Manajemen operasional pada politik rehabilitasi medik di ...
Transcript of Manajemen operasional pada politik rehabilitasi medik di ...
MANAJEMEN OPERASIONAL PADA POLIKLINIK REHABILITASI
MEDIK DI RUMAH SAKIT ANANDA BEKASI :
(Tinjauan dari Perspektif Manajemen Operasional Rehabilitasi yang Islami)
Disusun Oleh :
Chairil Bastian 0046119545
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428H/2008M
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji, serta syukur, penulis panjatkan kepada Dzat yang Maha Mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit, baik yang zohir dan yang bathin. Dialah Pemilik alam semesta ini Allah Swt. Yang berkat taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Baginda alam, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabatnya dan seluruh umat manusia yang setia mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman nanti. Banyak sekali rintangan serta hambatan yang penulis rasakan dalam penulisan skripsi ini, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah Swt dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. M Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag. Selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
3. Drs. H. Anwar Abbas, M.AG., MM. Selaku pembimbing yang dengan penuh
kesabaran dan ketekunan serta keikhlasan beliau berkenan memberikan
bimbingan bagi penulis di sela-sela kesibukannya. Banyak sekali masukan yang
sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM beserta keluarga yang telah mengijinkan
penulis untuk melakukan penelitian pada poliklinik milik beliau. Semoga Allah
Swt membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
5. Seluruh staff terapis pada Poli RM RS Ananda Bekasi, khususnya Neni
Apriyanti selaku koordinator yang bersedia membantu penulis dengan
memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibunda dan Ayahanda tercinta, terima kasih atas jasa-jasamu selama ini yang
telah membesarkan dan mendidik serta memberikan yang terbaik bagi penulis
hingga saat ini.
7. Kakak-kakakku semuanya khususnya Elly Navidar, SE, Vitri Yuliany. Yang
telah memberikan bantuan bagi penulis selama masa pendidikan SI ini baik
berupa moril maupun materil. Semoga Allah Swt memberikan limpahan rahmat-
Nya kepada kita semua.
8. Teman-teman MPI NOCHENX,teman-teman seperjuangan yang telah melewati
suka dan duka bersama-sama selama masa di bangku kuliah.
Akhirnya kepada mereka semua yang telah membantu penulis, tidak ada yang dapat penulis berikan selain hanya bisa berdoa semoga Allah Swt yang Maha Rahman dan Rahim melimpahkan rahmat dan pahala yang berlipat ganda atas kebaikan semuanya. Amin. Jakarta, September 2008 Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................... iv BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 4 D. Review Studi Terdahulu .......................................................................... 5 E. Metode Penelitian .................................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8
BAB II Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik Dalam Islam A. Pengertian Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik ...................... 10 B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik ........ 13 C. Ruang Lingkup Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik .............. 17 D. Konsep-Konsep Manajemen Operasional dalam Islam 1. Konsep Maksimasi ............................................................................. 20 2. Konsep Laba ........................................................................................ 21 3. Keseimbangan Dunia dan Akhirat ..................................................... 22 4. Konsep Hak Milik .............................................................................. 23 5. Konsep Pengawasan............................................................................. 27 BAB III Gambaran Umum Rumah Sakit Ananda Bekasi
A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ananda ................................................ 32 B. Visi dan Misi ........................................................................................... 33 C. Moto kerja ............................................................................................... 33 D. Nilai ......................................................................................................... 34 E. Tujuan Rumah sakit Ananda ................................................................... 34 F. Pedoman Rumah sakit Ananda ................................................................ 34 G. Struktur Organisasi .................................................................................. 35 H. Ketenagaan............................................................................................... 37 I. Produk Pelayanan .................................................................................... 37
BAB IV Analisis Terhadap Manajemen Operasional Poliklinik Rehabilitasi Medik Pada Rumah Sakit Ananda Bekasi A. Deskripsi Tentang Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi ................................................................................ 41 B. Analisis Operasional Rehabiltasi Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi
Berlandaskan pada Konsep Manajemen yang Islami ................................ 54 BAB V Penutup A. Kesimpulan .............................................................................................. 65 B. Saran ........................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data terakhir dari badan statistik Indonesia pada tahun 2005,
jumlah penduduk Indonesia mencapai 218.868.791 jiwa1. Dengan sekian banyak
jumlah penduduk Indonesia maka semakin tinggi pula permintaan akan rumah sakit,
klinik dan institusi kesehatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa kesehatan merupakan kebutuhan primer
setiap orang, selain sandang pangan dan papan. Tentu saja hal ini harus diimbangi
dengan adanya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, guna memberikan
pelayanan kesehatan yang terpadu dan sesuai dengan standar operasional pelayanan
kesehatan.
Fungsi dari pelayanan kesehatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.2 Oleh karena itu dibutuhkan suatu institusi berupa klinik ataupun
poliklinik dan instalasi rehabilitas medik yang khusus menangani tujuan akhir dari
sebuah upaya pelayanan kesehatan pada rumah sakit yaitu rehabilitatif yang bertujuan
untuk membantu pasien yang telah melewati masa pengobatan penyakitnya untuk
mengembalikan fungsi organ motorik pasien agar dapat berfungsi secara optimal.
1 www.badan_statistik_indonesia.com. 2 Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah sakit Kelas A, B dan C. (Jakarta:Depkes 1997) h. 3
Jumlah penyandang cacat akan bertambah terus sejalan dengan perubahan
demografi ke arah umur menua dan perubahan epidemologi ke arah kronik
degeneratif. Di samping itu tingginya angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan
kerja memberikan kontribusi makin banyaknya jumlah penyandang cacat.
Modernisasi dan globalisasi juga memberikan andil dalam bertambahnya
jumlah penyandang cacat karena mengakibatkan pola hidup yang berubah serta
ketatnya persaingan disegala bidang dimana sebagian besar penduduk belum siap
dengan menghadapi perubahan tersebut. Akibatnya kebutuhan akan pelayanan
rehabilitasi medik akan semakin meningkat3
Dengan bertambahnya jumlah penyandang cacat baik yang diakibatkan oleh
penuaan umur, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja maka rehabilitasi medik
dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, sebagaimana tujuan dari
rehabilitasi medik yaitu untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup
pasien sehingga dapat melakukan fungsinya di masyarakat.
Untuk itu manajemen operasional dibutuhkan untuk menghasilkan jasa
kesehatan yang baik untuk melayani pasien dengan menggunakan input yang ada
secara maksimal berupa dokter, perawat, staf, peralatan, fasilitas dan tenaga yang
dimiliki.
3 Departemen Kesehatan RI , Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Puskesmas, (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2002) h 4
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh
dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip dalam ajaran Islam.
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah Swt.
Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan
baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.
Demikian ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, rapi, terencana dan
terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam
memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan
sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu-
raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin akhirnya
tidak bermanfaat.4
Didasari atas keinginan penulis untuk mengetahui sejauh mana prinsip-prinsip
ajaran Islam telah diterapkan pada berbagai macam bidang, khususnya pada
manajemen yang ada pada poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda Bekasi
dengan menitik beratkan pada manajemen operasional, sehingga penulis bermaksud
membuat skripsi yang berjudul “Manajemen operasional pada poliklinik rehabilitasi
medik di rumah sakit Ananda Bekasi (tinjauan dari perspektif manajemen operasional
rehabilitasi medik yang islami)”
4 KH. DR. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Hendri Tanjung, S.Si.,M.M, Manajemen Syariah dalam
Praktik, (Jakarta:Gema Insani Pres 2003) h.2
B Pembatasan dan Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada skripsi yang berjudul “Manajemen
operasional rehabilitasi medik di rumah sakit Ananda Bekasi (tinjauan dari perspektif
manajemen operasional rehabilitasi medik yang islami)” ditekankan pada manajemen
operasional klinik rehabilitasi medik pada rumah sakit ananda Bekasi berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen yang sesuai dengan Islam.
Untuk mengarahkan pada permasalah dan pembahasan sehingga tidak
menyimpang dari pokok pembahasan, maka dirumuskan beberapa pokok masalah
sebagai berikut:
1 Bagaimanakah manajemen operasional yang sesuai dengan konsep
manajemen operasional dalam Islam?
2 Bagaimanakah manajemen operasional yang diterapkan pada poliklinik
rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda Bekasi.?
3 Sejalankah aplikasi manajemen operasional rehabilitasi medik dengan
konsep manajemen operasional rehabilitasi medik dalam Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah yang
dimaksud dengan manajemen operasional ditinjau dari segi konvensional hingga
manajemen operasional yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam Islam.
Secara rinci tujuan-tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui manajemen operasional yang sesuai dengan konsep
manajemen operasional dalam Islam.
2. Untuk mengetahui manajemen operasional yang diterapkan pada poliklinik
rehabilitasi medik.
3. Untuk mengetahui kesesuaian aplikasi manajemen operasional poliklinik
rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda dengan prinsip-prinsip
manajemen operasional dalam Islam.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah bagi masyarakat
umumnya yang membaca tulisan ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana
manajemen operasional yang sesuai dengan Islam. Bagi rumah sakit dan poliklinik-
poliklinik yang berada di bawah naungan rumah sakit Ananda Bekasi dapat
mengambil pengetahuan tentang manajemen operasional Islami. Dan bagi penulis
sendiri khususnya sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
selama masa kuliah, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Islam pada fakultas Syariah dan Hukum yang ditetapkan oleh Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Review Studi Terdahulu
Fijrin Lazwardi tahun 2003. Judul skripsi “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap
Manajemen Operasional Koperasi Kovensional (Studi kasus warga Rw 03 Parung
Benying Tanggerang Banten)”. Pada skripsi ini yang menjadi sorotan analisa
terhadap manajemen operasional koperasi yaitu pertama hanya terletak pada tipe
manajer yang mengawasi operasional koperasi tersebut. Manajer yang memimpin
sekaligus mengawasi koperasi memiliki sifat ketegasan, musyawarah, keterbukaan
dan pemahaman yang mendalam terhadap tujuan organisasi dari koperasi, hal ini
sesuai dengan kriteria dari tipe manajer yang seharusnya dalam Islam. Kedua, yang
menjadi sorotan ini adalah dari segi produk operasional koperasi. Ada beberapa point
yang tidak disebutkan mengenai aspek bagaimana SDM yang ada selain dari manajer,
bentuk pelayanan terhadap masyarakat, bentuk pelaporan dan pencatatan keuangan
koperasi. Hanya ada dua aspek yang diteliti dalam skripsi ini yaitu dari segi manajer
dan produk koperasi.
Sedangkan skripsi yang penulis buat, lebih banyak mendeskripsikan aspek-
aspek dari manajemen operasional rehabilitasi medik yaitu SDM, Tarif pelayanan,
Bentuk pelayanan dan pencatatan serta pelaporan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif
bertujuan untuk mengetahui manajemen operasional yang diterapkan pada
poliklinik rehabilitasi medik, setelah mengetahui tentang manajemen
operasional yang diterapkan, lalu penulis menganalisis manajemen
operasional yang diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit
Andanda berdasarkan konsep-konsep manajemen Islami, untuk mengetahui
kesesuaian aplikasi manajemen operasional poliklinik rehabilitasi medik pada
rumah sakit Ananda dengan prinsip-prinsip manajemen operasional dalam
Islam. Sehingga dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dari kedua metode
tersebut.
2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data lapangan yang diperlukan, penulis
melakukan observasi terkait dengan manajemen operasional yang diterapkan
oleh poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda, dengan cara
melakukan pengamatan langsung terhadap manajemen operasional yang
diterapkan, melihat bentuk laporan keuangan dan obat poliklinik rehabilitasi
medik. Untuk melengkapi hasil observasi penulis melakukan wawancara
dengan koordinator poliklinik rehabilitasi medik, dan pemilik sekaligus
pengelola poliklinik rehabilitas medik rumah sakit Ananda Bekasi.
Sebagai referensi mengenai kepustakaan, bahan-bahan yang
dibutuhkan berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan, dan
juga mendapatkan data dari internet.
3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan mengacu kepada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta” tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Bahasan-bahasan dalam skripsi ini terbagi dalam lima bab dan dari tiap bab
tersebut terdiri dari sub bab dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,
metode penelitan dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik dalam Islam. Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari manajemen operasional
rehabilitasi medik, lalu fungsi serta tujuan manajemen operasional rehabilitasi
medik, kemudian akan dijelaskan ruang lingkup manajemen operasional
rehabilitasi medik dan terakhir adalah konsep-konsep manajemen operasional
rehabilitasi medik dalam Islam
BAB III Gambaran umum rumah sakit Ananda Bekasi. Pertama akan
dijelaskan tentang gambaran umum dari rumah sakit Ananda Bekasi dengan
menjelaskan bagaimana sejarah berdirinya rumah sakit Ananda, visi dan misi
dari rumah sakit, moto kerja, Nilai, tujuan rumah sakit, pedoman rumah sakit,
struktur orgainisasi dan produk pelayanan.
BAB IV Analisis terhadap manajemen operasional poliklinik rehabilitasi
medik pada rumah sakit Ananda, yang meliputi deskripsi tentang
manajemen operasional yang dilakukan pada poliklinik rehabilitasi medik
rumah sakit Ananda. Analisis terhadap manajemen operasional rehabilitasi
medik rumah sakit Ananda berlandaskan pada perspektif manajemen yang
islami
BAB V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB III.
GAMBARAN SINGKAT RUMAH SAKIT ANANDA
A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ananda
Rumah sakit Ananda Bekasi adalah rumah sakit umum swasta yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit Ananda didirikan pada
Januari 2001 berdasarkan surat keputusan Kepala dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Barat No. 503/SK. 214 - RS/2001, merupakan pengembangan dari kllinik
spesialis yang berdiri sejak tahun 1994. Izin operasional dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan didapat pada Januari 2002.
Pada mulanya rumah sakit Ananda merupakan poliklinik umum pelayanan
24 jam yaitu melayani pengobatan masyarakat/pasien dilakukan oleh dokter
umum. Poliklinik ini juga melayani pemeriksaan kebidanan/kehamilan dilakukan
oleh bidan. Poliklinik tersebut didirikan pada tanggal 5 Desember 1992.
Semakin banyak pasien yang berobat, poliklinik Spesialis Ananda dituntut
untuk meningkatkan pelayanan yang komplit dan berkualitas dalam profesinya,
maka pada tahun 2001 pihak pengelola poliklinik (Yayasan Ananda)
meningkatkan pelayanan kesehatan dan merubah statusnya menjadi Rumah Sakit
Umum. 5
5 Neni Aripiyanti, Evaluasi Efektifitas Media Promosi Untuk Poliklinik Rehabilitasi Medik Di
Rumah Sakit Ananda Bekasi Tahun 2005, (Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) Peminatan Manajemen Rumah Sakit), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 2005. hal. 11
B. Visi dan Misi
Visi menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik dan terpadu sesuai dengan standar profesi bagi seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan suku, golongan, status sosial dan agama.
Misi rumah sakit :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan rasional
2. Menjadi mitra yang baik bagi masyarakat, sarana pelayanan kesehatan
lain, asuransi kesehatan, instansi pemerintah, instansi swasta dan
perusahaan.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat menciptakan
kepuasan bagi semua.
4. Menjadi rumah sakit yang peduli akan lingkungan6
C. Moto Kerja
Yang menjadi pegangan bagi seluruh karyawan rumah sakit Ananda
dalam bekerja adalah selalu bekerja dengan benar, ilmiah, trampil, rasional dan
mengutamakan keamanan.7
6 Ibid., h. 12 7 Ibid., h. 13
D. Nilai
Nilai yang dipegang seluruh karyawan dalam memberikan pelayanan
adalah :
1. Mengutamakan keselamatan dan kesembuhan pasien
2. Bersikap setia, jujur, ramah dan bertanggung jawab.8
E. Tujuan Rumah Sakit Ananda
Tujuan pendirian rumah sakit Ananda adalah :
1. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
2. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik
3. meningkatkan kesejahteraaan karyawan
F. Pedoman Operasional Rumah Sakit Ananda
Dengan adanya pedoman ini dimaksudkan untuk dapat menjadi acuan
dalam berprilaku dan menjadi budaya yang mewarnai suasana kerja sehari-hari :
1 Pasien yang paling utama
Kami menganggap setiap pasien yang datang ke rumah sakit Ananda adalah
yang paling uatama untuk dilayani sebaik mungkin
2 Pelayanan secara paripurna
Kami memberikan pelayanan dengan berupaya memperhatikan faktor
psikososial, kultural dan spiritual.
3 Karyawan sangat berarti
8 Ibid., h. 13
Kami menganggap karyawan sebagai asset utama yang dapat diandalkan
untuk memajukan Rumah sakit dalam menghadapi perkembangan jaman.
4 Semangat persaudaraan
Kami berupaya menumbuhkan nuansa persaudaraan dan kekeluargaan
diantara sesama karyawan, juga dengan pasien dan keluarganya serta
pengguna jasa lainnya. 9
G. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ananda
Susunan organisasi rumah sakit Ananda terdiri dari :
1 PT RAHIM ( Rajut Hidup Mandiri)
Sebagai pemilik yayasan Rumah Sakit Ananda
2 Direksi :
1) Direktur Utama
2) G.M Keuangan & Umum
a) Personalia & Umum
• Staf Personalia & Umum
• Adm. Gudang Umum
• Pemeliharaan
• RT Kantor
• Laundry
• Satpam
• Sopir Ambulance
9 Ibid,. h. 14.
b) Keuangan
• Staf Keuangan
• Kasir
• Penagihan
c) Humas & Marketing
• Staf Humas & Marketing
• Operator
• (Cleaning Service)
• ( Parkir)
3) G. M Pelayanan
a) Pelayanan Medis
• Staf YanMed
• EDP
• Medical Record
• Fisioterapi
b) Keperawatan
• Rawat Jalan
• Perawatan Umum (PU)
• Perawatan Anak (PA)
• Perinatalogi
• UGD
• ICU
• Kamar Operasi (OK)
c) Penunjang Medis
• Inst Farmasi
• Inst. Laboratorium
• Inst. Radiologi
• Inst. Gizi
• Gud. Obat / Farmasi
4) Komite Medik
5) Internal Audit10
H. Ketenagaan
Jumlah tenaga medis dan non medis di rumah sakit Ananda terus
meningkat seiring dengan perkembangan rumah sakit Ananda. Data jumlah
ketenagaan baik medis maupun non medis pada tahun 2005 sebesar 286 orang.
I. Produk Pelayanan
1. Unit Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan untuk semua pasien, baik pasien dewasa maupun
pasien anak dengan jaminan perusahaan ataupun jaminan pribadi.
Jam pelayanan dan jam pendaftaran dilakukan setiap hari kecuali hari
minggu mulai pukul 08.00 s/d 21.00
10 Ibid., h. 15
Jenis pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit Ananda adalah :
1) Poliklinik THT
2) Kinik Gigi
3) Poliklinik Mata
4) Poliklinik Anak
5) Poliklinik Syaraf
6) Poliklinik Rehabilitasi Medik
7) Poliklinik Umum
8) Poliklinik Kulit Kelamin
9) Poliklinik Psikiater Anak
10) Poliklinik Penyakit Dalan
11) Poliklinik Akupuntur kesehatan dan kecantikan
12) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
13) Poliklinik Bedah
14) Konsultasi Gizi
15) Pelayanan 24 jam: Unit Gawat Darurat
16) Ruang Tindakan Operasi
Unit penunjang rumah sakit Ananda :
1) Instalasi farmasi 24 jam
3) Radiologi & USG
4) Medical check Up
2. Unit Rawat Inap
Berdasarkan data dari laporan tahunan periode tahun 2005 kapasitas yang
tersedia berjumlah 85 tempat tidur dengan kelas rawat terdiri dari kelas VIP,
Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III.
Ruang perawatan terbagi menjadi 6 bagian :
1) Ruang Perinatalogi (Ruang Anggrek)
Ruang perinatalogi adalah ruang khusus bayi setelah post partus,
sebelum dibawa pulang, diruangan ini dibagi menjadi 2 kelas perawatan :
a) Kelas I terdiri dari 4 tempat tidur
b) Kelas II terdiri dari 6 tempat tidur
2) Ruang Perina
Ruang perina adalah ruang khusus pasien bayi dengan berbagai
penyakit. Usia < 40 hari. Diruang ini disediakan kelas II dengan kapasitas
7 tempat tidur.
3) Ruang Perawatan Anak (Ruang Cempaka)
Ruang Cempaka dikhususkan bagi pasien anak dengan berbagai
penyakit. Kategori pasien yang masuk ke ruangan ini adalah pasien dari
usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun, di ruangan ini disediakan kelas I,
Kelas II dan ruang isolasi yang terdiri dari :
a) Kelas I terdiri dari 6 tempat tidur.
b) Kelas II terdiri dari 2 tempat tidur.
c) Kelas II terdiri dari 12 tempat tidur
d) Ruang isolasi terdiri dari 1 tempat tidur.
4) Ruang perawatan umum ( Ruang Kemuning)
Adalah ruang perawatan khusus pasien > 17 tahun. Di ruangan
Kemuning disediakan kelas I, kelas II, kelas III dan ruang isolasi yang
terdiri dari :
a) Kelas I terdiri dari 5 tempat tidur
b) Kelas II terdiri dari 8 tempat tidur
c) Kelas III terdiri dari 16 tempat tidur
d) Ruang isolasi terdiri dari 1 tempat tidur
5) Ruang Flamboyan
Di ruang Flamboyan tidak dibedakan usia pasien, pasien bayi
sampai pasien dewasa dapat menggunakan fasilitas yang ada di ruangan
Flamboyan, di ruangan Flamboyan terdapat kelas VIP, kelas utama dan
kelas II yang terdiri dari :
a) Kelas VIP terdiri dari 3 tempat tidur
b) Kelas utama terdiri dari 2 tempat tidur
c) Kelas II terdiri dari 4 tempat tidur
6) Ruang kebidanan
Adalah ruangan khusus pre dan post natal, dengan fasilitas kelas
III yang terdiri dari 7 tempat tidur.11
11 Ibid., h. 17
BAB IV
ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN OPERASIONAL POLIKLINIK
REHABILITASI MEDIK PADA RUMAH SAKIT ANANDA BEKASI
A Deskripsi Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik Pada Rumah Sakit
Ananda Bekasi
Sebelum masuk pada pembahasan berikutnya terlebih dahulu penulis akan
mencoba memaparkan bentuk-bentuk dari rehabilitasi medik. Sebagaimana telah
dijelaskan pada bab II tentang rehabilitasi medik sebagai suatu upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara
mencegah, mengurangi kelainan, ketidakmampuan dan ketunaan. Dilihat dari tempat
diselenggarakannya rehabilitasi medik, terdapat dua macam bentuk dari rehabilitasi
medik yaitu instalasi rehabilitasi medik dan poliklinik rehabilitasi medik. 12 Hal yang
akan penulis jabarkan pada pembahasan berikut ini adalah poliklinik rehabilitasi
medik yaitu suatu sub atau bagian dari Rumah Sakit yang menyelenggarakan
pelayanan rehabilitasi medik. Masalah yang menjadi objek penelitian adalah
poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda Bekasi.
Tidak seperti poliklinik-poliklinik lain pada RS Ananda yang merupakan satu
kesatuan dengan RS Ananda baik pengelolaan ataupun modalnya berasal dari RS
Ananda Bekasi sendiri, Poli RM merupakan suatu hasil dari bentuk kerjasama antara
12 Neni Apriyanti, Koordinator & Fisioterapis Poli RM RS Ananda Bekasi, Wawancara
Pribadi, 4 September 2006
RS Ananda dengan seorang dokter spesialis rehabilitasi medik sebagai pemilik modal
sekaligus pengelola Poli RM RS Ananda, dengan ketentuan serta perjanjian bagi hasil
yang telah disepakati.
Berikut pokok-pokok terkait dengan Kegiatan operasional pada poli RM RS
Ananda berkaitan dengan manajemen yang diterapkan oleh poli RM itu sendiri.
1. Ketenagaan / Sumber Daya Manusia
Untuk operasional poli RM, pemilik Poli RM merekrut sumber daya
manusia berjumlah delapan orang termasuk beliau sebagai tenaga dokter spesialis
dengan perincian sebagai berikut: dua orang dokter spesialis rehabilitasi medik,
tiga orang fisioterapis, satu orang okupasi terapis dan dua orang terapis wicara.
Antara tenaga terapis (fisioterapis, okupasi terapis dan terapis wicara)
dengan pemilik Poli RM memiliki ikatan kontak kerja yang dituangkan dalam
sebuah bentuk perjanjian kerjasama. Perjanjian tersebut berisi mengenai jenis dan
tugas serta tanggung jawab masing-masing dari tenaga terapis, pembagian hasil
antara pemilik Poli RM dengan tenaga terapis setiap bulannya dihitung
berdasarkan jumlah pasien yang datang untuk menjalani terapi baik fisioterapi,
terapi wicara, dan okupasi terapi dengan perincian sebagai berikut; fisioterapi
30%, okupasi terapi 25% dan terapi wicara 25%. Hasil tersebut diberikan setelah
terlebih dahulu dikurangi untuk pembagian kerjasama dengan pihak RS, barulah
sisa pendapatan dibagi sesuai dengan persentase sesuai dengan kesepakatan13.
13 Laporan keuangan Poli RM RS Ananda Bekasi tahun 2006
Pertimbangan dari pemilik poli RM dalam menggunakan sistem bagi hasil
dengan tenaga terapis yang bekerja pada poli RM adalah beliau mencoba untuk
memberikan suatu rasa memiliki kepada tenaga terapis, dengan adanya sistem
pembagian hasil ini diharapkan tenaga terapis akan bekerja dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang besar bagi poli RM.
Dengan begitu, penghasilan untuk merekapun akan semakin besar pula, juga
untuk menumbuhkan rasa memiliki dari poli RM tempat mereka bekerja selama
ini.14
2. Sarana, Prasarana dan Peralatan
Lokasi poli RM terletak di sebelah kanan sebelum pintu masuk Rumah
Sakit Ananda Bekasi, dan sebelum pintu masuk ruang rawat inap. Letak dari poli
RM sangat strategis sehingga dapat dilihat setiap orang yang keluar masuk dari
Rumah Sakit Ananda ataupun yang ingin menjenguk pasien rawat inap.
Sarana dan prasarana ini disiapkan oleh pihak Rumah Sakit sebagai pihak
yang mengadakan kerja sama dengan pemilik poli RM. Kerjasama ini tertuang
dalam sebuah bentuk perjanjian kerjasama dengan poin-poin sebagai berikut 15:
1. Kontrak kerjasama dilakukan dalam waktu 1 tahun. Apabila tidak ada
permasalahan, kontrak kerjasama secara otomatis dilanjutkan.
14 dr. Syarief Hasan Lutfie, Pemilik Poli RM RS Ananda Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi
11 September 2006 15 Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pelayanan Rehabilitasi Medik Antara Rumah Sakit
Ananda Bekasi dengan dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM
2. kerjasama dilakukan dalam bentuk bagi hasil pendapatan (proyek sharing)
dengan pembagian sebagai berikut :
a. Konsul / visit dokter, RS Ananda mendapatkan keuntungan 20% dari
jumlah kunjungan pasien perbulannya.
b. Pelayanan Fisioterapi, RS Ananda mendapatkan keuntungan 30% dari
jumlah kunjungan pasien perbulannya
c. Pelayanan Okupasi Terapi, RS Ananda mendapatkan keuntungan 25%
dari jumlah kunjungan pasien perbulannya
d. Pelayanan Terapi Wicara, RS Ananda mendapatkan keuntungan 25%
dari jumlah kunjungan pasien perbulannya
Dari pihak RS Ananda menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan
pelayanan kesehatan rehabilitasi medik yaitu sebuah ruangan dengan diberi sekat
tembok dimana satu ruangan digunakan untuk konsul/pemeriksaan oleh dokter
dan ruangan lainnya digunakan untuk melakukan pengobatan/terapi rehab medik.
Serta peralatan kerja kantor berupa peralatan umum, tempat tidur, fasilitas
meubelair, listrik, dan obat-obatan yang diperlukan sesuai kebutuhan. Sedangkan
peralatan untuk pelayanan kesehatan lainnya disediakan sendiri oleh rehab
medik.16
Sedangkan dalam pengadaan peralatan rehabilitasi medik, pemilik
sekaligus pengelola poli RM menggunakan jasa dari Bank Bukopin Syariah
dengan menggunakan sistem Murabahah. Penulis tidak mengetahui secara jelas
16 Ibid.
jumlah nominal dari pinjaman tersebut serta jangka waktu yang digunakan dalam
pinjaman tersebut.
Pada poli RM RS Ananda terdapat tujuh buah alat terapi kesehatan yang
digunakan yaitu Microwave Diathermi (MWD), Trans Cuteneus Electrical
Stimulation (TENS), Electrical Stimulations (ES), Infra Red (IR), Nebulizer,
Suction, Vibrator. Peralatan-peralatan tersebut digunakan sesuai dengan
kebutuhan dari masing-masing pasien setelah diberikan program terapi oleh
dokter spesialis rehabilitasi medik. Bisa dibilang peralatan merupakan modal
utama poli RM untuk melayani pasien, karena Poli RM memberikan pelayanan
kesehatan berupa terapi fisik dengan menggunakan alat bantu terapi yang ada
untuk membantu mencapai tingkat kesembuhan pasien.
3. Pelayanan Kesehatan Pasien
Poin-poin yang akan dijelaskan pada pelayanan kesehatan Poli RM RS
Ananda meliputi bentuk pelayanan kesehatan rehabilitasi medik, jadwal konsul
dokter dan pelayanan kesehatan rehabilitasi medik, dan alur pelayanan kesehatan
bagi pasien.
a. Bentuk pelayanan kesehatan rehabilitasi medik
Poliklinik rehabilitasi medik RS Ananda merupakan suatu tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi dokter spesialis rehabilitasi
medik, Fisioterapi, Okupasi Terapi, Terapi Wicara dan Ortotik prostetik
1) Fisioterapi (Physiotheraphy)
Yaitu penanganan kasus pasien yang mengalami gangguan pada
motorik kasar. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah Pediatrik,
Muskuloskeletal, Neuromuscular, Kardiovaskuler.
Pada poli RM RS Ananda, pelayanan fisioterapi ditangani oleh tiga
orang fisioterapis (tenaga terlatih yang memberikan pelayanan fisioterapi).
Ketiga fisioterapis ini bekerja dari hari senin sampai dengan sabtu, mulai
pukul 08.00 pagi hingga 21.00. sesuai dengan jam kerja Rumah Sakit
Ananda.
2) Okupasi Terapi (Occupational Therapy)
Okupasi terapi adalah suatu proses kesehatan yang menolong
individu yang mempunyai kelainan atau kecacatan fisik atau mental yang
bersifat sementara atau menetap dengan menggunakan aktivitas-aktivitas
yang telah diprogram atau disesuaikan untuk membantu pemulihan fungsi
fisik, mental, maupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri,
produktivitas serta yang bersifat rekreasi.
3) Terapi Wicara (Speech Therapy)
Penangan kasus pasien yang mengalami gangguan bicara
4) Ortotik Prostetik
Ortotik prostetik adalah suatu pelayanan kesehatan dalam
pembuatan alat bantu (Ortose) pasien yang mengalami kecacatan
(amputasi)
b. Jadwal konsul dokter dan pelayanan poliklinik rehabilitasi medik
Berikut Jadwal konsul dokter dan pelayanan poliklinik rehabilitasi
Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi setiap hari senin sampai dengan sabtu
mulai pukul 08.00 hingga pukul 21.00. jadwal ini disesuaikan dengan jadwal
pelayanan poliklinik pada Rumah Sakit Ananda Bekasi pada umumnya.
Jadwal Konsul Poliklinik Rehabilitasi Medik Tahun 2006
Jadwal Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Jadwal Konsultasi
1. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM
2. dr. Anita Linda, SpRM
1) Senin s/d Sabtu : Pkl 08.30-09.30 WIB
2) Senin s/d Kamis : Pkl 19.00-20.00 WIB
3) Selasa dan Jum’at: Pkl 17.00-18.30 WIB
Jadwal Pelayanan Poliklinik Rehabilitasi Medik Tahun 2006
Jadwal Pelayanan
1. Fisioterapi 1) Setiap hari (Senin s/d Sabtu : Pkl 08.00-21.00WIB)
2. Okupasi Terapi 1) On Call
3. Terapi Wicara 1) Senin s/d Sabtu : Pkl 10.00-12.00 WIB
c. Alur pelayanan kesehatan
Pasien yang datang ke poli RM dapat berasal dari Instalasi Gawat
darurat RS Ananda, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap, konsul dari
dokter praktek swasta/klinik, rujukan dari Rumah Sakit/institusi kesehatan
lainnya.
Berikut ini akan penulis jabarkan bagaimana alur pelayanan
kesehatan pasien pada Poli RM mulai mendaftar hingga selesai berobat.
1) Pendaftaran
Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, pasien terlebih dahulu
mendaftarkan dirinya ke loket pendaftaran Rumah Sakit. Jika pasien baru,
pasien terlebih dahulu membuat kartu berobat, ini diperlukan agar Rumah
Sakit dan Poli RM dapat membuatkan rekam medik untuk mencatat dan
memantau perkembangan kesehatan pasien. Bila pasien yang datang
adalah pasien lama, maka pasien akan langsung mendapat nomor
pendaftaran lalu menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan.
2) Pelayanan Kesehatan
Setelah mendaftar dan mendapatkan nomor pendaftaran, pasien
yang berobat akan dipersilahkan masuk ke ruangan terapi, disini pasien
akan diberikan terapi-terapi yang dibutuhkan oleh pasien tentunya sesuai
dengan prosedur baku yang berlaku atau sesuai dengan konsul dari dokter
spesialis rehabilitasi medik RS Ananda.
Bagi pasien baru / rujukan terlebih dahulu melakukan konsultasi
dengan dokter spesialis rehabilitasi medik agar dokter dapat menilai dan
mengetahui kondisi pasien, untuk kemudian membuat program terapi
yang akan diberikan kepada pasien. Selanjutnya akan memberitahukan
kapan saja waktu untuk melakukan terapi dan kapan untuk konsul kembali
ke dokter spesialis rehabilitasi medik untuk melihat sejauh mana
perkembangan kesehatan pasien itu sendiri.
Pasien akan ditangani oleh tenaga terapis yang memberikan terapi-
terapi seperti fisioterapi, okupasi terapi dan terapi wicara. Pada fisioterapi
akan dibantu dengan alat-alat penunjang seperti microwave diatermi, Infra
Merah, Vibrator dan lain sebagainya.
Kemajuan pasien dievaluasi secara berkala dan direncanakan
program selanjutnya. Catatan medik pasien disimpan di dalam rekam
medik. Rekam medik ini yang nantinya akan memberikan semua
informasi yang diperlukan oleh dokter untuk melihat perkembangan si
pasien itu sendiri.
Catatan medik terdiri dari dua macam yaitu catatan medik
mengenai hasil dari pemeriksaan konsul dokter, dan catatan medik tentang
pelaksanaan terapi yang diberikan.
3) Pembayaran biaya pelayanan kesehatan
Setelah mendapatkan terapi pada Poli RM, maka pasien akan
diberikan dua buah struk yang satu berwarna putih yang mana struk ini
untuk diberikan pada loket pembayaran Rumah Sakit sebagai bukti bahwa
pasien telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Satu lagi berwarna merah
disimpan oleh rehab medik sebagai pegangan untuk bukti laporan kepada
dokter.17
Dengan adanya pembayaran pelayanan kesehatan poli RM pada
kasir Rumah Sakit Rumah Sakit dapat mengetahui jumlah pasien yang
datang pada poli RM yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam
pemberian bagi hasil antara pihak Rumah Sakit dengan poli RM. Dengan
adanya dua buah struk tadi baik dari poli RM ataupun pihak Rumah Sakit
dapat mengetahui seberapa besar pendapatan yang harus mereka terima
setiap bulannya, dan juga untuk menghindari kesalah pahaman.
4. Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, ini tergantung atau sesuai
dengan keputusan dari pemilik tunggal Poli RM RS Ananda sendiri yaitu
dr Syarief Hasan Lutfie, SpRM. Sebagai orang yang berwenang menetapkan
kebijakan-kebijakan pada oleh Poli RM, maka dalam menetapkan biaya yang
akan dibebankan pada pasien pun harus sesuai dengan keputusan beliau.
Adapun yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan tarif yang
dibebankan kepada pasien, beliau melihat kepada tarif yang diberlakukan poli RM
17 Neni Apriyanti, Koordinator & Fisioterapis Poli RM RS Ananda Bekasi, Wawancara
Pribadi, 4 September 2006
yang ada di sekitar daerah Bekasi khususnya dan yang ada di sekitar Jakarta pada
umumnya, ini pun disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat sekitarnya. 18
5. Pengawasan, Pelaporan dan Evaluasi
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa poli RM pada Rumah Sakit
Ananda Bekasi dipimpin dan dikelola oleh seorang dokter spesialis rehabilitasi
medik. Beliau juga sebagai pemilik saham tunggal. Untuk pengawasan
operasional rehabilitasi sehari-hari beliau menunjuk seorang koordinator
sekaligus tenaga fisoterapis yang bertugas memantau poli RM setiap harinya, dan
juga membuatkan laporan pendapatan serta pemasukan dan penggunaan obat,
untuk kemudian setiap bulannya dilaporkan kepada pemilik poli RM untuk
diperiksa dan diteliti.
Penunjukan seorang koordinator dilakukan karena pemiliknya tidak dapat
setiap hari dan setiap saat mengawasi dan memantau kegiatan serta
perkembangan yang dialami dalam poli RM dikarenakan beliau memiliki tugas-
tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Tetapi dalam waktu-waktu tertentu,
beliau juga berpraktek sebagai dokter spesialis pada poli RM pada Rumah Sakit
Ananda.
Ada dua macam bentuk laporan dalam poli RM yang dibuat oleh
koordinator poli RM yaitu laporan keuangan dan laporan penggunaan obat berikut
akan penulis uraikan lebih terperinci
18 dr. Syarief Hasan Lutfie, Pemilik Poli RM RS Ananda Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi
11 September 2006.
a) Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat oleh koordinator poli RM dalam sebuah
buku besar dengan periode dari tanggal 26 hingga tanggal 25 pada tiap
bulannya. Metode yang digunakan dalam pencatatan sangat sederhana karena
tidak menggunakan istilah-istilah akuntansi maupun aturan baku dalam
sebuah laporan yang biasa dipakai dalam sebuah laporan keuangan baku. Di
bawahnya juga diberikan keterangan-keterangan mengenai laporan yang ada
di atasnya.
Secara garis besar ada beberapa poin yang dapat dilihat pada laporan
keuangan tersebut antara lain yaitu :
1) Pendapatan konsultasi dokter setelah dipotong 20% untuk Rumah
Sakit, dari pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
2) Pendapatan Fisioterapi dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan
setelah dipotong 30% untuk Rumah Sakit.
3) Pendapatan Okupasi terapi dari pasien rawat inap dan rawat jalan
setelah dipotong 25% untuk Rumah Sakit
4) Pendapatan Terapi Wicara dari pasien rawat inap dan rawat jalan
setelah dipotong 25% untuk Rumah Sakit.
5) Insentif atau gaji yang dikeluarkan untuk tenaga fisioterapi, terapi
wicara dan okupasi terapi ditambah uang transpor/uang jalan yang
diberikan setiap bulannya.
6) Kekurangan yang belum diterima oleh poli RM dari pasien yang masih
dirawat ketika tutup buku dilakukan19.
b) Laporan pemasukan dan penggunaan obat
Pada laporan pemasukan dan penggunaan obat juga menggunakan
periode yang sama yaitu dari tanggal 26 – 25 tiap bulannya. Disini dijelaskan
jumlah obat yang masuk dari tanggal 26-25 yang digunakan dalam pemberian
terapi kepada pasien bersamaan dengan penggunaan alat.
Laporan-laporan ini kemudian diserahkan kepada pemilik poli RM secara
berkala tiap bulan pada tanggal 5 setiap bulannya untuk diperiksa dan diteliti, hal
ini dilakukan setelah uang hasil pendapatan Poli RM selama satu bulan diberikan
oleh pihak Rumah Sakit. Apakah sesuai antara laporan dan uang yang diterima
oleh dokter rehab medik.
Evaluasi dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan pemeriksaan laporan
dari koordinator poli RM yang dilakukan oleh pemilik poli RM. Sedangkan untuk
evaluasi yang lebih besar diadakan setiap enam bulan sekali, evaluasi ini biasanya
diadakan di rumah pemilik Poli RM, tenaga terapis pada poli RM RS Ananda
dikumpulkan beserta dengan tenaga terapis poli RM lain milik beliau yang kini
berjumlah sekitar empat buah poliklinik dan tersebar di daerah Bekasi, Cikarang
dan Tambun. Dalam evaluasi enam bulanan ini dibahas mengenai masalah-
masalah intern antara pegawai Poli RM, kendala-kendala yang dialami dalam
pelayanan, pelaporan mengenai alat-alat, cara ini dilakukan antara lain untuk
19 Laporan Keuangan Poli RM RS Ananda Bekasi, tahun 2006
mendekatkan antara pemilik poli RM dengan pegawainya dan antara sesama
pegawai, sehingga tercipta suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang nantinya
diharapkan dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melayani pasien.
B Analisa Operasional Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi
Berlandaskan pada Konsep Manajemen yang Islami
Konsep manajemen sudah sepatutnya dibangun berlandaskan pada suatu
ideologi yang memberikan tujuan, ketetapan dan prinsip-prinsip sehingga manajemen
Islami merupakan kumpulan dan ketetapan dan prinsip-prinsip yang seterusnya
berproses menuju pencapaian tujuan dan dengan Islam sebagai dasar yang dapat
mengujinya secara obyektif.20
Hukum dalam ajaran Islam ada lima kategori, yaitu wajib, sunah, haram,
mubah dan makruh. Bila dilihat dari materinya, hukum Islam dapat berbentuk ibadat
dan dapat berbentuk adat, sesuatu perbuatan ibadat tidak boleh dilakukan kecuali ada
dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an atau Hadis bahwa perbuatan itu
boleh dilakukan. Sedangkan perbuatan adat adalah semua perbuatan yang boleh
dilakukan kecuali ada ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadis, yang menyatakan
perbuatan itu tidak boleh dilakukan
Semua aktivitas yang dilakukan diluar ibadat maka termasuk perbuatan adat,
yaitu perbuatan yang bersifat duniawi yang boleh dan dapat dilakukan dengan bebas
20 Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Kontemporer, (Jakarta: FE Trisakti 1992), h. 124
waktunya sepanjang tidak ada larangan di dalam Al-Qur’an dan Hadis, dan tidak
bertentangan dengan aturan-aturan akhlak. 21
Allah SWT tidak melarang umatnya baik secara individu maupun bersama-
sama untuk melakukan segala macam aktifitas ekonomi selama cara-cara yang
mereka lakukan tidak bertentangan atau melanggar nilai-nilai syariah yang telah
ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan yang dicontohkan oleh sunah Rasulullah
Saw.
Pada prinsipnya poli RM merupakan produsen jasa kesehatan. Poli RM
memproduksi suatu bentuk jasa kesehatan untuk ditawarkan kepada masyarakat
umum yang membutuhkan dengan mendapatkan kompensasi atas jasa kesehatan yang
telah diberikan. Hal ini tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam karena Islam
meperbolehkan umatnya untuk memproduksi atau menghasilkan barang maupun jasa
yang dihalalkan serta tidak memudharatkan orang lain, dan cara-cara dalam
menghasilkannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam
Islam.
Melihat dari Produk poli RM berupa jasa kesehatan untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan, tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam karena
prinsipnya adalah perniagaan atau jual beli. Berikut akan dipaparkan prinsip-prinsip
dari manajemen operasional poli RM yang digunakan dalam menghasilkan jasa
21 Drs.Ek, Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986) hal.32
kesehatan ditinjau dari nilai-nilai Islam yang ada berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah
Rasulullah Saw.
1. Sumber daya manusia
Mengenai sumber daya manusia pada poli RM, ada dua point yang akan
dianalisis oleh penulis yaitu mengenai kemampuan sumber daya manusianya akan
pekerjaan yang mereka jalani dan kemudian tentang sistem pembayaran gaji
kepada masing-masing sumber daya manusia poli RM Rumah Sakit Ananda.
Sumber daya manusia merupakan hal terpenting dalam sebuah badan
usaha. Poli RM merekrut sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan prosedur baku dalam standar operasional pelayanan rehabilitasi
medik. Sumber daya yang ada harus mengerti akan tugas dan tanggung jawab
masing-masing dan menguasai keilmuan mengenai pekerjaan yang mereka jalani.
Poli RM memiliki dua orang dokter spesialis rehabilitasi medik lulusan S2
kedokteran rehabilitasi medik dan enam orang tenaga terapis kesemuanya lulusan
keperawatan dan telah mengikuti pelatihan rehabilitasi medik. Semuanya
merupakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya serta menguasai
pekerjaan mereka dengan dasar keilmuan yang telah mereka dapatkan.
Melihat latar belakang pendidikan dari masing-masing sumber daya
manusianya, maka tentunya mereka sudah mengerti tentang tanggung jawabnya
masing-masing sesuai dengan jabatan yang ditempatinya. Penempatan sumber
daya manusia pada Poli RM sesuai dengan nilai-nilai Islam, karena dalam
penempatannya didasarkan pada konsep objektivitas yaitu bahwa seseorang harus
diberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya bukan karena
faktor-faktor lainnya.
Setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing begitu juga
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh tenaga terapis poli RM. Disamping
menjalankan kewajibannya untuk mengerjakan apa yang telah di amanatkan
kepadanya dalam bentuk pekerjaan sesuai dengan prosedur yang berlaku, setelah
menjalankan tugasnya, maka pemilik poli RM wajib memberikan gaji atau upah
sebagai hak mereka. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa antara pemilik
poli RM dengan tenaga terapisnya memiliki sebuah perjanjian yang diantaranya
mengenai pembayaran upah dengan menggunakan sistem bagi hasil yang dihitung
dari jumlah pasien yang datang untuk melakukan terapi. Persentase bagi hasil ini
berbeda antara fisioterapis, okupasi terapis dan terapis wicara. Dengan pembagian
30% untuk fisioterapis, 25% okupasi terapis dan 25% untuk terapis wicara.
Fisioterapis mendapatkan persentase paling besar dikarenakan fisioterapi
merupakan sumber penghasilan terbesar bagi poli RM bila dibandingkan dengan
terapis wicara dan okupasi terapi, dan jumlah tenaga fisioterapis lebih banyak
dibandingkan dengan okupasi terapis dan terapis wicara. 22
Sistem bagi hasil ini merupakan sebuah nilai plus bagi poli RM, dengan
menggunakan prinsip mudharabah dalam sistem pembayaran gaji tenaga terapis.
Yaitu kerjasama antara pemilik poli RM sebagai orang yang memiliki modal
dengan tenaga terapis orang yang memiliki keahlian untuk melakukan pelayanan
22 Laporan keuangan dan obat periode 26 Agustus – 25 september 2006.
kesehatan rehabilitasi medik dengan pembagian persentase yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak. Dengan begitu pendapatan yang diterima oleh tenaga
terapis sesuai dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh poli RM semakin
besar pendapatan yang diterima semakin besar pula jumlah bagi hasil yang
diterima oleh tenaga terapis. Karena suatu usaha tidak akan selamanya mengalami
keuntungan yang besar adakalanya usaha tersebut hanya mengalami sedikit
keuntungan atau bahkan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.
Penggunaan sistem bagi hasil ini sesuai dengan konsep maksimasi yaitu
dengan menggunakan sistem bagi hasil, karena dengan adanya rasa memiliki
terhadap poliklinik rehabilitasi medik tempat mereka bekerja, akan timbul suatu
usaha untuk bekerja seefektif mungkin dalam melayani pasien, dengan begitu
biaya operasional yang tidak perlu dapat ditekan sekecil mungkin sehingga
menghasilkan pendapatan yang besar tanpa mengurangi kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan.
2. Pelayanan Kesehatan terhadap Pasien
Pembahasan selanjutnya mengenai proses dalam pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Adanya prosedur tetap dalam menangani pasien ditujukan untuk
menghindari kesalahan yang nantinya akan berakibat pada pelayanan itu sendiri
dan dikhawatirkan akan merugikan pasien, dan bila sudah merugikan pasien,
tentunya akan mempengaruhi citra poli RM dan Rumah Sakit Ananda di mata
masyarakat sehingga pasien tidak akan kembali lagi untuk berobat. Bila hal ini
terjadi, hal ini akan banyak sekali menimbulkan kerugian yang akan dialami
diantaranya penurunan jumlah pasien, dan akan lebih merugikan bila pasien
memberikan gugatan atas Poli RM dan Rumah Sakit sebagai tempat bernaungnya
Poli RM.
Untuk itu prosedur mengenai pelayanan kesehatan terhadap pasien harus
diikuti dan dijalankan oleh setiap sumber daya manusia pada Poli RM. Karena
prosedur pelayanan tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
menghasilkan suatu jasa kesehatan yang baik, terpadu dan dapat dipertanggung
jawabkan. Hal ini sesuai surat Al-Isra ayat 36 yang berbunyi
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” ( Al Isra : 36)
Dalam pengamatan penulis selama melakukan observasi mengenai
pelayanan yang diberikan oleh poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda,
penulis melihat bahwa proses dalam melakukan pelayanan sudah mengikuti
standar operasional yang telah ditetapkan yaitu bahwa dalam melayani pasien
sistem yang digunakan adalah sistem satu pintu (One Way System Gate) dimana
keluar masuk pasien dapat diketahui dan diidentifikasi oleh petugas dengan
melihat catatan pasien. Alat-alat yang digunakan merupakan alat-alat terapi
kesehatan semuanya dapat berfungsi normal sesuai dengan kebutuhan. Serta
pelayanan petugas yang ramah kepada pasien, hal ini penulis lihat dari cara
mereka melayani pasien dengan keramah tamahan dan senyum sehingga pasien
lama yang pernah datang ke poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda
merasa senang dengan pelayanan yang diberikan dan kembali lagi bila mereka
membutuhkan pelayanan kesehatan rehabilitasi medik. Kembalinya pasien lama
untuk kembali dapat dilihat pada catatan rekam medik Poli RM RS Ananda23.
Bila pasien mau, mereka bisa saja datang ke Poli RM yang ada di rumah sakit lain
disekitar RS Ananda.
Karena Islam memandang bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-proses didalamnya harus dijalankan dan
diikuti dengan baik dan tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan dan ini
merupakan nilai-nilai dari Islam.24
3. Tarif Pelayanan
Mengenai tarif pelayanan pada poli RM. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya kebijakan untuk menetapkan jumlah tarif pelayanan yang
dibebankan kepada pasien menjadi hak pemilik poli RM itu sendiri. Seorang
pemilik usaha dibolehkan menetapkan harga dari produknya, asalkan harga yang
ditetapkan sesuai dengan konsep keadilan dalam Islam yaitu harga dari produk
sesuai dengan kualitas dari produk tersebut. karena mahal ataupun murah suatu
produk adalah relatif. Suatu tarif bisa dibilang mahal oleh seseorang, tetapi bagi
orang lain tarif tersebut adalah murah. Tarif yang diberlakukan harus berbanding
lurus dengan pelayanan yang dihasilkan.
23 Laporan keuangan dan obat tahunan Poliklinik Rehabilitasi Medik RS Ananda. tahun 2005-
2006. 24 Drs.Ek Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 280
Islam membolehkan umatnya untuk mencari keuntungan dengan cara
perniagaan yang dibolehkan selama dalam perniagaan tersebut tidak menyimpang
dari koridor-koridor yang ditetapkan oleh Allah Swt dan sebagaimana telah
diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Mengenai tarif pelayanan yang ditetapkan oleh Poli RM RS Ananda,
penulis melihat bahwa dalam sosialisasi tarif pelayanan pada Poli RM RS Ananda
sudah cukup. Karena tarif pelayanan ditempel di depan pintu masuk Poli RM RS
Ananda sehingga setiap pasien yang akan masuk dapat mengetahui secara pasti
tentang tarif pelayanan yang akan mereka terima. Ini sesuai dengan ajaran Islam
bahwa dalam melakukan perniagaan harus jelas harga barang/jasa yang akan
diperjual belikan sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan
dengan harga yang diberlakukan.
4. Pengawasan, pelaporan dan evaluasi
Pembahasan selanjutnya mengenai pengawasan dan pelaporan. Maksud
dari pengawasan ialah mengawasi cara kerja dan hasil kerja yang sudah kita
laksanakan serta membandingkannya dengan standar yang sudah kita tetapkan.
Dengan mengawasi cara kerja dah hasil kerja serta bila dibandingkan dengan
standarnya, akan diketahui mutu cara kerja, hasil kerja maupun mutu pekerjanya
apakah sama atau diatas atau dibawah standar.25
25 Drs H M Hasbullah Husin, Manajemen Menurut Islamologi, ( Jakarta: Gema Insani Press,
19970, hal. 517
Pengawasan Pada poli RM tidak berjalan dengan semestinya. dimana
pengawasan seharusnya dilakukan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik, namun
pengawasan ini diwakilkan oleh koordinator sekaligus tenaga fisioterapis.
Sedangkan dokter spesialis hanya menerima laporan-laporan yang diberikan baik
berupa tulisan maupun lisan dari koordinator, dan tidak melakukan cek dan ricek
mengenai laporan dari koordinator dikarenakan kesibukan pemilik dari poli RM.
Sedangkan koordinatorpun juga terbatas waktunya. Koordinator hanya berada di
poli RM sesuai dengan jadwal tugasnya mulai pukul 4 sore hingga 9 malam senin
sampai sabtu, sehingga di luar jam tersebut tidak ada pengawasan sama sekali,
yang ada hanyalah pengawasan dari dalam diri masing-masing tenaga terapis
untuk bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tidak melakukan
penyimpangan-penyimpangan dalam hal pengelolaan Poli RM.
Dalam Islam dikenal adanya pengawasan dari dalam diri sendiri yaitu
pengawasan berdasarkan keimanan seseorang dengan keyakinannya bahwa apa-
apa yang ia kerjakan akan selalu dilihat oleh Allah Swt sehingga ia tidak berani
melakukan kecurangan-kecurangan dalam bentuk apapun karena setiap gerak-
geriknya akan selalu diawasi dan dicatat setiap amal perbuatannya. Selain
pengawasan dari dalam diri sendiri juga harus di tambah dengan pengawasan dari
luar diri berupa sistem yang mengatur ataupun orang yang secara khusus
mengawasi sistem pengawasan tersebut. Sehingga diharapkan tidak ada
penyimpangan.
Melihat dari jenis pelaporan pada poli RM dilakukan hanya ditulis secara
otodidak tidak menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku pada laporan akuntansi
keuangan secara baku. Untuk mengerti laporan tersebut kita harus bertanya
kepada pembuatnya. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi dari pelaporan itu sendiri
untuk mempermudah bagi orang yang berkepentingan terhadap laporan tersebut
(contoh laporan dapat dilihat pada lampiran). Adapun fungsi dari pelaporan itu
sendiri menurut Islam adalah untuk menghilangkan sifat keragu-raguan dan saling
curiga-mencurigai. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya”(Al-Baqarah : 282).
Demikianlah operasional Poli RM pada Rumah Sakit Ananda Bekasi ditinjau
dari pengamatan penulis dikaitkan dengan menggunakan pendekatan manajemen
Islami, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa manajemen opeasional yang
diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda Bekasi sudah
sesuai dengan koridor-koridor yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Al-
Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Walaupun masih ada kekurangan dalam masalah
pengawasan dan pelaporan.
Dari empat aspek yang penulis ungkapkan dari operasional Poli RM RS
Ananda, tiga diantaranya sudah mengikuti koridor yang berlaku dalam Islam
sedangkan dalam pengawasan masih perlu adanya peningkatan dalam pengawasan
sehingga kecurangan-kecurangan yang terjadi dapat dihilangkan. Walaupun dalam
operasionalnya Poli RM RS Ananda lebih Islami, namun mereka merasa tidak perlu
untuk mengubah namanya menjadi Poli RM Islam karena, Poli RM itu sendiri
dibawah naungan RS Ananda sebagai Induk, dan Poli-poli lainnya pada RS Ananda
belum diketahui apakah dalam operasionalnya juga lebih banyak mengikuti koridor
Islam atau tidak, sehingga Poli RM hanya dapat mengikuti kebijakan yang
dikeluarkan oleh RS Ananda. Namun, dalam pengamatan penulis, manajemen
operasional yang diterapkan oleh RS Ananda Bekasi berupaya untuk mengikuti
prinsip-prinsip dalam manajemen Islam diantaranya dari segi pegawai wanita yang
menutup auratnya, pelayanan yang ramah tamah terhadap pasien, pelayanan
kesehatan yang cepat tepat dan amanah, walaupun ada beberapa kekurangan yang
penulis lihat yaitu mengenai tarif dari pelayanan masing-masing poliklinik hanya
ditempel pada poliklinik masing-masing sehingga pasien yang baru datang tidak
dapat mengetahui tarif yang diberlakukan. Tarif baru bisa diketahui setelah mereka
sudah sampai di depan poliklinik yang mereka tuju.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manajemen operasional rehabilitasi medik yang Islami merupakan suatu
prinsip-prinsip dalam pengelolaan sebuah rehabilitasi medik sesuai dengan
nilai-nilai keIslaman dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Sehingga apa yang
dihasilkan diharapkan menjadi sebuah hasil yang halal dan berkah. Karena
produk yang halal jika dalam prosesnya terdapat hal-hal diharamkan, maka
produk tersebut menjadi haram
2. Dalam aplikasi manajemen operasional pada Poli RM sudah cukup memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam hal manajemen operasional yang harus dijalankan
oleh polikllinik rehabilitasi medik sebagai institusi yang bergerak di bidang
jasa kesehatan.
3. Melihat dari manajemen rehabilitasi medik yang sesuai dengan syariah, maka
Poliklinik rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda sudah sesuai dengan
nilai-nilai dalam manajemen operasional dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an
dan al-sunah. Namun masih terdapat kekurangan dalam hal pengawasan dan
pelaporan pada poli RM Rumah Sakit Ananda Bekasi.
SARAN-SARAN
1. Sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan,
maka sudah sepatutnya bagi Poli RM untuk terus meningkatkan pelayanannya
kepada pasien yang datang untuk berobat. Hal ini diperlukan guna
kelangsungan Poli RM itu sendiri agar dapat terus berkembang dan siap untuk
berkompetisi dengan Poli RM lainnya. Tentunya dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang tidak bertentangan dengan syariah.
2. Tidak adanya orang yang benar-benar khusus menangani dalam hal
pengawasan sekaligus pembuat pelaporan keuangan dalam poli RM, sudah
sepatutnya diberikan kepada seseorang yang benar-benar khusus mengawasi
dalam kegiatan operasional dan membuatkan laporan keuangan sesuai dengan
kaidah-kaidah pembukuan yang baik dan akurat. Dan orang yang ditugaskan
haruslah dapat dipercaya dan memiliki dedikasi tinggi dalam pekerjaannya
sehingga poli RM dapat diawasi dengan baik dan benar. Orang tersebut juga
harus memiliki keilmuan yang baik dalam masalah pengawasan dan teori
kemampuan untuk membuat sebuah laporan keuangan sesuai dengan prinsip-
prinsip keuangan syariah. Sehingga dapat menghilangkan sikap kecurigaan
dan keraguan-raguan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qura’anul Karim
Adikoesoemo Suparto Dr, Manajemen Rumah Sakit, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
1997)
Adz Dzahabi Syamsuddin AL Hafizh Al-Imam., Dosa Dosa Besar, diterjemahkan
oleh Baihaqi Syaifuddin, (Jakarta :PT Bungkul Indah 1994)
Al-Husaini Abu Bakar Taqiyuddin Al-Imam, Kifayatul Akhyar, penerjemah Achmad
Zaidun & A. MA’ruf Asrori, ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1997)
Aripiyanti Neni, Evaluasi Efektifitas Media Promosi Untuk Poliklinik Rehabilitasi
Medik Di Rumah Sakit Ananda Bekasi Tahun 2005, (Skripsi Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat (S1) Peminatan Manajemen Rumah Sakit), Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 2005
Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah
Sakit Kelas A, B dan C. (Jakarta:Depkes 1997).
Departemen Kesehatan RI , Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Puskesmas,
(Jakarta: Departemen Kesehatan RI 2002)
Effendy, Drs.Ek, Mochtar Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,
(Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986).
Effendi Rustam, Produksi Dalam Islam. (Jakarta: Magistra Insania Press, 2003)
Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:
Prenada Media, 2005)
Jay Heizer dan Barry Render, Operations Management (Manajemen Operasi),
(Jakarta, Salemba Empat, 2005), Edisi VII
Hafidhuddin KH. DR. Didin, M.Sc, Hendri Tanjung, S.Si.,M.M, Manajemen Syariah
dalam Praktik, (Jakarta:Gema Insani Pres 2003)
Harahap Sofyan, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam,
(Jakarta: FE Trisakti, 1992)
Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Kontemporer, (Jakarta: FE Trisakti
1992), h. 126
HL Syarief, dr, SpRM, Panduan Prosedur Tetap Pelayanan Medis di Instalasi
Rehabilitasi Medik pada Rumah Sakit, Bekasi: 2003,
Husin Hasbullah Drs, H M., Manajemen Menurut Islamologi, ( Jakarta: Gema Insani
Press, 1970)
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (jakarta: UI Press,
1998)
Roger G. Schroeder, Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Suatu
Fungsi Operasi, (Jakarta, Penerbit Erlangga, 1989), Edisi III Jilid I,
Qardawi Yusuf Dr, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta,
Penerbit Rabbani Press, 2001),
Qardhawi Yusuf DR, Norma dan Etika Ekonomi Islam, penerjemah: Zainal Arifin,
LC, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997)
Yusanto Ismail Muhammad dan Widjajakusuma Karebet Muhammad, Manajemen
Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan 2003)
Lampiran - Lampiran
Laporan Keuangan dan obat Poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda
Bekasi tahun 2006
Perjanjian kerja sama Pengelolaan Pelayanan Rehabilitasi Medik Antara Rumah Sakit
Ananda dengan dr.Syarief Hasan Lutfie, SpRM.
Wawancara Pribadi dengan pemillik Poliklinik Rehabilitasi Medik dan Koordinator
Poliklinik Rehabilitasi Medik