mendapat perhatian serius. Salah satunya penyediaan perpustakaan yang
mcnjadi sumber belajar dan sumber informasi bagi peserta didik, tenaga
didik dan pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Sehubungan
dengan hal tersebut, perpustakaan sekolah sangat berharga dalarn upaya
mcningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Manajemen
Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (Man) studi pada MAN 4 Pondok
Pinang Jakarta Selatan. Hasil penelitian yaitu beberapa kegiatan
manajemen berdasarkan lima unsur dalam teori manajemen planning,
organizing, staffing, leading, controlling. Kegiatan manajemen di
Perpustakaan MAN 4 belum berjalan secara maksimal, dari segi planning,
organizing, staffing, leading, controlling di Perpustakaan MAN 4.35
34Miftah Rahmawati, Pengelolaan Perpustakaan di Perpustakaan SMA Muhammadiyah 2
Yogyakarta, Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007. 35
Noaqifah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap dunia
pendidikan, Skripsi mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016
27
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, penelitian
yang penulis lakukan bersifat penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan
terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian deskriptif
menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang
terjadi dan dialami sekarang, hubungan antar variabel pertentangan dua
kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan-perbedaan
antar fakta dan lain-lain.36
Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah aspek yang sangat
penting dalam suatu penelitian, pendekatan yang sesuai dengan tujuan
penelitian akan mendukung kemudahan bagi peneliti yang akan
mendukung kemudahan bagi peneliti dalam menjalankan proses penelitian
yang akan dijalankan. Sementara desain dalam penelitian ini bersifat
emergent, evolving dan developing karena penelitian dijelaskan melalui
gambaran, umum yang bersifat sementara, apa yang akan dapat diteliti dan
bersifat fleksibel serta masih mengalami perubahan.
36Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 26-27
28
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku,
didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan
mengimperprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau
ada.37
Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan
pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable
pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi,
perbedaan-perbedaan antar fakta dan lain-lain
B. Setting Penelitian
Lokasi/tempat penelitian atau setting penelitian merupakan wilayah
dilakukanya penelitian. Setting ataupun lokasi penelitian sebagai sasaran yang
sangat membantu untuk menentukan data yang diambil, sehingga lokasi ini
sangat menunjang untuk dapat menemukan informasi yang valid. Menetapkan
lokasi penelitian local seting penelitian biasanya disesuaikan dengan apa yang
telah ditetapkan dalam pemilihan judul penelitian. Setting atau tempat
penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
37Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), hal.202
29
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data
primer dan data sekunder, adapun kedua jenis data ini digunakan untuk
memperoleh data penelitian.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari sumber pertama melalui observasi dan wawancara yaitu
kepala pepustakaan dan pemustaka di Perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-
data yang berasal dari sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, seperti data yang diperoleh dari orang lain
atau dokumen lain. Data sekunder yaitu data yang di ambil secara tidak
langsung dari sumbernya dan digunakan sebagai pelengkap atau
pendukung data primer, dalam penelitian ini bentuk data sekunder
yaitu data yang di dokumentasikan. Adapun data sekunder dalam
penelitian ini adalah berupa data yang berhubungan dengan
Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
30
2. Sumber Data
Sumber data merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan
dianalisa untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian, yaitu
orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan. Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat
diperoleh dari:
1) Kepala Sekolah di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
2) Pemustaka di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi
3) Siswa di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
4) Dokumentasi di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tata usaha, guru dan
siswa-siswa dalam hal ini subjek penelitian juga disebut informan maupun
responden. Subjek penelitian ataupun responden adalah pihak-pihak yang akan
dimintai informasi menyangkut fokus penelitian. Dalam penelitian ini, mereka
adalah orang-orang yang diduga mampu memberikan informasi. Subjek yang
31
diteliti diambil dengan menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik
yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.38
Subjek dalam penelitian ini menjadi informan yang akan
memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. informan
dalam penelitian ini meliputi beberapa macam diantaranya informan kunci,
informan utama dan informan tambahan.
Setelah penulis memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seseorang informan kunci (key informant) yang merupakan informan yang
berwibawa dan dipercaya mampu „‟membuka pintu‟‟ kepada peneliti untuk
memasuki obyek penelitian. Misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang
diteliti. Setelah itu penulis melakukan wawancara kepada informan tersebut
dan mencatat hasil wawancara. Setelah itu, perhatian penulis pada objek
penelitian dan memulai memajukan pertanyaan deskriptif. Catatan deskriptif
maksudnya catatan berisi informasi faktual yang menggambarkan segala
sesuatu apa adanya. Subjek penelitian adalah orang yang memberikan
informasi tentang hal-hal yang tengah diteliti atau orang yang memiliki
informasi banyak sekaligus paham dengan masalah yang akan diteliti.
38Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), hal.202
32
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Metode observasi juga dapat diartikan sebagai pengamatan langsung
terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan
maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Metode atau
pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, prilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.
Metode observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati bagaimana layanan Curreat Awarness, hambatan yang
dihadapi serta strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
2. Metode Wawancara
Wawancara memerlukan syarat penting yakni terjadinya hubungan
yang baik dan demokratis antara responden dengan penanya. Fungsi
wawancara (interview) dalam penelitian adalah: mendapatkan informasi
langsung dari responden (metode primer), mendapatkan informasi, ketika
metode lain tidak dapat dipakai (metode sukunder) dan menguji kebenaran
dari metode kuesioner atau observasi (metode kriteria).
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari
catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan
oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui catatan
33
pribadinya.39
Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrumen untuk
memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan penelitian.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. Analisis data terdiri dari:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (penyajian data )
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.
Dengan mendisplaykan data tentang pendidikan pemakai, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
39Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hlm.112.
34
3. Conclusion Drawing (verification )
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Kegiatan untuk memberikan penafsiran
terhadap hasil analisis data. Pada penelitian yang menggunakan pengujian
hipotesis penelitian, kesimpulan dapat ditarik dari hasil pengujian
hipotesis.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi data. Metode trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan trianggulasi maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kridibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
sumber dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan orang secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain.
35
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.
G. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari pembuatan proposal, kemudian
dilanjutkan dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi setelah seminar,
selanjutnya penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis
data yang diperoleh ketika riset dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis
melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum diajukan kepada sidang
munaqasah. Tahap penelitian ini harus memuat penetapan atau perumusan
mengenai: latar belakang suatu penelitian, kecenderungan yang tengah
berlaku, anggapan dasar, prakiraan jawaban (berupa hipotesis), tujuan dari
penelitian tersebut, sasaran dari penelitian tersebut dan cara untuk mencapai
tujuan tersebut. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada lampiran.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Visi dan Misi Perpustakaan
Keadaan visi dan misi perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi adalah sebagai berikut:
1. Visi
Dalam kurun yang cukup panjang perpustakaan di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi menjadi wadah terunggul dalam menghasilkan
pemustaka yang professional yang kompeten, beretika, berakhlak, dan
mampu bersaing menuju era globalisasi.
2. Misi
Dalam menghasilkan pemustaka yang unggulan perpustakaan di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi:
a. Menyelenggarakan Penelitian untuk pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat serta berperan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia
b. Melaksanakan penelitian, pengembangan, penerapan dan pelayanan
dalam bidang perpustakaan melalui pengabdian dan pemberdayaan
masyarakat.40
40Dokumentasi, Keadaan Visi dan Missi Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September 2018
37
B. Tujuan Perpustakaan
Adapun pengembangan perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi didasarkan pada pertimbangan dan analisis kebutuhan yaitu:
1. Mengacu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan
rohani, memiliki kepribadian yang tinggi dan mandiri serta bertanggung
jawab kemasyarakat dan bangsa.
2. Berkemampuan berfikir analitis dan sintesis (the ability of analytic and
synthetic thinking), berilmu dan berketerampilan, bermoral Pancasila dan
Berakhlak mulia.
3. Menguasai dasar ilmiah sehingga mampu berfikir, bersikap dan bertindak
sebagai ilmuan dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan bidangnya.
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan makanisme formal untuk pengelolaan diri
dengan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Sebagai satuan organisasi tidak akan terlepas dari suatu struktur organisasi
kepengurusan. Kemudian tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan
memberikan kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus
ditempuh karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab secara penuh dan konsekuen. Pembentukan organisasi lembaga teknis
38
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi secara umum:
Gambar 3.1 :
Struktur Organisasi Perpustakaan.41
Lembaga perpustakaan sebagai lembaga formal dan juga
penyelenggaraan organisasi kerja, diselenggarakan secara sistematis,
terpimpin dan terarah, karena organisasi dilaksanakan untuk menciptakan
proses serangkaian yang terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
D. Koleksi Perpustakaan
Koleksi yang dimiliki perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi telah diolah yang dilengkapi dengan label, kartu buku, kantong buku,
yang disusun berdasarkan nomor klasifikasi dengan menggunakan DDC.
Koleksi perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dari tahun ke
41Dokumentasi, Keadaan Struktur Organisasi Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September
2018
Pustakawan
Staff Perpustakaan
Kepala Perpustakaan
39
tahun mengalami peningkatan, penambahan koleksi ini dilakukan dengan cara
pembelian hadiah dan sumbangan yang terdiri dari:
Tabel 3.1: Keadaan Koleksi Perpustakaan
Jenis Koleksi Kelas Judul Eksamplar
1. Buku 000 386 1281
100 380 713
200 1090 2308
300 2846 5746
400 326 546
500 813 1738
600 3995 7690
700 416 1087
800 999 2507
900 503 968
2. Buku Anak 2380 7048
3. Buku Sumbangan 4249 9199
4. Buku Refresnsi 665 1995
Jumlah 19048 42826
Jumlah Judul dan Examplar Koleksi Deposit perpustakaan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe
Ulu Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai berikut:
1. 2012 : 45 Judul , 199 eks
2. 2013 : 85 Judul, 197 eks
40
3. 2014 : 53 Judul, 71 eks
4. 2015 : 368 Judul, 416 eks
5. 2016 : 216 Judul,250 eks
6. 2017 : 128 Judul, 291 eks
7. 2018 : 66 Judul, 89 eks
Dan dari koleksi tersebut Jumlah Judul dari tahun 2012- 2018 yaitu 961
judul dan 1.513 eksemplar.42
E. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi mempunyai berbagai
layanan seperti.
1. Layanan Sirkulasi
a. Layanan Peminjaman Buku
Layanan peminjaman buku diberikan kepada sivitas akademika
yang telah tercatat sebagai anggota perpustakaan di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi. Setiap pemustaka diperbolehkan minjam buku
paling banyak 2 judul buku, masing-masing 1 eksemplar. Proses
peminjaman berlangsung sebagai berikut: peminjam mengisi daftar
pengunjung baik secara sistem otomasi maupun dengan cara manual,
memilih buku yang akan dipinjam di rak koleksi.
42Dokumentasi, Keadaan Koleksi Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September 2018
41
b. Layanan Pengembalian dan atau Perpanjangan
Pada saat habis masa pinjam selama 7 hari, buku harus
dikembalikan ke perpustakaan. Dengan cara membawa buku yang
dipinjam beserta dengan kartu anggota perpustakaan yang nantinya akan
diberi stempel bukti pelunasan. Sedangkan perpanjangan masa pinjam
dapat dilakukan sebanyak dua kali. Buku yang akan diperpanjang masa
pinjamnya dibawa dan ditunjukkan kepada petugas perpustakaan.
c. Pemberian Sanksi
Keterlambatan pengembalian buku yang dipinjam dikenakan
denda jika telah melewati masa peminjaman buku selama 6 hari maka
dendanya satu hari Rp 500. Kegunaan uang denda tersebut untuk
membeli perlengkapan alat-alat yang berhubungan dengan peminjaman
buku.
2. Layanan Referensi
Layanan Referensi disebut juga layanan rujukan yaitu layanan yang
diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti Kamus,
Ensiklopedi, Direktori, Buku Tahunan, yang berisi informasi teknis dan
singkat. Koleksi referensi perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi diantaranya ada Kamus, Ensiklopedi, Direktori.
3. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan.
42
Layanan ini diberikan untuk mengantisipasi pemustaka yang tidak ingin
meminjam buku untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup
memanfaatkannya di perpustakaan.
4. Layanan Penelusuran
Layanan Penelusuran yang ada di perpustakaan di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi sudah terotomasi dengan tersedianya Katalog
Online yang disebut OPAC (Online Public Acces Catalogue), Pemakai
bisa langsung mengakses OPAC untuk mengecek keter sediaan buku di
perpustakaan untuk memudahkan mahasiswa dalam menemukan informasi
yang dibutuhkan.43
F. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua peralatan dan
perlengkapan pokok dan penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan
baik. Memiliki 24 orang Pegawai, terdiri dari pegawai negeri sipil sebanyak
sedangkan tenaga honorer sebanyak 8 orang. Adapun sarana dan prasarana
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagai
berikut:
43Dokumentasi, Keadaan Pelayanan Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September 2018
43
Tabel 3. 3: Sarana dan prasarana Perpustakaan.44
No. Nama Barang Jumlah Barang Keterangan
1 Ruang Perpustakaan 1 unit Kondisi Baik
2 Rak Buku 19 unit Kondisi Baik
3 Meja Baca 6 unit Kondisi Baik
4 Meja Sirkulasi 1 unit Kondisi Baik
5 Kursi Baca 16 unit Kondisi Baik
6 Komputer Server 2 unit Kondisi Baik
7 Komputer katalog 1 unit Kondisi Baik
Komputer kunjungan 1 unit Kondisi baik
8 Printer 2 unit Kondisi Baik
9 Scanner 1 unit Kondisi Baik
10 AC 16 unit Kondisi Baik
11 CCTV 2 unit Kondisi Baik
12 Telpon 1 unit Kondisi Baik
13 Rak Surat Kabar 1 unit Kondisi Baik
14 Wifi 1 unit Kondisi Baik
15 Loker kpasitas 25 bilik 4 unit Kondisi Baik
16 Komputer 16 unit Kondisi Baik
17 Meja baca 15 unit Kondisi Baik
18 Kursi susun 100 unit Kondisi Baik
44Dokumentasi, Keadaan Sarana dan Prasarana, Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September 2018
44
19 Meja baca skat 6 unit Kondisi Baik
20 Kursi tunggu 6 unit Kondisi Baik
21 Lemari besi 6 unit Kondisi Baik
22 Lemari catalog 3 unit Kondisi Baik
23 Rak satu sisi 6 unit Kondisi baik
24 Rak dua sisi 16 unit Kondisi Baik
25 TV, meja resepsionis 3 unit Kondisi Baik
G. Sistem Layanan
Sistem layanan perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
adalah menggunakan sistem layanan terbuka (Open Acces). Layanan sistem
terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pemustaka secara
langsung dapat memilih, menemukan dan mengembalikan sendiri bahan
pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.45
45Dokumentasi, Keadaan Sistem Layanan Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, September 2018
45
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Layanan Curreat Awarness di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi
1. Meningkatkan Pelayanan Sumber-sumber Informasi Perpustakaan
a. Pelayanan Sumber, Perawatan dan Pemeliharaan Informasi
Perpustakaan terhadap Pemustaka
Layanan yang diberikan oleh pustakawan di Perpustakaan Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dijelaskan oleh salah satu
pustakawan, ia mengatakan sebagai berikut:
Layanan dalam bentuk sumber-sumber informasi bisaanya kami
lakukan dengan mengadakan layanan peminjaman, jika ada
pemustaka yang akan membutuhkan sumber informasi bisa
dilakukan dengan meminjam dan bisaanya dilakukan dengan
menyusun, merancang, melaporkan dan juga menangani kebutuhan
pemustaka akan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.46
Wawancara peneliti dengan pustakawan di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi, ia juga memberikan informasi sebagai berikut:
Pelayanan yang kami berikan dalam mengolah sumber-sumber
informasi salah satunya dengan cara memberikan layanan rujukan
dimana pelaksanaanya dilakukan dengan cara perujukan dan
menggunakan sumber rujukan yang dibutuhkan oleh pemustaka,
memberikan informasi kepada pemustaka tentang buku yang
46Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 2 September 2018
46
berhubungan dengan minatnya sehingga pemustaka akan lebih
mudah menemukan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.47
Pengamatan peneliti melihat bahwa pelayanan sumber-sumber
informasi yang diberikan oleh pustakawan di Perpustakaan Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, dilakukan dengan memberikan
layanan rujukan, dengan cara menentukan kebijakan layanan rujukan,
menjawab pertanyaan, pembimbingan mengenai cara perujukan dan
menggunakan sumber rujukan, menghimpun bibliografi, membuat indeks
khusus.48
Peneliti mewawancarai pustakawan di Perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi yang memaparkan pendapatnya mengenai cara mengawetkan
bahan pustaka khususnya bahan pustaka tercetak seperti bahan kertas seperti
yang dijelaskan sebagai berikut:
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memelihara sumber-sumber
informasi agar bisa tetap dilestarikan. Adapun langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam menjaga bahan pustaka berjenis kertas dapat dilakukan
diantaranya menjaga suhu, kelembapan kebersihan ruangan, tidak
menggunakan perekat secara sembarangan, dan mempelajari cara-cara
untuk mengatasi kerusakan yang diakibatkan dari faktor biologis, kimiawi
dan fisika.49
47Ibid,.
48Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 2 September 2018 49
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 9 September 2018
47
Observasi dan wawancara peneliti dengan pustakawan di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi yang memaparkan pendapatnya mengenai pemeliharaan bahan
pustaka khususnya bahan pustaka tercetak seperti bahan kertas seperti yang
dijelaskan sebagai berikut
Dalam memelihara bahan pustaka agar tidak mudah rusak maka dapat
dilakukan sebagai berikut reproduksi bahan pustaka, penjili bagi bahan
pustaka yang bersifat langka, dan fumigasi atau pengasapan bertujuan
untuk membunuh jamur agar tidak menimbulkan kerusakan, dan
penyiangan pada bahan pustaka.50
Berdasarkan hasil wawancara dapat diperjelas sebagai berikut: adapun
pemeliharaan pada bahan pustaka dapat dilakukan sebagai berikut: dengan cara
reproduksi dimana bahan pustaka yang berupa koleksi langka, penting, bernilai
historis, atau mudah rusak perlu direproduksi dengan cara memfotocopy,
pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya. Melakukan penjilidan
bahan yang perlu dijilid antara lain sampul yang sudah rusak, tipis, terlepas
jilidanya, atau lepas. Melakukan laminasi atau penyampulan dengan cara
memberikan sampul atau pelindung plastikagar tidak mudak sobek atau hancur.51
b. Pelayanan Pengembangan Sumber-sumber Informasi
Pengembangan sumber-sumber informasi juga dilakukan oleh
pustakawan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, ia mengatakan
sebagai berikut:
50Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 8 September 2018
51Ibid,.
48
Meningkatkan pengembangan sumber-sumber informasi
perpustakaan salah satunya kami lakukan dengan cara melakukan
kerjasama, misalnya saling bekerjasama dalam pengkatalagoan,
mengikuti pengawasan keterlibatan pengkatalogan dan juga
mengawasi silang layanan, dengan saling bekerjasama tentunya akan
lebih mudah mengembangkan sumber-sumber informasi
diperpustakaan.52
Dalam pengamatan peneliti menemukan bahwa untuk meningkatkan
pengembangan sumber-sumber informasi para pustakawan terlihat saling
bekerjasama, hal ini terlihat dari kerjasama dalam pengkatalogan bersama,,
mengawasi silang layan, mengawasi keterlibatan dalam penyusunan
catalog induk dan pusat bibliografi, mengesahkan data bibliografi untuk
silang layan dan sebagainya.53
Pengembangan-pengembangan yang lainnya untuk meningkatkan
sumber-sumber informasi juga dilakukan oleh pustakawan yang ada di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, seperti keterangan
pustakawan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, ia mengatakan:
Kegiatan pengembangan-pengembangan sumber-sumber informasi
di perpustakaan Pondok Pesantren JaNNuharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
selalu kami rencanakan secara menyeluruh, mulai dari kegiatan baru
ataupun kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Pengembangan
sumber-sumber informasi ini sangat perlu direncanakan dengan baik
karena berhubungan dengan cara pelaksanaan, analisis kerjanya, dan
juga peningkatakan sumber daya manusianya.54
52Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 8 September 2018
53Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 9 September 2018 54
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 8 September 2018
49
Pengamatan peneliti memang melihat dalam pengembangan sumber-
sumber informasi di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi, para pustakawan memang melakukan penyusunan rencana
perpustakaan secara menyeluruh, merencanakan dan memulai kegiatan
baru, menentukan cara mencatat, membuat statistik dan formulir yang
diperlukan, membuat analisis pekerjaan, melatih dan mengajar jaryawan
baru, membimbing peserta magang, melatih karyawan untuk
meningkatkan kinerja dan pengetahuan para pustakawan.55
Kegiatan pengembangan juga dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas administrasi, hal ini seperti dijelaskan oleh pustakawan di
perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, ia mengatakan:
Pentingnya meningkatkan kualitas administrasi dapat meningkatkan
kualitas pelayanan sumber-sumber informasi, hal ini kami lakukan
dengan cara membuat perencanaan anggaran yang dibutuhkan
perpustakaan untuk seluruh komponen perpustakaan, membuat
laporan, mengatur kualitas sumber daya manusia ataupun karyawan
dalam penempatan karyawan dan juga kesejahteraan pustakawan.56
Kegiatan mengingkatkan kualitas administrasi di perpustakaan Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi terlihat dilakukan dengan cara merencanakan anggaran,
memberikan arahan tentang pemeliharaan gedung dan pekarangan, menentukan
bahan habis pakai, menyiapkan laporan, mengatur penempatan karyawan,
meningkatkan kesejahteraan karyawan.
55Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 8 September 2018 56
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 8 September 2018
50
2. Pelayanan Perpustakaan melalui Inventarisasi, Pengawasan, Penataan dan
Pelayanan Pemakaian
Pelaksanaan pelayanan perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy dilakukan oleh kepala sekolah, kepala perpustakaan, pustakawan, guru
dan pengelola perpustakaan untuk membudayakan membaca pada siswa dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Pelayanan Pengelolaan Inventarisasi Perpustakaan
Aspek penting dalam pengelolaan pelayanan perpustakaan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi adalah pencatatan dan pengurusan perpustakaan itu
sendiri. Sudah menjadi tanggung jawab tenaga administrasi terhadap barang-
barang sekolah, bukan hanya pengarsipan surat saja yang dilakukan tetapi
penyimpanan barang-barang sekolah juga perlu diperhatikan. Berdasarkan
wawancara dengan salah seorang petugas perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi yang mengatakan bahwa:
Inventarisasi di sekolah ini khususnya untuk perpustakaan memang sering
saya lakukan, untuk penyimpanan barang-barang perpustakaan sekolah
menjadi bagian saya, saya mengurusi kegiatan administrasi kebetulan tugas
saya ditugaskan mengurusi absensi kehadiran siswa guru dan karyawan
sekolah untuk keperpustakaan itu menjadi tanggung jawab saya, karena
saya selain itu mempunyai tugas mengajar di kelas.57
Di lain kesempatan peneliti juga mewawancarai salah seorang guru yang
yang mengatakan bahwa:
57Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 12 September 2018
51
Barang-barang perpustakaan sekolah di sini memang kurang tertata dan
tidak ditempatkan pada tempat yang seharusnya, sepertinya kurang
terkelola dengan baik, kadang-kadang kami sebagai guru ketika
membutuhkan peralatan sebagai sumber belajar tidak bisa digunakan
karena barang tersebut tidak berada pada tempatnya, oleh karena itu kamu
selaku guru dan juga para petugas perpustakaan berusaha bekerjasama
untuk melakukan iventarisasi barang-barang atau peralatan yang ada di
perpustakaan.58
Siswa juga melalui informasi yang didapat memberi penjelasan juga
mengenai penyimpanan barang-barang perpustakaan di sekolah. Wawancara
penulis dengan salah satu siswa Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan
bahwa:
Secara keseluruhan keberadaan sarana perpustakaan sekolah memang
belum lengkap, sarana perpustakaan yang ada kurang tersusun dan terawat
dengan baik, di samping juga jumlah sarana yang ada masih sangat terbatas
dimiliki sekolah, seperti keberadaan buku-buku yang bisa kami gunakan
untuk menambah pengetahuan atau untuk mengerjakan tugas.59
Dalam kesempatan lain peneliti juga mewawancarai kepala perpustakaan
yang mengatakan bahwa:
Barang-barang atau prasarana di perpustakaan sekolah ini belum tertata
dengan sempurna, sebab dalam penyimpanannya kita masih kekurangan
tempat untuk menyimpan barang-barang inventarisasi tersebut. Kadang-
kadang telah disimpan barang tersebut setelah digunakan diletakkan begitu
saja di ruangan perpustakaan sehingga terlihat tidak tertata dengan baik
peralatan/prasarana perpustakaan tersebut.60
58Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 12 September 2018
59Ibid.,
60Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 12 September 2018
52
Inventarisasi dan pencatatan yang dilakukan pengelola pelayanan
perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dengan melakukan kegiatan
arsip dan mendokumentasikannya dalam berbagai buku dan alat-alat pendukung
perpustakaan. Wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa:
Untuk mencegah pemakaian perpustakaan yang relatif terus menerus
seperti 1 buku yang di gunakan banyak siswa ketika di perpustakaan maka
akan menimbulkan berbagai permasalahan jika buku tersebut tidak didata,
untuk itu dilakukan pencatatan penggunaannya sehingga perangkat yang
ada bisa dipantau kemampuan operasinya. Pencatatan inventarisasi pada
barang-barang diperpustakaan sangat penting karena untuk melestarikan
referensi dan informasi perpustakaan.
Selain itu, pengamatan peneliti melihat untuk setiap meja dan kursi yang
tersedia diberi nomor inventaris. Saat ini jumlah buku berdasarkan kurikulum
2013 sebanyak 250 buku untuk 5 mata pelajaran yaitu Seni Budaya, Penjas,
Bahasa Inggris, PKN dan buku-buku pelajaran agama, 285 eksemplar buku
untuk 8 mata pelajaran yaitu Sejarah, Bahasa Indonesia, PKN, Matematika,
Bahasa Inggris, Penjas, Seni Budaya dan buku pelajaran agama seperti Fiqih,
Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Hadist dan sebagainya.61
Mengelola pusat sumber belajar selama ini yang dilaksanakan kepala
sekolah, kepala perpustakaan dan pustakwan sangat terbantu dengan adanya
sarana dan prasarana seperti perpustakaan dan lain sebagainya. Meskipun dalam
kondisi yang tidak semuanya baik namun bisa difungsikan oleh pustakawan
dalam pencapaian manajemen kompetensi secara profesional. Berdasarkan
keterangan, tersebut dapat dipahami bahwa keberadaan perpustakaan di sekolah
61Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 14 September 2018
53
sangat diperlukan bagi efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pelayanan di
perpustakaan.
b. Pelayanan Penggunaan Bahan Perpustakaan
Observasi peneliti dimana belum adanya kebijakan nyata dalam kurikulum
tentang jam khusus bagi murid untuk berbagai kegiatan pemanfaatan dan atau
kegiatan di perpustakaan sekolah. Karena tidak ada jam khusus penggunaan
perpustakaan sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum, maka fungsi
perpustakaan sekolah hanya sebagai bursa peminjaman buku bagi siswanya pada
jam istirahat sekolah.62
Wawancara penulis terhadap aktivitas mengajar salah satu guru di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi, yang mengatakan bahwa:
Saya memang jarang mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan, alasan
saya jarang menggunakan media perpustakaan sebagai media pembelajaran
saat mengajar karena buku-buku di perpustakaan masih sangat kurang dan
masih banyak yang harus dilengkapi, sehingga terkadang saya hanya
menghimbau sejumlah siswa untuk memfotocopy buku paket yang saya
punya untuk dijadikan panduan ketika proses belajar mengajar.63
Mengenai penting atau tidaknya perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi maka peneliti mewawancarai salah satu guru yang mengatakan:
Perpustakaan adalah bagian tidak terpisahkan dalam pembelajaran pada
pembelajaran di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Hanya saja
62Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 16 September 2018 63
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 20 September 2018
54
keterbatasan perpustakaan masih dihadapi Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi hingga saat ini seperti jumlah buku yang berbasis kurikulum
KTSP dan K.13 masih sangat terbatas. Hal ini membuat saya jarang
menggunakan buku perpustakaan.64
Guru sadar bahwa tanpa fasilitas yang memadai, maka kegiatan
pambelajaran sulit dilaksanakan. Setiap fasilitas tentu memiliki kelemahan dan
kelebihan,65
begitu pula dengan perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah yang dikatakan oleh petugas
perpustakaan yang mengatakan bahwa:
Kekurangan atau kelemahan perpustakaan ini adalah menghimbau dan
membisaakan siswa dalam kelas sekaligus mempergunakan buku-buku
perpustakaan yang terbatas, sehingga selebihnya terpaksa menunggu giliran
untuk masuk ke dalamnya, karena memang jumlah referensi yang ada di
perpustakaan belum cukup lengkap dan masih harus diperbanyak lagi.66
Menurut hasil observasi penulis bahwa penggunaan perpustakaan di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi sudah baik hanya saja fasilitas yang ada
masih kurang, sehingga terkadang siswa harus menunggu giliran ketika ingin
meminjam buku yang sama dengan siswa yang lainnya dikarenakan jumlahnya
masih terbatas.67
64Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 2 September 2018
65Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 4 September 2018 66
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 5 September 2018 67
Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 5 September 2018
55
Wawancara dengan pustakawan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
dikatakan bahwa:
Keberadaan buku-buku dan fasilitas penunjang yang ada di sekolah masih
terbatas, sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah lagi untuk
menambah jumlah buku dan pihak sekolah saat ini masih berkonsolidasi
dengan pihak komite sekolah, namun sampai saat ini belum membuahkan
hasil dimana belum ada kesepakatan dari mana asal dana yang nanti akan
dicari untuk membeli buku-buku yang baru.68
Mengenai perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dikelola oleh
beberapa pustakawan yang juga merangkap sebagai guru. Wawancara pengelola
perpustakaan mengatakan bahwa:
Perpustakaan sebagai sarana yang diperlukan bagi siswa maupun guru
dalam proses belajar mengajar karena bisa dijadikan sumber belajar.
Namun penggunaannya di sekolah ini masih kurang. Aktivitas siswa
membaca di ruangan atau untuk meminjam buku juga terlihat belum
maksimal, buku yang banyak diminati adalah buku Bahasa Indonesia, IPA,
Pendidikan Jasmani, Seni Budaya, buku agama dan buku cerita.69
Terkait pemanfaatan perpustakaan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,
maka minat siswa untuk membaca buku tetap ada. Wawancara dengan siswa di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang, mengatakan:
68Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 8 September 2018
69Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 22 September 2018
56
Saya memang kurang berminat ke perpustakaan, karena memang kurang
memiliki minat untuk membaca buku, sebenarnya saya selalu berusaha
menyempatkan diri membaca buku di pustaka di sekolah tapi, buku-
bukunya masih sangat kurang sekali jumlahnya, jadi terkadang ketika mau
pinjam ternyata bukunya sudah dipinjam siswa yang lain.70
Melalui anjuran kepala sekolah, kepala perpustakaan, pustakawan dan guru
diharapkan siswa tetap bisa memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar
pendukung di samping belajar di kelas dengan guru. Dengan upaya ini, kepala
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi tetah berupaya menghasilkan prestasi
belajar siswa. Wawancara dengan salah satu siswa di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi mengatakan bahwa:
Siswa memang selalu dihimbau untuk menyempatkan diri membaca buku
di pustaka sekolah, selain memang untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru, juga untuk menambah pengetahuan siswa yang masih
kurang. Meskipun buku di perpustakaan belum banyak dan memadai, tetapi
siswa mulai mau meggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar
meskipun masih belum lengkap referensi yang disediakan.71
Wawancara dengan pengelola pustaka Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang
mengatakan bahwa:
Kepala sekolah memang sering melakukan koordinasi dengan pengelola
pustaka untuk memantau kondisi pemanfaatan pustaka yang bis
dimanfaatkan oleh guru dan siswa di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
70Ibid,.
71Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 7 September 2018
57
Jambi, tetapi dalam pelaksanaanya memang belum seluruh siswa dapat dan
mau memanfaatkan perpustakaan.72
Pihak di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi telah menganggap perpustakaan
sekolah sangat membantu mereka dalam beraktivitas sehubungan dengan
kegiatan pembelajaian. Melalui perpustakaan sekolah, baik guru maupun siswa
bisa menambah wawasan berpikir dengan memanfaatkan buku yang telah
tersedia. Ada guru memanfaatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber
belajar mengajar seperti diskusi antara siswa-siswi dengan yang lainnya.
Wawancara dengan petugas pepustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
bahwa:
Para guru memanfaatkan perpustakaan dalam pembelajaran misalnya
dengan cara memanfaatkan perpustkaan sebagai sumber belajar untuk
proses kegiatan belajar mengajar dimana guru menggunakan beberapa
referensi yang ada di perpustakaan untuk menjelaskan pelajaran dan siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan mamperhatikan penjelasan materi
pada buku yang ada.73
Urgensi perpustakaan sangat dibutuhkan dalam pengajaran dimana dalam
perkembangannya saat ini perpustakaan bukan lagi dipandang sekedar alat bantu
tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pengajaran.
Wawancara dengan guru di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan
bahwa:
72Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 9 September 2018
73Ibid.,
58
Guru kurang memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah
dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya ketika dalam proses pembelajaran
di kelas maka buku-buku perpustakaan bisa dimanfaatkan dengan
meminjam untuk siswa. Setelah selesai belajar, maka buku-buku tersebut
dikembalikan lagi ke perpustakaan sekola, tetapi sangat disayangkan hal ini
masing belum dilakukan oleh seluruh guru.74
Selain satu alat bantu dalam proses pembelajaran yang bisa digunakan guru
adalah perpustakaan. Keberadaan perpustakaan bagi guru tidak dapat dihindari.
Dalam hal ini guru adalah sebagai penyampai pesan pembelajaran kepada peserta
didik sangat diperlukan dalam memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan
kemudahan (fasilitas) bagi kelangsungan proses belajar dan pembelajaran.
Wawancara dengan petugas perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
bahwa:
Untuk membiasakan siswa agar senang mengunjungi dan memanfaatkan
perpustakaan, maka pengelola perpustakaan memberikan waktu yag cukup
lama untuk meminjam buku, waktu yang diberikan kepada siswa untuk
meminjam buku perpustakaan yaitu satu minggu bisa memberikan
keleluasaan bagi siswa mendalami materi pelajaran yang mereka pelajari
dari buku-buku perpustakaan tersebut.75
Wawancara penulis dengan salah satu guru Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi yang mengatakan bahwa:
Mengenai bahan-bahan pustakaan yang dipinjamkan kepada siswa terbatas
dalam jumlah dan bahan-bahan pustakan yang dapat dipinjam oleh siswa
yaitu berupa buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran siswa dan
74Ibid.,
75Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 3 September 2018
59
dapat dibawa pulang. Untuk bahan cetak seperti kamus, majalah tidak
diperkenankan untuk dibawa pulang, tujuanya adalah agar siswa lebih
banyak memiliki waktu untuk membaca buku tersebut.76
Wawancara dengan Waka Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi yang mengatakan bahwa:
Kepada siswa-siswa di kelas pihak sekolah selalu memberikan nasehat,
agar mereka menerapkan kecintaan membaca dalam hidup mereka. Tanpa
membaca, maka mereka tidak akan berhasil dalam belajar. Tanpa membaca
pula mereka tentu mendapati banyak kegiatan belajar yang tidak selesai
untuk kerjakan.77
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diambil suatu
pemahaman bahwa, pemberian nasehat merupakan upaya guru di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi dalam belajar dan perpustakaan sekolah bisa digunakan
untuk melancarkan tujuan itu.Pada awalnya kemauan siswa dalam membaca
masih sangat kurang, hal ini terlihat lemah dan pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Wawancara dengan siswa yang
mengatakan bahwa:
Ketika guru mengajar di kelas, guru berusaha memberikan pujian kepada
siswa yang rajin membaca dan memotivasi siswa lainnya agar giat
membaca dan memcontoh temannya yang rajin membaca. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan motivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan
sehingga dapat menambah pengetahuan siswa dalam belajar.78
76Ibid.,
77Ibid.,
78Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 2 September 2018
60
Observasi penulis menemukan bahwa tindakan yang dilakukan guru di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi untuk mengarahkan siswa agar belajar dari
berbagai referensi yang ada di perpustaka salah satunya dengan melakukan pujian
bagi siswa yang terlihat sungguh-sungguh dengan keinginan mereka membaca
dan memberikan dorongan semangat belajar untuk terus belajar lebih giat lagi
dan sebelumnya. Bagi siswa yang kurang sungguh-sungguh, maka siswa tersebut
diajak untuk berdialog mengenai kurang berminatnya ia terhadap kegiatan
membaca dan dicari solusi pemecahan masalahnya.79
Wawancara peneliti dengan siswa yang mengaku sering berkunjung ke
perpustakaan, ia mengatakan bahwa:
Saya setuju dengan adanya himbauan kepada siswa untuk selalu
keperpustakaan di sekolah, karena siswa bisa memanfaatkan waktu yang
ada seperti saat istirahat untuk membaca buku-buku yang ada di
perpustakaan sekolah dan sebagai tempat diskusi dan tukar pikiran sesama
siswa ataupun dengan guru di sekolah. Meskipun tidak sering siswa yang
terlibat dalam hal itu.80
Upaya ini bila dilakukan secara berkesinambungan maka akan terlihat
hasilnya pada prestasi belajar siswa. Karena dengan membaca, siswa menjadi
terbuka cakrawala pengetahuannya dalam menuntut ilmu dan belajar di sekolah.
c. Pelayanan Penempatan dan Pengawasan Bahan Perpustakaan
79Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian 3 September 2018
80Ibid.,
61
Wawancara peneliti dengan pustakawan di Pondok Pesantren Jauharul Falah
Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi ia
mengatakan bahwa:
Pelayanan penataan diperpustakaan ini memang dilakukan melalui
penataan sarana yang ada di perpustakaan, salah satunya dengan penataan
referensi-referensi yang ada di perpustakaan, sehingga dengan penataan
tersebut siswa atau guru dan juga pengguna perpustakaan tidak kesulitan
memanfaatkan referensi ataupun sarana lainya.
Hasil wawancara peneliti dengan pustakawan di Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi ia mengatakan bahwa:
Pelayanan perpustakaan melalui kegiatan penataan ruang referensi dan
sirkulasi dilakukan dengan membagi rak buku sesuai dengan Judul,
pembahasan, dan fiksi dapat ditempatkan secara terpisah, tempat buku pada
rak buku dengan posisi berdiri dan punggung buku menghadap pembaca.
Untuk mempemnudah mencarinya serta jajaran buku berdasarkan ukuran
buku dari kiri saf rak paling atas, ke kanan mulai dari kelas kecil ke besar81
Wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa pemerintah
telah memberikan bantuan kepada Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi dalam
pengadaan buku-buku pelajaran, jadi kami selaku pimpinan disini membantu
pengawasan dari segi pemanfaatan dan pengelolaan pelayanan perpustakaan yang
tersedia di sekolah ini.82
81Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 5 September 2018
82Ibid.,
62
Berdasarkan hasil observasi di atas terlihat dan dapat ditarik suatu
keterangan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Kepala sekolah memberikan
implikasi terhadap kinerja yang dilakukan oleh para bawahannya dan para
karyawan. Hasil pengawasan yang diberikan oleh pihak sekolah adalah
mengevaluasi kemampuan kerja staf sekolah selama ini dalam mengelola
perpustakaan.83
Berdasarkan sejumlah hformasi yang terdapat pada temuan khusus, maka
dapat diketahui bahwa upaya yang dilakukan pihak sekolah terkait pengelolaan
pelayanan perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan hanya mengikuti
ketentuan-ketentuan yang dibutuhkan atau memang saatnya dilakukan, artinya
upaya-upaya yang ada ini bukan sebentuk inisiatif atau terobosan dari pihak
sekolah.
B. Hambatan dalam Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
Untuk mencapai atau menciptakan perpustakaan yang siap menjadi pusat
informasi bagi pemustaka, banyak permasalahan ataupun kendala yang dihadapi
pengelola perpustakaan, contohnya pada perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
dimana dalam mengolah sumber-sumber informasi terdapat beberapa kendala
diantaranya:
83Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 7 September 2018
63
1. Kerusakan Bahan Pustaka atau Sumber-sumber Informasi
Kerusakan pada bahan pustaka perlu mendapatkan perhatian yang sangat
serius, karena bahan pustaka merupan sumber informasi, jika sumber tersebut
rusak maka secara tidak langsung informasi yang terdapat pada bahan pustaka
akan musnah, kerusakan bahan pustaka terutama pada bahan tercetak diantaranya
bahan buku bisaanya rentan rusak karena beberapa factor yaitu: Faktor-faktor
yang menyebabkan kerusakan yaitu biologi, fisika, dan kimiawi, hal ini
dijelaskan oleh pengelola perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang
menjelaskan:
Kerusakan-kerusakan bahan pustaka bisaanya disebabkan oleh beberapa
factor, diantaranya faktor biologi, fisika, dan kimiawi biologis biasanya
disebabkan oleh serangga, lumut dan jamu. Sementara kerusakan yang
disebabkan oleh factor fisika, antara lain oleh cahaya, panas dan uap air,
dan kerusakan yang diakibatkan oleh faktor kimiawi disebabkan adanya
gas asam, debu, asap yang mengandung karbon, debu, tinta dan asam,
kerusakan-kerusakan tersebut perlu sekali mendapatkan penanganan yang
serius, karena jika tidak maka bahan pustaka akan musnah dan tidak bisa
dilestarikan lagi.84
Wawancara penulis dengan pustakawan di perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi, ia juga memberikan keterangan sebagai berikut:
Bahan pustaka merupan sumber-sumber informasi yang sangat penting
dilestarikan, karena hal yang paling pokok dalam sebuah perpustakaan
adalah bahan pustaka yang menjadi sumber informasi, kerusakan bahan
pustaka terutama pada bahan tercetak diantaranya bahan buku bisaanya
rentan rusak karena beberapa faktor yaitu: Faktor-faktor yang
84Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 11 September 2018
64
menyebabkan kerusakan yaitu biologi, fisika, dan kimiawi oleh karena itu
harus selalu diupayakan pelestariannya.85
Keterangan di atas juga dibenarkan oleh rekan pustakawan ia menjelaskan
sebagai berikut:
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan pada bahan-bahan
perpustakaan yang menjadi sumber-sumber informasi, kerusakan-
kerusakan tersebut bisa bersal dari biologi seperti karena jamur yang bisa
merusak, karena fisika bisaanya kelembapan ruangan yang tidak stabil, dan
kimiawi karena pengawetan bahan pustaka yang kurang baik sehingga
mengakibatkan sumber-sumber informasi menjadi rusak.86
Dalam rangka mengembangkan perustakaan perpustakaan perlu adanya
peningkatan program perpustakaan, tetapi hal yang dianggap lebih penting adalah
bagaimana menyelesaikan kendala-kendala dalam perpustakaan tersebut, karena
untuk mengatasi atau mencegah permasalahan ataupun kendala pada
perpustakaan pengelola pustaka harus mengetahui faktor-faktor yang bisa
merusak bahan pustaka dan cara mencegahnya.87
2. Minat Pemustaka terhadap Perpustakaan Relatif Kurang
Rendahnya minat siswa untuk keperpustakaan didasarkan pada beberapa
hal diantaranya: sebagian siswa tidak terbiasa dan tidak mengetahui manfaat dari
perpustakaan, selain itu kurangnya koleksi perpustakaan, sistem layanan,
pengelolaan dalam memberikan layanan, hal ini dijelaskan oleh Kepala
Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan bahwa:
85Ibid,.
86Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 8 September 2018
87Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 8 September 2018
65
Rendahnya minat siswa terhadap perputakaan karena terdapat beberapa
faktor diantanya siswa belum memahami sepenuhnya fungsi dari
perpustakaan itu sendiri, kurangnya informasi yang diperoleh dari
perpustakaan sehingga siswa menjadi malas keperpustakaan, adanya
perbedaan pandangan atau pendapat tentang perpustakaan, tetapi
sebenarnya kami pihak perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi ini sudah mengatasi permasalah-permasalah ini walaupun memang
hasilnya belum sesuai dengan yang kita harapkan.88
Keterangan di atas juga di perjelas oleh salah satu pustakawan di
perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan sebagai
berikut:
Masih banyak mahasiswa yang kurang memahami sepenuhnya fungsi dari
perpustakaan itu sendiri, siswa keperpustakaan kebanyakan hanya karena
ada beberapa tugas yang harus dikerjakan, tetapi belum seluruhnya
menyadari bahwa perpustakaan juga merupakan gudang ilmu pengetahuan,
hal ini masih sering terjadi karena masih rendahnya minat mahasiswa
untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber ilmu.89
Selain itu, dalam wawancara yang sama peneliti juga memperoleh informasi
dari pustakawan di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, yaitu
sebagai berikut:
Alasan lain para mahasiswa untuk lebih sering kepepustakaan karena masih
kurang lengkapnya sumber-sumber informasi yang disediakan di
perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, sehingga hal ini
menjadikan minat mahasiswa menjadi berkurang untuk menggunakan
88Ibid.,
89Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 12 September 2018
66
perpustakaan sebagai kebutuhan dan memanfaatkannya sebagai sumber
pengetahuan yang mendukung kualitas belajar mahasiswa tersebut.90
Banyak siswa yang berasal dari berbagai kelompok, strata sosial, tingkat
pendidikan, etnis, suku dan kebudayaan berbeda mempunyai sikap, pandangan,
cara berfikir, wawasan, dan persepsi terhadap sesuatu juga berbeda, oleh karena
itu keterbatasan akses informasi, komunikasi dan respon terhadap perpustakaan
juga berbeda, hal ini berpengaruh pada minat terhadap perpustakaan, karena
kurangnya minat pemustaka kepada perpustakaan disebabkan kurangnya
informasi dan akses terhadap perpustakaan sehingga tidak terbiasanya dengan
perpustakaan dan kurang memahami perpustakaan walaupun pada dasarnya
pihak perpustakaan telah mengantisipasi permasalahan tersebut.91
3. Kondisi dan Layanan Perpustakaan Masih Kurang Maksimal
Di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi perpustakaannya terdapat
permasalahan yaitu kondisi yang kurang menarik dan layanan yang masih kurang
efektif sehingga menimbulkan kurangnya siswa yang berminat ke perpustakaan,
berikut ini pegelola perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, yang
memaparkan pendapatnya dengan memberikan informasi sebagai berikut:
Kurang baiknya kondisi di perpustakaan memang menjadi alasan siswa
menjadi malas keperpustakaan, tetapi sebenarnya kondisi ruangan yang di
gunakan diperpustakaan ini tidak terlalu sempit dan dikategorikan cukup
untuk sebuah perpustakaan, hanya belum adanya fasilitas yang lebih
90Ibid.,
91Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 12 September 2018
67
lengkap yang disediakan disana, seperti keadaan suhu, udara dan tempat
membaca yang memang masih kurang.92
Dalam hal ini penulis mewawancarai salah satu siswa bernama Nur Fadila
yang menjelaskan sebagai berikut:
Perpustakaan yang ada di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi ini memang
secara kondisi belum begitu menarik perhatian kami khususnya dan
mahasiswa lainya pada umumnya, karena menurut kami keadaan ruangan
misalnya terkadang panas karena tidak semua ruangan ada AC, penataan
buku yang kadang-kadang bukan pada tempatnya, kurangnya koleksi buku
yang kami butuhkan sehingga layananya menjadi kurang, dan akhirnya
para siswa menjadi kurang semangat untuk keperpustakaan dan lebih suka
mencari informasi keinternet atau ketempat lain.93
Dalam permasalahan ini penulis berhasil mewawancarai pegelola
perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi yang memaparkan pendapatnya
sebagai berikut:
Adanya batasan atau jarak antara siswa dan perpustakaan ini memang sulit
sekali di upayakan, keinginan atau minat siswa untuk menggunakan
perpustakaan sebagai kebutuhan memang sangat sedikit sekali, hal ini
karena siswa belum dan masih banyak yang belum bisa memahami
pentingnya sebuah perpustakaan sebagai komponen layanan publik di
bidang pendidikan dalam arti luas yang banyak memberikan manfaat, dan
bahkan seperti menganggap tidak begitu berperan dalam pendidikanya.
Tetapi walaupun begitu pihak perpustakaan tetap mengambil langkah-
langkah untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.94
92Ibid.,
93Ibid.,
94Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 12 September 2018
68
Keadaan yang demikian tidak boleh berlangsung terus menerus, karena
tidak menguntungkan semua pihak, perpustakaan dan siswa. Oleh karena itu
harus diupayakan terciptanya jembatan yang menghubungkan dan
menghilangkan jarak tersebut, sehingga timbul suatu sinerji dan kesamaan
pandangan serta kepentingan antara keduanya. Jembatan tersebut adalah suatu
pengertian, pemahaman, persamaan persepsi, dan pemaknaan dalam siswa
tentang pentingnya perpustakaan sebagai pusat informasi, sumber belajar, tempat
menghimpun, memelihara dan melestarikan khasanah budaya bangsa yang sarat
dengan nilai-nilai filosofis, histories, dokumentatif, ilmiah, informative, rekreatif,
dan konstruktif.
C. Strategi yang dilakukan untuk Meningkatkan Pelayanan Perpustakaan
di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
1. Mengembangkan Minat Membaca
Pelayanan perpustakaan bukan hanya menyediakan bahan-bahan bacaan
tetapi merupakan kegiatan menjadi alat yang fundamental untuk belajar bagi
siswa. Begutu juga yang dilakukan di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,
pihak perpustakaan selalu membudidayakan kebisaaan membaca, dengan
berbagai cara telah diupayakan walaupun hasilnya belum maksimal. Hal ini
seperti yang dijelaskan oleh pustakawan yang memaparkan jawabanya sebagai
berikut:
Di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi ini memang minat baca
siswa masih rendah, banyak sekali faktor penyebab siswa itu malam
membaca hingga pada akhirnya siswa sangat minim sekali dengan
69
pengetahuan, tetapi di sini selalu saya himbau untuk selalu memanfaatkan
waktu luang dengan membaca buku diperpustakaan, tapi berhubung minat
yang masih relatif rendah maka hanya sebagian siswa saja yang aktif
membaca, padahal pihak perpustakaan dengan segala upaya telah
menyediakan fasilitas perpustakaan walupun belum seutuhnya sempurna,
oleh karena itu kami tidak henti-hentinya mengajak dan menghimbau siswa
untuk terus membaca buku.95
Untuk lebih memperjelas penulis mewawancarai Kepala Perpustakaan yang
juga menjelaskan masalah minat membaca buku yang terdapat di Perpustakaan
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi beliau menjelaskan sebagai berikut:
Pengembangan minat membaca pada siswa yang dilakukan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe
Ulu Kabupaten Muaro Jambi ini pada dasarnya mempunyai tujuan
menanamkan kebisaaan dan rasa senang membaca pada diri siswa, karena
pada dasarnya minat itu bukan hasil pembawaan manusia, tetapi akan
dibentuk atau diusahakan, dipelajari dan dikembangkan, selain itu minat itu
bisaanya membawa inisiatif dan mengarah kepada kelakuan atau tabiat
manusia, oleh karena itu pihak perpustakaan selalu menghimbau,
mengajak, menyarankan siswa untuk selalu membaca agar siswa terbisaa
dengan hal tersebut.96
Selain itu dalam wawancara yang sama dengan Kepala Perpustakaan
menambahkan dengan memaparkan jawabanya sebagai berikut:
Pembinaan dan pengembangan minat baca merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan, dan peningkatan
minat untuk suka membaca, sedangkan membaca merupakan kegiatan
kompleks yang di sengaja, dalam hal ini merupakan proses berfikir yang di
dalamnya terdiri dari berbagai aksi pikir yang bekerja secara terpadu
mengarah kepada satu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis
secara keseluruhan. Aksi-aksi pada waktu membaca tersebut berupa
95Ibid.,
96Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 15 September 2018
70
memperoleh pengetahuan dari simbul- simbul huruf atau gambar yang di
amati, pemecahan masalah yang timbul serta menginterpretasikan simbul-
simbul huruf atau gambar- gambar, dan sebagainya.97
Semakin tinggi tingkatan perpustakaan maka semakin ringan pula
pembinaannya, sebab semakin tinggi tingkatan perpustakaan seseorang akan
lebih mampu membaca.98
Peneliti juga mewawancarai pengelola perpustakaan
yang menjelaskan mengenai mengembangkan minat membaca siswa yaitu
sebagai berikut:
Pembinaan ataupun pengembangan minat baca siswa bisaanya saya
lakukan dengan cara mengajak siswa berdiskusi mengenai kelebihan
membaca buku diperpustakaan, menyarankan menggunakan bahan atau
referensi perpustakaan jika memerlukan buku panduan untuk
menyelesaikan tugas, lebih memperkenalkan buku-buku yang bisa menarik
perhatian mereka misalnya melalui buku-buku pengetahuan yang langka
untuk diperoleh informasinya, dengan cara ini saya bisa melakukan
pendekatan kepada siswa dan mengajak secara bertahap agar siswa gemar
dan berminat untuk membaca buku.99
Dalam rangka mengemban misi perpustakaan, pustakawan selaku pengelola
pustaka perpustakaan harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan
membaca siswanya sehinggga pada diri mereka tumbuh rasa senang
membaca.Untuk dapat membina kemampuan membaca siswa pustakawan
pustakawan harus benar- benar memahami seluk beluk membaca, seperti prinsip-
97Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 11 September 2018
98Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 11 September 2018 99
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 15 September 2018
71
prinsip membaca, karakteristik membaca yang baik, kesiapan membaca, cara-
cara memotivasi siswa agar senang membaca, dan sebagainya.100
2. Menyediakan Sarana dan Prasarana Pendukung dalam Pelayanan
Perpustakaan
Sarana dan prasarana perpustakaan sangat menunjang
perkembangan perpustakaan itu sendiri, hal ini seperti dijelaskan oleh
pustakawan di perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
beliau menjelaskan sebagai berikut:
Peningkatan sarana dan prasarana sangat penting dilakukan karena
sangat menunjang kualitas layanan perpustakaan, seperti sarana
ruang baca yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat baca
pemustaka, sarana sumber-sumber informasi yang lengkap sehingga
pemustaka lebih aktif menggunakan perpustakaan dan juga sarana
lingkungan yang kondusif untuk mendapatkan sumber-sumber
informasi yang dibutuhkan.101
Keterangan di atas juga ditambahkan oleh pustakawan di
perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi beliau
menjelaskan sebagai berikut:
Sarana dan prasaran di perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi memang belum maksimal secara
keseluruhan, tetapi kami selalu mengupayakan untuk melengkapi
sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh
para pemustaka, karena sarana dan prasarana yang mendukung akan
100Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 11 September 2018 101
Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 15 September 2018
72
lebih meningkatkan kualitas pelayanan khususnya dalam mengolah
sumber-sumber informasi perpustakaan.102
Wawancara penulis dengan salah satu siswa Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi, yaitu Rahma Sanusi, ia menjelaskan sebagai
berikut:
Keadaan sarana dan prasarana di Perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi ini memang belum seluruhnya lengkap,
tetapi sarana disini cukup memadai, seperti ketersediaan sumber-
sumber informasi walaupun belum lengkap seluruhnya tetapi cukup
banyak. Selain itu sarana ruangan dan tempat sumber-sumber
informasi juga sudah cukup bervariasi.103
Berdasarkan keterangan dan hasil observasi maka dapat disimpulkan
bahwa keberadaan sarana dan prasarana di perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi sudah cukup baik meskipun belum seluruhnya
maksimal ataupun lengkap, tetapi keadaan sarana dan prasarana sudah
cukup meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pelayanan sumber-
sumber informasi yang dibutuhkan oleh para pustakawan.104
3. Mengadakan Program Pembinaan Pelayanan Perpustakaan
Setiap orang tidak selalu sama, bahkan mempunyai potensi untuk berbeda
satu sama lain, maka di dalam melakukan pembinaan perlu mempertimbangkan
dan memperhatikan semua aspek. Seperti hasil wawancara penulis dengan
102Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 12 September 2018
103Ibid.,
104Ibid.,
73
pustakawan mengenai program pembinaan pengelolaan perpustakaan untuk
meningkatkan tenaga profesioanal yaitu sebagai berikut:
Untuk meningkatkan tenaga-tenaga professional yang menguasai
perpustakaan maka kami diharuskan mengikuti ataupun lulusan dari
pendidikan formal dan diutamakan dari pendidikan jurusan perpustakaan.
Pendidikan formal ini sangat mendukung peningkatkan kualitas
profesionalitas kerja para pustakawan, oleh karen itu harus benar-benar
berasal dari pendidikan formal.105
Tanpa memperhatikan hal-hal tersebut maka upaya pembinaan sumber daya
manusia tentunya dalam meningkatkan kualitas profesionalitas kerja pustakawan
dapat menemui hambatan dan kurang berhasil secara maksimal. Seperti
keterangan pustakawan yang menjelaskan sebagai berikut:
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pustakawan dalam mengolah sumber-sumber informasi yaitu para
pustakawan harus pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu perpustakaan
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi juga mengadakan pelatihan dalam
jabatan dan melalukan pelatihan di luar jabatanserta magang.106
Selain upaya-upaya tersebut di atas, upaya mengikuti berbagai kegiatan
yang dilakukan di luar kegiatan perpustakaan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan pustakaan dalam mengolah sumber-sumber informasi,107
seperti
keterangan pengelola perpustakaan yang memberikan informasi sebagai berikut:
Para pustakawan di perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-
Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi juga dianjurkan untuk mengikuti kegiatan seminar, Ioka karya,
105Ibid.,
106Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 11 September 2018
107Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 11 September 2018
74
workshop, dan sejenisnya, karena kegiatan-kegiatan ini dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pengelolaan
perpustakaan, sehingga pustakawan juga akan lebih banyak belajar dan
mendapatkan pengalaman yang lebih maksimal.108
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa untuk meningkatkan kemampuan pustakawan dalam mengolah sumber-
sumber informasi perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa
Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi melakukan
beberapa upaya diantaranya pustakawan harus mengikuti pendidikan formal,
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Mengadakan pelatihan dalam jabatan (on
the iob trainning), melalukan pelatihan di luar jabatan (offthe job trainning) serta
magang dan mengikuti seminar, Ioka karya, workshop, dan sejenisnya.109
4. Meningkatkan Kemampuan Profesional Pustakawan
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak perpustakaan Pondok Pesantren
Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten
Muaro Jambi untuk meningkatkan kemampuan professional para pustakawan,
seperti yang dijelaskan pustakawan yaitu sebagai berikut:
Setiap pustakawan harus memiliki kemampuan dasar untuk memahami
perpustakaan diantaranya memiliki kemampuan membuat perencanaan
pengadaan bahan pustaka, pengklasifikasian, pengkatalog dan menyusun
bahan-bahan pustaka serta menginventarisasi bahan-bahan pustaka,
sehingga sumber-sumber informasi mudah diakses oleh para pengguna
perpustakaan.110
108Ibid.,
109Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 15 September 2018 110
Ibid.,
75
Selain itu, dalam wawancara dengan dengan pustakawan, peneliti juga
memperoleh informasi sebagai berikut:
Banyak sekali kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki dan dipahami
oleh para pustakawan salah satunya yaitu kemampuan dalam melayani
peminjaman buku-buku, kemampuan memberikan bimbingan, kemampuan
membina minat, kemampuan memberikan bantuan informasi dan
kemampuan memahami bakat dan minat pembaca. Dengan memiliki
kemampuan-kemampuan tersebut maka pustakawan diharapkan dapat
mengelola sumber-sumber informasi dengan baik.111
Selain itu, para pustakawan di perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul
Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro
Jambi juga dituntut untuk membangun kemampuan profesional, seperti
keterangan sebagai berikut:
Sebagai pustakawan kami dituntut untuk bisa mengembangkan dan
mengelola layanan informasi yang nyaman, mudah diakses, efektif dari
segi biaya yang sejalan dengan arahan strategis dan sesuai dengan tujuan
institusiorganisasi. Memperhatikan kebutuhan dan mau mendengarkan
aspirasi kemampuan untuk mengevaluasi secara kristis dan menyaringnya,
seperti memantau perkembangan informasi global, memilih, menyaring
demi kepentingan pengguna.112
Informasi di atas juga ditambahkan oleh pustakawan di perpustakaan
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, ia mengatakan:
Sebagai pustakawan yang dituntut untuk memiliki kemampuan yang bisa
memberikan dukungan yang baik untuk pemakai perpustakaan dan layanan
informasi, seperti memberikan informasi tentang penggunaan fasilitas
perpustakaan dengan baik, membuka layanan informasi dan menjalin
111Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 12 September 2018
112Wawancara, oleh peneliti dengan responden penelitian, 11 September 2018
76
komunikasi dengan pengguna seperti menyediakan bantuan dan referensi
secara online.113
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dapat mensintesis hasil
penelitian yaitu sebagai berikut: kemampuan pustakawan di perpustakaan Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu
Kabupaten Muaro Jambi, terlihat dari kegiatan secara terus menerus memperbaiki
layanan informasi untuk merespon perubahan kebutuhan pemakai, seperti
memantau penyebaran informasi penting dalam institusi/orsanisasi dan
memfokuskan kembali layanan informasi sesuai kebutuhan.114
113Ibid.,
114Observasi, peneliti di Perpustakaan Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi, 15 September 2018
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
4. Layanan Curreat Awarness di Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy
Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi
dilaksanakan sebagai berikut: meningkatkan pelayanan sumber-sumber
informasi perpustakaan melalui pelayanan sumber informasi perpustakaan
terhadap pemustaka, pelayanan perawatan sumber-sumber informasi,
pelayanan pemeliharaan sumber-sumber informasi, pelayanan
pengembangan sumber-sumber informasi, melakukan inventarisasi agar
perpustakaan sekolah benar-benar terawat dan koleksi-koleksi bahan
pustakanya dapat terjaga. Memaksimalkan pemakaian bahan pustaka,
melakukan penempatan bahan serta pengawasan pustaka perpustakaan.
5. Hambatan yang dihadapi meningkatkan pelayanan perpustakaan di Pondok
Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap Kecamatan
Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi diantaranya yaitu adanya kerusakan
bahan pustaka, minat pemustaka terhadap perpustakaan relatif kurang dan
kondisi layanan perpustakaan masih kurang maksimal.
6. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan di
Pondok Pesantren Jauharul Falah Al-Islamy Desa Sungai Terap
Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi diantaranya
78
meningkatkan kemampuan profesional pustakawan, mengembangkan
minat membaca pada siswa, menyediakan sarana dan prasarana pendukung
dalam pelayanan perpustakaan dan mengadakan program pembinaan
pelayanan perpustakaan
B. Rekomendasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan beberpa rekomendasi
yaitu sebagai berikut.
1. Pengelola pendidikan di sekolah ini selalu berkoordinasi dan bekerjasama
dengan pihak-pihak terkait (stakeholder) untuk meningkatkan efektivitas
pelayanan perpustakaan sekolah di masa yang akan datang. Kepala
sekolah dan kepala perpustakaan sekolah serta jajarannya harus
mengadakan kerjasama yang baik dengan para pendidik (guru), orang tua
siswa sebagai anggota komite sekolah, masyarakat sekolah, dan instansi
terkait yang bisa mengkontribusikan fasilitas untuk perpustakaan sekolah.
2. Para pendidik (guru) selalu berkooordinasi dengan pustakawan dengan
segala kebijakannya, sehingga demikian pemanfaatan perpustakaan
sekolah sebagai salah satu sumber belajar untuk meningkatkan minat baca
di sekolah dapat di manfaatkan secara optimal. Artinya bahwa para
pendidik sadar sepenuhnya dengan peranan perpustakaan sekolah, dan bisa
mengkoordinasi, mengarahkan anak didiknya untuk mendukung “reading
culture” budaya membaca dan optimalisasi pemanfaatan perpustakaan.
Hal tersebut juga dapat mendukung terwujudnya peningkatan mutu bagi
peserta didik.
79
3. Pustakawan untuk senantiasa, berkontribusi aktif dalam pelayanan, dan
selalu melakukan inovasi-inovasi atau perbaikan-perbaikan yang lebih
baik kedepan di segala aspek pengelolaan perpustakaan sekolah, sehingga
proses pengelolaan perpustakaan sekolah menjadi optimal dan lebih efektif
lagi. Artinya bahwa segala bentuk hal yang dapat menghambat
peningkatan, dan kemudahan pelayanan ke pada pengguna perpustakaan
harus diminimalisasi dan jika memungkinkan untuk dihilangkan.
4. Stakeholder pendidikan untuk senantiasa menyumbangkan ide, tenaga,
dana, dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang relevan diperlukan
dalam pelayanan perpustakaan sekolah, sehingga semua komponen
perpustakaan sekolah makin meningkatkan efektivitas pengelolaan dan
pelayanannya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI: Syaamil Cipta
Media, 2010
---------, (Juknis) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kreditnya Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia 2015.
---------, UU Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar Grafika,
2006
Buchari Katutu, Manajemen Perpustakaan: Menelisik Pelayanan Perpustakaan
IAIN STS Jambi, Jambi: Bonanza, 2011
Darmono Perpustakaan Sekolah:Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
Jakarta: Grasindi Anggota IKAPI, 2007
Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014
Hani Handoko, Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta: BPEF, 2011
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah: Menuju Perpustakaan Modern dan
Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2009
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2011
Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung: Alfabeta: 2014
Lasa, Manajemen Perpustakaan Sekolah: ditulis Secara Teknis dan dilengkapi
oleh seorang Pustakawan Senior yang Berpengalaman Mengelola
Perpustakaan dan Pendidikan Pustakawan, Jakarta:Pinus Book
Publisher, 2009
Pawit Rahayu, Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan Sekolah, Jakarta:
Kencana, 2007
81
Ronny Kountur, Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis: dilengkapi
dengan Contoh Laporan Penelitian, Jakarta: PPM, 2007
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
2009
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 2009
Yaya Suhendar, Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada
Media Group, 2014