TREN PENGGUNAAN APLIKASI GO-FOOD DALAM …repository.ub.ac.id/12290/1/Rylo Herdiansyah S.pdf ·...
Click here to load reader
Transcript of TREN PENGGUNAAN APLIKASI GO-FOOD DALAM …repository.ub.ac.id/12290/1/Rylo Herdiansyah S.pdf ·...
TREN PENGGUNAAN APLIKASI GO-FOOD
DALAM PEMESANAN PRODUK AYAM OLAHAN
DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
Rylo Herdiansyah S
NIM. 145050101111241
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
TREN PENGGUNAAN APLIKASI GO-FOOD DALAM
PEMESANAN PRODUK AYAM OLAHAN DI
KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
Rylo Herdiansyah Saputra
NIM. 145050101111241
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Rylo Herdiansyah Saputra,
dilahirkan di Garut pada tanggal 23 Oktober 1995 sebagai putra
pertama Bapak Ibnu Soleh bin Ibnu Kamal dan Ibu Susanah.
Penulis memulai jenjang pendidikan formal pada tahun 2001 di
TK Islam Al-Barkah selama satu tahun ajaran, kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03
Hegarmanah, Cikarang Timur Kabupaten Bekasi pada tahun
2002-2007, pada tahun 2007-2008 pindah dan melanjutkan
sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Simpangan,
Kabupaten Bekasi, lalu melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi pada tahun 2008-2011 dan menjenjang
pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3
Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi pada tahun 2011-2014.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan sarjana di
Universitas Brawijaya melalui jalur SNMPTN Undangan untuk
Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan.
Selama menjalankan studi di Universitas Brawijaya,
penulis aktif mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan
perlombaan seperti menjadi anggota unit kegiatan mahasiswa
Basic Shooting Club (BSC-UB) Universitas Brawijaya,
menjadi kordinator bagian Kewirausahaan Majelis Ta’lim
Forum Ukhuwah Islamiyah Mahasiswa Peternakan Universitas
Brawijaya (MT-FUNA) Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya, dan pernah meraih prestasi Juara 3 Menembak
Sasaran dalam Olimpiade Brawijaya tahun 2015 serta Lolos
Pendanaan Pekan Mahasiswa Wirausaha (PMW) tingkat
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya pada tahun 2016.
TREN PENGGUNAAN APLIKASI GO-FOOD DALAM
PEMESANAN PRODUK AYAM OLAHAN DI
KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
Rylo Herdiansyah Saputra1), Bambang Ali Nugroho2), dan Hari
Dwi Utami2)
1) Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan Ekonomi Sosial, Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya
E-mail : [email protected]
RINGKASAN
Beberapa tahun belakangan ini perkembangan dan
kecanggihan teknologi terus berkembang dibandingkan dengan
beberapa tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh terhadap
perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini dipengaruhi
oleh perkembangan dan kecanggihan teknologi, salah satunya
adalah tren penggunaan gadget dan internet. Go-food
merupakan layanan Go-jek yang melayani food delivery service
di Indonesia. Sistem yang digunakan oleh Go-Food sudah
modern dan juga merakyat karena selain aplikasi yang
ditawarkan sangat lengkap mulai dari rincian menu makanan,
foto makanan, harga, promo restoran, biaya ongkos kirim,
identitas driver, alamat restoran, dan estimasi jarak tempuh
dapat ditampilkan dalam satu aplikasi di handphone konsumen.
Kebutuhan akan makanan khususnya produk ayam olahan di
Kota Malang sangat tinggi peminatnya, hal ini didasari oleh
produk ayam olahan adalah salah satu sumber makanan dengan
nilai gizi yang baik, cita rasa yang enak dan dapat diterima oleh
semua kalangan, serta harganya yang terjangkau. Tren
penggunaan aplikasi Go-Food dalam pemesanan produk ayam
olahan di Kota Malang saat ini dirasa sudah sangat tinggi
sehingga perlu dilakukan penelitian tentang tren penggunaan
aplikasi Go-Food di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Universitas
Brawijaya Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan pada
restoran “Ayam Uleg Cak Abit” yang menjual produk ayam
olahan sekaligus mitra Go-Food di Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang pada tanggal 19 Februari 2018 sampai 20 Maret
2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik konsumen Go-Food yang melakukan tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food, untuk mengetahui perilaku konsumen dalam
proses pengambilan keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food, serta untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam tren
pengambilan keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang. Total sampel
yang digunakan dalam penelitian adalah 130 responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu
dilakukan kunjungan untuk pengumpulan data responden
dengan menggunakan angket atau kuisioner untuk diolah
menjadi suatu hasil analisis data. Penentuan responden
menggunakan cara purposive sampling dan accidental
sampling.
Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pada
uji validitas nilai r hitung > r tabel (0,1723) artinya setiap
indikator variabel adalah valid. Uji reliabilitas memiliki nilai
alpha cronbach untuk semua variabel > 0,6 sehingga semua
variabel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu reliabel.
Hasil nilai Kaiser–Meyer-Olkin (KMO), semua variabel > 0,50
(KMO > 0,50) maka nilai tersebut adalah signifikan.
Berdasarkan uji asumsi klasik, hasil setiap uji sudah memenuhi
syarat sehingga dapat dilanjutkan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, indeks
kinerja driver Go-Food; indeks promosi Go-Food dan mitra Go-
Food ; serta indeks sistem layanan Go-Food memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tren keputusan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Didapatkan persamaan
regresi Y = 2,143 + 0,259 F1 + 0,682 F2 + 0,404 F3 + 0,209 F4 .
Diperoleh nilai R Square sebesar 0,567 yang artinya tren
keputusan pembelian melalui Go-Food dipengaruhi oleh empat
indeks yaitu sebesar 56,7% sementara sisanya adalah sebesar
43,3% dipengaruhi oleh indeks lain diluar penelitian ini. Hasil
perhitungan nilai F hitung > F tabel yaitu 14,035 > 1,87 atau
nilai Sig. F (0,000) < 𝛼 = 0,05 maka adanya pengaruh yang
signifikan terhadap tren keputusan pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakteristik
konsumen yang melakukan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang yaitu
perempuan berumur 19-26 tahun lulusan SMA/Sederajat
dengan pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000.
Pengambilan keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang, lebih
didasarkan adanya pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food
pada tahun sebelumnya, daripada indikator lainnya yaitu
kepuasan dalam melakukan pembelian; kebutuhan pelayanan
yang cepat; dan coba-coba. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan tren pembelian produk
ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang
utamanya oleh faktor promosi Go-Food dan mitra Go-Food;
faktor sistem layanan Go-Food; serta faktor kinerja driver Go-
Food menjadi pertimbangan terakhir bagi konsumen dalam tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Kata kunci : M-Commerce, Go-Food, ayam olahan.
TRENDS IN THE USE OF GO-FOOD APPLICATION
FOR ORDERING PROCESSED CHICKEN PRODUCT
IN LOWOKWARU SUBDISTRICT MALANG CITY
Rylo Herdiansyah Saputra1), Bambang Ali Nugroho2), and Hari
Dwi Utami2)
1) Student of Social Economics Department, Faculty of Animal
Science, Brawijaya University, Malang 2) Lecturer of Social Economics Department, Faculty of
Animal Science, Brawijaya University, Malang
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
The research was conducted in Malang city.
Research investigated the characteristics of consumers, the
purchasing decision trend, and the factors that influence
consumer purchasing behavior toward processed chicken
products using Go-Food application in Malang City. The
sample used in this research were 130 respondents who were
Go-Food application users. Survey data were carried out during
one month from February 19 to March 20, 2018 to obtain
primary data. Secondary data were obtained by interviewing the
staff of the restaurant. Sampling method used is purposive
sampling method. Descriptive analysis, factors analysis and
regression analysis were applied to analyze the data. Results of
this research were first, characteristics of consumers who
purchase processed chicken products using Go-Food
applications were women between 19-26 years old with high
school as their latest education and has income range from IDR
1,000,000 - IDR 2,000,000. The purchasing decision trend of
processed chicken products using Go-Food applications in
Malang City, more based on the effect of the use of Go-Food
application trend in the previous year, than any other indicator
such as satisfaction in purchasing; fast service needs; and a try.
Consumer purchasing decision on processed chicken products
using Go-Food applications were influenced mainly by free
additional menu joining Go-Pay delivery promo and discount
forming promotion factor of Go-Food and partners, then
followed by cash on carry that joins the security service to
forming the factor of service system of Go-Food, furthermore
the standard operational procedures joining the appearance of
drivers form the driver performance factor, female consumers
into the last consideration.
Keywords : M-Commerce, Go-Food, processed chicken.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha
Kuasa atas segala limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan usulan penelitian
dengan judul “Tren Penggunaan Aplikasi Go-Food Dalam
Pemesanan Produk Ayam Olahan di Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang”. Untuk itu penulis juga sangat berterimakasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Ibnu Soleh dan Ibu Susanah, selaku orang tua
yang memberikan jasa-jasanya, kesabaran, doa, dan
pengorbanan yang luar biasa untuk penulis, serta Laily
Fatchiyah Lusiana, selaku adik tecinta yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
2. Dr. Ir. Bambang Ali Nugroho, MS., DAA., selaku
Pembimbing Utama dan Ir. Hari Dwi Utami, MS.,
M.Appl.Sc., Ph.D., selaku Pembimbing Pendamping
atas saran dan bimbingannya.
3. Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS., selaku Dekan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
4. Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP, selaku Ketua Program
Studi Peternakan yang telah banyak membina
kelancaran proses studi.
5. Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS., Dr. Ir. Sri Minarti.
MP., dan Dr. Agus Susilo, S.Pt., MP., selaku penguji
atas masukan dan saran selama Ujian Sarjana.
6. Saudari Khaerani Mahdinur Awlia, selaku teman setia
yang telah memberikan masukan dan saran demi
kelancaran penelitian.
7. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Suhendra selaku staf Restoran Ayam Uleg
Cak Abit.
Penulis telah berupaya menyelesaikan penulisan
usulan penelitian ini dengan baik, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca untuk menyempurnakan penulisan
usulan penelitian ini. Penulis berharap usulan penelitian
ini dapat menjadi masukan dan informasi yang
bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, Mei 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
Isi Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................... i
RIWAYAT HIDUP ..................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................. iii
ABSTRACT .................................................................. v
RINGKASAN .............................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................... 7
1.5 Kerangka Konsep Penelitian ............................ 8
1.6 Hipotesis ........................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................. 14
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ............................. 14
2.2 Landasan Teori ................................................. 17
2.2.1 Definisi E-commerse .............................. 17
2.2.2 Business to Consumer ............................ 17
2.2.3 Komponen E-commerse ......................... 17
2.2.4 Mobile commerse ................................... 19
2.2.5 Definisi Kualitas Pelayanan .............. …. 19
2.2.6 Kepuasan Pelayanan .............................. 20
2.2.7 Definisi Konsumen ................................ 21
2.2.8 Perilaku Konsumen ................................ 23
2.2.9 Keputusan Pembelian ............................. 28
2.3 Pengertian Tren ................................................ 31
2.3.1 Tren Penggunaan Internet ...................... 31
2.4 Gambaran Umum PT.Go-Jek Indonesia .......... 33
2.5 Aplikasi Go-Food ............................................. 35
2.6 Produk Ayam Olahan ....................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................ 38
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................... 38
3.2 Teknik Pengambilan Sampel ............................ 39
3.2.1 Penentuan Penarikan Sampel ................. 39
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel...................... 40
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ........................... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................... 42
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ......... 44
3.5 Analisis Data .................................................... 53
3.5.1 Analisis Faktor ....................................... 54
3.6 Uji Instrumen Penelitian .................................. 54
3.6.1 Uji Validitas ........................................... 54
3.6.2 Uji Reliabilitas ....................................... 55
3.6.3 Uji Asumsi Klasik .................................. 56
3.7 Uji Hipotesis Penelitian .................................... 57
3.7.1 Uji Parsial (Uji t) .................................... 57
3.7.2 Uji Simultan (Uji F) ............................... 57
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda .......... 58
3.8 Batasan Istilah .................................................. 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................... 60
4.1 Profil Usaha Ayam Uleg Cak Abit ................... 60
4.1.1 Deskripsi Tugas ...................................... 65
4.2 Profil PT.Go-Jek Indonesia .............................. 67
4.2.1 Aplikasi Go-Food ................................... 69
4.3 Karakteristik Responden .................................. 71
4.3.1 Jenis Kelamin ......................................... 71
4.3.2 Umur Responden .................................... 72
4.3.3 Pendidikan .............................................. 73
4.3.4 Pekerjaan ................................................ 75
4.3.5 Pendapatan ............................................. 77
4.4 Distribusi Frekuensi Responden....................... 79
4.4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas
Layanan .................................................. 79
4.4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Sistem
Pembelian .............................................. . 81
4.4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Produk
Ayam Olahan ......................................... 82
4.4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi .. 84
4.4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Harga ...... 85
4.4.6 Distribusi Frekuensi Tren Keputusan
Pembelian Produk Ayam Olahan ........... 87
4.5 Uji Instrumen Penelitian .................................. 89
4.5.1 Uji Validitas ........................................... 89
4.5.2 Uji Reliabilitas ....................................... 92
4.5.3 Hasil Analisis Faktor .............................. 94
4.5.4 Asumsi-asumsi Klasik ............................ 99
4.5.5 Analisis Regresi Linear Berganda .......... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................... 110
5.1 Kesimpulan ...................................................... 110
5.2 Saran ................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 112
LAMPIRAN ................................................................. 118
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Kualitas Layanan ................................................ 79
2. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Sistem Pembelian ................................................ 81
3. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Produk Ayam Olahan .......................................... 82
4. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Promosi ............................................................... 84
5. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Harga ................................................................... 85
6. Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap Tren
Keputusan Pembelian .......................................... 87
7. Uji Validitas Variabel ......................................... 91
8. Uji Reliabilitas Variabel ..................................... 93
9. Nilai KMO .......................................................... 95
10. Hasil Penggolongan Analisis Faktor ................... 96
11. Hasil Uji Normalitas ........................................... 100
12. Hasil Uji Autokorelasi ........................................ 101
13. Analisis Regresi Linear Berganda....................... 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konsep Penelitian ............................... 12
2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ........ 30
3. Logo Ayam Uleg Cak Abit ................................. 61
4. Daftar Menu Ayam Uleg Cak Abit ..................... 64
5. Struktur Organisasi Ayam Uleg Cak Abit .......... 65
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden ........................................................... 71
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Responden ........................................................... 73
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Responden ............................................ 74
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden ........................................................... 76
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Responden ........................................................... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini perkembangan dan
kecanggihan teknologi terus berkembang dibandingkan dengan
beberapa tahun sebelumnya. Hal ini berpengaruh terhadap
perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini dipengaruhi
oleh perkembangan dan kecanggihan teknologi, salah satunya
dari perkembangan dan kecanggihan teknologi tersebut adalah
tren penggunaan gadget dan internet. Menurut Nagy (2016)
perkembangan pesat teknologi internet bukan hanya terjadi
pada penggunaan produk tetapi saat ini berdampak pada sistem
ekonomi masyarakat luas, fenomena perkembangan teknologi
informasi dan internet pada sistem ekonomi ini dikenal dengan
electronic commerce (e-commerce), bahkan penyebaran
fenomena ini sangat cepat melanda negara-negara di dunia.
Pengguna internet di Indonesia yang selalu mengalami
peningkatan tiap tahunnya menjadi salah satu dari negara yang
cepat menerima sistem e-commerce. Menurut Survei Asosiasi
Pengguna Jasa Internet (2015) jumlah pengguna internet di
Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, pada
tahun 2011 presentase pengguna internet mencapai 55 juta jiwa;
pada tahun 2012 mencapai 63 juta jiwa; pada tahun 2013
mencapai 82 juta jiwa; pada tahun 2014 mencapai 107 juta jiwa;
dan pada tahun 2015 mencapai 139 juta jiwa. Tren penggunaan
gadget dan internet di Indonesia yang terus meningkat dalam
setiap tahunnya dapat dijadikan peluang oleh pelaku usaha bagi
industri inovatif yang berbasis internet. Peran internet dinilai
penting sebagai media penjelajah dunia maya dan juga media
2
pemasaran dalam dunia bisnis. Kulyk dan Michalowska (2016)
menjelaskan perilaku konsumen telah mengalami perubahan
yang signifikan karena perkembangan zaman dan hadirnya
sistem e-commerce sebagai budaya baru yang telah membuat
sebagian tata laksana sistem ekonomi berubah pada masyarakat,
contohnya yaitu perubahan sistem pembayaran manual menjadi
pembayaran elektronik dan pembayaran online. Banyak
perusahaan didunia bahkan di Indonesia saat ini telah
menggunakan teknologi informasi dan internet dalam
pekerjaannya. Menurut Michalowska, Kotylak dan Danielak
(2015) peran internet dalam sistem perusahaan saat ini seperti
e-commerce, e-purchase, dan e-marketing sangat efektif dalam
mencapai target, karena banyak peluang yang dapat
dimaksimalkan seperti jaringan konsumen yang lebih luas,
akses komunikasi yang sangat cepat, dan biayanya lebih murah.
Peran internet dan e-commerce dalam berbagai hal mulai dari
jejaring sosial, aplikasi, akses berita, foto, video, online
shopping, hingga jasa transportasi dan juga jasa pemesanan
makanan online berbasis aplikasi seperti salah satunya yaitu
Go-Food saat ini dapat diakses dengan mudah.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat
didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen yaitu
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, semua ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan
mempergunakan barang atau jasa secara ekonomis (Sunyoto,
2013). Perilaku konsumen merupakan suatu fenomena yang
unik dan menarik untuk dipelajari, dapat dikatakan bahwa
3
perilaku konsumen adalah muara dari berbagai teori dalam ilmu
ekonomi karena faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
ekonomi akan saling berkaitan dan mempengaruhi dengan teori
perilaku konsumen. Pada beberapa teori mengenai perilaku
konsumen, salah satunya yang sangat berpengaruh adalah
keputusan pembelian karena mulai dari rencana produksi
hingga pemasaran produk bertujuan agar konsumen melakukan
pembelian atas produk tersebut. Namun dalam proses menuju
keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh faktor-faktor atas
produk dan konsumen itu sendiri. Faktor-faktor tersebut berasal
dari internal ataupun eksternal konsumen tersebut. Menurut
Sunyoto (2013) proses keputusan pembelian dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, keputusan membeli, dan perilaku setelah
membeli. Jika produk yang ditawarkan oleh produsen dapat
mempengaruhi konsumen sehingga konsumen melakukan
pembelian atas produk tersebut maka produsen tersebut akan
mendapatkan keuntungan dan sukses meraih target yang
ditentukan dalam penjualan. Fenomena yang berkaitan dengan
teori perilaku konsumen dan perkembangan e-commerse dapat
dijadikan suatu riset yang menarik mengingat pada saat ini
penggunaan aplikasi yang menggunakan sistem e-commerse
hampir mencakup seluruh aktivitas sehari-hari seperti
berbelanja, pembayaran listrik, membeli pulsa, kegiatan
perbankan, memesan alat transportasi umum, sampai
pemesanan produk makanan yang siap dikirim selama 24 jam.
Hadirnya internet, membuat tata cara manusia melakukan
transaksi berubah, dari cara lama yang prosesnya
mengorbankan waktu dan biaya yang besar menjadi proses
yang lebih cepat dan lebih mudah. Era perkembangan internet
di tengah-tengah pertumbuhan penduduk yang begitu pesat
4
menjadi sesuatu hal yang membuat kebiasaan masyarakat
berubah dan peranan internet yang sangat membantu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Makanan adalah suatu kebutuhan wajib yang setiap
harinya harus terpenuhi, dengan adanya layanan aplikasi Go-
food memudahkan masyarakat kota Malang dalam memesan
makanan kapan dan dimana saja. Go-food merupakan layanan
Go-jek yang melayani food delivery service di Indonesia.
Layanan ini diselenggarakan sebagai kegiatan promosi dengan
cara menginformasikan tentang suatu produk yang disajikan
oleh distributor ataupun produsen tertentu, dalam hal ini adalah
penyaji kuliner. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Go-
Food adalah memberikan informasi serta pengenalan terhadap
produk kuliner. Sistem yang digunakan oleh Go-Food dibawah
perusahaan PT.Go-Jek Indonesia sudah sangat modern dan juga
merakyat karena selain aplikasi yang ditawarkan sangat lengkap
mulai dari rincian menu makanan, foto makanan, harga, promo
restoran, jasa ongkos kirim, identitas driver, alamat restoran,
dan estimasi jarak tempuh dapat ditampilkan dalam satu
aplikasi di handphone konsumen.
Go-Food merupakan bentuk bisnis yang mengandalkan
pelayanan pengiriman makanan (food delivery service) berbasis
aplikasi yang telah bekerja sama dengan lebih dari 30.000
restoran ternama di Indonesia (Anonimus, 2017). Go-Food
diciptakan sebagai bisnis yang bergerak dibidang layanan
(service) pesan antar makanan yang mengikuti perkembangan
globalisasi. Selain itu Go-Food hadir ditengah masyarakat
dalam orientasi pemenuhan kepuasan konsumen karena prinsip
kerja Go-Food yaitu mengantarkan pesanan kurang dari 60
menit, penggunaan aplikasi yang mudah di operasikan, fitur-
fitur aplikasi yang lengkap, dan biaya ongkos kirim yang
5
terjangkau. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2005) setiap
pelaku usaha di setiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki
kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan
menempatkan orientasi kepada kepuasan konsumen sebagai
tujuan utama.
Salah satu jenis makanan yang sering dipesan oleh
konsumen melalui aplikasi Go-Food adalah produk ayam
olahan. Variasi produk ayam olahan saat ini sudah sangat
beragam seperti ayam goreng, ayam bakar, ayam crispy, dan
lain-lain. Suatu produk daging ayam olahan dipilih oleh
konsumen karena rasanya enak, mudah ditemukan ditempat
makan, dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat, ragam
pilihan olahannya banyak, kandungan nutrisi yang baik, dan
harga yang ekonomis serta halal. Dari sisi lain Go-food
berusaha hadir sebagai perangsang pertumbuhan konsumen.
Hal ini juga difungsikan sebagai solusi atas masalah-masalah
konsumen yang ditemukan dalam evaluasi terhadap pasar.
Salah satu masalah yang muncul berkaitan dengan food
delivery service adalah pengaruh mobilitas masyarakat sebagai
konsumen. Kecenderungan masayarakat kota yang memiliki
mobilitas tinggi, keterbatasan waktu, dan kebutuhan yang tinggi
akan makanan kini mampu tertatasi dengan adanya Go-food.
Standar pelayanan yang tinggi dan ketepatan dalam delivery
service selalu dijunjung untuk memuaskan para pelanggan.
Kualitas memegang peranan penting dalam perusahaan jasa.
Untuk itu diperlukan suatu inovasi untuk memenangkan
persaingan dengan meningkatkan kualitas. Kualitas pelayanan
merupakan faktor penting yang berdampak pada keputusan
loyalitas yang dilakukan konsumen (Caruana, 2000). Kualitas
pelayanan diakui sebagai alat strategis untuk mencapai efisiensi
operasional dan bisnis untuk peningkatan kinerja.
6
Dari latar belakang diatas maka penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk menganalis tren penggunaan aplikasi Go-
Food dalam pemesanan produk ayam olahan di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen pengguna
aplikasi Go-Food di Kota Malang?
2. Bagaimana tren pengambilan keputusan konsumen
dalam pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kota Malang?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen
pengguna Go-Food di Kota Malang.
2. Untuk mengetahui tren pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen mengenai tren keputusan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
7
Adanya penelitian ini diharapkan dapat mencapai bebrapa
manfaat atau kegunaan, yaitu :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan sifat dan
karakteristik konsumen, menguatkan teori tentang e-
commerce, proses pengambilan keputusan pembelian,
mengetahui berbagai macam bentuk pemasaran online,
dan dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajari
selama perkuliahan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan referensi mengenai tren penggunaan
aplikasi Go-Food di kota Malang, produk ayam olahan
yang bermitra dengan Go-Food, dan penelitian
mengenai mobile commerse.
3. Bagi Universitas
Dapat menambah hasanah keilmuan sebagai
kepustakaan bilamana diperlukan kajian atau penelitian
lanjutan yang berkaitan dengan sistem e-commerce
melalui aplikasi pemesanan dan faktor-faktor perilaku
konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian
produk ayam olahan di Kota Malang.
4. Bagi Perusahaan
Sebagai informasi terhadap kualitas produk
dan kualitas pelayanan serta memberikan informasi
mengenai tingkat minat konsumen terhadap produk
yang ditawarkan.
5. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai
informasi dalam acuan untuk pengawasan serta
8
menentukan kebijakan terkait perkembangan mobile
commerce.
1.5 Kerangka Konsep Penelitian
Pada era globalisasi saat ini, penguasaan teknologi
menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara. Negara
dikatakan maju jika memiliki tingkat penguasaan teknologi
tinggi (high technology), sedangkan negara-negara yang tidak
bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering disebut
sebagai negara gagal (failed country). Kemajuan teknologi
adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Teknologi juga memberikan banyak kemudahan, serta sebagai
cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Manusia juga
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi teknologi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir
ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Ngafifi (2014) yang
menjelaskan bahwa kemajuan teknologi dalam bidang
kehidupan tidak dapat dipisahkan karena menyangkut aktivitas
yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu manfaat ataupun
tujuan dengan cara yang lebih baik.
Manfaat perkembangan teknologi yang digunakan
manusia dalam sistem ekonomi salah satunya adalah
perdagangan elektronik (e-commerce) yaitu pembelian,
penjualan, penyebaran, pemasaran barang atau jasa melalui
sistem elektronik seperti internet, televisi, www, atau jaringan
komputer lainya. Industri teknologi informasi melihat kegiatan
e-commerce ini sebagai peluang yang baik serta aplikasi dan
penerapan dari e-bisnis (e-business) bagi perusahaan atau
9
perorangan yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti
pemrosesan transaksi online (online transaction processing)
akan cepat mengalami inovasi dan perkembangan. E-commerce
merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business
lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga
pengkolaborasian mitra bisnis. Hal ini sesuai dengan penelitian
Michalowska et al (2015) yang menerangkan bahwa kemajuan
teknologi informasi dan teknologi komunikasi meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dunia bisnis dalam mendapatkan
konsumen maupun sumberdaya yang diperlukan.
Terdapat bermacam-macam sektor bisnis yang sangat
berkembang salah satunya yaitu bisnis dalam bidang kuliner
seperti restoran yang memproduksi ayam olahan misalnya ayam
goreng. Tentunya dengan keadaan sosial ekonomi yang maju
dan berkembang membuat para pelaku bisnis kuliner
memafaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan nilai
penjualan. Kualitas produk menjadi hal yang utama untuk dapat
memenangkan hati para konsumen karena faktor kualitas
produk merupakan hal dasar yang menjadi penilaian konsumen
dalam menentukan pilihan untuk melakukan keputusan
pembelian suatu produk. Hadirnya bermacam-macam restoran
yang menjual produk ayam olahan dan perpaduan kemajuan
teknologi e-commerce dalam sistem penjualan menghadirkan
variasi menu produk ayam olahan dan jasa pemesanan makanan
online seperti Go-Food, para pelaku bisnis menggunakan
peluang ini dalam pemenuhan kebutuhan kepada konsumen
akan makanan menjadi lebih menarik, mudah, dan efisien. Hal
ini sesuai dengan penelitian See-Kwong (2017) yang
menjelaskan bahwa kemajuan e-commerce dalam sektor bisnis
makanan berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi didunia, sehingga bisnis kuliner yang
10
notabene adalah kebutuhan primer bagi manusia tentu saja
sangat cepat dalam menerima kemajuan teknologi dan sistem e-
commerse untuk meningkatkan penjualan dan mengikuti tren
yang ada.
Aplikasi Go-Food adalah salah satu fitur dalam aplikasi
Go-Jek. Layanan Go-Food merupakan jasa layanan pesan antar
makanan secara online. Go-Food termasuk dalam salah satu
contoh mobile commerce di Indonesia yang dalam kegiatannya
dilakukan dengan menggunakan aplikasi pada handphone.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Go-Food adalah
memberikan informasi berupa rincian produk, promosi, harga
pada produk kuliner, memberikan driver yang profesional
dalam bekerja dan mengantarkan makanan sesuai pesanan
konsumen secara tepat waktu serta kondisi makanan dalam
keadaan baik. Go-Food memberikan konsumen kemudahan
dalam layanan pesan antar makanan. Banyak sektor bisnis yang
bekerjasama dengan Go-Food terutama dalam bidang kuliner
yang memproduksi ayam olahan yang sangat berkembang pesat
di kota Malang. Produk ayam olahan adalah salah satu produk
yang banyak diminati oleh konsumen dari berbagai kalangan,
sehingga dengan banyaknya mitra bisnis yang memproduksi
ayam olahan membuat konsumen mudah untuk
mendapatkannya. Konsumen memanfaatkan kemajuan
teknologi dengan adanya aplikasi Go-Food, yaitu melakukan
pemesanan makanan produk ayam secara online melalui sebuah
aplikasi yang dibuat oleh PT.Go-Jek Indonesia. Menurut
Beloborodova and Martynova (2016) layanan jasa delivery
online untuk meningkatkan penjualan adalah suatu inovasi yang
efektif dalam bisnis kuliner karena saat ini kehidupan
masyarakat kota sudah sangat sibuk bekerja sehingga
dibutuhkan jasa tersebut.
11
Penelitian ini melakukan pengukuran terhadap
pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food dalam pemesanan
produk ayam olahan di Kota Malang pada wilayah Kecamatan
Lowokwaru melalui beberapa variabel yaitu karakteristik
konsumen, kualitas layanan, sistem pembelian, produk ayam
olahan, promosi, dan harga. Untuk mengetahui kerangka pikir
secara lebih jelas dapat dilihat pada skema Gambar 1.
12
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Promosi(𝐗𝟗)
1. Go-Pay Delivery
Promo(X9.1)
2. Gratis tambahan
menu(X9.2)
3. Event bulanan Go-
Food(X9.3)
4. Viral marketing (X9.4)
Produk Ayam
Olahan(𝐗𝟖)
1. Rasa(X8.1)
2. Kemasan
(X8.2)
3. Variasi Menu(X8.3)
4. Kualitas produk
(X8.4)
Sistem
Pembelian(𝐗𝟕)
1. Cash on
carry
(X7.1)
2. Go-Pay(X7.2)
3. Manual
order (X7.3)
4. Standar
Operasional
Prosedur(
X7.4)
Harga(𝐗𝟏𝟎)
1. Keterjangkaua
n harga
produk(X10.1)
2. Kesesuaian
harga dengan
kualitas
produk(X10.2)
3. Kesesuaian
harga produk
dengan
manfaat(X10.3)
4. Diskon(X10.4)
Tren Keputusan
Pembelian Produk
Ayam Olahan
Menggunakan Aplikasi
Go-Food(Y)
1. Pengaruh tren
penggunaan aplikasi Go-
Food pada tahun
sebelumnya(Y1)
2. Kepuasan melakukan
pembelian produk ayam
olahan melalui aplikasi
Go-food (Y2)
3. Kebutuhan pelayanan
yang cepat (Y3)
4. Coba-coba (Y4)
Kualitas Layanan(𝐗𝟔)
1. Respon yang cepat(X6.1)
2. Profesionalisme (X6.2)
3. Penampilan driver (X6.3)
4. Keamanan layanan (X6.4)
Karakteristik Konsumen
1. Jenis Kelamin(X1)
2. Umur(X2)
3. Pendidikan(X3)
4. Pekerjaan(X4)
5. Pendapatan(X5)
13
1.6 Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2010)
hipotesis adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dirumuskan
atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara
atas masalah yang dirumuskan. Penelitian yang merumuskan
hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak
dirumuskan, tetapi diharapkan dapat ditemukan hipotesis dalam
hasil penelitian tersebut. Berdasarkan rumusan masalah serta
kerangka konsep penelitian yang telah dipaparkan, maka
diajukan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis 1 : Variabel cash on carry berpengaruh positif
terhadap tren keputusan pembelian produk
ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food
di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Hipotesis 2 : Variabel gratis tambahan menu berpengaruh
positif terhadap tren keputusan tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang.
Hipotesis 3 : Variabel standar operasional prosedur
berpengaruh positif terhadap tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang.
Hipotesis 4 : Jenis kelamin berpengaruh positif terhadap
tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian Sugianto dan Sugiharto (2013)
tentang pengaruh kualitas layanan, kualitas produk dan harga
terhadap keputusan pembelian serta kepuasan konsumen pasca
pembelian produk pangan di restoran Yung Ho Surabaya.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas
pelayanan, kualitas produk, dan harga. Berdasarkan penelitian,
maka dapat diketahui bahwa kualitas layanan berdasarkan
respon yang cepat, standar operasional prosedur, dan
keramahan pada restoran Yung Ho Surabaya memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal ini
didukung oleh Panjaitan (2016) bahwa kualitas layanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Go-Jek
di Jakarta. Penelitian sebelumnya juga mengenai kualitas
layanan adalah penelitian yang dilakukan oleh Osarenkhoe,
Komunda, dan Byarugaba (2017) yang menjelaskan bahwa
kualitas layanan berdasarkan profesionalisme kinerja dan
keamanan layanan pada konsumen membentuk loyalitas
konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan
menjadi semakin baik jika kualitas layanan yang diberikan
sebaik mungkin.
Penelitian Anggraeni dan Prijati (2016) mengenai
pengaruh promosi, diskon, dan impulse buying terhadap
keputusan pembelian produk ayam di hypermarket PTC
Surabaya. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berkelanjutan dalam melakukan pembelian, ketertarikan
terhadap diskon, gratis tambahan produk, dan kesenangan
dalam melakukan pembelian. Hasil menunjukan bahwa
variabel bebas yaitu promosi penjualan berdasarkan gratis
tambahan produk, diskon, dan impulse buying secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat yaitu keputusan pembelian. Penelitian Monintja,
Mandey, dan Soegoto (2015) juga menjelaskan faktor promosi
dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen di swalayan Manado.
Sistem Pembelian yang telah berkembang dengan
perpaduan e-commerse dalam dunia bisnis kuliner juga sangat
penting dilakukan. Penelitian Shakila, Fadzila, dan
Yusnidawati (2016) yang berjudul Faktor Penentu Terhadap
Layanan Pengiriman Makanan melalui e-commerse di daerah
Pasir Gudang, Malaysia menjelaskan bahwa dalam era modern
saat ini sistem penjualan makanan di daerah Pasir Gudang
sudah banyak yang menggunakan sistem e-commerse karena
hasilnya yang lebih efisien dan efektif serta menurut penelitian
yang sudah dilakukan menunjukan bahwa faktor layanan yang
baik, sistem pembayaran cash on carry, dan keamanan layanan
sangat menentukan tingginya minat dalam melakukan
pemesanan makanan secara online. Alat yang digunakan untuk
melakukan pemesanan makanan secara online yaitu dengan
aplikasi dihandphone, melalui telepon pada restoran, ataupun
melalui jaringan internet. Hal ini didukung oleh penelitian
Akbar (2014) menerangkan bahwa prangkat aplikasi
memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian dan
meningkatkan efisiensi dalam sistem pembelian karena semua
dilakukan oleh sistem komputer.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Definisi E-commerce
E-commerse merupakan proses pembelian, penjualan,
atau pertukaran barang, jasa dan informasi melalui jaringan
komputer termasuk internet. Menurut Kalakota dan Whinston
(1997) istilah e-commerce dapat dilihat dari empat perspektif
yang berbeda yaitu 1) bila dilihat dari perspektif komunikasi,
e-commerse adalah penyediaan barang, jasa, informasi atau
pembayaran melalui jaringan komputer atau alat elektronik
lainnya. 2) bila dilihat dari perspektif proses bisnis, e-
commerse adalah aplikasi dari teknologi dengan tujuan
mengotomatisasi transaksi bisnis dan langkah-langkah dalam
melaksanakan pekerjaan (workflow). 3) bila dilihat dari
perspektif pelayanan, e-commerse adalah sebuah alat yang
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, konsumen, dan
manajemen dengan tujuan meminimalisir biaya pelayanan
kepada konsumen, dan meningkatkan kecepatan pelayanan
konsumen. 4) bila dilihat dari perspektif online, e-commerce
memungkinkan dilaksanakannya proses jual beli produk dan
informasi melalui internet dan layanan online lainnya.
2.2.2 Business to Consumer (B2C)
Pada e-commerce bertipe Business to Consumer (B2C)
transaksi terjadi dalam skala kecil sampai dengan sedang
sehingga tidak hanya organisasi tetapi juga individu dapat
terlibat pada pelaksanaan transaksi tersebut. Transaksi business
to consumer dilakukan antara suatu organisasi atau perusahaan
kepada konsumen. Kelebihan tipe B2C ini adalah dapat
mempromosikan produk secara luas, dapat melayani transaksi
selama 24 jam penuh tanpa terganggu waktu libur, dapat
langsung berinteraksi dengan konsumen tanpa perantara, dan
dapat meminimalkan cost yang dikeluarkan. Karakteristik yang
membedakan antara online business to consumer dengan
perdagangan konvensional adalah perusahaan dapat
berhubungan langsung dengan konsumen tanpa perantara. Hal
ini sangat menguntungkan perusahaan dilihat dari segi laba.
Dalam meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi,
aplikasi e-commerce dapat digunakan untuk meningkatkan
proses pemasaran suatu organisasi. Menurut Nurhayati dan
Handayani (2015) saat ini di Indonesia sudah banyak organisasi
yang mulai memanfaatkan aplikasi e-commerce B2C (Business
to Consumer) dalam memasarkan produknya. Implementasi
konsep B2C dilakukan melalui pembuatan website e-
commerce yang digunakan untuk bertransaksi secara langsung
dengan konsumen.
2.2.3 Komponen E-commerse
Pada e-commerse terdapat mekanisme-mekanisme
tertentu yang unik dan berbeda dibandingkan dengan
mekanisme-mekanisme yang terdapat pada traditional
commerce. Menurut Turban dan King (2002) mekanisme pasar
e-commerse, terdapat beberapa komponen yang terlihat, yakni:
1. Customer
Customer merupakan para pengguna internet yang
dapat dijadikan sebagai target pasar yang potensial
untuk diberikan penawaran berupa produk, jasa, atau
informasi oleh para penjual.
2. Penjual
Penjual merupakan pihak yang menawarkan produk,
jasa, atau informasi kepada para customer baik
individu maupun organisasi. Proses penjualan dapat
dilakukan secara langsung melalui website yang
dimiliki oleh penjual tersebut atau melalui
marketplace.
3. Infrastruktur
Infrastruktur pasar yang menggunakan media
elektronik meliputi perangkat keras, perangkat lunak,
dan juga sistem jaringannya.
4. Front end
Front end merupakan aplikasi web yang dapat
berinteraksi dengan pengguna secara langsung.
Beberapa proses bisnis pada front end ini antara lain:
portal penjual, katalog elektronik, shopping cart,
mesin pencari dan payment gateway.
5. Back end
Back end merupakan aplikasi yang secara tidak
langsung mendukung aplikasi front end. Semua
aktivitas yang berkaitan dengan pemesanan barang,
manajemen inventori, proses pembayaran,
packaging, dan pengiriman barang termasuk dalam
bisnis proses back end.
6. Intermediary
Intermediary merupakan pihak ketiga yang
menjembatani antara produsen dengan konsumen.
Online intermediary membantu mempertemukan
pembeli dan penjual, menyediakan infrastruktur,
serta membantu mempertemukan pembeli dan
penjual, menyediakan infrastruktur, serta membantu
penjual dan pembeli dalam menyelesaikan proses
transaksi. Intermediary tidak hanya perusahaan atau
organisasi tetapi dapat juga individu. Contoh
intermediary misalnya broker dan distributor.
7. Partner bisnis lain
Partner bisnis merupakan pihak selain intermediary
yang melakukan kolaborasi dengan produsen.
8. Support service
Ada banyak support service yang saat ini beredar
didunia maya mulai dari sertifikasi dan trust service,
yang menjamin keamanan sampai pada knowledge
provider.
2.2.4 Mobile Commerse
M-Commerce adalah pengembangan dari e-commerce
yakni proses transaksi bisnis meliputi pembelian, penjualan
atau pertukaran barang dan jasa serta informasi yang berjalan
dengan menggunakan jaringan telekomunikasi (Satoto, Rinta K,
Alifvia, 2013). Perkembangan mobile commerse terus
meningkat di Indonesia seiring dengan meningkatnya jumlah
pengguna internet.
2.2.5 Definisi Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Salah satu faktor yang menentukan tingkat
keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan
perusahaan memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan
berkualitas kepada para pelanggannya, pencapaian pasar yang
tinggi, serta peningkatan laba perusahaan sangat ditentukan
oleh pendekatan yang digunakan (Lupiyoadi dan Hamdani,
2009). Konsekuensi atas pendekatan kualitas jasa suatu produk
memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk
mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam
menghadapi persaingan. Menurut mantan pemimpin GE, John
F. Welch Jr., adalah jaminan terbaik atas loyalitas pelanggan,
pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi persaingan,
dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan
dan penghasilan (Kotler dan Keller, 2012).
Definisi kualitas dari American Society for Quality
Control adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler
dan Amstrong, 2010). Parasuraman, Zeithml dan Berry
mendefinisikan kualitas jasa (service quality) sebagai suatu
sikap, berkaitan tetapi tidak sama dengan kepuasan sebagai
hasil dari pembandingan antara harapan dengan kinerja
(Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). Dari dua definisi diatas dapat
dikemukakan bahwa kualitas dinilai dari kemampuannya untuk
memenuhi harapan-harapan pelanggan dan juga merupakan
suatu ciri-ciri dan karakteristik yang berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memiliki persepsi
di dalam memenuhi atau melebihi dari suatu harapan.
Manajemen perusahaan harus memahami sacara keseluruhan
jasa yang ditawarkan perusahaan dari sudut pandang
pelanggan. Perusahaan harus mewujudkan kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan yang telah disyaratkan dan dituntut oleh
pelanggan, dengan kata lain kualitas adalah kiat secara
konsisten dan efisien untuk memberi pelanggan yang
diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan.
2.2.6 Kepuasan Pelayanan
Kepuasan pelayanan adalah suatu fungsi kinerja sampai
saat ini, sementara efektif dan kalkulatif. Komitmen
menangkap kekuatan hubungan dan komitmen yang dihasilkan
untuk melanjutkan ke depan (Goetsh dan Davis, 1994).
Kepuasan konsumen yang baik memiliki efek pada
profitabilitas hampir setiap bisnis. Misalnya, ketika konsumen
merasakan pelayanan yang baik, masing-masing biasanya akan
memberitahu Sembilan sampai sepuluh orang.
Perusahaan yang berpusat pada konsumen akan berusaha
menciptakan kepuasan konsumen yang tinggi, tetapi bukan
tujuan akhir. Jika perusahaan meningkatkan kepuasan
konsumen dengan menurunkan harganya atau meningkatkan
pelayanannnya, mungkin laba akan menurun. Perusahaan akan
bertindak bijaksana dalam mengukur kepuasan konsumen
secara teratur, karena salah satu kunci untuk mempertahankan
konsumen adalah kepuasan konsumen (Kotler dan Keller,
2009). Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon
konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan
antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk.
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan harapan
(Kotler, 2005). Pengertian diatas pada dasarnya pengertian
kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan
kinerja atau hasil yang dirasakan.
2.2.7 Definisi Konsumen
Sumarwan (2004) menerangkan bahwa istilah konsumen
sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen
individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu
membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, misalnya
membeli pakaian, sepatu, dan sabun. Konsumen individu
membeli barang dan jasa yang akan digunakan oleh anggota
keluarga yang lain, misalnya susu formula untuk bayi, TV,
furniture, rumah dan mobil. Konsumen individu juga membeli
barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara, atau orang lain.
Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian
digunakan langsung oleh individu sering disebut sebagai
pemakai akhir atau konsumen akhir. Jenis kedua yaitu
konsumen organisasi, meliputi organisasi bisnis, yayasan,
Lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya
(sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit). Semua jenis
organisasi ini harus membeli produk, peralatan dan jasa-jasa
lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.
Pabrik mi instan misalnya harus membeli bahan baku seperti
tepung terigu, bumbu-bumbu, dan bahan baku lainnya untuk
membuat dan menjual produk mi instannya. Demikian juga
perusahaan jasa seperti perusahaan asuransi harus membeli alat
tulis, komputer, dan kendaraan untuk bisa menghasilkan jasa
yang akan dijualnya.
Kotler (2005) menjelaskan bahwa konsumen
didefinisikan sebagai individual atau kelompok yang berusaha
untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk
kehidupan pribadi atau kelompoknya. Karakteristik konsumen
dapat mempengaruhi pillihan atas produk. Terdapat beberapa
karakterisitk yang dapat mempengaruhi sikap dan persepsi
terhadap proses penlaian performance suatu produk yaitu:
1. Karakteristik demografi
Variabel yang terkait antara lain usia, penghasilan,
serta tempat tinggal, maka lokasi usaha bersangkutan
dapat memaksimumkan daya tariknya melalui produk
dan bauran pelayanannya. Variabel lain yang juga
memegang peranan penting antara lain Pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan.
2. Karakteristik psikografi
Karakteristik ini memungkinkan pelaku usaha
membuat profil gaya hidup para pemakai yang
mayoritas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengadaptasi bauran produk serta jasa lokasi usaha
bersangkutan sesuai dengan aktivitas, minat, dan opini
dari kelompok konsumen. Karakteristik psikografi ini
memberi pengaruh dalam individu dan proses
psikologi pada prosess keputusan pembeli.
2.2.8 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behaviour) dapat
didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang atau jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut, ada dua elemen penting dalam
perilaku konsumen yang harus diperhatikan yaitu: proses
pengambilan keputusan, dan kegiatan fisik yang melibatkan
dua individu dalam penilaian, mendapatkan, dan
mempergunakan barang atau jasa secara ekonomis (Sunyoto,
2013).
Perilaku konsumen menurut Sumarwan (2004) adalah
semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai
bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya berdasarkan waktu, usaha, dan
energi yang dimilikinya. Ilmu dalam mempelajari tentang
perilaku konsumen selalu mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan zaman karena pada setiap waktu
kebutuhan, keinginan, dan kondisi lingkungan tidak akan selalu
sama. Pada dasarnya perilaku konsumen akan tetap
mempertahankan kondisi yang dianggap terbaik oleh individu
tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Perilaku konsumen perlu dipelajari untuk mengetahui
dan mengidentifikasi karakteristik konsumen dalam
memasarkan suatu produk agar hasil atau keuntungan yang
diperoleh pelaku usaha dapat maksimal tercapai serta
mempertahankan produk agar tetap diterima oleh konsumen.
Menurut Sunarto (2006) pemahaman mengenai konsumen dan
proses konsumsi akan menghasilkan sejumlah manfaat, yang
diantaranya adalah kemampuan untuk membantu para manajer
mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran
pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen, membantu
legislatif negara dalam membuat peraturan atau kebijakan
menciptakan peraturan yang berhubungan dengan pembelian
dan penjualan barang atau jasa, serta membantu konsumen
menengah dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Menurut Lutfiah (2006) seseorang konsumen bersedia
membeli suatu barang karena barang itu berguna baginya.
Demikian juga pada suatu konsumen bersedia membayar suatu
jasa karena jasa tersebut bermanfaat dan dianggap membantu
dirinya menyelesaikan suatu hal.
Analisis perilaku konsumen dengan pendekatan cardinal
menggunakan asumsi bahwa kepuasan seorang konsumen
dalam menkonsumsi suatu barang atau jasa dapat diukur
dengan suatu satuan kepuasan yang akan diperoleh konsumen
tersebut dalam jumlah tertentu. Tambahan kepuasan yang
diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi ini
disebut kepuasan marjinal (marginal utility). Menurut
Simamora (2004) perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang ada diluar diri manusia tersebut (faktor
eksternal) dan didalam diri manusia tersebut (faktor internal).
Faktor eksternal yang utama adalah faktor kebudayan dan
sosial, sedangkan faktor internal yang utama adalah faktor
pribadi dan psikologis. Faktor-faktor yang berpengaruh pada
perilaku konsumen yaitu :
a. Faktor kebudayaan
Faktor budaya mempunyai pengaruh paling
luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen.
Pemasar harus mengetahui peranan yang dimainkan
oleh suatu kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari
keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih
rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan
manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari
lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi,
preferensi, dan perilaku antara seorang yang tinggal
didaerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang
berada dilingkungan yang lain pula. Tiap kultur
mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok
orang dengan sistem nilai yang sama. Subkultur yaitu
seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal
pada suatu daerah mempunyai citarasa dan minat etnik
yang khas. Daerah geografik merupakan subkultur
tersendiri. Banyaknya subkultur ini merupakan
segmen pasar yang penting, dan pemasar sering
memanfaatkan dengan merancang produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut. Lalu
kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya
mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal
seperti pendapatan, pendidikan, kekayaan,dan variable
lainnya. Kelas sosial memperlihatkan preferensi
produk dan merek yang berbeda.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh
faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran,
dan status sosial dari konsumen. Kelompok, dalam hal
ini perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyaknya
kelompok kecil. Kelompok dapat mempengaruhi orang
pada perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat
mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan
dipilih oleh seseorang. Keluarga, dalam hal ini anggota
keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang
kuat terhadap perilaku pembeli. Bahkan seorang
pemasar perlu menentukan bagaimana interaksi
diantara para anggota keluarga dalam mengambil
keputusan dan beberapa besar pengaruh dari mereka
masing-masing. Peran dan status, dalam hal ini posisi
seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari
segi peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan umum oleh
masyarakat.
c. Faktor Individu
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh
karakteristik individu seperti usia dan tahapan daur
hidup pembeli, pekerjaan, jabatan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Usia dan tahap daur hidup, pembelian dibentuk oleh
tahap daur hidup keluarga sehingga pemasar perlu
memperhatikan perubahan minat pembelian yang
terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
Pekerjaan, dalam hal ini mempengaruhi barang dan
jasa yang dibeli. Pemasar dapat mengidentifikasi
kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang
mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk
mereka. Keadaan ekonomi, dalam hal ini pemasar yang
produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan
seksama memperhatikan kecenderungan dalam
pendapatan pribadi dan tabungan. Gaya hidup, dalam
hal ini gaya hidup seseorang menunjukan pola
kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin
dari kegiatan, minat, dan pendapatan. Keperibadian
dan konsep diri, dalam hal ini mengacu pada
karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan
respon relatif konstan terhadap lingkungan sendiri.
Keperibadian bermanfaat untuk menganalisis perilaku
konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek.
d. Faktor Psikologis
Kebutuhan yang bersifat psikologis adalah
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologi tertentu
seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau
kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.
Pemilihan pembelian seseorang lebih lanjut
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu
motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan dan
sikap. Motivasi merupakan kebutuhan kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari
cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Persepsi
didefinisikan sebagai proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang
berarti dari dunia ini. Pembelajaran menjelaskan
perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Melalui tindakan dan proses belajar,
orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang
kemudian mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap
adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional,
persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek.
2.2.9 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan hal yang dilakukan
oleh konsumen dan dilakukan untuk dipertimbangkan
konsumen dalam proses pemenuhan kebutuhan akan barang
maupun jasa. Keputusan pembelian adalah segala sesuatu
yang dikerjakan konsumen untuk membeli, membuang, dan
menggunakan produk dan jasa. Dalam keputusan pembelian,
umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan
seseorang. Menurut Kotler (2001) menjelaskan dalam
keputusan pembelian umumnya ada lima macam peranan
yang dapat dilakukan seseorang yaitu:
1. Pemrakasa (initiator)
Orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi
dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang
atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer)
Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau
pendapat sehingga dapat membantu keputusan
pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider)
Orang yang menentukan keputusan pembelian,
apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana
cara membeli, atau dimana membelinya.
4. Pembeli (buyer)
Orang yang melakukan pembelian secara actual.
5. Pemakai (user)
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
barang atau jasa yang telah dibeli.
Keputusan pembelian merupakan salah satu indikasi
yang menunjukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh
konsumen. Konsumen hanya akan membeli produk yang
dianggap bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk
sendiri memiliki atribut-atribut yang harus dipertimbangkan,
yaitu unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
pembelian. Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan
keputusan pembelian, maka suatu produk harus dikembangkan
pula berdasarkan atribut produk yang dijadikan pertimbangan
oleh konsumen (Sistaningrum, 2002).
Dalam proses melakukan keputusan pembelian ada
lima tahapan yang dilalui konsumen yaitu menganalisa
keinginan dan kebutuhan konsumen, menilai sumber-sumber
dan pencarian informasi, penilaian dan selektif terhadap
pembelian, keputusan membeli, dan perilaku sesudah
pembelian. Pada lima tahapan yang dilalui oleh konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian terkadang konsumen
membalik tahap-tahap tersebut. Proses pengambilan keputusan
konsumen tidak dapat terjadi dengan sendirinya, banyak faktor
yang mempengaruhinya. Keputusan konsumen dipengaruhi
oleh budaya konsumen, sosial, pribadi, dan psikologi. Lebih
jauh dikatakan bahwa budaya, kelas sosial, keluarga, pengaruh
pribadi, dan situasi mempengaruhi keputusan konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) proses
pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai
berikut:
Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian. Proses keputusan pembelian bisa dilihat pada
gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2. Proses pengambilan keputusan pembelian
Sumber : Kotler dan Amstrong, 2004
Pengenalan masalah, yaitu proses dimulai saat pembeli
menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang
diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal dan eksternal. Pencarian informasi, yaitu
seseorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin,
atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika
dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya,
mungkin konsumen akan langsung membelinya. Evaluasi
alternatif, yaitu konsumen memproses informasi tentang
pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Konsumen
akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada
atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang
berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingan.
Keputusan pebelian, yaitu konsumen menyusun merek-merek
dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian.
Biasanya konsumen akan memilih merek yang disukai.
Perilaku sesudah pembelian, yaitu sesudah pembelian terhadap
suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan.
2.3 Pengertian Tren
Tren merupakan suatu kecenderungan yang ada
dimasyarakat yang membuat masyarakat mengalami
perubahan dan perkembangan dalam kebiasaan mereka.
Kecenderungan ini meliputi berbagai aspek di masyarakat.
Tren merupakan hal kompleks yang menunjukkan adanya
perubahan di masyarakat terutama dibidang ekonomi. Dalam
dunia ekonomi, kecenderungan akan suatu hal ditentukan dari
besarnya permintaan akan suatu produk dari masyarakat. Khori
(2014) menerangkan permintaan pasar itu berupa tren dan/atau
kecenderungan. Permintaan pasar ini akan berubah
berdasarkan selera masyarakat yang selalu mengalami
perubahan seiring berjalannya waktu. Hal ini dikarenakan tren
itu sendiri akan menjadi tren berdsasarkan selera masyarakat.
2.3.1 Tren Penggunaan Internet
Menurut Purbo (2005) menjelaskan bahwa Internet
dengan berbagai aplikasinya seperti Web, VoIP, E-mail pada
dasarnya merupakan media yang digunakan untuk
mengefisiensikan proses komunikasi. Internet memiliki peran
penting sebagai media penjelajah di dunia maya. Melalui
internet, kita banyak mengenal berbagai hal terbaru, mulai dari
berita paling update, jejaring sosial, aplikasi, berita, foto, video,
online shopping, hingga jasa transportasi dan juga jasa
pengantar makanan. Peningkatan pengguna internet di
Indonesia yang tiap tahunnya selalu meningkat tentu sangat
dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk menciptakan peluang
usaha dengan berbasis internet.
Perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi terus
berkembang sangat cepat dalam berbagai aspek kehidupan,
dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya penggunaan
teknologi saat ini hampir mencakup seluruh aspek kegiatan dan
aktivitas manusia. Oleh sebab itu berpengaruh terhadap
perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat saat ini
seiring dengan pengaruh dari perkembangan dan kecanggihan
teknologi tersebut, salah satunya dari perkembangan dan
kecanggihan teknologi tersebut dalam kehidupan adalah tren
penggunaan gadget dan internet. Hampir sebagian besar
aktivitas masyarakat saat ini bergantung pada teknologi
smartphone dan internet, mulai dari bangun tidur dengan alarm
handphone, mengatur rencana aktivitas sehari-hari dengan
aplikasi memo di handphone, memesan menu sarapan dengan
aplikasi Go-Food, memesan transportasi ojek online, bahkan
sistem pembelajaranpun saat ini banyak memanfaatkan
sumber-sumber dari internet karena mudah diakses dan lebih
lengkap.
Menurut data Kominfo Republik Indonesia (2013)
jumlah pengguna internet di kota Malang sebanyak 160.000
jiwa pada tahun 2013 dan terus bertambah dari waktu ke waktu
yang menjadikan tren penggunaan internet khususnya
dikehidupan masyarakat kota Malang menjadi semakin tinggi.
Inovasi dalam tren penggunaan internet di kota Malang
berkembang pesat karena kota Malang adalah salah satu kota
pelajar dan juga kota wisata yang dimana sebagian besar
masyarakatnya adalah masyarakat yang berpendidikan,
memiliki kepedulian tinggi, dan kreatif dalam kemajuan
berinovasi untuk membangun daerah. Inovasi adalah suatu
gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh
individu atau kelompok masyarakat. Perkembangan kehidupan
masyarakat sangat diperlukan demi menunjang perkembangan
zaman serta memenuhi kebutuhan kehidupan baik kebutuhan
jiwa dan raga maupun kehidupan sosial masyarakat.
Karena tren penggunaan internet yang tinggi oleh
masyarakat serta didukung dengan inovasi yang terus
berkembang di kota Malang maka perkembangan teknologi,
munculnya usaha-usaha kreatif dan inovatif, munculnya
produk-produk baru, serta peningkatan kualitas taraf hidup
masarakat akan terus meningkat di Kota Malang. Salah satu
kemajuan teknologi yang diterapkan pada kehidupan sehari-
hari pada tren masyarakat kota Malang yaitu fenomena
pemesanan makanan online melalui ojek online dengan
aplikasi Go-Food.
2.4 Gambaran Umum PT.Go-Jek Indonesia
PT.Go-Jek Indonesia merupakan perusahaan berjiwa
sosial yang menciptakan revolusi industri kreatif transportasi
ojek online. Aktivitasnya dalam rekruitmen para driver yaitu
dengan sistem kemitraan dengan seleksi serta syarat
berpengalaman dalam berkendara yaitu dibuktikan dengan
lisensi izin mengemudi, surat-surat kendaraan yang sah, surat
keterangan catatan kepolisian, dan training langsung oleh tim
Go-Jek.
Go-Jek biasa disebut ojek online berbasis aplikasi ini
berkembang pesat, ditahun 2015 dengan armada ojek sudah
mencapai sekitar 12.000 orang. Namun, tidak hanya di
Jabodetabek saja kini penyebaran Go-Jek sudah meliputi 50
kota besar di Indonesia termasuk kota Malang. Go-Jek adalah
salah satu perusahaan ciptaan anak bangsa yang sangat cepat
berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Perusahaan
startup ini bergerak dibidang bisnis e-commerce, dalam hal ini
Go-Jek menawarkan layanan jasa yang terdapat dalam fitur
aplikasinya. E-commerse pada aplikasi Go-Jek ini diharapkan
dapat memudahkan masyarakat dan membantu memenuhi
kebutuhan dalam aktivitas sehari-hari dimanapun berada.
Visi PT.Go-Jek Indonesia adalah membantu
memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan
menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan di
Indonesia kedepannya. Sedangkan misi PT.Go-Jek Indonesia
adalah menjadi acuan pelaksanan kepatuhan dan tata kelola
struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan
teknologi, memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai
tambah kepada pelanggan, membuka lapangan kerja selebar-
lebarnya bagi masyarakat Indonesia, meningkatkan kepedulian
dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, menjaga
hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dengan
usaha ojek online Jakarta. Berbagai fitur yang dikembangkan
oleh PT.Go-Jek Indonesia, salah satunya adalah Go-Food atau
layanan pesan antar makanan
2.4.1 Aplikasi Go-Food
Aplikasi berasal dari kata application yang artinya
penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah
program siap pakai yang dubuat untuk melaksanakan suatu
fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat
digunakan oleh sasaran yang dituju. Adapun beberapa
pengertian aplikasi menurut beberapa ahli antara lain
diantaranya yaitu menurut Hendrayudi (2009), aplikasi adalah
kumpulan perintah program yang dibuat untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Aplikasi adalah suatu unit
perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan
beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game palayanan
masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hampir
dilakukan manusia. Menurut Santoso (2010) aplikasi adalah
suatu kelompok file (Form, Class, Report) yang bertujuan
untuk melakukan aktivitas tertentu yang saling terkait. Menurut
Ibisa (2009) aplikasi adalah alat bantu untuk mempermudah
dan mempercepat proses pekerjaan dan bukan merupakan
beban bagi penggunanya. Beberapa pengertian tentang aplikasi
diatas maka dapat disimpulkan secara umum aplikasi adalah
unit perangkat lunak yang berisi program file khusus yang
dibuat sebagai alat untuk memudahkan, mempercepat proses,
dan melakukan aktivitas tertentu bagi penggunanya.
Aplikasi Go-Food adalah salah satu fitur dalam
aplikasi Go-Jek. Go-food merupakan layanan Gojek yang
melayani food delivery service di Indonesia. Layanan ini
diselenggarakan sebagai sesuatu kegiatan promosi yang mana
diketahui sebagai kegiatan menginformasikan tentang suatu
produk yang disajikan oleh distributor ataupun produsen
tertentu, dalam hal ini adalah penyaji kuliner. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Go-Food adalah memberikan
informasi serta pengenalan terhadap produk kuliner. Hal
tersebut merupakan pencapaian sasaran dalam penggunaan
public relations. Menurut Soemirat dan Ardianto (2004) public
relations digunakan dalam perencanaan marketing untuk
mencapai sasaran yaitu membantu perusahaan dan nama
produknya agar lebih dikenal serta membantu mengenalkan
produk baru atau peningkatan produk.
2.5 Produk Ayam Olahan
Menurut Kotler dan Keller (2009) produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan suatu keinginan/semua kebutuhan. Dalam hal ini
produk dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Produk dapat berupa suatu benda (object), rasa (service),
kegiatan (acting), orang (person), tempat (place), organisasi
dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih
dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan
produk lain.
Produk ayam olahan yang di sajikan dengan bahan
utama yaitu ayam. Ayam dapat di bedakan menjadi beberapa
macam yaitu (1) ayam petelur yang di manfaatkan telurnya, (2)
ayam hias (3) ayam sabung (4) ayam potong untuk di
manfaatkan dagingnya. Jenis daging yang berasal dari unggas
yang umum dikonsumsi adalah daging ayam. Produk daging
ayam banyak dikonsumsi masyarakat global karena tidak ada
faktor pembatas dengan kultur budaya dan kepercayaan
tertentu, sehat, bergizi, kandungan lemaknya sedikit dengan
asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibanding daging
lainnya (Mead, 2004).
Unggas penghasil daging yang utama di Indonesia
adalah ayam ras pedaging atau yang dikenal dengan sebutan
ayam broiler. Ayam broiler umumnya dipotong pada umur 5-6
minggu sehingga dagingnya masih lunak (Hardjosworo dan
Rukmiasih, 2000). Ayam broiler dapat menghasilkan daging
dalam jumlah banyak dan setiap bagian tubuh mempunyai rasa
yang tidak sama satu dengan yang lain. Bagian punggung
memiliki jumlah tulang yang lebih banyak, bagian betis lebih
keras karena lebih berotot. Sebaliknya bagian dada lebih
empuk dan sedikit mengandung lemak. Pengolahan daging
ayam mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
memperbaiki sifat fisik sensori (flavor, tekstur dan
penampakan umum), inaktivasi enzim lisosom,
mempertahankan kestabilan warna pada produk curing dan
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan serta
mengurangi jumlah populasi mikroba patogen,
Terdapat banyak olahan makanan yang berasal dari
ayam. Daging ayam dapat di olah menjadi beberapa produk
yang memiliki nilai jual yang baik dan cukup di gemari oleh
masyarakat yaitu Nugget, Betutu, Sate ayam, dan Ayam
goreng. Ayam goreng yaitu merupakan hidangan dari daging
ayam yang di goreng di dalam minyak panas. Mudahnya
pembuatan dan rasanya yang dapat di terima oleh berbagai
kalangan dan berbagai kreasi menu ayam goreng yang mudah
di proses biasanya beberapa rumah makan menjadikan ayam
goreng sebagai salah satu menu yang disediakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang dan pada restoran “Ayam Uleg Cak
Abit” yang menjual produk ayam olahan sekaligus mitra Go-
Food di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penentuan
responden menggunakan cara purposive sampling yaitu
dilakukan secara sengaja sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut antara lain
lokasi yang strategis (berada ditengah Kota Malang) dan berada
pada wilayah perguruan tinggi kota Malang, wilayah padat
penduduk, wilayah mayoritas tempat kost mahasiswa, dan
cukup banyak restoran mitra Go-Food yang menjual produk
ayam olahan. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara
purposive methode yaitu memilih lokasi penelitian secara
sengaja dengan pertimbangan daerah sampel merupakan area
Go-Food cabang Kota Malang dan sampel restoran yang
menjual produk ayam olahan di Kota Malang. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 19 Februari sampai dengan 20 Maret
2018. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey
yaitu dengan cara melakukan kunjungan ke lokasi dimana
responden biasa melakukan pemesanan produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di wilayah kampus
Universitas Brawijaya dan restoran Ayam Uleg Cak Abit
cabang MT.Haryono untuk dilakukan pengisian kuisioner oleh
responden sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai
fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang diteliti. Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif
dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk
kata seperti tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang, berupa
beberapa faktor berbentuk kata yang dapat menentukan
keputusan pembelian konsumen.
2. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data
yang diangkakan berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan, dan pendapatan konsumen Go-Food di Kota
Malang.
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Penentuan Penarikan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan kuisioner
sebagai alat bantu dalam pengambilan data primer yang
diambil dari responden. Metode pengambilan sampel yang
digunakan untuk memperoleh data pada konsumen
direstoran adalah dengan purposive sampling pada
konsumen yang pernah menggunakan aplikasi Go-Food
dan untuk konsumen yang berada diwilayah kampus
digunakan metode Accidental Sampling. Menurut
Sugiyono (2005) menyatakan bahwa Accidental Sampling
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu konsumen Go-Food dipilih secara kebetulan yang
berada diwilayah Universitas Brawijaya Kecamatan
Lowokwaru dan bersedia menjadi responden atau sampel
penelitian sebagai sumber data. Nurdiani (2014)
menjelaskan bahwa tujuan pengambilan sampel
(sampling) adalah untuk memperoleh gambaran deskriptif
tentang karakteristik unit observasi yang termasuk
didalam sampel, dan untuk melakukan generalisasi serta
memperkirakan parameter populasi. Peneliti secara
sengaja memberikan kuisioner kepada responden yang
berada diwilayah kampus Universitas Brawijaya
Kecamatan Lowokwaru baik yang sedang melakukan
pemesanan produk ayam olahan ataupun tidak sedang
melakukan pemesanan menggunakan aplikasi Go-Food.
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan
perkiraan kebutuhan untuk analisa data. Menurut Roscoe
(1975) pedoman penentuan ukuran sampel penelitian,
yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara
30 responden sampai dengan 500 responden. Berdasarkan
kebutuhan, peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak
130 responden. Hal ini sesuai dengan pedoman dan
dilakukan berdasarkan kemudahan saja serta merupakan
sampel yang diambil dari siapa saja didalam populasi yang
sedang berada di lokasi penelitian. Metode ini sangat
cocok digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan jumlah
pengguna aplikasi Go-Food yang begitu besar di kota
Malang. Peneliti memberikan kuisioner secara langsung
kepada responden yang ditemui saat peneliti berkunjung
ke beberapa tempat di area kecamatan Lowokwaru yaitu
di Restoran Ayam Uleg Cak Abit cabang MT.Haryono,
lingkungan perumahan warga Jalan Watumujur II, Jalan
Kerto Leksono, dan wilayah kampus Universitas
Brawijaya yang biasanya pengguna aplikasi Go-Food
melakukan pemesanan seperti di gazebo, halaman
perpustakaan, halaman depan fakultas, taman kampus, dan
gedung perkuliahan.
Data yang diperlukan adalah data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari responden, sedangkan data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden,
pihak perusahaan atau yang diperoleh dari data-data
Survei Sosial Ekonomi Nasional serta mempelajari
literatur dan buku bacaan yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari hasil
pengisian kuesioner yang dilakukan reponden. Data
sekunder adalah data yang berasal dari studi literatur yang
dapat menguatkan data primer. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi langsung dilapangan,
penyebaran kusioner maupun wawancara untuk
mendapatkan data primer dan melakukan studi literatur
untuk mendapatkan data sekunder.
Pemberian kusioner penelitian harus diperhatikan
situasi dan kondisi dari responden apakah suasana yang
terjalin telah membuat konsumen nyaman dalam
memberikan jawaban dan kondisi perasaan responden saat
mengisi kuesioner. Hal tersebut dikarenakan suasana hati
responden yang tidak baik dapat mempengaruhi pengisian
kuesioner dan dapat menyebabkan hasil perhitungan
menjadi tidak tepat. Oleh sebab itu, kesediaan responden
untuk mengisi kusioner yang sesuai dengan apa yang
dirasakan sangat diperlukan dan peneliti harus dapat
membaca serta melihat situasi yang terjadi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009) teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara
langsung dengan pihak staff restoran mitra Go-Food
yang berhubungan dengan penelitian untuk mengajukan
pertanyaan mengenai tren penggunaan aplikasi Go-Food
dan tren penjualan produk melalui Go-Food.
2. Kuisioner terstruktur
Pemberian kuisioner yakni menyebarkan
daftar pertanyaan kepada setiap responden yang telah
ditentukan menjadi sampel penelitian. Kuisioner yang
akan diajukan kepada responden berbentuk pilihan
jawaban yaitu : Sangat tidak setuju, Tidak setuju, Ragu,
Setuju, Sangat setuju. Responden akan melingkari
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan
menggunakan skala likert. Adapun pengukurannya
sebagai berikut:
1) Pilihan Sangat Tidak Setuju (STS),
maka skornya 1.
2) Pilihan Tidak Setuju (TS), maka
skornya 2.
3) Pilihan Netral (N), maka skornya 3.
4) Pilihan Setuju (S), maka skornya 4.
5) Pilihan Sangat Setuju (SS), maka
skornya 5.
Setelah dibuat skala Likert dan skala lainnya,
selanjutnya dicari rata-rata dan setiap jawaban
responden dan untuk memudahkan penilaian rata-rata,
maka digunakan skala interval yaitu skala yang memiliki
urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama antara
kategori atau titik terdekatnya dengan rumus sebagai
berikut (Sugiyono, 2005) :
𝑃 =𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Keterangan:
P = Panjang Interval
Rentang = Data terbesar – data terkecil
Banyak Kelas = 5
𝑃 =5−1
5= 0,8
Skala Interval :
4.20 – 5.00 = Sangat Setuju (SS)
3.40 – 4.19 = Setuju (S)
2.60 – 3.39 = Netral (N)
1.80 – 2.59 = Tidak Setuju (TS)
1.00 – 1.79 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3. Dokumentasi
Selain melalui tahap wawancara dan kuisioner,
informasi juga dapat diperoleh melalui fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, foto,
laporan bulanan, jurnal kegiatan dan lain sebagainya.
Data berupa dokumen bisa dipakai untuk menggali
informasi yang terjadi di masa lalu.
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kualitas layanan yaitu segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan
konsumennya. Kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
bentuk pelayanan yang terbaik kepada konsumennya meliputi
penampilan, tata kinerja, respon yang cepat, profesionalisme
dan kemampuan sarana prasarana fisik serta keadaan
lingkungan sekitar. Dalam penelitian ini komponen yang
mewakili variabel kualitas layanan meliputi:
A. Respon yang cepat
1. Driver Go-Food melayani pesanan konsumen
kurang dari 30 menit (untuk jarak dekat dan
sedang) dan kurang dari 60 menit (untuk jarak
maksimal 25 kilometer)
2. Driver Go-Food cepat tanggap dalam merespon
tambahan pesanan atau perubahan pesanan dari
konsumen.
3. Driver Go-Food cepat dan tanggap
mengkomunikasikan kepada konsumen jika
restoran atau outlet tutup.
4. Driver Go-Food merespon dengan cepat segala
bentuk keluhan dan saran dari konsumen untuk
pelayanan yang lebih baik.
B. Profesionalisme
1. Driver Go-Food konsisten melayani konsumen
dan tidak membeda-bedakan status konsumen
2. Driver Go-Food terampil dan cepat dalam
memenuhi pesanan konsumen
3. Driver Go-Food berinteraksi dan berkomunikasi
dengan baik serta ramah kepada semua konsumen.
4. Melayani pesanan konsumen dengan cepat dan
tepat
C. Penampilan driver
1. Pakaian dan perlengkapan atribut yang digunakan
driver Go-Food rapi dan bersih
2. Kendaraan driver Go-Food bersih
3. Atribut driver Go-Food lengkap (Helm dan jaket)
4. Driver Go-Food dalam kondisi sehat dan prima
D. Keamanan layanan
1. Pelayanan jasa dari Go-Food aman dan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur dari PT.Go-
Jek Indonesia
2. Seluruh produk pangan yang ditawarkan dalam
aplikasi Go-Food halal.
3. Keamanan produk dari restoran sampai ke
konsumen terjamin baik.
4. Keamanan pembayaran tunai ataupun melalui Go-
Pay terjamin sesuai rincian yang tertera pada
aplikasi Go-Food.
Sistem pembelian yaitu pilihan tata cara pembelian
suatu produk dengan aturan dan cara yang telah ditetapkan
perusahaan untuk memudahkan dalam kepuasan pelayanan
kepada konsumen. Kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan dalam sistem pembelian kepada konsumen sesuai
dengan kondisi sosial, pengaruh lingkungan, dan kebutuhan.
Pilihan yang ditawarkan berupa sistem pembelian dengan
pembayaran tunai ataupun nontunai serta pilihan lain untuk
memenuhi kepuasan konsumen. Dalam penelitian ini
komponen yang mewakili variabel sistem pembelian meliputi:
A. Cash on carry
1. Pelayanan pembayaran sudah sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
2. Rincian harga yang harus dibayar sudah sesuai
dengan aplikasi Go-Food.
3. Pembayaran lebih mudah karena uang telah
disiapkan sebelum pesanan datang
4. Konsumen lebih merasa aman karena pembayaran
dilakukan setelah pesanan datang.
B. Go-Pay
1. Pembayaran dengan Go-Pay lebih murah dan
mudah.
2. Pembelian tetap dapat dilakukan walaupun tidak
ada uang tunai.
3. Pembelian dengan Go-Pay lebih praktis karena
tidak perlu menyiapkan uang tunai.
4. Pembelian lebih baik dengan Go-Pay karena
banyak diskon dan poin yang didapat.
C. Manual order
1. Pembelian produk pangan dengan mengisi
pesanan manual lebih jelas.
2. Fitur manual order pada Go-Food memiliki
kelebihan dapat memesan produk sesuai keinginan
konsumen.
3. Kemungkinan kesalahan dalam pesanan lebih
kecil.
4. Lebih mudah dalam melakukan pembelian banyak
produk dengan banyaknya variasi menu yang
diinginkan konsumen.
D. Standar operasional prosedur
1. Pelayanan yang diberikan oleh driver Go-food
sesuai dengan SOP yang ditentukan perusahaan.
2. Driver Go-food memenuhi pesanan konsumen
sesuai dengan aplikasi Go-Food.
3. Driver Go-food memenuhi pesanan konsumen
kurang dari 60 menit (Untuk jarak maksimal 25
kilometer.
4. Pelayanan Go-Food disukai konsumen karena
kinerja sesuai SOP perusahaan dan sikap driver
baik.
Produk ayam olahan adalah variabel yang menjelaskan
mengenai sisi kualitas produk yang ditawarkan kepada
konsumen dengan beberapa indicator yaitu rasa, variasi menu,
kemasan dan kualitas produk. Produsen menawarkan
produknya dengan harapan konsumen dapat menerima produk
tersebut dan merasa puas akan kualitas produknya. Dalam
penelitian ini komponen yang mewakili variabel produk ayam
olahan meliputi:
A. Rasa
1. Rasa produk Ayam Uleg Cak Abit enak
2. Rasa produk memiliki ciri khas sehingga berbeda
dengan produk lain.
3. Rasa macam-macam sambal cocok dengan selera
konsumen.
4. Pilihan menu lain seperti tumis kangkung, tumis
jamur, jamur crispy cola, telur, dan aneka sambal
cocok dengan selera konsumen.
B. Variasi menu
1. Variasi menu Ayam Uleg Cak Abit cukup banyak.
2. Variasi menu produk ayam olahan cukup untuk
memenuhi keinginan konsumen.
3. Menu variasi ayam memiliki ciri khas tersendiri.
4. Variasi menu selain produk ayam cukup lengkap
seperti tumis kangkung, tumis jamur, jamur crispy
cola, telur, dan aneka sambal.
C. Kemasan
1. Kemasan produk Ayam Uleg Cak Abit cukup
menarik.
2. Kemasan produk aman untuk ayam olahan yang
dikonsumsi konsumen.
3. Kemasan produk cukup praktis untuk memenuhi
kebutuhan layanan pesan antar.
4. Kemasan produk ramah lingkungan karena terbuat
dari kertas yang aman untuk makanan.
D. Kualitas produk
1. Kualitas produk ayam olahan dipercaya terbuat
dari bahan baku berkualitas.
2. Keamanan pangan produk terjamin dari benda
asing.
3. Produk ayam olahan dipercaya sepenuhnya dibuat
dari bahan yang halal.
4. Food safety pada produk ayam olahan menjadi
nilai tambah bagi konsumen.
Promosi yaitu upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dalam
penelitian ini komponen yang mewakili variabel promosi
meliputi :
A. Go-Pay delivery promo
1. Adanya Go-Pay delivery promo menarik minat
konsumen untuk menggunakan aplikasi Go-Food.
2. Go-Pay delivery promo merupakan promosi yang
menarik.
3. Go-Pay delivery promo merupakan promo yang
menguntungkan konsumen karena memberikan
potongan harga jasa ongkos kirim Go-Food.
4. Go-Pay delivery promo merupakan inovasi
promosi yang baik.
B. Gratis tambahan menu
1. Promosi gratis tambahan menu menarik minat
konsumen untuk menggunakan aplikasi Go-Food.
2. Gratis tambahan menu merupakan promosi yang
menarik.
3. Gratis tambahan menu merupakan promosi yang
hanya didapatkan pada aplikasi Go-Food.
4. Promosi gratis tambahan menu merupakan inovasi
promosi yang baik karena menguntungkan
konsumen mendapat tambahan produk.
C. Event bulanan Go-Food
1. Promosi event bulanan Go-Food menarik minat
konsumen untuk menggunakan aplikasi Go-Food.
2. Promosi event bulanan Go-Food merupakan
promosi yang menarik.
3. Promosi event bulanan Go-Food menyediakan
promosi yang bermanfaat dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen setiap bulan.
4. Konsumen selalu menunggu promo event bulanan
Go-Food.
D. Viral marketing
1. Viral marketing Go-Food merupakan teknik
promosi yang menarik karena berasal dari mulut ke
mulut oleh konsumen.
2. Viral marketing Go-Food merupakan teknik
promosi yang efektif dan efisien di zaman modern
seperti saat ini karena tidak membutuhkan biaya
tambahan iklan.
3. Viral marketing Go-Food dapat menarik minat
konsumen untuk menggunakan aplikasi Go-Food.
4. Viral marketing Go-Food mudah ditemukan
dimedia sosial.
Harga yaitu suatu nilai tukar yang bisa disamakan
dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh
dari suatu barang atau jasa. Ketentuan harga pada penelitian ini
adalah nilai harga produk ayam olahan dengan beberapa faktor
indikator yaitu keterjangkauan harga produk, kekesuaian harga
dengan kualitas produk, kesesuaian harga produk dengan
manfaat, dan diskon. Komponen yang mewakili variabel harga
meliputi:
A. Keterjangkauan harga produk
1. Keterjangkauan harga produk menarik minat beli
konsumen menggunakan aplikasi Go-Food.
2. Harga produk ayam olahan cukup terjangkau bagi
konsumen.
3. Harga yang ditawarkan tidak memberatkan
konsumen
4. Faktor harga yang terjangkau merupakan faktor
utama bagi minat beli konsumen.
B. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk menarik
minat beli konsumen dalam menggunakan aplikasi
Go-Food.
2. Kesesuaian harga produk dengan kualitas adalah
faktor penting bagi konsumen.
3. Kesesuaian harga produk dengan kualitas produk
ayam olahan selalu terjaga.
4. Kesesuaian harga produk dengan kualitas produk
menentukan keberhasilan penjualan.
C. Kesesuaian harga produk dengan manfaat
1. Kesesuaian harga dengan manfaat yang
didapatkan menarik minat beli konsumen
menggunakan aplikasi Go-Food
2. Kesesuaian harga dengan manfaat merupakan
faktor penting bagi konsumen.
3. Kesesuaian harga dengan manfaat menentukan
penjualan jangka panjang suatu produk.
4. Kesesuaian harga produk dengan manfaat
merupakan hal yang disukai konsumen.
D. Diskon
1. Diskon harga produk meningkatkan minat beli
konsumen menggunakan aplikasi Go-Food.
2. Diskon harga produk disukai oleh semua
konsumen.
3. Diskon harga memberikan keuntungan kepada
konsumen karena uang yang dikeluarkan tidak
sebanyak harga yang biasanya.
4. Diskon harga dapat meningkatkan kepuasan
konsumen dalam pembelian.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food (Y) yaitu suatu
kecenderungan konsumen dalam melakukan pembelian
produk ayam olahan dalam memenuhi kebutuhan maupun
keinginannya. Dalam penelitian ini komponen yang mewakili
variabel tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food produk meliputi :
A. Pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food pada
tahun sebelumnya.
1. Pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food pada
tahun sebelumnya mempengaruhi tren pada tahun
selanjutnya.
2. Tren penggunaan aplikasi Go-Food
mempengaruhi tren keputusan pembelian produk
menggunakan aplikasi Go-Food.
3. Pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food
meningkatkan minat beli konsumen terhadap
produk pangan karena kondisi perubahan sosial
lingkungan.
4. Tren penggunaan aplikasi Go-Food pada tahun
sebelumnya menentukan peningkatan keputusan
pembelian pada tahun selanjutnya.
B. Kepuasan melakukan pembelian produk ayam olahan
melalui aplikasi Go-Food
1. Kepuasan melakukan pembelian produk melalui
aplikasi Go-Food meningkatkan tren penggunaan
aplikasi Go-Food.
2. Konsumen ingin mereferensikan informasi kepada
orang lain.
3. Konsumen memposting ke media sosial setelah
membeli makanan melalui aplikasi Go-food.
4. Konsumen memberikan informasi kepada
keluarga, sahabat, rekan kerja, dan semua orang
yang dikenal.
C. Kebutuhan pelayanan yang cepat
1. Go-Food cepat merespon pesanan konsumen.
2. Kebutuhan konsumen akan pelayanan pembelian
poduk yang cepat dan tepat.
3. Go-Food memenuhi kebutuhan konsumen akan
pengiriman makanan dengan cepat.
4. Driver Go-Food cepat dalam konfirmasi kepada
konsumen jika produk tidak tersedia.
D. Coba-coba
1. Melakukan pembelian produk untuk coba-coba.
2. Melakukan pembelian produk untuk mencoba
pembelian produk menggunakan aplikasi Go-
Food.
3. Pembelian produk menggunakan aplikasi Go-Food
dilakukan untuk mengetahui kelebihannya.
4. Konsumen melakukan pembelian produk
menggunakan aplikasi Go-Food untuk mengetahui
kelemahannya.
3.5 Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang diperoleh disusun
sesuai dengan instrumn yang telah digunakan, hasil kuisioner
responden dan wawancara dengan pihak restoran ayam uleg
Cak Abit diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua cara
yaitu secara kuantitatif dengan menggunakan analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif secara deskriptif. Analisis data
secara kuantitatif dilakukan dengan metode tabulasi yang
diolah menggunakan program Microsoft excel dan untuk
melihat korelasi antar variabel, serta menganalisis ragam
dilakukan dengan menggunakan software statistical package
for social sciences (SPSS) versi 23.00. Sedangkan analisa
kualitatif menggunakan studi pustaka dan studi lapang sesuai
situasi dan kondisi.
3.5.1 Analisis Faktor
Analisis faktor digunakan untuk mengukur dan
menyatukan persepsi responden pada seluruh subvariabel pada
variabel bebas (independent). Selain itu analisis faktor juga
memudahkan peneliti untuk mengetahui faktor yang
sebenarnya berpengaruh dalam topik permasalahan dalam
penelitian dan mempersingkat berbagai macam subvariabel
yang ada.
3.6 Uji Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Validitas data dalam penelitian menggunakan
trianggulasi sumber yaitu yang berarti dalam penelitian
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dengan jalan (1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) dengan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi, (3) membandingkan keadaan persepsi sesorang
dengan berbagi pendapat dan pandangan. Uji validitas adalah
alat ukur yang mampu mengutamakan data dengan tepat dan
memberikan gambaran yang cepat mengenai data tersebut.
Indikator suatu variabel dikatakan valid jika mempunyai
loading faktor signifikan pada (𝛼 = 5 %) atau > 0,50.
Instrumen penelitian disebut valid unidimensional jika
mempunyai nilai goodness of fit index (GFI) > 0,90 (Ghozali,
2006). Uji validitas yang digunakan untuk mengukur suatu data
dapat dikatakan valid yaitu:
r =n ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√⌊n ∑ X2 − (∑ X)2⌋⌊n ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2⌋
Keterangan:
r = Koefisien korelasi (r-hitung)
x = Skor Variabel Independen
y = Skor variabel dependen
n = Jumlah responden
Berikut adalah beberapa indikator dalam menentukan
keputusan uji validitas, yaitu :
1. Nilai r hitung > r Tabel maka dapat dikatakan variabel
yang diambil valid.
2. Nilai r hitung < r Tabel maka dapat diketahui variabel
yang digunakan tidak valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan tingkat
pelayanan dan tingkat pemesanan konsumen untuk mengetahui
konsistensi alat ukur dalam mengukur gejala yang sama atau
untuk mengetahui tingkat kesalahan pengukuran. Pengukuran
reliabilitas menggunakan rumus (alfa cronach) dan
menggunakan alat bantu Microsoft SPSS versi 23.00 for
windows, yaitu :
r1
k
(k − 1){1
∑ si2
st2 }
Keterangan:
k = mean kuadrat antara subyek
∑ si2 = mean kuadrat kesalahan
st2 = variasi total
Triton (2003) menyatakan bahwa kosfisien alpha
cronbach berada diantara 0,00 dan 1,00. Semakin mendekati
angka 1,00 maka semakin baik kekonsistenan instrument yang
diuji. Penilaian kosfisien alpha cronbach berdasarkan aturan :
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah merupakan salah satu syarat
untuk menggunakan persamaan regresi berganda. Menurut
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji asumsi klasik terhadap
model regresi yang digunakan bertujuan untuk mengetahui
apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model
regresi yang baik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan
oleh peneliti yaitu meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskedastisitas, dan uji auto korelasi.
A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi
model regresi antara variabel independen terhadap
variabel dependen berdistribusi normal atau tidak,
menurut Ghozali (2006) uji normalitas bertujuan untuk
menguji suatu model dihasilkan berdistribusi normal
atau tidak antara variabel dependen terhadap variabel
independen.
B. Uji Autokorelasi
Uji Auto Korelasi bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua atau lebih variabel dengan
mengetahui seberapa kekuatan hubungan antara satu
atau beberapa variabel terhadap variabel lain dengan
melihat nilai dari koefiensi korelasi atau r. Uji Korelasi
pearson apabila nilai korelasi dibawah 0,5 maka
menandakan bahwa tidak terjadi korelasi diatas 0,5
maka terjadi masalah korelasi antar setiap variabel.
3.7 Uji Hipotesis Penelitian
3.7.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan
antara variabel X dan Y, apakah hubungan variabel X
(Karakteristik konsumen, kualitas layanan, sistem pembelian,
produk ayam olahan, promosi, harga) berpengaruh terhadap
variabel Y (Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food) secara terpisah atau parsial
(Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan uji parsial atau
uji t yaitu dengan menggunakan nilai probabilitas signifikansi
dengan tingkat signifikansi 5%. Kriteria uji yang digunakan
adalah :
1. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
2. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
3.7.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi
pengaruh variabel-variabel independen secara bersama
terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang
digunakan adalah 0,05 dengan membandingkan antara F hitung
dengan F tabel (Ghozali, 2006). Uji F untuk mengetahui sejauh
mana variabel-variabel dependen secara simultan yang
digunakan mampu menjelaskan variabel independen.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan antara
nilai kritis F tabel dengan nilai F hitung terhadap tabel Analisa
varian. Apabila nilai F hitung > F tabel maka keputusan
menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternative
(H1), artinya secara statistik data digunakan untuk
membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.7.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang
memberikan pola hubungan (model) antara dua variabel atau
lebih. Dalam analisis regresi dikenal dua jenis variabel, yaitu:
a. Variabel respon disebut juga sebagai variabel
dependent, yakni variabel yang keberadaannya
dipengaruhi variabel lainnya, dan dinotasikan
dengan Y.
b. Variabel independent yakni variabel yang bebas
(tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan
dinotasikan dengan X.
Keunggulan analisis regresi linear berganda adalah
memberikan kemudahan bagi pengguna memasukkan lebih
dari satu variabel predictor hingga p- variabel predictor dimana
banyaknya p kurang dari jumlah observasi (n) sehingga model
regresi dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Y = a + 𝐛𝟏𝐱𝟏 + 𝐛𝟐𝐱𝟐 + … + bnFn
Keterangan :
Y = keputusan pembelian
a = konstanta
b1b2 = koefisien beta masing-masing variabel
independen
x1x2 = indikator variabel-variabel predictor
(Karakteristik konsumen, kualitas
layanan, sistem pembelian, produk ayam
olahan, promosi, harga)
e = disturbance error
3.8 Batasan Istilah
Tren adalah suatu kecenderungan yang ada di masyarakat yang
membuat masyarakat mengalami perubahan dan
perkembangan dalam kebiasaan mereka.
Produk Ayam Olahan adalah produk yang diproduksi oleh
restoran Ayam Uleg Cak Abit berupa ayam goreng, ayam bakar,
dan ayam crispy.
Go-Food merupakan layanan jasa dari PT.Go-Jek yang
melayani food delivery service di Indonesia.
Konsumen adalah orang yang membeli produk atau jasa yang
diberikan oleh penjual dalam hal ini adalah pengguna aplikasi
Go-food di Kota Malang.
Keputusan Pembelian adalah hal yang dilakukan oleh
konsumen dan dilakukan untuk dipertimbangkan konsumen
dalam proses pemenuhan kebutuhan akan barang maupun jasa.
Mobile commerce adalah pengembangan dari e-commerce
yakni proses transaksi bisnis meliputi pembelian, penjualan
atau pertukaran barang dan jasa serta informasi yang berjalan
dengan menggunakan jaringan telekomunikasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Usaha Ayam Uleg Cak Abit
Ayam Uleg Cak Abit didirikan tanggal 25 Februari
2016 di Kota Malang tepatnya di Jalan Bendungan Kedung
Ombo Nomor 5 Kota Malang. Brand untuk Ayam Uleg sendiri
diambil dari menu ayam yang di sajikan dengan sambal khas
yang diuleg dan nama owner nya yaitu Cak Abit. Saat ini
Ayam Uleg Cak Abit sudah memiliki 6 outlet yang berada di
Kota Malang dan telah memiliki total 67 orang karyawan.
Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang kuliner
perusahaan ini selalu konsisten menjaga kualitas produk dan
kuaitas layanan demi kepuasan konsumen.
Visi dari Ayam Uleg Cak Abit adalah “Menjadi
perusahaan penyedia jasa makanan yang halal, nikmat dan
bermutu serta terjangkau bagi semua kalangan dan menjadi
pilihan utama bagi para penikmat kuliner di Indonesia” dan
misi nya adalah mengutamakan kualitas pelayanan baik menu
atau makanan yang disajikan, berinovasi dalam pelayanan
maupun pengembangan menu, meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan karyawan guna mencapai pelayanan yang
maksimal, serta memperkuat brand image dan
mengembangkan outlet dibeberapa tempat strategis agar lebih
dikenal masyarakat luas. Nilai-nilai yang diterapkan oleh Aam
Uleg Cak Abit adalah 4R yaitu Resik, Ramah, Roso, Rego.
Gambar 3. Logo ayam uleg cak abit
Keseluruhan cabang outlet sampai saat ini adalah 6
cabang. Outlet satu berada di Jalan Bendungan Kedung Ombo
Nomor 5, outlet ini adalah outlet pertama yang dirintis oleh
owner Ayam Uleg Cak Abit. Berada di sebuah area perumahan
dan ruko menjadikan outlet satu ayam uleg Cak Abit
menargetkan masyarakat yang berada di sekitarnya.
Masyarakat yang bertempat di area Jalan Bendungan Kedung
Ombo adalah mayoritas mahasiswa dan masyarakat umum.
Tempat yang disediakan outlet satu Ayam Uleg Cak Abit
cukup strategis dan bersih serta fasilitas seperti meja lesehan,
wastafel, toilet, dan tempat parkir cukup untuk menunjang
kenyamanan konsumen yang melakukan pembelian untuk
makan ditempat.
Outlet dua berada di Jalan Watu Mujur, outlet ini
adalah outlet yang berada dekat dengan fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya, tentunya target konsumen yang
diutamakan adalah mahasiswa yang sedang melakukan
aktivitas perkuliahan ataupun yang menetap sementara diarea
tersebut. Fasilitas yang disediakan untuk konsumen yang
melakukan pembelian untuk makan ditempat tidak terlalu luas
tetapi cukup nyaman, pemesanan produk melalui Go-Food pun
di outlet empat cukup tinggi yaitu sekitar 30-50% dari total
penjualan produk. Akan tetapi pada akhir tahun 2017 kontrak
tempat tidak dapat dilanjutkan sehingga outlet dua ini sampai
saat ini tidak beroperasi.
Outlet tiga berada di Jalan Bendungan Sutami No.22
b-c, outlet ini adalah outlet sekaligus kantor pusat Ayam Uleg
Cak Abit. Lokasi berada disebuah ruko 3 tingkat yang berada
disamping jalan raya penghubung Jalan Bendungan Sutami
dengan Jalan Veteran, Kota Malang. Fasilitas yang disediakan
cukup lengkap seperti meja makan, wastafel, tempat parkir,
toilet, kipas angin, dan ada 2 lantai pada lantai 2 dan 3 untuk
pilihan tempat makan ditempat. Pemesanan produk melalui
Go-Food pun di outlet empat cukup tinggi yaitu sekitar 25-40%
dari total penjualan produk.
Outlet empat berada di Jalan Raya Sumbersari No.1A,
outlet ini berada di area strategis karena berada di samping
jalan raya antara Jalan Veteran dan Jalan Gajayana serta lokasi
dekat dengan Universitas Islam Negeri Sunan Malik Ibrahim
Malang dan Universitas Brawijaya Malang yang notabene
adalah area padat penduduk dengan tingkat konsumtif yang
tinggi. Fasilitas yang disediakan cukup lengkap seperti meja
makan, wastafel, toilet, tempat parkir, kipas angin, dan fasilitas
penunjang lainnya. Mayoritas konsumen di outlet empat
adalah mahasiswa dan pekerja muda, pemesanan produk
melalui Go-Food pun di outlet empat cukup tinggi yaitu sekitar
25-40% dari total penjualan produk.
Outlet lima berada di Ruko Jalan MT.Haryono Blok A
No.7, outlet ini berada di area strategis karena berada di
samping jalan raya antara Jalan Dinoyo dan Jalan Soekarno
Hatta, Kota Malang. Area tersebut adalah area padat penduduk
dan dekat dengan Universitas Brawijaya yang notabene adalah
tempat mahasiswa dengan tingkat konsumtif yang tinggi,
sebagian besar konsumen adalah mahasiswa dan masyarakat
umum. Fasilitas yang disediakan cukup lengkap seperti meja
makan, 2 lantai tempat makan, wastafel, toilet, tempat parkir,
kipas angin, dan fasilitas penunjang lainnya. Mayoritas
konsumen di outlet empat adalah mahasiswa dan pekerja muda,
pemesanan produk melalui Go-Food pun di outlet empat cukup
tinggi yaitu sekitar 25-40% dari total penjualan produk.
Outlet enam berada di Ruko Jalan Tlogomas No.99,
outlet ini berada di area strategis karena berada di dekat kampus
Universitas Muhammadiyah Malang. Area tersebut adalah area
padat penduduk dengan tingkat konsumtif yang tinggi,
sebagian besar konsumen adalah mahasiswa dan masyarakat
umum. Fasilitas yang disediakan cukup lengkap seperti meja
makan, wastafel, toilet, tempat parkir, kipas angin, dan fasilitas
penunjang lainnya. Mayoritas konsumen di outlet enam adalah
mahasiswa dan pekerja muda, pemesanan produk melalui Go-
Food pun di outlet empat cukup tinggi yaitu sekitar 25-40%
dari total penjualan produk.
Gambar 4. Daftar menu ayam uleg cak abit
Ayam Uleg Cak Abit menyediakan berbagai produk
ayam olahan dan minuman. Ciri khas dari produk Ayam Uleg
Cak Abit adalah macam olahan sambal yang disajikan dengan
cara diuleg. Ada 3 macam sambal uleg yang tersedia yaitu
sambal merah, sambal hijau, dan sambal teri. Varian produk
ayam olahan yaitu ayam uleg, ayam bakar, ayam krispi, ayam
solo, ayam kampung, dan firechicken. Untuk menu lainnya
yaitu tahu, tempe, tumis kangkung, tumis jamur, sambal terong,
jamur krispi cola, tempe bakar, dan telur goreng. Untuk harga
dari produk terjangkau dan bervariasi, Ayam Uleg Cak Abit
juga menyediakan paket menu untuk pilihan yang lebih hemat.
Harga produk mulai dari Rp. 3.000,- sampai dengan Rp.
17.000,-.
Gambar 5. Struktur organisasi Ayam Uleg Cak Abit
4.1.1 Deskripsi Tugas
a. Owner
Peran owner pada restoran Ayam Uleg Cak
Abit yaitu sebagai pemilik restoran sekaligus pemberi
keputusan, selain itu owner berperan sebagai salah satu
bagian dalam pembuatan SOP (Standar Operasional
Prosedur), pengawasan retoran dan menerima
komplain langsung yang diekluhkan oleh konsumen.
b. Cheff Dapur Pusat
OWNER
MANAGER
PERSONALIA
CHEFF
DAPUR
MANAGER OUTLET
KEPALA
BAGIAN
CHEFF KASIR WAITER ASSISTANT
CHEFF
Peran cheff dapur pusat pada restoran Ayam
Uleg Cak Abit yaitu sebagai juru masak yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
untuk selanjutnya didistribusikan ke outlet restoran.
Selain itu peranan cheff dapur pusat juga mengatur
pasokan bahan baku yang dibutuhkan sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan.
c. Manager Personalia
Peran manager personalia pada restoran Ayam
Uleg Cak Abit berperan penting sebagai rekruitmen
pegawai dan memanajerial sumber daya manusia yang
dibutuhkan, serta memberikan pelatihan secara
keseluruhan tugas yang harus dijalani pegawai
restoran, memotivasi karyawan, dan memastikan
bahwa setiap pegawai bekerja dengan sebaik-baiknya.
d. Kepala Bagian Keuangan
Kepala bagian keuangan memiliki peran yang sangat
penting dalam hal manajemen keuangan yang berjalan
direstoran, yaitu melakukan pengaturan administrasi
keuangan, menyusun dan membuat laporan keuangan,
menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran dan
melakukan pembayaran gaji karyawan.
e. Manager Outlet
Bagian manager outlet pada restoran Ayam
Uleg Cak Abit yang memiliki peran yaitu memastikan
terlaksanannya program pusat, menyatukan persepsi
antara outlet dan pusat, memiliki tanggung jawab
terhadap berjalannya kegiatan outlet, memastikan
prosedur yang berjalan sudah sesuai SOP yang
diterapkan.
f. Cheff
Cheff pada restoran Ayam Uleg Cak Abit
memiliki peran yaitu menjaga keseluruhan kualitas
bahan baku dan menu yang dijual di restauran Ayam
Uleg Cak Abit, bertanggung jawab terhadap
operasioanl divisi produksi (kitchen).
g. Assistant Cheff
Assistant cheff memiliki tugas sebagai
pengganti cheff apabila berhalangan hadir, serta
membantu cheff menjalankan operasional dapur dan
membantu cheff dalam menjalankan tugasnya.
h. Waiter
Peran waiter yaitu menyambut konsumen
yang datang, melayani konsumen yang berkunjung ke
restoran, menyajikan makanan yang disediakan, serta
mengantar menu makanan dan minuman untuk
konsumen.
i. Kasir
Kasir memiliki peran yaitu melayani
konsumen yang ingin melakukan transaksi
pembayaran, mencatat dan menghitung dengan benar
setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan
direstoran, serta melaporkan pendapatan dan
pengeluaran kepada kepala bagian keuangan.
4.2 Profil PT.Go-Jek Indonesia
PT.Go-Jek Indonesia merupakan perusahaan berjiwa
sosial yang menciptakan revolusi industri kreatif transportasi
ojek online. Aktivitasnya dalam rekruitmen para driver yaitu
dengan sistem kemitraan dengan seleksi serta syarat
berpengalaman dalam berkendara yaitu dibuktikan dengan
lisensi izin mengemudi, surat-surat kendaraan yang sah, surat
keterangan catatan kepolisian, dan training langsung oleh tim
Go-Jek. Ojek online berbasis aplikasi ini berkembang pesat,
ditahun 2015 dengan armada ojek sudah mencapai sekitar
12.000 orang. Namun, tidak hanya di Jabodetabek saja kini
penyebaran Go-Jek sudah meliputi 50 kota besar di Indonesia
termasuk kota Malang. Go-Jek adalah salah satu perusahaan
ciptaan anak bangsa yang sangat cepat berkembang di kota-
kota besar di Indonesia. Perusahaan startup ini bergerak
dibidang bisnis e-commerce, dalam hal ini Go-Jek menawarkan
layanan jasa yang terdapat dalam fitur aplikasinya. E-
commerse pada aplikasi Go-Jek ini diharapkan dapat
memudahkan masyarakat dan membantu memenuhi kebutuhan
dalam aktivitas sehari-hari dimanapun berada.
Visi PT.Go-Jek Indonesia adalah membantu
memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan
menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut
mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta dan di
Indonesia kedepannya. Sedangkan misi PT.Go-Jek Indonesia
adalah menjadi acuan pelaksanan kepatuhan dan tata kelola
struktur transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan
teknologi, memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai
tambah kepada pelanggan, membuka lapangan kerja selebar-
lebarnya bagi masyarakat Indonesia, meningkatkan kepedulian
dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, menjaga
hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dengan
usaha ojek.
4.2.1 Aplikasi Go-Food
Aplikasi Go-Food adalah salah satu fitur dalam
aplikasi Go-Jek. Go-food merupakan layanan Gojek yang
melayani food delivery service di Indonesia. Layanan ini
diselenggarakan sebagai sesuatu kegiatan promosi yang mana
diketahui sebagai kegiatan menginformasikan tentang suatu
produk yang disajikan oleh distributor ataupun produsen
tertentu, dalam hal ini adalah penyaji kuliner. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Go-Food adalah memberikan
informasi serta pengenalan terhadap produk kuliner. Hal
tersebut merupakan pencapaian sasaran dalam penggunaan
public relations. Menurut Soemirat dan Ardianto (2004) public
relations digunakan dalam perencanaan marketing untuk
mencapai sasaran yaitu membantu perusahaan dan nama
produknya agar lebih dikenal serta membantu mengenalkan
produk baru atau peningkatan produk.
Go-Food memberikan konsumen kemudahan dalam
layanan pesan antar makanan, layanan Go-Food merupakan
jasa layanan pesan antar online di Indonesia dengan lebih dari
30.000 restoran yang bekerja sama dan didukung lebih dari
200.000 pengemudi Go-Jek di Indonesia. Go-Food akan
mengantarkan pesanan makanan kurang dari 60 menit. Saat ini
aplikasi Go-Food sudah berkembang dan dapat digunakan
dibeberapa kota besar di Indonesia, salah satunya adalah di kota
Malang.
Ada beberapa fitur menu pada aplikasi Go-Food antara
lain :
a. Best Dishes: Pengguna juga dapat menemukan item
menu yang paling disukai dari restoran paling
populer di Go-Food.
b. New This Week: Fitur ini merupakan daftar
beberapa menu makanan yang baru terdaftar di
aplikasi Go-Food yang berada di lokasi kota
konsumen berada.
c. Promotion: Fitur ini adalah daftar menu yang
menyediakan promo seperti gratis biaya kirim dan
promo lainnya di event tertentu pada aplikasi Go-
Food.
d. Near Me: Fitur ini menunjukan daftar restoran dan
menu makanan yang terdekat dengan lokasi
konsumen.
e. Best Seller: Melalui fitur ini pengguna dapat dengan
mudah menemukan daftar restoran atau menu
makanan yang paling banyak dibeli oleh konsumen
Go-Food.
f. Delivery Promo: Fitur ini menunjukan daftar
restoran atau menu makanan yang gratis biaya
ongos kirim.
g. 24 Hours: Fitur ini menunjukan daftar restoran yang
buka selama 24 jam.
h. Budget meal: Fitur ini berfungsi menunjukan daftar
menu makanan yang memiliki harga terjangkau.
i. Healthy Food: Fitur ini menunjukan daftar menu
makanan yang menggunakan bahan alami dan
menyehatkan.
j. Most Loved: Fitur ini menunjukan daftar restoran
atau menu makanan yang paling disukai oleh
konsumen.
4.3 Karakteristik Responden
Menurut hasil penelitian yang dilakukan dengan jumlah
responden sebanyak 130 responden atau konsumen Go-Food
yang membeli produk Ayam Uleg Cak Abit di kota Malang
tepatnya di Kecamatan Lowokwaru area Universitas Brawijaya
sebagai sampel penelitian, sehingga diperoleh deskripsi
mengenai karakteristik responden, sebagai berikut.
4.3.1 Jenis Kelamin
Jenis kelamin konsumen dapat memberikan pengaruh
terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food karena
dengan perbedaan jenis kelamin dapat diketahui mobilitas yang
lebih rendah dilakukan oleh perempuan atau laki-laki sehingga
untuk melakukan pembelian dirasa perlu menggunakan jasa
Go-Food. Berdasarkan jenis kelamin responden diperoleh data
sebagai berikut :
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin
66%
34%
Perempuan
Laki-laki
responden
Gambar 6 menjelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin responden diketahui bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
86 responden atau 66%.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh konsumen dengan jenis kelamin perempuan, hal
ini karena tingkat mobilitas perempuan lebih rendah daripada
laki-laki sehingga pemanfaatan jasa Go-Food masih tinggi.
Selain itu untuk melakukan pembelian produk dengan jasa Go-
Food dinilai lebih efektif, efisien, dan lebih aman karena
mengurangi aktivitas perjalanan menuju outlet, penghematan
penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, waktu tempuh
dalam pembelian, resiko macet, dan resiko dalam perjalanan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Hidayati dan Winarno (2014)
yang menerangkan bahwa peran perempuan dalam adopsi
kemajuan teknologi dinilai sangat baik, apalagi di era modern
saat ini peran teknologi komunikasi dan informasi dapat sangat
membantu keterbatasan kaum perempuan dalam menjalankan
segala aktivitas.
4.3.2 Umur Responden
Umur merupakan suatu indikator yang ikut menentukan
perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan
untuk membeli suatu produk makanan menggunakan jasa Go-
Food. Keputusan pembelian produk dan keputusan
menggunakan jasa Go-Food dipengaruhi oleh pola hidup dan
konsumsi konsumen seperti tren yang sedang berkembang,
selera konsumen, kebutuhan akan nutrisi, kesehatan, dan pola
pikir.
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan umur
responden
Gambar 7 menjelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur responden diatas dapat diketahui bahwa dari
130 responden sebagian besar usianya antara 19-26 tahun yaitu
sebanyak 116 responden atau 89%.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh umur konsumen yang berada pada 19-26 tahun,
hal ini karena pada usia 19-26 tahun masyarakat di Kota
Malang khususnya di Kecamatan Lowokwaru sebagian besar
adalah mahasiswa dari berbagai kota yang sedang menempuh
pendidikan. Hal ini mengakibatkan berkembangnya tren
penggunaan aplikasi Go-Food dan keputusan pembelian
produk ayam olahan yang dinilai sebagai menu pilihan
makanan yang sesuai selera, harga yang cukup terjangkau, dan
89%
9%2%
19-26 Tahun
27-34 Tahun
>34 Tahun
gizi yang terkandung cukup lengkap. Hal ini sesuai dengan
penelitian Agustin (2017) yang menerangkan bahwa faktor usia
berpengaruh positif pada penerapan teknologi aplikasi untuk
memudahkan proses kehidupan yang lebih baik.
4.3.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan suatu hasil dari proses
yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan,
dan meningkatkan kemandirian maupun pembentukan
kepribadian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
tingkat pendidikan responden diperoleh data sebagai berikut.
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir responden
Gambar 8 menjelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir responden diketahui bahwa
75%
11%
12%2%
SMA/Sederajat
Diploma
S1
S2
sebagian besar responden pendidikan terakhirnya adalah
SMA/Sederajat yaitu sebanyak 98 responden atau 75%.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh pendidikan terakhir konsumen yaitu
SMA/Sederajat, hal ini karena sebagian besar konsumen
produk Ayam Uleg Cak Abit yang menggunakan jasa Go-Food
di Kota Malang khususnya di Kecamatan Lowokwaru adalah
mahasiswa yang tinggal sementara didaerah tersebut, dan
sedang menyelesaikan studi S1 di perguruan tinggi di daerah
Kota Malang. Faktor pendidikan mempengaruhi konsumen
untuk tahu tentang pemanfaatan teknologi aplikasi dan lebih
tertarik dengan tren penggunaan aplikasi Go-food, manfaat
serta efktivitasnya yang didapatkan dalam menggunakan jasa
Go-Food. Hal ini sesuai dengan penelitian Agustin (2017)
yang menerangkan bahwa faktor pendidikan berpengaruh
positif pada penerapan teknologi aplikasi khususnya Go-Jek
untuk kemudahan transportasi dan Go-Food dalam layanan jasa
pemesanan makanan, hal ini disebabkan faktor pendidikan
mempengaruhi pengetahuan dan wawasan seseorang dalam
mengenali dan menggunakan kemajuan teknologi yang ada.
4.3.4 Pekerjaan
Jenis pekerjaan merupakan mata pencaharian yang
mampu memberikan pendapatan bagi konsumen sehingga
mampu dan memberikan pengaruh dalam pengambilan
keputusan untuk membeli produk Ayam Uleg Cak Abit
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang khususnya di
Kecamatan Lowokwaru. Berdasarkan jenis pekerjaan
responden diperoleh data sebagai berikut.
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan jenis
pekerjaan responden
Gambar 9 menjelaskan bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis pekerjaan sebagian besar responden adalah
pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 103 responden atau
79%.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh pekerjaan konsumen sebagai pelajar atau
mahasiswa, hal ini karena jenis pekerjaan pelajar atau
mahasiswa yang tinggi dalam konsumtif produk Ayam Uleg
Cak Abit serta lebih mengerti tentang tren aplikasi Go-food,
manfaat, dan efktivitas yang didapatkan dalam menggunakan
jasa Go-Food untuk mengurangi faktor-faktor yang
menyulitkan dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan
produk pangan sehingga proses belajar dan kegiatan di kampus
berjalan optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Agustin
(2017) yang menerangkan bahwa faktor profesi atau pekerjaan
berpengaruh positif pada penerapan teknologi aplikasi untuk
79%
5%7%
7%2% Pelajaran/Mahasiswa
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Lain-lain
memudahkan proses kehidupan yang lebih baik, dikarenakan
kehidupan masyarakat saat ini hampir sepenuhnya
menggunakan teknologi komunikasi khususnya handphone
untuk menjalankan aktivitas.
4.3.5 Pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan jumlah penghasilan
suatu individu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
bersama maupun perseorangan. Pendapatan dapat
mempengaruhi tingkat kosumtif dan tingkat keputusan
pembelian suatu produk sehingga mempengaruhi konsumen
dalam menciptakan tren penggunaan aplikasi Go-Food dalam
keputusan pembelian produk Ayam Uleg Cak Abit di Kota
Malang khususnya di Kecamatan Lowokwaru. Berdasarkan
tingkat pendapatan responden diperoleh data sebagai berikut.
Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
responden
9%
56%
19%
16%< Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 - Rp.2.000.000
Rp. 2.000.000 - Rp.4.000.000
> Rp. 4.000.000
Gambar 11 menjelaskan bahwa karakteristik reponden
konsumen Ayam Uleg Cak Abit yang menggunakan aplikasi
Go-Food berdasarkan tingkat pendapatan responden. Hal ini
berasal dari nominal hasil kerja ataupun uang bulanan kiriman
dari orang tua untuk pelajar atau mahasiswa. Berdasarkan
grafik diatas menjelaskan bahwa sebagian besar responden
berpenghasilan dengan nominal Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
per bulan sebanyak 73 responden atau 56%.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh pendapatan konsumen yang berkisar Rp.
1.000.000 – Rp. 2.000.000, hal ini karena responden tersebut
memiliki pekerjaan dengan hasil yang cukup atau keadaan
ekonomi keluarga yang cukup selain itu pnghasilan antara Rp.
1.000.000 – Rp. 2.000.000 per bulan sebagian besar adalah
pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan uang dari kiriman
orang tua nya. Semakin tinggi pendapatannya, maka semakin
tinggi pula kemampuan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian produk Ayam Uleg Cak Abit
menggunakan aplikasi Go-Food. Hal ini sesuai dengan
penelitian Hidayati dan Winarno (2014) yang menerangkan
bahwa adopsi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
dinilai sangat baik untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat, dalam hal ini efisiensi teknologi aplikasi dapat
membantu dan memudahkan aktivitas-aktivitas yang selama
ini dilakukan. Seperti membeli makan siang yang memerlukan
waktu dan tenaga untuk dapat menjangkaunya, saat ini hanya
memerlukan aplikasi Go-Food untuk dapat memsan saat atau
sebelum jam makan siang. Selain itu di era modern saat ini
peran teknologi komunikasi dan informasi sudah bukan hal
yang sulit untuk dipelajari.
4.4 Distribusi Frekuensi Responden
Deskripsi distribusi item ini digunakan untuk
mengetahui frekuensi dan variasi jawaban responden terhadap
item-item pernyataan yang diajukan kepada responden yang
dicantumkan dalam kuesioner. Terdapat 5 macam jawaban
responden berdasarkan skor yang ada yaitu sangat setuju,
setuju, ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban-
jawaban atau pilihan dari pernyataan yang diajukan kepada
responden tersebut selengkapnya dijelaskan sebagai berikut.
4.4.1 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Kualitas Layanan
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Distribusi frekuensi persepsi konsumen terhadap
kualitas layanan
Kualitas Layanan (X6)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
X6.1 Respon yang cepat 37.69 32.31 30.00 0.00 0 4.08
X6.2 Profesionalisme 20.77 55.38 23.85 0.00 0 3.97
X6.3 Penampilan driver 33.85 42.31 22.31 1.54 0 4.08
X6.4 Keamanan layanan 25.38 46.92 22.31 5.38 0 3.92
Rata-rata Variabel 3.99
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 1 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai yang tertinggi adalah variabel kualitas layanan
berdasarkan respon yang cepat, responden yang menjawab
sangat setuju adalah sebesar 37,69% dengan jumlah responden
49 orang dan nilai rata-rata sebesar 4,08% dan variabel kualitas
layanan berdasarkan penampilan driver, responden yang
menjawab setuju adalah sebesar 55,38% dengan jumlah
responden 72 orang dan nilai rata-rata sebesar 4,08%. Nilai
yang terendah adalah variabel kualitas layanan berdasarkan
keamanan layanan, responden yang menjawab setuju adalah
sebesar 46,92% dengan jumlah responden 61 orang dan nilai
rata-rata 3,92%. Tabel 1 juga menjelaskan bahwa rata-rata
keseluruhan variabel adalah sebesar 3,99%, rentang nilai rata-
rata variabel berada pada 3,40-4,19 yang menunjukan bahwa
persepsi konsumen terhadap kualitas layanan sudah baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor respon yang cepat dan penampilan driver
pada kinerja Go-Food dalam melakukan layanan kepada
konsumen dan yang kurang dipertimbangkan adalah faktor
keamanan layanan Go-Food dengan nilai rata-rata terendah.
Rata-rata tertinggi adalah persepsi konsumen terhadap
kualitas layanan berdasarkan respon yang cepat, hal tersebut
dikarenakan kinerja driver Go-Food dalam bekerja melayani
konsumen sesuai dengan profesionalisme yang telah
ditentukan oleh PT.Go-Jek Indonesia melalui standar
operasional prosedur (SOP) dan juga kecepatan dalam layanan
sudah ditentukan oleh perusahaan yaitu melayani maksimal
tidak lebih dari waktu yang dibutuhkan oleh konsumen, untuk
jarak masimal 20 kilometer maka waktu yang dibutuhkan
adalah kurang dari 60 menit sedangkan untuk jarak dekat tidak
kurang dari 30 menit.
4.4.2 Distribusi Frekkuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Sistem Pembelian
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. Distribusi frekuensi persepsi konsumen terhadap
sistem pembelian
Sistem Pembelian (X7)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
X7.1 Cash on carry 29.23 50.77 20.00 0.00 0.00 4.09
X7.2 Go-Pay 29.23 55.38 15.38 0.00 0.00 4.14
X7.3 Manual order 28.46 43.08 28.46 0.00 0.00 4.00
X7.4 Standar
operasional prosedur 26.92 54.62 15.38 3.08 0.00 4.05
Rata-rata Variabel 4.06
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 2 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai yang tertinggi adalah variabel sistem pembelian
berdasarkan transaksi Go-Pay, responden yang menjawab
setuju adalah sebesar 55,38% dengan jumlah responden 72
orang dan nilai rata-rata sebesar 4,14%. Nilai yang terendah
adalah variabel sistem pembelian berdasarkan manual order,
responden yang menjawab setuju adalah sebesar 43,08%
dengan jumlah responden 56 orang dan nilai rata-rata 4,00%.
Tabel 2 juga menjelaskan bahwa rata-rata keseluruhan variabel
adalah sebesar 4,06%, rentang nilai rata-rata variabel berada
pada 4,20-5,00 yang menunjukan bahwa persepsi konsumen
terhadap sistem pembelian sudah sangat baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor transaksi Go-Pay pada sistem pembelian
Go-Food dalam melakukan layanan kepada konsumen dan
yang kurang dipertimbangkan adalah faktor manual order
dengan nilai rata-rata terendah.
Rata-rata tertinggi adalah persepsi konsumen terhadap
sistem pembelian berdasarkan Go-Pay, hal tersebut
dikarenakan hal tersebut dikarenakan sistem pembelian yang
dilakukan oleh Go-Food untuk melakukan pembelian produk
yang dipesan oleh konsumen melalui aplikasi Go-Food sudah
sesuai ketentuan dari PT.Go-Jek Indonesia yang
mengutamakan layanan yang sesuai kebutuhan konsumen saat
ini dan juga konsumen lebih banyak melakukan pembelian
dengan sistem pembelian Go-Pay sehingga konsumen dapat
memesan produk tanpa uang tunai, dengan sistem transaksi Go-
Pay akan meningkatkan kemudahan dan efisiensi dalam
pembayaran, selain itu sistem yang diberlakukan oleh Go-Pay
sudah terintegrasi sistem keamanan yang baik sehingga rasa
aman dan akses yang mudah menciptakan nilai tambah pada
produk dan jasa layanan Go-Food.
4.4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Produk Ayam Olahan (Ayam Uleg Cak Abit)
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Distribusi frekuensi persepsi konsumen terhadap
produk ayam olahan
Produk Ayam Olahan "Ayam Uleg Cak Abit" (X8)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
X8.1 Rasa 27.69 36.15 32.31 3.85 0.00 3.88
X8.2 Variasi
menu 21.54 61.54 13.85 3.08 0.00 4.02
X8.3 Kemasan 26.15 50.00 19.23 4.62 0.00 3.98
X8.4 Kualitas
produk 18.46 41.54 36.15 3.85 0.00 3.75
Rata-rata Variabel 3.92
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai yang tertinggi adalah variabel Produk Ayam Olahan
“Ayam Uleg Cak Abit” berdasarkan variasi menu yang
menjawab setuju adalah sebesar 61,54% dengan jumlah
responden 80 orang dan nilai rata-rata sebesar 4,02%. Nilai
yang terendah adalah variabel Produk Ayam Olahan “Ayam
Uleg Cak Abit” berdasarkan kualitas produk, responden yang
menjawab setuju adalah sebesar 41,54% dengan jumlah
responden 54 orang dan nilai rata-rata 3,75%. Tabel 3 juga
menjelaskan bahwa rata-rata keseluruhan variabel adalah
sebesar 3,92%, rentang nilai rata-rata variabel berada pada
3,40-4,19 yang menunjukan bahwa persepsi konsumen
terhadap produk ayam olahan sudah baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor produk ayam olahan berdasarkan variasi
menu dan yang kurang dipertimbangkan adalah faktor kualitas
produk dengan nilai rata-rata terendah.
Rata-rata tertinggi adalah persepsi konsumen terhadap
variasi menu pada produk yang ada di Ayam Uleg Cak Abit.
Faktor variasi menu dapat menentukan keputusan pembelian
suatu produk karena pilihan variasi menu produk yang
bermacam-macam seperti variasi menu pilihan ayam olahan,
variasi menu tambahan, dan variasi menu minuman.
4.4.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Promosi
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi frekuensi persepsi konsumen terhadap
promosi
Promosi (X9)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
X9.1 Go-Pay Delivery
promo 26.92 35.38 27.69 10.00 0.00 3.79
X9.2 Gratis tambahan
menu 12.31 60.00 26.15 1.54 0.00 3.83
X9.3 Event bulanan
Go-Food 23.85 43.08 31.54 1.54 0.00 3.89
X9.4 Viral marketing 27.69 37.69 29.23 5.38 0.00 3.88
Rata-rata Variabel 3.87
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 4 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai tertinggi adalah variabel promosi berdasarkan event
bulanan Go-Food, responden yang menjawab setuju adalah
sebesar 43,08% dengan jumlah responden 56 orang dengan
nilai rata-rata sebesar 3,89%. Nilai yang terendah adalah
variabel promosi berdasarkan Go-Pay delivery promo,
responden yang menjawab setuju adalah sebesar 35,38%
dengan jumlah responden 46 orang dan nilai rata-rata sebesar
3,79%. Tabel 4 juga menjelaskan bahwa rata-rata keseluruhan
variabel adalah sebesar 3,87%, rentang nilai rata-rata variabel
berada pada 3,40-4,19 yang menunjukan bahwa persepsi
konsumen terhadap promosi sudah baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor promosi berdasarkan event bulanan Go-
Food sedangkan yang kurang dipertimbangkan adalah faktor
Go-Pay delivery promo dengan nilai rata-rata terendah.
Rata-rata tertinggi adalah persepsi konsumen terhadap
event bulanan Go-Food yang ada di Ayam Uleg Cak Abit.
Faktor event bulanan Go-Food dapat menentukan keputusan
pembelian suatu produk karena promosi tersebut terkadang
membuat konsumen melakukan keputusan pembelian dengan
pertimbangan keuntungan yang didapat jika memanfaatkan
promosi event bulanan tersebut dan efisien promosi event
bulanan yang menarik.
4.4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Konsumen Terhadap
Harga
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5. Distribusi frekuensi persepsi konsumen terhadap
harga
Harga (X10)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
X10.1 Keterjangkauan harga
produk 31.54 38.46 25.38 4.62 0.00 3.97
X10.2 Kesesuaian harga
dengan kualitas produk 26.92 37.69 29.23 6.15 0.00 3.85
X10.3 Kesesuaian harga
dengan manfaat 34.62 36.92 20.77 7.69 0.00 3.98
X10.4 Diskon 30.77 30.77 30.00 8.46 0.00 3.84
Rata-rata Variabel 3.89
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 5 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai tertinggi adalah variabel harga berdasarkan kesesuaian
harga dengan manfaat, responden yang menjawab setuju
adalah sebesar 36,62% dengan jumlah responden 48 orang dan
nilai rata-rata sebesar 3,98%. Nilai terendah adalah variabel
harga berdasarkan diskon, responden yang menjawab setuju
adalah sebesar 30,77% dengan jumlah responden 40 orang dan
nilai rata-rata sebesar 3.84%. Tabel 5 juga menjelaskan bahwa
rata-rata keseluruhan variabel adalah sebesar 3,89%, rentang
nilai rata-rata variabel berada pada 3,40-4,19 yang menunjukan
bahwa persepsi konsumen terhadap harga sudah baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor harga berdasarkan kesesuaian harga
dengan manfaat dan yang kurang dipertimbangkan adalah
faktor harga berdasarkan kesesuaian harga dengan kualitas
produk karena nilai rata-rata yang terendah.
Faktor kesesuaian harga dengan manfaat yang
didapatkan oleh konsumen dirasa sangat menentukan
keputusan pembelian karena manfaat adalah suatu kelebihan
yang didapatkan konsumen dalam hal psikologis kaitannya
dengan rasa puas yang diperoleh konsumen sehingga
menentukan dalam pembelian selanjutnya.
4.4.6 Distribusi Frekuensi Tren Keputusan Pembelian
Produk Ayam Olahan Menggunakan Aplikasi Go-Food
Berdasarkan kuisioner yang telah diajukan terdapat
pernyataan dengan hasil skor atau penilaian yang terdiri dari
lima macam. Pilihan atau jawaban responden dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6. Distribusi frekuensi tren keputusan pembelian produk
ayam olahan menggunakan aplikasi go-food
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tren Keputusan Pembelian Produk Ayam Olahan Menggunakan Aplikasi Go-Food (Y)
Variabel 5 4 3 2 1 Rata-
rata % % % % %
Y1 Pengaruh Tren Penggunaan
Aplikasi Go-Food Pada Tahun
Sebelumnya 40.00 32.31 19.23 8.46 0.00 4.04 Y2 Kepuasan melakukan pembelian
produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food 20.77 56.15 22.31 0.77 0.00 3.97 Y3 Kebutuhan pelayanan yang cepat 30.77 40.77 26.92 1.54 0.00 4.01
Y4 Coba-coba 18.46 45.38 27.69 8.46 0.00 3.74
Rata-rata Variabel 3.91
Tabel 6 menjelaskan bahwa dari 130 responden, untuk
nilai rata-rata tertinggi adalah variabel tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-
Food berdasarkan pengaruh tren penggunaan aplikasi Go-Food
pada tahun sebelumnya, responden yang menjawab sangat
setuju adalah sebesar 40,00% dengan jumlah responden 52
orang dan nilai rata-rata sebesar 4,04%. Nilai rata-rata terendah
adalah variabel tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food berdasarkan coba-coba,
responden yang menjawab setuju adalah sebesar 45,38%
dengan jumlah responden 59 orang dan nilai rata-rata 3,74%.
Tabel 6 juga menjelaskan bahwa rata-rata keseluruhan variabel
adalah sebesar 3,91%, rentang nilai rata-rata variabel berada
pada 3,40-4,19 yang menunjukan bahwa tren keputusan
pembelian produk melalui aplikasi Go-Food sudah baik.
Tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang ditentukan
utamanya oleh faktor dan pengaruh tren penggunan aplikasi
Go-Food pada tahun sebelumnya dan yang kurang
dipertimbangkan adalah faktor kebutuhan akan layanan yang
cepat. Tren penggunaan aplikasi Go-Food pada tahun
sebelumnya sangat mempengaruhi kondisi tren selanjutnya,
peningkatan tren ini tidak terlepas dari dampak peningkatan
pengguna internet dan perubahan gaya hidup masyarakat yang
semakin modern. Faktor lain yang membuat meningkatnya tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food adalah kepuasan konsumen dalam
melakukan pembelian menggunakan aplikasi Go-Food.
4.5 Uji Instrumen Penelitian
Kuisioner dalam penelitian ini digunakan sebagai alat
analisa. Maka didalam analisa yang dilakukan lebih bertumpu
pada skor responden pada setiap pengamatan. Sedangkan benar
tidaknya skor responden tersebut tergantung pada
pengumpulan data. Instrument pengumpulan data yang baik
harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.
4.5.1 Uji Validitas
Pengujian validitas sangat diperlukan dalam suatu
penelitian, khususnya yang menggunakan kuisioner dalam
memperoleh data. Pengujian validitas dimaksudkan untuk
mengetahui keabsahan menyangkut pemahaman mengenai
keabsahan antara konsep dan kenyataan empiris. Uji validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang ingin diukur atau dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.
Kriteria pengujian untuk menerima atau menolak
hipotesis adanya pernyataan yang valid atau tidak valid dapat
dilakukan dengan rumus :
r hitung > r tabel, terdapat data yang valid pada tingkat
kesalahan (𝛼) 5%
r hitung < r tabel, tidak terdapat data yang valid pada tingkat
kesalahan (𝛼) 5%
Pengujian validitas yang dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for Windowsver 23.00, dengan
menggunakan korelasi product moment menghasilkan nilai
masing-masing item pernyataan dengan skor item pernyataan
secara keseluruhan dan untuk lebih jelasnya disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
Tabel 7. Uji validitas variabel
Variabel Item R
Hitung R Tabel Kesimpulan
(X6) Kualitas
Layanan
X6.1 0,797 0,1723 Valid
X6.2 0,547 0,1723 Valid
X6.3 0,822 0,1723 Valid
X6.4 0,617 0,1723 Valid
(X7) Sistem
Pembelian
X7.1 0,590 0,1723 Valid
X7.2 0,623 0,1723 Valid
X7.3 0,614 0,1723 Valid
X7.4 0,515 0,1723 Valid
(X8) Produk
Ayam Olahan
X8.1 0,716 0,1723 Valid
X8.2 0,724 0,1723 Valid
X8.3 0,685 0,1723 Valid
X8.4 0,593 0,1723 Valid
(X9) Promosi
X9.1 0,828 0,1723 Valid
X9.2 0,585 0,1723 Valid
X9.3 0,696 0,1723 Valid
X9.4 0,691 0,1723 Valid
(X10) Harga
X10.1 0,761 0,1723 Valid
X10.2 0,770 0,1723 Valid
X10.3 0,790 0,1723 Valid
X10.4 0,671 0,1723 Valid
(Y) Tren
Keputusan
Pembelian
Produk Ayam
Olahan
Menggunakan
Aplikasi Go-
Food
Y1 0,771 0,1723 Valid
Y2 0,709 0,1723 Valid
Y3 0,658 0,1723 Valid
Y4 0,609 0,1723 Valid
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 7 diatas menjelaskan bahwa nilai sig. r indikator
pernyataan lebih kecil dari 5% (𝛼 = 0,05) atau nilai r hitung
lebih besar dari r tabel (0,1723) yang berarti tiap-tiap indikator
variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur
variabel peneitian.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukan tingkat kemantapan,
ketepatan, dan keajegan suatu alat ukur atau uji yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relative konsisten
apabila dilakukan pengukuran ulang. Uji ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.
Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan
menggunakan nilai koefisien reliabilitas alpha. Kriteria
pengambilan keputusannya adalah apabila nilai dari koefisien
reliabilitas alpha lebih besar dari 0,5 maka variabel tersebut
sudah reliabel (handal).
Tabel 8. Uji reliabilitas variabel
Variabel
Item
Cronbach's
Alpha Kesimpulan
(X6) Kualitas
Layanan
X6.1 0,800 Reliabel
X6.2 0,800 Reliabel
X6.3 0,797 Reliabel
X6.4 0,797 Reliabel
(X7) Sistem
Pembelian
X7.1 0,808 Reliabel
X7.2 0,813 Reliabel
X7.3 0,811 Reliabel
X7.4 0,800 Reliabel
(X8) Produk
Ayam Olahan
X8.1 0,803 Reliabel
X8.2 0,801 Reliabel
X8.3 0,800 Reliabel
X8.4 0,798 Reliabel
(X9) Promosi
X9.1 0,791 Reliabel
X9.2 0,800 Reliabel
X9.3 0,799 Reliabel
X9.4 0,795 Reliabel
(X10) Harga
X10.1 0,807 Reliabel
X10.2 0,805 Reliabel
X10.3 0,803 Reliabel
X10.4 0,811 Reliabel
(Y) Tren
Keputusan
Pembelian
Produk Ayam
Olahan
Menggunakan
Aplikasi Go-
Food
Y1 0,792 Reliabel
Y2 0,796 Reliabel
Y3 0,797 Reliabel
Y4 0,801 Reliabel
Sumber : Data primer diolah (2018)
Tabel 8 menginterpretasikan bahwa nilai dari alpha Cronbach
untuk semua variabel lebih besar dari 0,5. Ketentuan yang telah
disebutkan sebelumnya maka semua variabel yang digunakan
untuk penelitian reliabel.
4.5.3 Hasil Analisis Faktor
Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk
meringkas sejumlah komponen menjadi lebih sedikit dan
menamakannya sebagai faktor. Dalam analisis ini akan
diidentifikasikan beberapa komponen untuk disajikan dalam
bentuk yang lebih sederhana.
a) Pemilihan Komponen
Hasil pengisian kuisioner secara keseluruhan
diuji dengan menggunakan Kaiser Meyer Olkin (KMO)
Measure of Sampling Adequacy, yaitu indeks yang
digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor.
Sampel diterima jika nilai KMO Measure of Sampling
(MSA) > 0,5. Indeks anti image berkisar antara 0
sampai 1. Indeks akan menjadi satu jika semua unsur
matrik korelasi bernilai nol, yang menunjukan bahwa
semua atribut dapat diprediksi tanpa kesalahan.
Artinya bahwa jika indeks anti image nilainya
mendekati satu maka akan semakin menunjukan
bahwa semua atribut dapat diprediksi dengan
kesalahan semakin kecil. Nilai KMO dapat dilihat pada
tabel 9.
Tabel 9. Nilai KMO
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. .666
Bartlett's Test of Sphericity Approx.
Chi-
Square
476.255
df 120
Sig. .000
Sumber : Data primer diolah (2018)
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy adalah suatu statistik yang mengindikasikan
proporsi keragaman pada komponen yang dapat dibuat
landasan penggunaan analisis faktor. Nilai yang tinggi
yaitu mendekati 1,0 umumnya mengidikasikan analisis
faktor sangat bermanfaat digunakan pada data. Jika
nilainya lebih kecil dari 0,50 maka hasil analisis faktor
akan menjadi kurang bermanfaat. Bartlett’s test of
sphericity menguji hipotesis apakah matriks korelasi
merupakan matriks identitas, yang akan
mengindikasikan bahwa komponen yang digunakan
tidak saling berkorelasi dan sesuai untuk digunakan
analisis faktor. Berdasarkan pada tabel 10 menunjukan
nilai KMO semua variabel lebih dari 0,50 (KMO > 0,50)
dengan nilai sig. pada uji Bartlett 0,000 (< 0,05) yang
berarti data dapat diproses lebih lanjut dan hasil analisis
faktor akan bermanfaat untuk data tersebut.
Tabel 10. Hasil penggolongan analisis faktor
Keterangan Factor Loading
1 2 3 4 5 6
Indeks 1 Persepsi Konsumen
Terhadap Harga
X10.2 Kesesuaian harga
dengan kualitas produk 0,894
X9.3 Event bulanan Go-Food 0,786
X8.3 Variasi menu 0,774
X10.1 Keterjangkauan harga
produk 0,665
Indeks 2 Kinerja Driver Go-
Food
X7.4 Standar operasional
prosedur 0,873
X6.3 Penampilan driver 0,791
Indeks 3 Promosi Go-Food
dan Mitra Go-Food
X9.2 Gratis tambahan menu 0,834
X9.1 Go-Pay delivery promo 0,721
X10.4 Diskon 0,716
Indeks 4 Produk Ayam
Olahan
X8.1 Rasa 0,808
X10.3 Kesesuaian harga
dengan manfaat 0,782
X8.2 Kemasan 0,639
Indeks 5 Sistem Layanan
Go-Food
X7.1 Cash on carry 0,778
X6.4 Keamanan layanan 0,731
Indeks 6 Sistem Transaksi
X6.1 Respon yang cepat 0,679
X7.2 Go-Pay 0,772
Variance (%) 19,681 13,682 10,191 8,400 8,011 6,783
Sumber : Data primer diolah (2018)
Indeks 1 Persepsi Konsumen Terhadap Harga
Indeks persepsi konsumen terhadap harga merupakan
suatu variabel baru yang tersusun dari hasil analisis faktor.
Beberapa komponen subvariabel yang saling terkait dan
membentuk suatu indeks yang terdiri dari faktor kesesuaian
harga dengan kualitas produk; event bulanan Go-Food; variasi
menu; dan keterjangkauan harga produk.
Indeks persepsi konsumen terhadap harga berkaitan
dengan aspek persepsi konsumen dalam pertimbangan harga
berdasarkan manfaat yang diperoleh, kualitas produk,
keterjangkauan harga dan diskon untuk melakukan suatu
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food.
Indeks 2 Kinerja Driver Go-Food
Indeks kinerja driver Go-Food merupakan suatu variabel
baru yang tersusun dari hasil analisis faktor. Beberapa
komponen subvariabel yang saling terkait dan membentuk
suatu indeks yang terdiri dari faktor standar operasional
prosedur dan penampilan driver. Indeks kinerja driver Go-
Food berkaitan dengan aspek minat konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food berdasarkan penilaian faktor
standar operasional prosedur driver kepada konsumen dan
faktor penampilan driver yang sesuai dengan ketentuan atribut
PT.Go-Jek Indonesia.
Indeks 3 Promosi Go-Food dan Mitra Go-Food
Indeks promosi Go-Food dan mitra Go-Food merupakan
suatu variabel baru yang tersusun dari hasil analisis faktor.
Beberapa komponen subvariabel yang saling terkait dan
membentuk suatu indeks yang terdiri dari faktor gratis
tambahan menu; Go-Pay delivery promo; dan diskon. Indeks
promosi Go-Food dan mitra Go-Food berkaitan dengan aspek
sugesti yang diberikan oleh Go-Food dan mitra Go-Food dalam
bentuk promo produk dan layanan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan minat konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk yam olahan menggunakan aplikasi Go-
Food.
Indeks 4 Produk Ayam Olahan
Indeks produk ayam olahan merupakan suatu variabel
baru yang tersusun dari hasil analisis faktor. Beberapa
komponen subvariabel yang saling terkait dan membentuk
suatu indeks yang terdiri dari faktor rasa, kesesuaian harga
dengan manfaat, dan kemasan produk ayam olahan. Indeks
produk ayam olahan berkaitan dengan aspek yang menjadi
daya tarik untuk konsumen agar melakukan keputusan
pembelin produk ayam olahan karena pertimbangan cita rasa
yang ditawarkan oleh “Ayam Uleg Cak Abit”, kemasan yang
sudah sesuai dengan food grade sehingga aman untuk produk
tersebut dikonsumsi konsumen, dan variasi menu produk yang
ada cukup banyak dan bervariasi sehingga konsumen tidak
merasa bosan dengan produk “Ayam Uleg Cak Abit”.
Indeks 5 Sistem Layanan Go-Food
Indeks sistem layanan Go-Food merupakan suatu
variabel baru yang tersusun dari hasil analisis faktor. Beberapa
komponen subvariabel yang saling terkait dan membentuk
suatu indeks yang terdiri dari faktor cash on carry dan kemanan
layanan. Indeks sistem layanan Go-Food berkaitan dengan
aspek layanan pengantar makanan dan keamanan layanan
transaksi yang diberikan Go-Food dalam melayani pemesanan
produk konsumen dengan standar operasional prosedur yang
telah ditetapkan oleh PT.Go-Jek Indonesia sehingga konsumen
mendapatkan layanan yang terbaik dan sesuai dengan
kebutuhan.
Indeks 6 Sistem Transaksi
Indeks sistem transaksi merupakan suatu variabel baru
yang tersusun dari hasil analisis faktor. Beberapa komponen
subvariabel yang saling terkait dan membentuk suatu indeks
yang terdiri dari faktor respon yang cepat dan transaksi melalui
Go-Pay. Indeks sistem transaksi berkaitan dengan aspek proses
transaksi yang disediakan pihak Go-Food untuk konsumen
dalam meningkatkan kemudahan transaksi, keamanan
transaksi dan efisensi transaksi serta respon driver pada
konsumen yang cepat sehingga tren penggunaan aplikasi Go-
Food dalam pemesanan produk ayam olahan meningkat.
4.5.4 Asumsi-asumsi Klasik
Asumsi-asumsi klasik ini harus dilakukan pengujiannya
untuk memenuhi penggunaan regresi berganda. Sebelum
diadakan perhitungan regresi berganda melalui alat bantu yaitu
SPSS for Windows version 23.00, diadakan pengujian uji
asumsi klasik. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah
nilai residual tersebar normal atau tidak. Prosedur uji
ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-smirnov.
Tabel 11. Hasil uji normalitas (Kolmogorov-smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 130
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation 1.50014833
Most Extreme
Differences
Absolute .042
Positive .042
Negative -.022
Test Statistic .042
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Primer diolah (2018)
Tabel 11 menjelaskan bahwa nilai sig.
sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05 maka
ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi
normalitas terpenuhi.
Berdasarkan uji Probability Plot
didapatkan bahwa titik-titik data sudah
menyebar mengikuti garis diagonal, sehingga
dikatakan bahwa residual sudah menyebar
secara distribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat terjadi karena
disebabkan oleh bias atau penggunaan bentuk
fungsi yang salah. Autokorelasi dapat dideteksi
menggunakan uji Pearson Correlation.
Autokorelasi dapat terjadi jika hasil korelasi > 0,5;
menyimpulkan bahwa terjadi korelasi antara
variabel satu dengan lainnya.
Tabel 12. Uji autokorelasi (pearson correlation)
Sumber : Data Primer diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan
pearson correlation pada tabel 12, dapat diketahui bahwa nilai
pearson correlation < 0,5. Hal tersebut menunjukan bahwa
tidak terjadi autokorelasi antar variabel. Uji asumsi klasik yang
digunakan sudah memenuhi syarat untuk dilanjutkan
menggunakan analisis regresi berganda.
4.5.5 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau
lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen. Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung
besarnya pengaruh antara indeks persepsi konsumen terhadap
harga, indeks kinerja driver Go-Food,indeks promosi Go-Food
dan mitra Go-Food, indeks produk ayam olahan, indeks sistem
layanan Go-Food, dan indeks sistem transaksi berpengaruh
terhadap variabel terikat yaitu Tren Keputusan Pembelian
Produk Ayam Olahan Menggunakan Aplikasi Go-Food.
Tabel 13. Faktor yang mempengaruhi tren pembelian produk
ayam olahan menggunakan aplikasi go-food di
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Sumber : Data Primer diolah (2018)
Variabel Coefficient
Regression
Konstanta 2,143
Indeks 1 Motivasi Konsumen Terhadap Harga 0,023
Indeks 2 Kinerja Driver Go-Food 0,170*
Indeks 3 Promosi Go-Food dan Mitra Go-Food 0,547***
Indeks 4 Produk Ayam Olahan 0,066
Indeks 5 Sistem Layanan Go-Food 0,231**
Indeks 6 Sistem Transaksi 0,040
Jenis Kelamin 0,023*
Umur 0,045
Pendidikan 0,036
Pekerjaan 0,166
Pendapatan 0,108
Adjusted R Square = 0,526
R Square = 0,567
F-hitung = 14,035
F-tabel = 2,17
n = 130
*** Sangat Signifikan, P < 0,000
** Sangat Signifikan, P < 0,001
* Signifikan. P < 0,05
Berdasarkan tabel 13, nilai R Square (R²) sebesar 0,567
yang artinya yaitu keputusan tren pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang
dipengaruhi oleh indeks kinerja driver Go-Food, indeks
promosi Go-Food dan mitra Go-Food, indeks sistem layanan
Go-Food, dan faktor jenis kelamin sebesar 56,7% sementara
sisanya adalah sebesar 43,3% (100% - 43,3%) dipengaruhi oleh
indeks-indeks lain diluar penelitian ini.
Uji F (Simultan)
Uji F pada analisis jalur atau analisis path
berfungsi untuk mengetahui uji secara simultan untuk F.
Pengujian yang dilakukan pada dugaan pertama atau
hipotesis pertama, sehingga digunakan uji F yaitu untuk
menguji variabel bebas secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel.
Berdasarkan teori dan hasil statistik penelitian dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tren keputusan pembelian produk ayam
olahan di Kota Malang yaitu terdiri dari oleh indeks
kinerja driver Go-Food; indeks promosi Go-Food dan
mitra Go-Food ; indeks sistem layanan Go-Food serta
jenis kelamin.
Berdasarkan hasil uji F, didapatkan nilai F
hitung adalah sebesar 14,035. Nilai F tabel (𝛼 = 0,05 )
adalah sebesar 1,87; sehingga F hitung > F tabel yaitu
14,035 > 1,87 atau nilai Sig. F (0,000) < 𝛼 = 0,05 maka
model analisis regresi adalah signifikan. Dapat
disimpulkan bahwa indeks kinerja driver Go-Food;
indeks promosi Go-Food dan mitra Go-Food; sistem
layanan Go-Food; serta jenis kelamin berpengaruh
sangat signifikan terhadap tren keputusan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food di
Kota Malang. Hal tersebut menyebabkan hipotesis 1
sampai hipotesis 3 diterima karena variabel X
berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y.
Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui masing
masing-masing variabel bebas secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Kesimpulannya jika t hitung > t tabel atau –t hitung < -t
tabel maka hasilnya signifikan. Penjelasan lebih lanjut
menerangkan bahwa masing-masing nilai t hitung dan
signifikansi variabel bebas, diketahui nilai t tabel dengan
persamaan n-k-1 ; 𝛼
2= 130 − 11 − 1; 0,05 /2 = 118 ;
0,025 = 1,98027 pada signifikansi 5%. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi tren keputusan pembelian
produk ayam olahan menggunaan aplikasi Go-Food di
Kota Malang yaitu terdiri dari indeks kinerja driver Go-
Food; indeks promosi Go-Food dan mitra Go-Food ;
indeks sistem layanan Go-Food serta jenis kelamin.
Persamaan regresi berganda adalah sebagai
berikut :
Y = 2,143 + 0,259 F1 + 0,682 F2 + 0,404 F3 + 0,209 F4
Indeks Kinerja Driver Go-Food
Indeks ini menunjukan bahwa t hitung 2,593 >
t tabel 1,98027 dan sig. (0,011) < 0,05. Artinya secara
parsial ada pengaruh yang signifikan antara indeks
kinerja driver Go-Food terhadap tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi
Go-Food di Kota Malang. Persamaaan regresi indeks
harga produk berdasarkan diskon dan kesesuaian
manfaat memiliki nilai 0,259; artinya jika kinerja driver
Go-Food meningkat sebesar 10% maka tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi
Go-Food di Kota Malang akan meningkat sebesar
2,59%. Hasil tersebut menjawab hipotesis 3 variabel
standar operasional prosedur berpengaruh positif
terhadap tren penggunaan aplikasi Go-Food dalam
pemesanan produk ayam olahan di kota Malang. Ketika
subvariabel standar operasional prosedur dan
penampilan driver bergabung, maka tersusun menjadi
“Indeks kinerja driver Go-Food” yang menjadi faktor
atau pengaruh tren keputusan pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang.
Hal ini sesuai dengan penelitian Hidayati dan Winarno
(2014) yang menerangkan bahwa adopsi kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi dinilai sangat baik
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, dalam hal
ini efisiensi teknologi aplikasi dapat membantu dan
memudahkan aktivitas-aktivitas yang selama ini
dilakukan
Indeks Promosi Go-Food dan Mitra Go-Food
Indeks ini menunjukan bahwa t hitung 8,301 >
t tabel 1,98027 dan sig. (0,000) < 0,05. Artinya secara
parsial ada pengaruh yang signifikan antara indeks
promosi Go-Food dan mitra Go-Food terhadap tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kota Malang. Persamaaan regresi
indeks harga produk berdasarkan diskon dan kesesuaian
manfaat memiliki nilai 0,682; artinya jika promosi Go-
Food dan mitra Go-Food meningkat sebesar 10% maka
tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang akan
meningkat sebesar 6,82%. Hasil tersebut menjawab
hipotesis 2 variabel gratis tambahan menu berpengaruh
positif terhadap tren penggunaan aplikasi Go-Food
dalam pemesanan produk ayam olahan di kota Malang.
Ketika subvariabel gratis tambahan menu; Go-Pay
delivery promo; diskon bergabung, maka tersusun
menjadi “Indeks promosi Go-Food dan mitra Go-Food”
yang menjadi faktor atau pengaruh tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi
Go-Food di Kota Malang.
Promosi adalah suatu strategi penjualan agar
dapat meningkatkan minat konsumen akan produk yang
dijual, semakin baik strategi promosi yang dilakukan
maka produsen semakin cepat mencapai target
penjualan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Belodorodova (2016) yang menjelaskan dalam dunia
bisnis konsumen memerlukan pelayanan yang baik dan
promosi produk yang ditawarkan agar intensitas
penjualan dan minat beli konsumen tetap terjaga, selain
itu layanan online akan mempermudah produsen dalam
melakukan promosi online dan mudah bagi konsumen
dalam melakukan pemesanan.
Indeks Sistem Layanan Go-Food
Indeks ini menunjukan bahwa t hitung 3,410 >
t tabel 1,98027 dan sig. (0,001) < 0,05. Artinya secara
parsial ada pengaruh yang signifikan antara indeks
promosi Go-Food dan mitra Go-Food terhadap tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kota Malang. Persamaaan regresi
indeks harga produk berdasarkan diskon dan kesesuaian
manfaat memiliki nilai 0,404; artinya jika sistem layanan
go-food meningkat sebesar 10% maka tren keputusan
pembelian produk ayam olahan menggunakan aplikasi
Go-Food di Kota Malang akan meningkat sebesar 4,04%.
Hasil tersebut menjawab hipotesis 1 variabel cash on
carry berpengaruh positif terhadap tren penggunaan
aplikasi Go-Food dalam pemesanan produk ayam olahan
di kota Malang. Ketika subvariabel cash on carry dan
keamanan layanan bergabung, maka tersusun menjadi
“Indeks sistem layanan Go-Food” yang menjadi faktor
atau pengaruh tren keputusan pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang.
Sistem layanan dalam pembelian adalah suatu
strategi penjualan agar dapat meningkatkan minat
konsumen akan produk yang dijual, semakin baik
strategi layanan dalam hal sistem pembelian dan
kemanan layanan yang dilakukan oleh produsen atau
penyedia jasa maka semakin tinggi loyalitas konsumen.
Unsur-unsur tersebut sesuai dengan Osarenkhoe (2017)
yang menerangkan bahwa loyality konsumen terhadap
berbagai layanan dan keuntungan serta kemudahan
bertransaksi yang didapat untuk sebuah produk akan
lebih efektif dalam bisnis.
Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin menunjukan pengaruh yang positif dan
signifikan (P < 0,05) terhadap tren keputusan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food di
Kota Malang. Variabel bebas yang secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tren
keputusan pembelian produk ayam olahan menggunakan
aplikasi Go-Food di Kota Malang yaitu jenis kelamin
menjawab hipotesis 4, “indeks kinerja driver Go-Food”
menjawab hipotesis 3, “indeks promosi Go-Food dan
mitra Go-Food” menjawab hipotesis 2 dan “indeks
sistem layanan Go-Food” menjawab hipotesis 1.
Hasil kesimpulan keseluruhan menjelaskan
bahwa persamaan regresi karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin memiliki nilai 0,209 artinya
jika terjadi kenaikan 10% maka tren keputusan
pembelian menggunakan aplikasi Go-Food akan
meningkat sebesar 2,09%. Hasil tersebut menjawab
hipotesis 4 yaitu jenis kelamin berpengaruh positif
terhadap tren keputusan pembelian produk ayam olahan
menggunakan aplikasi Go-Food di Kota Malang.
Kesimpulan tersebut didukung oleh pernyataan Septian
(2015) yang menerangkan keputusan pembelian produk
ayam olahan dapat dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik responden, salah satunya adalah jenis
kelamin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Karakteristik konsumen yang melakukan pembelian
produk ayam olahan menggunakan aplikasi Go-Food
di Kota Malang yaitu Perempuan berumur 19-26 tahun
lulusan SMA/Sederajat dengan pendapatan Rp.
1.000.000 – Rp. 2.000.000.
2. Pengambilan keputusan pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota
Malang, lebih didasarkan adanya pengaruh tren
penggunaan aplikasi Go-Food pada tahun sebelumnya,
kepuasan dalam melakukan pembelian, dan kebutuhan
pelayanan yang cepat, daripada indikator lainnya yaitu
coba-coba.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
melakukan tren keputusan pembelian produk ayam
olahan menggunakan aplikasi Go-Food di Kota
Malang dipengaruhi utamanya oleh gratis tambahan
menu yang bergabung dengan Go-Pay delivery promo
dan diskon membentuk faktor promosi Go-Food dan
mitra Go-Food, lalu diikuti oleh cash on carry yang
bergabung dengan keamanan layanan membentuk
faktor sistem layanan Go-Food, selanjutnya yaitu
standar operasional prosedur bergabung dengan
penampilan driver membentuk faktor kinerja driver,
serta konsumen perempuan menjadi pertimbangan
terakhir.
5.2 Saran
1. Diharapkan pihak produsen atau penjual produk ayam
olahan dapat lebih meningkatkan inovasi promosi,
kualitas layanan dan higienis produk guna
meningkatkan penjualan dan kepuasan konsumen.
2. Diharapkan pihak Go-Food dapat lebih meningkatkan
intensitas dan inovasi promosi, pengembangan sistem
pembelian lebih efisien dan efektif, serta peningkatan
profesionalitas kinerja driver guna mempertahankan
kepercayaan dan kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, F dan Prijati. 2016. Pengaruh Promosi, Diskon dan
Impulse Buying Terhadap Keputusan Pembelian
Hypermarket PTC Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Vol 5 (7).
Anonimus. 2017. Go-Food Indonesia.
(Online)https://www.go-jek.com/go-food/.
Diakses tanggal 26 Oktober 2017.
-------------. 2015. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia.
(Online)https://www.sendspace.com/file/mke4ig.
Diakses tanggal 24 Oktober 2017.
Ardianto, E dan S. Soemirat. 2004. Dasar-Dasar Public
Relations. Cetakan Ketiga. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Beloborodova, A.L and O.V Martynova. 2016. Trend of
Online Trading Development In Russia. Journal of
Economics and Economics Education Research.
Vol.17 (1).
Caruana. 2000. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan dalam membentuk Loyalitas
Pelanggan. Jurnal Marketing. Vol.36 : 811-828
Lupiyoadi, R. dan Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran
Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang BP UNDIP.
Goetsh dan David, 1994. Pelayanan Organisasi dan
Manajemen. Rineka Cipta. Jakarta.
Hardjosworo, P.S. dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan
Produksi Daging. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Hendrayudi. 2009. Pengertian Aplikasi. Andi. Yogyakarta
Hidayati, L.N dan Winarno. 2014. Peran Perempuan Dalam
Mengadopsi Teknologi Informasi dan Mengembangkan
Usaha Kecil Menengah Batik. Jurnal Penelitian
Humaniora. Vol 19 (1) : 36-46.
Ibisa. 2009. Kamus Bahasa Indonesia. Reality Publisher.
Surabaya. Kalakota, R and A.B. Whinston.1997.
Electronic Commerce: A Manager’s Guide. New Jersey:
Addison-Wesley Professional.
Kominfo Republik Indonesia. 2013. Data Pengguna Internet di
Kota Malang. https://statistik.kominfo.go.id/site/data?id
tree=326&iddoc=1186. Diakses tanggal 01 November
2017.
Kotler, P. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 Edisi
Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
-----------. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Jilid
3. Penerbit Indeks. Jakarta.
Kotler, P dan G. Amstrong. 2004. Dasar-dasar Pemasaran. PT.
Indeks. Jakarta.
---------------------------------. 2010. Principles of Marketing
(Edisi 13). United States of
America. Pearson Education.
Kotler, P dan K. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1.
Edisi ke 13. diterjemahkan oleh Bob Sabran. Jakarta:
Erlangga.
----------------------------. 2012. Marketing Management Edisi
14. Global Edition. Pearson Prentice Hall.
Kulyk, P and M. Michalowska. 2016. Consumer Behaviour
On The E-Commerce Market In The Light Of Empirical
Research In Lubuskie Voivodeship. Journal Of
Management. Vol 20 (1): 239-255.
Lutfiah, S. 2006. Analisis Perilaku Konsumen Pada Pembelian
Daging Ayam di Kabupaten Jember. Skripsi. Jember.
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Mead, G.C. 2004. Current Trends In The Microbiological
Safety Of Poultry Meat. World’s Poultry Science
Journal. 60: 112-118.
Michalowska, M., S.Kotylak, and W.Danielak. 2015. Forming
Relationships On The E-Commerce Market As a Basis
To Build Loyalty and Create Value For The Customer,
Empirical Findings. Journal Of Management. Vol 19
(1): 57-72.
Monintja, R.Y., S. Mandey., dan A.S Soegoto. 2015. Analisis
Merek, Promosi dan Harga Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Di Gelael Swalayan Manado.
Jurnal EMBA. Vol 3 (4) : 278-289.
Nagy, S. 2016. E-Commerce In Hungary: A Market Analysis.
Club Of Economics In Miskolc. Vol 12 (2): 25-32.
Ngafifi, M. 2014. Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup
Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Vol 2
(1) : 33-47
Nurdiani, N. 2014. Teknik Sampling Snowball dalam
Penelitian Lapangan. Architecture Department, Faculty
of Engineering. Jurnal ComTech Vol. 5 (2):1110-1118
Onno, W.Purbo .2005. Buku Pegangan Internet Wireless dan
Hotspot. Elexmedia Komputindo. Jakarta.
Osarenkhoe, A., M.B Komunda., J.M Byarugaba. 2017.
Service Quality As A Mediator of Customer Complaint
Behaviour and Customer Loyalty.International Review
of Management and Marketing. Vol. 7 (1) : 197-208.
Panjaitan, I. 2016. Pengaruh Pelayanan Dan HArga Pada Go-
Jek Terhadap Kepuasan Konsumen Dengan Minat
Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Media Studi
Ekonomi. Vol 19 (2).
Roscoe. 1975. Fundamental Research Statistics for the
Behavioral Sciences. New York: Holt, Rinehart and
Winston, Inc. hal.189-197
Santoso, H. 2010. Aplikasi Web/asp.net + cd. Elex Media
Kompitindo. Jakarta.
Akbar, M., K.I Satoto., dan R.R. Isnanto. 2014. Pembuatan
Aplikasi Layanan Pesan Antar Makanan Pada Sistem
Operasi Android. Vol 16 (4) : 170-174.
Shakila, Z Binti M.Yusof., Fadzilah Binti M.Yusof.,
Yusnidawati Binti M. Yusof.2016. Determinants
Towards Food Delivery Service Through E-commerse
In Pasir Gudang Area. Journal Of Modern Education
Review. Vol 6 (9) : 622-631.
Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Sistaningrum, W. 2002. Manajemen Penjualan Produk.
Penerbit: Kanisius. Yogyakarta.
Sugianto, J dan Sugiono. 2013. Analisa Pengaruh Service
Quality, Food Quality, dan Price Terhadap Kepuasan
Pelanggan Restoran Yung Ho Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran PETRA.Vol. 1 (2) : 1-10
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
------------. 2009. Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, D. 2013. Teori, Kuisioner & Analisis Data: Untuk
Pemasaran dan Perilaku. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Turban, E., K.Dawson., L.Jhun., W.M. and C.H.M. 2002.
Electronic Commerce 2002 – A Managerial
Perspective (Second edition). New York: Prentice Hall.
Umar, H. 2005. Riset Perilaku Konsumen Jasa. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.